• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPADA PASIEN SKIZOFRENIA DENGAN HALUSINASI DENGAR ( Studi di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROSES KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPADA PASIEN SKIZOFRENIA DENGAN HALUSINASI DENGAR ( Studi di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang)"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PROSES KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPADA PASIEN SKIZOFRENIA DENGAN HALUSINASI DENGAR

( Studi di ruang Flamboyan Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Ranidya Putri E.R NIM :08220416

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ranidya Putri E.R Tempat, tanggal lahir : Semarang, 4 Juli 1988 Nomor Induk Mahasiswa : 08220416

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:

PROSES KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPADA PASIEN SKIZOFRENIA DENGAN HALUSINASI DENGAR (Studi di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang)

Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 27 April 2012 Yang Menyatakan,

(5)
(6)

v

LEMBAR PERSEMBAHAN

“Hidup bagaikan sebuah perjalanan, dimana seseorang akan menentukan Jalan mana yang akan dipilihnya. Hanya dengan Semangat dan Kerja Keraslah

yang akan mendapatkan hasil yang terbaik. Dan hanya Keputusan dan

Tindakanmulah yang akan merubah Masa Depanmu, Sekarang atau Tidak Sama Sekali “

**Keep Moving Foward **

Assalamualaikum wr.wb

Pertama tama saya panjatkan puji syukur yang sebesar besarnya kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW selama ini telah memberikan saya kemudahan, kesehatan dan perlindungannya dalam proses pengerjaan dan penyelesaian skripsi ini, karena tanpa engkaulah, semuanya tidak akan berjalan lancar.

Kemudian terimakasih banyak kepada “my lovely family” terutama kedua orangtuaku, kakakku Aprillia Rahma, adikku Yudha Ridharta, Almarhum Nenekku, bulik Sih, Suci tersayang, yang selama ini telah banyak mendukungku dan selalu memberi motivasiku dalam mengerjakan skripsi ini. Terima kasih banyak kepada kedua dosen pembimbingku yang selama ini telah membantu dalam memperlancar dan membimbingku dalam proses pengerjakan skripsi ini Drs. Abdullah Masmuh, M.Si dan M. Himawan Sutanto, M.Si.

Terima kasih kepada pihak Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang yang telah membantu dan memberikan izin, untuk menjadi obyek dalam penelitian ini.

(7)

vi

Terima kasih kepada teman teman terbaikku, yang selama ini selalu memberikan semangat dan motivasi yang tulus kepadaku seperti, “geng manis manja... ^_^”

Fifi Sartika, Ferdiana KD, Adelia Selvina, Ria Istriana, kemudian teman temanku part timeku di UPT PMB, Dwi Nurhyas, Finda, Veri Fadli, Rizal, Mas Abbi, Izat. Teman teman KKNku “7 icon “yang masih setia menghiburku sampai sekarang Winda, Ica, Hayu, Mirna, Tuty dan Ria. dan spesial edisi Pak hamang, Pak Ermanu dan Pak Eka, AA Adit, Winda dan Habsah (Kos Adinda), Teguh, Miftah Nugraha, Mustiawan, dan Setiana You’are my best friends forever...

Terima kasih kepada “ Kamar Kosku dan laptobku”, yang selama ini selalu setia menemaniku 24 jam dalam mengerjakan semua skripsiku.

Dan terima kasih banyak kepada pihak pihak yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu, karena telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, baik bantuan yang berupa material maupun psikologis.

Karena tanpa kalian semua, skripsi ini tidak akan terwujud dan tersusun. Dukungan, nasehat, masukan, kritikan dan motivasi yang selama ini kalian berikan, telah memberikan banyak pelajaran dan masukan yang berarti. Sehingga skripsi ini bisa selesai sesuai dengan target dan diselesaikan secara maksimal.

(8)

vii

ABSTRAK Ranidya Putri E.R, 08220416

PROSES KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPADA PASIEN WANITA SKIZOFRENIA DENGAN HALUSINASI DENGAR ( Studi di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang)

Pembimbing : Drs. Abdullah Masmuh, M.Si dan M. Himawan Sutanto, M.Si (xv+133 hal + 5 tabel + 13 gambar + 7 lampiran)

Bibliografi: 21 buku,1tesis,10 internet)

Kata Kunci : Komunikasi terapeutik, Halusinasi Dengar

Komunikasi dapat dilakukan oleh siapa saja, tidak terkecuali di dalam dunia kesehatan. Skizofrenia termasuk dalam salah satu gangguan mental yang paling berat, dimana halusinasi dengar merupakan salah satu jenis gejala positif dari skizofrenia. Menurut data terakhir rekapitulasi diagnosis keperawatan RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang, pada bulan Agustus - Desember 2011 telah tercatat tingginya jumlah pasien sebanyak 835 orang dengan perubahan persepsi termasuk halusinasi dengar didalamnya.Oleh karena itu dengan perawat melakukan proses komunikasi terapeutik maka dapat membantu pasien dalam mencapai kesembuhan secara maksimal. Rumusan masalah dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana proses komunikasi terapeutik antara perawat kepada pasien skizofrenia dengan halusinasi dengar di ruang flamboyan Rumah Sakit Jiwa Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang serta untuk menganalisis model komunikasi yang sesuai dengan proses komunikasi terapeutik perawat yang diterapkan di ruang flamboyan Rumah Sakit Jiwa Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang.

Kerangka Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Penyusunan Tindakan. Dan model komunikasi yang digunakan adalah model Interaksi Wilbur Schramm. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan menekankan pada teknik wawancara dan dokumentasi kepada 7 (tujuh) orang perawat di ruang flamboyan Rumah Sakit Jiwa Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang.Sedangkan penetapan subjek penelitian menggunakan teknik purposive sampling dan proses analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik triangulasi data.

(9)

viii

kegiatan seperti, TAK (Terapi Aktivitas Kelompok), ADL (Activity Daily Living), dan Terapi Individu. Pasien dapat mengungkapkan semua masalah dan bentuk halusinasinya ketika pasien sudah merasa nyaman dan percaya kepada perawat. Oleh karena itu seorang perawat dituntut untuk memiliki pengetahuan, pengalaman dan keterampilan berkomunikasi yang cukup serta mampu memahami kondisi pasien secara baik dan mendalam. Hal ini bertujuan agar proses komunikasi terapeutik yang dilakukan perawat bisa berjalan dengan lancar dan bisa menghadapi hal hal yang tidak diinginkan dalam proses kesembuhan pasien.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa perawat harus memiliki keterampilan berkomunikasi yang baik dalam melakukan proses komunikasi terapeutik kepada pasien skizofrenia dengan halusinasi dengar, caranya yaitu melalui berbagai kegiatan dalam tindakan keperawatan jiwa yang sudah direncanakan di ruang Flamboyan. Karena jika komunikasi tersebut dilakukan dengan baik dan benar, maka tujuan kesembuhan pasien bisa tercapai terutama dalam menghilangkan stres, tingkat kecemasan dan halusinasi dengar yang dialami pasien di ruang flamboyan Rumah Sakit Jiwa Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang. Rekomendasi yang disarankan terhadap penelitian selanjutnya agar bisa melakukan penelitian dengan jangka waktu yang lebih lama lagi, agar didapatkan hasil yang lebih mendalam dan akurat, serta melakukan penelitian dengan subyek dan objek yang berbeda di dalam Rumah Sakit Jiwa Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang. Sehingga dengan adanya jenis penelitian yang beragam, maka akan semakin bertambahnya literatur dan referensi dalam kajian ilmu komunikasi, khususnya dalam ranah komunikasi kesehatan

Peneliti

Ranidya Putri E. R Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(10)

ix

ABSTRACT

Ranidya Putri E. R, 08220416

NURSES’ THERAPEUTIC COMMUNICATION PROCESS TOWARD SCHIZOPHRENIC FEMALE PATIENTS IN HEAR HALLUCINATION (Study in Flamboyan Room Dr. Radjiman Wediodiningrat Mental

Hospital Lawang)

Advisor: Drs. Abdullah Masmuh, M.Si and M. Himawan Sutanto, M.Si (xv + 133 pages + 5 tables + 13 pictures + 7 enclosures)

Bibliography: 12 books, 1 thesis, 10 web literatures)

Communication can be conducted by everybody, without exception in healthy world. Schizophrenic is included in one of hardest mental disorder in which hearing hallucination is one of positive symptoms in schizophrenia. Based on the last diagnosis data of nursing in Dr. Radjiman Wediodiningrat Mental Hospital Lawang, in August-December 2011, there have recorded the number of patients is 835 persons by perception change includes hearing hallucination. Therefore, by the nurse having therapeutic communication process then it could help patients in reaching their maximum recovery. The formulation of problems and the purposes of this study is to describe how is the process of therapeutic communication between nurse and schizophrenic patients with hearing hallucination in Flamboyan Room Dr. Radjiman Wediodiningrat Mental Hospital Lawang also to analyze the appropriate communication model for nurses’ therapeutic communication process implemented in Flamboyan Room Dr. Radjiman Wediodiningrat Mental Hospital Lawang.

Theoretical design used in this study is Treatment Arrangement Theory. Communication model used here is Wilbur Schramm Interaction model. This study uses descriptive qualitative approach by emphasizing on interview technique and documentation toward 7 (seven) nurses in Flamboyan Room Dr. Radjiman Wediodiningrat Mental Hospital Lawang. Meanwhile, the determination of subject is by using purposive sampling and data analysis process in this study is by using data triangulation technique.

(11)

x

therapeutic communication process conducted by the nurses can be conducted well and smooth and can face unpredictable occasions in the process of healing patients.

It can be concluded that nurse should have good communication skills in conducting therapeutic communication process toward schizophrenic patient by hearing hallucination; it can be conducted by many activities in mental treatment planned in Flamboyan Room. If the communication conducted in good and right, the purpose of patient recovery can be reached especially in Flamboyan Room Dr. Radjiman Wediodiningrat Mental Hospital Lawang. Recommendation suggested toward further research is for having longer study in order to get accurate and deep result, also having study by different subject and object in Dr. Radjiman Wediodiningrat Mental Hospital Lawang. By the various study, then there would be various literature and reference also in communication science review, especially in health communication.

Key words: therapeutic communication, hear hallucination

The researcher

Ranidya Putri E.R.

Approved by

Advisor I Advisor II

(12)

xi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdullilahirobbil’alamin penulis memanjatkan puji syukur kepada Allah

SWT, karena berkat kasih, rahmat dan tuntunannya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “ PROSES KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT

KEPADA PASIEN SKIZOFRENIA DENGAN HALUSINASI DENGAR (Studi di ruang Flamboyan Rumah Sakit Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang). Penelitian ini adalah suatu studi yang menggambarkan bagaimana proses komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh perawat kepada pasien skizofrenia dengan halusinasi dengar, agar mencapai tingkat kesembuhan yang maksimal.

Penulisan skripsi ini dilaksanakan utnuk melengkapi dan memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang. Hal ini juga dimaksudkan agar mahasiswa dapat memperoleh dan menambah ilmu dan referensi, khususnya dalam ranah ilmu komunikasi kesehatan.

Penulis menyadari terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari dorongan, bimbingan, bimbingan, bantuan serta doa dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Muhajir Effendi, M.AP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

(13)

xii

3. Bapak Nurudin, M.Si Ketua Departemen Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang

4. Bapak Sugeng Winarno, MA selaku dosen wali penulis

5. Bapak Abdullah Masmuh, M.Si (pembimbing I) dan M. Himawan Sutanto, M.Si (pembimbing II) yang telah membimbing dan meluangkan waktu, serta nasihat dan masukan yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh staff pengajar Departemen Jurusan Ilmu Komunikasi yang selama ini telah memberikan ilmu dan pengalaman selama belajar di Universitas Muhammadiyah Malang.

7. Kepada pihak pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, karena sudah banyak membantu memberikan semangat, saran, kritik dan motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan baik dan lancar.

Penulis berharap, semoga karya yang masih jauh dari sempurna ini dapat bermanfaat dan memberi masukan untuk pihak pihak yang memerlukan. Wassalamualaikum, wr.wb

Penulis

(14)

xiii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENRYATAAN ORISINALITAS ... iii

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... iv

LEMBAR PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.4.1 Manfaat Akademis ... 8

1.4.2 Manfaat Praktis ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi sebagai Proses Interaksi ... 10

2.2 Proses Komunikasi ... 11

2.3 Faktor faktor yang Mempengaruhi Komunikasi ... 13

2.4 Hambatan Komunikasi ... 14

2.5 Pengertian Komunikasi Terapeutik ... 15

2.6 Tujuan Komunikasi Terapeutik ... 17

2.7 Dasar Dasar Komunikasi Terapeutik ... 19

2.8 Prinsip Dasar Komunikasi Terapeutik ... 20

2.9 Tahapan Komunikasi Terapeutik ... 21

2.10 Teknik Komunikasi Terapeutik ... 25

2.11 Pengertian Skizofrenia ... 33

2.12 Tanda tanda Gejala Skizofrenia ... 36

2.13 Pengertian Halusinasi Pendengaran / Halusinasi Auditori ... 38

2.14 Faktor Penyebab Halusinasi ... 40

2.15 Pengertian Model Komunikasi ... 42

2.16 Fungsi dan Manfaat Model Komunikasi ... 45

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Karakteristik Penelitian ... 47

3.2 Fokus Penelitian ... 48

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 48

3.4 Kriteria dan Penetapan Subjek Penelitian ... 48

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 50

3.6 Analisis Data ... 52

(15)

xiv

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

4.1 Profil RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang ... 56

4.2 Visi dan Misi RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang ... 60

4.3 Layanan Jiwa RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang ... 61

4.4 Fasilitas RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang ... 62

4.5 Bagan Struktur Organisasi RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Malang ... 66

4.6 Gambaran Umum Ruangan Flamboyan ... 67

4.7 Bagan Struktur Organisasi Ruang Flamboyan ... 70

4.8 Deskripsi Subyek Penelitian ... 71

BAB V PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS 5.1 Data Informan Berdasarkan Lama Bekerja ... 76

5.2 Data Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 77

5.3 Penyajian data ... 78

5.3.1 Model Komunikasi Standart ... 80

5.3.2 Proses Komunikasi Terapeutik ... 85

5.3.3 Waktu Penanganan ... 88

5.3.4 Halusinasi Dengar ... 91

5.3.5 Metode Dasar Komunikasi Terapeutik ... 95

5.3.6 Hubungan Interaksi dengan Pasien ... 101

5.3.7 Bentuk Kegiatan Komunikasi Terapeutik ... 104

5.3.8 Feed Back Pasien ... 110

5.3.9 Kendala dalam proses Komunikasi Terapeutik ... 112

5.3.10 Keberhasilan Komunikasi Terapeutik ... 115

5.3.11 Pesan Komunikasi Terapeutik ... 117

5.3.12 Media Komunikasi yang digunakan ... 121

5.4 Implikasi Teori ... 123

5.5 Model komunikasi terapeutik perawat kepada pasien skizofrenia dengan halusinasi dengar di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Jiwa Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang ... 125

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan ... 130

6.2 Saran ... 131

6.2.1 Saran Akademis ... 132

(16)

xv

LAMPIRAN 1

Draft Pertanyaan Wawancara LAMPIRAN 2

Transkrip Hasil Wawancara LAMPIRAN 3

Lembar Pernyataan Informan LAMPIRAN 4

Lembar Data Instalasi Rekap Medis RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

LAMPIRAN 5

Dokumentasi Wawancara Informan LAMPIRAN 6

Surat Ijin Penelitian Skripsi LAMPIRAN 7

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Setiadi Imam. 2006. Skizofrenia Memahami Dinamika Keluarga Pasien. PT. Refika Aditama. Bandung

Brooker, Chris. 2009. Ensiklopedia Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Effendi, Onong Uchjana. 1992. Spektrum Komunikasi. CV. Mandar Maju. Bandung

Gail, W.Stuart. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 5. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Purwanto, Heri. 19994. Komunikasi untuk Perawat. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Imam, Setiadi Arif. 2006. Skizofrenia Memahami Dinamika keluarga Pasien. PT. Refika Aditama. Bandung

Iyus, Yosep. 2010. Keperawatan Jiwa. PT. Refika Aditama. Bandung

Keliat, Anna Budi, Akemat. 2004. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Kusumawati, Farida, dkk.2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Salemba Medika. Jakarta

Liliweri, Alo. 2005. Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan. Pustaka Pelajar. Jakarta Littlejohn, Stephen W. dan Karen, A. Foss 2009. Teori Komunikasi. Salemba

Humanika. Jakarta

Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung

Machfoedz, Mahmud. 2009. Komunikasi Keperawatan (Komunikasi Terapeutik). Ganbika. Yogyakarta.

(18)

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial (Pendekatan Kualitatif & Kuantitatif). Penerbit Erlangga. Jakarta

Nasir, Abdul, dkk. 2009. Komunikasi dalam Keperawatan: Teori dan Aplikasi. Salemba Medika. Jakarta

Suryani. 2006. Komunikasi Terapeutik Teori & Praktek. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Sutardjo. 2007. Pengantar Psikologi Abnormal. PT. Refika Aditama. Bandung Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Bandung

Departemen Kesehatan RI Direktorat Jendral Pelayanan Medik RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang, Tinjauan Asuhan Keperawatan dan Strategi Komunikasi Terapeutik

Sumber Lain:

Kholid. 2006. Analisis Penerapan komunikasi terapeutik di rumah sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang. Tesis Ilmu Kesehatan Masyarakat (Perilaku dan Promosi UGM)

http://dinkes.jatimprov.go.id/dokumen/dokumen_publikasi.html/ diakses tanggal 27 November 2011 pukul: 19.00 WIB

http://www.surya.co.id/2010/09/23/66-pasien-rsj-lawang-korban-putus-cinta/ diakses tanggal 28 November 2011, pukul: 20.49 WIB

http://www.rsjlawang.com/profil.html/,diakses tanggal 26 November 2011 pukul: 19.30 WIB

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-attinining-512 bab2. , Diakses tanggal 7 Maret 2012, pukul 00:03 WIB

http://ivanagusta.files.wordpress.com/2009/04/ivan-pengumpulan-analisis-data-kualitatif.pdf, Diakses tanggl 2 Maret 2012, pukul 22:09 WIB

http://www.scribd.com/doc/45684688/Ilmu-komunikasi. Diakses 29 Maret 2010, pukul 12:.29 WIB

(19)

http://www.scribd.com/doc/68614563/Faktor-Pesan-Dalam-Komunikasi-Persuasif, Diakses 29 Maret 2012, pukul 7:26 WIB

http://www.scribd.com/Cintya182/d/51516226/17-Unsur-Komunikasi. Diakses 29 Maret, pukul 18:34 WIB

http://ammarawirausaha.blogspot.com/2009/10/jenis-jenis-media-komunikasi-jenis.html, Diakses 30 Maret 2012, pukul 11.31 WIB

(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi senantiasa berperan penting dalam proses kehidupan. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan sosial manusia dan merupakan komponen dasar dari hubungan antar manusia. Banyak permasalahan yang menyangkut manusia dapat diidentifikasikan dan dipecahkan melalui komunikasi, tetapi banyak pula hal hal kecil dalam kehidupan manusia menjadi permasalahan besar karena komunikasi1. Oleh sebab itu komunikasi merupakan kunci utama dalam melakukan proses interaksi antar manusia. Di dalam dunia kesehatan, khususnya dalam profesi keperawatan sendiri, komunikasi juga mendapatkan peran utama dalam melaksanakan proses keperawatan. Dalam asuhan keperawatan, komunikasi ditujukan untuk mengubah perilaku klien dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal2.

Didalam profesi keperawatan, komunikasi yang digunakan oleh seorang perawat disebut dengan komunikasi terapeutik. Menurut Struart G.W. (1998)3 menyatakan bahwa, komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpersonal antara perawat dan klien, dalam hubungan ini perawat dan klien memperoleh pengalaman belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional klien.

1

Suryani, Komunikasi Terapeutik Teori & Praktek, (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,2006), p. 2

2 Ibid., p.12 3

(21)

2

Komunikasi terapeutik sendiri memandang gangguan jiwa bersumber pada gangguan komunikasi, pada ketidakmampuan pasien untuk mengungkapkan dirinya. Interaksi perawat dan pasien akan menghasilkan informasi untuk perawat tentang keadaan pasien dan pada waktu yang bersamaan, perawat dapat memberikan informasi tentang cara-cara menyelesaikan masalah dengan strategi tertentu sehingga pasien terpengaruh dan mau melakukannya untuk penyelesaian masalah pasien. Jika pasien menerima dan melakukan informasi yang diberikan oleh perawat maka perilaku pasien dapat dikatakan menuju ke arah penerimaan yang merupakan hasil utama dari tindakan keperawatan.

Menurut dr. Danardi Sosrosumihardjo, Sp. KJ dari Kedokteran Jiwa FKUI/RSCM (Republika, 18 Maret 2000), menyatakan bahwa di Indonesia sendiri jumlah penderita Skizofrenia mencapai 0,3 – 1% dan biasanya timbul pada usia sekitar 18 – 45 tahun, namun ada juga yang baru berusia 11 -12 tahun sudah menderita skizofrenia. Apabila penduduk Indonesia sekitar 200 juta jiwa, maka diperkirakan sekitar 2 juta jiwa menderita skizofrenia4. Skizofrenia adalah gangguan mental yang cukup luas dialami di Indonesia, di mana sekitar 99% pasien di Rumah Sakit Jiwa di Indonesia adalah penderita skizofrenia. Sedangkan di Jawa Timur menurut Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Studi Proporsi Gangguan Jiwa oleh Direktorat Kesehatan Jiwa, Departemen Kesehatan, di 16 kota selama kurun waktu 1996-2000

4 Imam Setiadi Arif, Skizofrenia Memahami Dinamika Keluarga Pasien, (Bandung: PT. Refika

(22)

3

menjumpai gangguan disfungsi mental (kecemasan, depresi, dsb) sebanyak 16,2 %5.

Menurut Kasubag Hukum dan Humas RSJ Radjiman Wediodiningrat Lawang, Heri Juwanto, hingga tanggal 28 Desember 2009 Jumlah RSJ Lawang mencapai 710 pasien dan sampai bulan September 2010 tercatat ada 660 pasien dari 700 pasien yang menjadi kapasitas RSJ Malang. Dari data itu besar pasien yang masuk berusia antara 18 - 60 tahun dengan latar belakang yang beraneka ragam, antara lain sekitar 60% adalah pasien yang masuk karena faktor ekonomi, 30 % lainnya disebabkan faktor susah mencari kerja, dan 10 % masuk karena putus cinta. Selain itu, asal para pasien tersebut, mayoritas dari kawasan Malang Raya , meliputi Kota Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang. Sisanya, para warga asal 31 kabupaten dan kota di Jawa Timur. Dari kawasan Malang Raya sebanyak 30 % dan sisanya dari 31 kabupaten dan kota di Jatim6.

Terkait dengan data diatas, peneliti juga akan memfokuskan penelitiannya terhadap pasien dengan gejala skizofrenia dengan halusinasi dengar (auditori) di ruang Flamboyan. Karena diperkirakan lebih dari 90% klien dengan skizofrenia mengalami halusinasi, meskipun bentuk halusinasinya bervariasi tetapi sebagian besar klien skizofrenia di rumah Sakit Jiwa mengalami halusinasi dengar. Menurut Stuart dan Sundeen mengatakan bahwa halusinasi adalah gejala sekunder dari skizofrenia dan klien dengan

5

http://dinkes.jatimprov.go.id/dokumen/dokumen_publikasi.html/diakses tanggal 27 November 2011 pukul: 19.00 WIB

6

(23)

4

skizofrenia, 70% mengalami halusinasi pendengaran dan 20% mengalami campuran halusinasi pendengaran dan halusinasi penglihatan7. Hal ini juga didukung dengan adanya data terakhir dari Badan Rekap Medis pada rekapitulasi diagnosis keperawatan Rumah Sakit Jiwa Radjiman Wediodiningrat Lawang, pada bulan Agustus – Desember 2011 sudah tercatat 835 pasien dengan perubahan persepsi termasuk halusinasi dengar didalamnya yang telah masuk dan menjalani rawat inap di Rumah Sakit Jiwa.

Halusinasi sendiri merupakan bentuk yang paling sering dari gangguan persepsi. Bentuk halusinasi ini bisa berupa suara suara yang bising atau mendengung, tapi yang paling sering berupa kata kata yang tersusun dalam bentuk kalimat yang agak sempurna. Biasanya kalimat tadi membicarakan mengenai keadaan pasien sedih atau yang dialamatkan pada pasien itu. Akibatnya pasien bisa bertengkar atau bicara dengan halusinasi itu. Bisa pula pasien terlihat seperti bersikap dalam mendengar atau bicara keras keras seperti bila ia menjawab pertanyaan seseorang atau bibirnya bergerak gerak. Kadang kadang pasien menganggap halusinasi datang dari setiap tubuh atau diluar tubuh8.

Rumah Sakit Jiwa Radjiman Wediodiningrat Lawang merupakan salah satu lembaga pelayanan kesehatan jiwa yang unggul di Jawa Timur yang beralamatkan di Jl. Jend. Achmad Yani, Lawang, Malang, Jawa Timur. RSJ Lawang dibuka secara resmi pada tanggal 23 Juni 1902. Berdasarkan

7 Iyus Yosep, Keperawatan Jiwa edisi revisi, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2010), p.217

8

(24)

5

Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI. No. : 135/SK/MENKES/IV/1978, tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa, bahwa Rumah Sakit Jiwa Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang adalah Unit Organisasi dilingkungan Departemen Kesehatan yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Pelayanan Medik. Pada bulan Januari 2005 RSJ. dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang berhasil memperoleh Sertifikat ISO 9001 : 2000 dalam bidang Manajemen, Pelayanan RSJ dan Keswamas untuk jangka waktu 3 Tahun sampai dengan Desember 2007, untuk Tahun 2008 telah dilakukan sertifikasi ulang, dan pada tanggal 8 April 2008 dari Badan. Sertifikasi SGS untuk periode 3 tahun kedua9.

Komunikasi terapeutik yang diterapkan oleh seorang perawat, merupakan salah satu bentuk dari penerapan komunikasi dibidang kesehatan. Dimana studi mengenai komunikasi kesehatan ini pada dasarnya menghubungkan studi komunikasi dengan kesehatan. Pengetahuan komunikasi kesehatan, terutama hasil komunikasi kesehatan yang efektif, dapat membantu kita untuk meningkatkan kesadaran tentang resiko dan solusi terhadap masalah kesehatan yang sedang dihadapi masyarakat, juga dapat memberikan motivasi agar masyarakat dapat mengembangkan keterampilan untuk mengurangi resiko tersebut.

Jika kita melihat kembali terhadap penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Kholid dalam tesisnya yang bejudul, “Analisis Penerapan komunikasi terapeutik di rumah sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat

9

(25)

6

Lawang”, telah dihasilkan bahwa dari 78 sample perawat yang diambil pada kenyataannya terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku perawat dalam penerapan komunikasi terapeutik. Selalin itu didapatkan juga bahwa pengetahuan dan keikutsertaan pelatihan memberikan sumbangan yang sangat bermakna terhadap penerapan komunikasi terapeutik, sedangkan pada sikap perawat tidak memberikan sumbangan yang bermakna terhadap penerapan komunikasi terapeutik, karena harus menhadapi situasi dan kondisi pasien yang buruk10

Melihat data dan fenomena diatas maka peneliti akan mengambil judul “PROSES KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPADA PASIEN SKIZOFRENIA DENGAN HALUSINASI DENGAR ( Studi di ruang Flamboyan Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang) “, karena fenomena tersebut sangat menarik untuk diteliti. Dengan pengalaman, pengetahuan dan teknik komunikasi terapeutik yang harus dimiliki oleh seorang perawat sangatlah berperan penting bagi kesembuhan para pasien dengan halusinasi dengar, khususnya di ruang flamboyan dan komunikasi terapeutik sendiri merupakan bagian dari komunikasi interpersonal yang bergerak di dalam bidang komunikasi kesehatan dimana, setiap perawat wajib menggunakannnya dengan pasien. Oleh sebab itu dengan menjalin komunikasi terapeutik setidaknya bisa membantu proses penyembuhan pasien yang semakin meningkat setiap tahunnya.

10 Kholid, Analisis Penerapan komunikasi terapeutik di rumah sakit Jiwa Dr. Radjiman

(26)

7

Selain itu pentingnya penelitian ini dimasa depan adalah agar masyarakat awam bisa mempelajari dan mengetahui pentingnya komunikasi terapeutik yang sudah diterapkan oleh RSJ, sehingga kedepanya, masyarakat yang menemui orang lain atau keluarga yang memiliki gangguan tersebut tidak mendeskriminasikan atau mengasingkannya di lingkungan masyarakat. Karena pada dasarnya dengan menjalin komunikasi yang baik, maka ancaman yang dibayangkan masyarakat mengenai penderita skizofrenia, khususnya yang mengalami halusinasi dengar selama ini tidaklah semuanya benar.

Kemudian hasil penelitian ini, juga akan menambah lagi data mengenai komunikasi kesehatan, baik di instansi terkait dan pada jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang, dimana saat ini dengan teknologi yang semakin maju dan canggih telah banyak bermunculan media media online, elektronik maupun cetak dan aplikasi yang menarik untuk menyebarkan pentingnya kesehatan bagi setiap individu. Dan segala informasi mengenai komunikasi kesehatan bisa diakses dan bisa disebarluaskan ke seluruh dunia dengan mudah dan praktis.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan oleh peneliti diatas, maka rumusan masalah yang dapat ditarik adalah sebagai berikut :

(27)

8

2. Bagaimana model komunikasi terapeutik perawat kepada pasien skizofrenia dengan halusinasi dengar di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Jiwa Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana proses komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh perawat terhadap pasien skizofrenia dengan halusinasi dengar di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Jiwa Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang.

2. Selain itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui model komunikasi terapeutik yang sesuai antara perawat kepada pasien skizofrenia dengan halusinasi dengar di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Jiwa Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat akademis

(28)

9

dengar di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Jiwa Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang.

1.4.2 Manfaat Praktis

Referensi

Dokumen terkait

penetapan kadar abu ekstrak dan penetapan kadar senyawa yang larut dalam etanol. sedangkan untuk simplisia dilakukan penetapan kadar abu simplisia

According to results observed that the adsorption capacity of silica 65% is greatest, the increase of ratio of chitosan in adsorbent increasing ability to adsorbent to adsorb Cd 2+

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui struktur komunitas dasar terumbu karang di perairan Kepulauan Seribu kawasan Pulau Pramuka yang meliputi penutupan terumbu

Pada Gambar 6 peneliti melakukan filter pada flag kosong dapat dilihat sama seperti serangan FIN dan XMAS serangan NULL memiliki beberapa pola yang berbeda yang terletak

Guru dengan kualifikasi pendidikan S - 1 pendidikan akuntansi dengan pengalaman mengajar 3 - 9 tahun cenderung memiliki kompetensi pengetahuan yang lebih baik; (2)

Pengaruh Fermentasi Kulit Pisang Dengan Mikroorganisme Lokal (Mol) Pada Lama Pemeraman Dan Sumber Mol Yang Berbeda Terhadap Kandungan Fraksi Serat Sebagai Pakan

Air yang masuk ke dalam tanah ini kemudian menjadi air cadangan (sumber air). Air cadangan akan selalu ada apabila daerah peresapan air selalu tersedia. Daerah resapan air terdapat

Latar Belakang Pendidikan Kepala Daerah, Ukuran DPRD, dan Komposisi DPRD berpengaruh terhadap Ketepatan Waktu dalam menetapkan APBD, namun Size Pemerintah Daerah dan