TERHADAP TINGKAT STRES DAN KEJENUHAN
KARYAWAN
Studi Kasus Divisi Operasional PT Primacom Interbuana Wisma BCA Lt. 16 kav 22-23 Jl. Jendral Sudirman
Jakarta Selatan
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh
YOSEP BUDI PRASETYA 052214084
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
TERHADAP TINGKAT STRES DAN KEJENUHAN KARYAWAN
Studi Kasus Divisi Operasional PT Primacom Interbuana
Wisma BCA Lt. 16 kav 22-23 Jl. Jendral Sudirman
Jakarta Selatan
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh
YOSEP BUDI PRASETYA
052214084
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
menangis dan tertawalah jika memang harus
tertawa. Percayalah akan sebuah pengharapan,
hanya dengan keyakinan semua kan terlaksana
(Ceceph)
We can learn to love with loving
(Iris Murdoch )
Skripsi ini kupersembahkan bagi :
♥
Jesus Christ
vii
berkat, anugerah dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “ Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Dan Non Fisik Terhadap Tingkat
Stres Dan Kejenuhan Karyawan “ yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan dan bimbingan
dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat terwujud. Oleh karena itu melalui
kesempatan ini penulis ingin secara khusus menyampaikan ucapan terima kasih
sebesar-besarnya kepada:
1.
Dr. Ir. P. Wiryono P,S.J selaku Rektor Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2.
Bapak Drs. Y.P Supardiyono, M.Si., Akt., QIA. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma
3.
Bapak V. Mardi Widyatmono, S.E M.B.A., selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
viii
nasehatnya yang sangat berarti sehingga dapat terselesaikan skripsi ini.
6.
Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen yang telah
membagikan ilmunya dan membantu penulis.
7.
Seluruh responden Karyawan PT Primacom Interbuana Jakarta
yang telah
membantu penulis dengan mengisi kuesioner guna melengkapi data yang
penulis butuhkan
.
8.
Bapak, Ibu, dan seluruh keluarga yang saya sayangi.
9.
Temen-temen semua yang telah mendukung dan membantu serta menemani
dalam suka maupun duka.
10.
Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, yang tidak
dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam
penulisan skripsi ini, karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari
berbagai pihak. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.
ix
HALAMAN PERSETUJUAN
...
ii
HALAMAN PENGESAHAN
...
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
...
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
...
v
PERNYATAAN PERSETUJUUAN PUBLIKASI
...
vi
KATA PENGANTAR
...
vii
DAFTAR ISI
...
ix
DAFTAR TABEL
...
xi
DAFTAR GAMBAR
...
xii
DAFTAR LAMPIRAN
...
xiii
ABSTRAK
...
xiv
ABSTRACK
...
xv
BAB I PENDAHULUAN
...
1
A.
Latar Belakang Masalah ...
1
B.
Rumusan Masalah ...
2
C.
Batasan Masalah ...
3
D.
Tujuan Penelitian ...
3
E.
Manfaat Penelitian ...
4
F.
Sistematika Penulisan ...
4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
...
6
A.
Pengertian Manajemen ...
6
B.
Lingkungan Kerja...
7
C.
Komunikasi ...
9
D.
Stres ...
12
E
Kejenuhan ... 18
F
Kerangka Teoritis ... 19
G.
Penelitian Sebelumnya ... 20
H.
Hipotesis... 21
BAB III METODE PENELITIAN
... 22
x
E.
Pengukuran Variabel Penelitian ... 23
F.
Populasi Dan Sampel ... 26
G.
Metode Pengumpulan Data ... 26
H.
Devinisi Operasional ... 27
I.
Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 28
J.
Uji Asumsi Klasik ... 30
K.
Metode Analisis Data ... 35
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
... 39
A.
Sejarah Perusahaan... 39
B.
Visi Dan Misi Perusahaan ... 41
C.
Manajemen Perusahaan ... 43
D.
Gambaran Umum Pemasaran ... 47
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
... 50
A.
Profil Responden ... 51
B.
Karakteristik Responden ... 52
C.
Analisis Validitas dan Analisis Reliabilitas ... 52
D.
Uji Asumsi Klasik ... 55
E.
Analisis Data ... 63
F.
Pembahasan……… .
67
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
... 69
A.
Kesimpulan ... 69
B.
Saran ...
70
C.
Keterbatasan penelitian ... 71
DAFTAR PUSTAKA
...
73
xi
V.1
Profil Responden berdasarkan Divisi Kerja……… 51
V.2
Profil Responden berdasarkan Lama Kerja………... 51
V.3
Karakteristik Responden berdasarkan Usia……….... 52
V.4
Hasil
Uji
Validitas Instrumen Penelitian……… 53
V.5
Hasil
Uji
Reliabilitas Instrumen Penelitian……….... 55
V.6
Hasil
Uji Multikolinearitas………. 56
V.7
Hasil
Uji Autokorelasi……....……… 59
V.8
Hasil
Uji Multikolinearitas………. 59
V.9
Hasil
Uji Autokorelasi……....……… 62
V.10
Hasil Analisis Regresi Berganda……….. 63
V.11
Hasil Koefisien Determinasi……… 64
V.12
Hasil Analisis Regresi Berganda……….. 65
xii
II.1
Proses Komunikasi Sederhana……….... …….
9
II.2
Model Bagan Stres……….………..
15
II.3
Hubungan Stres Dan Pekerjaan……….…...
17
II.4
Kerangka konseptual………
19
IV.1
Struktur Organisasi Perusahaan……… 44
V.1
Hasil Uji Heteroskedastisitas……….……. 57
V.2
Hasil Uji Normalitas Histogram……….…... 58
V.3
Hasil Uji Normalitas
Probability Plot………..
58
V.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas……….……. 60
V.5
Hasil Uji Normalitas Histogram……….…... 62
xiii
Nomor Judul
Lampiran
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
xiv
Studi Kasus Divisi Operasional PT Primacom Interbuana
Wisma BCA Lt. 16 kav 22-23 Jl. Jendral Sudirman
Jakarta Selatan
Yosep Budi Prasetya
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Lingkungan Kerja Fisik dan
Lingkungan Kerja Non Fisik berpengaruh terhadap Stres dan terhadap Kejenuhan.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik
population sampling
. Data dikumpulkan dengan teknik
Kuesioner. Sampel sebanyak 40 orang karyawan Divisi Operasional PT Primacom
Interbuana Jakarta Selatan. Adapun variabel penelitiannya adalah Lingkungan Kerja
Fisik, Lingkungan Kerja Non Fisik, Stres, Kejenuhan. Teknik analisis data dalam
penelitian ini menggunakan Uji asumsi klasik, dan analisis regresi linear berganda.
xv
A Case Study at Operational Division in PT Primacom Interbuana
Wisma BCA Lt. 16 kav 22-23 Jl. Jendral Sudirman
South Jakarta
Yosep Budi Prasetya
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2009
This study is aimed to disclose whether Physical and Non-Physical Work
Evironment affects Work Stress and Boredom. This research is a case study. The
sample gathering technique employed is
population sampling technique.
The data is
collected by questionnaire. The samples are 40 workers at Operational Division in PT
Primacom Interbuana South Jakarta. And the variable of this research is Physical
Work Environment, Non-physical Work Environment, Stress, and Boredom. Data
analysis technique employed in this study is classical asumption Test and Multiple
Linear Regression analysis.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam masyarakat yang terus berkembang, sumber daya manusia
mempunyai kedudukan yang penting. Meskipun tidak berada dalam
masyarakat yang berorientasi kerja yang memandang kerja sebagai sesuatu
yang mulia, tetapi tidak boleh mengabaikan manusia yang melakukan
pekerjaan. Pandangan yang dimiliki masyarakat menunjukkan semakin
kuatnya permintaan untuk memperhatikan aspek manusia, bukan hanya
sekedar aspek ekonomi dan teknologi.
Melihat dari pentingnya peranan sumber daya manusia dalam
organisasi, maka sumber daya manusia harus dikelola dengan baik. Mengelola
sumber daya manusia merupakan tugas seorang manajer. Kata ”mengelola”
dalam frase mengelola sumber daya manusia menunjukkan bahwa tugas
manajer tidak hanya sekedar menarik tenaga kerja, memberikan pelatihan dan
kompensasi yang adil, tetapi juga harus mampu memberikan motivasi dan
pengarahan serta pengaruh agar mampu malaksanakan tugas dengan baik
untuk menunjang sumber daya yang lain dalam organisasi.
Dalam ruang lingkup suatu perusahaan banyak faktor yang
menyebabkan stres dan kejenuhan pada karyawan. Lingkungan kerja yang
baik dan memuaskan karyawan tentu akan meminimalisir atau menekan
tingkat stres dan kejenuhan karyawan. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak
baik dapat menimbulkan stres dan kejenuhan yang berarti pula akan
menurunkan kinerja organisasi. Kondisi lingkungan kerja yang nyaman, aman
dan mendukung akan membuat karyawan menjadi bersemangat dan bergairah
dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Hal ini dapat memberi
pengaruh positif bagi kondisi psikologis dan fisiologis karyawan. Sedangkan
lingkungan kerja yang menimbulkan banyak resiko atau kurang mendukung
dalam pelaksanaan tugas yang dibebankan akan menyebabkan perasaan tidak
tenang dan tidak nyaman. Hal ini akan menimbulkan tekanan secara
psikologis pada diri karyawan yang akan mengakibatkan stres dan kejenuhan.
Berdasar uraian di atas, penulis tertarik untuk melihat bagaimana
pengaruh lingkunga kerja yang dilihat dari segi fisik dan non fisik terhadap
stres dan kejenuhan karyawan. Oleh karena itu yang menjadi judul penelitian
adalah ”PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN NON FISIK
TEHADAP TINGKAT STRES DAN KEJENUHAN KARYAWAN : Studi kasus pada PT PRIMACOM INTERBUANA, Jakarta Selatan”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh antara lingkungan kerja fisik dan non fisik terhadap stres karyawan PT Primacom Interbuana?
3. Apakah ada perbedaan pengaruh antara lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik terhadap tingkat stres dan kejenuhan karyawan
di PT Primacom Interbuana?
C. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada masalah :
1. Lingkungan kerja fisik meliputi ketersediaan kamar kecil, tingkat kebisingan, penerangan,dan pertukaran udara.
2. Lingkungan kerja non fisik meliputi komunikasi karyawan dengan atasan, komunikasi antar karyawan.
3. Tingkat stres dan kejenuhan terbatas pada stres dan rasa jenuh yang disebabkan oleh faktor lingkungan kerja.
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh dari lingkungan kerja fisik dan non fisik terhadap stres karyawan PT Primacom Interbuana.
2. Mengetahui pengaruh dari lingkungan kerja fisik dan non fisik terhadap kejenuhan karyawan PT Primacom Interbuana.
3. Mengetahui apakah ada perbedaan pengaruh antara lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik terhadap tingkat stres dan kejenuhan
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang
berguna bagi perusahaan.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi
penyusun skripsi dalam bidang yang sama maupun bagi pihak yang
membutuhkan.
3. Bagi Penulis
Mengukur sejauh mana ilmu yang diperoleh khususnya mata kuliah
Manajemen Sumber Daya Manusia dapat diserap dan diterapkan dalam
sebuah kasus nyata mengenai pengaruh dari lingkungan kerja fisik dan non
fisik terhadap karyawan.
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah,rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini berisi uraian berbagai teori yang mendukung peneltian,
review penelitian terdahulu, kerangka teoritis, dan hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, waktu
dan lokasi penelitian, variable penelitian, metode pengumpulan
data, populasi dan teknik pengambilan sampel, teknik pengukuran
data, teknik pengujian instrumen, dan teknik analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini berisi sejarah berdirinya perusahaan, visi dan misi
perusahaan, manajemen perusahaan.
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi proses analisis data serta pembahasanya.
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN
Bab ini berisi keimpulan dari hal-hal yang telah dibahas pda bab
sebelumnya, saran yang penulis berikan, dan keterbatasan penulis
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Manajemen
Manajemen diartikan sebagai proses pencapaian tujuan organisasi
(entitas sosial yang diarahkan dengan tujuan dan dibentuk dengan penuh
pertimbangan) dengan cara yang efektif dan efisien melalui empat fungsi
manajemen (Richard L. Daft, 2006:6). Empat fungsi tersebut yang pertama
adalah perencanaan (planning) yang berarti menentukan tujuan untuk kinerja organisasi di masa depan serta memutuskan tugas dan penggunaan
sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Yang kedua
pengorganisasian (organizing) yaitu berkaitan dengan penentuan dan pengelompokkan tugas ke dalam departemen serta alokasi sumberdaya ke
dalam departemen. Yang ketiga yaitu kepemimpinan (leading) merupakan penggunaan pengaruh untuk memberikan motivasi kepada karyawan
sehingga mencapai tujuan organisasi. Keempat adalah pengendalian
(controlling) yang berarti pengawasan aktivitas karyawan, pertahanan organisasi pada jalur pemenuhan tujuan, dan pengoreksian bila diperlukan.
Keempat fungsi diatas harus dijalankan dengan baik dan berimbang
agar tujuan organisasi mampu tercapai. Masing-masing fungsi mempunyai
peran dan fungsi tersendiri. Dalam hal ini fungsi-fungsi tersebut tidak bisa
dibandingkan satu dengan yang lain, melainkan untuk mendukung fungsi
satu dengan fungsi lain.
B. Lingkungan Kerja
1. Pengertian Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para
pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan
tugas-tugas yang dibebankan (Alex S. Nitisemito, 1982 : 183)
a Lingkungan Kerja Fisik
Merupakan hal-hal yang ada di sekitar para pekerja yang
dapat dirasakan secara fisik melalui indera dan dapat
mempengaruhi diri pekerja dalam menjalankan tugas-tugas yang
dibebankan.
b Lingkungan Kerja Non Fisik
Merupakan hal atau sesuatu yang ada di sekitar pekerja
yang hanya dapat dirasakan secara psikologis tidak dengan indera
dan dapat mempengaruhi pekerja dalam menjalankan tugas-tugas
yang dibebankan.
2. Arti Penting Lingkungan Kerja
Semangat dan kegairahan kerja karyawan dalam menjalankan
tugas-tugas yang dibebankan dipengaruhi banyak faktor. Salah satu
faktor tersebut adalah lingkungan kerja. Faktor ini penting dan besar
pengaruhnya, namun banyak perusahaan yang kurang memperhatikan
tidak hanya berpengaruh pada semangat dan kegairahan kerja namun
juga berpengaruh terhadap tingkat stres dan kejenuhan karyawan.
3. Faktor-faktor yang termasuk lingkungan kerja
Faktor yang dapat dimasukkan dalam lingkungan kerja sangat
luas sehingga sulit untuk dapat menyebutkan seluruhnya. Ada hal-hal
di sekitar pekerja yang dianggap tidak berpengaruh terhadap para
pekerja dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, namun
demikian pada suatu saat dapat berpengaruh besar terhadap pekerja.
Ada beberapa faktor yang dapat dimasukkan ke dalam
lingkungan kerja serta besar pengaruhnya terhadap pekerja. Menurut
Alex S. Nitisemito, faktor tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
a Pewarnaan
b Kebersihan
c Pertukaran udara
d Penerangan
e Musik
f Kebisingan
g Keamanan
h Komunikasi
i Interaksi
C. Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin ”communicare” yang berarti membuat agar menjadi umum atau dalam bahasa Inggris
”common”. Dari kata dasar ”common” tersebut kemudian menjadi ”communication” dan selanjutnya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia ”komunikasi”. Yang dimaksud dengan umum (common) dalam hal ini adalah kebersamaan khususnya dalam hal pengertian
(Muhyadi, 1989 : 148)
Jika seseorang A, berkomunikasi dengan orang lain B berarti
bahwa A melakukan aktivitas tertentu sehingga B memiliki pengertian
yang sama dengan A. Apa yang semula hanya dikentahui oleh A,
setelah berkomunikasi dengan B maka diketahui pula oleh B. Jadi
antara keduanya kemudian terdapat kesamaan pengartian.
2. Proses komunikasi
Proses komunikasi dalam bentuk sederhana dapat terjadi apabila
terdapat pengirim (sender) yang mengirimkan pesan (message) kepada penerima (receiver).
Gambar II.1
Yang dimaksud dengan pengirim adalah sumber dari mana
pesan berasal. Pengirim dapat berupa orang sebagai individu dan dapat
pula berupa badan atau organisasi. Pesan yang dikirim berupa
informasi yang hendak disampaikan oleh pengirim kepada penerima.
Sedangkan penerima, sebagaimana pengirim dapat berupa orang
sebagai individu dan dapat pula berupa badan atau lembaga.
3. Fungsi Komunikasi
Komunikasi dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk mencapai
berbagai tujuan, diantaranya adalah sebagai berikut :
a Menyampaikan informasi
b Memerintah atau memberikan instruksi
c Mempengaruhi atau melakukan persuasi
d Mengadakan integrasi
e Mengevaluasi
f Memenuhi kebutuhan kemanusiaan dan budaya
Fungsi komunikasi yang paling utama adalah untuk
menyampaikan informasi. Dalam sebuah organisasi informasi
dioperlukan oleh seluruh anggota dalam rangka pelaksanaan fungsi
dan tugas masing-masing.
Fungsi komunikasi sebagai alat untuk menyampaikan perintah
atau instruksi berarti bahwa melalui komunikasi seorang pimpinan
dapat meminta kepada bawahan untuk melaksanakan aktivitas tertentu
atau unbtuk tidak melaksanakan aktivitas tertentu dalam rangka
Fungsi komunikasi sebagai alat mempengaruhi atau membujuk
adalah penggunaan komunikasi untuk mengajak orang atau pihak lain
agar mengikuti kehendak pengirim.
Fungsi komunikasi sebagai alat integrasi adalah penggunaan
komunikasi untuk menyatukan tindakaan berbagai pihak agar
mengarah kepada suatu titik. Dalam organisasi jenis komunikasi
seperti ini digunakan untuk kepentingan koordinasi.
Fungsi komunikasi sebagai alat evaluasi berarti bahwa pesan
yang termuat dalam proses komunikasi itu untuk menilai penampilan
atau keberhasilan program, orang, atau alat tertentu.
Fungsi komunikasi sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan
kemanusiaan dan budaya berarti bahwa komunikasi yang dilakukan
bertujuan untuk menempatkan diri manusia sesuai dengan harkatnya
sebagai makhluk yang berbudaya.
4. Arah Komunikasi
Proses komunikasi dapat berlangsung ke berbagai arah. Dalam
sebuah organisasi, arah komunikasi dapat dikelompokkan menjadi :
a Komunikasi dari atas ke bawah
b Komunikasi dari bawah ke atas
c Komunikasi menyamping lurus pada jenjang yang sama
d Komunikasi menyamping lurus pada jenjang yang berbeda
D. Stres
1. Pengertian Stres
Stres adalah kondisi dinamik yang didalamnya individu
menghadapi peluang, kendala, atau tuntutan yang terkait dengan apa
yang sangat diinginkanya dan yang hasilnya dipersepsikan sebagai
tidak pasti tetapi penting. Secara khusus stres terkait dengan kendala
dan tuntutan. Kendala adalah kekuatan yang mencegah individu dari
melakukan apa yang sangat diinginkan. Tuntutan adalah hilangnya
sesuatu yang sangat diinginkan (Stephen P. Robins, 2006 : 793)
2. Faktor Penyebab Stres
Banyak faktor yang dapat menyebabkan stres. Kondisi maupun
segala sesuatu yang dapat menyebabkan stres disebut ”stressors”. Menurut T. Hani Handoko (dalam Susilo Martoyo, 2004 : 147), faktor
penyebab stres ada dua macam, yaitu terjadi dalam perusahaan (on the job stress) dan stres di luar perusahaan (off the job stress).
Faktor penyebab atau potensi sumber stres antara lain adalah
sebagai berikut :
a Faktor lingkungan
Banyak faktor dalam organisai yang dapat menimbulkan
stres. Tekanan untuk menghindari kekeliruan atau menyelesaikan
tugas dalam kurun waktu terbatas, beban kerja berlebihan, atasan
tersebut dibedakan berdasar tuntutan tugas, tuntutan peran,
tuntutan antar pribadi, struktur organisasi.
Tuntutan tugas merupakan faktor yang terkait dengan
pekerjaan seseorang. Faktor ini mencakup desain pekerjaan
individu, kondisi kerja, dan tata letak kerja fisik.
Tuntutan peran berhubungan dengan tekanan yang diberikan
kepada seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang
dimainkan dalam organisasi itu. Konflik peran menciptakan
harapan-harapan yang sulit dirujukkan atau dipuaskan. Kelebihan
peran terjadi apabila karyawan diharapkan untuk melakukan lebih
dari yang dimungkinkan. Ambiguitas peran terjadi jika harapan
peran tidak dipahami dengan jelas dan karyawan tidak pasti
mengenai apa yang harus dikerjakan.
Tuntutan antar pribadi adalah tekanan yang diciptakan oleh
karyawan lain. Kurangnya dukungan sosial dari rekan dan
hubungan antar pribadi yang buruk dapat menimbulkan stres,
khususnya para karyawan yang memiliki kebutuhan sosial yang
tinggi.
Struktur organisasi menentukan tingkat diferensiasi dalam
organisasi, tingkat aturan dan peraturan, dan pengambilan
keputusan. Aturan yang berlebihan dan kurangnya partisipasi
merupakan variabel struktural yang dapat menjadi potensi sumber
stres.
b Faktor individu
Orang menganggap hubungan pribadi dan keluarga sebagai
sangat berharga. Kesulitan keluarga, dan juga hubungan dengan
keluarga merupakan masalah hubungan yang menciptakan stres
bagi para karyawan dan terbawa ke tempat kerja.
Masalah ekonomi individu yang merentangkan sumber daya
keuangan mereka merupakan perangkat kesulitan pribadi lain yang
dapat menciptakan stres bagi karyawan dan mengalihkan perhatian
Model bagan stres :
Gambar II.2 3. Reaksi Terhadap Stres
Reaksi seseorang terhadap stres bermacam-macam, di antaranya
adalah sebagai berikut :
a Murung, sedih seakan-akan tidak ada jalan keluar yang dapat
ditempuh dalam mengatasi stres.
Faktor lingkungan
Ketidakpastian ekonomi
Ketidakpastian politik
Ketidakpastian teknologi
Faktor organisasi
Tuntutan tugas
Tuntutan sarana
Tuntutan antar-pribadi
Struktur organisasi
Kepemimpinan organisasi
Tahap perkembangan organisasi
Faktor lindividu
Masalah keluarga
Masalah ekonomi
Kepribadian
Perbedaan individu
Persepsi
Pengalaman kerja
Dukungan sosoial
Keyakinan terhadap fokus kendali Permusuhan
Stress yang dialami
Gejala psikologis
Sakit kepala
Tekanan darah tinggi
Sakit hati
Gejala psikologis
Gelisah
Depresi
Penurunan kepuasan kerja
Gejala Perilaku
Produktivitas
Absensi
Keluar kerja
b Tenang dan penuh kewaspadaan dalam mencari jalan keluar yang
dapat ditembus.
c Dingin, tidak peduli dan tidak ambil pusing meskipun merasakan
suatu stres.
d Agresaif dan bereaksi cepat dalam upaya mengatasi stres, tanpa
ragu-ragu cepat melangkah dalam mencari jalan keluar.
4. Konsekuensi Stres a Gejala fisiologis
Sebagian besar perhatian dini atas stres diarahkan kepada
gejala fisiologis. Topik ini diteliti oleh spesialis ilmu kesehatan
dan medis. Riset ini memandu ke kesimpulan bahwa stres dapat
menciptakan perubahan metabolisme, meningkatkan laju detak
jantung dan pernafasan, meningkatkan tekanan darah
menimbulkan sakit kepala, dan menyebabkan serangan jantung.
b Gejala psikologis
Stres dapat menyebabkan ketidakpuasan. Stres yang
berkaitan dengan pekerjaan dapat menimbulkan ketidakpuasan
yang berkaitan dengan pekerjaan. Hal tersebut merupakan
dampak yang paling sederhana, stres dapat muncul dalam keadaan
psikologis lain. Sebagai contoh ketegangan, kecemasan, mudah
c Gejala perilaku
Gejala stres yang terkait dengan perilaku mencakup
perubahan produktivitas, absensi, dan tingkat keluar masuknya
karyawan, juga perubahan kebiasaan makan, meningkatnya
merokok dan konsumsi alkohol, bicara cepat, gelisah, dan
gangguan susah tidur.
Banyak penelitian yang menyelidiki hubungan stres dan
kinerja, pola yang paling meluas dalam stres kerja adalah
hubungan ”U” terbalik.
Hubungan U Terbalik Antara Stres dan Kinerja Pekerjaan
Gambar III.3
Logika yang mendasari hubungan U terbalik bahwa stres pada tingkat
rendah sampai sedang merangsang tubuh dan meningkatkan
kemampuan bereaksi. Pada saat itu individu mampu melakukan
Tinggi
Kinerja
Rendah
tugasnya dengan lebih baik. Tetapi terlalu banyak stres menempatkan
tuntutan yang tidak dapat dicapai yang mengakibatkan kinerja
menurun.
E. Kejenuhan
1. Pengertian Kejenuhan
Kejenuhan adalah penurunan dan terganggunya kegairahan kerja
sehingga efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaan tugas tidak dapat
diharapkan. Kejenuhan dapat disebut juga sebagai kepenatan yang
merupakan sebuah kondisi kelelahan emosional dan sikap negatif
sehingga keadaan kondisi seseorang menjadi tidak stabil. (Alex S.
Nitisemito, 1982 : 221)
2. Faktor Penyebab Kejenuhan
Banyak faktor yang dapat menyebabkan rasa junuh, diantaranya
adalah sebagai berikut (Alex S. Nitisemito, 1982 : 223)
a Terlalu lama bekerja tanpa/kurang istirahat
b Bekerja secara rutin tanpa variasi
c Linkungan kerja buruk
d Konflik
e Kurang terpenuhinya kebutuhan materi dan non materi
3. Indikasi Terjadi Kejenuhan
Ada beberapa indikasi terjadinya kejenuhan, diantaranya adalah
1) Produktivitas menurun
2) Banyak kerusakan
F. Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis diartikan sebagai model konseptual yang
berkaitan dengan bagaimana seseorang menyusun teori atau
menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting
untuk masalah dalam penelitian (Uma Sekaran, 2006:114).
Berdasar judul penelitian dan keterangan di atas, maka kerangka
teoritisnya adalah sebagai berikut
Gambar II.4
Lingkungan Kerja Non Fisik Lingkungan
Kerja Fisik
Lingkungan Kerja
• Kamar Kecil • Kebisingan • Penerangan • Pertukaran
Udara
• Komunikasi Dengan Atasan • Komunikasi
Antar Karyawan
Kerangka teoritis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik secara
bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat stres, serta pengaruh lingkungan
keja fisik dan lingkungan kerja non fisik secara bersama-sama terhadap
tingkat kejenuhan.
Lingkungan kerja fisik yang berupa keadaan nyata tempat kerja
meliputi ketersediaan kamar kecil, tingkat kebisingan, penerangan dan
sirkulasi udara serta lingkungan kerja yang meliputi komunikasi antara
karyawan dengan atasan dan komunkasi antar karyawan berpengaruh
secara simultan terhadap tingkat stres karyawan. Kerangka di atas juga
menjelaskan bagaimana lingkungan kerja fisik yang berupa keadaan
fisik tempat kerja meliputi ketersediaan kamar kecil, tingkat
kebisingan, penerangan dan sirkulasi udara serta lingkungan kerja yang
meliputi komunikasi antara karyawan dengan atasan dan komunkasi
antar karyawan berpengaruh secara simultan terhadap tingkat
kejenuhan karyawan
G. Penelitian Sebelumnya
Penelitian oleh Erminiolda Bernadetha tentang pengaruh lingkungan
kerja terhadap semangat kerja karyawan pada bulan Juli 2004 di PT
Telkom Distrik Yogyakarta menggunakan alat analisis Regresi Linier
memberikan kesimpulan bahwa lingkungan kerja fisik dan lingkungan
kerja psikis berpengaruh positif terhadap semangat kerja karyawan.
Penelitian yang meneliti hubungan stres kerja dengan kepuasan kerja
karyawan oleh Aurelia Sekarwulan pada bulan Maret 2004 di PT
Kusumatek Yogyakarta. Alat analisis yang digunakan adalah Korelasi
Rank Spearman, dengan sampel barjumlah 60. Penelitian ini memberikan
kesimpulan antara stres kerja dengan kepuasan kerja terdapat hubungan
negatif yang signifikan.
H. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atas permasalahan penelitian
yang masih harus dibuktikan kebenaranya (Hariwijaya dan Tirton P.B.,
2007:50)
Berdasar perumusan masalah dan landasan teori, maka penulis
merumuskan hipotesis sebagai berikut :
1. Lingkungan kerja fisik dan non fisik berpengaruh terhadap stres
karyawan.
2. Lingkungan kerja fisik dan non fisik berpengaruh terhadap
kejenuhan karyawan.
3. Ada perbedaan pengaruh antara lingkungan kerja fisik dan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan penulis berupa studi kasus. Studi
kasus adalah sustu penelitian yang yang dilakukan terhadap objek
tertentu yang populasinya terbatas, sehingga kesimpulan yang diambil
terbatas pada objek yang diteliti.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada PT Primacom Interbuana yang
beralamat di Wisma BCA Lt. 16-17 kav 22-23, Jln. Jendral Sudirman,
Jakarta Selatan.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang dimaksud oleh penulis adalah
karyawan divisi opersional PT Primacom Interbuana Jakarta
Selatan.
2. Objek Penelitian
Objek penelitianya adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan
kerja non fisik, tingkat stres, dan tingkat kejenuhan karyawan.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah lingkungan kerja
fisik, dan lingkungan kerja non fisik.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah stres, dan
kejenuhan karyawan.
E. Pengukuran Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas (X) yaitu
lingkungan kerja fisik, dan lingkungan kerja non fisik. Sedangkan
untuk variabel terikat (Y) adalah tingkat stres, dan tingkat kejenuhan
karyawan. Penulis menggunakan daftar pernyataan yang terdiri atas
tiga kelompok.
1. Kelompok pertama tentang lingkungan kerja terdiri atas dua
variabel, yatu lingkungan kerja fisik dan non fisik. Pengukuran
variabel lingkungan kerja fisik dan non fisik menggunakan Skala
Likert dengan lima alternatif jawaban yang disusun secara bertingkat. Sklala Likert adalah metode yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau ketidaksetujuan terhadap subjek
atau objek tertentu (Nur Indrianto dan Bambang Supomo,
pernyataan diberi lima pilihan jawaban dan diberi skor satu sampai
lima, sesuai dengan sifat pernyataan yang diajukan.
Sangat Setuju (SS) skor 5
Setuju (S) skor 4
Ragu-ragu (R) skor 3
Tidak Setuju (TS) skor 2
Sangat Tidak Setuju (STS) skor 1
Apabila jawaban yang diberikan adalah setuju maka jawaban
tersebut menunjukkan kondisi lingkungan kerja yang baik.
Data yang diperoleh dari jawaban atas pernyataan ini adalah data
interval, maka skala yang digunakan adalah skala interval yang
memungkinkan kita melakukan operasi aritmatika tertentu
terhadap data yang dikumpulkan dari responden. Skala interval
menentukan perbedaan, urutan dan kesamaan besaran perbedaan
dalam variabel (Uma Sekaran, 2006:18).
2. Kelompok kedua terdiri atas dua variabel yaitu tingkat stres dan
tingkat kejenuhan karyawan. Pengukuran variabel stres dan
kejenuhan karyawan menggunakan Skala Likert dengan lima alternatif jawaban yang disusun secara bertingkat. Sklala likert
adalah metode yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju
atau ketidaksetujuan terhadap subjek atau objek tertentu (Nur
Indrianto dan Bambang Supomo, 2002:104). Pengukuran
pilihan jawaban dan diberi skor satu sampai lima, sesuai dengan
sifat pernyataan yang diajukan.
Sangat Setuju (SS) skor 5
Setuju (S) skor 4
Ragu-ragu (R) skor 3
Tidak Setuju (TS) skor 2
Sangat Tidak Setuju (STS) skor 1
Apabila jawaban yang diberikan adalah setuju maka jawaban
tersebut menunjukkan kondisi stres yang rendah.
Data yang diperoleh dari jawaban atas pernyataan ini adalah data
interval, maka skala yang digunakan adalah skala interval yang
memungkinkan kita melakukan operasi aritmatika tertentu
terhadap data yang dikumpulkan dari responden. Skala interval
menentukan perbedaan, urutan dan kesamaan besaran perbedaan
dalam variabel (Uma Sekaran, 2006:18).
3. Kelompok ketiga berisi pertanyaan tanggapan karyawan
mengenai faktor penyebab stres yang paling dirasakan atau
berpengaruh antara lingkungan kerja fisik atau lingkungan kerja
non fisik.
Data yang diperoleh atas pertanyaan kelompok ini merupakan
data nominal. Skala yang digunakan adalah skala nominal, yaitu
skala yang memungkinkan peneliti untuk menempatkan subjek
F. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek
atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan (Sugiyono, 2002 : 57). Dalam penelitian ini
populasinya adalah karyawan divisi operasional di PT Primacom
Interbuana.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari karakteristik yang dimiliki oleh
populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu
penelitian (Sugiyono, 2002 : 57). Sampel yang digunakan pada
penelitian ini adalah karyawan divisi operasional PT Primacom
Interbuana, yaitu sebanyak 40 orang karyawan.
3. Teknik Penentuan Sampel
Teknik yang digunakan dalam penentuan sampel adalah
Population Sampling yaitu penentuan sampel secara umum atau
keseluruhan terhadap populasi yang ada (Sugiyono, 2002 : 57).
G. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara teliti
2. Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pernyataan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik mengumpulkan data dengan
mengumpulkan dan mencatat data dari sumber catatan atau arsip
yang ada di PT Primacom Interbuana.
H. Definisi operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang dinyatakan
dalam kriteria atau operasi yang dapat diuji secara khusus (Donald R.
Cooper dan C. William Emory, 1996 : 37).
1. Lingkungan Kerja Fisik
Lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada di
sekitar para pekerja yang dapat dirasakan secara fisik meliputi
ketersediaan kamar kecil, tingkat kebisingan, penerangan, dan
pertukaran udara.
2. Lingkungan Kerja Non Fisik
Lingkungan kerja non fisik adalah segala sesuatu yang ada di
sekitar para pekerja yang hanya dapat dirasakan secara psikologis
meliputi komunikasi atau interaksi karyawan dengan atasan, dan
3. Stres
Stres adalah kondisi yang dialami oleh individu sebagai
akibat dalam menghadapi peluang, kendala, atau tuntutan yang
disebabkan adanya faktor penyebab stres (stressors) yang terkait dengan lingkungan kerja dan komunikasi terhadap atasan maupun
rekan kerja..
4. Kejenuhan
Kejenuhan adalah kelelahan dan kebosanan yang dapat
mengganggu semangat dan kegairahan kerja sehingga efektifitas
dan efisiensi dalam pelaksanaan tugas tidak dapat diharapkan.
I. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
1. Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini dijelaskan sebagai suatu
derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi yang sebenarnya
dari apa yang diukur, rumus yang dapat digunakan untuk
mengukur validitas suatu instrumen adalah korelasi product moment (Sugiono, 2005 : 213)
keterangan :
r
xy = koefisien korelasi tiap itemX = jumlah alternatif jawaban yang dipilih setiap responden dari
setiap butir pertanyaan
Y = jumlah total seluruh alternatif jawaban pada seluruh
pertanyaan yang dipilih oleh seluruh responden
N = jumlah sampel
Besarnya r dihitung dengan menggunakan taraf signifikansi (α) 5%. Apabila rhitung lebih besar dari rtabel dengan taraf signifikansi 5%, maka butir-butir pertanyaan tersebut dinyatakan
valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh
mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan untuk
menguji validitas, artinya, reliabelitas menunjukkan konsistensi
suatu alat ukur di dalam mengukur gejala yang sama.
Pengukukuran ini menggunakan teknik korelasi product moment
dari Karl Person (Sugiono, 2005 : 268)
keterangan :
r
xy = koefisien korelasi tiap itemX = nilai item bernomor ganjil
Y = nilai item bernomor genap
N = banyaknya responden
Setelah korelasi bernomor ganjil dan bernomor genap
didapat maka dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown untuk
mencari koefisien reliabilitas.
xy xy
r
r
gg
r
+
=
1
)
(
2
Keterangan :
r
gg = reliabilitas instrumenr
xy = koefisien korelasi pengukuranBerdasar rumus diatas maka taraf signifikansi yang
digunakan 5%, jika rhitunglebih besar dari rtabelmaka kuesioner
sebagai alat ukur dapat diandalkan.
J. Asumsi Klasik OLS dalam Regresi Berganda
1. Kenormalan
Asumsi linear normal klasik mengasumsikan bahwa tiap ui
didistribusikn secara normal dengan
Rata-rata : E
( )
ui =0( ) ( )
: 0covui,uj E uiuj = i ≠ j
Asumsi ini secara ringkas bisa dinyatakan sebagai
i
u ~ N
(
0,σ2)
Di mana ~ berarti “didistribusikan sebagai”dan di mana N
berarti “distribusi normal,”unsur dalam tanda kurung menyatakan
dua parameter distribusi normal, yaitu, rata-rata dan varians.
Dengan asumsi kenormalan, penaksiran OLS βˆ0 , βˆ1 , dan
2
ˆ
σ mempunyai sifat-sifat statistik berikut :
a penaksiran tidak bias.
b penaksiran tadi mempunyai varians minimum. Digabungkan
dengan 1, ini berarti penaksiran tadi tak bias dengan varians
yang minimum, atau penaksiran yang efisien.
c konsisten yaitu dengan meningkatnya ukuran sample secara tak
terbatas, penaksiran mengarah ke (converage) nilai populasi yang sebenarnya.
d βˆ0 didistribusikan secara normal dengan
0
ˆ
β ~
(
2)
0 0,σββ N
e
β
ˆ1 didistribusikan secara normal dengan1
ˆ
β ~ N
(
β1,σβ21)
g
(
βˆ0,βˆ1)
didistribusikan secara bebas dari σˆ2h β0 dan β1 mempunyai varians minimum dalam seluruh kelas
penaksiran tak bias, baik linier maupun bukan
Butir penting untuk dicatat adalah bahwa asumsi kenormalan
memungkinkan kita untuk memperoleh distribusi probabilitas dari
0
ˆ
β (normal), βˆ1(normal), dan σˆ2(chi-kuadrat)
2. Multicollinierity
Multicollinierity digunakan untuk menunjukkan adanya
hubungan linier di antara variabel-variabel bebas dalam model
regresi. Bila variabel-variabel bebas berkorelasi dengan sempurna,
maka disebut multikolinieritas sempurna.
Bila tidak terjadi multicollinierity maka konsekuensi yang
akan diperoleh adalah:
a Koefisien regresi dari variabel bebas (X) tidak bisa diestimasi.
b Rentang dari tingkat keyakinan menjadi semakin lebar,
sehingga probabilitas menerima hipotesa pada hal hipotesa itu
salah semakin besar.
c Jika koefisien determinasi tinggi, tetapi tidak ada atau hanya
sedikit sekali koefisien regresi yang signufikan, maka variabel
bebas tersebut berpengaruh terhadap y.
Ada beberapa yang bisa dilakukan untuk mendeteksi ada
tidaknya kolinieritas ganda antar variabel bebas, yaitu:
2) Dengan melihat koefisien korelasi sederhana antar
variabel
3) Dengan melihat koefisien korelasi parsial.
4) Dengan melakukan regresi atau membuat regresi terhadap
variabel bebas.
Untuk mengatasi adanya kolinieritas ganda yang
dilakukan adalah:
1) Menggabungkan data time series dengan data cross section yang disebut dengan pooling data.
2) Membuang atau menghilangkan salah stu atau lebih
variabel bebas.
3) Transformasi variabel.
4) Mencari informasi sebelumnya mengenai variabel yang
berkolinieritas ganda.
5) Dengan menambah data baru.
3. Otokorelasi
Otokorelasi adalah korelasi (hubungan) yang terjadi di antara
anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam
terjadi otokorelasi maka konsekuensinya adalah estimator masih
tidak efisien dan varian kesalahan penggangu menjadi
underestimate yang pada akhirnya penggunaan uji t dan F tidak lagi bisa digunakan.
Ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mendeteksi
adanya otokorelasi adalah:
a Dengan metode grafik.
b Uji Durbin Watson, dengan rumus:
∑
∑
= = − − = n t n t t t e e e d 1 2 2 2 1) (Untuk mengatasi adanya otokorelasi dilakukan dengan jalan
melakukan regres atas etsebagai variabel terikat dan c sebagai variabel bebas dengan tidak memasukan intersep sehingga
diperoleh persamaan regresi et =ret +ut. 4. Heteroskedastisitas
Asumsi lain yang penting dari model regresi linier klasik
adalah kesalahan pengganggu mempunyai varian sama untuk
semua pengamatan. Jika asumsi ini tidak terpenuhi maka sekalipun
sampel diperbesar standar error tidak lagi minimum. Sehingga estimasi OLS tidak lagi efisien dan kita akan membuat kesimpulan
Cara mendeteksi kondisi heteroskedastisitas bisa dilakukan
dengan membuat grafik dari residu yang dikuratkan sebagai sumbu
tegak dan variabel bebas sebagai sumbu mendatar. Cara yang
kedua dengan uji park dalam bentuk:
v i B i
i s x e
s2 = 2
Cara yang ketiga adalah dengan uji korelasi rank Spearman,
dengan rumus sebagai berikut:
(
)
⎥⎥⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − − =∑
1 6 1 2 2 n n drs i
Cara termudah untuk mengatasi heteroskedastisitas adalah
dengan mentransformasi persamaan regresi kedalam bentuk
logaritma
K. Metode Analisis Data
Penelitian ini merupakan penelitian populasi, sehingga analisis
data sebatas pada analisis regresi tanpa uji signifikansi. Untuk
menjawab permasalahan, dan membuktikan kebenaran hipotesis
digunakan sebuah metode statistik yaitu regresi linier berganda.
Metode statistik ini digunakan untuk mengetahui pengaruh lingkungan
kerja fisik (X1), dan lingkungan kerja non fisik (X2) terhadap stres
karyawan (Y), dan tingkat kejenuhan karyawan (Y). Sedangkan untuk
menjawab permasalahan ketiga tentang perbedaan pengaruh antara
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam menjawab
permasalahan dan pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
1. Dalam menjawab permasalahan pertama, yaitu tentang pengaruh
variabel bebas lingkungan kerja fisik (X1) dan lingkungan kerja
non fisik (X2) terhadap variabel terikat stres (Y) digunakan
rumus regresi berganda. Analisis regresi ganda digunakan untuk
meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel
dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen
sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya)
(Sugiyono, 2000: 250). Persamaan regresi untuk 2 prediktor
adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan :
Y = Stres
a = Konstanta
b1, ..., bn = Koefisien dari variabel bebas
X1 = Lingkungan kerja fisik
X2 = Lingkungan kerja non fisik
e = Eror
(
)(
)
(
)
21 2 1 1 1 1 1 1
∑
∑
∑
∑
∑
− − = X X n Y X X Y X n b2. Dalam menjawab permasalahan kedua, yaitu tentang pengaruh
variabel bebas lingkungan kerja fisik (X1) dan lingkungan kerja
non fisik (X2) terhadap variabel terikat kejenuhan (Y) digunakan
rumus regresi berganda. Analisis regresi ganda digunakan untuk
meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel
dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen
sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya)
(Sugiyono, 2000: 250). Persamaan regresi untuk 2 prediktor
adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan :
Y = Kejenuhan
a = Konstanta
b1, ..., bn = Koefisien dari variabel bebas
X1 = Lingkungan kerja fisik
X2 = Lingkungan kerja non fisik
Koefiesien-koefisien regresi
a
danb
dapat dihitung dengan rumus:(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
∑
∑
∑
∑
∑
∑
− − = 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 X X n Y X X Y a(
)(
)
(
)
21 2 1 1 1 1 1 1
∑
∑
∑
∑
∑
− − = X X n Y X X Y X n b3. Untuk menjawab permasalahan ketiga tentang perbedaan
pengaruh antara variabel bebas X1 dan variabel bebas X2
digunakan rumus :
X
2∑
−
=
e ef
f
f
)
(
0fo = frekwensi observasi
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
PT Primacom Interbuana berdiri sejak Desember 1991, dan merupakan
salah satu perusahaan dari Salim Group yang mana kepemilikan dari PT
Primacom Interbuana dikuasai oleh oleh putra dari Soedono Salim yaitu
Anthony Salim (50 %), dan Andre Halim (50 %).
PT Primacom Interbuana merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang jasa komunikasi satelit, yaitu suatu jasa layanan telekomunikasi yang
menghubungkan dari satu tempat (remote) ke tempat (remote) lain dimana
media transmisi yang digunakan adalah melalui media satelit.
PT Primacom Interbuana yang 100% merupakan milik keluarga
Soedono Liem saat ini sudah mempunyai lebih dari 150 karyawan, dan
melayani 60 perusahaan sebagai pelanggan/pengguna jasa sistem komunikasi
satelit.Dari 60 pelanggan tersebut sudah melakukan instalasi perangkat system
komunikasi satelit di 1900 remotes.
Pelanggan dari PT Primacom Interbuana dibagi dalam 2 kelompok :
1. Kelompok perusahaan Salim Group, yaitu BCA (Bank Central Asia),
Indofood, Indocement, Indomobil, Bogasari, Intiboga.
Dari pelanggan BCA, saat ini PT Primacom Interbuana sudah
melakukan instalasi perangkat komunikasi satelit di 1342 remotes
sehingga setiap Kantor Wilayah (Kanwil), Kantor Cabang Utama
(KCU), Kantor Cabang Pembantu (KCP), Pertokoan-pertokoan yang
sudah dilayani fasilitas ATM BCA dapat terhubung (online) dengan
Kantor Pusat di BCA Sudirman, Jakarta Selatan.
Pada pelanggan Indofood, saat ini PT Primacom Interbuana sudah
melakukan instalasi perangkat komunikasi satelit di 30 remotes
sehingga setiap pabrik Indofood di daerah-daerah dapat terhubung
dengan kantor pusat Indofood di Wisma Ariobimo Jakarta.
Pada pelanggan Indocement, saat ini PT Primacom Interbuana sudah
melakukan instalasi perangkat komunikasi satelit di 8 remotes
sehingga setiap pabrik Indocement di daerah-daerah dapat terhubung
dengan kantor pusat Indocement di Wisma Indocement Jakarta.
2. Kelompok perusahaan Non Salim Group, yaitu United Tractor, Pama
Persada, Matahari Putra Prima, Indolink (Starpage), Barito Pacific,
Conoco Oil Company, Arutmin Oil Company, BHP Oil Company,
Gulf Oil Company.
Dari pelanggan United Tractor, saat ini PT Primacom Interbuana sudah
melakukan instalasi perangkat komunikasi satelit di 42 remotes
sehingga setiap pabrik United Tractor di daerah-daerah dapat
terhubung dengan kantor pusat di Pulo Gadung/Cakung Jakarta.
Pada pelanggan Matahari Putra Prima, saat ini PT Primacom
24 remotes sehingga setiap Toko Matahari tertentu di daerah-daerah
dapat terhubung dengan kantor pusat di Karawaci Tangerang.
Pada pelanggan Conoco Oil Company, saat ini PT Primacom
Interbuana sudah melakukan instalasi perangkat komunikasi satelit di
11 remotes sehingga setiap tempat pengeboran minyak di laut dapat
terhubung dengan kantor pusat di Wisma Menara Mulia di Jakarta.
Satelit merupakan alat kunci yang digunakan untuk menghubungkan
dari kantor-kantor daerah ke kantor pusat, maka PT Primacom Interbuana
menyewa transponder PT Telkom pada Satelit Telkom1 dan Satelit Palapa B4.
Cakupan area yang dapat dilayani oleh PT Primacom Interbuana adalah dari
Vietnam sampai dengan Selandia Baru.
B. Visi Dan Misi Perusahaan
1. Visi PT Primacom Interbuana
“To become the most admired and valuable communication solutions provider in Indonesia”
2. Misi PT Primacom Interbuana
3. Core Values
Our “PRIMA Values”: In serving our Stakeholders: Customers, Shareholders, Staff Members, and the Community where we live and work, all of our activities and decisions must be based on, and guided by these values:
P lacing the interest of the One we serve first
R enew our commitment for outstanding quality in everything we do
on a daily basis
I nspire, innovate and empower teamwork M ake triumph happens
A continuous quest for the highest standard of integrity in everything
we do
Dengan penggunaan teknologi telekomunikasi terbaik yang berasal
dari Hughes Network System (Perusahaan pembuat Satelit terbesar di dunia)
dan Comstrean Inc. (perusahaan pembuat perangkat telekomunikasi terbaik
dari USA), maka PT Primacom Interbuana berusaha menciptakan suatu
jaringan komunikasi satelit terbaik dan dapat mencapai/memimpin pasar
(market leader) untuk industri jasa komunikasi satelit serta berusaha memberikan kepuasan layanan kepada pelanggan (customer satisfaction) dengan motto “The Best Serves”, melalui teknologi terbaik, SDM yang
handal, distribusi pengiriman barang yang cepat dan pemasaran yang terpadu
C. Manajemen Perusahaan 1. Struktur Organisasi
PT Primacom Interbuana bentuk organisasi atau formatur
Organisasi berdasar pada hubungan lini dan staff dari tiap-tiap unit-unit
fungsional yang saling berkaitan informasinya dari tingkat bawah sampai
tingkat atas.
Struktur Organisasi perusahaan PT Primacom Interbuana adalah
struktur hierarki, dengan manajemen tingkat atasnya dalam bagan
perusahaan adalah Dewan Komisaris sampai dengan Direktur antar bagian,
manajemen tingkat menengah yang berada pada posisi tengah yaitu
Manager sampai dengan Kepala Bagian, sedangkan manajemen tingkat
bawah yaitu Supervisor di dalam unit-unit operasional. Struktur Organisasi
pada perusahaan tersebut adalah berdasar hubungan wewenang dan
tanggung jawab.
Untuk mendukung keputusan yang akan dilakukan ole manajemen,
maka manajemen membutuhkan informasi yang berguna. Untuk tiap-tiap
tingkatan manajemen tipe infromasi yang dibuthkan berbeda, untuk
manajemen tingkat bawah tipe informasinya lebih terperinci (detail)
karena informasi perusahaan tersebut di gunakan untuk pengendalian
operasi dalam perusahaan. Sedangkan untuk manajemen yang lebih tinggi
tingkatannya tipe informasinya semakin tersaring (terfilter) atau lebih
Gambar IV.1 2. Tugas Dan Fungsi Organisasi
a. Dewan Komisaris
1) Terdiri dari pemilik atau pemegang saham atau modal
2) Mengawasi jalannya perusahaan
3) Mengangkat dan memberhentikan Direktur Utama
4) Untuk menentukan haluan umum perusahaan.
b. Direktur Utama
1) Memimpin rapat-rapat pada perusahaan tersebut
3) Merencanakan dan mengawasi jalannya perusahaan secara
langsung
4) Mengambil keputusan
5) Menandatangani kontrak suatu kontrak kerja.
c. Direktur Marketing
1) Mengepalai bagian marketing
2) Merencanakan alternatif unutk mendapatkan tujuan yang telah
ditentukan oleh perusahaan.
d. Direktur Sumber Daya Manusia
1) Mengepalai bagian sumber daya manusia
2) Mengawasi pengangkatan tenaga kerja
3) Mengatur hubungan yang menyangkut masalah kepegawaian.
e. Direktur Administrasi
1) Mengepalai bagian keuangan dan administrasi
2) Mengadakan pengawasan atas aktivitas yang berhubungan
dengan keluar masuknya uang.
f. Direktur Operasional / Tekhnik
1) Mengepalai bagian operasional perusahaan
2) Mengatur dan mengambil keputusan terhadap kegiatan
operasional dan tekhnik.
3) Pengawasan terhadap aktivitas operasional.
g. Manager Operasional
2) Menerima laporan terhadap kegiatan operasional.
h. Manager Logistik
1) Mengatur dan mengadakan pengawasan atas aktivitas logistik.
2) Mengesahkan dan mengambil keputusan terhadap kegiatan
logistik
i. Manager Sumber Daya Manusia
1) Melihat bagaimana cara kerja dan apakah Kepala Bagian
Personalia mampu menangani sumber daya manusia yang ada
pada perusahaan.
2) Apabila terjadi masalah pada sumber daya manusia yang ada
bagaimana penyelesaiannya dan menentukan sumber daya
manusia baru lalu dilaporkan ke Direktur Sumber Daya Manusia
j. Kepala Bagian Personalia
1) Mengawasi pelaksanaan kerja dari karyawan dan mengatur
bagian-bagian.
2) Menerima lamaran calon pegawai dan mengadakan seleksi
kemudian dilaporkan ke Manager Sumber Daya Manusia.
k. Kepala Gudang
1) Menangani secara operasional keluar masuknya barang
2) Bertugas mengechek stock barang dan penyimpanan barang
l. Supervisor
1) Mengawasi kegiatan operasional secara detail pada
karayawan-karyawan di bawahnya.
2) Mengatur secara langsung aktivitas operational
m. Enginner Operasional
1) Menganalisa dan mengambil keputusan terhadap problem yang
terjadi terhadap remote apakah perlu diadakan Maintenance
2) Meminta teknisi untuk maintenance ke remote yang problem.
n. Hub Operator
1) Bertugas menjaga dan memonitor HUB agar tetap operasional.
2) Menjaga dan bertanggung jawab terhadap barang-barang yang
terdapat di HUB termasuk barang emergency.
D. Gambaran Umum Pemasaran 1. Gambaran Produk
PT Primacom Interbuana adalah perusahaan jasa yang bergerek
dalam bidang jasa komunokasi satelit. Pokok layanan jasa yang dimaksud
adalah menghubungkan dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan
media transmisi satelit.
Sebagai perusahaan yang menitik beratkan pada pelanggan sebagai
yang utama, Primacom menempatkan pelayanan sebagai salah satu kunci
kepuasan pelanggan. Perusahaan berkomitmen untuk memberikan
seperti mendesain sistem sampi dengan menjalankan sistem tersebut.
Pelayanan lain yang diberikan kepada semua pelangganya adalah
persetujuan tingkat layanan (SLA), waktu maksimum untuk memulihkan
(MTTR). Pelayanan 24 jam yang dapat diandalkan (24 jam, 7 hari dalam
satu minggu), pemantauan yang intensif (saat pelanggan sedang
beristirahat), pelayanan telpon yang selalu siap, laporan kerja bulanan
yang jujur.
Servis yang integral adalah hasil dari rencana-rencana yang
seksama dan pertimbangan-pertimbangan yang tepat karena Primacom
benar-benar menyadari bahwa setiap pelanggan membutuhkan pelayanan
jasa komnikasi yang khusus sesuai tipe dan jenis bisnis pelanggan.
2. Produk Perusahaan
Produk PT Primacom Interbuana adalah layanan jasa komunikasi
satelit yang penawaran penggunaanya sangat fleksibel, dalam arti produk
dapat disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Perusahaan menyebut
produknya sebagai Solusi Jaringan Primacom, atau yang lebih dikenal
dengan nama “primacom Network Solution”. Adapun produk yang utama dari perusahaan adalah sebagai berikut :
a. PRIMASMART
Data / Application : VoIP Native Voice, Private IP for Corporate
Intranet, Broadband Internet Access, IP Multicast, Virtual Private
b. PRIMALINK
Data / Application : VoIP and Fax, Native Voice and Fax, Internet and
Intranet Access, Video Conference.
c. PRIMALINK Plus
Data / Application : VoIP and Fax, Native Voice and Fax, Application
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini disajikan deskripsi tentang profil responden, karakteristik
responden dan analisis kuantitaif data penelitian. Profil responden terdiri divisi
dan lama bekerja, karakteristik responden adalah usia responden. Pengambilan
sampel menggunakan Population Sampling yaitu penentuan sampel secara umum
atau keseluruhan terhadap populasi yang ada. Analisis kuantiatif terdiri atas uji
instrumen (uji Validitas dan uji Reliabilitas instrumen), uji Asumsi Klasik, analisis
Regresi Linier Berganda, dan uji Distribusi Kai Kuadrat. Penelitian ini menguji
pengaruh variabel bebas yang meliputi Lingkungan Kerja Fisik(X1), Lingkungan
Kerja Non Fisik (X2) terhadap variabel terikat yaitu Stres (Y) dan Kejenuhan (Y).
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak (software) SPSS (Statistical Product and Service Solution) 12.0 for Windows dan Microsoft Office Excel ‘2007. Selain uji pengaruh, penelitian ini memberikan keterangan tentang ada atau tidaknya perbedaan pengaruh yang dirasakan oleh responden dari
variabel X1 dan X2.
Uji validitas instrumen dilakukan dengan membandingkan nilai koefisien
korelasi Product Moment (Pearson) antara skor item total terhadap nilai r tabel.
Sementara teknik Cronbach’s Alpha digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen.
A. Profil Responden
Analisis profil responden digunakan untuk memperoleh gambaran
tentang responden yang diteliti, kemudian dilakukan pengolahan terhadap
data kasar melalui perhitungan statistik deskriptif. Profil responden ini
diklasifikasikan berdasarkan :
1. Divisi Kerja Responden
Responden yang digunakan sebagai sampel seluruhnya berasal dari
Divisi Operasional (Hub. Operator) PT Primacom Interbuana. Hasil
analisis data berdasarkan Divisi Kerja dapat ditunjukkan pada tabel V.1
berikut :
Tabel V.1
Profil Responden Berdasarkan Divisi Kerja
Divisi Jumlah Persentase
Operasional 40 100%
Total 40 100%
Sumber : Data Primer, 2009.
2. Lama Bekerja Responden
Dalam penelitian ini usia kerja responden dikelompokkan menjadi
tiga kelompok usia kerja, seperti yang tercantum pada tabel V.2 berikut
ini :
Tabel V.2
Profil Responden Berdasarkan Usia Kerja
Usia Kerja Jumlah Persentase
1-5 tahun 9 22,5%
6-10 tahun 15 37,5%
11-15 tahun 16 40,0%
Total 40 100%
Berdasarkan Tabel V.2 diatas, dapat dilihat bahwa responden
didominasi oleh karyawan usia kerja 11-15 tahun sebanyak 16 (40%)
responden, disusul oleh karyawan usia kerja 6-10 tahun yaitu 15 (37,5%)
responden, dan karyawan usia kerja 1-5 tahun berjumlah 9 (22,5%).
B. Usia Responden
Dalam penelitian ini responden dikelompokkan menjadi tiga
kelompok usia, seperti yang tercantum pada Tabel V.3 berikut ini :
Tabel V.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Persentase
21 tahun – 30 tahun 14 35%
31 tahun – 40 tahun 22 55%
41 tahun – 50 tahun 4 10%
Total 40 100%
Sumber : Data Primer diolah, 2009.
Berdasarkan Tabel V.3 di atas, dapat dilihat bahwa responden
didominasi oleh kelompok umur 31 – 40 tahun, yaitu 22 (55%)
responden, yang disusul oleh kelompok umur 21 – 30 tahun, yaitu 14
(35%) responden, dan usia 41 - 50 tahun yaitu 4 (10%) responden.
C. Analisis Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
1. Hasil Uji Validitas
Pengujian validitas instrumen penelitian dilakukan dengan teknik
suatu skala dengan skor total skala tersebut. Kriteria yang digunakan
adalah bila nilai koefisien korelasi item total lebih besar dari nilai r tabel,
maka item yang bersangkutan dapat dinyatakan valid atau sahih (Sunyoto,
2007 : 79).
Untuk responden yang berjumlah 40, dapat diperoleh derajat bebas
(df) sebesar n – 2 (40 – 2 = 38). Untuk df = 38 dan nilai alpha 5% (dua
sisi), diperoleh nilai r tabel sebesar 0,312. Nilai r tabel ini selanjutnya
digunakan untuk kriteria validitas item-item kuesioner. Untuk dapat
dinyatakan valid, koefisien korelasi item total harus lebih besar dari 0,312.
Tabel V.4
Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian
Variabel r
item-total
r tabel Status
Lingkungan Kerja Fisik (X1)
Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Pertanyaan 6 Pertanyaan 7 Pertanyaan 8 Pertanyaan 9 Pertanyaan 10 0,491 0,531 0,325 0,494 0,575 0,583 0,586 0,568 0,527 0.585 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Lingkungan Kerja Non Fisik (X2)
Stres (Y) Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 0,679 0,761 0,779 0,733 0,627 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 Valid Valid Valid Valid Valid Kejenuhan (Y) Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 0,524 0,490 0,559 0,800 0,487 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 Valid Valid Valid Valid Valid Sumber : Data Primer diolah, 2009.
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua item-item
instrumen penelitian dinyatakan valid karena semua item yang memiliki
nilai r item-total yang lebih besar dari r tabel. Dengan demikian tersebut
kuesioner dinyatakan valid.
2. Hasil Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan
teknik Cronbach’s Alpha. Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi 0,05, artinya instrumen dapat dikatakan reliabel bila nilai Alpha lebih besar
dari r kritisproduct moment.
Setelah diuji validitasnya maka item-item yang tidak valid dihilangkan
dan item yang valid dimasukkan ke dalam uji Reliabilitas. Jadi yang akan
dihitung ada 25 item, karena semua item valid dan bisa digunakan.
Hasil analisis reliabilitas instrumen, yang didasarkan pada kriteria
Tabel V.5
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Dimensi Cronbach’s Alpha Item Keterangan
Lingkungan Kerja Fisik 0,690 10 Reliabel
Lingkungan K