PENGGUNAAN POMPA SENTRIFUGAL IMPELER
SEMI TERBUKA SEBAGAI TURBIN AIR DENGAN
VARIASI DEBIT
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Jurusan Teknik Mesin
Disusun oleh :
Nama : Purnomo NIM : 035214004
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
USAGE OF SEMI OPEN IMPELLER CENTRIFUGAL
PUMPS AS WATER TURBINE WITH
DEBIT VARIATION
FINAL PROJECT
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements to Obtain the Sarjana Teknik Degree
in Mechanical Engineering
By
Purnomo
Student Number: 035214004
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT
ENGINEERING FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2007
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, Februari 2007
Penulis
Purnomo
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan bimbingan-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan Tugas Akhir
dengan judul “Penggunaan Pompa Sentrifugal Impeler Semi Terbuka sebagai
Turbin Air dengan Variasi Debir“. Adapun Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai derajat Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik
Mesin Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa dalam proses belajar di Program Studi Teknik
Mesin, sejak awal studi sampai berakhirnya studi melibatkan banyak hal. Atas
segala saran, bimbingan, dukungan dan bantuan, pada kesempatan ini dengan
penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Romo Ir. Gregorius Heliarko, S.J., S.S., B.S.T., M.A., Msc., selaku Dekan
Fakultas Teknik Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan dan Ketua
Progran Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sanata Dharma
sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
3. Bapak Ir. YB. Lukiyanto, M.T. dan Ir. Rines, M.T. selaku dosen penguji atas
segala masukan berupa kritik dan saran demi kesempurnaan Tugas akhir ini.
4. Bapak D. Doddy Purwadianto, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing
akademik.
5. Segenap Dosen di Jurusan Teknik Mesin, yang telah membimbing selama
penulis kuliah di Universitas Sanata Dharma.
6. Para karyawan dan laboran Laboratorium Proses Produksi dan Laboratorium
Prestasi Mesin (Mas intan, Mas Rony) yang telah banyak membantu selama
penelitian ini.
7. Kedua orang tua dan keluarga penulis atas segala dukungan dan doanya.
8. Jeanne Esvandiary yang selalu memberi semangat, dukungan, kasih sayang
dan doa yang tulus kepada penulis. Thank’s for all.
9. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberi bantuan dalam penyelesaian
Tugas Akhir ini : Galih Permadi Siwi, Bernardo Dwi Windrato, Yosafat
Trihardi, Fo sin, Antonius Aan Arianto, Antonius Dwi Putranto.
10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dan memberi masukan selama penyelesaian Tugas Akhir ini.
Semoga Tuhan melimpahkan berkat dan rahmatNya atas segala kebaikan
dan ketulusan yang telah diberikan.
Penulis menyadari masih banyak kekuranagan dalam penulisan Tugas
Akhir. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi
penyempurnaan Tugas akhir ini. Akhirnya besar harapan penulis semoga Tugas
Akhir ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan bermanfaat
bagi orang banyak.
Yogyakarta, Januari 2007
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... iii
LEMBAR PENGESAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR LAMPIRAN... xiii
INTISARI ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Tujuan Penelitian ... 2
BAB II DASAR TEORI ... 3
2.1 Tinjauan Pustaka ... 3
2.2 Landasan Teori... 3
2.2.1 Aliran Zat Cair dan Bentuk Energinya... 4
2.2.2 Persamaan Bernoulli... 4
2.2.3 Pompa Sentrifugal ... 5
2.2.4 Pengertian Impeler ... 7
2.2.4.1 Jenis Impeler ... 8
2.2.5 Pompa sebagai Turbin ...11
2.2.5.1 Keuntungan Pompa sebagai Turbin ...11
2.2.5.2 Kerugian Pompa sebagai Turbin...12
2.2.6 Daya yang dihasilkan Turbin...13
2.2.7 Rem Blok Tunggal ...13
BAB III METODE PENELITIAN...15
3.1 Sarana Penelitian...15
3.1.1 Peralatan Penelitian...16
3.2 Jalannya Penelitian...18
3.2.1 Persiapan ...18
3.2.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian...20
3.3 Persamaan yang Digunakan ...21
BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN ...24
4.1 Data Penelitian ...24
4.1.1 Data pada Sarana Penelitian...24
4.1.2 Data Hasil Penelitian...25
4.2 Pengolahan dan Perhitungan Data ...26
4.2.1 Perhitungan untuk Variasi Debit Pertama...26
4.2.2 Perhitungan untuk Variasi Debit Kedua ...29
4.2.3 Perhitungan untuk Variasi Debit Ketiga ...32
4.2.4 Perhitungan Efisiensi Turbin ...36
4.3 Pembahasan...36
BAB V PENUTUP...38
5.1 Kesimpulan...38
5.2 Saran ...38
DAFTAR PUSTAKA ...40
LAMPIRAN ...41
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pompa Sentrifugal ...5
Gambar 2.2 Bagan Aliran Fluida di dalam Pompa Sentrifugal ...6
Gambar 2.3 Impeler Tertutup...8
Gambar 2.4 Impeler Semi Terbuka...9
Gambar 2.5 Impeler Terbuka ...10
Gambar 2.6 Rem Blok Tunggal ...14
Gambar 3.1 Rumah pompa dan impeler yang digunakan dalam penelitian ( dalam satuan mm )...15
Gambar 3.2 Skema Peralatan Penelitian ...16
Gambar 4.1 Grafik Daya Keluaran versus Putaran pada Debit Pertama ...28
Gambar 4.2 Grafik Daya Keluaran versus Putaran pada Debit Kedua ...31
Gambar 4.3 Grafik Daya Keluaran versus Putaran pada Debit Ketiga...34
Gambar 4.4 Grafik Hubungan Pout dengan Putaran untuk tiap variasi Debit...35
Gambar 4.5 Grafik Hubungan Pout dengan Debit...35
Gambar 4.6 Grafik Hasil Perhitungan Efisiensi Turbin...36
Gambar L.1 Contoh-contoh Impeler ...41
Gambar L.2 Dimensi Mekanisme Pengereman ...43
Gambar L.3 Foto Pompa yang digunakan sebagai Turbin...44
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Variasi Debit ...24
Tabel 4.2 Data Variasi Debit Pertama...25
Tabel 4.3 Data Variasi Debit Kedua ...25
Tabel 4.4 Data Variasi Debit Ketiga ...26
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Daya Poros Keluaran Debit Pertama...28
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Daya Poros Keluaran Debit Kedua ...31
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Daya Poros Keluaran Debit Ketiga ...34
Tabel 4.8 Perhitungan Efisiensi Turbin ...36
Tabel L.1 Koefisien Gesek ...42
DAFTAR LAMPIRAN
1. Gambar L1 Contoh-contoh Impeler.
2. Tabel L1 Koefisien gesek.
3. Gambar L2 Dimensi Mekanisme Pengereman.
4. Gambar L3 Foto Pompa yang digunakan sebagai Turbin.
5. Gambar Pompa Sentrifugal dengan Impeler Semi Terbuka yang digunakan
sebagai Turbin.
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menyelidiki pengaruh
variasi debit terhadap prestasi pompa sentrifugal impeler semi terbuka sebagai
turbin air.
Dalam penelitian ini, pompa yang digunakan sebagai turbin adalah
pompa sentrifugal dengan impeler semi terbuka, dimana pompa ini merupakan
pompa sirkulasi yang biasa digunakan pada kendaraan truk. Rumah pompa dan
impeler yang digunakan dalam penelitian ini terbuat dari bahan besi cor. Impeler
yang digunakan berdiameter 84 mm dengan tebal 19 mm dan memiliki jumlah
sudu sebanyak 6 sudu. Penelitian dilakukan dengan cara menggerakkan impeler
dengan daya masukan air dan dihitung daya keluaran serta efisiensinya.
Dari penelitian pompa sentrifugal dengan impeler semi terbuka yang
difungsikan sebagai turbin ini diperoleh efisiensi tertinggi sebesar ηT =0,02053
%, dicapai pada debit air masuk = 0,00146 m •
V 3/detik dan pada head H =45,5 m.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Energi merupakan salah satu kebutuhan primer manusia untuk melakukan
berbagai aktivitas dan memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dalam
kehidupan manusia. Sejak terjadinya krisis energi yang melanda dunia, termasuk
yang melanda negara berkembang seperti Indonesia, banyak orang mulai
memusatkan perhatiannya untuk mendapatkan cara mengubah suatu bentuk energi
ke bentuk energi lain yang dapat digunakan untuk kepentingan manusia. Dengan
demikian manusia tak perlu hanya bergantung pada energi fosil yang berbentuk
gas bumi, minyak bumi, dan batu bara yang saat ini merupakan energi yang paling
banyak digunakan dalam kehidupan.
Untuk mengatasi krisis energi yang terjadi adalah dengan mencari sumber
energi alternatif. Salah satu energi alternatif yang saat ini mulai dikembangkan
adalah memanfaatkan tenaga air untuk menghasilkan energi listrik. Tenaga air
merupakan sumber energi yang tersedia secara terus menerus, dan juga
merupakan energi yang sangat bersih. Selain itu penggunaan tenaga air dapat
memberikan kontribusi yang berarti dalam penghematan sumber energi. Di negara
berkembang seperti Indonesia, air memegang peranan yang sangat penting
terutama pada daerah pedesaaan. Tetapi dalam prakteknya, potensi tenaga air
yang ada di daerah pedesaan belum dimanfaatkan secara optimal.
2
Salah satu faktor yang membatasi perkembangan pemanfaatan tenaga air ini,
adalah besarnya biaya investasi awal yang diperlukan. Penggunaan pompa sebagai
turbin dapat menjadi suatu alternatif untuk mengatasi besarnya biaya tersebut,
karena pompa telah diproduksi secara massal dan banyak tersedia di pasaran,
selain itu pompa yang digunakan sebagai turbin dapat berasal dari rongsokan
pompa (dengan sedikit dilakukan rekondisi). Cara kerja dari pompa sebagai turbin
ini sama dengan turbin yang ada pada umumnya, perbedaaannya adalah teknologi
pompa sebagai turbin ini tidak bisa memanfaatkan air yang tersedia secara efisien,
tetapi teknologi ini memiliki keuntungan salah satunya yaitu mudah diaplikasikan
oleh masyarakat luas.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengamati pengaruh variasi debit
dalam prestasi kerja pompa sentrifugal sebagai turbin dan mencari efisiensi
terbaik dari variasi debit tersebut.
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi dalam
memperluas pengetahuan tenaga air atau hydropower, terutama dalam teknologi
BAB II DASAR TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Untuk kasus pada penelitian ini, penulis belum menemukannya dalam
artikel, jurnal, maupun pada buku-buku yang lengkap dan terperinci mengenai
penggunaan pompa sebagai turbin. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam
melakukan perbandingan terhadap hasil penelitian.
Jurnal yang dapat dijadikan pembanding, walaupun kurang teperinci adalah
tentang penggunaan pompa sebagai turbin adalah Project report – Huai Kra Thing
Micro-hydro project oleh Chris Greacen dan artikel pompa sentrifugal sebagai
turbin dengan performansi hasil pengujian laboratorium untuk pembangkit mikro
hidro. Dalam project report ditulis tentang laporan penggunaan pompa sebagai
turbin untuk membangkitkan listrik Dilaporkan bahwa listrik yang dibangkitkan
dapat mencapai 1,6 kW, dengan masukan head 20 m dan debit 10 liter/detik, yang
jika dikalkulasi maka efisiensi yang terjadi sebesar 81 %. Sedangkan pada artikel
pompa sentrifugal sebagai turbin dengan performansi hasil pengujian
laboratorium untuk pembangkit mikro hidro dituliskan bahwa daya terbesar pada
putaran 1000 rpm adalah 25 kW dengan efisiensi 75%.
2.2 Landasan Teori
Air yang mengalir mempunyai energi yang dapat digunakan untuk memutar
roda turbin, karena itu pusat-pusat tenaga air dibangun di sungai-sungai dan di
4
pegunungan-pegunungan. Pusat tenaga air tersebut dapat dibedakan dalam 2
golongan, yaitu pusat tenaga air tekanan tinggi dan pusat tenaga air tekanan
rendah.
2.2.1 Aliran Zat Cair dan Bentuk Energinya
Kaidah energi menyatakan bahwa suatu bentuk energi akan dapat diubah
menjadi bentuk energi yang lain. Air yang mengalir mengandung energi dan
energi tersebut tersebut dapat diubah bentuknya, misalnya perubahan dari energi
potensial (tekanan) ke dalam energi kinetis (kecepatan), atau sebaliknya.
Arti selanjutnya dari dari kaidah kekekalan energi adalah apabila arus air
dalam alirannya dilewatkan melalui turbin air, maka energi yang ada dalam air
akan diubah menjadi bentuk energi yang lain. Aliran air pada suatu standar
ketinggian tertentu mempunyai bentuk-bentuk energi sebagai berikut:
Energi tempat m⋅g⋅z dalam kg⋅ m2 ⋅m=Nm
2.2.2 Persamaan Bernoulli
Pada suatu aliran air di dalam pipa, diambil suatu selisih ketinggian z
antara tinggi air atas dan tinggi air bawah, maka menurut Bernoulli, besar energi
aliran tersebut adalah:
Persamaan energi
5
Bila pada aliran tersebut diatas diambil suatu jumlah air tiap 1 kg untuk
diperhitungkan, hal ini dinamakan “spesifik energi” satuannya dalam Nm/kg.
Karena dibagi m akan didapat:
Persamaan spesifik energi tan
2
Kemudian dibagi lagi dengan percepatan gravitasi g, akan didapat salah
satu ruas dari persamaan Bernoulli, yang mempunyai arti ketinggian:
Persamaan ketinggian tan
2
Dengan: z adalah ketinggian statis,
g p
⋅
ρ dinamakan tinggi tekanan dan g c
2
2
dinamakan tinggi kecepatan.
2.2.3 Pompa Sentrifugal
Dalam bentuk yang paling sederhana, pompa sentrifugal terdiri dari
sebuah kipas (impeler) yang dapat berputar dalam sebuah rumah pompa.
Gambar 2.1 Pompa Sentrifugal
6
Prinsip pompa sentrifugal :
Pompa sentrifugal, seperti diperlihatkan dalam Gambar 2.2, mempunyai
sebuah impeler (baling-baling) untuk mengangkat zat cair dari tempat yang lebih
rendah ke tempat yang lebih tinggi.
Gambar 2.2 Bagan aliran fluida di dalam pompa sentrifugal ( Sumber : Sularso, Pompa dan Kompresor, hal 4 )
Daya dari luar diberikan kepada poros pompa untuk memutarkan impeler
di dalam zat cair. Maka zat cair yang ada di dalam impeler, oleh dorongan
sudu-sudu ikut berputar. Karena timbul gaya sentrifugal maka zat cair mengalir dari
tengah impeler keluar melalui saluran di antara sudu-sudu. Di sini head tekanan
zat cair menjadi lebih tinggi. Demikian pula head kecepatannya bertambah besar
karena zat cair mengalami percepatan. Zat cair yang keluar dari impeler
ditampung oleh saluran berbentuk volut (spiral) di sekeliling impeler dan
disalurkan ke luar pompa melalui nosel. Di dalam nosel ini sebagian head
kecepatan aliran diubah menjadi head tekanan.
Jadi impeler pompa berfungsi memberikan kerja kepada zat cair sehingga
7
berat atau head total zat cair antara flens isap dan flens keluar pompa disebut head
total pompa.
Dari uraian di atas jelas bahwa pompa sentrifugal dapat mengubah energi
mekanik dalam bentuk kerja poros menjadi energi fluida. Energi inilah yang
mengakibatkan pertambahan head tekanan, head kecepatan, dan head potensial
pada zat cair yang mengalir secara kontinyu.
2.2.4 Pengertian Impeler
Impeler adalah salah satu elemen terpenting dari pompa sentrifugal yang
berfungsi memberikan kerja kepada zat cair sehingga energi yang dikandungnya
menjadi bertambah besar. Jika impeler berputar, maka zat cair yang ada dalam
impeler didorong oleh sudu-sudu (blade) dan akhirnya fluida ikut berputar.
Karena timbul gaya sentrifugal dari sudu-sudu impeler maka zat cair mengalir dari
tengah impeler keluar melalui saluran diantara sudu-sudu. Dan tekanan zat cair
menjadi lebih tinggi, demikian pula head kecepatannya bertambah besar karena
zat cair mengalami percepatan.
Impeler biasanya dicor dalam satu kesatuan dan terbuat dari besi cor atau
brons. Untuk cairan-cairan khusus, impeler dapat dibuat dari bahan tahan karat,
timah hitam, kaca, atau bahan-bahan yang sesuai dengan kebutuhan.
Impeler biasanya dipasang pada poros dengan suaian (fit) tekan ringan,
dipasak, dan dikunci dengan baik pada tempatnya. Sesudah merakit bagian-bagian
8
Untuk mendapakan efisiensi yang tinggi, permukaan impeler haruslah dibuat
sehalus mungkin, baik di dalam laluan sudu maupun pada bagian luar impeler
tersebut. Tebal dinding dan sudu haruslah dibuat setipis mungkin sepanjang
praktek pengecoran tidak terganggu.
2.2.4.1 Jenis Impeler 1. Impeler tertutup
Pada jenis ini, sudu-sudu terkurung antara dua buah dinding dan merupakan
satu kesatuan dengan kedua dinding. Jenis ini di gunakan untuk zat cair bersih.
Gambar 2.3 Impeler Tertutup
9
2. Impeler semi terbuka
Impeler ini terbuka di sebelah sisi masuk. Impeler berputar sepanjang dinding
rumah pompa dengan ruang main yang sempit (0 sampai 0,2 mm). Efisiensi
lebih rendah dibanding impeler terutup. Digunakan untuk zat cair yang
mengandung sedikit kotoran seperti pasir, atau untuk zat cair yang bersifat
mengauskan dan slurry (bubur).
Gambar 2.4 Impeler Semi Terbuka
10
3. Impeler terbuka
Jenis impeler ini, bagian dinding masuk dan belakang ditiadakan. Bagian
dinding hanya disisakan untuk penguat sudu. Efisiensi lebih rendah dari
impeler semi terbuka. Digunakan untuk zat cair yang banyak mengandung
kotoran.
Gambar 2.5 Impeler terbuka
11
2.2.5 Pompa sebagai Turbin
Pompa dengan sepenuhnya dapat dibalik sistem kerjanya dan dapat
dijalankan secara efektif sebagai turbin. Pompa standar tidak dengan sengaja
dirancang untuk beroperasi seperti turbin. Meskipun performa dari pompa
sebagai turbin dan turbin konvensional tidak sama, tetapi penggunaan pompa
sebagai turbin untuk pembangkit listrik tenaga kecil sudah banyak digunakan,
karena memiliki keuntungan tersendiri. Perbedaan performa pompa sebagai turbin
dan turbin konvensional antara lain jumlah aliran maksimal dan besarnya head
lebih baik pada turbin konvensional daripada yang ada pada pompa sebagai
turbin. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya rugi-rugi yang ada pompa
tersebut. Aplikasi pompa sebagai turbin ini dapat dipakai langsung untuk
menggerakan mesin-mesin pada bidang pertanian seperti pabrik tepung terigu dan
pengilingan beras atau dapat menjadi penggerak generator listrik. Pada umumnya
tidak ada perubahan design atau modifikasi yang perlu dibuat untuk menjalankan
pompa sebagai turbin. Yang perlu dilakukan adalah pemilihan pompa yang akan
dijadikan turbin, dasar pemilihannya adalah pemakaian head tertinggi dan daya
keluaran dari pompa yang akan dipakai sebagai turbin. Kecepatan putar turbin
(pompa sebagai turbin) haruslah dibawah dari kecepatan maksimum pompa.
2.2.5.1 Keuntungan Pompa sebagai Turbin
Keuntungan penggunaan pompa sebagai turbin yang mendasar adalah
biaya yang dikeluarkan lebih rendah dibanding biaya pembuatan turbin
konvensional, karena pompa telah diproduksi secara massal dan banyak tersedia
12
rongsokan pompa (dengan sedikit dilakukan rekondisi). Keuntungan lainnya
antara lain :
Secara konstruksi
Tidak adanya suatu alat tambahan untuk mengendalikan aliran dirasakan sebagai
suatu kelemahan, tetapi memberikan keuntungan yaitu bangunan konstruksinya
menjadi lebih kokoh dan lebih sederhana.
Spare parts
Spare parts siap tersedia karena pabrikan pompa banyak menawarkan jasa setelah
penjualan atau ( after-sales services) hampir diseluruh dunia.
Perawatan
Tidak diperlukan keterampilan atau peralatan khusus dalam perawatan pompa
sebagai turbin.
2.2.5.2 Kerugian Pompa sebagai Turbin
Tidak adanya alat kendali aliran merupakan kerugian tersediri dari
penggunaan pompa sebagai turbin. Kerugian lainnya adalah efisiensi yang
dihasilkan pompa sebagai turbin lebih rendah dari efisiensi yang dihasilkan oleh
turbin konvensional dan juga pompa sebagai turbin tidak cocok digunakan pada
13
2.2.6 Daya yang dihasilkan Turbin
Dari kapasitas air dan tinggi air jatuh •
V Hdapat diperoleh daya yang
dihasilkan turbin:
T
g percepatan gravitasi (m/detik2)
=
Rem blok yang paling sederhana terdiri dari satu blok rem yang ditekan
terhadap drum rem, seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 2.6. Biasanya pada
blok rem tersebut pada permukaan geseknya dipasang lapisan rem atau bahan
gesek yang dapat diganti bila telah aus. Dalam Gambar 2.6, jika gaya tekan blok
terhadap drum adalah Q (kg), koefisien gesek adalah μ dan gaya gesek yang
ditimbulkan pada rem adalah f (kg), maka
Q f =μ⋅
Momen T yang diserap oleh drum rem adalah
(
D 2f
14
Gambar 2.6 Rem blok tunggal
( Sumber : Sularso, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, hal 78 )
Jika panjang tuas rem adalah , jarak engsel tuas sampai garis kerja Q
adalah dan gaya yang diberikan pada tuas adalah dan jika engsel menjauhi
gaya kerja dengan jarak c dalam arah sumbu poros, maka untuk arah putaran
berlawanan dengan jarum jam.
1 l
2
l F
f
1 2
l c l f F
μ μ
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Sarana Penelitian
Sarana atau materi penelitian adalah pompa sirkulasi dengan jenis impeler
semi terbuka. Pompa model ini biasa digunakan sebagai pompa sirkulasi pada
jenis kendaraan truk.
Gambar 3.1 Rumah pompa dan impeler yang digunakan dalam penelitian
(dalam satuan mm)
16
3.1.1 Peralatan penelitian
Skema dari peralatan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Neraca pegas
Turbin
Pressure gauge
Alat pengereman
Selang air
Pengukur debit Landasan
Kran air
Gambar 3.2 Skema peralatan penelitian
Peralatan penelitian ini dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Piranti pengereman
Alat pengereman digunakan untuk membebani putaran poros, sehingga
dapat diukur torsinya. Alat pengereman yang digunakan berupa rem blok
tunggal dengan bahan rem kayu dan drum rem yang merupakan poros
keluaran turbin.
b. Neraca pegas
Neraca pegas digunakan untuk mengukur gaya pengereman pada poros
17
dapat dibaca sebesar 0,01 kg. Neraca pegas dipasang pada tuas rem bagian
atas.
c. Tachometer
Tachometer digunakan untuk mengukur putaran poros keluaran turbin.
Tachometer yang digunakan merupakan tachometer berjenis digital light
tachometer, yang prinsip kerjanya dengan memancarkan sinar untuk
membaca sensor yang berupa pemantul cahaya (alumunium foil) yang
dipasang pada poros.
d. Pressure gauge
Pressure gauge merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tekanan
yang terjadi di pipa air keluaran. Pressure gauge yang digunakan adalah
pressure gauge yang umum dipakai untuk mengukur tekanan udara
kompresor dengan skala minimum yang dapat dibaca sebesar 0,1 kg/cm2.
e. Ember pengukur debit
Pengukur debit digunakan untuk mengukur debit air yang dilewatkan di
turbin. Pengukur debit merupakan gabungan dua alat yaitu alat pengukur
volume yang berupa ember bervolume 20 liter dan alat pengukur waktu
berupa stopwatch.
f. Kran pengatur variasi debit
Pengatur variasi debit berupa kran air yang dipasang pada saluran air
18
3.2 Jalannya Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap persiapan dan
tahap pelaksanaan penelitian
3.2.1 Persiapan a. Percobaan Awal
Percobaan awal pertama dilakukan adalah mengukur tekanan air yang
akan dipakai sebagai sumber energi untuk memutar poros turbin dengan
menggunakan pressure gauge. Pada pengukuran tekanan ini digunakan
pressure gauge untuk mengukur udara sehingga pada pengukuran ini
jangan sampai air masuk ke dalam pressure gauge. Untuk menghindari
masuknya air ke dalam pressure gauge, digunakan selang sebagai
penghubung pipa saluran air dengan pressure gauge. Pada pengukuran
tekanan ini juga dipastikan bahwa selang tidak bocor, sehingga pembacaan
pressure gauge dapat dilakukan dengan baik. Setelah pressure gauge
terpasang pada selang yang sudah terhubung pada pipa saluran air, kran air
dibuka perlahan-lahan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bukaan
kran terhadap pencapaian tekanan maksimum, ternyata tekanan maksimum
tercapai pada bukaan kran sekitar 25%.
Percobaan awal kedua dilakukan dengan kembali mengukur tekanan
untuk mengetahui penurunan tekanan yang terjadi pada tiap waktu. Hal ini
dilakukan untuk memastikan tekanan air yang terjadi, karena saluran air
yang digunakan untuk masukan turbin merupakan saluran air kampus yang
19
dilakukan pada siang hari dimana kegiatan kampus masih berjalan, pada
pengukuran tekanan air yang dilakukan pada siang hari ini didapatkan
tekanan yang tidak stabil, hal ini dibuktikan dengan putaran turbin sering
naik turun dalam bukaan kran yang tetap, setelah diukur ternyata terjadi
fluktuasi tekanan air yang berkisar antara 1-2 kg/cm2. Fluktuasi yang
terjadi ini terlalu besar sehingga sangat berpengaruh pada hasil
pengamatan yang mengasumsikan tekanan air adalah tetap. Sehingga
penulis berinisiatif untuk melakukan pengukuran tekanan air pada malam
hari dimana kegiatan kampus tidak berjalan. Pada pengukuran malam hari
yang dilakukan beberapa kali ternyata tekanan air pada malam hari adalah
cenderung tetap.
b. Persiapan Pendahuluan
Peralatan dirangkai terlebih dahulu. Turbin yang akan dicoba dirangkai
dengan alat pengereman, neraca pegas diikatkan pada tuas pengeraman.
Alat pengukur disiapkan, alumunium foil direkatkan pada poros keluaran
turbin sebagai sensor yang akan dibaca oleh tachometer. Selang air
dipasang pada saluran masuk dan keluar turbin. Selang yang dipasang
pada saluran keluaran turbin diarahkan pada ember pengukur debit. Selang
yang dipasang pada saluran masukan turbin dipasang pada pipa air sumber
yang sudah memiliki kran.
Setelah peralatan terpasang dan dipastikan tidak ada kebocoran air pada
20
Hal ini dilakukan agar turbin benar-benar sudah terisi air, jangan sampai
ada udara yang terjebak diantara saluran maupun sudu turbin.
3.2.2 Tahap pelaksanaan penelitian
(1) Pengukuran tekanan air dilakukan pada awal dan akhir penelitian, hal ini
dilakukan untuk mengetahui rata-rata tekanan air yang terjadi.
(2) Pengukuran debit air. Pengukuran debit dilakukan dengan mengisi ember
bervolume 20 liter dan diukur waktunya dengan stopwatch. Lama waktu
yang diperlukan untuk mengisi ember bervolume 20 liter ini dicatat,
kemudian dikonversi untuk mendapatkan debit air
(3) Pengukuran putaran poros turbin. Pengukuran putaran poros dilakukan
pada saat poros turbin tanpa beban, beban penuh dan variasi 5 beban. Pada
saat poros turbin berputar tanpa beban diukur putaran porosnya dengan
tachometer, kemudian turbin diberi beban pada rem sampai tidak dapat
berputar, dimana beban maksimum yang terbaca pada neraca pegas dibagi
6 untuk variasi beban turbin. Kemudian rem diberi variasi beban pertama
sehingga membebani turbin dan putaran poros diukur dengan tachometer.
Selanjutnya variasi beban ditambah dan putaran poros diukur lagi.
(4) Penelitian diulangi kembali untuk variasi debit yang lain, dimana
pengukuran dilakukan dengan cara yang sama. Pada penelitian ini variasi
debit yang dilakukan penulis sebanyak 3x.
21
3.3 Persamaan yang digunakan
Persamaan-persamaan yang digunakan pada saat pengolahan dan
perhitungan data antara lain:
a. Persamaan untuk menghitung daya air (Pin)
• Konversi satuan tekanan pressure gauge (p(kg/cm2)) menjadi head
(H(m))
= tekanan pressure gauge rata-rata (kg/cm
p 2)
ρ = massa jenis air (kg/m3)
• Konversi satuan waktu untuk mencapai 20 liter ( (detik/20liter) menjadi
debit ( (m
q = waktu untuk mencapai 20 liter (detik)
• Persamaan yang digunakan untuk menghitung daya air adalah:
22
g = percepatan gravitasi (m/detik2)
H = head total air (m)
b. Persamaan untuk menghitung daya turbin (Pout)
y Menghitung gaya gesek yang ditimbulkan rem ( f )
Persamaan yang digunakan untuk menghitung gesek yang ditimbulkan rem
adalah:
Persamaan yang digunakan untuk menghitung torsi adalah:
23
y Menghitung daya turbin (Pout)
Persamaan yang digunakan untuk menghitung daya turbin adalah:
n
c. Persamaan untuk menghitung efisiensi turbin (ηT)
Persamaan yang digunakan untuk menghitung efisiensi turbin adalah:
BAB IV
PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
4.1.1 Data pada sarana penelitian
Data yang diperoleh dari sarana penelitian adalah sebagai berikut:
a. Air
• tekanan pressure gauge
awal : p1 = 4,5 kg/cm2
akhir : p2 = 4,6 kg/cm2
• massa jenis air : ρ = 1000 kg/m3
Tabel 4.1 Variasi debit
No q (detik/20liter) V• (m3
/detik)
1 14,85 0,00135
2 14,01 0,00143
3 13,74 0,00146
b. Mekanisme pengereman ( dimensi dapat dilihat pada lampiran )
panjang tuas rem : = 413 mm l1
jarak engsel tuas sampai garis kerja : l2 = 111 mm
diameter drum rem : D = 16 mm
koefisien gesek : μ = 0,2 (logam dengan kayu, kering)
jarak engsel ke titik pengereman : = 15 mm c
25
4.1.2 Data hasil penelitian a. Data variasi debit pertama
Data yang diperoleh pada saat pengujian turbin dengan variasi debit pertama
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Data variasi debit pertama
Variasi debit 1 ( ) = 0,00135 m
b. Data variasi debit kedua
Data yang diperoleh pada saat pengujian turbin dengan variasi debit kedua
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Data variasi debit kedua
26
c. Data variasi debit ketiga
Data yang diperoleh pada saat pengujian turbin dengan variasi debit ketiga
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Data variasi debit ketiga
Variasi debit 3 ( ) = 0,00146 m
4.2 Pengolahan dan Perhitungan Data
•
V = 0,00135 m3/detik 4.2.1 Perhitungan untuk variasi debit pertama
a. Perhitungan daya air (Pin)
Dengan menggunakan (Pers. 3.1), maka diperoleh head :
27
Dengan menggunakan (Pers. 3.2), maka diperoleh debit air :
1000
Dengan menggunakan (Pers. 3.3), maka diperoleh daya air :
H
b. Perhitungan daya turbin
Dengan menggunakan (Pers. 3.4), maka diperoleh gaya gesek yang
ditimbulkan rem :
c
Dengan menggunakan (Pers. 3.5), maka diperoleh torsi poros :
28
Dengan menggunakan (Pers. 3.6), maka diperoleh daya poros :
Pout T ×n c. Perhitungan efisiensi turbin
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Daya Poros Keluaran Variasi Debit Pertama
No F (gram) n (rpm) F (kg) f (kg) T(kg mm) Pout (W)
Putaran (rpm )
29
Gambar 4.1 Grafik Daya Keluaran versus Putaran pada variasi debit 1
Dari hasil perhitungan dan grafik didapatkan bahwa daya keluaran terbesar
Pout = 0,0884 W, daya inilah yang dipakai sebagai daya poros pada saat
variasi pertama.
Selanjutnya Dengan menggunakan (Pers. 3.7), maka diperoleh efisiensi
turbin : 4.2.2 Perhitungan untuk variasi debit kedua
a. Perhitungan daya air (Pin)
Dengan menggunakan (Pers. 3.1), maka diperoleh head :
ρ
Dengan menggunakan (Pers. 3.2), maka diperoleh debit air :
30
Dengan menggunakan (Pers. 3.3), maka diperoleh daya air :
H
b. Perhitungan daya turbin
Dengan menggunakan (Pers. 3.4), maka diperoleh gaya gesek yang
ditimbulkan rem :
c
Dengan menggunakan (Pers. 3.5), maka diperoleh torsi poros :
2
Dengan menggunakan (Pers. 3.6), maka diperoleh daya poros :
31
= 0,0617 W
c. Perhitungan efisiensi turbin
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Daya Poros Keluaran Variasi Debit Kedua
No F (gram) n (rpm) F (kg) f (kg) T(kg mm) Pout (W)
Putaran (rpm )
D
Dari hasil perhitungan dan grafik didapatkan bahwa daya keluaran terbesar
Pout = 0,114 W, daya inilah yang dipakai sebagai daya poros pada saat
32
Selanjutnya Dengan menggunakan (Pers. 3.7), maka diperoleh efisiensi
turbin :
4.2.3 Perhitungan untuk variasi debit ketiga •
V = 0,00146 m3/detik a. Perhitungan daya air
Dengan menggunakan (Pers. 3.1), maka diperoleh head :
ρ
Dengan menggunakan (Pers. 3.2), maka diperoleh debit air :
33
Dengan menggunakan (Pers. 3.3), maka diperoleh daya air :
H
b. Perhitungan daya turbin
Dengan menggunakan (Pers. 3.4), maka diperoleh gaya gesek yang
ditimbulkan rem :
c
Dengan menggunakan (Pers. 3.5), maka diperoleh torsi poros :
2
Dengan menggunakan (Pers. 3.6), maka diperoleh daya poros :
34
c. Perhitungan efisiensi turbin
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Daya Poros Keluaran Variasi Debit Ketiga
No F (gram) n (rpm) F (kg) f (kg) T(kg mm) Pout (W)
Putaran (rpm )
D
Gambar 4.3 Grafik Daya Keluaran versus Putaran pada variasi debit 3
Dari hasil perhitungan dan grafik didapatkan bahwa daya keluaran terbesar
Pout = 0,133 W, daya inilah yang dipakai sebagai daya poros pada saat
35
Selanjutnya Dengan menggunakan (Pers. 3.7), maka diperoleh efisiensi
turbin :
) Debit 1 (0,00135 m3/detik)
Debit 2 (0,00143 m3/detik) Debit 3 (0,00146 m3/detik)
Gambar 4.4 Grafik hubungan Pout dengan putaran untuk tiap variasi debit
0.00
0.00134 0.00136 0.00138 0.00140 0.00142 0.00144 0.00146 0.00148
Debit (m3/detik
36
4.2.4 Perhitungan efisiensi turbin
Tabel 4.8 Perhitungan Efisiensi Turbin
Pin (W) Pout (W) ηT(%)
601 0,0884 0,0147 637 0,114 0,0179
649 0,133 0,02053
0.00134 0.00136 0.00138 0.00140 0.00142 0.00144 0.00146 0.00148
Debit (m3/detik)
Gambar 4.6 Grafik hasil perhitungan efisiensi turbin
4.3 Pembahasan
Dari hasil perhitungan dan grafik-grafik di atas dapat dilihat bahwa :
a) Dari grafik daya keluaran dengan putaran untuk berbagi variasi debit
menunjukkan bahwa kenaikan daya keluaran sebanding dengan kenaikan
debit air masuk
b) Dari grafik hubungan Pout dengan debit, menunjukkan bahwa kenaikan
daya keluaran sebanding dengan kenaikan debit air masuk
c) Dari grafik hasil perhitungan efisiensi turbin, menunjukkan bahwa
37
d) Dari grafik hasil perhitungan efisiensi turbin, juga dapat di lihat bahwa
kurva efisiensi masih naik. Hal ini menunjukkan efisiensi turbin masih
belum dalam keadaan maksimum.
e) Efisiensi turbin maksimum (ηT) dari penelitian ini adalah 0,02053 %
pada debit air masuk ( ) = 0,00146 m •
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan mengenai prestasi pompa sentrifugal
sebagai turbin air dengan variasi debit air masuk, penulis dapat menyimpulkan :
(1) Kenaikan daya keluaran sebanding dengan kenaikan debit air masuk
(2) Kenaikan efisiensi turbin sebanding dengan kenaikan debit air masuk
(3) Dari debit yang tersedia, dapat diketahui bahwa didapatkan efisiensi
=
T
η 0,02053 %, pada debit air masuk ( ) = 0,00146 m •
V 3/detik dan pada
head (H) = 45,5 m.
(4) Pompa yang digunakan sebagai turbin pada penelitian ini tidak cocok
untuk penggunaan debit air masuk yang kecil.
5.2 Saran
Beberapa saran yang dapat penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang
ingin mengembangkan penelitian pada bidang sejenis dengan penelitian ini, antara
lain :
1. Menyediakan rentang debit yang luas, sehingga apabila melakukan penelitian
pengaruh variasi debit terhadap efisiensi turbin, nantinya akan menghasilkan
efisiensi maksimum dari rentang debit yang luas.
2. Meneliti pengaruh jenis impeler dan bahan impeler terhadap efisiensi pompa
sebagai turbin untuk jenis pompa, rumah volut, diameter drum rem, head, dan
debit yang sama.
39
3. Meneliti pengaruh bentuk rumah volut terhadap efisiensi pompa yang
digunakan sebagai turbin untuk jenis impeler, bahan impeler, diameter drum
rem, head, dan debit yang sama.
4. Melakukan penelitian dengan menggunakan piranti pengereman dan bahan
sepatu rem yang sama untuk beberapa jenis pompa yang digunakan sebagai
turbin untuk mendapatkan perbandingan hasil penelitian yang lebih baik.
5. Mencari dan meneliti jenis-jenis pompa yang lain dengan berbagai ukuran
40
DAFTAR PUSTAKA
Hicks dan Edwards., Teknologi Pemakaian Pompa, cetakan ke-1, Penerbit
Erlangga, Jakarta, 1996
Miller Franklin Jr, College Physics, Harcourt, Brace and Company, New York,
1959
Sriyono, D.; Dietzel Fritz., Turbin, Pompa, dan Kompresor, cetakan ke-4,
Penerbit Erlangga, Jakarta, 1993.
Sularso.; Suga Kiyokatsu, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin,
cetakan ke-11, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 2004
Sularso.; Tahara Haruo, Pompa & Kompresor, cetakan ke-8, PT. Pradnya
41
42
Tabel L.1 Koefisien gesek
43
c = 15 m m
D = 16 m m
l2
=
1
1
1
m
m
l1
=
4
1
3
m
m
44