• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN INTENSITAS PERHATIAN SISWA TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN KEMAMPUAN AKTUALISASI AKHLAKUL KARIMAH DI SD NEGERI SEMOWO 01 KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN INTENSITAS PERHATIAN SISWA TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN KEMAMPUAN AKTUALISASI AKHLAKUL KARIMAH DI SD NEGERI SEMOWO 01 KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG - Test Repository"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN KEMAMPUAN AKTUALISASI AKHLAKUL KARIMAH DI SD NEGERI SEMOWO 01

KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Saijana Strata 1 dalam Ilmu Tarbiyah

Disusun oleh: Nama : Abdul Majid NIM : 11406042

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )

(2)

Judul : HUBUNGAN INTENSITAS PERHATIAN SISWA

' TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN KEMAMPUAN AKTUALISASI AKHLAKUL KARIMAH DI SD NEGERI SEMOWO 01 KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG

Nama : ABDUL MAJID

NIM : 11406042

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Salatiga, 20 September 2008 M 20 Romadhon 1429 H

Dewan Penguji,

(3)

Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706

,

323433 Salatiga 50721

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :

Nama : ABDUL MAJID

NIM : 114 06 042

Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Judul : HUBUNGAN INTENSITAS PERHATIAN SISWA

TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DNEGAN KEMAMPUAN AKTUALISASI

AKHLAKUL KARIMAH DI SD NEGERI

SEMOVVO 01 KECAMATAN PABELAN

KABUPATEN SEMARANG

Dengan ini mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Salatiga, 8 Agustus 2008 Pembimbing

(4)

I

a j

J P*3||

j j

j f

&

ill J ^1» 1

ill ‘ i l l £S JJ

( II :5JjLm4II )

“ Allah mengangkat orang- orang yang beriman diantara kamu dan orang- orang yang diberi ilmu pengetahuan, beberapa derajat ( QS. Al Mujadalat: 11 ).”

(jjjjg

(jc.

(jP .

(*%ufljp V I)

“ Jadilah engkau pemaaf dan serulah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang- orang yang bodoh ( QS. Al A’rof:).”

(5)

Tulisan ini penulis perembahkan kepada: 1. Ayah dan ibunda

2. Teman tersayang 3. Adik- adik tercinta 4. Para pembaca.

(6)

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah yang telah memberi anugerah dan petunjuk- Nya kepada kami. Salah satu diantara nikmat anugerah yang sekarang yang kami rasakan adalah kesempatan menunut Ilmu Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga dengan harapan semoga dapat bermanfaat dalam kehidupan nanti.

Atas perkenan- Nya pula penulis dapat menyelesaikan tugas menyusun skripsi guna memperoleh gelar sarjana pada bidang ilmu ketarbiyahan Jurusan Pendidikian Agama Islam. Adapun judul yang kami tulis dalam penelitian ini yaitu: “ Hubungan intesitas perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam dengan Kemampuan Aktualisasi Akhlakul Karimah Studi kasus terhadap siswa Kelas III, IV, V SD Negeri Semowo 01

Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yr-'g membantu kelaiiearan dalam penulisan skripsi ini. antara lain:

1. Direktur STAIN Salatiga 2. Bapak pembimbing.

3. Piminan daerah pendidikan nasional Kec. Pabelan. Kab. Semarang. 4. Para pengasuh perguruan SD Negeri Semowo 0 i

5. Semua pihak yang tidak sempat kami sebutkan, semoga Allah mencalat- Nya sebagai salah satu amal ibadah.

Akhirnya penulis memanjatkan doa kepada Allah SWT, semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pribadi penulis khususnya, para pembaca serta dunia pendidikan pada umumnya.

Amin.

(7)

Hal

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Penegasan Istilah... 4

C. Pokok Masalah... 6

D. Tujuan Penelitian... 7

E. Hipotesis... 7

F. Metodologi Penelitian... 8

G. Sistematika Skripsi... 12

BAB II : LANDASAN TEORI... 15

A. Masalah Perhatian... 15

1. Pengertian Intensitas Perhatian... 15

2. Macam- macam Intesitas Perhatian... 16

3. Faktor- faktor yang mempengaruhi Intensitas Perhatian... 17

B. Masalah Pendidikan Agama Islam... 18

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam... 18

2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam... 20

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam... 22 4. Materi PelajaranPendidikan Agama Islam. 23

(8)

1. Pengertian Akhlakul karimah... 26

2. Pentingnya Akhlakul karimah dalam Kehidupan... 27

3. Proses Terbentuknya Akhlakul Karimah A n a k ... 30

4. Ciri- ciri Akhlak Islam... 35

D. Korelasi Intensitas Pendidikan Agama Islam dengan Aktualisasi Akhlakul Karimah... 39

BAB III : LAPORAN HASIL PENEUTIAN... 42

A. Sejarah Berdiri dan Perkembangannnya.... 42

B. Struktur Organisasi... 43

C. Keadaan Alat dan Fasilitasnya... 43

D. Keadaan Gurunya... 45

E. Keadaan Muridnya... 46

BAB IV : ANALISA DAT A ... 61

A. Analisa Pertama... 65

B. Analisa Kedua... 70

C. Analisa Ketiga... 77

BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP... 88

A. Kesimpulan... 88

B. Saran- saran... 89

C. Penutup... 89

DAFTAR PUSTAKA... 91

LAMPIRAN- LAMPIRAN... 93

(9)

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dengan penghayatan Pendidikan Agama Islam khususnya pelajaran akhlak pada SD Negeri Semowo 01, menurut geografis di kalangan Kecamatan Pebelan, Kab. Semarang terkenal dengan daerah pesantren dan memang betul ada pondoknya, MI, MTs dan panti asuhan. Dengan nama AL- ITTIHAD dan di Desa Semowo mayoritas beragama Islam. Namun juga ada sebagian dusun yang kurang agamis, selain itu ada juga yang berdarah biru dengan sebutan RADEN dan keluarga ini kurang antusias terhadap keagamaan, terutama Agama Islam.

Masyarakat Dusun Semowo kebanyakan orang tuanya menyekolahkan anaknya di MI dan sebagian kecil di SD. Di Semowo ada banyak macam pendidikan diantaranya ada 2 MI, 2 SD, MTs dan 1 SMA Negeri. Namun orang yang agamanya kurang kuat orang tuanya memilih sekolah di SD.

Sehingga hampir sebagian besar orang tua dari murid SD kurang begitu tanggap terhadap Pendidikan Agama Islam. Seperti dalam bidang akhlak. Untuk Itu tokoh masyarakat sudah menghimbau mengadakan kelompok pengajian untuk membangun masyarakat yang agamis demi tercapainya iman dan taqwa. Dan orang- orang yang ikut biasanya orangnya itu- itu saja.Dari guru- guru ngaji di desa sudah berupaya mendidik masyrakat rajin shalat, membaca Al Qur’an, berwudlu, sholawat, sebelum anak didik

(10)

masuk Sekolah Dasar. Sehabis anak pulang dari sekolah beristirahat makan, shalat dhuhur, kemudian pada waktu ashar anak- anak diajarkan ikut pendidikan sore hari yang terkenal dengan nama Taman Pendidikan Al Qur’an ( TPA ). Disana diajarkan tentang baca tulis Al Qur’an dan sholawat serta doa- doanya. Pendidikan di TPA kira- kira berlangsung VA jam yaitu dari jam 15.30 -sampai jam 17.00. Setelah itu anak pulang kerumah dan berangkat lagi ke Masjid atau Musholla, untuk mengikuti jama’ah shalat maghrib, kemudian dilanjutkan mengaji.

Itupun tidak semua anak didik mengikutinya. Bagi orang tuanmya yang rajin beribadah anaknya biasanya ikut rajij mengaji dan beribadah shalat maupun puasa. Tetapi bagi orang tuanya yang kurang aktif dalam hal shalat, anaknya akhirnya ikut orang tuanya.

Dengan kata lain shalat anak- anak SD Negeri Semowo 01 di rumah ditentukan oleh kedua orang tuanya. Di sekolah kami sebagai guru Pendidikan Agama Islam sudah berusaha semaksimal mungkin agar anak terbiasa menjalankan akhlakul karimah.

Pendidikan Agama Islam sangat penting dalam kehidupan manusia karena agama merupakan pedoman hidup dan sebagai penuntun dalam kehidupan. Agama merupakan norma pengontrol perilaku manusia, menuntut manusia untuk berkelakuan baik serta mendorong manusia untuk berakhlakul karimah.

(11)

tentang nilai baik dan buruk. Sejalan dengan hal itu maka untuk mendapatkan pengetahuan tentang nilai baik dan buruk yang sesuai dengan norma agama, perlu perhatian yang tinggi.

Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifi tas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan obyek.1

Untuk itu perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam adalah modal utama untuk mengetahui nilai- nilai yang terkandung dalam agama tersebut, yang harus diterapkan dan diamalkan.

Secara khusus harapan dari suatu lembaga pendidikan terutama yang bersangkutan dalam hal ini adalah SD Negeri Semowo 01 dan dari guru Pendidikan Agama Islam bahwa anak didik atau siswa yang telah mengikuti Pendidikan Agama Islam mempunyai akhlakul karimah baik terhadap sesama manusia maupun terhadap Allah.

Namun banyak guru dan orang tua pada khusunya merasa prihatin mengenai perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam. Karena dengan perhatian yang relatif kurang, sudah barang tentu hanya akan memiliki pengetahuan tentang nilai- nilai agamayang relatif sedikit juga dengan minimnya pengetahuan nilai- nilai agama, maka akan cenderung untuk melakukan hal- hal yang tidak diinginkan yang menjurus pada perbuatan dan perilaku yang negatif di dalam kehidupan sehari- hari. Sedangkan akhlakul karimah merupakan pengontrol perilaku dalam kehidupan sehari- hari. Namun masih ada siswa SD Negeri Semowo Olyang

(12)

bercekcpk antara teman sendiri sedang akhlakul karimah seharusnya dimiliki dan diaktualisasikan oleh siswa SD Negeri Semowo 01, karena SD Negeri Semowo 01 merupakan bagian lembaga pendidikan Agama Islam yang sekaligus sebagai wadah anak- anak yang mulai memasuki usia remaja.

Dengan alasan itulah maka penulis mengajukan dan mengemukakan judul “ Hubungan Intensitas Perhatian Siswa Terhadap Bidang Sudi Pendidikan Agama Islam dengan Aktualisasi Akhlakul Karimah Studi KasusTterhadap Siswa Kelas III, IV V SD Negeri Semowo 01 Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang

B. PENEGASAN ISTILAH

Agar tidak terjadi salah penafsiran pada judul ini perlu kiranya penulis jelaskan pengertian yang terkandung dalam judul ini. Pada judul ini mempunyai dua variabel yaitu:

1. Hubungan Intensitas perhatian siswa terhadap Pendidikan Agama Islam. Yang penulis maksudkan adalah kesungguhan siswa dalam memperhatikan bidang studi Pendidikan Agama Islam. Dengan demikian pengertian intensitas Perhatian Siswa adalah sejauh mana tingkat perhatian siswa, dalam hal ini terhadap Pendidikan Agama Islam. Adapun indikator dari variabel tersebut meliputi:

a. Mengeijakan PR Pelajaran Pendidikan Agama Islam. b. Selalu hadir waktu pelajaran Pendidikan Agama Islam.

(13)

e. Menggunakan waktu luang untuk membaca buku Agama Islam. Kemudian untuk kriteria dari indikator tersebut adalah:

A. Baik B. Cukup C. Kurang.

2. Kemampuan aktualisasi akhlakul karimah.

Kemampuan berasal dari kata mampu yang artinya kuasa, sedangkan kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekayaan.2

Akhlak adalah kehendak jiwa yang menimbulkan berbuat dengan mudah, tanpa perlu mempertimbangkan lebih dahulu.3

Akhlak adalah kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap terhadap ideologinya terhadap sesama manusia.4

Adapun yang penulis maksudkan kemampuan aktualisasi akhlakul karimah dalam skripsi ini adalah suatu kesanggupan mewujudkan perilaku yang baikdalam pergaulan sehari- hari di sekolah.

Adapun variabel kemampuan aktualisasi akhlakul karimah indikatornya sebagai berikut:

Kemampuan aktualisasi akhlakul karimah terhadap guru. a. Memberi salam bila bertemu

b. Melaksanakan nasihat dan perintah guru c. Minta ijin bila ingin meninggalkan pelajaran

2 W.J.S. Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, balai Pustaka, Tahun 1976, halaman 628.

3 Mahbub Masduki, Drs. Tahddibul akhlak, IAIN Walisongo Jateng, Semarang, 1985, halaman 1 4 Soegarda Purbakawaca H.A Harahap, Prof. Dr. Insciopedi Pendidikan, PT. gunung, Jakarta,

(14)

d. Sopan santun dalam berbicara e. Bersikap tawadhuk terhadap guru.

Kemampuan aktualisasi akhlakul karimah terhadap teman a. Suka memberi salam bila bertemu teman

b. Suka member maaf terhadap teman yang bersalah c. Tidak suka menang sendiri

d. Menjenguk teman bila sakit.

Kemampuan aktualisasi akhlakul karimah terhadap karyawan a. Mengucapkan salam masuk kantor

b. Bersikap sopan santun

c. Beijabatan tangan waktu bertemu.

C. POKOK MASALAH

Adapun yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sejauh mana intensitas perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam pada siswa SD Negeri Semowo 0 1 . 9

2. Bagaimana kemampuan aktualisasi akhlakul karimah pada siswa SD Negeri Semowo 01. ?

(15)

D. TUJUAN PENELITIAN

1. Mengetahui intensitas perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam pada siswa SD Negeri Semowo 01 Kec. Pabelan, Kab. Semarang.

2. Untuk mengetahui kemampuan aktualisasi akhlakul karimah pada siswa SD Negeri Semowo 01 Kec. Pabelan, Kab. Semarang.

3. Untuk mengetahui hubungan antara intensitas perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam dengan kemampuan aktualisasi akhlakul karimah pada siswa SD Negeri Semowo 01 Kec. Pabelan, Kab. Semarang.

E. HIPOTESIS

Hipotesis adalah kesimpulan, akan tetapi ini belum final, masih harus dibuktikan kebenarannya.5

Sedangkan hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah: Ada hubungan positif perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam dengan kemampuan aktualisasi akhlakul karimah.

Artinya semakin tinggi perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam, makin baik pula aktualisasi akhlakul karimah dan semakin rendah perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam semakin kurang kemampuan aktualisasi akhlakul karimah.

(16)

F. METODOLOGI PENELITIAN

Kata metodologi mempunyai arti pengetahuan yang membahas tentang cara atau jalan yang harus ditempuh.6

Adapun metodologi penelitian yang penulis gunakan adalah sebagai berikut: 1. Populasi dan Sampel

a. Populasi adalah sejumlah individu untuk siapa yang kenyataan yang diperoleh sampel yang hendak digeneralisasikan.7

Adapun sebagai populasi pada penelitian ini seluruh siswa Kelas III, IV, V SD Negeri Semowo 01 Kec. Pabelan, Kab. Semarang terdiri dari 65 anak.

b. Sampel adalah sebagian individu yang diselidiki yang dapat diwakili populasi.8

Menurut Sutrisno Hadi, MA, bahwa mengenai jumlah sama tidak ada ketentuan atau mutlak berapa berapa persen suatu sampel harus diambil dari populasi.9

Untuk sekedar ancer- ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya dikatakan jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antaralO - 15 % atau 20 - 25 % atu lebih.10

6 HM. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Islam di Lingkungan Sekolah dan Keluarga, Bulan Bintang, Jakarta, 1978, halaman 149

7 Prof.. Dr. Sutrisno Hadi, MA, Metodologi Research, YPP, UGM, Yogyakarta Jilid I, halaman 186

8 Ibid, halaman 71 Ibid, halaman 73

(17)

Untuk mempermudah dalam mengikuti uraian ini penulis menentukan sampel sebesar 50 % dari populasi, sehingga jumlah sampel dari penelitian ini adalah sebesar 50 % x 130 = 65.

c. Teknik Sampling.

Adapun teknik sampling yang penulis gunakan adalah teknik star trifled random sampling, maksudnya individu dalam populasi baik sendiri atau bersama- sama dalam kelas, diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel atau dipilih tanpa pandang bulu.

Sedang cara- cara ( prosedur ) yang penulis gunakan yaitu dengan cara undian dan oleh karena itu Kelas 111, IV, V terdiri dari 3 kelas maka penulis memasuki kelas.

Adapun langkah- langkahnya adalah sebagai berikut:

(1) . Penulis membuat daftar nama- nama siswa Kelas III, IV, V ( untuk perkelas sesuai dengan jumlah siswa pada kertas- kertas kecil yang sudah disediakan.

(18)

2. Metode pengumpulan data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:

a. Metode angket, adalah suatu metode pengumpulan data dengan mengajukan daftar pertanyaan terhadap obyek yang diselidiki.11 Penggunaan metode angket ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang memuat tentang perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam pada siswa Kelas III, IV, V SD Negeri Semowo 01, dengan menyodorkan pertanyaan dalam bentuk angket tertutup.

b. Metode Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatansecara sistematis fenomena- fenomena yang diselidiki.12

Sebagai alat observasi penulis menggunakan rating scale. Penggunaan rating scale ini dimasudkan untuk mendapatkan data kemampuan aktualisasi akhlakul karimah pada SD Negeri Semowo 01 yang menjadi responden.

c. Metode Dokumentasi, adalah metode pengumpulan data dengan melihat dan memperhatikan berdasarkan dokumen atau barang tertulis. Dalam hal ini yang akan dicari adalah struktur organisasi sekolah, jumlah guru, jumlah siswa, denah lokasi

11 Prof. Dr. Sutrisno Hadi, MA, Metodologi Research, YPP, UGM, Yogayakarta, Jilid I, halaman 186

(19)

d. Metode Interview, adalah metode pengumpulan data dengan jalan Tanya jawab secara langsung yang dikerjakan secara sistematik dan berdasarkan kepada tujuan penyelidikan.

Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan data tentang sejarah berdirinya sekolah, serta data yang perlu penjelasan dari keapala sekolah, karyawan dan sebagainya.

3. Analisa Data

Dalam hal ini, untuk membuktikan tujuan pertama serta tujuan kedua yaitu untuk mengetahui perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam serta untuk mengetahui keamampuan aktualisasi akhlakul karimah pada siswa Kelas III, IV, V SD Negeri Semowo 01, penulis menggunakan teknik analisis prosentase yaitu dengan menggunakan rumus:

P = - x 100% N

Keterangan:

P = Proporsi individu dalam golongan F = Frekuensi

N = Jumlah subyek secara keseluruhan

Untuk membuktikan tujuan ketiga yaitu mengetahui hubungan antara perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam dengan kemamapuan aktualisasi akhlalkul karimah pada siswa Kelas III,

13

(20)

IV. V SD Negeri Semow 01 penulis tri serial dengan rumus sebagai berikut:

= (

Or-OtXM

)

K tr is _ (0r -0 t ) 2

SDtot---p

---Keterangan:

Rtris = Koefisien korelasi

SDto, = Standarisasi total Or = Ordinat rendah Ot = Ordinat tinggi M = Mean

P = Proporsi individu dalam golongan

G. SISTEMATIKA SKRIPSI

Dalam penyusunan sistematika skripsi ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam penulisan skripsi, yang berjudul Hubungan intensitas perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam dengan kemampuan aktualisasi akhlakul karimah Siswa Kelas III, IV, V SD Negeri Semowo 01 Tahun Ajaran 2007/2008 dapat dikemukakan sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan

Dalam bab ini penulis akan menjelaskan tentang alas an pemilihan judul, penjelasan istilah, pokok masalah, tujuan penelitian, hipotesis, metode penelitian dan sistematika penyusunan skripsi.

(21)

BAB II : Landasan Teori

Dalam bab ini penulis akan membahas tentang:

A. Masalah perhatian meliputi pengertian perhatian, macam- macam perhatian, faktor- faktor yang mempengaruhinya, sedangkan masalah Pendidikan Agama Islam meliputi penelitian Agama Islam, dasar dan tujuan Agama Islam, fungsi Pendidikan Agama Islam. B. Masalah kemampuan aktualisasi akhlakul karimah

meliputi pengertian kemampuan aktualisasi akhlakul karimah, pentingnya akhlakul karimah dalam kehidupan, proses terbentuknya akhlakul karimah anak, ciri- ciri akhlakul Islam, tujuan akhlak.

C. Hubungan antara variabel satu dengan variabel dua adalah merupakan suatu hubungan yang sangat erat sekali dan tidak bisa dipisahkan lagi. Pendidkan Agama Islam dengan akhlakul karimah memang satu kesatuan. BAB III : Laporan Hasil Penelitian

Pada bab ini penulis akan melaporkan hasil penelitian yang meliputi:

A. Gambaran Umum SD Negeri Semowo 01

(22)

keadaan siswa dan nama- nama siswa yang menjadi sampel.

B. Penyajian data penelitian BAB IV : Analisa Data

Pada bab ini penulis akan menganalisis data untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian yang sedang dilakukan atau dapat mengambil kesimpulan akhir dari penelitian ini, dengan langkah sebagai berikut:

A. Analisa jawaban tiap item B. Analisa Tri serial

BAB V : Penutup

(23)

LANDASAN TEORI

A. MASALAH PERHATIAN

1. Pengertian Intensitas Perhatian

Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dengan sungguh- sungguh dari seluruh aktifitas individu yang ditujukan kepada suatu atau sekumpulan obyek. Kalau individu sedang memperhatikan sesuatu benda misalnya, ini berarti bahwa seluruh aktivitas individu dicurahkan atau dikonsentrasikan kepada benda tersebut. Jadi perhatian merupakan penyeleksian terhadap stimulus yang diterima oleh individu.14

Intensitas perhatian juga diartikan sebagai pergerakan dan pemusatan seluruh tenaga jiwa tertuju pada obyek tertentu. Dalam perhatian ada suatu usaha pengerahan segala kemampuan jiwa ke taraf yang lebih tinggi dari pada keadaan-keadaan biasanya, dalam hal ini juga disebut konsentrasi.

Misalnya seseorang baru memperhatikan suatu benda dengan mencurahkan segala aktifitasnya dan juga dapat memperhatiakn banyak obyek sekaligus dalam waktu itu, begitu pula siswa dalam memperhatikan bidang studi Pendidikan Agama Islam disekolah dan diluar sekolah. Apabila siswa itu memperhatiakn atau menganggap Pendidikan Agama Islam itu

Drs. B im o W algito, Pengantar P sikologi Umum Y PP, U G M Yogyakarta, 1985, C et. III, hal.53.

(24)

penting sebagai pegangan hidup, tentunya akan memperhatikan dengan sungguh-sungguh.

2. Macam-macam intensitas perhatian

Ditinjau dari segi timbulnya perhatian, perhatian dapat dibedakan atas perhatian spontan dan tidak spontan.

a. Intensitas perhatian spontan, yaitu perhatian yang timbul dengan sendirinya, timbul dengan secara spontan perhatian ini erat hubungannya dengan minat terhadap sesuatu maka terhadap obyek itu biasanya timbul perhatain yang spontan, otomatis perhatian itu akan timbul.

b. Intensitas perhatian tidak spontan, yaitu perhatian yang ditimbulkan dengan sengaja, karena itu harus ada kemauan untuk menimbulkannya.

Ditinjau dari banyak obyek yang dapat dicakup oleh perhatian pada suatu waktu perhatian dapat dibedakan menjadi intensitas perhatian yang sempat dan perhatian yang luas.

a. Intensitas perhatian yang sempit, adalah dimana individu pada suatu waktu hanya dapat memperhatikan sedikit obyek.

b. Intensitas perhatian yang luas, yaitu dimana individu pada suatu waktu dapat memperhatikan banyak obyek pada suatu saat.

Sehubungan dengan hal itu perhatian dapat juga dibagi. Intensitas perhatian yang terpusat dan perhatian yang terbagi-bagi.

(25)

b. Intensitas perhatian yang terbagi-bagi, yaitu perhatian dimana individu pada suatu waktu dapat memperhatikan banyak hal atau obyek.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas perhatian

Adapun faktor yang mempengaruhi intensitas perhatian adalah: a. Pembawaan

b. Minat

c. Keadaan jasmani

d. Kuat dan tidaknya rangsangan e. Kemauan dan lingkungan.15

b. Pembawaan, kalau diperhatikan benar- benar bahwa tiap- tiap orang tidak sama tipenya (tipe perhatian) ada yang tenang atau tidak bisa menunjukkan perhatian pada suatu obyek perangsang, sehingga pembawaan sangat mempengaruhinya. Karena itu juga masing-masing individu mempunyai pembawaan yang berlainan maka cara memperhatikan atau tipe perhatiannya akan berlainan pula.

c. Minat adalah hasrat atau keinginan terhadap sesuatu hal bahwa anak itu berminat atau berkeinginan untuk belajar Agama Islam, dengan minat tersebut anak akan memperhatikan pelajaran Agama Islam dengan sungguh-sungguh.

d. Keadaan jasmani, juga dapat mempengaruhi konsentrasi anak. Karena merasa kelelahan dan kondisi badan tidak sehat, maka perhatiannya

(26)

terhadap Pendidikan Agama Islam tidak dapat konsentrasi sepenuhnya dan tidak dapat menerima dengan baik.

e. Kuat dan tidaknya rangsangan didalam memberikan pelajaran anak harus mendapatkan rangsangan yang dapat mempengaruhi pribadinya untuk mencurahkan perhatiannya, sehingga dengan demikian anak akan bersungguh-sungguh dalam memperhatikan pelajaran agama Islam.

f. Kemauan, bahwa anak harus mempunyai kemauan untuk belajar Agama Islam, bila ada kemauan akan dapat terlaksana dengan baik. Jika tidak ada kemauan mana mungkin bisa tercapai keberhasilan.

g. Lingkungan, lingkungan sangat mempengaruhi keberhasilan pendidikan, anak yang terdapat dalam lingkungan yang agamis, maka perhatian anak terhadap Pendidikan Agama Islam akan baik.

Jadi jelaslah banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian, dengan demikian guru hendaknya memperhatikan hal-hal yang dapat mempengaruhi perhatian siswa terhadap Pendidikan Agama Islam, yaitu : - Memperhatikan apa yang telah diberikan guru agama islam.

- Guru mengusahakan adanya suasana yang tenang dan menyenangkan kepada anak didik untuk belajar Pendidikan Agama Islam.

B. Masalah Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

(27)

Definisi pendidikan menurut para ahli yaitu :

a. Drs. H. M. Arifin M. Pd., berpendapat : Pendidikan pada hakekatnya adalah ikhtiar manusia untuk membantu dan mengerahkan fitroh manusia supaya berkembang pada titik maksimal yang dapat dicapai sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.16

b. Drs. Ahmad D. Marimba : Pendidikan adalah bimbingan secara sadar atau pimpinan secara sadar si pendidik menuju terbentuknya kepribadian yang sempurna.

Dari kedua definisi tersebut diatas, dapat diambil kesimpulan, bahwa pengertian pendidikan adalah suatu penanaman pribadi yang mulia dalam rangka mengembangkan potensi dasar yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak didik, sehingga mereka mampu bersikap sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, mampu menghadapi perubahan zaman sesuai dengan cita-cita pendidikan.

Setelah penulis mengemukakan definisi pendidikan pada umumnya, selanjutnya akan penulis kemukakan beberapa definisi Pendidikan Agama Islam.

a. Menurut Drs. Abdurahman Shaleh, Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak sesuai dengan ajaran Islam.17

16 D rs. H. M . A rifin M . E D . Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agam a d i Lingkungan Sekolah Dan Keluarga^ Bulan B intang, Jakarta, Cet. IV , 1978, hal. 14

(28)

b. Menurut Dr. H. Zuhairini Dkk mengatakan : Pendidikan Agama Islam adalah usaha- usaha secara sistematis dan prahmatis dalam membantu anak didik agar hidup sesuai ajaran Islam.18

c. Menurut Drs. Burhan Somad, Pendidikan Islam adalah pendidikan yang tujuannya membentuk individu menjadi corak diri derajat tinggi menurut ukuran-ukuran Allah.19

d. Menurut Drs. D. Marimba bahwa Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan jasmani rohani berdasarkan hukum- hukum Agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran- ukuran Islam.20

Dari beberapa pendapat tersebut diatas, secara luas dapat diambil pengertian bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha orang dewasa dalam membimbing dan memimpin perkembangan jasmani dan rohani agar menjadi manusia yang berkepribadian utama sesuai dengan ajaran Islam atau dengan kata lain terwujudnya kepribadian muslim.

2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam

a. Dasar Pendidikan Agama Islam

Oleh karena Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang bersumber pada ajaran- ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan Assunah, maka

18 Drs. Zuhairini dkk, M etodik Khusus Pendidikan Agama- usaha nasional, Surabaya, Cet. I, hal. 20

19 D rs. Burhan Som ad, B eberapa Persoalan D alam Pendidikan lslam._ PT. A l M a’a rif Bandung, C et. I, hal. 20

(29)

dengan demikian bahwa dalam kelangsungan kegiatan Pendidikan Agama Islam berlandaskan dan berdasarkan Al-Qur’an Assunah.

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Segala usaha manusia dalam bentuk apapun tidak luput dari tujuan yang hendak dicapai begitu pula dalam kegiatan aktifitas Pendidikan Agama Islam. Untuk itu akan penulis sajikan beberapa pendapat saijana tentang tujuan Pendidikan Agama Islam.

— Menurut Prof. Dr. H. Mahmud Yunus :

Tujuan pendidikan Islam adalah mendidik anak- anak, pemudi- pemudi dan dewasa supaya menjadi orang muslim sejati, sehingga beriman teguh, beramal shaleh, berakhlak mulia, sehingga ia menjadi salah seorang anggota masyarakat yang sanggup hidup diatas kaki sendiri, mengabdi kepada Allah dan berbakti kepada bangsa dan tanah airnya bahkan sesame umat Islam.21

Menurut Prof. Dr. Oemar Muhammad Athaumy Al Syaibany, adalah perubahan yang di dingini yang diusahakan oleh proses pendidikan atau usaha pendidikan untuk mencapainya baik tingkah laku individu dan pada kehidupan pribadinya, atau pada kehidupan masyarakat dan pada alam sekitarnya tentang individu itu hidup, atau pada proses

Prof. Dr. H . M ahm ud Y unus, M etodik Khusus Pendidikan Agam a- PT. Hidakarya A gu n g, Jakarta, hal. 13

(30)

pendidikan sendiri dan proses pengajaran sebagai suatu aktifitas asasi dan sebagai proporsi diantara prosesi asasi dalam masyarakat.22 Lebih lanjut dikatakan bahwa tujuan pendidikan Islam sebagai tujuan terakhir dan tinggi yaitu persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat.23

- Muhammad Athiaah Al Abrosy dalam bukunya dasar-dasar pokok pendidikan Islam juga berpendapat bahwa tujuan pendidikan Islam adalah mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa.24

Memperhatikan pendapat-pendapat diatas dapat diambil suatu kesimpulan, bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah mendidik anak agar dapat mempertahankan hidup sesuai dengan ajaran Islam, berakhlak mulia, mempunyai budi pekerti yang baik, dapat menjadi warga Negara yang baik, mengabdi pada Allah, sehingga dapat hidup bahagia didunia dan akhirat.

3. Fungsi Pendidikad Agama Islam

Prof. Dr. Hasan Langgulung dalam karangannya telah menyebutkan fungsi pendidikan secara umum, yaitu yang dikemukakan oleh para ahli sejarah pendidikan dan budaya yaitu :

1. Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan tertentu pada masyarakat dimasa yang akan datang.

22

Prof. Dr. Oem ar M uham m ad A l Ihaum y A l Syaibani, Falsafah Pendidikan Islama (terjem ahan), B u lan Bintang. Jakarta. 1979. hal. 39**

23 Ibicf hal. 4 2 2

(31)

2. Memindahkan ilmu pendidikan yang bersangkutan dengan peranan- peranan tersebut dari generasi tua kegenerasi muda.

3. Memindahkan nilai- nilai yang bertujuan untuk memelihara keutamaan dan kesatuan atau keutamaan masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup (survival) suatu masyarakat dan peradapan.25

4. Materi Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam itu keseluruhannya terlipat dalam lingkup

Al-Qur’an dan Hadis Keimanan

Akhlak Fiqih Ibadah Tarikh

Sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup Pendidikan Agama Islam, mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungan (hablumminallah wa hambulm minannas)

Fungsi Pendidikan Agama Islam yaitu mendidik anak didiknya beramal didunia ini untuk memetik buahnya di akhirat, artinya pendidikan Islam menyiapkan generasi muda untuk mengisi peranan memindahkan

(32)

pengetahuan memindahkan nilai-nilai yang diselaraskan dan diwarnai oleh fungsi ini.26

Pendidikan agama mempunyai fungsi terhadap kemajuan dalam kehidupan, oleh karena itu bila dapat diketahui fungsi pendidikan agama tersebut dengan jelas.

Menciptakan suasana yang harmonis, penuh kasih sayang dan memberikan ketentraman dalam keluarga, sehingga anak akan betah tinggal di rumah, hal ini akan memudahkan pengawasan pengontrolan terhadap anak dari orang tua.

Demikianlah kurang lebihnya peran orang tua dalam pembentukan perilaku, kepribadian serta mental anak dalam proses pembentukan akhlakul karimahnya, agar anak dapat berkembang dengan wajar sesuai perkembangan jiwanya sehingga menjadi manusia yang berkepribadian luhur serta bermoral baik dan berbudi pekerti yang tinggi sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama. Lingkungan Sekolah (lembaga pendidikan formal)

Sekolah sebagai satu lembaga pendidikan yang diakui oleh masyarakat, masyarakat yang mengirim anaknya kesekolah berarti orang tua itu mengakui bahwa sekolah itu sebagai lembaga yang mempunyai wewenang untuk mengambil tindakan-tindakan dan membuat peraturan-peraturan mengenai pendidikan anak-anaknya.

Sekolah merupakan tempat pendidikan yang kedua setelah pendidikan keluarga, karena melihat perkembangan anak dan kebutuhan anak, maka

26

(33)

orang tua menyerahkan anaknya ke lembaga pendidikan yaitu sekolah. Dalam rangka melestarikan pembentukan kepribadian dan akhlakul karimah pada anak yang telah dimulai dari keluarga, agar dapat dikembangkan dan disempurnakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan yang diakui oleh masyarakat.

Di dalam sekolah anak akan dibina dan dibimbing oleh seorang guru, karena guru merupakan wakil dari orang tua anak dalam lingkungan sekolah, sehingga guru juga mempunyai kewajiban melatih kebiasaan-kebiasaan yang baik dan sekaligus menanamkan nilai-nilai moral dalam rangka pembentukan akhlakul karimah pada anak.

Akan nampak suatu gambaran tentang kegunaan-kegunaan pendidikan agama itu sendiri.

Berkenaan dengan hal ini, H. Alamsyah Ratu Perwira Negara berpendapat : Bahwa pendidikan agama yang bersifat asasi sebagai faktor pengamanan bagi setiap kemajuan dibidang kebendaan.27

Fazlur Rahman juga menulis dalam bukunya Islam dan Modernitas tentang fungsi pendidikan agama sebagai berikut: Apabila agama hendak dimasukkan dan dipadukan dengan pendidikan nasional, maka ini mengimplikasikan suatu upaya yang diinterpretatif dan kreatif dipihak para cendekiawan hingga dengan demikian agama tidak hanya diselamatkan dari

27

(34)

kekolotan dan apologitika, tetapi malahan mampu memberikan kepadanya suatu orientasi moral yang baru.

Berdasarkan uraian diatas, dapat penulis simpulkan bahwa dasar pendidikan agama adalah sebagai landasan dan pegangan tentang pelaksanaan pendidikan agama baik yang ada di sekolah- sekolah maupun lembaga- lembaga pendidikan.

Sedangkan fungsi dari Pendidikan Agama Islam adalah sebagai penopang atas terbentuknya insan kamil, mengamalkan ajaran-ajaran Islam sebagai realisasi dari ketaqwaan terhadap Allah SWT.

C. Kemampuan Aktualisasi Akhlakul Karimah

1. Pengertian Akhlakul Karimah.

Dalam mendefinisikan pengertian akhlak, para ilmuwan muslim belum adanya kesepakatan yang tetap, sehinggga banyak terjadi perbedaan dalam mendefinisikan pengertian akhlak.

Menurut Dr. H. Hamzah yakub Akhlak berasal dari bahasa Arab, jama’ dari Khuluqun ( ) yang menurut lughot diartikan budi pekerti,

perangai, tingkah laku atau tabi’at.28 29

28 Fazlur Rahman, Islam dan M odernitasa T entang transformasi Intelektual, Penerbit Pustaka, Bandung, 1985, hal. 114

(35)

Sedangkan menurut Prof. Dr. Ahmad Amin, dalam memberikan batasan “akhlak” adalah kebiasaan, kehendak, berarti bahwa kehendak itu

30 bisa disebut akhlak.

Dari dua definisi tersebut diatas dapat ditarik suatu kesimpuulan bahwa pengertian akhlak adalah suatu kebiasaan pada jiwa manusia yang sudah menetap dan melembaga yang membentuk tingkah laku hingga akan timbul sikap dan perbuatan yang terpuji dengan mudah tanpa adanya pemikiran dan pertimbangan lebih dahulu.

Sedangkan orang mau memberikan pertolongan dengan disertai perasaan ikhlas dan tidak mengharapkan imbalan dan hanya semata-mata karena Allah, maka itulah yang disebut akhlak yang terpuji.

2. Pentingnya Akhlakul Karimah dalam Hidup

Akhlakul karimah adalah termasuk diantara makna terpenting dalam hidup.

Akhlakul karimah pertama kali berkaitan dengan muamalah yakni huungan antara sesama manusia, baik secara perseorangan maupun kelompok.

Akan tetapi akhlakul karimah itu tidak hanya terbatas pada manusia saja, akhlakul karimah mengatur juga hubungan manusia dengan segala yang terdapat dalam wujud kehidupan ini. Bahkan mengatur juga hubungan antar hamba dengan Tuhan. 30

(36)

Konsep akhlak menurut Islam adalah salah satu hasil dari iman dan ibadah, bahwa iman dan ibdah manusia tidak sempurna kecuali kalau timbul dari satu akhlak yang mulia dan muamalah yang baik kepada Allah dan makhluk Nya, dan bahwa akhlak yang mulia yang diharapkan oleh orang Islam untuk berpegang teguh pada Nya harus dipelihara bukan hanya terhadap makhluk saja, akan tetapi lebih-lebih dan wajib terhadap Allah dari akidah dan ibadah.31

Dengan adanya pengertian akhlak menurut Islam, diharapkan umat Islam mempunyai pegangan dalam berperilaku. Sehingga akhlak manusia tidak menyalahi pedoman yang telah ditetapkan oleh agama. Bila orang- orang menganggap bahwa akhlak lebih mulia dari ilmu dan akal, karena hal ini didasarkan kepada Al-Qur’an dan al-Hadits yang menerangkan pentingnya dan mulianya akhlak.

Firman Allah dalam al-Qur’an sewaktu memuji Nabi Muhammad SAW.

Artinya: Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (Al-Qur’an).32

Ayat ini menganggap bahwa akhlak sebagai sifat nabi yang paling mulia, merupakan pujian tertinggi yang diberikan kepadanya. Akhlak nabi

31 Prof. Dr. Omar M uhamm ad A l T ou m y S. Filsafat Pendidikan, A lih B ahasa Hasan Langgulung, Bulan Bintang, Jakarta, 1979, hal. 312

32

(37)

terdapat dalam al-Qur’an, sehingga Aisyah umul mukminin ketika ditanya tentang akhlak Rosulullah, beliau berkata bahwa akhlaknya adalah Al- Qur’an.

Rosulullah diturunkan didunia untuk memperbaiki akhlak umatnya. Menyempurnakan imannya dan membimbing manusia kejalan terbaik yang mengantarkan manusia kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Rosulullah telah bersabda:

Artinya: Aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. (HR. Malik).33

Jadi Al-Quran itu sifatnya menyempurnakan, tidak membuat segala keutamaan yang baru. Banyak keutamaan telah dikenal dan diterima sebelum islam. Tetapi bercerai berai bertentangan satu sama lain, dan sifatnya kurang sempurna.

Pentingnya akhlak tidak terbatas pada seseorang tetapi penting untuk masyarakat, umat dan manusia.

Demikian kata Prof. Dr. Omar Muhammad Al Toumy S.

Oleh karena itu akhlak mulia merupakan dasar pokok untuk menjaga bangsa-bangsa, rakyat serta masyarakat. Dalam suatu bait syair dikatakan:

(38)

Artinya: Hanya sesungguhnya umat itu menurut akhlak yang ada, maka apabila tidak ada akhlak umat itu pun lenyap.3

3. Proses terbentuknya akhlakul karimah anak

Setiap orang tua dan semua guru ingin membina anak-anaknya agar menjadi orang baik, berkepribadian kuat dan sikap mental yang kuat dan akhlak terpuji, semua itu dapat diusahakan pendidikan, untuk itu perlu dicari jalan yang membuat teijaminnya akhlak anak-anak didik, sehingga ia nau dan mampu sesuai dengan nilai-nilai moral.

Perlu kita ketahui bahwa nilai-nilai moral dapat dipatuhi oleh seorang anak dengan kesadaran tanpa paksaan, hal ini datang dari diri sendiri.

Dengan demikian pendidikan agama harus diberikan secara terus menerus baik dikalangan keluarga, pendidikan formal dan dilingkungan masyarakat.

Dari ketiga faktor inilah yang akan membentuk perilaku anak, oleh karena iakan penulis uraikan mengenai ketiga faktor sebagai berikut: a. Keluarga

Lingkungan keluarga tempat pertama anak menerima pendidikan dari orang tua. Orang tua adalah Pembina perilaku dari anak yang pertama dari kehidupannya, kepribadian orang tua, sikap hidup, merupakan unsur-unsur pendidikan tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk kedalam pembentukan perilaku anak.

(39)

Keluarga adalah tempat dasar untuk meletakkan nilai-nilai pada seorang anak, selanjutnya diungkapkan oleh Prof. Dr. Sutari Imam Bamadib, bahwa dasar-dasar kelakuan anak didik tertanam didalam keluarga didalam sikap hidup dan kebiasaan-kebiasaannya.35

Hubungan antara anak dan orang tua yang baik dan harmonis akan mempengaruhi pertumbuhan dan perilaku anak, oleh karena itu perlu diciptakan suasana yang baik dan harmonis, sehingga anak akan selalu memperhatikan suritauladan orang tua, baik itu dalam bentuk tindakan, cara bicara dan sebagainya akan menjadikan dasar yang ditiru oleh anak.

Lebih lanjut diungkapkan oleh Dr. Zakiah Darojat bahwa pembisaan dan latihan tersebut akan membentuk sikap tertentu pada anak, yang lambat laun sikap itu akan bertambah jelas dan kuat, akhirnya tidak tergoyahkan lagi, karena telah masuk menjadi bagian dari kepribadiannya.36

Disamping itu dapat penulis simpulkan bahwa proses pembentukan prilaku yang baik dalam keluarga adalah sebagai berikut:

a. Menanamkan keimanan dan nilai-nilai moral sesuai dengan ajaran agama islam dalam kehidupan sehari-hari, sebagai dasar pembinaan moral selanjutnya.

35 Prof. Dr. Sutari Imam B am adib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistem atisa FIP. IKIP. Y ogyakarta 1986, hal. 120

(40)

b. Membiasakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya, karena dengan adanya perasaan agama akan membantu anak untuk mengontrol dirinya dalam melakukan. Islam mempergunakan kebiasaan itu sebagai salah satu teknik pendidikan, lalu ia mengubah seluruh sifat-sifat baik menjadi kebiasaan, sehingga jiwa dapat menunaikan kebiasaan itu tanpa terlalu payah tanpa kehilangan banyak tenaga dan tanpa menemukan banyak kesulitan.

c. Menciptakan suasana yang harmonis, penuh kasih saying sehingga anak akan betah tinggal dirumah, hal ini akan memudahkan pengawasan pengontrolan terhadap anak.

b. Lingkungan sekolah (Lembaga Pendidikan Formal)

Sekolah merupakan tempat pendidikan yang kedua setelah pendidikan keluarga, karena melihat perkembangan dan kebutuhan anak, maka orang tua menyerahkan anaknya kelembaga pendidikan yaitu sekolah. Dalam rangka melestarikan pembentukan kepribadian dan akhlakul karimah, dikembangkan dan disempurnakan di sekolah sebgai lembaga pendidikan yang telah diakui oleh masyarakat.

(41)

Dalam rangka pembentukan kepribadian dan akhlak pada anak, pendidikan agama merupakan unsur yang paling utama. Oleh karena itu guru sebagai kunci dalam proses belajar mengajar harus dapat menciptakan suasana yang baik didalam kelas maupun di lingkungan sekolah sehingga anak didik betah berada dan belajar disekolah dengan baik.

Guru secara umum dimata masyarakat sebagai pendukung atau pembawa niali-nilai yang berlaku dan dikembangkan dimasyarakat. Dengan demikian guru merupakan sentral figur yang harus memberikan suritauladan kepada anak didiknya, oleh karena itu dalam kehidupannya harus menunjukkan sikap dan perbuatannya sesuai dengan nilai-nilai norma atau moral yang dijiwai dengan agama apalagi guru agama khususnya.

Mengingat pendidikan agama merupakan unsur yang pokok dalam proses pembentukan akhlak dan kepribadian, dimana kepribadian merupakan integrasi dari seluruh sifat seseortang yang diperoleh dari hasil belajar dan sifat keturunan. Oleh karena itu agar agama benar- benar dapat dihayati, dipahami, dan digunakan sebagaimana pedoman dasar terhadap nilai-nilai moral, maka agama harus dijadikan unsur dalam pembentukan akhlak pada anak.

(42)

membawa anak didik kearah pendidikan dan pembentukan mental. Menurut Dr. Zakiah Darodjat : Jika ia seoarang guru dan ingin membina moral anak didiknya, ia harus melaksanakan nilai-nilai moral dalam kehidupannnya, yang sesuai dengan ajam agama, hidup sopan santun, beradap dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, bersatu dalam perkataan dan perbuatan, jauh dari perpecahan dan pemecahan.

c. Lingkungan masyarakat

Dalam proses pembentukan akhlak pada anak, lingkungan masyarakat juga memegang peranan yang tidak kalah pentingnya dengan

lingkungan keluarga sekolah.

Pendidikan agama merupakan unsur yang sangat penting pembinaan tingkah laku moral pada anak, perlu disadari bersama bahwa lingkungan masyarakat yang telah rusak, akan besar sekali pengaruhnya terhadap perkembangan anak, sehingga akan memhambat lajunya penenaman nilai-nilai moral dan pembentukan akhlak pada anak, hal ini merupakan akibat dari kelengahan anak terhadap adanya pendidikan agama.

Agama merupakan pengendalian bagi manusia dalam berbuat dan bertingkahlaku, sehingga manusia akan merasa takut bila melakukan penyimpangan peraturan-peraturan agama. Dengan demikian apabila

(43)

didalam lingkungan masyarkat selalu tertanam dengan nilai-nilai moral, maka akan terciptalah kebahagiaan secara umum.

Jadi jelaslah bahwa lingkungan masyarakat juga akan mempengaruhi perkembangan akhlak anak. Dari ketiga unsur diatas (lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat) itulah yang akan membentuk akhlak dan kepribadian anak untuk menuju pada perwujudan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari yang dilandasi dengan nilai-nilai moral yang tinggi. Dengan demikian pembentukan akhlak anak tanggung jawab semua pihak.

4. Ciri-ciri akhlak Islam

Adapun yang menyebabkan akhlak Islam mendapat penghargaan adalah karena akhlak Islam mempunyai ciri-ciri tertentu antara lain: bersifat menyeluruh dan luas, seimbang, realistis, sederhana, mudah, memadukan antara akidah dan amal, antara kata dan perbuatan, antara teori dan praktek, tetap dalam dasar-dasar dan prinsip umum.38

Dengan ciri- ciri diatas, maka akhlak Islam unggul dari akhlak agama lain. Dibawah ini akan penulis jelaskan satu persatu tentang ciri-ciri akhlak Islam.

1. Bersifat menyeluruh (universal)

Diantara ciri-ciri akhlak islam ialah karena sifatnya menyeluruh, hal ini meliputi segala hubungan manusia dari segala kehidupan

(44)

dan benda-benda hidup. Jadi akhlak Islam mengandung pengertian yang luas dan menyeluruh.

Islam dengan ajaran-ajarannya menyatukan secara terpadu antara iman, ibadah, dan muamalah. Al Qur’an dan As Sunnah menaruh perhatian pada tingkah laku masyarakat yangbersifat akhlak pada kehidupan perundang-undangan, politik dan ekonomi, sebagaimna ia menaruh perhatian pada kehidupan agaman. Islam menyentuh kehidupan sehari-hari dalam segala aspeknya, karena segala sesuatu berlaku atas pengawasan Allah.

2. Keseimbangan

(45)

^ i u-ai

v j ^mi fti o i

A i

[ > k ij u i iii

(W: S J ^ J V 2 ll O L o ^ j V !

Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi, dan berbuat (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat kerusakan dimuka bumi ini, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al Qashash 77)39

3. Sederhana

Yang dimaksud sederhana ialah tidak berlebihan pada salah satu arah diantara segala arah, memandang kepada perkara-perkara itu dengan jalan tengah, tanpa lebih dan kurang. Sebagaimana firman Allah SWT:

A l\

\ja

J u i V j I j J

IjK

J

( n : «-* ije. y t) Artinya : “Makan dan minumlah dan jangan berlebihan, sesungguhya

Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” (QS. Al A’raf: 31)40

(46)

Dari ayat diatas dapat disimpulkan, bahwa keutamaan itu terletak diantara dua yang buruk, yakni berlebihan dan berkekurangan. Dan akhlak Islam sesuai dengan fitroh (naluri) yang sehat, supaya berada ditengah jalan antara berlebihan dan kekurangan.

4. Realisme

Dinamakan realisme karena akhlak Islam sesuai dengan kemampuan kemanusiaan dan sejalan dengan naluri yang sehat. Diantara gejala realisme pada akhlak Islam bahwa ia menghormati tuntutan- tuntutan rohani dan jasmani sekaligus. Ia tidak membebani manusia kecuali dengan kemampuannya.

5. Kemudahan

Manusia tidak dibebani sesuatu kecuali dalam batas-batas kesanggupannya. Manusia tidak bertanggung jawab dari segi akhlak (moral) dan syara’, kecuali jika berada dalam situasi yang aman, bebas dan sadar serta akal yang sempurna.

Firman Allah SWT:

(.K&sijsji)

^

Ji

Vj

^

’■&

Ji

Artinya: Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (QS. Al Baqoroh 185) 41 6. Mengikat perkataaan dengan amal, teori dengan praktek

Iman seseorang tidak ada nilainya apabila tidak diikuti amal perbuatan. Tidak ada yang mengatakan bahwa agama Islam dan

(47)

akhlak Islam hanya sekedar perkataan yang diulang- ulang, akan tetapi terpadu antara perkataan dan praktek ilmu dan amal. Firman Allah yang menguatkan ciri tersebut di atas, yaitu:

^

^ i j L f

o j

a i i^S g

(*Y ; U u ^ ll

)

V

U» I

jS J (jl ^

■ VW

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mangatakan apa-apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. Ash Shoff: 2-3)42

7. Tetap pada dasar dan prinsip-prinsip akhlak umum jalan yang digariskan oleh Islam bagi manusia adalah jalan universal.

r w - # w

I jL a f . j i j L a ] ( j j ( j l

Artinya: “Sesungguhnya orang- orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh mereka itu adalah sebaik- baik makhluk “ ( QS. Al Bayyinah: 7 )43

D. Korelasi Hubungan Intensitas Pendidikan Agama Islam dengan

Aktualisasi Akhlakul Karimah di SD Negeri Semowo 01

Sebagian diketahui bahwa terbentuknya akhlakul karimah sesorang tidak bersumber dalam pendidikan dan perhatian penting, yaitu keluarga lingkungan sekolah dan masyarakat.

(48)

Keluarga adalah hal yang riil mengenai aspek pertama dan utama dalam upaya pendekatan untuk kepribadian anak secara menyeluruh tentang akhlakul karimah.

Namun faktor keluarga saja belum mencukupi upaya pembentukan kepribadian tersebut. Karena betapapun baiknya ajaran dalam keluarga namun, jika pergaulan tidak mendukung anak itu, maka upaya pendidik juga kurang maksimal.

Disamping itu tidak kalah pentingnya dari kedua factor tersebut adalah, faktor sekolah, sejumlah prinsip penting juga diajarkan dalam proses belajar mengajar memiliki fungsi tersendiri bagi pengembangan kepribadian anak, bukan hanya aspek kognitif dan psikomotorik tetapi juga menyentuh aspek afeksi.

Dalam kontek disini maka intensitas perhatian belajar siswa dalam materi PAI secara teoritik tentu akan berpengaruh aktualisasi akhlakul karimah mereka. Dengan kata lain ada korelasi yang positif antara seberapa tingkat perhatian siswa terhadap materi-materi yang diajarkan dalam paket Pendidikan Agama Islam yang didalamnya mencakup antara lain aspek aqidah akhlak. Akan mempengaruhi aktualisasi siswa dalam berakhlakul karimah.

(49)

Dengan kesimpulan bahwa semakin tinggi intensitas terhadap Pendidikan Agama Islam akan berpengaruh pada siswa pada akhlakul karimah.

Bila anak didik yang sudah memahami. Pendidikan agama akan berakibat merubah sikap pada diri anak, terutama hubungan sesame manusia atau hablum minannas dan hubungan dengan Allah atau hablum minallah

Jadi manusia atau anak didik yang faham tentang pengetahuan agama akan lebih takut berbuat salah atau beramal jelek, hususnya pada sesame manusia akan selalu menghormati kalau bagi anak didik yang pengetahuan atau pemahaman ilmu agamanya kuat akan berakhlak bagus pada orang tua, bapak guru teman dan semua masyarakat.

Dengan kesimpulan bahwa semakin tinggi intensitas Pendidikan Agama Islam dakan berpengaruh pada perilaku anak terutama pada akhlaku karimah sampai ada berpendapat bahwa :

(50)

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. SEJARAH BERDIRI DAN PERKEMBANGANNYA

SD Negeri Semowo 01 Kecamatan Pabelan

- Sejarah berdirinya

Untuk mengetahui sejarah berdirinya SD Negeri Semowo 01 secara rinci dan detail memang sulit, akan tetapi penulis bisa menemukan pelaku sejarah namun beliau sudah sangat tua. Sehingga dalam menyampaikan urutan sejarah atau menguraikan sulit ditangkap Diantaranya beliau adalah:

1. R. Sastro Wadoyo, beliau mantan lurah

2. Bapak Sutomo, beliau mantan Kepala SD Negeri Semowo 01 Diantara uraian dari 2 tokoh tersebut penulis dapat menyimpulkan : a. SD Negeri Semowo 01 didirikan pada zaman pemerintahan

Belanda yaitu tahun 1904 dengan sebutan Sekolah Rakyat atau SR. Sekolah Rakyat tersebut sebanyak tiga kelas. Di Kecamatan Salatiga LK ada 3 S yaitu Desa Sumber, Semowo, Pabelan

Pada tahun tersebut banyak kelas hanya 3 kelas dan anak- anaknyapun berasal dari daerah jauh seperti dari utara Truko dari arah barat Glawan sebelah timur Pucung dan Daerah Selatan Bendungan. Sampai pada tahun 1967 Sekolah tersebut sampai

(51)

Kelas IV dan tempatnya pun masih mondok di rumah penduduk. Pada tahun 1980 pemerintah mulai membangun sebuah SD Semowo terletak di sebelah utara lapangan.

B. STRUKTUR ORGANISASI

Organisasi adalah adanya sekelompok manusia yang melakukan keijasama dengan teratur dan harmonis untuk mencapai tujuan tertentu, kerjasama ini terdapat dalam suatu system yang telah diatur dan tercantum dengan baik. Struktur Organisasi terlampir.

C. KEADAAN ALAT DAN FASILITASNYA

Proses belajar menhgajar disuatu lembaga pendidikan tidak akan pernah berhasil tanpa adanya dukungan sarana dan fasilitas pendidikan yang memadai. Hal ini karena setiap komponen / faktor pendidikan bekerja dan berfungsi secara simultan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Adapun alat-alat sekolah yang ada di SD Negeri Semowo 01 serta fasilitas yang ada adalah:

1. Pergedungan dan pekarangan luas, yang keseluruhannya meliputi 912 m2 Meliputi 212 m2 untuk lain-lain

Gedung tersebut memiliki 9 ruang kelas yang terdiri a. Untuk kelas I : 1 ruang

(52)

f. Untuk Kelas VI : 1 ruang Selanjutnya yakni ruang

- Kepala Sekolah - Guru

- Musholla - Laboratorium

Perpustakaan

- Bimbingan Penyuluhan - UKS / PPPK

- Koperasi

WC/ Kamar Mandi - Rumah Jaga

Gudang 2. Alat Edukatif

Alat-alat edukatif sekolah yang dimiliki guna memperlancar proses belajar mengajar adalah :

a. Mesin ketik dan computer b. Alat Peraga

c. ALat kesenian d. Alat olah raga e. ALat Laboratorium

(53)

g. Buku-buku bantuan dari pemerintah dan sebagian beli sendiri dari beberda judul

h. Papan tulis

D. KEADAAN GURUNYA

Selain faktor pendidikan adalah faktor guru atau pendidik. Guru adalah merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, karena kepadanyalah terletak tanggung jawab pendidikan untuk mendidik dan mengajar murid-muridny.

Dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran bagi para siswa SD Negeri Semowo 01 ini melibatkan sejumlah tenaga guru dan beberapa tenaga administrasi. Untuk mengetahuijumlah tenaga guru dan tenaga administrasi tersebut dapat dilihat pada table berikut ini.

TABEL I

KEADAAN GURU DAN PEGAWAI DI SD NEGERI SEMOWO 01

TAHUN AJARAN 2007/2008

No Studi

Guru Pegawai Pesuruh Jumlah

Kepegawaian L P L P L P L P

1 Kepala Sekolah 1 - . - - - 1

2 Gr. Kelas 3 3 - - - 6

3 Gr. Agama 1 - - - 1

4 Gr. Penjas 1 - - - 1

5 Gr. Wiyata Bakti - 3 - - - 3

6 Pesuruh - - - - 1 - - 1

(54)

Untuk mengetahui hadir dan tidaknya para guru dan pegawai di sekolah ini, kepala sekolah menyediakan daftar / presensi bagi guru dan karyawannya. Presensi ini dimaksudkan juga sebagai alat kontrol dalam rangka supervise pendidikan dan pengajaran bagi kepala sekolah ini.

Dilihat dari kenyataan presensi guru yang ada ternyata guru-guru SD Negeri Semowo 01 sangat rajin dalam mengajar.

TABEL II

STATUS GURU

Daftar Nama Guru SD Negeri Semowo 01

(55)

TABEL III

KEADAAN SISWA SD NEGERI SEMOWO 01

TAHUN AJARAN 2007/2008

No Kelas Siswa ( L ) Siswa ( P ) Jumlah

1 I 10 11 21

2 II 11 8 19

3

m

9 12 21

4 IV 10 16 26

5 V 9 11 20

6 VI 12 11 23

JUMLAH 61 69 130

Untuk mengetahui keadaan siswa hadir dan tidaknya setiap hari jam sekolah maka kepadal sekolah mengadakan prasensi/daftar hadir murid, sehingga dengan ini diharapkan mengurangi sekecil mungkin keadaan siswa yang suka malas.

(56)

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa siswa : SD Negeri Semowo 01 dilihat dari segi kegiatannya yang ada, disamping menuntut ilmu untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran mereka juga memperoleh tambahan kegiatan extra kurikuler.

(57)
(58)

i 2 3 4

50 Amalia P III

51 Kholidin L III

52 E vaN P III

53 Intan P P III

54 U m iP P III

55 Krida W L III

56 Saifjl L III

57 Anggi P P III

58 Zunia P III

59 Ulifatul P III

60 Wulandari P III

61 Melisa P III

62 Merinda P III

63 Audi L III

64 Rend i L III

65 Widodo L III

F. PENYAJIAN DATA PENELITIAN

Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu : Hubungan intensitas perhatian siswa terhadap bidang Pendidikan Agama Islam dengan Kemampuan Aktualisasi Akhlakul Karimah (studi kasus terhadap siswa Kelas III, IV, V SD Negeri Semowo 01 Tahun ajaran 2007/2008. Berikut ini penulis laporkan tantang hasil penelitian

(59)

Untuk memperoleh data tentang intensitas perhatian siswa terhadap pendidikan agama Islam ini, penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Meneliti jawaban angket, dan memberikan nilai tiap jawaban responden yaitu dengan memberikan nilai tiga untuk item jawaban kode “A” serta memberikan nilai dua untuk item jawaban kode “B” dan memberikan nilai satu untuk item jabana kode “C”

b. Mencari lebar interval (i) untuk membuat kategori perhatian siswa terhadap Pendidikan Agama Islam (A) tinggi (A), perhatian siswa terhadap Pendidikan Agama Islam sedang (B), serta perhatian siswa terhadap Agama Islam rendah (C) yaitu dengan menggunakan rumus Interval (i) = j —

Keterangan :

R (Range) = batas nilai tertinggi dikurangi (-) batas nilai terendah Jadi Interval (i) = 3°~^°+1

_ 21 3

= 7

(60)

- 24 ke atas perhatian siswa terhadap bidang studi pendidikan agama tinggi

17-23 perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam sedang

10-16 perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam rendah

Untuk lebih jelasnya dapatlah dilihat dalam table berikut

TABEL V

TENTANG PERHATIAN SISWA TERHADAP BIDANG STUDI

PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM SISWA KELAS HI, IV, V SD NEGERI SEMOWO 01

KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG

No

Klasifikasi Jawaban Item

Jumlah skor tiap klasifikasi

Skor total

Kategori skor total

A B C A B C

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 6 4 - 18 8 - 26 A

2 3 5 2 9 10 2 21 B

3 5 4 1 15 8 1 24 A

(61)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

5 4 3 3 12 6 3 21 B

6 5 3 2 15 6 2 23 B

7 6 2 2 18 4 2 24 A

8 4 3 3 12 6 3 21 B

9 2 2 6 6 4 6 16 C

10 2 3 6 6 6 5 17 B

11 4 4 2 12 8 2 22 B

12 5 3 2 15 6 2 23 A

13 4 6 - 12 12 - 24 A

14 2 2 6 6 4 6 28 C

15 3 5 2 9 10 2 21 B

16 5 5 - 15 10 - 25 B

17 4 5 1 12 10 1 21 B

18 3 5 2 9 10 2 21 B

19 5 3 2 15 6 2 23 B

20 4 4 2 12 8 2 22 B

21 7 2 1 21 4 1 56 A

22 7 3 - 21 6 - 27 A

23 6 3 1 18 6 1 25 A

24 2 2 6 6 4 6 16 C

(62)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

26 7 3 - 21 6 - 27 A

27 5 4 1 15 8 1 24 A

28 4 5 1 12 10 1 23 B

29 6 3 1 18 6 1 25 A

30 6 4 - 18 8 - 26 A

31 9 1 - 27 2 - 29 A

32 7 3 - 21 6 - 27 A

33 3 2 5 9 4 5 18 B

34 6 3 1 18 6 1 25 A

35 4 6 - 12 12 - 24 A

36 2 2 6 6 4 6 16 C

37 3 6 1 9 12 1 26 A

38 6 3 1 18 6 1 25 A

39 4 6 - 12 12 - 24 A

40 4 5 1 12 10 1 23 B

41 6 3 1 18 6 1 25 A

42 5 4 1 15 8 1 24 A

43 3 5 2 15 10 2 21 B

44 4 6 - 12 12 - 24 A

45 3 6 1 9 12 1 22 B

(63)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

47 2 5 3 6 10 3 19 B

48 4 6 - 12 22 - 24 A

49 3 5 2 9 10 2 21 B

50 5 4 1 15 8 1 24 A

51 4 3 3 12 6 3 21 B

52 6 3 1 18 9 1 25 A

53 3 5 2 9 10 2 21 B

54 2 2 6 6 4 6 16 C

55 4 5 1 12 10 1 23 B

56 4 4 2 12 8 2 22 B

57 3 6 1 9 12 1 22 B

58 2 2 6 6 8 6 23 B

59 3 7 - 9 14 - 23 B

60 1 3 6 3 8 6 15 C

61 6 4 - 18 8 - 26 A

'

62 4 5 1 12 10 1 23 B

63 5 5 - 15 10 - 25 A

64 4 4 2 12 8 2 22 B

(64)

2. Data tentang kemampuan aktualisasi akhlakul karimah

Untuk mengetahui data tentang kemampuan aktualisasi akhlakul karimah, penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Memberikan jawaban responden dengan nilai tiap item jawaban responden yaitu dengan member nilai tiga untuk item jawaban responden yaitu dengan memberikan nilai tiga untuk item jawaban kode “A” serta memberikan nilai dua untuk item jawaban kode “B” dan memberikan nilai satu untuk item jabana kode “C”

d. Mencari lebar interval (i) untuk membuat kategori kemampuan aktualisasi akhlakul karimah tinggi (A) kemampuan aktualisai akhlakul karimah sedang (B), serta kemampuan aktualisasi rendah (C) yaitu dengan menggunakan rumus

Interval (i) = Keterangan :

R (Range) = batas nilai tertinggi dikurangi (-) batas nilai terendah Jadi Interval (i) = 4" ~ 6+1

33 3

= 11

(65)

- 38-48 ke atas perhatian siswa terhadap bidang studi pendidikan agama tinggi A

- 27-37 perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam sedang B

- 16-26 perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam rendah C

Untuk lebih jelasnya penulis sajikan gambaran kemampuan aktualisasi akhlakul karimah, secara rinci dapat dilihat dalam table berikut in i:

TABEL VI

TENTANG KEMAMPUAN AKTUALISASI AKHLAKUL KARIMAH

SISWA KELAS HI, IV, V SD NEGERI SEMOWO 01

(66)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

7 5 8 4 15 14 4 33 B

8 7 7 1 21 16 1 38 A

9 6 7 3 18 14 3 35 B

10 3 4 9 9 8 9 28 C

11 9 6 1 27 12 1 40 A

12 8 6 2 24 12 2 38 A

13 11 5 - 33 10 - 43 A

14 8 6 2 24 12 2 38 A

15 10 5 1 30 10 1 41 A

16 6 9 1 18 18 1 37 B

17 9 4 3 27 8 1 38 A

18 7 8 1 21 16 1 38 A

19 3 4 9 9 8 9 26 C

20 6 8 2 18 16 2 36 B

21 10 6 - 30 12 - 42 A

22 12 3 1 36 6 1 43 A

23 11 4 1 33 8 1 42 A

24 3 3 10 9 6 10 25 c

25 7 7 2 21 14 2 37 B

26 10 6 - 30 12 - 42 A

(67)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

28 6 8 2 18 16 2 36 B

29 12 3 1 36 6 1 43 A

30 7 4 5 21 8 5 34 B

31 13 3 - 39 6 - 45 A

32 6 9 1 18 18 1 37 B

33 3 3 10 9 6 10 25 C

34 7 3 6 21 6 6 33 B

35 7 8 1 21 16 1 38 A

36 8 6 2 24 12 2 38 A

37 5 5 6 15 10 6 31 B

38 11 4 1 33 8 1 42 A

39 9 6 1 27 12 1 40 A

40 4 8 4 12 16 4 32 B

41 6 8 2 18 16 2 36 B

42 5 7 4 15 14 4 33 B

43 9 5 2 27 10 2 39 A

44 4 8 4 12 16 4 33 B

45 1 4 2 31 8 2 40 A

46 6 6 4 18 12 4 34 B

47 6 7 6 12 14 3 35 B

(68)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

49 9 6 1 27 12 1 40 A

50 10 6 “ 30 12 - 42 A

51 5 7 4 15 14 4 33 B

52 5 8 3 15 16 3 34 B

53 7 5 4 21 10 4 35 B

54 9 7 - 27 11 - 41 A

55 8 7 1 24 14 1 39 A

56 8 8 ~ 24 16 ~ 40 A

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

57 5 8 3 15 16 3 34 B

58 7 3 6 21 14 2 37 B

59 7 7 7 21 14 2 37 B

60 2 3 10 6 6 10 25 C

61 5 8 3 15 16 3 34 B

62 7 6 3 21 12 3 36 B

63 9 6 1 27 12 1 40 A

64 6 8 2 18 16 2 30 B

(69)

Sedangkan untuk membuktikan tujuan yang menggunakan analisa statistik tri serial dengan rumus

(Or

- OOCM)

n _ SDto t ( O r - O*)2

Keterangan :

R,ns = koefisien Korelasi Tri serial Or = Ordinat Rendah

O' = Ordinat Tinggi M = Mean

SD,ot= Standart Deviasi Total

P = Proporsi Individu dalam golongan Adapun langkah-langkah yang ditempuh yaitu:

1. Mengkatagorikan score 2. Membuat tabel persiapan 3. Mencari standar deviasi total 4. Mencari tinggi ordinat

5. Membuat tabel kerja untuk menghitung r tris 6. Menghitung korelasi tri serial

7. Korelasi terhadap Rtris

ketiga, penulis sebagai berikut:

(70)

ANALISIS DATA

Setelah data terkumpul secara lengkap, maka langkah selanjutnya adalah mengklasifikasi data tersebut sesuai dengan proporsinya masing-masing agar mempermudah penganalisaannya.

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, sebagaimana yang telah disebutkan dalam bab pertama yaitu:

1. Untuk mengetahui perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam pada siswa Kelas III, IV, V SD Negeri Semowo 01.

2. Untuk mengetahui kemampuan aktualisasi akhlakul karimah pada siswa Kelas III, IV, V SD Negeri Semowo 01.

3. Untuk mengetahui hubungan antara perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam dengan kemampuan aktualisasi aklakul karimah pada siswa Kelas III, IV, V SD Negeri Semowo 01.

Berdasarkan pada tujuan ini, maka tujuan yang pertama dan yang kedua, penulis menggunakan analisa statistic prosentase, yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

p

= y

x

i o °%

Keterangan:

P = Proporsi individu dalam golongan F = Frekuensi

N = Jumlah subyek keseluruhan

Gambar

KEADAAN GURU DAN PEGAWAI DI SD NEGERI SEMOWO 01TABEL I
TABEL II STATUS GURU
KEADAAN SISWA SD NEGERI SEMOWO 01TABEL III
TABEL IVNAMA-NAMA RESPONDEN YANG MENJADI SAMPEL
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis data dari 188 responden yang kami olah dengan model regresi berganda dan korelasi menggunakan SPSS Versi 11.0, kami mendapatkan hasil bahwa Kualitas yang paling

Quick lock : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%, dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua

1) Peran: suatu proses dalam pelaksanaan kegiatan individu maupun kelompok. 2) Posyandu: suatu organisasi/institusi masyarakat didirikan atas dasar hukum

The complimentary close and the signature are aligned and placed near the center of the letter, two spaces below the last paragraph.. Modifed

(2) Setiap orang dilarang menolak untuk menerima Rupiah yang penyerahannya dimaksudkan sebagai pembayaran atau untuk menyelesaikan kewajiban yang harus dipenuhi dengan Rupiah dan/

Penerapan model role playing dengan media gambar seri adalah suatu cara yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan imajinasi dan menemukan jati diri

Perusahaan industri yang tidak memiliki izin usaha industri sebagaimana dimaksud dalam pasal 101 ayat (1), perusahaan industri yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana

We would appreciate if you gave us your opinion of the applicant’s academic abilities, together with some comments on his/her character and potential that he/she would be leading