• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUSAT KAJIAN SISTEM ENERGI NUKLIR (PKSEN) PUSAT TEKNOLOGI DAN KESELAMATAN REAKTOR NUKLIR (PTKRN) PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF (PTLR) PUSAT TEKNOLOGI BAHAN GALIAN NUKLIR (PTBGN)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PUSAT KAJIAN SISTEM ENERGI NUKLIR (PKSEN) PUSAT TEKNOLOGI DAN KESELAMATAN REAKTOR NUKLIR (PTKRN) PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF (PTLR) PUSAT TEKNOLOGI BAHAN GALIAN NUKLIR (PTBGN)"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PUSAT KAJIAN SISTEM ENERGI NUKLIR (PKSEN)

PUSAT TEKNOLOGI DAN KESELAMATAN REAKTOR NUKLIR (PTKRN)

PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF (PTLR)

PUSAT TEKNOLOGI BAHAN GALIAN NUKLIR (PTBGN)

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

PROSIDING

Batam, 4-5 Agustus 2016

“PERAN ENERGI NUKLIR

DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI NASIONAL

DAN PENINGKATAN KAPASITAS SDM”

POLITEKNIK NEGERI BATAM

2 1

0 6

Sumber ga mbar: http

://www.ker nenergie.d

e/kernene rgie-wAsse

ts/img/

kernkraftw erke/kkg-g

rafenrhein feld-atw20

09.jpg?vie wmode=b

lank

(2)
(3)

SEM

TEKNOLO

Ba

BADAN TEN

Pusa

Pusat Tekno

Pus

Pusat

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL

OLOGI ENERGI NUKLIR 2016

Batam, 4-5 Agustus 2016

TENAGA NUKLIR NASIONAL

Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir

knologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir

Pusat Teknologi Limbah Nuklir

sat Teknologi Bahan Galian Nuklir

Politeknik Batam

2016

i

(4)

ii

DEWAN EDITOR / PENILAI

KARYA TULIS ILMIAH :

KETUA :

Ir. Tagor Malem Sembiring (BATAN)

SEKRETARIS :

Drs. Sahala Maruli Lumban Raja (BATAN)

ANGGOTA :

Dr. Ir. Hendro Tjahjono (BATAN)

Dr. Roziq Himawan (BATAN)

Dra. M.B. Mike Susmikanti (BATAN)

Prof. Dr. June Mellawati, S.Si (BATAN)

Dra Heni Susiati, M.Si (BATAN)

Ir. Edwaren Liun (BATAN)

Ir. Erlan Dewita, M.Eng (BATAN)

Nuryanti, M.T. (BATAN)

Dr. Ir Budi Setiawan, M.Eng. (BATAN)

Ir. Aisyah, M.T. (BATAN)

Kuat Heriyanto, S.T. (BATAN)

Drs. M. Najib (BATAN)

Ngadenin, S.T. (BATAN)

Didi Istardi, M.Sc. (Poltek Negeri Batam)

Dr. Budi Sugandi (Poltek Negeri Batam)

Asdani Suhaemi, M.Sc. (Poltek Negeri Batam)

(5)

iii

Bismillahirohmanirrohiim,

Yth Para Pembicara Kunci,

Yth Para Undangan dan Peserta Seminar

Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.

Mendengar laporan dari Ketua Panitia SENTEN 2016, bahwa terlihat peserta masih

didominasi oleh peserta dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) yang separoh lebih. Ini

bisa dimengerti karena memang teknologi nuklir, terutama terkait implementasinya di

bidang energi, BATAN merupakan pelaksana kegiatan penelitian yang utama. Namun

demikian, diharapkan bahwa dengan sebaran jumlah peserta ini ke depan diharapkan akan

lebih baik dengan terus menerus dilakukan sosialisasi. Kerjasama pelaksanaan seminar

dengan Pergutuan Tinggi dan Lembaga terkait di berbagai wilayah di Indonesia,akan

mendorong kegiatan penelitan di bidang nuklir lebih berkembang dan lebih banyak

diminati.

BATANdalam melaksanakan SENTEN 2016 ini, bekerja sama dengan Politeknik Negeri

Batam. Seminar ini merupakan salah satu upaya untuk menyosialisasikan teknologi nuklir

dan karya ilmiah BATAN maupun pihak-pihak terkait. Seminar SENTEN ini merupakan

pertemuan ilmiah tahunan yang pada tahun 2016 ini merupakan seminar ke – 3 dengan

mengambil tema “Peran Energi Nuklir dalam Pengembangan Industri Nasional dan

Peningkatan Kapasitas SDM”.

Seminar ilmiah nasional ini merupakan salah satu sarana untuk membangun penguatan

teknologi dari aspek SDM dan pengembagan industrinya dan bertujuan untuk

menginformasikan berbagai hasil kajian/litbang teknologi nuklir dan iptek pendukungnya,

serta memfasilitasi para peneliti, praktisi, akademisi dan pemerhati serta pemangku

kepentingan untuk bertukar informasi terkait pengembangan teknologi energi nuklir dalam

menjawab tantangan pengembangan industri nasional dan peningkatan kapasitas Sumber

Daya Manusia (SDM).

BATAN juga telah bekerja sama dengan BP BATAM beberapa tahun terakhir, yakni pada

pelaksanaan studi menentukan tapak potensial untuk PLTN.Studi tapak ini merupakan

tahap studi pra-kelayakan yang dilakukan atas permintaan BP BATAM untuk

mempersiapkan penyediaan infrastruktur listrik bagi pengembangan industri di wilayah

Batam. Namun secara nasional kegiatan pengembangan pemanfaatan energi nuklir, dalam

tahun ini masih merupakan kegiatan sosialisasi, mengenalkan pembangkit listrik tenaga

nuklir (PLTN) terkait lokasi, keselamatan, termasuk resiko yang mungkin terjadi.

Demikian sambutan singkat saya, Selamat Mengikuti Seminar, semoga memberikan hasil

yang bermanfaat bagi masyarakat dan bagi kalangan peneliti, serta dapat mengembangkan

pemanfaatan teknologi dan energi nuklir lebih luas.

Wassalamu’alaikum warohmatullahiwabarokatuh.

Batam, 4 Agustus 2016

(6)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk dan

karunia-Nya sehingga Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir

(SENTEN) – 2016 dengan tema

“Peran Enegi Nuklir Dalam Pengembangan Industri

Nasional dan Peningkatan Kapasitas SDM”

dapat diterbitkan. Prosiding ini

merupakan dokumentasi karya ilmiah para peneliti dari berbagai disiplin ilmu yang

berkaitan dengan teknologi dan energi nuklir dalam menopang industri nasional.

Seminar SENTEN-2016 telah dipresentasikan pada tanggal 04-05 Agustus 2016 di

Kampus Politeknik Negeri Batam, Jl. Ahmad Yani BATAM. Kegiatan pertemuan

ilmiah ini merupakan kegiatan tahunan yang ke III dari Pusat Teknologi dan

Keselamatan Reaktor Nuklir (PTKRN) dan Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir

(PKSEN) BATAN berkerjasama dengan Politeknik Negeri BATAM untuk mengetahui

aktivitas dan hasil penelitian yang telah dicapai oleh para peneliti di bidang energi

dan teknologi nuklir.

Panitia telah menerima sebanyak 132 makalah teknis, dan setelah melalui seleksi

dan evaluasi dari Dewan Editor, diputuskan bahwa sebanyak 127 makalah dapat

disajikan dalam prosiding ini. Distribusi makalah yang diterima berasal dari BATAN,

Politeknik Negeri BATAM, Universitas BATAM, UGM, BAPETEN dan WANTANAS.

Semoga penerbitan prosiding ini dapat bermanfaat sebagai bahan referensi untuk

lebih memacu dan mengembangkan penelitian yang akan datang. Kepada semua

pihak, khususnya Tim Prosiding yang telah bekerja keras untuk penerbitan prosiding

ini, kami sampaikan terima kasih.

Jakarta, 07 Desember 2016

(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)

x

DAFTAR ISI

Dewan Editor

ii

Sambutan Kepala Batan

iii

Kata Pengantar

iv

SK Kepala Batan

v

Daftar Isi

x

Kelompok A : Kebijakan, Perencanaan dan Aplikasi Sistem Energi Nuklir

1.

ANALISIS KUALITAS SAMPEL LAS GTAW DENGAN METODA NDT

Mudi Haryanto,S. Nitiswati, Andryansyah

1

2.

VALIDASI DIFFERENTIAL PRESSURE TRANSDUCERS DENGAN METODE

BEDA KETINGGIAN AIR PADA UNTAI UJI FASSIP

G. Bambang Heru Nursinta Adi Wahanani, Mulya Juarsa

9

3.

PERAN ENERGI NUKLIR SEBAGAI PENGGANTI PEMBANGKIT LISTRIK

NEGARA DALAM PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT

DAN PROSES PENSTERILAN ALAT

Derry Trisna Wahyuni S, Arum Dwi Anjani, Devy Lestari Nurul Aulia

17

4.

PEMELIHARAAN FASILITAS ENERGI TERBARUKAN : MONITORING

PENSTOCK COATING PLTA JAWA BARAT

Gunawan Refiadi, Aris Tino, Gudnandar Dirgapermana

25

5.

POTENSI SMR GUNA PENGEMBANGAN INDUSTRI MARITIM WILAYAH

INDONESIA BAGIAN TIMUR DALAM RANGKA KETAHANAN NASIONAL

Hendri F. Windarto, M. Munir

33

6.

STRATEGI PENINGKATAN PARTISIPASI INDUSTRI NASIONAL DAN ALIH

TEKNOLOGI UNTUK RDE

Dharu Dewi Arum Puni Rijanti, dan Suparman

41

7.

PERSEPSI MAHASISWA JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI

BATAM TERHADAP PEMANFAATAN ENERGI NUKLIR

Nurul Laili Arifin, Muhammad Hasan Albana

49

8.

PERAN ENERGI NUKLIR DALAM PENGEMBANGAN ENERGI LISTRIK DI

KOTA BATAM

Sri Langgeng Ratnasari,Veronika, Gandhi Sutjahjo

57

9.

EFISIENSI DETEKTOR HPGE UNTUK SAMPEL AIR DALAM VARIASI VOLUME

MARINELLI

Putu Sukmabuana, Rasito Tursinah

(13)

xi

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN TEMPERATUR

Agus Nur Rachman, Mulya Juarsa

11.

PERHITUNGAN KEKUATAN LASAN PADA PENYANGGA TANGKI

PENDINGIN DAN TANGKI PEMANAS DIUNTAI FASSIP-01

Joko Prasetio W, Edi Marzuki

81

12.

STUDY ON ROLE OF NUCLEAR HYDROGEN COGENERATION FOR

CO2CONVERSION IN PETROCHEMICAL INDUSTRY

Djati H Salimy, Ign. Djoko Irianto

89

13.

DATABASE SYSTEM DEVELOPMENT FOR COMPONENT RELIABILITY OF

RSG-GAS BASED ON WEB

Mike Susmikanti, Aep Catur, Deswandri

97

14.

TRAFFIC PATTERN CONSTRUCTION BASED ON STATISTICAL APPROACH

FOR INTRUSION DETECTION SYSTEM

A. A. Waskita

105

15.

KARAKTERISASI ARUS TEMBUS KABEL PENGHANTAR PEMANAS

PADA UNTAI FASSIP-01

Edy Sumarno, Sudarno, Mulya Juarsa

113

16.

EFFICIENCY COMPARISON OF METHOD OF HANDLING MISSING

VALUEIN DATA EVALUATION SYSTEM OR COMPONENT

Entin Hartini

121

17.

APLIKASI UNITED NATION FRAMEWORK CLASSIFICATION (UNFC) DI

INDONESIA: STUDI KASUS SEKTOR LEMAJUNG, KALAN, KALIMANTAN

BARAT

Nunik Madyaningarum, Heri Syaeful, Agus Sumaryanto

129

18.

KAJIAN

RISIKO

PROYEK

PEMBANGUNAN

REAKTOR

DAYA

EKSPERIMENTAL (RDE)

Sahala Maruli Lumbanraja, Edwaren Liun, Rr. Arum Puni Rijanti

137

19.

PERTANGGUNGJAWABAN

KERUGIAN NUKLIR

UNTUK

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR DI INDONESIA

Nurlaila,Elok S. Amitayani, June Mellawati

145

20.

RENCANA PROGRAM PROTEKSI FISIK REAKTOR DAYA EKSPERIMENTAL

Mudjiono, Erlan Dewita, Yaziz Hasan

(14)

xii

21.

ENERGI NUKLIR SEBAGAI OPSI PASOKAN ENERGI DI INDONESIA

Rizki Firmansyah Setya Budi, Wiku Lulus Widodo

161

22.

PERBANDINGAN BIAYA PEMBANGKITAN ENERGI LISTRIK SISTEM

KALIMANTAN BARAT ANTARA OPSI NUKLIR DENGAN TANPA NUKLIR

Wiku Lulus Widodo, Rizki Firmansyah Setya Budi

169

23.

PEMODELAN

PASOKAN ENERGI SISTEM KELISTRIKAN BARELANG

DENGAN OPSI NUKLIR

Edwaren Liun, Sahala M. Lumban Raja

185

Kelompok B : Teknologi Bahan

25.

PEMBUATANDAN PREDIKSI BENTUK SENYAWA KONSENTRAT CERIUM

DARI MONASIT

MV Purwani, Suyanti

193

26.

PEMISAHAN UNSUR RADIOAKTIF DAN LOGAM TANAH JARANG

DALAM TERAK TIMAH DENGAN FUSI ALKALI DAN PELINDIAN

ASAM

Mutia Anggraini, Irmina Kris Murwani

201

27.

PERFORMANCE OFZrNbMoGe ALLOY FOR NUCLEAR REACTOR

STRUCTURE MATERIALS

A.H. Ismoyo, Parikin

209

28.

PENGARUH PANAS

LAS PADA STRUKTURMIKRO DAN KEKERASAN

BAHAN STRUKTUR REAKTOR PLAT BAJA 57%Fe15%Cr25%Ni

Parikin, Sumaryo, A.H. Ismoyo, A. Dimyati

217

29.

PENGUJIAN SAMBUNGAN LAS TABUNG GAS LPG 3 KG DENGAN

LARUTAN PENETRAN DAN ARUS EDDY

Zaenal Abidin, Rian Komara, Djoko Marjanto

225

30.

GEOLOGI DAN KETERDAPATAN ZIRKON, MONASIT PADA ENDAPAN

SEDIMEN DAN ALUVIAL DI DAERAH KATINGAN KALIMANTAN TENGAH

Bambang Soetopo

(15)

xiii

Andhika Janura Karunianto, Ngadenin, Bambang Soetopo

32.

PENGARUH MEDIA PEMBATAS YANG BERBEDA PADA WELD X-RAY

VIEWER MACHINE TERHADAP INTENSITAS CAHAYA DAN

TEMPERATUR

Cahyo Budi Nugroho

249

33.

EKSTRAKSI-STRIPPING Y, Dy, Gd, Ce, La, Nd DARI HASIL OLAH PASIR

SENOTIM

Dwi Biyantoro, Tri Handini, Moch Setyadji

257

34.

PENGENDAPAN LOGAM BERAT PADA LIMBAH PENGOLAHAN

MONASIT DENGAN MENGGUNAKAN ASAM SULFAT ATAU ASAM

KHLORIDA

Titi Wismawati. Roza Indra Laksmana, Dany Poltak Marisi. Andung

Nugroho, Sri Widarti

265

35.

PEMBUATAN KONSENTRAT NEODIMIUM DARI LOGAM TANAH

JARANG HIDROKSIDA (REOH)MELALUI DIJESTI ULANG

Suyantidan MV Purwani

273

36.

PEMBUATAN Y OKSIDA MELALUI PROSESPENGENDAPAN DAN

KALSINASI

Tri Handini, Bambang EHB, Sri Sukmajaya, Dwi Biyantoro

281

37.

KARAKTERISASI ZIRCON OPACIFIER HASIL OLAH PASIR ZIRKON

KALIMANTAN

Sajima, Moch. Setyadji, Erlin Purwita Sari

289

38.

ANALISIS STRUKTUR MIKRO BAJA SA516Gr70 AKIBAT REGANGAN

TARIK DAN MULUR

Andryansyah, Sri Nitiswati, Mudi Haryanto, Darlis

297

39.

ANALYSIS ON THE STRESS EFFECT OF SUS 316 CREEP DAMAGE

PARAMETER

S. Nitiswati, R. Himawan, A. Mardhi

305

40.

ANALISIS KEKUATAN MEKANIK STRUKTUR UNTAI UJI

TERMOHIDROLIKA REAKTOR MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK UJI

STRUKTUR

Dedy Haryanto, Mulya Juarsa, Sagino

313

41.

ANALYSIS OF AlMg3 MATERIAL CORROSION AS RSG-GASBEAM TUBE

Febrianto, Elfrida Saragi, Abdul Hafid, Sriyono, Dyah Erlina Lestari

(16)

xiv

42.

POLIMERISASI PATI-POLIVINYL ALKOHOL-AKRILAMIDA-OLIGO

KITOSAN SEBAGAI BAHAN PELAPIS LEPAS LAMBAT UNTUK PUPUK

NPK DENGAN TEKNIK IRADIASI

Gatot Trimulyadi Rekso, Saefumillah, A. Rabriella, N.

329

43.

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT POLIMER UHMWPE

DENGAN FILLER Na2B4O7.5H2O SEBAGAI PERISAI RADIASI NEUTRON

TERMAL

Marzuki Silalahi, Hanif Abdurrahman Wicaksana, Bambang Sugeng,

Arbi Dimiyati, Bambang Suharno

345

Kelompok C : Teknologi Keselamatan Reaktor

45.

ANALISIS KONVEKSI PAKSA PADA TERAS REAKTOR TRIGA

BANDUNG BERELEMEN BAKAR TIPE PELAT MENGGUNAKAN

COOLOD-N2

Sudjatmi K.A., Endiah Puji Hastuti, Surip Widodo, Reinaldy Nazar

353

46.

ANALYSES OF ENERGY CONVERSION SYSTEM FOR NUCLEAR

REACTOR CONCEPT WITH 2.9 MW ELECTRICITY POWER

Sri Sudadiyo

361

47.

THE ISSUES OF PLC AND FPGA IMPLEMENTATION IN NUCLEAR

POWER PLANTS

Syaiful Bakhri

369

48.

DEVELOPMENT OF ACOUSTIC CONDITION MONITORING FOR

PUMP PREDICTIVE MAINTENANCE

Sudarno, Anik Purwaningsih, Edy Sumarno

377

49.

COMPARISON STUDY ON MODELS OF CREEP STRAIN FOR

GRAPHITE MATERIAL AT HTGR

Roziq Himawan, Sri Sudadiyo, Elfrida saragi

385

50.

ANALYSIS ON HUMAN ERROR PROBABILITY IN A REACTOR

ACCIDENT SCENARIO BASED ON SPAR-H METHOD

S. Santoso

(17)

xv

THE MODULAR HTGR

D.T. Sony Tjahyani, Julwan Hendry Purba

52.

HUMAN RELIABILITY ANALYSIS IN NUCLEAR POWER PLANTS

Julwan Hendry Purba, D.T. Sony Tjahyani

409

53.

DESAIN KONSEPTUAL SISTEM KENDALI TEMPERATUR DAN LAJU

ALIR UNTUK MENDUKUNG DOKUMEN URD HTGR

Khairul Handono, Agus Cahyono, Kristedjo Kurnianto

417

54.

KARAKTERISASI PRE-COOLER SEBAGAI SISTEM HEAT SINK PADA

UNTAI FASSIP-01

Giarno, G.B. Heru K, Joko Prasetio Witoko, Mulya Juarsa

425

55.

SIMULATION ON THERMODYNAMICS CHARACTERISTICS OF

RGTT200K DESIGN USING FLOWNEX SOFTWARE

Kiswanta, Sumijanto

433

56.

ANALYSIS AGING RSG-GAS REACTOR PROTECTION SYSTEM USING

DRIFT SIGNAL CHARACTERIZATION

Kussigit Santosa, Sudarno, Agus Nur Rahman

441

57.

DETERMINATION OF THE MOLECULAR STRUCTURES AND

CHEMICAL COMPOSITION OF CORROSION INHIBITOR USING FTIR

AND GCMS.

Rahayu Kusumastuti, Sriyono, Geni Rina Sunaryo, Diah Erlina Lestari

449

58.

THERMAL DISTRIBUTION ANALYSIS IN PRESSURE VESSEL WALL OF

PWR

E. Saragi, R. Himawan,P.W. Kedoh

457

59.

INVESTIGATION OF IRON TOTAL CROSS-SECTIONS IN HIGH ENERGY

THROUGH BROOMSTICK CALCULATION FOR NEW VERSION

EVALUATED NUCLEAR DATA FILES

Suwoto, Hery Adrial, Zuhair

465

60.

DIGITALISASI SISTEM PENGUKURAN FLUKS NEUTRON REAKTOR

RSG-GAS BERBASIS LABVIEW

Agus Nur Rachman, Muhammad Subekti, Kussigit Santosa, Ranji

Gusman

473

61.

ANALYSIS OF IMPORTANCE MEASURES FOR DIGITAL

INSTRUMENTATION AND CONTROL SYSTEM OF NUCLEAR

REACTORS

Deswandri

(18)

xvi

62.

CALCULATION OF O2 CONCENTRATIONS FORMED FROM THE

RADIOLYSIS OF PWR COOLANT BY-RAYS, FAST NEUTRONS AND

TRITIUM-PARTICLES

Sofia Loren Butarbutar, Geni Rina Sunaryo, Rahayu Kusumastuti

489

63.

DEVELOPMENT OF COMPUTING CIRCUIT FOR DETECTING

UNBALANCED LOAD OF RSG-GAS REACTOR PROTECTION SYSTEM

WITH LabVIEW

Anik Purwaningsih, Agus N. Rachman, Syaiful Bakhri, Ranji G, Heri S

497

64.

FISSION PRODUCTS INVENTORY ANALYSIS OF HTGR FUEL BY USING

ORIGEN2.1 COMPUTER CODE

Ihda Husnayani, Sri Kuntjoro, Pande Made Udiyani

505

65.

CONCEPTUAL DEVELOPMENT ON THE RADIATION PROTECTION

DESIGN BASES FOR EXPERIMENTAL POWER REACTOR

Sigit Asmara Santa, Pande Made Udiyani

513

66.

PRELIMINARY ANALYSIS OF THE UNBALANCED LOAD DETECTION

SYSTEM IN THE RSG-GAS REACTOR

Tagor Malem Sembiring, Kristedjo Kurnianto, Mochamad Imro,

Abdul Azis Rohman Hakim

521

67.

DOSES ANALYSIS OF A HYPOTHETICAL LOCA ACCIDENT IN NUCLEAR

POWER PLANT (NPPs) SITTING

P.M. Udiyani, S. Kuntjoro, and I. Husnayani

529

68.

PERFORMANCE INVESTIGATION OF PASSIVE RESIDUAL HEAT

REMOVAL SYSTEM IN HIGH TEMPERATURE REACTOR

Hendro Tjahjono, Surip Widodo, Andi Sofrany Ekariansyah

537

69.

ANALYSIS ON THERMAL CHARACTERICTIC OF HEATER IN LOOP

FASSIP-01 EXPERIMENTAL FACILITY

Sukmanto Dibyo, Mulya Juarsa, Ign Djoko Irianto

545

70.

CHARACTERISTIC OF CONTROL RODS REACTIVITY WORTH OF THE

AP 1000 CORE

Tukiran S, Tagor MS, Surian P.

553

71.

THERMAL-HYDRAULIC PERFORMANCE OF HIGH POWER RESEARCH

REACTOR CORE DESIGN AS A FUNCTION OF URANIUM FUEL

DENSITY

Endiah Puji Hastuti, Lily Suparlina, Supardjo

561

72.

ANALYSIS ON NEUTRONIC PARAMETERS OF THE AP1000 REACTOR

CORE

Surian Pinem, Tukiran Surbakti

(19)

xvii

OF 10 MW PEBBLE BED MODULAR REACTOR

Jupiter Sitorus Pane

74.

MODELLING ON THE ATLAS TEST FACILITY FOR BEST-ESTIMATE

SIMULATION OF LOSS OF COOLANT ACCIDENT

Andi Sofrany Ekariansyah, Surip Widodo, Hendro Tjahjono

585

75.

GAMMA SOURCE STRENGTH ANALYSIS DURING

POSTULATEDACCIDENTS CONDITION IN PWR 1000 MWe

Anis Rohanda

593

76.

ANALYSIS OF DOSE RATES DISTRIBUTION IN TRIGA-PELAT REACTOR

A. Hamzah

601

77.

CANONICAL CORRELATION ANALYSIS ON ATTRIBUTES OF NUCLEAR

INSTALLATION SAFETY CULTURE

Johnny Situmorang, Imam Kuntoro, Sigit Santoso

609

78.

SURVEILLANCE CORROSION FOR INTERIM STORAGE

Geni Rina Sunaryo, Sriyono

617

79.

ANALYSIS OF THE NUMBER OF MINIMUM TUBE FOR OPTIMAL

OPERATION IN A HEAT EXCHANGER RSG G.A. SIWABESSY

Abdul Hafid, Marliyadi Pancoko, Santosa Pujiarta

625

80.

FUEL SHELL OXIDATION RATE ESTIMATION DURING STATION

BLACK OUT ACCIDENT IN RGTT200K

Sumijanto,Kusigit Santosa, Kiswanta

633

81.

ANALYSIS OF TOPAZ IRRADIATION EFFECT TO THE EXISTING OF

COBALT-60 IN THE RSG GAS PRIMARY COOLANT

Sriyono, Rahayu K, Abdul Hafid, Geni Rina Sunaryo

641

82.

RADIONUCLIDE INVENTORY ANALYSIS OF THE SMR SMART 330

MWT REACTOR

Sri Kuntjoro

649

83.

STUDY ON SINGLE PHASE NATURAL CIRCULATION COOLING

CHARACTERISTIC IN PASSIF-01 FACILITY USING RELAP5

Susyadi, Surip Widodo, Mulya Juarsa

657

84.

IMPROVEMENT OF OPERATION OF THE RSG-GAS REACTOR FOR ITS

SECOND LIFE TIME

Iman Kuntoro

(20)

xviii

85.

PASSIVE SYSTEM SIMULATION FACILITY (FASSIP) LOOP FOR

NATURAL CIRCULATION STUDY

Mulya Juarsa , Giarno, G.B. Heru K., Dedy Haryanto, Joko Prasetio

673

86.

AP1000 PARTIAL AND COMPLETE LOSS OF FLOW ACCIDENT

ANALYSIS USING RELAP5

Surip Widodo, Andi Sofrany Ekariansyah

681

Kelompok D : Proteksi Reaktor dan lingkungan

87.

THE DEMONSTRATION OF COMPUTER-BASED ANALYTICAL TOOL

FOR EVALUATING PHYSICAL PROTECTION SYSTEM EFFECTIVENESS

Alim Mardhi, JulwanPurba

689

88.

PERHITUNGAN KAPASITAS PENYIMPANAN SUMBER BEKAS

IRIDIUM-192 DI PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF

Husen Zamroni, Suryantoro, Irwan Santoso, Suparno, Suhartono,

Miswanto, Nurul Efri Ekaningrum

697

89.

KAJIAN DISPERSI RADIONUKLIDA DALAM HIDROSFERDARI

SKENARIO KECELAKAAN REAKTOR DAYA EKSPERIMENTAL

Sucipta, Dadang Suganda

705

90.

PENYERAPAN 134Cs DALAM AIR OLEH IKAN LELE (Clarias sp)

Putu Sukmabuana

713

91.

POWER PLANT EMISSIONS INVENTORY IN BATAM

Dwi Kartikasari

721

92.

POTENSI PENYEBARAN MATERIAL RADIONUKLIDA DARI FASILITAS

RDE MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMPACTS

Sufiana Solihat, Wiku Lulus Widodo

729

93.

PEMISAHAN DAN ANALISIS ISOTOP CESIUM DAN URANIUM DI

DALAM PEB U3Si2-Al PASCA IRADIASI

Arif Nugroho, Yanlinastuti, Sutri Indaryati, Iis Haryati

737

94.

PERBANDINGAN ESTIMASI DOSIS INTERNAL 177Lu-DOTA

TRASTUZUMAB MANUSIA ASIA DAN CAUCASIAN BERDASARKAN

UJI BIODISTRIBUSI PADA MENCIT

Nur Fitri Romadoni, Nur Rahmah Hidayati, Wahyu Setiabudi

(21)

xix

PEMANFAATANNYA SEBAGAI SEGMENTED GAMMA SCANNER

LIMBAH RADIOAKTIF

Hendro, Mohamad Nur Yahya

96.

STRATEGI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF REAKTOR DAYA

EKSPERIMENTAL (RDE)

Erlan Dewita, Siti Alimah, Husen Zamroni

761

Kelompok E : Tapak dan Perizinan

97.

KECUKUPAN PROGRAM KONSTRUKSI GEDUNG & PEMBANGKIT

LISTRIK TERHADAP PROGRAM KONSTRUKSI PEMBANGUNAN

PLTN

Arifin Muhammad

769

98.

PENGEMBANGAN PENGATURAN ASPEK PROTEKSI DAN

KESELAMATAN RADIASI DALAM DESAIN PEMBANGKIT LISTRIK

TENAGA NUKLIR

NanangTriagung Edi Hermawan

777

99.

KAJIAN PROSES PERIZINAN TAPAK REAKTOR DAYA

EKSPERIMENTAL (RDE) DI INDONESIA

Moch. Djoko Birmano

785

100.

INTERPRETASI ANOMALI GEOMAGNETIK DAERAH RABAU HULU,

KALAN

Dwi Haryanto, Adhika Junara Karunianto, Mirna Berliana Garwan

793

101.

SEBARAN PENDUDUK DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU : STUDI

ASPEK DEMOGRAFI PRA-SURVEI TAPAK PLTN

Siti Alimah, June Mellawati, Murdaningsih

801

102.

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PLTN SMR DI PULAU

BATAM DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE FINPLAN

Nuryantidan Elok Satiti Amitayani

809

103.

KAJIAN AWAL KONDISI GEOLOGI KEPULAUAN BARELANG PADA

KEGIATAN PRA SURVEI TAPAK PLTN

June Mellawati, Heri Syaeful, F.Dian Indrastomo, Ratih Agustin

Putri

817

104.

PEMANTAUAN GEMPA MIKRO DI TAPAK RDE DAERAH SERPONG

DAN SEKITARNYA

Hadi Suntoko, Ajat Sudrajat, Sriyana

(22)

xx

105.

PENDEKATAN BERBASIS RISIKO DALAM DESAIN SEISMIK

STRUKTUR SISTEM DAN KOMPONEN (SSK) INSTALASI NUKLIR

Nur Siwhan, Arifin Muhammad Susanto

833

106.

SISTEM MANAJEMEN DALAM PERSIAPAN PEMBANGUNAN

REAKTOR DAYA EKSPERIMENTAL : TANTANGAN DAN

PENINGKATAN

A. Bayu Purnomo, Sriyana

841

107.

ANALISIS KANDUNGAN TSS PERAIRAN LAUT DI TAPAK TERPILIH

PLTN PESISIR BARAT KABUPATEN BANGKA SELATAN

HeniSusiati, Yarianto SBS.

849

Kelompok F : Teknologi Reaktor

108.

HTGR EFFICIENCY IMPROVEMENTBY COGENERATION OUPLING

WITH STEAM METHANE REFORMING HYDROGEN PRODUCTION

PLANT

Nurul Huda, Sumijanto, Ign. Djoko Irianto, Sriyono, M. Subekti

857

109.

THERMODYNAMIC ANALYSIS ON RANKINE CYCLE STEAM FOR

COGENERATION SYSTEMS RGTT200K

Ign. Djoko Irianto, Sukmanto Dibyo, Djati H. Salimy, Jupiter S. Pane

865

110.

THE EFFECT OF SEA SURFACE TEMPERATURE INCREASE ON

THERMAL-HYDRAULICS DESIGN OF PWR1000 IN INDONESIA

Muh. Darwis Isnaini

873

111.

THE CONDENSOR MASS AND ENERGY BALANCE ANALYSIS TO

OPTIMIZE CONDENSING PROCESS IN SECONDARY SYSTEM OF

HTGR10K

Piping Supriatna, Sriyono

881

112.

OPTIMASI DESAIN TERAS HTGR 150 MWT DENGAN VARIASI

GEOMETRI TERAS DAN PENGAYAAN URANIUM

Ganjar Putro Indratoro dkk

889

113.

STUDI AWAL OPTIMASI BURNUP HTR-PM 150 MWTH DENGAN

MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR U-TH

Faisal Fuad Nursyahid, Topan Setiadipura, Alexander Agung

897

114.

STUDY ON THE USE OF WALLPAPER-TYPE FUEL IN NEUTRONIC

DESIGN OF SMALL PEBBLE BED REACTOR

Zuhair, Suwoto, TopanSetiadipura, Putranto Ilham Yazid

(23)

xxi

Denissa Beauty Syahna, Dedy P, Erlan D., Ign Djoko Irianto

116.

DFT STUDY OF CESIUM DEFECT IN SILICON CARBIDE LAYER TRISO

PARTICLE

D. Andiwijayakusuma, S. Ahmad, T. Setiadipura

921

117.

STUDY ON FUEL MULTIPASS EFFECT ON CORE PERFORMANCE OF

SMALL PEBBLE BED REACTOR

TopanSetiadipura, Dwi Irwanto, Zuhair

929

118.

NEUTRON FLUX DISTRIBUTION AND POWER GENERATEDIN UO2

IRRADIATION TARGET IN THE PRTF OF RSG GAS CORE

J. Susilo and I. Kuntoro

937

119.

COMPACT CORE DESIGN OPTIMIZATION BASED ON HIGH DENSITY

SILICIDE FUEL PLATE TYPE

Lily Suparlina

945

120.

ANALYSIS OF THORIUM OXIDE UTILIZATION ON INITIAL CRITICAL

CORE OF HIGH TEMPERATURE REACTOR

Rokhmadi, Zuhair, Topan Setiadipura

953

121.

THE CURRENT STATUS OF INDONESIA EXPERIMENTAL POWER

REACTOR 10 MW (RDE)

Taswanda Taryo

961

122.

ANALYSIS ON FUEL INVENTORY OF HTGR 10 MWt PEBBLE BED

BASE ON BURNUP LEVELS VARIATION USING MCNPX.

Hery Adrial, Suwoto, Zuhair

969

123.

EFFECTS OF HIGH DENSITY FUEL LOADING ON GAMMA HEATING

GENERATION OF RRI-50

Setiyanto dan Jupiter S. Pane

977

124.

THE COMPARISON OF FUEL MODEL ARRANGEMENT ON COOLANT

THERMAL ANALYSIS FOR INDONESIA EXPERIMENTAL POWER

REACTOR DESIGN

M. Subekti, Dibyo S., and M.A. Gofar

985

125.

METODE PENGENDAPAN DAN PENUKAR KATION PADA PROSES

PEMISAHAN CESIUM DALAM BAHAN BAKAR U3Si2-Al.

Aslina B. Ginting, Yanlinastuti, Boybul, Arif Nugroho, Dian

Anggraini, Rosika Kriswarini

(24)

xxii

126.

OPTIMASI PARAMETER PROSES ELEKTRODEPOSISI UNTUK

PENENTUAN ISOTOP235U DAN 239Pu DALAM PEB U3Si2/Al

PASCA IRADIASI

Yanlinastuti, Boybul

1001

127.

HUBUNGAN POLIMORFISME GEN PSA 252 DENGAN

NILAI PSA PADA PASIEN DENGAN KELAINAN PROSTAT

Wiwin Mailana

Indeks Pemakalah

(25)

817

PADA KEGIATAN PRA SURVEI TAPAK PLTN

June Mellawati1, Heri Syaeful2, F.Dian Indrastomo2, Ratih Agustin Putri2

1) Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir 2) Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir

ABSTRAK

KAJIAN AWAL KONDISI GEOLOGI KEPULAUAN BARELANG PADA KEGIATAN PRA SURVEI TAPAK PLTN. IAEA NS-R-3 Tahun 2003 tentang evaluasi tapak merekomendasikan. perlunya kajian aspek geologi terkait keselamatan area tapak untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Berdasarkan hal tersebut telah dilakukan kegiatan survei awal untuk aspek geologi dalam rangka menentukan daerah interes tapak PLTN di Barelang. Tujuan penelitian adalah mendapatkan gambaran awal kondisi geologi beberapa pesisir di Kepulauan Barelang terkait dengan penetapan tapak PLTN. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2015 – Januari 2016, dan lokasi penelitian meliputi area pesisir bagian timur dan barat Kepulauan Barelang. Ruang lingkup meliputi studi pustaka, pengumpulan data sekunder, pengamatan dan pendataan lapangan, analisis terpadu data pengamatan dan pemeringkatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara geologi Kepulauan Barelang terusun atas batuan granit (Trg), serpih Formasi Duriangkang (Trsd), serpih Formasi Pulaupanjang (Jp), konglomerat Formasi Tanjungkerotang (Tmpt), batupasir tufan Formasi Goungon (Qtg) dan endapan aluvium (Qa). Daerah tapak interes untuk PLTN di Kepulauan Barelang adalah daerah dengan sebaran batuan granit, serpih, dan konglomerat, seperti Pulau Tanjung Sauh, Kelurahan Sijantung, dan Tanjung Kelingking.

Kata kunci: Barelang, tapak, PLTN, geologi

ABSTRACT

PRELIMINARY STUDY OF GEOLOGICAL CONDITION OF BARELANG ISLANDS IN PRE-SURVEY OF NPP SITE. IAEA NS-R-3 Year 2003 on Site Evaluation recommend requirement of geological aspect study related to site area safety for Nuclear Power Plant (NPP). Based on above reason it has been done preliminary survey activity for geological aspect in order to decide NPP site interest area in Barelang. The purpose of research is to get an initial review of geological conditions in some coastal islands linked to the establishment of Barelang NPP site. The study was conducted in August 2015 - January 2016, and it covers an area of the eastern and the western coast of Barelang Islands. The scope covers literature study, secondary data collection, observation and field data collection, integrated analysis of observational data and rankings. Results showed that the geology Barelang Islands composed on granite (Trg), shale formation Duriangkang (Trsd), shale formation of Pulau Panjang (Jp), conglomerate of Formation Tanjungkerotang (Tmpt), sandstones and tuffaceous formations Goungon (Qtg) and alluvium deposit (Qa). Interest site area for NPP in Barelang Islands is the region with the distribution of granite rocks, shale, and conglomerates, such as Tanjung Sauh Island, Sijantung Village, and Kelingking Peninsula.

Keywords: Barelang, site, NPP, geology

PENDAHULUAN Latar Belakang

Dalam dokumen International Atomic Energy Agency (IAEA) Safety Guide NS-R-3 Tahun 2003 disebutkan bahwa dalam kegiatan survei tapak Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) diperlukan kajian aspek geologi [1]. Pendataan geologi diperlukan terkait dengan keselamatan tapak yang dalam persiapannya membutuhkan data dukung berupa data sekunder (peta) hasil penelitian sebelumnya maupun data hasil konfirmasi lapangan atau survei. Pendataan geologi memiliki banyak peran yang saling terkait, antara lain untuk aspek kegunungapian, kegempaan, pensesaran permukaan termasuk di dalamnya kemungkinan batuan terobosan dan batuan plutonik. Telah dilakukan penelitian serupa, yaitu tentang kajian material bawah permukaan tapak Pulau Bangka dimaksudkan untuk memperoleh kondisi geologi tapak Bangka [2]. Kesesuaian material bawah permukaan merupakan salah satu kajian yang berkaitan dengan analisis kelayakan dan kesesuaian pondasi, didasarkan dari data litologi (geologi), karakeristik material permukaan dan informasi tanah bawah permukaan melalui pendataan geofisik. Demikian pula kajian awal kondisi geologi wilayah pantai beberapa lokasi calon tapak interes di Kalimantan Barat, dan Pulau Panjang Serang [2, 3, 4].

(26)

818

Penyelidikan geologi di Pulau Barelang dilakukan untuk memperoleh informasi awal mengenai daerah interes untuk tapak PLTN. Penyelidikan ini terkait dengan studi mengenai sebaran batuan yang memiliki potensi cukup baik untuk didirikan suatu PLTN. Kepulauan Barelang yang berada di bagian timur Pulau Sumatera merupakan daerah yang secara geologi cukup aman dari gempa bumi, tsunami dan bencana geologi lainnya. Hal ini disebabkan karena tataan tektoniknya yang berada di cekungan belakang busur Pulau Sumatera. Selain itu, sebaran batuan tua seperti granit dan batuan metasedimen mampu memberikan daya dukung terhadap pondasi bangunan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemetaan dan pemeringkatan geologi di Kepulauan Barelang sebagai studi awal untuk menentukan daerah interes calon tapak PLTN.

Maksud dan Tujuan

Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan data pendukung aspek geologi yang dapat dimanfaatkan oleh para pemangku kebijakan di Daerah Batam dan sekitarnya terkait dengan rencana pembangunan PLTN. Tujuan penelitian adalah mendapatkan gambaran awal kondisi geologi di beberapa pesisir di Pulau Barelang terkait dengan penetapan tapak PLTN. Data kajian awal geologi ini sebagai dasar atau informasi awal yang dapat ditindaklanjuti dengan penelitian detil berikutnya.

METODOLOGI

Lingkup kegiatan meliputi studi pustaka, pengumpulan data sekunder, pengamatan dan pendataan lapangan, analisis terpadu data hasil pengamatan dan pemeringkatan, pengamatan lokasi interes. Pemeringkatan digunakan untuk menentukan tapak interes berdasarkan penilaian kondisi geologi dari lokasi penelitian.

Waktu dan Lokasi Penelitian

Kegiatan penelitian dilakukan pada Agustus Tahun 2015 s/d Januari Tahun 2016. Lokasi penelitian meliputi semua area pesisir bagian barat dan timur Kepulauan Barelang (Batam, Rempang, Galang). Lokasi tersebut dapat dicapai menggunakan kendaraan bermotor roda 4 karena kondisi jalannya beraspal dan sebagian lainnya merupakan jalan pengerasan. Di beberapa lokasi pengamatan, perjalanan darat harus menggunakan kendaraan khusus berpenggerak empat roda (4WD), selain itu untuk area yang tidak ada akses jalan maka hanya dapat dicapai menggunakan perahu atau kapal kecil (pong-pong).

Penilaian Kondisi Geologi

Penilaian kondisi geologi lokasi calon tapak menggunakan pemeringkatan dengan beberapa parameter, seperti ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai Pemeringkatan Kriteria Tapak Berdasarkan Parameter Kondisi Geologi [8].

Sub Parameter Penilaian

a. Aluvium (Qa) 1 (Sangat Buruk)

b. Formasi Goungon (Qtg) 2 (Buruk)

c. Formasi Tanjungkerotang (Tmpt) 3 (Sedang)

d. Formasi Pulaupanjang (Jp) & Duriangkang (Trsd) 4 (Baik)

e. Granit (Trg) 5 (Sangat Baik)

Pemberian bobot parameter atau kriteria tambahan memperhatikan seberapa besar pengaruh parameter terhadap pemilihan lokasi tapak. Oleh karena itu, nilai bobot akan semakin besar bila pengaruhnya besar terhadap penerimaan kriteria tapak. Sebaliknya, bila pengaruhnya kecil maka nilai bobotnya juga kecil.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Daerah Penelitian

Secara geografis kawasan Pulau Barelang (Batam, Rempang dan Galang) terletak pada koordinat 0˚.25'29″ - 1˚15'00″ LU dan 103˚.34'35” - 104˚26'04″BT. Luas area Pulau Barelang adalah 715 Km2 (71.500 Ha), terdiri dari Pulau Batam 415 Km2 (41.500 Ha), Pulau Rempang 165,83 Km2 (16.583 Ha), Pulau Galang 80 Km2 (8.000 Ha), dan Galang Baru 32 Km2 (3.200 Ha). Pulau Batam, Rempang dan Galang dihubungkan oleh Jembatan Barelang. Morfologi daerah penelitian didominasi oleh pedataran dan perbukitan bergelombang. Perbukitan di daerah ini membentuk pola kelurusan berarah baratlaut – tenggara [9].

Geologi Regional Kepulauan Barelang

(27)

819

didominasi oleh timah dan mineral berat tersebut berasal dari batuan granit pada pulau-pulau timah yang telah mengalami deformasi dan pelapukan. Batuan granit di Pulau Batam merupakan kesatuan batuan granit yang terdapat di Semenanjung Malaysia yang terhampar hingga ke Kalimantan Barat [10].

Geologi regional daerah penelitian susunan utamanya adalah batuan pluton dan batuan sedimen (Gambar 1).

Gambar 1. Peta Geologi Regional Kepulauan Barelang [12].

Batuan pluton terhampar di bagian utara Pulau Batam berupa batuan granitik berumur Trias (Trg). Sementara itu, batuan sedimen di daerah ini terdiri dari serpih Formasi Duriangkang (Trsd) berumur Trias dan Formasi Pulaupanjang (Jp) berumur Jura, konglomerat Formasi Tanjungkerotang (Tmpt) berumur Miosen, batupasir tufan Formasi Goungon (Qtg) berumur Pliosen, serta endapan aluvium (Qa) berumur Holosen [11]. Ciri-ciri batuan beku granit ini adalah berwarna abu-abu kemerahan hingga kehijauan, berbutir kasar dengan komposisi feldspar, kuarsa, hornblenda dan biotit. Mineral umumnya bertekstur primer dan membentuk suatu pluton batolit bertipe asam yang tersingkap luas terutama di Pulau Batam dan Bintan. Hasil pelapukan dan proses peneplenisasi menghasilkan mineral ekonomis seperti cebakan bauksit. Berdasarkan lokasi dan komposisi mineralnua, granit ini dikelompokan menjadi beberapa pluton, seperti Pluton Granit Kawal di Bintan dan Pluton Granit Nongsa di Batam.

Formasi Duriangkang (Trsd) tersusun atas serpih kelabu-kehitaman dengan struktur pensil, getas agak karbonan, berselingan dengan batupasir kuarsa, kelabu terang, mikaan, terpilah buruk, dan terkonsolidasi baik. Formasi ini berumur Trias Akhir, diendapkan dalam lingkungan danau sampai laut dangkal dengan ketebalan formasi sekitar 600 m. Formasi Pulaupanjang (Jp) tersusun atas serpih kelabu kemerahan, keras dan berurat kuarsa dengan ketebalan 2 m, sisipan batupasir halus – kasar, terpilah buruk, memperlihatkan struktur laminasi sejajar dan silang siur, tebal batupasir ini 2-10 cm. Formasi ini diperkirakan berumur Jura, diendapkan dalam lingkungan darat – laut dangkal dengan ketebalan sekitar 500 m. Formasi Tanjungkerotang (Tmpt) tersusun atas konglomerat aneka bahan berkomposisi granit, batupasir kuarsa, felspar dan batuan malihan yang tertanam dalam matriks batupasir kasar yang terkonsolidasi baik; lapisan bersusun dan silang siur umum dijumpai. Formasi ini diperkirakan berumur Mio Pliosen, diendapkan di lingkungan darat dan pantai dengan ketebalan ± 600 m.

(28)

820

batuan yang termuda, menutupi secara tidak selaras satuan batuan yang lebih tua.

Data geologi kelautan menunjukkan adanya sebaran batuan granit, dan sedimen di perairan Kepulauan Barelang. Granit merupakan batuan yang mendasari seluruh perairan Barelang. Batuan metasedimen terendapkan di atas granit, merupakan batuan berumur Tersier dan Jura yang telah mengalami proses tektonik yang bersifat kompresif sehingga membentuk pola perlipatan dan sesar. Sementara itu, batuan sedimen yang terdapat di perairan Batam adalah batupasir tufan Formasi Goungan yang terdiri dari batupasir tufaan berwarna keputih-putihan dengan butir yang halus hingga menengah membentuk laminasi sejajar. Batuan lainnya adalah batu lanau yang umumnya dijumpai sebagai tuf dasitan dan tuf lithik feldspatik berwarna putih, halus, setempat-setempat berselingan dengan batupasir dan penyebaran hampir di seluruh perairan Pulau Batam.

Pensesaran yang dijumpai di daerah penelitian terdapat pada Formasi Tanjungkerotang (Tmpt) di Pulau Rempang dan Pulau Galang bagian utara [13]. Formasi ini merupakan konglomerat aneka bahan berumur Mio-Pliosen (5 – 2 jtl). Jenis sesar yang ditemui adalah sesar mendatar dan sesar normal. Pola punggungan berarah baratlaut – tenggara merupakan morfologi yang terlihat kontras pada peta model elevasi dijital (DEM). Tataan tektonik dan kegempaan daerah Kepulauan Barelang merupakan daerah dengan kondisi tektonik tidak aktif pada saat ini. Daerah ini merupakan cekungan belakang busur dengan lokasi penunjaman (subduksi) berada di pantai barat Sumatera. Sesar aktif tidak dijumpai di daerah ini. Sesar aktif banyak dijumpai di bagian Pulau Sumatera, dengan sesar yang terdekat dengan kepulauan ini adalah Sesar Sumatera. Sesar ini terdiri dari beberapa segmen dengan segmen terdekat adalah Sianok, Sumani, Suliti yang berjarak 400 km ke arah barat (Gambar 2).

Gambar 2. Tataan tektonik dan struktur geologi di Kepulauan Barelang dan sekitarnya [13].

Pemeringkatan Geologi

Pemeringkatan batuan disusun untuk menentukan penilaian kondisi geologi terutama untuk aspek geoteknik dan pondasi di dalam pemilihan tapak potensial. Pemeringkatan ini disusun berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh IAEA (Tabel 1) [14]. Batuan granit (Trg) merupakan batuan dengan nilai pemeringkatan 5, yaitu berkategori baik. Batuan metasedimen Formasi Pulaupanjang (Jp) dan Formasi Duriangkang (Trsd) memiliki nilai 4 (baik). Batuan sedimen Tanjungkerotang (Tmpt) memiliki nilai pemeringkatan 3 (sedang). Batuan sedimen kuarter Formasi Goungon (Qtg) memiliki nilai pemeringkatan 2 (buruk), dan endapan aluvium (Qa) memiliki nilai pemeringkatan 1 (sangat buruk).

Pengamatan Lokasi Interes

Pulau Batam (Pulau Tanjung Sauh, dan Sei Beduk, Duriangkang)

(29)

821

Sauh yang tersusun oleh granit merupakan daerah yang cukup potensial sebagai calon tapak, karena memiliki nilai pemeringkatan 5 (Sangat Baik). Sementara itu, daerah Sei Beduk dan Duriangkan yang tersusun atas batupasir Formasi Goungon (Qtg) memiliki nilai pemeringkatan 2 (buruk).

Evaluasi tapak berdasarkan aspek geoteknik dan pondasi harus menunjukkan nilai pemeringkatan yang baik. Granit di daerah Pulau Tanjung Sauh menunjukkan nilai pemeringkatan yang baik, sehingga potensial sebagai tapak PLTN namun, di area pulau tersebut akan dibangun pelabuhan yang cukup besar sehingga Pulau Tanjung Sauh tidak memungkinkan untuk dipertimbangkan sebagai tapak interes.

Pulau Rempang (Tanjung Kelingking)

Pulau Rempang secara umum tersusun atas serpih Formasi Pulaupanjang (Jp), konglomerat Formasi Tanjungkerotang (Tmpt) dan batupasir tufan Formasi Goungon (Qtg). Daerah

Tanjung Kelingking berada di pantai bagian barat. Daerah ini tersusun atas batupasir dan berselingan dengan batulempung, dengan frakturasi yang cukup intensif berisi kuarsa (Gambar 4). Berdasarkan pemeringkatan batuan yang telah dibuat, batuan di daerah Tanjungkelingking termasuk ke dalam kelompok batuan konglomerat Formasi Tanjungkerotang (Tmpt) yang memiliki nilai pemeringkatan 3, sehingga terkategori sedang.

Gambar 4. Kondisi Geologi Di Tanjung Kelingking, Pulau Rempang.

(30)

822

Pulau Galang (Tanjung Batu, Desa Karas Tanjung Ramai, dan Sijantung)

Daerah kawasan Tanjung Batu berada di wilayah pantai bagian t imur Pulau Galang, mempunyai litologi berupa batupasir berlapis berarah N210oE/15o yang termasuk ke dalam Formasi Goungon (QTg). Daerah ini merupakan perbukitan dengan punggung bukit dan beda elevasi terhadap dataran di pantai ± 50 m (Gambar 5). Kondisi vegetasi berupa hutan di perbukitan, dan tanaman pantai di tepian pantai.

Gambar 5. Kondisi Geologi Tanjung Batu dan Tanjung Ramai (Desa Karas) Pulau Galang, Pantai Bagian Timur Barelang.

Berdasarkan nilai pemeringkatan batuan, daerah ini memiliki nilai 2 (sangat buruk). Berdasarkan kondisi umum, area ini memungkinkan sebagai area interes tapak Kepulauan Barelang, namun karena nilai peringkat batuannya sangat buruk, maka harus diselidiki lebih mendalam untuk mengevaluasi rekayasa geoteknik dan pondasinya.

Desa Karas, Tanjung Ramai berada di pantai bagian timur Pulau Galang mempunyai litologi batupasir berwarna kemerahan, teroksidasi dengan nilai kekerasan batuan 20 – 30. Ke arah darat, batupasir terlihat berwarna kelabu dan lapuk. Batuan tersebut termasuk ke dalam Formasi Goungon (QTg). Kondisi vegetasi berupa alang-alang dan kebun campur dengan morfologi berupa pedataran (Gambar 5). Nilai pemeringkatan batuan di daerah ini termasuk ke dalam nilai 2 (sangat buruk) sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengevaluasi aspek geoteknik dan pondasinya.

Kelurahan Sijantung berada di pantai bagian barat Pulau Galang yang secara umum tersusun oleh konglomerat Formasi Tanjungkerotang. D i b eberapa lokasi dijumpai singkapan serpih berurat kuarsa yang merupakan bagian dari Formasi Pulaupanjang (Jp), yaitu di daerah Pantai Viovio dan Pantai Melur (Gambar 6). Konglomerat Formasi Tanjungkerotang memiliki nilai pemeringkatan batuan 3 (sedang), sementara serpih Formasi Pulaupanjang (Jp) memiliki nilai peringkat 4 (baik). Berdasarkan kondisi tersebut, daerah Kelurahan Sijantung cukup potensial sebagai daerah interes tapak PLTN, terutama di daerah Pantai Viovio dan Pantai Melur yang tersusun atas serpih Formasi Pulau panjang (Jp).

(31)

823

Pantai timur Pulau Galang memiliki litologi batupasir berwarna putih kekuningan, berlapis, pasir sedang, perlapisan, termasuk dalam Formasi Tanjungkerotang (Tmpt) (Gambar 7). Morfologinya berupa perbukitan dengan vegetasi hutan (hutan produksi yang dapat dikonversi). Lokasinya belum dapat ditembus menggunakan kendaraan roda 4 dan 2, dan merupakan vegetasi hutan yang sangat rapat dan penggunaan lahannya banyak untuk perkebunan pembibitan tanaman. Pemeringkatan batuan di daerah ini memiliki nilai 3 (sedang) sehingga memiliki potensi sebagai alternatif tapak interes di Pulau Galang, Kepulauan Barelang.

KESIMPULAN

Geologi daerah Kepulauan Barelang terusun atas batuan granit (Trg), serpih Formasi Duriangkang (Trsd), serpih Formasi Pulaupanjang (Jp), konglomerat Formasi Tanjungkerotang (Tmpt), batupasir tufan Formasi Goungon (Qtg) dan endapan aluvium (Qa). Berdasarkan parameter geologi, daerah ta pak interes untuk PLTN di Kepulauan Barelang adalah daerah dengan sebaran batuan granit, serpih, dan konglomerat. Granit memiliki nilai peringkat tapak 5 (sangat baik), serpih bernilai 4 (baik), dan konglomerat bernilai 3 (sedang). Daerah tapak interes untuk PLTN (berdasarkan kondisi geologi) di Kepulauan Barelang tersebut adalah Pulau Tanjung Sauh merupakan batuan granit, Kelurahan Sijantung batuan serpih, dan Tanjung Kelingking batuan konglomerat.

Pemeringkatan daerah- daerah interes berdasarkan geologi ini harus dilengkapi dengan studi tapak yang lebih mendalam dan lebih rinci dengan mempertimbangkan berbagai aspek teknis, seperti aspek gem pa, gunungapi, geofisik, geoteknik, hidrologi dan hidrogeologi, meteorologi, demografi, kegiatan akibat ulah manusia (human induced event), dan sosekbudling (sosial ekonomi, budaya dan lingkungan) guna memperoleh daerah interes tapak PLTN.

Ucapan Terimakasih

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Kepala Pusat PKSEN (Ir. Yarianto, SBS, M.Si), dan Kepala Bidang Kajian Data Tapak (Ir. Sriyana, MT) yang telah mendukung kegiatan penelitian ini, serta kepada BP Batam (Ir. Horman Pudinaung, M.Si, Iyus Rusmana, S.Si dan Wulung Dahana, MT) yang telah membantu terlaksananya kegiatan penelitian di Kepulauan Barelang.

DAFTAR PUSTAKA

1. IAEA, “Site Evaluation for Nuclear Installations”, Safety Standard Series No. NS-R-3, International Atomic Energy Agency, Vienna, (2003).

2. HADI SUNTOKO, SUNARKO, JUNE MELLAWATI. Kajian Material Bawah Permukaan Pada Pra-Survei Tapak PLTN di Pulau Bangka. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir ke IV, Tahun 2011.

3. HADI SUNTOKO, JUNE MELLAWATI. Tinjauan Awal Batuan Dasar Wilayah Pantai untuk Keselamatan Tapak PLTN Di Kabupaten Kubu Raya, Kayong Utara, dan Ketapang Provinsi Kalimantan Barat. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir IV, Pontianak, 19 Juni 2014. Diterbitkan Jakarta, Oktober 2014, ISBN 2355-7524

(32)

824

4. HERI SYAEFUL, JUNE MELLAWATI. Analisis Alternatif Tipe Pondasi Dan ekskavasi Dalam Pada Lokasi Calon tapak Pulau Panjang Serang. Jurnal Pengembangan Energi Nuklir, Volume 15, No.2, Tahun 2013, 115-125, ISSN 1410-9816

5. _______, Undang-Undang No. 30 Tahun 2007 tentang Energi. Jakarta. 2007

6. _______, Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang Periode 2005-2025, Jakarta. 2007

7. _______, PERPRES No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun, Jakarta 2011.

8. SUDI ARIYANTO, JUNE MELLAWATI, SYAEFUL, H., YULIASTUTI, WIDYASA, I.S., Laporan Akhir Studi Awal Pembangunan PLTN di Kawasan Pulau Barelang (Batam, Rempang, Galang), Versi 0, Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir – BATAN, Jakarta, 2015.

9. BPS. BATAM Dalam Angka 2014. BPS. Jakarta. 2014.

10. COBBING, E.J., MALLICK, D.I.J., PITFIELD, P.E.J., dan TEOH, L.H., ”The Granites of the

Southeast Asian Tin Belt“, Journal of the Geological Society, 143, 537-550, 1986.

11. USMAN, E., Konservasi Potensi Mineral Di Perbatasan Indonesia-Singapura, Tinjauan Geologi Kelautan Guna Menunjang Cadangan Mineral Nasional. Puslitbang Geologi Kelautan. Bandung. 2010.

12. KUSNAMA, SUTISNA, K., AMIN, T.C., KOESOEMADINATA, S., SUKARDI, HERMANTO, B., Peta Geologi Lembar Tanjungpinang, Sumatera, P3G, Bandung, 1994.

13. IRSYAM, M., dkk. Peta Hazard Gempa Indonesia, Tim Revisi Peta Gempa Indonesia, Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta. 2010.

TANYA JAWAB

Pertanyaan:

1. Daerah batuan granit di Pulau Barelang berada di daerah mana ?

2. Kondisi awal yg dilihat apakah hanya kondisi batuannya ?atau tanah pelapukan yang tebal

Jawaban:

1. Granit di pulau batam bagian utara sampai timur

2. Kondisi awal yang dilihat selain kondisi batuan juga kegempaan dan pola pensesaran

Pertanyaan:

1. Apakah perlu pembuktian bor dangkal dalam tahapan untuk mendapatkan tapak potensial

Jawaban:

Gambar

Tabel 1. Nilai Pemeringkatan Kriteria Tapak Berdasarkan Parameter Kondisi Geologi [8]
Gambar 1. Peta Geologi Regional Kepulauan Barelang [12].
Gambar 2. Tataan tektonik dan struktur geologi di Kepulauan Barelang dan sekitarnya [13]
Gambar 4. Kondisi Geologi Di Tanjung Kelingking, Pulau Rempang.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Ini artinya, orang tersebut bunuh diri tidak hanya disebabkan karena meng- alami frustrasi, penderitaan, atau kesulitan hidup, tetapi yang bersangkutan mem- punyai

Gratia Husada Farma terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan seperti yang telah dikemukakan di atas, yaitu kapasitas gudang untuk menyimpan banyaknya bahan baku yang

Verhaar (1978) berpendapat istilah struktur dan sistem itu lebih tepat untuk digunakan daripada sintagmatik dan paradigmatik, sebab kedua istilah itu dapat

Dalam background Arief dan Fadly yang sedang bercumbu kita akan melihat edelwise yang tergeletak sembarangan.

Menurut Asep Hermawan (2006:168) yang dimaksud dengan data primer adalah: Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk menjawab masalah

Dalam tulisan ini dibahas bioavailibilitas, manifestasi sistemik steroid inhalasi, pengaruhnya terhadap metabolisme dan densitas tulang, serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan

Aktivitas dari rancangan basis-data fisikal adalah menterjemahkan model data logikal global ke dalam sasaran DBMS, dimana dengan membuat relasi dasar dengan menggunakan

Melalui analisis data, ditemukan bahwa indikator variabel kualitas produk yang terdiri dari kualitas dalam hal rasa, kuantitas atau porsi, variasi menu dan variasi jenis makanan