• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN KABUPATEN TAPANULI SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN KABUPATEN TAPANULI SELATAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN

KABUPATEN TAPANULI SELATAN 2010-2011

CHARACTERISTIC OF HIPERTENTION PATIENT WHO ARE HOSPITALIZED IN GENERAL HOSPITALS PADANGSIDIMPUAN CITY

DISTRICT TAPANULI SELATAN 2010-2011

Satria Muharram1, Rasmalia2, Jemadi2

1

Mahasiswa Departemen Epidemiologi FKM USU

2

Dosen Departemen Epidemiologi FKM USU Jl. Universitas No.21 Kampus USU Medan, 20155

Email: satria.muharram@gmail.com

Abstract

Hypertension is one of the degenerative disease a public health problem in the world because hypertension often appears without symptoms. In Indonesia, patient of hypertension pursuant to Researching Into Health of Base ( Riskesdas) 2007 hypertension prevalensi in Indonesia very high, namely reach 31,7% from totalizeing the amount of adult resident. higher Hypertension Prevalence in Indonesia in comparison with tired Singapore 27,3%, Thailand by 22,7% and tired Malaysia 20%. But so many one who do not know and realize that x'self suffer hypertension. To know characteristic of patient of taken care of hypertension lodge in RSUD Town of Padangsidimpuan, have been conducted by research have the character of descriptive with series case desain continued with analysis of statistic. Population and of sampel amount to 165 patient of hypertension take care of to lodge.

From the record data, the result obtained of proportion patient of highest woman in the age group 57-64 year ( 15.2%), Islam ( 77.6%), SLTA ( 40%), officer of private sector ( 39.4%), married ( 69.7%), Town of Padangsidimpuan ( 92.7%), headache ( dizzy, confused ) and weaken ( 35.8%), degree of hypertension 3 ( 45.4%), without comorbidity ( 72.1%), stroke ( 60.9%), average length of stay 4.07 days, medically discharged and becoming out patient ( 72.7%), there is no significant difference between age with the degree of hypertension ( p=0,078), there is significant difference between especial sigh with the degree of hypertension ( p=0,000), there is significant difference between average length of stay with the degree of hypertension ( p=0,000), there is significant difference between degree of hypertension with the desease comorbidity (p=0,000), there is significant difference between degree of hypertension with the situation of time went home ( p=0,003)

Keywords : hypertension, patient characteristic, General Hospital Area Town of Padangsidimpuan.

Pendahuluan

Hipertensi adalah faktor resiko utama

penyakit-penyakit kardiovaskular yang

merupakan penyebab kematian tertinggi di

Indonesia. Data Penelitian Departemen

Kesehatan RI menunjukkan hipertensi dan penyakit kardiovaskuler masih cukup tinggi dan bahkan cenderung meningkat seiring dengan gaya hidup yang jauh dari perilkau

bersih dan sehat, mahalnya pengobatan hipertensi, disertai kurangnya sarana dan

prasarana penanggulangan hipertensi

(Mukhtar D, 2007).

Hipertensi merupakan penyebab utama dari

seluruh penyebab gangguan penyakit

kardiovaskuler, diantaranya 62% stroke, 49% penyakit jantung koroner dan 14 % penyakit jantung lainnya. Kematian di dunia yang

(2)

2 disebabkan oleh kematian kardiovaskuler akibat hipertensi sebanyak 7,12 juta (12,8% dari total kematian akibat kardiovaskuler) dan menurut DALY’s sebanyak 64,3 juta (Disability Ajusted Life Years) atau 4,4% seluruh DALY’s. Telah terbukti melalui studi lebih dari 1 juta penderita dewasa bahwa setiap kenaikan 20 mmHg sistolik dan 10 mmHg diastolik akan meningkatkan risiko kematian kardiovaskuler dua kali lipat (Shadine Muhammad, 2010).

Berdasarkan laporan dari Profil Kesehatan Sumatera Utara (2001) bahwa pada tahun 2000 proporsi penderita rawat inap hipertensi pada kelompok umur 60 tahun sebesar 10,21% (Depkes RI, 2001). Berdasarkan laporan Profil Kesehatan Sumatera Utara

(2005), pada tahun 2004 hipertensi

menduduki urutan ke delapan dari sepuluh penyakit terbesar di Provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar 5,54% (Depkes RI, 2005). Menurut laporan WHO dan CDC (2002), diperkirakan penderita hipertensi di seluruh dunia berjumlah 600 juta orang, dengan 3 juta

kematian setiap tahun. Di Amerika

diperkirakan 1 dan 4 orang dewasa menderita hipertensi, dan stroke merupakan masalah utama. Oleh sebab itu, Amerika telah mengharuskan penduduk yang berusia di atas 20 tahun untuk memeriksakan tekanan darahnya minimal 1 kali dalam 2 tahun (Rasyid Harun, 2008).

Menurut profil kesehatan Indonesia tahun 2005, umur harapan hidup (UHH) penduduk Indonesia pada tahun 2004 mencapai 67 tahun. Pada tahun 2002 provinsi dengan UHH tertinggi adalah DI Yogyakarta (72,4 tahun), DKI Jakarta (72,3 tahun), Sulawesi Utara (70,9 tahun), Sumatera Utara (68.30 tahun). Sedangkan UHH terendah di Provinsi Banten (62,4 tahun), Kalimantan Selatan (61 Tahun) dan Nusa Tenggara Barat (59,3 tahun).

UHH berbeda antara perempuan dan laki-laki. Umumnya UHH perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki. Hal ini antara lain karena faktor genetik dan bilogis yang lebih menguntungkan perempuan. Pada tahun 2007 UHH perempuan Kalsel mencapai 64 tahun sedangkan laki-laki mencapai 60 tahun. Pada tahun 2005 UHH Provinsi NAD pada pria adalah 67 tahun sedangkan pada wanita adalah 69 tahun. Di Provinsi DIY, pada tahun

2006 UHH laki-laki adalah 66,38 tahun sedangkan pada wanita mencapai 70,25 tahun (Depkes RI, 2006).

Penelitian berskala nasional dilakukan

perhimpunan hipertensi Indonesia

(Indonesian Society of Hypertension) pada tahun 2002 di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Bali. Dari 3.080 subjek dewasa usia 40 tahun atau lebih yang berobat pada

praktik dokter, didapatkan prevalensi

hipertensi 58,89% dan 37,32% pasien tanpa pengobatan antihipertensi (Dhuha, Syamsud, 2001).

Salah satu penyakit degeneratif yang menjadi masalah kesehatan adalah hipertensi yang merupakan faktor yang amat penting terhadap timbulnya berbagai gangguan organ-organ

vital tubuh. Gangguan ini sering

menimbulkan komplikasi seperti stroke, kelemahan jantung, penyakit jantung koroner (PJK), gangguan ginjal, dan lain-lain yang berakibat pada kelemahan fungsi dari organ vital seperti otak, ginjal dan jantung yang dapat berakibat kecacatan bahkan kematian (Setiawan, dkk, 2008).

Hipertensi atau yang disebut the silent killer

merupakan salah satu faktor risiko paling berpengaruh sebagai penyebab penyakit jantung (kardiovaskuler). Penderita penyakit jantung kini mencapai lebih dari 800 juta orang diseluruh dunia. Kurang lebih 10-30% penduduk dewasa di hampir semua Negara mengalami penyakit hipertensi, dan sekitar 50-60% penduduk dewasa adalah mayoritas utama yang status kesehatannya akan menjadi lebih baik bila tekanan darahnya dapat dikontrol (Hayens Brian, dkk, 2001).

Menurut data Indonesian Society of

Hipertention (InaSH) tahun 2007, secara umum prevalensi hipertensi di Indonesia pada orang dewasa lebih dari 50 tahun antara 15%-20%. Berdasarka Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, proporsi kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia sebesar 26,3% (Marilynn. E. Doengess, 2007).

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar

(RisKeDas) 2007 prevalensi Hipertensi di Indonesia sangat tinggi, yakni mencapai 31,7 persen dari total jumlah penduduk dewasa. Prevalensi Hipertensi di Indonesia lebih tinggi jika dibandingkan dengan Singapura yang

(3)

3 mencapai 27,3%, Thailand dengan 22,7% dan Malaysia mencapai 20%. Namun dengan

demikian, banyak orang yang tidak

mengetahui dan menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi (As, Muhammadun, 2010).

Berdasarakan data Lancet (2008), jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia terus meningkat. Di India, misalnya, jumlah penderita hipertensi mencapai 60,4 juta orang pada tahun 2002 dan diperkirakan 107,3 juta orang pada tahun 2025. Di Cina, 98,5 juta orang mengalami hipertensi dan bakal jadi 151, 7 juta orang pada tahun 2025. Di bagian lain di Asia, tercatat 38,4 juta penderita hipertensi pada tahun 2000 dan diprediksi akan menjadi 67,4 juta orang pada tahun 2025. Di Indonesia, mencapai 17 – 21% dari populasi penduduk dan kebanyakan tidak terdeteksi (As, Muhammadun, 2010).

Berdasarkan data pada survey dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padang Sidimpuan pada tahun 2010 adalah sebanyak 157 orang yang di rawat inap, sedangkan pada tahun 2011 adalah sebanyak 118 orang yang dirawat

inap. Penyakit Hipertensi menduduki

peringkat ke 2 dari 10 distribusi penyakit di

Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Padangsidimpuan (Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan, 2010).

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang Karakteristik Penderita Hipertensi Yang di Rawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Padang Sidimpuan Tahun 2010-2011.

Perumusan masalah dalam penelitian ini

adalah Belum diketahui Karakteristik

Penderita Hipertensi Yang di Rawat Inap di

Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Padangsidimpuan Tahun 2010-2011.

Adapun tujuan penelitian ini untuk

mengetahui Karakteristik Penderita Hipertensi yang di Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padang Sidimpuan 2010-2011. Tujuan Khusus penelitian ini adalah:

1. Mengetahui distribusi proporsi penderita

hipertensi berdasarkan sosiodemografi yang meliputi umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, tempat tinggal.

2. Mengetahui distribusi proporsi penderita

hipertensi berdasarkan keluhan utama.

3. Mengetahui distribusi proporsi penderita

hipertensi berdasarkan derajat hipertensi.

4. Mengetahui distribusi proporsi penderita

hipertensi berdasarkan status komplikasi dan penyakit penyerta.

5. Mengetahui distribusi proporsi penderita

hipertensi berdasarkan rata – rata lama rawatan.

6. Mengetahui distribusi proporsi penderita

hipertensi berdasarkan keadaan waktu pulang.

7. Mengetahui distribusi proporsi umur

penderita hipertensi berdasarkan derajat hipertensi.

8. Mengetahui distribusi proporsi keluhan

utama berdasarkan derajat hipertensi.

9. Mengetahui distribusi lama rawatan

rata-rata berdasarkan derajat hipertensi.

10. Mengetahi distribusi proporsi status

penyakit penyerta berdasaran derajat hipertensi.

11. Mengetahui distribusi proporsi derajat

hipertensi berdasarkan keadaan waktu pulang.

Manfaat penelitian

1. Bagi Instansi Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Padangsidimpuan sebagai bahan masukan yang dapat membantu tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan yang optimal.

2. Bagi pendidikan dapat digunakan sebagai

bahan referensi bagi peneliti lainnya.

Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan

menggunakan desain cross series. Penelitian

ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Kota

Padangsidimpuan. Waktu penelitian ini

dilakukan sejak bulan September 2012 sampai Februari 2013. Populasi penelitian adalah seluruh penderita hipertensi yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidempuan pada tahun 2010 sampai 2011 berjumlah 275 orang. Sampel dalam

penelitian ini adalah simple random sampling

yang berjumlah 163 penderita hipertensi. Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari rekam medis atau kartu status penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Kota Padangsidempuan tahun 2010

(4)

4 sebanyak 157 orang penderita hipertensi dan pada tahun 2011 sebanyak 118 orang penderita hipertensi kemudian dicatat sesuai dengan variabel yang diteliti.. Teknik analisis

data menggunakan uji chi-square dan Anova.

Hasil dan Pembahasan

Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

Umur (Tahun) Jenis Kelamin Total Laki-laki Perempuan f % f % f % 25-32 33-40 41-48 49-56 57-64 65-72 73-80 5 4 12 19 22 10 7 3.0 2.4 7.3 11.5 13.3 6.1 4.2 3 6 17 21 25 9 5 1.8 3.6 10.3 12.7 15.2 5.5 3.0 8 10 29 40 47 19 12 4.8 6.1 17.6 24.2 28.5 11.5 7.3 Total 79 47.9 86 52.1 165 100

Dari tabel 1. dapat dilihat bahwa distribusi proporsi hipertensi berdasarkan jenis kelamin tertinggi adalah perempuan pada kelompok umur 57-64 tahun yaitu sebesar 15,2%, sedangkan pada jenis kelamin laki-laki teritinggi pada kelompok umur 57-64 tahun sebesar 13,3%. Menurut profil kesehatan Indonesia tahun 2005, umur harapan hidup (UHH) penduduk Indonesia pada tahun 2004 mencapai 67 tahun. Pada tahun 2002 provinsi dengan UHH tertinggi adalah DI Yogyakarta (72,4 tahun), DKI Jakarta (72,3 tahun), Sulawesi Utara (70,9 tahun), Sumatera Utara (68.30 tahun). Sedangkan UHH terendah di Provinsi Banten (62,4 tahun), Kalimantan Selatan (61 Tahun) dan Nusa Tenggara Barat (59,3 tahun).

UHH berbeda antara perempuan dan laki-laki. Umumnya UHH perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki. Hal ini antara lain karena faktor genetik dan bilogis yang lebih menguntungkan perempuan. Pada tahun 2007 UHH perempuan Kalsel mencapai 64 tahun sedangkan laki-laki mencapai 60 tahun. Pada tahun 2005 UHH Provinsi NAD pada pria adalah 67 tahun sedangkan pada wanita adalah 69 tahun. Di Provinsi DIY, pada tahun 2006 UHH laki-laki adalah 66,38 tahun sedangkan pada wanita mencapai 70,25 tahun.

Tabel 2. Distribusi Proporsi Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Sosiodemografi Lainnya

Agama f % Islam Kristen Katolik Budha Hindu 128 22 3 7 5 77.6 13.3 1.8 4.3 3.0 Jumlah 165 100,0 Pendidikan SD SLTP SLTA Akademi/P.Tinggi 26 59 66 14 15.8 35.7 40.0 8.5 Jumlah 165 100,0 Pekerjaan Pelajar/mahasiswa Ibu rumah tangga Petani Pegawai swasta PNS/Pensiunna 7 43 33 65 12 4.2 26.1 20.0 39.4 10.3 Jumlah 165 100,0 Status Perkawinan Kawin Belum Kawin Janda atau duda

115 7 43 69.7 4.2 26.1 Jumlah 165 100,0 Tempat Tinggal Kota Padangsidimpuan Luar Kota P.sidimpuan

153 12

92.7 7.3

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa proporsi penderita hipertensi berdasarkan Agama tertinggi adalah Islam yaitu sebesar 128 orang (77.6%) dan yang terendah adalah agama katolik yaitu sebesar 3 orang (1,8%). Berdasarkan Pendidikan, penderita hipertensi yang tertinggi adalah SLTA yaitu sebesar 60 orang (40.0%) dan terendah adalah yang berpendidikan Akademi/Perguruan Tinggi yaitu sebesar 14 orang (8,5%). Berdasarkan Pekerjaan, penderita hipertensi yang tertinggi adalah Pegawai swasta yaitu sebesar 65 orang (39.4%) dan yang terendah adalah yang memiliki pekerjaan Pelajar/Mahasiswa yaitu sebesar 7 orang (4,2%).

Berdasarkan Status Perkawinan, penderita hipertensi yang tertinggi adalah yang sudah kawin yaitu sebesar 115 orang (69.7%) dan yang terendah adalah yang belum kawin yaitu sebesar 7 orang (4,2%). Berdasarkan Temapt tinggal, penderita hipertensi yang tertinggi

adalah yang bertempat tinggal di

Padangsidimpuan yaitu sebesar 153 orang (92.7%) dan yang terendah adalah yang

bertempat tinggal di luar kota

Padangsidimpuan yaitu sebesar 12 orang (7,3 %).

Distribusi Proporsi penderita hipertensi

berdasarkan keluhan utama dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

(5)

5 Tabel 3. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi

Berdasarkan Keluhan Utama

Keluhan Utama F %

1. Sakit Kepala (Pening, Pusing, Oyong) dan Lemas. 2. Sakit Kepala, Mual, Muntah

dan Lemas.

3. Sakit Kepala, rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk. 4. Jantung berdebar-debar dan

sesak nafas. 59 44 27 35 35.8 26.6 16.4 21.2 Jumlah 165 100,0

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa keluhan utama pada penderita hipertensi yang

di rawat inap di RSUD Kota

Padangsidimpuan tahun 2010-2011 tertinggi adalah Sakit kepala (Pening, Pusing Oyong) dan lemas sebanyak 59 orang (55.8%) dan terendah adalah sakit kepala,rasa pegal dan tidak nyaman ditengkuk sebesar 27 orang (16,4%).

Tabel 4. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Derajat Hipertensi

Derajat Hipertensi F % Hipertensi Derajat 1 Hipertensi Derajat 2 Hipertensi Derajat 3 32 58 75 19.4 35.2 45.4 Jumlah 165 100,0

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa derajat tekanan penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2010-2011, tertinggi pada hipertensi derajat 3 yaitu sebesar 67 orang (40,6%) dan terendah adalah hipertensi derajat 4 yaitu sebesar 8 orang (4,8%).

Tabel 5. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Penyakit Penyerta

Status Penyakit Penyerta F % Ada Tidak Ada 46 119 27.9 72.1 Jumlah 165 100,0 Penyakit Penyerta Jantung Koroner Ginjal Stroke Gangguan Penglihatan 9 6 28 3 19.6 13.0 60.9 6.5 Jumlah 165 100,0

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa jumlah penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2010-2011, tidak ada sebesar 119 orang (72,9%) dan sisanya adalah memiliki penyakit penyerta sebesar 46 orang (27,9%).

Distribusi proporsi tertinggi pada penderita Hipertensi yang di rawat inap di RSUD Kota

Padangsidimpuan Tahun 2010-2011

berdasarkan Jenis Penyakit Penyerta yaitu Stroke sebanyak 28 orang (61.7%).

Distribusi Proporsi penderita hipertensi

berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 6. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Keadaan Sewaktu Pulang f %

Pulang Berobat Jalan

Pulang Atas Permintaan Sendiri Pindah Rumah Sakit (Rujuk) Meninggal 120 28 11 6 72.7 17.0 6.7 3.6 Jumlah 165 100,0

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa keadaan sewaktu pulang penderita hipertensi

yang dirawat inap di RSUD Kota

Padangsidimpuan tahun 2010-2011 tertinggi adalah Pulang Berobat Jalan (PBJ) sebesar 120 orang (72.7%) dan terendah adalah pulang dalam keadaan Meninggal Dunia sebesar 6 orang (3,6%).

Analisis Statistik

Hubungan umur dengan derajat hipertensi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 7. Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Derajat Hipertensi Penderita Hipertensi Rawat Inap di RSUD Kota Padangsidimpuan Tahun 2010-2011 Derajat Hipertensi Umur Total ≤ 40 % > 40 % Jumlah % Derajat 1 Derajat 2 Derajat 3 7 4 7 21.9 6.9 9.3 25 54 68 78.1 93.1 90.7 32 58 75 100 100 100

Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa proporsi umur penderita dengan hipertensi derajat 1 tertinggi adalah umur > 40 tahun dan

57-64 tahun sebesar 78.1%. Dengan

hipertensi derajat 2 tertinggi adalah umur > 40 tahun sebesar 93.1%. Dengan hipertensi derajat 3 tertinggi adalah umur > 40 tahun sebesar 90.7%.

Hasil analisa statistik diperoleh nilai p=0,078,

artinya terdapat hubungan asosiasi yang signifikan antara umur dengan derajat hipertensi pada penderita hipertensi.

(6)

6 Tabel 8. Distribusi Proporsi Keluhan Utama Berdasarkan

Derajat Hipertensi Penderita Hipertensi Rawat Inap di RSUD Kota Padangsidimpuan Tahun 2010-2011

K.Utama

Derajat Hipertensi Total Derajat 1 Derajat 2 Derajat 3

f % f % F % f % Sakit Kepala dan lemas 12 20.3 45 76.3 2 3.4 59 100 sakit kepala, mual, muntah dan lemas 13 9.5 11 25.0 20 45.5 44 100 Sakit kepala, rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk 7 25.9 2 7.4 18 66.7 27 100 Jantung berdebar-debar dan sesak nafas 0 0 0 0 35 100 35 100

Berdasarkan tabel 8, dapat diketahui bahwa dari 165 penderita Hipertensi yang tertinggi berdasarkan keluhan utama adalah sakit kepala (pusing, pening, oyong) dan lemas sebanyak 20,3% dengan derajat hipertensi 1, 76,3% derajat hipertensi 2, 3,4% derajat hipertensi 3 dan 0% derajat hipertensi 4,

sedangkan yang terendah berdasarkan

keluhan utama adalah sakit kepala dan rasa tidak nyaman ditengkuk sebanyak 7% derajat hipertensi 1, 2% derajat hipertensi 2, 18% derajat hipertensi 3 dan 0% derajat hipertensi 4.

Tabel 9. Distribusi Proporsi Lama Rawatan Berdasarkan Derajat Hipertensi Penderita Hipertensi Rawat Inap di RSUD Kota Padangsidimpuan

Derajat Hipertensi

Lama Rawatan Rata-rata (Hari)

f x SD Hipertensi Derajat 1 32 3.97 1.596 Hipertensi Derajat 2 58 3.29 1.228 Hipertensi Derajat 3 75 4.72 1.632

berdasarkan tabel 9, dapat dilihat bahwa dari 165 orang penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2010-2011, hipertensi derajat 1 sebanyak 32 orang memiliki rata-rata rawatan 3,97 hari dengan SD = 1,596, hipertensi derajat 2 sebanyak 58 orang memiliki rata-rata lama rawatan 3,29 hari dengan SD – 1,228, hipertensi derajat 3 sebanyak 75 orang yang memiliki rata-rata lama rawatan 4,72 hari

dengan SD = 1,632 Berdasarkan uji anova

diperoleh nilai p=0,000 artinya ada perbedaan

bermakna rata-rata lama rawatann penderita hipertensi berdasarkan derajat hipertensi. Tabel 10. Distribusi Proporsi Status Penyakit Penyerta

Berdasarkan Derajat Hipertensi Penderita Hipertensi Rawat Inap di RSUD Kota Padangsidimpuan Tahun 2010-2011

Derajat Hipertensi

Status Penyakit

Penyerta Total Ada Tidak Ada

f % f % f % Derajat 1 Derajat 2 Derajat 3 4 1 41 8.7 2.2 89.1 28 57 34 23.5 47.9 28.6 32 58 75 100 100 100

Berdasarkan tabel 10, dapat dilihat bahwa penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2010-2011, pada kelompok hipertensi derajat 1 yang ada penyakit penyerta sebesar 4 orang (8.7%) sedangkan yang tidak ada penyakit penyerta sebanyak 28 orang (23,5%).

Pada kelompok hipertensi derajat 2 yang ada penyakit penyerta sebesar 1 orang (2.2 %) sedangkan yang tidak ada penyakit penyakit penyerta sebesar 57 orang (47.9 %). Pada kelompok hipertensi derajat 3 yang ada Penyakit penyerta sebesar 41 orang (89.1%) sedangkan yang tidak ada penyakit penyerta sebesar 34 orang (28.6%).

Tabel 11. Distribusi Proporsi Derajat Hipertensi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Hipertensi Rawat Inap di RSUD Kota Padangsidimpuan Tahun 2010-2011

Keadaan Sewaktu Pulang

Derajat Hipertensi Total Derajat 1 Derajat 2 Derajat 3

f % F % f % f %

PBJ 9 68.8 6 10.3 13 17.3 28 17.0

PAPS 22 28.1 51 87.9 47 62.7 120 72.7

Rujuk 1 3.1 1 1.8 9 12.0 11 6.7

Meninggal 0 0 0 0 6 8.0 6 3.6

Berdasarkan tabel 4.13, menunjukkan bahwa

proporsi derajat penderita hipertensi

berdasarkan keadaan sewaktu pulang pada Pulang Berobat Jalan (PBJ) tertinggi adalah derajat 3 sebesar 17.3%, Pulang Atas Permintaan Sendiri tertinggi adalah hipertensi derajat 2 sebesar 87.9%. Rujuk tertinggi adalah hipertensi derajat 3 sebesar 12.0%. Meninggal tertinggi adalah hipertensi derajat 3sebesar 8.0%.

Analisa statistik dengan uji Chi-Square tidak

dapat dilakukan karena terdapat 5 sel (41.7%)

(7)

7

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

1. Proporsi tertinggi penderita hipertensi

berdasarkan sosiodemografi adalah

umur > 40 tahun (89.1%), jenis kelamin

perempuan (52.1%), agama islam

(77,6%), pendidikan SLTA (40%), pekerjaan pegawai swasta (39,4%),

status perkawinan kawin (69,7%),

tempat tinggal Kota Padangsidimpuan (92,7%).

2. Proporsi tertinggi penderita hipertensi

berdasarkan keluhan utama adalah sakit kepala (pening, pusing, oyong) dan lemas yaitu sebesar (35,8%).

3. Proporsi tertinggi penderita hipertensi

berdasarkan derajat hipertensi adalah hipertensi derajat 3 sebesar (45.4%).

4. Proporsi tertinggi penderita hipertensi

berdasarkan penyakit penyerta adalah yang tidak ada penyakit penyerta sebesar (72,1%), dengan jenis penyakit penyerta tertinggi adalah stroke yaitu sebesar (60,9%).

5. Lama rawatan rata-rata penderita

hipertensi adalah 4,07 hari.

6. Proporsi tertinggi penderita hipertensi

berdasarkan keadaan sewaktu pulang adalah Pulang Berobat Jalan (PBJ) sebesar (72,7%).

7. Ada perbedaan bermakna antara umur

berdasarkan derajat hipertensi

(p=0,078).

8. Ada perbedaan bermakna antara keluhan

utama berdasarkan derajat hipertensi (p=0,000).

9. Ada perbedaan bermakna antara lama

rawatan rata-rata berdasarkan derajat hipertensi (p=0,000).

10. Ada perbedaan bermakna antara derajat hipertensi berdasarkan status penyakit penyerta (p=0,000).

11. Ada perbedaan bermakna antara derajat hipertensi berdasarkan keadaan sewaktu pulang (p=0,003).

Saran

1. Diharapkan kepada pihak RSUD Kota

Padangsidimpuan agar lebih

meningkatkan penanganan terhadap

penderita hipertensi dan menganjurkan penderita hipertensi untuk melakukan

pemeriksaan berkala agar mengurangi factor risiko hipertensi dan mencegah komplikasi bagi penderita yang belum mengalami komplikasi.

2. Bagi penderita hipertensi tetap

mengontrol tekanan darah secara rutin, memakan obat secara teratur dan menjaga kebiasaan pola hidup sehat.

Daftar Pustaka

1. Mukhtar D, 2007. Sekitar Masalah

Tekanan Darah Tinggi.

2. Shadine Muhammad, 2010. Mengenal

Penyakit Hipertensi,

Diabetes, Stroke dan

Serangan Jantung. Keen

Books. Jakarta.

3. Depkes RI, 2001. Profil Kesehatan

Provinsi Sumatera Utara

Tahun 2000. Kantor Wilayah

Departemen Kesehatan RI

Provinsi Sumatera Utara,

Medan.

4. Depkes RI, 2005. Profil Kesehatan

Provinsi Sumatera Utara

Tahun 2004. Kantor Wilayah

Kesehatan RI Provinsi

Sumatera Utara, Medan

5. Rasyid Harun, 2008. Hipertensi dan

Ginjal. USU Press

6. Depkes RI, 2006. Pedoman Teknis

dan Penemuan Tatalaksana

Penyakit Hipertensi,

Direktorat Pengendalian

Penyakit Tidak Meular.

Direktorat Jendral PP&P.

Kantor Departemen Kesehatan

Propinsi Sumatera Utara.

Medan.

7. Dhuha, Syamsud, 2011. Prevalensi

Hipertensi di Indonesia

Sangat Tinggi.

Http://www.today.co.id/read/2

011/02/26/as. diakses 17

September 2011.

8. Setiawan, dkk, 2008. Care your Self

Hipertensi. Rineka Cipta.,

Jakarta.

9. Hayens Brian, dkk. 2001. Buku

Pintar Menaklukkan

Hipertensi. Ladang Pustaka & Intermedia. Jakarta.

(8)

8

10.Marilynn. E. Doengess, 2007.

Rencana Asuhan

Keperawatan. EGC. Jakarta.

11.As, Muhammadun, 2010. Hidup

Bersama Hipertensi.

In-Books. Yogyakarta

12.Dinas Kesehatan Kota

Padangsidimpuan, 2010. Profil

Kesehatan Rumah Sakit

Umum Kota P.Sidimpuan.

Gambar

Tabel 1.  Distribusi  Proporsi  Penderita  Hipertensi  Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
Tabel 6.  Distribusi  Proporsi  Penderita  Hipertensi  Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
Tabel 9.  Distribusi  Proporsi  Lama  Rawatan  Berdasarkan  Derajat  Hipertensi  Penderita  Hipertensi  Rawat  Inap di RSUD Kota Padangsidimpuan

Referensi

Dokumen terkait

(2) Pengakuan CP untuk melanjutkan pendidikan formal yang diperoleh melalui pendidikan nonformal, informal, dan/atau pengalaman kerja dilakukan oleh perguruan tinggi pada

3.3 Mengenal teks buku harian tentang kegiatan anggota keluarga dan dokumen milik keluarga dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat

kelas yang mana didalam proses belajar dikelas siswa aktif untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan dari peneliti serta didukung dengan hasil posttes t yang

Penelitian ini dilakukan untuk memetakan posisi pemain dan alur Strategi Futsal menggunakan Finite State Automata (FSA) dengan konsep Non Deterministic Finite State Automata

Kesimpulan berdasarkan sub masalah sebagai berikut: (1) Lingkungan belajar di sekolah SMK Mamdiri Pontianak sudah baik untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran hal

141. Dalam pembelajaran PKn dikenal beberapa asas yang patut diketahui oleh guru yang akan membelajarkan kepada peserta didiknya. Salah satunya adalah guru harus memandang peserta

Keteladanan sikap cinta tanah air pada Syarat Kecakapan Umum (SKU) yang dipraktikkan dalam kegiatan ekstrakulikuler pramuka di Dabin 5 UPTD Pendidikan Kecamatan

akan mengurangi beban yang dibawa oleh kata “Jakarta”.(hlm. 68) (16) “Nasib malanglah yang menciutkan namanya menjadi Eten karena. Ompung Boru tidak bisa melafalkan