• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedan pengaruh ceramah dengan ceramah dan testimoni tentang kanker serviks dan papsmear terhadap pengetahuan guru wanita sekolah dasar di kota Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Perbedan pengaruh ceramah dengan ceramah dan testimoni tentang kanker serviks dan papsmear terhadap pengetahuan guru wanita sekolah dasar di kota Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Maria Dwi Hesti Woro Wardani

(2)

ii

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Maria Dwi Hesti Woro Wardani

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vii

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih, karunia,

anugerah dan kekuatan yang senantiasa diberikan0Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan Pengaruh Ceramah Dengan

Ceramah Dan Testimoni Tentang Kanker Serviks Dan Terhadap

Pengetahuan Guru Wanita Sekolah Dasar Di Kota Yogyakarta” . Skripsi ini ditulis

untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini bukanlah sesuatu hal yang

mudah, hanya dengan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Walikota Yogyakarta c.q BAPEDA DIY yang telah memberikan ijin untuk

melakukan penelitian di kota Yogyakarta.

2. Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta yang telah memberi ijin dan

memberikan bantuan yang besar selama proses penelitian.

3. Yayasan Kanker Indonesia atas kesempatan yang telah diberikan kepada

penulis dan tim sehingga penelitian ini dapat terlaksana.

4. Ibu Rita Suhadi, M.Si.,Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

5. dr. Ediati Triningsih, M.Sc.,Sp.PA selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan petunjuk, saran dan masukan yang berharga dalam proses

(8)

viii

6. Bapak Yosef Wijoyo,M.Si., Apt selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan petunjuk, saran dan masukan yang berharga dalam proses

penyusunan skripsi.

7. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si.,Apt dan dr.Fenty, M.Kes.,Sp.PK., selaku

dosen penguji skripsi penulis yang telah memberikan berbagai masukan.

8. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt atas kesediaannya memberi kesempatan

kepada penulis dan tim untuk melakukan penelitian ini.

9. Ibu Dra. I.M. Sunarsih, SU., Apt selaku Sekretaris Yayasan Kanker

Indonesia (YKI) Cabang Yogyakarta atas pendampingannya dalam proses

penelitian ini.

10. Romo Drs. Petrus Sunu Hardiyanta, S.J., S.Si. atas bantuan, saran, dan

kesediaan meluangkan waktu dalam membantu penulis memahami statistika

pengolahan data penelitian ini.

11. Bapak Ir. Ig. Aris Dwiatmoko, M.Sc. atas kesediaannya memberi bantuan

dan saran dalam statistika dan pengolahan data penelitian ini.

12. Kepala sekolah, bruder, suster dan terutama ibu0ibu guru SD di Kota

Yogyakarta yang telah rela meluangkan waktu dan membantu penulis dan

tim dalam melaksanakan proses penelitian ini. Tanpa anda semua tidak akan

ada tulisan ini, penghargaan yang tak ternilai untuk pahlawan tanpa tanda

jasa.

13. Pak Wiwid dan bu Wiwid atas segala bantuan dan kesediaannya meluangkan

(9)

ix

14. Bapak dan Ibuku tercinta atas kasih sayang, doa yang tiada putus0putusnya,

dukungannya baik moril maupun materiil, serta segalanya yang tak mampu

aku uraikan satu0persatu, semuanya itu membuat aku mampu berjuang dan

bertahan sampai saat ini.

15. Kakakku Ambrosius Soni Firstiyadi, adik0adikku Desi Deria Rindang

Hendrajati dan si Gendut Agata Kuartanti Febriana atas semua yang kalian

berikan.

16. Mbah kakung dan Simbok yang mengisi keseharianku selama aku berjuang

di sini .

17. Teman0teman seperjuangan : Rosye Octavyani, Fransisca Meindria Narasty,

Yuanita Rostiana Sebastian, Margarita Krishna Setyawati dan Yeremia

Priyadi, kita semua telah melalui perjuangan yang amat panjang dan

melelahkan, melewati berbagai rintangan, mengalami suka, duka,

perselisihan, perdebatan, canda tawa, semuanya dalam kebersamaan, dan di

titik ini, kita semua adalah pemenang.

18. Saudara dan sahabatku, mbak Fitri, mb Ndari, dan terutama dik Sulis kalian

sadari atau tidak kalian telah memberi aku keberanian untuk bertahan

menjalani masa kuliahku di sini dan membantu aku mengenal dan

memasuki lingkungan yang semula asing bagiku.

19. Sahabat0sahabat gokilku Odet, Kingkong dan Ipoet, kalian telah membuat

hari0hari perkuliahanku menjadi lebih berwarna dan lebih hidup, memberi

(10)

x

kebosanan, membantu aku mengenal banyak hal baru dan membuat aku

bebas menjadi diriku sendiri.

20. Teman0teman Mudika Santo Yohanes Rasul Somohitan atas kebersamaan

dan pengalamannya, kalian membuat aku menjadi sosok yang lebih kuat.

21. Tangan0tangan murah hati yang telah memberikan bantuan kepada penulis

dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari skripsi ini

masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pikiran, waktu dan tenaga penulis.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun

agar skripsi ini menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, semoga skripsi ini

memberikan manfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, 20 November 2008

(11)
(12)

xii

Kanker serviks merupakan kanker kedua terbanyak yang diderita wanita di dunia. Kanker serviks dapat dideteksi dini dengan Pengetahuan mengenai kanker serviks dan perlu ditingkatkan untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas karena kanker serviks Peningkatan pengetahuan dapat dicapai dengan edukasi kesehatan diantaranya dengan metode ceramah dan testimoni.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengaruh edukasi kesehatan mengenai kanker serviks dan menggunakan metode ceramah saja dan metode ceramah0testimoni terhadap peningkatan pengetahuan pada populasi penelitian yaitu guru wanita SD di Kota Yogyakarta. Jenis penelitian kuasi eksperimental, dengan desain . Teknik sampling dengan . Instrumen penelitian adalah kuesioner. Analisis meliputi analisis deskriptif evaluatif dan statistik uji menggunakan dan

dengan taraf kepercayaan 95%.

Persentase peningkatan pengetahuan responden tertinggi pada kelompok umur 21030 tahun; pendidikan SLTA sederajat (metode ceramah) dan pendidikan strata I (metode ceramah dan testimoni); responden yang belum pernah memperoleh informasi mengenai kanker serviks dan sebelum intervensi; serta responden yang belum pernah . Hasil uji statistik menunjukkan edukasi kanker serviks dan baik dengan metode ceramah maupun ceramah0testimoni dapat meningkatkan pengetahuan secara signifikan, namun tidak ada perbedaan peningkatan pengetahuan yang signifikan antara kedua metode edukasi tersebut.

(13)

xiii

Cervical cancer is the second highest cancer among women in the world. Cervical cancer can be early detected by . The knowledge about cervical cancer and is need to be improved in order to decrease the morbidity and the mortality of cervical cancer. Knowledge improvement can be reached by health education using lecture and testimony methods.

The purpose of this research is to know the difference between lecture method and lecture0testimony method of education about cervical cancer and affecting the women elementary school teacher’s knowledge in Yogyakarta City. This research covered Quasi Eksperimental Research, which use pre0post test intervention with control group design. The sampling method was multistages cluster random sampling. The research instrumen was questionnaire. The analysis included descriptive evaluatif analisys and statistical test with Independent Sampels T0test dan Mann0Whitney U test with 95% of signification.

Percentage of knowledge increases that show highest value were on the 21030 years old group; in the Senior High School and equal (lecture method) and the undergraduate (lecture0testimony method) group; in the responden that never get information about cercival cancer and before intervention; and the responden that never do The statistical test result showed that the method of education about cervical cancer and both by lecture and lecture0testimony methods can significantly increase the knowledge, but, there was no significant difference in knowledge increase between those two methods.

(14)

xiv

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PRAKATA ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ix

INTISARI... x

! " ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB I PENGANTAR ... 1

A. Latar Belakang ... 1

1. Perumusan masalah ... 5

2. Keaslian penelitian ... 6

3. Manfaat penelitian ... 6

B. Tujuan Penelitian ... 7

1. Tujuan umum ... 7

2. Tujuan khusus ... 7

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ... 8

(15)

xv

1. Pengertian ... 8

2. Klasifikasi... 9

3. Patofisiologi... 9

B. Kanker Serviks ... 10

1. Pengertian ... 10

2. Faktor Penyebab ... 11

3. Morfologi ... 12

4. Gejala ... 13

5. Penatalaksanaan ... 14

C. ... 15

1. Pengertian ... 15

2. Prosedur ... 16

3. Ketentuan ... 16

4. Interpretasi Hasil ... 17

D. Edukasi Kesehatan ... 19

E. Pengetahuan ... 20

F. Landasan Teori ... 24

G. Kerangka Konsep ... 25

H. Hipotesis ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 26

B. Variabel Penelitian ... 26

(16)

xvi

D. Tempat Penelitian ... 28

E. Bahan Penelitian ... 28

1. Populasi Penelitian ... 28

2. Sampel (responden/subyek) dan teknik sampling ... 29

3. Besar sampel ... 30

F. Instrumen Penelitian ... 31

G. Tata Cara Penelitian ... 34

1. Perijinan ... 34

2. Penelusuran Data Populasi ... 34

3. Pembuatan Kuesioner ... 34

a. Pembuatan pertanyaan dalam kuesioner ...34

b. Uji validitas ... 36

c. Uji reliabilitas ... 38

4. Perhitungan Sampel dan Randomisasi Sampel ... 39

a. Perhitungan Sampel ... 39

b. Randomisasi Sampel ... 39

1) Randomisasi klaster kecamatan ... 39

2) Randomisasi sekolah dasar setiap klaster kecamatan yang Dipilih ... 40

5. Pelaksanaan Intervensi ... 40

a. Penyebaran undangan untuk guru wanita di sekolah dasar yang digunakan sebagai sampel ... 40

(17)

xvii

6. Postest 1 Bulan Setelah Intervensi... 41

7. Pengolahan Data ... 42

a. Manajemen data ... 42

1) Editing ... 42

2) Processing ... 42

3) Cleaning... 42

b. Analisis data ... 42

1) Uji normalitas data ... 42

2) ... 43

3) ... 43

4) Metode statistik deskriptif ... 43

H. Kesulitan dan Kelemahan Penelitian ... 44

1. Kesulitan Penelitian ... 44

2. Kelemahan Penelitian ... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Pengaruh Karakteristik terhadap Tingkat Pengetahuan ... 46

1. Umur ... 46

2. Tingkat Pendidikan ... 51

3. Latar Belakang Informasi Tentang Kanker Serviks dan .... 56

4. Riwayat melakukan ... 62

(18)

xviii

C. Perbedaan Pengaruh Metode Ceramah dan Ceramah0Testimoni tentang

Kanker Serviks dan terhadap Pengetahuan Guru Wanita SD

di Kota Yogyakarta ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 74

A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76

(19)

xix

Halaman

Tabel I. Profil Pertanyaan dalam Kuesioner Mengacu ke NCI (2007) ... 33

Tabel II. Jenis Pertanyaan dan Pengelompokan Pernyataan Berdasarkan

Variabel dalam Kuesioner... 35

Tabel III. Pengaruh Umur terhadap Peningkatan Pengetahuan Kelompok

Intervensi dengan Metode Ceramah dan Ceramah Testimoni ... 49

Tabel IV. Pengaruh Pendidikan terhadap Peningkatan Pengetahuan

Kelompok Intervensi dengan Metode Ceramah dan Ceramah0

Testimoni ... 53

Tabel V. Pengaruh Latar Belakang Informasi tentang Kanker Serviks dan

terhadap Peningkatan Pengetahuan Kelompok

Intervensi dengan Metode Ceramah dan Ceramah0Testimoni... 59

Tabel VI. Pengaruh Riwayat Melakukan terhadap Peningkatan

Pengetahuan Kelompok Intervensi dengan Metode Ceramah dan

Ceramah0Testimoni ... 65

Tabel VII. Hasil Uji Normalitas Data Nilai Pengetahuan ... 68

Tabel VIII. Analisis Statistik yang Digunakan untuk Pengujian Pengaruh

Metode Ceramah dan Ceramah0Testimoni tentang Kanker

Serviks dan terhadap Pengetahuan Guru Wanita SD di

Kota Yogyakarta ... 68

Tabel IX. Hasil Analisis Statistik Pengaruh Metode Ceramah dan Ceramah0

Testimoni tentang Kanker Serviks dan terhadap

(20)

xx

Tabel X. Analisis Statistik yang Digunakan untuk Pengujian Perbedaan

Pengaruh Metode Ceramah dan Ceramah0Testimoni tentang

Kanker Serviks dan terhadap Pengetahuan Guru

Wanita SD di Kota Yogyakarta... 71

Tabel XI. Hasil Analisis Statistik Perbedaan Pengaruh Metode Ceramah

dan Ceramah0Testimoni tentang Kanker Serviks dan

(21)

xxi

Halaman

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian ... 25

Gambar 2. Karakteristik Umur Kelompok Intervensi dengan Metode

Ceramah ... 46

Gambar 3. Karakteristik Umur Kelompok Intervensi dengan Metode

Ceramah0Testimoni ... 47

Gambar 4. Karakteristik Umur Kelompok Kontrol... 47

Gambar 5. Pengaruh Umur terhadap Peningkatan Pengetahuan Kelompok

Intervensi dengan Metode Ceramah dan Ceramah0Testimoni ... 49

Gambar 6. Karakteristik Pendidikan Kelompok Intervensi dengan Metode

Ceramah ... 51

Gambar 7. Karakteristik Pendidikan Kelompok Intervensi dengan Metode

Ceramah0Testimoni ... 52

Gambar 8. Karakteristik Pendidikan Kelompok Kontrol ... 52

Gambar 9. Pengaruh Pendidikan terhadap Peningkatan Pengetahuan

Kelompok Intervensi dengan Metode Ceramah dan Ceramah0

Testimoni ... 54

Gambar 10. Karakteristik Latar Belakang Informasi tentang Kanker Serviks

dan Kelompok Intervensi dengan Metode Ceramah .... 56

Gambar 11. Karakteristik Latar Belakang Informasi tentang Kanker Serviks

dan Kelompok Intervensi dengan Metode Ceramah0

(22)

xxii

Gambar 12. Karakteristik Latar Belakang Informasi tentang Kanker Serviks

dan Kelompok Kontrol... 58

Gambar 13. Pengaruh Latar Belakang Informasi tentang Kanker Serviks

dan terhadap Peningkatan Pengetahuan Kelompok

Intervensi dengan Metode Ceramah dan Ceramah0Testimoni... 60

Gambar 14. Karakteristik Riwayat Melakukan Kelompok

Intervensi dengan Metode Ceramah ... 63

Gambar 15. Karakteristik Riwayat Melakukan Kelompok

Intervensi dengan Metode Ceramah0Testimoni ... 63

Gambar 16. Karakteristik Riwayat Melakukan Kelompok

Kontrol ... 64

Gambar 17. Pengaruh Riwayat Melakukan terhadap Peningkatan

Pengetahuan Kelompok Intervensi dengan Metode Ceramah dan

(23)

xxiii

Halaman

Lampiran 1. Kuesioner ... 79

Lampiran 2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 82

Lampiran 3. Daftar SD Yang Digunakan Dalam Penelitian... 83

Lampiran 4. Data Selisih Nilai Kuesioner ... 87

Lampiran 5. Hasil Uji normalitas... 93

Lampiran 6. Output Uji Hipotesis ... 95

Lampiran 7. Gambaran Pelaksanaan ... 98

Lampiran 8. Materi Ceramah ... 99

(24)

! "#

Di dunia, kanker serviks menempati urutan kedua sebagai jenis kanker

yang paling banyak diderita oleh kaum wanita. Pada tahun 2000, sebesar 80%

kematian akibat kanker serviks terjadi di negara berkembang (Moegni, 2002). Di

negara berkembang seperti Indonesia, kanker serviks masih menjadi masalah

kesehatan utama bagi masyarakat. Empat dari lima kasus baru kanker serviks

terjadi di negara berkembang (Ngelangel, 2002). Laporan dari # "

(NCI) pada tahun 2006 di seluruh dunia terutama di negara – negara

berkembang, kanker serviks merupakan jenis kanker pada wanita yang menempati

urutan kedua dan menjadi jenis kanker ketiga yang paling banyak menyebabkan

kematian yaitu sekitar 300.000 kematian per0tahun.

Pada tahun 1998, terdapat 25,3% kasus kanker serviks di Indonesia.

Angka tersebut merupakan urutan pertama jenis kanker terbanyak yang terjadi

pada wanita menyusul kemudian kanker payudara sebesar 18,4% (WHO, 2006).

Di Daerah Istimewa Yogyakarta, menurut $ (bagian patologi

anatomi), kanker serviks menempati urutan kedua yang paling banyak diderita

oleh wanita (Ghozali dan Irianiwati, 1999).

Kanker serviks terjadi pada jaringan serviks atau leher rahim yang

menghubungkan antara organ uterus dan vagina. Kanker serviks berkembang

relatif lambat dan kemungkinan tidak menampakan gejala, sehingga ini

menyebabkan kanker serviks seringkali baru dapat terdeteksi ketika sudah

(25)

memasuki stadium lanjut. Perkembangan sel normal dalam epitel serviks untuk

menjadi sel kanker melalui tahap premaligna (pra kanker) (van de Velde, Bosman,

dan Wagener, 1973). Sel pada tahap prakanker ini dapat dideteksi secara dini

dengan .

Menurut laporan NCI, antara tahun 1955 sampai tahun 1992

atau ( ) dapat menurunkan insidensi kanker di USA

sebesar 74%. Sebanyak 85% kematian akibat kanker serviks adalah pada

penderita yang belum pernah melakukan (NCI, 2007).

Kewaspadaan terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan cara

deteksi lebih dini dengan melakukan , karena kanker serviks merupakan

salah satu jenis kanker yang dapat ditemukan pada stadium dini. Berdasarkan data

angka kematian pada penderita kanker dari YKI (Yayasan Kanker Indonesia)

Pusat, kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap kanker masih rendah

(YKI, 2000). Dengan tingginya angka kematian pada penderita kanker,

menunjukkan masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya kanker.

Kanker serviks pada tahap awal hampir tidak menunjukkan gejala

apapun, sehingga pada tahap ini tidak dapat diketahui apakah seorang wanita

menderita kanker serviks atau tidak. Hal ini sangat berbahaya karena seorang

wanita tidak mengetahui bila dirinya mengalami kanker serviks pada tahap awal,

dan baru mengetahui dirinya terkena kanker serviks ketika gejala muncul yaitu

pada stadium yang lanjut sehingga penanganan menjadi terlambat dan dapat

menyebabkan kematian. Bila kanker serviks dapat terdeteksi pada tahap awal

(26)

terdeteksi maka kanker serviks akan berkembang ke tahap yang lebih lanjut dan

bahkan dapat menyebabkan kematian. Untuk dapat mendeteksi kanker serviks

pada tahap awal maka cara yang tepat adalah dengan melakukan .

Perilaku kaum wanita untuk melakukan sangat penting untuk

ditingkatkan guna menurunkan angka kesakitan dan kematian wanita karena

kanker serviks. Pengetahuan merupakan motivator bagi seseorang untuk bersikap

dan berperilaku (Azwar, 2007). Untuk meningkatkan perilaku seseorang maka

sebagai faktor yang mendasar sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan

seseorang. Perilaku seseorang yang sebelumnya acuh atau tidak peduli dapat

berubah dengan tambahan informasi tentang obyek tersebut (Sarwono, 1997).

Tambahan informasi mengenai kanker serviks dan sangat penting

diberikan kepada kaum wanita untuk meningkatkan pengetahuan mengenai

kanker serviks dan dan pengetahuan ini merupakan motivator bagi

kaum wanita untuk melakukan

Tambahan informasi akan meningkatkan pengetahuan seseorang dan

proses ini dapat dicapai dengan dilakukannya edukasi kesehatan atau pendidikan

kesehatan. Menurut Notoatmodjo (2003), pendidikan kesehatan pada hakekatnya

adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada

masyarakat (massa), kelompok atau individu, dengan harapan, bahwa dengan

adanya pesan tersebut maka masyarakat, kelompok ataupun individu dapat

memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik.

Metode edukasi kesehatan harus disesuaikan dengan sasarannya, dalam

(27)

Untuk sasaran kelompok maka metodenya harus berbeda dengan sasaran massa

dan sasaran individual. Salah satu metode pendidikan kesehatan yang baik untuk

kelompok besar (lebih dari 15 orang) ialah ceramah. Metode ini baik untuk

sasaran berpendidikan tinggi maupun rendah (Notoatmodjo, 2003). Diketahui pula

bahwa testimoni dari seseorang mengenai pengalaman yang terkait dengan

kesehatan dapat mempengaruhi perilaku kesehatan orang lain (Hardon, 2001).

Testimoni merupakan pernyataan dari seseorang tentang kejadian yang dialami

dan diyakininya.

Metode edukasi kesehatan yang berbeda dapat memberikan pengaruh

yang berbeda terhadap pengetahuan yang diperoleh. Pengembangan pengetahuan

juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : pengalaman, keyakinan, sosial

budaya, pendidikan dan informasi (Sarwono, 1997).

Penanggulangan kanker bersifat lintas sektor dan mencakup banyak

aspek kehidupan. Motto Yayasan Kanker Indonesia (YKI) adalah ”Kanker dapat

disembuhkan jika ditemukan dalam stadium dini”. Salah satu tema YKI adalah

”Melalui Kemitraan, meningkatkan kualitas pelayanan dan kepedulian masyarakat

terhadap kanker”. Berdasarkan hal tersebut maka YKI berupaya untuk bekerja

sama dengan semua unsur seperti peneliti, tenaga kesehatan, pekerja sosial,

pendidik, ahli komunikasi, ahli manajemen dan unsur lain yang terkait. Penelitian

tentang perilaku yang berdampak pada penurunan angka kesakitan dan kematian

akibat kanker menjadi prioritas bagi YKI. Berdasarkan Munas IV YKI tahun

2000, kanker serviks termasuk dalam 10 jenis kanker yang menjadi prioritas bagi

(28)

Profesi apoteker sebagai salah satu tenaga kesehatan dalam

melaksanakan tanggung jawab profesinya dilandasi oleh semangat

, sehingga masyarakat (”pasien”) akan selalu menjadi fokus perhatian.

Sebagai salah satu tenaga kesehatan, apoteker mempunyai peran untuk

melaksanakan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan mengenai kanker

serviks dan dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan kepedulian

masyarakat terhadap kanker serviks.

Guru merupakan pendidik yang mempunyai kompetensi yang sangat

memadai sebagai kader untuk menyalurkan pengetahuan yang diperoleh kepada

masyarakat sekitar. Edukasi mengenai kanker serviks dan diberikan

kepada guru wanita karena diharapkan guru wanita dapat meneruskan

pengetahuan yang telah diperoleh kepada masyarakat sekitar terutama kaum

wanita.

$ %&%' " & ' (

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan

yang akan diungkap melalui penelitian, yaitu:

a. Apakah metode ceramah0testimoni tentang kanker serviks dan

lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah tentang kanker serviks

dan terhadap peningkatan pengetahuan guru wanita Sekolah

Dasar di kota Yogyakarta ?

b. Adakah pengaruh karakteristik responden berdasarkan umur, tingkat

pendidikan, latar belakang informasi tentang kanker serviks dan ,

serta riwayat melakukan terhadap tingkat pengetahuan guru

(29)

' ) " * " ) ) "

Sejauh pengetahuan penulis penelitian tentang Perbedaan Pengaruh

Ceramah dengan Ceramah dan Testimoni tentang Kanker Serviks dan

terhadap Pengetahuan Guru Wanita Sekolah Dasar di Kota

Yogyakarta belum pernah dilakukan dan dipublikasikan.

Penelitian sejenis yang sudah pernah dilakukan dan dipublikasikan

diantaranya adalah Pengaruh Penyuluhan tentang Kanker Serviks terhadap

Perilaku Ibu dalam Deteksi Dini Kanker Serviks di Rt 05 Rw 03 Kelurahan

Bulak : Penelitian Pra0Experimental (One Group Pra Test0Post Test Design)

(Dewi, 2006), Pengaruh Metode Ceramah, Diskusi dan Modul terhadap

Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Tokoh Masyarakat dalam Pencegahan

Malaria di Kecamatan Lau Baleng Kabupaten Karo (Tarigan, 2007),

Pendidikan Kesehatan dengan Metode Ceramah dan Diskusi dalam

Meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Perubahan Kadar Gula Darah Pasien

Diabetes Mellitus Tipe II di Rumah Sakit Umum Dokter Pirngadi Medan

(Hiswani, 2008). Keefektifan Metode Ceramah yang Menggunakan Media

Visual dan Metode Ceramah Murni dalam Pembelajaran Pendidikan Nilai di

Sekolah Dasar (Sholikhul, 2002).

+ ", * " ) ) "

a. Manfaat teoritis - Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wacana mengenai efektivitas metode edukasi kesehatan mengenai kanker serviks

dan dalam hal ini metode ceramah dan metode ceramah disertai

testimoni dalam meningkatkan peningkatan pengetahuan kaum wanita

(30)

b. Manfaat metodologis : Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

tambahan informasi tentang penggunaan metode desain

.

c. Manfaat praktis : Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

pengetahuan ibu0ibu di Kota Yogyakarta mengenai kanker serviks dan

sehingga dapat meningkatkan perilaku untuk melakukan

sebagai langkah deteksi dini kanker serviks, yang pada akhirnya

dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian karena kanker serviks.

%.% " " ) ) " $ %.% " %&%&

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara

pengaruh metode ceramah dengan metode ceramah0testimoni terhadap

peningkatan pengetahuan guru wanita SD di Kota Yogyakarta.

%.% " !(%'%'

Tujuan khusus penelitian ini adalah :

a. Mengetahui efektivitas metode ceramah0 testimoni tentang kanker serviks

dan dibandingkan dengan metode ceramah tentang kanker

serviks dan terhadap peningkatan pengetahuan guru wanita

Sekolah Dasar di kota Yogyakarta.

b. Mengetahui adanya pengaruh karakteristik responden berdasarkan umur,

tingkat pendidikan, latar belakang informasi tentang kanker serviks dan

, serta riwayat melakukan terhadap tingkat

(31)

"! $ "# ) "

Kanker adalah istilah umum untuk menyatakan setiap neoplasma

ganas (Price dan Wilson, 1984). Neoplasma yang secara harafiah berarti suatu

“pertumbuhan baru”, adalah suatu massa abnormal dari sel0sel yang

mengalami proliferasi. Sel0sel normal dalam mengalami perubahan neoplastik

mempunyai sifat otonom. Otonom dalam arti tumbuh dengan kecepatan yang

tidak terkoordinasi. Pertumbuhan sel neoplastik biasanya progresif (Price dan

Wilson, 1984).

Kanker mempunyai bentuk sangat banyak baik secara klinis maupun

laboratoris. Ada lebih dari 100 jenis kanker yang berbeda. Kebanyakan kanker

dinamai sesuai organ atau tipe sel dimana kanker ini mulai tumbuh (Anonim,

2008a).

Salah satu sifat terpenting kanker adalah kemampuan untuk tumbuh

infiltratif ke dalam jaringan sekitarnya. Karena kemampuan ini sel0sel kanker

dapat menembus ke dalam saluran limfe dan dibawa ke kelenjar limfe atau ke

dalam saluran darah dan dibawa ke organ0organ lain, proses ini dinamakan

metastase (van de Velde, Bosman, dan Wagener, 1973).

(32)

'),)! ')

Tipe0tipe kanker dapat dikelompokkan ke dalam kategori yang lebih

besar. Kategori kanker yang utama meliputi (Anonim, 2008a) :

a. " : kanker yang berasal dari kulit atau dari jaringan0jaringan

yang membatasi atau melindungi organ0organ yang lebih dalam.

b. : kanker yang berasal dari tulang, sendi, jaringan lemak, otot,

pembuluh darah, atau jaringan konektif atau suportif lain.

c. % & : kanker yang berasal dari jaringan tempat pembentukan darah

seperti sumsum tulang dan menyebabkan produksi sel0sel darah abnormal

dalam jumlah besar dan memasuki darah.

d. % : kanker yang berasal dari sel0sel pada system

imun.

e. Kanker Sistem Syaraf Pusat : kanker yang berasal dari jaringan0jaringan

otak dan sumsum tulang belakang.

+ /,)')/ /#)

Proses pertumbuhan sel kadang0kadang berjalan tidak seperti

seharusnya. Material genetik (DNA) dari sel dapat mengalami mutasi yang

mempengaruhi pertumbuhan dan pembelahan normal sel. Akibatnya,

terbentuk sel0sel baru ketika tubuh tidak membutuhkannya dan sel0sel tidak

mati meskipun ada yang seharusnya mati. Sel0sel ekstra ini dapat membentuk

massa jaringan yang disebut tumor (Anonim, 2008a).

Tumor benigna tidak menimbulkan kanker, dapat dihilangkan atau

(33)

menyebar ke bagian lain tubuh. Sedangkan tumor maligna bersifat

menimbulkan kanker, sel0sel pada tumor ini dapat menginvasi jaringan

disekitarnya dan menyebar ke bagian lain tubuh. Beberapa kanker tidak

bermula dari tumor, misalnya leukemia yaitu kanker pada sumsum tulang dan

darah (Anonim, 2008a).

Pertumbuhan merupakan salah satu sifat esensial kehidupan. Dalam

keadaan tertentu, dapat terjadi pertumbuhan sel secara lokal. Terdapat

pertumbuhan sel reaktif yang menjadi pertumbuhan yang bersifat sebagai

kanker. Beberapa bentuk kanker tidak menampakkan diri sebagai

pertumbuhan yang bisa diraba. Ada pertumbuhan$ (lokal) dan

(dapat menginvasi jaringan sekitar dan menyebar ke bagian lain tubuh), dan

dari pertumbuhan ini hanya kategori yang disebut dengan istilah

kanker (van de Velde, Bosman, dan Wagener, 1973).

"! 0)!' $ "# ) "

Kanker serviks terbentuk pada jaringan serviks yang merupakan

organ yang menghubungkan uterus dengan vagina (NCI, 2007). Kanker

serviks ( ) merupakan kanker yang terjadi pada serviks uteri,

suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke

arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama

(34)

! / "1 2 2

Pengaruh lingkungan sosial ekonomi, promiskuitas, usia koitus

pertama, perkawinan dan melahirkan pada usia muda, menunjuk jelas ke arah

koitus sebagai faktor sentral. Dalam hubungan dengan etiologi dipikirkan

adanya suatu agen yang tidak dikenal, terintroduksi bersama koitus,

menyebabkan rangsangan epitel pada daerah transisi. Agen ini diduga kira0

kira selama 30 tahun memberikan pengaruhnya sebelum terjadi karsinoma

serviks invasif (van de Velde, Bosman, dan Wagener, 1973).

Pada waktu ini banyak perhatian diatujukan pada kemungkinan peran

Human Papilloma Virus (HPV) untuk terjadinya karsinoma serviks. Atas

dasar epidemiologik dianggap bahwa HPV mempunyai peran penting pada

karsinoma serviks dan stadium pendahulunya. Pada waktu ini dikenal kira0kira

lebih dari 100 macam tipe HPV. Terutama tipe HPV06, 11, 16 dan 18 terdapat

sering pada epitel vulva, vagina dan serviks (van de Velde, Bosman, dan

Wagener, 1973).

Penelitian0penelitian telah menemukan sejumlah faktor yang dapat

meningkatkan risiko kanker serviks. Faktor0faktor ini dapat bekerja

bersamaan dalam meningkatkan risiko kanker serviks (Anonim, 2008b) :

a. ' (HPVs): infeksi HPV merupakan faktor risiko

utama untuk kanker serviks. HPV adalah sekelompok virus yang dapat

menginfeksi serviks dan dapat berpindah melalui hubungan seksual.

Beberapa tipe HPV dapat menyebabkan perubahan sel0sel pada leher

(35)

b. Sistem imun yang melemah : wanita dengan infeksi HIV atau yang

mengkonsumsi obat imunosuppresan mempunyai risiko yang lebih tinggi

untuk berkembangnya kanker serviks.

c. Usia : kanker serviks banyak terjadi pada wanita usia sekitar 40 tahun dan

lebih.

d. Riwayat seksual : wanita yang memiliki banyak partner seksual atau

wanita yang mempunyai pasangan dengan partner seksual yang banyak

mempunyai risiko yang lebih tinggi mengalami kanker serviks.

e. Merokok.

f. Mempunyai banyak anak : hasil penelitian menunjukkan bahwa

melahirkan banyak anak meningkatkan risiko kanker serviks.

+ / ,/ /#)

Pertumbuhan dan pematangan epithelium squamous serviks yang

tidak normal disebut displasia serviks ( ). Displasia dibagi

tiga yaitu displasia ringan, sedang dan berat. Displasia berat biasanya tidak

dapat pulih dan dapat berkembang menjadi karsinoma dan bahkan

manjadi karsinoma invasif setelah periode waktu tertentu. Displasia serviks

dan karsinoma in situ mempunyai keterkaitan yang sangat dekat, mewakili

tingkat yang berbeda dalam spektrum progresif dalam abnormalitas epitelium.

Karenanya banyak ahli mengklasifikasikan baik displasia serviks dan

karsinoma in situ ke dalam istilah (CIN)

(36)

Perkembangan sel normal dalam epitel serviks untuk menjadi sel

kanker melalui tahap premaligna (pra kanker). Tahapan ini diklasifikasikan

dalam tiga derajat neoplasia intraepitel servikal/

(CIN). Dalam hal ini CIN I sesuai dengan displasia ringan, CIN II

dengan displasia sedang dan CIN III mengenai baik displasia berat maupun

karsinoma in situ (van de Velde, Bosman, dan Wagener, 1973).

3 .

Pada fase permulaan karsinoma serviks umumnya penderita belum

mempunyai keluhan. Dalam fase lebih lanjut sebagai akibat nekrosis dan

perubahan0perubahan proliferatif jaringan serviks timbul keluhan0keluhan

sebagai berikut : pendarahan vaginal yang abnormal (intermenstrual),

perdarahan kontak, ( $ (keputihan) vaginalis yang abnormal,

gangguan miksi (disuria), gangguan defekasi, nyeri di perut bawah atau

menyebar dan limfedema (van de Velde, Bosman, dan Wagener, 1973).

Perubahan prakanker dan kanker serviks tahap awal biasanya tidak

menimbulkan nyeri atau gejala lainnya. Ketika penyakit semakin parah,

wanita dapat merasakan satu atau lebih gejala : perdarahan vaginal yang

abnormal (perdarahan antara periode menstruasi normal, perdarahan setelah

hubungan seksual, periode menstrual yang lebih lama dan berat dari biasanya,

perdarahan setelah menopause), peningkatan vaginal , nyeri pelvik

(37)

4 " !' " "

a. Pemeriksaan

Pada pemeriksaan fisik umum harus diperhatikan adakah

pembengkakan kelenjar limfe supraklavikular dan hepatomegali.

Pemeriksaan khusus dapat dilakukan dengan pemeriksaan spekulum untuk

mengambil material sel serviks ( ), vaginal yaitu meraba

kelainan yang mungkin terjadi pada bagian serviks, dan diagnosis

diferensial berdasarkan gejal0gejala yang timbul (van de Velde, Bosman,

dan Wagener, 1973).

b. Diagnosis

Bila wanita memiliki gejala yang mengarah pada prekanker dan

kanker serviks maka diagnosis yang diperlukan yaitu pemeriksaan

kolposkopi untuk melihat serviks dengan menggunakan kolposkope,

kemudian dilakukan biopsi untuk memeriksa sejumlah jaringan yang

diambil dari daerah serviks, dan bila didapat CIN III karsinoma ,

dilakukan konisasi dengan mengambil sampel jaringan dengan bentuk

kerucut ( ) dan kemudian diperiksa secara mikroskopik

(Anonim, 2008b).

c. Terapi

Pada tahap CIN III cukup dilakukan pengangkatan jaringan

patologik. Ekstirpasi uterus merupakan tindakan standar karsinoma

mikroinvasif. Pada karsinoma serviks invasif terapi tergantung pada

(38)

radikal memberi hasil baik, stadium IIb dan III pada umumnya

memerlukan radioterapi primer. Eksenterasi total, pembersihan pelvis

minor seluruhnya dengan juga mengangkat vesika urinaria dan rektum

merupakan terapi pada tahap dimana terjadi metastasis. Pemberian

sitostatika neoajuvan pada stadium dini dengan volume besar, dapat

membantu menjalankan baik terapi bedah maupun radioterapi (van de

Velde, Bosman, dan Wagener, 1973).

.

$ "# ) "

seringkali disebut paptest ( ) diperkenalkan

pada tahun 1950 merupakan suatu cara untuk memeriksa sel–sel yang diambil

dari serviks yaitu bagian antara uterus dan vagina. Tujuan utama dari

pemeriksaan adalah mendeteksi adanya sel kanker atau sel

abnormal yang bertendensi untuk menjadi sel – sel kanker. Untuk perubahan

dari sel0sel normal serviks menjadi kanker perlu waktu yang cukup lama dan

tidak memunculkan gejala – gejala, serta melalui tahap yang disebut prakanker

yang dapat dideteksi lebih dini dengan melakukan PAP0test secara teratur

(NCI, 2007).

* & sitologi sel pra kanker telah sejak kira0kira 1945

dianjurkan oleh Papanicoloau dan Traut. Sel–sel yang diperiksa diperoleh

dengan pemeriksaan menggunakan spekulum (van de Velde, Bosman, dan

(39)

/' 5%

Pada pemeriksaan diambil suatu sampel mukus yang berisi

sel epitel dari permukaan leher rahim / serviks dan endoserviks dengan

menggunakan spatula kayu atau dengan $ kecil. Sampel sel yang

telah diperoleh kemudian diapuskan pada objek glass dan kemudian difiksasi

dengan cairan fiksatif. Sampel ini kemudian dicat dengan pengecatan

Papanicoloau, kemudian diperiksa dengan mikroskop (Anonim, 2008c).

Pada pengapusan sel0sel serviks harus disadari bahwa material

sitologik harus berasal dari zona transformasi yang pada hampir 70% wanita

fertil terdapat pada ektoserviks. Material sel yang diperoleh secara rata

disapukan pada gelas objek, sesudah itu segera dimasukkan cairan fiksasi

sesegera mungkin. Penting untuk kualitas usapan serviks ialah jumlah dan

macam sel epitel yang ada pada preparat (van de Velde, Bosman, dan

Wagener, 1973).

" % "

Skrining kanker serviks direkomendasikan dilakukan secara rutin 1

tahun sekali dimulai pada wanita usia 30 tahun atau setelah aktif secara

seksual sebelum usia tersebut. Dokter dapat mengurangi frekuensi skrining

menjadi 3 tahun sekali pada pasien yang telah 3 kali berturut0turut (3 tahun)

mendapatkan hasil negatif atau sudah tidak aktif secara seksual

(Anonim, 2008c).

Waktu yang tepat untuk melakukan adalah ketika tidak

(40)

hari sebelum pemeriksaan sebaiknya pasien tidak melakukan hubungan

seksual, menghentikan penggunaan obat0obat vaginal (kecuali atas perintah

dokter) dan menghentikan penggunaan kontrasepsi vaginal (foams, krim dan

jelly), karena hal0hal tersebut dapat mengganggu hasil pemeriksaan apusan sel

(Anonim, 2008c).

Tidak ada batasan usia maksimum melakukan pemeriksaan ini.

Kanker serviks yang terdeteksi paling banyak pada wanita usia lebih dari 40

tahun. Bahkan setelah menopause pemeriksaan masih disarankan.

Wanita yang telah mengalami operasi pengangkatan uterus masih disarankan

pemeriksaan tiap tahun bila ada riwayat hasil abnormal

atau riwayat kanker saluran reproduksi bagian bawah (Anonim, 2008c).

3 " * ') ')

Hasil test yang abnormal tidak selalu mengindikasikan kanker.

Sel pada apusan kadang terlihat abnormal namun tidak bersifat kanker. Infeksi

pada serviks dapat menyerupai hasil test yang positif. Suatu infeksi yeast,

atau dapat menyebabkan sel0sel serviks

terlihat mengalami inflamasi. Setelah infeksi diterapi, hasil test

biasanya akan kembali normal. Apabila seorang wanita memperoleh hasil test

yang abnormal maka test ulang perlu dilakukan setiap 406 bulan

untuk 2 tahun hingga diperoleh 3 hasil test negatif secara berurutan (Anonim,

2008c).

Hasil pemeriksaan abnormal dikategorisasikan (berdasarkan batasan dari

(41)

a. ASC ( , ): sel0sel , merupakan sel yang

tipis, datar yang membentuk permukaan/dinding serviks. Kategori ini

dibagi menjadi 2 kelompok :

1) ASC0US ( , ( ( ):

abnormalitas ringan. Sel0sel , tidak nampak normal

sepenuhnya, penyebabnya belum diketahui pasti, kadang perubahan

berkaitan dengan infeksi HPV.

2) ASC0H ( ,

-, ): ASC0H dapat memiliki risiko yang

lebih tinggi untuk menjadi prekanker. Sel tidak terlihat normal, tapi

arti perubahan belum diketahui.

b. AGC ( ): . adalah sel ytang

memproduksi mucus yang ditemukan di kanal endoservikal (saluran

ditengah serviks) atau pada lapisan luar uterus. . bukanlah

sel normal, namun belum diketahui makna dari perubahan ini.

c. AIS ( ): sel prakanker ditemukan

dalam jaringan glandular.

d. LSIL ( , ): ada perubahan awal

dalam bentuk dan ukuran sel.

HSIL ( , ): berarti

ada perubahan ukuran dan bentuk sel abnormal yang lebih jelas, artinya sel

terlihat sangat berbeda dari sel normal. HSIL adalah abnormalitas yang

(42)

5%! ') ' ( "

Edukasi kesehatan diperlukan untuk mendorong perilaku yang berkaitan

dengan promosi kesehatan antara lain adalah upaya0upaya pencegahan terjadinya

penyakit (Soebroto, Ghozali, dan Yuliati, 2001).

Edukasi adalah upaya yang dilakukan agar masyarakat berperilaku atau

mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara persuasi, bujukan, himbauan, ajakan,

memberikan informasi, memberikan kesadaran dan sebagainya melalui kegiatan

yang disebut pendidikan atau penyuluhan kesehatan (Notoatmodjo, 2003).

Penyuluhan kesehatan adalah upaya untuk mempengaruhi pengetahuan,

sikap dan kebiasaan yang berkaitan dengan kesehatan agar

individu/kelompok/masyarakat mau dan mampu mengubah perilaku yang tidak

mendukung nilai hidup sehat menjadi berperilaku yang mendukung nilai hidup

sehat (Pratomo, 1989).

Pendidikan kesehatan sendiri pada hakekatnya adalah suatu kegiatan

atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau

individu. Dengan adanya pesan tersebut diharapkan masyarakat, kelompok atau

individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik

(Notoatmodjo, 2003). Metode pendidikan kesehatan yang dapat digunakan antara

lain :

1. Ceramah

Metode pendidikan kesehatan untuk kelompok besar akan lain

dengan kelompok kecil. Yang dimaksud kelompok besar di sini adalah apabila

(43)

antara lain ceramah. Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi

maupun rendah (Notoatmodjo, 2003).

2. Testimoni

Testimoni merupakan pernyataan dari seseorang tentang kejadian

yang dialami dan diyakininya. Testimoni dari seseorang mengenai

pengalaman yang terkait dengan kesehatan dapat mempengaruhi perilaku

kesehatan orang lain. Akan tetapi perilaku masyarakat juga dipengaruhi oleh

faktor–faktor yang bersifat dinamis yang menimbulkan konsekuensi suatu

problematika sehingga perlu pendekatan pemecahan masalah yang spesifik

dan terus menerus diperbaharui (Hardon, 2001).

"# (% "

Pengetahuan merupakan unsur–unsur yang mengisi akal dan alam jiwa

individu yang akan menimbulkan suatu gambaran, konsep, persepsi dan fantasi

terhadap segala hal yang diterima dari lingkungannya melalui panca indera

(Dharmmesta dan Handoko, 2006).

Pengetahuan merupakan penyebab atau motivator bagi seseorang untuk

bersikap dan berperilaku (Azwar, 2007). Pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (

$ ) (Notoatmodjo, 2003).

Penelitian Rogers (cit., Notoatmodjo, 2003) mengungkapkan bahwa

sebelum orang berperilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang

(44)

atau objek terlebih dahulu; , yakni orang mulai tertarik kepada stimulus;

, yakni menimbang0nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi

dirinya dan hal ini menunjukkan sikap responden yang lebih baik lagi; ,

dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru; dan yang terakhir ,

dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan

sikapnya terhadap stimulus (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan menurut Bloom (cit., Notoadmodjo 2003), yaitu di bawah ini:

1. Tahu (& )

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali ( ) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

tentang apa yang dipelajari antara lain mampu menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

2. Memahami ( )

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan

materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau

materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

(45)

3. Analisis ( )

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek kedalam komponen0komponen, tetapi masih didalam satu struktur

organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini

dapat dilihat dari pengguna kata kerja, seperti dapat menggambarkan,

membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

4. Aplikasi ( )

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini

dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum, rumus, metode,

prinsip dalam konteks atau situasi yang lain.

5. Sintesis ( )

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian0bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi0formulasi yang ada.

6. Evaluasi ( )

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan

(46)

Faktor0faktor yang mempengaruhi pengembangan pengetahuan, yaitu :

1. Pengalaman

Artinya berdasarkan pemikiran kritis, akan tetapi pengalaman belum

tentu teratur dan bertujuan mungkin pengalaman hanya dicatat saja.

Pengalaman yang disusun sistematis oleh otak maka hasilnya adalah ilmu

pengetahuan (Soekanto, 1999).

2. Keyakinan

Merupakan kepercayaan yang sungguh0sungguh dan juga

panutan/pegangan seseorang misal agama yang dianutnya (Notoatmodjo,

2003).

3. Fasilitas

Kemudahan mendapatkan fasilitas untuk meningkatkan pengetahuan

dipengaruhi oleh media. Media cetak misalnya poster, majalah, leaflet,

sedangkan media elektronika misalnya televisi, radio, video, dan sebagainya

(Notoatmodjo, 2003).

4. Sosial budaya

Manusia mempelajari kelakuan orang lain di lingkungan sosialnya.

Hampir segala sesuatu yang dipikirkan, dirasakan bertalian dengan orang lain,

bahasa, kebiasaan makan, pakaian dan sebagainya dipelajari dari lingkungan

sosial budayanya (Nasution, 1998).

5. Pendidikan

Pendidikan berhubungan dengan pengembangan dan perubahan

(47)

sikap, kepercayaan, ketrampilan, dan aspek kelakuan yang lain (Nasution,

1998).

6. Informasi

Dengan pemberian informasi tentang kebiasaan hidup sehat dan cara

pencegahan penyakit diharapkan akan terjadi peningkatan pengetahuan, sikap,

dan perilaku kesehatan dalam diri individu/kelompok sasaran yang

berdasarkan kesadaran dan kemauan individu yang bersangkutan (Sarwono,

1997).

"5 ' " / )

Edukasi kesehatan diperlukan untuk mendorong perilaku yang berkaitan

dengan promosi kesehatan antara lain adalah upaya–upaya pencegahan terjadinya

penyakit (Soebroto, Ghozali, dan Yuliati, 2001). Peningkatan kesadaran dan

perilaku masyarakat untuk melakukan dalam upaya deteksi dini dan

pencegahan kanker serviks didorong dan dilandasi pengetahuan yang memadai

tentang kanker serviks dan itu sendiri. Pengetahuan mengenai kanker

serviks dan sangat penting untuk ditingkatkan, dan peningkatan

pengetahuan tersebut dapat dicapai dengan adanya edukasi kesehatan mengenai

kanker serviks dan

Edukasi kesehatan dapat dilakukan dengan berbagai macam metode

diantaranya dengan metode ceramah dan dengan testimoni. Ceramah adalah

metode yang baik untuk kelompok besar dan baik untuk sasaran yang

(48)

pernyataan dari seseorang tentang kejadian yang dialami dan diyakininya.

Testimoni dari seseorang mengenai pengalaman yang terkait dengan kesehatan

dapat mempengaruhi perilaku kesehatan orang lain (Hardon, 2001). Perbedaan

metode edukasi dapat memberikan hasil yang berbeda dalam rangka peningkatan

pengetahuan mengenai kanker serviks dan .

"#! /"' * 6 7

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah bahwa dengan adanya

edukasi kesehatan menggunakan metode ceramah saja dan ceramah disertai

testimoni tentang kanker serviks dan diharapkan akan meningkatkan

pengetahuan guru wanita SD di Kota Yogyakarta. Peningkatan pengetahuan ini

kemudian diharapkan mendorong peningkatan perilaku masyarakat yang ditandai

dengan adanya tindakan melakukan pemeriksaan .

&2 $ "#! !/"' * * " ) ) "

)*/ ')'

Terdapat perbedaan peningkatan pengetahuan tentang kanker serviks dan

yang signifikan antara kelompok perlakuan yang diberi intervensi

dengan metode ceramah dan kelompok perlakuan yang diberi intervensi dengan

metode ceramah0testimoni.

Pengetahuan Ceramah dan Ceramah0Testimoni

(49)

8 ")' 5 " "9 "# " " ) ) "

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental semu (/

0- ) dengan rancangan penelitian

dan deskriptif evaluatif. Penelitian eksperimental semu adalah

penelitian yang mencari hubungan sebab akibat dalam kehidupan nyata, tidak

memungkinkan untuk mengontrol semua hal yang berpengaruh dan menghadapi

kesulitan teknis dan etik untuk dapat melakukan randomisasi subyek (Pratiknya,

2001). Jenis eksperimental semu digunakan dalam penelitian ini untuk melihat

efek edukasi berupa ceramah dan ceramah0testimoni terhadap pengetahuan guru

wanita sekolah dasar di Kota Yogyakarta. Rancangan penelitian deskriptif

evaluatif digunakan untuk menggambarkan karakteristik responden berdasarkan

umur, tingkat pendidikan, latar belakang informasi tentang kanker serviks dan

, dan riwayat melakukan mempengaruhi peningkatan

pengetahuan guru wanita SD di Kota Yogyakarta.

) 2 " ) ) "

1. Variabel pengaruh ( ) dalam penelitian ini adalah perlakuan

(intervensi) yang berupa edukasi kesehatan tentang kanker serviks dan

dengan metode ceramah dan ceramah0testimoni.

(50)

2. Variabel terpengaruh ( )dari penelitian ini adalah pengetahuan guru

wanita SD di Kota Yogyakarta tentang kanker serviks dan .

,)")') * ')/"

1. Kanker Serviks adalah kanker atau pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel

pada jaringan di dinding leher rahim, yang dapat menyebar ke organ lain dan

dapat menyebabkan kematian.

2. adalah suatu metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi secara

dini ada atau tidaknya kanker serviks, yang dilakukan dengan cara mengambil

sel0sel yang terdapat pada jaringan epitel leher rahim oleh dokter, bidan, atau

perawat yang terlatih dan hasilnya diperiksa di laboratorium klinik oleh ahli

Patologi Anatomi.

3. Responden dalam penelitian ini adalah semua guru wanita sekolah dasar di

Kota Yogyakarta baik negeri maupun swasta yang mengisi dan

mengembalikan kuesioner, dan atau bersedia menghadiri acara ceramah dan

ceramah0testimoni yang diadakan oleh peneliti, serta memenuhi kriteria

inklusi.

4. Ceramah adalah metode edukasi berupa pemaparan materi mengenai kanker

serviks dan dari narasumber yang berkompeten (tim dokter YKI)

kepada responden secara dua arah.

5. Ceramah0testimoni adalah metode edukasi berupa pemaparan materi mengenai

kanker serviks dan dari narasumber yang berkompeten (tim dokter

(51)

pengalaman dan motivasi dari saksi atau orang yang pernah mengalami kanker

serviks dan telah melakukan .

6. Pengetahuan adalah tingkat pemahaman responden mengenai kanker serviks

dan yang dapat diukur dengan kuesioner.

&* " ) ) "

Penelitian ini dilakukan di Kota Yogyakarta. Intervensi berupa ceramah

dilakukan empat tahap yaitu satu kali di Aula Yayasan Kanker Indonesia cabang

DIY Jalan Sekip Gang Sendowo Yogyakarta, dua kali di Aula Dinas Pendidikan

Jalan Hayam Wuruk No.9 Yogyakarta, dan satu kali di Aula Sekolah Dasar

Pangudi Luhur Jalan Panembahan Senopati Yogyakarta, guna memenuhi jumlah

sampel penelitian. Sedangkan intervensi berupa ceramah0testimoni dilakukan

sebanyak dua kali di Aula Yayasan Kanker Indonesia cabang DIY Jalan Sekip

Gang Sendowo, di Aula Dinas Pendidikan Jalan Hayam Wuruk No.9 Yogyakarta.

Pengisian postest setelah satu bulan dilakukan di masing0masing sekolah dasar

yang guru wanitanya sebagai responden yang telah menghadiri ceramah maupun

ceramah0testomoni.

( " " ) ) " $ /*% ') " ) ) "

Populasi penelitian adalah guru wanita sekolah dasar di Kota

(52)

&* 6 '*/"5 ":'%21 !7 5 " !")! ' &* )"#

Subjek penelitian yang digunakan adalah semua guru wanita sekolah

dasar di Kota Yogyakarta baik negeri maupun swasta yang mengisi dan

mengembalikan kuesioner, dan atau bersedia menghadiri acara ceramah dan

ceramah0testimoni yang diadakan oleh peneliti, serta memenuhi kriteria

inklusi. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah guru yang bekerja di

sekolah dasar negeri maupun swasta di Kota Yogyakarta, berjenis kelamin

wanita, sudah menikah, belum pernah melakukan atau terakhir

melakukan pada pertengahan tahun 2005.

Responden penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik

Teknik sampling ini dilakukan mengacu

pada Pratiknya, (2003) dengan cara sebagai berikut:

a. Membagi wilayah Kota Yogyakarta sebagai wilayah penelitian ke dalam

klaster yang lebih kecil ruang lingkupnya yaitu kecamatan0kecamatan,

kemudian dibuat/disusun daftar klaster beserta penomorannya. Terdapat

14 kecamatan di Kota Yogyakarta yaitu Kecamatan Gondokusuman,

Danurejan, Gondomanan, Umbulharjo, Kotagede, Jetis, Tegalrejo,

Mantrijeron, Wirobrajan, Ngampilan, Pakualaman, Kraton, Mergangsan,

Gedongtengen. Menetapkan jumlah klaster yang akan dipilih atas dasar

jumlah responden berdasarkan hasil perhitungan besar sampel.

b. Memilih klaster dengan cara random murni.

Berdasarkan tabel panduan untuk menentukan banyaknya klaster sampel

(53)

klaster 14 maka didapatkan klaster sampel sebanyak 7 untuk masing0

masing kelompok yaitu ceramah, ceramah testimoni dan kontrol.

c. Membuat daftar sekolah dasar dari semua klaster yang terpilih sebagai

klaster sampel. (Tercantum di lampiran)

d. Memilih sekolah dasar dari daftar sekolah dasar tersebut, sebanyak yang

dikehendaki dengan menggunakan teknik random. Jumlah sekolah dasar

yang dipilih, dihitung seperti tercantum pada uraian besar sampel

selanjutnya.

e. Melakukan identifikasi individu yang memenuhi kriteria inklusi penelitian

di dalam klaster yang terpilih.

+ ' ' &*

Besar sampel pada teknik sampling klaster multitahap dilakukan

sebagai berikut (Pratiknya, 2003):

a. Menentukan jumlah keseluruhan subjek sampel yang dihitung

menggunakan rumus besar sampel minimal:

- -, 1 # -- --, #-1 α α 2 2 2 ) 1 ( − +

= (Pujirahardjo, 1993)

Keterangan: n = jumlah sampel

N = besar populasi (2012 guru wanita)

p = estimator proporsi populasi (0,5) dan q = (10p) = 0,5

Zα = harga standar normal (1,96), karena menggunakan harga α = 5% d = penyimpangan yang ditolerir (10%)

b. Menentukan jumlah klaster sampel, dilakukan dengan menggunakan tabel

(Luts, 1982 . Pratiknya, 2003). Berdasarkan tabel didapatkan jumlah

(54)

c. Menentukan jumlah keseluruhan sekolah dasar dalam klaster0klaster

sampel (c1), dan menyusun daftar sekolah dasar pada tiap klaster (c2).

d. Menentukan jumlah subjek yang harus dipilih dari tiap klaster sampel

dengan cara, d = (a xc2)/c1

keterangan:

a = jumlah keseluruhan subjek sampel

c1= jumlah seluruh guru wanita SD dalam seluruh klaster sampel c2= jumlah seluruh guru wanita SD dalam setiap klaster sampel

d = jumlah subjek sampel (guru wanita SD) yang harus dipilih dari setiap klaster

Dari perhitungan tersebut, akan diperoleh jumlah guru SD yang

akan dipilih sebagai subjek penelitian dari setiap klaster penelitian, namun

karena data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta tidak

menyebutkan secara pasti daftar dan jumlah guru untuk setiap sekolah

dasar, maka perhitungan jumlah subjek sampel yang harus dipilih dari

setiap klaster tidak dapat dilakukan.

Untuk mengatasi hal tersebut, maka pada pengambilan sampel

dilakukan dengan merandom sekolah dasar untuk setiap klaster sampel dan

memilih guru wanita dari tiap sekolah dasar tesebut hingga memenuhi

jumlah sampel yang dikehendaki.

"' %& " " ) ) "

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

Kuesioner merupakan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data,

(55)

responden untuk dijawab. Untuk mengukur data kuantitatif dibutuhkan suatu

skala pengukuran, dan pada kuesioner ini digunakan skala% & .

Kuesioner terdiri dari 2 bagian. Bagian pertama mengenai karakteristik

demografi responden meliputi nama, umur, alamat, status pernikahan, lama

menikah, dan jumlah anak. Bagian kedua untuk mengukur pengetahuan responden

tentang kanker serviks dan papsmear meliputi pemahaman tentang hal0hal yang

tercantum pada tabel I.

Penelitian ini merupakan bagian dari kelompok penelitian ”Pengaruh

Ceramah dan Testimoni tentang Kanker Serviks dan terhadap

Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Guru Wanita Sekolah Dasar di Kota

Yogyakarta”, dan karena itu kuisioner secara keseluruhan mencakup aspek

pengetahuan, sikap dan perilaku, namun untuk penelitian ini penulis hanya

menggunakan dan menganalisis aspek pengetahuan yang merupakan variabel

dependent dalam penelitian ini.

Pernyataan dalam kuesioner merupakan pernyataan tertutup. Untuk

memudahkan responden menjawab, diberikan 4 pilihan jawaban, yaitu sangat

setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Untuk

menghindari kesan jawaban selalu benar atau selalu salah, maka pernyataan

negatif ( ( $ ) dan pernyataan positif (( $ ) harus seimbang. Variasi

pernyataan membuat responden lebih hati–hati menjawab, sehingga stereotipe

dalam menjawab dapat dihindari (Azwar, 2006). Kuesioner dibuat dengan bahasa

yang sederhana agar mudah dipahami dan tidak terjadi perbedaan penafsiran yang

(56)

Kuesioner perlu diuji sebelum digunakan sebagai instrument penelitian.

Uji yang dilakukan meliputi uji validitas, uji reliabilitas dengan menghitung nilai

alpha cronbach dan uji pemahaman bahasa.

2 /,) "1 " 5 & % ')/" & "# 9% ! 6 ;7

/ "1 "

$ "#%!% " '* ! "# (% "

a. Definisi Penyakit kanker serviks b. Etiologi penyakit kanker serviks

c. Tanda dan gejala penyakit kanker serviks d. Faktor risiko kanker serviks

e. Upaya pencegahan kanker serviks f. Pengertian

g. Arti penting melakukan h. Proses

i. Rekomendasi jadwal yang teratur j. Kapan sebaiknya waktu ideal untuk

k. Bagaimana hasil dilaporkan l. Intepretasi hasil

m. Apa yang harus dilakukan jika hasil tidak normal

Materi edukasi tentang kanker serviks dan diperoleh dari

Yayasan Kanker Indonesia yang telah standar untuk setiap edukasi (ceramah )

yang diberikan (tercantum pada lampiran). Sedangkan, untuk testimoni nara

sumber yaitu penderita kanker serviks yang telah sembuh membagikan

pengalaman mengenai penyakit yang diderita yang meliputi gejala yang dialami,

bagaimana testimoner mengetahui tentang penyakitnya (deteksi atau diagnosis),

tindakan pengobatan dan penanganan yang dilakukan, motivasi untuk sembuh,

motivasi kepada guru0guru untuk mencegah kanker serviks dengan melakukan

(57)

" ) ) " $ ).)" "

Tahap ini dilakukan untuk mendapatkan ijin melakukan penelitian

pada populasi penelitian yaitu pada Guru Wanita Sekolah Dasar di Kota

Yogyakarta. Proses perijinan dimulai dengan memasukkan permohonan ijin

dan proposal penelitian ke bagian perijinan Walikota Yogyakarta c.q.

BAPEDA kota Yogyakarta. Perijinan dilkanjutkan ke Dinas pendidikan Kota

Yogyakarta.

" %'% " /*% ')

Penelusuran data polulasi dilakukan melalui Dinas Pendidikan Kota

Yogyakarta bagian pusat data kepegawaian. Di bagian ini ditelusuri data

mengenai populasi penelitian yang meliputi daftar dan jumlah SD di Kota

Yogyakarta, serta daftar guru SD yang ada di Kota Yogyakarta.

+ &2% " % ')/"

Pembuatan kuesioner terdiri dari 3 tahap yaitu:

a. Pembuatan pertanyaan dalam kuesioner

Kuesioner terdiri dari 2 bagian. Bagian pertama mengenai

karakteristik demografi responden meliputi nama, umur, alamat, status

pernikahan, lama menikah, dan jumlah anak. Bagian kedua untuk

mengukur pengetahuan responden tentang kanker serviks dan .

Pernyataan pada bagian kedua dalam kuesioner disusun dan

dikelompokkan berdasarkan atas variabel0variabel penelitian yang ingin

(58)

Pernyataan tersebut disusun dengan modifikasi skala likert dari 5 pilihan

menjadi 4 pilihan yaitu Sangat Setutu (SS),Setuju (S),Tidak Setuju (TS),

Sangat Tidak Setuju (STS). Modifikasi skala likert dilakukan dengan

menghilangkan pilihan jawaban di tengah yaitu Ragu0Ragu (R). Hal ini,

menurut Hadi (2000) dilakukan karena kategori jawaban di tengah

memiliki arti ganda yang tidak diharapkan dalam suatu instrumen, bisa

diartikan belum dapat memutuskan atau memberi jawaban, bisa juga

diartikan netral. Jawaban di tengah juga menimbulkan kecenderungan

menjawab ke tengah, terutama bagi mereka yang ragu atas arah

kecenderungan jawabannya, setuju atau tidak setuju. Selain itu modifikasi

ini dilakukan untuk melihat kecenderungan pendapat responden ke arah

setuju atau tidak setuju, karena orang Indonesia cenderung tidak mau

memberikan jawaban yang sangat ekstrim. Pernyataan yang disusun

bersifat favorabel dan unfavorabel.

2 8 ")' "1 " 5 " "# /&*/! " "1 " 5 ' ! " ) 2 5 & % ')/"

Jenis pernyataan variabel No pernyataan

favorabel unfavorabel Pengetahuan 108, 10012, 15,

17019

1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 11, 12

5, 10, 15, 17, 18, 19

Sistem penilaian untuk pernyataan yang favorabel adalah SS=4,

S=3, TS=2, STS=1 sedangkan untuk pernyataan yang unfavorabel adalah

SS=1, S=2, TS=3, STS=4.

Penelitian ini merupakan bagian dari kelompok penelitian

“Pengaruh Ceramah dan Testimoni tentang Kanker Serviks dan

(59)

Kota Yogyakarta”, dan karena itu kuisioner secara keseluruhan mencakup

aspek pengetahuan, sikap dan perilaku. Namun untuk penelitian ini penulis

hanya menggunakan dan menganalisis aspek pengetahuan yang

merupakan variabel dependent dalam penelitian ini.

b. Uji validitas

Validitas memiliki arti sejauh mana data yang ditampung pada

suatu kuesioner akan mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas yang

dilakukan adalah uji validitas isi ( )

Uji validitas dari setiap butir pertanyaan dalam kuesioner pada

penelitian ini diukur dengan menggunakan program SPSS versi 12.0

dengan analisis pada tingkat kepercayaan 95%.

Analisis ini menunjukkan validitas hubungan antar setiap butir pertanyaan

(Azwar, 2006). Setiap item pertanyaan dapat dikatakan valid jika

mempunyai dukungan yang kuat terhadap skor total.

Uji validitas dilakukan kepada guru0guru wanita sekolah dasar di

kota Yogyakarta di luar sampel penelitian sebanyak 15 orang. Uji validitas

ini dilakukan di SDN Bumijo, SDN Bener, dan SDN Sagan. Diperoleh

kuesioner yang valid setelah dilakukan 3 kali uji validitas. Pada setiap

tahap tersebut beberapa butir pernyataan pada kuesioner yang belum valid

dibuang, dan beberapa butir pernyataan lain yang tidak dapat dibuang

dilakukan perbaikan dan penyusunan ulang kalimatnya agar menjadi lebih

(60)

Uji validitas dilakukan pada kuisioner secara keseluruhan yang

mencakup aspek pengetahuan, sikap dan perilaku karena penelitian ini

merupakan bagian dari kelompok penelitian “Pengaruh Ceramah dan

Testimoni tentang Kanker Serviks dan terhadap Pengetahuan,

Sikap dan Perilaku Guru Wanita Sekolah Dasar di Kota Yogyakarta”.

Setelah tahap pengujian validitas ini didapatkan 24 butir pernyataan yang

valid dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian, dari ke 24 butir

pernyataan tersebut 15 butir pernyataan merupakan butir pernyataan untuk

mengukur tingkat pengetahuan.

Item pernyataan dalam kuisioner dikatakan valid apabila hasil

dari pengujian validitas menggunakan analisis

menunjukkan nilai korelasi Pearson yang signifikan pada tingkat

kepercayaan 95%, yaitu yang nilainya lebih dari 0,514.

Dari keseluruhan 24 butir pernyataan kuesioner, terdapat 4 butir

pernyataan yang masih belum valid setelah tahap pengujian validitas

kuisioner yang ketiga yaitu butir pernyataan nomor 11, 13, 16 dan 19. Dari

empat nomor tersebut 2 nomor merupakan pernyataan untuk mengukur

tingkat pengetahuan yiatu nomor 11 dan 19. Untuk keempat butir

pernyataan tersebut dilakukan uji validitas ( 2 dari

pakar yang ahli dalam bidang patologi anatomi kedokteran RSUP dr.

Sardjito Yogyakarta yaitu dr. Fx. Ediati Triningsih M.Sc.,Sp.PA, 4 butir

pernyataan tersebut direvisi oleh dr. Fx. Ediati Triningsih M.Sc.,Sp.PA

(61)

c. Uji reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan, sejauh mana hasil

pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran berulang0ulang

(Notoatmodjo, 2002).

Menurut Azwar (2006), reliabilitas dinyatakan oleh koefisien

reliabilitas (r) yang angkanya berada dalam rentang 001,0. semakin tinggi

nilai koefisian reliabilitas / mendekati angka 1 berarti semakin tinggi

reliabilitasnya. Dan sebaliknya, semakin rendah nilai koefisian reliabilitas

/ menjauhi angka 1 berarti semakin rendah reliabilitasnya.

Uji reliabilitas dilakukan pada kuisioner secara keseluruhan yang

mencakup aspek pengetahuan, sikap dan perilaku karena penelitian ini

merupakan bagian dari kelompok penelitian “Pengaruh Ceramah dan

Testimoni tentang Kanker Serviks dan terhadap Pengetahuan,

Sikap dan Perilaku Guru Wanita Sekolah Dasar di Kota Yogyakarta”.

Koefisien reliabilitas dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan program SPSS versi12.0 For Windows dengan analisis

reliabilitas yang menggunakan koefisien Alpha Cronbach dengan

menghitung nilai korelasi Pearson. Berdasarkan uji reliabilitas diperoleh

hasil korelasi dari Pearson test = 0,724 dan korelasi hasil perhitungan

Spearmen Brown : 0,8399 884 , 1 448 , 1 724 , 0 1 724 , 0 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1

11 + = =

× = +

(62)

kuesioner yang digunakan sudah reliabel dan mempunyai reliabilitas yang

cukup tinggi karena koefisien reliabilitas (r)nya mendekati angka 1.

Dilakukan juga uji pemahaman bahasa kepada guru0guru wanita

SD tersebut dimana peneliti mendampingi satu persatu guru dalam

mengisi kuesioner dan menanyakan apakah pernyataan dalam kuesioner

mudah dipahami atau tidak.

3 () %"# " &* 5 " "5/&)' ') &*

a. Perhitungan Sampel

5 , 0 5 , 0 96 , 1 ) 1 2012 ( % 10 5 , 0 5 , 0 96 , 1 2012 2 2 2 -+ − =

92 sampel guru wanita untuk setiap kelompok perlakuan.

Keterangan :

2012 = besar populasi guru wanita SD di Kota Yogyakarta (N). 0,5 = estimator proporsi populasi (p) dan q = (10p)

1,96 = harga standar normal (Zα), karena menggunakan harga α = 5% 10% = penyimpangan yang ditolerir (d)

b. Randomisasi Sampel

3) Randomisasi klaster kecamatan

Dengan menggunakan tabel Panduan Untuk Menentukan

Banyaknya Klaster Sampel (luts, 1982, Pratiknya, 2003), diketahui

bahwa akan dipilih secara random 7 klaster kecamatan dari 14 klaster

kecamatan yang ada. Pemilihan secara random dilakukan dengan

menggunakan tabel random. Berdasarkan hasil randomisasi klaster

kecamatan, diperoleh : Klaster sampel yang digunakan untuk

(63)

Danurejan, Wirobrajan, Gondokusuman, Gondomanan, Gedongtengen,

Pakualaman. Sedangkan klaster untuk ceramah0testimoni meliputi

Gondomanan, Pakualaman, Danurejan, Kotagede, Jetis, Umbulharjo,

Kraton. Klaster sampel untuk kelompok kontrol meliputi Kraton,

Gondomanan, Pakualaman, Kotagede, Jetis, Ngampilan, Mergangsan.

4) Randomisasi sekolah dasar setiap klaster kecamatan yang dipilih

Dari setiap klaster sampel yang telah terpilih untuk setiap

kelompok perlakuan dilakukan randomisasi sekolah dasar. Dari

masing0masing klaster kecamatan yang terpilih, diambil SD dengan

jumlah yang sama untuk setiap kecamatan untuk maing0masing

kelompok perlakuan. Sekolah dasar yang sudah terpilih untuk suatu

kelompok perlakuan tidak diikutsertakan kembali dalam proses

randomisasi untuk kelompok perlakuan yang lain.

4 !' " " " 0 "')

a. Penyebaran undangan untuk guru wanita di sekolah dasar yang digunakan

sebagai sampel.

Undangan untuk menghadiri ceramah dan ceramah testimoni

disebarkan kepada guru wanita sekolah dasar, masing0masing sekolah

dasar diharapkan minimal 3 guru yang dapat menghadiri acara tersebut.

b. Pelaksanaan ceramah dan ceramah testimoni

Intervensi dilakukan kepada kelompok ceramah dan ceramah

testimoni secara tersendiri. Intervensi dimulai dengan pembagian pretest,

(64)

YKI yang berkompeten. Untuk intervensi ceramah0testimoni, sebelum

intervensi ceramah dilakukan intervensi testimoni terlebih dahulu oleh ibu

Silah Pardjono seorang penderita kanker serviks yang telah sembuh.

Setelah ceramah acara dilanjutkan dengan tanyajawab atau pertanyaan

interaktif dua arah nara sumber dengan responden. Kemudian dibagikan

postest kepada responden untuk mengukur tingkat pengetahuan setelah

intervensi.

Setelah proses penelitian dilakukan, ternyata intervensi ti

Referensi

Dokumen terkait

Dapat dijadikan sebagai bahan tambahan pertimbangan dan pemikiran dalam penelitian lebih lanjut dalam bidang yang sama, yaitu Penerapan Sistem Manajemen Informasi

Pengenalan wajah dengan melakukan proses pelacakan dan dengan menerapkan kondisi ada tidaknya wajah dalam basis data, tingkat pencahayaan, perbedaan ukuran citra yang

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasall6 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2006 tentang Besaran dan Penggunaan Iuran Badan Usaha Dalam Kegiatan

Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan, Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2012 Kota Surabaya tentang Retribusi Pelayanan Parkir Tepi Jalan Umum. Manajemen

Penganugerahan Pangripta Nusantara Tahun 2015 kepada provinsi dan kabupaten/kota yang mempunyai dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) terbaik bertujuan

Hubungan yang erat atau korelasi yang tinggi antara lebar pubis dengan produksi telur pada itik Tegal betina, bobot badan itik jantan dengan volume semen dan bobot

Pengaruh Ekstrak Daun Kelor ( Moringa oleifera Lmk.) terhadap Pertumbuhan Bakteri Salmonella typhi ; Dian Pertiwi, 100210103007; 2014; 56 halaman; Program Studi Pendidikan

Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kombinasi konsentrasi zat pengatur tumbuh (sitokinin dan auksin 2,4 D) pada medium untuk propagasi tanaman nilam