• Tidak ada hasil yang ditemukan

KUALITAS PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP (Studi di RSUD Kalimantan Tengah)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KUALITAS PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP (Studi di RSUD Kalimantan Tengah)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Nerspedia, April 2019; 2(1): 27-32

27

KUALITAS PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI

RUANG RAWAT INAP

(Studi di RSUD Kalimantan Tengah)

Muryani, Endang Pertiwiwati, Herry Setiawan

Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat, Jl. A. Yani KM. 36 Banjarbaru, 70714

Email korespondensi:nersmury@gmail.com

ABSTRAK

Pendokumentasian asuhan keperawatan yang tidak lengkap mengakibatkan mutu Rumah Sakit akan menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD di Kalimantan Tengah. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 222 rekam medis yang dilakukan dengan teknik sampling Cluster Random Sampling. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi 37 penilaian kualitas pendokumentasian asuhan keperawatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa gambaran kualitas pendokumentasian asuhan keperawatan dari pengkajian tidak sesuai (100%), Perencanaan ( penentuan diagnosis, penentuan tujuan/kriteria hasil, pembuatan intervensi keperawatan) dari 120 rekam medis (54%) sesuai, Implementasi 200 rekam medis (90%) sesuai dan Evaluasi 142 rekam medis (64%) sesuai. Gambaran kualitas pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD di Kalimantan Tengah berkualitas dengan sebanyak 124 rekam medis (55,9%) dan tidak berkualitas sebanyak 98 rekam medis (44,1%). Pendokumentasian asuhan keperawatan yang tidak lengkap dapat menurunkan mutu pelayanan di Rumah Sakit sehingga disarankan perawat dapat terus menjaga kualitas penulisan asuhan keperawatan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Kata Kunci : Kualitas, Pendokumentasian Asuhan Keperawatan ABSTRACT

Incomplete nursing documentation leads to a deterioration in the quality of the hospital. This search is to know the description of the quality of nursing literature in the RSUD inpatient ward Jaraga Sasameh Buntok, Regency of South Barito. This search is a descriptive analysis. The number of samples in this study was 222 medical records performed using the cluster random sampling technique. The finding aid used an observation sheet to assess the quality of nursing documentation. The results showed that the description of the quality of nursing care resulting from the evaluation was not appropriate (100%), the planning of 120 medical files (54%) was appropriate, the implementation of 200 files Medical (90%) was appropriate and the assessment of 142 medical records (64%). The description of the quality of nursing documentation in the ward of the RSUD Jaraga Sasameh Buntok is essentially quality, with 124 medical records (55.9%) and some unskilled out of 98 (44.1%). Incomplete nursing care documentation may reduce the quality of service in the hospital, so it is recommended that nurses continue to maintain the quality of nursing care writing in accordance with established standards.

(2)

Muryani dkk, Kualitas Pendokumentasian

...

28

PENDAHULUAN

Asuhan keperawatan yang diberikan perawat kepada pasien dimulai dari memahami konsep dasar keperawatan tentang teori dari ilmu keperawatan kemudian melakukan pengkajian dan riwayat pasien, perencanaan yang terdiri dari (penegakan diagnosis keperawatan, penentuan target sasaran, dan perencanaan keperawatan), pelaksanaan, dan yang terakhir evaluasi atau penilaian yang berkelanjutan (13). Pendokumentasian merupakan unsur pokok dalam tugas dan tanggung jawab hukum setelah melakukan tindakan keperawatan kepada pasien (1,2).

pendokumentasian yang baik mempunyai ciri-ciri berdasarkan fakta, data yang akurat, kelengkapan, ringkas, terorganisasi, ketepatan waktu, mudah untuk dibaca. Dokumentasi asuhan keperawatan yang berkualitas harus terdapat unsur keakuratan, kelengkapan, dan kerelevananan. Kegiatan dokumentasi keperawatan yang tidak lengkap dalam pendokumentasian, keakuratan dan tidak relevan maka akan terjadi kesulitan dalam melakukan pembuktian tindakan yang sudah dilaksanakan dengan baik dan benar (10).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh PeneIiti (Sabtu 7 ApriI 2017), di RSUD Kalimantan Tengah. Peneliti melihat rekam medis pasien di 8 ruang rawat inap ditemukan 49 status rekam medis pasien di dapatkan pendokumentasian lengkap, relevan dan akurat (8,2%), pendokumentasian yang tidak lengkap, relevan, dan akurat (92%), pendokumentasian yang diIakukan belum lengkap dari pengkajian sampai evaIuasi (20%), pendokumentasian yang dilakukan belum relevan dari pengkajian sampai evaluasi (31%), pendokumentasian yang tidak akurat dari pengkajian sampai evaluasi (41%).

Berdasarkan dari fenomena dan fakta yang terjadi di atas, peneliti tertarik akan melakukan penelitian tentang “Gambaran kualitas pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD di Kalimantan Tengah”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif analitik dengan populasi penelitian yaitu status rekam medis pasien di 8 ruang rawat inap yang didapat selama 3 bulan terakhir ditahun 2018.

Besar sampel sejumlah 222 status rekam medis dengan menggunakan Cluster Random Sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-September 2018.

Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi yang mempunyai 37 kriteria penilaian kualitas pendokumentasian asuhan keperawatan dengan skala Guttman. Variabel dalam penelitian ini adalah kualitas pendokumentasian proses asuhan keperawatan pada Ruangan Rawat lnap di RSUD Kalimantan Tengah .

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran kualitas pendokumentasian asuhan keperawatan 8 ruang rawat inap di RSUD Kalimantan Tengah

Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan Presentasi gambaran kualitas asuhan keperawatan di ruang rawat inap No Kualitas pendokumentasian asuhan keperawatan Hasil observasi Mean n % 1 Tidak Berkualitas 98 44,1 53,19 2 Berkualitas 124 55,9 Total 222 100

Hasil analisis menunjukkan bahwa gambaran kualitas pendokumentasian asuhan keperawatan di 8 ruang rawat inap di RSUD Kalimantan Tengah berkualitas sebanyak 124 rekam medis (55,9%), dan tidak berkualitas sebanyak 98 rekam medis (44,1%). Dokumentasi asuhan keperawatan masih ada tidak berkualitas hal ini dikarenakan sebagian penulisan di rekam medik pasien dari pengkajian, perencanaan, implementasi serta evaluasi masih banyak yang belum sesuai. Hal lain juga disebabkan sebagian aspek belum terpenuhi seperti format pengkajian yang tidak terdapat

(3)

Nerspedia, April 2019; 2(1): 27-32

29

dalam status pasien, walaupun sebenarnya

pengkajian dilakukan tetapi tidak ditulis, perawat melakukan pengkajian berdasarkan pemikiran dari perawat saja dan melakukan browsing di internet kemudian menegakkan diagnosis sehingga penulisan dokumentasi asuhan keperawatan masih ada yang belum sesuai. Selain itu juga ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan asuhan keperawatan tidak berkualitas tingkat pendidikan sebagian besar DIII Keperawatan, masa kerja, beban kerja, pihak manajemen ada mengirim 1 orang perawat untuk mengikuti pelatihan asuhan keperawatan tapi belum disosialisasikan., metode asuhan keperawatan yang digunakan masih menggunakan asuhan keperawatan fungsional, kepala ruangan hanya melihat status asuhan keperawatan apakah sudah terisi atau belum tanpa mengarahkan cara pengisian asuhan keperawatan yang benar, selain itu belum ada pemberian reward kepada perawat yang melakukan pengisian asuhan keperawatan.

Hasil penelitian menunjukkan adanya asuhan keperawatan yang berkualitas di ruangan rawat inap mempunyai kualitas sedang/cukup yaitu 63,85% (6). Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa 58 (54,7%) kualitas dokumentasi kurang baik, dalam penelitian menunjukkan bahwa kualitas asuhan keperawatan dihubungkan dengan tingkat pendidikan, masa kerja, pelatihan pendokumentasian asuhan keperawatan, motivasi pendokumentasian asuhan keperawatan persepsi terhadap supervisi kepala ruang tentang pendokumentasian asuhan keperawatan (9).

Pengkajian pada pendokumentasian

asuhan keperawatan 8 ruang rawat inap di RSUD Kalimantan Tengah

Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentasi pengkajian pada dokumentasi asuhan keperawatan No Pengkajian Keperawatan Hasil observasi Mean n % 1 Tidak Sesuai 222 100 222 2 Sesuai 0 0 0 Total 222 100 222

Hasil analisis menunjukkan bahwa observasi pengkajian yaitu seluruh pengkajian sebanyak 222 rekam medis (100%) tidak sesuai. Hal ini dikarenakan format pengkajian tidak terdapat pada status pasien di 8 ruang rawat inap, menurut kepala ruang rawat inap sejak 2013 format pengkajian sudah tidak terdapat di status pasien, yang ada hanya format diagnosis sampai evaluasi dan catatan perkembangan untuk mengevaluasi sejauh mana keberhasilan asuhan keperawatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengkajian lengkap (85,7%), pengkajian cukup lengkap (14,3%) (9). Hasil bertolak belakang dengan penelitian Agus Siswanto (2015) hasil penelitian menunjukkan bahwa pendokumentasian asuhan keperawatan pada tahap pengkajian (98,8%) lengkap (10).

Perencanaan pada dokumentasi asuhan keperawatan pada 8 ruang rawat inap di RSUD Kalimantan Tengah

Tabel 3 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Perencanaan pada dokumentasi asuhan keperawatan No Perencanaan Keperawatan Hasil observasi Mean n % 1 Tidak Sesuai 102 46 102 2 Sesuai 120 54 120 Total 222 100 222

Hasil analisis menggambarkan bahwa observasi perencanaan secara keseluruhan yaitu berjumlah 120 (54%) sesuai. Pada bagian perencanaan ini dibagi dalam 3 langkah yaitu penegakan diagnosis, penentuan kriteria hasil, penentuan intervensi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Agus Siswanto (2015) hasil penelitian menunjukkan tentang pendokumentasian asuhan keperawatan pada, diagnosis (100%) dan perencanaan (95%) (10).

Hasil penelitian didukung oleh penelitian Yanti (2013) hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat melakukan pendokumentasian tidak dirumuskan berdasarkan problem, etiology,dan symptom (89,6%) dan tidak dirumuskan diagnosis keperawatan aktual/potensial (51,0%).

(4)

Muryani dkk, Kualitas Pendokumentasian

...

30

Tahap perencanaan tidak disusun menurut

urutan prioritas (95,3%), tujuan tidak mengandung komponen pasien,perubahan perilaku, kondisi pasien (93,4) (7)

Diagnosis pada dokumentasi asuhan

keperawatan pada 8 ruang rawat inap di RSUD Kalimantan Tengah

Tabel 1.3.1 Distribusi Frekuensi dan Persentasi diagnosis pada dokumentasi asuhan keperawatan No Diagnosis Keperawatan Hasil observasi Mean n % 1 Tidak Sesuai 92 41 92 2 Sesuai 130 59 130 Total 222 100 222 Hasil analisis menunjukkan bahwa observasi dalam penegakan diagnosis tidak sesuai sebanyak 92 rekam medis (41%) dan sesuai sebanyak 130 rekam medis (59%).

Pada proses diagnosis keperawatan menampilkan bahwa kejadian yang menjadi dasar diangkatnya diagnosis, dalam merumuskan diagnosis terkadang hanya satu diagnosis yang dibuat padahal kejadian yang ditemukan melebihi dari satu kejadian masalah. Pedoman dalam pencatatan belum dilakukan proses diagnosis.

Kriteria Hasil pada dokumentasi asuhan keperawatan pada 8 ruang rawat inap di RSUD Kalimantan Tengah

Tabel 1.3.2 Distribusi Frekuensi dan Persentasi kriteria hasil pada dokumentasi asuhan keperawatan No Kriteria Hasil Keperawatan Hasil observasi Mean n % 1 Tidak Sesuai 222 100 222 2 Sesuai 0 0 0 Total 222 100 222 Hasil analisis menunjukkan bahwa observasi dalam menentukan kriteria hasil tidak sesuai. Kriteria hasil tidak ditentukan sebagai sasaran dalam pencapaian perencanaan, perawat belum membuat target

sesuai dengan SMART (spesifik, terukur, tercapai, tepat sasaran dan tepat waktu), intervensi belum direncanakan sesuai jangka panjang dan jangka pendek.

Intervensi pada dokumentasi asuhan keperawatan pada 8 ruang rawat inap di RSUD Kalimantan Tengah

Tabel 1.3.3 Distribusi Frekuensi dan Persentasi intervensi pada dokumentasi asuhan keperawatan No Intervensi Keperawatan Hasil observasi Mean n % 1 Tidak Sesuai 51 23 51 2 Sesuai 171 77 171 Total 222 100 222 Hasil analisis menunjukkan bahwa observasi dalam menentukan intervensi tidak sesuai sebanyak 51 rekam medis (23%) dan sesuai sebanyak 171 rekam medis (77%).

Pola penulisan perencanaan sudah dibuat sesuai pedoman namun belum digunakan dengan benar dan masih ditulis hanya satu diagnosis dari pasien masuk sampai pasien pulang, padahal sangat penting diagnosis keperawatan dibuat untuk menentukan tindakan yang diberikan kepada pasien.

Implementasi pada dokumentasi asuhan keperawatan pada 8 ruang rawat inap di RSUD Kalimantan Tengah

Tabel 1.4 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Implementasi pada dokumentasi asuhan keperawatan No Implementasi Keperawatan Hasil observasi Mean n % 1 Tidak Sesuai 22 10 22 2 Sesuai 200 90 200 Total 222 100 222 Hasil analisis menunjukkan bahwa observasi implementasi keperawatan menunjukkan rata-rata yaitu sebanyak 200 rekam medis (90%) sesuai.

(5)

Nerspedia, April 2019; 2(1): 27-32

31

Hasil penelitian menggambarkan

bahwa observasi implementasi dokumentasi asuhan keperawatan menunjukkan rata-rata yaitu sebanyak 200 rekam medis (90%) sesuai. Hal yang di observasi yaitu tindakan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan yang ditetapkan sebelumnya, tindakan keperawatan berisikan tindakan mandiri keperawatan, dilanjutkan tindakan kolaboratif jika bersesuaian dengan kondisi pasien, tindakan keperawatan disesuaikan dengan respon terbaru yang didapat dari pasien atau keluarga pasien, tindakan keperawatan melibatkan pasien secara mandiri dan atau keluarga pasien jika ada/mampu, tindakan keperawatan yang dilakukan diberi keterangan nama perawat dan paraf serta waktu pelaksanaan dan tindakan keperawatan ditulis pada format yang tersedia.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Yanti (2013) hasil penelitian menunjukkan bahwa tahap implementasi perawat mengobservasi respons pasien (58,5%) dan revisi tindakan tidak berdasarkan hasil evaluasi (56,6%) (7).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendokumentasian asuhan keperawatan pada tahap implementasi (95%) (11).

Evaluasi pada dokumentasi asuhan

keperawatan pada 8 ruang rawat inap di RSUD Kalimantan Tengah

Tabel 1.5 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Evaluasi pada dokumentasi asuhan keperawatan No Evaluasi Keperawatan Hasil observasi Mean n % 1 Tidak Sesuai 80 36 80 2 Sesuai 142 64 142 Total 222 100 222 Hasil analisis menunjukkan bahwa observasi evaluasi dokumentasi asuhan keperawatan yaitu sebanyak 142 rekam medis (64%) sesuai.

Evaluasi atau penilaian keperawatan adalah tahapan akhir pada proses keperawatan setiap langkah proses keperawatan harus dilakukan agar untuk dapat mengetahui sejauh mana

perkembangan yang dialami oleh klien berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan pada diawal (12).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Yanti (2013) hasil peneIitian menunjukkan sebanyak 70,8% pencatatan evaluasi belum menunjukkan pada sasaran, sebanyak 51,9% dampak evaluasi belum dicatat, dan sebanyak 63,2% masih ada lembaran format yang belum ditulis (7).

Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Siti Nurjanah (2013) hasil penelitian menunjukkan bahwa pencatatan asuhan keperawatan dari segi evaIuasi di RSUD Pandan Arang Boyolali 82,6% dikatakan lengkap (11).

PENUTUP

Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu gambaran kualitas dokumentasi asuhan keperawatan diruang rawat inap yaitu rata-rata 124 rekam medis (55,9%) berkualitas, rata-rata 98 rekam medis (44,1%) tidak berkualitas. Pengkajian keperawatan diruang rawat inap rata-rata 222 rekam medis (100%) tidak sesuai. Perencanaan keperawatan diruang rawat inap rata-rata 120 rekam medis (54%) sesuai, rata-rata 102 rekam medis (46%) tidak sesuai. Implementasi keperawatan diruang rawat inap rata-rata 200 rekam medis (90%) sesuai, rata-rata 22 rekam medis (10%) tidak sesuai. Evaluasi keperawatan diruang rawat inap rata-rata 142 rekam medis (64%) sesuai, rata-rata 80 rekam medis (36%) tidak sesuai.

Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk perbaikan dalam pembuatan format asuhan keperawatan dan penulisan asuhan keperawatan juga dapat menjadi literatur bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan pendokumentasian.

KEPUSTAKAAN

1. Nursalam2011,.Manajemen

Keperawatan, Edisi 3, Jakarta : Salemba Medika.

2. Khoirunisa Vivin dan Fadilah Ana 2017,,.Hubungan. Antara Tingkat

(6)

Muryani dkk, Kualitas Pendokumentasian

...

32

Dokumentasi Keperawatan Dengan

Sikap Perawat.. Dalam

Pendokumentasian Asuhan

Keperawatan Di Ruang Rawat Inap RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus, Riset Kesehatan untuk Daya Saing Bangsa. ro i ing -426. www.stikescendekiautamakudus.ac.id, diakses tanggal 20 April 2018.

3. Sugiarti Yuni. Nuryasin dan Nur Fitriani. 2015. Analisis.. dan Perancangan Sistem Informasi Rawat Inap (Studi Kasus : Rumah Sakit Ibu dan Anak Buah Hati Ciputat). Jurnal Sistem Informasi Vol 8 No 2, 1-11. http://download.portalgaruda.org, diakses tanggal 16 April 2018.

4. Komisi Akreditas Rumah Sakit. 2017.

Standar Nasional Akreditas RS

(SNARS) .. Edisi 1. Jakarta. DPD

PORMIKI

5. SNARS. 2018. Standar Nasional.. Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1. http://www.pdpersi.co.id/kanalpersi/ma najemen_mutu/data/snars_edisi1.pdf. 6. Kasim Muhamad dan Muh. Addurrouf

2016, Peningkatan Kualitas Pelayanan

dan Pendokumentasian Asuhan

Keperawatan dengan Metode Tim, Nurse Line Journal, Vol. 1 No.1, 62-72. https://media.neliti.com, diakses tanggal 23 April 2018.

7. Hartati. 2010. Kualitas Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat

Inap RS PKU Muhammadiyah

Yogyakarta. Program Studi Ilmu

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta. http://digilib.unisayogya.ac.id/1810/1/ NASPUB.pdf. Diakses 20 September 2018.

8. Yanti. IR2013.Hubungan Karakteristik Perawat, Motivasi, Dan Supervisi Dengan Kualitas Dokumentasi Proses

Asuhan Keperawatan. Fakultas

IlmuKeperawatan dan Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Semarang. https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/J

MK/article/view/1006. diakses 20 September 2018.

9. Retyaningsih Ida yanti dan Bambang Edi Warsito 2013, Hubungan Karakteristik Perawat, Motivasi, dan Supervisi,Dengan Kualitas Dokumentasi Proses Asuhan Keperawatan, Jurnal Manajemen Keperawatan, Vol. 1 No.2, 107-114. https://jurnal.unimus.ac.id, diakses tanggal 16 April 2018.

10. Prakosa, MM.2016. Kualitas Dokumentasi Keperawatan Dan Beban Kerja Objektif Perawat Berdasarkan Time And Motion Study (Tms)(Quality

Of Nursing Documentation And

Nurse’s Objective Workload Based On Time And Motion Study (Tms)). Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga. Jurnal INJEC Vol. 1 No. 2 Desember 2016: 173–177. Diakses 20 September 2018.

11. Siswanto, 2013, Faktor-faktor yang

berhubungan dengan Kelengkapan

Pendokumentasian Asuhan

Keperawatan. Jurnal Keperawatan

Indonesia, 16(2), pp. 77-88. https://jki.ui.ac.id, diakses tanggal 20 April 2018.

12. Siti Nurjanah. 2013. Gambaran

Kelengkapan Pendokumentasian

Asuhan Keperawatan Di RSUD

Pandan Arang Boyolali. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

http://eprints.ums.ac.id/26001/15/NAS KAH_PUBLIKASI.pdf. diakses tanggal 20 September 2018.

13. Herdman T. Heather and Shigemi Kamitsuru. 2015. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10. Jakarta: E

Gambar

Tabel 1.3.1  Distribusi  Frekuensi  dan  Persentasi  diagnosis  pada  dokumentasi  asuhan  keperawatan   No  Diagnosis   Keperawatan  Hasil  observasi  Mean  n  %  1  Tidak Sesuai   92  41  92  2  Sesuai   130  59  130          Total   222  100  222  Hasil

Referensi

Dokumen terkait

Karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting peranannya di Indonesia, terlebihnya lagi di Kabupaten Langkat karena sekitar 70% komoditas utama Kabupaten ini adalah

Judul laporan akhir ini adalah Penerapan Sistem E-Correspondence pada Unit SPRM (Strategic Planning & Risk Management) PT Pertamina EP Asset 2 Prabumulih. Tujuan dari studi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa bersekolah di SMA Budi Mulia; (2) ada

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (research & development) dengan lima langkah, yaitu : analisis kebutuhan, membuat produk awal,

Berdasarkan hal tersebut, diusulkan solusi berupa sistem pakar diagnosa penyakit ibu hamil menggunakan metode Certanty Factor (CF) yang dapat membantu

Populasi merupakan suatu Populasi menurut Sugiyono (2000) mengemukakan bahwa : “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai

Sedangkan hipotesis minor yang kedua adalah, ada hubungan positif antara kepercayaan nasabah terhadap organisasi dengan loyalitas nasabah.Subyek penelitian berjumlah 70 orang