PERBANDINGAN
REFRIGERANT HCFC DAN HIDROKARBON
DALAM PROSES
PERCEPATAN
PENDINGINAN DAN
PENGHEMATAN
ENERGI PADA
REFRIGENERATOR
1)
Saripuddin M, 2) Jamaluddin, 3)Muhammad Arief, 4)Abdul Muis 1,2,3,4)
Program Studi Mesin Universitas Islam Makassar,
Jl. Perintis Kemerdekaan No. 29 Makassar, Kampus UIM, Tlp: (0411)588167
Email: saripuddinmuddin.dty@uim.makassar.ac.id
ABSTRAK
Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui kemampuan dan kapasitas pada bantalan poros propeller kapal motor penumpang binaiya dan untuk menentukan faktor variabel yang paling berpengaruh terhadap kerusakan pada poros propeller dan bantalan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa yaitu pengambilan data hasil rekaman atau survei langsung pekerjaan yang ada dan sesuai dengan rekomondasi dari Biro Klasifikasi lndonesia atau wawancara pada pihak ownwe surpeyor dan pelaksana langsung yang ada dilapangan. Berdasarkan data data yang diperoleh selama melakukan penelitian dan pembahasan hasil analisa data pada reparasi poros propeller di lokasi PT industri kapal indonesia [persero] makassar secara sistimatis kapal tersebut di ketahui bahwa kerusakan poros propeller pada umumnya terjadi keausan pada1 bantalan dan kerusakan remes packing. Pemakaian bantalan melewati batas umur mengakibatkan bantalan mengalami kelelehan pada akhirnya bantalan tersebut akan mengurangi kekuatan material.
Kata kunci ; Reparasi, kerusakan sistem poros propeller .
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Secara global Indonesia sebagai negara berkembang pada saat ini yang mana lebih memberatkan pada sector pembangunannya pada sector perindustrian dengan dukungan sector – sector lain. Namun dengan melihat keadaan geografisnya negara kita yang sebagain terdiri dari lautan, oleh karena itu sector angkutan laut sangat penting dalam menentukan pembangunan bangsa, dimana angkutan laut berfungsi untuk menghubungkan antara pulau yang satu dengan yang lainya.
Perkembangan industri perkapalan dinegara kita sangat pesat mengingat akan kebutuhan akan tranportasi laut. Industri perkapalan dalam hal ini harus beroperasi secara maksimal mungkin agar mendapat kepercayaan terhadap bangsa kita dan negara
– negara lain, namun kebiasaan yang ada dalam pembuatan kapal mempunyai kendala-kendala antara lain ; penyediaan komponen tertentu misalnya mesin yang berukuran besar dan penyediaan spare part dan yang lainya. Oleh karena itu salah satu hal yang penting dalam penyelesaian suatu kapal adalah tahanan dan propulsi (baling-baling).
Permasalahan yang terjadi dalam pembuatan kapal cukup banyak, baik terhadap konstruksi dari kapal itu sendiri maupun sistem propulsi yang merupakan alat penggerak utama kapal tersebut. Bermacam-macam jenis kapal yang dibangun seperti kapal Barang, Ikan, Contener, Tanker, kapal Tunda, dan kapal Penumpang, kapal-kapal jenis lain seperti kapal Keruk dan kapal Tug Boat. Salah satu jenis kapal dari contoh diatas yang akan dibahas pada Tugas Akhir ini
adalah kapal penumpang dan yang menjadi pokok masalah yaitu sistem poros propeller.
Umumnya dibidang teknologi perkapalan kerusakan pada sistem poros propeller akan menimbulkan kerugian-kerugian baik terhadap gerakan kapalnya maupun terhadap bagian-bagian lainnya. Oleh karena itu sebagai ahli perkapalan, harus mampu mengetahui dan memikirkan bagaimana cara untuk mengatasi kerusakan tersebut dan cara perbaikan walaupun dengan peralatan serba terbatas agar kerusakan tidak terjadi lagi.
Berdasarkan hasil survey dari galangan kapal dan pelaksanaan survey oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) bahwa yang paling rawan mengalami kerusakan adalah sistem (Bantalan) poros plopeller. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang diwujudkan dalam bentuk penulisan skripsi untuk mengamati dan mempelajari kerusakan-kerusakan secara umum serta penyebab kerusakan tersebut.
1.2 Rumusa Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
a. Putaran Poros Propeller sangat berpengaru terhadap keausan bantalan pada kapal Motor Penumpang Binaiya. b. Bagaimana cara perbaikan bantalan
poros propeller
c. Bagian manakah faktor variable yang sering terjadi kerusakan pada poros propeller dan bantalan
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dilakukan ini adalah :
a. Untuk mengetahui kemampuan atau kapasitas pada bantalan poros propeller
Kapal Motor Penumpang Binaiya.
b. Sebagai probalitas pertemuan antara puncak asperti untuk menghasilkan produk keausan
c. Untuk menentukan faktor variabel apa yang paling dominan pengaruh kerusakkan pada poros propeller dan bantalan Kapal Motor Penumpang Binaiya
1.4 Batasan Masalah
Agar dalam penelitian ini lebih terarah pada permasalahan yang akan dianalisa, maka di batasi permasalahan-permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut :
1. Bantalan.
2. Objek penelitian adalah pekerjaan reparasi Poros Propeller Diameter Poros Propeller = 270 mm, Panjang Poros Propeller = 5830 mm
3. Material Poros Propeller Stainless Steel 4. Bantalan babit Metal, panjang 650 mm,
dengan diameter dalam 270 mm
5. Pengambilan data kelurusan Poros Propeller
1.5 Manfaat Penelitian
Dari penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan. Manfaat yang bisa diperoleh antara lain : a. Menentukan interval waktu yang optimal
untuk proses pemeriksaan poros propeller.
b. Dengan interval waktu yang tepat, maka tingkat kehandalan dari komponen dapat dijaga sehingga mendukung fungsi oprasional kapal.
c. Pemeriksaan komponen pada interval waktu yang tepat sesuai dengan jumlah waktu oprasional kapal akan menekan biaya pemeliharaan kapal yang harus dikeluarkan oleh pihak owner.
d. Model perhitungan yang dihasilkan dapat dimanfaatkan oleh pihak owner untuk dilakukan penjadwalan pemeliharaan dan infeksi guna mempertahankan tingkat keandalan dari komponen poros propeller.
Dapat dijadikan pertimbangan oleh BKI (Biro Klasifikasi Indonesia) untuk mulai mencoba menentukan interval waktu pemeriksaan poros propeller berdasarkan jumlah waktu oprasional kapal dengan meninjau tingkat kehandalan komponen.
METODE PENELITIAN
2.1Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi pada area produksi PT Industri Kapal Indonesia
(Persero) Makassar pada penelitian ini dilakukan pengamatan tentang kerusakan poros propeller dan bantalan pada Kapal Motor Penumpang Binaiya.
Waktu pelaksanaan penelitian atau pengambilan data Tanggal, 22 Mei 2017 Sampai 14 juli 2017.
2.2Langkah-langkah Pengambilan Data
Teknik Pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan untuk pengumpulan data. Data dalam penelitian ini adalah data primer yang bersumber dari tenaga kerja secara langsung. Untuk memperoleh data penelitian jenis ini digunakan tiga jenis metode yaitu:
1. Data perusahaan yaitu pengumpulan data hasil rekaman pekerjaan yang berada pada divisi QC dan rekomendasi dari Biro Klasifikasi Indonesia
2. Wawancara Yaitu pengumpulan data dengan tanya jawab sepihak kepada tenaga langsung atau tenaga kerja, yang didapat dilapangan dan pengamatan pada objek penelitian dan wawancara dengan pihak yang terkait langsung dengan penelitian dilapangan
3. Observasi dan Pengamatan dilakukan langsung pada objek penelitian
Merupakan data yang diperoleh melalui studi dan literature yang mendukung penelitian ini. Data sakunder itu antara lain:
1. Tahap pengerjaan reparasi Poros propeller
2. Gambar konstruksi Poros Propeller
2.3 Metode Penelitian
Pengukuran Langsung, dalam melakukan pengambilan data yang terkait dengan tema dan ruang lingkup penelitian, maka dilakukan pengambilan data langsung dilakukan di instansi atau perusahaan yang bergerak dibidang kapal reparasi khususnya Poros propeller dalam hal ini PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) Makassar
2.4 Metode Analisa
Metode analisa untuk menjelaskan
kerusakan pada “Analisis Kerusakan Pada
Sisitim Poros Propeller sebagai berikut:
1. Mempelajari sistim pendingin Oli pada Poros Propeller
2. Menanyakan kepada narasumber lain yang terkait dengan pekerjaan Porors Propeller
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Data Hasil Penelitian.
Dalam penulisan bab ini, dijelaskan tentang hasil analisa kerusakan pada sitem
poros propeller, dalam pengamatan yang
dilakukan terhadap kerusakan pada sistem
poros plopeller dan bantalannya ini diketahui kerusakan kerusakan yang terjadi yang mengakibatkan komponen poros propeller
harus direkondisi atau diganti. Kersakan-kerusakan dari komponen poros propeller
pada kapal yang dilakukan perbaikan sesuai dengan aturan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).
Berdasarkan data-data yang diperoleh selama melakukan penelitian dan pembahasan. Pembahasan berdasarkan hasil analisa data pada reparasi poros propeller di lokasi PT Industri Kapal Indonesia (Persero) makassar secara sistimatis.
Kapal tersebut diketahui bahwa kerusakan poros propeller pada umumnnya terjadi pada keausan bantalan dan kerusakan remes packing.Masalah Tersebut akan dibahas berdasarkan informasi dari owner ABK kapal serta pihak galangan kapal dalam hal ini surveyor dari galangan kapal utamanya pelaksana, dari beberapa literatur yang berhubungan dengan kasus yang diteliti.
3.1.1 Data Mesin
1. dan berat 3879 kg material stainlis steel
2. Propeller dengan diameter 2800 mm, dan berat 596 kg, material brons 3. Sleeve bearing
4. Jarak antara flens kopling gear box ke bantalan I 860 mm.
5. Jarak bantalan I ke bantalan II 2880 mm.
6. Panjang bantalan I 420 mm.
3.1.2. Data mesin Induk / Diesel
Type : 6 MU453C
Out pu t : 1.600 KW 6000 rpm
3.1.3 Data Gear box
Merek : EISENWERKE REINTJES G.M.B.H HAMEL Type : VAL 2742 BB INPUT CAP : 1600 KW In Speed : 600 : 1/MIN Weight of Gear : 6800 kg
3.1.4 Data pengukuran clearance bantalan poros propeller
- Bantalan 1
- Bagian atas Poros Propeller = 1,1 mm
3.2. Identifikasi Kerusakan
Pada sistim bantalan luncur yang diteliti dapat di identifikasi atau analisis bahwa gaya (F) berpengaruh langsung atau linier terhadap volume keausan, semakin besar gaya yang bekerja pada permukaan bantalan maka volume keausan akan semakin besar. Jarak luncur poros terhadap bantalannya merupakan jumlah putaran poros dan keliling porosnya mempengaruhi jumlah volume keausan bantalan. Tekanan yang terjadi pada sistim bantalan luncur ini dipengaruhi pula oleh tekanan kerjanya dengan luasan kontak yang konstan.
4.2.1. Lintasan Journal
Lintasan Journal saat berputar pada permukaan bantalan menentukan jumlah keausan bantalan, dengan semakin banyaknya putaran journal maka panjang lintasan akan semakin besar sebagian variabel linier sehingga volume keausan akan semakin meningkat. Panjang lintasan adalah :
Di ket:
KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa:
a. Dengan melihat persamaan tersebut diatas apabila laju keausan (Va) semakin besar dengan variable V yang akan selalu tetap maka waktu atau umur bantalan akan semakin pendek dan umur bantalan tersebut dengan satuan detik yang dapat dikonversi ke hari dan tahun.
b. Pada sistim bantalan luncur dapat di identifikasi atau dianalisa bahwa gaya (F) berpengaruh langsung terhadap volume keausan dan tekanan kerjanya dengan luasan kontak yang konstan.
c. Pemakaian bantalan melewati batas umur mengakibatkan bantalan mengalami kelelahan pada bantalan tersebut dan akan mengurangi kekuatan material bantalan tersebut.
d. Sesuai dengan hasil pengukuran clearance pada bantalan satu dan bantalan dua, maka pada bantalan dua direkomendasikan untuk diganti sesuai dengan standar Biro Klasifikasi Indonesia.
4.2 Saran
1. Perlu dilakukan kajian umur bantalan dengan pendekatan bahwa keausan
bantalan luncur adalah keausan radial ” h ”
terhadap posisi journalnya.
2. Hasil penelitian ini bisa dijadikan referensi pada kapal reparasi propeller dan poros propelle
DAFTAR PUSTAKA
Abednego, 1987 “Studi Tentang Kerusakan Poros Propeller Pada Kapal Tunda dan
Kapal Ikan “Fakultas Teknik Jurusan
Perkapalan Universitas Hasanuddin Makassar.
Biro Klasifikasi Indonesia, 1978 “Peraturan Tentang Bahan dan Las”, Jilid V.
Biro Klasifikasi Indonesia, 2001 “Rules For
Dormindontov, V.K. et al “ Ship Building Technology”, Mir Publisher, Moscow. Fakultas Teknologi Kelautan, 1978 “
Teknologi Reparasi Kapal” ITS,
Surabaya.
Syerly Klara MT. Ir. 1998 “Sistem Penggerak
Kapal”, Diktat, Jurusan Perkapalan
Universitas Hasanuddin Makassar.
Dharmawan, Harsokusoemo. (2000).
Pengantar Perancangan Teknik. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Hendarsin, Abdul Rachman. (1984). Elemen-Elemen Mesin. Jakarta: Erlangga
Jarwo Puspito. (2006). Elemen Mesin
Dasar. Yogyakarta: Jurusan
Pendidikan Teknik Mesin FT UNY Josep, Shigley E. dan Mitchell D. Larry.
(1984). Perencanaan Teknik Mesin.
Jakarta: Erlangga
Khurmi, Gupta. (1982). Machine Design. Eurasia Publishing House (Pvt.) LTD Mott, Robert L. (2009). Elemen-Elemen
Mesin Dalam Perancangan Mekanis Buku 1. Yogyakarta: Andi.
Niemann, G. (1999). Elemen Mesin. Jakarta: Erlangga
Sato, Takesi. (2000). Menggambar Mesin Menurut Standar Iso. Jakarta: Pradnya Paramita
Sularso, Kiyokatsu Suga. (2002). Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta: Pradnya Paramita
Teguh Wikan Widodo. (2010). Staf Pegawai P2 TELIMEK LPI. BANDUNG Yaya sudrajat. (2010). Staf Pegawai P2 TELIMEKLIPI.BANDUNG
Elemen Mesin, Khurmi
http://www.scribd.com/doc/87449696/25/ Rasio-Tarikan-untuk-V-belt
http://ml.scribd.com/doc/47728947/ELE MEN-MESIN-SABUK
J.W. Stevens, Energy Convers. Manage.
42/6 (2001) 709.
G. Min, D.M. Roe, Handbook of thermoelectrics, Peltier devices as generator, CRC Press LLC, Florida, 1994, p.479