• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI BERBASIS ROLL OUT SAP MODUL MATERIAL MANAGEMENT PADA CLIENT PT.EQUINE GLOBAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI BERBASIS ROLL OUT SAP MODUL MATERIAL MANAGEMENT PADA CLIENT PT.EQUINE GLOBAL"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI BERBASIS ROLL OUT

SAP MODUL MATERIAL MANAGEMENT

PADA CLIENT PT.EQUINE GLOBAL

Ambrosius Adimas Wicaksono

Octavion Tjia

Prisilia Rinita

Johan, S.Kom.,MM

Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27, Jakarta Barat 11530 Indonesia [email protected] , [email protected] , [email protected]

Abstrak

Klien dari PT.Equine Global adalah sebuah grup perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, pelayaran, dan jasa penyewaan alat berat. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisa proses penerapan sistem SAP berbasis Roll Out dan melakukan konfigurasi atas sistem dasar SAP. Metode yang digunakan dalam proses implementasi adalah dengan menggunakan metode ASAP (accelerated SAP) sedangkan metode penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan pengumpulan dokumen melalui teknik wawancara, observasi serta studi lapangan. Dokumen-dokumen yang dikumpulkan dianalisis dan ditemukan terdapat beberapa masalah atau kebutuhan bisnis yang perlu di perbaiki dan dipenuhi agar dapat menunjang proses bisnis klien menjadi lebih efektif dan efisien. Lalu berdasarkan dari hasil analisis tersebut maka dilakukan konfigurasi sistem agar sistem SAP yang diterapkan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh klien dan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Hasil yang didapatkan adalah bahwa proses implementasi SAP berbasis roll out berhasil dilakukan dan telah sesuai dengan kebutuhan klien.

Kata Kunci : Implementasi, Roll Out, SAP Abstract

Clients of PT.Equine Global is a group of companies engaged in mining, shipping, and heavy equipment rental services. The objective of this study is to analyze the sap based roll out implementation and to do a configuration on the SAP system. The method used in the implementation process is ASAP (Accelerated SAP) methodology while for the research method is a collection of data and documents through observation, interview, and also field studies. Further, the documents that collected were analyzed and through the analysis there are several business requirements and problems that need to be solved and improved in order for the businesses to run more effectively and efficiently. Therefore, the configuration of the SAP system was done based on the requirements define to ensure that the system will meet the client’s requirements.

(2)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era teknologi yang semakin lama semakin pesat. Teknologi sudah menjadi suatu bagian penting dalam kehidupan. Teknologi membantu mempermudah proses kerja yang terjadi di kehidupan sehari hari baik dari hal-hal kecil hingga pada hal yang kompleks. Teknologi ini tidak hanya memudahkan kehidupan manusia tetapi juga sangat bermanfaat dan membantu dalam menunjang suatu bisnis perusahaan. Namun perusahaan tidak hanya membutuhkan teknologi untuk menunjang proses bisinis mereka.

ERP (Enterprise Resources Planning) merupakan suatu sistem berbasis komputer yang dapat diterapkan oleh perusahaan guna mendukung proses bisnis yang berjalan. Teknologi ERP ini memiliki tujuan untuk mengintegrasikan semua aplikasi perusahaan ke pusat penyimpanan data dengan mudah diakses oleh semua bagian yang membutuhkan. Saat ini ERP menjadi salah satu komponen penting bagi perusahaan karena dapat mengintegrasikan seluruh fungsional perusahaan.

SAP AG ( System Application and Product in Data Processing) adalah Software multinasional dari German yang bergerak dibidang enterprise resource planning untuk membantu perusahaan dalam mengatur proses bisnis dan customer relations dengan best

practice nya yang sudah terbukti di seluruh dunia. SAP didesain sesuai dengan kebutuhan

perusahaan di segala tingkatan, mulai dari SMB (small and midsize businesses) hingga ke

enterprise global. Sistem yang digunakan oleh client saat ini kurang mendukung kinerja

perusahaan dan memiliki beberapa masalah yang menghambat proses bisnis yang berjalan. Melihat pada kebutuhan dan proses bisnis perusahaan yang ada, client berencana untuk mengimplementasikan sistem ERP dengan menggunakan solusi SAP.

Client dari PT. EQUINE Global merupakan suatu grup perusahaan yang terdiri dari

beberapa anak perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan bahan tambang, jasa pengangkutan hasil tambang, jasa penyewaan alat berat, dan jasa pelayaran, membutuhkan sistem best practice guna mendukung proses bisnisnya. Implementasi yang dilakukan berbasis pada roll out yang dimana salah satu dari anak perusahaan client sudah menerapkan sistem ERP sehingga client membutuhkan bantuan dari PT. EQUINE Global untuk melakukan penerapan sistem ke anak perusahaan client lainnya namun menggunakan proses bisnis dari anak perusahaan yang sudah menerapkan sistem ERP terlebih dulu. Modul-modul yang diimplementasikan terdiri dari : Financial & Controlling, Material Management,

Project System, dan Human Capital Management.

1.2 Kajian Pustaka

Menurut (Rainer & Cegielski, 2011, p. 406) implementation is the process of converting

from the old system to the new system. Implementasi adalah proses konversi dari sistem lama

ke sistem baru. Sedangkan implementasi roll out berarti menyalin proses yang ada dan sudah diterapkan lalu melakukan perubahan-perubahan yang minor sesuai dengan kebutuhan dari

user.

Berdasarkan (Motiwalla, 2012, pp. 124-125) Accelerated SAP atau yang biasa disebut sebagai ASAP adalah sebuah project plan atau rencana proyek yang ditulis secara mendetail oleh SAP. Perencanaan proyek tersebut menjelaskan semua aktifitas yang akan dijalankan saat proses implementasi, meliputi area teknis yang dapat mendukung manajemen proyek teknikal.

AcceleratedSAP ini terdiri dari 5 fase yaitu :

Fase 1 : Project Preparation

Dalam fase ini perencanaan atas proyek dibuat dan di definisikan. Perencanaan tersebut meliputi tujuan proyek, batasan atau ruang lingkup dari proyek, prosedur –prosedur

(3)

pelaksanaan dan kesepakatan atas peran dan tanggung jawab dari setiap tim proyek serta dalam proses pengambilan keputusan.

Fase 2 : Business Blueprint

Fase ini meliputi pembuatan dokumen blueprint yang berisikan mengenai analisa permasalahan proses bisnis perusahaan yang sedang berjalan (as is process). Solusi dari masalah tersebut akan didokumentasikan berdasarkan dari proses bisnis yang sedang berjalan dan di mapping atau dilakukan pemetaan dengan sistem SAP (to be process). Fase 3 : Realization

Dalam fase realization, kegiatan atau aktifitas yang akan dilakukan adalah konfigurasi dan penyesuaian terhadap laporan atau program yang diinginkan oleh client. Pengembangan terhadap interface, data conversion, program, dan kebutuhan lainnya akan dilakukan dalam tahapan ini.

Fase 4 : Final Preparation

Ini adalah persiapan akhir dari sistem dengan melakukan percobaan / testing terhadap sistem. Dalam fase ini test case akan dibuat untuk dapat mendukung proses testing. Fase 5 : Go Live & Support

Pada fase ini sistem sudah diimplementasikan dan sudah dapat beroperasi penuh. Selain itu, akan dilakukan masa support terhadap end user atau pengguna dari sistem.

1.3 Perumusan Masalah

Bagaimana masalah atau kebutuhan bisnis klien dapat terpenuhi?

• Bagaimana sistem SAP dapat menjadi solusi atas permasalahan dan kebutuhan klien?

Bagaiman hasil konfigurasi dan implementasi SAP di klien? 1.4 Tujuan Penelitian

1. Menganalisis proses bisnis yang sedang berjalan pada client untuk mengoptimasikan fungsi sistem SAP yang digunakan

2. Melakukan konfigurasi sistem dasar atau baseline system agar memenuhi kebutuhan bisnis dasar perusahaan sesuai perencanaan yang telah dilakukan

3. Melakukan user acceptance testing dalam sistem SAP.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan memperhatikan hal hal sebagai berikut : 1. Objek Penelitian :

1. PT. BC/PT. BCE/PT.MTL/PT.PSPM

2. Produk SAP R/3 modul Material Management. 2. Metode Penelitian :

1. Studi lapangan / Observasi, yaitu melakukan observasi atau survey langsung ke lapangan kerja/perusahaan untuk mendapatkan informasi-informasi yang penting dalam penyusunan karya ilmiah ini.

2. Wawancara, yaitu mengajukan pertanyaan pertanyaan kepada pihak yang terkait dalam perusahaan secara langsung untuk mengetahui proses bisnis, sistem informasi yang sedang berjalan sekarang, kendala ataupun masalah yang sedang dialami oleh perusahaan.

(4)

3. Pengumpulan dokumen, yaitu mengumpulkan dokumen yang dapat diakses dari perusahaan yang berfungsi sebagai sumber informasi dalam analisis dan perancangan sistem baru yang diinginkan.

3. Metode Implementasi :

Metodologi yang digunakan dalam melakukan proses implementasi adalah metode ASAP atau Accelerate SAP , metode ini di gunakan sebagai dasar untuk dapat merancang proses implementasi SAP

HASIL DAN BAHASAN

Berdasarkan PT.BCE, PT.MTL dan PT.PSPM, terdapat beberapa kebutuhan bisnis atau business requirements yang perlu dipenuhi agar dapat membuat proses bisnis mereka menjadi lebih efektif dan efisien. Proses bisnis pada modul material management akan terbagi menjadi dua bagian yaitu proses procure-to-pay dan inventory management. Kebutuhan- kebutuhan pada proses procure-to-pay adalah sebagai berikut :

•Proses pengadaan yang dilakukan perlu dimasukkan kedalam sistem agar dapat dimonitor.

•Ketiga perusahaan berharap agar transaksi pengadaan atas barang dan jasa yang dilakukan dapat dilakukan dengan menggunakan sistem yang sama sehingga dapat mempermudah proses pengelolaan dan monitoring agar mnejadi lebih efektif dan efisien.

•Selain itu, permasalahan yang dihadapi ketiga perusahaan adalah dibutuhkannya sistem yang dapat melakukan pengecekan dan validasi terhadap pembayaran down payment hal ini dikarenakan sistem yang lama tidak dapat memvalidasi dan mengecek jika perusahaan sudah melakukan pembayaran down payment dan mengakibatkan pembayaran dapat terjadi 2 kali.

• Proses pengadaan tidak hanya terpusat atau dilakukan oleh departemen procurement tetapi dapat juga dilakukan di beberapa departemen lain. Oleh karena itu departemen-departemen tersebut membutuhkan sistem yang sama dengan yang digunakan oleh departemen procurement agar lebih mudah untuk dilakukan proses monitoring.

•Pengadaan terhadap oli akan dilakukan dengan pengunaan sistem vendor held stock, karena itu diperlukan pembuatan sistem pengadaan yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut, sehingga data terhadap pemakain dapat dicatat secara harian dan diketahui informasi penggunaan oli dengan lebih mendetail.

•Untuk dapat meningkatkan kontrol dan monitoring terhadap transaksi-transaksi yang ada, maka akan dibuat proses approval sehingga dengan ini diharapkan agar operasional menjadi lebih efektif dan fungsi kontrol juga tetap terjaga.

(5)

Proses procure-to-pay dapat digambarkan seperti dibawah ini

Gambar 1 Proses procure-to-pay

Sedangkan pada proses inventory management kebutuhan- kebutuhan yang ada adalah sebagai berikut :

• Dalam pengelolan penyimpanan stok barang dibutuhkan suatu organisasi yang dimana akan memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk mengelola dan menyimpan stok barang tersebut.

• Dibutuhkan sebuah sistem yang mampu memonitor pergerakan quantity dan value dari barang seperti pada proses penerimaan, proses perpindahan antara warehouse dan proses pengeluaran barang

Pengeluaran material dari inventory harus dikontrol supaya semua aktifitas yang dilakukan merupakan aktifitas yang sudah direncanakan.

• Transaksi pengeluaran material harus mendapat persetujuan dari yang berwenang sebelum bisa dilakukan transaksi pengeluaran disistem.

• Perbedaan pencatatan stok yang ada disistem dan dilapangan perlu disamakan. Proses penyamaan tersebut akan tercatat di dalam sistem mulai dari perencanaa, proses perhitungan dilapangan, hingga memasukkan hasil perhitungan dan posting perbedaan yang ada (adjustment).

Berdasarkan dari kebutuhan-kebutuhan diatas maka dilakukan konfigurasi yang dapat mendukung sistem SAP agar dapat meningkatkan kinerja proses bisnis klien. Konfigurasi-konfigurasi yang dilakukan dijelaskan pada tabel dibawah ini :

(6)

Tabel 1 Konfigurasi implementasi modul material management

Enterprise structure

DEFINE, COPY, DELETE, CHECK PLANT

melakukan pembuatan suatu operationg area atau cabang di dalam perusahaan MTL, PSPM dan BCE

DEFINE LOCATION Melakukan pembuatan storage

location sesuai dengan kebutuhan perusahaan untuk mempunyai struktur organisasi yang bertanggung jawab untuk penglolaan stok

lokasi logistik untuk perusahaan MTL, PSPM dan BCE

MAINTAIN STORAGE

LOCATION -

MAINTAIN PURCHASING

ORGANISATION -

ASSIGN PLANT TO COMPANY CODE

Menempatkan plant pada company code

ASSIGN PURCHASING ORGANIZATION TO COMPANY CODE

Menempatkan purchasing org. pada company code

ASSIGN PURCHASING ORGANIZATION TO PLANT

Menempatkan purchasing org. pada plant

ASSIGN STANDARD PURCHASING

ORGANIZATION TO PLANT

Menempatkan purchasing org. pada plant

MAINTAIN COMPANY CODE FOR MATERIAL

MANAGEMENT

Membuat company code yang relevan untuk material management

DEFINE MATERIAL GROUPS Mendefinisikan grup untuk

material dan servis

Purchasing

CREATE PURCHASING GROUPS

Membuat purchasing group sebagai struktur org. yang akan merepresentasikan bagian procurement

RELEASE PROCEDURE WITH CLASSIFICATION

(PURCHASE REQUISITIONS)

Membuat prosedur release untuk kebutuhan atas perlunya peningkatas terhadap monitoring dan kontrol PR

SET TOLERANCE LIMITS FOR PRICE VARIANCE

Menentukan limit terhadap perbedaan harga

RELEASE PROCEDURE FOR PURCHASE ORDERS

Membuat prosedur release untuk kebutuhan atas perlunya peningkatas terhadap monitoring dan kontrol PO Inventory management PLANT PARAMETERS - CREATE STORAGE LOCATIONS AUTOMATICALLY

Melakukan pembuatan storage location sesuai dengan kebutuhan perusahaan untuk mempunyai struktur organisasi yang bertanggung jawab untuk

(7)

penglolaan stok

lokasi logistik untuk perusahaan MTL, PSPM dan BCE

SET “DELIVERY

COMPLETED” INDICATOR

digunakan untuk mengetahui dan mengawasi perpindahan barang dan datangnya barang di setiap perusahaan

Setelah melakukan konfigurasi, lalu dilanjutkan dengan tahapan testing yang bertujuan untuk memastikan apakah proses transaksi yang ada dapat berjalan dengan baik dan konfigurasi yang dilakukan telah sesuai. Proses testing yang dilakukan ada user

acceptance testing dan pada tahapan pembelian dengan pembenanan langsung / procure-to-pay direct charge. Berikut ini merupakan tabel deskripsi dari apa yang akan user lakukan :

Tabel 2 Langkah - Langkah Transaksi pada Direct Charge

Step Description

Create Purchase Requisition Print Purchase Requisition Release PR – Individual Create Purchase Order Change Purchase Order Display Purchase Order Release PO – Individual Goods Receipt into Block Stock Release Goods Receipt

Print Receipt List

Dan tabel dibawah ini adalah contoh dari deskripsi langkah-langkah yang akan dilakukan user untuk proses create purchase requisition.

Tabel 3 UAT Create Purchase Requisition

Scope UAT ( User Acceptance Test)

Plant yang dites C100, D100

Bagian Direct Charge

Aktivitas Create Purchase Requisition

Deskripsi Create Purchase Requisition adalah pembuatan dokumen yang

dibuat sebagai informasi atas permintaan untuk pembelian baik material ataupun jasa berdasarkan dari spesifikasi akan kebutuhannya. Dokumen permintaan ini dapat dimonitor dan terkontrol dengan pembuatan purchase requisition ini.

(8)

Data Input - PR Type : PR Direct Charge - Material : 5000000844 - Quantity : 10 - UoM : RIM - Cost Center : B22B200 - Plant : C100, D100 - Functional Area : B22B200 - Purchasing Group : B16 - Requisitioner : Indra - Valuation Price : 1.04 - Currency : USD User Admin

Expected Result Purchase Requisition berhasil di buat.

Langkah - Langkah 1. Buka T-Code ME51N

2. Pilih Jenis Purchase Requisition

3. Masukkan Material Code, Company Code, Cost Center,

Plant, dan lainnya.

4. Lakukan pengecekan

5. Simpan Dokumen Purchase Requisition

Actual Result Purchase Requisition berhasil dibuat dan nomor dokumen

dicatat.

Pass / Fail Pass

Berdasarkan dari UAT yang dilakukan pada proses procure-to-pay direct charge didapatkan hasil

Aktivitas Result Aktivitas Result

Create Purchase Requisition Pass Change Purchase Order Pass

Release Purchase Requisition Pass Display Purchase Order Pass

Print Purchase Requisition Pass Release Purchase Order Pass

Create Purchase Order Pass Goods Receipt into Block Stock Pass

(9)

SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN

1. Proses implementasi berbasis roll out telah berhasil dilakukan

2. Konfigurasi yang dilakukan di berbagai bagian seperti pada pembuatan Enterprise Structure dalam SAP, Pengaturan terhadap release procedure dalam bagian

purchasing dan pada bagian inventory management.

3. Telah dilakukan user acceptance testing pada Plant C100 dan D100 berdasarkan requirement dan dari proses testing tersebut didapatkan hasil bahwa kegiatan transaksi berjalan dengan lancar.

SARAN

1. Meskipun telah dinyatakan bahwa kegiatan pengujian transaksi berjalan lancar dan telah lulus pengujian, namun perlu dilakukan pengujian yang didasari dari skenario lain seperti misalnya pada penggunaan dokumen lain sebagai referensi, penggunaan tanggal pada masa lampau pada saat pembuatan dokumen, dan scenario lainnya. 2. Diperlukan adanya evaluasi berkala terhadap sistem SAP untuk dapat meningkatkan

kinerja dari sistem SAP.

REFERENSI

Anonim. Retrieved from Allinterview.com:

http://www.allinterview.com/showanswers/106337/what-is-the-difference-between-implementation-and-rollout.html

Motiwalla, L. F. (2012). Enterprise Systems for Management (Second ed.). New Jersey: Pearson.

Rainer, K. R., & Cegielski, C. G. (2011). Introduction to Information Systems : Supporting and Transforming Business (Third ed.). John Wiley & Sons, Inc.

RIWAYAT HIDUP

Ambrosius Adimas Wicaksono lahir di kota Jakarta pada 18 desember 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Sistem Informasi pada 2015.

Octavion Tjia lahir di kota Batam pada 11 oktober 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Sistem Informasi pada 2015.

Prisilia Rinita lahir di kota Jakarta pada 07 juni 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Sistem Informasi pada 2015.

(10)

Gambar

Gambar 1 Proses procure-to-pay
Tabel 1 Konfigurasi implementasi modul material management
Tabel 2  Langkah - Langkah Transaksi pada Direct Charge

Referensi

Dokumen terkait

Dalam karakteristik jenis kelamin menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan gangguan tidur (p-value 0,015).Selanjutnya kategori lama menderita rheumatoid arthritis

89."Ya Mughniy" ( Maha Pemberi Kekayaan ) - mintalah kekayaan yang bermnfat untuk kehidupan di dunia & akhirat kepada Allah dengan memperbanyakkan zikir ini 1000x

Varisela dapat didiagnosis banding dengan herpes zooster namun karena dari anamnesis pasien belum pernah mengalami sakit yang sama seperti ini sebelumnya dan

“ Sesuatu yang membahayakan tidak diperbolehkan”.. Maksudnya tidak diperbolehkan baik dalam menjual maupun dalam mengonsumsinya sehingga tidak merugikan diri sendiri

Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju pertumbuhan perekonomian Provinsi Riau selama periode tahun 2007-2011 mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, perkembangan

Pendidikan atas dasar kemerdekaan merupakan salah satu bentuk pengamalan sila kedua Pancasila, yakni “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”. Kemerdekaan merupakan salah

Sistem ekonomi pasar yang telah diuraikan sebelumnya, menunjukkan bahwa keseimbangan akan terjadi melalui bimbingan invisible hand.. harga keseimbangan akan terjadi melalui

BETOAMBARI KOTA BAUBAU SULAWESI TENGGARA SMEA ANGGOTA DPRD KOTA BAUBAU, PERIODE 2009-2014..