• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

BUKU INFORMASI

PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN

SALURAN IRIGASI

LAPORAN MINGGUAN DAN PEMERIKSAAN HASIL

PEKERJAAN DI LAPANGAN

NO. KODE : INA.5223.213.01.06.04

SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL

(2)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 1 dari 55 DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... 1

BAB I PENGANTAR ... 4

1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi ... 4

1.1.1. Pelatihan Berbasis Kompetensi ... 4

1.1.2. Kompeten di Tempat Kerja ... 4

1.2. Penjelasan Materi Pelatihan ... 4

1.2.1. Desain Materi Pelatihan ... 4

1.2.2. Isi Materi Pelatihan ... 4

1.2.3. Penerapan Materi Pelatihan ... 5

1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC) ... 6

1.3.1. Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency-RCC) ... 6

1.3.2. Seseorang Mungkin Sudah Memiliki Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap Kerja ... 6 1.4. Pengertian-pengertian Istilah ... 6 1.4.1. Profesi ... 6 1.4.2. Standarisasi ... 6 1.4.3. Penilaian/Uji Kompetensi ... 6 1.4.4. Pelatihan ... 6 1.4.5. Kompetensi ... 7

1.4.6. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) ... 7

1.4.7. Standar Kompetensi ... 7

1.4.8. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)... 7

1.4.9. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)... 7

1.4.10. Sertifikasi Kompetensi ... 7

BAB II STANDAR KOMPETENSI ... 8

2.1. Peta Paket Pelatihan ... 8

2.2. Pengertian Unit Standar Kompetensi ... 8

2.2.1. Unit Kompetensi ... 8

(3)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 2 dari 55

2.2.3. Durasi/Waktu Pelatihan ... 8

2.2.4. Kesempatan untuk Menjadi Kompeten ... 9

2.3. Unit Kompetensi Kerja yang Dipelajari ... 9

2.3.1. Kemampuan Awal ... 9

2.3.2. Judul Unit ... 9

2.3.3. Kode Unit ... 9

2.3.4. Deskripsi Unit ... 9

2.3.5. Elemen Kompetensi ... 9

2.3.6. Kriteria Unjuk Kerja ... 9

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ... 12

3.1. Strategi Pelatihan ... 12

3.1.1. Persiapan/Perencanaan ... 12

3.1.2. Permulaan dari Proses Pembelajaran ... 12

3.1.3. Pengamatan Terhadap Tugas Praktek ... 12

3.1.4. Implementasi ... 12

3.1.5. Penilaian ... 13

3.2. Metode Pelatihan ... 13

3.2.1. Belajar Secara Mandiri ... 13

3.2.2. Belajar Berkelompok ... 13

3.2.3. Belajar Terstruktur ... 13

BAB IV LAPORAN MINGGUAN DAN PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN DI LAPANGAN ... 14

4.1. Umum ... 14

4.2. Laporan Harian dan Mingguan ... 14

4.2.1. Laporan Harian Pelaksanaan Pekerjaan ... 14

4.2.2. Rekapitulasi Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan ... 15

4.2.3. Dokumentasi Laporan Pelaksanaan Pekerjaan ... 16

4.3. Pemeriksaan dan Pengukuran Hasil Pekerjaan di Lapangan ... 16

4.3.1. Opname Hasil Pekerjaan ... 16

4.3.2. Gambar Sketsa Realisasi Pekerjaan ... 40

4.3.3. Laporan Kemajuan Fisik Pekerjaan ... 40

4.4. Berita Acara Hasil Pekerjaan Sub Kontraktor/Mandor ... 40

(4)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 3 dari 55

4.4.2. Pembuatan Berita Acara Hasil Pekerjaan Sub Kontraktor/Mandor ... 41

BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI ... 53

5.1. Sumber Daya Manusia ... 53

5.1.1. Pelatih ... 53

5.1.2. Penilai ... 53

5.1.3. Teman Kerja/Sesama Peserta Pelatihan ... 53

5.2. Sumber-sumber Kepustakaan / Buku Informasi ... 54

(5)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 4 dari 55 BAB I

PENGANTAR

1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) 1.1.1. Pelatihan Berbasis Kompetensi

Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja.

1.1.2. Kompeten di Tempat Kerja

Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang perlu untuk ditampilkan secara efektif di tempat kerja, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1.2.1. Desain Materi Pelatihan

Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / Mandiri :

a) Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang instruktur. b) Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta

dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih.

1.2.2. Isi Materi Pelatihan a) Buku Informasi

Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan.

b) Buku Kerja

Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek, baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / Mandiri.

(6)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 5 dari 55

• Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi.

• Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

• Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktek kerja.

c) Buku Penilaian

Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :

• Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan.

• Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan.

• Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan.

• Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.

• Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktek.

• Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

1.2.3. Penerapan Materi Pelatihan

a) Pada pelatihan klasikal, instruktur akan :

• Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan.

• Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.

• Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan.

• Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku Kerja.

b) Pada pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan :

• Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan.

• Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja.

• Memberikan jawaban pada Buku Kerja.

• Mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja.

(7)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 6 dari 55

1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini

1.3.1. Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency-RCC)

Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, yang berarti tidak akan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan.

1.3.2. Seseorang mungkin sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, karena telah

a) Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sama atau

b) Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau c) Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan

keterampilan yang sama.

1.4. Pengertian-Pengertian / Istilah 1.4.1 Profesi

Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan / jabatan.

1.4.2 Standarisasi

Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu.

1.4.3 Penilaian / Uji Kompetensi

Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.

1.4.4 Pelatihan

Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.

(8)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 7 dari 55

1.4.5 Kompetensi

Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan.

1.4.6 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)

KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.

1.4.7 Standar Kompetensi

Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.

1.4.8 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)

SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat

jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1.4.9 Sertifikat Kompetensi

Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi.

1.4.10 Sertifikasi Kompetensi

Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi nasional dan/ atau internasional.

(9)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 8 dari 55 BAB II

STANDAR KOMPETENSI

2.1. Peta Paket Pelatihan

Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja Pelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi yaitu sebagai representasi dari Unit Kompetensi Membuat laporan mingguan, melakukan pemeriksaan dan memproses berita acara kemajuan fisik pekerjaan sub kontraktor/mandor, sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan dari materi pelatihan lainnya, yaitu:

2.1.1. Menganalisis gambar desain dan spesifikasi teknis saluran irigasi. 2.1.2. Membuat program kerja mingguan berdasarkan rencana kerja induk. 2.1.3. Melaksanakan persiapan lapangan sesuai lingkup pekerjaan

2.1.4. Mengadakan bimbingan teknis pada mitra kerja.

2.1.5. Melaksanakan pekerjaan saluran irigasi sesuai dengan shop drawing, spesifikasi teknik, metoda kerja dan K3

2.2. Pengertian Unit Standar Kompetensi 2.2.1. Unit Kompetensi

Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan yang akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit kompetensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu.

2.2.2. Unit Kompetensi Yang Akan Dipelajari

Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah “Membuat laporan mingguan, melakukan pemeriksaan dan memproses berita acara kemajuan fisik pekerjaan sub kontraktor/mandor”.

2.2.3. Durasi/Waktu Pelatihan

Pada sistem pelatihan berbasis kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam melakukan tugas tertentu.

(10)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 9 dari 55

2.2.4. Kesempatan untuk Menjadi Kompeten

Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih yang bersangkutan. Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level yang diperlukan.

Jumlah maksimum usaha / kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.

2.3 Unit Kompetensi Kerja Yang dipelajari

Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :

• Mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.

• Mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.

• Memeriksa kemajuan peserta pelatihan.

• Menyakinkan, bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

2.3.1 Kemampuan Awal

Peserta pelatihan harus telah memiliki pengetahuan awal K3-LH, dan melaksanakan pekerjaan saluran irigasi.

2.3.2 Judul Unit : Membuat laporan mingguan, melakukan pemeriksaan dan

memproses berita acara kemajuan fisik pekerjaan sub kontraktor/mandor.

2.3.3 Kode Unit : INA.5223.213.01.06.04

2.3.4 Deskripsi Unit

Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan dalam Membuat laporan mingguan, melakukan pemeriksaan dan memproses berita acara kemajuan fisik pekerjaan sub kontraktor/mandor yang dilakukan oleh Pelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi.

2.3.5 Elemen Kompetensi 2.3.6 Kriteria Unjuk Kerja

(11)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 10 dari 55

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Membuat laporan harian dan mingguan.

1.1 Formulir laporan harian pelaksanaan pekerjaan diisi dengan baik dan benar.

1.2 Rekapitulasi kemajuan pelaksanaan pekerjaan harian menjadi laporan mingguan dibuat secara teliti.

1.3 Laporan pelaksanaan pekerjaan didokumentasikan sesuai prosedur yang berlaku.

2. Melaksanakan pemeriksaan dan pengukuran bersama hasil pekerjaan di lapangan.

2.1. Opname hasil pekerjaan dilakukan bersama direksi dan konsultan pengawas dengan cermat dan teliti. 2.2. Gambar sketsa realisasi pekerjaan yang telah

dilaksanakan dibuat untuk lampiran hasil pemeriksaan.

2.3. Opname hasil pekerjaan yang telah disepakati dibuat untuk bahan laporan kemajuan fisik pekerjaan.

3. Membuat berita acara hasil pemeriksaan dan pengukuran sebagai dasar pembayaran sub kontraktor/ mandor.

3.1. Kebenaran berita acara hasil pemeriksaan dan pengukuran pekerjaan subkontraktor/mandor dibandingkan dengan opname hasil pekerjaan untuk dasar pembayaran.

3.2. Berita acara hasil pemeriksaan dan pengukuran pekerjaan subkontraktor /mandor ditandatangani bersama untuk dasar pembayaran.

BATASAN VARIABEL

1. Kompetensi ini sering diterapkan dalam satuan kerja kelompok. 2. Data dokumen yang benar harus tersedia.

3. Diberi kewenangan dan inisiatif untuk mengecek kesesuaian data dengan kondisi di lapangan.

4. Menggunakan komputer dalam menghitung volume pekerjaan untuk mendapatkan hasil yang benar.

PANDUAN PENILAIAN

1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti keterampilan :

1.1. Penginterpretasian hasil pemeriksaan dan pengukuran pekerjaan. 1.2. Membuat berita acara hasil pemeriksaan dan pengukuran pekerjaan

1.3. Perhitungan pembayaran kepada sub kontraktor/mandor berdasarkan berita acara.

2. Konteks penilaian

2.1. Unit ini dapat dinilai di dalam atau di luar tempat kerja.

(12)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 11 dari 55

2.3. Unit ini harus didukung oleh serangkaian metode untuk menilai pengetahuan dan keterampilan penunjang yang ditetakan dalam Materi Uji Kompetensi (MUK).

3. Aspek penting penilaian

Aspek penting yang harus diperhatikan :

3.1. Kemampuan dalam menilai hasil pekerjaan di lapangan. 3.2. Kemampuan dalam menghitung volume tiap jenis pekerjaan.

3.3. Kemampuan dalam menganalisis kesesuaian kondisi lapangan dengan gambar kerja. 3.4. Kemampuan menyusun prakiraan biaya yang harus dibayarkan kepada sub

kontraktor/mandor.

4. Kaitan dengan unit lain

Unit ini mendukung kinerja efektif dalam serangkaian unit kompetensi teknisi Pelaksana Irigasi, yaitu terkait dengan unit :

4.1. Melaksanakan pekerjaan saluran irigasi sesuai dengan shop drawing, spesifikasi teknis, metode kerja dan K3.

4.2. Melakukan koordinasi kegiatan pelaksanaan dengan mitra kerja.

Kompetensi Kunci

NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT

1. Mengumpulkan hasil pemeriksaan dan pengukuran pekerjaan di lapangan

2

2. Mengkomunikasikan kepada bagian peralatan dan logistik, keuangan dan bagian teknik.

1

3. Melaksanakan pemeriksaan dan pengukuran untuk membuat berita acara

1

4. Melaksanakan kerjasama dengan bagian logistik, peralatan, keuangan, teknik dan mitra kerja

1

5. Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 1

6. Memecahkan masalah 1

7. Menggunakan teknologi 2

(13)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 12 dari 55 BAB III

STRATEGI DAN METODE PELATIHAN

3.1. Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan pelatihan klasikal yang diajarkan di kelas oleh pelatih. Pada sistem ini peserta pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara sendiri artinya, bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan / proses belajar dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

3.1.1 Persiapan/Perencanaan

a) Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar yang harus diikuti.

b) Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.

c) Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.

d) Merencanakan aplikasi praktek pengetahuan dan keterampilan.

3.1.2 Permulaan dari Proses Pembelajaran

a) Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktek yang terdapat pada tahap belajar.

b) Mereview dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan yang telah dimiliki.

3.1.3 Pengamatan Terhadap Tugas Praktek

a) Mengamati keterampilan praktek yang didemonstrasikan oleh pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya.

b) Mengajukan pertanyaan kepada pelatih tentang kesulitan yang ditemukan selama pengamatan.

3.1.4 Implementasi

a) Menerapkan pelatihan kerja yang aman.

b) Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan praktek. c) Mempraktekkan keterampilan baru yang telah diperoleh.

(14)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 13 dari 55

3.1.5 Penilaian

Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar peserta pelatihan

3.2. Metode Pelatihan

Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

3.2.1. Belajar Secara Mandiri

Belajar secara mandiri membolehkan peserta pelatihan untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, peserta pelatihan disarankan untuk menemui pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.

3.2.2. Belajar Berkelompok

Belajar berkelompok memungkinkan peserta pelatihan untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.

3.2.3. Belajar Terstruktur

Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu.

(15)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 14 dari 55 BAB IV

LAPORAN MINGGUAN DAN PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN DI LAPANGAN

4.1. Umum

Laporan mingguan dan pemeriksaan hasil pekerjaan di lapangan merupakan rangkaian perlaporan yang sangat penting, baik untuk pelaksana konstruksi maupun pemberi tugas/pengawas pekerjaan dalam membuat dokumen untuk penagihan termin.

Dari laporan pemeriksaan hasil pekerjaan di lapangan maka dapat dibuat berita acara hasil pekerjaan sub kontraktor/mandor.

4.2. Laporan Harian dan Mingguan

4.2.1. Laporan Harian Pelaksanaan Pekerjaan

Pelaksana lapangan dan mandor/sub kontraktor diharuskan membuat laporan harian yang meliputi seluruh kegiatan pelaksanaan di lapangan termasuk kondisi cuaca, kondisi sumber daya bahan, alat dan tenaga kerja dan estimasi progress proyek di lapangan.

Laporan harian itu dibuat oleh mandor/sub kontraktor dan disetujui oleh pelaksana lapangan.

Penjelasan dan contoh pengisian yang benar perlu diberikan oleh pelaksana lapangan kepada mandor/sub kontraktor. Pelaksanaan yang dibuat sederhana mungkin dan cukup satu lembar saja tiap hari.

Laporan harian adalah laporan tentang kegiatan pelaksanaan proyek setiap hari. Maksud laporan harian dibuat, agar pelaksana lapangan dan mandor/sub kontraktor mengetahui hasil pekerjaan pada hari itu, apakah sudah sesuai dengan rencana kerja harian. Laporan harian biasanya meliputi hal-hal sebagai berikut :

• Laporan cuaca.

Laporan ini membuat kondisi cuaca selama 24 (dua puluh empat) jam setiap hari. Biasanya dibagi menjadi cerah, gerimis dan hujan lebat.

• Laporan tenaga kerja.

Laporan ini memuat jumlah dan jenis tenaga kerja yang bekerja pada hari yang bersangkutan. Jumlah tenaga harus sesuai dengan kegiatan yang ada.

(16)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 15 dari 55

• Laporan material

Laporan ini memuat jumlah dan jenis material yang masuk/ datang pada hari yang bersangkutan.

• Laporan kegiatan kerja.

Laporan ini memuat jenis-jenis kegiatan yang dilakukan pada hari yang bersangkutan. Kadang-kadang jumlah kuantitas pekerjaan yang diselesaikan juga minta dilaporkan.

Laporan harian ini harus mendapat persetujuan dari pemberi kerja.

Dokumen No : Tanggal : Revisi No  : 00 Halaman : LAPORAN HARIAN Bulan : September Hari : Kamis Tanggal : 7 ‐ 9 ‐ 2005

Uraian Satuan Kuantitas Siang Malam

Tukang 

Pekerja

Jam Kerja Siang  Keadaan Cuaca

Jam Kerja Malam

Catatan : Disetujui, Pelaksana Lapangan Diajukan oleh, Mandor PEKERJAAN : Jumlah Orang Tenaga Kerja Lokasi Pekerjaan Yang Dilaksanakan

NO

Siang Cerah

9

Haridipergunakan sepenuhnya untuk dapat bekerja 

9

Berawan : ……..s/d……..

: ……..s/d…….. : 10.00 s/d 05.00 : 

……..s/d……..

Hari sebagian tidak dapat dipergunakan 

untuk bekerja karena Mendung

Gerimis Hujan

Malam

Laporan Harian Mandor

4.2.2. Rekapitulasi Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan

Laporan harian sesuai bab 4.2.1. tersebut direkap menjadi laporan mingguan, dan ditingkat proyek direkap menjadi laporan bulanan. Rekapitulasi ini menjadi tugas kepala proyek/staf teknik untuk dasar pengajuan termin pekerjaan.

(17)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 16 dari 55

4.2.3. Dokumentasi Laporan Pelaksanaan Pekerjaan

Laporan harian/mingguan oleh pelaksana didokumentasikan dengan baik sesuai prosedur dan dilengkapi data pendukung seperti photo dan lain-lain.

4.3. Pemeriksaan dan Pengukuran Hasil Pekerjaan di Lapangan 4.3.1. Opname Hasil Pekerjaan

Format opname hasil pekerjaan di lapangan disiapkan oleh kepala proyek sesuai format yang ditetapkan oleh owner/ pemberi kerja atau konsultan pengawas.

Opname hasil pekerjaan dilakukan oleh kepala lapangan/pelaksana/staf teknik proyek bersama dengan direksi dan konsultan pengawas. Berikut adalah cara pengukuran dan pembayaran pekerjaan yang lazim ditemui pada spesifikasi pekerjaan sumber daya air.

4.3.1.1. Pengukuran Dan Pembayaran Pekerjaan a. Umum

Pengukuran dan pembayaran pekerjaan harus mengacu kepada metode yang diberikan dalam kontrak. Apabila ada jenis pekerjaan tidak tercantum cara pengukuran dalam kontrak, maka perlu diselesaikan untuk mendapatkan kesepakatan bersama.

Penjelasan umum pekerjaan fisik yang diuraikan selanjutnya adalah sebagai acuan dalam membuat format lembar quantitas (Quantity Sheet) untuk setiap item pekerjaan yang sesuai dengan perhitungan volume pekerjaan sebagai tercantum dalam daftar quantitas dan harga (BoQ).

b. Mobilisasi

1. Uraian Pekerjaan

Yang termasuk dalam pekerjaan mobilisasi adalah : - Mobilisasi Tenaga Kerja

- Mobilisasi Peralatan

- Mobilisasi alat-alat laboratorium (Fasilitas pengendali mutu) - Pembebasan tanah untuk base camp

- Pembangunan kantor, barak, gudang dan bengkel kontraktor - Pembuatan bangunan direksi / konsultan

- Pembuatan jembatan darurat atau pembuatan struktur jalan / jembatan darurat atau perkuatan struktur jalan dan jembatan (kalau ada)

(18)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 17 dari 55

- Demobilisasi 2. Pengukuran

Pengukuran kemajuan mobilisasi didasarkan atas kemajuan yang dicapai menurut jadwal mobilisasi yang telah disetujui.

3. Dasar Pembayaran

Biaya Mobilisasi dibayar atas dasar lumpsum sesuai jadwal pembayaran yaitu sebagai kompensasi penuh atas terlaksananya pekerjaan mobilisasi yakni mobilisasi tenaga kerja, peralatan, laboratorium, pembangunan kantor direksi / konsultan, kantor kontraktor, barak, gudang bengkel, perbaikan struktur atau pembuatan jembatan darurat.

Walau demikian direksi / konsultan dapat setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan, memerintahkan kontraktor untuk menambah peralatan yang dianggap perlu tanpa menyebabkan perubahan harga lumpsum untuk mobilisasi dan demobilisasi.

Pembayaran biaya mobilisasi ini akan dilakukan dalam tiga angsuran (kecuali telah diatur dalam spesifikasi) sebagai berikut :

a) 50% dari biaya mobilisasi dibayarkan setelah pekerjaan mobilisasi selesai sebesar 50%

b) 70% dari biaya mobilisasi dibayarkan setelah semua tenaga kerja, peralatan, fasilitas pengendali mutu tersedia dilapangan, semua bangunan kantor direksi / konsultan, kontraktor, barak, gudang, bengkel selesai dibangun.

c) 100% dari biaya mobilisasi dibayarkan setelah demobilisasi selesai dilaksanakan

Bila mana kontraktor tidak dapat menyelesaikan mobilisasi sesuai batas waktu yang ditentukan maka sesuai batas waktu yang ditentukan, maka dikenakan denda sebesar 1% dari nilai mobilisasi setiap hari sampai maksimum 50 hari. No. Mata Pembayaran. Uraian Satuan Pengukuran 1.1. Mobilisasi Lumpsum 1.2. Demobilisasi Lumpsum

(19)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 18 dari 55

c. Pekerjaan Galian

1. Uraian Pekerjaan.

a) Pekerjaan ini mencakup pekerjaan galian untuk pembuatan saluran yaitu saluran primer, sekunder, tertier dan saluran pembuang (drainase) serta galian untuk pekerjaan bangunan irigasi yaitu bendung berikut bangunan pengambilan, pembilas, kantong lumpur, bangunan bagi / sadap, galian untuk pemasangan gorong-gorong, siphon, bangunan terjun dan jembatan.

b) Pekerjaan ini diperlukan untuk membentuk penampang saluran yang diperlukan dan penampang pondasi bangunan irigasi sesuai gambar dan spesifikasi atau sebagaimana yang diperintahkan direksi.

c) Pekerjaan ini juga mencakup penggalian, pembuangan, penumpukan, perataan dan perapihan tanah, pasir, batu dan dengan jarak pembuangan berkisar antara 3 sampai 50 m

d) Jenis galian adalah galian tanah, pasir, kerikil dan batu. Galian tanah terdiri dari tanah lembek, sedang, cadas atau bisa juga lumpur. Galian batu adalah galian yang bisa dibongkar dengan alat-alat berat seperti alat penggaru (Ripper). Galian batu dengan menggunakan alat bertekanan udara tinggi, penyebaran, peledakan dengan dinamit, bukan termasuk kategori galian disini.

e) Galian biasa adalah seluruh galian yang tidak diklarifikasikan sebagai galian batu.

f) Pekerjaan galian pada bangunan irigasi termasuk untuk menimbun kembali bahan galian dengan bahan yang disetujui direksi serta membuang bahan galian yang tidak terpakai ketempat yang telah ditentukan atau ditentukan oleh direksi.

2. Pengukuran.

a) Galian yang tidak diukur untuk pembayaran.

Ada pekerjaan galian tidak diukur untuk pembayaran yaitu galian tidak diluar garis yang ditunjukkan dalam profil yaitu profil memanjang atau melintang karena hal itu dianggap kesalahan atau kelalaian kontraktor dalam pelaksanaan galian, kecuali :

(20)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 19 dari 55

1) Galian tersebut merupakan bahan galian tanah lunak yang tidak memenuhi syarat untuk konstruksi seperti yang ditentukan dalam spesifikasi.

2) Pekerjaan galian yang dilaksanakan untuk memperoleh bahan konstruksi dari sumber bahan (Barrow Pits) atau sumber lainnya diluar batas-batas daerah kerja, biaya pekerjaan ini telah dimasukkan dalam harga pekerjaan lain, misalnya untuk timbunan, sehingga tidak bisa diukur untuk pembayaran galian tersebut. b) Galian yang diukur untuk pembayaran.

1) Semua pekerjaan galian kecuali seperti diuraikan pada butir a diatas harus diukur untuk pembayaran volume pekerjaan dalam satuan m3 bahan yang dipindahkan. Dasar perhitungan galian adalah gambar penampang melintang profil tanah asli menurut gambar dan spesifikasi atau yang diperintahkan oleh direksi. Metode perhitungan volume untuk saluran adalah luas penampang rata-rata dari 2 penampang melintang dikalikan dengan jarak kedua penampang tersebut. Jarak-jarak penampang sebaiknya tidak lebih dari 25 m.

Jarak penampang yang lebih besar dari 25 m dapat dilakukan apabila permukaan tanah rata dan datar dimana perbedaan luas kedua penampang hampir tidak ada (sangat kecil).

2) Pekerjaan galian pada bangunan irigasi volume yang diukur adalah volume prisma yang dibatasi oleh bidang-bidang sebagai berikut : - Bidang atas adalah bidang tanah yang memotong bangunan - Bidang bawah adalah bidang dasar pondasi

- Bidang tegak adalah bidang vertikal keliling pondasi

Pengukuran volume diluar bidang-bidang tersebut oleh karena ada kelongsoran atau runtuh, tidak diukur untuk pembayaran.

3. Dasar pembayaran.

Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan diatas diabayar menurut satuan meter kubik yang dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga (BoQ) sebagai kompensasi pekerjaan galian. Apabila dalam pekerjaan galian ini diperlukan alat bantu seperti penyokong, pengatur, cofferdam,

(21)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 20 dari 55

sumuran, pengendali air dan lain-lain, dan tidak ada satuan ukurannya, maka dimasukkan sebagai pembayaran lumpsum.

No. Mata

Pembayaran. Uraian

Satuan Pengukuran 2.1. Galian tanah biasa M3 2.2. Galian tanah keras M3 2.3. Galian tanah cadas M3 2.4. Galian batu M3 2.5. Cofferdam, Penyokong, Pengendali air Lumpsum

d. Pekerjaan Timbunan / Urugan

1. Uraian pekerjaan

a) Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan, perataan, pemadatan dan pengrapihan tanah atau bahan berbutir halus untuk penimbunan, seperti pembuatan tanggul, jalan inspeksi, saluran diatas gorong-gorong, penimbunan kembali bekas galian untuk pondasi bangunan irigasi, timbunan dibelakang sayap atau tembok penahan. b) Timbunan terdiri dari dua macam yaitu, timbunan yang dipadatkan

dengan alat pemadat yakni pembuatan saluran, tanggul dan jalan inspeksi. Timbunan yang tidak memerlukan pemadatan yakni tanah pengisi dibelakang sayap atau tembok penahan atau timbunan kembali bekas galian.

c) Harga satuan pekerjaan dibedakan atas timbunan yang berasal dari tempat lain yang memerlukan pengadaan dan pengangkutan bahan dengan timbunan yang berasal dari galian saluran samping yang tidak perlu membeli bahan dan angkutannya. Demikian juga hanya satuan pekerjaan timbunan yang dipadatkan dengan alat dan timbunan tanpa pemadatan.

2. Pengukuran

a) Timbunan diukur dengan satuan meter kubik padat. Volume diukur berdasarkan gambar penampang profil. Timbunan yang ditempatkan diluar garis penampang profil tidak diukur untuk pembayaran, kecuali timbunan yang diperlukan untuk mengganti tanah yang tidak memenuhi spesifikasi, sesuai petunjuk dan persetujuan direksi.

(22)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 21 dari 55

b) Timbunan tambahan untuk memperbaiki pekerjaan yang gagal dianggap merupakan kesalahan atau kelalaian kontraktor, tidak diukur untuk pembayaran.

3. Dasar Pembayaran

Volume timbunan seperti tersebut diatas diabayar dalam satuan meter kubik yang dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga (BoQ) sebagai kompensasi pekerjaan timbunan, yang meliputi pengadaan, pengangkutan, penghamparan, perataan, dan pemadatan.

No. Mata

Pembayaran. Uraian

Satuan Pengukuran

3.1. Timbunan tanah biasa (yang

berasal dari galian) dipadatkan M

3

3.2. Timbunan tanah biasa (yang

didatangkan) dipadatkan M

3

3.3. Timbunan tanah biasa (berasal dari

galian saluran) tidak dipadatkan M

3

3.4. Timbunan tanah biasa (yang

didatangkan) tidak dipadatkan M

3

3.5. Timbunan tanah kembali bekas

galian M

3

e. Tebas tebang dan Pembersihan Hutan.

1. Uraian Pekerjaan.

a) Pekerjaan ini meliputi tebas tebang pohon dan pembersihan hutan untuk daerah irigasi, pembersihan lahan untuk pembuatan saluran-saluran irigasi, primer, sekunder, tertier atau bangunan irigasi seperti bangunan utama, bangunan bagi / sadap dan bangunan pelengkap. Pekerjaan pembersihan dan tebas tebang diperlukan agar dapat melaksanakan pekerjaan fisik dengan baik. Bahan organis harus bebas dari saluran maupun bangunan oleh karena itu pohon-pohon, kayu, semak-semak harus ditebang dan dicabut dan dibersihkan. Bahan tebas tebang dibuang ketempat yang disediakan dan dibakar atau diberikan kepada yang memerlukan.

b) Pekerjaan tebas tebang pohon dibagi dalam tiga kategori , yaitu tebas tebang pohon dan pembersihan hutan ringan, sedang dan berat.

(23)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 22 dari 55

Pengkategorian ini akan membedakan harga satuan pekerjaan tebas tebang tersebut.

Kriteria ringan, sedang dan berat ditentukan dalam spesifikasi. 2. Pengukuran.

Pekerjaan tebas tebang dan pembersihan hutan diukur dalam satuan luas yaitu meter persegi. Luasnya ditentukan sebagai berikut :

a) Saluran Primer, Sekunder dan Tertier

Luas tebas tebang dan pembersihan adalah panjangnya sepanjang as saluran ditambah ambang bebas. Lebarnya adalah selebar penampang atas saluran ditambah tanggul, jalan, inspeksi sampai patok Batas Pembebasan Tanah (BPT).

b) Bangunan Irigasi dan Bangunan Pelengkap

Luas tebas tebang dan pembersihan adalah seuas bangunan berikut perlengkapannya ditambah luasan untuk penempatan alat-alat dan ambang ruang kerja.

c) Base Camp

Luas tebas tebang dan pembersihan seluas keperluan base camp dan jalan masuknya.

3. Dasar Pembayaran

Luas tebas tebang pohon dan pembersihan seperti tersebut diatas dibayar dalam satuan meter persegi yang dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga (BoQ).

No. Mata

Pembayaran. Uraian

Satuan Pengukuran

4.1. Tebas tebang pohon dan pembersihan

hutan ringan M

2

4.2. Tebas tebang pohon dan pembersihan

hutan sedang M

2

4.3. Tebas tebang pohon dan pembersihan

hutan berat M

2

f. Cabut Tunggul

1. Uraian Pekerjaan.

a) Pekerjaan ini adalah mencabut tunggul-tunggul kayu setelah pekerjaan tebas tebang selesai. Pencabutan tunggul kayu ini harus sampai pada

(24)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 23 dari 55

akar-akarnya, kemudian dibuang ketempat yang disediakan dan dibakar atau diberikan kepada yang memerlukan.

b) Pencabutan tunggul dibagi kepada tiga golongan yaitu pencabutan tunggul di hutan ringan, hutan sedang dan hutan berat. Pembedaan ini berpengaruh kepada harga satuan pekerjaan atau harga satuan pokok kegiatan.

2. Pengukuran.

Pekerjaan cabut tunggul diukur dalam satuan luas yaitu meter persegi. Luas daerah pencabutan tunggul adalah sama dengan daerah tebas tebang pohon dan pembersihan hutan seperti butir 3.5.

3. Dasar Pembayaran.

Luas cabut tunggul pohon dibayar dalam satuan luas yaitu meter persegi dan dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga (BoQ).

No. Mata

Pembayaran. Uraian

Satuan Pengukuran 5.1. Cabut Tunggul Hutan Ringan M2 5.2. Cabut Tunggul Hutan Sedang M2 5.3. Cabut Tunggul Hutan Berat M2

g. Stripping Permukaan

1. Uraian Pekerjaan.

Stripping permukaan adalah pekerjaan pengupasan permukaan yang akan digunakan untuk base camp, saluran dan bangunan irigasi. Tebal pengupasan berkisar antara 15 cm sampai 30 cm, yaitu untuk membuang rumput, humus, kotoran-kotoran maupun tanah lembek yang ada dipermukaan tanah.

2. Pengukuran.

Pekerjaan stripping permukaan diukur dalam satuan luas yaitu meter persegi. Luas daerah pengupasan permukaan adalah sama dengan luas daerah tebas tebang pohon dan pembersihan hutan seperti tersebut pada butir 3.5.

(25)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 24 dari 55

Luas stripping permukaan dibayar dalam satuan luas yaitu meter persegi dan dimasukkan dalam daftar kuantitas dan daftar(BoQ) sebagai berikut ini: No. Mata Pembayaran. Uraian Satuan Pengukuran 6.1. Stripping Permukaan M2 h. Gebalan Rumput 1. Uraian Pekerjaan

Gebalan rumput dipasang pada tanggul, berm, dinding saluran dari tanah yang tidak terkena aliran air, tebing-tebing tanah yang terbuka. Fungsinya adalah melindungi permukaan tanah dari panas dan hujan sehingga tidak mudah terjadi erosi dan longsoran. Karena kalau rumput sudah tumbuh, seluruh permukaan tanah akan tertutupi oleh tanah.

2. Pengukuran

Pekerjaan gebalan rumput diukur dalam satuan luas yaitu meter persegi. Luasnya dihitung dari keliling penampang melintang talud, berm, dinding saluran tanah dikurangi bagian yang terkena aliran air, dikalikan dengan panjang. Bidang-bidang tanah terbuka pada tebing-tebing sepanjang atau dekat saluran, atau permukaan tanah disekeliling bangunan irigasi.

3. Dasar Pembayaran

Gebalan rumput dibayar dalam satuan meter persegi yang dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga (BoQ) sebagai berikut ini:

No. Mata Pembayaran. Uraian Satuan Pengukuran 7.1. Gebalan Rumput M2

i. Pasangan Batu Kosong

1. Uraian Pekerjaan

Pasangan batu kosong dipasang pada dinding saluran sebagai pelapis agar tidak longsor atau untuk mengurangi kehilangan air pada saluran karena air dicegah masuk kedalam tanah. Apabila saluran terdiri dari tanah porous, air akan merembes kedalam tanah, sehingga mengurangi debit air yang masuk ke sawah, maka saluran tersebut perlu dilapis dengan

(26)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 25 dari 55

pasangan batu kosong. Celah-celah batu kosong ditutup dengan siaran, dengan demikian air tidak merembes kedalam tanah.

Pasangan batu kosong dipasang juga sebagai pelapis pada tebing-tebing yang rawan longsor. Dengan dilapisnya permukaan lereng air hujan dicegah masuk kepermukaan tanah, kadar air pada tanah tidak terlalu banyak berubah, sehingga kestabilan lereng lebih terjamin.

2. Pengukuran

Pasangan batu kosong diukur dalam satuan meter kubik. Volume dihitung berdasarkan luas dan tebal pasangan sesuai yang tertera dalam gambar, dan yang disetujui oleh direksi.

3. Dasar Pembayaran

Volume sesuai yang dihitung seperti tersebut dibayar dengan satuan pekerjaan meter kubik, dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga, sebagai kompensasi penuh untuk penyediaan, galian dan pasangan semua bahan.

No. Mata

Pembayaran. Uraian

Satuan Pengukuran 8.1. Pasangan Batu Kosong M3

j. Pasangan Batu Kali

1. Uraian Pekerjaan

a) Pekerjaan ini mencakup pembangunan dari struktur yang ditunjukkan pada gambar atau seperti yang diperintahkan Direksi Teknik untuk dibuat dari pasangan batu. Pekerjaan harus meliputi pengadaan seluruh material, galian, penyiapan pondasi dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan struktur sesuai dengan spesifikasi dan memenuhi garis, ketinggian, potongan dan dimensi seperti yang ditunjukkan pada gambar.

b) Pekerjaan pasangan batu kali dipakai untuk membuat bangunan irigasi seperti bendung, bangunan bagi/ sadap, bangunan terjun, flume, siphon, saluran irigasi dengan kemiringan tajam, gorong-gorong persegi, kepala jambatan sederhana dan tembok-tembok penahan.

(27)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 26 dari 55

2. Pengukuran untuk Pembayaran

a) Pasangan batu harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai volume pekerjaan yang diselesaikan dan diterima, dihitung sebagai volume teoritis menurut gambar dan spesifikasi yang ditentukan oleh garis dan penampang yang disyaratkan dan disetujui.

b) Setiap bahan yang dipasang sampai melebihi volume teoritis yang disetujui harus tidak diukur atau dibayar

c) Untuk pekerjaan bangunan irigasi pasangan batu kali terdiri dari 3 macam yaitu :

- Untuk konstruksi berkekuatan tinggi campuran adukan (mortel) 1 Pc : 2 Pasir (misalnya : bangunan pengelak/ bendung)

- Untuk konstruksi yang terkena kontak langsung dengan aliran air campuran adukan (mortel) 1 Pc : 3 Pasir (misalnya : mercu bendung) - Untuk bagian-bagian yang tidak terkena kontak langsung dengan

aliran air campuran adukan 1 Pc : 4 Pasir (misalnya : Pondasi) Penggunaan kompensasi campuran dini ditentukan dalam gambar dan spesifikasi.

3. Dasar Pembayaran

Kuantitas ditentukan sebagaimana diuraikan diatas, harus dibayar dengan harga kontrak per-satuan meter kubik dari pengukuran untuk mata pembayaran menurut daftar dibawah ini dan ditunjukkan dalam daftar kuantitas dan harga, dimana harga dan pembayaran terebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, penyiapan seluruh formasi atau pondasi, untuk pembuatan lubang sulingan dan sambungan konstruksi, untuk pemompaan air, dan untuk semua pekerjaan lainnya atau biaya lain yang diperlukan atau lazim untuk penyelesain yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam pasal ini.

No. Mata

Pembayaran. Uraian Satuan Pengukuran 9.1. Pasangan Batu Kali M3

(28)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 27 dari 55

k. Pekerjaan Pasangan Batu Bata

1. Uraian Pekerjaan

a) Pekerjaan pasangan batu bata jarang dipakai untuk bangunan irigasi , kecuali didaerah itu tidak terdapat batu kali. Penggunaan batu bata umumnya untuk pembuatan rumah jaga dan konstruksi yang ringan-ringan

b) Pasangan batu bata terbagi 3 macam yaitu : campuran adukan 1 Pc : 2 Pasir, 1 Pc : 3 Pasir dan 1 Pc : 4 Pasir. Penggunaannya ditentukan dalam gambar dan spesifikasi

2. Pengukuran

Pekerjaan pasangan batu bata diukur dengan satuan meter kubik, dihitung sebagai volume teoritis menurut gambar dan spesifikasi atau ditentukan oleh direksi.

3. Dasar Pembayaran

Volume sesuai yang dihitung seperti tersebut diatas dibayar dengan satuan meter kubik, dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga, sebagai kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan.

No. Mata

Pembayaran. Uraian

Satuan Pengukuran 10.1. Pas. Batu bata camp. 1 Pc : 2 Pasir M3 10.2. Pas. Batu bata camp. 1 Pc : 3 Pasir M3 10.3. Pas. Batu bata camp. 1 Pc : 4 Pasir M3

l. Plesteran

1. Uraian Pekerjaan

a) Pekerjaan plesteran adalah untuk menutup bidang terbuka dari pekerjaan pasangan batu kali maupun pasangan batu bata. Fungsinya adalah untuk melindungi dan meratakan permukaan pasangan.

b) Komposisi plesteran terdiri dari 3 macam, sesuai dengan jenis pasangan yang diplester yaitu campuran 1 Pc : 2 pasir, 1 Pc : 3 Pasir dan 1 Pc : 4 Pasir. Penggunaannya ditentukan dalam gambar dan spesifikasi.

(29)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 28 dari 55

2. Pengukuran

Pekerjaan plesteran diukur dalam satuan luas yaitu meter persegi. Luas plesteran adalah semua bidang pasangan batu kali atau batu bata yang terbuka.

3. Dasar Pembayaran

Luas plesteran dibayar dalam satuan luas yaitu meter persegi dan dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga ( BOK) sebagai berikut :

No. Mata

Pembayaran. Uraian

Satuan Pengukuran 11.1. Plesteran Campuran 1 Pc : 2 Pasir M2 11.2. Plesteran Campuran 1 Pc : 3 Pasir M2 11.3. Plesteran Campuran 1 Pc : 4 Pasir M2

m. Pekerjaan Beton

1. Uraian Pekerjaan

a) Pekerjaan ini terdiri dari pembuatan semua struktur beton meliputi tak bertulang, beton bertulang dan beton pratekan ditambah bagian beton dari struktur komposit, sesuai dengan spesifikasi dan garis, ketinggian, kelandaian dan ukuran yang tampak pada gambar atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi Teknik.

b) Pekerjaan beton pada bangunan irigasi umumnya digunakan untuk pembuatan talang, sipon dan jembatan, baik untuk jembatan yang melintasi sungai, saluran maupun jembatan diatas bendung.

Tubuh bendung masih jarang menggunakan beton, kecuali batu kali / batu gunung tidak terdapat / sulit sekali didapat disekitar lokasi bangunan yang akan dibangun.

c) Kelas beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian pekerjaan harus sebagaimana dikehendaki dalam gambar atau spesifikasi atau sebagaimana diarahkan oleh direksi teknik. Semua baton harus dari kelas K 300 – 500, K 125 – 225, BO, sebagai berikut :

K 300 – 500 : Untuk digunakan pada konstruksi berkekuatan tinggi seperti halnya beton pratekan.

(30)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 29 dari 55

K 175 – 225 : Untuk digunakan pada elemen seperti halnya lantai dan pilar jembatan, pipa-pipa pra-cetak.

K 125 : Untuk digunakan pada massa tubuh bendung, dinding penahan.

B0 – B1 : Untuk digunakan sebagai beton tumbuk untuk pondasi dan untuk pengisian.

2. Cara Pengukuran

a) Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang digunkan dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada gambar atau yang diperintahkan oleh direksi pekerjaan. Tidak ada pengurangan yang akan dilakukan untuk volume yang ditempati oleh pipa dengan garis tengah kurang dari 20 cm atau oleh benda lainnya yang tertanam seperti ”Water Stop”, baja tulangan, selongsong pipa (conduit) atau lubang sulingan (wheephole).

b) Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan untuk cetakan, perancah untuk balok dan lantai pemompaan, penyelesaian akhir permukaan, penyediaan pipa sulingan, pekerjaan pelengkap lainnya untuk penyelesaian pekerjaan beton dan biaya dari pekerjaan tersebut telah dianggap termasuk dalam harga penawaran untuk pekerjaan beton.

c) Tidak ada pengukuran dan pembayaran tambahan yang akan dilakukan untuk pelat (plate) beton pracetak untuk acuan yang terletak di bawah lantai (slab) beton, pekerjaan semacam ini dianggap telah termasuk di dalam harga penawaran untuk beton sebagai acuan.

d) Kuantitas bahan untuk landasan bahan drainase porous, baja tulangan dan mata pembayaran lainnya yang berhubungan dengan struktur yang telah selesai dan diterima akan diukur untuk dibayarkan seperti yang diisyaratkan dalam seksi lain dalam spesifikasi.

e) Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai beton struktur atau beton tidak bertulang. Beton struktur haruslah beton yang disyaratkan atau disetujui oleh direksi pekerjaan sebagai K175 atau lebih tinggi. Untuk mutu (kekuatan) beton yang lebih rendah, maka volumenya harus diukur sebagai beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih rendah.

(31)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 30 dari 55

3. Pengukuran untuk pekerjaan beton yang diperbaiki

a) Bilamana pekerjaan telah diperbaiki, kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran haruslah sejumlah yang harus dibayar bilamana pekerjaan semula telah memenuhi ketentuan

b) Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan kadar semen atau setiap bahan tambah (aditif), juga tidak untuk tiap pengujian atau pekerjaan tambahan atau bahan pelengkap lainnya yang diperlukan untuk mencapai mutu yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.

4. Dasar Pembayaran

a) Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan sebagaiamana yang disyaratkan di atas, akan dibayar pada harga kontrak untuk mata pembayaran dan menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di bawah ini dan tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.

b) Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh penyediaan dan pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam mata pembayaran lain, termasuk ”water Stop”, lubang sulingan, acuan, perancah untuk pencampuran, pengecoran, pekerjaan akhir dan perawatan beton dan untuk semua biaya lainnya yang perlu dan lazim untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya, yang diuraikan dalam seksi ini.

No. Mata Pembayaran. Uraian Satuan Pengukuran 12.1. Beton K-500 M3 12.2. Beton K-300 M3 12.3. Beton K-225 M3 12.4. Beton K-175 M3 12.5. Beton K-125 M3 12.6. Beton K-B1 M3 12.7. Beton B0 M3

(32)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 31 dari 55

n. Baja Tulangan

1. Uraian Pekerjaan

Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai dengan spesifikasi dan gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh direksi teknik

2. Cara Pengukuran

a) Baja tulangan akan diukur dalam jumlah kilogram terpasang dan diterima oleh direksi pekerjaan. Jumlah kilogram yang dipasang harus dihitung dari panjang aktual yang dipasang atau luas anyaman. Satuan berat yang disetujui oleh direksi pekerjaan akan didasarkan atas berat nominal yang disediakan oleh pabrik baja atau bila direksi pekerjaan memerintahkan atas dasar pengujian penimbangan yang dilakukan kontraktor pada contoh yang dipilih oleh direksi pekerjaan.

b) Penjepit, pengikat, pemisah atau bahan lain yang digunakan untuk penempatan atau pengikat baja tulangan pada tempatnya tidak akan dimasukkan dalam berat untuk pembayaran

c) Penulangan yang digunakan untuk gorong-gorong beton bertulang atau struktur lain dimana pembayaran terpisah untuk struktur yang lengkap telah disediakan dalam seksi lain dari spesifikasi ini, tidak boleh diukur untuk pembayaran menurut seksi ini.

3. Dasar Pembayaran

Jumlah baja tulangan yang diterima yang ditentukan seperti yang diuraikan di atas, harus dibayar pada harga penawaran kontrak untuk mata pembayaran yang ditunjukkan dibawah ini dan terdaftar dalam daftar kuantitas dan harga dimana pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pemasokan, pembuatan dan pemasangan bahan termasuk semua pekerja, peralatan, perkakas, pengujian dan pekerja pelengkap lain untuk menghasilkan pekerjaan yang memenuhi ketentuan.

(33)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 32 dari 55

No. Mata

Pembayaran. Uraian

Satuan Pengukuran 13.1. Baja Tulangan U24 Polos Kg 13.2. Baja Tulangan U32 Polos Kg 13.3. Baja Tulangan U32 Ulir Kg 13.4. Baja Tulangan U39 Ulir Kg 13.5. Baja Tulangan U48 Ulir Kg

13.6. Anyaman kawat yang dilas

(welded wire mesh) Kg

o. Pekerjaan Bekisting

1. Uraian Pekerjaan

a) Pekerjaan bekisting adalah membuat cetakan sedemikian rupa untuk mendapatkan bentuk atau profil beton atau beton bertulang yang dikehendaki. Campuran beton dituang kedalam cetakan tersebut. Setelah beton mengeras cetakan dilepas, terbentuk beton yang dikehendaki sesuai gambar.

b) Pekerjaan bekisting terdiri dari 2 bagian yaitu perancah dan papan cetakan. Perancah sendiri terdiri dari tiang-tiang dari kayu bulat atau persegi dan balok-balok pengikat / pengaku, berfungsi menopang papan-papan cetakan dan harus mampu memikul berat beton yang dicor diatasnya.

c) Dewasa ini dipasaran telah terdapat perancah dari besi dengan konstruksi yang spesifik yaitu bisa distel dan dibongkar sesuai keperluan sehingga bisa dipakai berkali-kali.

d) Untuk pekerjaan yang khusus atau spesifik, bekesting dirancang tersendiri.

2. Pengukuran

Pekerjaan bekisting diukur dalam satuan luas yaitu meter persegi. Luasnya ialah seluas papan cetakan yang terpasang.

3. Dasar Pembayaran

Pekerjaan Bekisting dibayar dalam satuan meter persegi yang dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga (BOQ) sebagai kompensasi untuk penyediaan bahan kayu, papan, paku dan pemasangannya.

(34)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 33 dari 55

Bila menggunakan perancah besi yang telah tersedia dipasaran, dasar pembayaran berupa sewa dengan satuan luas papan cetakan yang terpasang. No. Mata Pembayaran. Uraian Satuan Pengukuran 14.1. Pekerjaan Bekisting M²

p. Pekerjaan Bronjong Kawat

1. Uraian Pekerjaan

a) Pekerjaan bronjong kawat digunakan untuk kreb yaitu pengarah arus sungai sekaligus mencegah gerusan tebing sungai yang melengkung. Arah luar tikungan selalu terjadi longsoran pada tebing, apabila tidak dicegah, lama-kelamaan aliran sungai berpindah dan berbelok-belok dan terbentuk meander. Krib juga dipakai untuk melindungi kepala jembatan, mencegah gerusan (scouring) pada pilar jembatan, menahan longsoran tebing.

b) Konstruksinya terdiri dari anyaman kawat bronjong diameter 3 mm dan 4 mm. Dibentuk dalam empat persegi panjang dan dipasang seperti batu bata dengan ukuran lebar 1 m, panjang 2 m dan tinggi 0,50 m. Kemudian diisi dengan batu bulat atau batu belah ukuran 10 cm sampai 20 cm.

2. Pengukuran

Pekerjaan bronjong kawat diukur dengan satuan meter kubik. Volume yang diukur adalah pekerjaan bronjong yang dipasang sesuai gambar dan spesifikasi. Volume yang terpasang melebihi volume sesuai gambar tidak diukur untuk pembayaran kecuali disetujui oleh direksi.

3. Dasar Pembayaran

Pekerjaan bronjong dibayar dalam satuan meter kubik yang dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga, sebagai kompensi penuh, menganyam kawat, mengisi batu dan menempatkannya sesuai gambar.

No. Mata

Pembayaran. Uraian

Satuan Pengukuran 15.1. Pemasangan Bronjong (kawat 3 mm) M3 15.2. Pemasangan Bronjong (kawat 4 mm) M3

(35)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 34 dari 55

q. Perkerasan Jalan

1. Uraian Pekerjaan

Perkerasan jalan dipakai untuk keperluan jalan inspeksi. Konstruksinya tidak seberat konstruksi jalan raya untuk lalu lintas umum.

Perkerasan jalan terdiri dari :

- Lapis Pondasi Bawah (Agregrat Klas B) - Lapis Pondasi (Agregrat Klas A)

- Lapis Permukaan (Aspal penetrasi, Aspal beton)

a) Agregrat B terdiri dari bahan pasir-batu (sirtu) dengan gradasi sesuai spesifikasi dan CBR + 40%, tebal sesuai gambar dan spesifikasi.

b) Agregrat A terdiri dari bahan pasir, batu pecah dengan gradasi sesuai spesifikasi dan CBR + 80%, tebal sesuai gambar dan spesifikasi.

c) Aspal penetrasi terdiri dari batu pecah ukuran 2/3 dan 3/5 yang digilas padat tebal 5 cm, disiram aspal panas + 5 kg/m², ditutup dengan pasir dan digilas.

d) Aspal beton terdiri dari campuran pasir, batu pecah (dengan gradasi sesuai spesifikasi) dan aspal dicampur dalam keadaan panas, diampar juga dalam keadaan panas, kemudian digilas. Tebal 4 ~ 5 cm

e) Antara lapis pondasi dan lapis permukaan dipasang aspal resap pengikat + 1,5 kg/cm², atau sesuai dengan yang ditentukan dalam spesifikasi.

2. Pengukuran

a) Sebelum perkerasan lapis pondasi diampar terlebih dahulu badan jalan disiapkan berupa pengrataan permukaan dan dipadatkan. Satuan pengukuran untuk pembayaran adalah meter persegi.

b) Lapis pondasi bawah dan lapis pondasi satuan pengukuran adalah meter kubik.

c) Lapis permukaan berupa aspal penetrasi atau aspal beton (Hotmix) satuan pengukuran adalah meter persegi.

d) Lapis resap mengikat aspal satuan pengukuran untuk pembayaran adalah dalam kg.

(36)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 35 dari 55

3. Dasar Pembayaran

Volume pekerjaan untuk perkerasan jalan sesuai tersebut diatas dibayar dalam satuan meter persegi, meter kubik dan kg seperti dalam daftar dibawah ini dan masuk dalam daftar kuantitas dan harga (BOQ).

Sebagai kompensasi penuh untuk mengerjakan persiapan badan jalan, pemasangan lapis pondasi, lapis permukaan dengan ketebalan masing-masing lapisan dalam gambar yaitu tebal padat.

No. Mata

Pembayaran. Uraian

Satuan Pengukuran 16.1. Penyiapan Lapis Permukaan M2 16.2. Lapis pondasi bawah (agregrat B) M3 16.3. Lapis pondasi bawah (agregrat A) M3 16.4. Lapis Permukaan M2 16.5. Lapis Resap Pengikat KG

r. Tiang Pancang, Cerucuk, Dinding Turap.

1. Uraian Pekerjaan

a) Pekerjaan ini meliputi pembuatan tiang pancang lengkap dengan pemancangannya atau penempatannya sesuai dengan spesifikasi atau gambar rencana. Kedalaman pemancangan harus mendapat persetujuan dari Direksi Teknik. Macam tiang pancang harus sesuai dengan gambar rencana atau spesifikasi.

b) Cerucuk biasanya dari kayu, untuk konstruksi yang tidak terlalu berat. c) Dinding turap dipakai untuk menahan longsoran.

2. Jenis Tiang Pancang

a) Tiang pancang beton : precast reinforced concrete pile, cast in place, tiang beton prategang pracetak.

b) Tiang pancang baja.

Precast reinforced concrete pile

Precast reinforced concrete pile adalah tiang pancang dart beton bertulang yang dicetak dan di-cor dalam acuan, kemudian setelah cukup kuat (keras) lalu diangkat dan dipancangkan sesuai rencana.

(37)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 36 dari 55

Cast in place reinforced concrete pile

Cast in place reinforced concrete pile adalah tiang pancang di-cor setempat dengan jalan dibuatkan lubang terlebih dahulu dalam tanah dengan cara mengebor tanah. Lubang-lubang harus di-bor sampai kedalaman seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

Tiang pancang beton prategang pracetak

Cera pembuatan tiang pancang ini dapat dilakukan dengan : penarikan awal, sistim penarikan akhir, sistim sentrifugal.

Tiang pancang baja

Tiang pancang ini dari baja, umumnya berbentuk pipa, ada juga berbentuk profil H. Perlindungan tiang pancang baja terhadap karat I korosi dapat dilakukan dengan : copper bearing steel, surface coating.

3. Pengukuran a) Cerucuk

Cerucuk harus diukur untuk pembayaran dalam jumlah meter panjang untuk penyediaan dan pemancangan cerucuk memenuhi garis dan elevasi yang ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

b) Dinding turap

Dinding turap kayu, baja atau beton yang permanen, harus diukur sebagai jumlah dalam meter persegi yang dipasang memenuhi garis dan elevasi yang ditunjukkan pada gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Luas dinding turap merupakan panjang turap yang diukur dari ujung turap sampai elevasi bagian pucak turap yang dipotong, dikalikan dengan panjang struktur.

Batang tarik, tiang jangkar atau balok, balok ganjal dasar dan sebagainya yang ditunjukkan dalam gambar tidak akan diukur untuk pembayaran.

Dinding turap sementara, dalam bahan apapun untuk cofferdam, pengendalian drainase, penahan lereng galian atau penggunaan tidak permanen lainnya tidak akan diukur untuk pembayaran, tetapi harus dianggap telah dicakup dalam berbagai mata pembayaran untuk galian, drainase, struktur dan lain-lain.

(38)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 37 dari 55

c) Penyediaan tiang pancang

Satuan pengukuran untuk pembayaran tiang pancang kayu dan beton pracetak (bertulang atau pratekan) harus diukur dalam meter kubik dari tiang pancang yang disediakan dalam berbagai panjang dari setiap ukuran dan jenisnya. Tiang pancang baja diukur dalam kilogram dari tiang pancang yang disediakan dalam berbagai panjang dari setiap ukuran dan jenisnya. Dalam segala hal, jenis dan panjang yang diukur adalah sebagaimana yang diperintahkan aleh Direksi Pekerjaan, disediakan sesuai dengan ketentuan bahan dari spesifikasi ini dan disusun dalam kondisi baik di lapangan dan diterima oleh Direksi Pekerjaan. Kuantitas dalam m3 atau kilogram yang akan dibayar, termasuk panjang tiang uji dan tiang tarik yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, tetapi tidak termasuk panjang yang disediakan menurut pendapat Kontraktor.

Termasuk tiang uji tidak diijinkan untuk rnenggantikan tiang pancang yang telah diterima sebelumnya aleh Direksi Pekerjaan, yang temyata kemudian hilang atau rusak sebelum penyelesaian Kontrak yaitu selama penumpukan atau penanganan atau pemancangan.

Bilamana perpanjangan tiang pancang diperlukan, panjang perpanjangan akan dihitung dalam m3 atau kilogram, dan akan diukur untuk pembayaran.

Baja tulangan dalam beton, penyetelan, sepatu dan penyambungan bilamana diperlukan, acuan tidak akan diukur untuk pembayaran.

Bilamana Kontraktor mengecor tiang pancang beton pracetak lebih panjang dari yang diperlukan, sebagaimana seluruh panjang baja tulangan untuk memudahkan pemancangan, maka tidak ada pengukuran untuk bagian beton yang harus dibongkar .

d) Pemancangan tiang pancang

Tiang pancang kayu, baja dan beton akan diukur untuk pemancangan sebagai jumlah meter panjang dari tiang pancang yang diterima dan tertinggal dalam struktur yang telah selesai. Panjang dari masing-masing tiang pancang harus diukur dari ujung tiang pancang sampai sisi bawah pur (pile cap) untuk tiang pancang yang seluruh panjangnya masuk ke dalam tanah, atau dari ujung tiang pancang sampai permukaan tanah untuk tiang pancang yang hany sebagian panjangnya

(39)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 38 dari 55

masuk kedalam tanah.

e) Tiang bor beton cor langsung di tempat

Pengukuran tiang bor beton cor langsung ditempat harus merupakan jumlah actual dalam meter panjang tiang bor yang telah selesai dibuat dan diterima sebagai suatu struktur. Panjang untuk pembayaran harus diukur dari ujung tiang bor sebagaimana yang dibuat atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan, sampai elevasi bagian atas tiang bor yang akan dipotong seperti ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana yang dirancang oleh Direksi Pekerjaan.

f) Pelaksanaan Tiang Bor cor langsung ditempat yang berair

Pengukuran untuk biaya tambahan terhadap tiang bor beton cor langsung ditempat yang dilaksanakan dibawah air harus dihitung dalam meter panjang, dari ujung tiang bor yang dirancang atau disetujui sampai elevasi bagian atas tiang bor yang akan dipotong bilamana kepala tiang ukur bor berada dibawah permukaan air normal, panjang yang dihitung harus dari ujung tiang bor yang dirancang atau disetujui sampai elevasi permukaan air normal.

g) Tiang Uji

Tiang uji diukur dengan cara yang sama, untuk penyediaan dan pemancangan.

4. Pembayaran

Kuantitas yang ditentukan seperti diuraikan di atas, akan dibayar dengan harga kontrak persatuan pengukuran, untuk mata pembayaran yang terdaftar dibawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayarn tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan, penanganan, pemancangan, penyambungan, perpanjangan, pemotongan kepala tiang, pengectan, perawatan, pengujian, baja tulangan atau baja pra-tegang dalam beton, penggunaan peledakan, pengeboran atau peralatan lainnya yang diperlukan untuk penetrasi ke dalam lapisan keras dan juga termasuk hilangnya selubung (casing), semua tenaga kerja dan setip peralatan yang diperlukan dan semua biaya lain yang perlu dan biasa untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam seksi ini.

(40)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 39 dari 55

No. Mata

Pembayaran Uraian

Satuan Pengukuran 17.1. Pondasi Cerucuk, Penyediaan &

Pemancangan

M1

17.2. Dinding Turap Kayu tanpa pengawetan M2 17.3. Dinding Turap Kayu dengan

pengawetan

M2

17.4. Dinding Turap baja M2 17.5. Dinding turap beton M2 17.6. Penyediaan tiang pancang kayu tanpa

pengawetan M

3

17.7. Penyediaan tiang pancang kayu

dengan pengawetan M

3

17.8. Penyediaan tiang pancang baja Kg 17.9. Penyediaan tiang pancang beton

bertulang pracetak M

3

17.10. Penyediaan tiang pancang beton

pratekan pracetak M

3

17.11. Pemancangan tiang pancang kayu M 17.12. Pemancangan tiang pancang pipa baja

: dia. 400 mm M 17.13. Pemancangan tiang pancang pipa baja

: dia. 500 mm M 17.14. Pemancangan tiang pancang pipa baja

: dia. 600 mm M 17.15. Pemancangan tiang pancang pipa

beton pracetak : 30 cm x 30 cm atau dia. 300 mm

M

17.16. Pemancangan tiang pancang pipa beton : 40 cm x 40 cm atau dia. 400 mm

M

17.17 Pemancangan tiang pancang pipa beton : 50 cm x 50 cm atau dia. 500 mm

M

17.18 Tiang bor beton, dia. 600 mm M 17.19 Tiang bor beton, dia. 800 mm M 17.20. Tiang bor beton, dia. 1000 mm M 17.21. Tiang bor beton, dia. 1200 mm M 17.22. Tiang bor beton, dia. 1500 mm M 17.23. Pengujian pembebanan pada tiang

(41)

Judul Modul : Laporan Mingguan dan Pemeriksaan Hasil Pekerjaan di Lapangan

Buku Informasi Edisi : 2011

Halaman: 40 dari 55

No. Mata

Pembayaran Uraian

Satuan Pengukuran 17.24. Pengujian pembebanan pada tiang

dengan dia. diatas 600 mm bh

4.3.2. Gambar Sketsa Realisasi Pekerjaan

Di lapangan, pelaksana bersama direksi dan konsultan pengawas melakukan pengukuran hasil realisasi progress physik.

Hasil dari pengukuran tersebut digambarkan pada sketsa realisasi progress physik di lapangan. Sebagai contoh pada pembuatan saluran irigasi, dibuat skets trace saluran dan bagian yang sudah dikerjakan diberi tanda/warna disertai estimasi volume galian/timbunan yang sudah dikerjakan. Untuk dinding dan pondasi batu kali, digambar potongan melintang dan diberi tanda/warna progress physiknya.

4.3.3. Laporan Kemajuan Fisik Pekerjaan

Dari hasil opname di lapangan, maka dapat dibuat laporan kemajuan fisik pekerjaan. Pelaksana lapangan ikut memberikan data dalam rangka pembuatan laporan kemajuan fisik pekerjaan tersebut, sedangkan laporan kemajuan fisik pekerjaan menjadi tugas staf teknik proyek.

4.4. Berita Acara Hasil Pekerjaan Sub Kontraktor/Mandor

4.4.1. Kebenaran Berita Acara Hasil Pekerjaan Sub Kontraktor/Mandor

- Pelaksana beserta sub kontraktor/mandor membuat pengukuran hasil pekerjaan sub kontraktor/mandor.

- Pelaksana mencek kebenaran pengukuran hasil pekerjaan sub kontraktor/mandor dengan opname hasil pekerjaan (yang ditandatangani kepala proyek, direksi lapangan dan konsultan pengawas).

- Perbandingan hasil pengukuran tersebut sebagai dasar pembayaran kepada sub kontraktor/mandor.

Referensi

Dokumen terkait

a) Pelaksanaan pekerjaan konstruksi baru bisa dimulai apabila sudah dilaksanakan pekerjaan pengukurannya, hal ini untuk mengetahui apakah ada perubahan pada kondisi

Dengan pemahaman yang baik terhadap instruksi kerja, akan membuat Pekerja mengetahui prosedur kerja yang benar dan dapat bekerja dengan lebih efisien, karena apabila tidak

Sedang yang dimaksud dengan bahan timbunan dalam pekerjaan ini adalah bahan yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan timbunan kembali ke dalam rongga antara

Ketersediaan stok material yang harus ada direncanakan berdasarkan jadual pelaksanaan pekerjaan dan kebutuhan pemakaian materialnya, serta dengan memperhitungkan jadual

a) Jenis alat untuk galian saluran tergantung kepada metode kerjanya, apakah menggunakan alat berat atau menggunakan tenaga manusia. Untuk pekerjaan rehabilitasi, volume

• Menentukan kemiringan jalan arah melebar dengan cara menarik benang sesuai elevasi perkerasan jalan (tebal lapisan perkerasan belum dipadatkan). 3) Elevasi pada

Tugas pelaksana lapangan perkerasan jalan beton dalam penerapan baku mutu air adalah memberikan masukan kepada Manajer Lapangan tentang pemilihan lokasi-lokasi di

Perumusan tujuan pelatihan mengacu kepada pencapaian minimal kompetensi yang ditentukan dengan indikator kompetensi yaitu : Dalam kondisi tertentu (K) mampu melakukan