• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SIKAP OPTIMISME TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI PONDOK PESANTREN AL FALAH SALATIGA TAHUN 2006 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH SIKAP OPTIMISME TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI PONDOK PESANTREN AL FALAH SALATIGA TAHUN 2006 - Test Repository"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

BELAJAR SANTRI PONDOK PESANTREN

AL FALAH SALATIGA TAHUN 2006

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama dalam Ilmu Tarbiyah

Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh :

Ahmad Saefullah NIM. 114 04 065

JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

2006

/V f

CE

(2)

Drs. H. M. Zulfa, M. Ag. Salatiga, Agustus 2006

Yth : Ketua STAIN Salatiga

Di Salatiga

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan, maka bersama ini kami

kirimkan naskah skripsi saudara :

Nama : Ahmad Saefullah

NIM : 114 04 065

Jurusan : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam

Judul : PENGARUH SIKAP OPTIMISME TERHADAP

KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI PONDOK

PESANTREN AL FALAH DUKUH-SALATIGA

TAHUN 2006

Dengan ini kami mohon agar skripsi saudara tersebut diatas agar dapat

dimunaqosahkan.

Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamu ’alaikum Wr. Wb.

, — BE-M BIMBING

Drs. H. M. Zulfa. M. Ac. NIP. 150 177 821

(3)

1. Berusahalah anda seolah-olah anda akan hidup selamanya dan berusahalah

anda seolah-olah anda besok pagi akan mati.

2. Hidup hanya sekali, sekali hidup harus berarti.

3. Allah tidak akan merubah keadaan kaum sehingga kaum merubah keadaan

yang ada pada diri mereka.

4. Hendaklah engkau bertaqwa kepada Allah. Dan jika seseorang mengejekmu

maka janganlah engkau mengejeknya. Dia akan menjadi orang yang gelisah

hatinya, sedangkan engkau akan mendapat pahala. Janganlah engkau mencela

sesuatu.

5. Orang mukmin yang bergaul dengan manusia dan sabar atas perilaku

buruknya lebih baik daripada orang mukmin yang tidak bergaul dan tidak

sabar atas perilaku buruk yang dilakukannya.

(4)

Assalamiralaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufiq hidayah

dan inayah-Nya yang selalu diberikan kepada umat manusia menuju kebaikan.

Serta sholawat dan salam penulis tujukan kepada Rasulullah SAW sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul '‘PENGARUH SIKAP

OPTIM ISM E TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI

PONDOK PESANTREN AL FALAH SALATIGA TAHUN 2006”

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tanpa adanya bantuan

dari berbagai pihak baik spiritual maupun material, skripsi ini tidak mungkin akan

selesai sesuai yang ditargetkan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati dan

penulis menghaturkan terima kasih kepada :

1 Bapak KH. Zumri RWS. selaku pengasuh PPTI Al Falah beserta keluarganya.

2 Kedua Orang Tua yang telah memberikan dukungan baik bersifat material

maupun spiritual.

3 Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam

Negeri Salatiga

4 Bapak Drs. H. M. Zulfa, M.Ag. selaku pembimbing yang telah banyak

memberikan bimbingan kepada penulis sehingga terselesaikan skripsi ini.

5 Bapak dan Ibu Dosen yang banyak memberikan jasanya, mendidik penulis

dalam menuntut ilmu di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

(5)

yang bersifat meterial dan spiritual sehingga dapat selesai dalam penulisan

skripsi ini.

7 Semua pihak yang telah membantu keberhasilan dalam penyelesaian skripsi

ini yang tidak mungkin penulis sebutkan namanya satu persatu.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut diatas mendapatkan

imbalan lebih baik dari Allah.

Dengan sedikitnya kemampuan, penulis telah berusaha menyusun

skripsi ini dengan sebaik-baiknya, namun demikian skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para

pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk kita

semua. Amin.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Salatiga. September 2006

Penulis

(6)

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEI... xi

BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah... 1

B Rumusan Masalah... 3

C Tujuan Penelitian... 3

D Manfaat Hasil Penelitian ... 4

E Hipotesis ... 4

F Metote Penelitian... 5

G Sistematika Penulisan Skripsi... 11

BAB II LANDASAN TEORI A. Masalah Sikap Optimisme... 13

1. Pengertian sikap optimisme... 13

2. faktor-faktor sikap optimisme... 14

3. Ciri-ciri sikap optimisme ... 16

(7)

1. Pengertian Disiplin ... 19

2. Pengertian Belajar menurut para tokoh ... 20

3. Pengertian belajar manurut beberapa aliran psikologi 21 4. Ciri-ciri b elajar... 22

5. Unsur-unsur Dinamisme dalam Belajar... 23

6. Dasar-dasar yang Mempengaruhi Siswa dalam Belajar 24 7. Ciri-ciri Siswa yang Disiplin Dalam Belajar... 27

C. Pengaruh Sikap Optimisme terhadap Kedisiplinan Belajar Santri... 33

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al Falah Salatiga... 36

B. Letak Geografis Pondok Pesantren Al Falah Salatiga... 37

C. Dasar dan Tujuan ... 37

D. Keadaan Ustadz... 39

E. Keadaan Santri ... 40

F. Struktur Organisasi Kepengurusan... 41

G. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Al Falah ... 44

H. Kelembagaan Pondok Pesantren Al Falah... 46

I. Sarana dan Prasarana... 50

J. Data Penelitian ... 52

(8)

C. Analisis K etiga... 65

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 71

B. Saran ... 72

C. Penutup ... 73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

Tabel Nomor 1 Keadaan U stadz... 39

Tabel Nomor 2 Keadaan Santri ... 40

Tabel Nomor 3 Hasil Angket Sikap Optimisme... 52

Tabel Nomor 4 Hasil Rating Scale Kedisiplinan Belajar Santri ... 54

Tabel Nomor 5 Nama Responden... 56

Tabel Nomor 6 Jawaban Test Sikap Optimisme ... 58

Tabel Nomor 7 Interval Sikap Optimisme ... 60

Tabel Nomor 8 Prosentase Sikap Optimisme ... 60

Tabel Nomor 9 Jawaban Rating Scale Kedisiplinan Belajar Santri... 61

Tabel Nomor 10 Interval Kedisiplinan Belajar Santri ... 64

Tabel Nomor 11 Prosentase Kedisiplinan Belajar Santri ... 64

Tabel Nomor 12 Hubungan Sikap Optimisme dengan Kedisiplinan Belajar Santri... 65

Tabel Nomor 13 Tabel Kerja Product Moment Koefisien Korelasi Hubungan Sikap Optimisme dengan Kedisiplinan Belajar Santri... 67

(10)

A. Latar Belakang

Pondok Pesantren merupakan salah satu lembaga Pendidikan dan

sekaligus sebagai lembaga Sosial Kemasyarakatan, artinya keberadaan

Pondok Pesantren dalam lingkungannya bersifat saling mempengaruhi dan

saling membutuhkan. Kemudian dalam hubungannya yang bersifat pendidikan

yang merupakan tujuan didirikannya Pondok Pesantren tersebut, dipihak

warga Pesantren (terutama Kyai dan Mubalighnya) berperan sebagai pemberi

informasi (komunikator), baik yang bersifat agama (melalui Pesantren)

maupun ilmu pengetahuan umum melalui lembaga-lembaga pendidikan

formal yang ada di lingkungan Pesantren. Sedangkan warga masyarakat dalam

hal ini berperan sebagai penerima informasi.

Disamping itu juga Pondok Pesantren merupakan lembaga yang amat

penting dalam pembinaan umat Islam. Lembaga ini berdiri sejak agama Islam

tersebar di Indonesia, dan dewasa ini tetap bertahan dan berkembang luas di

seluruh pelosok tanah air. Dari pondok Pesantren dan Madrasah inilah para

santri dididik selama 24 jam dan setiap hari hidup bersama-sama seasrama

atau sepondok. Mereka dididik dan berwatak bebas dan tidak tergantung pada

orang lain. Dalam Pondok Pesantren para santri dididik disiplin, mereka

dibiasakan taat dan patuh terhadap aturan yang ada.

Betapa pentingnya sikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari, sikap

disiplin ini merupakan salah satu dasar untuk mencapai kesuksesan. Akan

(11)

*

tetapi sulitnya untuk membiasakan sikap disiplin ini pada anak didik bila tidak

melatihnya sejak awal sebelum padanya tertanam sifat-sifat buruk. Oleh

karena itu sukar bagi anak untuk melepas kebiasaan-kebiasaan yang telah

tertanam dalam jiwanya.

Pendidikan agama Islam bukan hanya sekedar memberi pengetahuan

tentang beragama, akan tetapi justru yang lebih utama adalah membiasakan

anak untuk taat dan patuh menjalankan ibadah dan berbuat serta bertingkah

laku dalam kehidupannya sesuai dengan norma-norma yang telah ditetapkan

dalam agama.

Sikap disiplin harus ditanamkan kepada anak didik mulai kecil. Anak

harus didik mengenal hak-hak orang lain didalam lingkungan sosial. Anak

didik harus dilatih menguasai diri. Hal semacam itu termasuk pembentukan

kebiasaan tingkah laku seseorang yang membantunya di dalam pergaulan

nanti dengan orang lain.'

Oleh karena itu sikap disiplin ini harus dimiliki oleh setiap anak dalam

aktivitas hidupnya, baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal.

Sikap optimisme dalam kaitannya dengan kedisiplinan merupakan komponen

yang sangat penting, karena sikap optimisme akan memberikan motif bagi

setiap anak untuk mengembangkan sikap selalu mempunyai harapan yang

baik dalam segala hal. Hal ini sesuai dengan firman Allah :

(12)

Artinya : “sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu umat, sehingga

mereka sendiri mengubahnya.” (QS. Ar-Ra'du : 11)

Firman Allah ini menjelaskan bahwa setiap manusia diharuskan untuk

mempunyai sikap optimisme dan sikap kedisiplinan agar dapat menjalankan

kehidupan dengan baik. Dari fenomena tersebut, penulis terdorong untuk meneliti

seberapa jauh kebenaran konsep dimuka dengan melakukan penelitian di Pondok

Pesantren Al Falah Salatiga, dengan menggunakan judul : "PENGARUH SIKAP

OPTIMISME TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI PONDOK

PESANTREN AL FALAH DUKUH-SALATIGA TAHUN 2006".

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan pokok-pokok

masalah penelitian, yaitu :

1 Bagaimana sikap optimisme santri di Pondok Pesantren Al Falah Salatiga?

2 Bagaimana tingkat kedisiplinan belajar di Pondok Pesantren Al Falah

Salatiga?

3 Apakah ada pengaruh sikap optimisme terhadap kedisiplinan belajar santri

di Pondok Pesantren Al Falah Salatiga?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui sikap optimisme santri di Pondok Pesantren Al Falah

(13)

Artinya : "sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu umat, sehingga

mereka sendiri mengubahnya.” (QS. Ar-Ra’du : 11)

Firman Allah ini menjelaskan bahwa setiap manusia diharuskan untuk

mempunyai sikap optimisme dan sikap kedisiplinan agar dapat menjalankan

kehidupan dengan baik. Dari fenomena tersebut, penulis terdorong untuk meneliti

seberapa jauh kebenaran konsep dimuka dengan melakukan penelitian di Pondok

Pesantren Al Falah Salatiga, dengan menggunakan judul : 'PENGARUH SIKAP

OPTIMISME TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI PONDOK

PESANTREN AL FALAH DUKUH-SALATIGa TAHUN 2006”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan pokok-pokok

masalah penelitian, yaitu :

1 Bagaimana sikap optimisme santri di Pondok Pesantren Al Falah Salatiga?

2 Bagaimana tingkat kedisiplinan belajar di Pondok Pesantren Al Falah

Salatiga?

3 Apakah ada pengaruh sikap optimisme terhadap kedisiplinan belajar santri

di Pondok Pesantren Al Falah Salatiga?

C. Tujuan Penelitian

L Mengetahui sikap optimisme santri di Pondok Pesantren Al Falah

(14)

2. Mengetahui tingkat kedisiplinan belajar santri di Pondok Pesantren Al

Falah Salatiga.

3. Mengetahui ada tidaknya pengaruh sikap optimisme terhadap kedisiplinan

belajar santri di Pondok Pesantren Al Falah Salatiga.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas tentang

ada tidaknya pengaruh antara sikap optimisme terhadap kedisiplinan belajar

santri di Pondok Pesantren. Dari informasi tersebut diharapkan dapat

memberikan manfaat secara teoritik, yaitu :

1. Secara praktis, bagi pesantren khususnya Pesantren Al Falah dapat

memperoleh pemahaman tentang arti pentingnya sikap optimisme

terhadap kedisiplinan belajar santri.

2. Secara teoritik, diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pesantren

khususnya Pesantren Al Falah yang diperoleh dari penelitian lapangan.

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara, terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.2

Berdasarkan asumsi ini serta pengamatan empiris, maka hipotesis

yang penulis ajukan adalah : “Ada pengaruh yang signifikan antara sikap

(15)

optimisme terhadap kedisiplinan belajar santri di Pondok Pesantren Al Falah

Salatiga.**

F. Metode Penelitian

Untuk memporoleh hasil penelitian yang bervaliditas tinggi, maka

kesesuaian metode merupakan salah satu sistem penentu terhadap

keberhasilan suatu penelitian, karena dengan cara itu penelitian akan diperoleh

secara tepat.

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dari proses penelitian

ini, maka akan penulis kemukakan tentang :

1. Populasi dan Sampel

Adalah keseluruhan subyek penelitan. Adapun populasi dalam

peneelitian ini adalah 100 santri, yang terdiri dari 60 santri putri dan 40

santri putra. Sedangkan sampel adalah sebagian atau populasi yang diteliti.

4. Sesuai apa yang dikatakan Sutrisna Hadi, bahwa tidak ada suatu

ketetapan yang mutlak berapa persen suatu sampel harus diambil dari

populasi, ketiadaan ketetapan yang mutlek itu dapat menimbulkan

keraguan pada penyelidikan/

5. Namun menurut Suharsimi Arikunto bahwa : “ Untuk sekedar ancer-

ancer, maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil

semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi.3 4

3 Prof. Dr. Sutrisna Hadi. M.A., M etodologi Research, Jilid I, Yasbit. Fak. Psikologi UGM. Yogyakarta. Get. XII, 1981. him. 73

(16)

Seningga besar sampel yang penulis ambil adalah 50% dengan

menggunakan tekhnik random sampling, yaitu pengambilan sampelnya,

peneliti mencampur subyek - subyek di dalam populasi, sehingga semua

subyek dianggap sama. Dalam hal ini penulis tentukan dari populasi

sejumlah 100 santri sebanyak 50 responden ( 50 % dari 100 santri ) yaitu

30 santri putri dan 20 santri putra.

2. Variabel Penelitian

Ada dua variable yang menjadi fokus penelitian yaitu pengaruh

sikap optimisme sebagai variable pertama dan kedisiplinan belajar santri di

pesantren Al Falah Salatiga sebagai variable kedua.

3. Definisi Operasional

Untuk mendapatkan pengertian dan mudah pemahaman serta

untuk menentukan arah yang jelas dalam menyusun ini, maka penulis

memandang perlu memberi penegasan dan maksud judul tersebut.

Istilah yang perlu penulis jelaskan adalah sebagaimana berikut in i:

a. Sikap

Sikap yang didalam Bahasa Inggris disebut Attitude adalah suatu

kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap sesuatu

perangsang atau situasi yang dihadapi.5

b. Optimisme

Optimisme adalah paham keyakinan atas segala sesuatu dari segi yang

baik dalam mengembangkan sikap selalu mempunyai harapan yang

baik dalam segala hal.6

(17)

c. Kedisiplinan

Pengertian dasar disiplin adalah kontrol terhadap kelakuan baik oleh

suatu kekuasaan luar, ataupun oleh individu sendiri.6 7

d. Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baik untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baik secara

keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan

lingkungannya.8

Indikator sikap optimisme, penulis ambil dari pendapat D.H. Gulo.9

1) Mempunyai harapan yang positif

2) Bersikap gembira dalam menjalankan tugas

3) Mempunyai pandangan yang positif terhadap kehidupan

4) Tidak mudah putus asa

5) Mempunyai rasa percaya diri

6) Meniru keberhasilan orang lain

7) Kegagalan sebagai pemupuk motivasi yang akan datang

8) Meyakini bahwa setiap usaha manusia kadang berhasil dan kadang

gagal

9) Berani berkompetisi dengan temannya

6 W.J.S. Poenvadarminto, op.cit., him. 732

James Draver (ditcijemahkan Nancy Simanjuntak), Kamus Psikologi. Bina Aksara. Jakarta. 1986.h im .110

8 Drs. Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta. FKIP UKS W, Salatiga. 1970, him. 2

(18)

a. Kedisiplinan Administrasi

1) Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan Kyai.

2) Merencanakan program dengan baik.

3) Mematuhi kewajiban meembayar administrasi dan biava yang

telah ditentukan oleh lembaga

4) Membayar syariah tepat pada waktunya.

b. Kedisiplinan Akademik

1) Menyelesaikan apa yang diperintah oleh Kyai.

2) Menguasai bahan pelajaran

3) Patuh terhadap peraturan

4) Menggunakan waktu kosong untuk belajar

5) Bertanya apabila mengalami kesulitan

6) Mengikuti pelajaran dari awal hingga akhir

c. Sosial Kelembagaan

1) Sikap hormat pada Kyai

2) Menerima nasihat dari Kyai

3) Tidak mengganggu teman

4) Tidak membuat keributan di kelas

5) Berpakaian rapi dan sopan

(19)

4. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengetahui kepastian disuatu penelitian, penggunaan

metode pengumpulan data adalah hal yang penulis gunakan dalam

pengumpulan data santri Pondok Pesantren Al Falah sebagai berikut:

a. Metode Tes

Metode tes yang penulis gunakan adalah tes kepribadian D. H.

Gulo.10 Tes disini digunakan sebagai metode pokok untuk

memperoleh informasi tentang sikap optimisme santri.

b. Metode Observasi

Yaitu metode penelitian yang digunakam dengan jalan

pengamatan terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh indra.

Jadi observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, pendengaran,

peraba, dan pengecap.11 Dalam penulisan ini penulis menggunakan

observasi partisipatif yaitu peneliti ikut ambil bagian lapangan yang

diteliti, untuk memperoleh data santri secara langsung dengan

pengamatan langsung.

c. Metode Interview

Metode interview Yaitu kegiatan pengumpulan data dengan

jalan komunikasi dengan sumber data, yaitu tanya jawab secara lisan,

baik langsung, maupun tidak langsung. Metode ini digunaan untuk

pengumpulan data tentang pendidikan, Kyai, Ustadz, Pengurus, Santri

Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah Dukuh Salatiga.

10 Ibid., him. 31

(20)

5. Tehnik Analisis Data

Analisis data dapat dilakukan apabila data-data uyang dikehendaki

dalam penelitian ini. telah terpenuhi sehingga tidak akan terjadi kesulitan

dalam menggunakan data penelitian, namun sebelum data-data itu

dianalisis, maka perlu diolah terlebih dahulu melalui editing dengan

maksud untuk mengetahui apakah jawaban dalam kuesioner dalam

keadaan baik sehingga dapat diolah lebih lanjut.

Adapun tehnik analisis data yang penulis gunakan adalah :

a. Tehnik Deskripsi

/> = - - * 100% N

Keterangan :

P = Proporsi individu dalam golongan

F = Frekuensi

N = Jumlah subyek dalam golongan

b. Tehnik Analisis Korelasi

Tehnik korelasi yaitu metode statistik yang digunakan untuk

mencari ada tidaknya korelasi antara satu gejala dengan gejala yang

lain atau gejala yang diselidikinya.

Dalam hal ini penulis menggunakan tehnik korelasi Product

Moment dengan rumus sebagai berikut:

x y

Ixy-

(Ix)(Ey)

(21)

Keterangan :

rxy = Koefisiensi korelasi antara variabel x dan variabel y

xy = Product dari x dan y

x = Variabel dipenden (sikap optimisme)

y = Variabel independen (kedisiplinan belajar santri)

N = Jumlah responden

G. Sistematika Penulisan Skripsi

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, hipotesis, mnetode penelitian dan sistematika penulisan

skripsi.

BABU KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini berisi tentang teori yang menjadi landasan teoritik

penelitian, khususnya yang berkaitan dengan variabel penelitian

yaitu teori-teori tentang sikap optimisme, pengertian sikap optimis

pengertian, disiplin, pengertian belajar, dasar-dasar yang

mempengaruhi dalam belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar dan tujuan belajar serta pengaruh sikap optimisme terhadap

kedisiplinan belajar santri.

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

Memuat : Sejarah berdirinya Pondok Pesantren Al Falah. letak

(22)

Pesantren Al Faiah, Keadaan Ustadz, keadaan santr, iStruktur

organisasi, sistem pendidikan, kelembagaan dan sarana prasarana

serta data penelitian.

BAB IV ANALISIS DATA

Yaitu berisi tentang analisis data sesuai dengan data yang diperoleh

dengan menggunakan data analisis statistik deskriptif, yaitu

prosentase dan analisis data inferensial dengan rumus Chi kuadrat.

BAB V PENUTUP

(23)

LAND ASAN TEORI

A. Masalah Sikap Optimisme

1. Pengertian sikap optimisme

Sikap optimisme adalah bertingkah laku atau pandangan hidup yang

dalam segala hal dipandang kebaikannya saja.1 Yusuf Luxori menyatakan

bahwa optimisme adalah suatu sikap dari semua yang ada dalam diri

manusia, yang terseleksi oleh akal.2

Sikap optimisme ini diadopsi oleh ambisi yang diimbangi oleh sikap

disiplin dan percaya diri sehingga hubungan antara optimisme dan sikap

disiplin sangat erat (seimbang).

Sikap optimisme mempunyai kepribadian yang terbuka, hari depan

cemerlang memanggil dan menjadi tantangan yang dapat dikuasai, segala

hal yang baik masih akan dialami dengan suatu kedisiplinan yang disertai

keinginan dan harapan. Seseorang yang optimis akan selalu

mempertimbangkan segala sesuatu yang dihadapinya dari sisi baik dan

buruk. Dengan cermat ia memposisikan hal yang baik dan yang buruk

secara proporsional, baik dalam menentukan sikap menilai orang lain

maupun dalam menetapkan sesuatu, namun semua perilakunya

didedikasikan untuk menghasilkan manfaat sebanyak-banyaknya.

WJS. Punvadaminta, Kamus Umum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1982. Him. 120 ‘ Y usuf Luxori. Percaya Diri, Khalifah Pustaka al Kautsar group, Jakarta, 2001.

(24)

Dengan demikian optimisme diri sikap yang melekat pada pribadi

seseorang memancarkan sikap keterbukaan, percaya diri, keuletan dalam

menghadapi segala hal. Kehidupan optimisme memunculkan

kecenderungan untuk menyenangi, mendekati, menerima atau bahkan

mengharap kehadiran objek tertentu. Berlaku optimisme adalah jurus yang

paling jitu bagi yang merasakan sempitnya jalan, tempat menggelantung

dia saat tali taufiq yang dipegang putus di perjalanan. Optimisme bisa

menguatkan tekad, pemicu kesungguhan dan semangat beramal,

melanggengkan jiwa dan meningkatkan kepekaan indra.3

2. Faktor-faktor sikap optimisme

a. Percaya diri

Kepercayaan terhadap diri sendiri adalah salah satu faktor

keberhasilan dimana diri sendiri mempunyai sikap keteguhan hati

dalam usaha meraih sasaran yang telah ditetapkan. Dengan kata lain

kepercayaan adalah keberanian, yakni keberanian usaha dan keteguhan

hati terhadap maksud yang dituju.4 5

b. Berfikir positif'

Cara berfikir positif ialah menanggapi segala kejadian dengan

menyadari bahwa ada segi baik dan segi buruk dalam kehidupan ini.3

Selalu berfikir positif dalam menghadapi suatu masalah. Memang alam

(25)

bawah sadar dapat digunakan untuk mendorong diri anda dengan

memperkembangkan sikap yang benar dan perangai yang positif.

Dengan pemakaian yang benar atas sikap mental positif dan dapat

menghasilkan khayalan yang kemungkinan anda akan menjadi pemicu

alam bawah sadar anda sendiri. Alam bawah sadar ini akan membantu

dan menolong anda dalam mencapai kepuasan diri.

c. Disiplin diri

Segala pekerjaan baik belajar maupun bekeija harus

mempunyai rasa disiplin. Tanpa disiplin seseorang tidak akan pernah

mencapai hasil yang maksimal. Sikap disiplin diri ini hams diletakkan

dimana kita berada.

d. Kegembiraan

Kegembiraan adalah milik yang terindah diatas dunia ini.

Apabila seseorang melakukan sesuatu yang baik dalam proses biji

dengan menunjukkan suasana yang penuh kegembiraan maka ia dapat

memberi inspirasi yang baik.6

e. Memegang prinsip

Di dalam segala sesuatu ada hal-hal yang prinsipil dan ada hal-

hal yang bisa ditoleransi. Sikap optimisme memang penting, namun

janganlah sampai mengorbankan hal-hal yang prinsip. Kebiasaan

(26)

memegang teguh hal-hal yang prinsipil merupakan kebiasaan baik

yang dapat menuntun seseorang menuju keberhasilan.7

f. Cara menanggapi suatu masalah

Cara seseorang menanggapi suatu masalah cermin dari diri

orang itu. Sebenarnya cara menanggapi suatu masalah jangan

mendengar suatu pendapat orang. Dalam belajar pun apabila mendapat

suatu masalah ia akan selalu berusaha meminta bantuan kepada yang

mampu untuk menyelesaikannya.8

3. Ciri-ciri sikap optimisme

Berbicara masalah kepribadian orang optimis, maka tidak akan

terlepas dari sikap yang mewakili kepribadian seseorang, yaitu sikap yang

bersifat positif dan bersifat negatif. Sikap positif akan memunculkan

perilaku optimis. Sedangkan sikap negatif memunculkan sikap pesimis,

bahkan sikap tersebut akan mewarnai kehidupan masa depannya. Orang

yang selalu optimis selalu melihat keatas, sedang orang yang pesimis

selalu melihat kebawah.

Adapun ciri-ciri orang yang optimis adalah sebagai berikut.

a. Orang yang optimis tekun dalam mengejar sasaran kendati banyak

halangan dan kegagalan.

b. Bekerja dengan harapan untuk sukses bukannya takut gagal.

(27)

c. Memandang kegagalan atau kemunduran sebagai situasi yang dapat

dikendalikan ketimbang sebagai kekurangan pribadi.9

d. Mempunyai tujuan

Rahasia diri orang yang berhasil adalah terletak pada tujuan yang

luhur, untuk itu tidak henti-hentinya belajar menggunakan waktunya

untuk mewujudkan tujuan mereka.

e. Minat dan Kemauan

Dalam mewujudkan cita-cita memerlukan minat atau kemauar. yang

sungguh-sungguh jika minat itu telah tumbuh maka tidak akan timbul

perasaan menyesal terhadap sesuatu yang sengaja di korbankan demi

tercapainya apa yang di cita-citakan.

f. Motivasi

Motivasi adalah sebab-sebab yang menjadi dorongan bagi seseorang

dalam melaksanakan usaha atau pekerjaan. Motivasi itu sendiri

merupakan dasar dari setiap tindakan, pikiran, pendapat yang ambisi

dilakukan oleh setiap manusia.

g. Ambisi

Adalah sesuatu yang dapat anda capai karena anda mempunyai

kemampuan menempatkan diri anda dalam posisi itu dan

melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan keadaan kewajaran

anda atau pengetahuan anda.

(28)

h. Berfikir Kreatif

Berfikir kreatif adalah bagaimana mengarahkan segenap kekuatan

pikiran kepada pokok permasalahan yang menarik perhatian kita.

i. Daya cipta

Daya cipta adalah kesanggupan batin atau pikiran untuk mengadakan

sesuatu.

j. Gagasan atau ide

Gagasan merupakan buah dari hasil pengamatan dan penafsiran

terhadap inspirasi yang ia peroleh.10

k. Tekad dan Perjuangan

Tekad dan perjuangan yang membara adalah cermin dari sesuatu

prinsip yang teguh dan tidak tergoyahkan.

l. Keteguhan hati

Keteguhan hati adalah rahasia dalam diri seseorang untuk terus

mengatakan pergi dan berbuat.

m. Ketabahan

Tidak ada pekerjaan yang tidak akan menguji semangat keberanian,

dan ketabahan. Ketabahan hati untuk bertahan dalam memperjuangkan

sesuatu adalah suatu bukti bahwa keberhasilan akan segera diraih.

n. Keuletan

Keuletan adalah ketahanan dan kekerasan hati seseorang dalam upaya

meraih apa yang telah di targetkan.'1

(29)

B. Masalah Kedisiplinan Belajar

Di dalam seluruh pendidikan di sekolah, madrasah dan pesantren

kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasik

tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada kedisiplinan

dan proses yang dialami oleh murid sebagai anak didik.

1. Pengertian Disiplin

Disiplin dalam ketaatan terhadap peraturan dan norma-norma

yang berlaku dalam kehidupan beimasyarakat, berbangsa dan bernegara,

yang dilaksanakan secara sadar ikhlas lahir dan bathin sehingga tumbuh

rasa malu untuk melanggar peraturan dan terkena sanksi serta rasa takut

terhadap Tuhan Yang Maha Esa.12

Menurut Prof. Dr. Soegarda Poerbaka Watja :

Disiplin dalam belajar artinya : suatu tingkat tata tertib tertentu

untuk mencapai kondisi yang baik guna memenuhi fungsi pendidikan.13

Menurut James Drever:

Disiplin dalam pemaknaan modem pengertian dasarnya adalah

kontrol terhadap kelakuan, baik oleh suatu kekuasaan luhur, ataupun oleh

individu sendiri (James Drever, diterjemahkan Nancy Simanjuntak).

Menurut Webster New World Dictionary memberikan sejumlah

definisi kepada kata "‘disiplin’' itu, empat yang pokok diantaranya ialah

sebagai berikut: 11

11 Ibid. him. 180-190

Prof. Dr. Otong Sutrisno, Adm inistrasi Pendidikan Dasar Teoritis antuk Praktek Profesional.

Angkasa. Bandung. 1987. Him. 97

(30)

a. Latihan yang mengembangkan pengendalian diri, karakter atau

keadaan serba teratur dan efisiensi.

b. Hasil latihan serupa dengan pengendalian diri, perilaku yang tertib.

c. Penerimaan atau kepatuhan terhadap kekuasaan dan kontrol.

d. Perilaku yang menghukum atau menyiksa.

Menurut putusan diatas, maka pengertian disiplin ditekan pada

ketaatan peraturan yang berlaku pada tata tertib. Dengan adanya disiplin

maka semua aktifitas akan lancar terutama pada pendidikan dimana setiap

anak didik akan mengerti arti pentingnya belajar dan dalam proses belajar

mengajar disiplin perlu digalakkan agar tercapai apa yang dituju dan

diinginkan.

2. Pengertian Belajar Menurut para Tokoh

Pengertian belajar menurut Dr. Oemar Hamalik14 adalah :

Belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman {Learning is defined as the modification or strengthening

behavior through experiencing). Menurut pengertian ini. belajar adalah

merupakan suatu proses, kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.

Belajar bukan hanya menyangkut, akan tetapi lebih luas daripada itu,

yakni menyelami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil.

Menurut Elizabeth B. Hurlock : “Learning is development that comes from exercise and effort. Through learning children acquire competence in using their herediatery> researches ”'2

(31)

Menurut Drs. Slameto belajar adalah suatu proses yang dilakukan

individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi

dengan lingkungannya.16

Menurut batasan diatas diatas, titik berat adalah terjadinya perubahan

tingkah laku yang perubahan itu terjadi akibat hasil dari pengalaman dan

praktek. Adapun unsur yang menjadi ciri setiap perubahan tingkah laku,

ialah :

a. Tingkah laku yang dimotivasi

Seseorang mau berbuat sesuatu karena adanya tujuan yang hendak

dicapai.

b. Tingkah laku yang bermotivasi adalah tingkah laku yang sedang

terarah pada tujuan.

c. Tujuan yang didasari oleh seseorang mempengaruhi tingkah lakunya

dalam upayanya mencapai tujuan tersebut.

d. Lingkungan menyediakan kesempatan untuk bertingkah laku tertentu

. dan atau membatasi tingkah laku seseorang.

e. Tingkah laku dipengaruhi oleh proses-proses dalam organisme.

f. Tingkah laku ditentukan oleh kapasitas dari organisme manusia.

3. Pengertian Belajar Menurut Beberapa Aliran Psikologi

Dalam sejarah perkembangan psikologi kita mengenal beberapa

aliran psikologi antara lain.

(32)

a. Belajar menurut psikologi klasik ialah suatu proses pengembangan dan

latihan jiwa (mind)

b. Belajar menurut psikologi daya ialah melatih daya-daya agar dapat

berfungsi dengan baik

c. Belajar menurut psikologi behaviorisme ialah membentuk hubungan

stimulus-respon dengan latihan-latihan

d. Belajar menurut psikologis kognitif ialah proses-proses pusat otak atau

struktur kognitif (fakta dalam bentuk pemahaman dan pemecahan

masalah)

e. Belajar menurut psikologis gestalt adalah akibat inteiaksi antara

individu dengan lingkungan berdasarkan keseluruhan dan pemahaman

4. Ciri-Ciri Belajar

Adapun ciri-ciri belajar sebagai berikut:

1) Belajar Berbeda dengan Kematangan

Pertumbuhan adalah senyum utama sebagai pengubah tingkah laku.

Bila serangkaian tingkah laku melalui secara wajar tanpa adanya

pengaruh dari latihan, maka dikatakan bahwa perkembangan itu adalah

berkat kematangan (maturation) dan bukan karena belajar.

2) Belajar Dibedakan dari Perubahan Fisik dan Mental

Perubahan tingkah laku juga dapat terjadi disebabkan oleh terjadinya

perubahan pada fisik dan mental karena melakukan suatu perbuatan

(33)

3) Ciri Belajar yang Hasilnya Relatif Menetap

Hasil belajar dalam bentuk perubahan tingkah laku. Belajar

berlangsung dalam bentuk latihan (practise) dan pengalaman

(experience).

5. Unsur-Unsur Dinamis Dalam Belajar

Unsur-unsur dinamis dalam proses belajar antara lain.

a. Motivasi Siswa

Motivasi adalah dorongan yang menyebabkan terjadinya suatu

perbuatan atau tindakan tertentu. Perbuatan beiajar terjadi karena

adanya motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan

perbuatan belajar.

b. Bahan Belajar

Bahan belajar merupakan suatu unsur belajar yang paling

penting mendapat perhatian guru. Dengan bahan itu para siswa dapat

mempelajari hal-hal yang diperlukan dalam upaya menempuh tujuan

belajar.

c. Alat Bantu Belajar

Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan

untuk membantu siswa melakukan perbuatan belajar, sehingga

kegiatan belajar menjadi lebih efektif dan efisien.

d. Suasana Belajar

Suasana yang menyenangkan dapat menumbuhkan kegairahan

(34)

banyak gangguan sudah tentu tidak menunjang kegiatan belajar yang

efektif.

e. Kondisi Subyek yang Belajar

Kondisi subyek belajar turut menentukan kegiatan dan

keberhasilan belajar. Siswa dapat belajar secara efektif dan efisien

apabila berbadan sehat, memiliki intelegensi yang memadai, siap untuk

melakukan kegiatan yang bertalian dengan kegiatan belajar, serta

memiliki minar untuk belajar. Siswa yang sakit atau kurang sehat,

intelegensi rendah, belum siap belajar, tidak berbakat untuk

mempelajari sesuatu dan tidak memiliki pengalaman apersepsi yang

memadai, kiranya akan mempengaruhi kelancaran kegiatan dan mutu

hasil belajarnya.

6. Dasar-Dasar Yang Mempengaruhi Siswa Dalam Belajar

Agar siswa dapat berhasil dengan baik dalam belajar, maka ia

haruslah bersungguh-sungguh dan tekun dalam belajarnya, apabila siswa

atau anak didik telah mampu menerapkan cara-cara belajar yang baik,

maka sudah tentu ia dikatakan tekun.

Sebelum siswa dapat menerapkan cara-cara belajar yang baik,

terlebih dahulu harus bisa mengembangkan sikap yang baik dalam

belajarnya, sedangkan landasan utama dalam pembentukan cara belajar

yang baik bagi siswa atau anak didik adalah memiliki sikap mental dan

(35)

tidak akan mampu untuk dapat bertahan terhadap berbagai kesukaran-

kesukaran dan jerih payah di dalam usaha belajarnya.

Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Cara Belajar yang

Efisien”, menyatakan bahwa sikap mental yang perlu diusahakan oleh

setiap siswa sekurang-kurangnya empat segi.

a. Tujuan Belajar

Belajar harus diarahkan kepada suatu cita-cita tertentu, cita-cita

yang diperjuangkan dengan berbagai kegiatan belajar itu lalu menjadi

tujuan belajar dari setiap siswa. Maka setiap siswa harus mengenal

tujuan dan yakin akan manfaat tujuan itu baginya, sehingga ada pada

dirinya keinginan serta dorongan dalam belajarnya.

Dalam hal ini, The Liang Gie mengatakan bahwa : tujuan

belajar yang tersambung dengan cita-cita di masa depan itu merupakan

suatu pendorong belajar dengan sungguh-sungguh, tanpa motif tertentu

semangat belajar seorang siswa akan mudah padam karena tidak

mempunyai suatu kepentingan yang harus di perjuangkan dengan

belajar tersebut.17

b. Minat Terhadap Pelajaran

Suatu proses belajar dapat terlaksana dengan baik dan lancar

bila ada minat, anak yang malas dalam belajar akan menimbulkan

kegagalan karena tidak adanya minat dalam belajar. Karena itu

17

(36)

pengaruh dari minat sangat besar terhadap keberhasilan belajar yang

diminatinya.

Minat selain memungkinkan pemusatan pikiran, juga akan

menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar, keriangan hati akan

memperbesar daya kemampuan belajar seseorang dan juga

membantunya untuk tidak mudah melupakan apa yang dipelajarinya

itu. Belajar dengan perasaan tidak gembira akan membuat pelajaran itu

sangat besar.18

c. Kepercayaan Terhadap Diri Sendiri

Setiap siswa harus yakin bahwa ia mempunyai kemampuan

untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam usaha belajarnya. Dengan

kepercayaan yang tinggi ini. ia akan dapat mengikuti dan memahami

pelajaran lebih optimal. Kepercayaan pada diri sendiri sangatlah

diperlukan untuk dikembangkan sebagai kesiapan mental dalam proses

belajar anak.

d. Keuletan

Kehidupan seorang siswa dalam belajar, tidak selamanya

mendapatkan kemudahan atau menyenangkan, akan tetapi sering

dihadapkan pada kesulitan-kesulitan. Disinilah dibutuhkan adanya

perjuangan dan keuletan seorang siswa untuk menghadapi kesulitan

dan problema tersebut.

Ibid, him. 12

(37)

Kesulitan seorang siswa ini dapat dikembangkan dengan

menanamkan pengertian dan kesadaran bahwa problema atau

hambatan yang ditemuinya adalah sebagai suatu tantangan.

Kemampuan siswa untuk memecahkan problema akan memberikan

suatu pelajaran tersendiri bagi siswa untuk memcahkan persoalan-

persoalan yang akan muncul.

7. Ciri-Ciri Siswa Yang Disiplin Dalam Belajar

Belajar merupakan kegiatan siswa dalam menerima, menanggapi

serta memahami bahan-bahan pelajaran yang disajikan oleh guru. Dalam

kaitannya pembahasan penulisan mengenai ciri-ciri siswa yang disiplin

dalam belajarhendaknya selalu melakukan kewajiban sebagai siswa

dengan penuh tanggung jawab. Dalam hal ini penulis sebutkan hal-hal

yang perlu diusahakan oleh siswa dalam belajarnya, sebagai berikut,

a. Memperhatikan dan Mendengarkan Keterangan Guru

Memperhatikan dan mendengarkan terhadap pelajaran adalah

unsur yang sangat penting dalam proses belajar, yang dimaksud

dengan memperhatikan disini adalah memusatkan dan menyalurkan

kemampuan belajar pada suatu soal. Dalam proses belajar-mengajar di

sekolah sering ada ceramah dari guru, dalam hal ini tugas siswa adalah

memperhatikan, bahkan seorang siswa yang diam memperhatikan dan

mendengarkan ceramah ia tidak mesti belajar, bila dalam

(38)

Oleh karena itu seorang siswa hendaknya selalu menaruh

perhatian yang memusat pada pelajaran yang sedang berlangsung.

b. Rajin Mencatat Hal-Hal Penting

Persoalan mencatat adalah hal yang sangat penting dalam

proses belajar-mengajar, karena sudah diketahui bahwa kemampuan

mengingat seseorang adalah sangat terbatas, maka suatu hal yang

mustahil apabila yang diucapkan guru akan senantiasa diingat.

Begitu pula, mencatat semua keterangan guna merupakan yang

tidak mungkin, oleh karena itu seorang siswa yang baik harus bisa

memisahkan dan memilih mana yang perlu dicatat, seperti yang

disebutkan Drs. Slameto, "Dalam membuat catatan sebaiknya tidak

semua data yang dikatakan guru ditulis, tetapi diambil intinya saja".19

Sebagaimana telah penulis sampaikan diatas, bahwa seorang

seseorang hendaknya mencatat hal-hal yang penting saja, hal ini dapat

dilakukan siswa, bila siswa tersebut telah menyiapkan diridengan

gambaran kasar apa yang akan dipersoalkan dalam pelajaran di

sekolah. Dengan demikian siswa akan mampu membuat catatan yang

baik.

c. Rajin Mengikuti Pelajaran

Untuk menumbuhkan semangat agar siswa dapat belajar

dengan giat dan sungguh-sungguh, maka siswa hendaknya rajin

mengikuti pelajaran secara aktif serta siswa mengikuti sendiri

(39)

pelajaran dari gurunya, tidak menggantungkan catatan atau diktat

temannya. Karena kalau siswa dengan mengikuti dan hanya

menggantungkan temannya maka dapat merugikan siswa itu sendiri,

menambah beban bagi dirinya dikarenakan siswa malas dan enggan

belajar.

Untuk menghindari hal itu, seorang siswa harus aktif dan rajin

mengikuti pelajaran, dalam arti bukan semata-mata datang ke sekolah,

duduk di3m tetapi di sekolah harus mendengarkan dam memahami

pembahasan guru terhadap pelajaran.

d. Mengadakan Latihan dan Praktek

Dalam aktifitas belajar, latihan atau praktek merupakan satu

penentu keberhasilan belajar. Kalau anak atau siswa banyak

melaksanakan latihan atau praktek maka ia akan cepat menguasai apa

yang dipelajari. Sebaliknya seorang siswa yang enggan latihan atau

praktek maka belajarnya akan tersendat-sendat.

Hasil dari pada latihan atau praktek itu sendiri merupakan

pengalaman yang dapat mengubah diri siswa dan dapat memperdalam

materi yang dipelajari.

e. Membuat Ikhtisar atau Ringkasan dan Menggarisbawahi

Dengan membuat ringkasan ini dapat membantu siswa dalam

hal mengingat atau mencari kembali materi dalam buku untuk masa-

(40)

penting diberi garis bawah (underlining) hal ini dimaksudkan untuk

membantu siswa dalam usaha menemukan materi itu di kemudian hari.

f. Memiliki Kelengkapan Buku

Kekurangan buku adalah salah satu sebab kesulitan belajar

siswa, karena buku merupakan sumber informasi yang sangat penting

di dalam belajar, dimana segala ilmu pengetahuan bersumber padanya.

Sebab itu kelengkapan buku sangat menunjang keberhasilan belajar

terutama buku yang harus dimiliki adalah buku wajib dan bilamana

siswa masih merasa belum cukup, hendaknya membaca buku-buku

lainnya yang berkaitan.

g. Menanyakan Sesuatu yang Belum Jelas

Pertanyaan merupakan stimulus yang dapat mendorong anak

untuk berfikir lebih dalam, lebih meresapkan apa yang telah dipelajari

serta dapat mengkombinasikan apa yang telah dipelajari dengan orang

lain.

Seringkah orang beranggapan bahwa yang terpenting sebagai

bukti orang telah belajar dengan baik, apabila ia bisa menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya. Hal ini memang

benar tetapi akan lebih sempurna lagi apabila orang belajar itu juga

mampu memunculkan implikasi adanya sikap ilmiah pada diri

(41)

h. Mempelajari Kembali Keterangan Guru/ Mengulang Kembali

Bahan Pelajaran

Bahan pelajaran atau keterangan guru tidak mungkin dikuasai

oleh seseorang dengan hanya sekali membaca atau sekali belajar, akan

tetapi memerlukan pengulangan kembali untuk mempelajari kembali

palajaran yang telah diterima itu.

Dalam hal ini Drs. Slameto mengatakan :”Mengulang besar

pengaruhnya dalam belajar, karena dengan adanya pengulangan

(review) bahan yang beum bagitu dikuasai serta mudah terlupakan

akan tetap tertanam dalam otak seseorang”"0

i. Mengerjakan Tugas

Mengerjakan tugas mempengaruhi terhadap hasil belajar siswa,

agar siswa tersebut berhasil dalam belajarnya maka perlu sekali

mengerjakan tugas sebaik-baiknya. Tugas mencakup mengerjakan PR,

menjawab soal latihan, menjawab soal dalam buku pegangan, test

harian, ulangan umum dan ujian.

j. Mentaati Peraturan Pondok Pesantren

Santri yang rajin adalah santri yang memiliki kemampuan

untuk mentaati peraturan pesantren, mentaati peraturan pesantren juga

mempengauhi terhadap keberhasilan belajar, sebab dengan mentaati

peraturan tersebut maka belajar siswa akan lebih tenang, lancar tanpa

ada ganjalan yang mengganggu proses belajar.

20

(42)

Santri yang terbiasa melanggar peraturan-peraturan di

pesantren seperti : merokok di pesantren, rambut panjang, sering

terlambat dan sebagainya, secara psikologis konsentrasi mereka akan

terganggu yang akhirnya akan menghambat proses belajarnya. Oleh

karena itu sikap taat pada peraturan pesantren ini perlu perlu

ditanamkan pada siswa agar belajarnya lebih tenang.

Dari berbagai uraian diatas, dapat diambil suatu pengertian bahwa

siswa yang termasuk pada ketentuan-ketentuan tersebut diatas adalah

termasuk siswa yang disiplin dalam belajarnya.

Dalam ha! ini, sebagai akhir pembahasan penulis mengenai ciri-ciri

siswa yang disiplin dalam belajar, disini akan penulis sampaikan mengenai

prinsip-prinsip belajar yang dikutip dari buku “Belajar dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhinya'’ karangan Drs. Slameto, sebagai berikut:

1) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan aktif meningkatkan minat

dan bimbingan untuk mencapai tujuan instruksional.

2) Belajar bersifat keseluruhan dan materi harus memiliki struktur, penyajian

yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.

3) Belajar harus bisa menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat

pada siswa untuk mencapai tujuan.

4) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut

perkembangannya.

(43)

6) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan

tujuan instruksional yang harus dicapainya.

7) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar

dengan tenang.

8) Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat

mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.

9) Belajar perlu adanya interaksi siswa dengan lingkungannya.

10) Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu

dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang

diharapkan.

C. Pengaruh Sikap Optimisme Terhadap Kedisiplinan Belajar Santri

Sikap optimisme adalah bertingkah laku atau pandangan hidup yang

dalam segala hal dipandang kebaikannya saja, dan kitapun mengubah pola

pikir dari “aku tidak bisa” menjadi “aku bisa” untuk dapat berpikir “aku bisa”

ada beberapa hambatan baik hambatan dari dalam maupun dari luar. Adapun

faktor-faktor yang mempengaruhi sikap optimisme adalah percaya pada diri

sendiri dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain, selain berpikir positif

dalam menghadapi masalah, disiplin diri atau perbuatan sesuai dengan jadwal

yang kita buat. Kegembiraan dalam menghadapi masalah karena dengan rasa

gembira apa yang kita keijakan akan memuaskan. Memang prinsip adalah

selalu memegang teguh yang di yakini, dan juga bagaimana cara menghadapi

(44)

Adapun ciri-ciri siswa yang bersikap optimisme adalah santri tersebut

mempunyai tujuan atau cita-cita yang diinginkan, minat kemauan santri yang

ada dalam diri santri yang sangat kuat, disiplin dan motivasi yang ada dalam

diri santri yang besar, ambisi santri yang kuat untuk mencapai keinginannya

mendaya gunakan otak santri yang dimilikinya, santri juga berfikir kreatif

untuk menemukan gagasan baru, yang tidak kalah penting santri

membutuhkan tekad dan perjuangan, keberanian, keteguhan hati, ketabahan

serta keuletan dalam menghadapi masalah.

Disiplin belajar dalam ketaatan terhadap peraturan dan norma-norma

yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, yang

dilaksanakan secara sadar ikhlas lahir dan batin sehingga tumbuh rasa malu

untuk melanggar peraturan dan terkena sanksi serta rasa takut terhadap Tuhan

Yang Maha Esa.

Macam-macam disiplin antara lain disiplin dalam belajar, disiplin dalam

mengatur waktu, disiplin dalam mengerjakan tugas, dan lain-lain.

Dan adapun ciri-ciri santri yang belajar disiplin adalah memperhatikan

dan mendengarkan keterangan guru, rajin mencatat hal-hal penting, rajin

mengikuti pelajaran, membuat ikhtisar atau ringkasan dan menggarisbawahi,

memiliki kelengkapan buku, menanyakan sesuatu yang belum jelas, latihan

atau praktek, mempelajari kembali keterangan guru atau mengulangi kembali

(45)

Dalam diri manusia atau dalam hal ini santri, harus mempunyai sikap

optimisme yang berkeyakinan “saya pasti bisa” dan disertai dengan sikap

disiplin yang sangat kuat, pasti tujuannya akan tercapai dengan memuaskan.

Dengan demikian penulis bisa menyimpulkan secara signifikan bahwa

(46)

A Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam “Al Falah”

Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah. berdiri pada tahun

1986. pendirinya adalah KH. Zoemri RWS bersama istri beliau yang bernama

Hj. Nyai Latitfah. Pondok pesantren tersebut berdiri diatas tanah milik pribadi

yang mendapat doronngan dari masyarakat sekitar dan pemerintah kota

setempat. KH. Zoemri RWS pada mulanya pertama kali menerima dan

menampung para santri putra dan putri dari lingkungan sekitar dan diikuti

oleh santri putra dan putri dari daerah lainnya. Seiring dengan perkembangan

jaman Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah dituntut pula untuk

menampung aspirasi masyarakat yang membutuhkan pendidikan lebih mapan

lagi. Untuk itu pada tahun 1990 KH. Zoemri RWS mendirikan Madrasah

Diniyah dengan materi pelajaran khusus pelajaran agama. Adapun lama

belajar adalah 6 tahun pendidikan ir.i diwajibkan bagi santri putra maupun

putri. Melihat keadaan santri pesantren Al Falah kebanyakan sekolah umum

diluar maka pengajian madrasah diniyah dimulai ba'da Ashar (15.30 WIB)

kemudian dilanjutkan ba'da Magrib sampai ba’da Isya’ (+ jam 21.00)

kemudian dilanjutkan lagi ba'da subuh sampai jam 6 pagi.

Selang lima tahun berikutnya tepatnya pada tahun 1995 maka

terjadi penambahan kurikulum pembelajaran berupa ekstra pesantren antara

(47)

lain : kursus bahasa Inggris, Kaligrafi, Khitobiyah, Qiro’atul Qur'an. Bahasa

Arab dan menjahit.

Kemudian selang 10 tahun berikutnya tepatnya pada tahun 2005

karena melihat tantangan jaman yang semakin menggejolak dan bahkan santri

dituntut untuk bisa mensikapinya maka pada tahun tersebut didirikan

SMK Al Falah dengan dua jurusan Otomotif dan Tata Busana.

B Letak Geografis Fpti Ai Falah

Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah terletak di Jl. Bima

No. 2 Dukuh Salatiga terletak di ujung barat Kota Salatiga yang berdekatan

dengan Kabupaten Semarang.

C Dasar Dan Tujuan

1. Dasar

Al Qur’an dan As Sunnah merupakan landasan dasar yang dipakai

oleh pondok Pesantren Al Falah dalam menyelenggarakan pendidikan dan

pengajaran sehingga hasilnya akan lebih terarah, dan fitrah yang

dimilikinya akan lebih terjaga dari berbagai kpmungkinan dalam

perjalanan peradaban umat manusia dewasa ini. Pemahaman terhadap Al

Qur'an dan As Sunnah tersebut dijabarkan dalam sikap dan perilaku santri

maka dasar tersebut adalah sebagai berkut:

a. Dasar atau asas yang akan memberi ruh di Pondok Pesantren Al Falah

(48)

b. Al Qur’an dan As Sunnah digunakan sebagai neraca dan ukuran dalam

segala pelaksanaan pendidikan dan pengajaran.

c. Dengan dasar dan pengertian tersebut diatas maka sikap dan perilaku

sehari-hari yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam

Al Falah Salatiga harus mencerminkan suatu pelaksanaan disiplin

yaitu disiplin terhadap diri sendiri dan disiplin terhadap Allah SWT.

2. Tujuan

Pada dasarnya tujuan Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah

mempunyai tujuan yang sangat signifikan..

a. Tujuan umum

Membimbing anak didik untuk menjadi manusia yang berkepribadian

Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya menjadi mubaligh Islam

dalam masyarakat melalui ilmu agama.

b. Tujuan khusus

1) Pembinaan suasana dalam Pondok Pesantren sebaik mungkin

sehingga berkesan pada jiwa anak didiknya (santri).

2) Memberikan pengertian keagamaan melalui pengajaran Ilmu

Agama Islam

3) Mengembangkan sikap beragama praktek-prektek beribadah

4) Mewujudkan ukhuwah Islamiyah dalam Pondok Pesantren dan

sekitarnya.

5) Memberikan pendidikan dan keterampilan civil dan kesehatan

(49)

6) Mengusahakan perwujudan segala aktifitas dalam pesantren yang

memungkinkan pencapaian tujuan umum tersebut.

7) Membantu sumber daya santri yang memiliki nilai sikap

agamawan, pengetahuan, kecerdasan, keterampilan, kemampuan

komunikasi dan kesadaran akan ekologi lingkungan

8) Melahirkan dan menciptakan alumni pesantren yang figure

keilmuwan yang begitu tangguh dan mampu memainkan

propertinya pada masyarakat secara umum.

9) Menciptakan santri yang berbasi^ IMTAQ dan IPTEK

D Keadaan Ustadz (Pengajar)

Adapun tenaga pendidik (Ustadz) Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al

Falah terdiri dari lulusan pesantren.

Adapun nama-nama pengajar Al Falah dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel Nomor 1 Keadaan Ustadz

N o

N a m a

Pendidikan

Mata Pelajaran

1

K H . Zoeinri R W S

Pon. Pes Tegalrejo

(50)

4

Ust. A h m a d

8

Ustadzah lilik

Pondok pesantren

Al Falah

Keadaan santri Al Falah Dukuh Salatiga periode 2005/2006 dengan jumlah

120 santri yang terperinci sebagai berikut:

(51)

F Struktur Organisasi Kepengurusan

Lembaga Pondok Pesantren dan lembaga madrasah yang ada di

Dukuh Salatiga dibawah naungan Pondok Pesantren Al Falah yang di ketuai

Bapak KH. Zoemri RWS.

Adapun struktur organisasi Pondok Pesantren Al Falah terdiri dari

pengasuh atau pelindung yang membawahi secara langsung pengurus harian.

Pengurus harian ini bertugas melaksanakan kebijaksanaan yang

digariskan oleh pengasuhnya masing-masing tentang pengelolaan pondok baik

masalah pendidikan maupun masalah rumah tangganya.

Personalia pengurus dipilih melalui rapat tahunan oleh wakil-wakil

santri untuk kemudian di minta persetujuan dan pengesahan dari pengasuh /

pelindung. Pengurus tersebut terdiri dari ketua umum, sekretaris, bendahara

dan wakil-wakil ketua pembantu umum serta di lengkapi dengan departemen-

departemen.

Wilayah pondok pesantren dibagi kepada komplek-komplek (unit

bangunan asrama) yang setiap kompleknya dipimpin oleh seorang ra'is khos

(52)

Skema

(53)

1. Pengasuh/pelindung :

13. Departemen Pendidikan &

(54)

16. Ketua Komplek B (Putri)

17. Ketua Komplek C (putri)

18. Ketua Komplek C (putri)

19. Ketua Komplek D (putri)

Munas iroh

Yunita Sakawati

Khusnur Rofiq

Qibtiyah

G Sistem Penndidikan Pondok Pesantren Al Falah

Adapun sistem yang digunakan untuk mendalami kitab-kitab kuning

adalah :

a. Sistem sorogan

Adapun istilah sorogan adalah berasal dari kata sorogan (Jawa)

yang berarti menyodorkan sebab setiap santri bergilir menyodorkan

kitabnya dihadapan Kyai atau badai (pembantunya).

Demikian ini dilakukan bergilir-gilir dari pagi sampai petang

yang diikuti oleh murid-murid yang berkepentingan sampai kitab-kitab itu

tamat bacaanya.

Sistem ini tetap dipertahankan oleh pondok-pondok pesantren,

karena banyak manfaat dan faedah yang mendorong santri untuk lebih giat

dalam mengkaji dan memahami kitab-kitab kuning yang mempunyai nilai

tinggi dalam kehidupan manusia. Sistem ini membutuhkan ketekunan,

kesabaran, kerajinan, ketaatan dan kedisiplinan yang tinggi dari santri.

Sistem sorogan amat intensif karena dengan sistem ini seorang

santri dapat menerima pelajaran dan pelimpahan nilai-nilai sebagai proses

(55)

Metode ini dalam dunia medem dapat dipersamakan dengan

istilah tutorship atau methorship. Metode pengajaran semacam ini diakui

paling intensif karena dilakukan seorang demi seorang dan ada

kesempatan untuk tanya jawab secara langsung. Tutor adalah guru yang

mengajar di rumah, guru privat atau guru yang mengajar sekelompok

murid di perguruan tinggi atau universitas. Sedangkan tutorship adalah

jabatan atau tugas guru, pembimbing atau wali,

b. Sistem Weton

Sistem weton atau biasa disebut juga bandungan atau halaqah,

yaitu dimana para santri mengikuti pelajaran dengan duduk di sekeliling

Kyai atau ruangan (kelas) dan Kyai menerangkan penjelasan secara kuliah.

Para santri menyimak kitab masing-masing dan membuat catatan atau

mengesahi (Jawa, mengesahkan) dengan memberi catatan pada kitabnya

untuk mengesahkan bahwa ilmu itu telah diberikan oleh Kyai.

Sistem weton adalah sistem yang tertua di pondok Pesantren

menyertai sorogan dan tentunya merupakan inti dari pengajaran di suatu

pesantren.

Materi (kitab) yang pernah diajarkan kepada santri dahulu

sampai sekarang sama, yaitu meliputi : Nahwu/Sharaf, tauhid, Tasawuf,

dan Hadits.

Tetapi dari satu periode ke periode berikutnya materi tersebut

diatas tidak selalu diikuti oleh para santri adalah kitab-kitab yang berkaitan

(56)

Sistem weton merupakan sistem yang banyak di pakai di

berbagai Pondok Pesantren. Hal tersebut secara nyata bila kita lihat dari

tingkat perbandingan Kyai Ustadz yang memakai sistem sorogan dan

sistem weton 5 : 35. Kyai/Ustadz memiliki sejumlah santri dan

kebanyakan pula para santri memiliki sistem Weton.

Sistem weton membutuhkan sarana tetap berupa ruangan

sebagaimana sistem madrasah. Karena jumlah pengikutnya lebih besar dari

sistem sorogan.

H Kelembagaan

Keberadaan Pondok Pesantren Al Falah ditengah-tengah masyarakat

semakin di kenal baik di lingkungan Salatiga. Kenyataan ini mendorong untuk

berupaya melayani seluruh lapisan masyarakat dari berbagai kebutuhan, mulai

dari masalah sosial, keagamaan/kemasyarakatan, pendidikan dan lainnya.

Upaya-upaya yang telah dilakukan diantaranya Madrasah Diniyah

Pondok Pesantren. Lama pendidikan adalah 5 tahun. Pendidikan Diniyah

tersebut wajib diikuti oleh semua santri tanpa terkecuali. Disamping itu pada

tahun 2005 didirikan SMK Al Falah dengan dua jurusan yaitu jurusan

otomotif dan Tata Busana. SMK ini menggunakan kurikulum Pendidikan

Nasional dan kurikulum pondok pesantren.

1. Materi Kurikulum Pondok Pesantren (Madrasah Diniyah)

Digunakannya materi dan kurikulum ini adalah dengan harapan agar

(57)

halnya materi dan kurikulum yang diberikan di Pondok Pesantren (Madrasah

Diniyah) Al Falah adalah sebagai berikut:

a. Tingkat Dasar ( I Ula)

Diberikan kepada santri awal sebagai dasar dalam mempelajari agama di

Pondok Pesantren Al Falah ini. Pada tahap awal materi diajarkan antara

lain :

1) Hidayatus Sibyan

2) Risalatul Quro’

3) Aqidatul Awam

4) Fasholatan

5) Alqur’an

6) Mabadi Fiqih

7) Tuhfatul Atfal

8) Alala(TaTim Muta’alim)

b. Kelas II Ula

Setelah menamatkan tingkat dasar, maka para santri melanjutkan ke

tingkat II, yakni II Ula.

Adapun materi yang diajarkan di Tingkat II Ula ini antara lain:

1) Ta’limul muta’alim

2) Madharijul Su’ud

3) Safinatun Najah

4) Risalatul Makhid

(58)

c. Kelas 111 Ula

Setelah menamatkan tingkat II, maka santri melanjutkan ke tingkat

setelahnya, yaitu III Ula. Adapun Materi yang diajarkan di III Ula

tersebut adalah :

1) Aljurumiyah

2) Amsilatut tasrifiyah

3) Sulam Taufiq

4) Hadist Arba'in Nawawi

5) Addurorul Bahiyah

6) Sulam Munajat

d. Kelas I Wustho

Setelah menamatkan 111 Ula, maka santri melanjutkan ke jenjang yang

lebih tinggi, yaitu I wustho.

Adapun pelajaran yang diterima santri di I wustho adalah sebagai berikut:

1) Al Imrithi

2) Matnul Ghoyah

3) Tarhib Wa Targhib

4) Qowaidul l'rob

e. Kelas II Wustho

lanjutan setelah I Wustho adalah II Wustho, adapun pelajaranya antara

lain :

I) Al Fiyah I

(59)

3) Jawahirul Bukhari

Keterangan :

Dari tingkat I Ula sampai III Wustho tersebut dilaksanakan pada waktu

yang bersamaan yaitu pada :

1. Ba 'da Ashar mulai pukul 15.30 WIB - 17.00 WIB

2. BA'da Isya’ mulai pukul 19.15 WIB-20.30 WIB

3. Ba'da Subuh,mulai pukul 05.00 WIB - 06.00 WIB

2. Materi dan Kurikulum SMK Al Falah

Kurikulum yang ada di SMK Al Falah dengan dua jurusan, yaitu otomotif

dan tata busana yang mengikuti kurikulum Pendidikan Nasional dan

Kurikulum Pondok Pesantren

a. Kurikulum Dasar Otomotif

1. Menggambar teknik dasar

2. Pekerjaan logam dasar

3. Pekerjaan las dasar

4. Perhitungan dasar kontruksi mesin

5. Dasar otomotif

6. Perbaikan motor otomotif

7. Perbaikan chasis dan pemindahan tenaga

8. Perbaikan sistem kelistrikan otomotif

(60)

b. Kurikulum Dasar Tata Busana

1. Menggambar busana

2. Mengukur tubuh

3. Membuat pola

4. Melakukan pengepresan

5. Menjahit dengan mesin dan tangan

6. Membuat hiasan busana

7. Memotong banan

8. Melakukan penyelesaian antar busana

9. Memelihara alat jahit

10. Membuat pola busana diatas kain

11. Membuat pola dasar teknik drapping

12. Membuat pola busana teknik kombinasi

I Sarana dan Prasarana

Unit-unit bangunan komplek pondok (Madrasah Diniyah) dan SMK

Al Falah yang terletak di Jl. Bima No. 2 Kelurahan dukuh. Kota Salatiga

berada diatas tanah seluas + 4.000 m2, yang statusnya adalah milik yayasan

Al Falah. Adapun mengenai sarana dan prasarana yang ada di Pondok

Pesantren dan SMK Al Falah adalah sebagai berikut:

1. Musholla. dengan luas bangunan 12 X 12 M : 2 mushola

2. Asrama Komplek A dengan luas bangunan 4 X 9 m : 5 ruang

3. Asrama Komplek B dengan luas bangunan 8 X 24 m : 10 ruang

4. Asrama Komplek C dengan luas bangunan 7x25 m : 8 ruang

5. Asrama Komplek D dengan luas bangunan 7x25 m : 5 ruang besar.

6. Gedung Madrasah :

(61)

J Data Penelitian

1. Data Tentang Hasil Jawaban Angket Sikap Optimisme dapat dilihat dari

tabel berikut:

3 Nur Khasanah P 46 (lemah)

4 Ahmadi P 43 (lemah)

5 Abdul Qodir P 71 (kuat)

6 Risqi Utama P 52 (cukup)

7 Lilik Fauziah P 70 (kuat)

8 Alimatunnisak P 58 (cukup)

9 Khussnur Rofiq L 55 (cukup)

10 Agus Hasanudin L 66 (kuat)

11 Asobah L 44 (lemah)

12 Sofa Nurul Huda L 46 (lemah)

13 Novi Yunita P 61 (kuat)

14 Agus Wildan L 44 (lemah)

15 Mudrikah P 75 (kuat)

16 Atiek Robiatun P 41 (lemah)

17 Ainun Jariyah P 46 (lemah)

18 Khusnul Walidah P 50 (lemah)

19 Qibtiyah P 60 (kuat)

20 Herlis P 48 (lemah)

21 Ali Rozak L 52 (cukup)

Gambar

Tabel Nomor 1
Tabel Nomor 2
tabel berikut:
tabel berikut:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data tabel di atas dapat disimpukan bahwa telah terjadi perubahan positif atau dampak positif terhadap kompetensi keterampilan siswa sebagai berikut: a)

Setidaknya ada tiga klan yahudi besar di Madinah saat itu, yaitu Bani Nadhir, Bani Qainuqa' dan Bani Quraidhah. Bebeapa nama kabilah Yahudi yang tertuang dalam

Penelitian molekuler seperti metode PCR-SSCP untuk mengamati keragaman gen Hormon Pertumbuhan telah banyak dikembangkan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang

2) Modal Keuangan (Financial Capital), dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi kesuksesan karena dapat dipastikan bahwa suatu usaha jika akan mejalankan usahanya akan

Artinya, bahwa kemampuan pengrajin untuk mengem- bangkan desain sebagai bentuk inovasi pembuatan sulaman adalah sangat baik/ bagus, ini terlihat dari desain dan

Hasil yang diperoleh dari penelitian adalah ekstraksi kulit pisang kepok dilakukan menggunakan pelarut air, dari uji fitokimia didapat bahwa ekstrak mengandung senyawa

Puji syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada peneliti dalam pembuatan skripsi ini yang

Hal-hal yang diobservasi mengenai Perubahan Sosial Ekonomi industri sarung tenun di Desa beji baik itu dilihat dari jumlah pengrajin, cara memproduksi dan memasarkan Kain Tenun,