• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI ALAT UKUR (BERAT, PANJANG, DAN WAKTU) MELALUI STRATEGI CARD SORT PADA SISWA KELAS III MI TAMRINUL ULUM JETIS GENTAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI ALAT UKUR (BERAT, PANJANG, DAN WAKTU) MELALUI STRATEGI CARD SORT PADA SISWA KELAS III MI TAMRINUL ULUM JETIS GENTAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017 - Test Repository"

Copied!
181
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI ALAT UKUR (BERAT, PANJANG, DAN WAKTU) MELALUI STRATEGI CARD SORT PADA SISWA KELAS III

MI TAMRINUL ULUM JETIS GENTAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

DWI NURHAYATI NIM: 11512082

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(2)
(3)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI ALAT UKUR (BERAT, PANJANG, DAN WAKTU) MELALUI STRATEGI CARD SORT PADA SISWA KELAS III

MI TAMRINUL ULUM JETIS GENTAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

DWI NURHAYATI NIM: 11512082

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

( ِناَبِّذَكُت اَمُكِّبَر ء َلَآ ِّيَأِبَف ۳۱

)

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (Q.S Ar-Rahman

ayat 13)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Kedua orang tua saya (Bapak Sukirno dan Ibu Suyatmi) yang telah memberikan kasih sayang, membesarkanku, dan selalu memberi dorongan serta doa.

Kakak dan adikku (Wiyatno dan Aji) yang memberi semangat dalam mengerjakan sekripsi ini.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahnya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Salatiga.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di dunia dan akhirat kelak. Suatu kebanggaan tersendiri, jika tugas dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Bagi penulis, penyusunan skripsi ini merupakan tugas yang tidak ringan. Penulis sadar banyak hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan skripsi ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun akhirnya skripsi dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak yang membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya, khususnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

(9)

4. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memotivasi.

5. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah memotivasi serta membimbing peneliti sehingga peneliti mampu menyelesaikan penelitian ini.

6. Bapak Sidik, S.PdI. selaku kepala MI Tamrinul Ulum Jetis yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di madrasah yang beliau pimpin.

7. Ibu Nur Hani Salamah, S.PdI. selaku wali kelas 3 yang berkenan menjadi kolaborator penelitian, serta seluruh siswa yang telah berkenan untuk menjadi subjek penelitian.

Atas jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik serta mendapat kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat.

Penulis dalam hal ini juga mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Dan akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Salatiga, September 2016 Peneliti

(10)

ABSTRAK

Nurhayati, Dwi.2016. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Alat Ukur (Berat, Panjang, dan Waktu) Melalui Strategi Card Sort Pada Siswa Kelas III MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/ 2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Jaka Siswanta, M.Pd.

Kata Kunci : Hasil Belajar dan Strategi Card Sort.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah strategi Card Sort dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi alat ukur (berat, panjang, dan waktu) pada siswa kelas III MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/ 2017. Subjek penelitian ini adalah guru mata pelajaran Matematika dan siswa kelas III MI Tamrinul Ulum Jetis yang terdiri dari 16 siswa yaitu 6 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Penelitian dilaksanakan 5 bulan mulai April sampai Agustus 2016. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 4 tahap yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis, lembar observasi dan dokumentasi. Sedangkan analisis data dilakukan dengan membandingkan pencapaian nilai tiap siklus dengan ditandai adanya peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal.

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

LEMBAR LOGO ... ii

HALAMAN JUDUL ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

1. Manfaat Teoritis ... 6

(12)

F. Definisi Operasional ... 7

1. Peningkatan Hasil Belajar ... 7

2. Matematika ... 9

3. Alat Ukur (Berat, Panjang, dan Waktu) ... 9

4. Strategi Card Sort ... 12

G. Metodologi Penelitian ... 13

1. Rancangan Penelitian ... 13

2. Lokasi, Waktu, dan Subjek Penelitian ... 14

3. Langkah-langkah Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ... 16

4. Instrumen Penelitian ... 19

5. Teknik Pengumpulan Data ... 23

6. Analisis Data ... 24

H. Sistematika Penulisan ... 35

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar ... 26

1. Pengertian Hasil Belajar ... 26

2. Jenis Hasil Belajar ... 29

3. Jenis-Jenis Evaluasi ... 34

4. Jenis-Jenis Alat Evaluasi ... 36

5. Prinsip-Prinsip Belajar ... 38

(13)

2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika ... 46

3. Ruang Lingkup Matematika SD/ MI ... 47

4. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika Kelas III SD/ MI ... 47

5. Materi Alat Ukur (Berat, Panjang, dan Waktu) ... 48

C. Strategi Card Sort 1. Pengertian Strategi Card Sort ... 53

2. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Card Sort ... 54

3. Langkah-langkah Strategi Card Sort ... 55

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi Awal ... 57

1. Perolehan Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran Matematika 57 2. Data Keadaan Siswa ... 58

3. Pelaksanaan Penelitian ... 59

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 59

1. Perencanaan Tindakan ... 59

2. Pelaksanaan Tindakan ... 60

3. Pengamatan atau Observasi ... 61

4. Refleksi ... 65

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 66

1. Perencanaan Tindakan ... 66

2. Pelaksanaan Tindakan ... 66

(14)

4. Refleksi ... 72

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 73

1. Deskripsi Pra Siklus ... 73

2. Deskripsi Data Siklus I... 75

3. Deskripsi Data Siklus II ... 76

B. Pembahasan ... 78

1. Siklus I ... 79

2. Siklus II ... 85

3. Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ... 91

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 93

B. Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 95

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Siswa ... 15

Tabel 1.2 Kisi-kisi Soal Siklus I ... 19

Tabel 1.3 Kisi-kisi Soal Siklus II ... 20

Tabel 1.4 Asek-aspek yang Diamati dalam Observasi... 21

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 47

Tabel 3.1 Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) ... 57

Tabel 3.2 Data Keadaan Siswa... 58

Tabel 3.3 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 62

Tabel 3.4 Nilai Evaluasi Siklus I... 64

Tabel 3.5 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 68

Tabel 3.6 Nilai Evaluasi Siklus II ... 71

Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) ... 74

Tabel 4.2 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus I ... 75

Tabel 4.3 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus II ... 77

Tabel 4.4 Gabungan Nilai Evaluasi Antar Siklus ... 78

Tabel 4.5 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 80

Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 86

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK Model Spiral... 18 Gambar 4.1 Persentase Nilai Tes Evaluasi Siklus I ... 80 Gambar 4.2 Persentase Nilai Tes Evaluasi Siklus II ... 86 Gambar 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 97

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 113

Lampiran 3 Dokumentasi ... 130

Lampiran 4 Soal Evaluasi Siklus I ... 134

Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus II ... 137

Lampiran 6 Hasil Evaluasi Siswa Siklus I ... 140

Lampiran 7 Hasil Evaluasi Siswa Siklus II ... 143

Lampiran 8 Data Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) ... 146

Lampiran 9 Lembar Observasi Siklus I ... 147

Lampiran 10 Lembar Observasi Siklus II ... 150

Lampiran 11 Profil MI Tamrinul Ulum Jetis ... 153

Lampiran 12 Daftar Guru MI Tamrinul Ulum Jetis ... 154

Lampiran 13 Sarana Pendukung Belajar Mengajar ... 155

Lampiran 14 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 156

Lampiran 15 Surat Keterangan Penelitian ... 157

Lampiran 16 Lembar Konsultasi Skripsi ... 158

Lampiran 17 SKK ... 159

Lampiran 18 Daftar Riwayat Hidup ... 164

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan mata pelajaran yang memiliki objek yang abstrak, tentu saja guru dalam melaksanakan kegiatan belajar atau proses pembelajaran perlu menyiasati upaya agar mudah dipahami oleh siswa, termasuk didalamnya upaya menjembatani pemahaman siswa melalui media pembelajaran atau alat bantu lain yang bisa digunakan untuk menghantarkan siswa kearah pemahaman yang baik.

James (1976) mengemukakan Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep yang saling berhubungan satu dengan lainnya (Ismunamto, 2011: 6). Matematika adalah ilmu tentang bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan (Prabowo &Rahmawati, 2013: 125). Jadi, Matematika adalah ilmu tentang logika, ilmu pasti yang berhubungan dengan bilangan dan menghitung.

(19)

Selanjutnya dalam pandangan agama, belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka. Sebagaimana firman Allah dalam Surat Mujadalah : 11

تاَجَرَد َمْلِعْلا اوُتوُأ َنيِذهلاَو ْمُكْنِم اوُنَمآ َنيِذهلا ُ هاللَّ ِعَفْرَي

.... “…niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada

orang-orang beriman dan berilmu”.

Berdasarkan ayat di atas selaku calon guru atau guru yang professional seharusnya melihat hasil belajar dari berbagai sudut kinerja psikologis yang utuh dan menyeluruh. Sehubungan dengan ini seorang siswa yang menempuh proses belajar, idealnya ditandai oleh munculnya pengalaman-pengalaman baru yang positif. Untuk mencapai hasil belajar yang ideal, kemampuan para guru dalam membimbing belajar siswa-siswanya sangat dituntut. Jika guru dalam keadaan siap dan memiliki

profisiensi (berkemampuan tinggi) dalam menunaikan kewajibannya, harapan terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas sudah tentu akan tercapai (Syah, 2010: 63)

(20)

Matematika itu keras. Kurangnya kreativitas guru dalam mengajar sehingga membuat siswa menjadi jenuh, cepat bosan dan menjadi mengantuk. Selain itu, rendahnya pemahaman siswa mengenai materi alat ukur berat, panjang, dan waktu yang ditandai dengan data nilai ulangan harian mata pelajaran Matematika yang hasilnya masih kurang memuaskan. Kebanyakan siswa mendapatkan nilai di bawah KKM, dengan nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Dari 16 siswa kelas III MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan Kabupaten Semarang, terdapat 25% (4 siswa ) yang memenuhi KKM dan 75% (12 siswa) tidak mencapai KKM.

Selanjutnya menurut Ibu Nur Hani Salamah selaku guru mata pelajaran Matematika di kelas III, rendahnya capaian nilai Matematika karena alat bantu yang kurang memadai, siswa yang masih kurang memperhatikan pelajaran saat pembelajaran berlangsung, rendahnya pemahaman siswa tentang materi alat ukur (berat, panjang, dan waktu), kurangnya kreativitas guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Sebagai pendidik, guru harus memiliki kreativitas dalam mengajar, sehingga suasana pembelajaran menjadi menyenangkan dan siswa menjadi nyaman serta antusias dalam mengikuti proses pembelajaran.

(21)

dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Strategi yang diperlukan adalah strategi yang menyenangkan, berpusat pada siswa. Siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran. Melalui diskusi yang dilakukan peneliti dengan guru mata pelajaran Matematika kelas III, maka peneliti memutuskan untuk menggunakan startegi Card Sort sebagai solusi yang tepat dalam permasalahan yang ada di kelas III MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan Kabupaten Semarang.

Penerapan pembelajaran Matematika dengan menggunakan strategi

Card Sort mampu memberikan inovasi dalam pembelajaran. Strategi Card Sort adalah pembelajaran siswa aktif dengan menggunakan kartu. Kegiatan mencari kartu dengan kategori yang sama membuat siswa lebih akrab, selain itu menjadikan anak lebih aktif dalam proses pembelajaran dan menumbuhkan sikap percaya diri.

Untuk menjawab problem di atas penulis mengangkat judul

“PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI

ALAT UKUR (BERAT, PANJANG, DAN WAKTU) MELALUI STRATEGI CARD SORT PADA SISWA KELAS III MI TAMRINUL ULUM JETIS GENTAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ”.

B. Rumusan Masalah

(22)

Matematika materi alat ukur (berat, panjang, dan waktu) pada siswa kelas III MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui strategi

Card Sort dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi alat ukur (berat, panjang, dan waktu) pada siswa kelas III MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilalan

Sugiyono (2013 : 96) mengemukakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

(23)

Siswa dikatakan berhasil dalam belajar bila dalam dirinya terjadi perubahan tingkah laku, pengetahuan, dan sikap ke arah yang lebih baik. Adapun Indikator keberhasilan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Ada peningkatan hasil belajar secara berkelanjutan dari siklus pertama

dan kedua setelah pembelajaran dengan strategi Card Sort dilakukan. 2. Pencapaian hasil belajar Matematika sesuai dengan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Matematika yang besarnya 70 dan tercapainya ketuntasan klasikal yang besarnya 85 % dari jumlah siswa (Daryanto, 2011: 191-192).

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat baik dari segi teoritis maupun praktis yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut :

a. Dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan kajian ilmu pendidikan.

b. Dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan yang diperoleh dari penelitian lapangan.

2. Manfaat praktik

(24)

a. Bagi Siswa

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar.

b. Bagi Guru

Manfaat penelitian bagi guru antara lain:

1) Mendapatkan teknik yang tepat dalam menerapkan metode atau strategi pembelajaran.

2) Mempermudah menyampaikan materi pembelajaran Matematika sehingga pembelajaran lebih efisien dan efektif. 3) Meningkatkan dan memperbaiki kreatifitas proses

pembelajaran dan menambah wawasan dalam kinerja guru. c. Bagi Sekolah

Berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan dan memberikan sumbangan yang berguna bagi sekolah dalam kegiatan pembelajaran.

F. Definisi Operasional

1. Peningkatan Hasil Belajar

(25)

Belajar adalah suatu proses usaha yang sengaja dilakukan peserta didik untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, secara sadar, dan perubahan tersebut relatif menetap serta membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya (Hosnan, 2014: 10).

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Hosnan, 2014: 158).

Peningkatah hasil belajar adalah suatu hasil atau kemampuan, perubahan tingkah laku yang didapat siswa setelah pembelajaran selesai. Tolak ukur keberhasilan yang digunakan adalah (Djamarah, 2000: 96):

a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tertinggi, baik secara individul atau kelompok.

b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran khusus (TPK) telah dicapai oleh anak didik, baik secara individual atau kelompok.

(26)

Ulum Jetis dikatakan tuntas bila siswa mendapatkan nilai ≥ 70 dan jumlah siswa yang tuntas ≥ 85% dari jumlah keseluruhan.

2. Matematika

Johnson dan Rising (1972) mengemukakan Matematika adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, diwujudkan dalam simbol, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi (Ismunamto, 2011: 2). Matematika adalah ilmu tentang bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan (Prabowo &Rahmawati, 2013:125).

3. Alat ukur (berat, panjang, dan waktu)

Alat ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur (Marwiyanto dkk, 2008: 156).

a. Alat Ukur Berat

Alat yang digunakan untuk mengukur berat suatu benda dinamakan timbangan. Timbangan yang digunakan ada bermacam-macam. Di bawah ini beberapa timbangan yang biasanya digunakan:

1) Timbangan rumah tangga

(27)

2) Timbangan badan

Timbangan badan digunakan untuk mengukur berat badan seseorang.

3) Timbangan kodok

Timbangan kodok digunakan untuk menimbang belanjaan pembeli, seperti bahan makanan, beras dalam jumlah sedikit, bawang merah, bawang putih, dan lain-lain. Timbangan ini sering juga disebut dengan timbangan bebek.

4) Neraca

Neraca digunakan untuk mengukur/ menimbang benda-benda yang sangat ringan dan berharga, misalnya emas.

5) Timbangan barang

Timbangan barang digunakan untuk menimbang benda-benda yang berat, misalnya sekarung beras, gandum, gula, dan lain-lain.

b. Alat Ukur Panjang

Alat ukur panjang digunakan untuk mengukur panjang atau tinggi suatu benda. Berikut ini beberapa alat ukur panjang yang sering digunakan, antara lain:

1) Penggaris

(28)

2) Roll meter

Roll meter ada dua jenis yaitu roll meter kecil dan roll meter besar. Roll meter digunakan untuk mengukur panjang dan lebar tanah.

3) Meteran saku

Meteran saku biasanya digunakan oleh tukang bangunan atau tukang kayu saat membuat rumah. Meteran saku digunakan untuk mengukur bangunan atau kayu.

4) Meteran pita/ pita meteran

Meteran pita disebut juga metlin. Metlin digunakan oleh penjahit atau pedagang kain untuk mengukur panjang dan lebar kain.

c. Alat Ukur Waktu

Apabila seseorang ingin mengukur waktu biasanya digunakan jam. Tetapi, masih ada banyak alat ukur waktu selain jam. Berikut ini beberapa contoh alat ukur waktu yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya adalah:

1) Jam dinding

Jam dinding dipasang di dinding sebagai alat petunjuk waktu bagi keluarga.

2) Jam tangan

(29)

3) Jam beker

Jam beker biasanya diletakkan di kamar tidur sehingga kita dapat melihat waktu saat bangun tidur.

4) Stopwatch

Stopwatch biasanya digunakan untuk mengetahui kecepatan, misalnya untuk mengukur kecepatan lari seseorang. 4. Strategi Card Sort

Menurut Hamruni (2012) (dalam Mundaviah, 2015: 53) Strategi adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan tertentu.

Strategi Card Sord ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentang objek atau mereview informasi. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamisir kelas yang jenuh atau bosan (Zaini dkk, 2002: 50).

Langkah-langkah yang digunakan dalam strategi Card Sort

adalah sebagai berikut:

a. Guru menyiapkan kartu yang berisi materi pokok (alat ukur berat, panjang, dan waktu serta benda yang akan diukur).

b. Kemudian seluruh kartu diacak/ dikocok agar semua kartu tercampur.

(30)

d. Meminta siswa untuk bergerak mencari kartu iduknya dengan mencocokkan kepada teman-teman sekelasnya.

e. Setelah kartu induk beserta kartu rinciannya bertemu, kemudian meminta siswa membentuk kelompok dan menempelkan hasilnya dipapan secara urut.

f. Guru meminta salah satu kelompok maju untuk menjelaskan hasilnya.

g. Melakukan koreksi setelah semua perwakilan kelompok maju. h. Melakukan klarifikasi, penyimpulan, dan tindak lanjut.

G. Metodologi Penelitian 1. Rancangan Penelitian

Rancangan Penelitian yang diterapkan berupa Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas adalah pencermatan yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki profesinya sebagai guru, sehingga hasil belajar peserta didik terus meningkat (Suyadi, 2010: 22-23).

(31)

pengamat dan proses belajar mengajar tetap dilakukan oleh guru dan siswa.

Tahapan-tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan b. Tindakan c. Pengamatan d. Refleksi

2. Lokasi, Waktu, dan Subjek penelitian a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/ 2017. Madrasah ini dipilih menjadi tempat penelitian karena memerlukan pengembangan strategi pembelajaran yang akan meningkatkan hasil kinerja guru dan siswa. Dengan demikian, tujuan pembelajaran akan tercapai optimal.

b. Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dari bulan April-Agustus 2016 di MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan Kabupaten Semarang.

c. Subjek Penelitian

(32)

Jetis Gentan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.

Guru pengampu mata pelajaran Matematika di kelas 3 adalah Ibu Nur Hani Salamah S.PdI, sedangkan daftar siswa kelas III di MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017, adalah sebagai berikut: Tabel 1.1 Daftar Siswa

No Nama Siswa Jenis Kelamin

1 Ahmad Zidan Mukhollad L

2 Heru Siswanto Khafid Mustofa L

3 Siti Faridayanti P 9 Septriana Putri Ramadhani P

(33)

3. Langkah-langkah Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan proses yang akan dilaksanakan untuk mengurangi atau menghilangkan masalah yang ada di kelas. Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dalam pembelajaran, sehingga kita dapat menemukan solusi yang tepat dalam menangani masalah yang ada di lapangan. Kegiatan yang dilakukan adalah:

1) Membuat rencana atau skenario pelaksanaan pembelajaran menggunakan strategi Card Sort.

2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan strategi Card Sort.

3) Mempersiapkan lembar observasi guru, untuk mengetahui kondisi guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan strategi Card Sort.

4) Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan strategi Card Sort.

(34)

b. Pelaksanaan

Guru mengadakan proses pembelajaran menggunakan strategi

Card Sort. Hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut:

1) Guru menyiapkan kartu yang berisi materi pokok (alat ukur berat, panjang, dan waktu serta benda yang akan diukur).

2) Kemudian seluruh kartu diacak/ dikocok agar semua kartu tercampur.

3) Guru membagikan kartu kepada siswa dan memastikan setiap siswa memperoleh satu atau lebih.

4) Meminta siswa untuk bergerak mencari kartu iduknya dengan mencocokkan kepada teman-teman sekelasnya.

5) Setelah kartu induk beserta kartu rinciannya bertemu, kemudian meminta siswa membentuk kelompok dan menempelkan hasilnya dipapan secara urut.

6) Guru meminta salah satu kelompok maju untuk menjelaskan hasilnya.

7) Melakukan koreksi setelah semua perwakilan kelompok maju. 8) Melakukan klarifikasi, penyimpulan, dan tindak lanjut.

c. Pengamatan

(35)

dengan cara mengamati guru pada proses pembelajaran. Selain itu, juga diperlukan tes evaluasi untuk menggali data siswa.

d. Refleksi (refletion)

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan (Arikunto, dkk:19). Peneliti memilih untuk melakukan dua siklus, setiap siklusnya terdapat kegiatan refleksi yang berguna untuk mengevaluasi tahap-tahap yang telah dilakukan.

Model rancangan Penelitian Tindakan Kelas dan penjelasannya untuk masing-masing tahap ditampilkan pada gambar 1.1, sebagai berikut:

Gambar 1.1 Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK model spiral

(36)

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi yang diinginkan/ dibutuhkan oleh peneliti. Instrumen biasanya dipakai oleh peneliti untuk menanyakan atau mengamati responden sehingga diperoleh data yang dibutuhkan (Andriani dkk, 2014: 5.6). Instrumen penelitian ini menggunakan: a. Butir soal mata pelajaran Matematika materi alat ukur (berat,

panjang, dan waktu). 1) Kisi-kisi soal

a) Kisi-kisi soal Siklus I, adalah sebagai berikut: Tabel 1.2 Kisi-kisi Soal Siklus I

Indikator

Bentuk soal dan nomor soal Memilih alat ukur berat, yang sesuai

dengan benda yang diukur.

PG : 1,2 I : 1, Memilih benda yang diukur dengan alat ukur berat

PG : 3,4 I : 2 Memilih alat ukur panjang, yang sesuai dengan benda yang diukur.

PG : 5,6

Nama lain dari salah satu alat ukur panjang

I : 3

Memilih benda yang diukur dengan alat ukur panjang.

(37)

b) Kisi-kisi soal Siklus II, adalah sebagai berikut: Tabel 1.3 Kisi-kisi Soal Siklus II

Indikator

Bentuk soal dan nomor soal Memilih alat ukur berat, yang sesuai

dengan benda yang diukur.

PG : 1 I : 1 Memilih benda yang diukur dengan alat ukur berat

PG : 2

Memilih alat ukur panjang, yang sesuai dengan benda yang diukur.

PG : 3

Memilih benda yang diukur dengan alat ukur panjang.

Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan alat ukur berat.

PG : 7,8 I : 4 Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan alat ukur panjang.

PG : 7,9

Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan alat ukur waktu.

PG: 10 I : 5 Keterangan

(38)

b. Lembar observasi

Langkah awal yang harus dilakukan peneliti adalah melakukan observasi, dengan begitu peneliti akan mengetahui permasalahan yang terdapat di lapangan. Lembar observasi diperlukan peneliti untuk mengamati guru pada proses pembelajaran berlangsung. Aspek-aspek yang diamati dalam lembar observasi guru diantaranya ( Rusman,2011: 99-100):

Tabel 1.4 Aspek-aspek yang diamati dalam observasi

No Aspek yang diamati

Kemampuan guru membuka pelajaran 1 Memeriksa kesiapan siswa

2 Memberikan motivasi awal

3 Memberikan apresiasi (kaitannya dengan materi) 4 Menyampaikan tujuan pembelajaran

5 Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan dipelajari Sikap guru dalam proses pembelajaran

6 kejelasan artikulasi suara

7 Variasi gerakan badan tidak mengganggu siswa 8 Antusiasme dalam penampilan

9 Mobilitas posisi mengajar Penguasaan bahan belajar

(39)

12 Memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan bahan ajar

Kegiatan belajar mengajar

13 Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan atau indikator yang telah ditetapkan

14 Memiliki keterampilan dalam merespon dan menanggapi pertanyaan siswa

15 Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu

Pemanfaatan sumber belajar / media pembelajaran 16 Menggunakan media secara efektif dan efisien

17 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Evaluasi pembelajaran

18 Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapka 19 Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP

Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran 20 Meninjau kembali materi yang telah diberikan

21 Memberikan kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan

22 Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran Tindak lanjut / Follow up

23 Memberikan tugas kepada siswa

24 Menginformasikan materi/bahan ajar yang akan dipelajari berikutnya

(40)

c. Pedoman Dokumentasi

Dokumentasi digunakan sebagai bukti hasil penelitian yang berupa gambar atau foto yang menggunakan alat bantu berupa kamera. Foto yang diabadikan melalui dokumentasi ini berisi peristiwa yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan siswa bersama guru selama proses pembelajaran berlangsung. Foto yang diambil pada saat proses pembelajaran berlangsung merupakan sumber data yang dapat memperjelas data yang lain. Aspek-aspek yang didokumentasikan adalah aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan strategi Card Sort.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:

a. Tes

Peneliti membuat lembar tes tertulis untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi alat ukur (berat, panjang, dan waktu) yang telah diajarkan oleh guru kepada siswa. Tes ini dilakukan setelah proses pembelajaran menggunakan strategi Card Sort berlangsung. Tes yang digunakan adalah tes objektif.

b. Observasi/ pengamatan

(41)

mengetahui keterampilan guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan strategi Card Sort.

c. Dokumentasi

Peneliti menggunakan dokumentasi sebagai salah satu teknik memperoleh data yang berupa foto. Dokumentasi ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung, sehingga aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran Matematika dengan strategi Card Sort akan terekam dalam foto. Dokumentasi foto dilakukan sebagai bukti visual kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung. Foto tersebut merupakan sumber data yang dapat memperjelas data yang lain.

6. Analisis Data

Untuk mengetahui keefektifan suatu strategi dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisis data. Analisis data dilakukan dengan membandingkan nilai tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 70 (sesuai dengan KKM yang berada di MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan Kabupaten Semarang). Oleh karena itu siswa dikatakan tuntas jika mendapatkan nilai ≥ 70 dan dikatakan tidak

(42)

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut (Daryanto, 2011: 192)

P = x100%

H. Sistematika Penulisan

Bagian awal yang meliputi sampul, lembar berlogo, judul persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

Bab I Pendahuluan berisi yang mencangkup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulusan. Metode penelitian mencakup rancangan penelitian, subjek penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data, dan analisis data.

Bab II Kajian Pustaka mencakup: Peningkatan hasil belajar, Matematika, strategi Card Sort.

Bab III Metodologi Penelitian berisi tentang deskripsi pelaksanaan pra siklus meliputi rencana, pelaksanaan, pengamatan/ pengumpulan data dan refleksi. Deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II.

(43)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Rasulullah saw bersabda dalam hadist yang diriwayatkan oleh At Tirmidzi :

َط َكَلَس ْنَم َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُالله ىَّلَص ِالله ُلوُسَر َلَاق َلَاق ةَرْي َرُه ْيِبَأ ْنَع

ااًْي ِر

ت* ِةَّنَجْلا ىَلِإ ااًْيِرَط ُهَل ُالله َلَّهَس اامْلِع ِهْيِف ُسِمَتْلَي

Artinya: Dari Abu Hurairah ra ia berkata, bersabda Rasulullah saw,

“barangsiapa menempuh perjalanan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya menuju ke syurga.” (HR. At Tirmidzi)

Pentingnya ilmu bagi setiap manusia membuat seseorang harus belajar dalam segala hal. Baik itu pengetahuan agama maupun ilmiah. Jika, setiap manusia menuntut ilmu Allah akan memudahkan setiap jalannya.

Hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat dijadikan, dsb) oleh usaha (pikiran, tanam-tanaman, tanah, sawah, ladang, hutan, dsb) (Poerwadarminta, 2006: 408). Menurut Crow and Crow dalam

(44)

Belajar adalah suatu proses usaha yang sengaja dilakukan peserta didik untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, secara sadar, dan perubahan tersebut relatif menetap serta membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya (Hosnan, 2 014: 3-10).

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil dan gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri (Syah, 2010: 63)

Jadi, hakikat belajar adalah belajar yang selalu melibatkan tiga hal pokok berikut (Hosnan, 2014: 5-6):

a. Adanya perubahan tingkah laku. Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang maupun masa datang.

b. Sifat perubahan relatif permanen. Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya.

(45)

perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses usaha yang sengaja dilakukan untuk memperoleh perubahan tingkah laku, penemuan baru baik itu di sekolah, di lingkungan rumah maupun di rumahnya sendiri.

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Dalam kegiatan pembelajaran yang terprogram dan terkontrol yang disebut kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, tujuan belajar telah ditetapkan terlebih dahulu oleh guru, anak yang berhasil dalam belajar adalah anak yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional (Hosnan, 2014: 158).

(46)

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan yang diperoleh siswa setelah pembelajaran selesai dan dapat menunjukkan keberhasilan belajar. keberhasilan belajar ini ada tiga, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. 2. Jenis Hasil Belajar

Menurut Benyamin S. Bloom, dkk (1959) (dalam Arifin, 2011: 21-23) hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam tiga domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Setiap domain disusun menjadi beberapa jenjang kemampuan, mulai dari hal yang sederhana sampai dengan hal yang kompleks, mulai dari hal yang mudah sampai dengan hal yang sukar, dan mulai dari hal yang konkrit sampai dengan hal yang abstrak. Adapun rincian domain tersebut adalah sebagai berikut:

a. Domain kognitif (cognitive domain). Domain ini memiliki enam jenjang kemampuan, yaitu:

(47)

2) Pemahaman (comprehension), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk memahami atau mengerti tentang materi pelajaran yang disampaikan guru dan dapat memanfaatkannya tanpa harus menghubungkannya dengan hal-hal lain. Kemampuan ini dijabarkan lagi menjadi tiga, yakni menerjemahkan, menafsirkan, dan mengekstrapolasi. Kata kerja operasional yang dapat digunakan, di antaranya mengubah, mempertahankan, membedakan, memprakirakan, menjelaskan, menyatakan secara luas, menyimpulkan, memberi contoh, melukiskan kata-kata sendiri, meramalkan, menuliskan kembali, dan meningkatkan.

3) Penerapan (application), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode, prinsip, dan teori-teori dalam situasi baru dan konkret. Kata kerja operasional yang dapat digunakan, di antaranya mengubah, menghitung, mendemonstrasikan, mengungkapkan, mengerjakan dengan teliti, menjalankan, memanipulasi, menghubungkan, menunjukkan, memecahkan, menggunakan. 4) Analisis (analysis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut

(48)

terorganisasi. Kata kerja operasional yang dapat digunakan, di antaranya mengurai, membuat diagram, memisah-misahkan, menggambarkan kesimpulan, membuat garis besar, menghubungkan, dan merincikan.

5) Sintesis (synthesis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat mengevaluasi suatu situasi, keadaan, pernyataan atau konsep berdasarkan kriteria tertentu. Hal penting dalam evaluasi ini adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa, sehingga peserta didik mampu mengembangkan kriteria atau patokan untuk mengevaluasi sesuatu. Kata kerja operasional yang dapat digunakan, di antaranya menilai, membandingkan, mempertengkarkan, mengkritik, membeda-bedakan, mempertimbangkan kebenaran, menyokong, menafsirkan, dan menduga.

(49)

mempertimbangkan kebenaran, menyokong, menafsirkan, dan menduga.

b. Domain afektif (affective domain), yaitu internalisasi sikap yang menunjuk ke arah pertumbuhan batiniah dan terjadi bila peserta didik menjadi sadar tentang nilai yang diterima, kemudian mengambil sikap sehingga menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah laku. Domain afektif terdiri atas beberapa jenjang kemampuan, yaitu:

1) Kemauan menerima (receiving), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk peka terhadap eksistensi fenomena atau rangsangan tertentu. Kepekaan ini diawali dengan penyadaran kemampuan untuk menerima dan memperhatikan. Kata kerja operasional yang dapat digunakan, di antaranya menanyakan, memilih, menggambarkan, mengikuti, memberikan, berpegang teguh, menjawab, dan menggunakan.

(50)

mempraktekkan, mengemukakan, membaca, melaporkan, menuliskan, memberi tahu, dan mendiskusikan.

3) Menilai (valuing), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menilai suatu objek, fenomena atau tingkah laku tertentu secara konsisten. Kata kerja operasional yang digunakan, di antaranya melengkapi, menerangkan, membentuk, mengusulkan, mengambil bagian, memilih, dan mengikuti.

4) Organisani (organization), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menyatukan nilai-nilai yang berbeda, memecahkan masalah, membentuk suatu sistem nilai. Kata kerja operasional yang dapat digunakan, di antaranya mengubah, mengatur, menggabungkan, membandingkan, mempertahankan, menggeneralisasikan, memodifikasi.

c. Domain psikomotor (psychomotor domain), yaitu kemampuan peserta didik yang berkaitan dengan gerakan tubuh atau bagian-bagiannya, mulai dari gerakan yang sederhana sampai dengan yang gerakan yang kompleks. Perubahan pola gerakan memakan waktu sekurang-kurangnya 30 menit. Kata kerja operasional yang digunakan harus sesuai dengan kelompok keterampilan masing-masing, yaitu:

(51)

2) Manipulations of materials or objects, meliputi: mereparasi, menyusun, membersihkan, menggeser, memindahkan, dan membentuk.

3) Neuromuscular coordination, meliputi: mengamati, menerapkan, menghubungkan, menggandeng, memadukan, memasang, memotong, menarik, dan menggunakan.

Berdasarkan penjelasan beberapa jenis-jenis hasil belajar di atas, peneliti lebih cenderung pada domain kognitif, yaitu mengenai pengetahuan, pemahaman, penerapan siswa tentang materi yang telah di pelajari. Bentuk dari pengetahuan adalah siswa dapat mengetahui konsep atau prinsip dari materi yang telah diberikan, setelah siswa mengetahui siswa dapat memahami tentang materi yang telah disampaikan dan dapat menjelaskan materi dengan baik.

3. Jenis-jenis Evaluasi

Jenis-jenis evaluasi ada 4, yaitu (Djamarah, 2000: 214-217): a. Evaluasi formatif

Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan setiap kali selesai mempelajari suatu unit pelajaran tertentu. Bermanfaat sebagai alat penilaian proses belajar mengajar suatu unit bahan pelajaran tertentu.

b. Evaluasi subsumatif/ sumatif

(52)

tengah semester. Sedangkan evaluasi sumatif ini penilaian yang dilaksanakan setiap akhir pengajaran suatu program atau sejumlah unit pelajaran tertentu. Evaluasi sumatif bermanfaat untuk menilai hasil pencapaian siswa terhadap tujuan suatu program pelajaran dalam suatu periode tertentu, seperti semester atau akhir tahun pelajaran.

c. Evaluasi kokurikuler

Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran yang telah dijatahkan dalam struktur program, berupa penugasan-penugasan atau pekerjaan rumah yang menjadi pasangan kegiatan intrakurikuler. Kegiatan ini dimaksudkan agar siswa lebih mendalami dan menghayati apa yang dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler.

Kegiatan intrakurikuler itu sendiri ialah kegiatan yang dilakukan di sekolah dengan penjatahan waktu sesuai dengan struktur program. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan minimal yang perlu dicapai dalam tiap-tiap mata pelajaran atau bidang pengembangan. Pada prinsipnya, kegiatan intrakulikuler merupakan kegiatan tatap muka antara siswa dan guru. Yang termasuk kegiatan intrakurikuler ini ialah kegiatan perbaikan dan pengayaan.

d. Evaluasi ekstrakurikuler

(53)

hubungan antara berbagai mata pelajaran atau bidang pengembangan, menyalurkan bakat dan minat yang menunjang pencapaian tujuan intruksional serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya. Kegiatan ini dilakukan secara berkala pada waktu tertentu.

Berdasarkan penjelasan beberapa jenis-jenis evaluasi di atas, peneliti menggunakan evaluasi formatif dalam penelitian ini evaluasi dilaksanakan pada akhir penyajian pembelajaran, setelah dilakukan langkah-langkah yang terdapat dalam strategi Card Sort. Tujuannya adalah untuk mengetahui kesulitan belajar yang dialami siswa, dan untuk menilai sejauh mana tingkat pemahaman siswa tentang materi yang sudah disampaikan.

4. Jenis-jenis Alat Evaluasi

Jenis-jenis alat evaluasi antara lain (Djamarah, 2000: 218-220): a. Tes

Tes digunakan untuk menilai kemampuan siswa yang mencakup pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil kegiatan belajar mengajar. Ditinjau dari pelaksanaan, tes terdiri dari:

1) Tes tertulis

Tes tertulis merupakan alat penilaian yang dijawab oleh siswa, meliputi:

(54)

b. Tes bentuk objektif, yaitu semua bentuk tes yang mengharuskan siswa memilih diantara kemungkinan-kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberi jawaban singkat, atau mengisi jawaban pada kolom titik-titik yang tersedia.

2) Tes lisan (Oral Test)

Tes lisan merupakan alat penilaian yang pelaksanaannya dengan mengadakan tanya jawab secara langsung untuk mengetahui kemampuan-kemampuan berupa proses berpikir siswa dalam memecahkan masalah, mempertanggung jawabkan pendapat, penggunaan bahasa, dan penguasaan materi pelajaran.

3) Tes perbuatan (Performance Test)

Tes perbuatan adalah tes yang di berikan dalam bentuk tugas-tugas. Pelaksanaannya dalam bentuk penampilan atau perbuatan (praktek pengalaman lapangan, praktek kerja lapangan, praktek olahraga dan sebagainya).

b. Nontes

Ditinjau dari segi pelaksaannya, nontes berupa:

(55)

2) Pengamatan (Observasi) adalah suatu cara yang tepat untuk menilai perilaku.

3) Studi kasus, ialah mempelajari individu dalam periode tertentu secara terus menerus untuk melihat perkembanganya. Misalnya untuk melihat sikap siswa terhadap pelajaran yang diberikan guru di sekolah selama satu semester.

4) Skala penilaian (rating scale), merupakan salah satu alat penilaian yang menggunakan skala yang telah disusun dari ujung yang negatif sampai kepada ujung yang positif sehingga pada skala tersebut penilai tinggal membubuhi tanda cek saja (√).

5) Inventory, merupakan alat penilaian yang menggunakan daftar pertanyaan yang disertai alternatif jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), tidak punya pendapat (TPP), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Jawaban yang demikian menyangkut masalah sikap seorang anak.

Alat untuk evaluasi yang digunakan peneliti untuk mengukur hasil belajar adalah tes objektif. Tes objektif adalah tes yang jawabannya dapat diberi skor nilai secara lugas (seadanya) menurut pedoman yang ditentukan sebelumnya.

5. Prinsip-prinsip Belajar

(56)

acuan dalam proses belajar mengajar, antara lain meliputi prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Pembinaan perhatian dan motivasi siswa. b. Mendorong dan memotivasi keaktifan siswa. c. Keterlibatan langsung siswa.

d. Pemberian pengulangan. e. Pemberian tantangan.

f. Umpan balik dan penguatan.

g. Memperhatikan perbedaan individu siswa.

Dari ketujuh prinsip belajar di atas, untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut (Hosnan, 2014: 8-9):

a. Perhatian dan motivasi siswa, dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, seorang guru dituntut untuk dapat menimbulkan perhatian dan motivasi belajar siswa.

b. Keaktifan, memandang siswa merupakan makhluk yang aktif yang mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri, siswa memiliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu merencanakan sesuatu untuk mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya.

(57)

d. Pengulangan, menekankan pentingnya pengulangan untuk melatih berbagai daya yang ada pada diri siswa, yakni daya mengamati, menanggapi, mengingat, merasakan, berpikir, dan sebagainya.

e. Tantangan, prinsipnya guru perlu berupaya memberikan bahan belajar/ materi pelajaran yang dapat menantang dan menimbulkan gairah belajar siswa.

f. Balikan dan penguatan, siswa akan lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik yang akan merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya.

g. Perbedaan individual, siswa harus dipandang sebagai individual yang unik dan berbeda satu sama lain. Perbedaan itu dengan sendirinya berpengaruh terhadap cara dan hasil belajar siswa, sehingga proses pembelajaran yang bersifat klasikal perlu memperhatikan perbedaan ini, antara lain dengan penggunaan metode atau strategi belajar mengajar yang bervariasi.

(58)

6. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Proses belajar melibatkan berbagai faktor yang sangat kompleks. Oleh karena itu, masing-masing faktor perlu diperhatikan agar proses belajar dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Belajar tidak hanya ditentukan oleh potensi yang ada dalam individu tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain berasal dari luar diri yang belajar. Secara umum, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal (Sriyanti, 2011: 23-25) :

a. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri siswa. Diantara faktor eksternal siswa adalah :

1) Faktor nonsosial

Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Faktor nonsosial merupakan kondisi fisik yang ada di lingkungan sekolah, keluarga maupun di lingkungan masyarakat. Aspek fisik tersebut bisa berupa peralatan sekolah, sarana belajar, gedung dan ruang belajar, kondisi geografis sekolah dan rumah dan sejenisnya. 2) Faktor sosial

(59)

b. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Yang termasuk dalam faktor internal adalah: 1) Faktor fisiologis

Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri individu. Faktor fisiologis terdiri dari:

a) Keadaan Tonus jasmani pada umumnya

Keadaan tonus (tegangan otot) jasmani secara umum yang ada dalam diri individu sangat mempengaruhi hasil belajar. keadaan tonus jasmani secara umum ini, misalnya tingkat kesehatan dan kebugaran fisik individu. Apabila badan individu dalam keadaan bugar dan sehat maka akan mendukung hasil belajar. Sebaliknya, jika badan individu dalam keadaan kurang bugar dan kurang sehat akan menghambat hasil belajar.

b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu

(60)

2) Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian, kematangan dan sebagainya.

Tingkat kecerdasan akan mempengaruhi daya serap serta berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Demikian juga motivasi, bakat dan minat banyak memberiakan warna terhadap aktivitas belajar. Bakat dan minat terhadap suatu mata pelajaran akan mendorong seseorang mendapat kemudahan mencapai tujuan belajar, tetapi anak yang kurang berbakat bukan berarti akan gagal belajar, hanya yang bersangkutan perlu waktu banyak dan kerja lebih keras untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

(61)

B. Pembelajaran Matematika 1. Pengertian Matematika

Kata matematika sudah tidak asing lagi bagi kita, matematika merupakan ilmu pengetahuan dimana materi matematika diperlukan di semua jenjang pendidikan yang dipelajari oleh semua orang. Dalam dunia pendidikan, matematika sangatlah diperlukan. Di sekolah-sekolah mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi, bahkan dalam dunia pendidikan prasekolah, misalnya taman kanak-kanak, keberadaan matematika selalu diperlukan. Kehadiran matematika dalam dunia pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari tentu sangat bermanfaat, karena dapat digunakan untuk berhitung, mengelola data, berdagang dan dapat membantu bidang studi lainnya seperti bidang akutansi, perpajakan dan lain-lain.

Menurut Ismunamto (2011: 15) kata matematika berasal dari bahasa Yunani kuno máthēma, yang berarti pengkajian, pembelajaran, ilmu, yang ruang lingkupnya menyempit, dan arti teknisnya menjadi “pengkajian matematika”, bahkan demikian juga pada zaman kuno. Kata

sifat dari máthēma adalah mathēmatikós, berkaitan dengan pengkajian, atau tekun belajar, yang lebih jauh berarti matematis. Secara khusus, mathēmatik tékhnē, di dalam bahasa latin ars mathematica, berarti seni matematika.

(62)

sebagai turunan bentuk tunggal la mathématique), merujuk pada bentuk jamak bahasa Latin yang cenderung netral mathematica (Cicero), berdasarkan bentuk jamak bahasa Yunani mathēmatiká, yang berarti “segala hal yang matematis”. Di dalam bahasa Inggris, kata benda

mathematics mengambil bentuk tunggal bila dipakai sebagai kata kerja (Ismunamto, 2011: 15).

Johnson dan Rising (1972) (dalam Ismunamto, 2011: 2) mengemukakan Matematika adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, diwujudkan dalam simbol, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.

Menurut Ruseffendi (1991) (dalam Heruman, 2010: 1) Matematika adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisir, melalui dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil. Matematika adalah ilmu tentang bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan (Prabowo & Rahmawati, 2013: 125).

(63)

2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika

Fungsi dari pembelajaran Matematika antara lain (Departemen Agama RI, 2004:173):

a. Mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus matematika sederhana yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi bilangan, pengukuran, geometri, dan pengolahan data.

b. Mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik, atau tabel.

Tujuan dari pembelajaran Matematika adalah (Departemen Agama RI, 2004:173-174):

a. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan.

b. Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba. c. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

(64)

3. Ruang Lingkup Matematika SD/ MI

Ruang lingkup mata pelajaran Matematika pada tingkat satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut (Departemen Agama RI, 2004:174):

a. Bilangan, kompetensi dalam bilangan ditekankan pada kemampuan melakukan dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan. b. Geometri dan pengukuran, pada pengukuran dan geometri ditekankan

pada kemampuan melakukan mengidentifikasi sifat dan unsur bangun datar dan bangun ruang serta menentukan keliling, luas, dan volume dalam pemecahan masalah.

c. Pengolahan data, ditekankan pada kemampuan mengumpulkan, menyajikan, dan mengolah data.

4. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika Kelas III SD/MI Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Matematika kelas III dalam struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan:

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Bilangan

1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka

1.1Menentukan letak bilangan pada garis bilangan

(65)

1.3Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka

1.4Melakukan operasi hitung campuran 1.5Memecahkan masalah perhitungan

termasuk yang berkaitan dengan uang Geometri dan fungsinya (meteran, timbangan, atau jam)

2.2Menggunakan alat ukur dalam pemecahan masalah

2.3Mengenal hubungan antarsatuan waktu, anatarsatuan panjang, dan antarsatuan berat

5. Materi Alat Ukur (Berat, Panjang, dan Waktu) dalam pembelajaran Matematika SD/ MI

a. Alat Ukur Berat

(66)

bermacam-macam. Di bawah ini beberapa timbangan yang biasanya digunakan: (LKS Matematika SD/ MI kelas III):

1) Timbangan rumah tangga

Timbangan rumah tangga digunakan untuk menimbang bahan makanan, buah dan sayur. Timbangan ini juga sering digunakan oleh pedagang buah.

2) Timbangan badan

Timbangan badan digunakan untuk mengukur berat badan seseorang.

3) Timbangan kodok

(67)

4) Neraca

Neraca digunakan untuk mengukur/ menimbang benda-benda yang sangat ringan dan berharga, misalnya emas.

5) Timbangan barang

Timbangan barang digunakan untuk menimbang benda-benda yang berat, misalnya sekarung beras, gandum, gula, dan lain-lain.

Karena ada bermacam-macam bentuk dan jenis alat ukur berat, maka penggunaannya disesuaikan dengan jenis dan berat benda yang akan di ukur.

b. Alat Ukur Panjang

Alat ukur panjang digunakan untuk mengukur panjang atau tinggi benda. Berikut ini beberapa contoh alat ukur panjang (LKS Matematika untuk SD/MI kelas III):

(68)

Penggaris dapat digunakan untuk mengukur panjang benda seperti pensil, buku tulis, dan penghapus. Alat ini biasanya digunakan dalam proses pembelajaran.

2) Roll meter

Roll meter ada dua jenis yaitu roll meter kecil dan roll meter besar. Roll meter digunakan untuk mengukur panjang dan lebar tanah.

3) Meteran saku

Meteran saku biasanya digunakan oleh tukang bangunan atau tukang kayu saat membuat rumah. Meteran saku digunakan untuk mengukur bangunan atau kayu.

4) Meteran pita/ pita meteran

(69)

c. Alat Ukur Waktu

Apabila seseorang ingin mengukur waktu biasanya digunakan jam. Tetapi, masih ada banyak alat ukur waktu selain jam. Berikut ini beberapa contoh alat ukur waktu yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari (LKS Matematika SD/MI Kelas III):

1) Jam dinding

Jam dinding dipasang di dinding sebagai alat petunjuk waktu bagi keluarga.

2) Jam tangan

Jam tangan dipakai manusia setiap saat sehingga manusia dapat melihat waktu dengan cepat.

3) Jam beker

(70)

4) Stopwatch

Stopwatch biasanya digunakan untuk mengetahui kecepatan, misalnya untuk mengukur kecepatan lari seseorang. Jam yang menggunakan jarum sebagai petunjuk waktunya adalah jam analog. Sedangkan jam yang menggunakan angka sebagai petunjuk waktunya adalah jam digital. Untuk mengetahui waktu yang lebih lama, misalnya hari, tanggal, minggu, bulan, tahun biasa digunakan kalender atau tanggalan.

C. Strategi Cart Sort

1. Pengertian Strategi Card Sort

Dalam pelaksanaan tugas, guru harus menggunakan berbagai cara atau strategi guna mencapai hasil yang diharapkan, diantaranya strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien (Hosnan, 2014: 183).

Menurut Hamruni (2012) (dalam Mundaviah, 2015: 53) Strategi adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan tertentu.

(71)

mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek atau mengulangi informasi (Rahayu, 2013: 17)

Card Sort merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentang objek atau mereview informasi. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamisir kelas yang jenuh atau bosan (Zaini dkk, 2002: 50).

Dalam strategi pembelajaran aktif Card Sort ini guru berperan sebagai motivator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar bukan merupakan transfer pengetahuan dari guru ke siswa melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya melalui serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh siswa, serta siswa dituntut bekerja untuk mencari pasangan yang sesuai dengan kelompoknya. 2. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Card Sort

Kelebihan dan kekurangan dari strategi Card Sort adalah (http://lib.unnes.ac.id/21709/1/1401411117-s.pdf#page=37&zoom=80, 335,384/010816/15:34):

a. Kelebihan strategi card sort

1) Siswa menjadi lebih aktif dan antusias mengikuti pembelajaran. 2) Dapat diiukuti siswa yang jumlahnya banyak.

3) Melatih siswa dalam bersosialisasi dengan siswa lain. b. Kelemahan strategi card sort

(72)

2) Penerapan strategi Card Sort membutuhkan waktu yang cukup lama.

3) Dibutuhkan kreativitas yang lebih dari guru untuk menerapkan strategi ini.

Berdasarkan penjelasan di atas mengenai kelebihan dan kekurangan strategi Card Sort, peneliti dapat memberikan kesimpulan bahwa masih terdapat beberapa kekurangan dalam strategi Card Sort,

Salah satunya adalah tidak semua materi dapat diajarkan, proses pembelajaran membutuhkan waktu yang lebih lama karena siswa harus mencari kartu pasangan dalam keadaan berkeliling kelas, sedangkan untuk kelebihannya sosialisasi antara siswa lebih terbangun.

3. Langkah-langkah Strategi Card Sort

Dalam penerapan strategi Card Sort langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah:

a. Guru menyiapkan kartu yang berisi materi pokok (alat ukur berat, panjang, dan waktu serta benda yang akan diukur).

b. Kemudian seluruh kartu diacak/ dikocok agar semua kartu tercampur. c. Guru membagikan kartu kepada siswa dan memastikan setiap siswa

memperoleh satu atau lebih.

(73)

e. Setelah kartu induk beserta kartu rinciannya bertemu, kemudian meminta siswa membentuk kelompok dan menempelkan hasilnya dipapan secara urut.

f. Guru meminta salah satu kelompok maju untuk menjelaskan hasilnya. g. Melakukan koreksi setelah semua perwakilan kelompok maju.

(74)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Awal (Pra Siklus)

1. Perolehan Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran Matematika

Pada tahap ini peneliti menggunakan nilai ulangan harian mata pelajaran Matematika untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelas III MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Berikut ini hasil nilai ulangan harian sebelum menggunakan strategi Card Sort.

Tabel 3.1 Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus)

No Nama Nilai ketuntasan

1. Ahmad Zidan Mukhollad 40 Tidak Tuntas 2. Heru Siswanto Khafid Mustofa 65 Tidak Tuntas

3. Siti Faridayanti 40 Tidak Tuntas

4. Puspita layla Rahma 65 Tidak Tuntas

5. Winda Ulia Rahma 65 Tidak Tuntas

6. Nayla Alfi Nasicha 75 Tuntas

7. Ahmad Mulana Safri 75 Tuntas

(75)

14 Alif Maulana Mubarok 70 Tuntas 15. Siti Mutiara Nur H 50 Tidak Tuntas

16. Zulfa Muzdalifah 50 Tidak Tuntas

Rata-rata 57,81

Keterangan : Tuntas : 4 Tidak Tuntas : 12 2. Data Keadaan Siswa

Siswa kelas III MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 berjumlah 16 siswa yaitu terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Data keadaan siswa kelas III MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017, adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Data Keadaan Siswa

No Nama Jenis Kelamin L/P

1. Ahmad Zidan Mukhollad L

2. Heru Siswanto Khafid Mustofa L

3. Siti Faridayanti P

9. Septriana Putri Ramadhani P

(76)

11. Abdi Gusti Suro Wijoyo L

12. Nur Saidatu Syafira P

13. Natijatun Naja P

14 Alif Maulana Mubarok L

15. Siti Mutiara Nur H P

16. Zulfa Muzdalifah P

Keterangan : Laki-laki : 6 Perempuan : 10 3. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada mata pelajaran Matematika materi alat ukur (berat, panjang, dan waktu). Penelitian ini menggunakan strategi

Card Sort yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Waktu penelitian sebagai berikut:

a. Kegiatan siklus I dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2016. b. Kegiatan siklus II dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 2016. B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

1. Perencanaan Tindakan

Dalam tahapan perencanaan tindakan kegiatan yang dilaksanakan penelitian adalah sebagai berikut:

(77)

b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti media pembelajaran (gambar alat ukur berat, panjang, dan waktu) untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan strategi Card Sort.

c. Menyiapkan materi ajar tentang alat ukur berat, panjang, dan waktu. d. Menyiapkan lembar pengamatan untuk mengetahui keterampilan guru

dalam proses pembelajaran menggunakan strategi Card Sort.

e. Menyiapkan instrumen untuk menggali data hasil belajar siswa berupa lembar tes.

f. Peneliti berkoordinasi dengan guru selaku kolaborator untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan strategi Card Sort.

2. Pelaksanaan Tindakan

a. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.

b. Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa yang dipimpin oleh salah satu siswa.

c. Guru memeriksa kerapian dan kebersihan siswa dalam kelas. d. Guru menanyakan kabar dan mengabsen siswa.

e. Guru meminta siswa menyiapkan buku dan alat belajar.

f. Guru memberikan motivasi sebelum masuk ke dalam materi pembelajaran.

g. Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.

Gambar

Tabel 1.1 Daftar Siswa
Gambar 1.1 Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK model spiral
Tabel 1.2 Kisi-kisi Soal Siklus I
Tabel 1.3 Kisi-kisi Soal Siklus II
+7

Referensi

Dokumen terkait

Langkah-langkah perencanaan menu diet diabetes mellitus : (1) menentukan jumlah kebutuhan energi/kalori pasien untuk mengetahui jenis diet yang sesuai (2) menghitung

dibandingkan dengan beberapa faktor lainnya, seperti halnya cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, dan keadaan ekonomi keluarga,

dan pengorbanan untuk mencapai tujuan, tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan, tingkat kualifikasi prestasi atau produk ( output ) yang

Latihan olahraga dapat menurunkan tekanan sistolik maupun diastolik pada usia tengah baya yang sehat dan juga mereka yang mempunyai tekanan darah tinggi ringan.. Latihan

Sehubungan dengan dokumen penawaran yang Saudara/i telah disampaikan untuk Pekerjaan Pengadaan Alat Bantu Penangkapan Ikan pada Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Kapal Perikanan,

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatan hasil belajar siswa kompetensi dasar nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan

Penelitian ini ditujukan untuk menganalisa dan memperhitungkan kucukupan jumlah tenaga kerja di tiap stasiun kerja, berdasarkan pola data dengan melakukan peramalan, dan juga

Dalam memahami kebutuhan dan keberadaan konsumen atau pelanggan tersebut, maka perusahaan dapat melakukan pendekatan kepada pelanggan dan juga mempengaruhi konsumen atau