• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN BARRU MUSFIRA NIM :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN BARRU MUSFIRA NIM :"

Copied!
180
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

DI KABUPATEN BARRU

MUSFIRA NIM : 105641104916

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(2)

ii

PENGARUH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

DI KABUPATEN BARRU Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan

Disusun dan Diajukan Oleh MUSFIRA

NIM : 105641104916

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(3)
(4)
(5)
(6)

vi ABSTRAK

Musfira, Nuryanti Mustari dan Fitriani Sari. Pengaruh Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Barru.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kebijakan pembangunan kepariwisataan terhadap peningkataan pendapatan asli daerah di Kabupaten Barru. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode kombinasi desain concurrent triangulation (campuran kuantitatif dan kualitatif secara seimbang) yaitu kuantitatif dan kualitatif dengan instrument berupa kuesioner dan wawancara. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan

tekhnikprobability sampling, adapun kategorinya adalah seluruh pengunjung pada tahun 2019 di 2 objek wisata yaitu Pantai Ujung Batu dan Taman Bola Pitue dan karena populasi yang terlalu banyak maka jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 188 orang dan informan sebanyak 3 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi. Keabsahan data diperoleh melalui uji validitas dan uji reliabilitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh kebijakan pembangunan kepariwisataan terhadap peningkatan pendapatan asli daerah di Kabupaten Barru berjalan dengan baik. Hal ini berdasarkan skor rata-rata yang diperoleh dari item pernyataan sebesar 545,4 atau 72,52% yang menandakan bahwa kebijakan pembangunan kepariwisataan menempati kategori baik. Kemudian penelitian juga menunjukkan bahwa kebijakan pembangunan kepariwisataan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Peningkatan pendapatan asli daerah di Kabupaten Barru sebesar 40,9% dan selebihnya yaitu sebesar 59,1% disebabkan oleh adanya program-program lain yang dikeluarkan oleh pemerintah.

(7)

vii

KATA PENGANTAR Assalamu’ alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Tiada kata terindah yang patut di ucapkan oleh peneliti selain puji syukur yang sebesar-besarnya hanya kepada Allah Subhanahu Wata’aala yang telah melimpahkan nikmat kesehatan, kesabaran, kekuatan serta ilmu pengetahuan kepada hambaNya. Atas perkenannya sehingga peneli dapat menyelesaikan dan mempersembahkan skripsi ini, bukti dari perjuangan yang panjang dan jawaban atas do’a dan senantiasa mengalir dari orang-orang terkasih. Sholawat serta salam

“Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad” juga peneliti sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Sang pejuang sejati yang telah membawa kita dari tidak tau menjadi tahu.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Kebijakan Pembangunan

Kepariwisataan Terhadap Peningkatan Asli Daerah di Kabupaten Barru”

sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa mulai dari awal hingga akhir proses pembuatan skripsi ini bukanlah hal yang mudah. Ada banyak rintangan, hambatan, dan cobaan yang selalu menyertainya. Hanya dengan ketekunan, kerja cerdas, dan kerja ikhlas sehingga membuat penulis termotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. Juga dengan adanya berbagai bantuan baik berupa moril dan materil dari berbagai pihak sehingga mempermudah penyelesaian penulisan skripsi ini.

Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Nuhang dan Rapiah, yang telah mempertaruhkan seluruh hidupnya untuk kesuksesan anaknya, yang telah melahirkan, membesarkan dan mendidik dengan sepenuh hati dalam buaian kasih sayang kepada penulis.

(8)

viii

Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak, diantaranya :

1. Ibu Dr. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Ibu Dr. Nuryanti Mustari, S.IP., M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan dan Ahmad Harakan S.IP., M.H.I selaku sekretaris Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar. 3. Bapak A. Luhur Prianto, S.IP., M.Si selaku Dosen Penasehat Akademik

Penulis ± 4 tahun menampaki jenjang pendidikan di bangku kuliah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Dr. Nuryanti Mustari, S.IP., M.Si dan ibuFitriani Sari HARI, S.IP., M.A selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian skripsi penulis.

5. Para Dosen, dan staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak memberikan bekal pengetahuan bagi penulis selama menjalani proses perkuliahan.

6. Bapak Drs.Wahyuddin Suyuti selaku Sekertaris Dinas Pariwisata Kabupaten

Barru yang telah meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti guna mendukung penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Maskamaluddin,S.Sos. M.Si selaku Ketua Bidang Destinasi dan

Industri yang telah banyak meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk mambantu penulis mendapatkan informasi dan data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.

8. Ibu Marlina Amin, S.Sos Ketua Bidan Umum dan SDM yang telah banyak meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk mambantu penulis mendapatkan informasi dan data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.

9. Teman-Teman di kelas IP-A dan IP-B, teman-teman angkatan MILITAN,

teman-teman di Pengurus IMM tahun 2018-2019 , adik-adik dan seniorku di Ilmu Pemerintahan yang selama ini sudah seperti saudara yang memberikan

(9)
(10)

x DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... Error! Bookmark not defined. PENERIMAAN TIM ... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ...vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR TABEL ... xii

BAB 1PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Tinjauan Umum Kebijakan Pembangunan Kepasriwisataan ... 7

a. Tingkat kebijakan ... 7

b. Jenis-jenis Kebijakan ... 8

c. Pembangunan Kepariwisataan ... 9

d. Manfaat Pembangunan Kepariwisataan ... 10

e. Unsur-unsur Pembangunan Kepariwisataan : ... 14

B. Tinjauan Umum Pendapatan daerah ... 15

a. Pajak daerah ... 17

b. Retribusi daerah ... 18

C. Kajian Pengaruh Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Terhadap Peningkatan Pendaapatan Asli Daerah (PAD) ... 19

D. Penelitian Terdahulu ... 20

E. Kerangka Pikir ... 23

F. Definisi Operasional Variabel ... 26

G. Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Waktu Dan Lokasi Penelitian ... 29

B. Jenis Dan Tipe Penelitian ... 29

C. Sumber Data ... 30

D. Populasi Dan Sampel ... 30

(11)

xi

F. Teknik Pengumpulan Data ... 34

F. Teknik Analisi Data ... 35

G. Teknik Pengabsahan Data ... 37

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 39

B. Gambaran Umum Responden... 41

C. Hasil Penelitian ... 44 BAB V PENUTUP ... 126 A. Kesimpulan ... 126 B. Saran ... 126 DAFTAR PUSTAKA ... 128 LAMPIRAN

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penerimaan pendapatan sektor pariwisata kabupaten Barru

Tahun 2015-2019 ... 18

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 36

Tabel 3.1 sampel... 46

Tabel 3.2 Informan Penelitian ... 46

Tabel 3.3 Skor dalam penelitian ... 47

Tabel 3.4 Kriteria kekuatan hubungan ... 49

Tabel 4.1 Pembagian administrasi Kabupaten Barru ... 54

Tabel 4.2 Responden berdasarkan jenis kelamin ... 56

Tabel 4.3 Responden berdasarkan usia ... 57

Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 58

Tabel 4.5 Dengan adanya kebijakan pembangunan kepariwisatan berpengaruh kepada masyarakat ... 60

Tabel 4.6 Mengubah pola pikir masyarakat ... 61

Tabel 4.7 Anda dan keluarga merasaakn dampak dari pembangunan destinasi wisata ... 62

Tabel 4.8 Meningkatnya wisatawan yang berkunjung ... 64

Tabel 4.9 Anda mendapatkan Informasi tentang pembangunan Destinasi wisata ... 65

Tabel 4.10 Pembangunan destinasi wisata ... 66

(13)

xiii

Tabel 4.12 Pasar ekowisata bermanfaat untuk masyarakat ... 70

Tabel 4.13 promosi sering dilakukan ... 71

Tabel 4.14 Melakukan kerjasama dengan pihak swasta... 73

Tabel 4.15 Anda dilibatkan dalamm pengembangan pasar wisata ... 74

Tabel 4.16 Pemanfaatan media social untuk promosi ... 74

Tabel 4.17 Pengembangan pemasaran dan pasar wisata ... 76

Tabel 4.18 Tanggapan responden tentang pengembangan pemasaran Dan pasar wisata... 78

Tabel 4.19 Produk-produk wisata yang semakin bagus ... 80

Tabel 4.20 Melakukan pengembangan usaha kuliner tradisional ... 81

Tabel 4.21 Fasilitas wisata yang lengkap ... 82

Tabel 4.22 Daya Tarik objek wisata selalu dikembangkan ... 83

Tabel 4.23 saran dan prasarana yang dibutuhkan tersedia ... 84

Tabel 4.24 Pembangunan industri wisata ... 85

Tabel 4.25 Tanggapan Responden tentang pembangunan industri wisata ... 87

Tabel 4.26 Pelaksanaan program kepariwisataan rutin dilakukan ... 89

Tabel 4.27 Fasilitas badan promosi pariwisata yang memadai ... 90

Tabel 4.28 Masyarakat dan Pemerintah bekerjasama ... 91

Tabel 4.29 Struktur tata kelola kelembagaan yang aktif ... 93

Tabel 4.30 Pembangunan kemitraan dengan pemerintah dalam Pembangunan kepariwisataan ... 94

Tabel 4.31 Pembangunan Kelembagaan ... 95

(14)

xiv

Tabel 4.33 Tanggapan responden tentang kebijakan pembangunan

kepariwisataan ... 99

Tabel 4.34 Mendorong peningkatan perekonomian lokal ... 103

Tabel 4.35 Meningkatkan pendapatan lokal... 104

Tabel 4.36 Berdampak positif untuk masyarakat ... 105

Tabel 4.37 Pendapatan Masyarakat Meningkat ... 105

Tabel 4.38 Perekonomian masyarakat Stabil ... 106

Tabel 4.39 Menambah pemasukan dan pendapatan ... 107

Tabel 4.40 Tanggapan responden tentang menambah pemasukan Dan pendapatan ... 108

Tabel 4.41 Anda mendapatkan pekerjaan yang bagus ... 110

Tabel 4.42 Anda mendapatkan penghasilan yang tinggi ... 111

Tabel 4.43 Masyarakat mendapatkan penghasilan tambahan ... 112

Tabel 4.44 Lapangan pekerjaan yang sesuai dengan skill Masyarakat ... 113

Tabel 4.45 Masayarakat mendapatkan pekerjaan yang layak ... 114

Tabel 4.46 Membuka kesempatan kerja ... 115

Tabel 4.47 Tanggapan responden membuka kesempatan kerja ... 117

Tabel 4.48 Banyak turis yang berkunjung... 119

Tabel 4.49 Semakin banyak wisatawan yang datang ... 120

Tabel 4.50 Objek wisata yang semakin terkenal ... 121

Tabel 4.51 Semakin banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung Ke Indonesia ... 122

(15)

xv

Tabel 4.53 Menambah Devisi Negara ... 124

Tabel 4.54 Tanggapan responden tentang Menambah Devisa ... 125

Tabel 4.55 Mendorong pertumbuhan kebudayaan lokal ... 127

Tabel 4.56 Masyarakat lebih tertarik dengan kebudayaan lokal ... 128

Tabel 4.57 Berdampak positif untuk masyarakat ... 129

Tabel 4.58 Kebudayaan lokal yang semakin berkembang ... 129

Tabel 4.59 Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah ... 130

Tabel 4.60 Merangsang pertumbuhan Kebudayaan Lokal ... 131

Tabel 4.61 Tanggapan Responden tentang merangsang pertembuhan Kebudayaan lokal ... 131

Tabel 4.62 Tanggapan Responden peningkatan pendapatan asli daerah ... 134

Tabel 4.63 Hasil Uji F ... 138

Tabel 4.64 Hasil Regresi Sederhana... 139

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Fikir Penelitian... 38 Gambar 4.1 Peta Wilayah Kabupaten Barru ... 58

(17)

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sektor pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang sangat

penting dan mampu memberikan sumbangan yang cukup besar dalam

perekonomian nasional seperti penyerapan lapangan kerja. Produk modern

pariwisata saat ini mulai banyak ditinggalkan dan wisatawan beralih kepada produk

wisata yang lebih menghargai lingkungan, alam, budaya dan atraksi secara spesial.

Kepuasan wisatawan tidak hanya bersandar pada keindahan alam dan kelengkapan

fasilitas wisata melainkan juga pada keleluasaan dan intensitas interaksi dengan

lingkungan dan masyarakat lokal.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

mengamanatkan bahwa salah satu tujuan kegiatan kepariwisataan adalah upaya

melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya dengan berlandaskan pada

prinsip-prinsip memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup, memberdayakan

masyarakat setempat dan menjamin keterpaduan antar sektor, antar daerah, antara

pusat dan daerah yang merupakan satu kesatuan sistemik dalam rangka otonomi

daerah serta keterpaduan antar pemangku kepentingan.

Kabupaten Barru sebagai daerah yang berada pada jalur antara Kota Makassar

dengan daerah tujuan wisata Tana Toraja memiliki kemungkinan untuk menangkap

peluang arus pengunjung sehingga pengembangan potensi wisata sangat relevan

(18)

masyarakat. Hal ini sejalan dengan UU Nomor 23 tahun 2014 dimana terdapat

urusan pemerintahan pilihan yang wajib diselenggarakan oleh daerah sesuai dengan

potensi yang dimiliki daerah. Salah satu urusan pemerintahan pilihan adalah

pariwisata yang merupakan salah satu sektor potensial yang dapat dijadikan sebagai

sumber pendapatan daerah karena ketersediaan berbagai potensi pariwisata yang

ada di setiap daerah. Menurut (Suharto, 2011) menyatakan bahwa kebijakan adalah

suatu ketetapan yang memuat prinsip-prinsip untuk mengarahkan cara bertindak

yang dibuat secara terencana dan konsisten dalam mencapai tujuan tertentu.

Banyak potensi pariwisata yang dimiliki Kabupaten Barru dan sudah banyak

objek wisata yang dikembangkan oleh Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas

Pariwisata Kabupaten Barru antara lain Pantai Ujung Batu, Taman Wisata

Padongko, Bukit Paralayang Maddo, Bukit Lappa Laona, Air Terjun Batulappa,

Celebes Canyon, Batu Mallopie, dan masih banyak lagi destinasi wisata di

Kabupaten Barru.

Peranan pariwisata dalam pembangunan secara garis besar berintikan tiga segi

yakni segi ekonomis (devisa, pajak-pajak), segi kerjasama antar Negara

(persahabatan antarbangsa), segi kebudayaan (memperkenalkan kebudayaan kita

kepada wisatawan mancanegara).

Salah satu dari Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) bersumber dari sektor

Pariwisata. Oleh karena itu objek-objek wisata perlu membutuhkan perhatian

(19)

3

kekayaan alam juga sebagai potret daerah yang harus dilestarikan dan dipelihara

keberadaannya guna mengundang wisatawan domestik maupun manca Negara.

Pengaruh jumlah kunjungan wisatawan sangat berarti untuk pengembangan

industri pariwisata dan Pendapatan Asli Daerah sehingga wisatawan mancanegara

maupun wisatawan domestik tertarik untuk melakukan kunjungan wisata. Adanya

dukungan alokasi dana dari pemerintah setiap tahunnya menjadikan sektor

pariwisata mengembangkan tempat wisata agar banyak dikunjungi oleh wisatawan.

Banyaknya wisatawan yang berkunjung menjadikan sektor pariwisata berpotensi

meningkatkan pendapatan asli daerah. Akibatnya jumlah kunjungan wisatawan

memberikan kontribusi positif dalam Pendapatan Asli Daerah.

Tabel 1.1

Penerimaan Pendapatan Sektor Pariwisata Kabupaten Barru Tahun 2015-2019

Sumber: Kabupaten Barru Dalam Aangka 2019

Sejalan dengan usaha untuk meningkatkan pendapatan asli daerah, maka

pemerintah daerah Kabupaten Barru diharuskan memiliki kemampuan untuk dapat

mengembangkan potensi-potensi ekonomi yang dimiliki wilayahnya secara lebih

Tahun Pendapatan Sektor Pariwisata

2015 Rp.18.000.000.00

2016 Rp.23.841.000.00

2017 Rp.25.570.000.00

2018 Rp.29.550.000.00

(20)

efektif dan efisien. Salah satu potensi ekonomi yang dimiliki Kabupaten Barru

adalah dalam sektor pariwisata. Sangat diharapkan pemerintah daerah Kabupaten

Barru mampu mengembangkan dan memanfaatkan potensi di sektor pariwisata ini,

karena keberadaan sektor pariwisata tersebut akan mampu mengembangkan

perekonomian Kabupaten Barru dan dapat kita lihat setiap tahunnya pendapatan

dari sektor Pariwisata mengalami peningkatan. Pemerintah daerah pada hal ini

adalah Dinas Pariwisata Kabupaten Barru membuat sebuah kebijakan

pembangunan kepariwisataan yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas

kepariwisataan di Kabupaten Barru. Kebijakan pembangunan kepariwisataan ini

bertujuan untuk meningkatkan sarana dan prasarana di berbagai objek wisata di

Kabupaten Barru, mengembangkan sektor pariwisata di Kabupaten Barru yang

berbasis pada konsep pembangunan lingkungan yang berkelanjutan (sustanaible

development) bertumpu pada pemberdayaan masyarakat yang diwujudkan melalui

keterkaitan antara alam, sosio ekonomi, dan kultur.

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan di atas,

maka Judul Penelitian yang dilakukan sebagai pemenuhan Tugas Akhir di Jurusan

Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yaitu “Pengaruh Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kabupaten Barru”

(21)

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan di latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang

diangkat dalam penelitian ini :

1. Bagaimana kebijakan Pembangunan Kepariwisataan terhadap peningkatan

pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten Barru ?

2. Bagaimana upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di

Kabupaten Barru?

3. Apakah ada pengaruh Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Terhadap

Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kabupaten Barru?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Terhadap

Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kabupaten Barru

2. Untuk mengetahui upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

di Kabupaten Barru

3. Untuk mengetahui Pengaruh Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan

Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kabupaten

Barru.

D. Manfaat Penelitian

Dilakukannya penelitian ini tentunya untuk memberikan manfaat bagi

penulis maupun pihak lain yang memerlukannya. Adapun manfaat dari penelitian

(22)

1. Manfaat Teoritis :

Untuk mahasiswa yaitu dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai

Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli

Daerah (PAD).

2. Manfaat Praktis :

a. Manfaat untuk pemerintah

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan oleh pemerintah sebagai

masukan dalam menerapkan strategi, langkah dan cara untuk menerapkan atau

mervisi Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan dan melihat pengaruh

pembangunan pariwisata terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

di Kabupaten Barru.

b. Manfaat untuk masyarakat

Sebagai bahan pertimbangan bagi masyarakat dalam menentukan arah atau

(23)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Kebijakan Pembangunan Kepasriwisataan

Carl Friedrich berpendapat bahwa "Memahami kebijakan adalah tindakan

yang diusulkan oleh suatu kelompok, seseorang, atau juga pemerintah dalam

lingkungan tertentu yang menawarkan hambatan dan juga peluang bagi kebijakan

yang diusulkan untuk dapat digunakan dan juga tidak apa-apa untuk mencapai

tujuan, atau juga untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu.keberhasilan dan

kegagalan suatu implementasi kebijakan dapat dievaluasi dari sudut

kemampuaannya secara nyata dalam meneruskan dan mengoprasionalkan

program-program peningkatam kualitas kebijakan yang telah dirancang (Mustari, 2013)

Menurut (Agustiono, 2014) mendefinisikan kebijakan sebagai

prinsip-prinsip yang mengatur tindakan dan diarahkan pada tujuam tertentu.

a. Tingkat kebijakan

1) Kebijakan umum adalah kebijakan yang bertindak sebagai panduan atau

panduan untuk implementasi, positif dan negatif, yang mencakup seluruh

wilayah atau lembaga terkait.

2) Kebijakan implementasi adalah kebijakan yang mendefinisikan kebijakan

umum. Di tingkat pusat, peraturan pemerintah tentang penegakan hukum.

3) Kebijakan teknis adalah kebijakan operasional yang berada di bawah

(24)

b. Jenis-jenis Kebijakan

Didalam suatu pemerintah terdapat beberapa macam kebijakan, dibawah ini

merupakan macam jenis tersebut, diantaranya:

1) Kebijakan Keuangan

Uang ialah suatu hal penting didalam suatu kehidupan manusia. Uang

merupakan salah satu penggerak ekonomi masyarakat suatu negara. Uang ini suatu

benda yang sudah disepakati bersama ialah sebagai alat perantara tukar menukar

didalam suatu hal perdagangan. Terdapat banyak sekali fungsi uang yang

sudah kita ketahui. Selain uang ternyata ada juga yang sering kita dengar yakni

inflasi. Inflasi merupakan kecenderungan naik turunnya suatu barang serta jasa

secara terus-menerus yang diakibatkan dari tidak adanya keseimbangan arus barang

serta juga arus uang.

2) Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter merupakan suatu kebijakan yang diambil oleh

pemerintah untuk menambah maupun mengurangi jumlah uang yang beredar di

masyarakat. Kebijakan moneter ini biasanya digunakan sebagai kebijakan ekonomi

didalam jangka pendek. Kebijakan moneter ini juga penting didalam pemerintah,

sebab hal tersebut juga dapat mempengaruhi perekonomian.

3) Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal merupakan suatu kebijakan yang mengatur tentang

penerimaan serta juga pengeluaran negara. Sumber-sumber penerimaan negara

diantaranya yakni pajak, penerimaan bukan pajak, dan juga bantuan ataupun

(25)

9

kelompok, yakni pengeluaran bersifat rutin, contohnya yaitu membayar gaji

pegawai, belanja ataupun juga pengeluaran yang sifatnya itu pembangunan. Oleh

sebab itu kebijakan fiskal ini memang sangat penting bagi suatu pemerintahan.

Untuk itu kebijakan fiskal ini memang harus diperhatikan dengan benar. (Tachjan,

2006)

c. Pembangunan Kepariwisataan

Pembangunan merupakan upaya yang secara sadar dilaksanakan oleh suatu

bangsa, negara, pemerintah dalam rangka pencapaian nasional melalui

pertumbuhan dan perubahan secara terencana menuju masyarakat yang modern.

Tidak ada satu negara yang mencapai tujuan nasionalnya tampa melakukan

berbagai jenis kegiatan pembangunan. Oleh karena itu proses pembangunan harus

terus berlanjut karena tingkat kemakmuran, keadilan dan kesejahtraan rakyat

bersifat relative dan tidak akan pernah dicapai secara absolut.

Pengembangan pariwisata adalah suatu usaha untuk mengembangkan atau

memajukan objek wisata tersebut lebih baik dan lebih menarik ditinjau dari segi

tempat maupun benda-benda yang ada di dalamnnya untuk dapat menarik minat

wisatawan untuk mengunjungi (Yoeti, 2008)

Pengembangan pariwisata adalah agar lebih banyak wisatawan datang pada

suatu kawasan wisata, lebih lama tinggal, dan lebih banyak mengeluarkan

uangnnya ditempat wisata yang mereka kunjungi sehingga dapat menambah devisa

bagi Negara untuk wisatawan asing, dan menambah pendapatan asli daerah untuk

(26)

memelihara kebudayaan dikawasan pariwisata tersebut. Sehingga, keuntungan dan

manfaatnya bisa juga dirasakan penduduk sekitar. (Mulyadi,2009).

d. Manfaat Pembangunan Kepariwisataan

Adapun Manfaat pembangunan kepariwisataan yaitu :

1. Ekonomi

a) Menambah devisa

b) Membuka kesempatan berusaha

c) Menambah lapangan kerja

d) Meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah

e) Mencorong pembangunan daerah

2. Sosial budaya

a) Pelestarian budaya dan adat

b) Meningkatkan kecerdasan masyarakat

c) Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani

d) Mengurangi konflik social

3. Berbangsa dan bernegara

a) Mempererat persatuan dan kesatuan

b) Menumbuhkan rasa memiliki dan kecintaan terhadap tanah air

c) Memelihata hubungan baik secara internasional

4. Lingkungan

a) Melestarikan lingkungan

b) Menumbuhkan suasana hidup tenang dan bersih

(27)

11

d) Jauh dari polusi, santai dapat mengembalikan kesehatan fisik dan

rohani

e) Memeperoleh nilai tambah atas pemanfaatan dari lingkungan yang

ada

(Wulandari & Triandaru, 2016) Pengembangan pariwisata sebagai suatu

industri secara ideal harus berlandaskan pada prinsip dasar yaitu :

1) Kelangsungan ekologi, yaitu bahwa pengembangan pariwisata harus

menjamin terciptanya pemeliharaaan dan proteksi terhadap sumber daya

alam yang menjadi daya tarik pariwisata, seperti lingkungan laut, hutan,

pantai, danau, dan sungai.

2) Kelangsungan kehidupan social dan budaya, yaitu bahwa

pengembangan pariwisata harus mampu meningkatkan peran

masyarakat dalam pengawasan tata kehidupan melalui system nilai yang

dianut masyarakat setempatr sebagai identitas masyarakat tersebut.

3) Kelangsungan ekonomi, yaitu bahwa pengembangan pariwisata harus

dapat menciptakan kesempatan kerja bagi semua pihak untuk terlibat

dalam aktifitas ekonomi melalui suatu system ekonomi yang sehat

kompetitif.

4) Memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat

melalui pemberian kesempatan kepada mereka untuk terlibat dalam

pengembangan pariwisata.

Dengan demikian pengembangan pariwisata (yang berkelanjutan) perlu

(28)

kepentingan, yaitu industri pariwisata, daya lingkungan (sumber daya alam), dan

masyarakat setempatr dengan sasaran untuk meningkatkan kualitas hidup.

Berkembangnya pariwisata tergantung pada produksi industri pariwisata

yang meliputi daya tarik wisata, kemudahan perjalanan, sarana dan fasilitas serta

promosi (Yoeti, 2008). Negara yang sadar akan pengembangan pariwisata

berdasarkan Direktorat Jendral Pariwisata bias mempertimangkan hal-hal sebagai

berikut :

1) Perencanan pengembangan pariwisata harus menyeluruh sehingga seluruh

bagi pengembangan pariwisata diperhitungkan dengan memperhatikan pula

perhitungan untung rugi apabila dibandingkan dengan pembangunan sektor

lain.

2) Pengembangan pariwisata harus diintegrasikan dalam pola dan program

pembangunan semasa ekonomi, fisik, dan social suatu Negara.

3) Pengembangan pariwisata harus diarahkan sedemikian rupa sehingga

membawakan kesejahtraan ekonomi yang tersebar luas dalam masyarakat.

4) Pengembangan pariwisata harus sadar lingkungan sehingga pengembangan

mencerminkan ciri-ciri khas budaya dan lingkungan alam sesuatu Negara

bukannya justru merusak lingkungan alam dan budaya yang khas itu.

5) Pengembangan pariwisata harus diarahkan sedemikian rupa sehingga

pertentanagn social dapat dicegah seminimal mungkin dan dapat

menimbulkan perubahan-perubahan social yang positif.

6) Penentuan tata cara pelaksanaannya harus disusun sejelas-jelasnya

(29)

13

7) Pencatatan (monitoring) secara terus menerus mengenai pengaruh

pariwisata terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga merupakan bahan

yang baik untuk meluruskan kembali akibat perkembangan yang terarah.

Pengembangan potensi daya tarik atau antraksi wisata meliputi daya Tarik

alami yang bersifat melekat dengan keberadaan objek wisata alam tersebut.

Selain daya tarik alami, suatu objek wisata memiliki daya tarik buatan

manusia .

Hasil penelitian (ida bagus & Sudiana, 2017) mengemukakan bahwa kontribusi

yang diberikan sektor pariwisata adalah:

a. Menambah pemasukan dan pendapatan bagi pemerintah daerah maupun

masyarakatnya. Peningkatan ini bisa dilihat dari meningkatnya hasil usaha

dari yang dilakukan, misalnya bidang perhotelan, redtoran, biro perjalanan,

pramu wisata dan barang-barang souvenir bagi pendapatan asli daerah serta

sumber pertumbuhan ekonomi secara umum.

b. Membuka kesempatan kerja bagi penduduk dilokasi pariwisata, baik sekotr

formal maupun informal.

c. Menambah devisa negara.

d. Merangsang pertumbuhan kebudayaan lokal serta menunjang gerak

pembangunan daerah, miasalnya: melalui peningkatan infrastruktur,

perhotelan, restoran, dan lain-lain, sehingga menunjang pembangunan

(30)

e. Unsur-unsur Pembangunan Kepariwisataan :

Menurut (Senjaya & Ulumudin, 2018) unsur-unsur pengembangan

pariwisata meliputi:

1) Antraksi

Antraksi atau daya tarik dapat timbul dari keadaan alam (keindahan

panorama flora dan fauna, sifat khas perairan laut, danau), objek buatan manusia

9museum, katedral, masjid kuno, makam kuno, dan sebagainya), ataupun

unsur-unsur dan pariwisata budaya ( kesenian, adat istiadat, makanan, dan sebagainya).

2) Transportasi

Perkembangan transportasi berpengaruh atas arus wisatawan dan juga

perkembanagn akomodasi. Disamping itu perkembangan teknologi transportasi

juga berpengaruh atas fleksibitas arah perjalanan, jika angkutan dengan kereta api

bersifat linier, tidak banyak cabang atau kelokannya, dengan kendaraan mobil arah

perjalanan dapar menjadi lebih bervariasi. Demikian pula dengan angkutan pesawat

terbang yang dapat melintasi berbagai rintangan alam ( waktu yang lebih singkat).

3) Akomodasi

Tempat menginap dapat dibedakan antara yang dibangun untuk keperluan

umum (hotel, motel, tempat pondokan, tempat berkemah dalam liburan) da nada

yang diadakan khusus perorangan untuk menampung menginap keluarga, kenalan

(31)

15

4) Fasilitas layanan

Penyediaan fasilitas dan pelayanan making berkembang dan bervariasi

sejalan dengan perkembangan arus wisatawan. Perkembangan pertokoan dan jasa

pelayanan pada tempat wisata dimulai dengan adanya elayanan jasa kebutuhan

sehari-hari (penjual makanan, warung minum, dan jajanan), kemudian jasa-jasa

perdagangan (pramuniaga, tukang-tukang, atau jasa pelayanan yanglain),

selanjutnya jasa untuk kenyamanan dan kesenangan (took pakaian, took perabot

rumah tangga, dan lain-lain), lalu jasa yang menyangkut keamanan dan

keselamatan (dokter, apotek, polisi, dan pemadam kebakaran) dan pada akhirnya

perkembangan lebih lanjut menyangkut juga jasa penjualan barang mewah.

5) Insfrastruktur

Infrastruktur yang memadai diperlukan untuk mendukung jasa pelayanan

dan fasilitas pendukung . pembangunan infrastruktur secara tidak langsung juga

memberi I manfaat (dapat digunakan) bagi penduduk setempat disamping

mendukung pengembangan pariwisata. Hal ini menyangkut pembangunan

infrastruktur tramsportasi (jalan, pelabuhan, jalan kereta apiu, dan lain-lain), tetapi

juga penyediaan saluran air minum, penerangan listrik, dan juga saluran pembuang

limbah.

B. Tinjauan Umum Pendapatan daerah

Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari

sumber-sumber pendapatan di dalam daerahnya sendiri. Pendapatan Asli Daerah tersebut

dipungut berdasarkan peraturan daerah yang sesuai dengan peraturan

(32)

segenap pemasukan atau penerimaan yang masuk ke dalam kas daerah, diperoleh

dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri, dipungut berdasarkan Peraturan

Daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dipergunakan

untuk keperluam daerah. Oleh karena itu, tiap-tiap daerah harus mengupayakan

agar dapat dipungut seintensif mungkin. (Muljadi, 2012).

Umumnya penerimaan pemerintah diperlukan untuk membiayai

pengeluaran pemerintah. Pada umumnya penerimaan pemerintah dapat dibedakan

antara penerimaan pajak dan bukan pajak, misalnya adalah penerimaan pemerintah

yang berasal dari pinjaman pemerintah, baik pinjaman yang berasal dari dalam

negeri maupun pinjaman pemerintah yang berasal dari luar negeri. (Pendit, 2016)

Pengertian Pendapatan Asli Daerah (PAD) menurut Permendagri Nomor 13 Tahun

2006 PAD dipisahkan menjadi empat jenis pendapatan, yaitu : pajak daerah,

retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, dan hasil pengelolaan daerah yang

dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

Menurut Undang-Undang No.12 Tahun 2008 tentang pemerintahan daerah,

maka sumber pendapatan daerah untuk membiayai APBD terdiri dari:

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

b. Dana Perimbangan

c. Pinjaman daerah

d. Lain-lain penerimaan daerah yang sah

Selanjutnya didalam penjelasan atas Undang-Undang No.33 Tahun 2004

tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

(33)

17

sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan

daerah sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Sumber

pendapatan asli daerah terdiri dari :

a. Pajak daerah

Menurut Siagian, dalam bukunya yang berjudul Pajak Daerah Sebagai

Keuangan Daerah, pajak daerah dapat didefinisikan sebagai pajak Negara yang

diserahkan kepada daerah dan dinyatakan sebagai pajak daerah dengan

undang-undang. Menurut Undang-Undang Nomer 34 tahun 2000 pajak daerah didefinisikan

sebagai iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah

tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat membiayai penyelenggaraan

pemerintah daerah dan pembangunan daerah.(Purwanti & Dewi, 2014)

Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oeh orang pribadi atau

badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat

dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang

digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan

daerah. Pajak daerah yang tergolong di dalamnya yaitu :

a) Pajak reklame

b) Pajak penerangan jalan

c) Pajak galian C

d) Pajak hotel dan restoran

e) Pajak hiburan

(34)

Yang tergolong dalam pos bagi hasil pajak :

a) Pajak bumi dan bangunan

b) Pajak bahan bakar kendaraan bermotor

c) Pajak kendaraan bermotor

d) Bea perolehan atas tanah dan bangunan

e) Bea balik nama kendaraan bermotor

b. Retribusi daerah

Retribusi daerah dapat didefinisikan sebagai pungutan terhadap orang atau

badan kepada pemerintah daerah dengan konsekuensi pemerintah daerah

memberikan jasa pelayanan atau perijinan tertentu yang langsung dapat dirasakan

oleh pembayar retribusi.

Nama, objek dan subjek retribusi adalah :

1. Nama retribusi :

a) Retribusi karcis tanda masuk objek wisata yaitu : pungutan yang dipungut

kepada pengunjung objek wisata sebagai tanda bukti pembayaran yang sah

yang ditrbitkan oleh pemerintah.

b) Retribusi izin usaha pariwisata yaitu : kegiatan tertentu pemerintah daerah

dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang

dimaksud untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawas atas

kegiatan pemanfaatan ruangan, penggunaan sumber daya alam, barang,

prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum

dan menjaga kelestarian lingkungan.

(35)

19

a) Pelayanan jasa umum untuk memasuki objek wisata

b) Penerbitan surat izin usaha pariwisata

3. Subjek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menjalankan dan

menikmati pelayanan jasa umum dan perizinan tertentu.

a) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

b) Lain-lain pendapatan asli daerah sah sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf d, meliputi :

a. Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan

b. Jasa giro

c. Pendapatan bunga

d. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing

e. Komisi, potongan atau bentuk lain sebagai akibat dari penjualan atau

pengadaan barang dan jasa oleh daerah

C. Kajian Pengaruh Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Terhadap Peningkatan Pendaapatan Asli Daerah (PAD)

Penelitian ini melibatkan dua variable yaitu variabel “Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan” sebagai variabel X atau independen (bebas), dan “peningkatan pendapatan asli daerah” sebagai variabel Y atau dependen (terikat).

Untuk mengukur variabel “Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan” penulis menggunakan konsep kebijakan pembangunan kepariwisataan di

kemukakan di Peraturan Daerah nomor 12 Tahun 2018 bahwa kebijakan

mengandung unsur pembangunan destinasi wisata, pengembangan pemasaran dan

(36)

kelembangaan . Sedangkan untuk variabel “Peningkatan pendapatan asli daerah”, menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yang termasuk pendapatan asli

daerah yaitu pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah.

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa pengaruh antara kebijakan pembangunan kepariwisataan terhadap

peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) tergantung dari pelaksanaannya. Karena

peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) didasarkan pada bagaimana

pelaksanaan dari kebijakan pembangunan kepariwisataan yang dikeluarkan oleh

Pemerintah Daerah Kabupaten Barru.

D. Penelitian Terdahulu

Untuk membandingkan penelitian penulis dengan penelitian-penelitian

sebelumnya maka penulis mengambil beberapa contoh penelitian yang telah

dilakukan oleh orang-orang sebelumnya. Sehingga penulis dapat melihat kelebihan

dan kekurangan dari penelitian terdahulu kemudian membandingkan dengan

penelitian yang dilakukan sekarang. Berikut beberapa penelitian terdahulu yang

terkait dengan kebijakan pembangunan kepariwisataan, yaitu :

(Sari, 2014) dengan judul penelitian “Peranan Retribusi Obyek Pariwisata

Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Gresik (Studi KasusPada Wisata

Religi Makam Sunan Giri di KabupatenGresik)” yang didasarkan pada peraturan

undang-undang republik indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah. Tujuan

(37)

21

wisata Sunan Giri terhadap Pendapatan Asli Daerah mulai dari tahun 2009-2013

dan faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya perubahan kontribusi setiap

tahun, dengan metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif.

Hasilnya adalah pada tahun 2009 dan 2010 untuk tingkat kontribusi terhadap

Pendapatan Asli Daerah termasuk kriteria kurang yaitu sebesar 17,82% dan

17,88%, tahun 2011 mulai naik dalam kriteria Sedang yaitu sebesar 22,15%,

kemudian pada tahun 2012 menurun menjadi 18,71 % dalam kriteria Kurang,

sedangkan untuk tahun 2013 kriterianya adalah sedang yaitu naik menjadi 20,89%.

(“Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan, Pajak Hiburan, Pajak Hotel Dan Restoran Terhadap Peningkatan Asli Daerah Di Kabupaten Gianyar,” 2013) dengan judul penelitian “Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan,Pajak Hiburan, Pajak

Hotel dan RestoranTerhadap Pendapatan Asli Daerah diKabupaten

Gianyar”dengan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh secara serempak danparsialjumlahkunjungan wisatawan, pajak hiburan dan PHR terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Gianyar, dan mengetahui pengaruh

dominan dari ke tiga variabel bebas terhadap PAD Kabupaten Gianyar. Dengan

metode regresi linier berganda. Hasilnya adalah penelitian menunjukkan bahwa

jumlah kunjungan wisatawan, pajak hiburan, pajak hotel dan restoran berpengaruh

signifikan terhadap PAD Kabupaten Gianyar Tahun Anggaran 1991 -2010.

(Fitri, 2014) dengan judul “Pengaruh Sektor Pariwisata Terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Pesisir Selatan” dengan tujuan

penelitian untuk mengetahui pengaruh jumlah wisatawan terhadap pendapatan asli

(38)

terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Pesisir Selatan, mengetahui

pengaruh tempat belanja tourist terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten

Pesisir Selatan, dan mengetahui pengaruh jumlah wisatawan, sarana akomodasi dan

tempat belanja tourist di Kabupaten Pesisir Selatan, dengan jenis penelitian yang

digunakan dalam penelitian tersebut adalah penelitian deskriptif kuantitatif.

Hasilnya adalah, pertama tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara

jumlah wisatawan terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Pesisir Selatan,

kedua sarana akomodasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap pendapatan

asli daerah di Kabupaten Pesisir Selatan, ketiga tempat belanja tourist berpengaruh

signifikan dan positif terhadap pendapatan asli daerah, dan yang keempat Jumlah

wisatawan, sarana akomodasi dan tempat belanja tourist secara bersamaan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten

Pesisir Selatan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah

penelitian ini sama-sama membahas pengaruh industri pariwisata terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang ditinjau dari jumlah pengunjung wisata,

jumlah obyek wisata, namun perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu

adalah penelitian sekarang dilakukan di Kabupaten Barru dan mengunakan

rumusan masalah yang berbeda.

Perbandingan dari penelitian terdahulu dengan apa yang akan saya teliti

menggunakan jenis penelitian metode kombinasi desain concurrent triangulation

(campuran kuantitatif dan kualitatif secara seimbang) membahas mengenai

bagaimana Pengaruh Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Terhadap

(39)

23

sehingga hasil yang akan diperoleh juga akan berbeda, dan dengan kami mengambil

judul Pengaruh Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Terhadap Peningkatan

Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Barru.

E. Kerangka Pikir

Secara spesifik pengembangan pariwisata diharapkan dapat memperbesar

penerimaan devisa, memperluas dan memeratakan kesempatan kerja dan

kesempatan berusaha, serta mendorong pembangunan daerah. Sektor pariwisata

juga diharapkan sebagai penggerak dan pemicu dalam memperbaiki kondisi

ekonomi. Pemerintah Kabupaten Barru berusaha menggali sumber-sumber

keuangan sendiri, mengelola dan menggunakan keuangan sendiri yang cukup

memadai untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah, salah satu sektor

yang potensial untuk dikembangkan adalah sektor pariwisata. Peningkatan

pendapatan di sektor pariwisata berjalan melalui kunjungan wisatawan ke obyek

wisata sehingga memberikan sumbangan retribusi obyek wisata dan nantinya akan

memberikan sumbangan bagi PAD Kabupaten Barru itu sendiri. Meningkatnya

PAD akan memberikan posisi yang lebih baik dalam pelaksanaan pembangunan,

sehingga dari hasil PAD diharapkan dapat meningkatkan anggaran pembangunan

Kabupaten Barru.

Dengan adanya kebijakan pembangunan kepariwisataan diharapkan dapat

membantu masyarakat agar mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi, dan juga

mampu merubah pola pikir masyarakat tentang fungsi dan manfaat dari

pembangunan kepariwisatan. Kebijakan pembangunan kepariwisataan menurut

(40)

Pembangunan kepariwisataan daerah tahun 2016-2018 mencakup 4 aspek yaitu:

destinasi wisata, pemasaran pariwisata, industri pariwisata, dan kelembagaan

kepariwisataan.

Menurut Soeratno pada tahun 2008 mengemukakan bahwa kontribusi yang

diberikan sektor pariwisata adalah Menambah pemasukan dan pendapatan bagi

pemerintah daerah maupun masyarakatnya. Peningkatan ini bisa dilihat dari

meningkatnya hasil usaha dari yang dilakukan, misalnya bidang perhotelan,

restoran, biro perjalanan, pramu wisata dan barang-barang souvenir bagi

pendapatan asli daerah serta sumber pertumbuhan ekonomi secara umum.

Membuka kesempatan kerja bagi penduduk dilokasi pariwisata, baik sekotr formal

maupun informal. Menambah devisa negara dan Merangsang pertumbuhan

kebudayaan lokal serta menunjang gerak pembangunan daerah, misalnya melalui

peningkatan infrastruktur, perhotelan, restoran, dan lain-lain, sehingga menunjang

pembangunan daerah secara keseluruhan.

Sehingga dari pemaparan teoritis di atas, kerangka pemikiran pada

(41)

25

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Di Kabupaten Barru Pengaruh Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (Pad)

Di Kabupaten Barru VARIABEL X Kebijakan pembangunan kepariwisataan : (PD Nomor 12 Tahun 2018) a) Pembangunan destinasi wisata b) Pengembangaemasaran dan pasar pariwisata c) Pembangunan industri pariwisata d) Pembangunan kelembagaan VARIABEL Y Kontribusi Kepariwisataan

Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) :

(Soeratno, 2008)

a) Menambah pemasukan dan

pendapatan

b) Membukan kesempatan

kerja

c) Menambah devisa Negara

d) Merangsang pertumbuhan

(42)

F. Definisi Operasional Variabel

Adapun Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas

dan variabel terikat.

1. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi, atau yang menyebabkan

timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Kebijakan pembangunan Kepariwisataan.

Indikatornya yaitu :

a) Pembangunan destinasi wisata

Pengembangan perwilayahan destinasi wisata Daerah berdasarkan

karakter dan potensi destinasi wisata yang proporsional dan merata,

peningkatan tata kelola destinasi wisata.

b) Pengembangan pemasaran dan pasar pariwisata

Strategi pembangunan dan pengembangan pasar dalam bentuk

pemantapan segmen pasar ekowisata yang bersifat segmen ceruk pasar

untuk mengoptimalkan pengembangan destinasi ekowisata

c) Pembangunan industri pariwisata

Strategi peningkatan daya saing daya tarik wisata diwujudkan dalam

bentuk pengembangan kualitas dan keragaman usaha daya tarik wisata dan

(43)

27

d) Pembangunan kelembagaan

Strategi penguatan organisasi dan regulasi kepariwisataan melalui

penguatan mekanisme kinerja organisasi, penguatan organisasi kepariwisataan

dan pengembangan regulasi.

2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi karena adanya

variabel bebas. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah

peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). Indikatornya yaitu :

a) Menambah pemasukan dan pendapatan

Penambahan ini bisa dilihat dari meningkatnya pendapatan dari

kegiatan usaha yang dilakukan masyarakat, berupa penginapan, restoran,

dan rumah makan, pramuwisata, biro perjalanan dan penyediaan

cideramata. Bagi daerah sendiri kegiatan usaha tersebut merupakan potensi

dalam menggali PAD, sehingga perekonomian daerah dapat ditingkatkan,

b) Membuka kesempatan kerja

Industri pariwisata merupakan kegiatan mata rantai yang sangat

panjang, sehingga banyak membuka kesempatan kerja bagi masyarakat di

sekitar objek wisata

c) Menambah devisa Negara

Semakin banyaknya wisatawan yang datang, maka banyak semakin

banyak devisa yang akan diperoleh oleh Negara

(44)

Mengajak masyarakat untuk lebih mengembangkan kebudayaan asli yang

dimiliki setiap daerah,

G. Hipotesis

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ialah :

1.Hipotesis Nol (Ho)

Tidak ada pengaruh yang segnifikan antara variabel kebijakan

pembangunan kepaiwisataan dengan variabel peningkatan pendapatan asli daerah

(PAD).

2.Hipotesis Alternatif (Ha)

Ada pengaruh segnifikan antara variabel kebijakan pembangunan

(45)

29 BAB III

METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini waktu 2 bulan terhitung dari tanggal 13 Juli 2020 s/d

10 September 2020. Kemudian Penelitian ini akan dilaksanakan di dua Objek

wisata yang ada di Kabupaten Barru yaitu Pantai Ujung Batu dan Taman Bola Pitue

yang ada di Kabupaten Barru. Sehingga penulis mengambil judul “Pengaruh

Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli

Daerah di Kabupaten Barru’’.

B. Jenis Dan Tipe Penelitian

a) Jenis Penelitian

Penelitian ini menggukan metode penelitian kombinasi (Mix Methods). Menurut

(Moh.Nazir, 2013) metode Penelitan kombinasi adalah metode penelitian yang

menggabungkan antara metode kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini

menggunakan metode Sequential exploratory menurut (Sugiyono, 2018) dimana metode ini pada tahap awal menggunakan metode kualitatif dan tahap berikutnya

metode kuantitatif, bobot metode lebih pada metode tahap pertama yaitu kualitatif

dan selanjutnya dilengkapi dengan metode kuantitatif, Kombinasi data kedua

bersifat connecting (menyambung) hasil penelitian tahap pertama ( hasil penelitian

kualitatif) dan tahap berikutnya (hasil penelitian kuantitatif). Hal ini dikarenakan

penelitian ini berupaya untuk memahami Pengaruh Kebijakan Pembangunan

(46)

Kabupaten Barru dengan pengelolaan data dan diperkuat melalui observasi dan

wawancara.

b) Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif dengan metode survey. Dikatakan penelitian kuantitatif karena penelitian ini berdasarkan data-data yang

diperoleh dari masyarakat melalui pembagian kuesioner Kemudian penelitian ini

menggunakan metode survey karena menggunakan kuesioner untuk proses

pengumpulan data.

C. Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data yaitu :

1) Sumber data primer yaitu berupa jawaban pertanyaan dari kuesioner yang

disebarkan dan hasil wawancara. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah

responden yang berkunjung di Objek wisata Pantai Ujung Batu dan Taman Bola

Pitue di kabupaten Barru.

2) Sumber data sekunder yaitu berupa dokumentasi, buku-buku, artikel, jurnal, dan

situs di internet yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

D. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono (2011) populasi dapat didefinisikan sebagai wilayah generalisasi

yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

(47)

31

Dari beberapa pendapat diatas, maka yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh pengunjung objek wisata Pantai Ujung Batu (5883)

dan Taman Bola Pitue (765) pada di Tahun 2019.

2. Sampel

Sampel adalah bagian terkecil atau salah satu objek bagian dari populasi.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel Probability Sampling. Cara ini menggunakan teknik pengambilan sampel yang memberi peluang atau kesempatan bagi setiap unsur anggota populasi untuk dipilih menjadi

sampel, maka dalam penelitian ini sampel dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang dalam populasi tersebut.

Untuk menyederhanakan jumlah sampel yang akan diteliti, maka digunakan

rumus slovin. Rumus Slovin digunakan karena dalam penarikan sampel, jumlahnya

harus representative agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan dan

perhitungannya pun tidak memerlukan tabel jumlah sampel, namun dapat dilakukan

dengan rumus perhitungan sederhana (Muchlis,2015).

Rumus Slovin untuk menentukan jumlah sampel sebagai berikut :

𝑛 = 𝑁

1 + 𝑁(𝑒)2

Keterangan :

n = Ukuran sampel jumlah responden

(48)

e = persentase kelonggaran kesalahan pengambilan sampel

yang masih bisa ditolerir, e = 0,1

ketentuan rumus Slovin :

a. Nilai e : 0,1 (10%) Untuk populasi dalam jumlah besar

b. Nilai e : 0,2 (20%) Untuk populasi dalam jmlah kecil

Jadi rentang sampel yang diambil dari teknik Slovin melihat jumlah

populasi yang besar dalam penelitian ini maka presentase nilai eror sebesar 10%

maka untuk mengetahui jumlah sampel penelitian, maka perhitungannya sebagai

berikut : 𝑛 = 5883 1 + 𝑁(10%)2 = 5883 1 + 5883(0,01) = 5883 59,83 n = 98,32 => 99 responden

(49)

33

Tabel 3.1 Sampel

Berdasarkan rumus tersebut maka jumlah sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebanyak 188 responden.

E. Informan Data

Informan data digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh melalui

jawaban dari responden Adapun jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak

tiga orang, yaitu :

Tabel 3.2 Informan penelitian

No Keterangan Populasi Presentase Sampel

1 Pantai Ujung Batu 5883 10% 99

2 Taman Bola Pitue 765 10% 89

Jumlah

188

No Nama Jabatan Inisial

1 Drs.Wahyuddin Sekretaris Dinas Pariwisata Barru W

2 Maskamiluddin. S.Sos, M.Si

Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata

M

3 Marlina Amin, S.Sos Kasubag.Umum dan SDM MA

(50)

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data peneliti memerlukan instrumen yaitu alat yang

digunakan untuk membantu mengerjakan pengumpulan data sehingga menjadi

lebih mudah. Teknik pengumpulan data yang digunakan ada 4, yaitu :

1. Observasi

Observasi dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi untuk

memperoleh data awal, seperti sejak kapan kebijakan pembangunan kepariwisataan

ini diterapkan, apakah kebijakan pengembangan kepariwisataan diterima dengan

baik oleh masyarakat disekitar objek wisata. Hal ini dilakukan karena peneliti sudah

mengetahui dengan pasti variabel-variabel yang akan diamati, yaitu variabel

kebijakan pembangunan kepariwisataan dan peningkatan pendapatan asli daerah

(PAD).

2. Daftar Pertanyaan (Kuesioner)

Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan yang dibuat oleh peneliti yang

berkaitan dengan variabel X dan Y kemudian akan diberikan kepada responden

untuk menjawabnya. Adapun skala yang digunakan ditunjukkan pada tabel yang

ada dibawah ini :

Tabel 3.3 Skor dalam Penelitian

Simbol Pernyataan Skor

SS Sangat Setuju 4

S Setuju 3

KS Kurang Setuju 2

(51)

35

3. Wawancara

Wawancara dilakukan secara terbuka untuk memperoleh informasi

tambahan melalui informan. Dengan suatu perencanaan, persiapan, dan

berpedoman pada pertanyaan yang telah dibuat sehingga peneliti tidak kaku dalam

memperoleh informasi dan data yang diperoleh apa adanya.

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pelengkap dalam penelitian setelah tekhnik

observasi, kuesioner, dan wawancara. Dokumentasi adalah cara untuk mendapatkan

data tambahan melalui referensi-referensi, buku-buku, jurnal, foto-foto, dan hal-hal

yang berhubungan dengan variabel yang diteliti.

F. Teknik Analisi Data

Penelitian ini menggunakan analisis regresi. Teknik analisis regresi

digunakan untuk melihat pengaruh variabel kebijakan Program Pembangunan

kepariwisataan terhadap variabel peningkatan pendapatan asli daerah. Teknik

analisis regresi berfungsi untuk menguji sejauh mana hubungan sebab akibat antara

variabel X dan Y. Model persamaan regresi sederhana adalah :

Y = a + bX + e

Dimana :

Y = Variabel response atau variabel akibat (Dependent)

X =Variabel predictor atau variabel faktor penyebab

(52)

a = Konstanta

b =Koefisien regresi (Kemiringan) besaran response yang

ditimbulkan oleh prediktor .

e = Residual atau error

Analisis regresi dalam penelitian ini akan menggunakan bantuan software SPSS. Hasil analisis regresi dapat digunakan pula untuk melakukan uji hipotesis. Dasar pengambilan keputusannya adalah :

a. Jika nilai P value (sig) ≥ 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak

b. Jika nilai P value (sig) ≤ 0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima

Kemudian untuk menentukan kriteria kekuatan hubungan antara dua

variabel dengan menggunakan salah satunya teori dari Kusmayadi (2004) sebagai

berikut :

Tabel 3.4

Kriteria Kekuatan Hubungan

Koefisien Korelasi Kekuatan Hubungan

± 1.00 Sempurna 0.85 - 0.99 Sangat Kuat 0.70 - 0.84 Kuat 0.50 - 0.69 Sedang 0.30 - 0.49 Lemah 0.10 - 0.29 Sangat Lemah

(53)

37

G.Teknik Pengabsahan Data

Untuk mengukur data, ada dua konsep yang digunakan yaitu validitas dan

reliabilitas. Suatu penelitian akan menghasilkan kesimpulan yang bias jika datanya

kurang valid dan kurang reliabel.

a. Uji Validitas

Validitas konstruksi dan validitas isi akan dilakukan oleh peneliti untuk

menguji apakah konsruk atau karakteristik dalam penelitian ini, yaitu variabel

kebijakan Pembangunan Kepariwisataan dan Peningkatan Pendapatan Asli Daerah

(PAD) dapat diukur secara akurat oleh indikator-indikatornya. Penelitian ini akan

melakukan uji validitas dengan menggunakan bantuan software SPSS version 25. Didasarkan bahwa responden penelitian ini adalah sebanyak 50 orang responden,

maka pengujian validitas cukup dengan membandingkan nilai r hitung > r tabel pada

taraf signifikan 5%, maka ditolak dan disimpulkan bahwa skor butir berkorelasi

positif dengan skor faktor sehingga dikatakan valid dan tidak perlu dikeluarkan dari

daftar pertanyaan.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas konsisensi internal akan dilakukan oleh peneliti untuk menguji

setiap butir-butir yang ada pada kuesioner penelitian dengan teknik belah dua (Split Half) dari spearma brown. Penelitian akan melakukan uji reliabilitas dengan menggunakan bantuan software SPSS version 21. Pengujian realibitas cukup dengan membandingkan jika nilai Cronbach Alpha (a) lebih dari 0,6 maka instrument tersebut reliable, semakin besar nilainya berarti instrument tersebut

(54)

semakin reliable. Tetapi sebaliknya jika CronbachAlpha (a) kurang dari 0,6 maka dianggap kurang handal, artinya bila variabel-variabel tersebut dilakukan penelitian

ulang dengan waktu dan dimensi yang berbeda akan menghasilkan kesimpulan

(55)

39 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Barru merupakan salah satu Kabupaten yang berada

di pesisir Barat Provinsi Sulawesi Selatan terletak antara 4o 05’ 49o

– 4o 47’ Lintang Selatan dan 119o 49” 16o Bujur Timur. Luas wilayah kurang lebih 1.174,72 Km2. Wilayah Kabupaten Barru

terbagi dalam 7 wilayah kecamatan dan 54 desa/kelurahan ini

terletak dibagian tengah Provinsi Sulawesi Selatan. Batas wilayah

Kabupaten Barru secara administratif adalah sebagai berikut:

• Sebelah Utara Berbatasan dengan Kota

Parepare dan Kabupaten Sidrap

• Sebelah Timur Berbatasan dengan Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Bone

• Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kabupaten Pangkajene Kepulauan

(56)

Gambar 4.1

Peta Wilayah Kabupaten Barru

Sumber : Data Primer, Kabupaten Barru Dalam Angka 2020

Kabupaten Barru terletak pada jalan Trans Sulawesi dan merupakan daerah

lintas provinsi yang terletak antara Kota Makassar dan Kota Pare-Pare. Secara

administratif kecamatan yang ada di Kabupaten Barru dapat dilihat pada tabel

(57)

41

Tabel 4.1

Pembagian Adminitrasi Kabupaten Barru

No. Kecamatan Luas

(Km2) Presentase (%) 1 Tanete Riaja 174,29 14,84 2 Tanete Rilau 79,17 6,74 3 Barru 199,32 16,97 4 Soppeng Riaja 78,90 6,71 5 Mallu Setasi 216,58 18,44 6 Pujananting 314,26 26,75 7 Balusu 112,20 9,55 Total 1174,72 100

Sumber : Kabupaten Barru Dalam Angka 2020 B. Gambaran Umum Responden

Penulis akan menyajikan data-data yang diperoleh selama penelitian yang

dilakukan di 2 objek wisata di Kabupaten Barru yaitu di Pantai Ujung Batu dan di

Taman Bola Pitue, dibagikan ke 188 Pengunjung Objek wisata, dan ada pedoman

wawancara yang diberikan ke Sekertaris, Kepala Bidang, dan Kasubag Umum dan

SDM Dinas Pariwisata Kabupaten Barru.

1. Jenis Kelamin

Para pengunjung Objek Wisata Pantai Ujung Batu dan Taman Bola Pitue,

(58)

Tabel 4.2

Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase (%)

Laki-Laki 82 43,9%

Perempuan 106 56,1%

Total 188 100%

Sumber : Data Primer, Kuesioner Penelitian, 2020

Pada tabel di atas dapat kita lihat bahwa 100% atau 188 orang responden

terbanyak ialah perempuan 106 orang dan laki-laki sebanyak 82 orang.

2. Usia

Usia dari para pengunjung objek wisata Pantai Ujung Batu dan Taman

Bola Pitue di Kabupaten Barru berbeda-beda, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3

Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Responden Persentase (%)

< 20 tahun 8 4,27 21 - 25 tahun 90 48,12 26 - 30 tahun 46 24,59 31 - 35 tahun 16 8,55 > 35 tahun 28 15,47 Total 188 100

Sumber : Data Primer, Kuesioner Penelitian, 2020

Pada tabel di atas dapat kita lihat bahwa ada 4,27% atau 8 orang responden

yang berusia <20 tahun, 48,12% atau 90 orang responden yang berusia 21-25

tahun, 24,59% atau 46 orang responden yang berusia 26-30 tahun, 8,55% atau

16 orang responden yang berusia 31-35 tahun, dan 15,47% atau 28 orang yang

berusia >35 tahun. Sehingga hasil penelitian menunjukkan bahwa yang banyak

berkunjung di objek wisata Pantai Ujung Batu dan Taman Bola Pitue adalah

(59)

43

3. Pekerjaan

Pekerjaan pengunjung objek wisata Pantai Ujung Batu dan Taman Bola

Pitue di Kabupaten Barru berbeda-beda, ada yang ibu rumah tangga, petani,

wiraswasta,PNS, Honorer, Mahasiswa dan ada juga yang sebagai Karyawan

Swasta. Berikut adalah pekerjaan dari 188 orang responden yang dapat kita lihat

pada tabel beriku

Tabel 4.4

Responden Berdasarkan Pekerjaam

Pekerjaan Jumlah Responden Persentase (%)

Ibu Rumah Tangga 10 5,34

Petani 27 14,43 Wiraswasta 13 6,95 Mahasiswa 73 39,03 Honorer 24 12,83 PNS 15 8,02 Karyawan Swasta 25 13,36 Total 188 100

Sumber : Data Primer, Kuesioner Penelitian, 2020

Pada tabel di atas dapat kita lihat bahwa ada 39,03 atau sebanyak 73 orang

responden yang berprofesi sebagai Mahasiswa, 5,34% atau 10 orang responden

yang berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga, 14,43% atau 27 orang responden yang

berprofesi sebagai petani, kemudian 6,95% atau 13 orang responden yang

berprofesi sebagai wiraswasta, dan 13,36% atau 25 orang responden yang

berprofesi sebagai Karyawan Swasta, dan 12,83% atau 24 orang responden yang

berprofesi sebagai Honorer, dan 8,02% atau 15 orang responden yang berprofesi

(60)

objek wisata Pantai Ujung Batu dan Taman Bola Pitue di Kabupaten Barru

berprofesi sebagai Mahasiswa.

C. Hasil Penelitian

Penelitian ini tentang Pengaruh kebijakan pembangunan kepariwisataan

terhadap peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten Barru. Penelitian

ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu dari 13 Juli s/d 10 September 2020. Adapun

yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah Pengunjung Objek wisata

Pantai Ujung Batu dan Taman Bola Pitue sebanyak 188 orang responden. Variabel

dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu kebijakan pembangunan

kepariwisataan dan peningkatan pendapatan asli daerah.

1. Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan di Kabupaten Barru

Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan merupakan peraturan yang

dikeluarkan oleh pemerintah untuk meningkatkan kepariwisataan di Kabupaten

Barru. Kebijakan Pembangunan kepariwisataan daerah memiliki misi diantaranya

mengembangkan pariwisata untuk memperoleh manfaat ekonomi dan sosial dari

kegiatan pariwisata yang dikembangkan. Kebijakan Pembangunan kepariwisataan

ini sendiri sudah diterapkan dari Tahun 2016 sampai dengan sekarang. Adapun

indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembangunan destinasi

wisata, pengembangan pemasaran dan pasar pariwisata, pembangunan industri

pariwisata, dan pembangunan kelembagaan.

a. Pembangunan Destinasi Wisata

Pengembangan perwilayahan destinasi wisata Daerah berdasarkan karakter

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Fikir Penelitian.............................................................
Tabel 4.5 : Tanggapan responden Dengan Adanya pembangunan destinasi  wisata berpengaruh untuk masyarakat
Tabel 4.6 : Tanggapan responden tentang Mengubah pola pikir masyarakat  tentang kepariwisataan
Tabel 4.7 : Tanggapan responden merasakan dampak dari pembangunan  destinasi wisata
+7

Referensi

Dokumen terkait

Simulasi dengan Aspen Plus bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi gasifikasi sludge limbah industry pulp dan kertas menjadi syngas dengan

1) Berdasarkan hasil penelitian ini terlihat bahwa, gaya hidup berpengaruh signifikan terhadap niat beli buah segar di Moena Fresh.. Oleh karena itu sebaiknya Moena Fresh

Pada saat Peraturan Rektor ini mulai berlaku, Peraturan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember Nomor 17 Tahun 2017 tentang Pedoman Evaluasi Kurikulum di

Pada periode  ini tegangan dari katup/thyristor/IGBT di salah satu elektrode (yaitu Katode atau anode) mengikuti nilai tegangan menengah dari tegangan dua katup/thyristor/IGBT

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi etanol yang digunakan untuk ekstraksi klorofil daun alfalfa dan suhu yang digunakan untuk mengeringkan

bahwa berdasarkan ketentuan pada Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Ketentuan dalam Pasal 264

Skop kajian ini memberi fokus kepada jenis masalah ponteng dan enam faktor utama menyebabkan gejala ponteng dalam kalangan pelajar sekolah menengah

Saat ini belum diketahui secara jelas sejauh mana pengaruh salinitasnya terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup sebagai indikator biologis adaptasi dalam proses