• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ENVIRONMENT PERFORMANCE TERHADAP ECONOMIC PERFORMANCE. Kartika Hendra Titisari - Khara Alviana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH ENVIRONMENT PERFORMANCE TERHADAP ECONOMIC PERFORMANCE. Kartika Hendra Titisari - Khara Alviana"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Kartika Hendra Titisari - Khara Alviana

Kartika Hendra Titisari, SE, M.Si, Ak adalah Staf Pengajar Program Studi : Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Islam Batik (UNIBA) Surakarta, Alamat Kantor ; Jl. Agus Salim No. 10 Surakarta. Telp. (0271)

ABSTRACT

A. PENDAHULUAN

Banyak terjadinya bencana alam, perubahan iklim dan permasalahan lingkungan merupakan masalah yang penting dan menjadi pusat perhatiaan pada saat ini. Ketiga masalah tersebut merupakan dampak dari pencemaran lingkungan yang salah s a t u n y a d i s e b a b k a n o l e h s e m a k i n

berkembangnya kegiatan industri di setiap negara. Meskipun pertumbuhan ekonomi meningkat karena adanya kegiatan industri, di lain pihak industri juga merupakan sumber p e n t i n g p e n c e m a r a n l i n g k u n g a n . Keberpihakan perusahaan kepada pemilik modal mengakibatkan perusahaan melakukan eksploitasi sumber-sumber alam dan This study examined the relationship of environmental performance against the economic performance of companies in Indonesia. Economic performance measured by ROA (return on assets). Environmental performance is measured by rating the environmental performance of companies or PROPER provided by Bapedal / Ministry of Environment. This study proves the hypothesis of unity that collectively - as there is significant influence between environmental performance (PROPER ), total assetss , t t t industry sektor , and between ISO 14001 of economic performance (ROA ), but the t test t t t t to prove there is positive but not significant between (a) environmental performance t (PROPER ) on economic performance (ROA ), total assetss of economic performance t t t t t (ROA ), (b) the influence sektor industry of economic performance (ROA ), and (c) ISO t t t t 14001 of economic performance (ROA ). In the second hypothesis together there is no t t t significant effect between environmental performance (PROPER ), total assetss , t t t industry sektor , and between ISO 14001 of economic performance (ROA ), and the t t t t+1 t+1 test that there is positive but not significant between (a) environmental performance t (PROPER ) on economic performancet t+1 (ROA ), (b) total assetss of economic t+1 t performancet+1 (ROA ), and (c) ISO 14001 of economic performancet+1 t t+1 (ROA ), t+1 however there are negative and not significant between the influence sektor industry of t economic performance (ROA ). This study also proved that rating, which is provided t+1 t+1 by the Indonesian government, it is quite reliable as a measure of corporate environmental performance, because compliance with international certification in the field of environment,ISO14001.

Keywords: economic performance, environmental performance, total assets, industry sectors, ISO 14001.

(2)

masyarakat (sosial) secara tidak terkendali s e h i n g g a m e n g a k i b a t k a n k e r u s a k a n lingkungan alam dan pada akhirnya mengganggu kehidupan manusia.

Selama ini perusahaan dianggap sebagai lembaga yang dapat memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat. Eksistensi perusahaan ditengah lingkungan dan masyarakat berdampak dalam dua kondisi, yaitu positif dan negatif. Dampak positif, antara lain keberadaan perusahaan ditengah lingkungan dan masyarakat seperti: menciptakan lapangan kerja, menyediakan barang yang dibutuhkan masyarakat untuk dikonsumsi, meningkatkan pendapatan, menyumbang pendapatan daerah dan negara, serta mendukung peningkatan ekonomi, dan lain-lain. Sementara, dampak negatif

(negative externalities) antara lain keberadaan perusahaan di tengah lingkungan menimbulkan pencemaran baik tanah, air maupun udara, sehingga telah mengancam munculnya polusi udara dan air, kebisingan suara, kemacetan lalu lintas, limbah kimia, hujan asam, radiasi, sampah nuklir, dan masih b a n y a k l a g i p e t a k a l a i n s e h i n g g a menyebabkan stres mental dan kerugian pisik dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Namun, lama kelamaan memang perusahaan dikenal juga sebagai “binatang ekonomi” yang mencari keuntungan sebesar-besarnya, akhirnya semakin disadari bahwa dampak yang dilakukannya terhadap masyarakat cukup besar dan semakin lama semakin besar yang sukar dikendalikan seperti polusi, keracunan, kebisingan, diskriminasi, pemaksaan, kesewenang-wenangan, dan produksi makanan haram (Suratno et al., 2006).

Menurut FASB, fokus utama pelaporan keuangan adalah laba dan

komponennya. Selain itu pengungkapan tentang tanggung jawab sosial perusahaan juga sangat mempengaruhi sustainability

perusahaan. Sehingga perusahaan juga mulai banyak yang mengungkapkan bentuk tanggung jawab sosialnya. Pengungkapan

Environmental Performance / Environmental Disclosure sebagai salah satu bentuk tanggung jawab perusahaan diharapkan dapat m e n a m b a h n i l a i p e r u s a h a a n d a n meningkatkan sustainabilitas perusahaan. Penting bagi pihak manajemen untuk melakukan Environmental Performance

sebagai salah satu bentuk tanggungjawab perusahaan terhadap lingkungannya.

P e n e l i t i a n e m p i r i s m e n g e n a i hubungan antara environmental performance,

economic performance, dan environmental d i s c l o s u r e s e c a r a u m u m t e l a h mempertimbangkan kekuatan hubungan diantara variabel-variabel tersebut. Ingram dan Frazier (1980) dalam Suratno et al.,(2006) menemukan tidak adanya hubungan yang signifikan dalam pengujian hubungan antara environmental disclosure

dengan environmental performance. Pattern (2002) dalam Suratno et al.,2006 menemukan hubungan yang negatif antara environmental disclosure dalam annual report dengan

environmental performance. Al-Tuwaijri, et al., 2004 menemukan adanya hubungan p o s i t i f s i g n i f i k a n a n t a r a e c o n o m i c p e r f o r m a n c e d e n g a n e n v i ro n m e n t a l p e r f o r m a n c e d e m i k i a n j u g a a n t a r a

e n v i r o n m e n t a l d i s c l o s u r e d e n g a n

environmental performance. Al-Tuwaijri, et al. (2004) merupakan peneliti yang memasukkan konsep economic performance

sebagai variabel endogenous dalam model penelitian yang digunakan bersama dengan dua variabel endogenous lainnya.

(3)

Penelitian-penelitian empiris tersebut menampakkan hasil yang masih beragam. Hal ini di mungkinkan sampel penelitian dan lokasi penelitian yang beragam.

P e n e l i t i a n e m p i r i s m e n g e n a i hubungan antara environmental performance,

economic performance, dan environmental disclosure secara umum juga dilakukan oleh peneliti Indonesia meskipun belum banyak yang melakukan penelitian tentang hal tersebut. Sarumpaet (2005) memberikan bukti empiris tidak ada hubungan yang signifikan antara environmental performance daneconomic performance perusahaan, akan tetapi ukuran perusahaan berhubungan secara s i g n i f i k a n t e r h a d a p e n v i ro n m e n t a l p e r f o r m a n c e. S u r a t n o e t a l . ( 2 0 0 6 ) m e n u n j u k k a n b a h w a e n v i ro n m e n t a l performance berpengaruh secara positif signifikan terhadap environmental disclosure

dan environmental performance juga berpengaruh secara positif signifikan terhadap economic performance. Liandasari (2007) menemukan hubungan positif yang signifikan antara environmental performance

dengan kualitas environmental disclosure dan hubungan positif yang signifikan antara

e c o n o m i c p e r f o r m a n c e d e n g a n

environmental performance. Titisari et al. (2010) tidak menemukan pengaruh

environmental performance terhadap kinerja keuangan pada perusahaan PROPER.

Adanya hasil empiris terdahulu yang masih kontradiktif dan pentingnya pengaruh konsep economic performance dalam mempengaruhi kebijakan perusahaan secara mikro, dengan setting di Indonesia penelitian ini akan menyedian bukti empiris tentang pengaruh environmental performance terhadap economic performance pada perusahaan rawan lingkungan pada tahun t

dan t+1. Perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya bahwa pada penelitian ini menggunakan konsep economic perfomance

yang dinyatakan dalam Sarumpaet (2005) dan menggunakan ukuran environmental performance dari Kementerian Lingkungan Hidup melalui program PROPER.

B. K E R A N G K A T E O R I T I S D A N PENGEMBANGAN HIPOTESIS Aktivitas atau kinerja perusahaan yang diinformasikan oleh perusahaan merupakan suatu hal yang sangat berharga bagi

s t a k e h o l d e r k h u s u s n y a i n v e s t o r . Pengungkapan informasi mengenai hal tersebut merupakan kebutuhan bagi

stakeholder untuk mengetahui kondisi suatu perusahaan yang akan menjadi tempat bagi p a r a i n v e s t o r d a l a m m e n a n a m k a n investasinya. Perusahaan yang memiliki

environmental performance yang baik merupakan good news bagi investor dan calon investor. Perusahaan yang memiliki tingkat

environmental performance yang tinggi akan direspon secara positif oleh investor. Selain itu juga meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan untuk eksistensinya di masyarakat yang selanjutnya diharapkan akan meningkatkan economic performance. Dengan menggunakan ROA

sebagai ukuran economic performance dan peringkat PROPER sebagai ukuran environmental performance hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1Pengaruh Environmental Performance pada tahun t terhadap Economic Performance pada tahun t

Di era globalisasi ini tuntutan terhadap perusahaan semakin besar. Perusahaan dituntut tidak hanya

(4)

memperhatikan kepentingan manajemen dan pemilik modal (investor dan kreditor), tetapi juga karyawan, konsumen serta masyarakat. Perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial terhadap pihak-pihak di luar manajemen dan pemilik modal. Di dalam akuntansi konvensional, pusat perhatian yang dilayani perusahaan adalah stockholder dan bondholder, sedangkan pihak yang lain sering diabaikan (Anggraini, 2006).

Donovan dan Gibson (2000) dalam Sembiring (2006) menyatakan bahwa berdasarkan teori legitimasi, salah satu argumentasi dalam hubungan antara profitabilitas dan tingkat kinerja sosial adalah ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan (manajemen) menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang sukses keuangan perusahaan. S e b a l i k n y a , p a d a s a a t t i n g k a t profitabilitas rendah, mereka berharap para pengguna laporan akan membaca “good news” kinerja perusahaan, misalnya dalam lingkup sosial, dan dengan demikian investor akan tetap berinvestasi di perusahaan tersebut. Kinerja ekonomi/profitabilitas yang diproksi dengan pendapatan per lembar saham menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan terhadap kinerja sosial.

Penelitian empiris terdahulu mengenai hubungan antara environmental

p e r f o r m a n c e d e n g a n e c o n o m i c performance telah melaporkan hasil yang tidak konsisten. Rockness, et al. (1978) dalam Suratno, et al. (2006) hubungan a n t a r a v a r i a b l e e n v i r o n m e n t a l performance dan variable economic performance adalah tidak signifikan.

Bragdon dan Marlin (1972) dalam Suratno, et al. (2006) menemukan suatu hubungan positif antara profitabilitas (laba per lembar saham dan return modal) d e n g a n p e r i n g k a t e n v i ro n m e n t a l performance perusahaan kertas dari

Counsel of Economic Priorities (CEP). Rockness, et al. (1986) dalam Suratno, et al. (2006) gagal mendokumentasi hubungan yang signifikan secara statistik dalam pengujian hubungan antara dua variabel limbah buangan dengan 12 indikator keuangan yang mewakili

economic performance. Feedman dan Jaggi (1992) dalam Suratno, et al. (2006) menguji hubungan jangka panjang antara

environmental performance dengan

economic performance menggunakan persentase perubahan dalam tiga ukuran polusi dan berbagai rasio akuntansi sebagai proksi empiris dari environmental performance dan economic performance. Mereka gagal menolak hipotesis null

mengenai tidak adanya hubungan yang s i g n i f i k a n a n t a r a e n v i ro n m e n t a l p e r f o r m a n c e d e n g a n e c o n o m i c performance. Hubungan antara economic performance dengan environmental performance yang tidak searah adalah konsisten dengan pemikiran ekonomi tradisional yang menggambarkan hubungan ini sebagai trade off antara profitabilitas perusahaan dengan tindakannya pada tanggung jawab sosial perusahaan. Spicer (1978) dalam Suratno, et. al. (2006) menggunakan perusahaan yang berada dalam industri kertas untuk mengukur hubungan antara lima variabel spesifik perusahaan: profitabilitas, ukuran, resiko total, resiko sistematis dan rasio laba per lembar saham

(5)

dengan pemeringkatan kinerja polusi menurut CEP dan menemukan semua tanda memiliki kesamaan arah seperti yang dihipotesiskan Al-Tuwaijri, et al.

(2004) menemukan adanya hubungan positif signifikan antara economic performance dengan environmental performance.

Di Indonesia Penelitian empiris mengenai hubungan antara environmental performance, dan economic performance juga telah dilakukan meskipun belum banyak yang melakukan penelitian tentang hal tersebut. Sarumpaet (2005) memberikan bukti empiris tidak ada hubungan yang signifikan antara kinerja lingkungan dan kinerja keuangan p e r u s a h a a n , a k a n t e t a p i u k u r a n p e r u s a h a a n b e r h u b u n g a n s e c a r a signifikan terhadap kinerja lingkungan. Suratno, et al (2006) menunjukkan bahwa

environmental performance berpengaruh secara positif signifikan terhadap

economic performance. Liandasari (2007) menemukan hubungan positif yang signifikan antara kinerja ekonomi dengan kinerja lingkungan. Hubungan antara

environmental performance dengan

economic performance ditemukan pada dukungan teoritis belum kuat dan penelitian empiris terdahulu belum berhasil menjelaskan hasil yang kontradiktif tersebut.

H : 1 Environmental performance pada tahun t berpengaruh secara positif terhadap economic performance

pada tahun t.

2. Pengaruh Environmental Performance pada tahun t terhadap Economic Performance pada tahun t+1

Kinerja perusahan pada masa sekarang tentunya akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada masa yang akan datang. Selain hipotesis pertama yang menguji pengaruh environmental p e r f o r m a n c e t e rh a d a p e c o n o m i c performance pada tahun yang sama, dalam penelitian ini peneliti mencoba m e n e m u k a n p e n g a r u h a n t a r a

environmental performance pada tahun t terhadap economic performance pada tahun t+1, yang dihipotesiskan sebagai berikut:

H : 2 Environmental performance pada tahun t berpengaruh secara positif terhadap economic performance

pada tahun t+1. C. METODE RISET 1. Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sedangkan sampel penelitian ini diambil dengan teknik pusposive sampling dengan kriteria pengambilan sampel : a) Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia b) Perusahaan mengikuti Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) pada tahun 2007 – 2009 dan c) Perusahaan menerbitkan laporan keuangan dalam satuan rupiah untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember pada tahun 2007 – 2009 dengan tujuan untuk meningkatkan komparabilitas atau daya banding yang baik.

2. Variabel dan Definisi Operasional a. Variabel Dependen

(6)

Va r i a b e l d e p e n d e n d a l a m p e n e l i t i a n i n i a d a l a h e c o n o m i c performance. Economic performance

merupakan suatu prestasi manajemen, dalam hal ini manajemen keuangan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu m e n g h a s i l k a n k e u n t u n g a n d a n m e n i n g k a t k a n n i l a i p e r u s a h a a n .

Economic performance adalah kinerja perusahaan yang secara relatif dalam suatu industri yang sama yang ditandai dengan return tahunan industri yang bersangkutan. Sarumpaet ( 2005 ) dalam studinya dan juga digunakan dalam penelitian ini economic performance

dihitung dari return perusahaan atas aktiva (ROA). Penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya, kinerja keuangan diukur dengan menggunakan rasio return on asset (ROA) untuk mengukur economic performance

perusahaan.

b. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah environmental perfomance. Environmental performance

adalah kinerja perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik (green). Environmental performance

perusahaan diukur dari prestasi perusahaan mengikuti program PROPER yang merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) untuk mendorong penataan p e r u s a h a a n d a l a m p e n g e l o l a a n lingkungan hidup melalui instrumen informasi. Sistem peringkat kinerja PROPER mencakup pemeringkatan perusahaan dalam lima (5) warna akan diberi skor secara berturut-turut dengan

nilai tertinggi 5 untuk warna emas dan terendah 1 untuk warna hitam.

c. Variabel Kontrol

Variabel kontrol didefinisikan sebagai variabel yang faktornya dikontrol oleh peneliti untuk menetralisasi pengaruhnya. Dalam penelitian ini menggunakan variabel kontrol yaitu total aset, Industri Sektor ( manufaktur dan non manufaktur ), dan ISO 14001 sertifikasi. Variabel Industri Sektor dan ISO 14001 sebagai variabel dummy yang merupakan variabel indikator dengan nilai 1 untuk perusahaan yang termasuk perusahaan manufaktur dan termasuk dalam ISO 14001 dan diberi nilai 0 untuk yang lain. Variabel ini digunakan untuk kontrol pengaruh potensial pada kinerja lingkungan dan kinerja keuangan.

ROAt+1 = a + b1PROPERt+ b2TAt + b3Industri

Sektort+ b4ISO14001t + å

ROAt+1 = a + b1PROPERt+ b2TAt + b3Industri

Sektort+ b4ISO14001t + å

d. Metode Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini digunakan alat analisis regresi. Model persamaan struktural yang diusulkan sebagai suatu model empiris adalah sebagi berikut:

(7)

D. ANALISIS DATA

1. Statistik Deskriptif dan Hasil Pengujian Asumsi Klasik

a. Hipotesis Kesatu

Berdasarkan kriteria pengambilan sampel diperoleh sampel sebanyak 97 perusahaan (lihat tabel 1 untuk proses pengambilan sampel). Hasil statistik deskriptif (lihat tabel 2) economic

Tahun 2007 2008 2009 Jumlah

Total laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di

BEI dan mengikuti kegiatan profer 37 39 39 115

Perusahaan yang ikut program PROPER dan menerbitkan laporan keuangannya dalam Dolar Amerika Serikat

6 6 6 18

Perusahaan yang ikut program PROPER dan

menerbitkan laporan keuangannya dalam Rupiah Penuh

31 33 33 97

Tabel 1

Daftar Perolehan Sampel Penelitian

Sumber : www.idx.go.id dan www.menlh.go.id

Descriptive Statistics ROAt PROPERt Total assetst Industri Sektort ISO 14001t Valid N (listwise) N 97 97 97 97 97 97

Minimum Maximum Mean Std. Deviation

-43.89 1 67612197601 0 0 45.18 5 4.E13 1 1 5.9539 2.98 4.14E12 .76 .32 12.99975 .878 5.975E12 428 469 Tabel 2

Statistik Deskriptif Sampel Penelitian

Sumber : data diolah

performancet (ROA ) diketahui nilai terendah t

sebesar -43,89 yang artinya bahwa nilai perbandingan atau rasio dari nilai terendah yang dimiliki perusahaan sebesar -43,89 dan nilai tertinggi yang dimiliki oleh perusahaan

(8)

perusahaan yang dijadikan penelitian sebesar Rp 67.612.197.601,- dan nilai tertinggi dari

total assetst sebesar Rp 42.465.408.000.000,-

serta nilai rata-rata dari total assetst perusahaan yang digunakan untuk penelitian sebesar Rp 4.144.209.338.179,-. Sejalan dengan ROA, data mengenai TA perusahaan sampel juga sangat variatif. Dilihat dari sektor industri diketahui bahwa kebanyakan perusahaan yang digunakan untuk penelitian adalah perusahaan manufaktur. Sedangkan dilihat dari ISO14001 kebanyakan t perusahaan yang digunakan untuk penelitian tidak termasuk ISO14001 , hal ini berarti t kebanyakan perusahaan yang digunakan untuk penelitian tidak memiliki standar internasional dalam sistem manajemen lingkungan. Analisis regresi dilakukan setelah semua uji asumsi klasik dilakukan dan telah memenuhi persyaratan tersebut.

sebesar 45.18 sedangkan rata-rata yang diperoleh sebesar 5.9539. Dari data yang ada menunjukkan begitu variatifnya ROA perusahaan sampel.

Dilihat dari variabel proper nilai t

tertinggi 5 dan nilai terendah 1 yang artinya bahwa environmental performance t (Proper ) t

nilai tertinggi tergolong peringkat emas dan nilai terendah 1 yang tergolong peringkat hitam dan juga dilihat dari rata-rata sebesar 2,98 tergolong environmental performancet (Proper ) perusahaan yang dijadikan sampel t

rata-rata tergolong mempunyai kinerja pada peringkat biru dimana usaha atau kegiatan yang telah melaksanakan upaya pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup dan telah mencapai hasil yang sesuai dengan persyaratan minimum sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dilihat dari total assetst (TA ) t diketahui bahwa nilai terendah dari TA t

b. Hipotesis Kedua

Tahun 2007 2008 Jumlah

Total laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di

BEI dan mengikuti kegiatan profer 37 39 76

Perusahaan yang ikut program PROPER dan menerbitkan laporan keuangannya dalam Dolar Amerika Serikat

6 6 18

Perusahaan yang ikut program PROPER dan

menerbitkan laporan keuangannya dalam Rupiah Penuh

31 33 97

Tabel 3

Daftar Perolehan Sampel Penelitian

Sumber : www.idx.go.id dan www.menlh.go.id

12

(9)

Berdasarkan kriteria pengambilan sampel diperoleh sampel sebanyak 64 perusahaan (lihat tabel 3 untuk proses pengambilan sampel). Hasil statistik deskriptif (lihat tabel 4) economic

performancet+1 (ROA ) diketahui nilai t+1

terendah sebesar -43,89 yang artinya bahwa nilai perbandingan atau rasio dari nilai terendah yang dimiliki perusahaan sebesar -43,89 dan nilai tertinggi yang dimiliki oleh perusahaan sebesar 40,67 sedangkan rata-rata yang diperoleh sebesar 5,6116. Dari data yang ada menunjukkan begitu variatifnya ROA perusahaan sampel.

Dilihat dari variabel environmental performancet (Proper ) nilai tertinggi 5 dan t

nilai terendah 1 yang artinya bahwa

environmental performancet (Proper ) nilai t

tertinggi tergolong peringkat emas dan nilai terendah 1 yang tergolong peringkat hitam dan juga dilihat dari rata-rata sebesar 3.03 tergolong environmental performancet (Proper ) perusahaan yang dijadikan sampel t

rata-rata tergolong mempunyai kinerja pada

peringkat biru dimana usaha atau kegiatan yang telah melaksanakan upaya pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup dan telah mencapai hasil yang sesuai dengan persyaratan minimum sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dilihat dari total assetst (TA ) t diketahui bahwa nilai terendah dari TA t perusahaan yang dijadikan penelitian sebesar Rp 67.612.197.601,- dan nilai tertinggi dari

total assetst sebesar Rp 33.720.170.000,- serta

nilai rata-rata rari total assetst perusahaan yang digunakan untuk penelitian sebesar Rp 3.889.236.665.586,-. Sejalan dengan ROA, data mengenai TA perusahaan sampel juga sangat variatif. Dilihat dari sektor industri diketahui bahwa kebanyakan perusahaan yang digunakan untuk penelitian adalah perusahaan manufaktur. Sedangkan dilihat dari ISO14001 kebanyakan perusahaan yang t digunakan untuk penelitian tidak termasuk ISO14001 , hal ini berarti kebanyakan t perusahaan yang digunakan untuk penelitian Descriptive Statistics ROAt PROPERt Total assetst Industri Sektort ISO 14001t Valid N (listwise) 64 64 64 64 64 64

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

-43.89 1 67612197601 0 0 40.67 5 3.E13 1 1 5.6116 3.03 3.89E13 .77 .33 12.89006 .816 5.003E12 427 473 Tabel 4

Statistik Deskriptif Sampel Penelitian

(10)

tidak memiliki standar internasional dalam sistem manajemen lingkungan. Analisis regresi dilakukan setelah semua uji asumsi klasik dilakukan dan telah memenuhi persyaratan tersebut.

Berdasarkan analisis regresi berganda (tabel 5 ) dari hasil analisis statistik diperoleh F sebesar 2,617 dengan prob=0,040. Oleh karena p value < 0,05. Hal ini berarti bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan antaraenvironmental performance t

(PROPER ), total assetst s , industri sektort t,

dan antara ISO 14001 terhadap t economic performance t (ROA )t .

Berdasarkan pengujian secara parsial dengan uji t (tabel 6 ) diketahui bahwa terdapat pengaruh positif namun tidak

Tabel 8 Hasil uji t Tabel 5 Hasil uji F 1. Pengujian Hipotesis a. Hipotesis Kesatu

signifikan antara a) environmental

performance (PROPER ) t t terhadap economic

performance t (ROA ), b) t total assetss t

terhadap economic performancet (ROA )t , c)

industri sektor terhadap t economic performancet (ROA )t , dan d) ISO 14001 t

(11)

Berdasarkan analisis regresi berganda (tabel 7) dari hasil analisis statistik diperoleh F sebesar 2,298 dengan prob=0,069 . Oleh karena p value > 0,05, hal ini berarti bahwa secara bersama sama terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara environmental performance t

(PROPER ), total assetst s , industri sektort t, dan antara ISO 14001 terhadap t economic performancet+1 (ROA )t+1 .

Berdasarkan pengujian secara parsial dengan uji t (tabel 8 ) diketahui bahwa terdapat pengaruh positif namun tidak signifikan antara a) environmental performance (PROPER ) t t terhadap economic performancet+1 (ROA ), b) t+1 total assetss terhadap t economic performancet+1 (ROA )t+1 , dan c) ISO 14001 terhadap t

economic performancet+1 (ROA )t+1 , namun demikian terdapat pengaruh negatif dan b. Hipotesis Kedua

Tabel 7 Hasil uji F

Tabel 8 Hasil uji t

(12)

tidak signifikan antara pengaruh industri sektor terhadap t economic performancet+1 (ROA ).t+1

E. Pembahasan

1.Environmental performance pada tahun t(environmental performancet) berpengaruh terhadap Economic performance pada tahun t ( economic performancet )

D a r i p e n g u j i a n h i p o t e s i s ,

environmental performance t mempunyai

pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap economic perfomance . t Hal ini terjadi karena kinerja lingkungan perusahaan baik ataupun buruk tidak terlalu berpengaruh terhadap kinerja ekonomi suatu perusahaan. Hal ini tidak mengejutkan untuk melihat bahwa di negara berkembang seperti Indonesia kinerja lingkungan tidak terkait dengan kinerja keuangan. Lebih lagi lingkungan produk atau jasa yang biasanya membawa harga yang lebih tinggi tidak mendukung konsumen besar Indonesia dan oleh karena itu tidak akan berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang lebih b a i k . P a s a r b i a s a n y a k u r a n g memperhatikan apa yang dilakukan perusahaan, dan hanya memperhatikan bagaimana kondisi perusahaan didalam pasar apakah menguntungkan atau tidak untuk berinvestasi. Kebiasaan para pelaku pasar di Indonesia yang merespon informasi pasar secara berlebihan dan selalu reaktif terhadap informasi pasar yang terjadi sehingga mereka tidak memperhatikan kondisi yang lain terutama kondisi dari perusahaan. Dan jika dilihat, para pelaku pasar di Indonesia kurang mempertimbangkan segala

s e s u a t u n y a d i d a l a m m e n g a m b i l keputusan tetapi hanya sebatas langsung merespon informasi yang ada. Bahkan di negara-negara maju, studi sebelumnya menunjukkan hasil yang beragam pada hubungan ini, yang juga bisa berarti bahwa di pasar-pasar, bahkan banyak orang masih dalam preferensi harga dibandingkan lingkungan. Berdasarkan review penelitian sebelumnya, hasil penelitian ini mendukung temuan peneliti terdahulu seperti temuan Rockness, et al.

(1986) dalam Suratno et al (2006) dalam yang menguji hubungan antara dua variabel limbah beresiko dalam industri bahan kimia dengan 12 indikator keuangan dan gagal mendokumentasi hubungan yang signifikan secara statistik. Temuan penelitian ini tidak memperkuat pernyataan bahwa hubungan antara

e c o n o m i c p e r f o r m a n c e d e n g a n

environmental performance yang tidak

searah adalah konsisten dengan pemikiran e k o n o m i t r a d i s i o n a l y a n g menggambarkan hubungan ini sebagai

trade off antara profitabilitas perusahaan

dengan tindakannya pada tanggung jawab sosial perusahaan. Temuan ini juga konsisten dengan Susi (2005) yang menemukan hubungan yang tidak s i g n i f i k a n a n t a r a e n v i ro n m e n t a l

performance dan financial performance

perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sebaliknya, temuan di atas tidak konsisten dengan temuan peneliti terdahulu seperti Bragdon dan Marlin (1972) dalam Suratno et al (2006), Spicer (1978), Feedman dan Jaggi (1992) dalam Suratno et al (2006) , Al-Tuwaijri, et al. (2004) dan Suratno et al (2006) yang menemukan hubungan positif signifikan antara

(13)

e c o n o m i c p e r f o r m a n c e d e n g a n

environmental performance.

2.Environmental performance pada tahun t (e n v i r o n m e n t a l p e r f o r m a n c et) b e r p e n g a r u h s e c a r a t e r h a d a p Economic performance pada tahun t+1 ( economic performancet +1)

D a r i p e n g u j i a n h i p o t e s i s ,

environmental performance t mempunyai

pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap economic perfomance . t+1 Hal ini terjadi karena kinerja lingkungan perusahaan baik ataupun buruk tidak terlalu berpengaruh terhadap kinerja ekonomi suatu perusahaan. Hal ini tidak mengejutkan untuk melihat bahwa di negara berkembang, seperti Indonesia, kinerja lingkungan tidak terkait dengan

economic performance. Lebih lagi

lingkungan produk atau jasa yang biasanya membawa harga yang lebih tinggi tidak mendukung konsumen besar Indonesia dan oleh karena itu tidak akan berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang lebih baik. Bahkan di negara-negara maju, studi sebelumnya menunjukkan hasil yang beragam pada hubungan ini, yang juga bisa berarti bahwa di pasar-pasar, bahkan banyak orang masih dalam p r e f e r e n s i h a r g a d i b a n d i n g k a n lingkungan.

Berdasarkan review penelitian sebelumnya, hasil penelitian ini mendukung temuan peneliti terdahulu seperti temuan Rockness, et al. (1986) dalam Suratno et al (2006) yang menguji hubungan antara dua variabel limbah beresiko dalam industri bahan kimia dengan 12 indikator keuangan dan gagal

m e n d o k u m e n t a s i h u b u n g a n y a n g signifikan secara statistik. Temuan penelitian ini tidak memperkuat pernyataan bahwa hubungan antara

e c o n o m i c p e r f o r m a n c e d e n g a n

environmental performance yang tidak

searah adalah konsisten dengan pemikiran e k o n o m i t r a d i s i o n a l y a n g menggambarkan hubungan ini sebagai

trade off antara profitabilitas perusahaan

dengan tindakannya pada tanggung jawab sosial perusahaan. Temuan ini juga konsisten dengan Susi (2005) yang menemukan hubungan yang tidak s i g n i f i k a n a n t a r a e n v i ro n m e n t a l

performance dan financial performance

perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sebaliknya, temuan di atas tidak konsisten dengan temuan peneliti terdahulu seperti Bragdon dan Marlin (1972) dalam Suratno et al (2006), Spicer (1978), Feedman dan Jaggi (1992) dalam Suratno et al (2006) , Al-Tuwaijri, et al. (2004) dan Suratno et al (2006) yang menemukan hubungan positif signifikan antara economic performance

dengan environmental performance. F.Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan

dan Saran 1.Kesimpulan

Hasil pengujian hipotesis kesatu menunjukkan bahwa environmental performance (PROPER ), total assetst t s , t

industri sektort, dan antara ISO 14001 t

berpengaruh positif namun tidak s i g n i f i k a n t e r h a d a p e c o n o m i c performance t (ROA ). Hasil pengujian t

hipotesis kedua menunjukkan bahwa

environmental performance (PROPER ), t t

(14)

ISO 14001 berpengaruh positif namun t

tidak signifikan terhadap economic

performancet+1 (ROA )t+1 . Kedua temuan

ini juga sesuai dengan dugaan yang dihipotesiskan dan mendukung temuan Rockness, et al. (1986) dan Susi (2005). Sebaliknya, temuan di atas tidak konsisten dengan temuan peneliti terdahulu seperti Bragdon dan Marlin (1972) dalam Suratno et al (2006), Spicer (1978), Feedman dan Jaggi (1992) dalam Suratno et al (2006) , Al-Tuwaijri, et al.

(2004) dan Suratno et al (2006) yang menemukan hubungan positif signifikan antara economic performance dengan

environmental performance.

2.Implikasi

Bukti empiris yang ditemukan dari hasil penelitian ini memiliki beberapa implikasi sebagai berikut.

a. Bagi perusahaan-perusahaan rawan lingkungan khususnya perusahaan publik di Indonesia yang ingin meningkatkan economic performance

s e b a i k n y a j u g a m e n i n g k a t k a n

environmental performance untuk

mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.

b. Bagi pemakai informasi di pasar modal I n d o n e s i a , b a h w a t i n g k a t

e n v i r o n m e n t a l p e r f o r m a n c e

perusahaan merupakan informasi berharga yang pantas dipertimbangkan sebagai salah satu kriteria pengambilan keputusan investasi yang rasional oleh investor.

3.Keterbatasan dan Sarana

a.P e n e l i t i a n i n i d i l a k u k a n p a d a perusahaan rawan lingkungan dan terdaftar dalam program PROPER. U n t u k p e n e l i t i a n s e l a n j u t n y a disarankan dilakukan pada industri sejenis yang tidak terdaftar dalam PROPER atau pada industri yang berbeda.

b. Penelitian ini menggunakan variabel kontrol total assetss, industri sektor dan antara ISO 14001. Penelitian s e l a n j u t n y a d i s a r a n k a n u n t u k menambahkan variabel kontrol yang sekiranya berpengaruh terhadap hubungan variabel environment p e r f o r m a n c e d a n e c o n o m i c

performance.

Al-Tuwaijri, S.A., Christensen, T.E. dan Hughes II, K.E. 2004. “The Relations among environmental disclosure, environmental performance, and economic performance: a

simultaneous equations approach”. Accounting, Organizations and Society. Vol. 29.

pp.447-471.

Anggraini, Fr Reni Retno, 2006, Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengugkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan

(Study Empiris pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta).

Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang, 23-26 Agustus 2006. Financial Accounting Standards Board. 1975

(15)

Liandrasari, 2007. Hubungan Antara Kinerja Lingkungan dan Kualitas Pengungkapan

Lingkungan Dengan Kinerja Ekonomi Perusahaan Di Indonesia. JAAI Vol . 11

No.2 Desember 2007.

Priyanto, Duwi. 2009. 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Yogyakarta: Penerbit Andi. Sarumpaet, S. 2005. The relationship between environmental performance and financial

performance of Indonesian, Jurnal Akuntansi dan Keuangan 7 (2).

Sembiring, E.R. 2005. Karakteristik perusahaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial:

studi empiris pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta, Simposium

Nasional Akuntansi VIII.

Spicer, Barry H. 1978. Investors, Corporate social performance and information disclosure:

an empirical study, The Accounting Review 53 (1) : 94-111.

Suratno, Ignatius Bondan, Darsono, dan Mutmainah S. 2006. Pengaruh environmental

performance terhadap environmental disclosure dan economic performance,

Simposium Nasional Akuntansi 9.

Titisari, Kartika Hendra, Suwardi, Eko dan Setiawan, Doddy, 2010. Corporate Social

Responsibility (CSR) Dan Kinerja Perusahaan, Simposium Nasional Akuntansi 13.

www.bapepam.go.id www. idx. go. id www.kemnlh.go.id

Gambar

Tabel  8 Hasil uji t  Tabel 5 Hasil uji F1. Pengujian Hipotesisa.  Hipotesis  Kesatu
Tabel 7 Hasil uji F

Referensi

Dokumen terkait

Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan salah satu cara untuk meningkatkan hidup sehat dan bersih dalam kehidupan di lingkungan masyarakat dampak dari

Pengembangan software atau dikenal juga sebagai software engineering menurut IEEE adalah aplikasi sistematik, disiplin, pendekatan kuantitatif untuk pengembangan,

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umummya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

Contoh bentuk tanggung jawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan,

Berdasarkan hasil survey lapangan, sebagian besar masyarakat yang menjual lahannya secara utuh dengan sistem jual dikarenakan beberapa faktor, antara lain nilai jual

Strategi pemasaran model celengan mini di samping sebagai senjata atau alat untuk memperluas wilayah pasar dan memudahkan dalam kegiatan promosi, model celengan mini ini

Dengan mengacu kepada ketentuan yang diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.14/POJK.04/2019 tentang perubahan atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak penyusunan skripsi dengan judul, “Studi Kasus Tentang Perilaku Suka Mencari Perhatian di Kelas pada Siswa Kelas V SD