• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alih fungsi lahan dari rencana perumahan menjadi rumah sakit perspektif maslahah mursalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Alih fungsi lahan dari rencana perumahan menjadi rumah sakit perspektif maslahah mursalah"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)ALIH FUNGSI TANAH DARI RENCANA PERUMAHAN MENJADI RUMAH SAKIT PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH. SKRIPSI. Oleh : Mitsnein Luthfie Endry Primyas ( 12220022). JURUSAN HUKUM BISNIS SYARIAH FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2016. i.

(2) ii.

(3) iii.

(4) iv.

(5) v.

(6) MOTTO. ٍ ‫الَّ ِذي خلَق سبع ََساو‬ ‫الر ْْحَ ِن ِم ْن تَ َف ُاو ٍت‬ َّ ‫ات ِطبَاقًا َما تَ َرى ِِف َخْل ِق‬ َ َ َ َْ َ َ ِ‫فَار‬ ‫صَر َه ْل تَ َرى ِم ْن فُطُوٍر‬ ‫ب‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ع‬ ‫ج‬ ْ ِ ََ ْ Artinya : Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? ( Q.S. Al-Mulk Ayat:3 ). vi.

(7) KATA PENGANTAR. ‫الرحيم‬ ‫بسم ه‬ ‫الرْحن ه‬ ‫اّلل ه‬ Alhamdulillah, dengan hanya rahmat- Mu seta hidayah-Nya penulisan skripsi yang berjudul “Alih Fungsi Tanah Dari Rencana Perumahan Menjadi Rumah Sakit Perspektif Maslahah Mursalah”dapat diselesaikan dengan curahan kasih sayang-Nya, kedamaian dan ketenangan jiwa. Shalawat serta salam kita haturkan kepada baginda kita yakni Nabi Muhammad SAWyang telah mengajarkan kita tentang dari alam kegelapan menuju alam terang menderang di dalam kehidupan ini. Semoga kita tergolong orang-orang yang beriman dan memdapatkan syafaat dari beliau di akhir kelak. Amien... Dengan segala daya dan upaya serta bantuan, bimbingan maupun pengarahan dan hasil diskusi dari pelbagai pihak dalam proses penulisan skripsi ini, maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tiada batas kepada: 1. Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 2. Dr. H. Roibin, M.HI, selaku dekan Fakultas Syariáh Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 3. Dr. H. Suwandi, M.H. , selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Syariáh Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 4. Dr. Fakhrudin, M.HI. , selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Syariáh Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 5. Dr. Sudirman, MA. , selaku Ketua Jurusan Al- Ahwal Al Syakhsiyah ( Hukum Keluarga) Fakultas Syariáh Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.. vii.

(8) 6. Dr. H. Mohamad Nur Yasin, S.H, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Hukum Bisnis Syariáh Universitas Islam Negeri Maulana Mailik Ibrahim Malang, juga selaku dosen wali dan dosen pembimbing penulis, Syukr Katsír penulis haturkan atas waktu yang telah diluangkan beliau limpahkan untuk bimbingan, arahan, serta motivasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, serta bimbingan, saran, motivasi selama menempuh perkuliahan. 7. Segenap Dosen Fakultas Syaríah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah menyampaikan pengajaran, mendidik, membimbing, serta mengamalkan ilmunya dengan ikhlas. Semoga Allah swt memberikan pahala-Nya yang sepadan kepada kita semua. 8. Staf serta Karyawan Fakultas Syariáh Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, penulis ucapkan terima kasih atas partisipasinya dalam penyelesaian skripsi ini. 9. Yang terkhusus untuk kedua orang tua saya Bapak Dr. H. Mimit Primyastanto dan Ibu Hj. Enny Kuswandhari yang selalu memberikan motivasi semangat serta dorongan selama menempuh kuliah dan mengerjakan skripsi ini sebagai tugas akhir dan kepada kedua adek tercinta saya Royyannur dan Mitha yang selalu membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini dan selalu memberikan semangat setiap waktu ketika saya jenuh. 10. Yang terkhusus sahabat hatiku Dwi Isnaeni, sahabat Afif, Kirara, Imam, Aini, dan Anin yang selalu memberikan motivasi dan semangat dalam mengerjakan skripsi ini dan juga buat teman-teman HBS angkatan 2012, sahabat UKM Kopma Padang Bulan yang selalu membuat suasana ceria ketika saya sedang mengalami kegelisahan dan kegundahan ketika mengalami masa sulit selama perkuliahan. 11. Kepada Bapak H. Maskur S.H, selaku ketua Tim Ahli Hukum UB saya ucapkan banyak terima kasih karena memberikan data yang relevan dan aktual sebagai tambahan dalam revisi sehingga skripsi ini menjadi lebih baik, serta terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Mustakim. viii.

(9) Lurah Jatimulyo yang sudah meluangkan waktu untuk dimintai keterangan mengenai obyek penelitian dalam skripsi ini. Semoga apa yang telah saya peroleh selama kuliah di fakultas Syaríah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang ini, bisa bermanfaat bagi semua pembaca, khususnya bagi saya pribadi. Disini penulis sebagai manusia biasa yang tak pernah luput dari salah dan dosa, menyadari bahwasannya skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharap kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.. Malang, 30 juni 2016 Penulis,. Mitsnein Luthfie Endry Primyas NIM 12220022. ix.

(10) PEDOMAN TRANSLITERASI A. Umum Transliterasi yang dimaksud di sini adalah pemindahalihan dari bahasa Arab ke dalam tulisan Indonesia (Latin), bukan terjemahan bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia. Pengalihan huruf Arab-Indonesia dalam naskah ini didasarkan atas Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tanggal 22 Januari 1988, No. 158/1987 dan 0543.b/U/1987, sebagaimana yang tertera dalam buku Pedoman Transliterasi Bahasa Arab (A Guide to Arabic Tranliterastion), INIS Fellow 1992. B. Konsonan Arab. Latin. Arab. Latin. ‫ﺍ‬. a. ‫ﻃ‬. Th. ‫ﺏ‬. B. ‫ﻅ‬. Zh. ‫ﺕ‬. T. ‫ع‬. ‘. ‫ﺚ‬. Ts. ‫ﻍ‬. Gh. ‫ﺝ‬. J. ‫ﻑ‬. F. ‫ﺡ‬. H. ‫ﻕ‬. Q. ‫ﺥ‬. Kh. ‫ﻙ‬. K. ‫ﺪ‬. D. ‫ﻝ‬. L. ‫ﺫ‬. Dz. ‫ﻡ‬. M. ‫ﺭ‬. R. ‫ﻥ‬. N. ‫ﺯ‬. Z. ‫ﻭ‬. W. ‫ﺱ‬. S. ‫ﻩ‬. H. ‫ﺵ‬. Sy. ‫ء‬. ’. ‫ص‬. Sh. ‫ﻱ‬. Y. ‫ﺽ‬. Dl. x.

(11) C. Vokal, panjang dan diftong Setiap penulisan bahasa Arab dalam bentuk tulisan latin vokal fathah ditulis dengan “a”, kasrah dengan “i”, dlommah dengan “u,” sedangkan bacaan panjang masing-masing ditulis dengan cara berikut:. Vokal (a) panjang =. Â. misalnya. ‫قال‬. Menjadi Qâla. Vokal (i) panjang =. Î. misalnya. ‫قيل‬. Menjadi Qîla. Vokal (u) panjang = Û misalnya ‫دون‬ Menjadi Dûna Khusus untuk bacaan ya’ nisbat, maka tidak boleh digantikan dengan “î”, melainkan tetap ditulis dengan “iy” agar dapat menggambarkan ya’ nisbat diakhirnya. Begitu juga untuk suara diftong, wawu dan ya’ setelah fathah ditulis dengan “aw” dan “ay”. Perhatikan contoh berikut:. Diftong (aw) =. ‫ــو‬. misalnya. ‫قول‬. menjadi qawlun. Diftong (ay). ‫ـيـ‬. misalnya. ‫خير‬. menjadi khayrun. =. D. Ta’ marbûthah (‫)ة‬ Ta’ marbûthah ditransliterasikan dengan “t” jika berada di tengah kalimat, tetapi apabila Ta’ marbûthah tersebut berada di akhir kalimat, maka ditransliterasikan dengan menggunakan “h” misalnya ‫ الرسـالة للمدرسـة‬menjadi alrisalat li al-mudarrisah, atau apabila berada di tengah-tengah kalimat yang terdiri dari susunan mudlaf dan mudlaf ilayh, maka ditransliterasikan dengan menggunakan t yang disambungkan dengan kalimat berikutnya, misalnya ‫فى رحمة‬ ‫ هللا‬menjadi fi rahmatillâh. E. Kata Sandang dan Lafdh al-Jalâlah Kata sandang berupa “al” (‫ )ال‬ditulis dengan huruf kecil, kecuali terletak di awal kalimat, sedangkan “al” dalam lafadh jalâlah yang berada di tengah-tengah. xi.

(12) kalimat yang disandarkan (idhafah) maka dihilangkan. Perhatikan contoh-contoh berikut ini: a.. Al-Imâm al-Bukhâriy mengatakan …. b.. Al-Bukhâriy dalam muqaddimah kitabnya menjelaskan …. c.. Masyâ’ Allâh kâna wa mâ lam yasya’ lam yakun.. F. Nama dan Kata Arab Ter-indonesia-kan Pada prinsipnya setiap kata yang berasal dari bahasa Arab harus ditulis dengan menggunakan sistem transliterasi. Apabila kata tersebut merupakan nama Arab dari orang Indonesia atau bahasa Arab yang sudah terindonesiakan, tidak perlu ditulis dengan menggunakan sistem transliterasi. Seperti penulisan nama “Abdurrahman Wahid”, “Amin Rais” dan kata “salat” ditulis dengan menggunakan tata cara penulisan bahasa Indonesia yang disesuaikan dengan penulisan namanya. Kata-kata tersebut sekalipun berasal dari bahasa Arab, namun ia berupa nama dari orang Indonesia dan terindonesiakan, untuk itu tidak ditulis dengan cara “Abd al-Rahmân Wahîd”, “Amîn Raîs,” dan bukan ditulis dengan “shalât”.. xii.

(13) DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i PERNYATAAN KEASLIAN SKIPSI ........................................................... ii BUKTI KONSULTASI..................................................................................iii HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................v HALAMAN MOTTO .................................................................................... vi KATA PENGANTAR ................................................................................... vi PEDOMAN TRANLITERASI ...................................................................... ix DAFTAR ISI................................................................................................ xiii ABSTRAK ................................................................................................... xiv ABSTRACT................................................................................................. xvi. ‫ ملخص البحث‬................................................................................................ xvii BAB I: Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah ..................................................................1 B. Rumusan Masalah ........................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6 D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 7 E. Sistematika Pembahasan ................................................................. 8 BAB II: Tinjauan Pustaka A. Penelitian Terdahulu.......................................................................... 11 B. Kerangka Teori 1. Teori Alih Fungsi........................................................................ 18 a. Pengertian.............................................................................. 18 b. Macam-macam bentuk alih fungsi lahan.............................. 19 c. Faktor-faktor penyebab alih fungsi lahan............................. 21 xiii.

(14) 2. Teori Maslahah Mursalah........................................................... 23 a. Pengertian............................................................................. 23 b. Tingkatan-tingkatan Maslahah Mursalah............................. 25 c. Kehujjahan Maslahah Mursalah........................................... 30 d. Syarat-syarat penerapan Maslahah Mursalah....................... 31 e. Kaidah-kaidah dalam Maslahah Mursalah.......................... 35 BAB III:Metode Penelitian A. Jenis Penelitian......... ................................................................... 38 B. Pendekatan Penelitian .................................................................. 39 C. Lokasi Penelitian........................................................................... 40 D. Sumber Data dan jenis data .......................................................... 41 E. Metode Pengambilan Sampling.....................................................42 F. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 43 G. Metode Pengolahan Data .............................................................. 44 H. Teknik Pengujian Keabsahan Data............................................... 47 BAB IV Analisa dan Pembahasn A. Kronologi Perubahan Alih Fungsi Lahan Perumahan Menjadi Rumah Sakit .................................................................................. 52 B. Perubahan Alih Fungsi Lahan Dari Perumahan Menjadi Rumah Sakit Ditinjau Dari Maslahah Mursalah ....................................... 57 BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan..................................................................................72 B. Saran............................................................................................74 DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 75 LAMPIRAN-LAMPIRAN......................................................................... 80 DAFTAR TABEL Tabel Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu................................. 16. xiv.

(15) ABSTRAK Mitsnein Luthfie Endry Primyas, 12220022, Alih Fungsi Lahan Dari Rencana Perumahan Menjadi Rumah Sakit Perspektif Maslahah Mursalah. Skripsi, jurusan Hukum Bisnis Syari’ah, Fakultas Syari’ah, Universitas Islam Negeri ( UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Pembimbing: Dr. H. Mohamad Nur Yasin, S.H, M.Ag. Kata Kunci : Alih Fungsi Lahan, Maslahah Mursalah Alih fungsi lahan atau lazimnya disebut sebagai konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang menjadi dampak negatif (masalah) terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Salah satu alih fungsi lahan yang menjadi perbincangan sampai saat ini adalah perubahan alih fungsi lahan yang sebelumnya untuk rencana perumahan menjadi rumah sakit yang terjadi di Kompleks Perumahan Griyashanta Kota Malang yang sebelumnya lahan tersebut akan diperuntukkan sebagai perumahan dan pusat perbelanjaan berubah menjadi Rumah Sakit Akademik Universitas Brawijaya. Memang pembangunan rumah sakit yang dekat dengan kawasan penduduk padat jika kita amati sepintas memang ada manfaat bagi masyarakat sekitar karena masyarakat sekitar memperoleh fasilitas kesehatan dengan mudah, namun jika kita tinjau dari maslahah mursalah, tentunya pembangunan rumah sakit tersebut haruslah mendatangkan kemaslahatan bagi masyarakat agar eksistensi kehidupan masyarakat tetap terjaga. Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah yaitu: 1) Mengapa terjadi perubahan peruntukan tanah dari perumahan menjadi rumah sakit ? 2) Bagaimana perubahan alih fungsi lahan tanah dari rencana perumahan menjadi rumah sakit tinjauan maslahah mursalah ? penelitian ini tergolong jenis penelitian hukum empiris. Penelitian ini disebut penelitian lapangan atau field research. Penelitian ini, termasuk ke dalam penelitian hukum empiris karena penelitian yang dilakukan berkaitan dengan pendapat dan perilaku anggota masyarakat dalam hubungan hidup bermasyarakat. Dengan kata lain, penelitian hukum empiris mengungkapkan implementasi hukum yang hidup (living law) dalam masyarakat melalui perbuatan yang dilakukan oleh masyarakat terkait perubahan alih fungsi lahan yang sebelumnya untuk perumahan menjadi RSAUB. Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah klasifikasi (classifying), verifikasi (verifying), analisis (analyzing), dan tahap terakhir adalah kesimpulan (concluding). Hasil penelitian menunjukkan adanya kemaslahatan dengan adanya pembangunanan Rumah Sakit Akademik Universitas Brawijaya yaitu : membuka lapangan kerja bagi para calon dokter baru dan perawat dari Universitas Brawijaya maupun dokter dan perawat lulusan perguruan tinggi lainnya, mengurangi adanya overload pasien di rumah sakit yang ada di Kota Malang. xv.

(16) sehingga masyarakat memperoleh fasilitas kesehatan secara merata, masyarakat sekitar rumah sakit memperoleh fasilitas kesehatan secara efektif dan efisien. ABSTRACT Mitsnein Luthfie Endry Primyas , 12220022 , Over The Area Of The Plan Housing Hospital is Maslahah Mursalah perspective .Thesis , The Manner of Sharia Business law, Sharia Faculty, State Islamic University ( UIN ) Maulana Malik Ibrahim Malang , Tutors: Dr. H. Mohamad Nur Yasin , S.H , M.Ag . Keywords: Over The Function Land, Maslahah Mursalah The first , Over the function of lands or would normally create referred to as the conversion of land is alteration of the function of some or all of the land area of its function was initially ( as planned ) into the functions of another who became the negative impact of ( a problem ) to the environment and potential of the land itself. Over the function of land in the sense change in designation the use of , caused by factors that as a broad outline covering the need to meet the needs of the population who increased their number and increase the quality a better life.One over the function of land that being on the receiving end up to this point is a change in over the function of land that formerly for housing plan being the hospital that occurred in the housing complexes griyashanta unfortunate city formerly the land will be reserved for houses and shopping centers turn into the Hospital Academic Brawijaya University. Build hospital close to area inhabitant of solid if we are observing cursory is some good for the people around because the community about have health facilities easily , but if we review of maslahah mursalah , of course development the hospital shall bring side for citizens to the existence of the lives of the remain maintained and avoid madharat that can threaten eksisitensi the life of the people around the hospital . Second, in this research there are formulation problems that is: 1) why evidence for changes on land of housing hospital is ? 2 ) how the function transfer of land of the plan housing hospital is maslahah mursalah review ? Third, Research is both the kind of research empirical law .This research called field research or field research .This research , including into research law empirical because research conducted pertaining to the opinions and behavior people in relations social life . n other words, research law empirical express the implementation of law is alive and living law in the community through the works that are done by the community related to change over the area formerly for housing be rsaub.In this research the method of analysis the data used was classification ( classifying ), verification ( verifying ), analysis ( analyzing ), and the last stage is conclusion ( concluding ). The conclusion of research, show that it is there are several side with the pembangunanan hospital academic brawijaya university: open employment opportunities for the candidates new doctor and the nurse from brawijaya university and doctors and nurses a graduate of a college other, reduce the. xvi.

(17) ‫‪overload hospital patients that is there so that the community have poor health‬‬ ‫‪facilities evenly.‬‬. ‫امللخص البحث‬. ‫مثنني لطفي إيندري فرميياس‪ .2012 ،‬استيالء األرض الوظيفي من حطهة البيوت إىل املستشفى‬ ‫عند املسلحة املرسلة‪ .‬البحث اجلامعي‪ .‬قسم حكم االءقتصادي االءسالمي‪ ،‬كلية الشريعة‪،‬‬ ‫جامعة موالان مالك إبراهيم اإلسالمية احلكومية ماالنج‪ .‬حتت اإلشراف‪ :‬الدكتور احلاج‬ ‫حملمد نور ايسني‪,S.H ،‬املاجستري‪.‬‬. ‫الكلمة الرئيسية‪ :‬استيالء األرض الوظيفي ومصلحة مرسلة‪.‬‬ ‫يسمى بتحويل األرض هو تغيري الوظيف لبعض األرض أو كلهه‬ ‫استيالء األرض الوظيفي أو ه‬ ‫من أصل وظيفه (كاخلُطهة) إىل الوظيف األخر الذي يؤثر إىل السلبية (املسئلة) عن بيئة األرض‬ ‫وإمكانيته‪ .‬وهذا مبعىن تغيري ختصيص االستعمال تسبهب عليه العوامل‪ ،‬كاالحتياج لتس هد حاجة‬. ‫كرة ثلجية ِف كيمتها وترقهي احلياة األحسن‪ .‬من إحداه الذي يتحدث كثريا هو يقع ِف‬ ‫اجملتمعة اليت ه‬ ‫منطقة جريياسنتا ماالنج‪ .‬وهذا الذي سيقيم فيه البيوت واألسواق لكن فيه يقيم املستشفى‬ ‫الصحة‪ .‬لكن‪،‬‬ ‫األكادميية جلامعةبراوجيااي‪ .‬أتت املستشفى منفعة بقرهبا من املساكن مثل تسهيل أمر ه‬. ‫إذا نظر بدراسة املصلحة املرسلة‪ ،‬البد أهنا أتت املصلحة األعلى حىت اجملتمع حمفوظ وسليم من‬ ‫مضارت اليت ختطر وجود حياهتا ِف حوايل مستشفى‪.‬‬ ‫وأيخذ الباحث املسألتني‪ ،‬مها‪ )1 :‬ملاذا تغيري ختصيص األرض من بيوت إىل مستشفى؟ ‪)2‬‬ ‫كيف تغيري استيالء األرض الوظيفي من بيوت إىل مستشفى عند املصلحة املرسلة ؟ إ هن هذا‬ ‫البحث من األحباث احلكمية التجريبية والدراسات امليدانية (‪ .)field research‬وهو يتعلهق أبراء‬ ‫اجملتمع وسلوكهم ِف العالقة االجتماعية‪ .‬ويستخدم الباحث طرق حتليل البياانت‪ ،‬كما يلي‪ :‬تصنيف‬ ‫البياانت (‪ )classifying‬حتقيق البياانت (‪ )verifying‬حتليل البياانت (‪ )analyzing‬واألخري نتائج‬. ‫البياانت (‪.)concluding‬‬ ‫أما نتائج هذا البحث منها‪ :‬كانت املصاحل ببناء املستشفى األكادميية جلامعة براوجيااي‪ ،‬كما‬ ‫املتخرج من جامعة براوجيااي وغريها‪ ،‬وتيسري‬ ‫للممرض ه‬ ‫يلي‪ :‬قد فتحت صنعة املر هشح للطهبيب و ه‬ ‫الصحة للمريضة ِف ماالنج إمجاال وفعاال‪ .‬لكن ِف احلقيقة امليدانية‪ ،‬الحيضر بناء املستشفى‬ ‫ه‬. ‫‪xvii‬‬.

(18) ‫املصلحة‪ ،‬أل هن خيطر اجملتمع به على أن يقربوا من املساكن‪ ،‬مثال وجود حياهتم‪ .‬وهذا البناء مضرته‬ ‫أكثر من نفعه وخيطر حلياة اجملتمع حوله‬. ‫‪xviii‬‬.

(19) BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pada dasarnya alam semesta diciptakan oleh Allah Swt. dengan penuh keseimbangan. Agar keseimbangan alam tetap terjaga maka manusia dilarang melakukan kerusakan di muka bumi, Allah Swt. berfirman dalam surat Ar-Ruum ayat 41 :. ِ ِ ِ ‫ظَهر الْ َفساد ِِف الْ ِب والْبح ِر ِمبا َكسبت أَي ِدي الن‬ ‫ض الَّ ِذي َع ِملُوا لَ َعلَّ ُه ْم‬ ْ ْ َ َ َ ْ َ َ ‫َ َ َ ُ َه‬ َ ‫َّاس ليُذي َق ُه ْم بَ ْع‬ ‫يَ ْرِجعُون‬ Artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).1. 1. QS. Ar-Ruum ( 30) : 41. 1.

(20) Dalam surat Ar-Ruum ayat 29 Allah Swt. juga berfirman :. ِ ِ َّ ِ ِ ِ ‫ين‬ َ ‫ين ظَلَ ُموا أ َْه َواءَ ُه ْم بِغَ ِْري ع ْل ٍم فَ َم ْن يَ ْهدي َم ْن أ‬ َ ‫ََض َّل ا َّّللُ َوَما ََلُْم م ْن َانص ِر‬ َ ‫بَ ِل اتَّبَ َع الذ‬ Artinya : Tetapi orang-orang yang lalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan; maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah? Dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun2. Mengacu pada ayat di atas tampak jelas bahwa menurut Islam pembangunan harus dilaksanakan dengan tujuan kemaslahatan (Maslahah). Berdasarkan ayat tersebut dapat dinyatakan bahwa konsep pembangunan yang dilakukan haruslah memperhatikan keadaan di sekitarnya. Seiring berkembangnya zaman dan teknologi terjadi pula perubahan dan perkembangan kehidupan sosial di tengah masyarakat. Tata ruang bangunan yang semula teratur lambat laun semakin tidak tertata atau bisa dikatakan tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan wilayah (RT RW) yang diprogramkan pemerintah. Faktor tersebut dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan manusia yang sangat pesat. Sehingga lahan yang semula tertata rapi untuk bangunan mulai tidak tertata dan cenderung mengakibatkan ketidaksesuaian dengan tata ruang dan terjadilah masalah yang merugikan semua pihak. Salah satu masalah yang timbul saat ini adalah pengalihan fungsi tanah. Alih fungsi tanah atau bisa disebut konversi adalah perubahan fungsi sebagian atau kawasan lahan dari fungsinya semula ( seperti yang direncanakan ) menjadi fungsi lain yang memunculkan dampak negatif terhadap lingkungan. Alih fungsi lahan 2. QS. Ar-Ruum ( 30) : 29. 2.

(21) juga dapat diartikan sebagai perubahan untuk penggunaan lain disebabkan oleh faktor-faktor yang secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin bertambah jumlahnya dan meningkatnya tuntutan terhadap mutu kehidupan yang lebih baik3. Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan nonpertanian karena pesatnya pembangunan dianggap sebagai salah satu penyebab utama menurunnya pertumbuhan produksi padi. Dari faktor itulah banyak sekali muncul perumahan di daerah perkotaan4. Perubahan fungsi tanah atau lahan yang rencananya akan digunakan perumahan tersebut dipengaruhi faktor internal dan faktor eksternal atau faktor regulasi yang mengubah alih fungsi lahan atau tanah yang semula akan dibangun perumahan namun menjadi rumah sakit yang letaknya berada di tengah-tengah perumahan tersebut. Sebagai contoh adalah kasus di kompleks perumahan Griya Shanta, yakni perubahan fungsi lahan dari untuk perumahan menjadi Rumah Sakit Pendidikan milik sebuah universitas ternama di Kota Malang. Dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan Dan kawasan Pemukiman, dalam pasal 144 dinyatakan,“Badan hukum yang menyelenggarakan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman, dilarang mengalih fungsikan sarana prasarana dan utilitas umum di luar fungsinya”5.. 3. Erman Rajaguguk, Hukum Agraria, Pola Penguasaan Tanah dan Kebutuhan Hidup ( Jakarta: Candra Pratama, 1995 ) h. 22. 4 Erman Rajaguguk, Hukum Agraria, Pola Penguasaan Tanah dan Kebutuhan Hidup ( Jakarta: Candra Pratama, 1995 ) h. 23. 5 Pasal 144 UU No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan Dan Kawasan Pemukiman.. 3.

(22) Selain itu dalam pasal 146 juga dijelaskan, “Bahwa badan hukum yang membangun lisiba, dilarang menjual kaveling tanah matang tanpa rumah“6. Kedua pasal tersebut yang digunakan oleh pihak-pihak yang tidak menyetujui pendirian Rumah sakit Pendidikan milik universitas tersebut, karena dianggap melanggar atau mengindahkan aturan yang disampaikan lewat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011. Dampak pembangunan rumah sakit tersebut tentunya haruslah memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat yang berada di sekitarnya dan tidak ada dampak kerusakan yang dapat menimbulkan kerugian yang harus dirasakan oleh masyarakat di sekitar rumah sakit yang berpenduduk padat tersebut, akibat dari pembangunan yang mengikuti hawa nafsu demi mencari keuntungan atau manfaat bagi dirinya sendiri tanpa memperhatikan kemaslahatan masyarakat di sekitar rumah sakit tersebut. Selain itu masyarakat perumahan juga menganggap bahwa pembangunan rumah sakit di sekitar perumahan juga merupakan pelanggaran dalam tata ruang pembangunan, dimana dalam hal ini tidak seharusnya pihak pendiri rumah sakit tidak melakukan pembangunan rumah sakit yang jaraknya sangat dekat dengan perumahan yang berpenduduk padat. Pembangunan rumah sakit Pendidikan dinilai melanggar karena berada pada tanah yang rencananya di bangun perumahan dan pusat perbelanjaan, tidak mempunyai izin operasional, penerbitan IMB, serta tidak sesuai dengan ketetapan Perda Kota Malang yang menetapkan. 6. Pasal 146 UU No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan Dan Kawasan Pemukiman.. 4.

(23) bahwa kawasan Sukarno Hatta adalah kawasan untuk hunian, perdagangan dan pendidikan7. Hasil pengamatan penulis bahwa, lokasi pembangunan rumah sakit tersebut bisa dikatakan sangat strategis karena selain dekat dengan perumahan juga sangat dekat dengan jalan raya yang mayoritas padat karena sering dilalui banyak orang untuk beraktivitas sehari-hari sehingga pihak rumah sakit memilih lokasi tersebut karena akses menuju rumah sakit tersebut sangat mudah dijangkau dan memakan waktu relatif cepat dan efisien. Faktor yang melatarbelakangi adanya rumah sakit dekat dengan perumahan tersebut adalah karena fakultas kedokteran dari Universitas Brawijaya tersebut kekurangan tempat praktek bagi mahasiswa jurusan kedokteran. Sehingga pihak Universitas tersebut melakukan pembangunan rumah sakit yang bisa digunakan sebagai sarana praktek bagi mahasiswa kedokteran dan juga rumah sakit bagi masyarakat umum. Sehingga rumah sakit tersebut mempunyai dua fungsi yaitu sebagai sarana pendidikan dan sarana kesehatan bagi masyarakat. Selain harus mengacu pada konsep maslahah mursalah pembangunan rumah sakit tersebut tentunya harus memperhatikan konsep pengadaan tanah yang dialihfungsikan menjadi rumah sakit dengan memperhatikan kepentingan umum yang mengutamakan prinsip penghormatan terhadap hak-hak yang sah atas tanah . Berdasarkan latar belakang sangat penting untuk dilakukan penelitian terhadap pembangunan rumah sakit yang berada di perumahan penduduk tersebut ditinjau. 7. RSAUB Tersandera Perizinan, Jawa Pos Radar Malang Tanggal 16 Februari 2016.. 5.

(24) dari maslahah mursalah dengan menggunakan metode Empiris. Peneliti melakukan penelitian dengan tujuan mengetahui, apakah rumah sakit yang dibangun dekat perumahan tersebut memberikan kemaslahatan atau ada kerugian bagi masyarakat sekitar. Penelitian ini berjudul, Alih Fungsi Tanah Dari Rencana Perumahan Menjadi Rumah Sakit Perspektif Maslahah Mursalah. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas ada dua permasalahan. dalam. penelitian ini: 1. Mengapa terjadi perubahan peruntukan tanah dari perumahan menjadi rumah sakit ? 2. Bagaimana perubahan alih fungsi lahan tanah dari rencana perumahan menjadi rumah sakit tinjauan maslahah mursalah ? C. Tujuan Penelitian Tujuan pelaksanaan penelitian ini dilakukan yaitu : 1. Mengidentifikasi terjadinya alih fungsi lahan yang rencana sebelumnya digunakan sebagai perumahan menjadi rumah sakit, yang tentunya dalam pengalihan fungsi tanah tersebut tidak sesuai dengan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan pemukiman dalam hal ini Rumah Sakit Akademik Universitas Brawijaya berdiri pada tanah kaveling yang siap bangun, padahal dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tersebut dalam pasal 146 dijelaskan bahwa tanah kaveling yang siap dibangun. 6.

(25) untuk perumahan dilarang mengubah diluar fungsinya yaitu sebagai tanah perumahan. 2. Menganalisis pendirian rumah sakit ditengah pemukiman masyarakat padat, dalam hal ini dengan adanya rumah sakit ditengah masayarakat tersebut apakah mendatangkan kemaslahatan atau kemudharatan bagi masyarakat sekitarnya dengan menganalisis dengan konsep maslahah mursalah karena konsep hukum islam ini sangat berkaitan dengan kehidupan di masyarakat, dan juga dalam hal ini peneliti menggunakan konsep maslahah mursalah yang masuk dalam tingkatan maslahah adh-dharuriyah karena konsep ini sangat berkaitan dengan berdirinya rumah sakit di tengah masyarakat, sehingga apa yang harus dilakukan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohaninya akibat berdirinya rumah sakit tersebut. D. Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitain ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap wawasan keilmuan bagi mahasiswa hukum bisnis syariah khususnya, dan bagi mahasiswa pada umumnya agar mengetahui konsep alih fungsi lahan yang membawa kemaslahatan bagi masyarakat dan juga peneliti berharap dengan adanya karya tulis berupa skripsi ini dapat mengeahui tentang bagaimana pentingnya konsep kemaslahatan dalam bidang pembangunan terutama alih fungsi lahan yang diman dalam alih fungsi lahan tersebut kita sebaiknya jangan. 7.

(26) memandang kearah manfaatnya saja melainkan kita juga harus memperhatikan keadaan sekitar kita, dan juga dengan adanya karya tulis ini peneliti berharap dapat menambah wawasan tentang alih fungsi lahan dan teori maslahah mursalah yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kesadaran hukum terutama pada bidang alih fungsi lahan atau tanah dalam pembangunan agar lebih mempertimbangkan lagi konsep alih fungsi lahan atau tanah yang dapat membawa kemaslahatan bagi kita bersama. Serta peneliti berharap dengan adanya karya tulis ini kita sebagai mahasiswa dan juga tentunya masyarakat lebih memperhatikan lagi tentang pentingnya keseimbangan alam agar tetap terjaga dari perubahan alih fungsi lahan yang selalu terjadi akibat pertumbuhan manusia yang semakin pesat. E. Sistematika Pembahasan Agar penelitian ini dapat tersusun secara teratur dan berurutan sesuai apa yang hendak dituju dan dimaksud dengan penilitian, maka peneliti menyajikan sistematika pembahasan sebagai gambaran umum laporan penelitian nantinya. Pertama adalah bagian formalitas yang meliputi halaman sampul, halaman judul, kata pengantar, daftar isi. Bab I : Pendahuluan Merupakan elemen dasar penelitian yang didalamnya terdapat latar belakang, rumrusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Adapun latar belakang penelitian yaitu menggambarkan permasalahan yang diteliti dan proses sistematika berpikir peneliti terhadap kasus alih. 8.

(27) fungsi lahan menjadi rumah sakit, serta memberikan landasan berpikir tentang pentingnya penelitian ini. Kemudian rumusan masalah merupakan suatu rangkaian permasalahan yang diteliti. Dengan demikian manfaat penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi penambahan. ilmu. pemgetahuan khususnya bagi peneliti maupun masyarakat pada umumnya. Sistematika Penulisan berisi urutan penulisan dari skripsi ini. Bab II : Kajian Pustaka Pada bab ini diuraikan beberapa hal terkait penelitian terdahulu dan kerangka teori atau landasan teori. Penelitian terdahulu berisi informasi tentang penelitian yang telah dilakukan peneliti-peneliti sebelumnya, baik dalam buku yang sudah diterbitkan maupun masih berupa disertasi, tesis, atau skripsi yang belum diterbitkan. Dengan kerangka teori atau landasan teori Berupa konsep-konsep dasar yang berhubungan dengan teori dari materi pembahasan, dan dalam bab ini juga dijelaskan tentang perbedaan permasalahan yang diteliti guna menjaga keorisinilan penelitian ini serta perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Sedangkan kerangka Teori/ Landasan Teori berisi tentang dan/atau. konsep-konsep yuridis sebagai. landasan teoritis untuk pengkajian dan analisis masalah yang dipergunakan dalam menganalisa setiap permasalahan yang dibahas dalam penelitian tersebut. Bab III : Metode Penelitian Pada bab ini akan dipaparkan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian, termasuk teknik pengumpulan data yaitu,. 9. Data dan.

(28) informasi. yang sudah. terkumpul. selanjutnya penulis. melakukan. pemeriksaan data (editing), tahap selanjutnya adalah sesuai dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini, maka teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah analisis deskriptif kualitatif atau non statistik atau analisis isi (content analysis). Adapaun analisis data yang peneliti gunakan adalah klasifikasi (classifying), verifikasi (verifying), analisis (analyzing), dan tahap terakhir adalah kesimpulan (concluding).Cara pengolahan bahan hukum dilakukan secara deduktif yakni menarik kesimpulan dari suatu permasalahan. yang bersifat umum terhadap. permasalahan yang dihadapi konkret. Bab IV: Paparan data dan Pembahasan. Terdiri dari hasil penelitian tentang Bentuk Alih fungsi lahan dari rencana perumahan menjadi rumah sakit dan beserta dokumen atau artikel dari media masa yang menjelaskan kasus tersebut yang terkait dengan hasil penelitian serta hasil dari wawancara masyarakat sekitar tentang berdirinya Rumah Sakit Pendidikan di Perumahan Griyashanta Kota Malang. Bab V: Penutup Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dari teori dan hasil penelitian serta saran yang berguna untuk memberikan sumbangsih agar penelitian yang dilakukan lebih baik dari sebelumnya.. 10.

(29) BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu menjelaskan persamaan dan perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya. Tujuan adanya penjelasan persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah menghindari terjadinya duplikasi atau plagiasi. Selain menghindari terjadinya plagiasi, hal ini untuk menjaga keorisinilan dari penelitian yang dilakukan ini, agar penelitian yang dilakukan ini. Berikut ini ada beberapa penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya.. 1. Penelitian Muhammad Nur Affandi. 11.

(30) Tentang “Alih Fungsi Lahan Pertanaian Terhadap Ketahanan Pangan Di Daerah Jawa Barat”. Dalam tesis ini membahas dampak alih fungsi lahan dari lahan pertanian ke lahan non pertanian, yang menyebabkan terjadinya masalah yang serius dalam produksi padi sebagai bahan pangan masayarakat di jawa barat. Selain membahas tentang produksi padi yang menurun akibat mutasi lahan, juga dibahas tentang dampak mutasi lahan secara luas baik dari segi politik, ekonomi dan stabilitas bahan pangan di daerah jawa barat, akibat produksi padi menurun yang disebabkan alih fungsi lahan tersebut. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif8. Perbedaannya, penelitian penulis membahas masalah alih fungsi lahan yang semula rencana perumahan menjadi rumah sakit dilihat dari segi hukum (peraturan yang terkait tentang alih fungsi lahan), dan ditinjau dari konsep maslahah mursalah. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Nur Affandi adalah alih fungsi lahan dari tanah pertanian ke non pertanian dan lebih condong ke aspek sosial ekonomi, bukan aspek hukum meskipun yang dibahas adalah alih fungsi namun penelitian yang dilakukan tersebut kebanyakan membahas masalah sosial dan ekonominya akibat perubahan alih fungsi lahan dan pendekatan yang dalam penelitian ini adalah kuantitatif sedangkan penelitian yang saya lakukan menggunakan metode pendekatan kualitatif, dan dalam penelitian ini pun tidak ada pembahasan konsep hukum islam yang relevan dengan permasalahan yang diteliti tersebut. Persamaan penelitian Muhammad Nur affandi. Muhammad Nur Affandi,” Pengaruh Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Ketahanan Pangan Di Jawa Barat,” Tesis Magister ( Bandung: Institut Teknologi Bandung , 2008 ) h. 5. 8. 12.

(31) dan penulis adalah sama-sama melakukan jenis penelitian lapangan atau dalam bahasa hukum disebut empiris, serta membahas topik yang sama yaitu alih fungsi lahan. 2. Penelitian Vandi Victoria Christia Takuosa Tentang “Dampak Alih Fungsi Lahan Terhadap Struktur Sosial Masyarakat Di Kampung Sorowajan”. Dalam skripsi ini menjelaskan tentang dampak alih fungsi lahan yang sebelumnya adalah lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi perumahan dan pusat industri, yang dimana dalam hal ini alih fungsi lahan tersebut mempengaruhi struktur sosial, pendapatan ekonomi dan berubahnya mata pencaharian para petani di kampung sorowojan, serta menjelaskan tentang dampak menurunnya lahan persawahan terhadap ketahanan pangan di kampung sorowajan tersebut. Metode penulisan yang digunakan merupakan jenis penelitian lapangan9. Perbedaan dengan penelitian penulis, skripsi Vandi lebih condong membahas dampak alih fungsi lahan tersebut bukan dari segi hukum dan cebderung sama seperti yang sudah dilakukan sebelumnya yaitu alih fungsi lahan dari tanah pertanian ke non pertanian dan pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan deskriptif kuantitatif. Sedangkan penelitian penulis membahas masalah alih fungsi lahan dari rencana perumahan menjadi rumah sakit yang ditinjau dari segi hukum yang berupa peraturan atau undang-undang yang terkait dengan alih fungsi lahan. Vandi Victoria Christia Takuosa, “Dampak Alih Fungsi Lahan Terhadap Struktur Sosial Masyarakat Di Kampung Sorowajan,” Skripsi Sarjana ( Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, 2010) h. 12. 9. 13.

(32) dan ditinjau dari konsep maslahah mursalah. Selain itu penelitian yang dilakukan vandi juga mengarah ke konsep sosiologis dimana dalam skripsinya dibahas tentang adanya perubahan struktur sosial di masyarakat kampung sorowajan akibat adanya perubahan alih fungsi lahan yang dapat menaikkan derajat sosial mereka yang semula pendapatan mereka rendah menjadi bertambah akibat adanya alih fungsi lahan yang menyebabkan srtruktur sosial masyarakatnya menjadi naik. Dalam penelitian inipun juga tidak memabahas konsep hukum islam yang dapat dijadikan patokan dalam objek penelitian. Persamaan dengan penelitian saya adalah sama-sama membahas alih fungsi lahan dan melakukan jenis penelitian lapangan atau empiris. 3. Penelitian Anneke Puspasari Tentang “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Dampaknya Terhadap Pendapatan Petani (Studi kasus: Desa Kondangjaya, Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang)”. Skripsi ini menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya alih fungsi lahan di desa kondangjaya, kecamatan karawang timur, dimana dalam hal ini petani melakukan alih fungsi lahan tersebut karena faktor-faktor yang mendorong terjadinya alih fungsi lahan dan faktor-faktor tersebut tidak dapat dicegah oleh para petani. Selain menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan, skripsi ini juga menjelaskan pendapatan para petani akibat terjadinya alih fungsi lahan. Adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan . Kemudian perbedaan dengan penelitian saya adalah skripsi Anneke lebih condong membahas faktor-faktor terjadinya alih fungsi lahan dari segi sosial dan. 14.

(33) pendapatan ekonomi para petani di Desa Kondangjaya, Karawang Timur. Dalam penelitian ini juga cenderung lebih menjelasakan keadaan sosial di lapangan dan juga survei pendapatan penduduk yang mengakibatkan munculnya faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan tersebut, dan dalam penelitian ini kasus yang dibahas juga sama seperti penelitian yang sebelumnya yaitu alih fungsi lahan dari lahan pertanian ke lahan non- pertanian.10 Sedangkan penelitian penulis membahas perubahan alih fungsi lahan dari rencana perumahan menjadi rumah sakit yang juga ditinjau dari konsep hukum islam yaitu konsep maslahah mursalah. Sedangkan dalam penelitian ini pun tidak membahas Hukum Islam yang digunakan sebagai konsep dalam objek penelitian. Kemudian persamaan dengan penelitian penulis adalah yakni sama-sama membahas alih fungsi lahan dan melakukan penelitian lapangan atau empiris. Berikut ini perbedaan dan persamaan penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian sebelumnya yang penulis rangkum dalam bentuk tabel.. Anneke Puspasari,”Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Dan Dampaknya Terhadap Pendapatan Petani,” Skripsi Sarjana ( Bogor: Institut Pertanain Bogor, 2012) h. 12 10. 15.

(34) Tabel 1 : Persamaan Dan Perbedaan Penelitian Terdahulu No.. Nama/Jurusan /Fakultas/PT/Tahun. Judul. 1. 2. 3. 1.. Muhammad Nur Affandi / Program Magister Studi Pembangunan / Institur Teknoligi Bandung / 2008. Pengaruh Alih Alih Fungsi Lahan fungsi Pertanian Terhadap lahan Ketahanan Pangan di Jawa Barat. a) Menekankan konsep ekonomi sebagai faktor utama dalam perubahan alih fungsi b) Membahas ketahanan pangan akibat perubahan fungsi lahan ke non pertanian.. 2.. Vandi Victoria Christia Takuosa / Jurusan Ilmu Sosial / Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik / Universitas Atmajaya /2010. Dampak Alih Alih Fungsi Lahan fungsi Terhadap Struktur lahan Sosial Masayarakat di Kampung Sorowojan. 3.. Anneke Puspasari / Ekonomi Pertanian / Fakultas Ekonomi dan Manajemen / Institut Pertanian Bogor / 2012. Faktor-Faktor yang Alih Mempengaruhi fungsi Alih Fungsi Lahan lahan Pertanian dan Dampaknya Terhadap Pendapatan Petani (Studi kasus: Desa Kondangjaya, Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang. a) Faktor ekonomi yang dicondongkan sebagai pembahasan dalam perubahan struktur sosial. b) Struktur sosial sebagai bahasan utama a) faktor-faktor dari segi ekonomis yang dijadikan faktor utama perubahan fungsi lahan . b) lebih condong membahas pendapatan petani akibat perubahan fungsi lahan.. 16. Objek. Objek. Formil. Materiil. 4. 5.

(35) 1. 2. 3. 4.. Mitsnein Luthfie Endry Primyas / Hukum Bisnis Syariah / Fakultas Syariah / Universitas Islam Negeri Maulanan Malik Ibrahim Malang / 2016. Alih Fungsi Tanah Dari Rencana Perumahan Menjadi Rumah Sakit Perspektif Msalahah Mursalah. 4 Alih fungsi lahan. 5 a) Perubahan fungsi lahan diteliti sesuai konsep hukum dan juga sesuai dengan kasus yang berhubungan dengan hukum. b) Menggunakan konsep maslahah mursalah sebagai tinajuan dari hukum islam akibat dari perubahan fungsi tanah dari perumahn menjadi rumah sakit.. B. Kerangka Teori Teori yang mendasari penelitian ini adalah teori alih fungsi, dalam hal ini terjadinya pengalihan fungsi lahan dari perumahan menjadi rumah sakit yang menjadi perhatian banyak masayarakat, karena masyarakat menganggap terjadinya perubahan alih fungsi lahan diluar fungsi yang sebenarnya, yaitu terjadinya kasus alih fungsi lahan di tanah kaveling yang siap dibangun rumah berubah fungsi menjadi bangunan rumah sakit Pendidikan.. 17.

(36) 1. Teori Alih Fungsi a. Pengertian Perubahan spesifik dari penggunaan untuk pertanian ke pemanfaatan bagi nonpertanian yang kemudian dikenal dengan istilah alih fungsi (konfeksi) lahan,kian waktu kian meningkat. Khusus untuk indonesia,fenomena ini tentunya dapat mendatangkan permasalahan yang serius di kemudian hari, jika tidak diantisipasi secara serius dari sekarang.Implikasinya,alih fungsi lahan pertanian yang tidak terkendali dapat mengancam kapasitas penyediaan pangan,dan bahkan dalam jangka panjang dapat menimbulkan kerugian Sosial. Alih fungsi lahan atau lazimnya disebut sebagai konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang menjadi dampak negatif (masalah) terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Alih fungsi lahan dalam artian perubahan peruntukan penggunaan, disebabkan oleh faktor-faktor yang secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin bertambah jumlahnya dan meningkatnya mutu kehidupan yang lebih baik11. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan struktur perekonomian, kebutuhan lahan untuk kegiatan nonpertanian cenderung terus meningkat. Kecenderungan tersebut menyebabkan alih fungsi lahan pertanian sulit dihindari. Beberapa kasus menunjukkan jika di suatu lokasi terjadi alih fungsi lahan, maka dalam waktu yang tidak lama lahan di sekitarnya juga beralih fungsi secara progresif. 11. Erman Rajaguguk, Hukum Agraria, Pola Penguasaan Tanah dan Kebutuhan Hidup ( Jakarta: Candra Pratama, 1995 ) h. 22.. 18.

(37) Hal tersebut disebabkan oleh dua faktor. Pertama, sejalan dengan pembangunan kawasan perumahan atau industri di suatu lokasi alih fungsi lahan, maka aksesibilitas di lokasi tersebut menjadi semakin kondusif untuk pengembangan industri dan pemukiman yang akhirnya mendorong meningkatnya permintaan lahan oleh investor lain atau spekulan tanah sehingga harga lahan di sekitarnya meningkat. Kedua, peningkatan harga lahan selanjutnya dapat merangsang petani lain di sekitarnya untuk menjual lahan12. Sebetulnya sejumlah perundang-undangan telah dibuat dan berbagai peraturan sudah dicptakan,namun semuanya seakan-akan mandul dalam Pengendalian alih fungsi lahan pertanian. Dengan kata lain, efektifitas inflementasi instrumen pengendalian alih fungsi tersebut belum berjalan optimal sesuai dengan yang diharapkan.Oleh karena itu,perlu diwujudkan suatu strategi pengendalian alternatif, yaitu yang bertumpu pada partisipasi masyarakat13. b. Macam-macam Bentuk Konversi atau Alih Fungsi Lahan Ada 7 macam bentuk konversi lahan yaitu : 1. Konversi gradual berpola sporadis; dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu lahan yang kurang/tidak produktif dan keterdesakan ekonomi pelaku konversi. 2. Konversi sistematik berpola ‘enclave’; dikarenakan lahan kurang produktif, sehingga konversi dilakukan secara serempak untuk meningkatkan nilai tambah.. 12. Ilham, Perkembangan dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah Serta Dampak Ekonominya ( Bogor : IPB Press , 2003 ) , h. 25. 13 Ilham, dkk, 2003. Perkembangan dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah Serta Dampak Ekonominya,........ h. 28.. 19.

(38) 3. Konversi. lahan. sebagai. respon. atas. pertumbuhan. penduduk. (population growth driven land conversion); lebih lanjut disebut konversi. adaptasi. demografi,. dimana. dengan. meningkatnya. pertumbuhan penduduk, lahan terkonversi untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal. 4. Konversi yang disebabkan oleh masalah sosial (social problem driven land conversion); disebabkan oleh dua faktor yakni keterdesakan ekonomi dan perubahan kesejahteraan. 5. Konversi tanpa beban; dipengaruhi oleh faktor keinginan untuk mengubah hidup yang lebih baik dari keadaan saat ini dan ingin keluar dari kampung. 6. Konversi adaptasi agraris; disebabkan karena keterdesakan ekonomi dan keinginan untuk berubah dari masyarakat dengan tujuan meningkatkan hasil pertanian. 7. Konversi multi bentuk atau tanpa bentuk ; konversi dipengaruhi oleh berbagai faktor, khususnya faktor peruntukan untuk perkantoran, sekolah, koperasi, perdagangan, termasuk sistem waris yang tidak dijelaskan dalam konversi demografi.14 Dan konversi tanpa bentuk inilah yang terjadi pada kasus alih fungsi tanah dari rencana untuk perumahan berubah menjadi Rumah Sakit Pendidikan.. 14. Irine Eka Sihombing, Segi-segi Hukum Tanah Nasional dalam pengadaan tanah untuk pembangunan, cetakan kedua ( Jakarta : Universitas Tri Sakti, 2009), h. 80.. 20.

(39) c. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Alih Fungsi Lahan Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan diantaranya : 1) Banyaknya Kebutuhan Lahan yang Bersifat Non Pertanain Lokasi sekitar kota yang dulunya masih didominasi oleh penggunaan lahan pertanian menjadi sasaran empuk bagi pengenbangan jasa – jasa di bidang non pertanian terutama di bidang industri. Mengingat lahan pertanian yang relatif masih lebih murah serta tempat yang sudah berdekatan dengan kota yang menyebabkan mudahnya menjangkau sarana dan prasarana seperti listrik, air bersih, jalan raya sekaligus dekat dengan keramaian membuat lahan pertanian menjadi rebutan para investor industri. Selain itu, terdapat keberadaan lahan terjepit yakni lahan – lahan pertanian yang tidak terlalu luas disebabkan karena daerah sekitarnya sudah beralih menjadi perumahan atau kawasan yang bersifat non pertanian atau industri, mengakibatkan petani yang memiliki lahan pertanian tersebut mengalami kesulitan untuk mendapatkan tenaga kerja, air irigasi, dan sarana produksi lainnya, memaksa mereka untuk mengalih fungsikan lahan pertaniannya atau bahkan menjualnya15. 2) Peningkatan Jumlah Penduduk Seiring berjalannya waktu penduduk pun semakin banyak bertambah. Pesatnya. jumlah. peningkatan. penduduk. tersebut. tentunya. mengakibatkan semakain banyak pula jumlah atau luas tanah yang di 15. Irine Eka Sihombing, Segi-segi Hukum Tanah Nasional dalam pengadaan tanah untuk pembangunan, cetakan kedua ( Jakarta : Universitas Tri Sakti, 2009), h. 80.. 21.

(40) butuhkan. Jika dalam suatu keluarga membangun rumah di tanah yang berluaskan 2 are, dan jika keluarga itu disertai dengan 3 orang anak yang nantinya akan mandiri dan membangun rumah sendiri dengan masing – masing luas tanah per rumah sama 2 are, maka akan ada penambahan luas tanah yang di alih fungsikan menjadi bangunan. Dari kejadian tersbut secara otomatis luas lahan pertanian sedikit demi sedikit akan terkikis. yang berarti kegiatan alih funsi lahan hari demi hari akan. bertambah16. 3) Peningkatan Taraf Hidup Masyarakat Peningkatan taraf hidup juga bisa di katakan menjadi salah satu faktor pendorong terjadinya kegiatan alih fungsi lahan, terlihat dari permintaan lahan akibat peningkatan intensitas kegiatan masyarrakat seperti pusat pebelanjaan, obyek wisata dan tempat-tempat umum lainnya17. 4) Regulasi Pemerintah Aspek regulasi yang dikeluarkan dan ditetapkan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang berkaitan dengan perubahan fungsi lahan pertanian. Kelemahan pada aspek regulasi atau peraturan itu sendiri terutama terkait dengan masalah kekuatan hukum, sangsi pelanggaran, dan akurasi objek lahan yang dilarang di konversi.18 Faktor lain yang juga mempengaruhi alih fungsi lahan antara lain : a) Rendahnya nilai sewa tanah (land rent), lahan sawah yang berada “Alih Fungsi Lahan,“ https://tublogbisnis.wordpress.com/2015/03/03/alih-fungsi-lahan/ diakses tanggal 18 januari 2015 17 Irine Eka Sihombing, Segi-segi Hukum Tanah Nasional dalam pengadaan tanah untuk pembangunan, cetakan kedua ( Jakarta : Universitas Tri Sakti, 2009), h. 92. 18 Irine Eka Sihombing, Segi-segi Hukum Tanah Nasional, h. 93. 16. 22.

(41) disekitar pusat pembangunan dibandingkan dengan nilai sewa tanah untuk pemukiman b) Lemahnya fungsi kontrol dan pemberlakuan peraturan oleh lembaga terkait. c) Semakin menonjolnya tujuan jangka pendek yaitu memperbesar pendapatan asli daerah (PAD) tanpa mempertimbangkan kelestarian (sustainability) sumberdaya alam di era otonomi19. 2. Teori Maslahah Mursalah a. Pengertian Selain teori alih fungsi yang mendasari pada penelitian ini, peneliti juga menggunakan konsep hukum islam yaitu konsep maslahah mursalah, tujuan peneliti menggunakan konsep hukum islam ini karena peneliti juga mengakaji adanya rumah sakit dekat pemukiman masyarakat, apakah menimbulkan kemaslahatan ataukah kemudharatan akibat adanya rumah sakit dan kegiatannya dimana dalam hal ini tentunya adanya rumah sakit pendidkan yang mempengaruhi kehidupan warga disekitarnya. Kata Mashlahah memiliki dua arti yaitu : 1. Mashlahah berarti manfa’ah baik secara timbangan kata yaitu sebagai masdar, maupun secara makna.. 19. Iman soetiknjo, Politik Agraria Nasional ( Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1983 ), h. 86.. 23.

(42) 2. Mashlahah fi’il (kata kerja) yang mengandung Ash-Shalah yang bermakna annaf’u. Dengan demikian, mashlahah jika melihat arti ini merupakan lawan kata dari mafsadah.20 Maslahat kadang-kadang disebut pula dengan ( ‫ ) االستصالح‬yang berarti mencari yang baik ( ‫)طلب االصالح‬. Menurut istilah ulama ushul ada bermacam-macam ta`rif yang diberikan di antaranya : 1. Imam Ar-Razi mendifinisikan Mashlahah adalah perbuatan yang bermanfaat yang telah ditujukan oleh syari’ (Allah) kepada hamba-Nya demi memelihara dan menjaga agamanya, jiwanya, akalnya, keturunannya dan harta bendanya.21 2. Imam Al-Ghazali mendifinisikan Mashlahah pada dasarnya ialah meraih manfaat dan menolak madarat. Selanjutnya is menegaskan maksud dari statemen di atas bahwa maksudnya adalah menjaga Maqasid As-syari’ah yang lima, yaitu agama, jiwa, akal, nasab, dan harta. Selanjutnya ia menegaskan, setiap perkara yang ada salah satu unsur dari maqashid assyari’ah maka ia disebut mashlahah. Sebaliknya jika tidak ada salah satu unsur dari maqashid As-syari’ah, maka ia merupakan mafsadat, sedang mencegahnya adalah mashlahah.22. Muhammad Sa’id ‘Ali ‘Abdu Rabbuh, Buhust fi al-Adillah al-Mukhtalaf fiha ‘Inda alUshuliyyin (Kairo: Mathba’ah As-Sa’adah, 1997), h. 78-79. 21 Muhammad Sa’id ‘Ali ‘Abdu Rabbuh, Buhust fi al-Adillah al-Mukhtalaf fiha ‘Inda alUshuliyyin (Kairo: Mathba’ah As-Sa’adah, 1997), h. 79. 22 Wahbah az-Zuhaily, Ushul al-Fiqh al-Islamiy Juz 2 ( Dimasyq: Dar al-Fikr, 2005), h. 36-37. 20. 24.

(43) 3. Sedangkan menurut Al-Khawarizmi Mashlahah Memelihara tujuan hukum Islam dengan mencegah kerusakan/bencana (mafsadat) atau hal-hal yang merugikan diri manusia (al-khalq). 23 Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpuan bahwa mashlahah mursalah merupakan suatu metode ijtihad dalam rangka menggali hukum (istinbath) Islam, namun tidak berdasarkan pada nash tertentu, namun berdasarkan kepada pendekatan maksud diturunkannya hukum syara’ (maqashid as-syari’ah). Kemaslahatan yang menjadi tujuan syara’ bukan kemaslahatan yang semata-mata berdasarkan keinginan dan hawa nafsu saja. Sebab tujuan pensyari’atan hukum tidak lain adalah untuk merealisasikan kemaslahatan manusia dalam segala aspek kehidupan dunia agar terhindar dari berbagai bentuk kerusakan. b. Tingkatan-tingkatan Maslahah Mursalah Dibagi menjadi tiga tingkatan diantaranya : a) Maslahah al- Darûriyah Maslahah al-darûriyah adalah suatu kemaslahatan yang berkaitan dengan kebutuhan dasar manusia didunia dan di akhirat. Demikian penting kemaslahatan ini, apabila luput dalam kehidupan manusia akan terjadi kehancuran, bencana dan kerusakan terhadap tatanan kehidupan manusia. Kemaslahatan ini meliputi pemeliharaan agama, diri, akal keturunan dan pemeliharaan terhadap harta.. 23. Wahbah az-Zuhaily, Ushul al-Fiqh al-Islamiy Juz 2 ( Dimasyq: Dar al-Fikr, 2005), h.37.. 25.

(44) Pemeliharaan kelima sendi diatas diurut berdasarkan sekala prioritas. Artinya, sendi yang berada di urutan pertama (agama) lebih utama dari sendi kedua (jiwa). Dan sendi kedua lebih kuat daripada sendi ketiga (akal), dan begitu seterusnya sampai sendi kelima24. b) Maslahah al- Hâjiyah Maslahah al-Hajiyah adalah suatu kemaslahatan yang dibutuhkan manusia untuk menyempurnakan kemaslahatan pokok mereka dan menghilangakan kesulitan yang dihadapi. Termasuk Maslahah ini semua ketentuan hukum yang mendatangkan keringanan bagi manusia dalam kehidupannya. Senada dengan ta’rîf diatas, al-Qardhawi mendefinisikan maslahah alHajiyah adalah kemaslahatan yang tingkat kebutuhan hidup manusia tidak pada tingkat darûriyah akan tetapi bentuk kemaslahatannya secara tidak langsung bagi pemenuhan kebutuhan pokok (darûri)25. c) Maslahah al-Tahsîniyah Maslahah al-tahsîniyah adalah kemaslahatan yang bertujuan untuk mengakomodasikan kebiasaan dan perilaku baik serta budi pekerti luhur. Maslahah. ini. sering. disebut. maslahah. takmîliyah,. yaitu. suatu. kemaslahatan yang bersifat pelengkap dan keluasan terhadap kemaslahtan darûriyah dan hâjiyah. Kemaslahatan dimasudkan untuk kebaikan dan kebagusan budi pekerti. Sekiranya, kemaslahatan ini tidak dapat diwujudkan dalam kehidupan, tidaklah sampai menimbulkan keguncangan dan kerusakan terhadap tatanan kehidupan manusia. Meskipun demikian, 24 25. Abdul Wahab Khallaf, Kaidah-Kaidah Hukum Islam, ( Jakarta : Rajawali Press, 1993), h. 126. Satria Efendi,Ushul Fiqih, (Jakarta: Kencana, 2005), h. 154-155.. 26.

(45) kemaslahtan ini tetap penting dan dibutuhkan manusia. Dilihat dari segi tingkat kegunaan al-Ghazâlî membagi maslahah menjadi dua, yaitu: 1) Maslahah yang berhungan dengan kemaslahatan umum, kepentingan semua makhluk, serta berhubungan dengan kemaslahatan mayoritas. 2) Maslahah yang berhubungan dengan kemaslahatan perorangan atau individu26. Kemudian ditinjau dari segi eksistensi maslahah dan ada tidaknya dalil yang langsung mengaturnya, maslahah dibagi menjadi tiga macam: 1. Al-Munasib Al-Mu’tabar (syara’ mengukuhkannya) 2. Al-Munasib Al-Mulgho (syara’ menolak keberadaannya) dan 3. Al-Munasib Al-Mursal (syara’ tidak menyikapi keberadaannya dengan mengukuhkan atau menolaknya).27 a. Maslahah al-Mu'tabarah Mashlalah mu’tabarah ialah kemashlahatan yang terdapat dalam nash yang secara tegas menjelaskan dan mengakui kebenarannya. Dengan kata lain yakni kemaslahatan yang diakui oleh syar’i dan terdapatnya dalil yang jelas, sebagaimana disebutkan oleh Muhammad al – Said Ali Abd. Rabuh Yang masuk dalam mashlahat ini adalah semua kemaslahatan yang dijelaskan dan disebutkan oleh nash, seperti memelihara agama, jiwa, keturunan dan harta benda, yang selanjutnya kita sebut dengan maqashid asy-syari’ah. Oleh karena itu. Allah SWT telah menetapkan agar berusaha dengan untuk melindungi agama, 26 27. Jaih Mubarok, Kaidah Fiqhiyah, h. 106 Az-Zuhaily, Ushul al-Fiqh, 33-35.. 27.

(46) melakukan qishas bagi pembunuhan, menghukum pemabuk demi pemeliharaan akal, menghukum pelaku zina dan begitu pula menghukum pelaku pencurian. Seluruh ulama sepakat bahwa semua maslahat yang dikategorikan kepada maslahah mu’tabarah wajib ditegakkan dalam kehidupan, karena dilihat dari segi tingkatan ia merupakan kepentingan pokok yang wajib ditegakkan. b. Maslahah Al-Mulghâh Maslahah al-mulghâh adalah suatu kemaslahatan yang bertentangan dengan ketentuan dengan nas . Karenaya, segala bentuk kemaslahatan seperti ini ditolak oleh shara’. Menurut Abdul Wahab Khâlaf, salah satu contoh relevan dengn maslahah ini adalah fatwa seorang ulama’ madhhab Mâliki di Spanyol yang bernama Laist Ibnu Sa’ad (94-75 H) dalam menentukan kafarat orang yang melakukan hubungan suami-istri pada siang bulan bulan ramadhan. Berdasarkan hadîts Nabi, orang yang melakukan demikian adalah memerdekakan budak, atau puasa dua bulan berturut atau memberi makan 60 orang fakir miskin. Kasus ini terjadi di spanyol dan orang yang melakukan hubungan suami istri itu adalah seorang penguasa. Mengingat orang ini penguasa, apabila kafaratnya memerdekakan budak tentu dengan mudah ia dapat membayar dengan mudah dan dan kembali melakukan pelanggaran dengan mudah pula. Atas dasar pertimbangan seperti itu Laist Ibnu Sa’ad menetapkan kafarat. 28.

(47) bagi penguasa ini puasa berturut-turut28. Maslahah model seperti ini jelas menyalahi al-Hadîth diatas, karena kaffarat itu dilaksanakan secara berurut. Apabila seseorang tidak bisa memerdekakan budak , barulah ia bisa memilih alternatif kedua, yaitu puasa dua bulan berturut-turut. Karenanya mendahulukan kaffarat puasa daripada memerdekakan budak merupakan kemaslahatan yang bertentangn dengan dengan kehendak shara’, shingga dipandang batal dan ditolak29. c. Maslahah Al-Mursalah Yang dimaksud dengan Maslahah Mursalah ialah maslahat yang secara eksplisit tidak ada satu dalil pun yang mengakuinya ataupun menolaknya. Maslahat ini merupakan maslahat yang sejalan dengan tujuan syara’ yang dapat dijadikan dasar pijakan dalam mewujudkan kebaikan. yang. dihajatkan. oleh. manusia. serta. terhindar. dari. kemudhorotan. Karena tidak ditemukan variabel yang menolak ataupun mengakuinya. maka. para. ulama. berselisih. pendapat. mengenai. kebolehannya dijadikan illat hukum. Kalangan Malikiyyah menyebutnya maslahah mursalah, Al-Ghozali menyebutnya istishlah, para pakar ushul fiqih menyebutnya al-munasib al-mursal al-mula’im, sebagian ulama menyebutnya al-istidlal al-mursal, sementara Imam Haromain dan Ibnu Al-Sam’ani memutlakkannya dengan istidlal saja. Dari definisi ini tampak bahwa maslahah al-mursalah merupakan kemaslahatan yang sejalan dengan apa yang terdapat didalam nas, tetapi Tgk. Safriadi, S.HI, MA, Maqasid Al-Syariah Ibnu ‘Asyur ( Aceh : CV Seva Bumi Persada , 2014) , h. 33 29 Poernomo Hadi Syaechul, Dinamisasi Hukum Islam, h. 18. 28. 29.

(48) tidak ada nas yang khusus yang memerintah dan melarang untuk mewujudkannya. Dan hal ini dapat dibuktikan dari sekumpulan nas dan makna yang dikandungnya. Dengan demikian maslahah ini dapat dijadikan pijakan dalam mewujudkan kemaslahatan yang dibutuhkan manusia dan menghindarkan kemadharatan30. d. Kehujjahan Maslahah Dalam kehujjahan maslahah, terdapat perbedaan pendapat dikalangan ulama ushul, diantaranya : a) Maslahah tidak dapat menjadi hujjah atau dalil menurut Ulama-Ulama Shâfi’iyah, Hanâfiyah, dan sebagian ulama Mâlikiyah, seperti Ibnu Hajib dan Ahli zâhir31. b) Maslahah dapat menjadi hujjah atau dalil menurut sebagian ulama Mâlikiyah, dan sebagian ulama syafi’iyah, tetapi harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan oleh ulama-ulama ushul. Jumhur Hanâfiyah dan Shâfi’iyah mensyaratkan tentang maslahah ini, hendaknya dimasukkan di bawah qiyâs, yaitu bila terdapat hukum asal yang dapat diqiyâskan kepadanya dan juga ‘illat mudhabit (tepat) sehingga dalam hubungan hukum terdapat tempat untuk merealisir kemaslahatan. Berdasarkan pemahaman ini, mereka berpegang pada kemaslahatan yang dibenarkan shara’, tetapi mereka lebih leluasa dalam menganggap maslahah yang dibenarkan shara’ ini, karena luasnya. Muhammad Abu Zahrah, Ushul al-Fiqh (Terj.) Saefullah Ma’sum (Jakarta: Pustaka Firdaus. 2005), h. 423. 31 Firdaus, Ushul Fiqh-Metode Mengkaji dan Memahami Hukum Islam Secara Komprehensif (Jakarta: Zikrul Hakim, 2004), h. 54 30. 30.

(49) pengetahuan mereka dalam soal pengakuan shâri’ (Allah) terhadap illat sebagai tergantungnya hukum, yang merealisir kemaslahatan. Hal ini, karena hampir tidak ada maslahah yang tidak memiliki dalil yang mengakui kebenarannya32. c) Imam al-Qarafi, berpendapat tentang kehujjahan maslahah bahwa sesungguhnya berhujjah dengan maslahah dilakukan oleh semua mazhab, karenam mereka melakukan qiyâs dan membedakan antara satu dengan yang lainnya, karena adanya ketentuan-ketentuan hukum yang mengikat33. e. Syarat-syarat Penerapan Maslahah Mursalah Dalam menggunakan maslahah sebagai hujjah, ulama bersikap sangat hati-hati sehingga tidak mengakibatkan pembentukan shâri’at berdasarkan nafsu dan kepentingan terselubung. Berdasarkan hal itu, maka ulama menyusun syarat-syarat maslahah yang dipakai sebagai dasar pembentukan hukum34. a) Bentuk maslahah tersebut haruslah selaras dengan tujuan-tujuan shâri’at, yakni bahwa kemaslahatan tersebut tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dasarnya dan juga tidak menabrak garis ketentuan nas atau dalil-dalil lain yang qat'î. Dengan kata lain, bahwa kemasalahatan tersebut sesuai dengan tujuan-tujuan shâri’at, merupakan bagian keumumannya, bukan temasuk kemaslahatan yang ghârib. Kendati tidak 32. Firdaus, Ushul Fiqh-Metode Mengkaji dan Memahami Hukum Islam Secara Komprehensif (Jakarta: Zikrul Hakim, 2004), h. 55 33 Firdaus, Ushul Fiqh-Metode Mengkaji dan Memahami Hukum Islam Secara Komprehensif ,........ h. 54 34 Khairul Umam dkk, Ushul Fiqh I (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998), h. 78.. 31.

(50) ada dalil yang mengukuhkannya35. b) maslahah itu harus hakikat, bukan dugaan. Ahlu al-hilli wa al-aqdi dan mereka yang mempunyai disiplin ilmu tertentu, memandang bahwa pembentukan hukum tertentu harus didasarkan pada maslahah alhaqiqiyah, yang dapat menarik manfaat untuk manusia dan menolak bahaya pada diri meraka. Tegasnya maslahah tersebut adalah yang rasional,. maksudnya. kemaslahatan terhadap administrastif. dalam. secara. rasio. terdapat. penetapan hukum. berbagai. transaksi. peruntukan. wujud. Misalnya, pencatatan akan. meminimalisir. persengketaan atau persaksian palsu. Dalam kaitannya dengan konteks shâri’at, hal semacam ini selayaknya diterima. Beda dengan pencabutan hak talak dari suami dan menyerahkannya kepada qodhi. Keputusan kontrofersial semacam ini, tidak diperbolehkan karena bertentangan dengan garis-garis shâri’at36. c) Kemaslahatan. itu. berlaku. universal. (berlaku. umum),. bukan. kemaslahatan bagi individu tertentu atau sejumlah individu. Ini mengingat bahwa shâri’at Islam itu berlaku bagi semua manusia. Oleh sebab itu, penetapan hukum atas dasar maslahah, bagi kalangan tertentu, seperti penguasa, pemimpin, dan keluarganya tidak sah karena bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam yang berlaku bagi semua manusia.37. 35. Alaiddin Koto, Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh ( Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2006), h. 98. Alaiddin Koto, Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh,......... h. 99. 37 Alaiddin Koto, Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh,......... h. 100. 36. 32.

(51) Dalam buku lain dijelaskan bahwa kemaslahatan yang ingin diselesaikan adalah yang memiliki syarat sebagai berikut38: a. Masalah harus real atau benar-benar sesuai fakta. b. Maslahat yang ingin diwujudkan harus dapat diterima oleh akal c. Harus sesuai dengan tujuan syariat secara umum. d. Mendukung realisasi masyarakat dharuriyyah atau pokok. Salah satu bentuk maqâshid syarîat ialah merealisasikan kemaslahatan bagi seluruh lapisan manusia. Tujuan ini meliputi pada tiga aspek yaitu39: a. Untuk memelihara kebutuhan pokok primer manusia b. Untuk memelihara kebutuhan sekunder manusia c. Untuk memelihara kebutuhan tersier. Beberapa hukum inilah yang selanjutnya akan menjadi pembahasan agama Islam untuk senantiasa dilindungi dan dipelihara, yaitu: a. Agama Untuk menegakkan agama, Islam mewajibkan iman terutama rukun imam dan mensyariatkan hukum dengan rukun Islam yang lima. b. Jiwa Untuk. memelihara. jiwa,. Islam. memerintahkan. makan. dan. minum.Memakai pakaian dan bertempat tinggal sekedar cukup untuk memelihara kebinasaan.Begitu pula Islam mensyariatkan hukum qishas, diyat dan kafarat bagi yang sengaja melakukan pembunuhan, bunuh diri dan menyiksa tubuh. 38 39. Muhammad Syukri Albani Nasution, Filsafat Hukum…, h. 107 M. Ali Hasan, Perbandingan Mazhab, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002), h. 96-97. 33.

(52) c. Akal Untuk memelihara akal, Islam mengharamkan khamer dan segala jenis makanan dan minuman yang memabukkan, serta memberikan hukuman kepada peminum khamer itu. d. Keturunan Untuk memelihara kehormatan atau keturunan, Islam mensyariatkan hukuman badan berupa had bagi orang yang berzina dan orang yang menuduh orang baik-baik berbuat zina. e. Harta Untuk memelihara harta, Islam mengharamkan mencuri, menipu, menjalankan dan memakan riba. Merusak harta baik milik sendiri maupun milik orang lain. Salah satu prinsip hukum Islam ialah meniadakan kesempitan. Pada dasarnya manusia tidak suka akan pembebanan, baik fisik maupun mental. Apalagi dengan pembebanan tersebut, secara otomatis manusia akan menolaknya.. “Allah. tidak. membebani. seseorang. ِ ‫اّللُ نَ ْف ًسا إِال ُو ْس َع َها‬ َّ ‫ف‬ ُ ‫ال يُ َكله‬. melainkan. sesuai. dengan. kesanggupannya.”40. Oleh karena itulah Allah SWT menetapkan hukum Islam sesuai kadar kemampuan seseorang.41Penetapan hukum Islam atas manusia senantiasa memerhatikan kemaslahatan manusia.Hal ini terjadi sesuai situasi dan kondisi. 40 41. QS. Al-Baqarah Ayat 286 Muhammad Syukri Albani Nasution, Filsafat Hukum…, h. 113. 34.

(53) masyarakat. Maka hukum yang dtetapkan akan diterima dengan lapang dada karena sesuai dengan akal. Penetapan hukum didasarkan 3 sendi pokok, yaitu42: 1. Hukum ditetapkan setelah masyarakat membutuhkan hukum 2. Hukum ditetapkan oleh kekuasaan yang berhak menetapkan hukum dan memudahkan masyarakat ke bawah ketetapannya Hukum ditetapkan menurut kadar kebutuhan masyarakat. f. Kaidah-kaidah yang digunakan dalam Maslahah mursalah Dalam maslahah mursalah, terdapat beberapa kaidah fiqih. yang. mendukungnya.Kaidah-kaidah inilah yang juga menjadi dasar pertimbangan maslahah mursalah itu diterapkan. Kaidah asasi tersebut ialah43: a.. ‫األمور مبقاصدها‬ Segala sesuatu itu tergantung pada maksud dan tujuannya.. b.. ‫األمر إذاَضاق اتسع‬ Segala sesuatu jika sempit atau darurat, maka bisa menjadi luas.. c.. ‫الضرر يزال‬ Kemudharatan atau bahaya harus dihilangkan.. d.. ‫املشقة جتلب التيسر‬ Kesulitan mendatangkan kemudahan. Muhammad Syukri Albani Nasution, Filsafat Hukum…, h. 117 Abbas Arfan, Kaidah-kaidah Fiqh Muamalah dan Aplikasinya dalam Ekonomi Islam & Perbankan Syariah, (Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, 2012), h. 137 42 43. 35.

(54) e.. ‫إن اآلحكام الىت ينشأ عن تطبيقها حرج على املكلف ومشقة ىف نفسه او ماله‬ ‫فالشريعة ختففهما مبا يقع حتت قدرة املكلف دون عسر او حرج‬ Hukum yang praktinya menyulitkan mukallaf dan pada diri dan sekitarnya terdapat kesulitan, maka syariat meringankannya sehingga beban tersebut berada di bawah kemampuan mukallaf tanpa kesulitan dan kesusahan.44. 44. Jaih Mubarok, Kaidah Fiqh Sejarah dan Kaidah Asasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002), h. 139. 36.

(55) BAB III METODE PENELITIAN. Metode secara etimologi diartikan sebagai jalan atau cara melakukan atau mengerjakan sesuatu. Sedang menurut istilah metode merupakan titik awal menuju proposisi akhir dalam bidang pengetahuan tertentu.45 Riset atau penelitian merupakan aktivitas ilmiah yang sistematis, berarah dan bertujuan. Maka, data atau informasi yang dikumpulkan dalam penelitian harus relevan dengan persoalan yang dihadapi. Artinya, data tersebut berkaitan, mengena dan tepat.46Jadi metode penelitian adalah jalan atau cara yang ditempuh oleh peneliti dalam melakukan penelitian.. 45. Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum (Bandung: CV Mandar Maju, 2008),h.13 46 Kartini Kartono dalam Marzuki. Metodologi Riset (Yogyakarta: UII Press, t.t ). h. 55. 37.

(56) Pada bab ini peneliti menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian ini, dan memaparkan cara-cara memperoleh informasi dari awal sampai akhir, sehingga data yang diperoleh tentang perubahan alih fungsi lahan yang semula sebagai perumahan menjadi Rumah Sakit Pendidikan, menjadi data yang absah dan akurat dan menjawab seluruh rumusan masalah yang sudah dipaparkan sebelumnya dimulai dari kronologi perubahan alih fungsi lahan dari perumahan menjadi rumah sakit dan tanggapan warga sekitar rumah sakit tentang berdirinya rumah sakit yang dekat dengan pemukiman. Peneliti menggunakan konsep maslahah mursalah untuk mengetahui manfaat dan madharat berdirinya rumah sakit di area yang sangat dekat dengan pemukiman warga. A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian empiris, yaitu penelitian yang berkaitan dengan pendapat dan perilaku anggota masyarakat dalam hubungan hidup bermasyarakat. Penelitian empiris seringkali disebut sebagai field research (penelitian lapangan) yaitu peneliti langsung terjun ke lapangan secara utuh, untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif tentang situasi setempat. Peneliti memperoleh data dari penelitian lapangan langsung. Penelitian ini mengungkapkan implementasi hukum yang hidup dalam masyarakat melalui perbuatan yang dilakukan oleh masyarakat. Penelitian ini mengkaji masalah pembangunan rumah sakit di daerah yang dekat dengan pemukiman padat. Perlu adanya penelitian lapangan untuk mengetahui apakah dengan adanya pembangunan rumah sakit di dekat pemukiman tersebut mendatangkan kemaslahatan atau menimbulkan madharat bagi masyarakat sekitar. 38.

Gambar

Foto Wawancara dengan Warga Perumahan Griyashanta
Foto 3 : Wawancara dengan Pihak Pemkot di Kelurahan Jatimulyo

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Namun, apabila ditinjau dari segi Tata Guna Tanah pelaksanaan alih fungsi tanah tersebut tidak sesuai karena tanah yang dialihfungsikan tersebut adalah tanah

Alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian di Desa Drancang Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik begitu tinggi, ini dikarenakan didalam RTRW(Rencana Tata

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) terjadi perubahan fungsi lahan pertanian di Desa Bongan di mana kondisi lahan pertanian sebelum adanya pembangunan perumahan

Puji syukur penulis ucapkan kepada, Tuhan Yang Maha Esa, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis Yuridis Alih Fungsi Lahan Pertanian

Proses alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan di Kelurahan Beru tidak terlepas dari aktor utama jual beli lahan yang berperan dalam menentukan harga lahan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) terjadi perubahan fungsi lahan pertanian di Desa Bongan di mana kondisi lahan pertanian sebelum adanya pembangunan perumahan

Proses alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan di Kelurahan Beru tidak terlepas dari aktor utama jual beli lahan yang berperan dalam menentukan harga lahan

Alih fungsi lahan pertanian menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto menimbulkan perubahan ekonomi, sosial dan budaya