• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Harapan dengan Intensitas Nyeri pada Pasien Kanker di RSUP H. Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Harapan dengan Intensitas Nyeri pada Pasien Kanker di RSUP H. Adam Malik Medan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Kanker telah dianggap sebagai penyakit yang mematikan. Kanker dapat terjadi dengan berbagai cara tergantung pada sistem tubuh yang terkena dan jenis sel tumor yang terlibat. Kanker dapat mempengaruhi individu dari berbagai usia, jenis kelamin, etnisitas, atau daerah geografi. Meskipun frekuensi insidens dan mortalitas kanker terus menurun sejak tahun 1990 kanker tetap menjadi satu-satunya penyakit yang paling menakutkan (American Cancer Society, 2010). Sebagian besar pasien merasa hancur dan frustasi ketika pertama kali didiagnosa kanker.

(2)

Secara nasional prevalensi penyakit kanker pada penduduk semua umur di Indonesia tahun 2013 sebesar 1,4‰ atau diperkirakan sekitar 347.792 orang (Kementrian Kesehatan RI, 2015). Penyakit kanker serviks dan payudara merupakan penyakit kanker dengan prevelensi tertinggi di Indonesia. Penyakit kanker serviks sebesar 0,8‰ dan kanker payudara sebesar 0,5‰. Sementara di Sumatera Utara

memiliki prevalensi penyakit kanker sebesar 1,0‰ atau sekitar 13.391 orang (Kementrian Kesehatan RI, 2015).

Kanker dapat diketahui menimbulkan keluhan termasuk nyeri. Van den Beuken-van Everdingen, de Rijike, dan Kessels et al. (2007) melaporkan bahwa lebih dari 50% kanker mengalami nyeri. Nyeri relatif tak terduga dan sulit untuk mengendalikannya (Middlemiss et al., 2011 dalam Overcash, Deborah, Danette & Taletha, 2013). Pasien sering kali merasakan nyeri selama sakit atau setelah melakukan terapi. Nyeri berhubungan dengan pengobatan pada kanker seperti operasi, kemoterapi dan radioterapi yang dapat melukai visceral, musculoskeletal, dan jaringan saraf. Diperkirakan 53% dan 64-90% dari pasien dengan kanker stadium lanjut mengalami nyeri, dengan lebih dari sepertiga mengalami nyeri sedang-berat (Winslow, Seymour, & Clark , 2005).

(3)

yaitu menurunnya harapan (Newton-John, 2003). Nyeri kronis membuat individu lelah baik secara fisik dan mental ( Luckman & Sorensen, 1993).

Setiap pasien akan memiliki reaksi yang berbeda terhadap rasa nyeri karena ambang nyeri dan toleransi setiap orang terhadap rasa nyeri sangat beragam (Robinson & Lyndon, 2016). Nyeri terjadi ketika jaringan yang mengandung nosiseptor dicederai yang dilanjutkan proses transmisi, di mana impuls nyeri kemudian ditransmisikan serat afferent (A-delta & C) ke medulla spinalis. Kemudian dilanjutkan ke otak, di dalam otak terjadi proses penerjemahan nyeri yang melibatkan kognitif. Nyeri yang berespon dalam otak dapat dimodifikasi, sehingga persepsi terhadap nyeri dapat diubah, ditingkatkan, atau dikurangi. Persepsi nyeri dapat dimodifikasi oleh beberapa faktor. Salah satu nya yaitu harapan.

Setiap manusia mempunyai harapan. Harapan telah diidentifikasi sebagai faktor penting dalam kehidupan karena dianggap sebagai kekuatan dalam diri individu. Dalam proses kognitif, apabila seseorang berfikir positif menyebabkan hasil nyeri rendah dan sebaliknya apabila seseorang berfikir negatif menyebabkan hasil nyeri tinggi. Melcak mengembangkan teori nyeri neuromatriks yang dapat mempengaruhi terhadap pembentukan persepsi nyeri yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti perhatian, harapan dan kepribadian. Dengan kata lain, harapan individu dapat mempengaruhi derajat turun atau redanya nyeri yang dirasakan. Sehingga sangat penting untuk meningkatkan harapan individu dalam mengatasi nyeri.

(4)

rendah, sebaliknya pasien yang menganggap nyeri sebagai sebuah tantangan menunjukkan memiliki harapan tinggi.

Individu yang memiliki harapan tinggi mampu menghadapi situsasi yang sulit dan mencari cara untuk menyelesaikannya. Mereka akan berusaha untuk meminimalkan hal yang negatif yang mengganggu kehidupan (Snyder, 1994). Duggleby (2000) melakukan penelitian dari pengalaman nyeri pada pasien lansia di RS yang menunjukkan bahwa mempertahankan harapan yang besar menjadi proses yang penting dalam mengatasi nyeri.

Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti tertarik untuk mengidentifikasi hubungan harapan dengan intensitas nyeri pada pasien kanker di RSUP H. Adam Malik Medan.

1.2 Rumusan masalah

1.2.1 Bagaimana harapan pada pasien kanker?

1.2.2 Bagaimana intensitas nyeri pada pasien kanker?

1.2.3 Bagaimana hubungan harapan dengan intensitas nyeri pada pasien kanker?

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Untuk mengidentifikasi harapan pada pasien kanker.

1.3.2 Untuk mengidentifikasi intensitas nyeri pada pasien kanker.

(5)

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat memberi informasi kepada perawat pendidik untuk mengembangkan metode pembelajaran dengan memasukkan kedalam matakuliah berupa ceramah bagi mahasiswa tentang hubungan harapan terhadap intensitas nyeri.

1.4.2 Bagi Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan mengatasi nyeri pada pasien dengan cara meningkatkan harapan nya.

1.4.3 Bagi penelitian keperawatan

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pemecahan masalah matematika, sebagian dari siswa sekolah dasar merasa bosan dan kesulitan dalam pembelajaran matematika, seperti mencari keliling, luas dan volume suatu

Peningkatan yang tinggi pada penjualan konsolidasian untuk tahun 2011 sebagai respon positif dari masyarakat terhadap pengembangan produksi SKM yang dimulai beberapa

Pada penulisan ilmiah ini dibahas mengenai pembuatan website yang pada zaman era globalisasisi sekarang ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang komputer

[r]

Pada tahun 2012, Perseroan telah memasuki babak yang baru dengan melepas saham dan menjadi perusahaan terbuka, serta mengalihkan tongkat es- tafet kepemimpinan.. Akan

[r]

tertagih akan berdampak pada besarnya pendapatan yang merupakan indikator keberhasilan perusahaan. Keberhasilan perusahaan dalam pengendalian piutang tak tertagih

Telah dilakukan percobaan penentuan kadar Karoten dan bilangan DOBI pada CPO limbah buah kelapa sawit dengan alat spektrofotometer UV-Visible.. Pada penentuan kadar