• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KEMAJUAN

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

EFEKTIFITAS METODE PLAY GROUP THERAPY ( TERAPI KELOMPOK BERMAIN) DALAM PENANGANAN PEMULIHAN STRESS PASCA TRAUMA BENCANA PADA ANAK-ANAK KORBAN

TANAH LONGSOR BANJARNEGARA

Diusulkan oleh: 1. Puji Setia Bakti 2. Satrio Nugroho 3. Vera Dwiyanti

FORUM PRB MAHASISWA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2014

(2)

ii

PENGESAHAN LAPORAN KEMAJUAN PKM-P

1. Judul Kegiatan : EFEKTIFITAS METODE PLAY GROUP THERAPY (

TERAPI KELOMPOK BERMAIN) DALAM

PENANGANAN PEMULIHAN STRESS PASCA TRAUMA BENCANA PADA ANAK-ANAK KORBAN TANAH LONGSOR BANJARNEGARA

2. Bidang Kegiatan : PKM-P 3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Puji Setia Bakti

b. NIM : 1107010011

c. Jurusan : Psikologi

d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jalan Tegal Mulya 5 No. 31 Dukuhwaluh Purwokerto/ 0812 6234 6300

f.Alamat email : Pujisetiabakti@gmail.com 4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis: 2 orang

5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : Naibul Umam Eko Sakti S.Ag. M. Si.

b. NIDN : 0601107202

c.Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Soka Baru III No 47-A Rt 01/04 Kelurahan Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas/0815 6553 864

6. Biaya Kegiatan Total

a. Dikti : Rp5.000.000,-

7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 3 bulan

Purwokerto, ... ... 2015 Menyetujui

Ketua Forum Mahadiswa Peduli Ketua Pelaksana Kegiatan Bencana DERAP UMP

( Rian Priyanto) Mengetahui, ( Puji Setia Bakti ) NIM. 1002010081 Dosen Pendamping NIM. 1107010011

( Naibul Umam Eko Sakti S.Ag. M. Si.) NIDN. 0601107202

(3)

iii RINGKASAN

Penerapan konseling pada anak yang memiliki karkateristik perkembangan baik kognitif, emosi, sosial, dan perilaku yang berbeda dengan orang dewasa, menuntut perlunya pemberian layanan yang sesuai dengan karakteristik tersebut. Tulisan ini mengangkat efektifitas penerapan Play Group therapy sebagai salah satu teknik konseling bagi anak korban bencana, yaitu play Group therapy sesuai dengan tahap perkembangan anak sebagai masa bermain pasca terjadi bencana (PTSD). Terdapat beberapa hambatan yang mungkin terjadi dengan adanya kultur masyarakat pedesaan di Banjarnegara, diantaranya, yaitu: anak Banjarnegara belum terbiasa mengekspresikan emosi mereka secara verbal, faktor kultur yang kedua terkait dengan budaya petani yang sangat kental pada masyarakat korban bencana, dimana orangtua jarang mengisi waktunya bermain bersama anak, karena lebih banyak menghabiskan waktu di sawah sehingga kemungkinan menerapkan Filial therapy cenderung sulit. Namun, karena masyarakat desa sangat terikat dengan lingkungan sekitar terutama teman sebayanya, maka alternatif permainan kelompok teman sebaya dapat dioptimalkan

(4)

iv DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ... i HALAMAN PENGESAHAN ... ii RINGKASAN ... iii DAFTAR ISI ... iv BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. LatarBelakang ... 1

BAB II TARGET LUARAN ... 4

BAB III METODE PENELITIAN ... 5

A. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 5

B. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ... 5

BAB IV HASIL YANG DICAPAI ... 7

BAB V POTENSI HASIL ... 10

BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ... 11

DAFTAR PUSTAKA ... 12 LAMPIRAN

Lampiran 1 Timeline kegiatan / Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Lampiran 2 Formulir Penilaian Laporan Kemajuan PKM-P Lampiran 3 Formulir Penilaian Monev PKM-P

Lampiran 4 Form Penilaian Kualitatif Terhadap Laporan Monitoring Lampiran 5 Form Daftar Hadir Presentasi Monev

Lampiran 6 Berita Acara Monitoring dan Evaluasi

Lampiran 7 Laporan Penggunaan Dana dan Bukti-Bukti Pendukung Kegiatan Lampiran 8 Dokumentasi Kegiatan

(5)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kejadian tanah longsor di Kabupaten Banjarnegara berlangsung sepanjang bulan Desember 2014 di beberapa Kecamatan. Kejadian longsor terbesar pada tanggal 12 Desember 2014 yang menimpa warga RT.5 RW.1 Dusun Jemblung Desa Sampang Kecamatan Karangkobar mengkibatkan 108 jiwa tertimbun. Operasi pencarian yang dilakukan selama 3 pekan berhasil menemukan 93 jiwa, sisanya tidak ditemukan karena operasi dihentikan atas permintaan keluarga korban. Namun dalam perkembangannya kembali ditemukan beberapa jenazah hingga tanggal 6 Februari 2015 total 102 korban ditemukan. Ratusan warga yang selamat diungsikan ke beberapa rumah warga terdekat. Kejadian longsor di Jemblung merupakan serangkaian kejadian yang sama di beberapa tempat antara lain di dusun Pencil desa Karangtengah kecamatan Wanayasa, dusun Wadasinatar desa Pandnasari kecamatan Wanayasa dan dusun Gunungraja desa Sijeruk kecamatan Banjarmangu.

Bencana tanah longsor di kabupaten banjarnegara bukan hanya menimbulkan kerugian secara material (fisik) namun kerugian non material (psikis). Berbagai program recovery masih terus dilakukan salah satunya oleh Lembaga Penanggulangan Bencana Muhammadiyah Disaster Management Center (LPB-MDMC) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah JawaTengah dengan melibatkan berbagai perguruan tinggi yang tergabung dalam persyerikatan Muhammadiyah guna mempersiapkan masyarakat korban bencana untuk kembali melanjutkan kehidupannya secara normal.Kondisi psikis atau mental para korban teruama anak-anak harus mendapatkan perhatian khusus agar tidak terganggu. Kondisi korban bencana di pengungsian saat ini masih belum mendukung para korban bencana untuk memenuhi kebutuhan dasar maupun kebutuhan untuk tumbuh. Kehilangan kerabat atau saudara, tempat tinggal dan ancaman kehilangan mata pencaharian dapat menimbulkan rasa tidak aman dan kecemasan pada korban

(6)

2

bencana tanah longsor banjarnegarakarena mereka harus keluar dari kehidupan sehari-hari mereka dan menyesuaikan dengan kehidupan yang baru.

Anak sebagai korban juga mengalami kondisi yang sama dengan pengungsi dewasa lainnya. Rasa cemas dan tidak aman dapat mengganggu perkembangan psikis anak-anak jika dibiarkan berlarut-larut. Oleh sebab itu, pemberian pendampingan secara intensif kepada anak untuk melupakan bahkan menghilangkan pengaruh negatif yang ada baik karena bencana longsor yang terjadi maupun karena barak/pengungsian yang saat ini tidak memadai untuk anak tumbuh dan berkembang secara optimal perlu dilakukan secara cepat dan tepat. Dalam Laporan Badan Penelitian dan Pengembangan Jawa Tengah (dalam Riana 2011), dinyatakan bahwa korban bencana seringkali secara psikologis terjangkit gangguan stres pasca trauma/bencana yang pada umumnya dalam dunia kesehatan disebut post traumatic stress disorder (PTSD).

PTSD pada umumnya dapat disembuhkan apabila segera dapat terditeksi dan mendapatkan penanganan yang tepat. Apabila tidak terdieksi dan dibiarkan tanpa penanganan, maka dapat mengakibatkan komplikasi medis maupun psikologis yang serius yang bersifat permanen yang akhirnya akan mengganggu kehidupan sosial maupun pekerjaan penderita (Flannery, 1999). Anak sebagai korban bencana yang rentan pula mengalami PTSD, perlu mendapatkan penanganan yang serius agar akibat yang ditimbulkan tidak menghambat perkembangannya. Dalam memberikan intervensi psikologis anak – anak hendaknya menggunakan pendekatan yang sesuai dengan karakeristik dan tahapan perkembangan anak-anak agar gangguan stres pasca trauma yang dialami dapat menurun. Salah satu intervensinya yaitu dengan menggunakan metode play group therapy (terapi kelompok bermain) dengan bermain anak diberi kesempatan untuk berada dalam dunia naturalnya selain itu anak juga dapat berinteraksi dengan kelompik atau teman sebayanya melalui permainan tersebut sehingga mereka dapat saling menguatkan satu samalain. Melalui permainan anak juga dapat mengekspresikan dan

(7)

3

mengeksplorasi diri mereka baik perasaan, pemikiran, pengalaman, maupun tingkah laku.

Program pendampingan anak telah dilakukan oleh MDMC dengan rangkaian kegiatan Sekolah Ceria, Wisata Ceria, TPQ, Menggambar, Bercerita, Latihan Drama kegiatan tersebut didukung oleh beberapa perguruan tinggi yang tergabung dalam persyerikatan Muhammadiyah seperti Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

(8)

4 BAB II TARGET LUARAN

Play group therapy merupakan suatu teknik konseling yang diberikan orang dewasa kepada anak-anak dengan didasari oleh konsep bermain sebagai suatu cara komunikasi anak-anak dengan orang dewasa untuk mengungkapkan ekspresinya yang sifatnya alami, maka orang dewasa menggunakan pendekatan ini untuk mengintervensi atau mengajak dialog dengan mereka sehingga tercipta perasaan yang lebih baik dan mengembangkan kemampuan untuk mengatasi masalah. Melalui permainan anak- anak diberi kesempatan untuk berada dalam dunia naturalnya selain itu anak juga dapat berinteraksi dengan kelompik atau teman sebayanya melalui permainan tersebut sehingga mereka dapat saling menguatkan satu samalain. Melalui permainan anak juga dapat mengekspresikan dan mengeksplorasi diri mereka baik perasaan, pemikiran, pengalaman, maupun tingkah laku. Dengan demikian penurunan gangguan PTSD akan dapat tercapai.

Berdasarkan dari data yang diperoleh maka dapat dilihat bahwa ada penurunan gejala PTSD pada anak korban bencana tanah longsor Banjarngara setelah dilakukan Play Group Therapy oleh tim psikososial dari Lembaga Penanggulangan Bencana – Muhammadiyah Disaster Management Center sehingga metode Play Group Therapy tersebut dirasa efektif dalam menurunkan gejala PTSD pada anak korban bencana tanah longsor di Banjarnegara.

(9)

5 BAB III

METODE PENELITIAN A. Tahap Pelaksanaan Penelitian

1. Tahap Awal

Pada tahap ini kegiatan penelitian difokuskan pada penyusunan guide interview dan lembar cheklist observasi serta melakukan survey awal sebelum pelaksanaan penelitian.

2. Tahap pelaksanaan penelitian a) Observasi

Pada tahap ini dimulai pelaksanaan penelitian dengan melakukan observasi secara berkala kepada subjek penelitian dengan menggunakan cheklist observasi perilaku.

b) Wawancara

Wawancara dilakukan kepada anak/subjek penelitian dan orangtua/rang terdekat subjek untuk mendapatkan informasi secara langsung tentang perkembangan psikologis anak sebelum dilakukannya intervensi dan setelah dilakukannya intervensi.

3. Tahap ahir penelitian

Pada tahap ini data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara akan dianalisis guna mendapatkan hasil dari penelitian/untuk mengetahui efektif atau tidaknya metode Play Group Therapy yang dilakukan oleh Lembaga Penanggulangan Bencana Muhammadiyah Disaster Management Center (LPB--MDMC).

B. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode observasi dan wawancara. Observasi dilakukan dengan cara cheklist perilaku yang ditunjukan oleh anak- anak korban bencana. Wawancara dilakukan kepada anak sebagai informan primer dan orang tua anak/orang terdekat anak sebagai informan sekunder.

(10)

6 2. Analisis Data

Metode analisis data adalah pengolahandata yang berasal dari data yang yang telahdiperoleh dari berbagai sumber yang telahterkumpul dengan menggunakan metodetertentu sehingga dapat dipakai untuk menarikkesimpulan. Dalam penelitian ini metodeanalisis data yang digunakan adalahmenggunakan teknik analisis visual data grafik (Visual

Analisis of Grafic Data)., di manapada analisis ini akan dibandingkan

antara data sebelum dilakukan intervensi (pretest) dan setelah diberikan intervensi (posttest).

(11)

7 BAB IV

HASIL YANG DICAPAI

Penelitian ini dilaksanakan dengan terlebih dahulu melihat data hasil assessment dari Himpunan Psikolog Indonesia (HIMPSI) Jawa Tengah yang telah terlebih dahulu melakukan assessment pada seluruh anak yang terkena dampak dari tanah longsor tersebut pada bulan Januari 2015. Dari data HIPSI terdapat sedikitnya 7 (tujuh) anak yang didiagnosa mengalami gangguan PTSD dari total anak sebanyak 24 anak. Dari tujuh anak tersebut hanya 4 anak yang mengikuti program Play Group Therapy yang di selenggarakan oleh Lembaga Penanggulangan Bencana – Muhammadiyah Disaster Management Center. Jarak antara tempat tinggal sementara dengan lokasi diselenggarakannya program Play Group Therapy yang cukup jauh serta orang tua yang tidak mengijinkan karena cuaca yang tidak menentu dan kehawatiran orang tua membuat ke- 3 (tiga) anak tersebut tidak bisa mengikuti program Play Group Therapy tersebut sehingga peneliti hanya mengambil 4 (empat) anak tersebut sebagai sampel penelitian. Penelitian dilakukan dengan terlebih dahulu menggali data keempat anak tersebut dari minggu keempat bulan februari hingga minggu ketiga bulan april. Hal itu dilakukan agar peneliti dapat dengan jelas melihat ada atau tidaknya penurunan gejala PTSD setelah mereka mengikuti program Play Group Therapy. Setelah dilakukan pengumpulan data dan analisis data maka dihasilkan data sebagai berikut :

a. Subjek 1

NAMA : ANGGORO ANDI N

JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI

USIA : 11 TAHUN

ALAMAT : JEMBLUNG

Bar s s how Mo des

P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8 OBSERVASI 0 8 13 16 20 35 53 57 F R EK U EN SI

(12)

8 b. Subjek 2

NAMA : ELISA T.

JENIS KELAMIN : PEREMPUAN

USIA : 11 TAHUN

ALAMAT : JEMBLUNG

c. Subjek 3

NAMA : GANDA F

JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI

USIA : 10 TAHUN

ALAMAT : JEMBLUNG

d. Subjek 4

NAMA : RISA R.

JENIS KELAMIN : PEREMPUAN

USIA : 10 TAHUN

ALAMAT : JEMBLUNG

Bar s s how Mo des

P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8 OBSERVASI 0 2 3 6 11 12 15 18 19 F R EK U EN SI

Bar s s how Mo des

P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8 OBSERVASI 0 10 12 29 34 50 63 F R EK U EN SI

Bar s s how Mo des

P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8 OBSERVASI 0 8 15 17 23 35 45 68 F R EK U EN SI

(13)

9

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat penurunan gejala PTSD pada keempat anak tersebut. Penurunan tersebut dapat dilihat dari grafik yang semakin menurun berdasarkan frekuensi penampakan gejala yang juga semakin menurun setelah dilakukan observasi selama satu bulan dan penggalian data sepanjang minggu terakhir Februari hingga April 2015. Dari hasil wawancara dengan subjek dan orang terdekat subjek mengatakan mereka lebih senang mengikuti program Play Group Therapy karena banyak permainan dan bisa berkumpul dan bermain bersama dengan teman-teman mereka.

Menurut Landreth (2001), play group therapy direkomendasikan sebagai media terapi karena bermain merupakan ekspresi alamiah anak dan play therapy tidak secara langsung mengingatkan anak dengan peristiwa traumatik yang dialami karena dilakukan dengan menggunakan materi-materi simbolik. Hal tersebut memungkinkan anak merasa aman dalam mengekspresikan dan mengeksplorasi innermost feeling mereka. Play group therapy yang diterapkan pada anak pasca traumatik juga dianggap memiliki kelebihan terkait dengan fleksibilitas yang tinggi yang diterapkan sesuai dengan situasi yang dihadapi.

Guna memperoleh atau mencapai penguasaan dari peristiwa masa lalu, anak perlu diberi media yang dapat memberikan lingkungan penuh dengan kreasi imajinasi sehingga penyelesaian tugas dalam permainan dengan kemampuan superhuman kepada anak untuk menghadapi situasi sosial dan fisik dapat dilakukan dengan baik.

(14)

10 BAB V POTENSI HASIL

Bencana tidak hanya menyebabkan kerugian secara material dan fisik semata namun bencana juga dapat merugikan secara psikis. Kondisi psikis atau mental para korban teruama anak-anak harus mendapatkan perhatian khusus agar tidak terganggu. Kondisi korban bencana di pengungsian saat ini masih belum mendukung para korban bencana untuk memenuhi kebutuhan dasar maupun kebutuhan untuk tumbuh. Kehilangan kerabat atau saudara, tempat tinggal dan ancaman kehilangan mata pencaharian dapat menimbulkan rasa tidak aman dan kecemasan pada korban bencana tanah longsor banjarnegara karena mereka harus keluar dari kehidupan sehari-hari mereka dan menyesuaikan dengan kehidupan yang baru.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa play group therapy cukup efektif untuk menurunkan gangguan PTSD pada anak korban bencana di Banjarnegara. Berdasarkan hal tersebut maka play group therapy sangat mungkin untuk diterapkan di indonesia guna meminimalisir kemungkinan terjadinya gangguan psikologis setelah terjadi bencana. Penerapan play therapy untuk menangani anak dengan gangguan strespasca trauma Bencana tanah longsor Banjarnegara dapat dilakukan secara individual maupun kelompok. Dengan terapi bermain kelompok diharapkan dapat menjadi media bagi anak dalam melatih dan mengembangkan kompetensi diri dan belajar mekanisme koping yang digunakan anak lain serta mengeksplorasi kehilangan dan menormalkan reaksi anak dengan caraberbagi pengalaman.

(15)

11 BAB VI

RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

NO Jenis Kegiatan

Waktu Kegiatan

Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3

M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 1. Rapat Kordinasi 2. Penyusunan Instrumen Penelitian 3. Survey Lapangan 4. Observasi 5. Wawancara

6. Input Data hasil Observasi dan Wawancara

7. Penyusunan Laporan Hasil Penelitian

Keterangan :

: Kegiatan yang sudah dilakasanakan : Kegiatan yang akan dilakasanakan

(16)

12

DAFTAR PUSTAKA

Flannery, R.B. (1999) Psychological trauma and post traumatic stress Disorder: a.review,International Journal of Emergency Mental Health. 1 (2) p 77 – 82

Landreth, G.L. (2001).Innovations in Play therapy:Issues, Process, and Special Populations. Brunner-Routledge: Taylor & Francis

Mashar R. (2011). Konseling Pada Anak Yang Mengalami Stress Pasca Bencana Banjarnegara Melalui Play Therapy. Tesis. Universitas Muhammadiyah Magelang.

Roan ,W., (2003). “Melupakan Kenangan Menghapus Trauma” dalam Intisari, Desember, http://www.jagajaga.com/anIjakTerkini. php? ida= 65234, diakses 4 Mei 2005

(17)

13 Lampiran 1.

JADWAL KEGIATAN

NO Jenis Kegiatan

Waktu Kegiatan

Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3

M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 1. Rapat Kordinasi

2. Penyusunan Instrumen Penelitian 3. Survey Lapangan

4. Observasi 5. Wawancara

6. Input Data hasil Observasi dan Wawancara 7. Penyusunan Laporan Hasil Penelitian

(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)

28

(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk melihat kinerja motor induksi 3-fasa saat beroperasi pada sistem tenaga 1-fasa, maka motor diujicoba di laboratorium dengan menggunakan metode yang diusulkan,

“Kepala sekolah menentukan jumlah jam mengajar kemudian jumlah guru yang mengajar sehingga kalau jumlah jam mengajar dengan jumlah guru yang mengajar masih ada sisa jam

Umumnya siswa hanya mempelajari bentuk–bentuk dasar kalimat dengan cara penyusunan kalimat dalam bahasa Inggris serta cara pengucapannya dalam belajar

Izin gangguan adalah pemberian izin tempat usaha kepada orang pribadi atau badan di lokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian dan gangguan, tidak termasuk

Penelitian yang dilakukan dibatasi hanya untuk data rekam medis pasien rawat inap rumah sakit umum Citra BMC Padang yang berobat pada bulan Januari 2013 dan

Terkait penggunaan layanan ini jika kata sandi Lawson Bank Direct, kata sandi login atau kata sandi sekali pakai berbeda dengan yang didaftarkan nasabah atau yang diperuntukkan Bank

Bahwa perhitungan yang dilakukan tergugat tidak menurut jalur hukum karena penggugat telah menguraikan bahwa pembayaran hanya dilakukan dengan pokok saja dan

Keistimewaan dan keutamaa keutamaan shalat n shalat sunah yang tidak sunah yang tidak diperoleh pada ibadah lainnya adalah menambah pahala kita dan menutupi diperoleh pada