• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH (MENCARI PASANGAN KARTU) SISWA KELAS IV A SDN 1 PERESAK KECAMATAN NARMADA KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN AJARAN 2015/2016 - Repository UNRAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH (MENCARI PASANGAN KARTU) SISWA KELAS IV A SDN 1 PERESAK KECAMATAN NARMADA KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN AJARAN 2015/2016 - Repository UNRAM"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH (MENCARI PASANGAN KARTU) SISWA KELAS IV A SDN 1 PERESAK KECAMATAN NARMADA

KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN AJARAN 2015/2016

JURNAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

FATHUL RIZAL ARPIAN NIM. E1E 011 017

POGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

(2)
(3)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses dan meningkatkan hasil belajar IPS materi keberagaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi) dengan menggunakan metode Index Card Match (mencari pasang kartu) pada siswa kelas IV A SDN 1 Peresak Tahun Ajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yang terdiri atas dua siklus dan tiap siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas dan hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Skor aktivitas guru siklus I adalah 50 kategori Baik dan Skor aktivitas guru siklus II adalah 52 kategori Baik. Skor aktivitas siswa siklus I adalah 54 kategori Cukup Aktif dan Skor aktivitas siswa siklus II adalah 64 kategori Aktif. Sedangkan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata berturut-turut 73,18 dan 80,68 dengan ketuntasan klasikal 72,72% dan 86,36%. Dengan memperhatikan hasil dan indikator keberhasilan yang tercapai, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan metode Index Card Match (mencari pasang kartu) dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV A SDN 1 Peresak. Saran yang dapat disampaikan kepada guru kelas IV A SDN 1 Peresak agar tetap memberikan dukungan moril dan bimbingan kepada siswa yang belum tuntas dalam pencapaian hasil belajar supaya terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa, dan bagi siswa kelas IV A hendaknya berperan aktif dalam proses pembelajaran, selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru dan meningkatkan usaha belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.

(4)

ABSTRACT

This study aims to improve the process and improve learning outcomes mathematics comprehensive material square and rectangular by using Index Card Match (look for post cards) in the fourth grade students at SDN 1 Peresak A school year 2015/2016. This research is a classroom action research, which consisted of two cycles and each cycle consisting of 2 meetings. Collecting data in this study was conducted using the method of observation and tests. The results showed that an increase in activity and learning outcomes of the first cycle to the second cycle. Scores of teacher activity cycle I was 50 categories of Good and activity score the second cycle teachers are 52 categories Good. Scores of student activity cycle I was 54 category Enough Active and student activity score the second cycle was 64 category Active. While the learning outcomes of students from the first cycle to the second cycle also increased with an average value respectively 73.18 and 80.68 with classical completeness 72.72% and 86.36%. With regard to the outcome and success indicators are reached, it can be concluded that the use of methods Index Card Match (look for pairs of cards) can improve learning outcomes IPS in grade IV A SDN 1 Peresak. Suggestions can be submitted to the teacher class IV A SDN 1 Peresak it provides moral support and guidance to students who have not completed the learning achievement so that an increase in student learning, and for students of classes IV A should play an active role in the learning process, always task-assignment of teachers and improve learning effort so as to obtain optimal learning results.

(5)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia (peserta didik) dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mengajar mereka. Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini akan dicapai apabila dalam proses belajar mengajar diselenggarakan secara profesional serta kurikulum yang disajikan telah sesuai dengan pengembangan dan kebutuhan masyarakat.

berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas IV A SDN 1 Peresak, beliau mengatakan bahwa sebagian besar siswa merasa kesulitan dalam belajar IPS karna cenderung berupa hafalan. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan semester yang sudah dilaksanakan pada semester I tahun ajaran 2015/2016.

Tabel 1.1 Hasil Observasi Kelas IV A SDN 1 Peresak

Keteranga

n Perempuan Laki-laki Jumlah

Jumlah 10 12 22

Nilai < 70 5 3 8

Nilai > 70 6 8 14

(Sumber: Guru Kelas IV A SDN 1 Peresak)

Tabel di atas menunjukan dari 22 siswa dengan jumlah siswa laki-laki 12 orang dan siswa perempuan 10 orang, 8 siswa mendapatkan nilai < 70 dan 14 siswa mendapatkan nilai > 70 dengan KKM yang ditentukan oleh sekolah untuk mata pelajaran IPS adalah 70.

(6)

Cara Pemecahan Masalah

Langkah-langkah pelaksanaan metode Index Card Match (Mencari Pasangan Kartu) yaitu :

1. Guru membuat potongan-potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam kelas.

2. Setelah itu, guru membagi kertas-kertas terebut menjadi dua bagian yang sama.

3. Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi IPS yang akan dibelajarkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.

4. Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.

5. Kemudian semua kertas dikocok sehingga tercampur antara soal dan jawaban.

6. Setiap siswa diberi satu kertas. Jelaskan bahwa ini aktifitas yang dilakukan berpasangan. Separuh siswa akan mendapatkan soal dan separuhnya lagi akan mendapatkan jawaban.

7. Siswa diminta untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, siswa diminta untuk duduk berdekatan dan siswa tidak diperbolehkan untuk memberithu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.

8. Setelah siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, setiap pasangan diminta secara bergantian untuk membacakan soal yang diperolehdengan keras kepada teman-temanya yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya.

9. Setelah semua pasangan telah membaca soal dan jawaban yang diperoleh kemudian guru membuat klarifikasi dan kesimpulan hasil belajar yang telah dilakukan bersama-sama dengan siswa.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Deskripsi Teori Hasil Belajar

(7)

sendiri. Siswa diberi kebebasan untuk mengungkapkan pendapat dan pemikirannya tentang sesuatu yang dihadapinya. Dengan cara demikian siswa akan terbiasa dan terlatih untuk brpikir sendiri, memcahkan masalah yang dihadapinya, mandiri, kritis, kreatif, dan mampu mempertanggung jawabkan pemikiranya secara raioanal. (Budianingsih, 2010: 58-60).

H.C. Witherington (dalam Aunurahman, 2012: 35) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian.

Menurut Nana Sudjana (dalam Kunandar, 2010 : 276) hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tulis, tes lisan, maupun tes perbuatan.

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Djahiri dan Ma’mun (dalam Gunawan, 2011: 17) mengemukakan IPS atau studi sosial konsep-konsepnya merupakan konsep pilihan dari berbagai ilmu lalu dipadukan dan diolah secara didaktis pedagogis sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.

Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS merupakan suatu perubahan tingkah laku yang tidak hanya berupa satu aspek kemampuan saja melainkan berbagai macam kemampuan yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. setelah mengikuti aktivitas atau kegiatan belajar. Dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang tidak tau menjadi tau, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Adapun ciri-ciri siswa berhasil dalam pembelajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi) adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan pengertian budaya

2. Menyebutkan nama-nama suku yang ada di sekitar (Kabupaten/Kota dan Provinsi)

3. Menyebutkan contoh- contoh pakaian adat dari suku setempat (suku samawa, mbojo, dan sasak)

4. Menyebutkan contoh- contoh rumah adat dari suku setempat ( suku samawa, mbojo, dan sasak)

5. Menyebutkan contoh- contoh tarian adat dari suku setempat ( suku samawa, mbojo, dan sasak)

6. Menyebutkan contoh- contoh alat musik tradisional dari suku setempat ( suku samawa, mbojo, dan sasak)

(8)

8. Mengidentifikasi sikap melestariakan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi)

Metode Index Card Match (Mencari Pasangan Kartu)

Kurniawati mengemukakakan bahwa strategi pembelajaran Index Card Match merupakan salah satu strategi yang cukup menyenangkan yang diguanakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan, peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan. (www.tigadua/durg.blogspot.com)

Menurut suprijono (2014 : 120), adapun langkah-langkah pembelajaran dengan metode Index Card Mach ini adalah sebagai berikut :

1) Guru membuat potongan-potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam kelas

2) Setelah itu, guru membagi kertas-kertas terebut menjadi dua bagian yang sama.

3) Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi yang akan dibelajarkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan. Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.

4) Kemudian semua kertas dikocok sehingga tercampur antara soal dan jawaban.

5) Setiap siswa diberi satu kertas. Jelaskan bahwa ini aktifitas yang dilakukan berpasangan. Separuh siswa akan mendapatkan soal dan separuhnya lagi akan mendapatkan jawaban

6) Siswa diminta untuk menemukan pasangan mereka.

7) Siswa diminta untuk duduk berdekatan dan siswa tidak diperbolehkan untuk memberithu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.

8) Setelah siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, setiap pasangan diminta secara bergantian untuk membacakan soal yang diperolehdengan keras kepada teman-temanya yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya.

9) Setelah semua pasangan telah membaca soal dan jawaban yang diperoleh kemudian guru membuat klarifikasi dan kesimpulan hasil belajar yang telah dilakukan bersama-sama dengan siswa.

(9)

mencari pasangan dari kartu yang sebelumnya telah diberikan secara acak oleh guru. Adapun langkah-langkah dari metode Index Card Match adalah sebagai berikut : (1) Membuat potongan-potongan kertas menjadi dua bagian yang sama. (2) Menuliskan potongan-potongan kertas. (3) Semua kartu index dikocok sehingga tercampur. (4) Setiap siswa diberi satu kartu index. (5) Menjelaskan aktivitas yang akan dilakukan. (6) Siswa diminta untuk menemukan pasangan mereka. (7) Siswa diminta untuk duduk dengan pasangan mereka. (8) Setiap pasangan diminta untuk membacakan kartu index yang mereka dapatkan. (9) Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.

Kerangka Berfikir

Proses pembelajaran yang dilaksanakan guru sudah sepantasnya memberikan suatu pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Namun kenyataannya, masih banyak guru yang tidak mampu melaksanakannya karena guru jarang menggunakan media serta pemilihan metode yang kurang tepat dalam proses pembelajaran sehingga siswa tidak terlibat secara aktif. Seperti halnya yang terjadi di SDN 1 Peresak, terlihat bahwa nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih sangat rendah. Hal ini dikarnakan, guru cenderung menggunakan metode serta teori pembelajaran yang memberikan informasi searah sehingga peran guru menjadi lebih dominan dari pada siswa. Guru juga jarang menggunakan variasi mengajar dan memanfaatkan media dalam proses pembelajaran. Padahal dengan melakukan variasi proses pembelajaran menjadi tidak monoton, serta mengurangi kejenuhan siswa.

Melalui penerapan metode Index Card Match yang berdasarkan pada teori konstruktivistik ini diharapkan siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan dan siswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajran sehingga hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS meningkat.

Hipotesis Tindakan

jika penerapan metode Index Card Match diterapkan dengan baik, maka hasil belajar IPS pada siswa kelas IV A SDN 1 Peresak akan meningkat”.

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Peresak yang terletak di Desa Peresak, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat.

(10)

Subyek penelitian ini adalah peneliti yang bertindak sebagai guru untuk membuktikan apakah metode index card match dapat meninggakatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dan siswa kelas IV A SDN 1 Peresak. Dengan jumlah siswa kelas IV A SDN 1 Peresak adalah 22 orang yang terdiri dari, 12 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Khusus mengenai pembelajaran IPS kelas IV. Observer pada penelitian ini adalah guru wali kelas IV A SDN 1 Peresak. Adapun tugas dari observer adalah untuk mengamati berjalannya kegiatan pembelajaran pada saat penggunaan metode Index Card Match

Metode Pengambilan Data A. Observasi aktifitas guru

Hal yang diobservasi adalah aktivitas yang dilakukan guru dalam pembelajaran menggunakan metode index card match. Penilaian aktivitas guru dilakukan melalui observasi langsung dimana seorang guru yang sedang mengajar diobservasi langsung oleh observer (pengamat) dan observer berada bersama-sama guru di dalam kelas.

B. Observasi aktifitas siswa

Hal yang diobservasi adalah aktivitas yang dilakukan siswa dalam pembelajaran menggunakan metode index card match. Penilaian aktivitas siswa dilakukan melalui observasi langsung dimana siswa diobservasi langsung oleh observer (pengamat) dan observer berada bersama-sama siswa di dalam kelas.

C. Tes hasil belajar

Tes yang diberikan pada penelitian ini berupa soal-soal dalam bentuk pilihan ganda untuk mengukur hasil belajar siswa.

Tekhnik Analisis Data 1. Data Aktivitas Guru

Penilaian aktivitas guru diperoleh dari hasil observasi langsung. Penilaian ini dilakukan ketika sedang mengajar, di observasi secara langsung oleh observer. Adapun teknik penilaian untuk aktivitas belajar guru terdiri dari 4 indikator, setiap indikator terdiri dari 3 diskriptor dan mempunyai skala 2.

Untuk mengetahui aktivitas guru dalam pembelajaran, maka data hasil observasi diolah menggunakan MI (Mean Ideal) dan SDI (Standar Deviasi Ideal)

(11)

Mentukan Skor Maksimal Ideal (SMI), yaitu skor yang mungkin dicapai jika semua item dapat tercapai.

Banyaknya indikator = 9

Banyaknya deskriptor setiap Indikator = 3 Skor maksimal untuk setiap deskriptor = 2 Skor minimal untuk setiap deskriptor = 1

Skor maksimal ideal (Smi) = banyaknya indikator x banyaknya deskriptor setiap indikator x skor maksimal tiap deskriptor = 9 x 3 x 2 = 54. Sedangkan skor minimal seluruh indikator = banyaknya indikator x banyaknya deskriptor tiap indikator x skor minimal tiap deskriptor = 9 x 3 x 1 = 27 b. Menentukan mean ideal (MI) dan Standar Deviasi Ideal (SDi) dengan

rumus:

Mi = 1/2 x ( Skor maksimal + Skor minimal) = 1/2 x ( 54 + 27 )

= 40.5 SDi = 1/3 Mi = 1/3 (27) = 13,5

(Sumber: Nurkancana , 1990: 100)

c. Menentukan Kriteria Aktivitas Guru

Kriteria untuk menentukan aktivitas guru ditentukan pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.6 Pedoman Konversi Aktivitas guru

Interval Skor Kategori

X ≥ MI + 1,5 SDI X ≥ 54 Sangat Baik

MI + 0,5 SDI ≤ X < MI + 1,5 SDI 45 ≤ X < 54 Baik

MI – 0,5 SDI ≤ X < MI + 0,5 SDI 36 ≤ X < 45 Cukup Baik MI – 1,5 SDI ≤ X < MI – 0,5 SDI 27 ≤ X < 36 Kurang Baik X < MI – 1,5 SDI X < 27 Sangat Kurang

Baik Keterangan:

X = Skor aktivitas guru Mi = Mean ideal

(12)

Berdasarkan tabel di atas, untuk data aktivitas guru, dikatakan berhasil apabila minimal berkategori baik atau mengalami peningkatan rata-rata skor aktivitas dari siklus sebelumnya.

2. Data Aktivitas Siswa

Penilaian aktivitas siswa diperoleh dari hasil observasi langsung. Penilaian ini dilakukan ketika sedang belajar, di observasi secara langsung oleh observer. Adapun teknik penilaian untuk aktivitas belajar siswa terdiri dari 4 indikator, setiap indikator terdiri dari 3 diskriptor dan mempunyai skala 3.

Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran, maka data hasil observasi diolah menggunakan MI (Mean Ideal) dan SDI (Standar Deviasi Ideal)

a. Menentukan Skor Maksimal Ideal (Smi)

Mentukan Skor Maksimal Ideal (SMI), yaitu skor yang mungkin dicapai jika semua item dapat tercapai.

Banyaknya indikator = 9

Banyaknya deskriptor setiap Indikator = 3 Skor maksimal untuk setiap deskriptor = 3 Skor minimal untuk setiap deskriptor = 1

Skor maksimal ideal (Smi) = banyaknya indikator x banyaknya deskriptor setiap indikator x skor maksimal tiap deskriptor = 9 x 3 x 3 = 81. Sedangkan skor minimal seluruh indikator = banyaknya indikator x banyaknya deskriptor tiap indikator x skor minimal tiap deskriptor = 9 x 3 x 1 = 27 b. Menentukan mean ideal (MI) dan Standar Deviasi Ideal (SDi) dengan

rumus:

Mi = 1/2 x (Skor maksimal + Skor minimal) = 1/2 x ( 81 + 27)

= 54 SDi = 1/3 Mi

= 1/3 (54) = 18

(Sumber: Nurkancana , 1990: 100)

c. Menentukan Kriteria Aktivitas Siswa

Kriteria untuk menentukan aktivitas guru ditentukan pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.7 Pedoman Konversi Aktivitas Siswa

Interval Skor Kategori

(13)

MI + 0,5 SDI ≤ X < MI + 1,5 SDI 63 ≤ X < 81 Aktif

MI – 0,5 SDI ≤ X < MI + 0,5 SDI 45 ≤ X < 63 Cukup Aktif MI – 1,5 SDI ≤ X < MI – 0,5 SDI 27 ≤ X < 45 Kurang Aktif X < MI – 1,5 SDI X < 27 Sangat Kurang

Aktif

Keterangan:

X = Skor aktivitas siswa Mi = Mean ideal

SMi = Skor Maksimal ideal SDi = Skor Deviasi ideal

Berdasarkan tabel di atas, untuk data aktivitas siswa, dikatakan berhasil apabila minimal berkategori aktif atau mengalami peningkatan rata-rata skor aktivitas dari siklus sebelumnya

3. Data Hasil Belajar Siswa

Analisis data untuk mengetahui prestasi hasil evaluasi siswa adalah sebagai berikut:

a. Ketuntasan Individu

Peningkatan hasil belajar individu setiap siswa dalam proses belajar mengajar dikatakan meningkat apabila siswa mampu memperoleh nilai ≥ 65 sebagai standar ketuntasan belajar minimal . Nilai akhir individual per siswa ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

Nilai=Skor yang diperoleh

Skormaksimum x100

(Sumber : Purwanto, 2011:207) b. Menghitung Nilai Rata-rata kelas

Rumus yang digunakan untuk menghitung niali rata-rata kelas adalah sebagai berikut :

X=

X

N

Keterangan:

X

: Nilai rata-rata

(14)

N : Subjek

(Sumber : Sudjana, 2008: 109)

c. Ketuntasan Klasikal

Untuk menghitung ketuntasan klasikal digunakan rumus

KK =

siswa yang tuntas belajar

siswa X 100%

Keterangan :

KK = Ketuntasan Klasikal

= Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 (KKM)

siswa= Jumlah siswa yang mengikuti tes

Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila:

1) Penelitian ini dikatakan berhasil bila aktiitas guru dalam proses pembelajaran “minimal tergolong baik”

2) Penelitian ini dikatakan berhasil bila aktifitas siswa dalam proses pembelajaran “minimal tergolong aktif”

3) Penelitian ini dikatakan berhasil apabila 85% siswa telah mencapai hasil belajar ≥ 70 (berdasarkan KKM)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Tabel 4.9 Ringkasan Data Hasil Evaluasi Dan Hasil Observasi Dengan Penerapan Metode Index Card Math (Mencari Pasang Kartu) Siklus I dan II

Siklus

Aktivitas guru Aktivitas siswa Ketuntasan belajar siswa

Skor Kategori Skor Kategori Rata-rata Ketuntasanklasikal

(15)

II 52 Sangat

Diagram 4.3 Ringkasan Data Hasil Evaluasi Dan Hasil Observasi Dengan Penerapan Metode Index Card Math (Mencari Pasang Kartu) Siklus I dan II

Berdasarkan Tabel dan diagram dapat dilihat ringkasan data hasil observasi dan hasil evaluasi dengan penerapan metode Index Card Math (Mencari Pasang Kartu) pada siklus I dan II. Dimana pada siklus I diperoleh hasil yaitu aktivitas guru mendapat skor 50 dengan kriteria baik sedangkan aktivitas siswa mendapat skor 54 yang berkategori cukup aktif. Jumlah rata-rata nilai evaluasi yang di dapatkan adalah 73,18 dan ketuntasan klasikal adalah 72,72% .

Dimana pada siklus II didapatkan hasil yaitu observasi siswa mendapat skor 64 dengan kriteria aktif sedangkan observasi gurumendapat skor 52 dengan kriteria baik. Jumlah rata-rata yang di dapatkan adalah 80,68 dan ketuntasan klasikal adalah 86,36% dengan demikian maka penelitian berakhir pada siklus II. Peningkatan nilai dari siklus I ke siklus II berkat adanya kerjasama guru kelas, observer dan peneliti sendiri dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh peneliti sehingga didapatkan hasil yang baik pada siklus II.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

(16)

potongan-potongan kertas menjadi dua bagian yang sama. (2) Menuliskan potongan-potongan kertas. (3) Semua kartu index dikocok sehingga tercampur. (4) Setiap siswa diberi satu kartu index. (5) Menjelaskan aktivitas yang akan dilakukan. (6) Siswa diminta untuk menemukan pasangan mereka. (7) Siswa diminta untuk duduk dengan pasangan mereka. (8) Setiap pasangan diminta untuk membacakan kartu index yang mereka dapatkan. (9) Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.

Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa mencapai rata-rata 73,18 pada siklus I dengan persentase ketuntasan klasikal 72,72% meningkat pada siklus II dengan nilai rata-rata mencapai 80,68 dengan persentase ketuntasan klasikalnya 86,36%. Kemudian aktivitas guru pada siklus I memperoleh skor 50 dengan kriteria baik dan mengalami peningkatan pada siklus II dengan memperoleh skor 52 dengan kriteria baik. Serta aktivitas belajar siswa pada siklus I memperoleh skor 54 dengan kriteria cukup aktif dan mengalami peningkatan pada siklus II dengan memperoleh skor 64 dengan kriteria aktif.

Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan oleh peneliti dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru, diharapkan dapat menerapkan metode Index Card Match (mencari pasang kartu) sebagai salah satu model pembelajaran alternatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa serta aktivitas siswa dalam pembelajaran khususnya pada pelajaran IPS. Selain itu diharapkan untuk tetap memberikan dukungan moril dan bimbingan kepada siswa yang belum tuntas dalam pencapaian hasil belajar supaya terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa.

2. Bagi siswa, hendaknya berperan aktif dalam proses pembelajaran, selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru dan meningkatkan usaha belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.

3. Bagi kepala sekolah diharapkan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai acuan untuk mengembangkan model pembelajaran yang lainnya yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran

Gambar

Tabel 1.1 Hasil Observasi Kelas IV A SDN 1 Peresak
Tabel  4.9  Ringkasan  Data  Hasil  Evaluasi  Dan  Hasil  Observasi  DenganPenerapan Metode Index Card Math (Mencari Pasang Kartu) Siklus I dan II

Referensi

Dokumen terkait

[1] R ´ EDEI L., Die neue Theorie der endlichen Abelschen Gruppen und Verallgemeinerung des Hauptsatzes von Haj´os,

Kemampuan kalus membentuk embrio dalam jumlah terbanyak diperoleh pada perlakuan dosis 50 Gray, demikian pula jumlah bakal tunas terbanyak yang dihasilkan dari perkecambahan

Pelaksanaan meliputi proses pelaksanaan kegiatan simpan pinjam, waktu pertemuan, sarana prasarana, kegiatan selama pertemuan, sistem peminjaman modal, dan tindak

[r]

[r]

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai proses perencanaan, proses pelaksanaan, watak kewarganegaraan siswa, serta kendala yang terjadi dalam

Hal yang sama juga diungkapkan Tjhay (2009) dimana kurangnya pengertian masyarakat yang menyebabkan perilaku kesehatan kaum homoseksual kurang diperhatikan, mereka merasa

Secara umum suatu sistem perlu diganti dan disempurnakan karena alasan-alasan sebagai berikut (Jogiyanto 2010): 1) Adanya permasalahan-permasalahan yang dijumpai pada sistem