• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SILAUT KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SILAUT KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SILAUT

KABUPATEN PESISIR SELATAN

JURNAL

Oleh: GUSNITA NPM. 12090025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

(2)
(3)

1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SILAUT

KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh

,

gusnitaputrie28@yahoo.com ansofino2001@yahoo.com vellaanggresta@yahoo.com

Jl. Gunung Panggilun No.1 Padang Sumatera Barat, Telp. (0751) 7053731–Fax (0751) 7053826 1

Mahasiswa-prodi-pendidikan-ekonomi 2.3

Dosen STKIP PGRI Sumbar

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis 1) Pengaruh modal secara parsial terhadap pendapatan petani kelapa sawit di Kecamatan Silaut Kabupaten Pesisir Selatan, 2) pengaruh harga jual secara parsial terhadap pendapatan petani kelapa sawit di Kecamatan Silaut Kabupaten Pesisir Selatan, 3) pengaruh luas kebun secara parsial terhadap pendapatan petani kelapa sawit di Kecamatan Silaut Kabupaten Pesisir Selatan, 4) pengaruh perubahan iklim secara parsial terhadap pendapatan petani kelapa sawit di Kecamatan Silaut Kabupaten Pesisir Selatan, 5) pengaruh produksi secara parsial tehadap pendapatan petani kelapa sawit di Kecamatan Silaut Kabupaten Pesisir Selatan.

Hasil analisis data menunjukan bahwa (1) Modal berpengaruh terhadap pendapatan petani terutama petani yang berlahan luas yang dipengaruhi oleh nilai koefisiennya masing-masing pada petani dengan lahan sempit adalah 4,640, lahan luas 12,832 keseluruhan adalah sebesar 4,682, nilai koefisien ini signifikan karena thitung > ttabelnya pada petani lahan sempit adalah

2,642, petani lahan luas adalah 2,822 dan petani keseluruhan sebesar 2,568> ttabel sebesar 1,984, (2) Harga jual berpengaruh

terhadap pendapatan petani terutama petani yang berlahan luas yang dipengaruhi oleh nilai koefisiennya masing-masing pada petani dengan lahan sempit 390,276, petani lahan luas adalah 571,913 dan petani keseluruhan sebesar 797,282, nilai koefisien ini signifikan karena thitung > ttabelnya , nilai thitung petani lahan sempit 2,752, petani lahan luas 2,224 dan petani keseluruhan sebesar

2,078> ttabel sebesar 1,984, (3) Luas kebunberpen garuh terhadap pendapatan petani terutama petani yang berlahan luas yang

dipengaruhi oleh nilai koefisiennya masing-masing pada petani dengan lahan sempit adalah 203397,246, petani lahan laus adalah 267119,119 dan petani keseluruhan sebesar 152649,880. Nilai koefisien ini signifikan karena thitung > ttabelnya, nilai thitung

petani lahan sempit sebesar 2,532, petani lahan luas 6,635 dan petani kesleuruhan 4,605> ttabel sebesar 1,984, (4) Perubahan iklim

berpengaruh terhadap pendapatan petani terutama petani yang berlahan luas yang dipengaruhi oleh nilai koefisiennya masing-masing pada petani dengan lahan sempit adalah 41976,726, petani lahan luas sebesar 49658,188 dan petani keseluruhan 63988,998. Nilai koefisien ini signifikan karena thitung > ttabelnya, nilai thitung petani lahan sempit 2,065, petani lahan luas 2,504 dan

petani keseluruhan sebesar 2,276> ttabel sebesar 1,984, (5) Produksi berpengaruh terhadap pendapatan petani terutama petani

yang berlahan luas yang dipengaruhi oleh nilai koefisiennya masing-masing pada petani dengan lahan sempit adalah 21,309, petnai lahan luas 149,337 dan petani keseluruhan 122,576. Nilai koefisien ini signifikan karena thitung > ttabelnya, nilai thitung petani

lahan sempit 2,652, petani lahan luas 10,080 dan petani keseluruhan sebesar 8,253> ttabel sebesar 1,984, dan sisanya dipengaruhi

oleh faktor lain yang tidak dimasukan dalam penelitian ini.

Kata Kunci: Modal, Harga jual, Luas kebun, Perubahan iklim, dan produksi. ABSTRACT

This study aims to analyze 1) Effect of capital partially on income oil palm farmers in the district Silaut South Coastal District, 2) the impact of selling prices partially to earnings by the farmers in the district Silaut South Coastal District, 3) the impact of extensive gardens partially on income of oil palm farmers in the district Silaut South Coastal District, 4) the effect of climate change is partially on the income of farmers in the district of palm Silaut South Coastal District, 5) the effect of the partial production of oil palm farmers' income tehadap in District Silaut South Coastal District.

The results of data analysis showed that (1) Capital affects the income of farmers, especially farmers whose plots of land area that is affected by the coefficient value each on farmers with small land is 4.640, vast land 12.832 total amounted to 4.682, the coefficient value is significant because t > ttabelnya on smallholders are 2,642 farmers vast land is 2.822 and farmers totaling 2.568> t table of 1.984, (2) selling price affects the income of farmers, especially farmers whose plots of land area that is affected by the coefficient value of each to farmers with small land 390.276, farmer's land area is 571.913 and farmers totaling 797.282, the coefficient value is significant because t count> t table, t value smallholders 2.752, farmers vast land 2,224 and farmers totaling 2,078> t table of 1.984, (3) the area of the garden is very influential on the income of farmers, especially landless farmers who were affected by the extensive respective coefficient value to farmers with small land is 203,397.246, laus land farmer is a farmer totaling 267,119.119 and 152,649.880. The value of the coefficient is significant because t count> t table, tcount smallholders amounted to 2,532, farmers vast land 6.635 and farmers kesleuruhan 4.605> t table of 1.984, (4) Climate change affects the income of farmers, especially farmers whose plots of land area that is affected by the coefficient value each on farmers with small land is 41976.726, farmers land area of 49658.188 and 63988.998 farmers overall. The value of the coefficient is significant because t count> t table, t value smallholders 2.065, farmers vast land 2,504 and farmers totaling 2,276> t table of 1.984, (5) Production affects the income of farmers, especially farmers whose plots of land area that is affected

(4)

2

by the coefficient value each on farmers with small land is 21.309, 149.337 vast land of farmers and farmers overall 122.576. The coefficient value is significant because t count> t table, tcount 2.652 smallholders, farmers and farmer's land area totaling 10.080 8.253> t table of 1.984, and the rest influenced by other factors not included in this study.

(5)

3

PENDAHULUAN

Indonesia masih merupakan negara agraris dimana pertanian masih menjadi pilar penting kehidupan dan perekonomian penduduknya. Dari 240 juta jiwa penduduk Indonesia lebih dari 46 persennya bekerja di sektor pertanian. Peran pertanian bukan hanya untuk menyediakan kebutuhan pangan penduduknya yang cukup besar namun juga mendominasi kegiatan ekspor negara ini. Salah satu produksi perkebunan terbesar Indonesia saat ini adalah kelapa sawit. Produksi kelapa sawit Indonesia sekarang ini memenuhi 40 persen kebutuhan konsumsi dunia. Bidang pertanian ini menjadi bidang yang sangat menunjang bagi perekonomian Indonesia dan menyumbang devisa bagi negara.

Provinsi Sumatera Barat merupakan termasuk daerah agraris juga, pertanian di daerah Sumatera Barat terdiri dari menanam padi, pertanian karet, kelapa, kopi,dan kelapa sawit. Terkhususnya Kabupaten Pesisir Selatan Kecamatan Silaut komoditi unggulan adalah dari sektor pertanian kelapa sawit. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang penting dan strategis didaerah Silaut karena peranannya yang cukup besar dalam mendorong perekonomian rakyat terutama bagi petani dipedesaan. Perkebunan sawit merupakan salah satu penggerak ekonomi rakyat di Silaut. Namun sayang, harga sawit

yang tidak menentu terkadang menimbulkan kerugian bagi para petani sawit yang memiliki modal dan lahan yang kecil. Namun ketika harga yang sangat tinggi, petani sawit sangat diuntungkan. Belakangan ini harga sawit mengalami penurunan yang sangat tajam, sehingga masyarakat Silaut

mengeluh dengan kondisi

perekonomian sekarang ini.

Pertanian kelapa sawit tersebut memberikan kontribusi yang sangat bagus bagi masyarakat, sebab tanaman kelapa sawit ini mudah dikelola dan hasil panennya sangat memuaskan, panen dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Silaut adalah 1 kali panen dalam 15 hari (2 minggu). Disamping itu hasil panen kelapa sawit kadang kala tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari, hal ini disebabkan kurangnya pengelolaan kebun kelapa sawit tersebut, sehingga hasil panen kelapa sawit ini kadang-kadang tidak stabil, hal ini banyak dirasakan oleh masyarakat Kecamatan Silaut. Rata-rata hasil panen kelapa sawit tidak selalu naik tetapi hasil panen turun dari hasil panen biasanya.

Di Kecamatan Silaut perkebunan sawit sudah tidak asing lagi selain perkebunan milik pribadi juga ada perkebunan yang di olah suatu perusahaan. Dengan besarnya hasil yang didapatkan dari perkebunan sawit ini menyebabkan masyarakat

terdorong untuk terus

(6)

4

sehingga di Kecamatan Silaut

masyarakat telah banyak

mengalifungsikan perkebunan karet menjadi perkebunan sawit. Bisa dibilang Kecamatan Silaut yang dulunya memiliki banyak karet sekarang sudah menjadi banyaknya perkebunan sawit. Hal ini diharapkan meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat didaerah ini.

Pendapatan dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai hasil berupa uang atau hal materi lainnya yang dapat dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa manusia bebas. pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang baik berupa uang kontan

maupun natural. Pendapatan juga diuraikan sebagai keseluruhan penerimaan yang diterima pekerja, buruh atau rumah tangga, baik berupa fisik maupun non fisik selama ini melakukan pekerjaan pada suatu perusahaan instansi atau pendapatan selama ia bekerja atau berusaha. Selanjutnya pendapatan petani adalah pendapatan yang berasal dari hasil sektor pertanian atau sektor perkebunan. Sedangkan pendapatan petani sawit adalah pendapatan yang berasal dari hasil usaha tani sawit dengan tujuan agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya atau rumah tangganya akan tercapai.

Tabel 1: Data Pendapatan Perkapita Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2009- 2013

No Tahun Nilai Nominal

(Rupiah) Kenaikan (%) 1 2009 8.720.145,84 12,81 2 2010 9.745.745,49 11,76 3 2011 10.900.134,15 11,85 4 2012 11.915.772,29 9,32 5 2013 13.480.005,91 13,13

Sumber : PDRB Kab. Pesisir Selata Tahun 2009-2013 Dari tabel 1 di atas dapat kita

lihat pendapatan perkapita yang paling tinggi pada tahun 2013 sebesar Rp 13.480.005,91 pendapatan terendah terdapat pada tahun 2009 sebesar Rp 8.720.145,84. Dapat diketahui pendapatan perkapita tahun ketahun mengalami kenaikan hendak nya tidak mengalami fluktuasi.

Menurut Sukirno (2008:87) pendapatan adalah jumlah

penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu baik harian, mingguan bulanan maupun tahunan. Beberapa klasifikasi pendapatan antara lain:

1. Pendapatan pribadi yaitu semua jenis pendapatan termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan suatu kegiatan ataupun yang diterima penduduk suatu negara.

(7)

5

2. Pendapatan disposibel yaitu pendapatan pribadi dikurangi pajak yang harus dibayar oleh para penerima pendapatan, sisa

pendapatan yang siap

dibelanjakan inilah yang dinamakan pendapatan disposibel. 3. Pendapatan nasional yaitu nilai seluruh barang jadi dan jasa-jasa yang diproduksikan oleh suatu negara dalam satu tahun.

Menurut Adji, dkk (2004:16) pendapatan perkapita adalah pendapatan rata-rata untuk masing-masing penduduk dalam suatu negara selama periode tertentu. Perhitungan pendapatan perkapita adalah pendapatan nasional di bagi jumlah penduduk.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan peneli-tian deskriptif dan asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani kelapa sawit yang ada di kecamatan Silaut Kabupaten Pesisir Selatan yang terdiri dari 260 Kepala Keluarga (KK). dan jumlah responden penelitian ini adalah sebanyak 172 orang petani kelapa sawit.

Adapun variabel dalam

penelitian ini adalah variabel pendapatan sebagai variabel terikat (Y), modal (X1), harga jual (X2), luas kebun (X3), perubahan iklim (X4), dan produksi (X5) sebagai variabel bebasnya.

Teknik analisis data yang di-gunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi berganda.

HASIL PENELITIAN

Deskripsi Variabel Pendapatan (Y)

Pendapatan adalah hasil dari rata-rata penerimaan dikurangi dengan rata-rata pengelauran dalam satu bulan yang petani bisa dapatkan setiap bulannya pada petani kelapa sawit di Kecamatan Silaut Kabupaten Pesisir Selatan.

pendapatan petani dari hasil sawit setiap bulannya paling banyak adalah 2.975.002 sampai dengan 3.562.502 yaitu (38,4%) responden dan paling sedikit adalah 5.325.005 sampai dengan 5.912.505 yaitu (0,6%) responden dengan rata-rata pendapatan 3245755,81 pendapatan tertinggi 6.500.000 dan terendah 1.800.000.

Deskripsi Variabel Modal (X1)

Modal dalam penelitian ini adalah biaya input seperti biaya bibit dan pupuk dalam satu bulan pada petani kelapa sawit di Kecamatan Silaut Kabupaten Pesisir Selatan sebanyak 172 petani.

modal paling banyak adalah Rp 340.006-355.006 yaitu 90,1% dan paling sedikit adalah Rp 355.007-370.000 yaitu 1,2%.

Deskripsi Variabel Harga Jual (X2)

Harga Jual terhadap

pendapatanpada petani kelapasawit di Kecamatan Silaut Kabupaten Pesisir Selatan sebanyak 172 petani. menunjukkan harga jual paling tinggi adalah 800 yaitu 65,7 dan paling sedikit adalah 900 yaitu 0,6% responden dan rata-rata harga jual adalah 841,69.

(8)

6

Deskripsi Variabel Luas Kebun (X3)

Luas kebun yang dikerjakan oleh petanikelapasawit di Kecamatan Silaut Kabupaten Pesisir Selatan sebanyak 172 petani. menunjukkan kebun yang paling luas adalah 6 Ha yaitu 32,6% responden dan paling sempit adalah 2 Ha yaitu 1,2% dengan rata-rata 5 Ha paling luas 10 Ha dan yang paling sempit 2 Ha.

Deskripsi Variabel Perubahan

Iklim (X4)

Perubahan iklim terhadap pendapatanpetani kelapa sawit di Kecamatan Silaut Kabupaten Pesisir Selatan 172 petani.

perubahan iklim terbesar adalah musim hujan selama 5 hari yaitu sebanyak 55,2% dan terkecil adalah musim hujan selama 3 hari yaitu 8,1% dengan rata-rata 4 hari.

Deskripsi Variabel Produksi (X5)

Produksi terhadap pendapatan petani kelapa sawit di Kecamatan Silaut Kabupaten Pesisir Selatan 172 petani. produksi paling banyak adalah 10.003-12.003 yaitu sebanyak 25,0% responden dan paling sedikit 14.004-16.004 yaitu 8,1%

Sumber: Olahan Data Primer, 2016 Dari model persamaan regresi linear berganda di atas dapat diketahui bahwa nilai konstanta sebesar 1520000, yang berarti bahwa tanpa adanya pengaruh dari variable modal, harga jual, luas kebun, perubahan iklim dan produksi maka pendapatan petani kelapa sawit baru bernilai 1,520.000.

Koefisien regresi variabel modal (X1) sebesar 4,682. Hal ini berarti adanya pengaruh modal terhadap pendapatan, apabila nilai modal meningkat sebesar satu satuan maka pendapatan akan meningkat sebesar 4,682dalam setiap satuannya. Dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.

Koefisien regresi variabel harga jual (X2) sebesar 797,282. Hal ini berarti adanya pengaruh harga jual Tabel 2: Hasil Analisis regresi Berganda

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardi zed Coefficien ts t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -1520000 690606.8 77 -2.202 .029 Modal (X1) 4.682 1.823 .107 2.568 .011 Harga Jual (X2) 797.282 383.723 .083 2.078 .039 Luas Kebun (X3) 152649. 880 33148.91 5 .302 4.605 .000 Perubahan iklim (X4) 63988.9 98 28109.75 5 .094 2.276 .024 Produksi (X5) 122.576 14.852 .537 8.253 .000 Dependent Variable: Pendapatan (Y) Dependent Variabel: Pendapatan (Y)

(9)

7

terhadap pendapatan, apabila nilai harga jual meningkat sebesar satu satuan maka pendapatan akan meningkat sebesar 797,282 dalam setiap satuannya. Dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.

Koefisien regresi variabel luas kebun (X3) sebesar 152649,880. Hal ini berarti adanya pengaruh luas kebun terhadap pendapatan, apabila nilai luas kebun meningkat sebesar satu satuan maka pendapatan akan meningkat sebesar 152649,880 dalam setiap satuannya. Dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.

Koefisien regresi variabel perubahan iklim (X4) sebesar 63988,998. Hal ini berarti adanya pengaruh perubahan iklim terhadap pendapatan, apabila nilai perubahan iklim meningkat sebesar satu satuan maka pendapatan akan meningkat sebesar 63988,998 dalam setiap satuannya. Dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.

Koefisien regresi variabel produksi (X5) sebesar 122,576. Hal ini berarti adanya pengaruh produksi terhadap pendapatan, apabila nilai produksi meningkat sebesar satu satuan maka pendapatan akan meningkat sebesar 122,576 dalam setiap satuannya. Dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.

Tabel 3: Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .861a .741 .734 377102.172

a. Predictors: (Constant), Produksi (X5), Harga Jual (X2), Modal (X1), Perubahan iklim (X4), Luas Kebun (X3)

b. Dependent Variable: Pendapatan (Y) Sumber: Olahan Data Primer, 2016

Berdasarkan hasil pada tabel 3 hasil pengolahan data yang dapat dilihat pada tabel diperoleh hasil nilai R square sebesar 0,741 yang artinya 74,1% perubahan pada variabel dependen (pendapatan) dapat dijelaskan oleh variabel independen (modal, harga jual, luas lahan, perubahan iklim dan produksi) sedangkan sisanya sebesar 25,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini.

Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu uji t (parsial) dan uji F (simultan).

(10)

8 Sumber: Olahan Data Primer, 2016

Dari Tabel 4 di atas dapat dilihat pengaruh masing-masing variabel

bebas yang mempengaruhi

pendapatan adalah:

a. Hipotesis 1, terdapat pengaruh antara modal (X1) terhadap pendapatan (Y). Diperoleh nilai koefisien regresi modal sebesar 4,682 dan nilai thitung sebesar 2,568> ttabel sebesar 1,984 sedangkan nilai signifikan 0,011<α0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara modal terhadap pendapatan petani kelapa sawit. b. Hipotesis 2, terdapat pengaruh

antara harga jual (X2) terhadap pendapatan (Y). Diperoleh nilai koefisien regresi harga jual sebesar 797,282 dan nilai thitung sebesar 2,078> ttabel sebesar 1,984

sedangkan nilai signifikan 0,039< α 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara harga jual terhadap pendapatan petani kelapa sawit.

c. Hipotesis 3, terdapat pengaruh antara luas kebun (X3) terhadap pendapatan (Y). Diperoleh nilai koefisien regresi luas kebun sebesar 152649,880 dan nilai thitung sebesar 4,605> ttabel sebesar 1,984 sedangkan nilai signifikan 0,000< α 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara luas kebun terhadap pendapatan petani kelapa sawit.

d. Hipotesis 4, terdapat pengaruh antara perubahan iklim (X4) terhadap pendapatan (Y). Diperoleh nilai koefisien regresi perubahan iklim sebesar 63988,998 dan nilai thitung sebesar 2,276> ttabel sebesar 1,984 sedangkan nilai signifikan 0,024< α 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara perubahan iklim terhadap pendapatan petani kelapa sawit.

e. Hipotesis 5, terdapat pengaruh antara produksi (X5) terhadap pendapatan (Y). Diperoleh nilai koefisien regresi produksi sebesar 122,576 dan nilai thitung sebesar 8,253> ttabel sebesar 1,984 sedangkan nilai signifikan 0,000< α 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat Tabel 4: Hasil Uji t

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardi zed Coefficie nts t Sig. B Std. Error Beta 1 (Consta nt) 1520000 690606.8 77 2.20 2 .029 Modal (X1) 4.682 1.823 .107 2.56 8 .011 Harga Jual (X2) 797.282 383.723 .083 2.07 8 .039 Luas Kebun (X3) 152649.880 33148.91 5 .302 4.60 5 .000 Perubah an iklim (X4) 63988.998 28109.75 5 .094 2.27 6 .024 Produks i (X5) 122.576 14.852 .537 8.25 3 .000 Dependent Variable: Pendapatan (Y)

(11)

9

pengaruh antara produksi terhadap pendapatan petani kelapa sawit.

Tabel 5: Hasil Uji F

ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regressi on 6.766E13 5 1.353E13 95.154 .000a

Residual 2.361E13 166 1.422E11

Total 9.126E13 171

a. Predictors: (Constant), Produksi (X5), Harga Jual (X2), Modal (X1), Perubahan iklim (X4), Luas Kebun (X3)

b. Dependent Variable: Pendapatan (Y)

Sumber: Olahan Data Primer, 2016 Dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada table 5 di atas

menunjukkan bahwa nilai

Fhitung95,154> Ftabel 3,08 dan nilai signifikan 0,000< 0,05.

Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima, Dengan demikian dapat dikatakan bahwa modal, harga jual, luas kebun, perubahan iklim dan produksi terhadap pendapatan petani kelapa sawit di Kecamatan Silaut Kabupaten Pesisir Selatan.

PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan petani terutama petani yang berlahan luas yang dipengaruhi oleh nilai koefisiennya masing-masing pada petani dengan lahan

sempit adalah 4,640, lahan luas 12,832 keseluruhan adalah sebesar 4,682, nilai koefisien ini signifikan karena thitung > ttabelnya pada petani lahan sempit adalah 2,642, petani lahan luas adalah 2,822 dan petani keseluruhan sebesar 2,568> ttabel sebesar 1,984. Artinya apabila modal meningkat 1% maka pendapatan petani lahan luas akan meningkat pula sebesar 12.832.000.

2. Harga jual berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan petani terutama petani yang berlahan l.uas yang dipengaruhi oleh nilai koefisiennya masing-masing pada petani dengan lahan sempit 390,276, petani lahan luas adalah 571,913 dan petani keseluruhan sebesar 797,282, nilai koefisien ini signifikan karena thitung > ttabelnya , nilai thitung petani lahan sempit 2,752, petani lahan luas 2,224 dan petani keseluruhan sebesar 2,078> ttabel sebesar 1,984. Artinya apabila harga jual meningkat 1% maka pendapatan petani lahan luas akan meningkat pula sebesar 571.913.000.

3. Luas kebun berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan petani terutama petani yang berlahan luas yang dipengaruhi oleh nilai koefisiennya masing-masing pada petani dengan lahan sempit adalah 203397,246, petani lahan laus adalah 267119,119 dan petani keseluruhan sebesar 152649,880. Nilai koefisien ini signifikan karena thitung > ttabelnya, nilai thitung petani lahan sempit sebesar 2,532, petani lahan luas 6,635 dan petani kesleuruhan 4,605> ttabel sebesar

(12)

10

1,984. Artinya apabila luas kebun meningkat 1% maka pendapatan petani lahan luas akan meningkat pula sebesar 267.119.119.

4. Perubahan iklim berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan petani terutama petani yang berlahan luas yang dipengaruhi oleh nilai koefisiennya masing-masing pada petani dengan lahan sempit adalah 41976,726, petani lahan luas sebesar 49658,188 dan petani keseluruhan 63988,998. Nilai koefisien ini signifikan karena thitung > ttabelnya, nilai thitung petani lahan sempit 2,065, petani lahan luas 2,504 dan petani keseluruhan sebesar 2,276> ttabel sebesar 1,984. Artinya apabila perubahan iklim akan meningkat 1% maka pendapatan petani lahan luas adalah 496.581.880.

5. Produksi berpengaruh poitif dan signifikan terhadap pendapatan petani terutama petani yang berlahan luas yang dipengaruhi oleh nilai koefisiennya masing-masing pada petani dengan lahan sempit adalah 21,309, petnai lahan luas 149,337 dan petani keseluruhan 122,576. Nilai koefisien ini signifikan karena thitung > ttabelnya, nilai thitung petani lahan sempit 2,652, petani lahan luas 10,080 dan petani keseluruhan sebesar 8,253> ttabel sebesar 1,984. Artinya apabila produksi meningkat 1% maka pendapatan petani lahan luas akan meningkat pula sebesar 149.337.000.

6. Harga jual paling mempengaruh pada pendapatan petani lahan sempit, produksi paling mempengaruhi pendapatan petani

lahan luas dan produksi juga paling mempengaruhi pendapatan petani keseluruhan.

Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian, Penulis mengemukakan saran yang diharapkan dapat bermanfaat dalam meningkatkan pendapatan yang ditunjukan kepada petani kelapa sawit.

1. Variabel modal. Disarankan kepada petani kelapa sawit agar bisa meningkatkan pendapatan untuk bisa menambah modal dengan cara meminjam modal kepada koperasi usaha yang ada

didaerah tersebut dan

memanfaatkan modal tersebut untuk pengelolaan lahan sawit sehingga bisa meningkatkan pendapatan petani sawit.

2. Variabel harga jual. Disarankan kepada petani sawit untuk meningkatkan hasil panen yang berkualitas tinggi sehingga saat penjualan hasil panen harga sawit menjadi meningkat dan bisa meningkatkan hasil pendapatan. 3. Variabel luas lahan. Diharapkan

kepada petani agar memanfaatkan luas lahan yang tersedia untuk penanaman sawit, agar luas lahan yang tersedia mampu memberikan hasil panen yang banyak yang dapat meningkatkan hasil pertanian sawit.

4. Variabel perubahan iklim. Disarankan kepada para petani sawit untuk melakukan panen setelah musim penghujan karena pada setelah musim tersebut buah sawit yang dihasilkan lebih bagus. 5. Variabel produksi. Diharapkan kepada petani agar bisa

(13)

11

meningkatkan jumlah produksi sawit dengan cara memanfaatkan pupuk alami yang ada disekitar loingkungan tempat tinggal seperti pupuk dari kandang sapi atau kandang ayam sehingga buah sawit yang dihasilkan menjadi lebih bagus.

Daftar Pustaka

Adji, Wahyu, dkk. (2004). Ekonomi. Jakarta: PT. Glora Aksara Pratama.

Angipora, T. Marius. 2002. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi V. Jakarta: Rineka Cipta.

Banowati, Eva. (2013). Geografi Pertanian. Yogyakarta: Ombak Anggota IKAPI.

Case, Fair. (2007). Prinsip-prinsip Ekonomi. Jakarta: PT. BUMI AKSARA.

David Ricardo. (n.d 2008.). Artikel Ilmiah AEZ West Sumatera. Pindyk. S. Robert (2012). Mikro

Ekonomi. Jakarta: PT. Glora Aksara Pratama.

Rosyidi, Suherman. (2009). Pengantar Teori Mikro Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Simamora, Henry. 2003. Manajemen Pemasaran Internasional. Jakarta: PT. Salemba Empat. Sukirno, Sadono. (2008). pengantar

Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Syofian, Siregar. 2012. Statistik Parametrik Penelitian

Kuantitatif dan Aplikasi SPSS. Jakarta:PT. Bumi Aksara. Mendelsohn, R., Dinar, a, Hassan,

R., & Kurukulasuriya, P. (2008). A Ricardian Analysis of the Distributionof Climate Change Impacts on Agriculture across Agro-Ecological Zones in Africa. Policy Research Working Paper 4599, (April).

Gambar

Tabel 1: Data Pendapatan Perkapita Kabupaten Pesisir Selatan  Tahun 2009- 2013
Tabel 3: Hasil Uji Koefisien Determinasi  Model Summary  Model Summary b Model  R  R Square  Adjusted R Square  Std
Tabel 5: Hasil Uji F

Referensi

Dokumen terkait

Pelatihan ini membuat rangkaian sederhana yaitu counter satu digit dan dapat dimodifikasi untuk lebih dari satu digit, serta dimodifikasi menjadi 7 segment dengan menggunakan

C. Rasional Kegiatan : Usaha SMARTPLUG yang akan kami dirikan adalah jenis usaha yang bisa di bilang baru dan belum ada dipasaran luas. Dimana usaha kami ini mengacu pada beberapa

Pdt/PL : Sidang jemaat, Tuhan berkenan hadir dalam ibadah Pembukaan Bulan Misi GKPB, marilah kita merendahkan hati dihadapanNya dan bersama-sama mengucapkan demikian : PL +

Seperti yang dikatakan oleh Bapak Bimo Ari Bowo, bahwa bentuk periklanan yang digunakan PT Bank Mandiri Taspen dalam produk Kredit Mantap Pensiun adalah yang pertama media

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA terhadap sustainability report dan pengaruh good corporate governance

Pendapat dari informan 1 adalah: “ Menurut pendapat saya Strategi komunikasi yang paling sering dilakukan oleh petugas Penyuluh KB untuk penyebaran informasi KB

Tabel Data pengeluaran Hk 4d dan Data Hk versi 6d, Daftar Nomor keluar data hk 6d, Data hongkong hari ini, Hasil Pengeluaran hk pools 2017/2018, Tabel Keluaran hongkong pools 2018,

Kerangka adalah mukjizat rekayasa tersendiri, yang merupakan sis-tem bangunan pendukung tubuh. Kerangka melindungi organ-organ utama seperti otak, jantung dan paru- paru, dan