• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MENGGUNAKAN MEDIA MAKET PADA SISWA KELAS III MI AL MA’ARIF KARANGKEPOH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 20141015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MENGGUNAKAN MEDIA MAKET PADA SISWA KELAS III MI AL MA’ARIF KARANGKEPOH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 20141015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

2

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI

KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI

MENGGUNAKAN MEDIA MAKET PADA SISWA

KELAS III MI AL MA’ARIF KARANGKEPOH

KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2014/1015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Disusun Oleh :

UMMI HARLITA

11510036

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(3)
(4)
(5)
(6)

iv MOTTO

“Bukan keggalan yang akan menghalangimu menuju apa

yang kau harapkan melainkan sebuah pelajaran yang akan

menghantarkanmu menuju apa yang kamu inginkan”

Oleh: Guruh Hadi Susilo

PERSEMBAHAN

Skripsiinipenulispersembahkankepada :

 Bapakku tercinta Jumali dan ibundaku Muthi’ah yang tak henti hentinya mendo’akan aku dan mendorongku menyelesaikan skripsi ini.

 Adik-adikku Widya Utami, Gumilang Ali Mahfuzh, dan In’am Ali Mahfuzh tersayang yang senantiasa menghiburku ketika penat, selalu memberikan keceriaan disetiap suasana.

 B ulekku Rakhma Nur Ariati Khusna yang telah banyak membantuku dalam menyelesaikan media dan senantiasa memberiku wejangan serta semangat.

Guruh Hadi Susiloyang selalu memberiku semangat dan motivasi.

(7)

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat dan Karunia-Nya sehingga penulisandapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tetap terlimpah kan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat-sahabatnya dan orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah di IAIN Salatiga. Judul yang penulis ajukan adalah PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MENGGUNAKAN MEDIA MAKET PADA SISWA

KELAS III MI AL MA’ARIF KARANGKEPOH BOYOLALI TAHUN

PELAJARAN 2014/2015.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini dengan senang hati menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Dr.RahmatHariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

(8)

vi

4. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah rela menyisihkan waktunya untuk membimbing dengan penuh kebijaksanaan dan memberi petunjuk-petunjuk dan dorongan-dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak/Ibu dosen yang telah mencurahkan pengetahuan dan bimbingan selama penulis kuliah sampai menyelesaikan skripsi ini.

6. Kepala sekolah MI Al Ma’arif Karangkepoh Ibu Jariyah, S.Pd.I beserta guru dan karyawan, yang berkenan memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian di MI Al Ma’arif Karangkepoh.

7. Siswa-siswi kelas III MI Al Ma’arif Karangkepoh yang sudahberkenanmenjadisubjekpenelitiandanmengikutijalannyapenelitiandenga nsungguh-sungguh.

8. Bapakku tercinta Jumali, Ibunda tercinta Muthi’ah, adik-adikku tersayang Widya Utami, Gumilang Ali Mahfuzh, In’am Ali Mahfuzh yang telah mencurahkan kasih sayang, memberiksn motivasi, semangat dan dorongan, serta tidak henti mendo’akan penulis dalam menempuh studi dan mewujudkan cita-cita.

(9)

vii

sebagai bekal mengarungi kehidupan di alam nyata. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih perlu penyempurnaan baik dari isi maupun metodologi. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini.

(10)

viii ABSTRAK

Harlita, Ummi. 2015. Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Kenampakan Permukaan Bumi Menggunakan Media Maket Pada Siswa Kelas III MI

Al Ma’arif Karangkepoh Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran

2014/2015). Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, Pembimbing Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.

Kata Kunci:PrestasiBelajar IPA dan Media Maket

Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa pada matapelajaran IPA materi kenampakan permukaan bumi pada siswa kelas III di MI Al Ma’arif Karangkepoh, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III MI Al Ma’arif Karangkepoh berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Prosedur Pelaksanaan Tindakan Kelas dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Penelitian yang dilaksanakan diperoleh hasil sebagai berikut; prestasi belajar siswa mengalami peningkatan pada tiap siklus. Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) matapelajaran IPA yang sudah ditetapkan di MI Al Ma’arif Karangkepoh adalah 65.Pada siklus I dari20 siswa kelas III setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan media maket yang berhasil mencapai Kreteria Ketuntasan Minimal adalah 13 siswa (65%). Pada siklus II mengalami peningkatan 20% dari siklus I menjadi 17 siswa (85%). Hasil ini diperoleh dari nilai akhir pembelajaran baik dari siklus I maupun siklus II.

(11)

ix

PENGESAHAN KELULUSAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK...viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar BelakangMasalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Hipotesis Penelitian... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. DefinisiOperasional ... 6

G. Metodologi Penelitian ... 9

(12)

x

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 16

A. Prestasi Belajar ... 16

B. Pembelajaran IPA ... 24

C. Media Pembelajaran ... 27

D. Kenampakan Permukaan Bumi ... 39

E. Kaitan Pembelajaran IPA dan Media Maket ... 43

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ... 44

A. Subjek Penelitian... 44

B. Diskripsi Pelaksanaan Siklus ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Prestasi Belajar Siswa ... 55

B. Pembahasan ... 58

BAB V PENUTUP... 61

A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA...63

(13)

xi

DAFTAR TABEL

TABEL 3.1 Data Tenaga Pendidik ... 46

TABEL 3.2 Data Siswa ... 47

TABEL 3.3 Data siswa ... 47

TABEL 4.1 Prestasi Belajar Siswa Siklus I ... 56

TABEL 4.2 Prestasi Belajar SiswaSiklus II ... 58

(14)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) siklus I...66

Lampiran 2 RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) siklus II ...72

Lampiran 3 Lembar soal pre tes siklus I...78

Lampiran 4 Lembar soal post tes siklus I...79

Lampiran 5 Lembar soal pre tes siklus II...80

Lampiran 6 Lembar soal post tes siklus II...81

Lampiran 3 Lembar soal siswa pre tes siklus I...82

Lampiran 6 Lembar soal siswa post tes siklus I...83

Lampiran 3 Lembar soal siswa pre tes siklus II...84

Lampiran 6 Lembar soal siswa post tes siklus II...85

Lampiran7 Lembar Pengamata Guru siklus I...86

Lampiran8 Lembar Pengamatan Guru siklus II...88

Lampiran9 Lembar Pengamatan Siswa siklus I...89

Lampiran10 Lembar Pengamatan Siswa siklus II...90

Lampiran11 Dokumentasi...92

Lampiran12 Surat Ijin Penelitian...102

Lampiran13 Surat Keterangan Penelitian...103

Lampiran14 Lembar Konsultasi...104

Lampiran15 Nilai SKK...105

(15)

1 tingkat Sekolah Dasar namun sampai tingkat Menengah keatas dan Perguruan Tinggi. Pembelajaran IPA di tingkat Sekolah Dasar dipelajari untuk menanamkan konsep pengetahuan alam, baik alam sekitar maupun seluruh jagad raya.

Anjuran bagi para guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA adalah menempatkan aktifitas nyata siswa (anak) dengan berbagai objek yang dipelajari (Sumaji dkk, 1998: 112) . Kegiatan ini dapat dimunculkan dengan melihat secara langsung suatu peristiwa di lingkugan sekitar atau dengan benda tiruan sehingga akan menimbulkan rasa ingin tahu yang lebih dan secara tidak langsung akan menjadikan pembelajaran lebih efektif. Maslikhah dan Peni (2009: 1), mengungkapkan bahwa manusia mempunyai rasa ingin tahu (curocity) terhadap segala sesuatu di alam semesta.

(16)

2

2012: 18). Maka dalam pembelajarna IPA di tingkat Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah seharusnya menggunakan benda-benda yang real dalam menjelaskan suatu keadaan atau peristiwa alam sehinnga lebih menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.

Namun hal tersebut berbanding terbalik pada kenyataan yang dilapangan. Hal ini dikarenakan kurang variatifnya guru dalam menyajikan materi pelajaran sehingga rasa ingin tahu siswa terhadap pelajaran khususnya IPA kurang. Seperti pada MI Al Ma’arif Karangkepoh yang peneliti gunakan sebagai tempat penelitian khususnya pada siswa kelas III MI Al Ma’arif Karangkepoh yang dijadikan subjek penelitian, dalam proses pembelajaran kelas III mata pelajaran IPA khususnya materi Kenampakan Permukaan Bumi belum menggunakan media sebagai gambaran real dalam menyajikan materi. Padahal siswa kelas III usianya rata-rata 9 tahun yang berarti termasuk dalam tahap usia berfikir konkrit. Sehingga situasi ini menjadikan siswa bosan, tidak memperhatikan penjelasan materi dari guru, akibatnya pembelajran akan menjadi pasif dan monoton dan hal ini juga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

(17)

3

Sesuai dengan teori tersebut bahwa penggunaan dirasa tepat.akan tetapi dari berbagai media salah satu yang tepat untuk mengajarkan materi Kenampakan Permukaan bumi adalah Media Maket. Media Maket merupakan media yang dapat menyajikan secara real lewat benda tiruan dari suatu objek yang nyata.

Melalui penggunaan maket siswa dapat secara langsung melihat keadaan permukaan bumi sehingga siswa menjadi tertarik dan mempunyai rasa ingin tahu yang lebih untuk mengikuti pelajaran sehingga antusias dalam mengikuti pelajaran karena maket atau yang biasa dikenal media tiga dimensi dapat memberikan gambaran secara nyata sehingga siswa tidak bosan dalam mengikuti pelajaran dan secara tidak langsung akan menjadikan siswa lebih faham tentang materi yang disampaikan guru dan juga akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.

(18)

4 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang akan dibahas yaitu :

“Apakah penggunaan media maket dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi Kenampakan Permukaan Bumi pada siswa kelas III di MI Al Ma’arif Karangkepoh Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015?”

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah : untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar IPA dengan menggunakan media maket materi Kenampakan Permukaan Bumi pada siswa kelas III di MI Al-Ma’arif Karangkepoh Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan

Menurut Suharsimi Arikunto hipotesis adalah jawaban ysng bersifat semantara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2010: 110)

(19)

5

kelas III di MI Al-Ma’arif Karangkepoh Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan media maket dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator tersebut adalah ada peningkatan prestasi belajar pada nilai tes siswa dan keaktifan belajar secara berkelanjutan dari siklus I, ke siklus II, berhenti apabila kelulusan sudah mencapai 80% siswa memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar lebih dari 65.

E. Manfaat Penelitian

Perbaikan pembelajaran mata pelajaran ilmu pengetahuan alam melalui PTK ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru selaku peneliti, siswa, institusi, maupun pendidikan secara umum. Secara rinci, manfaat penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Manfaat teoritik

Penelitian ini dapat memberikan ilmu, pengalaman dan memberikan informasi yang menjadi solusi bagi guru atau pendidik dalam masalah pembelajaran, khususnya dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam terutama dalam meningkatkan prestasi balajar IPA menggunakan Media Maket.

2. Secara Praktis

(20)

6

memberikan terobosan baru strategi pembelajaran yang dapat diterapkan di tingkat dasar.

b. Manfaat bagi siswa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, dapat meningkatkan kreativitas siswa dan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

c. Manfaat bagi Guru dapat menjadi referensi tambahan untuk lebih variatif, kreatif dalam membuat atau menggunakan media yang sesuai dengan materi.

F. Definisi Operasional

Untuk mendapatkan kejelasan judul di atas, penulis memberikan definisi operasional untuk menjaga kesalah fahaman dalam memahami judul yang dibuat penulis. Adapun istilah-istilahnya sebagai berikut: 1. Prestasi belajar

Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatic. Kemudian dalam bahasa Indonesia berarti “hasil usaha”. Istilah “prestasi belajar” (achievement) berbeda dengan “hasil belajar” (Learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan

(21)

7

Jadi prestasi belajar adalah sebuah hasil usaha yang di poeroleh seseorang.

2. Ilmu Pengetahuan Alam

IPA merupakan suatu ilmu teoritis, tetapi teori tersebut didasarkan atas pengamatan percobaan-percobaan terhadap gejala-gejala alam sedangkan Ilmu pengetahuan Alam adalah ilmu yang memelajari alam dengan segala isinya (Ahmadi dan Supatmo, 2008: 6). Pembelajaran IPA dalam skipsi ini difokuskan pada materi Kenampakan Permukaan Bumi pada siswa kelas III MI Al-Ma’arif Karangkepoh.

3. Maket

Maket (model) dikenal sebagai media tiga dimensi yang digunakan dalam pembelajaran. Maket adalah tiruan tiga dimensi dari beberapa objek nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang, atau terlalu ruwet, untuk dibawa kedalam kelas dan dipelajari siswa dalam wujud aslinya (Sudjana dan Rivai, 2002: 156). 4. Kenampakan Permukaan Bumi

1. Permukaan bumi

Permukaan bumi terdiri dari daratan dan sebaran air. Seluruh permukaan bumi ridaklah rata. Cekungan dan tonjolan selalu ada a. Daratan

(22)

8

1) Pegunungan memiliki beberapa puncak yang disebut gunung. Gunung ada dua macam yaitu gunung berapi dan gunung mati.

2) Dataran tinggi namun lebih rendah dari gunung disebut bukit, dan bukit yang banyak disebut perbukitan.

3) Dataran ketinggian yang tidak mencolok.

4) Lembah lebih rendah dari daratan, lembah ada dua jenis yaitu ngarai dan jurang (Haryanto, 2012: 158-159).

b. Sebaran air

1) Sungai adalah aliran air yang besar di daratan 2) Danau adalah genagan air yang luas

3) Rawa adalah genangan air yang tidak dalam 4) Laut adalah wilayah sebaran air yang sangat luas

5) Palung laut jurang yang curam yang berada di dalam laut 6) Teluk adalah laut yang menjorok ke darat

(23)

9

9) Samudra adalah laut yang sangat luas dan sangat dalam (Haryanto, 2012: 160-161).

G. Metodologi Penelitian 1. Rencana Penelitian

Penelitian ini menggunakan PTK. Penelitian Tindakan Kelas merupakan istilah dari bahasa Inggris yaitu Classrom Action Research yang berarti penelitian yang dilakukan didalam kelas yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.. Menurut Suharsimi Arikunto PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran (Arikunto dkk, 2008: 58).

2. Subjek Penelitian a. Subjek Penelitian

subyek penelitian adalah siswa kelas III MI Al-Ma’arif Karangkepoh yang berjumlah 20 siswa.

b. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di MI AL Ma’arif Karangkepoh, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali.

c. Waktu Penelitian

(24)

10 3. Langkah-langkah Penelitian

Menurut Arikunto dkk (2008: 16) mengemukakan terdapat empat tahapan yang lazim dilalui yaitu, (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Adapun bagan dan penjelasan masing-masing tahap sebagai berikut.

Gambar 1.1 Empat Langkah Tindakan PTK Arikunto dkk (2008: 16)

a. Perencanaan (planning)

Tahap ini merupakan langkah awal yang harus dilakukan peneliti sebelum melakukan rangkaian kegiatan yang lain. Kegiatan yang dilakukan adalah:

(25)

11

1. Menyiapkan perencanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan media maket.

2. Menyiapkan materi dan sumber belajar 3. Menyusun daftar pertanyaan

4. Menyiapkan perlengkapan media maket yang akan digunakan.

5. Menyusun lembar pengamatan pembelajaran untuk menilai siswa.

6. Menyusun lembar pengamatan kegiatan guru selama pembelajaran berlangsung.

7. Menyusun tes formatif untuk evaluasi siswa. b. Tindakan (action)

Merupakan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan tahap perencanaan.

c. Pengamatan (observation)

Pada tahap ini segala aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran diamati, dicatat, dan dinilai oleh peneliti mulai dari penyajian materi oleh guru dalam menggunakan media maket, dan penyerapan siswa terhadap materi yang disampaikan menggunakan media tersebut.

d. Refleksi (reflektion)

(26)

12

Selanjutnya akan ditindaklanjuti pada perubahan siklus selanjutnya.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian tindakan ini adalah:

a. Pedoman pengamatan digunakan untuk mengamati segala aktivitas dan kegiatan guru dan siswa selama penelitian pembelajaran pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

b. Tes atau soal formatif yang digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar setelah menggunakan media maket.

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai materi kenampakan permukaan bumi mengunakan maket

d. Silabus materi kenampakan permukaan bumi e. Materi pelajaran Kenampakan Permukaan Bumi 5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan proses dalam mendapatkan data yang relevan. Untuk itu peneliti menggunakan teknik:

a. Pengamatan (observation)

(27)

13

peneliti dapat melihat tahap pembalajaran sesuai atau tidak dengan perencanaan.

b. Tes / soal formatif

Tes formatif dimaksudkan untuk memantau kemajuan belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung untuk memberikan balikan (feed back) bagi penyempurnaan program pembalajaran serta mengetahui kelemahan-kelemahan yang memerlukan perbaikan.

c. Dokumentasi

Dalam buku karya Paizaluddin dan Ermalinda (2013: 135) Lexy J Moleong mengatakan bahwa “ Dokumen yang sudah lama digunakan penelitian sebagai sumber karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan bahkan untuk meramalkan”.

6. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis reflektif, analisis ini dilakukan setiap siklusnya berdasarkan hasil dari penelitian yang terekam dalam tes, pengamatan dan instrumen yang lain. Analisis refleksi dilakukan bersama guru kelas III MI Al-Ma’arif Karangkepoh, sebagai proses untuk menjawab hipotesis dan menemukan program yang sesuai pada siklus selanjutnya. Peneliti juga menggunakan analisis deskriptif yang berupa:

P = 𝐹

(28)

14 Keterangan:

P : Persentase

F : Frekuensi

N : Jumlah siswa (Djamarah, 2000: 225-226).

H. Sistematika Penulisan

Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam menikuti penyajian data peneliti maka penulis paparkan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : Berisi pendahuluan yang mencakup: Latar belakang, penegasan istilah rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan BAB II: Berisi kajian pustaka yang mencakup: Prestasi belajar siswa

(29)

15

BAB III : Pelaksanaan Penelitian mencakup: Subjek penelitian, deskripsi pelaksanaan siklus I,dan deskripsi pelaksanaan siklus II.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, mencakup: Deskripsi paparan per siklus meliputi, deskripsi paparan siklus I, deskripsi paparan siklus II.

(30)

16 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor (Djamarah, 2011: 13)

Belajar itu merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya (Sardiman, 2014: 20)

Dari kedua pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku hasil pengalaman individu yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisiologis atau kematangan

2. Ciri-ciri Belajar

Dalam buku Hamdani (2011: 22), Darsono mengemukakan ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut:

a. Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan. Tujuan ini digunakan sebagai arah sekaligus tolok ukur keberhasilan belajar. b. Belajar merupakan pengalamannya sendiri, tidak diwakilkan

(31)

17

c. Belajar merupakan proses interaksi antara individu dengan lingkungan tertentu. Keaktifan ini dapat terwujud karena individu mempunyai berbagai potensi untuk belajar.

d. Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar. Perubahan tersebut bersifat integral, artinya perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Belajar merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku subjek belajar, ternyata banyak faktor yang mempengaruhinya. Dari sekian banyak faktor yang berpengaruh, secara garis besar dapat dibagi dalam klasifikasi faktor intern (dari dalam) diri sisubjek dan faktor ekstern (dari luar) dari subjek belajar (Prasetyo dkk, 2014: 45).

a. Kondisi Internal

1). Kondisi Psikis : Kemampuan intelektual, emosional. 2). Kondisi Sosial : Kemampuan bersosialisasi dengan

lingkungan. b. Kondisi eksternal

1) Variasi dan tingkat kesulitan materi belajar. 2) Tempat belajar

3) Iklim

4) Suasana lingkungan

(32)

18

Faktor yang mempengaruhi belajar dan memiliki peranan penting adalah faktor psikologis. Thomas F. Staton, sebagaimana dikutip oleh Sardiman, (2014: 39-47), menguraikan enam macam faktor psikologis itu, antara lain:

a. Motivasi

Seseorang aka berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilh yang yang disebut dengan motivasi. Motivasi meliputu dua hal : (1) mengetahui apa yang akan dipelajar; dan (2) memehami mengapa hal tersebit patut dipelajari.dua unsur motivasi inilah sebagai dasar permulaan yang baik untuk belajar sebab tangpa motivasi tidak mengerti apa yang akan dipelajaridan tidak memahami mengapa hal itu perlu dipelajari.

b. Konsentrasi

(33)

19 c. Reaksi

Dalam kegiatan belajar unsur fisik maupun mental, sebagai wujud reaksi.pikiran dan otot-ototnya harus dapat bekerja secara harmonis, sehingga subjek belajar itu bertindan atau melakukannya. Belajar harus aktif tidak sekedar apa adanya, menyerah pada lingkungan, tetapi harus dipandangn sebagai tantangan yang memerlukan reaksi.

d. Organisasi

Belajar dapat dikatakan sebagai kegiatan mengorganisasikan, menata, atau menempatkan bagian-bagian bahan pelajaran kedalam suatu kesatuan pengertian. Hal semacam inilah yang dapat membuat seseorang belajar akan lebih mengerti dan lebih jelas, tetapi mungkin juga bertambah bingung. Dalam hal ini dibutuhkan keterampilan mental untuk mengorganisasikan (stimulus, fakta-fakta, ide-ide). Untuk membantu siswa agar cepat dapat mengorganisasikan fakta atau ide dalam pikirannya, maka diperlukan perumusan tujuan yang jelas dalam belajar. Dengan demikian akan terjadi proses yang logis.

e. Pemahaman

(34)

aplikasi-20

aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa dapat memahami suatu situasi memahami juga tujuan akhir dari setiap belajar.

Memahami tidak bisa dilepaskan dari unsur psikologi lain denagn motivasi, konsentrasi dan reaksi.

f. Ulangan

Setiap orang dapat lupa penyelidikan menunjukkan bahwa sehari sesudah para siswa mempelajari sesuatu bahan pelajaran ayau mendengarkan suatu ceramah, mereka banyak melupakan apa yang telah mereka peroleh selama jam pelajaran tersebut. Untuk mengatasi kelupaan, diperlukan kegiatan “ulangan”. Mengulangi atau mempelajari kembali apa yang sudah sudah dipalajari, maka kemungkinan untuk mengingat bahan pelajaran menjadi lebih besar.

Terdapat rumusan-rumusan lain mengenai dorongan untuk belajar, adapun klasifikasi faktor psikologi dalam belajar itu adalah:

a. Perhatian, maksudnya pemusatan energi psikis yang tertuju kepada suatu objek pelajaran atau dapat dikatakan sebagai banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai aktivitas belajar. b. Pengamatan, adalah cara mengenal dunia riil, baik dirinya

sendiri maupun lingkungan dengan segenap panca indra.

(35)

21

d. Fantasi, adalah kemampuan untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru berdasarkan yang ada, atau dapat dikatakan sebagai suatu fungsi yang memungkinkan yang individu untuk berorientasi dalam ajaran imajiner, menerobos dunia realitas. Dengan fantasi ini,maka dalam belajar akan memiliki wawasan yang lebih longgar karena dididik untuk memahami diri atau pihak lain.

e. Ingatan, secara teoritis ingatan akan berfungsi:(1) Mencampakan atau menerima kesan-kesan dari luar. (2) menyimpan kesan. (3) memproduksi kesan. Hal ini sekaligus untuk menghindari kelupaan .

f. Berfikir, adalah aktivitas siswa untuk dapat merumuskan pengertian, menyintesis, dan membuat kesimpulan.

g. Bakat, adalah salah satu kemampuan untuk melakukan suatu kegiatan dan sudah ada sejak manusia itu ada.

h. Motif,

Hal-hal tersebut di atas adalah bagian dari sekian faktor pendoronguntuk belajar (Sardiman, 2014: 39-47)

4. Prinsip belajar

Pertama, prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perilaku-perilaku

sebagai hasil belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

(36)

22

b. Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya. c. Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.

d. Positif atau berakumulasi

e. Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan. f. Permanen atau tetap, sebagaimana dikatakan oleh Wittig,

belajar sebagai any relatively permanent change in an organism’s behavioral reperoire that accurs as a result of

experience.

g. Bertujuan dan terarah

h. Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan

Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong

kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistematik yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada

dasarnya adalah hasil dari interaksi antara siswa dengan lingkungannya (Suprijono, 2011: 4).

5. Pengertian Prestasi Belajar

(37)

23

Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik. Setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan (Hamdani, 2011: 138).

Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil pengukuran siswa untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan siswa.

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu.

Yang tergolong faktor internal adalah:

a. Faktor jasmani (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.

b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas:

1). Faktor intelektif yang meliputi:

a) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.

(38)

24

2). Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri.

c. Faktor kematangan fisik maupun psikis. Yang tergolong faktor eksternal, ialah: 1). Faktor sosial yang terdiri atas:

a). Lingkungan keluarga

3). Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim.

4). Faktor lingkungan spiritual atau keamanan (Ahmadi, 2004: 138).

B. Pembelajara Ilmu Pengetahuan Alam 1. Pengertian IPA

(39)

25

bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Proses pembalajaran IPA menekankan pada pmberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah (Trianto, 2007: 99-100).

2. Hakikat IPA

Dalam buku karya Trianto (2007: 100), Puskur berpendapat hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu: pertama, sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur ytang benar; IPA bersifat open ended; kedua, proses: metode ilmiah meliputi meliputi penyusunan hipotesis, perencanaan eksperimen atau perobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan; ketiga’ produk: berupa fakta, prinsip, teori dan hukum; dan Keempat, aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.

3. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran IPA

(40)

26

a. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran

Pembelajaran IPA hendaknya disajikan dalam keadaan yang utuh dan tidak parsial.

b. Meningkatkan minat dan motivasi

Pembelajaran IPA dapat mempermudah dan memotivasi siswa untuk mengenal, menerima, menyerap, dan memahami keterkaitan atau hubungan antara konsep pengetahuan dan nilai atau tindakan yang termuat dalam tema tersebut.

c. Beberapa kompetensi dapat dicapai sekaligus.

Model pembelajaran IPA dapat menghemat waktu, tenaga,dan sarana, serta biaya karena pembelajaran beberapa kompetensi dasar dapat diajarkan sekaligus.

Fungsi IPA pada kurikulum 2013 adalah menumbuhkan perasaan senang bagi siswa untuk belajar, menumbuhkan kesadaran diri siswa untuk belajar karena merasa bahwa belajar suatu kebutuhan bukan paksaan, dan meningkatkan kekreatifan guru dalam menyampaikan pelajaran (Herwanti, 2013: 2)

4. Tujuan Pembelajaran IPA di SD/MI

(41)

27

Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam, Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan dan Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. (Arinil, 2011: 1)

C. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media pembelajaran

Kata “media” berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”dengan demikian media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan (Djamarah, 2006: 120).

(42)

28 2. Fungsi Media

Media pembelaajaran memiliki nilai praktis yaitu sebagai berikut: Pertama, media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang

dimiliki siswa.

Kedua, media dapat mengatasi batas ruang kelas. Hal ini terutama

untuk menyajikan bahan belajar yang sulit dipahami secara langsung oleh siswa. Dalam kondisi ini media dapat berfungsi untuk:

a. Menampilkan objek yang terlalu besar untuk dibawa kedalam kelas.

b. Memperbesar serta memperjelas objek yang terlalu kecil yang sulit dilihat oleh mata telanjang, seperti sel-sel butir darah/molekul bakteri dan sebagainya.

c. Mempercepat gerakan sesuatu proses yang terlalu lamnbat sehingga dapat dilihat dapat dilihat dalam waktu yang lebih cepat. d. Memperlambat proses yang terlalu cepat.

e. Menyederhanakan suatu objek yang terlalu kompleks.

f. Memperjelas bunyi-bunyian yang sangat lemah sehingga dapat di tangkap oleh telinga.

Ketiga, media dapat memungkinkan terjadi interaksi langsung antara

peserta dengan lingkungan.

Keempat, media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan.

(43)

29

Keenam, media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang

peserta untuk belajar dengan baik.

Ketujuh, media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.

Kedelapan, media dapat mengaontrol kesempatan belajar siswa.

Kesembilan media dapat memberika pengalaman yang menyeluruh

(Sanjaya, 2006: 171-172). 3. Maket

a. Pengertian Maket (Model)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Maket adalah miniatur yang terbuat dari kertas, kayu, tanah liat, dan sebgainya (gunung, kapal, pesawat terbang, dan sebagainya) (Alwi, 2007: 702).

Model adalah tiruan tiga dimensional dari beberapa objek nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang, atau terlalu ruwet untuk dibawa kedalam kelas dan dipelajari siswa dalam bentuk aslinya (Sudjana dan Rivai, 2002: 156).

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa maket (model) adalah barang tiruan tiga dimensi yang diperkecil.

b. Jenis-jenis Maket

(44)

30

mempunyai ukuran yang persis sama dengan ukuran aslinya, atau mungkin dengan skala yang lebih besar atau lebih kecil dari objek yang sesungguhnya.

1) Model Padat (Solid Model)

Model padat merupakan jenis model yang memperlihatkan bagian permukaan luar dari objek (benda). Contohnya, miniatur binatang dengan lilin, boneka dengan baju adat, miniatur rumah adat, miniatur pesawat, dan sebagainya.

Contohnya miniatur binatang dengan lilin, boneka dengan baju adat, miniatur rumah adat, miniatur pesawat, dan sebagainya. Adapun contoh-contoh benda untuk membuat modekl padat diantaranya sebagai berikut:

a) Bentuk boneka, semisal dari beberapa negara atau pakaian macam-macam bangsa.

b). Berbagai bendera, semisal dari beberapa negara ASEAN, Eropa, Afrika, dan sebagainya.

c). Berbagai macam-macam makanan, semisal sepotong daging, sayur mayur, dan sebagainya.

(45)

31

c) Bentuk geometris, semisal kerucut, bola, kubus, polihedron, dan sebagainya.

d) Tongak-tongak sejarah, semisal monumen, menara, piramida, dan sebagainya.

e) Sejarah persenjataan, semisal senapan, meriam, kapak, batu, lembing, tombak, panah, pedang perang, dan sebagainya.

f) Antonim manusia dan binatang, semisal tengkorak, otak, hati, bola, mata, tulang rusuk, sederet gigi, dan sebagainya.

g) Aneka ragam alat angkutan, semisal pedati, perahu atau kapal api, kereta api, pesawat udara, dan sebagainya. h) Lapisan tanah, semisal jenis bukit, erosi, delta, muara

sungai, permukaan jalan, dan sebagainya. 2) Model Penampang

(46)

32

Contohnya model bola mata yang dibesarkan, model torsa separuh badan, model jantung, model lapisan bumi, dan sebagainya. Adapun contoh-contoh untuk model penampang melintang lainnya sebagai berikut:

a). Bangunan, semisal tempat tinggal, gedung pencakar langit, bangunan industri, gereja bersejarah, dan sebagainya.

b). Lapisan bumi semisal lapisan bawah sumur minyak, daerah pegunungan, daerah gempa, daerah pertambangan, daerah berfosil, dan sebagainya.

c). Mesin-mesin, semisal pompa bensin, mesin gas, mesin uap, motor listrik, generator, unit tenaga atom dan lain sebagainya.

d). Anatomi tubuh manusia dan hewan, semisal, mata, susunan gigi, kepala, otak, torso, tulang belulang, jantung, paru-paru ginjal, dan sebagainya.

(47)

33

f). Kehidupan tumbuh-tumbuhan, semisal daun batang, tangkai, akar, biji, tunas bunga buah-buahan dan sebagainnya.

3) Model Susun (Built-up Model)

Model susun adalah jenis model yang terdiri atas beberapa bagian objek (benda) yang lengkap atau sedikitnya suatu bagian pokok dari objek tersebut. Contohnya model torso untuk memahami anatomi tubuh. Contoh lainnya bentuk geometris, seperti memperlihatkan pecahan dari bagian atau ukuran isi serta mesin atau peralatan, seperti senapan, tabung, vakum, pompa, dan sebagainya.

4) Model Kerja (Working Sheet)

Model kerja adalah jenis model yang berupa tiruan dari suatu objek (benda) yang memperlihatkan bagian luar dari objek asli (sebenarnya), dan mempunyai beberapa bagian dari yang sesungguhnya. Contohnya, yaitu mobil-mobilan, kereta api yang diputar, kereta listrik, alat perlengkapan untuk pembuatan jalan dan sebagainya. Adapun contoh model kerja ini, jika dikelompokkan sebagai berikut:

a) Penemuan-penemuan, semisal telegraf, telepon kapal api, dan sebagainya.

(48)

34

c) Alat-alat angkutan dan mesin-mesin, semisal perahu dayung, kapal layar, gerobak, pesawat udara mesin gas, mesin pengeruk tanah yang dijalankan menggunakan katrol dan sebagainnya.

d) Alat musik semisal biola, seruling, gitar, harpa, drum, dan sebagainya.

e) Alat-alat mikroskopis, semisal mikroskop, transit surveyor, periskop, dan sebagainya.

f) Bagian mekanik, gedung dan bangunan, semisal jembatan gantung, tiang-tiang bendera, pintu air, jendela dan pintu terbuka pada bangunan, lampu mercusuar, landasan pesawat terbang, dan sebagainya. 5) Mock-ups

Mock-ups adalah jenis model yang berupa suatu

penyederhanaan susunan bagian pokok dari suatu proses atau sistem yang lebih ruwet. Susunan nyata dari bagian utama diubah, sehingga aspek-aspek utama dari suatu proses mudah dipahami oleh siswa. Contohnya mock-ups untuk berlatih mengendarai mobil atau biasa disebut drivotrainer,mock-ups untuk menjelaskan tentang kontruksi radio serta cara kerjanya.

(49)

35

a) Prinsip-prinsip, semisal tenaga pemecah nuklir, penggunaan susunan perangkap tikustenaga dorong jet, penggunaan sebuah balon udara, dan sebagainya.

b) Sistem-sistem, semisal sistem bahan bakar untuk mesin gas, sistem telepon, jaringan listrik untuk bangunan, atau rumah, sistem pemasangan pipa air, ledeng untuk tanaman kota, dan sebagainya.

6) Diorama

Diorama adalah jenis model berupa sebuah pemandangan tiga dimensi mini untuk menggambarkan pemandangan yang sebenarnya. Contonya ilmu bumi semisal interior pada gua, pemndangan atau padang pasir, hutang belantara dengan binatang, tiruan dari pemandangan sebuah hutan, tiruan dari pemandangan sebuah desa di pegunungan dan lain sebagainya.

Adapun contoh-contoh Diorama adalah sebagai berikut: a) Peristiwa bersejarah, mosalnya ditemukannya beberapa

negara maju, ilmu kedokteran dan ilmu pengetahuan, pertempuran-pertempurab besar, peristiwa politik yang penting, sejarah kehidupan sastrawan, artis serta pemusik, dan sebagainya.

(50)

36

pemandangan sebuah desa di pegunungan dan sebagainya.

c) Ilmu produksi pabrik dan perindustrian, semisal roda baja, penggergajian, pabrik gelas, penyaringan minyak, pabrik kaleng, industri pembuatan mobil, dan sebagainya.

d) Adegan cerita. Peristiwa pokok dari suatu ceritaatau sandiwra yang menggambarkan urutan kejadian dari cerita, misalnya, bisa digambarkan dalam satu diorama, untuk itu kita bisa menyediakan benda-benda mini guna menciptakan berbagai adegan orang-orang penghuni perkampungan Minangkabau, kutub utara, Suku Badui, Suku Asmat, dan sebagainya. (Prastowo, 2014: 228-235)

c. Memahami Fungsi, Tujuan dan Kegunaan Media Maket

(51)

37

Maket sebagai media yang nyata dapat di lihat dan dipegang secara nyata yang membuat siswa lebih mengenal atau lebih memahami suatu pelajaran.

1) Tujuan Maket

Tujuan pengguaan model (maket) sebagai bahan ajar adalah: a) Menyederhanakan onjek (benda) yang terlalu sulit, terlalu

besar, terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang, atau terlalu ruwet untuk dibawa kedalam kelas dan dipelajari siswa dalam bentuk aslinya. Contohnya bumi, planet, tengkorak dan lain sebagainya.

b) Memberikan pengalaman nyata kepada peserta didik terhadap suatu objek atau benda, meskipun hanya dalam bentuk tiruannya.

c) Memudahkan penjelasan tentang suatu objek atau benda yang yang menunjukkan tiruan benda aslinya.

2) Fungsi Maket

(52)

38 3) Kegunaan Media Maket

a). Kegunaan bagi peserta didik adalah untuk memepermudah dalam belajar, dapat mengamati objek secara langsung, dan mendapatkan pengalaman yang sangatberharga. b). Kegunaan bagi guru adalah membantu peserta didik dalam

memberikan penjelasan, membantu menjelaskan hal-hal abstrak, menyajikan pembelajaran yang berkesan, menjadi tantangan kreativitas dan dapat menjadi penghasilan baru. d. Jenis – jenis bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan maket

Menurut Sudjana dan Rivai (2002: 173-187), maket dapat dibuat dengan berbagai jenis-jenis bahan, diantaranya:

1) Kertas dan karton 2) Kertas dan kardus 3) Bubur kertas 4) Bubur kertas krep 5) Tanah liat

6) Malam atau lilin (plastisin) 7) Plaster paris

8) Bahan metal

9) Berbagai bahan dan perangkat kontruksi

(53)

39

mudah dibentuk. Langkah-langkah pembuatan bubur kertas sebagai berikut:

1) Rendamlah sobekan kertas koran kecil-kecil tanpa menggunakan gunting.

2) Masukkan sobekan kertas kedalam ember yang berisi air dan bubuhkan sesendok garam dapurdan biarkan semalam.

3) Pada hari berikutnya buanglah air dan angkat kertas tersbut lalu aduklah bubur itu dengan tangan agar lebih lumat.

4) Campurkan kira-kira duabelas sendok flour untuk setiap setengah dari campurran kertas.

5) Apabila belum pekat tambahkan lebih banyak flour sampai bubur menjadi pekatmerata sehingga bisa di tuangkan sebaik-baiknya. Jangan menambahkan atau membubuhkan lagi serbuk flour di kertas, karena akan menyebabkan cepat rusak (Sudjana dan Rivai, 2002: 175-176).

D. Kenampakan Permukaan Bumi 1. Permukaan bumi

a. Daratan

(54)

40

ada di bumi dikelompokkan menjadi lima benua. Daratan yang lebih kecil dari benua disebut pulau, contonya pulau Jawa, pulau Sumatra, dan pulau Kalimantan (Haryanto, 2012: 158).

Wilayah terdiri dari daerah pegunungan, perbukitan, dataran, dan lembah. Pegunungan adalah tempat yang lebih tinggi dari pada daerah lain. Pegunungan memiliki puncak atau gunung. Conntohnya pegunungan tertinggi di dunia adalah Himalaya di Tibet, Nepal. Gunung tertinggi di dunia yang terdapat di pegunungan Himalaya adalah Gununga Everest. Tinggi gunung Everest kira-kira 8.800 meter (Haryanto, 2012: 158).

Ada dua jenis gunung, yaitu gunung berapi dang gunung mati. Gunung berapi adalah gunung yang di dalamnya terdapat lava yang sewaktu-waktu gunung berapi dapat memuntahkan Lava. Peristiwa itu disebut letusan gunung. Gunung mati adalah gunung yang sudah tidak mengeluarka asap lagi. Gunung mati sudah tidak mengeluarkan asap lagi sehingga tidak mungkin memuntahkan lava (Haryanto, 2012: 159).

(55)

41

terdapat di daerah pegunungan. Contohnya Dataran tinggi Bandung dan Dieng. Dataran rendah terdapat di daerah pantai.contohnya pantai Utara Jawa dan pantai timur Sumatra (Haryanto, 2012: 159). Lembah adalah daratan yang rendah. Lembah lebih rendah dari pada dataran. Lembah biasanya terdapat di kaki gunung dan kiri-kanan sungai. Lembah yang dalam dan sempit serta curam dindingnya di sebut jurang. Lembah yang dalamdan luas diantara dua tebing disebut ngarai, contohnya Ngarai Sianok di Sumtra Barat (Haryanto, 2012: 159).

Telah disebutkan sebelumnya bahwa daratan berbatasan dengan laut di daerah pantai. Di pantai terkadang terdapat wilayah yang terletak lebih menjorok ke laut. Daratan yang menjorok ke laut disebut Tanjung. Contohnya Tanjung Priok dan Tanjung Lesung (Haryanto, 2012: 159).

b. Sebaran Air

Sebaran air dari sungai, danau, rawa, dan lautan. Sungai merupakan aliran air yang besar di daratan. Sungai biasanya terbentuk secara alami. Hulu (pangkal) sungai biasanya terdapat di pegunungan dan aliran yang bermuara di laut. Contohnya Sungai Bengawan Solo (Haryanto, 2012: 160).

(56)

42

Danau Toba, Danau Tempe. Sedangkan contoh Danau buatan disebut waduk dan bendungan. Contoh waduk Jati Luhur di Jawa Barat (Haryanto, 2012: 160).

Rawa adalah genangan air yang tidak dalam, biasanya didekat pantai, dan banyak ditumbuhi tumbuhan. Hutan bakau mudah di temukan di rawa (Haryanto, 2012: 160).

Laut adalah wilayah sebaran air yang sangat luas. Sebagian besar permukaan bumi merupakan laut. Wilayah laut terdiri dari laut, selat, teluk samudra dan palung. Laut merupakan cekungan yang dalam, luas, dan terisi air asin. Contohnya laut jawa. Laut Banda, dan laut Flores. Laut sempit diantara palung-palung disebut selat. Contohnya selat Malaka, selat sunda, selat Bangka. Laut yang menjorok ke daratan disebut Teluk. Contohnya teluk Jakarta, teluk tomoni. Laut yang sangat luas dan sangat dalam di sebut Samudra. Contohnya Samudra Pasifik, samudra Hindia, samudra Atlantik. Palung adalah jurang yang curam dalam pada dasar laut, contohnya palung jawa (Haryanto, 2012: 160).

(57)

43

Gunung berapi diwarnai merah, sedangkan gunung mati di warnai hitam. Dataran tinggi diwarnai kuning. Dataran randah di warnai hijau.lautan, danau, dan sungai diwarnai biru (Haryanto, 2012: 160-161).

E. Kaitan Pembelajaaran IPA dan Media Maket

Media merupakan sarana untuk menyederhanakan suatu objek untuk mempermudah dalam menyampaikan materi. Media maket merupakan media benda tiruan tiga dimensi mini untuk menyampaikan materi supaya lebih nyata dan memberikan pengalaman langsung kepada siswa, sehingga media maket ini sesuai dengan pembelajaran IPA yang harus menggunakan aktifitas nyata di dalam setiap pembelajaran.

(58)

44 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

1. Gambaran Umum Madrasah

Madrasah Ibtidaiyah Al Ma’arif Karangkepoh merupakan salah satu Madrasah Ibtidaiyah swasta yang berada di Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali. Madrasah ini bisa dibilang Madrasah yang masih berusaha untuk menjadi Madrasah yang bermutu karena letak Madrasah yang agak bisa dikatakan terpencil. Madrasah ini berdiri di bawah naungan yayasan Ma’arif.

Identitas Sekolah

1) Nama Madrasah : MI Al Ma’arif 2) Alamat Madrasah : Karangkepoh Desa/Kelurahan : Karangkepoh

Kecamatan : Karanggede

Provinsi : Jawa Tengah

Kode Pos : 57381

No. Telp : 0813 2645 4357

3) Status Madrasah : Swasta

(59)

45 a. Keadaan Guru

Madrasah Ibtidaiyah Al Ma’arif Karangkepoh memiliki 7 tenaga pendidik. Adapu rincian data tenaga pendidik adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Data Tenaga Pendidik Madrasah Ibtidaiyah Karangkepoh

Pada tahun pelajaran 2013/2014 Madrasah Ibtidaiyah Al Ma’arif Karangkepoh memiliki 77 siswa dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.2 Data siswa kelas III MI Al Ma’arif Karangkepoh

Kelas Jumlah Siswa Jumlah

2. Karakteristik Siswa dan Subjek Penelitian

(60)

46

perempuan. Kecerdasan siswa tergolong sedang. Berikut adalah data siswa kelas III MI Al Ma’arif Karangkepoh:

Tabel 3.3 Data siswa kelas III MI Al Ma’arif Karangkepoh

No. Nama Jenis Kelamin

(61)

47 4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III (Tiga) di MI Al Ma’arif Karangkepoh tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian pembelajaran IPA dilaksanakan beberapa kali sesuai dengan pelajaran IPA. Berikut adalah jadwal pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. 1) Kegiatan siklus I

a) Hari/Tanggal Pelaksanaan :Rabu 3 Desember 2014 b) Waktu Pelaksanaan : (2 x 35) menit

2) Kegiatan Siklus II

a) Hari/Tanggal Pelaksanaan : Rabu 10 Desember 2014 b) Waktu Pelaksanaan : (2 x 35) menit

B. Diskripsi Pelaksanaan Siklus

Pelaksanaan Penelitian dilaksanakna 2 siklus penelitian, yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi. 1. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I

Dalam tahap perencanaan siklus I mencakup kegitan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Tahap perencaan siklus 1 ini mencakup kegiatan sebagai berikut: 1. Menentukan waktu pelaksanaan penelitian

(62)

48

4. Menyiapkan media maket permukaan bumi wilayah daratan yang akan digunakan

5. Menyusun soal latihan untuk mengetahui kemampuan siswa 6. Menyiapkan lembar observasi untuk melakukan pengamatan untuk

mengetaui perubahan yang terjadi selama siklus berlangsung 7. Melalukan perbaikan

b. Pelaksanaan

Tindakan kelas siklus I dilaksanakan selama 1 kali (2 x 35 menit). Siswa yang mengikuti adalah 20 siswa. Materi yang akan diajarkan dalam pertemuan ini adalah permukaan bumi bagian daratan. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan media maket. Berikut adalah langkah-langkah kegiatan tindakan kelas siklus I.

1) Kegiatan awal (5 menit)

a) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam b) Guru memberikan ucapan selamat pagi dan bertanya : “apa

kabar anak-anak?”

c) Guru melakukan apersepsi dan bertanya: (1) siapa yang pernah pergi ke gunung? d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran:

(63)

49

(2) Anak-anak setelah selesai pembelajaran diharapkan dapat menyebutkan bagian-bagian permukaan bumi bagian daratan

2) Kegiatan Inti (50 menit)

a) Guru melakukan tanya jawab singkat menganai permukaan bumi daerah daratan (eksplorasi)

b) Siswa menjawab pertanyaan dari guru (elaborasi) c) Guru mengomentari jawaban siswa (konfirmasi)

d) Guru menunjukkan bentuk permukaan bumi bagian daratan dengan media maket (eksplorasi)

e) Siswa diminta mengamati maket tersebut (elaborasi) f) Guru menggali pengetahuan siswa setelah mengamati

maket (eksplorasi)

g) Guru menanggapi jawaban siswa (konfirmasi)

Guru memberi penjelasan tentang permukaan bumi bagian daratan dengan menggunakan maket tersebut (eksplorasi) 3) Kegiatan Akhir (15)

a) Guru memberi kesempatan begi siswa untuk bertanya

b) Guru memberi soal evaluasi bagi siswa

c) Siswa bersama guru menyimpulkan hasil dari pelajaran

(64)

50 c. Observasi

Dalam pelaksanaan tindakan kelas siklus I, kolaborator melakukan pengamatan selama jalannya pembelajaran yang mencakup aktivitas siswa situasi kelas, dan perhatian siswa. Dalam observasi ini peneliti menggunakan perangkat berupa lembar pengamatan.

d. Refleksi

Refleksi ini dilakukan peneliti berdasarkan hasil penelitian dari situasi kegiatan pembelajaran dan hasil nilai pre tes dibandingkan dengan post tes.

Dari hasil pengamatan situasi kegiatan pembelajaran dan pelaksanaan pre tes dan post tes di temukan kendala sebagai berikut: 1) Perhatian terhadap meteri masih kurang , dikarenakan siswa belum

terbiasa belajar menggunakan media terlebih media maket.

2) Antusias siswa sudah cukup baik namun masih perlu adanya peningkatan begitu pula dengan Keaktifan bertanya, menjawab, tanggung jawab mengerjakan soal pun juga sudah baik namun perluadanya peningkatan pada siklus berikutnya.

3) Perbandingan pre tes dan post tes sudah cukup baik, namun perlu adanya peningkatan pada siklus selanjutnya.

2. Diskripsi Pelaksaan Siklus II a. Perencanaan

(65)

51

1) Menentukan waktu pelaksanaan penelitian

2) Menyiapkan materi tentang Permukaan Bumi bagian sebaran air

3) Menyusun Rencana Pelaksaan Pembalajaran (RPP) 4) Menyiapkan media maket yang akan digunakan

5) Menyusun soal latihan untuk mengetahui kemampuan siswa 6) Menyiapkan lembar observasi untuk melakukan pengamatan

untuk mengetaui perubahan yang terjadi selama siklus berlangsung

7) Melalukan perbaikan b. Pelaksanaan

Tindakan kelas siklus II dilaksanakan 1 kali pertemuan selama (2 x 35 menit). Siswa yang mengikuti adalah sebanyak 20 siswa. Materi pada siklus II ini adalah permukaan bumi bagian sebaran air. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan media maket. Berikut adalah langkah-langkah kegiatan tindakan sikklus II.

1) Kegiatan Awal (5 menit)

a) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. b) Guru meminta ketua kelas untuk memimpin do’a

(66)

52

- Anak – anak setelah selesai pembelajaran ini siswa diharapkan dapat mengetahui bentuk permukaan bumi daerah sebaran air

- Anak – anak setelah selesai pembelajaran hari ini diharapkan dapat menyebutkan bagian-bagian permukaan bumi daerah sebaran air

2) Kegiatan Inti (50 menit)

a) guru bertannya kepada siswa mengenai apa yang diketahui tentang bagian sebaran air (eksplorasi) b) siswa menjawab pertanyaan dari guru (elaborasi) c) guru mengomentari jawaban siswa (konfirmasi)

d) guru membagikan bendera yang bertuliskan nama-nama dari wilayah sebaran air (eksplorasi)

e) secara bergantian siswa diminta maju kedepan untuk meletakkan bendera ke media maket sesuai dengan nama yang terdapat di bendera (elaborasi).

f) Guru mengomentari bendera yang telah diletakkan siswa pada media maket (konfirmasi)

g) guru memberikan penjelasan kembali mengenai bagian sebaran air dengan media maket yang telah ada bendera (konfirmasi)

(67)

53 3) Kegiatan Akhir (15 menit)

a) Guru memberi soal evaluasi bagi siswa

b) Siswa bersama guru menyimpulkan hasil dari pelajaran c) Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdalah c. Observasi

Dalam pelaksanaan siklus II kolaborator melakukan pengamatan dengan menggunakan lembar pengamatan. Pengematan ini untuk mengetahui apakah terjadi perubahan aktivitas siswa, situasi kelas dan perhatian siswa setelah dilaksanakan siklus I.

d. Refleksi

Refleksi ini dilakukan berdasarkan hasil pengamatan situasi kegiatan di siklus II dan hasil pre tes dibandingkan dengan post tes. Berdasarkan pengamatan situasi kegiatan siswa dan hasil pre tes serta post tes pada siklus II ini sudah mengalami

peningkatan yang maksimal dalam pelajaran IPA pada siswa kelas IIIsebagai berikut:

1). Antusias dan perhatian siswa terhadap media sangat baik .

(68)

54

(69)

55 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Prestasi Belajar Siswa 1. Siklus I

Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai guru dan guru kelas sebagai kolaborator. Peneliti menyajikan materi permukaan bumi wilayah daratan dengan menggunakan media maket. Kolaborator membantu dalam mengamati situasi kelas selama pembelajaran berlangsung, selama proses pembelajaran berlangsung aktifitas menunjukkan bahwa antusias siswa cukup baik. Dalam penelitian ini Peneliti juga memberikan tes formatif untuk mengukur peningkatan prestasi belajar siswa. Adapun hasil tes formatif terdapat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1 Prestasi Belajar Siswa Siklus I

(70)

56

Nilai rata-rata 67.155

Jumlah nilai tuntas 13 Siswa atau 65% Keterangan :

Tuntas : 13 siswa (65%) Tidak Tuntas : 7 siswa (35%)

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa nilai post tes sedang, dari 20 siswa sudah terdapat 13 siswa atau 65% yang memperoleh nilai yang mencapai Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM). Rata-rata nilai siswa pada siklus I ini adalah 67.155, berarti bahwa pembelajaran IPA sudah tuntas. Akan tetapi walaupun sudah mencapai nilai KKM masih terdapat 7 siswa atau 35% yang tidak mencapai nilai KKM, maka perlu adanya tindak lanjut pada siklus berikutnya.

2. Siklus II

(71)

57

sebelumnya. Seperti pada tindakan siklus I peneliti juga memberikan tes forrmatif pada siklus II untuk mengukur tingkat prestasi belajar siswa. Adapun hasil tes formatif terdapat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.2 Prestasi Belajar Siswa Siklus II

No. Nama KKM Nilai

Nilai rata- rata 80.995

(72)

58 Keterangan :

Tuntas : 17 siswa 85 % Tidak Tuntas : 3 siswa 15%

Dari tabel diatas terlihat bahwa terdapat peningkatan dari siklus pertama. Pada Siklus I dari 20 siswa terdapat 17 siswa atau 85% siswa yang tuntas, dan yang tidak tuntas tersisa 3 siswa atau 15% yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Rata-rata ketuntasan siswa mencapai 80.99 yang berarti pembelajaran IPA tuntas dan sudah mencapai target peneliti.

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat dalam rekapitulasi sebagai berikut:

Tabel 4.3 Rekapitulasi Prestasi Belajar Siklus I ke Siklus II

Siklus Kategori Jumlah Presentase

I Tuntas 13 65%

Tidak Tuntas 7 35%

II Tuntas 17 85%

Tidak Tuntas 3 15%

(73)

59 menunjukkan bahwa kemampuan siswa meningkat setelah menggunakan media maket.

Pernyataan tersebut sesuai pendapat Prastowo, (2014: 239), karena dengan menggunakan maket dapat guru/pendidik dapat menjelaskan suatu materi yang rumit menjadi mudah, yang bersifat abstrak menjadi konkrit ketika maket ada didepan mereka, selain itu mereka juga mendapakan pengalaman yang berharga dari kegiatan yang mereka lakukan. sehingga mereka memperoleh banyak hal yang mengesankan ketika kegiatan pembelajaran itu bermakna mampu memberikan kesan mendalam bagi peserta didiknya, jika pembelajaran tersebut bermakna, maka kegiatan pembelajaran itu berjalan efektif.

(74)

60

(75)

61 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Materi Kenampakan Permukaan Bumi Menggunakan Media Maket pada Siswa Kelas III MI Al Ma’arif Karangkepoh Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015 diperoleh hasil sebagai berikut :

Pada Siklus I dengan hasil yang tuntas KKM 65 adalah 13 siswa atau 65% siswa yang berhasil dan yang tidak berhasil adalah 7 siswa atau 35%. Pada siklus II yang berhasil adalah 17 siswa atau 85% dan yang tidak tuntas 3 siswa atau 15% dari data tersebut dapat dilihat prestasi belajar siswa dari Siklus I ke Siklus II meningkat 4 siswa atau 20%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari Siklus I ke Siklus II terjadi peningkatan persentase prestasi belajar setelah menggunakan media maket. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil pembelajaran dari siklus I ke Siklus II.

B. Saran

(76)

62 1. Guru

Sebagai guru hendaknya lebih kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi pelajaran supaya anak tidak mudah bosan dan malas untuk memperhatikan penjelasan dari guru. Sebaiknya guru juga matang dalam persiapan sebelum pembelajaran dimulai seperti RPP, alat, atau media yang akan digunakan dalam mengajar. Keaktifan siswa juga tergantung pada pembawaan materi yang disampaikan oleh guru. Jika penyampaian materi pembelajaran menarik seperti contohnya menggunakan media siswa akan menjadi lebih antusias dalam memperhatikan sehingga juga akan memancing rasa ingin tahu siswa terhadap suatu materi pelajaran, dengan begitu siswa akan lebih memperhatikan penjelasan dari guru dan tidak mudah bosan.

2. Kepala Sekolah

(77)

63

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Ahmadi, Abu dan Supatmo. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rineka Cipta. Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur atau Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka

Cipta.

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono & Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arinil. 2011. https://arinil.wordpress.com. Tujuan-dan-Ruang-Lingkup-Mata-Pelajaran-Ilmu-Pengetahuan-Alam-SDMI/, diakses 06 Oktober 2015.

Basrowi dan Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Haryanto. 2012. Sains Untuk SD/MI Kelas III. Jakarta: Erlangga.

Herwanti, Katarina. 2013. https://persembahanguru.wordpres.com. Belajar-Ipa-Menurut-Kurikulum-2013/, diakses 09 April 2015.

Maslikhah dan Peni Susapti. 2009. Melacak Ilmu Alamiah Dasar dalam Islam. Salatiga: STAIN Salatiga Press.

Mustaqim. 2012. Psikologi Pendidikan.Semarang: Pustaka Pelajar bekerja sama dengan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Paizaluddin, Ermalinda. 2013. Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research)Panduan Teoritis dan Praktis. Bandung: Alfabeta.

(78)

64

Prastowo, Andi. 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Premaadania.

Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran (Penggunaan dan Pembuatan). Bandung: Sinar Biru Algensindo.

Sumaji, dkk. 1998. Pendidikan sains humanistik. Yogyakarta. Penerbit Kanisius Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Trianto.2007.Model Pembelajaran dalam Teori dan Praktek.Jakarta:Preatasi Pustaka.

(79)
(80)

66

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SIKLUS I

Nama Sekolah : MI Al Ma’arif Karangkepoh Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas / Semester : III/II

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit A. Standar Kompetensi

6. Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam

B. Kompetensi Dasar

6.1Mendeskripsikan kenampakan permukaan bumi di lingkungan sekitar C. Indikator

6.1.1 Mengetahui bentuk permukaan bumi wilayah daratan D. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah mengamati maket dan mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat mengetahui bentuk permukaan bumi bagian daratan dengan benar

2. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru siswa dapat menyebutkan bagian-bagian daerah daratandengan benar

E. Nilai Karakter

 Bertanggung jawab

 Peduli

(81)

67 F. Materi

Kenampakan Permukaan Bumi

Daratan

Daratan adalah permukaan bumi yang tidak digenangi air. Daratan yang sangat luas disebut benua. Daratan yang luas yang ada di bumi dikelompokkan menjadi lima benua.

Daratan yang lebih kecil dari benua disebut pulau, contonya pulau jawa, pulau sumatra, dan pulau Kalimantan

Wilayah terdiri dari daerah pegunungan, perbukitan, dataran, dan lembah. Pegunungan adalah tempat yang lebih tinggi dari pada daerah lain.

Gambar

Gambar  1.1 Empat Langkah Tindakan PTK Arikunto dkk (2008: 16)
Tabel 3.1 Data Tenaga Pendidik Madrasah Ibtidaiyah Karangkepoh
Tabel 3.3 Data siswa kelas III MI Al Ma’arif Karangkepoh
Tabel 4.1 Prestasi Belajar Siswa Siklus I
+4

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 4.55 Perancangan Form Manual Guide 253 Gambar 4.56 Perancangan Laporan Produk 253 Gambar 4.57 Perancangan Laporan Persediaan Barang 254 Gambar 4.58 Perancangan

Tabel 3.11 Persentase Jawaban Persepsi Mahasiswa Terhadap Kualitas Produk Smartphone Android pada Dimensi Kualitas. Kualitas yang Dirasakan (Perceived

Sesuai dengan judul yang dikemukakan, yaitu Problematika Sosial Remaja dalam Kumpulan Cerpen Bukan Karena Aku Tak Cinta karya Eko Sri Israhayu dan saran

Dengan adanya keterbatasan yang dimiliki manusia, maka dalam mengelola waktu yang terdiri dari 24 jam, harus dapat dimanfaatkan dengan baik. Secara umum waktu sehari

Kesimpulan penelitian adalah terdapat hubungan yang positif antara inovasi produk dengan kepuasan pelanggan Rabbani pada pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa

kerja juga dapat menyebabkan stres kerja pada karyawan yang berada

(efficacy of grammar, attitude to error correction, important of grammar, importance of grammatical accuracy, attitude to grammar instruction). Faktor- faktor

rasio keuangan yang digunakan yaitu Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return. on Asset, dimana Pengaruh Signifikan antara DER