• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI PADA PD. PANCA MOTOR PRABUMULIH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI PADA PD. PANCA MOTOR PRABUMULIH"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

82

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI

PADA PD. PANCA MOTOR PRABUMULIH

Linggariama

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Pendidikan Prabumulih

email: anggariyama@gmail.com

Abstrak

Secara klasik akuntansi merupakan proses pencatatan (recording) pengelompokan

(classifying), perangkuman (summarizing) dan pelaporan (reporting) dari kegiatan transaksi

perusahaan. Tujuan akhir dari kegiatan akuntansi adalah penerimaan laporan-laporan keuangan. Laporan-laporan keuangan tersebut adalah merupakan suatu informasi. Jadi sebenarnya akuntansi itu sendiri walaupun dilaksanakan secara manual tidak berdasarkan komputer tetap merupakan suatu sistem informasi. Permasalahan yang ada didalam ini adalah Bagaimana Sistem Akuntansi Penjualan Tunai yang diterapkan di PD. Panca Motor Prabumulih.Hasil penelitian menunjukkan bahwa PD. Panca Motor Prabumulih sudah melibatkan bagian-bagian yang bertanggung jawab dalam tugasnya sehingga dapat dilakukan pengecekkan antar bagian yang terkait. Bagian-bagian tersebut meliputi bagian order penjualan,bagian kas,bagian pengemasan, pengiriman dan bagian keuangan. Dokumen-dokumen yang digunakan dalam Sistem Penjualan tunai pada PD. Panca Motor Prabumulih meliputi faktur penjualan tunai, kuintansi, bukti setor bank, rekap harga pokok penjualan, dan nota pengiriman.

Kata Kunci : Sistem Akuntansi Penjualan Tunai, dokumen penjualan dan infomasi

PENDAHULUAN Latar Belakang

Diera globalisasi seperti sekarang ini, perusahaan dituntut untuk tepat, cermat, dan cepat.Keputusan yang tepat dan cermat memberikan dampak yang signifikan terhadap kemampuan daya saing perusahaan.Persaingan

yang semakin ketat menuntut manajer

memanfaatkan informasi untuk keputusan

manajerialnya. Untuk itu, manajer

membutuhkan sebuah sistem informasi yang akan mengumpulkan semua data-data yang diperlukan. Salah satu informasi terpenting yang dihasilkan oleh sistem informasi tersebut adalah informasi keuangan yang berupa laporan-laporan keuangan.

Secara klasik akuntansi merupakan proses pencatatan (recording) pengelompokan

(classifying), perangkuman (summarizing) dan

pelaporan (reporting) dari kegiatan transaksi perusahaan. Tujuan akhir dari kegiatan akuntansi adalah penerimaan laporan-laporan keuangan.Laporan-laporan keuangan tersebut adalah merupakan suatu informasi.Jadi sebenarnya akuntansi itu sendiri walaupun dilaksanakan secara manual tidak berdasarkan

komputer tetap merupakan suatu sistem informasi (Jogiyanto, 2010: 47).

Menurut Mulyadi (2016:3) Sistem

akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang

dibutuhkan oleh manajemen guna

memudahkan

pengelolaan perusahaan. Dalam perusahaan dagang, penjualan merupakan kegiatan utama untuk menghasilkan keuntungan.Prosedur penjualan dan pencatatan yang baik, benar, serta sesuai dengan kebutuhan perusahaan dapat dijalankan dengan adanya sebuah sistem, yaitu sistem akuntansi penjualan.Penjualan sendiri terbagi menjadi dua yaitu penjualan tunai dan kredit.Dalam penelitian ini sistem akuntansi penjualan yang dimaksudkan yaitu sistem akuntansi penjualan tunai.

Aktivitas penjualan merupakan sumber pendapatan perusahaan yang dapat berfungsi

untuk membiayai kegiatan operasional

perusahaan sehingga perlu adanya pengololaan yang baik agar sasaran penjualan tercapai. Menurut PSAK No. 23 (2012), pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas

(2)

83

selama suatu periode jika arus kas tersebut

mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

Penjualan tunai dilaksanakan oleh

perusahaan dengan mewajibkan pembeli

melakukan pembayaran harga barang lebih dahulu sebelum barang diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan (Mulyadi, 2016: 455). Sistem akuntansi penjualan tunai sangat penting bagi dunia bisnis karena sistem ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas dan spesifik mulai dari arus barang sampai arus transaksi penjualannya. Sistem akuntansi penjualan tunai jika dilaksanakan

secara manual dengan mengandalkan

dokumen, catatan, dan kemampuan manusia saja sangat rumit. Kerumitan berbagai transaksi keuangan tersebut menyebabkan pendapatan dan kinerja perusahaan yang relatif menurun. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, manusia kemudian menciptakan komputer sebagai alat bantu (Teguh Wahyono, 2015: 27). Sistem akuntansi penjualan tunai terkomputerisasi dirancang untuk melakukan

pengelolaan data dengan menggunakan

komputer sebagai alat bantu untuk mencatat data keuangan yang akurat, tepat waktu, dan

kronologis, memudahkan pengambilan

kembali data keuangan dalam bentuk yang

berguna bagi manajemen dan

menyederhanakan penyusunan laporan

keuangan periodik untuk pemakai internal maupun eksternal.

PD. Panca Motor Prabumulih merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang penjualan sepeda motor yang diproduksi oleh

Yamaha dengan berbagai jenis yang

ditawarkan secara tunai maupun kredit. Dalam pelaksanaan penjualan tunai pada PD. Panca Motor Prabumulih tentunya membutuhkan Sistem Akutansi Penjualan Tunai yang baik untuk mengendalikan kegiatan penjualan tunai tersebut agar sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.Sistem Akuntansi Penjualan Tunai pada PD. Panca Motor Prabumulih telah berjalan namun belum terkoordinir dengan baik. Pencatatan transaksi penjualan dalam buku arsip penjualan tidak diklasifikasikan menurut jenis produk,bagian marketing yang bertugas menerima order dari pelanggan dan membuat nota penjualan tunai, dapat menerima uang dari pembeli dan sekaligus menyiapkan barang, dan sebaliknya bagian kas dapat menerima order dan membuat nota penjualan tunai ketika bagian yang bertugas tidak ada

ditempat, menyebabkan lemahnya

pengendalian terhadap sistem yang ada pada perusahaan dan tentunya membuka celah terjadinya penyimpangan dana perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu adanya Sistem Akuntansi Penjualan untuk mengatur dan memonitor kegiatan penjualan, khususnya penjualan tunai.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana sistem akuntansi penjualan tunai pada Pd. Panca Motor Prabumulih. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sistem akuntansi penjualan tunai pada PD. Panca Motor Prabumulih.

TINJAUAN LITERATUR

Sistem Akuntansi Penjualan Tunai

Menurut Mulyadi (2016:2), Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Dari definisi tersebut, dapat dirincilebih lanjut mengenai pengertian sistem yaitu sebagai berikut :

1). Setiap sistem terdiri dari Unsur-unsur 2). Unsur-unsur tersebut merupakan bagian

terpadu dari Sistem yang bersangkutan 3). Suatu sistem merupakan bagian dari sistem

lain yang lebih besar

Selain pengertian diatas, Mulyadi (2016:4) juga mengemukakan pendapat lain mengenai definisi dari sistem secara umum, yaitu sebagai berikut :

“Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan”

Dari uraian di atas, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Sistem adalah sekelompok unsur atau jaringan prosedur yang dibuat menurut pola secara terpadu dan saling berhubungan erat satu dengan lainnya yang berfungsi bersama-sama untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

Akuntansi didefinisikan sebagai system informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. (Warren dan Reeve, 2012;10). Akuntansi adalah proses pengidentifikasian data

(3)

84

penganalisisan data yang relevan untuk diubah

menjadi informasi yang dapat digunakan untuk pembuatan keputusan (Mursyidi, 2010 ; 17).

Secara umum akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk

menyediakan informasi keuangan yang

dibutuhkan manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan (Mulyadi, 2016 : 23).

Sistem Akuntansi dalam sebuah

perusahaan sangat beragam.Tergantung dari jenis usaha dan unit bisnis yang dijalankan oleh perusahaan yang bersangkutan. Adapun jenis-jenis dari Sistem Akuntansi dalam sebuah perusahaan antara lain adalah sebagai beikut: 1). Sistem Akuntansi Pokok

2). Sistem Akuntansi Penggajian dan

Pengupahan

3). Sistem Akuntansi Biaya 4). Sistem Akuntansi Kas 5). Sistem Akuntansi Persediaan 6). Sistem Akuntansi Penjualan

Mulyadi (2016:160) dalam bukunya berpendapat mengenai Sistem Akuntansi Penjualan sebagai berikut:

“Sistem Akuntansi Penjualan merupakan serangkaian kegiatan yang terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa baik secara kredit

maupun secara tunai.Dalam transaksi

penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu maka perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya.Kegiatan penjualan secara kredit tersebut ditangani oleh perusahaan melalui sistem penjualankredit.Dalam transaksi penjualan tunai, barang dan jasa baru diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli jika perusahaan telah menerima kas dari pembeli.Kegiatan penjualan secara tunai tersebut ditangani oleh perusahaan melalui sistem penjualan tunai.

Dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Sistem Akuntansi Penjualan merupakan suatu alat untuk menjalankan kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan transaksi penjualan baik secara tunai maupun kredit.

Dalam transaksi penjualan tunai, barang dan jasa baru diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli jika perusahaan telah menerima kas dari pembeli.Kegiatan penjualan secara tunai tersebut ditangani oleh perusahaan melalui sistem penjualan tunai (Mulyadi, 2016 : 160).

Sistem Akuntansi Penjualan Tunai terdiridibagi menjadi tiga prosedur, yaitu sebagai berikut :

1). Prosedur penerimaan kas dari Over-the Counter Sales

Dalam penjualan tunai ini, pembeli datang ke perusahaandan melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli.

Melakukan pembayaran ke kasir

kemudian menerima baranng yang dibeli. 2). Prosedur penerimaan kas dari COD-Sales

Cash-On Delivery Sale(COD) adalah

transaksi penjualan yang melibatkan kantor pos, perusahaan angkutan umum, atau angkutan sendiri dalam penyerahaan dan penerimaan kas dari hasil penjuala. 3). Prosedur penerimaan kas dari Credit Card

Sales.

Dalam Credit Card Sales pembeli datang ke perusahaan, melakukan pemilihan barang atau produk yang akan di beli, kemudian melakukan pembayaran ke kasir dengan kartu kredit.

Sedangkan Jaringan Prosedur yang membentuk Sistem Akuntansi Penjualan Tunai menurut Mulyadi (2016:329) adalah sebagai berikut :

1). Prosedur Order Penjualan 2). Prosedur Penerimaan Kas 3). Prosedur Penyerahan Barang

4). Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai 5). Prosedur Penyetoran Kas ke Bank 6). Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas 7). Prosedur Pencatatan Beban Pokok

Penjualan

Dengan demikian dari pengertian diatas dapat diartikan bahwa penjualan tunai merupakan penjualan dengan mengambil dari supplier dan langsung dikirim ke pelanggan

secara pembayaran langsung dengan

menggunakan uang tunai dan dengan harapan akan mendapatkan laba dari kegiatan penjualan

tersebut. Sedangkan Sistem Akuntansi

Penjualan Tunai adalah sistem serta prosedur yang mengorganisasi formulir, catatan, laporan dan transaksi yang berhubungan dengan kegiatan penjualan perusahaan yang berasal dari transaksi penjualan tunai atau transaksi lain yang menambah kas perusahaan dengan

(4)

85

menggunakan suatu media agar dapat

menyediakan informasi yang dibutuhkan manajemen. Sistem Akuntansi Penjualan Tunai yang ada pada perusahaan mempunyai tujuan untuk menyampaikan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pihak yang terkait atau

manajemen secara tepat waktu dan

benar.Informasi tersebut bisa berupa jumlah penghasilan perusahaan dalam periode waktu tertentu dan informasi tentang pembeli.

Pada perusahaan yang relatif kecil fungsi pesanan penjualan dan pembuatan faktur biasanya dirangkap oleh pegawai

tertentu di bagian penjualan atau

pemasaran.Namun pada perusahaan yang relatif besar biasanya bagian order penjualan dan bagian pembuatan faktur dapat dipisah pada bagian-bagian sendiri.Pada perusahaan yang relatif besar pengendalian terhadap kas perusahaan juga merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Penerimaan kas yang berasal dari penjualan tunai pada perusahaan besar dilakukan dengan melalui kas register pada saat terjadi transaksi penjualan. Untuk

menjamin bahwa angka rupiah yang

dimasukkan kedalam kas register sesuai dengan harga jual yang sesungguhnya, maka kas register harus ditempatkan pada loket kasir sedemikian rupa, sehingga dapat terbaca oleh pembeli.

Hal yang perlu diperhatikan adalah merancang kas register sedemikian rupa, sehingga mesin kas register hanya dapat dibuka oleh orang yang berwenang. Hal ini dimaksudkan agar catatandalam kas register bisa dipercaya karena tidak mudah diubah oleh sembarang orang dan bersifat permanen. Pemegang kas harus dipisahkan dari petugas pencatat transaksi kas. Dalam hal penjualan tunai, pemisahan ini dimulai dari kas register. Petugas penjualan yang mengoperasikan mesin kas register, tidak diperkenankan untuk merangkap sebagai petugas pembuka mesin kas register. Seperti halnya petugas penjualan, kasir juga menangani kas, oleh karena itu ia tidak diperkenankan merangkap sebagai petugas pencatatan transaksi kas. Bagian akuntansi, memeriksa hasil catatan komputer melalui kas register dan membandingkannya dengan uang yang diterima kasir sebagaimana tercantum dalam laporan yang dibuat kasir.

Petugas bagian akuntansi melakukan

pencatatan transaksi kas, tetapi bagian

akuntansi tidak mempunyai kewenangan

mengurus kas yang sesungguhnya. Sebaliknya petugas penjualan dan kasir berurusan

langsung dengan kas yang sesungguhnya, tetapi ia tidak dapat mengambil atau menggunakan untuk keperluan pribadi.

Fungsi dalam Penjualan Tunai

Dalam setiap perusahaan tertentu terdapat pembagian tugas dan fungsi yang telah ditentukan.Hal ini bertujuan agar terjadi pengawasan yang baik dari setiap fungsi yang terkait dalam Sistem Penjualan Tunai.Prosedur Penjualan tunai melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan dimaksudkan agar penjualan dapat diawasi dan berjalan baik. Menurut Mulyadi (2016:462), fungsi yang terkait dalam penjualan tunai adalah:

1) Fungsi penjualan

Dalam transaksi penjualan tunai dan penerimaan kas, fungsi ini bertanggung

jawab untuk menerima order dari

pembeli, mengisi faktur penjualan tunai dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran harga ke fungsi kas.

2) Fungsi kas

Dalam transaksi penjualan tunai dan penerimaan kas, fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas

3) Fungsi gudang

Dalam transaksi penjualan tunai dan penerimaan kas, fungsi ini bertanggung jawab untuk mempersiapkan barang yang dipesan oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman barang.

4) Fungsi pengiriman

Dalam transaksi penjulan tunai dan penerimaan, fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus dan menyerahkan barang yang telah dibayar harganya kepada pembeli.

5) Fungsi akuntansi

Dalam transaksi penjualan tunai dan penerimaan kas, fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjulan dan penerimaan kas serta pembuatan laporan penjualan.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah fungsi penjualan, fungsi kas, fungsi gudang, fungsi pengiriman, fungsi akuntansi yang bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas serta pembuat laporan penjualan.

(5)

86

Dokumen Penjualan Tunai

Dokumen merupakan blangko yang digunakan untuk melakukan pencatatan dari suatu transaksi. Menurut Mulyadi (2016:463) dokumen yang digunakan dalam prosedur penjualan tunai adalah sebagai berikut:

1) Faktur Penjualan Tunai

Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai.Faktur penjualan diisi oleh fungsi

penjualan yang berfungsi sebagai

pengantar pembayaran oleh pembeli kepada fungsi kas dan sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penjualan kedalam jurnal penjualan. 2) Pita Register Kas

Dokumen yang dihasikan oleh mesin register kas yangdioperasikan oleh bagian kassa setelah terjadi transaksipenerimaan uang dari pembeli sebagai pembayaran atasbarang dan juga sebagai dokumen

pendukung untukmenyakinkan bahwa

faktur tersebut benar-benar telah

dibayardan dicatat dalam register kas.

3) Credit Card Sales Slip

Dokumen ini digunakan sebagai alat menagih uang tunai dari bank yang

mengeluarkan katu kredit.Sebagai

transaksi penjualan yang dilakukan oleh pemegang kartu kredit.

4) Bill of lading

Dokumen yang digunakan sebagai bukti penyerahan barang dari perusahaan penjualanbarang dalam penjualan COD (Cash On Delivery)

5) Faktur Penjualan COD

Dokumen yang digunakan sebagai

perakam berbagai informasi yang

diperlukan untuk manajemen mengenai transaksi penjualan tunai.

6) Bukti Setor Bank

Dokumen ini digunakan sebagai bukti penyetoran Kas dari penjualan tunai ke bank.Adapun bukti setor bank ini dipakai oleh bagian akuntansi sebagai dokumen

sumber untuk mencatat transaksi

penerimaan kas atas penjualan tunai kedalam jurnal penerimaan kas.

7) Pekapitulasi Harga Pokok Penjualan Dokumen ini digunakan bagian akuntansi untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu periode dan sebagai dokumen pendukung bagian

pembuatan bukti memorial untuk

mencatat harga pokok yang dijual.

Berdasarkan uraian diatas untuk

disimpulkan bahwa dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan tunai dan penerimaan kas adalah faktur penjualan, pita register kas,

credit card, sales slip, bill of lading, faktur

penjualan COD, bukti setor bank serta rekap harga pokok penjualan.

Prosedur Penerimaan Kas Penjualan

Tunai

Menurut Mulyadi (2016:456), sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi dalam tiga prosedur sebagai berikut:

1) Penerimaan Kas dari Over-the Counter Sales.

Dalam penjualan tunai ini, pembeli datang ke perusahaan, melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir, dan kemudian menerima barang yang dibeli. Prosedur-prosedur yang dijalankan dalam penerimaan kas dari Over-the Counter

Sales dengan langkah membeli memesan

barang langsung kepada Wiraniaga

(sales-person) di Bagian Penjualan, Bagian Kas

menerima pembayaran dari pembeli dapat berupa uang tunai, atau kartu kredit, Bagian Penjualan memerintahkan Bagian Pengiriman untuk menyerahkan barang kepada Pembeli, Bagian Kas menyetorkan kas yang diterima ke bank, Bagian Akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam jurnal penjualan, Bagian Akuntansi mencatat penerimaan kas dari Penjualan tunai dalam jurnal penerimaan kas. 2) Penerimaan Kas dari COD Sales

Cash On Delivery(COD Sales) adalah

transaksi penjualan yang melibatkan Kantor Pos, perusahaan angkutan umum, atau angkutan sendiri dalam penyerahan dan penerimaan kas dari hasil penjualan.

COD Sales merupakan sarana untuk

memperluas daerah pemasaran dan untuk memberikan jaminan penyerahan barang bagi pembeli serta jaminan penerimaan kas dari perusahaan penjualan.

3) Penerimaan Kas dari Credit Card Sales

Merupakan salah satu cara pembayaran bagi pembeli dan sarana pembayaran bagi pembeli, baik dalam Over-the Conter

Sales maupun dalam penjualan yang

pengiriman barangnya dilaksanakan

melalui COD Sales. Dalam Over-the

Counter Sales, pembeli datang ke

perusahaan melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan

(6)

87

pembayaran ke kasir dengan

menggunakan kartu kredit. Dalam

penjualan tunai yang melibatkan COD

Sales, pembeli tidak perlu datang ke

perusahaan penjual.Pembeli memberikan persetujuan tertulis untuk menggunakan kartu kredit dalam pembayaran barang. Sistem Pengendalian Intern

Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern yang ada pada perusahaan yang mempunyai pengaruh besar terhadap kepatuhan aturan adalah praktik yang sehat.Pemisahan fungsi jabatan dalam organisasi dan sistem otorisasi serta prosedur pencatatan dapat berjalan baik apabila praktik yang sehat dalam perusahaan dijalankan dengan baik.

Sedangkan menurut Narko (2010:120) unsur pengendalian Intern Sistem Penjualan Tunai adalah :

1) Organisasi

a) Juru tagih harus dipisahkan dari fungsi penyimpanan kasdan fungsi akuntansi. b) Petugas yang melakukan rekonsiliasi

laporan bank harus dipisahkan dari fungsi kassa.

2) Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

a) Penerimaan kas, terutama penerimaan yang kurang dariseharusnya diotorisasi pejabat yang berwenang. Seringkali terjadi pelanggan membayar untuk sebagian jumlah dari kewajibannya.

Misalkan pelanggan A membeli

barang seharga Rp 1.000.000, namun dia baru akan membayar Rp 600.000 terlebih dahulu.

b) Pembukaanrekening bank harus

mendapat persetujuan pejabat yang berwenang.

c) Pencatatan transaksi penerimaan kas harus didasarkan bukti transaksi yang sah.

3) Praktik yang sehat

a) Penerimaan kas harus disetor ke bank secara utuh pada hari tersebut atau selambat-lambatnya satu hari kerja berikutnya.

b) Kas di perusahaan dan kas dalam

perjalanan sedapat mungkin

diasuransikan.

c) Kasir dilengkapi alat-alat bantu yang

dapat mencegah kecurangan,

pencurian, atau kesalahan. Misalnya kasir dilengkapi dengan mesin kas register.

d) Bila mungkin kasir sebaiknya

diasuransikan. Dengan cara ini bila terjadi kecurangan terhadap kas, maka

perusahaan tinggal klaim ke

perusahaan asuransi, perusahaan asuransilah yang akan mengusut terjadinya kecurangan.

e) Kasir harus mengambil cuti. Selama kasir cuti, pekerjaannya digantikan oleh petugas lain. Biasanya bila ada kecurangan sebelumnya akan mudah terbongkar dengan cara ini.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Sistem pengendalian Intern pada perusahaan terdapat tiga unsure pengendalian intern yang pokok yaitu organisasi yang digunakan untuk mengendalikan kegiatan yang terjadi pada perusahaan dan sebagai dasar dalam pembagian tugas dan tanggung jawab yangjelas, sistem otorisasi dan prosedur

pencatatan yang digunakan untuk

mengendalikan alur dokumen dan sebagai

bukti pertanggungjawaban kegiatan

perusahaan, serta praktik yangsehat untuk mengendalikan dokumen yang digunakan sebagaibukti kegiatan perusahaan agar tidak terjadi kecurangan yang dapat merugikan perusahaan.

Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang dilakukan oleh Martanti Yuni

Purwaningsih (2012) dengan judul

“Perancangan Sistem Akuntansi Penjualan Terkomputerisasi Pada Koperasi Batur Agung

Furniture, Bandung, Playen, Gunung

Kidul”.Penelitian ini membahas tentang sistem akuntansi penjualan yang diterapkan pada Koperasi Batur Agung Furniture, Bandung, Playen, Gunung Kidul yang terdiri dari penjualan tunai dan penjualan kredit.Hasil peneitian ini menunjukkan bahwa sistem penjualan yang telah diterapkan Koperasi BAF terdiri dari sistem akuntansi penjualan tunai

dan sistem akuntansi penjualan

kredit.Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu terkait dengan perancangan yang dilakukan yaitu perancangan sistem akuntansi penjualan, metode pengembangan yaitu dengan menggunakan metode System

Development Lyfe Cycle (SDLC) dan teknik

analisis yang dilakukan yaitu analisis kelemahan sistem menggunakan analisis

PIECES, analisis kebutuhan sistem dan analisis

kelayakan sistem. Sedangkan untuk

perbedaannya yaitu pada desain perancangan dimana pada penelitian terdahulu dilakukan

(7)

88

perancangan sistem akuntansi penjualan tunai

dan penjualan kredit, sedangakan pada penelitian ini melakukan perancangan sistem akuntansi penjualan tunai, pada subjek penelitian, penelitian terdahulu mengambil subjek Koperasi sedangkan pada penelitian ini subjeknya yaitu Daeler.

Penelitian yang dilakukan oleh Mitra Utami (2012) dengan judul “Perancangan Sistem Akuntansi Penjualan Dan Pembelian Tunai Berbasis Komputer Pada Garasell Butik Lukis Yogyakarta”.Penelitian ini membahas tentang system akuntansi penjualan dan pembelian tunai yang diterapkan pada Garasell Butik Lukis Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa sistem akuntansi penjualan dan pembelian tunai manual yang diterapkan pada Garasell Butik Lukis Yogyakarta memiliki kelemahan, dimana sering terjadi kesalahan pencatatan dan penghitungan, serta lambat dalam proses pencarian data karena data yang disimpan masih dalam bentuk arsip. Sistem akuntansi penjualan dan pembelian

tunai manual menghambat pengambilan

keputusan.Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu terkait dengan perancangan yang dilakukan yaitu perancangan sistem akuntansi penjualan tunai, metode pengembangan yaitu dengan menggunakan metode System Development Lyfe Cycle

(SDLC) dan teknik analisis yang dilakukan

yaitu analisis kelemahan sistem menggunakan analisis PIECES, analisis kebutuhan sistem dan analisis kelayakan sistem. Sedangkan untuk perbedaannya yaitu pada desain perancangan dimana pada penelitian terdahulu dilakukan perancangan sistem akuntansi penjualan dan pembelian tunai, sedangakan pada penelitian ini melakukan perancangan sistem akuntansi penjualan tunai, pada subjek penelitian, dimana penelitian terdahulu mengambil subjek Butik sedangkan pada penelitian ini subjeknya yaitu Dailer.

Penelitian yang dilakukan Oleh Feri

Prihananto (2012) Dengan Judul “Analisis Dan Implementasi Sistem Informasi Penjualan Obat Pada Apotek Geofarma Yogyakarta”.Penelitian ini membahas tentang sistem informasi penjualan obat yang diterapkan pada Apotek Geofarma Yogyakarta.Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa pengolahan data-data penjualan obat secara manual tidak efisien karena tidak dapat menyajikan informasi akurat, diantaranya mengenai data penjualan dan stok barang.Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu terkait dengan

pembahasan sistem yaitu sistem penjualan, teknik analisis yang dilakukan yaitu kelemahan sistem menggunakan analisis PIECES, analisis kebutuhan sistem dan analisis kelayakan sistem, tujuan perancangan yang dilakukan yaitu untuk menyediakan informasi penjualan dan subjek penelitian yang digunkan yaitu pada Daele. Sedangkan untuk perbedaannya yaitu pada desain perancangan dimana pada penelitian terdahulu dilakukan perancangan sistem informasi penjualan yang menyediakan seluruh informasi terkait penjualan, pada penelitian ini perancangan lebih ditekankan pada penyediaan informasi dan perancangan sistem akuntansi atas transaksi penjualan tunai yaitu sistem akuntansi penjualan tunai, penelitian terdahulu menggunakan perangkat lunak MySQL sebagai database, Java sebagai

bahasa pemrograman dan Netbeans6.9.1

sebagai teks editor pemrograman, pada penelitian ini perangkat lunak yang digunakan yaitu MS. Acces 2007 sebagai database dan

Visual Basic6.0 untuk menampilkan form.

Penelitian yang dilakukan oleh Riza Uyun Indriyani (2010) dengan judul “ Perancangan Sistem Akuntansi Penjualan Terkomputerisasi

Pada PT. Sinar Sosro Subsister

Purbalingga”.Penelitian ini membahas sistem penjualan tunai dan kredit yang diterapkan PT. Sinar Sosro Subsister Purbalingga.Dari hasil analisis yang dilakukan, terbukti bahwa sistem akuntansi penjualan berbantuan komputer

perlu diterapkan perusahaan dalam

operasionalnya. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu terkait dengan perancangan yang dilakukan yaitu perancangan

sistem akuntansi penjualan dengan

menggunakan alat bantu komputer, metode pengembangan yaitu dengan menggunakan metode System Development Lyfe Cycle

(SDLC) dan teknik analisis yang dilakukan.

Sedangkan untuk perbedaannya yaitu pada desain perancangan sistem akuntansi penjualan

dimana pada penelitian terdahulu

menggunakan penjualan tunai dan penjualan kredit sedangkan pada penelitian ini hanya melakukan perancangan untuk penjualan tunai. Kerangka Pemikiran

Sistem Akuntansi Penjualan Tunai yang tidak berjalan dengan baik dapat menyebabkan terjadinya kesalahan-kesalahan, seperti

kekeliruan dalam pengisian dokumen

penjualan, serta keterlambatan penyebaran informasi dari penjualan tunai. Kesalahan-kesalahan dapat diatasi dengan memperbaiki

(8)

89

Keterlambatan

Informasi

Sistem

Akuntansi

Penjualan

Tunai

Pengisian

dokumen

penjualan

sistem yang ada agar informasi yang dihasikan lebih dipercaya.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran, maka hipotesis :

H1: Diduga terdapat pengaruh sistem

akuntansi penjualan tunai terhadap pengisian dokumen penjualan pada PD Panca Motor Prabumulih.

H2: Diduga terdapat pengaruh sistem

akuntansi penjualan tunai terhadap keterlambatan informasi pada PD Panca Motor Prabumulih.

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu penelitian.

Lokasi penelitian ini di PD. Panca Motor Kantor Cabang Prabumulih. Perusahaan ini beralamat dijalan Jenderal Sudirman No. 237

Kp. IV Telp (0713) 320326

Prabumulih.Sebagai objek penelitian ini laporan keuangan, dalam hal ini sistem akuntansi penjualan tunai pada PD Panca Motor Prabumulih. Penelitian ini dilakukan mulai Maret –November 2018.

Sumber dan Teknik Pengumpulan Data. Menurut Sugiyono (2014 : 137) sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data tersebut diperoleh. Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh yaitu, dokumentasi

laporan keuangan dan literatur yang

berhubungan dengan Sistem Akuntansi

Penjualan Tunai pada PD. Panca Motor Prabumulih.

Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data untuk memperoleh

data-data yang diperlukan. Teknik

pengumpulan data tersebut antara lain Teknik Dokumentasi, Teknik Wawancara, Teknik Observasi.

Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2014 : 11) bahwa

pengertian populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian diambil

kesimpulannya. Berdasarkan pengertian diatas, populasi dalam penelitian ini adalah sistem penjualan tunai pada PD. Panca Motor Prabumulih”.

Menurut Sugiyono (2014 : 11) sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah sistem penjualan tunai pada PD. Panca Motor Prabumulih dari tahun 2014 sampai dengan 2016. Dalam penelitian ini peneliti menentukan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Menurut Sugiono (2014 : 156) purposive sampling adalah metode penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, karena data ter-update. Penelitian ini menggunakan data primer, sehingga penentuan sampel yang paling sesuai menggunakan purposive sampling

Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif kualitatif. Menurut Huberman (2012 : 246) Aktivitas dalam pengelolaan dan analisis data kualitatif dilakukan secara alternatif yang terdiri dari empat langkah yaitu:

1. Data Collection (Pengumpulan Data) Pengumpulan data berarti proses memasuki lingkungan penelitian dan melakukan pengumpulan data penelitian.

2. Data Reduction(Reduksi data)

Mereduksi data berarti merangkum,

memilih data yang pokok dan penting serta membuat kata gorisasi. Dengan demikian data yang telah diredukasi akan gambaran yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian

dan mempermudah untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya. 3. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data dalam penelitian kualitatif bias dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan dan hubungan katagori, selanjutnya diuraikan dalam penyajian data berupa teks narasi, grafik, matrik, jejaring kerja dan chat. Conclusion Drawing (Penarikan Kesimpulan)

Kesimpulan yang dikemukakan jika didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitian, maka kesimpulan

(9)

90

yang dikemukakan merupakan kesimpulan

yang kredibel.Penarikan kesimpulan dilakukan dengan content analysis (teknik analisis isi) yaitu dengan membandingkan hasil penelitian dengan teori yang ada pada kajian teori. Definisi Operasional Variabel.

Operasional variabel menurut Umi Narimawati (2010 : 31) menyatakan bahwa “Operasional Variabel tentunya diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel -variabel yang terkait didalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian”.. Variabel penelitian terdiri dari dua macam yaitu :

Variabel Independent(X)

Menurut Sugiyono (2010 : 64) Variabel independent sering disebut sebagai stimulus, predictor, antecedent, dalam bahasa Indonesia sering disebut juga variabel bebas, variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya dependent (terikat).

Variabel Dependent (Y)

Menurut Sugiyono (2010 : 64) variabel dependent sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen, dalam bahasa Indonesia sering juga disebut sebagai variabel terikat yang merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Dari uraian diatas, penelitian ini hanya mengguanakan satu variabel yaitu variabel independent(variabel bebas). Data informasi yang menjadi variabel disini yaitu “Sistem Penjualan Tunai pada PD. Panca Motor Prabumulih”.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Gambaran Umum Objek Penelitian.

PD. Panca Motor Prabumulih pada mulanya merupakan sebuah dealer yang bergerak dibidang penjualan barang second kendaraan roda empat, yang berdiri pada tahun 1976 dan beralokasi dijalan Jenderal Sudirman No. 237 Kp. IV Telp (0713) 320326 Prabumulih. Seiring dengan perkembangan bisnis otomotif di Indonesia, PD. Panca Motor Prabumulih mengembangkan usahanya yang

lebih jauh yaitu bekerjasama dengan

perusahaan otomotif sepeda motor bermerk SUZUKI yang hanya berjalan sekitar beberapa

tahun, tidak lama kemudian ditahun 2004 PD. Panca Motor Prabumulih berganti menjalin kerjasama dengan perusahaan kendaraan bermerk YAMAHA sampai sekarang.

Pembahasan

Sistem Akuntansi Penjualan Tunai pada PD. Panca Motor Prabumulih

Dalam pembahasan ini, penulis akan

membandingkan antara sistem Akuntansi penjualan tunai yang diterapkan di PD. Panca Motor Prabumulih dengan teori yang sudah penulis pelajari. Unsur-unsur Sistem Akuntansi Penjualan Tunai pada PD. Panca Motor Prabumulih yaitu sebagai berikut:

1).Bagian yang terkait dalam Sistem Akuntansi Penjualan Tunai pada PD. Panca Motor Prabumulih

2).Dokumen yang digunakan dalam Sistem Akuntansi Penjualan Tunai pada PD. Panca Motor Prabumulih

3).Catatan yang digunakan dalam Sistem Akuntansi Penjualan Tunai pada PD. Panca Motor Prabumulih

4).Prosedur-prosedur yang membentuk Sistem Akuntansi Penjualan Tunai pada PD. Panca Motor Prabumulih

Prosedur-prosedur yang ada pada PD. Panca Motor Prabumulih sudah sama dengan yang dijelaskan pada teori. Prosedur-prosedur dalam teori meliputi prosedur order penjualan, prosedur penerimaan kas, prosedur penyerahan barang, prosedur pencatatan penjualan tunai, prosedur penyetoran kas ke bank, prosedur

pencatatan penerimaan kas, prosedur

pencatatan harga pokok penjualan, sedangkan prosedur-prosedur pada PD. Panca Motor Prabumulih yaitu antara lain:

1. Prosedur order penjualan

Prosedur ini dilaksanakan oleh bagian marketing yang bertujuan untuk melayani pembeli, membuat faktur penjualan tunai dan nota pengiriman. Faktur penjualan tunai dibuat berdasarkan order dari pembeli.

2. Prosedur penerimaan kas

Prosedur ini dilaksanakan oleh bagian kas untuk menerima pembayaran barang dari pembeli dan selanjutnya membuatkuintansi yang menyatakan telah diterima kas dari pembeli berdasarkan faktur penjualan tunai. 3. Prosedur penyerahan barang

Prosedur ini dilakukan oleh bagian pengiriman atas dokumen faktur penjualan tunai dan nota pengiriman, serta barang yang siap kirim dari gudang. Prosedur pencatatan penjualan tunai

(10)

91

Prosedur ini dilakukan oleh bagian keuangan

untuk mencatat penjualan tunai dalam jurnal penerimaan kas. Dalam teori fungsi akuntansi melakukan pencatatan transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas. Disamping itu fungsi

akuntansi juga mencatat berkurangnya

persediaan barang yang dijual dalam kartu persediaan.

4. Prosedur penyetoran kas ke bank

Prosedur ini dilakukan oleh bagian kas untuk membuat bukti setor bank yang akan disahkan bank setelah bagian kas menyetorkan semua uang dari hasil penjualan tunai. Dalam teori fungsi kas menyetorkan kas yang diterima dari penjualan tunai ke bank dalam jumlah penuh.

5. Prosedur pencatatan penerimaan kas

Prosedur ini dilakukan oleh bagian keuangan untuk mencatat penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas berdasarkan data yang diperoleh dari bagian kas. Pada teori fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas dalam jurnal penerimaan kas berdasarkan bukti setor bank yang diterima dari bank melalui fungsi kas.

6. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan Prosedur ini dilakukan oleh bagian keuangan berdasarkan data yang dicatat dalam kartu persediaan dibuatkan rekapitulasi harga pokok penjualan, yang merupakan dokumen sumber untuk melakukan pencatatan dalam jurnal umum. Dalam teori fungsi akuntansi membuat rekapitulasi harga pokok penjualan berdasarkan data yang dicatat dalam kartu persediaan. Berdasarkan rekapitulasi harga pokok penjualan ini, fungsi akuntansi membuat bukti memorial sebagai dokumen sumber untuk pencatatan harga pokok penjualan kedalam jurnal umum.

Hasil evaluasi sistem akuntansi penjualan tunai pada PD. Panca Motor Prabumulih

Berdasarkan analisis data yang telah penulis lakukan terhadap sistem akuntansi penjualan tunai pada PD. Panca Motor Prabumulih maka diperoleh hasil dari evaluasi yaitu perusahaan telah melakukan pemisahan bagian, misalnya bagian marketing terpisah dari bagian kas, bagian kas terpisah dari bagian keuangan. PD. Panca Motor Prabumulih telah menggunakan dokumen yang memadai dan sudah diotorisasi oleh bagian yang terkait. Misalnya faktur penjualan tunai dan nota pengiriman diotorisasi oleh bagian marketing, kuintansi diotorisasi oleh bagian kas, jurnal

penerimaan kas, rekap harga pokok penjualan, jurnal umum dan kartu persediaan diotorisasi oleh bagian keuangan. Pencatatan yang dilakukan PD. Panca Motor Prabumulih masih dilakukan secara sederhana.

Prosedur sistem akuntansi penjualan tunai pada PD. Panca Motor Prabumulih terdiri dari prosedur order penjualan, prosedur penerimaan kas, prosedur penyerahan barang, prosedur

pencatatan penjualan tunai, prosedur

penyetoran kas ke bank, prosedur pencatatan penerimaan kas, prosedur harga pokok penjualan. Bagan alir dokumen sistem akuntansi penjualan tunai PD. Panca Motor Prabumulih sudah tersedia, bagan alir dokumen tersebut dapat digunakan untuk melihat informasi tentang tugas bagian yang terkait dalam sistem penjualan tunai secara rinci. Sistem pengendalian intern dalam sistem akuntansi penjualan tunai sudah dilaksanakan dilihat dari struktur organisasi perusahaan yang sudah mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing.

Otorisasi yang dilakukan oleh PD. Panca Motor Prabumulih sudah cukup baik, dalam penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh

bagian marketing dengan menggunakan

formulir faktur penjualan tunai, penerimaan kas diotorisasi oleh bagian kas melalui dokumen kuintansi yang dibuat, pengecekkan dan pengemasan diotorisasi oleh bagian pengemasan, pada saat penyerahan barang diotorisasi oleh bagian pengiriman dengan memberikan tanda pada nota pengiriman. Praktik yang sehat dalam sistem penjualan tunai PD. Panca Motor Prabumulih sudah diterapkan dengan baik dilihat dari formulir

yang digunakan dibuat rangkap dan

didistribusikan ke bagian yang terkait meskipun formulir yang digunakan belum bernomor urut tercetak, jumlah kas yang diterima telah disetor ke bank dalam jumlah penuh, transaksi penjualan tunai tidak hanya dilakukan oleh satu bagian saja tetapi telah ada bagian-bagian tertentu yang diberi tugas dan wewenang masing-masing, namun PD. Panca

Motor Prabumulih belum melakukan

pemeriksaan mendadak kepada karyawan.

Dengan dilakukannya evaluasi sistem

akuntansi penjualan tunai pada PD. Panca Motor Prabumulih dapat diketahui bahwa sistem akuntansi penjualan tunai pada PD. Panca Motor Prabumulih sudah cukup baik. Untuk itu PD. Panca Motor Prabumulih perlu mempertahankan sistem akuntansi penjualan tunai yang sudah ada dengan caras elalu

(11)

92

mengawasi pelaksanaan sistem akuntansi

penjualan tunai agar tetap berjalan dengan baik, selain itu PD. Panca Motor Prabumulih juga harus meningkatkan pengendalian intern misalnya dengan melakukan pemeriksaan mendadak terhadap karyawan agar tidak terjadi tindakan kecurangan dalam perusahaan. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian Sistem Penjualan Tunai di PD. Panca Motor Prabumulih maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Sistem Penjualan tunai pada PD. Panca Motor Prabumulih sudah cukup baik.Hal ini dibuktikan dengan:

a) PD. Panca Motor Prabumulih sudah

melibatkan bagian-bagian yang

bertanggung jawab dalam tugasnya sehingga dapat dilakukan pengecekkan antar bagian yang terkait. Bagian-bagian

tersebut meliputi bagian order

penjualan,bagian kas,bagian

pengemasan, pengiriman dan bagian keuangan.

b) Dokumen-dokumen yang digunakan

dalam Sistem Penjualan tunai pada PD. Panca Motor Prabumulih meliputi faktur penjualan tunai, kuintansi,bukti setor bank, rekap harga pokok penjualan, dan nota pengiriman.

c) Catatan yang digunakan dalam Sistem Penjualan Tunai pada PD. Panca Motor Prabumulih yaitu jurnal penerimaan kas, jurnal umum, kartu gudang, dan kartu persediaan. Catatan yang digunakan didistribusikan dengan baik yaitu informasi dalam catatan tersebut didistribusikan sesuai dengan kebutuhan setiap bagian sehingga setiap bagian yang terkait dapat melihat catatan tersebut sesuai dengan wewenangnya. d) Jaringan prosedur Sistem Penjualan

Tunai pada PD. Panca Motor

Prabumulih terdiri dari prosedur order penjualan, prosedur penerimaan kas, prosedur penyerahan barang, prosedur pencatatan penjualan tunai, prosedur penyetoran kas ke bank, prosedur

pencatatan penerimaan kas, dan

prosedur pencatatan harga pokok penjualan.

e) PD. Panca Motor Prabumulih telah mempunyai bagan alir Sistem Penjualan Tunai yang telah ditetapkan sesuai

dengan tanggung jawab dan wewenang masing-masing bagian.

f) Pembagian wewenang dalam pemberian otorisasi pada sistem penjualan tunai PD. Panca Motor Prabumulih telah diatur sesuai dengan fungsi masing-masing bagian.

2. Hasil evaluasi sistem akuntansi penjualan tunai pada PD. Panca Motor Prabumulih sudah cukup baik meskipun masih ada kekurangan dalam sistem

akuntansi yang ada yaitu pemilik

perusahaan masih bertindak sebagai bagian marketing yang membantu menerima order dari pembeli,sehingga otorisasi untuk bagian marketing tidak hanya dilakukan oleh satu orang saja. Untuk dokumen dan catatan yang digunakan telah sesuai dengan

kebutuhan perusahaan, meskipun

penggunaan dokumen perusahaan belum bernomor urut tercetak.

DAFTAR PUSTAKA

Ghony. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta.Ar-ruzz Media.

Huberman.2012. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode-MetodeBaru. Jakarta. UI Press.

Jogiyanto. 2012. Analisis dan Desain Sistem Informasi, Edisi IV. Yogyakarta. Andi Off Set.

Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi. Jakarta. Salemba Empat.

Mursyidi. 2010. Akuntansi Dasar. Jakarta. Ghalia Indonesia.

Narko. 2010. Sistem Akuntansi. Yogyakarta. Salemba Empat.

Narimawati Umi. 2010. Metodologi Penelitian: Dasar Penyusunan Penelitian Ekonomi. Jakarta. Genesis.

Sugiyono.2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung.Alfabeta. Wahyono Teguh. 2015. Sistem Informasi.

Yogyakarta. Salemba Empat.

Warren dan Reeve. 2012. Pengantar

Gambar

Gambar 1.  Kerangka Pemikiran  Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat. penerimaan kas dari

Tugas akhir dengan judul “Evaluasi Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Atas.. Penjualan Tunai Pada CV Al Abrar Surakarta” telah disetujui oleh

Hasil penelitian dari perancangan sistem informasi akuntansi penjualan tunai secara terkomputerisasi adalah memudahkan dalam melakukan pencatatan penjualan tunai yang akurat

Hasil penelitian manual sistem prosedur penjualan tunai, dengan tertatanya sistem pengendalian intern pada BENGKEL GANEVO MOTOR berdasarkan sistem akuntansi

Pada toko pakan ternak Vitachicks masih manual prosedur pencatatan penjualan tunai hanya dicatat pada sebuah nota dan buku kas penjualan, sehingga masih

Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan membuat faktur penjualan tunai untuk memungkinkan pembeli melakukan pembayaran harga barang ke fungsi

Apotek Gedong Kuning belum memisahkan tanggung jawab fungsional untuk penjualan, pen- erimaan kas, dan administrasi. 2) Unsur Otorisasi dan Prosedur Pencatatan Apotek

Laporan Akhir ini membahas Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai Pada PD Cap Singa Di Kabupaten Banyuasin yang dapat berguna untuk memberikan kemudahan