• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM KOPENA. Desember 1993 atas prakarsa para pemuda dalam rangka memanfaatkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III GAMBARAN UMUM KOPENA. Desember 1993 atas prakarsa para pemuda dalam rangka memanfaatkan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

77 BAB III

GAMBARAN UMUM KOPENA

A. Profil Koperasi Pemuda Buana (KOPENA) 1. Sejarah Berdirinya Kopena

Koperasi Pemuda Buana (KOPENA) didirikan pada tanggal 11 Desember 1993 atas prakarsa para pemuda dalam rangka memanfaatkan potensi umat yang bercirikan atas kebersamaan dan kegotongroyongan. Kesadaran membangun koperasi sebagaimana yang pernah diukir para

pendahulu yang telah menciptakan image kota Pekalongan sebagai kota

yang berjaya dalam koperasi, medorong dan memotivasi mereka untuk menghimpun anggota dari berbagai lapisan masyarakat, baik dari orang tua, pemuda maupun remaja untuk bersama-sama mencapai cita-cita pembentukan lembaga perekonomian yang handal yang dapat memenuhi kebutuhan umat yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan

anggotanya.105

Pendirian Kopena dilatarbelakangi oleh maksud dan tujuan untuk memperkenalkan ekonomi kerakyatan yang berbasis ekonomi Islam (syari’ah) sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, serta menyediakan sarana mediasi keuangan antara warga muslim yang memiliki kelebihan dana dengan warga muslim lainnya yang kekurangan dana dimana Kopena berperan sebagai sarana penyimpanan dana

(2)

sekaligus penyaluran dana terutama kepada masyarakat golongan lemah

berdasarkan prinsip bagi hasil.106

Dalam perkembangannya Kopena dapat merekrut semua lapisan masyarakat dari pengusaha kecil, menengah bahkan sampai dengan pengusaha dengan ekonomi kelas atas, perkembangan aset yang dialami begitu pesat. Hal ini seiring dengan tumbuhnya kepercayaan masyarakat Pekalongan kepada Kopena Pekalongan yang mengedepankan amanah dan profesionalitas. Kopena yang berpusat di jalan HOS.Cokroaminoto No.77 Pekalongan, sekarang ini telah membuka 11 cabang di Kota

Pekalongan dan sekitarnya yaitu:107

1. KOPENA Buaran

Jl. Urip Sumoharjo 260 Pekalongan

2. KOPENA Tirto

Jl. Raya Pacar 149 Tirto Kab. Pekalongan

3. KOPENA Kedungwuni

Jl. Raya Capgawen No. 100 Kab. Pekalongan

4. KOPENA Bandar

JL. Raya Bandar Komplek Ruko Bandar Indah No. 16

5. KOPENA Comal

Jl. Stasiun No. 34 Purwosari Comal Kab. Pekalongan

106Situs halaman resmi Kopena, www.kopena.co.id diakses 12 Februari 2015

107

(3)

6. KOPENA Bojong

Jl. Raya RejosariBojongKab.Pekalongan

7. KOPENA KusumaBangsa

Jl. KusumaBangsa No. 59 Pekalongan

8. KOPENA Batang

Jl. Jend. Sudirman No. 70 Kab. Batang

9. KOPENA Pemalang

Jl. Pasar Pagi Blok A 20 Kab. Pemalang

10.KOPENA Limpung

Pertokoan Depan Masjid Jami’, Alun-alun Limpung Batang

11.KOPENA Bantar Bolang

Jl. Karangsuru, Bantar Bolang, Pemalang 2. Visi dan Misi Kopena

a. Visi Koperasi Pemuda Buana

Menjadikan koperasi kebanggaan dan bermanfaat bagi umat.

b. Misi Koperasi Pemuda Buana

1) Mengajak seluruh potensi masyarakat muslimin dan muslimat

untuk bersama-sama beritikat baik dan bersatu padu dalam usaha membangun ekonomi secara bergotong-royong dalam membentuk koperasi.

(4)

2) Membantu anggota yang sebagian besar pedagang kecil dan memobilisasi permodalan demi kelancaran membangun usaha jasa dalam sektor riil yang dibutuhkan oleh para anggotanya.

3) Ikut serta berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi daerah

setempat dengan mengajak kepada mitra bisnis lainnya.108

3. Data Kelembagaan Kopena

Kopena telah mendapatkan legalitas usaha yang sah secara hukum, yakni sebagai berikut:

Berdiri : Tanggal 11 Desember 1993

Badan Hukum : No. 12227 a/BH/KWK.II/IX/94 tanggal 30

September 1994

Ijin Operasional UJKS : No. 24/SISPK/KDK.II/VII/2009 dengan jumlah anggota 661 orang, jumlah pengurus 9 orang, jumlah pengawas 3

orang, jumlah pelaksana 60 orang.109

4. Susunan Pengurus dan Pengawas Kopena

Susunan pengurus Kopenaperiode tahun 2014 s/d 2019

Ketua Umum : HM. Saelany Machfudz

Wakil Ketua : H. Nur Hamid, BA

108Brosur Kopena

(5)

Sekretaris Umum : H. Romadhon Abdul Djalil, S.Ag

Sekretaris : Hj. Bahijah

Bendahara Umum : H. Faizin Nachrowi

Bendahara : Hj. Ninik Muniroh

Susunan pengawas Kopena periode tahun 2014 s/d 2019

Koordinator : H. Abu Bakrin

Anggota : Budi Basuki dan Hj. Naimah

Susunan pengurus Kopenakantor cabang Bojong:

PimpinanKantorCabang : Zamroni, A.Md.

Teller dan Customer Service : Puji Rahayu

Marketing Pembiayaan : Muftadi’in dan Anies Syakirin Marketing Tabungan : Novi Astuti dan Andi Parmi110 5. Prestasi Kopena

Koperasi Pemuda Buana (KOPENA) Pekalongan telah

memperoleh beberapa prestasi atau penghargaan diantaranya yaitu:111

a. Koperasi berprestasi tingkat nasional tahun 1999 dan 2009 pada

puncak peringatan Hari Koperasi Nasional.

b. Meraih penghargaan Satya Lencana Wirakarya dari Presiden RI bagi

Ketua Umum KOPENA tahun 2009.

110Laporan RAT Kopena, 2014

(6)

c. Meraih penghargaan Satya Lencana Wira Karya dari Presiden RI bagi manager KOPENA tahun 2011.

B. Pembiayaan Musyarakah Kopena

1. Prosedur Penyaluran Pembiayaan Musyarakah

Prosedur ini bertujuan untuk mengantisipasi adanya resiko tunggakan pada pembiayaan yang akan disalurkan kepada nasabah (calon debitur), prosedur tersebut sebagai berikut:

a. Pengajuan Pembiayaan

Untuk memperoleh fasilitas pembiayaan maka tahap pertama nasabah mengajukan permohonan pembiayaan kepada Kopena dengan syarat sebagai berikut:

1) Foto copy KTP Suami Istri

2) Foto copy Kartu Keluarga

3) Foto copy Surat Nikah

4) Foto copy Surat Tanah dan Bangunan/ Kendaraan (> th 2000)

5) Rekening Listrik

6) Sanggup membuka rekening tabungan

Nasabah dapat melakukan pengajuan pembiayaan dengan langsung datang ke Kopena Cabang Bojong, bagi nasabah lama atau yang sebelumnya pernah mengajukan pembiayaan bisa melakukan pengajuan secara tidak langsung misalnya melalui telepon. Pengajuan pembiayaan ditangani bagian pembiayaan dimana

(7)

nasabah diwawancara untuk pengisian APP (Aplikasi Permohonan

Pembiayaan). Informasi-informasi yang terdapatpada APP

menyangkut:

a) Identitas diri nasabah (calon debitur)

b) Tujuan penggunaan dana, jumlah yang diajukan, akad

pembiayaan, rencana pembayaran, jaminan.

c) Pendekatan syarat Kopena meliputi: lama usaha minimal satu

tahun, plafond di bawah BMPP (Batas Maksimum Pemberian Pembiayaan), persetujuanistri/ suami, dan angsuran dibayar dari modal kerja.

d) Gambaran aktiva keluarga.

e) Profil keuangan rumah tangga.

f) Profil usaha.

g) Denah lokasi rumah dan lokasi usaha.

Apabila pendekatan syarat Kopena seperti di atas tidak terpenuhi maka bagian pembiayaan dapat menyampaikan langsung penolakan pembiayaan kepada nasabah (calon debitur). Namun apabila ketentuan terpenuhi dan semua data telah lengkap dengan melampirkan syarat-syarat pengajuan pembiayaan, maka bagian pembiayaan dapat mendistribusikan APP kepada pimpinan Kopena Cabang Bojong, dan untuk selanjutnya diberikan kepada AO

(8)

(Account Officer) untuk memproses pembiayaan yang diajukan

tersebut.

b. Analisis Pembiayaan.

Usulan pembiayaan kemudian diproses oleh AO dengan melakukan investigasi. Langkah awal yang dilakukan adalah analisis data pada APP sebagai bahan dalam melakukan survei usaha dan

rumah yang biasa disebut dengan On The Spot (OTS). Hal ini

dilakukan untuk penyelidikan data yang ada pada APP apakah sesuai dengan kondisi di lapangan. Kegiatan investigasi meliputi prinsip

penilaian 6C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition

dan Constrain) yaitu:

1) Character, penilaian ini meliputi analisis yuridis ke bagian

administrasi pembiayaan, selain itu AO (Account Officer) dapat

melakukan wawancara informal dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan calon peminjam seperti tetangga, rekan usaha, supplier bahan baku, karyawan dan sebagainya untuk memperoleh informasi tentang calon peminjam.

2) Capacity, penilaian ini untuk menngetahui apakah usaha dari nasabah layak/tidak untuk mendapatkan pembiayaan. Informasi yang dibutuhkan untuk penilaian kelayakan usaha adalah tahun pendirian usaha, cara mempertahankan karyawan (bila ada), lokasi usaha (bila tidak strategis bagaimana cara mengatasinya), sumber dan cara memperoleh barang, jenis dan cara

(9)

mendapatkan konsumen, cara penjualan, faktor yang mempengaruhi harga, sarana penunjang usaha, kemampuan nasabah dalam melakukan usaha, serta tingkat perputaran persediaan barang.

3) Capital, kemampuan modal dinilai dengan pendekatan saving power yaitu kemampuan nasabah melakukan angsuran dengan plafon yang sesuai. Hal ini dinilai dari laba bersih usaha setelah dikurangi dengan kebutuhan rumah tangga sehingga akan

diperoleh saving power. Semakin besar laba bersih usaha maka

kemampuan mengembalikan angsuran semakin lancar.

4) Collateral, jaminan digunakan sebagai penguat apabila kepribadian nasabah yang bersangkutan meragukan. Penilaian terhadap jaminan meliputi jenis jaminan, nama pemilik, persetujuan pemilik, tahun pembuatan, kondisi jaminan, nilai taksasi sekarang dan saat jatuh tempo, dan proyeksi plafon maksimal adalah 80 persen dari nilai taksasi saat jatuh tempo, sehingga diperoleh kesimpulan apakah jaminan memadai atau tidak.

5) Condition, penilaian condition didasarkan pada titik kritis yang dihadapi oleh nasabah baik dari sisi usaha maupun keluarga.

(10)

a) Usaha.

Pendekatan tentang faktor yang berpengaruh terhadap kinerja nasabah dari segi konsumen, supplier, karyawan, pesaing, kemampuan nasabah dalam mengelola usaha, serta situasi eksternal yang dapat memperburuk kondisi usahanya. Apabila ada faktor-faktor tersebut maka harus diketahui bagaimana cara mengatasinya.

b) Keluarga

Kesehatan, keharmonisan, pendidikan merupakan faktor yang dapat berpengaruh bagi usaha nasabah dari segi keluarga untuk itu harus diketahui cara mengatasinya.

6) Constrain, prinsip constraints (keadaan yang menghambat usaha), suatu usaha itu tidak dapat dilakukan jika usaha tersebut akan membahayakan lingkungan sekitar misalnya pihak Kopena Cabang Bojong tidak akan memberikan pembiayaan kepada usaha pengelasan yang mana usaha tersebut jaraknya berdekatan dengan pompa bensin. Karena itu akan membahayakan pompa bensin jika suatu saat nanti dikhawatirkan akan terjadi kebakaran karena percikan api dari usaha pengelasan tersebut.

Prinsip constrain juga diterapkan jika sebuah usaha itu tidak

dapat dibiayai ketika kedaan yang menghambat usaha tersebut, misalnya Kopena Cabang Bojong tidak dapat memberikan pembiayaan kepada pedagang es buah jika saat itu adalah musim

(11)

penghujan dikarenakan nantinya usaha itu tidak dapat memberikan keuntungan karena terhambat kondisi cuaca musim penghujan yang mana tidak dimungkinkannya seorang konsumen membeli es buah karena cuaca yang dingin. Dengan keadaan itu peminjam tidak dapat mendapatkan keuntungan yang maksimal, dan akan mengalami kesulitan dalam pengembalian pembiayaan.

c. Keputusan Pembiayaan dan Pencairan

Setelah analisis dilakukan oleh AO, maka rekomendasi disampaikan kepada pimpinan/ manajer untuk ditentukan apakah seorang calon nasabah berhak atau tidak untuk mendapatkan pembiayaan. Setelah adanya keputusan diterima atau ditolak, maka bagian pembiayaan langsung menyampaikan keputusan tersebut kepada calon nasabah yang mengajukan pembiayaan. Jika keputusannya diterima untuk direalisasikan, selanjutnya akan dilakukan pengikatan melalui akad yang akan disepakati bersama antara pihak Kopena dan nasabah pembiayaan.

Setelah melakukan penandatanganan akad atau perjanjian, maka nasabah berhak mendapatkan pencairan bantuan pembiayaan. Proses pencairan pembiayaan di Kopena kurang lebih membutuhkan waktu dua hari setelah pengajuan pembiayaan.

(12)

d. Pengawasan dan Pembinaan

Dalam perjalanan pembiayaannya, nasabah secara kontinyu dipantau untuk dilakukan pembinaan secara persuasif dengan tujuan untuk menjaga hubungan baik dan mengetahui kondisi terakhir perkembangan usahanya. Beberapa hal yang diterapkan oleh pengelola yaitu memberitahukan atau mengingatkan posisi pembiayaan, mengirimkan surat teguran atau penagihan apabila

nasabah terlambat, serta konsultasi manajemen dan

pendampingan.112

Gambar 3.1

Prosedur Pembiayaan Musyarakah di Kopena Cabang Bojong Kabupaten Pekalongan

Sumber: Data Kopena Cabang Bojong, 2015

112Hasil Wawancara dengan Bapak Zamroni sebagai pimpinan Kopena Cabang Bojong, (waktu 10.00 WIB, 15 Maret 2015)

Pengajuan pembiayaan

Analisa pembiayaan

Keputusan pembiayaan (diterima/tidak diterima) Pengikatan akad dan pencairan

(13)

2. Kolektabilitas Kopena

Ketidaklancaran anggota membayar angsuran pokok maupun bagi hasil/profit margin pembiayaan menyebabkan adanya kolektabilitas pembiayaan. Dalam pengelolaan kolektabilitas pembiayaan Kopena Cabang Bojong mempunyai batasan-batasan waktu angsuran yang dapat dilihat dalam Tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kolektabilitas Kopena Cabang Bojong Kabupaten Pekalongan

Kategori Keterangan

Lancar Tidak ada tunggakan

Dalam perhatian khusus 2-3 bulan tidak menggangsur

Kurang lancar 4-6 bulan tidak menggangsur

Diragukan 7-9 bulan tidak menggangsur

Macet 9 bulan lebih tidak menggangsur

Sumber: Data diolah oleh penulis

Pada kategori lancer berarti anggota memenuhi kewajiban yang sesuai aturan dan pihak Kopena Cabang Bojong tidak perlu adanya tindakan apapun. Pada ketgori kedua dan ketiga yaitu dalam perhatian khusus dan kurang lancar, belum ada penanganan khusus namun masih baru diberi peringatan. Pada kategori keempat yaitu diragukan pihak Kopena Cabang Bojon gmemberi perhatian khusus yaitu dengan member peringatan dan dating langsung ketempat usaha anggota untuk member teguran dan memberitahukan agar anggota segera membayar tunggakanya. Pada kategori kelima yaitu kategori macet, kategori ini

(14)

merupakan permasalahan yang serius dalam pembiayaan, anggota berulang kali diberi peringatan dan didatangi langsung ketempat usaha untuk segera membayar tanggunganya namun tidak juga dilunasi, maka pihak Kopena Cabang Bojong akan menjual/melelang barang jaminan yang telah diberikan nasabah kepada Kopena Cabang Bojong pada waktu

awal perjanjian pembiayaan musyarakah.113

3. Kondisi Nasabah Pembiayaan Musyarakah di Kopena Cabang Bojong

a. Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga terkait dengan banyaknya anggota keluarga atau yang ada hubungan keluarga dengan nasabah serta orang yang tinggal dengan nasabah dan kebutuhan hidupnya ditanggung oleh nasabah. Berdasarkan Tabel 3.2 jumlah tanggungan keluarga 3-5 orang yang paling banyak yaitu 28 responden, sedangkan tanggungan keluarga 0-2 orang sejumlah 8 responden dan jumlah tanggungan keluarga > 6 orang hanya 4 responden.

113Hasil wawancara dengan Bapak Zamroni sebagai pimpinan Kopena Cabang Bojong, (waktu 10.00 WIB, 15 Maret 2015).

(15)

Tabel 3.2

Jumlah Nasabah Pembiayaan Musyarakah di Kopena Cabang Bojong Menurut Tanggungan Keluarga

Jumlah Tanggungan Jumlah Responden

0-2 8

3- 5 28

> 6 4

Sumber: Data primer diolah penulis, 2015

b. Tingkat Pendidikan

Berdasarkan Tabel 3.3 responden yang memiliki tingkat pendidikan tidak tamat SD-SD berjumlah 10 (1+9) responden dan responden dengan tingkat pendidikan SMP berjumlah 13 responden. Responden yang memiliki tingkat pendidikan SMA berjumlah 16 responden, sedangkan responden yang memiliki tingkat pendidikan sarjana hanya 1 responden.

Tabel 3.3

Jumlah Nasabah Pembiayaan Musyarakah di Kopena Cabang Bojong menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Responden

Tidak tamat SD (1) 1 SD (2) 9 SMP (3) 13 SMA(4) 16 Diploma (5) 0 Sarjana (6) 1

(16)

c. Omzet Usaha

Omzet usaha merupakan suatu sumber pemenuhan kebutuhan hidup bagi pelaku usaha dan keluarganya. Berdasarkan Tabel 3.4 responden yang beromzet Rp500.000-1.000.000 adalah yang terbanyak yaitu 12 orang. Sedangkan 11 responden beromzet Rp 100.001 – Rp 2000.000. Usaha responden yang beromzet Rp 2000.001 – Rp 3000.000 ada 6 responden. Responden yang omzet usahanya Rp 3000.001 – Rp 4000.000 juga ada 6 responden dan 5 responden beromzet lebih dari Rp 4.000.000.

Tabel 3.4

Jumlah Nasabah Pembiayaan Musyarakahdi Kopena Cabang Bojong Menurut Omzet Usaha

Omzet Usaha Jumlah Responden

500.000-1.000.000 12

1.000.001-2.000.000 11

2.000.001-3.000.000 6

3.000.001-4.000.000 6

>4.000.000 5

Sumber: Data primer diolah penulis, 2015

d. Jumlah Pembiayaan Musyarakah

Berdasarkan Tabel 3.5, responden yang memperoleh pembiayaan berkisar antara Rp 500.000-3.000.000 ada 27 responden, jumlah pembiayaan Rp 3.000.000<X≤6.000.000 berjumlah 8

(17)

6.000.000<X≤10.000.000 berjumlah 4 reponden. Sedangkan 1 orang memperoleh pembiayaan lebih dari 10.000.000.

Tabel 3.5

Jumlah Nasabah Pembiayaan Musyarakahdi Kopena Cabang Bojong Menurut Jumlah Pembiayaan

Jumlah pembiayaan

(ribuan rupiah) Jumlah Responden

500-3000 27

3000<X≤6000 8

6000<X≤10.000 4

>10.000 1

Sumber: Data primer diolah penulis, 2015

C. Kondisi Aset Kopena

Koperasi Pemuda Buana tiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada semua sektor, baik aset, simpanan maupun pembiayaan yang dapat dilihat lebih rincinya sebagai berikut:

Kopena memiliki total aset sebesar Rp 11.405.851.637 pada tahun 2009, Rp 17.677.737.470 pada tahun 2010, Rp 28.133.828.892,pada tahun 2011, total aset yang dimilikinya meningkat menjadi Rp 43.217.048.924, tahun 2012 yang kemudian pada tahun 2013 mencapai Rp 65.815.600.616, dan pada tahun 2014 telah mencapai Rp 84.808.875.683. Simpanan Kopena pada tahun 2009 sebesar Rp 9.925.332.260, tahun 2010 Rp 15.808.318.135, pada tahun 2011 Rp 26.248.554.949, pada tahun 2012 Rp 40.358.274.671 kemudian pada tahun 2013 Rp 58.697.758.955, pada tahun 2014 meningkat

(18)

menjadi Rp 77.425.871.990. Untuk pembiayaan Kopena pada tahun 2009 sebesar Rp 7.510.904.263, pada tahun 2010 sebesar Rp 10.282.476.632, pada tahun 2011 naik menjadi Rp 13.170.579.846, pada tahun 2012 sebesar Rp 20. 679.343.367, pada tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi Rp 35.209.219.976, yang kemudian pada tahun 2014 pembiayaan Kopena mencapai Rp 44.450.603.936. Peningkatan aset, simpanan dan pembiayaan Kopena bisa dilihat dari Grafik 3.1 dibawah ini:

Gambar 3.1

Grafik Data Aset, Simpanan dan Pembiayaan Kopena Tahun 2009 – 2014

Sumber: Data Laporan RAT Kopena, 2014

Tabel 3.6 dibawah ini, menunjukan pembiayaan musyarakah di Kopena

Cabang Bojong Kabupaten Pekalongan mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2013 sebesar Rp 728.500.000 meningkat menjadi Rp 5.776.000.000 pada tahun 2014. Hal ini berarti banyak masyarakat kecamatan Bojong memilih Kopena sebagai lembaga keuangan syariah yang dapat membantu permodalan usaha mereka.

0 10.000.000.000 20.000.000.000 30.000.000.000 40.000.000.000 50.000.000.000 60.000.000.000 70.000.000.000 80.000.000.000 90.000.000.000 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Aset Simpanan Pembiayaan

(19)

Tabel 3.6

Aset Pembiayaan Musyarakah di Kopena Cabang Bojong Kabupaten PekalonganTahun 2013-2014

Tahun Jumlah

2013 Rp 728.500.000

2014 Rp 5.776.000.000

Referensi

Dokumen terkait

Hall ini terbukti sesuai dengan kondisi dilapangan bahwa pelaku usaha belum cukup optimal menerapkan Orientasi Kwirausahaan secara maksimal terutama dalam mendeteksi pesaing

Jika suatu usaha yang dijalankan mengalami keuntungan, maka besarnya keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut jika dilakukan dalam skala usaha yang besar akan berbeda

Keragaman baru kandungan protein umbi dan hasil protein dapat diperoleh dari persilangan antara dua klon sumber gen pengendali kandungan protein tinggi yakni klon Beniazuma dan

Hasil penelitian ini diharapkan dapatdimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang berkenaan dalam mengembangan kurikulum tingkat satuan

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa perbandingan kriteria A (pada baris) dan kriteria D (pada kolom) menghasilkan nilai 3 yang menunjukan bahwa kriteria harga agak lebih

Faktor lain yang berpotensi cukup tinggi untuk terjadinya medication error dan sering dijumpai adalah racikan pada resep yang berisi tiga kombinasi jenis obat dan adanya obat

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau hukum- hukum, rumus,

• Wilayah Kota Sorong, Kabupaten Sorong, dan Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat merupakan wilayah rawan gempa bumi dan tsunami, karena terletak dekat dengan sumber