• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis trend perkembangan hutang luar negeri di Indonesia tahun 1996-2006 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis trend perkembangan hutang luar negeri di Indonesia tahun 1996-2006 - USD Repository"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TREND PERKEMBANGAN HUTANG

LUAR NEGERI DI INDONESIA

TAHUN 1996 - 2006

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh : TRI PORNAWATI

NIM : 021324015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

Jadikanlah Kemarin Sebagai Pengalaman,

Hari Ini Sebagai Usaha, dan

Esok Sebagai Harapan dan Cita- cita

Dengan Penuh Syukur Kehadirat Allah SWT,

Skripsi Ini Kupersembahkan Untuk:

Bapak dan Ibu tercinta

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 9 Oktober 2007 Penulis

(6)

ABSTRAK

ANALISIS TREND PERKEMBANGAN HUTANG LUAR NEGERI DI INDONESIA

TAHUN 1996 – 2006

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis : (1) trend perkembangan

jumlah hutang luar negeri pemerintah di Indonesia, (2) trend perkembangan

jumlah hutang luar negeri swasta di Indonesia, (3) trend perkembangan jumlah

pembayaran bunga dan cicilan pokok hutang luar negeri pemerintah Indonesia, (4) trend perkembangan jumlah pembayaran bunga dan cicilan pokok hutang luar

negeri swasta di Indonesia, dan (5) trend perkembangan jumlah posisi netto

penerimaan hutang luar negeri di Indonesia.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Data yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari Bank Indonesia. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deret berkala dengan metode kuadrat minimum.

Hasil penelitian ini adalah :

1. Trend perkembangan jumlah hutang luar negeri pemerintah di Indonesia setiap

tahunnya meningkat sebesar 3,21%.

2. Trend perkembangan jumlah hutang luar negeri swasta di Indonesia setiap

tahunnya menurun sebesar 3,75%.

3. Trend perkembangan jumlah pembayaran bunga dan cicilan pokok hutang luar

negeri pemerintah Indonesia setiap tahunnya menurun sebesar 13,57%.

4. Trend perkembangan jumlah pembayaran bunga dan cicilan pokok hutang luar

negeri swasta di Indonesia setiap tahunnya menurun sebesar 14,20%.

5. Trend perkembangan jumlah posisi netto penerimaan hutang luar negeri di

(7)

ABSTRACT

ANALYSIS ON THE TREND OF FOREIGN COUNTRY DEBT DEVELOPMENT IN INDONESIA

1996 – 2006 payment of interess and basic instalment of foreign debt of Indonesian goverment; (4) the payment of interess and basic instalment of foreign debt of Indonesian private; and (5) of netto side acceptance of foreign debt in Indonesian.

The research is descriptive research. The data of this research were secondary data, collected from the Indonesia Bank. The data analysis technique of the research was the periodical geometrical progression on minimum quadratic

method.

The finding of the research shows that :

1. The development of foreign debt of Indonesian government to increases about 3,21% every year.

2. The development of private debt of Indonesian government decreases about 3,75% every year.

3. The development of the payment of interess and basic instalment of foreign debt of Indonesian goverment decreases 13,57% every year.

4. The development of the payment of interess and basic instalment of foreign debt of Indonesian private decreases 14,20% every year.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan rahmat serta hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancer. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Srata I (SI) dan meraih gelar Sarjana pendidikan pada Program Pendidikan Ekonomi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penukisan skripsi ini tidak lepas dari keterlibatan banyak pihak. Oleh kerna itu pada kesempatan ini sudah selayaknya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim. M.Ed.,Ph.D. Dekan fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas sanata Dharma Yogyakarta yang Telah memberi ijin dalam menyelesaikan sekripsi ini.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M. Si. Dosen pembimbing satu yang dengan sabar dan seksama memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis hingga selesainya penulisan sekripsi ini.

3. Bapak Yohanes Maria Vianey Mudayen, S.Pd. Dosen pembimbing dua yang dengan sabar dan seksama memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis hingga selesainya penulisan sekripsi ini.

4. Mbak Titin,atas segala keramahannya dalam melayani mahasiswa- mahasiswi untuk kelancaran studi

(9)

6. Kakakku yang selalu memberikan semgat kapada penulis untuk segera menyelesaikan sekripsi ini.

7. Teman- temanku Erwin, Nina, Heni P.A, Novi, Luri, Mery, Yentri, Didik Totok ,Willy, yang selalu memberikan dorongan,semangat dan perhatian kepada penulis.

8. Semua teman-teman angkatan 2002,terima kasih atas perhatian, dukungan, dan kebersamaan selama ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari akan segala kekurangan yang termuat dalam sekripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran guna menyempurnakan sekripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga sekripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 9 Oktober 2007 Penulis

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GRAFIK... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Pembangunan Ekonomi Negara Berkembang... 6

B. Perkembangan Luar Negeri dari Masa ke Masa ... 12

C. Hutang Luar Negeri dalam Struktur APBN Indonesia... 16

(11)

BAB III. METODE PENELITIAN... 23

A. Jenis Penelitian... 23

B. Variabel Penelitian ... 23

C. Pengukuran Data ... 24

D. Teknik Pengumpulan Data ... 25

E. Teknik Analisis Data ... 25

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 28

A. Analisis Data ... 28

1. Analisis Data Trend Perkembangan Jumlah Hutang Luar Negeri Pemerintah Tahun Anggaran 1996- 2006... 28

2. Analisis Data Trend perkembangan Jumlah Hutang Luar Negeri Swasta ... 33

3. Analisis Data Trend Perkembangan Pembayaran Bunga Dan Cicilan Pokok Hutang Luar negeri Pemerintah Tahun Anggaran 1996- 2006 ... 40

4. Analisis Data Trend Perkembangan pembayaran Bunga Dan Ciciclan Pokok Hutang Luar Negeri Swasta Tahun Anggaran 1996- 2006 ... 46

5. Analisis Data Trend Perkembangan Jumlah Posisi Netto Hutang Luar negeri 1996- 2006... 52

B. Pembahasan ... 58

(12)

2. Pembahasan Trend perkembangan Jumlah Hutang Luar

Negeri Swasta ... 61

3. Pemabahasan Trend Perkembangan Pembayaran Bunga Dan Cicilan Pokok Hutang Luar negeri Pemerintah Tahun Anggaran 1996- 2006 ... 64

4. Pembahasan Trend Perkembangan pembayaran Bunga Dan Ciciclan Pokok Hutang Luar Negeri Swasta Tahun Anggaran 1996- 2006 ... 66

5. Pembahasan Trend Perkembangan Jumlah Posisi Netto Hutang Luar negeri 1996- 2006... 68

BAB V. PENUTUP... 70

A. Kesimpulan... 70

B. Saran... 72 DAFTAR PUSTAKA

(13)

DAFTAR GRAFIK

GRAFIK IV.1 Trend Perkembangan Hutang Luar Negeri Pemerintah ... 30 GRAFIK IV. 2 Trend Perkembangan Hutang Luar Negeri Swasta ... 36 GRAFIK IV. 3 Trend Perkembangan Pembayaran Bunga dan cicilan

Hutang Luar Negeri Pemerintah... 42 GRAFIK IV. 4 Trend Perkembangan Pembayaran Bunga dan cicilan

Hutang Luar Negeri Swasta... 48 GRAFIK IV. 5 Trend Perkembangan Jumlah Posisi Netto Penerimaan

Hutang Luar ... 54 GRAFIK IV.6 Trend Perkembangan Hutang Luar Negeri Pemerintah ... 59 GRAFIK IV. 7 Trend Perkembangan Hutang Luar Negeri Swasta ... 62 GRAFIK IV. 8 Trend Perkembangan Pembayaran Bunga dan cicilan

Hutang Luar Negeri Pemerintah... 65 GRAFIK IV. 9 Trend Perkembangan Pembayaran Bunga dan cicilan

Hutang Luar Negeri Swasta... 67 GRAFIK IV. 10 Trend Perkembangan Jumlah Posisi Netto Penerimaan

(14)

DAFTAR TABEL

TABEL IV. 1 Trend Perkembangan Hutang Luar Negeri Pemerintah ... 29 TABEL IV. 2 Trend Perkembangan Hutang Luar Negeri Swasta ... 35 TABEL IV. 3 Trend Perkembangan Pembayaran Bunga dan cicilan

Hutang Luar Negeri Pemerintah... 41 TABEL IV. 4 Trend Perkembangan Pembayaran Bunga dan cicilan

Hutang Luar Negeri Swasta... 47 TABEL IV.5 Trend Perkembangan Jumlah Posisi Netto Penerimaan

Hutang Luar ... 53 TABEL IV.6 Trend Perkembangan Hutang Luar Negeri Pemerintah ... 58 TABEL IV. 7 Trend Perkembangan Hutang Luar Negeri Swasta ... 61 TABEL IV. 8 Trend Perkembangan Pembayaran Bunga dan cicilan

Hutang Luar Negeri Pemerintah... 64 TABEL IV. 9 Trend Perkembangan Pembayaran Bunga dan cicilan

Hutang Luar Negeri Swasta... 66 TABEL IV.10 Trend Perkembangan Jumlah Posisi Netto Penerimaan

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional Indonesia, dalam upaya menciptakan pertumbuhan ekonomi menuju masyarakat yang adil dan makmur material maupun spiritual memerlukan dana pembiayaan yang sangat besar, baik dalam berasal dari dalam negeri yang berupa tabungan masyarakat, tabungan swasta dan tabungan pemerintah. Sedangkan dana dari luar negeri berupa bantuan, hibah, pinjaman luar negeri dan penanaman modal asing.

Bagi negara yang sedang berkembang khususnya Indonesia sumber pembiayaan yang berupa pinjaman atau hutang luar negeri memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan nasionalnya. Bagi negara Indonesia sebagian besar hutang luar negeri itu berupa pinjaman pemerintah dan relatif kecil saja yang merupakan hutang swasta.

(16)

Pemerintahan Soeharto mengeluarkan kebijakan yang populis dan selalu mengatakan kepada rakyat bahwa hutang luar negeri sebagai pendukung pembangunan ekonomi bukan menjadi modal utama, karena Indonesia memiliki modal utama pembangunan yaitu sumber daya alam yang berlimpah. Pemerintahan Soeharto akhirnya lengser yang diikuti dengan krisis ekonomi dan jumlah hutang luar negeri yang semakin meningkat. Pada saat itu Indonesia masuk ke dalam kelompok negara miskin di dunia, yang hutang luar negerinya sama dengan negara-negara miskin di Benua Afrika seperti Kongo, Angola, Nicaragua, Kongo Demokratik dan Zambia.

Posisi hutang luar negeri Indonesia saat ini menduduki urutan ketiga besar setelah Brazil dan Mexico. Hal ini masih menjadi keprihatinan bagi bangsa Indonesia dimana Indonesia masih termasuk negara yang sedang berkembang tetapi mempunyai hutang yang sangat banyak. Pembayaran cicilan pokok dengan bunga hutang luar negeri saat ini juga semakin memberatkan anggaran negara. Bunga plus cicilan pokok hutang luar negeri yang harus dibayar sudah lebih besar dari hutang diterima. Bila suatu ketika hutang luar negeri tidak terbayar, maka ada kewajiban yang harus ditanggung. Kewajiban tersebut tentu mengarah pada konsekuensi politik politik dan ekonomi atau hukum terutama hukum internasional.

(17)

mandiri. Prosentase hutang luar negeri akan meningkat dalam komposisi dana pembangunan di bandingkan dengan dana yang berasal dari tabungan pemerintah.

Bukanlah suatu hal yang mustahil apabila Indonesia bisa menjadi hancur, jika Indonesia sudah tidak mampu lagi untuk membayar hutang. Karena menurut John Perkin hutang luar negeri merupakan rencana strategis Amerika Serikat untuk menaikkan beban hutang negara berkembang dan menaikkan ketergantungan perekonomian kepada luar negeri yang berjalan sejak tahun 1971, maka hal ini akan sangat membahayakan masa depan bangsa Indonesia.

Berdasarkan uraian di atas penulis ingin melakukan penelitian dengan judul ANALISIS TREND PERKEMBANGAN HUTANG LUAR NEGERI DI INDONESIA TAHUN 1996 - 2006.

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana trend perkembangan jumlah hutang pemerintah di Indonesia

Tahun 1996-2006 ?

2. Bagaimana trend perkembangan jumlah hutang swasta di Indonesia Tahun

1996- 2006?

3. Bagaimana trend perkembangan pembayaran bunga dan cicilan pokok

hutang luar negeri pemerintah di Indonesia Tahun 1996- 2006 ?

4. Bagaimana trend perkembangan pembayaran bunga dan cicilan pokok

(18)

5. Bagaimana trend perkembangan posisi netto penerimaan hutang luar

negeri (selisih hutang dan cicilan) Tahun 1996- 2006?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui trend perkembangan hutang pemerintah di Indonesia

Tahun 1996- 2006.

2. Untuk mengetahui trend perkembangan hutang swasta d Indonesia Tahun

1996- 2006.

3. Untuk menganalisis perkembangan pembayaran hutang di Indonesia Tahun 1996- 2006.

4. Untuk menganalisis cicilan hutang pemerintah di Indonesia tahun 1996-2006.

5. Untuk menganalisis posisi netto penerimaan hutang luar negeri (selisih hutang dan cicilan) tahum 1996- 2006 ?

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pemerintah

Dapat memberi informasi supaya pemerintah dapat menjalankan kebijakan sebaik mungkin dan untuk menjalankan pengelolaan keuangan negara. 2. Bagi penulis

(19)

3. Bagi peneliti lain

Penelitian ini mungkin dapat di gunakan sebagai bahan pembanding. 4. Bagi universitas Sanata Dharma

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembangunan Ekonomi Negara Berkembang

Menurut Sukirno (1981:13) pembangunan ekonomi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh suatu negara untuk mengembangkan ekonomi dan taraf kehidupan masyarakat. Sedangkan menurut Gilarso (1992:428) pembangunan ekonomi merupakan proses transformasi yang dalam perjalanan waktu di tandai oleh perubahan struktural, yaitu perubahan pada landasan kegiatan ekonomi maupun pada kerangka susunan ekomomi masyarakat yang bersangkutan.

Hakekat pembangunan adalah membentuk manusia atau individu otonom yang memungkinkan mereka bisa mengatualisasikan segala potensi yang terbaik yang dimilikinya secara optimal (Anwar,1996:50). Peranan modal dalam pembangunan tidak sepenting yang pada mulanya dianggap oleh ahli-ahli bahwa modal mempunyai kedudukan yang istimewa dalam pembangunan. Berdasarkan pada sumber modal yang dapat di gunakan untuk pembangunan (Sukirno,1981:350), modal tersebut berasal dari dua sumber yaitu:

1. Tabungan sukarela masyarakat

(21)

2. Tabungan pemerintah Tabungan pemerintah adalah kelebihan pendapatan pemerintah dari pajak dan sumber lainnya setelah pendapatan tersebut

digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran rutin. (Sukirno, 1981 : 359) Pendapatan pemerintah di peroleh dari pemungutan pajak. Jenis pajak tersebut meliputi:

a. Pajak langsung adalah pajak yang dikenakan atas pendapatan yang diterima atau kekayaan yang di miliki. Pajak ini meliputi pajak pendapatan rumah tangga, pajak pendapatan perusahaan dan pajak kekayaan.

b. Pajak tidak langsung merupakan pajak yang dikenakan kepada para pembeli yang menggunakan barang-barang dan jasa yang terdapat dalam masyarakat. Pajak ini meliputi pajak penjualan, pajak impor dan pajak ekspor.

Untuk membiayai pengeluaran pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana yang digunakan untuk membiayai pengeluaran tersebut berasal dari masyarakat. Gilarso (1992:190) sumber-sumber pendapatan pemerintah terdiri dari :

a. Pajak

(22)

b. Penerimaan bukan pajak

Penerimaan bukan pajak adalah penerimaan pemerintah dari sumber-sumber seperti: laba perusahaan Negara, bagi hasil dengan perusahan-perusahaan asing, retribusi, dan tarif jasa pelabuhan.

c. Penciptaan uang

Dulu pemerintah sendiri juga mencipta uang (uang negara), terutama uang kecil, sekarang hak seluruhnya di percayakan pada bank Indonesia.

d. Bantuan luar negeri

Bantuan dapat diterima baik dari pemerintah negara lain, maupun dari swasta dan lembaga-lembaga internasional (UNESCO, UNICEF, FAO, WHO) . Bantuan dalam bentuk sumbangan tidak perlu dibayar kembali, dan dipergunakan untuk membiayai program-program pembangun.

Pajak merupakan sumber utama bagi pembiayaan keperluan negara dan pembangunan nasional seperti terlihat dalam APBN setiap tahun. Dengan demikian fingsi pajak adalah:

a. Sebagai sumber utama penerimaan negara guna membiayai seluruh kegiatan penyelenggaraan pemeirntahan negara serta pembangunan nasional.

b. Sebagai sarana untuk mengatur kegiatan perekonomian nasional

(23)

Argumen-argumen yang mendukung dan yang menentang pinjaman luar negeri.

a. Arguman yang mendukung

Argumen yang mendukung penanaman modal asing sebagian besar dari analisis neoklasik treadisional yang memusatkan perhatiannya pada determinan pertumbuhan ekonomi. Menurut analisis ini penanaman modal asing merupakan sesuatu yang sangat positif, karena hal tersebut mengisi kekurangan tabungan yang dapat dihimpun dari dalam negeri, menambah cadangan devisa, memperbesar penerimaan pemerintah dan mengembangkan keahlian manejerial bagi perekonomian di negara penerimanya. Semua manfaat yang akan dibuahkan oleh investasi tersebut jelas sangat penting karena semuanya itu memang merupakan faktor yang sangat penting untuk mencapai target pembangunan.

Dengan demikian hal pertama dan yang sering di sebut sebagai sumbangan positif penanaman modal asing terhadap pembangunan nasional di negara penerimanya (ini jika proses pembangunan diartikan sebagai angka pertumbuhan GDP yang merupakan asumsi konseptual penting secara implisit dalam argumen ini) adalah peranannya dalam mengisi kekosongan atau kekurangan sumber daya antara tingkat investasi yang ditargetkan dengan jumlah aktual tabungan domestik yang dapat di mobilisasi.

(24)

kesenjangan antara target jumlah devisa yang di butuhkan dan hasil aktual devisa dari ekspor di tambah dengan bantuan luar negeri netto itulah yang dinamakan kesenjangan devisa. Kesenjangan yang ketiga yang dikatakan dapat diisi oleh modal swasta asing adalah kesenjangan antara target penerimaan pajak pemerintah dan jumlah pajak aktual yang dapat dikumpulkan. Dengan memungut pajak atas keuntungan perusahaan multinasional dan ikut serta secara finansial dalam kegiatan mereka di dalam negeri, pemerintah negera-negara berkembang berharap bahwa mereka pada akhirnya akan dapat memobilisasikan sumber-sember finansial dalam rangka membiayai proyek-proyek pembangunan secara lebih baik.

Keempat dan yang terakhir adalah kesenjangan di bidang manejemen semangat kewiraswastaan, teknologi produksi, dan ketrampilan kerja dan yang menutut pemikiran neoklasik akan diisi sebagian maupun seluruhnya oleh perusahaan-perusahaan asing yang beroperasi di negara berkembang yang bersangkutan (Todaro, 1998 : 151-153).

b. Argumen-argumen yang menentang hutang luar negeri

(25)

pihak pemerintah di negara tuan rumah, tidak terlaksananya reinvestasi atas keuntungan yang mereka dapatkan dalam perekonomian tuan rumah, terpacunya tingkat konsumsi domestik sehingga menurunkan minat masyarakat setempat untuk menabungkan, terhambat perkembangan perusahaan-perusahaan domestik yang sebenarnya bisa menjadi pemasok barang sejenis atau barang-barang setengah jadi, seandainya saja perusahaan- perusahaan multinasional tersebut tidak membuat sendiri atau mengimpor dari cabang-cabangnya di luar negeri, serta melonjaknya biaya bunga atas modal yang di pinjam tuan rumah. 2) Walaupun dampak awal (berjangka pendek) dari penanaman modal

perusahaan multinasional memang dapat memperbaiki posisi devisa negara yang menerima mereka, namun dalam jangka panjang dampaknya justru negatif yaitu dapat mengurangi penghasilan devisa tersebut baik dari sisi neraca transaksi berjalan maupun neraca modal. Neraca transaksi bisa memburuk karena adanya impor besar atas barang barang setengah jadi dan barang modal oeh perusahaan multinasional tersebut dan ini masih di perburuk adanya pengiriman kembali keuntungan hasil bunga, royaliti dan biaya-biaya manejeman kenegara asalnya. Jadi pihak negara tuan rumah tidak memperoleh bagian keuntungan yang wajar dan adil.

(26)

dalam prakteknya nilai kontrubusi tersebut jauh lebih kecil daripada yang seharusnya. Hal ini disebabkan oleh adanya konsensi- konsensi pajak yang bersifat liberal, pemeberi fasilitas penanaman modal yang berlebihan, subsidi-subsidi terselubung, serta proteksi tarif yang di berikan pemerintah negara tuan rumah. 4) Ketrampilan dan pengalaman manejemen, semangat

kewirausahaan, teknologi dan jaringan hubungan dagang luar negeri yang di berikan oleh perusahaan- perusahaan multinasional ternyata tidak banyak memberi manfaat nyata bagi pengembangan sumber daya dan ketrampilan kerja yang masih tergolong langka di negara tuan rumah (Todoro,1998: 153).

B. Perkembangan Hutang Luar Negeri dari Masa ke Masa

(27)

utang luar negeri Indonesia, pertama 60 persen total utang luar negeri sektor publik, yakni utang pemerintah 52 persen, bank pemerintah 3,24 persen dan BUMN 4,13 persen.

Kedua, proporsi sektor swasta cukup besar terhadap total utang luar negeri sebesar 40,5 persen. Proporsi utang sebesar adalah dari perusahaan swasta penanaman modal asing 19,3 persen dan perusahaan swasta PMDN 10 persen. Utang swasta yang besar proporsinya ini karena optiminisme yang berlebihan akan proses investasi, selain karena banyak bidang usaha yang di geluti merupakan bidang usaha yang mengharapkan rente ekonomi bukan atas asosiensi produksi atau inovasi.

Ketiga, utang pemerintah terbesar berasal dari utang multirateral (21,2 persen), utang bilateral (17,2) serta kredit ekspor (10,8 persen). Perjanjian- perjanjian hutang jenis ini banyak dipengaruhi pertimbangan politik di bandingkan pertimbangan rasionalitis ekonomi. Pemberian utang lembaga- lembaga multirateral atau utang bilateral pada masa awal pemerintahan orde Baru sebetulnya di dorong oleh suasana perang dingin. Melalui pemberian utang kepada rezim Orde baru, maka keterikatan rezim ini dengan Blok Barat menjadi nyata. Setelah perang dingin mereka pemberi utang lebih di dorong oleh kepentingan negara-negara pemberi utang untuk meningkatkan permintaan terhadap perekonomian domestiknya tanpa pertimbangan dengan baik kebutuhan negara penerima.

(28)

utang luar negeri sebesar US$75,2 miliar dan sisanya adalah utang domestic US$58,8 milliar. Seperti terlihat pada gambar 2.1 sebelum krisis ekonomi, utang domestik pemerintah sangat rendah. Tetapi setelah krisis ekonomi utang domestik pemerintah membengkah karena pemerintah harus mengeluarkan obligasi untuk rekapilitasi perbankkan yang jumlahnya mencapai US$637 triliun (data oktober 1999).

Tabel II.1 Utang/ GDP tahun 1994/ 1995-2000

(29)

Tabel II.2. Utang Pemerintah Menurut Sumber Domestik dan Broto 1994/1995-1999/2000

Sumber : Bank Indonesia 2000

Utang pemerintah yang dahsyat disebabkan oleh pengelolan yang diwarnai kepentingan kelompok. Ini ditandai adanya intervensi-intervensi politik yang selalu menyertai segala upaya penyelesaian program retrukturisasi perbankan dan perusahaan. Dengan demikiam utang bertambah besar karena penundaan dan inkonsistensi dalam upaya menjalankan program pemulihan ekonomi. Selalu terlambat program pemilihan, sikap seperti ini menambah biaya yang harus ditanggung perekonomian. Bank dunia memperkirakan bahwa setiap penundaan resturklisasi bank-bank negara menimbulkan beban kerugian minimum US$600 juta perbulan.

(30)

C. Hutang Luar Negeri dalam Struktur APBN Indonesia

Di Indonesia APBN harus didasarkan pada program pembangunan lima tahunan, yang sekarang di kenal dengan program pembangunan Nasional (Propenas). Sebelumnya disebut Repelita, dan Rencana pembangunan tahunan. Keduanya harus tunduk pada Garis-Garis Besar Haluan Negara. Propenas dan Repeta masyarakat persetujuan dari DPR, sedangkan GBHN dari MPR. Bisa saja pemerintah memiliki posisi tawar yang kuat terhadap DPR untuk menggolkan rancangan Anggaran menjadi APBN, asalkan yang sedang kuasa merupakan koalisi yang menghasilkan mayoritas di DPR. Tetapi Di Indonesia tidak menganut sistem parlementer. Di sinilah letak serba salahnya. Keadaan tidak menentu tersebut akan terus berlanjut seandainya akar permasalahan tidak mau disentuh yakni carut marut tata kenegaraan kita.konsekuensinya adalah ketidakjelasan atau bahkan lepas antara sosok APBN dengan aspirasi rakyat yang terpresentasikan pada berbagai partai yang ada di DPR. Jadi sosok APBN tidak mencerminkan optimalisasi keseimbangan dan berbagai kepentingan masyarakat yang berbeda-beda. Kenyataan demikian kita jumpai pada APBN kita sekarang (Basri, 2002 : 230-231).

(31)

Akibatnya, perkiraan angka defisit anggaran Negara menjadi semakin membengkak, yang akan sukar sekali untuk membiayai dalam negeri perbankan dan non perbankan privatisasi dan penjualan aset restukturisasi perbankan serta pembiayaan luar negeri. Sementara itu pihak kreditor asing seperti, Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia dan beberapa donor bilateral masih belum menguncurkan pinjamannya karena berbagai hal yang mungkin amat berhubungan dengan faktor non ekonomi yang sering dipersoalkan seperti politik, keamanan, kepastian dan penegaan hukum. Perkembangan terakhir yang dapat dipantau adalah kesepakatan antara pemerintah dengan IMF untuk mempertahankan defisit anggaran dari sekitar 3,7 persen produk Domestik Broto (PDB) suata angka logis dalam rangka pemulihan ekonomi. Implikasinya, pemerintah “dipaksa” untuk mngambil beberapa langkah kebijakan dalam menanggulangi defisit anggaran tersebut, yang dapat meredam gejolak perekonomian pada jangka pendek, tetapi dapat menciptakan akumulasi persoalan yang lebih besar pada jangka panjang (Basri, 2002 : 232).

(32)

karena persoalan kebijakan fiskal tidak hanya berdemensi satu tahun anggaran saja, tetapi berdemensi spiral terhadap keselamatan anggaran tahun-tahun berikut (Basri, 2002 : 233).

Tabel II.1

Perkembangan APBN Tahun 2002- 2006 (dalam triliun rupiah)

! ! !

" # # #

! " ! #$%

& '! ( " %

) $ " '

*!$ $ + " " % & "

*!$ $ + " " ,

& " ,

$ % & & ! # !

' () ) *' + , - . , ., !., ., .,!! ., ., .

/ & 0 ,/ 1 2 / 11. # ! , .

&

- . - .

$ ,

& / - !$. - . - . - .

/

(33)

Keadilan ekonomi menjadi amat dominan ketika ritual seluruh rangkaian proses penganggaran, alokasi anggaran dalam pembahasan tingkat legislatif dan komitmen implementasi atau pelaksanaan anggaran tidak memberikan perubahaan besar bagi terciptanya suatu nuansa pertumbuhan ekonomi. Setidaknya APBN 2002 tidak menampilkan keseriusan pemerintah dalam mengalokasikan anggaran untuk sektor-sektor vital dalam membangun suatu bangsa yang maju seperti pada sektor pendidikan, kesehatan, dan peningkatan kualitas hidup seluruh bangsa.

Tabel II.2

APBN Th.2005-2006 (triliun rupiah)

3 - ' '

(34)

nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, tingkat suku bunga SBI, dan pertumbuhan ekonomi juga mengalami perubahaan.

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Sri Lestari yang berjudul “Analisis APBN Mengenai Hutang Luar Negeri Indonesia Tahun Anggaran 1969/1970-1993/1994”. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui berapa besar APBN mengenai hutang luar negeri Indonesia dari tahun ke tahun. Penulis menganggap penelitian yang dilakukan oleh Sri Lestari relevan dengan penelitian penulis lakukan, karena terdapat kesamaan Variabel yang akan diteliti dan mempunyai tujuan yang sama yaitu menganalisis hutang luar negeri.

(35)

Dari pembahasan diketahui bahwa pada era minyak sangat berpengaruh pada tabungan pemerintah, hutang luar negeri dan penerimaan dalam negeri banyak ditunjang oleh penerimaan minyak bumi dan gas alam. Pada paska minyak penerimaan dalam negeri menurun demikian pula tabungan pemerintah dan hutang luar negeri pemerintah Indonesia meningkat. Dari pengolahan data diketahui hubungan hutang luar negeri Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi menunjukkan interprestasi rendah karena r sebesar 0,329. Beban hutang luar negeri Indonesia yang diukur melalui:

1. Rasio hutang luar negeri Indonesia masih dibawah batas bahaya yaitu dibawah 30%.

2. Rasio bunga dan cicilan hutang terhadap:

a. DSR, mengalami pasang surut pada waktu DSR pemerintah DSR rendah di bawah 20% setelah swasta ambil bagian mengalami penimgkatan bahkan pernah di atas batas bahaya sebesar 40.3%.

b. PDB, menunjukkan semakin kecil prosentase semakin kecil pula beban yang ditanggung oleh pemerintah Indonesia. Semakin besar presentase menunjukkan semakin besar pula beban yang ditanggung.

(36)

Dari pembahasan juga dapat diketahui hubungan antara:

1) Tabungan (S) demgan hutang luar negeri Indonesia kuat karena r sebesar 0,714614 dan bersifat positif dan signifikan.

2) Investasi dengan hutang luar negeri Indonesia kuat karena r sebesar 0,785906 dan bersifat positif dan signifikan.

3) Pajak dengan hutang luar negeri kuat dan positif karena r sebesar 0,747370 serta signifikan.

4) Pengeluarn pemerintah dengan hutang luar negeri Indonesia kuat dan positif serta signifikan.

5) Expor netto dengan hutang luar negeri Indonesia sangat lemah dan tidak

signifikan

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini jenis yang digunakan adalah metode deskriptif, digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang (sementara berlangsung). Tujuan utama dalam menggunakan metode ini adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian di lakukan dan memeriksa sebab-sebab yang berkaitan dengan hutang luar negeri.

B. Jenis Dan Sumber Data 1. Jenis Data

(38)

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang telah diolah menjadi suatu informasi. Dalam penelitian ini data dapat diperoleh dari Bank Indonesia.

C. Variabel Penelitian

Variabel Dalam Penelitian ini adalah:

1. Perkembangan hutang luar negeri swasta di Indonesia 2. Perkembangan hutang luar negeri pemerintah di Indonesia

3. Perkembangan pembayaran cicilan pokok dan bunga swasta di Indonesia 4. Perkembangan pembayaran cicilan pokok dan bunga hutang pemerintah di

Indonesia

5. Perkembangan posisi netto penerimaan hutang luar negeri (selisih hutang dan cicilan)

D. Batasan Operasional

Dalam penelitian ini ada batasan masalah yang digunakan yaitu 1. Trend

Trend adalah kecenderungan terhadap suatu gejala baik berupa

peningkatan maupun penurunan. Dalam hal ini penulis memberikan batasan trend hutang luar negeri pemerintah, dan swasta serta pembayaran

(39)

2. Hutang Luar Negeri

Hutang luar negeri adalah pinjaman yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta, yang akan digunakan untuk pembangunan di negaranya dan akan disertai kewajiban-kewajiban sebagai negara debitur antarnegara kredit dan negara debitur.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dsigunakan adalah analisis trend dengan metode

kuadrat minimum (Dajan,1986:305). Metode kuadrat minimum merupakan metode yang memuaskan bagi penggambaran garis trend linier. Penggunaan

metode kuadrat minimum digunakan untuk menarik garis trend sebetulnya

yang disebabkan oleh faktor kepraktisan, karena matematis metode tersebut memang sudah terbaik (Dajan,1986:312). Pencarian nilai trend deret berkala

pada metode kuadrat minimum, observasi-observasi umumnya dilakukan pada waktu yang sama sehingga penentuan nilai- nilai konstanta dalam persamaan linier guna penerapan kurva lebih mudah dilakukan. Bila jumlah observasi n ganjil maka rata- rata x hitung adalah observasi yang tertengah (Dajan, 1986:304). Sedangkan bila jumlah observasi n genap, penentuan rata-rata hitung x akan mengalami sedikit perubahan. Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan data ganjil sehingga penentuan rata-rata hitung x lebih mudah, yaitu dengan menentukan observasi yang tertengah. Penggunaan analisis trend dengan metode kuadrat minimum pada kasus data ganjil lebih

(40)

Dengan formula : Y1 = a + bx

Y = Variabel hutang luar negeri a = Besarnya Y saat x = 0

b = Besarnya perubahan Y jika x mengalami perubahan 1 satuan x = waktu

Untuk mengetahui perkembangan keuangan negara Indonesia ditinjau dari hutang luar negeri selama lima tahun anggaran digunakan metode analisis

trend metode kuadrat minimum dengan rumus Y1 = a + bx

Contoh tabel Trend Perkembangan Hutang luar negeri tahum anggaran 1998-

2002

Sumber : Bank indonesia 1998- 2002

Konstanta a dan b dapat dicari dengan rumus

(41)

b = 2

X XY

= 10 10180

= 1018

Bila konstanta a dan b disubtitusikan ke dalam persamaan maka akan di peroleh persamaan trend linier yang memenuhi persyaratan kuadrat minimum

sebagai berikut

Y1 = 72829,2 + 1018 x 1998 = 0

unit x = 1 tahun

Y = jumlah hutang dalam jutaan Keterangan :

Y1 = nilai trend yang ditaksir

a = 72829,2 = nilai trend periode dasar 1998

b = 1018 = penurunan pertahun secara linier x = unit tahun yang dihitung dari x = 0 Nilai trend tahun 1998 menjadi

Y1 = 72829,2 + (1018) (-2) = 70793,2

dan nilai trend tahun 2002 menjadi

(42)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

Untuk memecahkan masalah yang telah dikemukakan dalam bab pendahuluan, maka peneliti akan menyajikan hasil dari analisis data. Hasil dari analisis peneliti akan sajikan ke dalam bentuk tabel dan grafik agar lebih mudah dalam pembahasan.

1. Analisis Data Trend Perkembangan Hutang Luar Negeri Pemerintah di Indonesia Tahun Anggaran 1996-2006

Analisis ini digunakan untuk mengetahui berapa besar nilai trend

perkembangan jumlah hutang luar negeri pemerintah tahun 1996-2006. Pencarian nilai trend deret berkala pada metode kuadrat minimum, observasi-observasi umumnya dilakukan pada waktu yang sama sehingga penentuan nilai-nilai konstanta dalam persamaa linier agar penerapannya lebih mudah. Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan data ganjil sehingga penentuan rata- rata hitung x lebih mudah, yaitu dengan menentukan observasi yang tertengah.

Dengan formula: Y1 = a + bx dengan

a =

n Y

b = 2

X XY

(43)

Keterangan :

Y = variabel hutang luar negeri pemerintah a = Besarnya Y saat x = 0

b = Besarnya perubahan Y jika x mengalami perubahan 1 satuan x = Waktu

Tabel IV.1

Trend Perkembangan Jumlah Hutang Luar Negeri Pemerintah

(44)

Grafik IV.1

Perkembangan Jumlah Hutang Luar Negeri Pemerintah Tahun Anggaran 1996-2011(milyaran)

1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Tahun

Nilai trend periode dasar periode tahun 2001 adalah 71991,08.

Konstanta a dan b dapat dicari dengan rumus

a = peroleh persamaan trend linier yang memenuhi persyaratan kuadrat

terkecil sebagai berikut Y1 + 71991,08 + 2331,71.x 1996 = 0

unit x =1 tahun

(45)

Keterangan

Y1 = nilai trend yang di taksir

a = 71991,08 = nilai trend periode dasar 1996

b = 2331,71 = penurunan pertahun secara linier x = unit tahun yang di hitung dari x = 0

Dengan demikian cara menghitung nilai trend jumlah hutang luar negeri

pemerintah tahun 1996- 2006. Tahun 1996

Y1 = 71991,08 + (2331,71). (-5) = 60332,52

Tahun 1997

Y1 = 71991,08 + (2331,71).(-4) = 62664,24

Tahun 1998

Y1 = 71991,08 + (2331,71). (-3) = 64995,95

Tahun 1999

Y1 = 71991,08 + (2331,71). (-2) = 67327,66

Tahun 2000

(46)

Tahun 2001

Y1 = 71991,08 + (2331,71).(0) = 71991,08

Tahun 2002

Y1 = 71991,08 + (2331,71). (1) = 74322,79

Tahun 2003

Y1 = 71991,08 + (2331,71). (2) = 76654,5

Tahun 2004

Y1 = 71991,08 + (2331,71). (3) = 78986,21

Tahun 2005

Y1 = 71991,08 + (2331,71). (4) = 81317,92

Tahun 2006

Y1 = 71991,08 + (2331,71). (5) = 83649,63

Dari persamaan di atas juga dapat di cari nilai trend untuk prediksi 5 tahun

yang akan datang berdasarkan jumlah unit tahun yang dihitung dari periode dasar.

Tahun 2007

(47)

Tahun 2008

Y1 = 71991,08 + (2331,71). (7) = 88313,05

Tahun 2009

Y1 = 71991,08 + (2331,71).(8) = 90644,76

Tahun 2010

Y1 = 71991,08 + (2331,71).(9) = 92976,47

Tahun 2011

Y = 71991,08 + (2331,71).(10) = 95308,18

2. Analisis Data Trend Perkembangan Hutang Luar Negeri Swasta Tahun Anggaran 1996-2006

Analisis ini digunakan untuk mengetahui berapa besar nilai trend

perkembangan jumlah hutang luar negeri Swasta tahun 1996- 2006. pencarian nilai trend deret berkala pada metode kuadrat minimum,

observasi- observasi umumnya dilakukan pada waktu yang sama sehingga penentuan nilai- nilai konstanta dalam persamaan linier agar penerapannya lebih mudah.

Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan data ganjil sehingga penentuan rata-rata hitung x lebih mudah, yaitu dengan menentukan observasi yang tertengah.

(48)

a =

n Y

b = 2

X XY

Keterangan :

Y = variabel hutang luar negeri swasta a = Besarnya Y saat x = 0

(49)

Tabel IV.2

Trend Perkembangan Hutang luar Negeri Swasta Tahun 1996- 2006

(milyaran) Tahun

Anggaran

Jumlah hutang luar negeri swasta (Y)

Tahun

( X ) XY X2 Y1

1996 54868 -5 -274340 25 75266,68

1997 82223 -4 -328892 16 72715,38

1998 83557 -3 -250671 9 70164,08

1999 72236 -2 -144472 4 67612,78

2000 66777 -1 -66777 1 65061,48

2001 61696 0 0 0 62510,18

2002 56682 1 56682.00 1 59958,88

2003 53734,89 2 107469,78 4 57407,58

2004 54126,38 3 162379,14 9 54856,28

2005 50580,13 4 202320,52 16 52304,98

2006 51131,62 5 255658,25 25 49753,68

total 687612,02 0 -280642,46 110

Sumber : Nota Keuangan RI Tahun 1996-2006 & Laporan Tahunan BI 1996- 2006

(50)

Grafik IV.2

Perkembangan Jumlah Hutang Luar Negeri Swasta Tahun Anggaran 1996-2011 (milyaran)

0

1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Tahun

Konstanta a dan b dapat di cari dengan rumus :

a = peroleh persamaan trend linier yang memenuhi persyaratan kuadrat

(51)

unit x =1 tahun

Y = jumlah hutang luar negeri swasta dalam milyaran Keterangan

Y1 = nilai trend yang di taksir

a = 62510,18 = nilai trend periode dasar 1996

b = -2551,30 = penurunan pertahun secara linier x = unit tahun yang di hitung dari x = 0

Dengan demikian cara menghitung nilai trend jumlah hutang luar negeri

swasta tahun 1996- 2006. Tahun 1996

Y1 = 62510,18 + (-2551,30). (-5) = 75266,68

Tahun 1997

Y1 = 62510,18 + (-2551,30). (- 4 ) = 72715,38

Tahun 1998

Y1 = 62510,18 + (-2551,30). (- 3 ) = 70164,08

Tahun 1999

(52)

Tahun 2000

Y1 = 62510,18 + (-2551,30). (-1) = 65061,48

Tahun 2001

Y1 = 62510,18 + (-2551,30). (0) = 62510,18

Tahun 2002

Y1 = 62510,18 + (-2551,30). (1) = 59958,88

Tahun 2003

Y1 = 62510,18 + (-2551,30). (2) = 57407,58

Tahun 2004

Y1 = 62510,18 + (-2551,30). (3) = 54856,28

Tahun 2005

Y1 = 62510,18 + (-2551,30). (4) = 52304,98

Tahun 2006

(53)

Dari persamaan di atas juga dapat di cari nilai trend jumlah hutang luar

negeri swasta untuk prediksi 5 tahun yang akan datang berdasarkan jumlah unit tahun yang dihitung dari periode dasar

Tahun 2007

Y1 = 62510,18 + (-2551,30). (6) = 47202,38

Tahun 2008

Y1 = 62510,18 + (-2551,30). (7) = 44651,08

Tahun 2009

Y1 = 62510,18 + (-2551,30). (8) = 4099,78

Tahun 2010

Y1 = 62510,18 + (-2551,30). (9) = 39548,48

Tahun 2011

(54)

3. Analisis Data Trend Perkembangan Pembayaran Bunga dan Cicilan Pokok Hutang Luar Negeri Pemerintah Tahun Anggaran 1996-2006

Analisis ini digunakan untuk mengetahui berapa besar nilai

trend perkembangan jumlah pembayaran bunga dan cicilan pokok hutang

luar negeri pemerintah tahun 1996-2006. Pencarian nilai trend deret

berkala pada metode kuadrat minimum, observasi- observasi umumnya dilakukan pada waktu yang sama sehingga penentuan nilai- nilai konstanta dalam persamaan linier agar penerapannya lebih mudah. Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan data ganjil sehingga penentuan rata-rata hitung x lebih mudah, yaitu dengan menentukan observasi yang tertengah. hutang luar negeri pemerintah

a = Besarnya Y saat x = 0

(55)

Tabel IV.3

Trend Perkembangan Jumlah Pembayaran Bunga dan Cicilan Pokok

Hutang Luar Negeri Pemerintah Tahun Anggaran 1996-2006 (milyaran)

Tahun Anggaran

Pembayaran pokok dan bunga pinjaman

pemerintah (Y) Tahun (X) XY X

2 Y1

1996 8997 -5 -44985 25 6637,5

1997 7273 -4 -29092 16 6125,09

1998 5905 -3 -17715 9 5612,68

1999 5800 -2 -11600 4 5100,27

2000 1186 -1 -1186 1 4587,86

2001 2200 0 0 0 4075,45

2002 1947 1 1947 1 3563,04

2003 1518 2 3036 4 3050,63

2004 2586 3 7758 9 2538,22

2005 1618 4 6472 16 2025,81

2006 5800 5 29000 25 1513,4

Total 44830 0 -56365 110

(56)

Grafik IV.3

Trend Perkembangan Jumlah Pembayaran Bunga dan Cicilan Pokok

Hutang Luar Negeri Pemerintah Tahun Anggaran 2006-2011 (milyaran)

1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Tahun

negeri pemerintah periode dasar tahun 2001 adalah 4075,45 Konstanta a dan b dapat di cari dengan rumus :

a = peroleh persamaan trend linier yang memenuhi persyaratan kuadrat

(57)

Y1 = 4075,45 + (-512,41). X 1996 = 0

unit x =1 tahun

Y = jumlah pembayaran bunga dan cicilan pokok hutang luar negeri pemerintah dalam milyaran

Keterangan

Y1 = nilai trend yang di taksir

a = 4075,45 = nilai trend periode dasar 1996

b = - 512,41 = penurunan pertahun secara linier x = unit tahun yang di hitung dari x = 0

Dengan demikian cara menghitung nilai trend jumlah pinjaman pokok dan

cicilan hutang luar negeri pemerintah tahun 1996- 2006 Tahun 1996

Y1 = 4075,45 + (_-512,41). (-5) = 6637,5

Tahun 1997

Y1 = 4075,45 + (_-512,41). (-4) = 6125,09

Tahun 1998

Y1 = 4075,45 + (_-512,41). (-3) = 5612,68

Tahun 1999

(58)

Tahun 2000

Y1 = 4075,45 + (_-512,41). (-1) = 4587,86

Tahun 2001

Y1 = 4075,45 + (_-512,41). (0) = 4075,45

Tahun 2002

Y1 = 4075,45 + (_-512,41). (1) = 3563,04

Tahun 2003

Y1 = 4075,45 + (_-512,41). (2) = 3050,63

Tahun 2004

Y1 = 4075,45 + (_-512,41). (3) = 2538,22

Tahun 2005

Y1 = 4075,45 + (_-512,41). (4) = 2025,81

Tahun 2006

(59)

Dari persamaan di atas juga dapat di cari nilai trend jumlah hutang luar

negeri swasta untuk prediksi 5 tahun yang akan datang berdasarkan jumlah unit tahun yang dihitung dari periode dasar.

Tahun 2007

Y1 = 4075,45+ (-512,41). (6) = 1000,99

Tahun 2008

Y1 = 4075,45+ (-512,41). (7) = 488,58

Tahun 2009

Y1 = 4075,45+ (-512,41). (8) = -23,83

Tahun 2010

Y1 = 4075,45+ (-512,41). (9) = - 536,24

Tahun 2011

(60)

4. Analisis Data Trend Perkembangan Jumlah Pembayaran Bunga dan Cicilan Pokok Hutang Luar Negeri Swasta Tahun Anggaran 1996-2006

Analisis ini digunakan untuk mengetahui berapa besar nilai trend

perkembangan jumlah pembayaran bunga dan cicilan pokok hutang luar negeri swasta tahun 1996-2006. Pencarian nilai trend deret berkala pada

metode kuadrat minimum, observasi- observasi umumnya dilakukan pada waktu yang sama sehingga penentuan nilai-nilai konstanta dalam persamaan linier agar penerapannya lebih mudah. Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan data ganjil sehingga penentuan rata-rata hitung x lebih mudah, yaitu dengan menentukan observasi yang tertengah. Dengan formula: Y1 = a + bx dengan

a =

n Y

b = 2

X XY

Keterangan :

Y = variabel pembayaran bunga dan cicilan pokok hutang luar negeri swasta

a = Besarnya Y saat x = 0

(61)

Tabel IV.4

Trend Perkembangan Jumlah Pembayaran Bunga dan Cicilan Pokok

Hutang Luar Negeri Swasta Tahun Anggaran 1996-2006 (milyaran)

Tahun anggaran

Pembayarn pokok dan bunga pinjaman

swasta (Y)

Tahun

(X) XY X2 Y1

1996 3773 -5 -18865 25 3662,15

1997 3329 -4 -13276 16 3373,1

1998 3424 -3 -10272 9 3084,05

1999 5312 -2 -10624 3 2795

2000 609 -1 -609 1 2505,95

2001 1136 0 0 0 2216,9

2002 1065 1 1065 1 1927,85

2003 1128 2 2256 4 1638,8

2004 1383 3 4149 9 1349,75

2005 1804 4 7216 16 1060,7

2006 1433 5 7165 25 771,65

Total 24386 0 -31795 110

Sumber : Nota Keuangan RI Tahun 1996-2006 & Laporan Tahunan BI 1996-2006

(62)

Grafik IV.4

Trend Perkembangan Jumlah Pembayaran Bunga dan Cicilan Pokok

Hutang Luar Negeri Swasta Tahun Anggaran 1996-2011 (milyaran)

-1000

1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Tahun

swasta periode dasar tahun 2001 adalah 2440 Konstanta a dan b dapat di cari dengan rumus :

a = peroleh persamaan trend linier yang memenuhi persyaratan kuadrat

(63)

Y1 = 2216,9 + (-289,05). X 1996 = 0

unit x =1 tahun

Y = jumlah pembayaran bunga dan cicilan pokok hutang luar negeri swasta dalam milyaran

Keterangan

Y1 = nilai trend yang di taksir

a = 2216,9 = nilai trend periode dasar 1996

b = -289,05 = penurunan pertahun secara linier x = unit tahun yang di hitung dari x = 0

Dengan demikian cara menghitung nilai trend jumlah pinjaman pokok dan

cicilan hutang luar negeri swasta tahun 1996- 2006. Tahun 1996

Y1 = 2216,9 + (-289,05) (-5) = 3662,15

Tahun 1997

Y1 = 2216,9 + (-289,05) (-4) = 3373,1

Tahun 1998

Y1 = 2216,9 + (-289,05) (-3) = 3084,05

Tahun 1999

(64)

Tahun 2000

Y1 = 2216,9 + (-289,05) (-1) = 2505,95

Tahun 2001

Y1 = 2216,9 + (-289,05) (-0) = 2216,9

Tahun 2002

Y1 = 2216,9 + (-289,05) (1) = 1927,85

Tahun 2003

Y1 = 2216,9 + (-289,05) (2) = 1638,8

Tahun 2004

Y1 = 2216,9 + (-289,05) (3) = 1349,75

Tahun 2005

Y1 = 2216,9 + (-289,05) (4) = 1060,7

Tahun 2006

(65)

Dari persamaan di atas juga dapat di cari nilai trend jumlah pembayaram

pokok dan bunga pinjaman hutang luar negeri swasta untuk prediksi 5 tahun yang akan datang berdasarkan jumlah unit tahun yang dihitung dari periode dasar

Tahun 2007

Y1 = 2216,9 + (-289,05) (6) = 482,6

Tahun 2008

Y1 = 2216,9 + (-289,05) (7) = 193,55

Tahun 2009

Y1 = 2216,9 + (-289,05) (8) = -95,5

Tahun 2010

Y1 = 2216,9 + (-289,05) (9) = -384,55

Tahun 2011

(66)

5. Analisis Data Trend Perkembangan Jumlah Posisi Netto Hutang Luar Negeri Tahun Anggaran 1996-2006

Analisis ini digunakan untuk mengetahui berapa besar nilai trend

perkembangan jumlah posisi netto hutang luar negeri 1996-2006. Pencarian nilai trend deret berkala pada metode kuadrat minimum,

observasi- observasi umumnya dilakukan pada waktu yang sama sehingga penentuan nilai- nilai konstanta dalam persamaan linier agar penerapannya lebih mudah. Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan data ganjil sehingga penentuan rata- rata hitung x lebih mudah, yaitu dengan menentukan observasi yang tertengah.

Dengan formula: Y1 = a + bx dengan

a =

n Y

b = 2

X XY

Keterangan :

Y = variabel perkembangan posisi netto hutang luar negeri a = Besarnya Y saat x = 0

(67)

Tabel IV. 5

Trend Perkembangan Jumlah Posisi Netto Hutang Luar negeri

Tahun Anggaran 1996-2006 (milyaran) Tahun

anggaran

Penerimaan netto (Y)

Tahun

(Y) XY X2 Y1

1996 97041 -5 -487005 -25 140481,4

1997 124495 -4 -497980 -16 135826,9

1998 141557 -3 -424671 -9 131172,4

1999 136986 -2 -273912 -4 126517,9

2000 139798 -1 -139898 -1 121863,41

2001 129738 0 0 0 117208,9

2002 128331 1 128331 1 112554,4

2003 132754,51 2 265509,02 4 107900,9

2004 122882,5 3 368647,5 9 103245,4

2005 127230,1 4 508920,4 16 98590,9

2006 8024,78 5 40123,9 25 93936,4

Total 1289297,89 0 -511994,18 110

(68)

Grafik IV.5

Trend Perkembangan Posisi Netto Hutang Luar Negeri

Tahun Anggaran 1996-2011 (milyaran)

0

1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Tahun

Konstanta a dan b dapat di cari dengan rumus :

a = peroleh persamaan trend linier yang memenuhi persyaratan kuadrat

terkecil sebagai berikut

(69)

unit x =1 tahun

Y = jumlah perkembangan posisi netto hutang luar negeri dalam milyaran

Keterangan :

Y1 = nilai trend yang di taksir

a = 117208,90 = nilai trend periode dasar 1996

b = - 4654,50 = penurunan pertahun secara linier x = unit tahun yang di hitung dari x = 0

Dengan demikian cara menghitung nilai trend jumlah posisi netto hutang

luar negeri tahun 1996- 2006. Tahun 1996

Y1 = 117208,90 + (-4654,50) (-5) =140481,4

Tahun 1997

Y1 = 117208,90 + (-4654,50) (-4) = 135826.9

Tahun 1998

Y1 = 117208,90 + (-4654,50) (-3) = 131172,4

Tahun 1999

(70)

Tahun 2000

Y1 = 117208,90 + (-4654,50) (-1) = 121863,41

Tahun 2001

Y1 = 117208,90 + (-4654,50) (0) = 117208,9

Tahun 2002

Y1 = 117208,90 + (-4654,50) (1) = 112554,4

Tahun 2003

Y1 = 117208,90 + (-4654,50) (2) = 107900,9

Tahun 2004

Y1 = 117208,90 + (-4654,50) (3) = 103245,4

Tahun 2005

Y1 = 117208,90 + (-4654,50) (4) = 98590,9

Tahun 2006

(71)

Dari persamaan di atas juga dapat di cari nilai trend jumlah posisi netto

hutang luar negeri untuk prediksi 5 tahun yang akan datang berdasarkan jumlah unit tahun yang dihitung dari periode dasar

Tahun 2007

Y1 = 117208,90 + (-4654,50) (6) = 89281,9

Tahun 2008

Y1 = 117208,90 + (-4654,50) (7) = 84627,4

Tahun 2009

Y1 = 117208,90 + (-4654,50) (8) = 79972,9

Tahun 2010

Y1 = 117208,90 + (-4654,50) (9) = 75318,4

Tahun 2011

(72)

B. Pembahasan

1. Pembahasan Trend Perkembangan Jumlah Hutang Luar Negeri Pemerintah Tahun Anggaran 1996-2006

Tabel IV. 6

Trend Perkembangan Jumlah Hutang Luar Negeri Pemerintah

Tahun Anggaran 1996- 2006 (milyaran) Tahun

Anggaran pemerintah (Y) Jumlah Hutang tahun (X) XY X Y1

1996 55303 -5 -276515 25 60332,53

1997 53864 -4 -215456 16 62664,21

1998 67329 -3 -205456 9 64995,95

1999 75862 -2 -151724 4 67327,66

2000 74916 -1 -74916 1 69659,37

2001 71378 0 0 0 71991,08

2002 74661 1 74661 1 74322,79

2003 81665,62 2 163331,24 4 76654,5

2004 82725,12 3 248175,36 9 78986,21

2005 80071.97 4 320287,88 16 81317,92

2006 74126,16 5 370630,8 25 83649,63

Total 791901,87 0 256488,28 110

(73)

Grafik IV.6

Prediksi Trend Perkembangan Jumlah Hutang Luar Negeri Pemerintah Tahun Anggaran 2007-2011 (milyaran)

81000

2007 2008 2009 2010 2011 Tahun

Trend kenaikkan jumlah hutang pemerintah yang terus meningkat

(74)

yang dilakukan negara negara di Asia selatan serta besarnya arus kredit jaminan ekspor ditambah pula dengan adannya penundaan pembayaran utang pokok negara- negara tersebut dan depresi As dollar. Pemerintah dihadapkan pada segudang permasalahan politik dan ekonomi. Berbagai persoalan ekonomi menghadang, seperti inflasi yang sangat tinggi, infrastruktur yang rusak parah, cadangan devisa yang sangat tipis, birokrasi pemerintah yang tidak tertip (berita tahun 2000). Kondisi tersebut mendorong pemerintah untuk memulai dengan pembangunan nasional dengan memprioritaskan pada pembangunan bidang ekonomi, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ada empat dasar bagi kebijakan penggunaan dana pinjaman luar negeri di Indonesia yang harus menjadi perhatian serius sehubungan dengan kecenderungan meningkatnya jumlah hutang luar negeri Indonesia adalah

1. Hutang luar negeri hanya akan digunakan semata mata sebagai pelengkap bagi dana pembangunan.

2. Dalam persetujuan utang luar negeri tidak ada kaitan yang bersifat politik yang dinilai akan mengganggu kesinambungan pembangunan ekonomi dalam negeri

3. Diutamakan pinjaman yang bersifat ringan dengan periode pengembalian yang lebih longgar

(75)

2. Pembahasan Trend Perkembangan Jumlah Hutang Luar Negeri Swasta Tahun Anggaran 1996-2006

Tabel IV.7

Trend Perkembangan Jumlah Hutang Luar Negeri Swasta

(76)

Grafik IV.7

Prediksi Trend Jumlah Hutang Luar Negeri Swasta Tahun Anggaran 2007-2011 (milyaran)

0

2007 2008 2009 2010 2011

Tahun

(77)
(78)

3. Pembahasan Trend Perkembangan Jumlah Pembayaran Bunga dan Cicilan Pokok Hutang Luar Negeri Pemerintah Tahun 1996- 2006

Tabel IV.7

Perkembangan Jumlah Pembayaran Bunga dan Cicilan Pokok Hutang Luar Negeri Pemerintah Tahun Anggaran 1996-2011

(79)

Grafik IV.8

Prediksi Perkembangan Pembayaran Bunga dan Cicilan Pokok Hutang Luar Negeri Pemerintah Tahun 2007-2011 (milyaran)

-1500

2007 2008 2009 2010 2011

(80)

4. Pembahasan Trend Perkembangan Jumlah Pembayaran Bunga dan Cicilan Pokok Hutang Luar Negeri Swasta Tahun Anggaran 1996-2006

Tabel IV.9

Trend Perkembangan Jumlah Pembayaran Bunga dan Cicilan Pokok

Hutang Luar Negeri Swasta Tahun Anggaran 1996-2011 (milyaran)

(81)

Grafik IV.9

Prediksi Perkembangan Pembayaran Pokok dan Cicilan Hutang Luar Negeri Swasta Tahun 2007-2011 (milyaran)

-800

2007 2008 2009 2010 2011 Tahun

(82)

5. Pembahasan Trend Perkembangan Jumlah Posisi Netto Tahun Anggaran 1996-2006

Tabel IV.10

Trend Perkembangan Jumlah Posisi NettoTahun Anggaran

1996-2011 (milyaran) Tahun

anggaran

Penerimaan netto (Y)

Tahun

(Y) XY X2 Y1

1996 97041 -5 -487005 -25 140481,4

1997 124495 -4 -497980 -16 135826,9

1998 141557 -3 -424671 -9 131172,4

1999 136986 -2 -273912 -4 126517,9

2000 139798 -1 -139898 -1 121863,41

2001 129738 0 0 0 117208,9

2002 128331 1 128331 1 112554,4

2003 132754,51 2 265509,02 4 107900,9

2004 122882,5 3 368647,5 9 103245,4

2005 127230,1 4 508920,4 16 98590,9

2006 8024,78 5 40123,9 25 93936,4

Total 1289297,89 0 -511994,18 110

(83)

Grafik IV.10

Prediksi Trend Perkembangan Posisi Netto Hutang Luar Negeri Tahun Anggaran 2007-2011 (milyaran)

0 20000 40000 60000 80000 100000

2007 2008 2009 2010 2011 Tahun

J

u

m

la

h

(84)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut

1. Trend perkembangan jumlah hutang luar negeri pemerintah mengalami

peningkatan sebesar 3,21%.

2. Trend perkembangan jumlah hutang luar negeri swasta mengalami

penurunan sebesar 3,75%.

3. Trend Perkembangan Pembayaran bunga dan cicilan pokok hutang luar

negeri pemerintah mengalami penurunan sebesar 13,57%.

4. Trend perkembangan pembayaran bunga dan cicilan pokok swasta

mengalami penurunan sebesar 14,20%.

5. Trend perkembangan jumlah posisis netto mengalami penurunan rata- rata

sebesar 3,94%.

B. Saran

Dengan melihat hasil dan kesimpulan tersebut di atas, penulis dapat memberikan saran yang mungkin dapat digunakan sebagai pertimbangan: 1. Pemerintah perlu membuat perencanaan dan penyusunan skedul jangka

(85)
(86)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Moh Rasad.1996. Prospek Ekonomi Indonesia 1996- 1997. Universitas

Indonesia

Basri, Faisal. 2002. Perekonomian Indonesia, Jakarta: Erlangga

Daidumi, Darmawan dkk. 1984. Kamus Istilah Ekonomi, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa

Dajan, Anton. 1986. pengantar metode statistik, Jakarta: LP3S

Djojohadikusumo, Sumitro. 1994. Perkembangan Pemikiran Ekonomi: Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan, Jakarta: LP3ES

Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia, Yogyakarta: Erlangga.

Gilarso, T. 1992. Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Makro, Yogyakarta: Kanisius

http//www.bi.go.id/biweb/Templates/Dynamic/DataStatCat.

Kompas, Senin, 11januari 2006. Utang Luar Negeri Tim Monitoring Targetkan Rasio 30 persen Dari PDB.

Laporan Tahunan BI 1996- 2006

Kamaludin, Rustam, 1989. Beberapa aspek perkembangan ekonomi nasional,

Universitas Indonesia

Rusli, Ramli dkk. 1985. Kamus Istilah Niaga, PPPB

Michael P. Todaro. 1998. Pembangunan Ekonomi Dunia Ketiga, Jakarta:

Erlangga.

Nota Keuangan RI Tahun 1996- 2006

Sri lestari. 1995. Analisis APBN mengenai hutang luar negeri tahun anggaran 1969/1970- 1993/1994.

Suharsimi, Arikunto. 1981. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.

Redika Cipta.

(87)

Suparmoko, M. 2000. Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta:

BPFE

Sutrisno, Hadi. 1992. Analisis Regresi, Yogyakarta: Andi Offset

(88)

Home

Tentang Portal BI Syarat-syarat

(Juta USD/Millions of USD)

(89)

-Dec. 71378

Jl. MH. Thamrin 2 Jakarta 10350 Indonesia Telp : (62-21) 381-7317 Fax : (62-21) 350-1867 © 2004 Hak Cipta Bank Indonesia

(90)

Home

Tentang Portal BI Syarat-syarat

(Juta USD/Millions of USD)

(91)

Jun. 66352

Jl. MH. Thamrin 2 Jakarta 10350 Indonesia Telp : (62-21) 381-7317 Fax : (62-21) 350-1867 © 2004 Hak Cipta Bank Indonesia

(92)

Home

Tentang Portal BI Syarat-syarat

(Juta USD/Millions of USD)

(93)

-2002

Jl. MH. Thamrin 2 Jakarta 10350 Indonesia Telp : (62-21) 381-7317 Fax : (62-21) 350-1867 © 2004 Hak Cipta Bank Indonesia

(94)

Home

Tentang Portal BI Syarat-syarat

(Juta USD/Millions of USD)

(95)

-Jun. 654

Jl. MH. Thamrin 2 Jakarta 10350 Indonesia Telp : (62-21) 381-7317 Fax : (62-21) 350-1867 © 2004 Hak Cipta Bank Indonesia

(96)

Home

Tentang Portal BI Syarat-syarat

(Juta USD/Millions of USD)

(97)

Sep. 0

Jl. MH. Thamrin 2 Jakarta 10350 Indonesia Telp : (62-21) 381-7317 Fax : (62-21) 350-1867 © 2004 Hak Cipta Bank Indonesia

Gambar

Tabel II.1 Utang/ GDP tahun 1994/ 1995-2000
Tabel II.2. Utang Pemerintah Menurut Sumber Domestik dan Broto
Tabel II.2
Tabel IV.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

b Kekurangan debit pompa produksi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih wilayah pelayanan unit Kedawung pada tahun 2020. adalah sebesar

Penelitian ini didasarkan pada empat permasalahan, yaitu : (1) Bagaimana persepsi siswa mengenai nasionalisme dalam pembelajaran PKn, (2) Bagaimana tanggapan siswa mengenai

[r]

Kita mungkin mempertanyakan apakah mungkin bahwa semua pernyataan matematika, bahkan kontradiksi, dapat diturunkan dari aksioma-aksioma teori mengatur, apalagi,

[r]

Sistem terkomputerisasi yang dimaksud adalah, Ujian Saringan Masuk yang bersifat online dengan menggunakan media komputer, dengan demikian waktu ujian dapat menjadi

Penerapan sebuah sistem informasi kesiswaan berbasis Android bertujuan untuk membantu siswa dalam mengakses informasi- informasi meliputi nilai, kredit poin, dan

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka kerangka dasar ajaran Islam meliputi tiga konsep kajian pokok, yaitu aqidah, syariah, dan akhlak.. Tiga kerangka dasar ajaran Islam