• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEADILAN HUKUM BAGI PEREMPUAN: KETEGANGAN ANTARA ASAS PERLAKUAN SETARA DAN ASAS PERLAKUAN ISTIMEWA DI PENGADILAN (STUDI TERHADAP PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 3 TAHUN 2017) - Unika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KEADILAN HUKUM BAGI PEREMPUAN: KETEGANGAN ANTARA ASAS PERLAKUAN SETARA DAN ASAS PERLAKUAN ISTIMEWA DI PENGADILAN (STUDI TERHADAP PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 3 TAHUN 2017) - Unika Repository"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KEADILAN HUKUM BAGI PEREMPUAN: KETEGANGAN ANTARA ASAS PERLAKUAN SETARA DAN ASAS PERLAKUAN ISTIMEWA DI

PENGADILAN (STUDI TERHADAP PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 3 TAHUN 2017)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Hukum dan Komunikasi

Guna memenuhi salah satu syarat untuk

Memperoleh gelar Sarjana Strata 1

Dalam Ilmu Hukum

Disusun oleh:

RAHARDIANTI KUSUMO ASTUTI 14.C1.0083

FAKULTAS ILMU HUKUM DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

(2)
(3)
(4)
(5)

v MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Dream big, work hard,

stay focused and surround

yourself with good people.”

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa

2. Keluarga yang telah mendukung penulis

3. Almamater Fakultas Hukum dan

Komunikasi Universitas Katolik

(6)

vi PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya

penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Keadilan Hukum bagi

Perempuan: Ketegangan antara Asas Perlakuan Setara dan Asas Perlakuan

Istimewa di Pengadilan (Studi terhadap Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3

Tahun 2017)”.

Adapun tujuan penulis memilih judul tersebut karena penulis ingin

menambah bahan-bahan kajian terhadap Perma No. 3 Tahun 2017 dan

hubungannya dengan perempuan berhadapan dengan hukum, asas perlakuan

setara, perlakuan istimewa terhadap perempuan, asas kepastian hukum, dan

netralitas pengadilan Disamping itu tujuan penulis melakukan penelitian terhadap

Perma No. 3 Tahun 2017 adalah menambah pustaka supaya bermanfaat bagi

praktisi, dosen, mahasiswa hukum dan masyarakat umum dalam kehidupan

sehari-hari terlebih dalam penegakkan hukum di pengadilan.

Walaupun telah berusaha untuk tidak melakukan kesalahan dalam

penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Karena itu penulis mengucapkan permohonan maaf bila ada

kekurangan dalam skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat

berguna dan membawa manfaat bagi pembaca.

Semarang, 5 Maret 2018 Penulis,

(7)

vii UCAPAN TERIMA KASIH

Selain atas karunia-Nya, keberhasilan penulisan skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan, dukungan dan doa dari berbagai pihak. Karena itu dalam

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa atas berkatNya penulis mampu menyelesaikan skripsi

ini.

2. Prof. Dr. Ridwan Sanjaya, S.E., S.Kom., MS.IEC., selaku Rektor Universitas

Katolik Soegijapranata Semarang.

3. Ibu Dr. Marcella Elwina Simanjuntak, S.H., C.N., M.Hum., selaku Dekan

Fakultas Hukum dan Komunikasi Universitas Katolik Soegijapranata

Semarang.

4. Bapak Donny Danardono, S. H., Mag.Hum., selaku Dosen Pembimbing yang

dengan kesabaran, perhatian dan kebaikan hati beliau telah memberikan ilmu,

dukungan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi sejak awal sampai

selesainya skripsi ini.

5. Ibu Rika Saraswati, S.H., C.N., M.Hum., Ph.D., selaku Dosen Wali penulis

yang telah memberikan dukungan sejak awal kuliah sampai proses

penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Fakultas Hukum dan Komunikasi Universitas Katolik

Soegijapranata Semarang yang memberikan ilmu, semangat selama kuliah

dan memberikan pengetahuan yang sangat berarti bagi penulis dalam

(8)

viii 7. Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Hukum dan Komunikasi Universitas

Katolik Soegijapranata yang telah membantu dan mempermudah penulis

dalam hal pembuatan surat sejak awal kuliah sampai proses penyusunan

skripsi ini.

8. Bapak, ibu, eyang dan Bagas yang telah mendukung dan memfasilitasi

penulis sejak awal kuliah sampai proses penulisan skripsi.

9. Prof. Dr. Sulistyowati Irianto, M.A,, Staf pengajar Fakultas Hukum

Universitas Indonesia dan Program Kajian Wanita, Program Pascasarjana

Universitas Indonesia yang telah membantu, melancarkan, dan mendukung

penulis dalam memperoleh data dalam proses penyusunan skripsi ini.

10.Ibu Evarisan, S.H., M.H., advokat di Klinik Hukum Ultra Petita Semarang

dan mantan pendamping perempuan pada Legal Resources untuk Keadilan

Jender dan Hak Asasi Manusia (LRC-KJHAM) yang telah membantu,

memudahkan, melancarkan, mendukung penulis dalam memperoleh data

dalam proses penyusunan skripsi ini.

11.Bapak Dr. Syahrul Machmud, S.H., M.H., selaku Hakim dari Pengadilan

Negeri Semarang yang telah membantu, memudahkan, melancarkan,

mendukung penulis dalam memperoleh data dalam proses penyusunan skripsi

ini.

12.Semua teman almamater Fakultas Hukum dan Komunikasi angkatan 2014

yang sangat memotivasi dan menemani penulis dalam mewujudkan cita-cita.

13.Teman-teman Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum dan Komunikasi

(9)

ix serta telah berjuang bersama penulis sejak awal kuliah sampai melaksanakan

segala kegiatan akademik maupun non-akademik bersama.

14.Teman-teman KKN Baturagung 2017 khususnya Kelompok 12, Indah, Natan,

Devina, Joseph, dan Bang Rido yang telah memberikan pengalaman berharga

dalam hidup bermasyarakat.

15.Teman-teman Senat Mahasiswa Fakultas Hukum dan Komunikasi periode

2016/2017 yang telah berdinamika untuk melatih kepemimpinan.

16.Savira Dita, Mega Barra, Agustina Bella, Viantika Merrylia, Dhian Gladys

Febby, Idha Pertiwi, Rayna Ocha, Nindita, Fabiola Magdalena, Christian Adi

dan teman-teman lain yang telah membantu, melancarkan penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

(10)

x ABSTRAK

Beberapa ketentuan hukum di Indonesia masih terdapat subordinasi terhadap perempuan. Mahkamah Agung kemudian mengeluarkan Perma No. 3 Tahun 2017 memberi pedoman mengenai cara hakim bersikap dalam mengadili perkara perempuan yang berhadapan dengan hukum. Penelitian ini meneliti tentang bagaimana Perma No. 3 Tahun 2017 mewujudkan persamaan di depan hukum, kepastian hukum, dan kesetaraan gender bagi perempuan yang berhadapan dengan hukum, untuk mengetahui hubungan antara kesetaraan di depan hukum, kepastian hukum, persamaan di depan hukum, dan netralitas pengadilan, untuk mengetahui hubungan antara perlakuan istimewa terhadap perempuan berhadapan dengan hukum, kepastian hukum, dan persamaan di depan hukum. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif.

Apabila kita pahami pasal-pasal yang ada dalam Perma No. 3 Tahun 2017, maka terlihat bahwa Pasal 5 sampai dengan Pasal 8 pada hakikatnya mengatur agar hakim memenuhi asas kesetaraan gender yaitu menyamakan kedudukan perempuan dan laki-laki dalam hukum. Namun, di Pasal 4 Perma No. 3 Tahun 2017 mengatur bahwa dalam rangka memenuhi asas kesetaraan gender tersebut hakim diwajibkan untuk mempertimbangkan bahwa perempuan adalah makhluk yang tidak setara, tidak berdaya, dan mendapat diskriminasi ketika beracara di pengadilan.

Dengan kata lain, Pasal 4 Perma No. 3 Tahun 2017 ingin menjunjung asas kesetaraan, non-diskriminasi, dan netralitas hukum dengan jalan menganggap perempuan adalah makhluk yang lemah dan tidak setara dengan laki-laki maka dari itu kedua pasal tersebut memberikan tindakan afirmatif (affirmative action) yang berupa perlakuan istimewa (special treatment) bagi perempuan yang berhadapan dengan hukum dengan memerintahkan hakim untuk memperhatikan kondisi-kondisi khusus perempuan, yaitu ketidaksetaraan status sosial antara pihak yang berperkara, ketidaksetaraan perlindungan hukum, diskriminasi, dampak psikis korban, ketidakberdayaa fisik dan psikologis korban, relasi kuasa yang mengakibatkan saksi/korban tdak berdaya, dan riwayat kekerasan dari pelaku terhadap saksi/korban. Hakim mengalami sebuah dilema dalam memeriksa perkara dan membuat putusan.

Diperoleh kesimpulan bahwa agar hakim dapat keluar dari dilema antara mematuhi asas equal treatment dan special treatment, maka asas perlakuan istimewa (special treatment) itu harus diterapkan di luar ruang pengadilan. Misalnya di Unit PPA, LBH Perempuan, UU Perlindungan Saksi dan Korban, Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim, dan UU Kekuasaan Kehakiman.

(11)

xi

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI……….. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………... v

5. Teknik Pengolahan dan Penyajian Data.………. 15

6. Metode Analisis Data ………... 15

(12)

xii BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Keadilan Hukum bagi Perempuan: Perdebatan antara Asas Perlakuan Setara dan Perlakuan Istimewa ..……….……….. 17

B. Pengadilan dan Kepastian Hukum: Netralitas Hakim.………... 22

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Lahirnya Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun

2017………..……….. 27

B. Hubungan Antara Kesetaraan Gender, Kepastian Hukum, Persamaan di

Depan Hukum, dan Netralitas Pengadilan...………. 35

C. Kepastian Hukum: Netralitas Pengadilan dan Perlakuan Istimewa di Luar

Pengadilan….………..……….. 43

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ………. 52

B. Saran ………... 54

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan dari hasil penelitian, analisis dan pembahasan mengenai faktor- faktor yang berhubungan dengan kejadian perilaku seks berisiko pada remaja tunarungu di

Pada siswa SMK yang memiliki hasil belajar mata pelajaran adaptif tinggi, adakah perbedaan hasil telajar teori atau praktik Kewirausahaan antara yang diberi(an penilaian

Dalam penerapan full day school yang paling ditekankan ialah praktek”.10 Anas Abdul Nasir, MT Waka Kurikulum juga menambahkan terkait pelaksanaan full day school untuk

Krishmono (1998) menjelaskan dalam kondisi yang ideal dan optimum dimana keluaran akhir dari penyediaan fasilitas pada lokasi pelayanan umum mempunyai arah tujuan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disim-pulkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara nilai hematokrit dan nilai jumlah trombosit pada pasien anak dengan demam

Ketiga : Pembagian tugas pada Pengadilan Agama Bengkalis sesuai dengan kedudukan sebagai Pegawai Honor pada Pengadilan Agama Bengkalis sebagaimana tersebut

Jika dikaitkan dengan Model Pembelajaran Project Based Learning, Ayat di atas menjelaskan bahwa, Proses belajar mengajar dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

Agar pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan Pemerintahan Desa terselenggara dengan baik dan terarah perlu dicapai dengan rencana Strategis desa, yaitu telah