• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Green Design Pada Material Dan Kenyamanan Interior Restaurant.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Green Design Pada Material Dan Kenyamanan Interior Restaurant."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

i

ABSTRAK

Tidak pedulinya masyarakat akan lingkungan sekitar berdampak pada pemanasan global atau global warming, efek rumah kaca, dan perubahan iklim yang mulai tidak stabil. Untuk menghindari dampak tersebut para arsitek maupun desainer interior mulai mencanangkan konsep green dan dibuat standar serta pengukuran terhadap bangunan untuk mengukur tingkat green.

90 Gourmet restaurant merupakan salah satu restaurant di Bandung yang

mengusung konsep green. Restaurant ini berusaha memenuhi aspek green terhadap pengunjung dengan suasana interior yang sejuk di tengah kepadatan kota. Oleh karena itu sangat menarik untuk meneliti konsep green pada restaurant ini, dengan cara mengetahui seberapa besar material dan kenyamanan yang memenuhi persyaratan green

di 90 Gourmet restaurant.

Standar pengukuran yang digunakan yaitu Greenship. Greenship merupakan standar bangunan hijau yang diakui oleh Indonesia. Greenship memiliki 6 aspek yang saling berkaitan dalam penilaian suatu obyek. Maka dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada 2 aspek yang berkaitan dengan interior yaitu material (diperbaharui, berbahan bekas, dan daur ulang) dan kenyamanan (termal, audial, dan visual).

Dilakukan beberapa pengukuran untuk mengetahui tingkat kenyamanan manusia dengan metode PMV dan PPD, Desible meter untuk mengetahui kenyamanan audial di

restaurant, dan Luxmeter untuk mengetahui kenyamanan visual di restaurant.

Berdasarkan standar dan hasil pengukuran didapatkan simpulan mengetahui seberapa besar material dan kenyamanan yang memenuhi persyaratan green di 90

Gourmet restaurant. Diharapkan dari hasil penelitian ini mampu memberikan hasil

yang bermanfaat bagi pengembang aspek green 90 Gourmet restaurant namun juga menjadi salah satu acuan desainer interior yang ingin membuat restaurant dengan material dan kenyamanan yang memenuhi aspek green seperti yang dilakukan 90

(2)

ii

ABSTRACT

Does not care about the environmental community will have an impact on global warming, greenhouse effect and climate change which began unstable to avoid the impact of architects and interior designers began to declare the concept of green and is made to the building standards and measurements to measure the level of green.

90 Gourmet restaurant is one of the restaurants in Bandung that carries the concept of green. This restaurant is trying to meet green aspect to the visitors with a cool interior atmosphere in the midst of urban congestion. It is therefore very interesting to examine the concept of green at this restaurant, by way of knowing how much material and comfort that meets the requirements of the green at 90 Gourmet restaurant.

The standard measurement used is Greenship. Greenship green building standards which are recognized by Indonesia. Greenship has six related aspects in the assessment of an object. So in this study the focuses on two aspects related to interior, material (renewable, reuse, and reduce) and comfort (thermal, audial, and visual).

Performed some measurements to determine the human comfort level with PMV and PPD, convenience desible meter audial meter to find out at the restaurant, and luxmeter to determine visual comfort in the restaurant..

(3)

iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

PRAKATA ii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR GRAFIK xiii

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR BAGAN xvi

DAFTAR DIAGRAM xvi

DAFTAR LAMPIRAN xvi

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 5

1.6 Pemilihan objek ... 5

1.7 Metode penelitian danTeknik pengumpulan data ... 6

1.7.1 Metode Komparatif ... 6

1.7.2 Metode Kualitatif ... 6

1.8 Studi Literatur ... 6

1.9 Pengamatan Obyek Studi... 7

1.10Kerangka Penelitian ... 8

(4)

iv BAB II : GREEN DESAIN PADA INTERIOR

2.1 Dampak yang berpengaruh pada green desain ... 11

2.1.1 Pemanasan Global (Global Warming) ... 11

2.1.2 Efek Rumah Kaca (Green House)... 12

2.1.3 Perubahan Iklim secara Global ... 13

2.2 Standar Green Desain ... 15

2.2.1 BREEAM (Building Research Establishment’s Environmental Assesment Method) ... 16

2.2.2 LEED (Leadership in Energy and Environmental Design) ... 16

2.2.3 GREENSHIP (Standar Bangunan Hijau Indonesia) ... 17

2.3 Material ... 19

2.3.1 Material yang diperbaharui (Renewable materials) ... 19

2.3.2 Material berbahan bekas (re-use materials) ... 21

2.3.3 Material daur ulang (Recycle materials) ... 21

2.3.4 Produk-produk kayu ... 21

2.3.5 Penggunaan material sehat ... 23

2.4 Kenyamanan Bangunan ... 23

2.4.1 Kenyamanan Termal ... 24

(5)

v

2.2.3 Kenyamanan Audial ... 47

2.5 Restaurant ... 48

2.5.1 Pengertian Restaurant ... 48

2.5.2 Klasifikasi Restaurant ... 49

2.5.3 Standar Penerangan Buatan yang Berada di dalam restaurant dan Function Room ... 50

2.5.4 Standar kenyamanan Audial di Restaurant ... 50

2.5.5 Warna munculkan suasana interior ... 51

BAB III : 90 GOURMET RESTAURANT BANDUNG 3.1 Deskripsi restaurant 90 Gourmet... 53

3.2 Aspek Green Desain pada Restaurant 90 Gourmet ... 58

3.3 Material Resource and Cycle ... 58

3.3.1 Fundamental Refrigerant ... 59

3.3.2 Material yang Diperbaharui (Renewable Materials)... 60

3.3.3 Material Berbahan Bekas (Reuse Materials) ... 60

3.3.4 Material Daur Ulang (Reduce Materials) ... 61

3.3.5 Produk Kayu... 61

3.3.6 Certified Wood dan Regional Material ... 63

3.3.7 Environmentaly Friendly Processed Product ... 66

(6)

vi

3.4 Indoor Health and Comfort ... 71

3.4.1 Kenyamanan Termal ... 71

3.4.2 Kenyamanan Visual ... 76

3.4.3 Kenyamanan Audial ... 81

BAB IV : ANALISIS GREEN DESAIN PADA 90 GOURMET RESTAURANT 4.1 Analisis 90 Gourmet restaurant ... 82

4.2 Konservasi Energi Sistem Pencahayaan pada Bangunan Gedung ... 83

4.2.1 Electrical Sub Metering ... 83

4.2.2 OTTV Calculation ... 84

4.3 Material Resource and Cycle ... 85

4.3.1 Fundamental Refrigerant ... 86

4.3.2 Material yang Diperbaharui (renewable materials) ... 86

4.3.3 Material Berbahan Bekas (reuse materials) ... 87

4.3.4 Material Daur Ulang (recycle materials) ... 88

4.3.5 Produk kayu ... 88

4.3.6 Certified Wood and Regional Material ... 92

4.3.7 Environmentally Friendly Process Product ... 95

4.3.8 Modular Desain ... 99

(7)

vii

4.4.1 Kenyamanan Termal ... 102

4.4.2 Kenyamanan Visual ... 110

4.4.3 Kenyamanan Audial ... 120

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 122

5.2 Saran ... 128

LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pengaruh Global Warming ... 12

Gambar 2.2 Efek rumah kaca ... 12

Gambar 2.3 Efek rumah kaca terhadap lingkungan ... 13

Gambar 2.4 Pola curah hujan di Indonesia ... 14

Gambar 2.5 Pembalikan arah terhadap bangunan tinggi ... 31

Gambar 2.6 Gerakan udara antara deretan bangunan ... 31

Gambar 2.7 Pengukuran menggunakan metode PMV dan PPD ... 37

Gambar 2.8 Masuknya cahaya melalui lubang ventilasi... 40

Gambar 2.9 Ventilasi miring mengambil keunggulan dari cahaya dasar yang terpantul... 41

Gambar 2.10 Louver-louver horizontal ... 42

(8)

viii

Gambar 2.12 Louver Egg-crate penggabungan antara horizontal dan vertical... 43

Gambar 2.13 Efek cahaya lampu yang memberikan suasana dalam ruangan ... 47

Gambar 3.1 Tampak depan 90 Gourmetrestaurant ... 54

Gambar 3.2 Sketsa denah dan ruang yang menggunakan material daur ulang ... 59

Gambar 3.3 Sketsa denah dan foto cooleryang digunakan di restaurant Orange Blossom ... 59

Gambar 3.4 Sketsa denah dan ruang Azuma restaurant yang menggunakan material diperbaharui... 60

Gambar 3.5 Sketsa denah dan ruang Orange Blossom restaurant yang menggunakan material berbahan bekas ... 60

Gambar 3.6 Sketsa denah dan ruang Patio restaurant yang menggunakan material daur ulang ... 61

Gambar 3.7 Sketsa denah dan foto contoh kayu keras dan lunak yang digunakan oleh Orange Blossom restaurant ... 62

Gambar 3.8 Veneer yang digunakan sebagai partisi di Orange Blossom restaurant ... 63

Gambar 3.9 Kursi rotan yang digunakan pada Orange Blossom restaurant ... 63

Gambar 3.10 Meja kayu yang digunakan90 Gourmet restaurant ... 64

Gambar 3.11 Kursi dan meja yang digunakan Orange Blossom restaurant ... 64

Gambar 3.12 Kursi dan meja yang digunakan Azuma restaurant ... 65

Gambar 3.13 Kursi dan meja yang digunakan Patio restaurant... 65

(9)

ix

Gambar 3.15 Sketsa denah dan ruangan di Orange Blossom restaurant... 66

Gambar 3.16 Sketsa denah dan ruangan di Azuma restaurant ... 67

Gambar 3.17 Sketsa denah dan ruangan di Patio restaurant ... 67

Gambar 3.18 Sketsa denah dan material yang digunakan di depan Orange Blossom restaurant ... 68

Gambar 3.19 Sketsa denah dan material yang digunakan di Orange Blossom restaurant ... 69

Gambar 3.20 Sketsa denah dan material yang digunakan di Perantara restaurant . 69 Gambar 3.21 Sketsa denah dan material yang digunakan di Azuma restaurant ... 70

Gambar 3.22 Sketsa denah dan material yang digunakan di Patio restaurant ... 70

Gambar 3.23 Sketsa denah dan foto ruang yang menggunakan penghawaan alami 71 Gambar 3.24 Ruang Teppanyaki ... 72

Gambar 3.25 Ruang Serbaguna ... 72

Gambar 3.26 Sketsa denah outdoor air introduction ... 72

Gambar 3.27 Sketsa denah batas ruang merokok dan smoking area ... 73

Gambar 3.28 Orange Blossom restaurant sebelum dan sesudah di renovasi ... 74

Gambar 3.29 Sketsa denah 90 Gourmetrestaurant yang terkena panas matahari ... 75

Gambar 3.30 Arah sinar matahari yang masuk ke dalam 90 Gourmet restaurant ... 77

(10)

x Gambar 3.32 Sketsa denah lokasi pengukuran cahaya matahari yang masuk ke dalam

ruangan ... 78

Gambar 3.33 Sketsa denah lokasi yang menggunakan sun shadding dan vertical blind ... 79

Gambar 3.34 Sketsa denah dan titik lampu di ruangan restaurant 90 Gourmet ... 80

Gambar 3.35 Efek cahaya yang ditimbulkan oleh restaurant Orange Blossom ... 80

Gambar 3.36 Efek cahaya yang ditimbulkan oleh restaurant Azuma... 81

Gambar 4.1 Electrical Sub Metering ... 83

Gambar 4.2 Sketsa denah restaurant 90 Gourmet yang terkena panas matahari ... 84

Gambar 4.3 Masuknya sinar matahari ke dalam bangunan ... 84

Gambar 4.4 Sketsa denah dan lokasi penggunaan material daur ulang ... 85

Gambar 4.5 Material resource and cycle dengan material non resource and cycle 85 Gambar 4.6 Sketsa denah dan foto cooler yang digunakan oleh restaurant Orange Blossom ... 86

Gambar 4.7 Partisi dengan menggunakan bambu ... 87

Gambar 4.8 Sketsa denah dan detail meja penyekat dengan menggunakan botol berbahan bekas ... 87

Gambar 4.9 Kayu bekas peti kemas di restaurant Patio ... 88

Gambar 4.10 Sketsa denah dan foto contoh kayu yang digunakan sebagai meja ... 89

(11)

xi Gambar 4.12 Veneer yang digunakan sebagai partisi di restaurant Orange Blossom .

... 90

Gambar 4.13 Menggunakan finishing melamic pada meja makan dan kursi di restaurant Orange Blossom ... 90

Gambar 4.14 Menggunakan finishing natural white pada meja makan di restaurant Patio ... 91

Gambar 4.15 Menggunakan bahan rotan pada ruang perantara... 91

Gambar 4.16 Kursi dan meja yang digunakan restaurant Orange Blossom ... 92

Gambar 4.17 Kursi dan meja yang digunakan restaurant Azuma ... 93

Gambar 4.18 Kursi dan meja yang digunakan restaurant Patio... 94

Gambar 4.19 Keterangan gambar pada restaurant Orange Blossom ... 95

Gambar 4.20 Keterangan gambar pada restaurant Azuma ... 96

Gambar 4.21 Keterangan gambar pada restaurant Azuma 1 ... 97

Gambar 4.22 Keterangan gambar pada restaurant Patio ... 98

Gambar 4.23 Sketsa denah dan material yang digunakan di ruang depan restaurant Orange Blossom ... 99

Gambar 4.24 Sketsa denah dan material yang digunakan di restaurant Orange Blossom ... 100

Gambar 4.25 Sketsa denah dan material yang digunakan di restaurant di ruang perantara ... 101

Gambar 4.26 Sketsa denah dan material yang digunakan di restaurant Azuma ... 101

(12)

xii

Gambar 4.28 Sketsa denah dan arah potongan restaurant 90 Gourmet ... 103

Gambar 4.29 Arah angin yang masuk ke dalam bangunan restaurant 90 Gourmet ... ... 103

Gambar 4.30 Penggunaan ventilasi terbuka, sehingga udara dapat bebas masuk ke dalam bangunan ... 104

Gambar 4.31 Penggunaan ventilasi terbuka, sehingga udara dapat bebas masuk ke dalam bangunan (lantai 2) ... 105

Gambar 4.32 Sketsa dan ruang teppanyaki, ruang serbaguna yang menggunakan AC ... 106

Gambar 4.33 Sketsa denah outdoor air introduction ... 106

Gambar 4.34 Sketsa denah batas ruang merokok dan smoking area ... 107

Gambar 4.35 Restaurant Orange Blossom sebelum dan sesudah di renovasi ... 108

Gambar 4.36 Arah sinar matahari yang masuk ke dalam restaurant 90 Gourmet (lantai 1) ... 111

Gambar 4.37 Sketsa denah dan foto lokasi pengukuran cahaya matahari di restaurant Orange Blossom ... 112

Gambar 4.38 Sketsa denah dan foto lokasi pengukuran cahaya matahari di ruang perantara ... 112

Gambar 4.39 Sketsa denah dan foto lokasi pengukuran cahaya matahari di restaurant Azuma dan ruang teppanyaki ... 113

(13)

xiii Gambar 4.41 Sketsa denah dan foto lokasi yang menggunakan sun shadding dan

vertical blind ... 115

Gambar 4.42 Sun shadding di restaurant Orange Blossom... 115

Gambar 4.43 Vertical Blind di restaurant Azuma... 116

Gambar 4.44 Sketsa denah dan titik lampu pada restaurant 90 Gourmet (lantai 1&2) dan ruang dengan penggunaan cahaya di malam hari ... 117

Gambar 4.45 titik lampu di restaurant Orange Blossom ... 118

Gambar 4.46 Contoh lampu LED ... 118

Gambar 4.47 Lampu gantung di restaurant Azuma ... 118

Gambar 4.48 Contoh lampu pijar ... 118

Gambar 4.49 Lampu di restaurant Patio ... 119

Gambar 4.50 Contoh lampu Halogen ... 119

Gambar 4.51 Efek cahaya yang ditimbulkan di restaurant Orange Blossom ... 120

Gambar 4.52 Efek cahaya yang ditimbulkan di restaurant Azuma ... 120

Gambar 5.1 Sinar matahari dan udara yang masuk ke dalam bangunan restaurant 90 Gourmet... 127

Gambar 5.2 Partisi si Orange Blossom restaurant ... 128

Skema 3.1 Skema foto melalui denah (ruang perantara – taman belakang) ... 55

Skema 3.2 Skema foto melalui denah (restaurant Orange Blossom – tempat parkir) ... 56

(14)

xiv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1 Proyeksi kenaikan temperature global hingga tahun 2100 ... 15

Grafik 2.2 Grafik Psikometrik ... 30

Grafik 5.1 Grafik keseluruhan yang memenuhi standar Greenship di restaurant 90 Gourmet... 122

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar Green Building Council Indonesia ... 18

Tabel 2.2 Pembanding faktor penentu suhu nyaman ... 34

Tabel 2.3 Batas kenyamanan sesuai dengan letak geografis ... 35

Tabel 2.4 Suhu nyaman menurut standar tata cara perencanaan... 36

Tabel 2.5 Hubungan antara PMV, PPD, dan sensasi ... 37

Tabel 2.6 Standar penerangan buatan dalam restaurant dan function room ... ... 50

Tabel 2.7 Tingkat kebisingan yang direkomendasikan pada sebuah restaurant. 50 Tabel 3.1 Environmentally friendly processed product pada restaurant Orange Blossom ... 66

Tabel 3.2 Environmentally friendly processed product pada restaurant Azuma 66 Tabel 3.3 Environmentally friendly processed product pada restaurant Patio .. 67

Tabel 3.4 Suhu kelembaban rata-rata di kota Bandung ... 74

(15)

xv Tabel 3.6 Rata-rata pakaian pria yang digunakan oleh pengunjung restaurant 90

Gourmet... 73

Tabel 4.1 environmentally friendly processed product pada restaurant Orange Blossom ... 95

Tabel 4.2 environmentally friendly processed product pada restaurant Azuma . 96 Tabel 4.3 environmentally friendly processed product pada restaurant Patio ... 97

Tabel 4.4 Suhu kelembaban di kota Bandung ... 108

Tabel 4.5 Rata-rata pakaian wanita yang digunakan oleh pengunjung restaurant 90 Gourmet... 109

Tabel 4.6 Rata-rata pakaian pria yang digunakan oleh pengunjung restaurant 90 Gourmet... 110

Tabel 4.7 Tabel pengukuran luxmeter di restaurant Orange Blossom ... 111

Tabel 4.8 Tabel pengukuran luxmeter di ruang perantara ... 112

Tabel 4.9 Tabel pengukuran luxmeter di restaurant Azuma ... 113

Tabel 4.10 Tabel pengukuran luxmeter di restaurant Patio ... 113

Tabel 4.11 Tingkat pencahayaan di restaurant 90 Gourmet ... 116

Tabel 4.12 Kenyamanan audial di restaurant 90 Gourmet ... 121

(16)

xvi

DAFTAR DIAGRAM

Charts 5.1 Pie charts total keseluruhan material di restaurant 90 Gourmet sesuai dengan standar Greenship ... 123 Charts 5.2 Pie charts total keseluruhan kenyamanan di restaurant 90 Gourmet

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

(18)

2 Beberapa tempat yang seharusnya musim panas dan kering, namun kebanjiran, pola iklim tidak sesuai lagi dan tidak bisa diprediksikan kapan akan terjadi hujan atau kapan terjadinya panas.Perubahan iklim ini dapat memacu bencana alam salah satunya banjir bandang, luapan sungai, gunung meletus, tanah longsor, dll.

Untuk menghindari dampak-dampak yang terjadi akibat pemanasan global, efek rumah kaca, perubahan iklim secara global, para ilmuwan mencari solusi untuk menimalisasikan dampak-dampak tersebut terhadap suatu bangunan arsitektur dan desain interior. Salah satu yang dilakukan dengan dibuatnya standar serta peraturan

unutk membuat bangunan “green”. Dari sejumlah standar pengukuran terdapat beberapa

aspek yang dapat diukur untuk menentukan tingkat „hijau‟ yaitu: pemilihan dan

pengolahan tapak, energi, material, air, kualitas ruang dalam (kenyamanan termal, audial, dan visual). Bangunan dapat dikatakan „nyaman‟ dapat dilihat dari kenyamanan termal (suhu udara di sekitar ruangan, kecepatan angin, dan kelembaban udara), kenyamanan visual (penglihatan/ cahaya alami maupun buatan), kenyamanan audial (pendengaran/ suara ), kenyamanan olfaktual (penciuman/bau). Jika pengguna bangunan dapat merasakan nyaman, maka bangunan ini dapat dikatakan sebagai green desain.

90 Gourmet restaurant merupakan salah satu restaurant di Bandung yang

mengusung konsep green. 90 Gourmet restaurant merupakan restaurant bergaya Jepang yang terletak di Jalan Riau no.90 Bandung. Restaurant ini berusaha memenuhi aspek-aspek „green‟ yaitu pemilihan dan pengolahan tapak, energi, material, air, kualitas

ruang dalam (kenyamanan termal, audial, dan visual). Dari aspek-aspek „green‟ ini, 90

Gourmet restaurant memberikan kenyamanan bagi para pengunjung dengan suasana

interior yang sejuk di tengah kepadatan kota.

Restaurant ini sangat menarik baik masyarakat kota Bandung maupun luar kota,

karena memiliki konsep green yang belum banyak diterapkan oleh designer. Dari segi desain restaurant ini bergaya modern minimalis meskipun beberapa materialnya berasal dari barang bekas / berdaur ulang. Restaurant ini berhasil mengusung konsep green

(19)

3 Oleh karena itu sangat menarik untuk meneliti konsep green pada restaurant ini, dengan cara mengetahui seberapa besar material dan kenyamanan yang memenuhi persyaratan green. Alat ukur yang digunakan adalah Greenship, karena satu-satunya standar green yang dimiliki oleh Indonesia dan diakui secara Internasional. Berdasarkan pengukuran tersebut dan keunggulan desain dari 90 Gourmet restaurant, maka akan diteliti secara khusus aspek kenyamanan dan material interior.

Dari dasar pemikiran di atas, maka penulis dalam penyusunan skripsi ini mengambil judul “ Analisis Green Desain pada Material dan Kenyamanan Interior

Restaurant”. Diharapkan hasil penelitian ini tidak hanya bermanfaat bagi pengembang

aspek green 90 Gourmet restaurant Bandung, namun dapat juga menjadi salah satu acuan untuk desainer interior yang ingin membuat restaurant green.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah di uraikan sebelumnya, pada penelitian ini penulis akan membahas permasalahan mengenai:

1. Apakah 90 Gourmet restaurant sudah memenuhi kriteria Green dilihat dari aspek material ?

a. Material apa saja yang tergolong green dalam desain 90 Gourmet

restaurant dilihat dari jenis material dan pengolahannya?

b. Bagaimana 90 Gourmet restaurant memanfaatkan material green

tersebut ke dalam desain interior?

2. Apakah 90 Gourmet restaurant sudah memenuhi kriteria Green dilihat dari aspek kenyamanan?

(20)

4 b. Bagaimana desain 90 Gourmet restaurant dapat menciptakan kenyamanan bagi pengguna/ pengunjung bangunan? (kenyamanan termal, audial, dan visual).

1.3Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka akan dipaparkan secara garis besar hasil-hasil pokok yang akan dicapai, yaitu:

1. Aspek desain 90 Gourmet restaurant yang memenuhi kriteria green

2. Material yang berada di 90 Gourmet restaurant termasuk ke dalam: a. Berbagai jenis material green.

b. Pemanfaatan material green ke dalam desain interior di 90 Gourmet restaurant.

3. Kenyamanan pengguna/pengunjung yang berada di dalam 90 Gourmet restaurant dilihat dari:

a. Pengaruh kenyamanan bagi penunjung yang tergolong dalam aspek green.

b. Menciptakan kenyamanan bagi pengunjung yang tergolong dalam kenyamanan termal, audial, dan visual.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Menambah pengetahuan tentang green desain di Indonesia. 2. Mengetahui cara penggunaan standar Greenship.

3. Mengetahui material yang berada di 90 Gourmetrestaurant termasuk ke dalam: a. Berbagai jenis material green.

b. Pemanfaatan material green ke dalam desain interior di 90 Gourmet restaurant.

(21)

5 1.4Ruang lingkup penelitian

Greenship terdapat 6 aspek yang saling berkaitan dalam penilaian suatu obyek. Oleh sebab itu suatu obyek penelitian dapat memiliki rating green jika telah dilakukan penilaian dari seluruh kriteria green. Maka dalam penelitian ini penulis memfokuskan penelitian di 90 Gourmet Restaurant pada 2 aspek yang berkaitan dengan interior yaitu material (diperbaharui, berbahan bekas,dan daur ulang) dan kenyamanan (termal, audial, visual).

1.6 Pemilihan Objek

Pemilihan objek yang akan di teliti berada di Jalan RE.Martadinata no.90, yaitu

90 Gourmet Restaurant. 90 Gourmet Restaurant memiliki keunggulan dari segi konsep

green dibandingkan dengan restaurant lainnya di kota Bandung. Dengan gaya modern

(22)

6 minimalis restaurant ini dapat memberikan kenyamanan bagi pengunjung restaurant

yaitu udara alami yang berada di dalam restaurant tanpa harus menggunakan AC, penggunaan material berbahan bekas namun tidak berkesan murah, dan menggunakan tumbuhan alami di dalam restaurant.

1.7 Metode penelitian dan Teknik pengumpulan data

1.6.1 Metode Komparatif

1. Melakukan pengukuran menggunakan metode PMV dan PPD.

2. Melakukan pengukuran dengan menggunakan alat luxmeter, desible meter dan thermometer.

3. Melakukan riset menggunakan metode GREENSHIP (Standar Bangunan Hijau Indonesia) berupa ceklis.

1.6.2 Metode Kualitatif

1. Melakukan Observasi langsung pada objek studi yang akan di teliti.

2. Wawancara kepada pengelola restaurant.

1.8 Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk mengetahui serta memahami, tentang:

 Maksud dan tujuan suatu bangunan dalam penggunaan konsep green.

 Hubungan antara green desain, kenyamanan dan respon pengunjung

restaurant.

(23)

7 1.9 Pengamatan obyek studi

Pengamatan obyek studi dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut:

Tahap 1: Mensurvei fisik obyek studi terpilih dengan mendata lokasi, orientasi, denah-denah dan lainnya dengan gambar dan foto-foto.

Tahap 2: Mengobservasi iklim mikro (Bandung dan lingkungan dari obyek studi yang terpilih) selama 1 minggu untuk mendapatkan data yang dapat di analisa lebih lanjut untuk membuktikan bahwa restaurant yang dimaksud memiliki kenyamanan yang cukup sesuai dengan standar green.

Tahap 3: Menilai tingkat kenyamanan dalam restaurant :

1. Apakah kenyamanan (termal, visual, dan audial), kualitas udara serta penggunaan material dalam restaurant sudah memenuhi standar green?

2. Bagaimana respon pengunjung terhadap kenyamanan, kualitas udara serta penggunaan material yang ada di dalam restaurant?

(24)

8 1.10 Kerangka penelitian

Topik:

ANALISIS GREEN DESAIN PADA MATERIAL DAN KENYAMANAN INTERIOR RESTAURANT

Permasalahan Pokok:

Penggunaan material dan Kenyamanan thermal, audial, visual pada 90 Gourmet restaurant, berdasarkan survey dan pengukuran, 90 Gourmet restaurant sangat baik untuk diteliti.

Studi Literatur:

Teori-teori tentang material dan kenyamanan yang sesuai dengan standar green.

Pengamatan:

Melakukan survey lapangan secara langsung.

Melakukan wawancara kepada pengelola restaurant

Data Komparatif:

PPD dan PMV untuk mengukur tingkat kenyamanan manusia..

Pengukuran dengan menggunakan alat luxmeter, desible meter dan thermometer.

Standar Greenship berupa ceklis.

Data Kualitatif:

Membandingkan studi kasus dengan literature Melakukan wawancara kepada pengunjung

Obyek studi:

90 Gourmet Restaurant

Simpulan

Saran

Identifikasi Masalah:

1. Apakah 90 Gourmet restaurant sudah memenuhi kriteria Green dilihat dari aspek material ? a. Material apa saja yang tergolong green dalam desain90 Gourmetrestaurant dilihat dari

jenis material dan pengolahannya?

b. Bagaimana 90 Gourmetrestaurant memanfaatkan material green tersebut ke dalam desain interior?

2. Apakah 90 Gourmet restaurant sudah memenuhi kriteria Green dilihat dari aspek kenyamanan?

a. Desain interior 90 Gourmet restaurant apa saja yang berpengaruh terhadap kenyamanan dan tergolong dalam kriteria green?

(25)

9 1.11 Sitematika penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka pemikiran dan sistematika penulisan

BAB II GREEN DESAIN PADA INTERIOR

Bab ini memaparkan teori-teori yang berhubungan dengan pemilihan material dan kenyamanan termal, audial dan visual yang baik sesuai dengan standar green Desain.

BAB III 90 GOURMET RESTAURANT BANDUNG

Mendeskripsikan lingkungan sekitar 90 Gourmet restaurant yang berkaitan dengan material serta kenyamanan.

BAB IV ANALISIS GREEN DESAIN PADA MATERIAL DAN KENYAMANAN

90 GOURMET RESTAURANT

Bab ini membahas tentang pembandingan objek studi yang dibahas dengan studi literatur.

(26)

122

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan pada 90 Gourmet restaurant, dapat ditarik kesimpulan bahwa 90 Gourmet restaurant, 78% memenuhi aspek green

desain dari total material dan kenyamanan. Grafik 5.1

Grafik keseluruhan yang memenuhi standar Greenship di 90 Gourmet restaurant

(27)

123 Berikut adalah kriteria green yang telah dipenuhi oleh 90 Gourmet restaurant:

1. Dilihat dari aspek material:

1.a Material yang tergolong green dalam desain 90 Gourmet restaurant dilihat dari jenis material dan pengolahannya:

Diagram 5.1

Diagram total keseluruhan material di restaurant 90 Gourmet sesuai standar Greenship

Sumber : Data Pribadi

Design 90 Gourmetrestaurant dari aspek material sudah memenuhi 50% dari

total standar material Greenship di Indonesia yang terdiri dari:

Fundamental Refrigerant

Modular design

Regional design

50%

50%

Material

Memenuhi syarat

(28)

124 Aspek material yang tidak memenuhi dari total standar material Greenship di

90 Gourmet restaurant, yaitu:

Building and Material reuse

Environmentally Friendly Process Product

Certified Wood

Material yang digunakan oleh 90 Gourmet restaurant saat ini pada kenyataanya dalam building and material reuse masih kurang karena berdasarkan standar Greenship yaitu minimal 10% dari seluruh penggunaan material di dalam bangunan menggunakan material berbahan bekas, dan daur ulang sedangkan di 90 Gourmet restaurant kurang dari 10% yang menggunakan material diperbaharui, berbahan bekas, dan daur ulang.

1.b Aspek desain dalam 90 Gourmet restaurant yang menciptakan material yang sesuai dengan green design, yaitu:

 Menggunakan botol-botol bekas sebagai penyekat meja di Orange Blossom restaurant.

 Batang-batang bambu yang digunakan Azuma restaurant sebagai partisi antara meja dengan meja lainnya.

 Mengolah kayu bekas peti kemas menjadi kursi-kursi di Patio restaurant.

 Menggunakan material kayu yang lokasi nya tidak jauh dari restaurant

sehingga dapat menghemat biaya transportasi

 Memanfaatkan botol-botol bekas di Patio restaurant yang di pajang pada bagian kaca untuk mengurangi intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan secara berlebihan.

(29)

125 2. Dilihat dari aspek kenyamanan:

2.a Desain Interior 90 Gourmet restaurant yang berpengaruh terhadap kenyamanan Diagram 5.2

Diagram total kenyamanan di restaurant 90 Gourmet sesuai standar Greenship

Sumber : Data Pribadi

Design 90 Gourmet restaurant telah memenuhi 95% dari kriteria

kenyamanan ceklis greenship yang terdiri dari:

Electrical Sub Metering

OTTV calculation

Energy Efficiency Measure

Natural lighting

Ventilation

Outdoor Air Introduction

Co² monitoring

Environmental Tobacco Smoke Control

Visual Comfort

Thermal Comfort

Acoustic Level

95%

5%

Kenyamanan

Memenuhi syarat

Tidak memenuhi

(30)

126 Dari 12 syarat ketentuan standar kenyamanan dari Greenship hanya 1 yang tidak bersyarat yaitu Chemical Pollutants karena pada saat ini penggunaan lem kuning pada pemanfaatan material HPL di Orange Blossom restaurant

sulit untuk dihindari dan menggunakan cat pada beberapa material yang tidak

water based

2.b Aspek desain dalam 90 Gourmet restaurant yang menciptakan kenyamanan, yaitu:

1. Kenyamanan Termal

 Membuat cross ventilation pada bagian depan dan belakang bangunan yang merupakan arah datanganya angin

 Membuat vertical blind pada arah depan untuk mengurangi intensitas angin dan pada arah barat bangunan untuk pembayangan sehingga mengurangi panas yang datang dari arah matahari pada sore hari.

 Membuat sunshadding berupa tritisan yang cukup panjang pada bagian depan untuk mengurangi intensitas angin yang masuk ke dalam bangunan dan mengurangi panasnya matahari yang masuk pada siang hari.

 Membuat void pada bagian tengah untuk menambah tekanan angin sehingga angin dapat bergerak dari bawah atas bangunan

 Pada restaurant Patio memanfaatkan jajaran botol bekas pada bagian luar bangunan dan display minuman pada bagian dalam untuk mengurangi intesitas matahari yang masuk ke dalam bangunan

 Membuat bukaan pada bagian depan dan belakang bangunan agar udara dapat masuk ke dalam bangunan

(31)

127 Gambar 5.1

Sinar matahari dan udara yang masuk ke dalam bangunan restaurant 90 Gourmet

Sumber : Data Pribadi

2. Kenyamanan Visual

 Memaksimalkan pencahayaan alami yang masuk ke dalam bangunan

 Memanfaatkan lampu hemat energi yaitu dengan menggunakan lampu LED.

 Dapat memenuhi standar pencahayaan alami pada siang hari 3. Kenyamanan Audial

 Memanfaatkan masking noise dalam bangunan untuk mengurangi suara bising dari luar bangunan.

(32)

128 5.2 Saran

Saran yang dapat dilakukan bagi 90 Gourmet restaurant dan bagi desainer interior yang ingin menciptakan bangunan green dilihat dari segi material dan kenyamanan, yaitu:

1. Beberapa saran yang dapat dilakukan untuk menambah material dan kenyamanan yang memenuhi aspek green di 90 Gourmet restaurant, yaitu:

 Dilihat dari aspek material:

Saran yang dapat dilakukan yaitu dengan memanfaatkan material daur ulang dengan menggunakan material-material yang termasuk ke dalam green design

 Mengganti rangka besi dengan besi bekas, atau dengan mengganti rak plastik tanaman yang dapat digantung.

 Mengganti box kayu dengan tanaman, selain memperindah suasana tanaman juga dapat menyaring udara dan cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan.

 Menggunakan botol-botol bekas seperti meja penyekat bagian bawah.

Gambar 5.2

Partisi di Orange Blossom restaurant

Sumber : Data Pribadi

 Dilihat dari aspek kenyamanan:

Saran yang dapat dilakukan yaitu dengan mengganti cat pada beberapa material yang

(33)

129 2. Saran untuk desainer interior yang ingin membuat desain interior restaurant

yang dari segi material dan kenyamanan memenuhi aspek green, seperti pada desain 90 Gourmet restaurant, yaitu:

 Mengontrol penggunaan electrical bangunan.

 Memperhatikan arah datangnya sinar matahari agar dapat mengurangi besarnya panas matahari yang masuk ke dalam interior.

 Menggunakan material-material yang berbahan bekas sejumlah minimal 10% dari seluruh biaya material.

 Dapat menggunakan material-material daur ulang seperti botol-botol bekas, dan kayu peti kemas.

 Menggunakan material lokal yang tidak jauh dari lokasi restaurant

 Memanfaatkan penghawaan alami yang masuk ke dalam bangunan untuk membuang panas, kelembaban, serta bau yang berada di dalam restaurant.  Menggunakan penghawaan buatan pada ruangan-ruangan tertentu seperti ruang teppanyaki dan ruang serba guna karena memliki akumulasi orang yang cukup banyak serta asap dari masakan.

 Memanfaatkan cahaya alami yang masuk ke dalam bangunan pada siang hari untuk meminimalkan penggunaan lampu dengan memanfaatkan sirip bangunan, skylight, sun shadding.

 Menggunakan cahaya buatan yang hemat energi, seperti di 90 Gourmet

restaurant menggunakan lampu LED, warna cahaya yang nyaman bagi

pengunjung restaurant serta tingkat cahaya yang sesuai untuk restaurant.  Menggunakan masking noise untuk mengurangi bising yang berasal dari

(34)

DAFTAR PUSTAKA

John Miley and Sons, Eco Interiors: Guide to Environmentally conscious Interior Design; New York, 1995

Karyono,Tri Harso. Penelitian “Kenyamanan Termis di Jakarta Sebagai Acuan Suhu Nyaman di Indonesia” dalam Dimensi Teknik Arsitektur no.1 Vol.29;24-33; Universitas Indonesia, 2001

Karyono,Tri Harso. Green Architecture: Pengantar Pemahaman Arsitektur Hijau Indonesia, Ed1,-1. Jakarta: Rajawali pers, 2010.

Oktavia.Tantri; “Fisika Bangunan”, Program Studi Desain Interior; Universitas Kristen Maranatha; Bandung

Poerwardarminta, WJS, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka

PM. Tatangn Hariadi, Ir, Pengukuran Indeks Kenyamanan Termal dengan menggunakan Predicted Mean Vote (PMV) dan Predicted Percentage of Dissatisfied

(PPD).

(35)

SITUS INTERNET

http://www.bsn.or.id/files/@litbang/PPIS/2008/PPIS Bandung/6- Menuju Penyusunan dan Penerapan standar Kenyamanan Termal Adaptif Di Indonesia.pdf (Diakses pada tanggal 3 Oktober 2010)

ASHRAE STANDARD 55 2003, Thermal Environmental Conditions for Human Occupancy, American Society of Heating, Refrigeration and Air-Conditioning

Engineers, Inc., Atlanta,May 16, 2005, http://www.ashrae.org (Diakses pada tanggal

14 Oktober 2010)

http://santosa.wordpress.com/2009/02/24/perubahan-iklim-global-pentingnya-data-geografi/ (Diakses pada tanggal 14 Oktober 2010)

Bruel&Kjaer INNOVA, “Thermal Comfort”, Denmark,1996, 32 pp. http://www.innova.dk (Diakses pada tanggal 20 Oktober 2010)

http://ninkarch.files.wordpress.com/2008/11/pmv.pdf (Diakses pada tanggal 20 Oktober 2010)

http://climatechange.menlh.go.id - Climate Change – Indonesia,html,2010 Diakses pada tanggal 25 Oktober 2010)

http://careforclimatechange.blogspot.com/2009/07/rumah-kaca.html (Diakses pada tanggal 25 Oktober 2010)

Gambar

Grafik keseluruhan yang memenuhi standar Greenship di 90 Gourmet restaurant

Referensi

Dokumen terkait

Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencengah masuknya formalin ke dalam tubuh manusia pada penggunaan peralatan makan melamin dengan tidak menggunakan peralatan

Sejak disahkan Kota Tangerang Selatan sebagai Daerah Otonom Baru (DOB) pada 29 Oktober 2008, Diresmikan Oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia dan Akhirnya tanggal

Pada Element Praanggapan ada dalam paragraf 12, 13, 18, 19, dan 21, bagi penulis element praanggapan yang berarti Banyak pengamat dan masyarakat dunia beranggapan bahwa

Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui aktivitas belajar siswa kelas X yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Think Pair Share (TPS), serta untuk

Perbedaan yang terlihat menonjol di antara dialek-dialek ini terdapat pada intonasi (lentong) dan beberapa kosakata. Berlandasan dari pendapat yang dikemukakan para ahli

Seperti pada perusahaan saat ini, teknologi sistem informasi merupakan suatu bagian yang sangat dibutuhkan untuk mendukung kinerja perusahaan agar lebih baik

 Pada sistem yang terhubung ke Internet, akses Intranet dari pemakai luar (via Internet) dapat dicegar dengan menggunakan

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis yang melukiskan, menganalisis, dan melaporkan keadaan perusahaan yang dianalisis, sehingga dapat memberikan gambaran yang