• Tidak ada hasil yang ditemukan

Marlinda Nur Hastuti 1), Subiyono 2), M. Atik Martsiningsih 2) INTISARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Marlinda Nur Hastuti 1), Subiyono 2), M. Atik Martsiningsih 2) INTISARI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Hepatoprotektor Seduhan Teh Hijau (Camellia Sinensis L) Terhadap Aktivitas Gamma Glutamyl Transferase (GGT) Pada Rattus norvegicus yang Diinduksi Karbon Tetraklorida

Marlinda Nur Hastuti1), Subiyono2), M. Atik Martsiningsih2)

INTISARI

Latar Belakang : Karbon tetraklorida (CCl4) merupakan senyawa toksik yang dapat menyebabkan kerusakan organ hati yang ditandai dengan peningkatan aktivitas Gamma Glutamyl Transferase (GGT) dalam darah. Kerusakan hati dapat dicegah dengan katekin sebagai antioksidan dalam teh hijau (Camellia sinensis L) yang berfungsi hepatoprotektor.

Tujuan Penelitian : Mengetahui pengaruh hepatoprotektor seduhan teh hijau (Camellia sinensis L) terhadap aktivitas Gamma Glutamyl Transferase (GGT) serum tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi karbon tetraklorida (CCl4).

Jenis Penelitian : penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain Post Test With Control Group Design. Subjek penelitian ini adalah 25 ekor hewan uji Rattus norvegicus jantan yang dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kontrol negatif, kontrol positif, perlakuan dengan pemberian seduhan teh hijau 0.25 gram/200 gram BB (A), 0.5 gram/200 gram BB (B) dan 1.0 gram/200 gram BB (C). Obyek penelitian ini adalah dosis seduahan teh hijau yang diberikan. Analisis data yang digunakan meliputi analisis deskriptif dan analisis statistik menggunakan SPSS 17.0 for Windows.

Hasil Penelitian : Hasil analisa deskriptif didapatkan rerata aktivitas GGT kontrol negatif: 13.14 U/l, kontrol positif: 40.92 U/l, perlakuan A: 18.73 U/l, perlakuan B: 13.98 U/l, dan perlakuan C: 9.41 U/l. Uji One-Way ANOVA didapatkan p<0.05 yang menunjukkan adanya perbedaan antar kelompok. Uji LSD antara kelompok kontrol positif-perlakuan A (<0.05), kontrol positif-perlakuan B (<0.05), kontrol positif-perlakuan C (<0.05), kelompok perlakuan A-perlakuan B (<0.05), kelompok perlakuan A-perlakuan C (<0.05), kelompok perlakuan B-perlakuan C (<0.05).

Kesimpulan : Ada pengaruh hepatoprotektor seduhan teh hijau (Camellia sinensis L) terhadap aktivitas Gamma Glutamyl Transferase (GGT) serum tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi karbon tetraklorida (CCl4).

Kata Kunci : Teh hijau, karbon tetraklorida, GGT, tikus putih

1) Mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 2) Dosen Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

(2)

Hepatoprotective Effect of The Steeping of Green Tea (Camellia sinensis L) to The Activity og Gamma Glutamyl Transferase (GGT) Serum of White Rats (Rattus

norvegicus) which Induced by Carbon Tetrakloride

Marlinda Nur Hastuti1), Subiyono2), M. Atik Martsiningsih2)

ABSTRACT

Background: Carbon tetrachloride (CCl4) is a toxic compound that can cause the liver damage which is characterized by increasing activity of the Gamma Glutamyl Transferase (GGT) in the blood. Liver damage can be prevented using katekin as an antioxidant in the green tea (Camellia sinensis L) that is useful as hepatoprotector.

Objective: Knowing the hepatoprotector effect of the steeping of green tea (Camellia sinensis L) to the activity of Gamma Glutamyl Transferase (GGT) serum of white rats (Rattus norvegicus) which is induced by carbon tetrachloride (CCl4).

Type of Research: This research is an experimental research by using Post Test with Control Group Design. The subjects were 25 experimental males Rattus noevegicus, that were divided into 5 groups: negative control, positive control, treatment by giving 0.25 gram/200 gram BB (A), 0.5 gram BB gram/200 (B) and 1.0 gram/200 gram BB (C) of green tea steeping. Object of this study was the dosage of green tea steeping which was given. Data analyses which were used in this research include descriptive analysis and statistical analysis using SPSS 17.0 for Windows.

Results: The descriptive analysis result the mean of negative control GGT activity: 13.14 U / l, positive control: 40.92 U / l, treatment A: 18.73 U / l, treatment B: 13.98 U / l, and treatment C: 9.41 U / l. One-Way ANOVA test is obtained p <0.05, which indicate that there are differences among groups. LSD test between positive control-treatment A group (> 0.05), positive control-treatment B group (> 0.05), positive control-treatment C group (> 0.05), treatment A-treatment B group (> 0.05), treatment A-treatment C group (> 0.05), treatment B-treatment C group (<0:05).

Conclusion: There is a hepatoprotektor effect of the steeping of green tea (Camellia sinensis L) to the activity of Gamma Glutamyl Transferase (GGT) serum of white rats (Rattus norvegicus) which is induced by carbon tetrachloride (CCl4).

Keywords: Green tea, carbon tetrachloride, GGT, white rats

1) Student Program Medical Laboratory Technology Polytechnic Ministry of Health Yogyakarta 2) Lecturer Medical Laboratory Technology Polytechnic Ministry of Health Yogyakarta

(3)

Pendahuluan

Radikal bebas merupakan senyawa yang secara alamiah terbentuk di dalam tubuh akibat dari proses oksidasi dan pembakaran sel. Paparan radikal bebas dalam jumlah berlebih dapat menyebabkan kerusakan jaringan terutama jaringan hati(1). Radikal bebas yang bersumber dari luar tubuh diantaranya dari kendaraan bermotor, industri, asap rokok, mesin fotokopi, AC dan makanan yang tidak sehat. Hidup di kota besar sudah pasti tidak akan terlepas dari pencemaran udara yang tinggi sehingga meningkatkan jumlah radikal bebas yang ada dalam tubuh(2).

Kerusakan hati akibat radikal bebas dapat diminimalisasi dengan penggunaan atau mengkonsumsi ramuan tradisional dan obat-obatan herbal alami yang bersifat hepatoprotektor(3) yang berfungsi untuk melindungi sel (mengikat radikal bebas) sekaligus memperbaiki jaringan hati (meningkatkan daya regenerasi) yang rusak akibat pengaruh zat

beracun(4). Teh hijau mudah didapatkan di pasaran, ada yang sudah berbentuk minuman dalam kemasan siap seduh dan ada pula yang masih dalam bentuk teh kering.

Teh hijau tidak terjadi oksidasi enzimatis sehingga katekin yang kadarnya masih banyak dapat membantu dalam peranan untuk menghilangkan radikal bebas serta bermanfat dalam menurunkan kadar kolesterol darah, mencegah tekanan darah tinggi, serta membunuh bakteri dan jamur(5).

Mekanisme katekin sebagai antioksidan adalah memberikan elektron hidrogen yang digunakan untuk melengkapi kekurangan elektron pada radikal bebas akibat proses oksidasi. Antioksidan menghambat oksidasi atau menghentikan reaksi berantai pada radikal bebas dari lemak yang teroksidasi melalui empat mekanisme reaksi yaitu, pelepasan hidrogen dari antioksidan, pelepasan elektron dari antioksidan, adisi lemak ke dalam cincin aromatik pada

(4)

antioksidan, dan pembentukan senyawa kompleks antara lemak dan cincin aromatik pada antioksidan(6). Antioksidan sebagai elektron donors mampu menangkal atau meredam efek negatif oksidan. Penambahan antioksidan akan menampung zat aktif sehingga reaksi oksidasi terhenti(7).

Hati merupakan salah satu organ utama yang mengatur metabolisme di dalam tubuh manusia, membentuk empedu dan mengalirkannya ke dalam saluran pencernaan dan menghasilkan berbagai macam enzim yang dapat dijadikan parameter adanya kerusakan di dalam hati. Salah satu enzim yang dihasilkan adalah enzim Gamma Glutamyl Transferase (GGT).

Ekspresi GGT merupakan salah satu mekanisme pertahanan antioksidan yang sangat sensitif terhadap stres oksidatif(8). Pemeriksaan GGT merupakan indikator yang sensitif untuk mendeteksi kolestasis, metastases hati, uji saring yang sensitif untuk kecanduan alkohol, dan lebih spesifik

dibanding pemeriksaan aktivitas Alkaline Phosphatase serum atau SGOT untuk penyakit hati(9).

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui pengaruh hepatoprotektor seduhan teh hijau (Camellia sinensis L) pada tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi CCl4 terhadap aktivitas GGT sebagai parameter kerusakan hati.

Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah true experiment dengan pendekatan Post Test With Control Group Design. Penelitian ini menggunakan 25 sampel dalam 5 kelompok yang terdiri dari kelompok kontrol positif, kontrol negatif, dan kelompok perlakuan berbagai dosis seduhan teh hijau.

Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Antar Universitas (PAU) Pangan dan Gizi Univesitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta pada tanggal 14 Januari-5 Februari 2013.

Tikus putih jantan yang digunakan berumur ±2 bulan dan berat badan 150-200 gram. Prosedur

(5)

penelitian meliputi persiapan seduhan teh hijau, dosis 0.25 gram/200 gram BB, 0.5 gram/200 gram BB dan 1.0 gram/200 gram BB yang diseduh dalam 3 ml air ± 3ml selama 5 menit kemudian disaring. Tahap pelaksanaan meliputi adaptasi tikus putih selama 7 hari, kemudian dibagi secara acak menjadi lima kelompok. Kelompok kontrol negatif yaitu hanya diberikan pakan standar Broiler II, kelompok kontrol positif diinduksi CCl4 1 ml/kg BB pada hari ke-15, kelompok perlakuan A, B, dan C diberi seduhan teh hijau dosis 0.25 gram/200 gram BB, 0.5 gram/200 gram BB dan 1.0 gram/200 gram BB selama 14 hari kemudian pada hari ke-15 diinduksi

CCl41 ml/kg BB. Pengambilan serum darah tikus putih dan Pengukuran aktivitas GGT masing-masing kelompok dilaksanakan pada hari ke-16.

Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan SPSS 17.0 for Windows dan dianalisis secara deskriptif dengan membuat grafik garis. Analsis statistik menggunakan uji One Way-ANOVA, Post Hoc Test dan uji Correlation.

Hasil

Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menghitung rerata, standar deviasi, minimum dan maksimum aktivitas GGT masing-masing kelompok (Tabel 1).

Tabel 1 : Rerata, Standar Deviasi, Minimum dan Maksimum Aktivitas GGT (U/l)

Kelompok Perlakuan N Mean ± SD Min Mak

s Kontrol negative 5 13.14 ± 0.40 12.6 5 13.6 4 Kontrol positif 5 40.92 ± 0.36 40.5 0 41.3 5 Perlakuan A 0.25 gram/200 gram BB 5 18.73 ± 0.48 18.1 9 19.3 3 Perlakuan B 0.5 gram/200 gram BB 5 13.98 ± 0.57 13.2 2 14.7 8 Perlakuan C 1.0 gram/200 gram BB 5 9.41 ± 0.56 8.67 10.0 9

(6)

Berdasarkan pada tabel 1 diperoleh mean ± SD aktivitas GGT kelompok kontrol negatif sebesar 13.14 ± 0.40 dengan aktivitas GGT terendah dan tertinggi sebesar 12.65 U/l dan 13.64 U/l. Kelompok kontrol positif sebesar 40.92 ± 0.36 dengan aktivitas GGT terendah dan tertinggi sebesar 40.50 U/l dan 41.35 U/l. Sedangkan pada kelompok perlakuan A yaitu kelompok yang diberi seduhan teh hijau dosis 0.25 gram/200 gram BB diperoleh mean ± SD aktivitas GGT sebesar 18.73 ± 0.48 dengan aktivitas GGT terendah dan tertinggi sebesar 18.19 U/l dan 19.33 U/l, pada kelompok perlakuan B yaitu kelompok yang diberi seduhan teh hijau dosis 0.5 gram/200 gram BB sebesar 13.98 ± 0.57 dengan aktivitas GGT terendah dan tertinggi sebesar 13.22 U/l dan 14.79 U/l dan pada kelompok

perlakuan C yaitu kelompok yang diberi seduhan teh hijau 1.0 gram/200 gram BB diperoleh mean ± SD aktivitas GGT sebesar 9.41 ± 0.56 dengan aktivitas GGT terendah dan tertinggi sebesar 8.67 U/l dan 10.09 U/l.

Standar deviasi terendah terdapat pada kelompok kontrol positif sebesar 0.36 dan yang tertinggi adalah kelompok perlakuan B sebesar 0.57. Nilai ini menunjukkan keseragaman data, semakin tinggi nilai standar deviasi menunjukkan besarnya ketidakseragaman data.

Hasil analisa pada tabel 1 kemudian dibuat grafik rerata aktivitas GGT untuk mengetahui kenaikan ataupun penurunan yang terjadi pada masing-masing kelompok.

Gambaran perbedaan aktivitas GGT pada kelima kelompok dapat terlihat pada grafik garis pada gambar 1.

(7)

Gambar 1 : Grafik Rerata Aktivitas GGT Pada grafik garis diatas,

memperlihatkan bahwa kelompok kontrol positif mengalami peningkatan aktivitas GGT dibandingkan dengan kelompok perlakuan lain dan terlihat pada kelompok perlakuan A, B dan C dibandingkan dengan kelompok kontrol positif yang tanpa diberikan seduhan teh hijau, semakin tinggi dosis teh hijau yang diberikan, aktivitas GGT semakin menurun yang terlihat pada kelompok perlakuan A, B dan C dibandingkan dengan kelompok kontrol positif yang tanpa diberikan seduhan teh hijau dengan dosis 0.25, 0.5 dan 1.0 gram/200 gram BB.

Data siuji dengan

menggunakan One-Sample

Kolmogorov-Smimov Test didapatkan

nilai signifikan kelompok aktivitas GGT sebesar 0.060 (p ≥ 0.05) maka data berdistribusi normal.

Hasil uji One-Way ANOVA diperoleh data homogen dan nilai p sebesar 0.000 atau <0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan aktivitas GGT pada setiap kelompok. Hasil uji Post Hoc Test (LSD) didapatkan perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol positif, kelompok perlakuan A, B, dan kelompok perlakuan C.

Kemudian hasil uji Correlation pada tabel 5 didapatkan hasil nilai p= 0.000 (<0.01), nilai R sebesar 0.917 dan R2 sebesar 0.841. Berdasarkan kriteria hubungan terhadap korelasi, terdapat hubungan yang sangat kuat

(8)

(0.800-1.000) antar kelompok dan penurunan 84.1% aktivitas GGT dipengaruhi oleh seduhan teh hijau dan 15.1% dipengaruhi oleh faktor lain. Pembahasan

Dosis seduhan teh hijau 1.0 gram/200 gram BB memiliki kandungan katekin sebagai antioksidan lebih banyak dibandingkan pada dosis 0.25 gram/200 gram BB da 0.5 gram/200 gram BB, sehingga pada penelitian ini dosis seduhan teh hijau 1.0 gram/200 gram BB merupakan dosis paling efektif dibandingkan dengan dosis yang lain sebagai hepatoprotektor. Sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa peningkatan dosis teh hijau yang diberikan akan menurunkan tingkat kerusakan sel hati.

Karbon tetraklorida merupakan hepatotoksikan yang dapat menyebabkan kerusakan hati. Dosis CCl4 1 ml/kg BB dapat mengakibatkan kerusakan sel-sel hati (Panjaitan, 2007). Teh hijau memiliki kandungan

katekin lebih banyak dibandingkan dengan jenis teh lain. Sehingga katekin yang berfungsi sebagai antioksidan dapat melindungi tubuh dari efek radikal bebas (Soemantri dan Tanti, 2011) dalam hal ini teh hijau berfungsi sebagai hepatoprotektor dari radikal bebas yang berasal dari CCl4.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi seduhan teh hijau dapat menjadi hepatoprotektor yang baik terhadap efek radikal bebas yang ada di dalam tubuh dalam jumlah berlebih sehingga dapat mencegah kerusakan hati akibat radikal bebas.

Kesimpulan

1. Semakin tinggi dosis seduhan teh hijau (Camellia sinensis L) yang diberikan semakin tinggi pengaruh hepatoprotektor yang diperoleh.

2. Ada peningkatan aktivitas Gamma Glutamyl Transferase (GGT) serum tikus putih yang diinduksi Karbon Tetraklorida (CCl4) sebesar 13.14 U/l menjadi 40.92 U/l.

(9)

3. Ada pengaruh hepatoprotektor seduhan teh hijau (Camellia sinensis L) terhadap aktivitas Gamma Glutamyl Transferase (GGT) serum tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi Karbon Tetraklorida (CCl4).

Saran

1. Dilakukan penelitian menggunakan bahan herbal lain yang memiliki pengaruh sebagai hepatoprotektor. 2. Dilakuakan perbandingan dengan

kelompok kontrol yang hanya diberi seduhan teh hijau berbagai dosis. 3. Dilakukan penelitian dengan

menggunakan teh hijau belabel merk lain.

4. Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa konsumsi seduhan teh hijau (Camellia sinensis L) sebagai antioksidan dalam melindungi organ hati dari kerusakan akibat radikal bebas, paparan obat dan bahan-bahan kimia lain.

Ucapan Terima Kasih

Terima kasih penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala kelancaran dan kemudahan dalam

penyusunan naskah publikasi ini, juga kepada orang tua, Drs. Subiyono, M.Sc., M. Atik Martsiningsih, S.Si., M.Sc., Sistiyono, SKM, MPH dan teman-teman atas bimbingan, pengarahan dan bantuan yang telah diberikan.

Daftar Pustaka

1. Musthofiyah, Hidayatul. 2008. Pengaruh Pemberian Buah Pepaya (carica papaya) Terhadap Kadar Enzim Transaminase GOT-GPT dan Gambaran Histologi Hepar Mencit (Mus muculus) yang Diinduksi Karbon Tetraklorida (CCl4). Skripsi Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri. Malang.

2. Sukmana Rudi D. 2009. Tubuh juga Hasilkan Radikal Bebas. Diakses tanggal 8 Desember 2012 dari http://www.jurnalbogor.com.

3. Kumalasari, L.O.R. 2006. Pemanfaatan Obat Tradisional Dengan

Pertimbangan Manfaat dan

Keamanannya. Majalah Ilmu Kefarmasian, III (1), hal 1-7.

4. Dalimartha, Setiawan. 2007. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1. Jakarta: Trubus Agriwidya, Anggota IKAPI.

5. Syah, A.N. 2006. Takhlukan Penyakit Dengan Teh Hijau. Jakarta: Argo Media Pustaka.

6. Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia press.

7. Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta: Kanisius

(10)

8. N. Chikhi, N. Holic, G. Guellan, Y. Laperche. 1999. Gamma-glutamyl transpeptidase gene organization and expression: a comparative analysis in rat, mouse, pig and human species.

US National Library of Medicine National Institute of Health.

9. Speicher, C.E dan Smith, J.W. 1994. Pemilihan Uji Laboratorium yang Efektif. Jakarta: EGC.

(11)

Gambar

Tabel 1 : Rerata, Standar Deviasi, Minimum dan Maksimum Aktivitas GGT (U/l)
Gambar 1 : Grafik Rerata Aktivitas GGT  Pada  grafik  garis  diatas,

Referensi

Dokumen terkait

Metode Pengumpulan Data adalah suatu proses atau cara yang digunakan untuk pengumpulan data primer yang mendukung pembangunan aplikasi mobile commerce berbasis

5 Tingkat Ketersediaan Pranata Perencanaan Program Pembangunan Bidang Sosial Budaya. 4 dok Program Perencanaan Sosial

The data consisted of the result of observation and interview of bilingual students of the Faculty of Language and Literature, Satya Wacana Christian University

[r]

Panitia Penerinraan Mahasiswa Baru ]alur Seleksi Mandiri (SM). Universitas Negeri Yc gyakarta memberikan penghargaan

Di antara ciri-ciri anak £ ālih adalah taat kepada Allah Swt., jujur, hormat dan patuh kepada orang tua, hormat dan patuh kepada guru, setia kepada kawan, serta menghargai

dari sebuah kebenaran ilmiah, yang sangat mungkin apa yang kita yakini sebagai. sesuatu yang benar ilmiah pada saat ini maka di masa yang akan

Mengajukan permohonan kepada Bapak agar mengeluarkan surat pengantar untuk pengambilan data di Kantor Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara yang akan dipergunakan untuk