PENGARUH NET PROFIT MARGIN, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO, PRICE EARNING RATIO DAN PRICE TO BOOK VALUE TERHADAP HARGA SAHAM PADA SUB SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
ABSTRACK
Eka Tri Putri1, Rika Desiyanti2, Mery Trianita2
Department of Management, Faculty of Economic, Bung Hatta University Lecture Department of Management, Faculty of Economic, Bung Hatta University E-mail:[email protected], [email protected] dan [email protected]
Sub sectors of property and real estate in 2011 until 2013 increased due to central bank interest rates decreased and this sub-sector has a share price increase from 2011 to 2014 but the value of the price earnings ratio of the company's decreased annually, so that it is contrary to the signalyng theory if the value stock price increase, the price earnings ratio of the company will increase. So that it is causing researchers interested in studying sub-sector property and real estate. The purpose of this study was to determine the influence of NPM, DAR, PER and PBV to the stock price. The samples used as many as 37 companies with the sample collection technique is saturated sampling (census). This study uses regression model analysis.
The results of this study are NPM, PER and PBV has no effect on the stock price sub-sector property and real estate listed on the Stock Exchange in 2011 to 2014 while the DAR effect on stock prices sub-sector property and real estate listed on the Stock Exchange in 2011 until 2014.
Keywords: NPM, DAR, PER, PBV and Stock Price.
1. PENDAHULUAN Latar Belakang
Pada umumnya banyak perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal sebagai media untuk menyerap investasi guna untuk memperkuat posisi keuangan perusahaan mereka agar tetap berjalan dengan lancar oleh sebab itu setiap perusahaan akan berusaha meningkatkan kinerja perusahaan mereka agar dapat menarik minat investor untuk berinvestasi. Sebelum melakukan suatu investasi, para investor perlu mengetahui dan memilih
memberikan keuntungan paling optimal bagi dana yang diinvestasikan.
Salah satu sektor yang pada saat ini telah menjadi salah satu pilihan investor dalam melakukan investasi adalah sektor properti dan real estate karena sektor ini memiliki prospek cerah di Indonesia. Hal ini terbukti pada periode Januari 2011 hingga Desember 2012 sektor ini menjadi perusahaan yang tergolong kedalam the best performer karena memiliki kinerja pertumbuhan tertinggi dibanding sektor saham lainnya. Asosiasi pengembangan
bekerjasama dengan Universitas Indonesia, mendapatkan data sektor properti telah menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi sebesar 28 persen dan juga perusahaan ini memiliki rata-rata harga saham yang mengalami peningkatan setiap tahunnya dibandingkan sub sektor lainnya seperti yang terlihat pada tabel berikut:
Berdasarkan pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata harga saham sub sektor ini pada tahun 2011 sampai 2014 mengalami kenaikan tajam. Adapun faktor-Faktor yang mempengaruhi harga saham yang digunakan didalam penelitian ini Net Profit Margin (NPM), Debt to Total Asset Ratio (DAR), Price to Book Value (PBV) dan Price to Earning Ratio (PER). Namun rasio yang digunakan untuk data perbandingan yaitu price earning ratio ratio (PER) yang merupakan rasio pasar yang digunakan utuk membandingkan antara harga pasar suatu saham dengan earning per share dari saham yang bersangkutan. Pada perusahaan sektor properti dan real estate pada Bursa Efek Indonesia menunjukkan data pada tahun 2012 sampai 2014 nilai price earning ratio
mengalami penurunan. Tahun 2012 rata– rata price earning ratio sebesar 22,76, tahun 2013 sebesar –3,84 dan tahun 2014 sebesar -3,10. Jadi dapat disimpulkan bahwa harga saham perusahan ini mengalami kenaikan sementara nilai PERnya mengalami penurunan setiap tahunnya padahal berdasarkan teori yang ada apabila harga saham meningkat maka price earning ratio perusahaan tersebut juga akan mengalami peningkatan, namun berdasarkan data yang ada harga saham meningkat nilai PER turun.
Berdasarkan latar belakang dan penelitian terdahulu yang telah ada maka penulis tertarik untuk meneliti harga saham dengan menggunakan variabel NPM, DAR, PER dan PBV hal ini dikarenakan rasio tersebut memiliki Fenomena gap dan juga dilihat dari segi teori keempat rasio tersebut sangat dekat mempengaruhi harga saham oleh sebab itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian ulang dengan judul “Pengaruh Net Profit Margin, Debt To Total Asset Ratio, Price Earning Ratio dan Price To Book Value Terhadap Harga Saham Pada Sub Sektor Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
2. LANDASAN TEORI Harga Saham
Harga saham merupakan harga jual beli yang sedang berlaku di pasar bursa efek yang ditentukan oleh kekuatan pasar dalam arti tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran jual beli. Menurut Brigham dan Houston (2011), kemungkinan harga saham akan tinggi sesuai dengan yang diperkirakan jika nilai dari rasio likuiditas, manajemen aset, manajemen utang dan rasio profitabilitas terlihat baik dan kondisi tersebut berjalan terus secara stabil.
Net Profit Margin (NPM)
Menurut Munawir (2010), Net Profit Margin adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan yang dihubungkan dengan penjualannya.
Debt To Total Asset Ratio (DAR)
Menurut Syamsudin (2011), Debt to Total Asset adalah rasio merupakan rasio perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan guna untuk mengukur seberapa jauh aset perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Jadi dapat disimpulkan bahwa debt to total asset ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva perusahaan dengan total
hutang. Semakin tinggi nilai DAR suatu perusahaan maka semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aktiva dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Price Earning Ratio (PER)
Menurut Hanafi (2010), price earning ratio merupakan rasio pasar yang yang membandingkan antara harga pasar suatu saham dengan earning per share suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio price earning ratio menandakan bahwa investor memiliki harapan yang baik tentang perkembangan perusahaan sehingga investor bersedia membayar mahal untuk pendapatan per saham tersebut.
Price To Book Value (PBV)
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2012), menjelaskan bahwa rasio pasar seperti price to book value membandingkan harga pasar saham dengan nilai buku saham yang paling sering digunakan oleh investor karena melalui rasio ini investor dapat mengetahui seberapa besar pasar percaya terhadap prospek perusahaan kedepannya. Apabila nilai Price to book value tinggi berarti mencerminkan pasar semakin percaya dengan prospek perusahaan kedepannya.
Telaah Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham
Menurut Harahap (2013), net profit margin merupakan rasio profitabilitas yang menunjukkan seberapa besar presentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini maka semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. Dalam hal ini perusahaan mampu menekan biaya-biaya sehingga mendapatkan laba yang tinggi.
Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hutami (2012), menyatakan bahwa net profit margin (NPM) berpengaruh positif terhadap harga saham. Penelitian tentang debt to equity ratio juga dilakukan oleh Onibala, dkk (2014), pada penelitian ini menyatakan bahwa net profit margin berpengaruh positif terhadap harga saham, hal ini ditandai dengan semakin tinggi net profit margin maka semakin rendah harga saham. Jadi berdasarkan penjelasan dan hasil penelitian diatas maka peneliti mengajukan sebuah hipotesis yang akan dibuktikan yaitu:
H1 : Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif terhadap harga saham pada sub sektor Properti dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Pengaruh Debt To Total Asset Ratio (DAR) Terhadap Harga Saham
Menurut Syamsudin (2011), menjelaskan bahwa semakin tinggi debt to total asset ratio semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan di dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Dimana kemampuan perusahaan dalam mengelola kekayaan (aktiva) yang dibiayai oleh hutang-hutangnya. Oleh sebab itu, debt to total asset ratio merupakan rasio antara total hutang dengan total aset atau aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
Pernyataan tersebut didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Ginting, dkk (2013), yang menghasilkan debt to total asset ratio (DAR) berpengaruh negatif terhadap harga saham. Hasil yang sama juga dikemukakan oleh Penelitian dilakukan oleh Yulianto (2015), pada penelitian ini menyatakan bahwa debt to total asset ratio berpengaruh negatif terhadap harga saham. Jadi berdasarkan penjelasan dan hasil penelitian diatas maka peneliti mengajukan sebuah hipotesis yang akan dibuktikan yaitu:
H2 : Debt To Total Asset Ratio (DAR) berpengaruh negatif terhadap harga saham pada sub sektor Properti dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Pengaruh Price Earning Ratio (PER) Terhadap Harga Saham
Menurut Tandelilin (2010), price earning ratio menunjukkan besarnya harga setiap satu rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan. Perusahaan yang mempunyai price earning ratio tinggi menunjukkan perusahaan tersebut mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi. Karena perusahaan tidak mendistribusikan seluruh laba kepada pemegang saham.
Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Ratih, dkk (2013), yang menyatakan price earning ratio (PER) berpengaruh positif terhadap harga saham. Hasil yang sama juga dikemukakan oleh penelitian yang dilakukan oleh Azhari, dkk (2016), yang menyatakan bahwa price earning ratio berpengaruh positif terhadap harga saham. Jadi berdasarkan penjelasan dan hasil penelitian diatas maka peneliti mengajukan sebuah hipotesis yang akan dibuktikan yaitu:
H3 : Price Earning Ratio (PER) berpengaruh positif terhadap harga saham pada sub sektor Properti dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Pengaruh Price To Book Value (PBV) Terhadap Harga Saham
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2012), rasio pasar seperti price to book value adalah rasio yang membandingkan harga pasar saham dengan nilai buku saham yang paling sering digunakan oleh investor karena melalui rasio ini investor dapat mengetahui seberapa besar pasar percaya terhadap prospek perusahaan kedepannya. Apabila nilai price to book value tinggi berarti mencerminkan pasar semakin percaya dengan prospek perusahaan kedepannya. Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2013), menyatakan bahwa price to book value (PBV) berpengaruh positif terhadap harga saham. Hal yang sama juga dikemukakan oleh penelitian yang dilakukan oleh Ginting, dkk (2013), yang menyatakan price to book value berpengaruh positif terhadap harga saham. Jadi berdasarkan penjelasan dan hasil penelitian diatas maka peneliti mengajukan sebuah hipotesis yang akan dibuktikan yaitu:
H4 : Price To Book Value (PBV) berpengaruh positif terhadap harga saham pada sub sektor Properti dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. METODE PENELITIAN
Populasi yang digunakan yaitu seluruh perusahaan yang tergabung dalam kelompok Sub Sektor Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011 sampai dengan 2014 yaitu sebanyak 37 perusahaan. (www.sahamOk.com).
Sedangkan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh atau sensus yaitu teknik pengambilan sampel dimana seluruh anggota pepulasi dijadikan sampel , jadi berdasarkan teknik yang digunakan maka sampel yang akan digunakan yaitu sebanyak 37 perusahaan pada Sub Sektor Properti dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011 sampai 2014.
4.VARIABEL PENELITIAN a. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. Harga Saham adalah harga suatu saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh mekanisme pasar berupa permintaan dan penawaran saham tersebut (Jogiyanto, 2010). Harga Saham yang digunakan dalam penelitian ini adalalah harga saham penutupan (Closing price).
b. Variabel Independen (X) 1. Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai NPM adalah sebagai berikut (Harahap, 2013):
NPM=Earning After Interest and Tax
Sales 100%
2. Debt To Total Asset Ratio (DAR)
Rumus untuk menghitung Debt To Total Asset Ratio (DAR) suatu saham adalah dengan membagi harga saham perusahaan terhadap earning per lembar saham. Secara matematis, rumus untuk menghitung DAR adalah sebagai berikut (Syamsudin, 2011):
DAR= Total Debt (Total Utang) Total Assets (Total Aktiva)
3. Price Earning Ratio (PER)
Rumus untuk menghitung Price Earning Ratio (PER) suatu saham adalah dengan membagi harga saham perusahaan terhadap earning per lembar saham. Secara matematis, rumus untuk menghitung PER adalah sebagai berikut (Tandelilin, 2010):
PER = Harga saham
4. Price to Book Value (PBV)
Price To Book Value (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku suatu saham. Rumus untuk mencari nilai PBV adalah sebagai berikut (Darmadji dan Fakhrudin 2012):
PBV = Harga pasar saham
Book value per share
5. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Uji Asumsi Klasik
1. Hasil Pengujian Normalitas Tabel 2
Hasil Uji Normalitas (Sesudah Normal)
Jadi berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa setelah dilakukan uji normalitas maka variabel harga saham, NPM, DAR, PER dan PBV telah berdistribusi normal karena memiliki nilai probability diatas 0.05 dengan begitu semua variabel dapat digunakan untuk pengujian tahap selanjutnya.
2. Hasil Pengujian Multikolinearitas Tabel 3
Hasil Uji Multikolinearitas
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa semua variabel independen yang digunakan didalam penelitian memiliki koefisien korelasi dibawah 0.80, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas terhadap semua variabel independen penelitian.
3. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Tabel 4
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Setelah dilakukannya pengujian heterokedastisitas diperoleh nilai probability observasi R-square sebesar 0.75 hal ini menunjukkan bahwa nilai probability yang dihasilkan > dari alpha (0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen yang ada didalam model regresi terbebas dari gejala heteroskedastisitas.
4. Hasil Pengujian Autokorelasi Tabel 5
Hasil Uji Autokorelasi
Berdasarkan tabel pada tabel 5 dapat dilihat bahwa data yang digunakan terbebas dari autokorelasi karena memiliki nilai Durbin Watson sebesar 1.81 sehingga
nilai ini berada diantara kuadran -2 sampai +2.
b. Uji Hipotesis (Uji t Statistik)
Pengujain hipotesis dilakukan dengan menggunakan bantuan program eviews dengan model fixed karena model ini mengasumsikan bahwa terdapat efek yang berbeda antar individu. Berdasrakan pada pengujian hipotesis yang dilakukan diperoleh hasil seperti terlihat dibawah ini:
Tabel 6 Hasil Uji Hipotesis
Pada tabel 6 terlihat bahwa masing-masing variabel penelitian telah memiliki koefisien regresi. Dari hasil olahan yang ditampilkan pada tabel diatas, dibentuk persamaan regresi berganda seperti yang terlihat dibawah ini:
Y= 386.77–0.80X1+ 713.99X2+ 3.79X3+ 15.41X4
Berdasarkan pada persamaan regresi berganda yang telah dibentuk, dapat dilihat bahwa Net Profit Margin (NPM) memilki arah yang negatif terhadap harga saham artinya apabila nilai NPM suatu perusahaan naik maka harga saham akan turun, untuk variabel Debt To Total Asset Ratio (DAR) memiliki arah yang positif terhadap harga saham artinya apabila nilai DAR suatu perusahaan meningkat maka
nilai harga saham perusahaan tersebut juga akan meningkat.
Sedangkan untuk variabel Price Earning Ratio (PER) memilki arah yang positif terhadap harga saham artinya apabila nilai PER suatu perusahaan naik maka harga saham akan ikut naik dan untuk variabel Price To Book Value (PBV) memilki arah yang positif terhadap harga saham artinya apabila nilai PBV suatu perusahaan naik maka harga saham juga akan naik .
6. PEMBAHASAN PENELITIAN
Pengaruh Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Harga Saham Sub Sektor Properti dan Real Estate
Berdasarkan pada pengujian hipotesis diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel Net Profit Margin (NPM) sebesar -0.80 dengan nilai probability sebesar 0.80 > dari 0.05 sehingga keputusan untuk hipotesis ini yaitu Ho diterima dan Ha ditolak, artinya Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham sub sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Husaini (2012), yang menyatakan bahwa net profit margin tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Sha (2015), yang menyatakan bahwa net profit margin tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Tidak signifikannya variabel net profit margin (NPM) terhadap harga saham dikarenakan investor cenderung tidak terlalu memperhatikan besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan atas penjualan yang dilakukannya dan juga bagi investor besar kecilnya nilai NPM tidak dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan tingkat keuntungan yang akan mereka peroleh dalam melakukan investasi sehingga tidak mengurangi minat investor untuk berinvestasi oleh sebab itu hal ini tidak akan mempengaruhi harga saham. Bagi sebagian investor dalam melakukan investasi mereka tidak hanya melihat pada masa sekarang saja namun lebih meilhat bagaimana prospek perusahaan tersebut kedepannya. Situasi inilah yang menyebabkan net profit margin tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham sub sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Pengaruh Debt To Total Asset Ratio (DAR) Terhadap Harga Saham Harga Saham Sub Sektor Properti dan Real Estate
Berdasarkan pada pengujian hipotesis diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel Debt To Total Asset Ratio (DAR) sebesar 713.99 dengan nilai
probability sebesar 0.04 < dari 0.05 sehingga keputusan untuk hipotesis ini yaitu Ho ditolak dan Ha diterima, artinya Debt To Total Asset Ratio (DAR) berpengaruh signifikan terhadap harga saham sub sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahasthoro (2011), yang menyatakan bahwa debt to total asset ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Liwang (2011), yang menyatakan bahwa debt to total asset ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Adanya pengaruh yang signifikan antara Debt To Total Asset Ratio (DAR) terhadap harga saham karena bagi investor besarnya dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang berasal dari pinjaman berarti semakin besar jumlah modal yang dimiliki perusahaan tersebut sehingga hal ini dianggap baik bagi investor karena semakin besar modal yang dimiliki maka semakin lancar kegiatan operasional perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan begitu kepercayaan investor terhadap perusahaan tersebut akan bertambah sehingga hal ini akan membuat jumlah permintaan akan saham meningkat dan akan berdampak pada kenaikan harga saham. Situasi inilah yang menyebabkan debt to total asset ratio berpengaruh
properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Pengaruh Price Earning Ratio (PER) Terhadap Harga Saham Harga Saham Sub Sektor Properti dan Real Estate
Berdasarkan pada pengujian hipotesis diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel Price Earning Ratio (PER) sebesar 3.79 dengan nilai probability sebesar 0.59 > dari 0.05 sehingga keputusan untuk hipotesis ini yaitu Ho diterima dan Ha ditolak, artinya Price Earning Ratio (PER) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham sub sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Daniel (2015), yang menyatakan bahwa price earning ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil yang sama dikemukakan oleh Susilo (2012), menyatakan bahwa price earning ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini berarti tinggi dan rendahnya nilai PER tidak mempengaruhi harga saham Penyimpangan ini terjadi karena investor tidak lagi memperhitungkan rasio PER dalam menentukan laba bersih per lembar saham yang akan mereka terima. Sehingga tinggi dan rendahnya nilai PER suatu perusahaan tidak menurunkan minat investor untuk berinvestasi oleh sebab itu hal ini tidak akan mempengaruhi harga
saham dan juga para investor dalam melakukan evaluasi saham mereka lebih memperhatikan laba bersih perusahaan (EPS) yang akan mereka terima karena rasio ini merupakan rasio yang menujukkan seberapa besar laba besih setiap lembar saham yang mereka miliki. Situasi ini lah yang menyebabkan price earning ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham sub sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Pengaruh Price To Book Value (PBV) Terhadap Harga Saham Harga Saham Sub Sektor Properti dan Real Estate
Berdasarkan pada pengujian hipotesis diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel Price To Book Value (PBV) sebesar 15.41 dengan nilai probability sebesar 0.79 > dari 0.05 sehingga keputusan untuk hipotesis ini yaitu Ho diterima dan Ha ditolak, artinya Price To Book Value (PBV) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham sub sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sha (2015), yang menyatakan price to book value tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Mulia (2011), yang juga menghasilkan kesimpulan bahwa price to book value tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Hal ini terjadi karena dalam melakukan keputusan investasi investor tidak selalu memperhatikan bagaimana harga saham terhadap harga bukunya oleh sebab itu tinggi atau rendahnya harga saham yang diperdagangkan tidak mengurangi minat investor untuk melakukan investasi (membeli saham yang diperdagangkan) sehingga hal ini tidak akan mempengaruhi harga saham dan juga para investor pada umumnya lebih berfokus pada bagaimana kondisi kinerja perusahaan karena kinerja perusahaan yang baik melambangkan perusahaan tersebut tergolong kedalam perusahaan yang likuid dengan tingkat keuntungan yang tinggi. Situasi inilah yang menyebabkan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara price to book value terhadap harga saham sub sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 sampai dengan 2014.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai sebagai berikut:
1. Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham sub sektor properti dan real estate.
2. Debt To Total Asset Ratio (DAR) berpengaruh signifikan terhadap harga saham sub sektor properti dan real estate.
3. Price Earning Ratio (PER) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham sub sektor properti dan real estate 4. Price To Book Value (PBV) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham sub sektor properti dan real estate.
KETERBATASAN
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan terdapat sejumlah keterbatasan yang peneliti rasakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Keterbatasan waktu penelitian yang hanya menggunakan rentang waktu empat tahun yaitu mulai dari tahun 2011- 2014.
2. Variabel independen yang digunakan didalam penelitian ini hanya terfokus pada faktor fundamental saja dan juga variabel independen yang digunakan didalam penelitian ini masih relatif sedikit.
SARAN
Berdasarkan hasil pengujian dan analisis data maka penulis mengajukan beberapa saran yang dapat memberikan manfaat positif bagi penelitian selanjutnya, yaitu:
1. Disarankan pada penelitian yang akan datang sebaiknya peneliti menggunakan variabel makro ekonomi seperti: nilai kurs, inflasi tingkat suku bunga dan lainnya.
2. Untuk rentang waktu penelitian yang akan datang sebaiknya peneliti memperpanjang periode pengamatan sehingga nantinya hasil yang diperoleh lebih akurat.
3. Disarankan untuk penelitian selanjutnya sebaiknya penelitian menggunakan rasio keuangan selain NPM, DAR, PER dan PBV seperti ROA, Beta, EPS, Inflasi, tingkat suku bunga dan laiinya, karena berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan hanya satu variabel yang memiliki pengaruh terhadap harga saham.
DAFTAR PUSTAKA
Ahasthoro, Handoko. 2011. Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematis Terhadap Harga Saham Perusahaan Yang Tergabung Kedalam Jakarta Islamic Index (JII). Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Vol,2, No.1.
Azhari, Diko Fitriansyah, Sri, Mangesti Rahayu dan Zahro, Z.A. 2016. Pengaruh ROE, DER, TATO dan PER Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 32, No. 2.
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2011. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Buku 1 (edisi II). Jakarta: Salemba Empat.
Daniel. 2015. Pengaruh Faktor Internal Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan LQ 45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal EMBA, Vol. 3, No.3.
Darmadji, Tjiptono, dan Fakhruddin. 2012. Pasar Modal Di Indonesia. Edisi. Ketiga. Jakarta : Salemba Empat. Dewi, Putu Dina Aristya dan I.G.N.A.
Suaryana. 2013. Pengaruh EPS, DER, dan PBV Terhadap Harga Saham. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Semarang: STIE.
Ginting, Suriani dan Suriany. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Wira Ekonomi Mikoskil, Vol. 3, No. 2. Hanafi, Mamduh M. 2010. Manajemen
Keuangan. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Harahap, Sofyan Syafri, 2013. Analisis
Kritis Atas Laporan Keuangan. Cetakan Kesebelas. Jakarta: Penerbit Rajawali Pers.
Husaini, Achmad. 2012. Pengaruh Variabel Return On Assets, Return On Equity, Net Profit Margin dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan. Jurnal profit, Vol. 6, No.1.
Hutami, Rescyana Putri. 2012. Pengaruh Dividend Per Share, Return On Equity dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Perusahaan Industri Manufaktur Yang Tercatat Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010. Jurnal Nominal, Vol. 1, No.1. Jogiyanto, Hartono. 2010. Teori Portofolio
dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh. Yogyakarta: BPFE.
Liwang, Florencia Pramitha. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Struktur Modal Serta Pengaruhnya Terhadap Harga saham Pada Perusahaan yang Tergabung Dalam LQ45 Periode 2006-2009. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan. Bandung: Universitas Kristen Maranatha.
Munawir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty.
Mulia, Fredy Hermawan dan Nurdhiana. 2011. Pengaruh Book Value (BV), Price to Book Value(PBV), Earning Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER) Terhadap Harga Saham Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007–2010.
Onibala, Indra Ricky, Parengkuan, Tommy, dan Paulina, Van Rate. 2014. Analisis Rasio Profitabilitas dan Risiko Keuangan Terhadap Harga Saham XL Axiata Tbk Terdaftar Di BEI Periode 2007-2012. Jurnal EMBA, Vol. 2, No. 1.
Ratih, Dorothea, Apriatni E.P dan Saryadi. 2013. Pengaruh EPS, PER, DER, ROE Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-2012. Hal. 1-12.
Sha, Thio Lie. (2015). Pengaruh Kebijakan Dividen , Likuiditas, Net Profit Margin, Return On Equity dan Price
To Book Value Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2010-2013. Jurnal Akuntansi, Vol. XIX, No. 2.
Susilo, Yosua Eko. 2012. Pengaruh ROA, ROE, PBV, PER, NPM, OPM Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Pada Tahun 2008– 2011. Semarang: Universitas Dian Nuswantoro.
Syamsudin, Lukman. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Rajawali Pers.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Yulianto, Datu. 2015. Pengaruh Kinerja
Perusahaan Dan Variabel MakroEkonomi Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan.