• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN INTERIOR PADA PANTI ASUHAN DI JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN INTERIOR PADA PANTI ASUHAN DI JAKARTA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERANCANGAN INTERIOR PADA PANTI

ASUHAN DI JAKARTA

Selvina Ilona, Ade Fajarwati, Amarena Nediari

Binus University, JL. Syahdan No.9 Jakarta 11480, 021-5345830, 1

ABSTRACT

The poor condition of orphans in Indonesia means it needs environmental support for their optimal growth. This means a facility where orphans can live, such as an orphanage. The purpose of this design is to design the interior of an orphanage with a "homey and cheerful" concept. This is so that the orphans may feel like they live in their own home, happy and comfortably. To observe studies about orphanage in spatial design, ergonomics, the activities and facilities needed in an orphanage, and to implement activities and facilities program into a visual interior design. In conclusion, this interior design for an orphanage would help kids grow in creativity and imagination.(SI)

Keywords: Orphanage, kids, Activity Facility, Interior design ABSTRAK

kondisi anak terlantar di indonesia sangat memprihatinkan sehingga diperlukan dukungan lingkungan untuk tumbuh kembang yang optimal,yaitu sebuah fasilitas berupa panti asuhan.tujuan perancangan adalah melakukan perancangan interior panti asuhan dengan konsep "homey & cheerful" dengan tujuan agar anak-anak panti asuhan mersakan seperti tinggal di rumah sendiri, merasa nyaman, dan selalu ceria.dan juga melakukan peninjauan studi tentang panti asuhan dalam hal tata ruang, ergonomi,aktifitas yang dilakukan, dan fasilitas yang dibutuhkan.serta mengimplementasikan program aktifitas dan fasilitas menjadi sebuah rancangan visual desain interior.(SI)

simpulan yang didapat ialah dengan perancangan desain interior panti asuhan ini dapt meningkatkan kreatifitas dan imajinasi anak untuk belajar dan berkarya.

Kata kunci: Panti Asuhan, Anak-anak , Aktifitas Fasilitas, Desain interior

PENDAHULUAN

Tanpa disadari kehidupan anak terlantar di Indonesia semakin meningkat, yang termasuk di dalam nya yaitu anak yatim piatu, anak yang ditinggalkan oleh orang tuanya, anak yang tidak dipelihara oleh orang tua dan keluarga nya, dan anak yang orang tuanya miskin atau tidak mampu. Dengan dasar tersebut perlu perhatian khusus untuk menangani kasus-kasus seperti ini. Oleh sebab itu, melihat situasi yang demikian miris, banyak tokoh-tokoh ataupun pihak pemerintah yang kemudian berupaya untuk menyediakan suatu tempat khusus, seperti panti asuhan untuk menampung anak-anak yag tidak mempunyai tempat tinggal dan yang ditelantarkan oleh keluarganya.

Generasi bangsa bersumber dari anak-anak karena jumlahnya saat ini menduduki sepertiga dari jumlah penduduk Indonesia. Sebagai penerus bangsa, anak harus mendapat perlindungan dan pendidikan yang layak, baik itu pendidikan formal maupun pendidikan informal berupa keterampilan-keterampilan dan pendidikan moral untuk membentuk karakter yang baik agar dapat bermanfaat dalam masyarakat.

Panti asuhan memiliki peran yang sangat mulia. Salah satu tugas pokok panti asuhan adalah memberikan pelayanan sosial dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan pemecahan masalah. Lembaga pelayanan sosial ini merespon kebutuhan dan permasalahan manusia melalui program-program yang dilaksanakan demi meningkatkan kesejahteraan.

Selain itu, Panti Asuhan juga merupakan sarana anak-anak terlantar untuk mendapatkan pendidikan baik pendidikan formal yang berupa akademik maupun pendidikan informal yang berupa pembekalan mengenai tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.

Pengalaman meruang yang diinginkan adalah agar anak-anak yang tinggal di Panti Asuhan merasakan suasana seperti berada di keluarga sendiri, dimana mereka merasakan hangatnya memiliki keluarga, memiliki rasa kekeluargaan satu sama lain, sehingga masing-masing anak mempunyai rasa saling

(2)

2

memiliki dan kasih sayang satu dengan yang lainnya. Anak-anak dapat merasakan keterikatan dengan Panti Asuhan sehingga merasa tempat tersebut sebagai satu-satunya tempat bernaung dalam keadaan apa pun.

Panti Asuhan juga dapat menciptakan suasana yang aman sehingga tiap anak dapat merasa aman (tidak merisaukan miliknya akan hilang atau diambil penghuni lain) saat berada di Panti Asuhan, terlindungi, saling percaya antara penghuni yang satu dengan penghuni yang lain.banyaknya anak-anak dan remaja yang tidak bisa sekolah atau drop out dari sekolah karena orang tuanya tidak mampu, tidak punya bapak atau ibu atau tidak punya kedua-duanya. Ini mendorong semakin banyaknya anak-anak gelandangan, anak-anak jalanan, dan anak-anak-anak-anak nakal. Pendirian panti asuhan ini diharapkan dapat memecahkan (sebagian) masalah sosial tersebut.

Kemudian dari pendekatan tadi, dapat diketahui pengolahan tiap ruang mempunyai peran penting bagi anak-anak dalam memiliki dan mengembangkan kembali rasa percaya dirinya. Penataan ruang-ruang, sirkulasi, agar anak-anak merasa santai, bebas bergerak, bebas bermain sekaligus belajar. Pengolahan tata ruang luar dan tata ruang dalam juga menjadi penting. Pengolahan tata ruang luarsebagai wadah anak-anak untuk bermain sekaligus mengeksplorasi diri. Sedangkan pengolahan tata ruang dalam untuk mewadahi berbagai macam kegiatan anak-anak mulai dari belajar, bermain hingga tidur. Penataan ruang untuk pengelola / pengasuh juga harus diperhatikan, pengolahan ruang yang memberi kemudahan untuk mengawasi kegiatan anak-anak sepanjang waktu namun tetap memberikan privasi bagi pengelola / pengasuh Panti Asuhan.

METODE PENELITIAN

Metode yang dilakukan terdiri dari dua metode yaitu studi lapangan dan studi literature. Dalam studi lapangan tercakup dalam riset lapangan/ survey yaitu survey lapangan dibutuhkan untuk mendapatkan data informasi yang lebih lengkap mengenai sejauh mana pengaruh antara perancangan interior yang meliputi aspek ruang, warna, serta elemen pembentuk ruang, data – data didapatkan melalui pengamatan mendetail dilapangan dan juga survey secara langsung. Observasi yaitu mengumpulkan data dengan cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu objek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal – hal tertentu yang diamati. Wawancara/ Interview yaitu pengumpulan data dengan mewawancarai secara langsung kepada pihak yang mengetahui tentang sejarah dan keterangan tentang yang dibutuhkan. Hal ini akan dijadikan sebagai tambahan data dan informasi pada studi literatur. Dan Studi Literatur yaitupengumpulan data diperoleh dari buku – buku, majalah, internet, dan brosur yang berhubungan dengan permasalahan dalam bekerja profesi untuk mendukung maupun menambah pengetahuan dalam proses pendesainan sehingga dapat membantu proses perancangan selanjutnya.

HASIL DAN BAHASAN

• Konsep

Selain sebagai tempat tinggal, panti asuhan juga menjadi tempat anak-anak terlantar dan yatim piatu untuk belajar, bermain, dan mengeksplorisasi bakat dari diri mereka. Usia anak yang ada di dalam panti asuhan mulai dari usia 0 hingga 16/17 tahun. Dari tinjauan tersebut, konsep yang diambil oleh penulis adalah Homey and Cheerful. Konsep desain ini dipilih mengingat para anak-anak panti asuhan kebanyakan merupakan anak-anak yang tidak diurus oleh orang tua mereka, anak yatim, dan juga anak yatim piatu. konsep homey menjadi pilihan agar anak-anak panti merasakan mereka tinggal di rumah sendiri yang layak , yang memberikan rasa ketenangan, dan kebersamaan. Dan cheerful , agar anak-anak yang selalu bermain, dan belajar dapat selalu merasakan keceriaan, semangat, tertawa, antusias, dan tidak merasakan kesedihan akan tidak adanya orang tua mereka. Style yang dipilih adalah simple modern, yang tidak mengambil bentuk-bentuk rumit, dan mudah dipahami oleh anak-anak di panti.

• Konsep Bentuk

Konsep bentuk yang akan diterapkan di Panti Asuhan Yayasan Sayap Ibu adalah terinspirasi dari citra panti asuhan (welcoming, kehangatan, kekeluargaan ) dan dunia bermain anak yang ceria dan energik. Bentuk-bentuk yang safety, menaungi, melindungi, bentuk yang tidak meyudut, dan yang tidak kaku agar terkesan fun.

(3)

3

Gambar 4.2 Contoh Konsep Bentuk ( Sumber : http://hdw.eweb4.com/out/599337.html )

• Konsep Warna

Warna yang akan digunakan merupakan warna – warna yang lembut, seperti warna pastel, untuk memberikan kesan tenang, nyaman, dan aman. Warna – warna cerah merupakan warna yang tidak dominan digunakan,seperti merah yang dapat memberikan keceriaan, semangat, dan motivasi, digunakan sebagai aksen, dan finishing pada furniture, dan fabric. biru yang dapat menenangkan dan membuat fokus, kuning yang dapat meningkatkan konsentrasi, jingga yang dapat memupuk kepercayaan diri serta memberikan semangat, ungu yang dapat memicu kreativitas dan hijau yang dapat menenangkan sistem syaraf.hal ini dikarenakan terlalu banyak perpaduan warna dan menggunakan warna – warna tersebut berlebihan maka akan menyilaukan mata dan dapat membuat pusing apabila berada di dalam ruangan tersebut.

Gambar 4.3 Contoh Warna Pastel

( Sumber : http://www.color-hex.com/color-palette/1147 )

Gambar 4.4 Contoh Warna Cerah

( Sumber : http://www.color-hex.com/color-palette/1147 )

(4)

4

Gambar 4.5 Logo Panti Asuhan Yayasan Sayap Ibu

Konsep citra dari Panti Asuhan Yayasan Sayap Ibu dapat dilihat dari logo dan visi misi nya yaitu melambangkan tiga sayap ibu yang menggambarkan besar nya kasih sayap seorang ibu, kekeluargaan, welcoming, kasih sayang, cinta, dan kehangatan. dan juga dari aspek keceriaan dari karakter anak-anak dalam bermain dan tertawa.

konsep citra yang akan diterapkan dalam peracangan interior panti asuhan ini yaitu love, warm, and fun.

Gambar 4.6 Citra Ruang

( Sumber : https://id.pinterest.com/pin/326581410450120066/)

Konsep Material Lantai, Dinding, Ceiling

1. Lantai

• Vinyl

Area lantai yang menggunakan material vinyl adalah ruang bermain, dan ruang tidur anak-anak karena dapat menimbulkan kesan hangat dan nyaman dengan harga yang relatif murah dibanding menggunakan parket. Terlebih anak-anak memerlukan tingkat safety yang cukup tinggi, sehingga lebih baik menggunakan material lantai vinyl yang lebih empuk dan tidak sekeras keramik atau material lainnya.

(5)

5

Gambar 4.7 Lantai Vinyl

( Sumber : https://www.menards.com/main/flooring/vinyl-flooring/html )

• Karpet

Jenis material karpet memang sering dikenal sebagai material yang mudah kotor dan menyimpan debu, namun ada jenis karpet yang sedikit lebih baik dan tidak mudah menyimpan debu yaitu jenis loop pile. Penggunaan material karpet pada ruang kantor pimpinan, ruang musik, kantor sekretariat, dan perpustakaan. Tile Loop Pile adalah karpet yang berbasis modular, yang berukuran standard 50cm x 50cm dipasang berurutan seperti puzzle sesuai dengan urutan motif yang diinginkan.

Gambar 4.8 Loop Pile Carpet

( Sumber : http://www.carpetright.co.uk/info-centre/html )

Homogeneus Tile

Homogenous tile atau sering yang sering kita sebut granite tile adalah material bangunan penutup lantai dan dinding yang terbuat dari bahan-bahan seperti tanah liat, silika, dan kaolin yang dicampur menjadi satu sehingga homogen. Karena itu pada potongan material homogenous tile ini hanya nampak satu material saja yang sama dari permukaan atas sampai permukaan bawah, tidak seperti keramik tile yang akan terlihat 2 lapisan pada potongan materialnya yaitu bagian tanah liatnya dan lapisan glazur pada permukaan atasnya. Kemudian material homogenous tile dibakar dengan suhu tinggi sampai 1200’C sehingga menghasilkan material dengan kekuatan yang tinggi. Homogenous tile lebih kuat dibandingkan keramik tile, tetapi harganya lebih tinggi dari keramik tile.Homogenous tile memiliki tampilan yang mewah dan tersedia dalam berbagai macam motif dan warna, tetapi saat ini tampilan mewah dan bermacam motif telah ada pula di keramik tile.Lapisan atas homogenous tile tidak mudah tergores / terkelupasHomogenous tile tersedia dalam bermacam-macam ukuran dari 40 x 40 cm, 60 x 60 cm, 80 x 80 cm, 100 x 100 cm, sampai 120 x 120 cm, keramik mulai dari ukuran : 10 x 10, 20 x 20, 25 x 30, 25 x 40, 30 x 30, 40 x 40, 50 x 50 dan 60 x 60

(6)

6

Gambar 4.9 Homogeneus Tile

( Sumber :http://keramiksurabaya.blogspot.commengenal-homogenous-tile.html)

2. Dinding

Pada perancangan panti asuhan anak ini, maka material dinding menggunakan material finishing yang aman, ramah lingkungan, dan mudah dibersihkan. Untuk pemilihan warna disesuaikan dengan tema dan suasana yang ingin diciptakan dari masing-masing ruang. Perbedaan fungsi antara ruang yang satu dengan yang lainnya menyebabkan perbedaan jenis finishing pada dinding. Dalam penggunaan material dinding menggunakan dinding bata dan dinding eco board.

Material dinding eco board yang digunakan dengan spesifikasi sebagai berikut: • Sangat ideal, tahan lama dan tidak mudah lapuk

• Sangat mudah untuk di cat

• Tidak menimbulkan debu, gas beracun, dan asap beracun yang dapat mengganggu kesehatan.

• Dapat di daur ulang.

• Kemampuan menahan api hingga 2 jam

• Anti haloginasi: tetap kering setelah 12 jam pada saat suhu atmosfer mencapai 90%, temperatur antara 30°C-35°C. Spesifikasi di atas mempunyai tingkat daya redam hingga 43 dB, cocok untuk ruang musik, ruang serbaguna, kantor, dan lain-lain.

Gambar 4.10 Eco Board

(7)

7

Gambar 4.11Dinding Gypsum

( Sumber : http://www.chinagypsumboard.com )

Beberapa finishing yang akan digunakan untuk dinding: a. Cat tembok

Finishing cat yang ramah lingkungan yaitu Water based finishing material adalah bahan finishing yang menggunakan air sebagai pelarut utama. Waterbased finishing ini hanya sedikit mengeluarkan emisi gas pada saat proses pengeringannya sehingga tidak akan mengotori udara lingkungan.

Beberapa keuntungan penggunaan water based material: Water based coating ini relatif aman.

Water based material memiliki nilai tambah sebagai bahan yang dianggap lebih

ramah lingkungan.

b. Wallpper

Penggunaan wallpaper biasanya digunakan pada area-area tertentu saja, seperti living room, kamar tidur, ruang tamu. Dikarenakan harga wallpaper cukup mahal.

Gambar 4.12 Contoh Wallpaper

( Sumber : http://desaininterior.biz/wallpaper-alternatif/ )

3. Ceiling

Pemakaian gypsum, merupakain pemakaian ceiling yang paling umum digunakan. Keunggulan gypsum diantaranya :

• Ringan

Berat dinding panel gypsum hanya 20% dari berat dinding batu bata

• Tahan api

Sistem dinding partisi gypsum tidak mudah terbakar

• Fleksibilitas untuk disain

Gypsum yang ringan ini memungkinkan fleksibilitas dalam hal disain. Dinding dengan gypsum juga dengan mudah direnovasi (atau dipindahkan) dan dapat dibuat melengkung, diharuskan penggunaannya dalam gedung-gedung tinggi.

• Meredam suara

Bermacam-macam sistem tersedia untuk memenuhi kebutuhan peredam suara

• Pemasangan yang cepat

Sistem dinding partisi gypsum sangat cepat pemasangannya sehingga mempercepat penyelesaian suatu pekerjaan

(8)

8

Gambar 4.13 Ceiling Gypsum

( Sumber : http://www.chinagypsumboard.com )

Konsep Pencahayaan

1. Pencahayaan alami

Bangunan panti asuhan yang berorientasi ke arah tenggara menyebabkan panti asuhan memperoleh sinar matahari yang cukup di pagi hari namun tidak terlalu silau seperti dari arah timur.

2. Pencahayaan buatan

Pemanfaatan cahaya alami yang ada, tetap harus dilengkapi oleh pencahayaan buatan karena masih adanya area-area tertentu yang tidak memperoleh sinar matahari langsung sehingga memerlukan pencahayaan buatan sebagai penerangan.

Pada area yang umum seperti area publik, area service, lampu yang digunakan adalah downlight lamp. Pada umumnya hampir semua area ruangan memakai lampu downlight

Gambar 4.14 Downlight

( Sumber : http://www.diytrade.com/china/pd/LED_Lamp_Tube.html)

Pada area-area ruang khusus biasanya adanya pemakaian lampu, seperti pemakaian lampu LED pada up ceiling maupun drop ceiling yang berfungsi untuk memberikan kesan hangat pada ruangan.

Gambar 4.15 LED Lamp

( Sumber : http://www.diytrade.com/china/pd/LED_Lamp_Tube.html)

Konsep Penghawaan

Selain memanfaatkan penghawaan alami yang berasal dari jendela, bangunan panti asuhan ini juga menggunakan penghawaan buatan demi kenyamanan tiap penghuninya. Temperatur yang

(9)

9

nyaman bagi anak-anak sama dengan orang dewasa. Tata udara yang disyaratkan (22-24ºC) dicapai melalui AC terpusat/ central yang menjadi fasilitas gedung.

Gambar 4.16 Contoh AC Split dan Ac Central ( Sumber : http://www.serviceac.net/ac-split.php)

Konsep Akustik Ruang

System akustik difungsikan untuk meredam bunyi, dan pada ruangan dengan kebutuhan konsentrasi tinggai. Pengaplikasian system akustik harus diperhatikan dalam penggunaan material dan finishing pada wall, ceiling dan floor. Akustik yang digunakan adalah bahan berpori sperti fiber board atau papan srat, soft board atau plesteran lembut, Envirospray dan material wools.

Untuk penyerapan ruang menggunakan bahan akustik yang dapat diletakkan dan digantung pada langit-langit sebagai unit sendiri, mudah dipasang dan dipindahkan.

Konsep Keamanan dan Signage Sprinkler

merupakan alat yang dapat memancarkan sejumlah air bertekanan secara otomatis dan merata kesemua arah sebelum api menjadi besar, biasanya terletak di ceiling ruangan.

Gambar 4.17 Sprinkler

( Sumber : http://alatpemadamapi.biz/html/)

Hydrant

Jarak satu hidran dengan yang lain sejauh 35 m. Letak kotak hidran harus di tempat yang mudah terjangkau, relatif aman dan pada umumnya diletakkan di dekat pintu darurat.

Gambar 4.18 Hydrant

( Sumber : http://alatpemadamapi.biz/html/)

Smoke Detector

Perlu dipasang pada bangunan, terutama detector panas dan detector asap, yang akan memberikan peringatan dini pada penghuni, agar dapat menyelamatkan diri dengan aman.

Gambar 4.19 Smoke Detector

(10)

10 • CCTV (Close Circuit Television)

Pengunaan camera video untuk menampilkan gambar pada waktu dan tempat tertentu.

Gambar 4.20 CCTV

( Sumber :http://www.mantratec.com/CCTV.html )

• Alarm

Alarm yang berada di tempat-tempat tertentu yang akan berbunyi secara otomatis sebagai pemberitahuan apabila terjadi kebakaran.

• Pintu darurat

Memasang pintu darurat sebagai salah satu alternatif pintu keluar selain pintu utama, yang diberi warna merah sebagai penunjuk arah jalan yang harus dilalui untuk keluar.

Signage bergfungsi menunjukkan ruang-ruang, baik berupa tulisan maupun gambar. Hal ini dilakukan agar orang-orang yang masih baru ataupun pengunjung yang datang tidak kehilangan arah saat berada di dalam lingkungan, terutama jika ruangan tersebut cukup luas.

Gambar 4.21 Signage

( Sumber : www.bradyid.com/bradyid/cms/contentView.do/Brady-Services.html)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Panti asuhan merupakan suatu lembaga yang sangat populer untuk membentuk perkembangan anak-anak yang tidak memiliki keluarga ataupun yang tidak tinggal bersama dengan keluarga. Anak-anak-anak panti asuhan diasuh oleh pengasuh yang menggantikan peran orang tua dalam mengasuh, menjaga dan meberikan bimbingan kepada anak agar anak menjadi manusia dewasa yang berguna dan bertanggung jawab atas dirinya dan terhadap masyarakat di kemudian hari. Oleh sebab itu, sebuah panti asuhan yang merupakan yayasan sosial yang dibentuk oleh pemerintah ataupun yayasan, harus memiliki kriteria tertentu yang cukup agar segala kebutuhan anak-anak asuh dapat tercukupi dengan baik. Dalam perancangan fasilitas panti asuhan harus memperhatikan tujuan utama dari panti sosial yaitu kesederhanaan dan kebersamaan.

Segi desain sangat kurang diperhatikan bahkan cenderung diabaikan dalam sebuah panti asuhan. Oleh sebab itu banyak sekali banyak panti asuhan yang terlihat bahkan tidak seperti rumah dan warna-warna yang tidak mencerminkan penghuninya. Padahal sebenarnya, dengan memperhatikan segi desain dalam panti asuhan akan membantu meningkatkan imajinasi serta kesadaran anak-anak asuh untuk memperhatikan keadaan sekeliling mereka dan sesama.

Hal tersebut dapat dwujudkan dengan adanya penataan tata ruang dengan fungsi ruang yang serbaguna, dengan pembagian ruang yang memfasilitasi anak-anak panti asuhan untuk berkumpul bersama seperti living room, memfasilitasi area dapur yang cukup besar untuk anak-anak belajar melatih kemandirian dengan memasak sendiri dan bersama-sama, memfasilitasi ruang perpustakaan dan ruang belajar untuk menambah ilmu mereka dengan membaca dan belajar, dan juga menyediakan area apotek hidup di pekarangan belakang bangunan agar melatih anak-anak untuk merawat suatu tanaman yang juga berfungsi sebagai obat-obatan yang bias digunakan oleh anak-anak di dalam panti

(11)

11

asuhan itu sendiri. Serta perancangan fasilitas dengan mempertimbangkan kenyamanan anak-anak sebagai pengguna utama yang diperlihatkan dalam pemilihan material yang ramah untuk anak. Dalam perancangan panti asuhan juga harus dapat memberikan kesan hangat dan ceria, yang diterapkan melalui penggunaan warna, bentuk, material dan pencahayaan. Selain itu diperlukan fasilitas pendukung yang menciptakan kemandirian dan kepercayaan diri anak panti asuhan berupa fasilitas belajar, pengembangan hobi dan keterampilan. Kebutuhan dan sosialisasi anak merupakan hal yang penting sehingga diperlukan pengolahan area untuk kebutuhan tersebut.

Saran

Penulis berharap, panti asuhan di Indonesia dapat lebih memperhatikan pembentukan karakter anak sedini mungkin melalui berbagai sarana dan prasarana yang harus lebih ditingkatkan, agar kedepannya anak-anak tersebut dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan dapat merasakan kasih sayang dan perlindungan yang layak.

Oleh karena itu, dalam perancangan interior panti asuhan agar dapat menciptakan suasana kehangatan, kekeluargaan, kebersamaan, kekompakan, keamanan dan keceriaan melalui pengolahan warna, bentuk, dan juga pemilihan material, agar dapt mewakili karakter dari anak-anak di panti asuhan dan juga mampu mendorong mereka untuk berkarya.

REFERENSI

Julius Panero, M. Z. (2003). Dimensi Manusia & Ruang Interior. Jakarta: Erlangga.

K.Eileen Allen, L. R. (2010). Profil Perkembangan Anak. Yang perlu Diperhatikan Tentang

Keselamatan Anak (pp. 157-158). Jakarta: Indeks.

Nuryanti, L. (2008). Psikologi Anak. Jakarta: PT Indeks.

Prasasto, S. (2004). fisika Bangunan 1. Yogyakarta: Andi.

Prasasto, S. (2004). Fisika Bangunan 2. Yogyakarta: Andi.

Wilkening, F. (1980). Tata Ruang. Yogyakarta: Kansius

Santoso, H. (2005). Disini Matahariku Terbit. Jakarta: PT Gramedia.

Pheasant, S.T., (1988). Anthropometry Ergonomics and Design. London: Taylor and Farncis. Kartono, Kartini. (1990). Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: Mandar Maju.

Suptandar, J.Pamudji. (2014). Disain Interior:Pengantar Merancang Interior Untuk Mahasiswas

Disain dan Arsitek. Jakarta: Djambatan.

Tjahjadi, S. (1996). Ernst Neufert Data Arsitek. Jakarta: Erlangga.

Hurlock, Elizabeth B. (1995). Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

W.Santrock, J. (2011). Masa Perkembangan Anak. Jakarta: Salemba Humanika.

Gunarsa, Singgih D. (2008). Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia.

Pheasant, S.T., (1988). Anthropometry Ergonomics and Design. London: Taylor and Farncis.

Erwintri. (2012. Pengertian Panti Asuhan Sosial Anak, diakses 27 Maret 2015 dari http://ewintribengkulu.blogspot.com/2012/10/pengertian-panti-sosial-asuhan-anak.html

Departemen Sosial Republik Indonesia. (2008). Kurangnya Pengasuhan di Panti Asuhan, diakses 27

Maret 2015 dari HYPERLINK

"http://www.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=print&sid=674"

(12)

12

Mentri Sosil republik Indonesia. (2010). Panduan Umum Program Kesejahteraan Anak, diakses 25 Maret 2015 dari http://storage.jak-

RIWAYAT PENULIS

Selvina Ilona Tanjung lahir di kota Sibolga pada 22 Desember 1993. Penulis menamatkan

Gambar

Gambar 4.2 Contoh Konsep Bentuk  ( Sumber : http://hdw.eweb4.com/out/599337.html )
Gambar 4.6 Citra Ruang
Gambar 4.7 Lantai Vinyl
Gambar 4.10 Eco Board
+5

Referensi

Dokumen terkait

Bagi remaja yang harus tinggal di dalam panti asuhan, lingkungan panti asuhan adalah lingkungan sosial yang utama dalam penyesuaian diri dengan lingkunganya, maka

juga menciptakan ruang yang lain daripada panti asuhan anak terlantar yang telah. ada yang berbasis pada pengamatan terhadap perilaku dan

Dilihat dari keterbatasan panti asuhan dalam mengimplementasikan hal- hal yang menyangkut kesejahteraan anak yang kemungkinan besar berpengaruh pada proses tumbuh

Perancangan Interior Panti Jompo dengan Fasilitas Terapi Demensia di Surabaya dibatasi dengan satu kondisi dimana perancangan ini diperuntukan bagi para lansia

Gambar 1.22: Hasil Perancangan d. Penerapan arsitektur perilaku pada perancangan Panti Asuhan Anak Terlantar adalah dengan pertimbangan perilaku dari anak terlantar

Panti Sosial Bina Remaja Putra Utama 03 Klender Panti Asuhan Yatim Piatu Putra Nusa.. Yayasan Yatim Piatu “Al-Barkha” Panti Asuhan Yayasan

yang optimal pada pasien dengan hipertensi diperlukan kemampuan profesional perawat yang. optimal serta dukungan fasilitas

Pengurus Yayasan Pengemban Pendidikan Anak Yatim dan Terlantar Panti Asuhan YPPAY dapat mengerti tentang sistem keamanan yang berupa penjagaan dengan alat CCTV dan Alarm pada panti