• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENGEMBANGAN SIKAP PESERTA DIDIK PADA KURIKULUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENGEMBANGAN SIKAP PESERTA DIDIK PADA KURIKULUM"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENGEMBANGAN SIKAP PESERTA DIDIK

PADA KURIKULUM 2013 Oleh : Sri Karyono

Abstrak

Makalah ini berjudul Perencaaan pembelajaran pengembangan sikap siswa pada kurikulum 2013, yang bertujuan memberikan pengetahuan pada guru di sekolah tentang langkah-langkah pengembangan sikap siswa yang dapat dilakukan melalui kegiatan pembelajaran mata pelajaran. Tahapan perencanaan pembelajaran sikap ini dilakukan dengan cara menganalisis indikator, materi, tujuan, kegiatan dan evaluasi pembelajaran dari kompetensi pengetahuan (KD-3) dan ketrampilan (KD-4) hingga tuntas, setelah itu kompetensi sikap (KD-1 dan KD-2) dianalisis berdasar pengetahuan dan ketrampilan tersebut melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan.

Kata kunci : pengertian sikap, pengembangan sikap dan perencaan pengembangan sikap

A. Pendahuluan

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Undang-undang tersebut diatas menyatakan bahwa keberhasilan pendidikan yang dilakukan tidak hanya semata-mata menghasilkan anak yang cerdas, trampil, kreatif dan mandiri akan tetapi juga beriman dan bertakwa serta berklak mulia, dan yang terakhir ini yang kita namakan dengan sikap dimana sikap ini sesuatu yang sulit diukur secara nyata hanya yang pelajarlah yang dapat merasakan serta masyarakatlah yang dapat merasakan dampak hasil pendidikan keberhasilan dan ketidakberhasilan sikap yang dikembangkan pada pendidikan tersebut. Berdasar observasi yang dilakukan dilapangan menunjukan bahwa sebagian besar para guru dilapangan belum tepat dalam merencanakan pembelajaran dalam mengembangkan sikap pada saat menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Apabila hal ini dibiarkan maka akan semakin jauh hasil

(2)

2 pembelajaran yang diharapkan dari amanat kurikulum 2013. Untuk itu makalah yang berjudul Perencaaan pembelajaran pengembangan sikap siswa pada kurikulum 2013 ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi guru dilapangan.

B. Pengertian Sikap

Menurut Trow sikap sebagai suatu kesiapan mental dan emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat ( Djaali, 2013: 114 ). Menurut Allport sikap adalah suatu kesiapan mental dan saraf yang tersusun melalui pengalaman dan memberikan pengaruh langsung kepada respon individu terhadap suatu obyek atau situasi yang berhubungan dengan obyek. Sikap tidak muncul dengan tiba-tiba dan bukan pula bawaan dari lahir , tetapi sikap timbul disusun dan dibentuk melaui pengalaman-pengalaman yang akan mempengaruhi respon seseorang. Menurut definsisi diatas, sikap tertentu akan menjadi positif maupun negatif akan tergantung pengalaman-pengalaman yang mempengaruhinya, apabila diinginkan sikap-sikap positif maka seyogyanya seseorang perlu dikondisikan dan difasilitasi dengan kondisi-kondisi yang memungkinkan seseorang tersebut mendapatkan pengalaman-pengalaman yang positif.

Menurut Wina sanjaya sikap pada hakekatnya merupakan refleksi dari nilai yang dimiliki, oleh karenannya, pendidikan sikap pada dasarnya adalah pendidikan nilai. Nilai merupakan suatu konsep yang berada dalam pikiran manusia yang sifatnya tersembunyi dan tidak nyata. Nilai akan berhubungan dengan suatu pandangan yang baik maupun pandangan yang buruk, sesuai dan tidak sesuai, indah dan tidak indah dan lain sebagainya. Nilai pada dasarnya standar perilaku, ukuran yang menentukan

Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu obyek adalah atau kriteria sesorang tentang baik dan tidak baik, indah dan tidak indah. Pendidikan nilai pada dasarnya proses penanaman nilai pada peserta didik yang diharpkan agar dapat berperilaku sesuai pandangan yang dianggap baik dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku. Sikap yang dapat dikembangkan menurut kurikulum 2013 antara lain ketekunan belajar, kerajinan, tenggang rasa, kedisiplinan, kerja keras, ramah dengan teman, hormat dengan orang tua, kejujuran, menepati janji, kepedulian dan tanggung jawab

(3)

3 C. Pengembangan Sikap

Sikap terbentuk melalui hasil belajar dari interaksi dan pengalaman-pengalaman yang memberikan pengaruh kepada respon individu terhadap situasi yang berhubungan dengan obyek tertentu . Dengan demikian sikap terbentuk oleh adanya interaksi sosial yang di alami oleh individu. Menurut Douglas Graham (Wina Sanjaya, 2007: 273) bahwa ada empat faktor yang merupakan kepatuhan sesorang terhadap sikap /nilai tertentu yaitu : Normativist yaitu kepatuhan terhadap norma-norma hukum, Integralist yaitu kepatuhan berdasarkan pada kesadaran dengan pertimbangan-pertimbangan rasional, Fenomenalist yaitu kepatuhan berdasarkan pada suara hati atau sekedar basa-basi dan Hedonist yaitu kepatuhan berdasarkan kepentingan diri sendiri. Keterangan Douglas tersebut

Menurut Gulo ( 2005) menyimpulkan bahwa pendidikan nilai dalam pembentukan sikap :

1. Nilai tidak dapat diajarkan tetaapi dapat diketahui dari penampilannya

2. Pengembangan domain afektif pada nilai tidak bisa dipisahkan dari aspek koknitif dan negatif

3. Masalah nilai adalah masalah emosional dan karena itu dapat berubah, berkembang, sehingga dapat dibina.

4. Perkembangan nilai atau moral tidak dapat terjadi sekaligus, akan tetapi melalui tahap tertentu

Strategi pengembangan sikap dalam kegiatan pembelajaran di sekolah setidaknya dapat ditempuh melalui beberapa alternatif strategi secara terpadu.

1. Mengintegrasikan pengembangan sikap dalam konten kurikulum dirumuskan ke dalam seluruh mata pelajaran

2. Mengintegrasikan pengembangan ke dalam kegiatan sehari-hari di sekolah. 3. Mengintegrasikan pengembangan sikap ke dalam kegiatan yang diprogramkan

atau direncanakan.

4. Membangun komunikasi dan kerjasama antara sekolah dengan orang tua peserta didik terkait dengan pengembangan sikap peserta didik

Menurut Wina Sanjaya ada dua pola dalam proses pembentukan sikap yaitu: 1. Pola Pembiasaan

Berdasar teori skinner melalui teorinya operant conditioning, pembentukan sikap yang dilakukan dalam teori tersebut menekankan pada proses

(4)

4 peneguhan respon siswa. Setiap kali anak menunjukan yang baik diberi penguatan dengan cara memberikan hadiah atau perilaku yang meyenangkan sehingga lama kelamaan anak akan meningkatkan prestasinya. Dalam pembentukan sikap melalui pola pembiasaan ini, guru dalam mengajar baik disadari maupun tidak, guru akan menanamkan sikap tertentu pada peserta didik melalu pembiasaan ini. Sebagai contoh Siswa yang setiap kali menerima perlakukaan yang baik dan menyenangkan dan selalu ulang-ulang dan dikuatkan dengan pujian, maka lama-kelamaan akan menimbulkan rasa senang pada anak tersebut, maka perasan ini akan menimbulkan rasa senang, hormat guru tersebut maupun mata pelajaran yang diampunya.

2. Pola Pemodelan

Salah satu karakteristik peserta didik yang sedang berkembang adalah keinginannya untuk melakukan peniruan atau imitasi. Peniruan akan dilakukan oleh anak adalah menirukan perilaku-perilaku yang diperagakan dan didemonstrasikan oleh orang atau bintang yang menjadi idolannya. Inilah yang disebut modeling. Jadi pemodelan adalah menjadikan suatu perbuatan dari seseorang agar menjadi idola yang kemudian orang tersbut akan ditiru perbuatannya selanjutnya orang tersebut akan dihormati. Permodelan biasanya diawali dengan rasa kagum terhadap sang model terhadap ketrampilan dan kepintarannya yang tidak ditemukan pada orang lain. Dari perasaan kagum tersebut lama kelamaan akan mempengaruhi emosinya sehingga anak akan terpengaruh mengikuti dan meniru perilaku yang dilakukan oleh idolanya. Maka sangat diharapkan pemodelan ini dapat dilakukan oleh guru dalam rangka membentuk sikap yang diharapkan, untuk itu guru harus memahami dan menerapkan sikap-sikap tersebut sebagai model yang ditiru siswa dalam rangka mengembangkan sikapnya. Peoses penanaman sikap peserta didik terhadap obyek melalui proses permodelan pada awalnya dilakukan dengan cara mencontoh dari seorang model ( dalam hal ini modelnya dapat guru, administrasi dan ketenaga pendidikan lainnya), namun anak perlu diberi pemahaman mengapa hal itu dilakukan. Hal ini perlu disampaikan kepada peserta didik, agar sikap yang muncul benar-benar didasari oleh suatu keyakinan kebenaran sebagai sistem nilai.

(5)

5 D. Perencanaan Pembelajaran.pengembangan sikap dalam kurikulum 2013

Perencanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus mencakup: (1) data sekolah, matapelajaran, dan kelas/semester; (2) materi pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran, KD dan indikator pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran; metode pembelajaran; (6) media, alat dan sumber belajar; (6) langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan (7) penilaian.

Setiap guru di setiap satuan pendidikan merencanakan pembelajaran untuk kelas di mana guru tersebut mengajar matapelajaran yang diampunya. Perencaan pembelajaran ini dilakukan sebelum pembelajaran dilakukan. Perencanaan pembelajaran ini merupakan langkah yang akan dilakukan pada saat akan melakukan pembelajaran didepan kelas.

Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan Rencana Pembelajaran berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung tersebut peserta didik melakukan kegiatan belajar mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung. Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013, semua kegiatan yang terjadi selama belajar di sekolah dan di luar dalam kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler terjadi proses

(6)

6 pembelajaran untuk mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan sikap. Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut Kompetesi Dasar yang dikembangkan dari Kompetensi Pengetahuan (KI-3) dan Kompetensi Ketrampilan (KI-4). Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada Kompetensi Spiritual (KI-1) dan Kompetensi Sosial (KI-2). Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2. Pembentukan sikap merupakan fokus utama dalam implentasi kurikulum 2013, akan tetapi bukan berarti pengetahuan dan ketrampilan menjadi nomor dua. Secara garis besar perencanaan pembelajaran dilakukan dimulai dari proses menuntaskan rancangan pembelajaran dan evaluasi dari KD-3 dan KD-4 kemudian baru ditentukan rancangan pembelajaran KD-1 dan KD-2 dibawah ini akan disajikan langkah-langkah perancangaannya.

1. Rancangan Pembelajaran KD-3 DAN KD-4 2. Mengkaji Silabus

Setiap Silabus terdapat 4 KD sesuai dengan aspek KI (sikap kepada Tuhan, sikap diri dan terhadap lingkungan, pengetahuan, dan keterampilan). Untuk mencapai 4 KD tersebut, di dalam silabus dirumuskan kegiatan peserta didik secara umum dalam pembelajaran berdasarkan standar proses. Kegiatan peserta meliputi kegiatan : mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah dan mengkomunikasikan.

3. Merancang Materi, tujuan, kegiatan dan evaluasi pembelajaran. a. Menganalisis KD-3

 Menuliskan KD-3 yang akan diajarkan.

 Menganalisis indikator KD-3 hingga tuntas, indikator ini merupakan cici-ciri yang menunjukan penguasaan kompetensi dicapai

 Menentukan tujuan yang akan dicapai sesuai indikator yang dianalisis  Menentukan kegiata pembelajaran pendekatan ilmiah yang akan

dilaksanakan

 Menganalisis alat evaluasi yang digunakan untuk mengetahui bahwa kompetensi yang diharapkan tercapai atau dapat ditunjukan.

(7)

7  Buatlah kisi-kisi soal/tugas sebagai petunjuk penyusunan tugas/soal  Gunakan pula rubrik untuk melakukan penilaian.

b. Menganalisis KD-4

 Menuliskan KD-4 yang akan diajarkan.

 Menganalisis indikator KD-4 hingga tuntas, indikator ini merupakan cici-ciri yang menunjukan penguasaan kompetensi dicapai

 Menentukan tujuan yang akan dicapai sesuai indikator yang dianalisis  Menentukan kegiatan pembelajaran pendekatan ilmiah yang akan

dilaksanakan

 Menganalisis alat evaluasi yang digunakan untuk mengetahui bahwa kompetensi yang diharapkan tercapai atau dapat ditunjukan.

 Buatlah kisi-kisi soal/tugas sebagai petunjuk penyusunan tugas/soal  Gunakanlah kisi-kisi tugas sebagai petunjuk penyusunan tugas c. Menganalisis KD-1 dan KD-2

Setelah materi, indikator, tujuan, kegiatan dan evaluasi pembelajaran yang berasal KD-3 dan KD-4 selesai dianlisis secara tuntas, lankah berikutnya adalah menentukan kompetensi sikap apa yang mungkin dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran KD-3 DAN KD-4, sebagai acuan dapat menggunakan Permendikbud no 81 A tentang implementasi kurikulum pedoman umum pembelajaran halaman 5 yaitu :

 Kegiatan mengamati mengembangkan sikap kesungguhan, ketelitian danmencari informasi

 Kegiatan Menanya mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat

 Kegiatan mencari informasi Mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

(8)

8  Kegiatan mengasosiasi Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan

 Kegiatan mengkomunikasikan Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

E. Penutup

Perencaan pembelajaran yang baik akan menentukan berhasilnya suatu pembelajaran. Kompetensi sikap dalam kurikulum 2013 menjadi fokus utama dalam pengembangan sumber daya manusia. Namun demikian dalam pengembangan sikap, kompetensi pengetahuan dan kompetensi ketrampilan juga menjadi sasaran untuk dikembangkan dalam rangka membentuk kompetensi yang utuh. Oleh karena itu dalam merancang pembelajaran sikap, kompetensi pengetahuan dan ketrampilan dianalisis terlebih dahulu secara tuntas, selanjutnya kompetensi sikap yang akan dikembangkan disesuaikan dengan kompetensi pengetahuan dan kompetensi ketrampilan yang ajarkan melalui mengamati, menanya, mencari informasi, mengasosiasi dan kegiatan mengkomunikasikan.

Daftar Pustaka

Djaali : 2013, Psikologi Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara. Gulo W : 2002, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Grasindo.

Wina Sanjaya : 2007, Strategi Pembelajaran, Jakarta, Prenda Media Group.

... 2013, Permendikbud No 81A tentang implementasi kurikulum pedoman umum pembelajaran, Jakarta, Kemendikbud.

https://www.google.co.id/search?site=&source=hp&q=pengembangan+sikap&bt http://misanmusthofa.blogspot.com/2012/01/hakekat-pendidikan-pendidikan-nilai-dan-sikap.html

(9)

9 BIODATA PENULIS

Nama : Drs. Sri Karyono, M.Pd NIP : 19600930 198503 1001

Pangkat/Golongan : Pembina Tk I/IVb Jabatan : Widyaiswara Madya

Unit Kerja : PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta

Bidang Keahlian : Kriya Kayu Email : sukmasa@yahoo.co.id

Referensi

Dokumen terkait

Dalam teknologi packet-switching,koneksi ke jaringan hanya dilakukan pada saat ada data yang dikirim sekaligus dalam satu ´paket´ sehingga lebih efisien dibanding koneksi

[4.3] Menimbang keterangan Pengadu, Teradu, Pihak Terkait, bukti dokumen dan fakta yang terungkap dalam sidang pemeriksaan, pada tanggal 17 April 2019 di TPS 01

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mengkaji, meng- analisis, dan menemukan hubungan atau pengaruh: (1) sistem budi daya perikanan hutan mangrove dengan sistem

Grup HSBC sendiri memiliki lebih dari 7200 kantor di 85 negara dan teritori dengan total aset US$2.556 miliar (tertanggal 31 Desember 2011), menjadikannya sebagai salah satu

Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2012, dengan kami ini minta kepada Saudara Direktur untuk hadir dalam melakukan Pembuktian Kualifikasi dengan membawa berkas asli data perusahaan pada

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini berkaitan dengan 5 keterangan yang dimiliki Mahasiswa PGSD Unwidha Klaten angkatan 2017. Mahasiswa PGSD Unwidha Klaten angkatan 2017

• Rata-rata lama pendidikan yang dinikmati oleh penduduk pada tahun 2012 mencapai selama 7,63 tahun atau berada dibawah angka rata-rata Provinsi Riau. yang mencapai

Reformasi hukum di Indonesia dibahas dalam 3 masalah yaitu masalah pelaksanaan hukum, masalah pencabutan perundangan-undangan yang tidak demokratik, dan