• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGANTAR REDAKSI. Mei Redaktur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGANTAR REDAKSI. Mei Redaktur"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

PENGANTAR REDAKSI

Puji syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Waca/Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat-Nya Buletin Udayana Mengabdi Volume 16 Nomor 2 Mei 2017 telah diterbitkan. Edisi ini memuat 31 artikel di bidang pengabdian kepada masyarakat khususnya dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berupa implementasi, penyuluhan dan sosialisasi konsep, model/prototipe, dan alat, yang merupakan hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Desain konsep, model/prototipe dan alat merupakan hasil pemikiran/ide ataupun hasil dari penelitian yang kemudian diimplementasikan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan.

Penghargaan setinggi-tingginya kami haturkan kepada Penyunting, Penulis dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dan penerbitan Buletin Udayana Mengabdi Volume 16 Nomor 2 Mei 2017. Semoga Buletin ini dapat menambah wawasan dibidang keilmuan dan teknologi, dan penerapannya di masyarakat. Untuk meningkatkan mutu baik dari segi isi maupun tampilan, kami harapkan saran dan kritik untuk perbaikan di edisi berikutnya.

Mei 2017 Redaktur

(4)

Buletin Udayana Mengabdi, ISSN: 1412-0925

D A F T A R I S I

KOMPOS, PUPUK CAIR DAN BUDIDAYA TUMPANGSARI SEBAGAI SOLUSI PENANGANAN LIMBAH TERNAK AYAM

1-8

Komariyati and Y. S. K. Dewi

TEKNIK GRAFTING DAN BUDIDAYA HORTIKULTURA PADA

KELOMPOK TANI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI DESA GETASAN- KABUPATEN BADUNG

9-15

I N. Suarsana, I. W. Suardana, I K.M. Budiasa, I P. Sudiarta, I G.Wijana SOSIALISASI POTENSI SUSU FERMENTASI BAGI MASYARAKAT DI DESA PEMPATAN KARANGASEM DAN UPAYA

PENGEMBANGANNYA BERBASIS POTENSI LOKAL

16-20

IN. Suparta, S.A. Lindawati, IW. Sukanata, IN.S. Miwada dan M. Hartawan PENGEMBANGAN KREATIVITAS DAN KEMANDIRIAN

SUBAK MELALUI SINERGITASNYA DENGAN BUMDES DALAM UPAYA MENGHADAPI “MEA”

21-25

I.N.T. Ariana, M. Hartawan, A.A. Oka dan I.N.S. Miwada

PENGUATAN EKSISTENSI SAPI BALI MELALUI PENDEKATAN IPTEKS DAN BERORIENTASI WISATA PEDESAAN

DI DESA SOBANGAN KECAMATAN MENGWI KAB. BADUNG

26-30

Sumiyati, IN.S. Miwada, dan N.L.N. Kebayantini

MENTORING PEMBUATAN LAPORAN DANA KAMPANYE PILKADA

SERENTAK 31-38

Gayatri, N.L. Sari W., N.K. Lely A. dan M. Yeni L.

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM, BUDAYA LOKAL SERTA KULINER KHAS DI DESA NONGAN KARANGASEM BALI

39-46

I.N. Budiarsa, N.P.G. Suardana, I.K. Suarsana

BUDIDAYA IKAN BAWAL DI DESA PLOSO KUNING 47-53

A. Armadyah, T. Susanto, H. Palguna

PEMBERIAN KEGIATAN MINDFULNESS PADA ANAK PANTI

ASUHAN

54-57

P.N. Widiasavitri, M.D. Lestari, L.M.K.S. Suarya, I.M. Rustika

(5)

Buletin Udayana Mengabdi, ISSN: 1412-0925

BERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PER KAPITA DAN PELESTARIAN EKOSISTEM LAUT DI DESA BONDALEM KECAMATAN TEJAKULA KABUPATEN BULELENG

58-63

L. Paramita, I.P.Suparthana, dan N.M.Yudantini

PENGAWETAN RAMAH LINGKUNGAN PADA USAHA BAMBU TRADISIONAL BERORIENTASI EKSPOR DI DESA BELEGA GIANYAR

64-70

IM. Sutha Negara, IN. Simpen, dan G.M. Arya Sasmita

PELATIHAN PENGENDALIAN ARUS SISA LISTRIK SESUAI

PERSYARATAN UMUM INSTALASI LISTRIK DI DESA MELINGGIH PAYANGAN-GIANYAR

71-75

A.A. Ngurah Amrita, A. Ibi Weking, W. G. Ariastina, G. Sukadarmika PENINGKATAN PEMERATAAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI DUSUN KAJA-KAUH DESA SUDAJI DENGAN PENERAPAN TANGKI PELEPAS TEKAN

76-81

M. Suarda, I G.N.O. Suputra, I K.G. Wirawan, I N. Suweden dan M. Sucipta

PELATIHAN HIDROPONIK DI SMAN 1 DENPASAR, BALI 82-86

M. Pharmawati, N. N. Wirasiti, I.G.A.S. Wahyuni, R. Kawuri

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING SISWA SD

ADHI MEKAR INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS EKSPLORASI

87-92

I. Harini, I G.S. Astawa, N.W. Sudatri, I G.A.P. Adnyana dan I M. Widiartha SOSIALISASI PROGRAM IBM-PEMANFAATAN ENERGI

TERBARUKAN (SOLAR CELL) UNTUK FASILITAS UMUM MASYARAKAT PEDESAAN

93-99

L. Jasa, I.P. Ardana, dan A.I. Weking

MERANCANG LEMBAGA PEMASYARAKATAN KEROBOKAN DENPASAR SEBAGAI DAYA TARIK WISATA

100-106

P. Kusumasanjiwani, I G.A.O. Mahagangga, L.P.K. Pujani, I P. Anom, dan S. Nugroho

PENINGKATAN EFEKTIFITAS PEMELIHARAAN SAPI BALI MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI PETERNAKAN PADA PUSAT PEMBIBITAN SAPI

107-113

I.N.K. Besung, N.K. Suwiti, I.G.K. Suarjana, P. Suastika, N.N. Suryani

(6)

Buletin Udayana Mengabdi, ISSN: 1412-0925

STUDI PENINGKATAN PENGETAHUAN GURU MENGENAI SITASI

DALAM PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH UNTUK MEMINIMALKAN PLAGIARISM

114-119

K. Sari, D. P. E. Nilakusmawati, N. K. T. Tastrawati, L. G. Astuti, I. N. Widana MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA PAKET B DAN C DI PKBM MENTARI FAJAR MELALUI PELATIHAN PERANGKAT LUNAK PERKANTORAN

120-125

W. Sumarjaya, M. Joni, N. N. Rupiasih, dan J. Sibarani

SOSIALISASI PENYAKIT ZOONOSIS ESCHERICHIA COLI O157:H7 SERTA

PELAYANAN KESEHATAN SAPI DI DUSUN LAMPU DESA CATUR KINTAMANI BANGLI

126-132

I W. Suardana, I.B.N. Swacita, I.N. Suartha, I G.N. Sudisma, M.D. Rudyanto, I.G.M. Krisna Erawan, I.N. Suarsana, I.W. Batan, P.A. Sisyawati Putriningsih, T. Sari Nindia, A.L.T. Rompis, I.N. Mantik Astawa, K. Karang Agustina, I.H. Utama, I.G.A. Suartini, I.M. Sukada, I.K. Suada, A.A.A. Mirah Adi

PELATIHAN PENGOLAHAN PRODUK BUAH MANGROVE UNTUK

MENDUKUNG PENGEMBANGAN NUSA LEMBONGAN SEBAGAI DESTINASI WISATA

133-137

I.W. Arthana, I.W. Restu, A.P. W. K. Dewi, M.A. Pratiwi, R. Ekawaty, Widiastuti, dan K.W. Negara

INTENSIFIKASI LAHAN PERTANIAN MENGGUNAKAN AIR BAWAH TANAH (RENCANA PROYEK PERCONTOHAN DI SUBAK SAYEHAN

JASRI KARANGASEM)

138-143

I N. Simpen, N. N. Ratini, I M. S. Wibawa, I. B. M. Suryatika PENERAPAN SISTEM INFORMASI DESA DAN KAWASAN DI KABUPATEN KLUNGKUNG

144-149

I. M. O. Widyantara, Linawati, I. P. A. Mertasana, dan W. Setiawan PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELOMPOK WANITA TANI BANJAR PILING DALAM PEMBUATAN KRIPIK TALAS

MENGGUNAKAN MESIN PEMOTONG UMBI

150-156

I.M. Astika, I.W.B. Adnyana, I.P. Lokantara, I.G.K. Dwijana

PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK SEBAGAI BAHAN BAKU BIOGAS PADA SIMANTRI 543 DI KECAMATAN RENDANG

157-161

I K. G. Wirawan, I K.G. Sugita, M. Suarda, I K. A. Atmika

PEMBERDAYAAN UMKM JASA AKOMODASI WISATA DI UBUD SEBAGAI DAERAH WISATA DENGAN PENERAPAN E-COMMERCE MELALUI SITUS PORTAL PARIWISATA

162-167

I.G.A.G.A. Kadyanan, A. Muliantara, I.M. Widiartha, I.B.M. Mahendra

(7)

Buletin Udayana Mengabdi, ISSN: 1412-0925

PENERAPAN MESIN PENGEPRES KRUPUK PADA INDUSTRI KECIL KRUPUK CACING

168-171

I.K.A. Atmika, S.P.G. Gunawan Tista, I.D.G.A. Subagia

PENATAAN PURA DESA WONOREJO KECAMATAN SILIR AGUNG KABUPATEN BANYUWANGI JAWA TIMUR

172-178

I.N. Susanta, I.N. Lanus, N.M. Swanendri, I.W.Y. Manik PELATIHAN BUDIDAYA CACING Lumbricus Rubellus

SEBAGAI ALTERNATIF PAKAN LELE BERPROTEIN TINGGI PADA PEMBUDIDAYA LELE DI KEC. ABIANSEMAL, KAB. BADUNG

179-183

N.M. Ernawati, P.G.S. Julyantoro, E.W. Suryaningtyas, A.H.W. Sari, G.R.A. Kartika, S.A. Saraswati, D.A.A. Pebriani

RANCANG BANGUN ALAT BIO KOMPOSTER DIGESTER 184-189

I.G.N.N. Santhiarsa, I.G.B. Suryada, I.K.Wijaya

(8)

BULETIN UDAYANA MENGAB, VOLUME 16 NO. 2, MEI 2017

SOSIALISASI PENYAKIT ZOONOSIS ESCHERICHIA COLIO157:H7 SERTA PELAYANAN KESEHATAN SAPI DI DUSUN LAMPU DESA CATUR KINTAMANI

BANGLI

I W. Suardana1, I.B.N. Swacita, I.N. Suartha, I G.N. Sudisma2, M.D. Rudyanto, I.G.M. Krisna Erawan, I.N. Suarsana, I.W. Batan, P.A. Sisyawati Putriningsih, T. Sari Nindia, A.L.T.

Rompis, I.N. Mantik Astawa, K. Karang Agustina, I.H. Utama, I.G.A. Suartini, I.M. Sukada, I.K. Suada, A.A.A. Mirah Adi

ABSTRAK

Ternak sapi yang menderita diare berpeluang besar untuk ditemukan adanya agen zoonosis E. coliO157:H7 mengingat sapi sebagai reservoir utama dari agen tersebut.Transmisi penularan strain bakteri ini ke manusia umumnya terjadi melalui konsumsi daging yang kurang dimasak, produk susu yang tidak dipasteurisasi, air yang terkontaminasi feses. Dusun Lampu sebagai salah satu Dusun di Desa Catur merupakan salah satu daerah potensial untuk pengembangan ternak khususnya sapi sehingga menjadikan program pelayanan kesehatan di wilayah tersebut sangat potensial untuk dilakukan. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat berupa sosialisasi penyakit zoonosis E. coliO157:H7 serta pelayanan kesehatan ternak sapi di Dusun ini, memperlihatkan respon positif yang dicirikan dengan cukup banyaknya jumlah ternak yang memperoleh pelayanan yaitu sejumlah 65 ekor sapi dari 35 petani ternak. Jenis pelayanan yang dilakukan meliputi tindakan sprayingatau pemberian butox terhadap semua ternak sapi yaitu 65 ekor (100%), disusul dengan pemberian vitamin pada 52 ekor (80%), pemberian obat cacing sebanyak 39 ekor (60%), serta pemberian delladryl pada 1 ekor sapi (1,5%). Hasil ini mengindikasikan bahwa program pengabdian yang dilakukan cukup efektif dapat menyentuh kebutuhan dasar petani ternak, sehingga benar-benar dapat dirasakan manfaatnya.

Kata kunci :pelayanan kesehatan hewan, sapi bali, Dusun Lampu, Desa Catur

ABSTRACT

Cattle suffering from diarrhea has great opportunity to reveal any zoonotic agent of E. coli O157:H7, according to cattle as the main reservoir of those agent. The transmission of bacterial strains to humans occurs mainly through consumption of meat with less cooked, unpasteurized dairy products, water contaminated with feces. Lampu sub-village as one of the area in the Catur village are known potentially for developing of livestock especially cattle. Its condition contribute to success of this program. The results of community service activities with theme “socialization of zoonotic disease E. coli O157:H7 and health care of cattle in this village, showed a positive response which is characterized by fairly large number of livestock which receive services as many as 65 cattles originated from 35 livestock farmers. The type of services performed including: spraying or giving butox of all cattle is 65 heads (100%), followed by administration of vitamin on 52 heads (80%),

1

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, Email: wayan_suardana@unud.ac.id 2

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, Email: sudisma@unud.ac.id

126

(9)

I W. Suardana1, I.B.N. Swacita, I.N. Suartha, I G.N. Sudisma1, M.D. Rudyanto, I.G.M. Krisna Erawan, I.N. Suarsana, I.W. Batan, P.A. Sisyawati Putriningsih, T. Sari Nindia, A.L.T. Rompis, I.N. Mantik Astawa, K. Karang Agustina, I.H. Utama, I.G.A. Suartini, I.M. Sukada, I.K. Suada, A.A.A. Mirah Adi

anthelmetic on 39 heads (60%), as well as delladryl on 1 head (1.5%). These results indicated the activity performed was effectively to touch the basic needs of livestock farmers, so that it was really benefits for the farmers

Keywords :Animals health services, Bali cattle, Lampu sub-village, Catur village

1. PENDAHULUAN

Desa Catur sebagai salah satu wilayah di Kecamatan Kintamani-Bangli, merupakan salah satu wilayah potensial untuk pengembangan sektor pertanian khususnya untuk sub-sektor peternakan. Wilayah Desa Catur berbatasan sebelah Utara dengan Desa Pengejaran (Bangli), sebelah Selatan dengan Desa Belok Sidan (Badung), sebelah Barat dengan Desa Tambakan (Buleleng) dan sebelah Timur dengan Desa Batukaang (Bangli). Sebagian besar wilayah Desa Catur terdiri dari tanah tegalan dengan tanaman kopi dan jeruk sebagai tanaman utama. Dari data yang ada, luas wilayah Desa Catur 746 Ha yang terbagi menjadi tegalan seluas 630,25 Ha, perkebunan rakyat seluas 320 Ha dan hutan seluas 60 Ha. Desa ini merupakan salah satu daerah yang memiliki tanah yang subur, sehingga tidak dapat dipungkiri lagi bahwa daerah ini merupakan salah satu daerah pertanian dan perkebunan terluas di Bangli (Anon, 2011).

Desa Catur terdiri atas 3 Banjar / Dusun yaitu: Dusun Mungsengan, Dusun Catur, dan Dusun Lampu. Jumlah penduduk keseluruhannya sebesar 2.044 jiwa atau 529 kepala keluarga dengan rincian 1044 laki dan 1000 perempuan. Dari jumlah orang produktif yang terdata, mata pencaharian terbesar sebagai peternak (Anon, 2011). Desa Catur ynng terletak pada ketinggian wilayah 1250 m dari permukaan laut, dengan suhu rata rata harian 20oC sangat mendukung untuk pengembangan sektor pertanian dalam arti luas yaitu sektor perkebunan dan sektor peternakan khususnya ternak sapi dan babi (Anon, 2011).

Berdasarkan data Profil Desa Catur, di Dusun Lampu terdapat jumlah sapi yang cukup banyak yaitu sekitar 200 ekor. Di dusun Lampu juga terdapat Gabungan kelompok tani (Gopaktan) Satya Wikrama yang beranggotakan 20 orang petani dengan jumlah sapi sebanyak 30 ekor. Disamping Gopaktan, di Dusun Lampu juga terdapat Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yaitu KUBE I dan KUBE II.

Hasil komunikasi pribadi dengan I Wayan Wijana (ketua Gopaktan Satya Wikrama), dijelaskan bahwa selama 2 tahun terakhir ini hampir tidak pernah dilakukan kegiatan pelayanan kesehatan ternak berupa pengabdian masyarakat. Ternak yang dipelihara banyak mengalami kekurusan, bulu kusam, diare serta berlanjut pada kematian ternak. Disisi lain, berdasarkan atas kajian peneliti ditemukan bahwa pada ternak sapi yang menderita diare berpeluang besar untuk ditemukan adanya agen zoonosis E. coliO157:H7 mengingat sapi sebagai reservoir utama dari agen tersebut (Blanco

et al.,2004 dalam Rey et al.,2006).

Transmisi penularan strain bakteri ini ke manusia umumnya terjadi melalui konsumsi daging yang kurang dimasak, produk susu yang tidak dipasteurisasi, air yang terkontaminasi feses, disamping juga transmisi dari orang ke orang juga pernah dilaporkan (Karmali, 1989 dalam Rey et al.,2006). Infeksi telah didokumentasikan terjadi pada orang setelah mengunjungi kebun binatang, peternakan sapi perah, atau tempat penampungan yang sebelumnya merupakan tempat sapi untuk merumput (Johnson et al.,1999: Heuvelink et al.,2002). Hasil penelitian Suardana et al., (2007) menemukan 5 dari 89 (5,62%) sampel daging sapi ditemukan positif E. coli O157:H7, sedangkan isolasi terhadap 76 sampel feses manusia hanya menemukan 1 sampel atau 1,3% (Suardana et al., 2008). Kajian terhadap toksin yang dihasilkan oleh strain E. coliini menemukan 3 dari 7 isolat E.

(10)

SOSIALISAI PENYAKIT ZOONOSIS ESCHERICHIA COLI O157:H7 SERTA PELAYANAN KESEHATAN SAPI DI DUSUN LAMPU DESA CATUR KINTAMANI BANGLI

coli O157:H7 yang diuji ditemukan positif memproduksi toksin VT1 (Stx1) dan VT2 (Stx2), dan hanya 1 isolat yang diketahui memproduksi toksin VT2 (Stx2) (Suardana et al.,2009).

Sampai saat ini belum diketahui pengobatan terhadap infeksi oleh EHEC (E. coli O157:H7) (Glodwater and Bettelhim, 2012). Perlakuan terhadap kasus infeksi oleh bakteri ini umumnya hanya bersifat suportif dan disarankan untuk pemberian cairan infus dan diet lunak.

Bertitik tolak dari permaslahan tersebut, tentunya upaya pengabdian pada masyarakat dalam bentuk penyuluhan mengenai bahaya dan langkah langkah preventif terhadap penularan penyakit zoonosis

E. coli O157:H7 serta kegiatan pelayanan kesehatan pada ternak sapi sangat didambakan oleh

masyarakat Dusun Lampu. Pada akhir kegiatan diharapkan dapat merubah persepsi dan meningkatkan kewaspadaan masyarakat tentang penyakit zoonosis E. coliO157:H7 sekaligus dapat meringankan beban masyarakat berupa pembiayaan untuk pengobatan ternak sakit.

2. METODE PELAKSANAAN

Kerangka pemecahan masalah yang ditawarkan dalam kegiatan ini adalah: Penyuluhan: Dalam penyuluhan ini ditekankan standar pemeliharaan ternak sapi yang baik, tindakan pencegahan (preventif) dan tindakan medis yang mesti dilakukan terhadap ternak yang sakit. Disamping materi tersebut juga ditambahkan materi mengenai tindakan sanitasi dan hygiene dalam upaya pencegahan penularan penyakit zoonosis E. coli O157:H7; Pelayanan Spraying dan Vaksinasi Masal: Dalam pelayanan spraying dan vaksinasi ini diupayakan agar cakupan spraying dan vaksinasi mendekati 100% dari total populasi sapi yang ada, dan Pelayanan Pengobatan: Pelayanan pengobatan yang dimaksud adalah bersifat spesifik terhadap masing-masing ternak sesuai dengan jenis kasusnya.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian masyarakat “Sosialisasi Penyakit Zoonosis Escherichia coliO157:H7 serta Pelayanan Kesehatan Sapi di Dusun Lampu Desa Catur Kintamani Bangli mendapatkan respon sangat positif, yang ditunjukkan oleh sikap antusias dari masyarakat petani ternak. Respon positif terlihat dari kesiapan masyarakat untuk menunggu petugas datang di kandang-kandang ternaknya. Disamping terlihat dari banyaknya pertanyaan seputar penyakit zoonosis E. coli O157:H7 serta masalah kesehatan ternak yang ditanyai oleh petani ternak, kegiatan pengabdian yang dihadiri oleh Kepala Desa Catur itu (Gambar 1) berhasil memberikan pelayanan kesehatan ternak dengan jumlah yang cukup banyak.

Gambar 1. Suasana sosialisasi penyakit zoonosis Escherichia coliO157:H7 di Dusun Lampu yang dihadiri

Kepala Desa Catur

(11)

I W. Suardana1, I.B.N. Swacita, I.N. Suartha, I G.N. Sudisma1, M.D. Rudyanto, I.G.M. Krisna Erawan, I.N. Suarsana, I.W. Batan, P.A. Sisyawati Putriningsih, T. Sari Nindia, A.L.T. Rompis, I.N. Mantik Astawa, K. Karang Agustina, I.H. Utama, I.G.A. Suartini, I.M. Sukada, I.K. Suada, A.A.A. Mirah Adi

Data nama peternak yang menghadiri kegiatan sosialisasi sekaligus sebagai pemilik ternak dengan jumlah ternaknya yang dilayani serta jenis pelayanan yang diperoleh seperti terangkum pada Tabel 1.

Tabel 1. Daftar Petani Ternak dengan Jumlah Ternak dan Jenis Pelayanan Kesehatan ternak di Dusun

Lampu, Desa Catur, Kintamani Bali.

No Nama Pemilik Jenis Ternak Jml Jenis Pelayanan

1. I Made Kerta Yasa Sapi betina 2 Vitamin, obat cacing, butox

2. I Made Ardana Sapi betina 2 Vitamin, obat cacing

3. Komang Winata Sapi betina 1 Vitamin, obat cacing

4 I Wayan Pariasa Sapi betina 1 Vitamin, obat cacing 5. I Wayan Sukadana Yasa Sapi Betina 1 Vitamin, obat cacing, butox

6. I Made Widiana Sapi Betina 1 Vitamin, obat cacing

7. M. Suandana Sapi betina 1 Vitamin, obat cacing

8. I Wayan Wartawan Sapi Betina 1 Vitamin, obat cacing, butox 9. I Wayan Rata Yasa Sapi Betina 2 Vitamin, obat cacing

10 I Made Suartana Sapi Jantan 1 Vitamin, obat cacing, Gusanex, duradryl

11 Ni Made Yarsi Sapi Jantan, 3 Vitamin, obat cacing, butox 12 I Komang Budarata Sapi Betina 2 Vitamin, obat cacing 13 I Wayan Sukedana Sapi Betina 2 Vitamin, obat cacing

14 I Komang Budarnata Sapi Jantan 1 Vitamin

15 I Ketut Labek Sapi Jantan 2 Vitamin, obat cacing

16 Gusti Komang Budarata Sapi jantan 2 Vitamin, butox

17 Made Kantun Sapi jantan 4 Vitamin, obat cacing, butox

18 Komang Asak Sapi jantan 3 Vitamin, obat cacing, butox

19 Nengah Rastika Yasa Sapi betina 3 Vitamin, butox

20 Ni Wayan Sukerti Sapi jantan 2 Vitamin

21 Nengah Suandana Sapi jantan 2 Vitamin

21 Nengah Senteri Sapi jantan 3 Vitamin

22 Made Rante Sapi jantan 2 Vitamin, obat cacing, butok

23 I.Gst Ng. Subawa Sapi betina 2 Obat cacing, butok

24 Wayan Sugita Sapi betina 3 Obat cacing, butok

25 Wayan Loka Sapi jantan 2 Vitamin, obat cacing

26 Made Suara Sapi jantan 1 Vitamin, obat cacing,

27 Made Kutil Sapi jantan 2 Vitamin

28 Komang Redata Sapi betina 4 Antibiotik

29 Ketut Selamat Sapi betina 1 Antibiotik

30 Ketut Kana Sapi betina 1 Antibiotik

31 Putu Dana Sapi betina 1 Antibiotik

32 Wayan Wartawan Sapi betina 1 Antibiotik

33 Ketut Seneng Sapi betina 3 Antibiotik, vitamin

34 Putu Sutana Sapi jantan 1 Vitamin

35 Wayan Wana Sapi betina 1 Vitamin

Jumlah 65 ekor Sapi

Dari Tabel 1 terlihat bahwa sejumlah 65 ekor sapi berhasil diberikan pelayanan kesehatan dengan melibatkan 35 petani ternak. Gambaran mengenai jumlah dan jenis pelayanan kesehatan yang dilaksanakan secara ringkas seperti tersaji pada Gambar 2.

(12)

SOSIALISAI PENYAKIT ZOONOSIS ESCHERICHIA COLI O157:H7 SERTA PELAYANAN KESEHATAN SAPI DI DUSUN LAMPU DESA CATUR KINTAMANI BANGLI

Gambar 2.Jenis Pelayanan Kesehatan Sapi di Dusun Lampu, Desa Catur, Kintamani Bangli

Dari Gambar 2 terlihat bahwa pelayanan tindakan spraying dilakukan terhadap semua ternak sapi yang didatangi yaitu 65 ekor (100%), disusul dengan pemberian vitamin pada 52 ekor (80%), pemberian obat cacing pada 39 ekor (60%) dan pemberian pengobatan hanya 1 ekor (1,5%).

Didasarkan atas jumlah dan jenis pelayanan yang ditampilkan pada Gambar 1, mencerminkan bahwa tindakan sprayingmerupakan tindakan yang paling banyak dimanfaatkan oleh petani ternak didalam pemeliharaan ternak sapinya. Antusias sikap masyarakat untuk memperoleh pelayanan

spraying berupa pemerian butox seiring dengan banyaknya pertanyaan terkait dengan masalah

insekta (lalat dan nyamuk) yang sering menggangu ternak di wilayah tersebut. Antusias petani ternak terlebih lagi setelah penyaji menyampaikan bahwa gangguan yang muncul berupa banyaknya ternak yang dipelihara menderita demam tiga hari atau bovine ephimeral fever (BEF) ternyata disebabkan oleh virus dengan perantaraan gigitan nyamuk. Batan (2006) menyebutkan bahwa bovine ephimeral fever (BEF) merupakan penyakit viral infeksius noncontagius dengan perantaraan arthropoda yang menyerang sapi dan kerbau dengan gejala demam singkat, depresi, kekakuan, radang jaringan mesodermal, dan kepincangan. Virus penyebab BEF ada 4 serotipe yaitu: DDP63, CSIRO368, DDP61 dan FUK11. Virus ini tergolong arbovirus karena memerlukan perantaraan gigitan serangga untuk penyebarannya.

Pemberian vitamin, spraying, dan obat cacing yang dilakukan sejalan dengan tindakan Dinas terkait (Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan) Kabupaten Bangli ketika terselengaranya kegiatan Pelayanan Kesehatan, sedangkan tindakan pemberian obat-obatan delladryl merupakan tindakan insidental yang biasanya di layani oleh Petugas Dokter Hewan sesuai dengan jenis kasusnya.

Pemberian vitamin dan obat cacing umumnya diberikan pada sapi-sapi dengan gejala bulu kusam dan kering, perut buncit, nafsu makan kurang, yang mana pada umumnya diderita oleh ternak sapi umur muda (kurang dari 6 bulan). Pemberian tidakan medis berupa pengobatan dengan delladryl, dalam hal ini ditujukan untuk sapi sapi yang menderita penyakit gatal gatal atau menderita demodekosis. Batan (2006) menyatakan pada sapi Bali sering ditemukan adanya cacing terutama dari jenis Toxocara vitulorum atau Neoascaris vitulorum. Sapi muda atau pedet yang menderita kecacingan ini ditandai dengan penampilan pedet nampak lusuh, bulunya kasar, kusam dan kotor. Diamping dari jenis cacing Toxocara tadi, jenis cacing hati (Fascioliasis) juga sering ditemukan pada sapi Bali.

(13)

I W. Suardana1, I.B.N. Swacita, I.N. Suartha, I G.N. Sudisma1, M.D. Rudyanto, I.G.M. Krisna Erawan, I.N. Suarsana, I.W. Batan, P.A. Sisyawati Putriningsih, T. Sari Nindia, A.L.T. Rompis, I.N. Mantik Astawa, K. Karang Agustina, I.H. Utama, I.G.A. Suartini, I.M. Sukada, I.K. Suada, A.A.A. Mirah Adi

Kegiatan penyuluhan tentang bahaya zoonosis dari infeksi E. coli O157:H7 juga mendapatkan respon positif dari petani ternak. Masyarakat petani ternak merasa sadar akan pentingnya tindakan sanitasi dan higiene dalam pemeliharaan ternak sapi, karena baru terbuka wawasannya tentang bahaya yang ditimbukan oleh infeksi E. coli O157:H7 sebagaimana kajian kajian peneliti sebelumnya. Penelitian yang dilakukan Suardana et al., tahun 2005 menemukan prevalensi E. coli O157:H7 pada feses sapi sebesar 7,61%. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya korelasi positif antara ditemukannya E. colidengan kehadiran E. colipatogen E. coliO157:H7 (Suardana et al., 2005). Identifikasi terhadap dihasilkannya toksin dari isolat E. coli O157:H7 asal feses sapi juga dibuktikan oleh Suardana et al.,tahun 2006. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa 3 dari 7 isolat positif memproduksi toksin VT1 (Stx1) dan VT2 (Stx2) sedangkan 1 isolat hanya memproduksi toksin VT2 (Stx2), sedangkan 3 isolat lainnya negatif (Suardana et al., 2006: Suardana et al.,2009).

Bertitik tolak dari sejumlah sapi yang mendapatkan pelayanan kesehatan serta memperhatikan sikap antusias dari petani ternak, pada prinsipnya masyarakat Dusun Lampu Desa Catur, Kecamatan Kintamani-Bangli sangat berterima kasih kepada pihak Lembaga Pengabdian Masyarakat Unud, serta mengharapkan sekali program serupa untuk dilaksanakannya kembali dikemudian hari.

4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan atas hasil kegiatan maka dapat disimpulkan bahwa program pelayanan kesehatan ternak sapi direspon positif oleh petani ternak Dusun Lampu Desa Catur yang ditandai dengan cukup banyaknya masyarakat yang mendapatkan pelayanan kesehatan ternak yaitu 35 petani ternak dengan 65 ekor sapi.

Jenis pelayanan yang dilakukan meliputi: tindakan sprayingatau pemberian butox terhadap semua ternak sapi yaitu 65 ekor (100%), disusul dengan pemberian vitamin pada 52 ekor (80%), pemberian obat cacing sebanyak 39 ekor (60%), serta pemberian delladryl pada 1 ekor sapi (1,5%).

4.2.Saran

Memperhatikan antuias masyarakat dan berdasarkan atas masukan dari Kepala Desa Catur, maka disarankan kepada pihak Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Udayana, untuk dapat mengalokasikan dana pengabdiannya untuk pelaksanaan program yang sama dikemudian hari, serta sedapat mungkin untuk diperluas pada ternak selain sapi.

UCAPAN TERIMAKASIH

Dengan terlaksananya Pengabdian pada Masyarakat ini, kami mengucapkan banyak-banyak tarima kasih lepada pihak LPPM Unud atas bantuan dananya melalui Dana DIPA PNBP Universitas Udayana dengan Surat Perjanjian nomor 640-98/ UN.14.2/PKM.01.03/2016, tanggal 5 Juni 2016, serta Bapak-bapak dan Ibu Dosen FKH Unud atas partisipasinya dalam kegiatan ini.

(14)

SOSIALISAI PENYAKIT ZOONOSIS ESCHERICHIA COLI O157:H7 SERTA PELAYANAN KESEHATAN SAPI DI DUSUN LAMPU DESA CATUR KINTAMANI BANGLI

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous (2011). Profil Desa Catur Tahun 2011. Departemen Dalam Negeri. Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

Batan.I W. (2006). Sapi Bali dan Penyakitnya. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.

Goldwater P. N., and Bettelheim K. A. (2012). Treatment of Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC) Infection and Hemolytic Syndrome (HUS). BMC Medicine. 10 (12): 1-8.

Heuvelink , A.E, van Heerwaarden, C,. Zwartkruis-Nahuis, J.T., van Oosterom, R., Edink, K., van Duynhoven, Y.T., and de Boer E. (2002). Escherichia coli O157 Infection Associated with a Petting Zoo. Epidemiol infect. 129:295-302

Johnson, R.P., Wilson, J.B., Michel, P., Rahn, K., Renwick, S.A., Gyles, C.L., and Spika, J.S. (1999). Human Infectoion with Verotoxigenic Escherichia coli Associated with exposure to Farms and Rural Enviroments. In: Stewart CS, Flints HJ, editors. Escherichia coli O157 in farm AQnimals. CABI Publishing; Wallingford, U.K; Pp. 147-217.

Rey, J., Sanchez, S., Blanco, J.E., Hermoso de Mendoza, J., Hermoso de Medoza, M., Garcia, A., Gil, C., Tejero, N., Rubio, R., and Alonso, J.M., (2006). Prevalence, serotypes and virulence genes of Shiga toxin-producing E. coli isolated from ovine and caprine milk and other dairy products in spain. Inter. J. Food Microbiol. 107:212-217.

Suardana, I.W., N.L.K.Ayu Ratnawati, B.Sumiarto dan D.W.Lukman. (2005). Identifikasi Escherichia coli O157 :H7 dan Shiga Toxin Escherichia coli (STEC) pada Daging, Feces Hewan dan Feces Manusia di Kabupaten Badung Propinsi Bali. Laporan Penelitian Hibah Pekerti (Tahap I). Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan Penelitian Nomor : 046/SPPP/PP/DP3M/IV/2005 Tanggal 11 April 2005.

Suardana, I.W., N.L.K.Ayu Ratnawati, B.Sumiarto dan D.W.Lukman. (2006). Identifikasi Escherichia coli O157 :H7 dan Shiga Toxin Escherichia coli (STEC) pada Daging, Feces Hewan dan Feces Manusia di Kabupaten Badung Propinsi Bali. Laporan Penelitian Hibah Pekerti (Tahap II). Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan Penelitian Nomor :027/SP3/PP/DP2M/II/2006 Tanggal 01 Pebruari 2006.

Suardana, I.W., Sumiarto, B., dan Lukman , D.W., (2007). Isolasi dan identifikasi E. coli O157:H7 pada daging sapi di Kabupaten Badung Provinsi Bali.J. Vet. 8(1):16-23.

Suardana, I.W., Ayu Ratnawati, N.L.K., Sumiarto, B., dan Lukman, D.W., (2008). Deteksi keterkaitan keberadaan coliform, E. coli dengan keberadaan agen zoonosis E. coli O157 dan E. coliO157:H7 pada feses manusia di Kabupaten Badung Provinsi Bali. Medicina. 39(3):215-219.

Suardana, I.W., Krisna Erawan, I.G., Sumiarto, B., dan Lukman, D.W., (2009). Deteksi produksi toksin Stx-1 dan Stx-2 dari E. coli O157:H7 isolat feses dan daging sapi. J. Vet.10(4): 189-193.

(15)

Gambar

Gambar 1. Suasana sosialisasi penyakit zoonosis Escherichia coli O157:H7 di Dusun Lampu yang dihadiri  Kepala Desa Catur
Tabel  1.  Daftar  Petani  Ternak  dengan  Jumlah  Ternak  dan  Jenis  Pelayanan  Kesehatan  ternak  di  Dusun  Lampu, Desa Catur, Kintamani Bali.
Gambar 2. Jenis Pelayanan Kesehatan Sapi di Dusun Lampu, Desa Catur, Kintamani Bangli

Referensi

Dokumen terkait

Pada Tabel 5.7 diketahui bahwa nilai rata-rata dimensi rancangan korporat sebesar 3.98 ini diperoleh dari dua indicator yaitu :.. 1) Berdasarkan pertanyaan no 13 mengenai

Analisa untuk semua pemeriksaan yang terdapat pada body preparation adalah pengambilan sampel telah dilakukan dengan baik melebihi standar yang ditetapkan oleh

untuk memberikan bantuan teknis dan dukungan terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab para bawahan. Sikap atasan juga berpengaruh terhadap kepuasan karyawan.

Berdasarkan hal tersebut penulis membuat aplikasi sistem informasi tentang panduan untuk tahapan pendaftaran dan seleksi calon taruna polisi berbasis

Pengembangan web services untuk setiap SKPD adalah dimulai dari membuat semua fungsi (berupa web method) yang dapat digunakan untuk mengakses dan mengolah

Ammet4as Kunthi Rachmadhini K88113 A

Disini penulis tertarik dengan desa Tanipah karena walaupun masyarakatnya orang-orang desa dengan pendidikan yang tidak terlalu tinggi dan bekerja sebagai petani,

Dari penjelasan di atas, secara umum tampak bahwa penerimaan ekspor hasil produk industri kehutanan yang berorientasi kayu cenderung mengalami penurunan, seiring dengan