• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERCOBAAN SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B2 TK GAMALIEL PALU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERCOBAAN SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B2 TK GAMALIEL PALU"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERCOBAAN

SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B2

TK GAMALIEL PALU

Kuswartiningsih1

ABSTRAK

Permasalahan dalam penelitian adalah rendahnya kreativitas anak kelompok B2 TK Gamaliel Palu? Tujuan penelitian adalah meningkatkan kreativitas anak melalui percobaan sains sederhana di kelompok B TK Gamaliel Palu. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan Subjek penelitian adalah anak kelompok B TK Gamaliel Palu berjumlah 20 anak terdiri dari 11 laki-laki dan 9 perempuan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil siklus I 55% meningkat pada siklus II menjadi 77%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kreativitas anak dapat ditingkatkan melalui percobaan sains sederhana di kelompok B2 TK Gamaliel Palu.

Kata Kunci: Kreativitas, Percobaan Sains Sederhana PENDAHULUAN

Bentuk program pendidikan anak usia dini yang merupakan bentuk pendidikan jalur formal yaitu Taman Kanak-kanak (TK). Pendidikan di TK bertujuan untuk menfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh. Proses pembelajaran di TK ada beberapa pengembangan yaitu nilai agama dan moral, fisik motorik, bahasa, kognitif, dan sosial emosional. Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi di TK Gamaliel Palu sebagian besar anak-anak kelompok B2 belum menunjukkan hasil belajar yang maksimal salah satunya adalah kreativitas anak. Faktor penyebabnya yaitu model pembelajaran yang digunakan belum terlalu melibatkan anak-anak secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar, karena anak-anak hanya sebagai pendengar dari penjelasan guru. Hal ini menyebabkan pembelajaran kurang efesien sehingga anak didik kurang aktif dan perhatiannya tidak terfokus pada pembelajaran, sehingga apa yang disampaikan oleh guru dalam proses belajar mengajar kurang dimengerti dan dipahami oleh anak. Selain itu anak juga kurang tertarik, sehingga tidak memiliki minat untuk belajar yang juga disebabkan karena sarana dan prasarana yang disediakan belum memadai.

Menghindari permasalahan tersebut, diupayakan meningkatkan kreativitas dengan menggunakan percobaan sains sederhana yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar,

1Mahasiswa Program Studi PG PAUD, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

(2)

2

sehingga anak-anak kelompok B2 dapat lebih mudah meningkatkan kreativitasnya dengan cepat. Percobaan sains sederhana yang dilakukan di TK dapat membuat suasana belajar menjadi asyik dan menyenangkan. Melalui percobaan sains sederhana dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksperimen sesuai dengan materi yang diajarkan. Selain itu percobaan juga merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru untuk merangsang pertumbuhan otak anak dan mengembangkan seluruh aspek kemampuan dan kreativitas yang dimiliki oleh anak. Akan tetapi percobaan yang dilakukan di TK merupakan percobaan yang sangat sederhana sesuai dengan materi pembelajaran yang diajarkan kepada anak.

Percobaan yang dilakukan tentunya tidak membahayakan bagi anak TK karena percobaan yang dimaksud ini hanyalah percobaan yang menggunakan alat dan bahan yang aman bagi anak TK serta mudah didapatkan di lingkungan sekitar. Percobaan sains merupakan kegiatan bermain sambil belajar, kegiatan ini dapat mengembangkan berbagai kreativitas yang dimiliki oleh anak. Kegiatan ini anak akan mencoba sesuatu yang baru yang belum pernah diketahui sebelumnya melalui eksperimen-eksperimen yang sederhana.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan perbaikan pada proses pembelajaran dengan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul yaitu “Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Percobaan Sains Sederhana pada anak Kelompok B2 TK Gamaliel Palu”. Menurut Supriadi (dalam Ahmad Susanto, 2012:114), definisi “Kreativitas pada intinya adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan yang telah ada sebelumnya”. Oleh karena itu, itu menimbulkan kreativitas pada anak TK dapat digunakan berbagai macam metode pembelajaran. Dalam hal ini metode pembelajaran tersebut harus dapat melibatkan secara langsung anak didik tersebut dalam menemukan sesuatu yang baru. Sehingga dalam meningkatkan kreativitas anak dapat digunakan percobaan sains sederhana.

Dari pandangan konstruktivis (dalam Agung Triharso, 2013:40) “Sains untuk anak usia dini harus mengajak anak bermain dan bereksplorasi lingkungannya. Dalam bermain, ketika bereksplorasi dan bereksperimen anak akan mendapatkan pemahaman baik dari keterampilan proses dan juga konsep sains, bukan sekedar berfokus pada hasil akhir dari suatu jawaban yang benar”. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa percobaan sains sederhana dapat meningkatkan kreativitas anak dan pengetahuan sesuai dengan tema yang disampaikan oleh guru. Percobaan merupakan kegiatan yang memungkinkan terjadinya aktivitas kegiatan anak apakah itu bermain atau aktivitas yang lainnya. a1 2 3 4 b 7 6 8 5 K e t e r a n g a n 1 : R e n c a n a s i k l u s 1 2 a1 2 34 b 7 685 K e t e r a n g a n 1 : R e n c a n a s i k l u s

(3)

3 HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan permasalahan dan kajian pustaka yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis tindakannya yaitu “Mengajar dengan menggunakan metode percobaan sains sederhana, dapat meningkatkan kreativitas anak di kelompok B2 TK Gamaliel Palu”.

METODE PENELITIAN

Setting atau tempat penelitian ini dilaksanakan di TK Gamaliel Palu. Subyek penelitian ini, yaitu anak kelompok B2 berjumlah 20 anak terdiri dari 11 anak laki-laki dan 9 anak perempuan yang terdaftar pada tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, desain penelitian Kemmis dan Mc.Taggart (dalam Aip Badrujaman dan Dede Rahmat Hidayat, 2010:12). Di mana alur pelaksanaan dalam penelitian tindakan kelas ini dimulai dari (1) perencanaan, (2) tindakan (3) pengamatan/observasi dan (4) refleksi. Perencanaan yaitu 1) membuat skenario tindakan pembelajaran dalam penelitian ini adalah Rencana Kegiatan Harian (RKH), 2) menyediakan lembar observasi aktivitas guru dan lembar penilaian kreativitas anak, dan 3) menentukan penilaian berdasarkan Pedoman Penilaian di Taman Kanak-Kanak (2010:11).

= Berkembang Sangat Baik

= Berkembang Sesuai Harapan = Mulai Berkembang

= Belum Berkembang

Pelaksanaan yaitu melakukan kegiatan penelitian berdasarkan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang telah dibuat disesuaikan dengan tema yang dipilih. Pelaksanaan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kreativitas anak yaitu melalui percobaan sains sederhana. Observasi yaitu mengamati aktivitas guru dan anak pada saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dan refeleksi yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mengamati pelaksanaan dan observasi, maka pada tahap terakhir melakukan refleksi untuk melihat kekurangan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan penelitian, Sehingga dengan kekurangan tersebut harus dilakukan perbaikan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Jenis data yaitu data kualitatif yang diperoleh melalui hasil pengamatan seperti observasi, pemberian tugas dan dokumentasi. Untuk mengetahui persentase keberhasilan tindakan, data diolah dengan menggunakan perhitungan berdasarkan persentase (%) yang dikemukakan oleh Anas Sudijono (2012:43) sebagai berikut:

a1 2 3 4 b 7 6 8 5 K e t e r a n g a n 1 : R e n c a n a s i k l u s 1 2 : P e a1 2 34 b 7 685 K e t e r a n g a n 1 : R e n c a n a s i k l u s 1 2 : P e l a k s a n a a n s i a 1 2 3 4 0 b 7 6 8 5 K e t e r a n g a n 0 : P r a t i n d a k a n 1 : R e

(4)

4

𝑃 = 𝑓

𝑁 × 100%

Keterangan: P = Angka Persentase

f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = Banyaknya Individu

HASIL PENELITIAN 1. Pra Tindakan

Tabel 1 Hasil Pra Tindakan

No Kategori

Aspek yang diamati

Jumlah % Kreativitas Mencampurkan Warna Kreativitas Membedakan Macam- macam Rasa Kreativitas Melakukan Percobaan F % F % F %

1 Berkembang Sangat Baik 2 10 2 10 2 10 6 10 2 Berkembang Sesuai Harapan 3 15 3 15 3 15 9 15

3 Mulai Berkembang 5 25 4 20 3 15 12 20

4 Belum Berkembang 10 50 11 55 12 60 33 55

Jumlah 20 100 20 100 20 100 60 100

2. Tindakan Siklus I

Tabel 2 Hasil Tindakan Siklus I

No Kategori

Aspek yang diamati

Jumlah % Kreativitas Mencampurkan Warna Kreativitas Membedakan Macam- macam Rasa Kreativitas Melakukan Percobaan F % F % F %

1 Berkembang Sangat Baik 10 50 11 55 12 60 33 55 2 Berkembang Sesuai Harapan 3 15 3 15 3 15 9 15

3 Mulai Berkembang 2 10 2 10 2 10 6 10

4 Belum Berkembang 5 25 4 20 3 15 12 20

(5)

5 3. Tindakan Siklus II

Tabel 3 Hasil Tindakan Siklus II

No Kategori

Aspek yang diamati

Jumlah % Kreativitas Mencampurkan Warna Kreativitas Membedakan Macam- macam Rasa Kreativitas Melakukan Percobaan F % F % F %

1 Berkembang Sangat Baik 15 75 16 80 15 75 46 77 2 Berkembang Sesuai Harapan 2 10 2 10 2 10 6 10

3 Mulai Berkembang 2 10 1 5 2 10 5 8

4 Belum Berkembang 1 5 1 5 1 5 3 5

Jumlah 20 100 20 100 20 100 60 100

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pra tindakan, dapat dilihat bahwa dari 20 anak yang menjadi subjek penelitian, pada pengamatan kreativitas anak mencampurkan warna terdapat 2 anak (10%) yang masuk kategori berkembang sangat baik karena anak telah dapat melakukan pencampuran warna sehingga menghasilkan 3 warna baru, 3 anak (15%) yang masuk kategori berkembang sesuai harapan karena anak dapat melakukan pencampuran warna sehingga menghasilkan 2 warna baru, 5 anak (25%) yang masuk kategori kategori mulai berkembang karena hanya dapat melakukan pencampuran warna sehingga menghasilkan 1 warna baru dan 10 anak (50%) yang masuk kategori belum berkembang karena anak belum mampu mencampurkan warna.

Pengamatan kreativitas anak membedakan macam-macam rasa terdapat 2 anak (10%) yang masuk kategori berkembang sangat baik karena anak telah dapat membedakan 4 macam rasa, 3 anak (15%) yang masuk kategori berkembang sesuai harapan karena anak dapat membedakan 3 macam rasa, 4 anak (20%) yang masuk kategori kategori mulai berkembang karena anak dapat membedakan 2 macam rasa dan 11 anak (55%) yang masuk kategori belum berkembang karena anak hanya dapat membedakan 1 macam rasa. Pengamatan kreativitas anak melakukan percobaan terapung dan tenggelam terdapat 2 anak (10%) yang masuk kategori berkembang sangat baik karena anak telah dapat melakukan percobaan terapung dan tenggelam dengan baik tanpa bantuan guru, 3 anak (15%) yang masuk kategori berkembang sesuai harapan karena anak dapat melakukan percobaan terapung dan tenggelam dengan bantuan guru, 3 anak (15%) yang masuk kategori kategori mulai berkembang karena anak hanya dapat melakukan percobaan terapung atau tenggelam

(6)

6

dan 12 anak (60%) yang masuk kategori belum berkembang karena anak belum dapat melakukan percobaan terapung dan tenggelam meskipun dengan bantuan guru.

Dengan demikian persentase yang diperoleh pada pengamatan pra tindakan belum mencapai persentase keberhasilan maksimal dalam 3 aspek pengamatan yaitu kreativitas anak mencampurkan warna, kreativitas anak membedakan macam-macam rasa dan kreativitas anak melakukan percobaan terapung dan tenggelam. Oleh sebab itu, perlu dilakukan proses perbaikan kreativitas anak melalui percobaan sains sederhana pada pelaksanaan tindakan siklus I. Berdasarkan hasil tindakan siklus I, maka dapat dilihat bahwa dari 20 anak yang menjadi subjek penelitian, pada pengamatan kreativias anak membedakan macam-macam rasa terdapat 11 anak (55%) yang masuk kategori berkembang sangat baik karena anak telah dapat membedakan 4 macam rasa, 3 anak (15%) yang masuk kategori berkembang sesuai harapan karena anak dapat membedakan 3 macam rasa, 2 anak (10%) yang masuk kategori kategori mulai berkembang karena anak dapat membedakan 2 macam rasa dan 4 anak (20%) yang masuk kategori belum berkembang karena anak hanya dapat membedakan 1 macam rasa.

Pengamatan kreativias anak melakukan percobaan terapung dan tenggelam terdapat 12 anak (60%) yang masuk kategori berkembang sangat baik karena anak telah dapat melakukan percobaan terapung dan tenggelam dengan baik tanpa bantuan guru, 3 anak (15%) yang masuk kategori berkembang sesuai harapan karena anak dapat melakukan percobaan terapung dan tenggelam dengan bantuan guru, 2 anak (10%) yang masuk kategori kategori mulai berkembang karena anak hanya dapat melakukan percobaan terapung atau tenggelam dan 3 anak (15%) yang masuk kategori belum berkembang karena anak belum dapat melakukan percobaan terapung dan tenggelam meskipun dengan bantuan guru. Dengan demikian persentase yang diperoleh pada pengamatan tindakan siklus I belum mencapai persentase keberhasilan maksimal dalam 3 aspek pengamatan yaitu kreativitas anak mencampurkan warna, kreativitas anak membedakan macam-macam rasa dan kreativitas anak melakukan percobaan terapung dan tenggelam. Oleh sebab itu, perlu dilakukan proses perbaikan kreativitas anak melalui percobaan sains sederhana pada pelaksanaan tindakan siklus II.

Berdasarkan hasil tindakan siklus II, maka dapat dilihat bahwa dari 20 anak yang menjadi subjek penelitian, pada pengamatan kreativias anak mencampurkan warna terdapat 15 anak (75%) yang masuk kategori berkembang sangat baik karena anak telah dapat melakukan pencampuran warna sehingga menghasilkan 3 warna baru, 2 anak (10%) yang masuk kategori berkembang sesuai harapan karena anak dapat melakukan pencampuran

(7)

7

warna sehingga menghasilkan 2 warna baru, 2 anak (10%) yang masuk kategori kategori mulai berkembang karena hanya dapat melakukan pencampuran warna sehingga menghasilkan 1 warna baru dan 1 anak (5%) yang masuk kategori belum berkembang karena anak belum mampu mencampurkan warna. Pengamatan kreativias anak membedakan macam-macam rasa terdapat 16 anak (80%) yang masuk kategori berkembang sangat baik karena anak telah dapat membedakan 4 macam rasa, 2 anak (10%) yang masuk kategori berkembang sesuai harapan karena anak dapat membedakan 3 macam rasa, 1 anak (5%) yang masuk kategori kategori mulai berkembang karena anak dapat membedakan 2 macam rasa dan 1 anak (5%) yang masuk kategori belum berkembang karena anak hanya dapat membedakan 1 macam rasa.

Pengamatan kreativitas anak melakukan percobaan terapung dan tenggelam terdapat 15 anak (75%) yang masuk kategori berkembang sangat baik karena anak telah dapat melakukan percobaan terapung dan tenggelam dengan baik tanpa bantuan guru, 2 anak (10%) yang masuk kategori berkembang sesuai harapan karena anak dapat melakukan percobaan terapung dan tenggelam dengan bantuan guru, 2 anak (10%) yang masuk kategori kategori mulai berkembang karena anak hanya dapat melakukan percobaan terapung atau tenggelam dan 1 anak (5%) yang masuk kategori belum berkembang karena anak belum dapat melakukan percobaan terapung dan tenggelam meskipun dengan bantuan guru. Dengan demikian persentase yang diperoleh pada pengamatan tindakan siklus II sudah mencapai persentase keberhasilan maksimal dalam 3 aspek pengamatan yaitu kreativitas anak mencampurkan warna, kreativitas anak membedakan macam-macam rasa dan kreativitas anak melakukan percobaan terapung dan tenggelam. Oleh sebab itu, tidak perlu dilakukan proses perbaikan kreativitas anak melalui percobaan sains sederhana pada pelaksanaan tindakan siklus selanjutnya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian adalah terjadinya peningkatan kemampuan anak mengenal macam-macam makanan bergizi di kelompok B2 TK Gamaliel Palu. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan persentase keberhasilan tindakan siklus I 55% meningkat menjadi 77% pada siklus II atau terjadi peningkatan 22% dari masing-masing kreativitas anak yang diamati. Berdasarkan kesimpulan di atas dan kondisi selama melaksanakan penelitian, maka saran yang ingin disampaikan yaitu kepada: 1) Anak, harus selalu mengembangkan kreativitas yang dimiliki dalam melakukan berbagai

(8)

8

2) Guru sebaiknya lebih memperhatikan kemampuan yang dimiliki oleh anak dan dapat membantu anak untuk meningkatkan kreativitasnya. Selain itu guru harus selalu mengajak anak untuk melakukan percobaan-percobaan yang baru.

3) Kepala TK, harus selalu menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung dalam melakukan percobaan di TK, untuk peningkatan mutu pendidikan dan demi tercapainya visi dan misi di TK Gamaliel Palu.

4) Peneliti lain, seharusnya dapat mengambil hasil penelitian ini sebagai acuan untuk melaksanakan penelitian selanjutnya dengan rumusan masalah yang sama.

DAFTAR RUJUKAN

Badrujaman, Aip; Hidayat, Dede Rahmat. (2010). Cara Mudah Penelitian Tindakan Kelas

untuk Guru Mata Pelajaran dan Guru Kelas. Jakarta: Trans Info Media.

MENDIKNAS. (2010). Pedoman Penilaian di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan menengah Direktorat Pembinaan TK dan SD.

Susanto, Ahmad. (2012). Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam Berbagai

Aspeknya. Jakarta: Kencana.

Tim Penyusun. (2013). Panduan Tugas Akhir (Skripsi) Artikel Penelitian. Palu: FKIP UNTAD

Triharso, Agung. (2013). Permainan Kreatif dan Edukatif untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta:CV. Andi Offset

Gambar

Tabel 2 Hasil Tindakan Siklus I
Tabel 3 Hasil Tindakan Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

dokumen kualifikasi yang asli yang akan dilaksanakan pada:. Hari : Senin, 25

puluh delapan juta lima ratus sembilan puluh ribu rupiah) adalah sebagai berikut :. NAMA

4.6 Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan menanyakan nama binatang, benda, dan bangunan publik yang dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari, dengan

[r]

Dari keenam nilai didapat bahwa data yang memenuhi sebaran Poisson adalah jaring laba-laba yang terdapat pada jenis pertanaman padi konvensional dan organik pada umur 8

Since 1982, we have many cooperative studies of plant ecology in Indonesia: Krakatau, Java, Sumatra and Kalimantan. We made nearly 100 plots and their total area was 40ha. In these

Transformasi genetik Nicotiana tabacum kultivar SR1 dilakukan menggunakan eksplan daun dengan teknik ko-kultivasi dan diseleksi pada media yang mengandung 30

Interaksi antara stadia bunga dengan jenis media, diperoleh bahwa nilai persentase viabilitas polen belimbing hutan yang tertinggi dijumpai pada polen stadia bunga