• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN NON FISIK TERHADAP TINGKAT STRES DAN KEJENUHAN KARYAWAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "SKRIPSI PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN NON FISIK TERHADAP TINGKAT STRES DAN KEJENUHAN KARYAWAN"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP TINGKAT STRES DAN KEJENUHAN

KARYAWAN

Studi Kasus Divisi Operasional PT Primacom Interbuana Wisma BCA Lt. 16 kav 22-23 Jl. Jendral Sudirman

Jakarta Selatan

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh

YOSEP BUDI PRASETYA 052214084

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

TERHADAP TINGKAT STRES DAN KEJENUHAN KARYAWAN

Studi Kasus Divisi Operasional PT Primacom Interbuana

Wisma BCA Lt. 16 kav 22-23 Jl. Jendral Sudirman

Jakarta Selatan

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh

YOSEP BUDI PRASETYA

052214084

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

menangis dan tertawalah jika memang harus

tertawa. Percayalah akan sebuah pengharapan,

hanya dengan keyakinan semua kan terlaksana

(Ceceph)

We can learn to love with loving

(Iris Murdoch )

Skripsi ini kupersembahkan bagi :

Jesus Christ

(6)
(7)
(8)

vii

berkat, anugerah dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “ Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Dan Non Fisik Terhadap Tingkat

Stres Dan Kejenuhan Karyawan “ yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan dan bimbingan

dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat terwujud. Oleh karena itu melalui

kesempatan ini penulis ingin secara khusus menyampaikan ucapan terima kasih

sebesar-besarnya kepada:

1.

Dr. Ir. P. Wiryono P,S.J selaku Rektor Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

2.

Bapak Drs. Y.P Supardiyono, M.Si., Akt., QIA. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sanata Dharma

3.

Bapak V. Mardi Widyatmono, S.E M.B.A., selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

(9)

viii

nasehatnya yang sangat berarti sehingga dapat terselesaikan skripsi ini.

6.

Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen yang telah

membagikan ilmunya dan membantu penulis.

7.

Seluruh responden Karyawan PT Primacom Interbuana Jakarta

yang telah

membantu penulis dengan mengisi kuesioner guna melengkapi data yang

penulis butuhkan

.

8.

Bapak, Ibu, dan seluruh keluarga yang saya sayangi.

9.

Temen-temen semua yang telah mendukung dan membantu serta menemani

dalam suka maupun duka.

10.

Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, yang tidak

dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam

penulisan skripsi ini, karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari

berbagai pihak. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

para pembaca.

(10)

ix

HALAMAN PERSETUJUAN

...

ii

HALAMAN PENGESAHAN

...

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

...

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

...

v

PERNYATAAN PERSETUJUUAN PUBLIKASI

...

vi

KATA PENGANTAR

...

vii

DAFTAR ISI

...

ix

DAFTAR TABEL

...

xi

DAFTAR GAMBAR

...

xii

DAFTAR LAMPIRAN

...

xiii

ABSTRAK

...

xiv

ABSTRACK

...

xv

BAB I PENDAHULUAN

...

1

A.

Latar Belakang Masalah ...

1

B.

Rumusan Masalah ...

2

C.

Batasan Masalah ...

3

D.

Tujuan Penelitian ...

3

E.

Manfaat Penelitian ...

4

F.

Sistematika Penulisan ...

4

BAB II KAJIAN PUSTAKA

...

6

A.

Pengertian Manajemen ...

6

B.

Lingkungan Kerja...

7

C.

Komunikasi ...

9

D.

Stres ...

12

E

Kejenuhan ... 18

F

Kerangka Teoritis ... 19

G.

Penelitian Sebelumnya ... 20

H.

Hipotesis... 21

BAB III METODE PENELITIAN

... 22

(11)

x

E.

Pengukuran Variabel Penelitian ... 23

F.

Populasi Dan Sampel ... 26

G.

Metode Pengumpulan Data ... 26

H.

Devinisi Operasional ... 27

I.

Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 28

J.

Uji Asumsi Klasik ... 30

K.

Metode Analisis Data ... 35

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

... 39

A.

Sejarah Perusahaan... 39

B.

Visi Dan Misi Perusahaan ... 41

C.

Manajemen Perusahaan ... 43

D.

Gambaran Umum Pemasaran ... 47

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

... 50

A.

Profil Responden ... 51

B.

Karakteristik Responden ... 52

C.

Analisis Validitas dan Analisis Reliabilitas ... 52

D.

Uji Asumsi Klasik ... 55

E.

Analisis Data ... 63

F.

Pembahasan……… .

67

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

... 69

A.

Kesimpulan ... 69

B.

Saran ...

70

C.

Keterbatasan penelitian ... 71

DAFTAR PUSTAKA

...

73

(12)

xi

V.1

Profil Responden berdasarkan Divisi Kerja……… 51

V.2

Profil Responden berdasarkan Lama Kerja………... 51

V.3

Karakteristik Responden berdasarkan Usia……….... 52

V.4

Hasil

Uji

Validitas Instrumen Penelitian……… 53

V.5

Hasil

Uji

Reliabilitas Instrumen Penelitian……….... 55

V.6

Hasil

Uji Multikolinearitas………. 56

V.7

Hasil

Uji Autokorelasi……....……… 59

V.8

Hasil

Uji Multikolinearitas………. 59

V.9

Hasil

Uji Autokorelasi……....……… 62

V.10

Hasil Analisis Regresi Berganda……….. 63

V.11

Hasil Koefisien Determinasi……… 64

V.12

Hasil Analisis Regresi Berganda……….. 65

(13)

xii

II.1

Proses Komunikasi Sederhana……….... …….

9

II.2

Model Bagan Stres……….………..

15

II.3

Hubungan Stres Dan Pekerjaan……….…...

17

II.4

Kerangka konseptual………

19

IV.1

Struktur Organisasi Perusahaan……… 44

V.1

Hasil Uji Heteroskedastisitas……….……. 57

V.2

Hasil Uji Normalitas Histogram……….…... 58

V.3

Hasil Uji Normalitas

Probability Plot………..

58

V.4

Hasil Uji Heteroskedastisitas……….……. 60

V.5

Hasil Uji Normalitas Histogram……….…... 62

(14)

xiii

Nomor Judul

Lampiran

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

(15)

xiv

Studi Kasus Divisi Operasional PT Primacom Interbuana

Wisma BCA Lt. 16 kav 22-23 Jl. Jendral Sudirman

Jakarta Selatan

Yosep Budi Prasetya

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Lingkungan Kerja Fisik dan

Lingkungan Kerja Non Fisik berpengaruh terhadap Stres dan terhadap Kejenuhan.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengambilan sampel

menggunakan teknik

population sampling

. Data dikumpulkan dengan teknik

Kuesioner. Sampel sebanyak 40 orang karyawan Divisi Operasional PT Primacom

Interbuana Jakarta Selatan. Adapun variabel penelitiannya adalah Lingkungan Kerja

Fisik, Lingkungan Kerja Non Fisik, Stres, Kejenuhan. Teknik analisis data dalam

penelitian ini menggunakan Uji asumsi klasik, dan analisis regresi linear berganda.

(16)

xv

A Case Study at Operational Division in PT Primacom Interbuana

Wisma BCA Lt. 16 kav 22-23 Jl. Jendral Sudirman

South Jakarta

Yosep Budi Prasetya

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2009

This study is aimed to disclose whether Physical and Non-Physical Work

Evironment affects Work Stress and Boredom. This research is a case study. The

sample gathering technique employed is

population sampling technique.

The data is

collected by questionnaire. The samples are 40 workers at Operational Division in PT

Primacom Interbuana South Jakarta. And the variable of this research is Physical

Work Environment, Non-physical Work Environment, Stress, and Boredom. Data

analysis technique employed in this study is classical asumption Test and Multiple

Linear Regression analysis.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam masyarakat yang terus berkembang, sumber daya manusia

mempunyai kedudukan yang penting. Meskipun tidak berada dalam

masyarakat yang berorientasi kerja yang memandang kerja sebagai sesuatu

yang mulia, tetapi tidak boleh mengabaikan manusia yang melakukan

pekerjaan. Pandangan yang dimiliki masyarakat menunjukkan semakin

kuatnya permintaan untuk memperhatikan aspek manusia, bukan hanya

sekedar aspek ekonomi dan teknologi.

Melihat dari pentingnya peranan sumber daya manusia dalam

organisasi, maka sumber daya manusia harus dikelola dengan baik. Mengelola

sumber daya manusia merupakan tugas seorang manajer. Kata ”mengelola”

dalam frase mengelola sumber daya manusia menunjukkan bahwa tugas

manajer tidak hanya sekedar menarik tenaga kerja, memberikan pelatihan dan

kompensasi yang adil, tetapi juga harus mampu memberikan motivasi dan

pengarahan serta pengaruh agar mampu malaksanakan tugas dengan baik

untuk menunjang sumber daya yang lain dalam organisasi.

Dalam ruang lingkup suatu perusahaan banyak faktor yang

menyebabkan stres dan kejenuhan pada karyawan. Lingkungan kerja yang

baik dan memuaskan karyawan tentu akan meminimalisir atau menekan

(18)

tingkat stres dan kejenuhan karyawan. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak

baik dapat menimbulkan stres dan kejenuhan yang berarti pula akan

menurunkan kinerja organisasi. Kondisi lingkungan kerja yang nyaman, aman

dan mendukung akan membuat karyawan menjadi bersemangat dan bergairah

dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Hal ini dapat memberi

pengaruh positif bagi kondisi psikologis dan fisiologis karyawan. Sedangkan

lingkungan kerja yang menimbulkan banyak resiko atau kurang mendukung

dalam pelaksanaan tugas yang dibebankan akan menyebabkan perasaan tidak

tenang dan tidak nyaman. Hal ini akan menimbulkan tekanan secara

psikologis pada diri karyawan yang akan mengakibatkan stres dan kejenuhan.

Berdasar uraian di atas, penulis tertarik untuk melihat bagaimana

pengaruh lingkunga kerja yang dilihat dari segi fisik dan non fisik terhadap

stres dan kejenuhan karyawan. Oleh karena itu yang menjadi judul penelitian

adalah ”PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN NON FISIK

TEHADAP TINGKAT STRES DAN KEJENUHAN KARYAWAN : Studi kasus pada PT PRIMACOM INTERBUANA, Jakarta Selatan”.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ada pengaruh antara lingkungan kerja fisik dan non fisik terhadap stres karyawan PT Primacom Interbuana?

(19)

3. Apakah ada perbedaan pengaruh antara lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik terhadap tingkat stres dan kejenuhan karyawan

di PT Primacom Interbuana?

C. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada masalah :

1. Lingkungan kerja fisik meliputi ketersediaan kamar kecil, tingkat kebisingan, penerangan,dan pertukaran udara.

2. Lingkungan kerja non fisik meliputi komunikasi karyawan dengan atasan, komunikasi antar karyawan.

3. Tingkat stres dan kejenuhan terbatas pada stres dan rasa jenuh yang disebabkan oleh faktor lingkungan kerja.

D. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh dari lingkungan kerja fisik dan non fisik terhadap stres karyawan PT Primacom Interbuana.

2. Mengetahui pengaruh dari lingkungan kerja fisik dan non fisik terhadap kejenuhan karyawan PT Primacom Interbuana.

3. Mengetahui apakah ada perbedaan pengaruh antara lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik terhadap tingkat stres dan kejenuhan

(20)

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang

berguna bagi perusahaan.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi

penyusun skripsi dalam bidang yang sama maupun bagi pihak yang

membutuhkan.

3. Bagi Penulis

Mengukur sejauh mana ilmu yang diperoleh khususnya mata kuliah

Manajemen Sumber Daya Manusia dapat diserap dan diterapkan dalam

sebuah kasus nyata mengenai pengaruh dari lingkungan kerja fisik dan non

fisik terhadap karyawan.

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah,rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi uraian berbagai teori yang mendukung peneltian,

review penelitian terdahulu, kerangka teoritis, dan hipotesis

(21)

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, waktu

dan lokasi penelitian, variable penelitian, metode pengumpulan

data, populasi dan teknik pengambilan sampel, teknik pengukuran

data, teknik pengujian instrumen, dan teknik analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini berisi sejarah berdirinya perusahaan, visi dan misi

perusahaan, manajemen perusahaan.

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi proses analisis data serta pembahasanya.

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN

Bab ini berisi keimpulan dari hal-hal yang telah dibahas pda bab

sebelumnya, saran yang penulis berikan, dan keterbatasan penulis

(22)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Manajemen

Manajemen diartikan sebagai proses pencapaian tujuan organisasi

(entitas sosial yang diarahkan dengan tujuan dan dibentuk dengan penuh

pertimbangan) dengan cara yang efektif dan efisien melalui empat fungsi

manajemen (Richard L. Daft, 2006:6). Empat fungsi tersebut yang pertama

adalah perencanaan (planning) yang berarti menentukan tujuan untuk kinerja organisasi di masa depan serta memutuskan tugas dan penggunaan

sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Yang kedua

pengorganisasian (organizing) yaitu berkaitan dengan penentuan dan pengelompokkan tugas ke dalam departemen serta alokasi sumberdaya ke

dalam departemen. Yang ketiga yaitu kepemimpinan (leading) merupakan penggunaan pengaruh untuk memberikan motivasi kepada karyawan

sehingga mencapai tujuan organisasi. Keempat adalah pengendalian

(controlling) yang berarti pengawasan aktivitas karyawan, pertahanan organisasi pada jalur pemenuhan tujuan, dan pengoreksian bila diperlukan.

Keempat fungsi diatas harus dijalankan dengan baik dan berimbang

agar tujuan organisasi mampu tercapai. Masing-masing fungsi mempunyai

peran dan fungsi tersendiri. Dalam hal ini fungsi-fungsi tersebut tidak bisa

dibandingkan satu dengan yang lain, melainkan untuk mendukung fungsi

satu dengan fungsi lain.

(23)

B. Lingkungan Kerja

1. Pengertian Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para

pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan

tugas-tugas yang dibebankan (Alex S. Nitisemito, 1982 : 183)

a Lingkungan Kerja Fisik

Merupakan hal-hal yang ada di sekitar para pekerja yang

dapat dirasakan secara fisik melalui indera dan dapat

mempengaruhi diri pekerja dalam menjalankan tugas-tugas yang

dibebankan.

b Lingkungan Kerja Non Fisik

Merupakan hal atau sesuatu yang ada di sekitar pekerja

yang hanya dapat dirasakan secara psikologis tidak dengan indera

dan dapat mempengaruhi pekerja dalam menjalankan tugas-tugas

yang dibebankan.

2. Arti Penting Lingkungan Kerja

Semangat dan kegairahan kerja karyawan dalam menjalankan

tugas-tugas yang dibebankan dipengaruhi banyak faktor. Salah satu

faktor tersebut adalah lingkungan kerja. Faktor ini penting dan besar

pengaruhnya, namun banyak perusahaan yang kurang memperhatikan

(24)

tidak hanya berpengaruh pada semangat dan kegairahan kerja namun

juga berpengaruh terhadap tingkat stres dan kejenuhan karyawan.

3. Faktor-faktor yang termasuk lingkungan kerja

Faktor yang dapat dimasukkan dalam lingkungan kerja sangat

luas sehingga sulit untuk dapat menyebutkan seluruhnya. Ada hal-hal

di sekitar pekerja yang dianggap tidak berpengaruh terhadap para

pekerja dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, namun

demikian pada suatu saat dapat berpengaruh besar terhadap pekerja.

Ada beberapa faktor yang dapat dimasukkan ke dalam

lingkungan kerja serta besar pengaruhnya terhadap pekerja. Menurut

Alex S. Nitisemito, faktor tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

a Pewarnaan

b Kebersihan

c Pertukaran udara

d Penerangan

e Musik

f Kebisingan

g Keamanan

h Komunikasi

i Interaksi

(25)

C. Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin ”communicare” yang berarti membuat agar menjadi umum atau dalam bahasa Inggris

common”. Dari kata dasar ”common” tersebut kemudian menjadi ”communication” dan selanjutnya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia ”komunikasi”. Yang dimaksud dengan umum (common) dalam hal ini adalah kebersamaan khususnya dalam hal pengertian

(Muhyadi, 1989 : 148)

Jika seseorang A, berkomunikasi dengan orang lain B berarti

bahwa A melakukan aktivitas tertentu sehingga B memiliki pengertian

yang sama dengan A. Apa yang semula hanya dikentahui oleh A,

setelah berkomunikasi dengan B maka diketahui pula oleh B. Jadi

antara keduanya kemudian terdapat kesamaan pengartian.

2. Proses komunikasi

Proses komunikasi dalam bentuk sederhana dapat terjadi apabila

terdapat pengirim (sender) yang mengirimkan pesan (message) kepada penerima (receiver).

Gambar II.1

Yang dimaksud dengan pengirim adalah sumber dari mana

pesan berasal. Pengirim dapat berupa orang sebagai individu dan dapat

(26)

pula berupa badan atau organisasi. Pesan yang dikirim berupa

informasi yang hendak disampaikan oleh pengirim kepada penerima.

Sedangkan penerima, sebagaimana pengirim dapat berupa orang

sebagai individu dan dapat pula berupa badan atau lembaga.

3. Fungsi Komunikasi

Komunikasi dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk mencapai

berbagai tujuan, diantaranya adalah sebagai berikut :

a Menyampaikan informasi

b Memerintah atau memberikan instruksi

c Mempengaruhi atau melakukan persuasi

d Mengadakan integrasi

e Mengevaluasi

f Memenuhi kebutuhan kemanusiaan dan budaya

Fungsi komunikasi yang paling utama adalah untuk

menyampaikan informasi. Dalam sebuah organisasi informasi

dioperlukan oleh seluruh anggota dalam rangka pelaksanaan fungsi

dan tugas masing-masing.

Fungsi komunikasi sebagai alat untuk menyampaikan perintah

atau instruksi berarti bahwa melalui komunikasi seorang pimpinan

dapat meminta kepada bawahan untuk melaksanakan aktivitas tertentu

atau unbtuk tidak melaksanakan aktivitas tertentu dalam rangka

(27)

Fungsi komunikasi sebagai alat mempengaruhi atau membujuk

adalah penggunaan komunikasi untuk mengajak orang atau pihak lain

agar mengikuti kehendak pengirim.

Fungsi komunikasi sebagai alat integrasi adalah penggunaan

komunikasi untuk menyatukan tindakaan berbagai pihak agar

mengarah kepada suatu titik. Dalam organisasi jenis komunikasi

seperti ini digunakan untuk kepentingan koordinasi.

Fungsi komunikasi sebagai alat evaluasi berarti bahwa pesan

yang termuat dalam proses komunikasi itu untuk menilai penampilan

atau keberhasilan program, orang, atau alat tertentu.

Fungsi komunikasi sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan

kemanusiaan dan budaya berarti bahwa komunikasi yang dilakukan

bertujuan untuk menempatkan diri manusia sesuai dengan harkatnya

sebagai makhluk yang berbudaya.

4. Arah Komunikasi

Proses komunikasi dapat berlangsung ke berbagai arah. Dalam

sebuah organisasi, arah komunikasi dapat dikelompokkan menjadi :

a Komunikasi dari atas ke bawah

b Komunikasi dari bawah ke atas

c Komunikasi menyamping lurus pada jenjang yang sama

d Komunikasi menyamping lurus pada jenjang yang berbeda

(28)

D. Stres

1. Pengertian Stres

Stres adalah kondisi dinamik yang didalamnya individu

menghadapi peluang, kendala, atau tuntutan yang terkait dengan apa

yang sangat diinginkanya dan yang hasilnya dipersepsikan sebagai

tidak pasti tetapi penting. Secara khusus stres terkait dengan kendala

dan tuntutan. Kendala adalah kekuatan yang mencegah individu dari

melakukan apa yang sangat diinginkan. Tuntutan adalah hilangnya

sesuatu yang sangat diinginkan (Stephen P. Robins, 2006 : 793)

2. Faktor Penyebab Stres

Banyak faktor yang dapat menyebabkan stres. Kondisi maupun

segala sesuatu yang dapat menyebabkan stres disebut ”stressors”. Menurut T. Hani Handoko (dalam Susilo Martoyo, 2004 : 147), faktor

penyebab stres ada dua macam, yaitu terjadi dalam perusahaan (on the job stress) dan stres di luar perusahaan (off the job stress).

Faktor penyebab atau potensi sumber stres antara lain adalah

sebagai berikut :

a Faktor lingkungan

Banyak faktor dalam organisai yang dapat menimbulkan

stres. Tekanan untuk menghindari kekeliruan atau menyelesaikan

tugas dalam kurun waktu terbatas, beban kerja berlebihan, atasan

(29)

tersebut dibedakan berdasar tuntutan tugas, tuntutan peran,

tuntutan antar pribadi, struktur organisasi.

Tuntutan tugas merupakan faktor yang terkait dengan

pekerjaan seseorang. Faktor ini mencakup desain pekerjaan

individu, kondisi kerja, dan tata letak kerja fisik.

Tuntutan peran berhubungan dengan tekanan yang diberikan

kepada seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang

dimainkan dalam organisasi itu. Konflik peran menciptakan

harapan-harapan yang sulit dirujukkan atau dipuaskan. Kelebihan

peran terjadi apabila karyawan diharapkan untuk melakukan lebih

dari yang dimungkinkan. Ambiguitas peran terjadi jika harapan

peran tidak dipahami dengan jelas dan karyawan tidak pasti

mengenai apa yang harus dikerjakan.

Tuntutan antar pribadi adalah tekanan yang diciptakan oleh

karyawan lain. Kurangnya dukungan sosial dari rekan dan

hubungan antar pribadi yang buruk dapat menimbulkan stres,

khususnya para karyawan yang memiliki kebutuhan sosial yang

tinggi.

Struktur organisasi menentukan tingkat diferensiasi dalam

organisasi, tingkat aturan dan peraturan, dan pengambilan

keputusan. Aturan yang berlebihan dan kurangnya partisipasi

(30)

merupakan variabel struktural yang dapat menjadi potensi sumber

stres.

b Faktor individu

Orang menganggap hubungan pribadi dan keluarga sebagai

sangat berharga. Kesulitan keluarga, dan juga hubungan dengan

keluarga merupakan masalah hubungan yang menciptakan stres

bagi para karyawan dan terbawa ke tempat kerja.

Masalah ekonomi individu yang merentangkan sumber daya

keuangan mereka merupakan perangkat kesulitan pribadi lain yang

dapat menciptakan stres bagi karyawan dan mengalihkan perhatian

(31)

Model bagan stres :

Gambar II.2 3. Reaksi Terhadap Stres

Reaksi seseorang terhadap stres bermacam-macam, di antaranya

adalah sebagai berikut :

a Murung, sedih seakan-akan tidak ada jalan keluar yang dapat

ditempuh dalam mengatasi stres.

Faktor lingkungan

ƒ Ketidakpastian ekonomi

ƒ Ketidakpastian politik

ƒ Ketidakpastian teknologi

Faktor organisasi

ƒ Tuntutan tugas

ƒ Tuntutan sarana

ƒ Tuntutan antar-pribadi

ƒ Struktur organisasi

ƒ Kepemimpinan organisasi

ƒ Tahap perkembangan organisasi

Faktor lindividu

ƒ Masalah keluarga

ƒ Masalah ekonomi

ƒ Kepribadian

Perbedaan individu

ƒ Persepsi

ƒ Pengalaman kerja

ƒ Dukungan sosoial

ƒ Keyakinan terhadap fokus kendali ƒ Permusuhan

Stress yang dialami

Gejala psikologis

ƒ Sakit kepala

ƒ Tekanan darah tinggi

ƒ Sakit hati

Gejala psikologis

ƒ Gelisah

ƒ Depresi

ƒ Penurunan kepuasan kerja

Gejala Perilaku

ƒ Produktivitas

ƒ Absensi

ƒ Keluar kerja

(32)

b Tenang dan penuh kewaspadaan dalam mencari jalan keluar yang

dapat ditembus.

c Dingin, tidak peduli dan tidak ambil pusing meskipun merasakan

suatu stres.

d Agresaif dan bereaksi cepat dalam upaya mengatasi stres, tanpa

ragu-ragu cepat melangkah dalam mencari jalan keluar.

4. Konsekuensi Stres a Gejala fisiologis

Sebagian besar perhatian dini atas stres diarahkan kepada

gejala fisiologis. Topik ini diteliti oleh spesialis ilmu kesehatan

dan medis. Riset ini memandu ke kesimpulan bahwa stres dapat

menciptakan perubahan metabolisme, meningkatkan laju detak

jantung dan pernafasan, meningkatkan tekanan darah

menimbulkan sakit kepala, dan menyebabkan serangan jantung.

b Gejala psikologis

Stres dapat menyebabkan ketidakpuasan. Stres yang

berkaitan dengan pekerjaan dapat menimbulkan ketidakpuasan

yang berkaitan dengan pekerjaan. Hal tersebut merupakan

dampak yang paling sederhana, stres dapat muncul dalam keadaan

psikologis lain. Sebagai contoh ketegangan, kecemasan, mudah

(33)

c Gejala perilaku

Gejala stres yang terkait dengan perilaku mencakup

perubahan produktivitas, absensi, dan tingkat keluar masuknya

karyawan, juga perubahan kebiasaan makan, meningkatnya

merokok dan konsumsi alkohol, bicara cepat, gelisah, dan

gangguan susah tidur.

Banyak penelitian yang menyelidiki hubungan stres dan

kinerja, pola yang paling meluas dalam stres kerja adalah

hubungan ”U” terbalik.

Hubungan U Terbalik Antara Stres dan Kinerja Pekerjaan

Gambar III.3

Logika yang mendasari hubungan U terbalik bahwa stres pada tingkat

rendah sampai sedang merangsang tubuh dan meningkatkan

kemampuan bereaksi. Pada saat itu individu mampu melakukan

Tinggi

Kinerja

Rendah

(34)

tugasnya dengan lebih baik. Tetapi terlalu banyak stres menempatkan

tuntutan yang tidak dapat dicapai yang mengakibatkan kinerja

menurun.

E. Kejenuhan

1. Pengertian Kejenuhan

Kejenuhan adalah penurunan dan terganggunya kegairahan kerja

sehingga efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaan tugas tidak dapat

diharapkan. Kejenuhan dapat disebut juga sebagai kepenatan yang

merupakan sebuah kondisi kelelahan emosional dan sikap negatif

sehingga keadaan kondisi seseorang menjadi tidak stabil. (Alex S.

Nitisemito, 1982 : 221)

2. Faktor Penyebab Kejenuhan

Banyak faktor yang dapat menyebabkan rasa junuh, diantaranya

adalah sebagai berikut (Alex S. Nitisemito, 1982 : 223)

a Terlalu lama bekerja tanpa/kurang istirahat

b Bekerja secara rutin tanpa variasi

c Linkungan kerja buruk

d Konflik

e Kurang terpenuhinya kebutuhan materi dan non materi

3. Indikasi Terjadi Kejenuhan

Ada beberapa indikasi terjadinya kejenuhan, diantaranya adalah

(35)

1) Produktivitas menurun

2) Banyak kerusakan

F. Kerangka Teoritis

Kerangka teoritis diartikan sebagai model konseptual yang

berkaitan dengan bagaimana seseorang menyusun teori atau

menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting

untuk masalah dalam penelitian (Uma Sekaran, 2006:114).

Berdasar judul penelitian dan keterangan di atas, maka kerangka

teoritisnya adalah sebagai berikut

Gambar II.4

Lingkungan Kerja Non Fisik Lingkungan

Kerja Fisik

Lingkungan Kerja

• Kamar Kecil • Kebisingan • Penerangan • Pertukaran

Udara

• Komunikasi Dengan Atasan • Komunikasi

Antar Karyawan

(36)

Kerangka teoritis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa

lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik secara

bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat stres, serta pengaruh lingkungan

keja fisik dan lingkungan kerja non fisik secara bersama-sama terhadap

tingkat kejenuhan.

Lingkungan kerja fisik yang berupa keadaan nyata tempat kerja

meliputi ketersediaan kamar kecil, tingkat kebisingan, penerangan dan

sirkulasi udara serta lingkungan kerja yang meliputi komunikasi antara

karyawan dengan atasan dan komunkasi antar karyawan berpengaruh

secara simultan terhadap tingkat stres karyawan. Kerangka di atas juga

menjelaskan bagaimana lingkungan kerja fisik yang berupa keadaan

fisik tempat kerja meliputi ketersediaan kamar kecil, tingkat

kebisingan, penerangan dan sirkulasi udara serta lingkungan kerja yang

meliputi komunikasi antara karyawan dengan atasan dan komunkasi

antar karyawan berpengaruh secara simultan terhadap tingkat

kejenuhan karyawan

G. Penelitian Sebelumnya

Penelitian oleh Erminiolda Bernadetha tentang pengaruh lingkungan

kerja terhadap semangat kerja karyawan pada bulan Juli 2004 di PT

Telkom Distrik Yogyakarta menggunakan alat analisis Regresi Linier

(37)

memberikan kesimpulan bahwa lingkungan kerja fisik dan lingkungan

kerja psikis berpengaruh positif terhadap semangat kerja karyawan.

Penelitian yang meneliti hubungan stres kerja dengan kepuasan kerja

karyawan oleh Aurelia Sekarwulan pada bulan Maret 2004 di PT

Kusumatek Yogyakarta. Alat analisis yang digunakan adalah Korelasi

Rank Spearman, dengan sampel barjumlah 60. Penelitian ini memberikan

kesimpulan antara stres kerja dengan kepuasan kerja terdapat hubungan

negatif yang signifikan.

H. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atas permasalahan penelitian

yang masih harus dibuktikan kebenaranya (Hariwijaya dan Tirton P.B.,

2007:50)

Berdasar perumusan masalah dan landasan teori, maka penulis

merumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Lingkungan kerja fisik dan non fisik berpengaruh terhadap stres

karyawan.

2. Lingkungan kerja fisik dan non fisik berpengaruh terhadap

kejenuhan karyawan.

3. Ada perbedaan pengaruh antara lingkungan kerja fisik dan

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis berupa studi kasus. Studi

kasus adalah sustu penelitian yang yang dilakukan terhadap objek

tertentu yang populasinya terbatas, sehingga kesimpulan yang diambil

terbatas pada objek yang diteliti.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada PT Primacom Interbuana yang

beralamat di Wisma BCA Lt. 16-17 kav 22-23, Jln. Jendral Sudirman,

Jakarta Selatan.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang dimaksud oleh penulis adalah

karyawan divisi opersional PT Primacom Interbuana Jakarta

Selatan.

2. Objek Penelitian

Objek penelitianya adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan

kerja non fisik, tingkat stres, dan tingkat kejenuhan karyawan.

(39)

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah lingkungan kerja

fisik, dan lingkungan kerja non fisik.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah stres, dan

kejenuhan karyawan.

E. Pengukuran Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas (X) yaitu

lingkungan kerja fisik, dan lingkungan kerja non fisik. Sedangkan

untuk variabel terikat (Y) adalah tingkat stres, dan tingkat kejenuhan

karyawan. Penulis menggunakan daftar pernyataan yang terdiri atas

tiga kelompok.

1. Kelompok pertama tentang lingkungan kerja terdiri atas dua

variabel, yatu lingkungan kerja fisik dan non fisik. Pengukuran

variabel lingkungan kerja fisik dan non fisik menggunakan Skala

Likert dengan lima alternatif jawaban yang disusun secara bertingkat. Sklala Likert adalah metode yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau ketidaksetujuan terhadap subjek

atau objek tertentu (Nur Indrianto dan Bambang Supomo,

(40)

pernyataan diberi lima pilihan jawaban dan diberi skor satu sampai

lima, sesuai dengan sifat pernyataan yang diajukan.

Sangat Setuju (SS) skor 5

Setuju (S) skor 4

Ragu-ragu (R) skor 3

Tidak Setuju (TS) skor 2

Sangat Tidak Setuju (STS) skor 1

Apabila jawaban yang diberikan adalah setuju maka jawaban

tersebut menunjukkan kondisi lingkungan kerja yang baik.

Data yang diperoleh dari jawaban atas pernyataan ini adalah data

interval, maka skala yang digunakan adalah skala interval yang

memungkinkan kita melakukan operasi aritmatika tertentu

terhadap data yang dikumpulkan dari responden. Skala interval

menentukan perbedaan, urutan dan kesamaan besaran perbedaan

dalam variabel (Uma Sekaran, 2006:18).

2. Kelompok kedua terdiri atas dua variabel yaitu tingkat stres dan

tingkat kejenuhan karyawan. Pengukuran variabel stres dan

kejenuhan karyawan menggunakan Skala Likert dengan lima alternatif jawaban yang disusun secara bertingkat. Sklala likert

adalah metode yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju

atau ketidaksetujuan terhadap subjek atau objek tertentu (Nur

Indrianto dan Bambang Supomo, 2002:104). Pengukuran

(41)

pilihan jawaban dan diberi skor satu sampai lima, sesuai dengan

sifat pernyataan yang diajukan.

Sangat Setuju (SS) skor 5

Setuju (S) skor 4

Ragu-ragu (R) skor 3

Tidak Setuju (TS) skor 2

Sangat Tidak Setuju (STS) skor 1

Apabila jawaban yang diberikan adalah setuju maka jawaban

tersebut menunjukkan kondisi stres yang rendah.

Data yang diperoleh dari jawaban atas pernyataan ini adalah data

interval, maka skala yang digunakan adalah skala interval yang

memungkinkan kita melakukan operasi aritmatika tertentu

terhadap data yang dikumpulkan dari responden. Skala interval

menentukan perbedaan, urutan dan kesamaan besaran perbedaan

dalam variabel (Uma Sekaran, 2006:18).

3. Kelompok ketiga berisi pertanyaan tanggapan karyawan

mengenai faktor penyebab stres yang paling dirasakan atau

berpengaruh antara lingkungan kerja fisik atau lingkungan kerja

non fisik.

Data yang diperoleh atas pertanyaan kelompok ini merupakan

data nominal. Skala yang digunakan adalah skala nominal, yaitu

skala yang memungkinkan peneliti untuk menempatkan subjek

(42)

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek

atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan (Sugiyono, 2002 : 57). Dalam penelitian ini

populasinya adalah karyawan divisi operasional di PT Primacom

Interbuana.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari karakteristik yang dimiliki oleh

populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu

penelitian (Sugiyono, 2002 : 57). Sampel yang digunakan pada

penelitian ini adalah karyawan divisi operasional PT Primacom

Interbuana, yaitu sebanyak 40 orang karyawan.

3. Teknik Penentuan Sampel

Teknik yang digunakan dalam penentuan sampel adalah

Population Sampling yaitu penentuan sampel secara umum atau

keseluruhan terhadap populasi yang ada (Sugiyono, 2002 : 57).

G. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara teliti

(43)

2. Kuesioner

Kuesioner adalah daftar pernyataan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik mengumpulkan data dengan

mengumpulkan dan mencatat data dari sumber catatan atau arsip

yang ada di PT Primacom Interbuana.

H. Definisi operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang dinyatakan

dalam kriteria atau operasi yang dapat diuji secara khusus (Donald R.

Cooper dan C. William Emory, 1996 : 37).

1. Lingkungan Kerja Fisik

Lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada di

sekitar para pekerja yang dapat dirasakan secara fisik meliputi

ketersediaan kamar kecil, tingkat kebisingan, penerangan, dan

pertukaran udara.

2. Lingkungan Kerja Non Fisik

Lingkungan kerja non fisik adalah segala sesuatu yang ada di

sekitar para pekerja yang hanya dapat dirasakan secara psikologis

meliputi komunikasi atau interaksi karyawan dengan atasan, dan

(44)

3. Stres

Stres adalah kondisi yang dialami oleh individu sebagai

akibat dalam menghadapi peluang, kendala, atau tuntutan yang

disebabkan adanya faktor penyebab stres (stressors) yang terkait dengan lingkungan kerja dan komunikasi terhadap atasan maupun

rekan kerja..

4. Kejenuhan

Kejenuhan adalah kelelahan dan kebosanan yang dapat

mengganggu semangat dan kegairahan kerja sehingga efektifitas

dan efisiensi dalam pelaksanaan tugas tidak dapat diharapkan.

I. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas dalam penelitian ini dijelaskan sebagai suatu

derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi yang sebenarnya

dari apa yang diukur, rumus yang dapat digunakan untuk

mengukur validitas suatu instrumen adalah korelasi product moment (Sugiono, 2005 : 213)

(45)

keterangan :

r

xy = koefisien korelasi tiap item

X = jumlah alternatif jawaban yang dipilih setiap responden dari

setiap butir pertanyaan

Y = jumlah total seluruh alternatif jawaban pada seluruh

pertanyaan yang dipilih oleh seluruh responden

N = jumlah sampel

Besarnya r dihitung dengan menggunakan taraf signifikansi (α) 5%. Apabila rhitung lebih besar dari rtabel dengan taraf signifikansi 5%, maka butir-butir pertanyaan tersebut dinyatakan

valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh

mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan untuk

menguji validitas, artinya, reliabelitas menunjukkan konsistensi

suatu alat ukur di dalam mengukur gejala yang sama.

Pengukukuran ini menggunakan teknik korelasi product moment

dari Karl Person (Sugiono, 2005 : 268)

(46)

keterangan :

r

xy = koefisien korelasi tiap item

X = nilai item bernomor ganjil

Y = nilai item bernomor genap

N = banyaknya responden

Setelah korelasi bernomor ganjil dan bernomor genap

didapat maka dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown untuk

mencari koefisien reliabilitas.

xy xy

r

r

gg

r

+

=

1

)

(

2

Keterangan :

r

gg = reliabilitas instrumen

r

xy = koefisien korelasi pengukuran

Berdasar rumus diatas maka taraf signifikansi yang

digunakan 5%, jika rhitunglebih besar dari rtabelmaka kuesioner

sebagai alat ukur dapat diandalkan.

J. Asumsi Klasik OLS dalam Regresi Berganda

1. Kenormalan

Asumsi linear normal klasik mengasumsikan bahwa tiap ui

didistribusikn secara normal dengan

Rata-rata : E

( )

ui =0
(47)

( ) ( )

: 0

covui,uj E uiuj = i ≠ j

Asumsi ini secara ringkas bisa dinyatakan sebagai

i

u ~ N

(

0,σ2

)

Di mana ~ berarti “didistribusikan sebagai”dan di mana N

berarti “distribusi normal,”unsur dalam tanda kurung menyatakan

dua parameter distribusi normal, yaitu, rata-rata dan varians.

Dengan asumsi kenormalan, penaksiran OLS βˆ0 , βˆ1 , dan

2

ˆ

σ mempunyai sifat-sifat statistik berikut :

a penaksiran tidak bias.

b penaksiran tadi mempunyai varians minimum. Digabungkan

dengan 1, ini berarti penaksiran tadi tak bias dengan varians

yang minimum, atau penaksiran yang efisien.

c konsisten yaitu dengan meningkatnya ukuran sample secara tak

terbatas, penaksiran mengarah ke (converage) nilai populasi yang sebenarnya.

d βˆ0 didistribusikan secara normal dengan

0

ˆ

β ~

(

2

)

0 0,σβ

β N

e

β

ˆ1 didistribusikan secara normal dengan

1

ˆ

β ~ N

(

β1β21

)

(48)

g

(

βˆ0,βˆ1

)

didistribusikan secara bebas dari σˆ2

h β0 dan β1 mempunyai varians minimum dalam seluruh kelas

penaksiran tak bias, baik linier maupun bukan

Butir penting untuk dicatat adalah bahwa asumsi kenormalan

memungkinkan kita untuk memperoleh distribusi probabilitas dari

0

ˆ

β (normal), βˆ1(normal), dan σˆ2(chi-kuadrat)

2. Multicollinierity

Multicollinierity digunakan untuk menunjukkan adanya

hubungan linier di antara variabel-variabel bebas dalam model

regresi. Bila variabel-variabel bebas berkorelasi dengan sempurna,

maka disebut multikolinieritas sempurna.

Bila tidak terjadi multicollinierity maka konsekuensi yang

akan diperoleh adalah:

a Koefisien regresi dari variabel bebas (X) tidak bisa diestimasi.

b Rentang dari tingkat keyakinan menjadi semakin lebar,

sehingga probabilitas menerima hipotesa pada hal hipotesa itu

salah semakin besar.

c Jika koefisien determinasi tinggi, tetapi tidak ada atau hanya

sedikit sekali koefisien regresi yang signufikan, maka variabel

bebas tersebut berpengaruh terhadap y.

Ada beberapa yang bisa dilakukan untuk mendeteksi ada

tidaknya kolinieritas ganda antar variabel bebas, yaitu:

(49)

2) Dengan melihat koefisien korelasi sederhana antar

variabel

3) Dengan melihat koefisien korelasi parsial.

4) Dengan melakukan regresi atau membuat regresi terhadap

variabel bebas.

Untuk mengatasi adanya kolinieritas ganda yang

dilakukan adalah:

1) Menggabungkan data time series dengan data cross section yang disebut dengan pooling data.

2) Membuang atau menghilangkan salah stu atau lebih

variabel bebas.

3) Transformasi variabel.

4) Mencari informasi sebelumnya mengenai variabel yang

berkolinieritas ganda.

5) Dengan menambah data baru.

3. Otokorelasi

Otokorelasi adalah korelasi (hubungan) yang terjadi di antara

anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam

(50)

terjadi otokorelasi maka konsekuensinya adalah estimator masih

tidak efisien dan varian kesalahan penggangu menjadi

underestimate yang pada akhirnya penggunaan uji t dan F tidak lagi bisa digunakan.

Ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mendeteksi

adanya otokorelasi adalah:

a Dengan metode grafik.

b Uji Durbin Watson, dengan rumus:

= = − − = n t n t t t e e e d 1 2 2 2 1) (

Untuk mengatasi adanya otokorelasi dilakukan dengan jalan

melakukan regres atas etsebagai variabel terikat dan c sebagai variabel bebas dengan tidak memasukan intersep sehingga

diperoleh persamaan regresi et =ret +ut. 4. Heteroskedastisitas

Asumsi lain yang penting dari model regresi linier klasik

adalah kesalahan pengganggu mempunyai varian sama untuk

semua pengamatan. Jika asumsi ini tidak terpenuhi maka sekalipun

sampel diperbesar standar error tidak lagi minimum. Sehingga estimasi OLS tidak lagi efisien dan kita akan membuat kesimpulan

(51)

Cara mendeteksi kondisi heteroskedastisitas bisa dilakukan

dengan membuat grafik dari residu yang dikuratkan sebagai sumbu

tegak dan variabel bebas sebagai sumbu mendatar. Cara yang

kedua dengan uji park dalam bentuk:

v i B i

i s x e

s2 = 2

Cara yang ketiga adalah dengan uji korelasi rank Spearman,

dengan rumus sebagai berikut:

(

)

⎥⎥ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − − =

1 6 1 2 2 n n d

rs i

Cara termudah untuk mengatasi heteroskedastisitas adalah

dengan mentransformasi persamaan regresi kedalam bentuk

logaritma

K. Metode Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian populasi, sehingga analisis

data sebatas pada analisis regresi tanpa uji signifikansi. Untuk

menjawab permasalahan, dan membuktikan kebenaran hipotesis

digunakan sebuah metode statistik yaitu regresi linier berganda.

Metode statistik ini digunakan untuk mengetahui pengaruh lingkungan

kerja fisik (X1), dan lingkungan kerja non fisik (X2) terhadap stres

karyawan (Y), dan tingkat kejenuhan karyawan (Y). Sedangkan untuk

menjawab permasalahan ketiga tentang perbedaan pengaruh antara

(52)

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam menjawab

permasalahan dan pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

1. Dalam menjawab permasalahan pertama, yaitu tentang pengaruh

variabel bebas lingkungan kerja fisik (X1) dan lingkungan kerja

non fisik (X2) terhadap variabel terikat stres (Y) digunakan

rumus regresi berganda. Analisis regresi ganda digunakan untuk

meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel

dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen

sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya)

(Sugiyono, 2000: 250). Persamaan regresi untuk 2 prediktor

adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan :

Y = Stres

a = Konstanta

b1, ..., bn = Koefisien dari variabel bebas

X1 = Lingkungan kerja fisik

X2 = Lingkungan kerja non fisik

e = Eror

(53)

(

)(

)

(

)

2

1 2 1 1 1 1 1 1

− − = X X n Y X X Y X n b

2. Dalam menjawab permasalahan kedua, yaitu tentang pengaruh

variabel bebas lingkungan kerja fisik (X1) dan lingkungan kerja

non fisik (X2) terhadap variabel terikat kejenuhan (Y) digunakan

rumus regresi berganda. Analisis regresi ganda digunakan untuk

meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel

dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen

sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya)

(Sugiyono, 2000: 250). Persamaan regresi untuk 2 prediktor

adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan :

Y = Kejenuhan

a = Konstanta

b1, ..., bn = Koefisien dari variabel bebas

X1 = Lingkungan kerja fisik

X2 = Lingkungan kerja non fisik

(54)

Koefiesien-koefisien regresi

a

dan

b

dapat dihitung dengan rumus:

(

)

(

)

(

)

(

)

(

)

− − = 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 X X n Y X X Y a

(

)(

)

(

)

2

1 2 1 1 1 1 1 1

− − = X X n Y X X Y X n b

3. Untuk menjawab permasalahan ketiga tentang perbedaan

pengaruh antara variabel bebas X1 dan variabel bebas X2

digunakan rumus :

X

2

=

e e

f

f

f

)

(

0

fo = frekwensi observasi

(55)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

PT Primacom Interbuana berdiri sejak Desember 1991, dan merupakan

salah satu perusahaan dari Salim Group yang mana kepemilikan dari PT

Primacom Interbuana dikuasai oleh oleh putra dari Soedono Salim yaitu

Anthony Salim (50 %), dan Andre Halim (50 %).

PT Primacom Interbuana merupakan perusahaan yang bergerak dalam

bidang jasa komunikasi satelit, yaitu suatu jasa layanan telekomunikasi yang

menghubungkan dari satu tempat (remote) ke tempat (remote) lain dimana

media transmisi yang digunakan adalah melalui media satelit.

PT Primacom Interbuana yang 100% merupakan milik keluarga

Soedono Liem saat ini sudah mempunyai lebih dari 150 karyawan, dan

melayani 60 perusahaan sebagai pelanggan/pengguna jasa sistem komunikasi

satelit.Dari 60 pelanggan tersebut sudah melakukan instalasi perangkat system

komunikasi satelit di 1900 remotes.

Pelanggan dari PT Primacom Interbuana dibagi dalam 2 kelompok :

1. Kelompok perusahaan Salim Group, yaitu BCA (Bank Central Asia),

Indofood, Indocement, Indomobil, Bogasari, Intiboga.

Dari pelanggan BCA, saat ini PT Primacom Interbuana sudah

melakukan instalasi perangkat komunikasi satelit di 1342 remotes

(56)

sehingga setiap Kantor Wilayah (Kanwil), Kantor Cabang Utama

(KCU), Kantor Cabang Pembantu (KCP), Pertokoan-pertokoan yang

sudah dilayani fasilitas ATM BCA dapat terhubung (online) dengan

Kantor Pusat di BCA Sudirman, Jakarta Selatan.

Pada pelanggan Indofood, saat ini PT Primacom Interbuana sudah

melakukan instalasi perangkat komunikasi satelit di 30 remotes

sehingga setiap pabrik Indofood di daerah-daerah dapat terhubung

dengan kantor pusat Indofood di Wisma Ariobimo Jakarta.

Pada pelanggan Indocement, saat ini PT Primacom Interbuana sudah

melakukan instalasi perangkat komunikasi satelit di 8 remotes

sehingga setiap pabrik Indocement di daerah-daerah dapat terhubung

dengan kantor pusat Indocement di Wisma Indocement Jakarta.

2. Kelompok perusahaan Non Salim Group, yaitu United Tractor, Pama

Persada, Matahari Putra Prima, Indolink (Starpage), Barito Pacific,

Conoco Oil Company, Arutmin Oil Company, BHP Oil Company,

Gulf Oil Company.

Dari pelanggan United Tractor, saat ini PT Primacom Interbuana sudah

melakukan instalasi perangkat komunikasi satelit di 42 remotes

sehingga setiap pabrik United Tractor di daerah-daerah dapat

terhubung dengan kantor pusat di Pulo Gadung/Cakung Jakarta.

Pada pelanggan Matahari Putra Prima, saat ini PT Primacom

(57)

24 remotes sehingga setiap Toko Matahari tertentu di daerah-daerah

dapat terhubung dengan kantor pusat di Karawaci Tangerang.

Pada pelanggan Conoco Oil Company, saat ini PT Primacom

Interbuana sudah melakukan instalasi perangkat komunikasi satelit di

11 remotes sehingga setiap tempat pengeboran minyak di laut dapat

terhubung dengan kantor pusat di Wisma Menara Mulia di Jakarta.

Satelit merupakan alat kunci yang digunakan untuk menghubungkan

dari kantor-kantor daerah ke kantor pusat, maka PT Primacom Interbuana

menyewa transponder PT Telkom pada Satelit Telkom1 dan Satelit Palapa B4.

Cakupan area yang dapat dilayani oleh PT Primacom Interbuana adalah dari

Vietnam sampai dengan Selandia Baru.

B. Visi Dan Misi Perusahaan

1. Visi PT Primacom Interbuana

“To become the most admired and valuable communication solutions provider in Indonesia”

2. Misi PT Primacom Interbuana

(58)

3. Core Values

Our “PRIMA Values”: In serving our Stakeholders: Customers, Shareholders, Staff Members, and the Community where we live and work, all of our activities and decisions must be based on, and guided by these values:

P lacing the interest of the One we serve first

R enew our commitment for outstanding quality in everything we do

on a daily basis

I nspire, innovate and empower teamwork M ake triumph happens

A continuous quest for the highest standard of integrity in everything

we do

Dengan penggunaan teknologi telekomunikasi terbaik yang berasal

dari Hughes Network System (Perusahaan pembuat Satelit terbesar di dunia)

dan Comstrean Inc. (perusahaan pembuat perangkat telekomunikasi terbaik

dari USA), maka PT Primacom Interbuana berusaha menciptakan suatu

jaringan komunikasi satelit terbaik dan dapat mencapai/memimpin pasar

(market leader) untuk industri jasa komunikasi satelit serta berusaha memberikan kepuasan layanan kepada pelanggan (customer satisfaction) dengan motto The Best Serves”, melalui teknologi terbaik, SDM yang

handal, distribusi pengiriman barang yang cepat dan pemasaran yang terpadu

(59)

C. Manajemen Perusahaan 1. Struktur Organisasi

PT Primacom Interbuana bentuk organisasi atau formatur

Organisasi berdasar pada hubungan lini dan staff dari tiap-tiap unit-unit

fungsional yang saling berkaitan informasinya dari tingkat bawah sampai

tingkat atas.

Struktur Organisasi perusahaan PT Primacom Interbuana adalah

struktur hierarki, dengan manajemen tingkat atasnya dalam bagan

perusahaan adalah Dewan Komisaris sampai dengan Direktur antar bagian,

manajemen tingkat menengah yang berada pada posisi tengah yaitu

Manager sampai dengan Kepala Bagian, sedangkan manajemen tingkat

bawah yaitu Supervisor di dalam unit-unit operasional. Struktur Organisasi

pada perusahaan tersebut adalah berdasar hubungan wewenang dan

tanggung jawab.

Untuk mendukung keputusan yang akan dilakukan ole manajemen,

maka manajemen membutuhkan informasi yang berguna. Untuk tiap-tiap

tingkatan manajemen tipe infromasi yang dibuthkan berbeda, untuk

manajemen tingkat bawah tipe informasinya lebih terperinci (detail)

karena informasi perusahaan tersebut di gunakan untuk pengendalian

operasi dalam perusahaan. Sedangkan untuk manajemen yang lebih tinggi

tingkatannya tipe informasinya semakin tersaring (terfilter) atau lebih

(60)

Gambar IV.1 2. Tugas Dan Fungsi Organisasi

a. Dewan Komisaris

1) Terdiri dari pemilik atau pemegang saham atau modal

2) Mengawasi jalannya perusahaan

3) Mengangkat dan memberhentikan Direktur Utama

4) Untuk menentukan haluan umum perusahaan.

b. Direktur Utama

1) Memimpin rapat-rapat pada perusahaan tersebut

(61)

3) Merencanakan dan mengawasi jalannya perusahaan secara

langsung

4) Mengambil keputusan

5) Menandatangani kontrak suatu kontrak kerja.

c. Direktur Marketing

1) Mengepalai bagian marketing

2) Merencanakan alternatif unutk mendapatkan tujuan yang telah

ditentukan oleh perusahaan.

d. Direktur Sumber Daya Manusia

1) Mengepalai bagian sumber daya manusia

2) Mengawasi pengangkatan tenaga kerja

3) Mengatur hubungan yang menyangkut masalah kepegawaian.

e. Direktur Administrasi

1) Mengepalai bagian keuangan dan administrasi

2) Mengadakan pengawasan atas aktivitas yang berhubungan

dengan keluar masuknya uang.

f. Direktur Operasional / Tekhnik

1) Mengepalai bagian operasional perusahaan

2) Mengatur dan mengambil keputusan terhadap kegiatan

operasional dan tekhnik.

3) Pengawasan terhadap aktivitas operasional.

g. Manager Operasional

(62)

2) Menerima laporan terhadap kegiatan operasional.

h. Manager Logistik

1) Mengatur dan mengadakan pengawasan atas aktivitas logistik.

2) Mengesahkan dan mengambil keputusan terhadap kegiatan

logistik

i. Manager Sumber Daya Manusia

1) Melihat bagaimana cara kerja dan apakah Kepala Bagian

Personalia mampu menangani sumber daya manusia yang ada

pada perusahaan.

2) Apabila terjadi masalah pada sumber daya manusia yang ada

bagaimana penyelesaiannya dan menentukan sumber daya

manusia baru lalu dilaporkan ke Direktur Sumber Daya Manusia

j. Kepala Bagian Personalia

1) Mengawasi pelaksanaan kerja dari karyawan dan mengatur

bagian-bagian.

2) Menerima lamaran calon pegawai dan mengadakan seleksi

kemudian dilaporkan ke Manager Sumber Daya Manusia.

k. Kepala Gudang

1) Menangani secara operasional keluar masuknya barang

2) Bertugas mengechek stock barang dan penyimpanan barang

(63)

l. Supervisor

1) Mengawasi kegiatan operasional secara detail pada

karayawan-karyawan di bawahnya.

2) Mengatur secara langsung aktivitas operational

m. Enginner Operasional

1) Menganalisa dan mengambil keputusan terhadap problem yang

terjadi terhadap remote apakah perlu diadakan Maintenance

2) Meminta teknisi untuk maintenance ke remote yang problem.

n. Hub Operator

1) Bertugas menjaga dan memonitor HUB agar tetap operasional.

2) Menjaga dan bertanggung jawab terhadap barang-barang yang

terdapat di HUB termasuk barang emergency.

D. Gambaran Umum Pemasaran 1. Gambaran Produk

PT Primacom Interbuana adalah perusahaan jasa yang bergerek

dalam bidang jasa komunokasi satelit. Pokok layanan jasa yang dimaksud

adalah menghubungkan dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan

media transmisi satelit.

Sebagai perusahaan yang menitik beratkan pada pelanggan sebagai

yang utama, Primacom menempatkan pelayanan sebagai salah satu kunci

kepuasan pelanggan. Perusahaan berkomitmen untuk memberikan

(64)

seperti mendesain sistem sampi dengan menjalankan sistem tersebut.

Pelayanan lain yang diberikan kepada semua pelangganya adalah

persetujuan tingkat layanan (SLA), waktu maksimum untuk memulihkan

(MTTR). Pelayanan 24 jam yang dapat diandalkan (24 jam, 7 hari dalam

satu minggu), pemantauan yang intensif (saat pelanggan sedang

beristirahat), pelayanan telpon yang selalu siap, laporan kerja bulanan

yang jujur.

Servis yang integral adalah hasil dari rencana-rencana yang

seksama dan pertimbangan-pertimbangan yang tepat karena Primacom

benar-benar menyadari bahwa setiap pelanggan membutuhkan pelayanan

jasa komnikasi yang khusus sesuai tipe dan jenis bisnis pelanggan.

2. Produk Perusahaan

Produk PT Primacom Interbuana adalah layanan jasa komunikasi

satelit yang penawaran penggunaanya sangat fleksibel, dalam arti produk

dapat disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Perusahaan menyebut

produknya sebagai Solusi Jaringan Primacom, atau yang lebih dikenal

dengan nama “primacom Network Solution”. Adapun produk yang utama dari perusahaan adalah sebagai berikut :

a. PRIMASMART

Data / Application : VoIP Native Voice, Private IP for Corporate

Intranet, Broadband Internet Access, IP Multicast, Virtual Private

(65)

b. PRIMALINK

Data / Application : VoIP and Fax, Native Voice and Fax, Internet and

Intranet Access, Video Conference.

c. PRIMALINK Plus

Data / Application : VoIP and Fax, Native Voice and Fax, Application

(66)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini disajikan deskripsi tentang profil responden, karakteristik

responden dan analisis kuantitaif data penelitian. Profil responden terdiri divisi

dan lama bekerja, karakteristik responden adalah usia responden. Pengambilan

sampel menggunakan Population Sampling yaitu penentuan sampel secara umum

atau keseluruhan terhadap populasi yang ada. Analisis kuantiatif terdiri atas uji

instrumen (uji Validitas dan uji Reliabilitas instrumen), uji Asumsi Klasik, analisis

Regresi Linier Berganda, dan uji Distribusi Kai Kuadrat. Penelitian ini menguji

pengaruh variabel bebas yang meliputi Lingkungan Kerja Fisik(X1), Lingkungan

Kerja Non Fisik (X2) terhadap variabel terikat yaitu Stres (Y) dan Kejenuhan (Y).

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak (software) SPSS (Statistical Product and Service Solution) 12.0 for Windows dan Microsoft Office Excel ‘2007. Selain uji pengaruh, penelitian ini memberikan keterangan tentang ada atau tidaknya perbedaan pengaruh yang dirasakan oleh responden dari

variabel X1 dan X2.

Uji validitas instrumen dilakukan dengan membandingkan nilai koefisien

korelasi Product Moment (Pearson) antara skor item total terhadap nilai r tabel.

Sementara teknik Cronbach’s Alpha digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen.

 

 

 

(67)

A. Profil Responden

Analisis profil responden digunakan untuk memperoleh gambaran

tentang responden yang diteliti, kemudian dilakukan pengolahan terhadap

data kasar melalui perhitungan statistik deskriptif. Profil responden ini

diklasifikasikan berdasarkan :

1. Divisi Kerja Responden

Responden yang digunakan sebagai sampel seluruhnya berasal dari

Divisi Operasional (Hub. Operator) PT Primacom Interbuana. Hasil

analisis data berdasarkan Divisi Kerja dapat ditunjukkan pada tabel V.1

berikut :

Tabel V.1

Profil Responden Berdasarkan Divisi Kerja

Divisi Jumlah Persentase

Operasional 40 100%

Total 40 100%

      Sumber : Data Primer, 2009.

2. Lama Bekerja Responden

Dalam penelitian ini usia kerja responden dikelompokkan menjadi

tiga kelompok usia kerja, seperti yang tercantum pada tabel V.2 berikut

ini :

Tabel V.2

Profil Responden Berdasarkan Usia Kerja

Usia Kerja Jumlah Persentase

1-5 tahun 9 22,5%

6-10 tahun 15 37,5%

11-15 tahun 16 40,0%

Total 40 100%

(68)

Berdasarkan Tabel V.2 diatas, dapat dilihat bahwa responden

didominasi oleh karyawan usia kerja 11-15 tahun sebanyak 16 (40%)

responden, disusul oleh karyawan usia kerja 6-10 tahun yaitu 15 (37,5%)

responden, dan karyawan usia kerja 1-5 tahun berjumlah 9 (22,5%).

B. Usia Responden

Dalam penelitian ini responden dikelompokkan menjadi tiga

kelompok usia, seperti yang tercantum pada Tabel V.3 berikut ini :

Tabel V.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentase

21 tahun – 30 tahun 14 35%

31 tahun – 40 tahun 22 55%

41 tahun – 50 tahun 4 10%

Total 40 100%

Sumber : Data Primer diolah, 2009.

Berdasarkan Tabel V.3 di atas, dapat dilihat bahwa responden

didominasi oleh kelompok umur 31 – 40 tahun, yaitu 22 (55%)

responden, yang disusul oleh kelompok umur 21 – 30 tahun, yaitu 14

(35%) responden, dan usia 41 - 50 tahun yaitu 4 (10%) responden.

C. Analisis Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

1. Hasil Uji Validitas

Pengujian validitas instrumen penelitian dilakukan dengan teknik

(69)

suatu skala dengan skor total skala tersebut. Kriteria yang digunakan

adalah bila nilai koefisien korelasi item total lebih besar dari nilai r tabel,

maka item yang bersangkutan dapat dinyatakan valid atau sahih (Sunyoto,

2007 : 79).

Untuk responden yang berjumlah 40, dapat diperoleh derajat bebas

(df) sebesar n – 2 (40 – 2 = 38). Untuk df = 38 dan nilai alpha 5% (dua

sisi), diperoleh nilai r tabel sebesar 0,312. Nilai r tabel ini selanjutnya

digunakan untuk kriteria validitas item-item kuesioner. Untuk dapat

dinyatakan valid, koefisien korelasi item total harus lebih besar dari 0,312.

Tabel V.4

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

Variabel r

item-total

r tabel Status

Lingkungan Kerja Fisik (X1)

Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Pertanyaan 6 Pertanyaan 7 Pertanyaan 8 Pertanyaan 9 Pertanyaan 10 0,491 0,531 0,325 0,494 0,575 0,583 0,586 0,568 0,527 0.585 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Lingkungan Kerja Non Fisik (X2)

(70)

Stres (Y) Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 0,679 0,761 0,779 0,733 0,627 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 Valid Valid Valid Valid Valid Kejenuhan (Y) Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 0,524 0,490 0,559 0,800 0,487 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 Valid Valid Valid Valid Valid Sumber : Data Primer diolah, 2009.

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua item-item

instrumen penelitian dinyatakan valid karena semua item yang memiliki

nilai r item-total yang lebih besar dari r tabel. Dengan demikian tersebut

kuesioner dinyatakan valid.

2. Hasil Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan

teknik Cronbach’s Alpha. Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi 0,05, artinya instrumen dapat dikatakan reliabel bila nilai Alpha lebih besar

dari r kritisproduct moment.

Setelah diuji validitasnya maka item-item yang tidak valid dihilangkan

dan item yang valid dimasukkan ke dalam uji Reliabilitas. Jadi yang akan

dihitung ada 25 item, karena semua item valid dan bisa digunakan.

Hasil analisis reliabilitas instrumen, yang didasarkan pada kriteria

(71)

Tabel V.5

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Dimensi Cronbach’s Alpha Item Keterangan

Lingkungan Kerja Fisik 0,690 10 Reliabel

Lingkungan K

Gambar

Tabel     Judul                                                                                                Halaman
Gambar     Judul                                                                                          Halaman
Gambar II.1
Gambar II.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada controller ini saat user mengisikan data konstanta controller maka hasil ketiga controller pada kotak output akan sama dengan yang diisikan. Namun untuk hasil

Event study pada penelitian ini dilakukan dengan menganalisis pengaruh pengumuman deviden yang merupakan variabel independen terhadap cumulative abnormal return ,

‘Kamu sedang mengerjakan ujian , lalu tiba-tiba kamu panik karena kamu lupa dan tidak bisa mengerjakan ujianmu’ Ketika hal itu terjadi, akan banyak pikiran - pikiran

Dengan merubah orientasi ruang ditambah dengan perletakan ventilasi yang baik diharapkan aliran udara menuju ruang lebih merata, kelembaban ruang terjaga, mendapatkan

Elsa Salsabila (2018) PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN LINGKUNGAN KERJA NON FISIK TERHADAP KEPUASAN Hasil penelitian membuktikan bahwa lingkungan kerja fisik

Dari wawancara yang penulis lakukan dengan Panitia Pendaftaran Siswa Baru tahun ajaran 2020/2021 di SMP Plus Islam Al-Wasathiyah Bekasi diperoleh keterangan bawa

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala Rakhmat, Hidayah serta Innayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini

Hasil dari penelitian tersebut adalah strategi pembentukan karakter peduli lingkungan yang dilakukan melalui kegiatan rutin, keteladanan kepala sekolah/dewan guru, peraturan