• Tidak ada hasil yang ditemukan

P U T U S A N Nomor : 28/PID/2012/PT-MDN.-

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P U T U S A N Nomor : 28/PID/2012/PT-MDN.-"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

P U T U S A N

Nomor : 28/PID/2012/PT-MDN.-

“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA DI MEDAN, dalam yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam peradilan tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara terdakwa :

Nama lengkap : TERDAKWA; Tempat lahir : Tebing Tinggi ;

Umur/tanggal lahir : 17 tahun / 31 januari 1994; Jenis kelamin : Laki – Laki ;

Kebangsaan : Indonesia ;

Tempat tinggal : Kota Tebing Tinggi ; A g a m a : Kristen Protestan ; Pekerjaan : Pelajar ;

Pendidikan : SMK YPD Tebing Tinggi ;

Terdakwa telah ditahan di Rutan berdasarkan Surat Perintah / Penetapan Penahanan dari :

1. Penyidik sejak tanggal 25 Oktober 2011 sampai dengan tanggal 14 Nopember 2011 ;

2. Perpanjangan Penahanan Penuntut Umum sejak tanggal 15 Nopember 2011 sampai dengan tanggal 24 Nopember 2011 ;

3. Penuntut Umum sejak tanggal 24 Nopember 2011 sampai dengan tanggal 03 Desember 2011 ;

4. Hakim Pengadilan Negeri Tebing Tinggi Deli sejak tanggal 29 Nopember 2011 sampai dengan tanggal 13 Desember 2011 ;

5. Perpanjangan Penahanan Ketua Pengadilan Negeri Tebing Tinggi Deli sejak tanggal 13 Desember 2011 sampai dengan tanggal 11 Januari 2012 ;

6. Hakim Pengadilan Tinggi Medan sejak tanggal 05 Januari 2012 sampai dengan tanggal 19 Januari 2012 ;

7. Perpanjangan Penahanan Ketua Pengadilan Tinggi Medan sejak tanggal 20 Januari 2012 sampai dengan tanggal 18 Februari 2012 ;

Terdakwa ditingkat banding tidak didampingi Penasihat Hukum ;

PENGADILAN TINGGI TERSEBUT ;

(2)

Telah membaca berkas perkara dan surat-surat yang bersangkutan serta turunan resmi Putusan Pengadilan Negeri Tebing Tinggi tanggal 03 Januari 2012 Nomor : 867/Pid.B/2011/PN.TTD.- dalam perkara tersebut diatas ;

Menimbang, bahwa berdasarkan surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum tertanggal 27 Desember 2011 Nomor : Reg.Perk : PDM-503/Ep.2/TBING/11/2011 yang dibacakan dipersidangan Pengadilan Negeri Tebing Tinggi Deli tanggal 06 Desember 2011, Terdakwa telah didakwa sebagai berikut ;

KESATU :

Bahwa dia terdakwa pada hari Minggu tanggal 23 Oktober 2011 sekira pukul 02.00 Wib atau setidak-tidaknya pada waktu-waktu tertentu dalam bulan Oktober tahun 2011, bertempat didalam sebuah gubuk kosong di Kota Tebing Tinggi atau setidak-tidaknya disuatu tempat lain yang masih termasuk didalam daerah hukum Pengadilan Negeri Tebing Tinggi yang berwenang memeriksa dan mengadili perkara terdakwa tersebut, terdakwa dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan perbuatan cabul, yaitu terhadap saksi korban, yang dilakukan dengan cara sebagai berikut ;

Bahwa terdakwa dengan saksi korban telah menjalin hubungan asmara yaitu berpacaran sejak bulan desember tahun 2010. Dalam kedekatan hubungan asmara / pacaran antara terdakwa dengan saksi/korban tersebut sudah saling mencintai dan selalu bertemu. Selanjutnya pada hari Sabtu tanggal 22 Oktober 2011 sekira pukul 21.00 wib, saksi/korban datang menemui terdakwa dirumahnya di Kota Tebing Tinggi. Setelah terdakwa dengan saksi/korban bertemu, lalu terdakwa membawa saksi/korban duduk-duduk dibelakang rumah terdakwa. Oleh karena orang tua saksi/korban yaitu saksi dan saksi melihat anaknya yaitu saksi/korban yang belum juga pulang kerumahnya karena sudah larut malam, lalu sekira pukul 24.00 wib saksi dan saksi datang mencari saksi/korban kerumah temannya yaitu yang bernama saksi. Setelah saksi dan saksi sampai dirumah saksi, lalu saksi dan saksi bertanya kepada saksi dimana keberadaan saksi/korban.

Kemudian saksi menjelaskan saksi/korban pergi kerumah terdakwa. Selanjutnya saksi dengan saksi dan saksi bersama-sama pergi kerumah terdakwa. Setelah saksi dengan saksi dan saksi sampai dirumah terdakwa tersebut, lalu saksi dengan saksi dan saksi tidak bertemu dengan saksi/korban maupun terdakwa. Oleh karena saksi dengan saksi dan saksi tidak menemui saksi/korban dirumah

(3)

terdakwa tersebut, lalu saksi dengan saksi pergi mencari saksi/korban kearah belakang rumah terdakwa.

Kemudian saksi dan saksi memberitahukan bahwa orang tua saksi/korban datang mencari kerumah terdakwa. Mendengar pemberitahuan saksi dan saksi, lalu terdakwa dengan saksi/korban pergi meninggalkan gubuk tersebut. Selanjutnya saksi dan saksi memberitahukan keberadaan terdakwa dengan saksi/korban kepada saksi dan saksi tidak menemukan saksi/korban pada malam itu, lalu kemudian saksi dan saksi kembali pulang kerumahnya. Selanjutnya terdakwa membawa saksi/korban kesebuah gubuk yang kosong yang tidak jauh dari rumah terdakwa. Setelah terdakwa dengan saksi/korban kosong tersebut, lalu terdakwa membawa saksi/korban masuk kedalam gubuk tersebut. Setelah terdakwa dengan saksi/korban berada didalam gubuk tersebut, lalu terdakwa dengan saksi/korban duduk dilantai gubuk tersebut yang terbuat dari papan. Selanjutnya pada hari Minggu tanggal 23 Oktober 2011 sekira pukul 02.00 wib, terdakwa dengan saksi/korban tidur-tiduran didalam gubuk tersebut sambil menciumi bibir saksi/korban. Setelah terdakwa menciumi bibir saksi/korban, lalu terdakwa mengajak saksi/korban bersetubuh dengan membujuk dan merayu serta berjanji akan bertanggung jawab segala perbuatannya sambil menciumi bibir saksi/korban menjadi semakin terangsang. Kemudian terdakwa membaringkan badan saksi/korban diatas lantai gubuk tersebut. Setelah terdakwa membaringkan badan saksi/korban digubuk tersebut, lalu terdakwa membuka celana panjang dan celana dalam yang dipakai saksi/korban dengan mempergunakan kedua tangan terdakwa hingga sebatas lutut. Setelah terdakwa selesai membuka celana panjang dan celana dalam yang dipakai saksi/korban samapi sebatas lututnya, lalu terdakwa membuka celana panjang dan celana dalam yang dipakainya hingga terdakwa tidak pakai celana lagi. Setelah terdakwa dengan saksi/korban sudah sama-sama celananya terbuka, lalu terdakwa menimpa badan saksi/korban sambil memegang alat kelaminnya dengan menggunakan tangan kananya mengarahkan alat kelamin terdakwa yang sudah tegang dan mengeras kelobang kemaluan saksi/korban sambil terdakwa berusaha memasukkan kedalam lobang kemaluan saksi/korban sambil terdakwa menggoyang-goyangkan pantatnya naik turun secara berulang kali layaknya seperti suami istri sehingga alat kelamin terdakwa masuk kedalam lobang kemaluan saksi/korban . Pada saat terdakwa merasakan air maninya hendak keluar, lalu terdakwa mencabut mengeluarkan alat kelaminnya dari dalam lobang kemaluan saksi/korban yang menjadikan air mana terdakwa tertumpah diatas perut saksi/korban . Setelah terdakwa selesai menyetubuhi saksi/korban , lalu

(4)

terdakwa dengan saksi/korban masing-masing kembali memakai celananya lalu tertidur didalam gubuk tersebut sampai keesokan harinya. Kemudian pada hari Senin tanggal 24 Oktober 2011 sekira pukul 14.00 wib, terdakwa mengajak saksi/korban pulang, akan tetapi saksi/korban tidak mau pulang. Oleh karena saksi/korban , lalu kemudian terdakwa membawa saksi/korban kerumah terdakwa. Setelah terdakwa dengan saksi/korban samapi dirumah terdakwa, lalu saksi dengan ibunya membujuk saksi/korban agar pulang kerumahnya. Kemudian saksi membawa saksi/korban kerumah saksi .

Setelah saksi dengan saksi/korban sampai dirumah saksi , kemudian memberitahukannya kepada kepada ibu kandung saksi/korban yaitu saksi datang menjemput saksi/korban Setelah saksi sampai dirumahnya dengan saksi/korban , lalu saksi menyakan apa yang telah dilakukan oleh terdakwa terhadap saksi/korban selama terdakwa membawa saksi/korban . Kemudian saksi/korban menerangkan kepada ibunya yaitu saksi bahwa saksi/korban sudah disetubuhi oleh terdakwa. Oleh karena saksi sebagai ibu kandung dari saksi/korban yang mengasuh dan yang bertanggung jawab kepada saksi/korban yang masih usianya 15 (lima belas) tahun, merasa keberatan atas perbuatan terdakwa lalu mengadukannya ke pihak yang berwenang yaitu Polsek Padang Hilir di Tebing Tinggi dan selanjutnya terdakwa ditangkap dan diserahkan kepada Petugas Polsek Padang Hilir di Tebing Tinggidan selanjutnya terdakwa ditangkap dan diserahkan kepada Polsek Padang Hilir di Tebing Tinggi untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya serta proses hukum selanjutnya. Untuk membuktikan kebenaran dari perbuatan terdakwa tersebut, lalu Petugas Kepolisian dari Polsek Padang Hilir memintakan agar pihak Rumah Sakit Bhayangkara Tebing Tinggi melakukan Visum terhadap saksi/korban . Sesuai dengan Visum Et Repertum yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit Bhayangkara Tebing Tinggi Nomor : 321/VER/X/2011 tanggal 26 Oktober 2011 yang ditanda tangani oleh Dokter yang memriksa dr.Sri Rezeki Sibarani dengan hasil pemeriksaan sebagai berikut :

- Kepala dan leher : Tidak dijumpai kelainan. - Dada dan Punggung : Tidak dijumpai kelainan - Perut dan Pinggang : Tidak dijumpai kelainan - Anggota gerak atas : Tidak dijumpai kelainan - Anggota gerak bawah : Tidak dijumpai kelainan

(5)

- Bibir kemaluan kecil tidak ada kelainan. Liang senggama tidak ada kelainan. Selaput dara robek sampai dasar pada jam 5, robek tidak sampai dasar pada jam 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9. Sisa sperma tidak dijumpai. Perdarahan tidak dijumpai.

Kesimpulan : selaput dara robek diduga akibat masuknya benda tumpul atau sejenisnya.

Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 82 UURI Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan anak Jo.pasal 1 (1), (2) UURI Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan anak.

KEDUA :

Bahwa ia terdakwa pada hari Minggu tanggal 23 Oktober 2011 sekira pukul 02.00 Wib atau setidak-tidaknya pada waktu-waktu tertentu dalam bulan Oktober tahun 2011, bertempat didalam sebuah gubuk kosong di Kota Tebing Tinggi atau setidak-tidaknya disuatu tempat lain yang masih termasuk didalam daerah hukum Pengadilan Negeri Tebing Tinggi yang berwenang memeriksa dan mengadili perkara terdakwa tersebut, terdakwa dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, yaitu terhadap saksi korban , tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan perbuatan cabul, yaitu terhadap saksi korban, yang dilakukan dengan cara sebagai berikut ;

Bahwa terdakwa dengan saksi korban telah menjalin hubungan asmara yaitu berpacaran sejak bulan desember tahun 2010. Dalam kedekatan hubungan asmara / pacaran antara terdakwa dengan saksi/korban tersebut sudah saling mencintai dan selalu bertemu. Selanjutnya pada hari Sabtu tanggal 22 Oktober 2011 sekira pukul 21.00 wib, saksi/korban datang menemui terdakwa dirumahnya di Jalan Kesatria Kelurahan Satria Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi. Setelah terdakwa dengan saksi/korban bertemu, lalu terdakwa membawa saksi/korban duduk-duduk dibelakang rumah terdakwa. Oleh karena orang tua saksi/korban yaitu saksi dan saksi melihat anaknya yaitu saksi/korban yang belum juga pulang kerumahnya karena sudah larut malam, lalu sekira pukul 24.00 wib saksi dan saksi datang mencari saksi/korban kerumah temannya yaitu yang bernama saksi . Setelah saksi dan saksi sampai dirumah saksi , lalu saksi dan saksi bertanya kepada saksi dimana keberadaan saksi/korban .

Kemudian saksi menjelaskan saksi/korban pergi kerumah terdakwa. Selanjutnya saksi dengan saksi dan saksi bersama-sama pergi kerumah

(6)

terdakwa. Setelah saksi dengan saksi dan saksi sampai dirumah terdakwa tersebut, lalu saksi dengan saksi dan saksi tidak bertemu dengan saksi/korban maupun terdakwa. Oleh karena saksi dengan saksi dan saksi tidak menemui saksi/korban dirumah terdakwa tersebut, lalu saksi dengan saksi pergi mencari saksi/korban kearah belakang rumah terdakwa.

Kemudian saksi dan saksi memberitahukan bahwa orang tua saksi/korban datang mencari kerumah terdakwa. Mendengar pemberitahuan saksi dan saksi, lalu terdakwa dengan saksi/korban pergi meninggalkan gubuk tersebut. Selanjutnya saksi memberitahukan keberadaan terdakwa dengan saksi/korban kepada saksi dan saksi tidak menemukan saksi/korban pada malam itu, lalu kemudian saksi dan saksi kembali pulang kerumahnya. Selanjutnya terdakwa membawa saksi/korban kesebuah gubuk yang kosong yang tidak jauh dari rumah terdakwa. Setelah terdakwa dengan saksi/korban kosong tersebut, lalu terdakwa membawa saksi/korban masuk kedalam gubuk tersebut. Setelah terdakwa dengan saksi/korban berada didalam gubuk tersebut, lalu terdakwa dengan saksi/korban duduk dilantai gubuk tersebut yang terbuat dari papan. Selanjutnya pada hari Minggu tanggal 23 Oktober 2011 sekira pukul 02.00 wib, terdakwa dengan saksi/korban tidur-tiduran didalam gubuk tersebut sambil menciumi bibir saksi/korban . Setelah terdakwa menciumi bibir saksi/korban , lalu terdakwa mengajak saksi/korban bersetubuh dengan membujuk dan merayu serta berjanji akan bertanggung jawab segala perbuatannya sambil menciumi bibir saksi/korban menjadi semakin terangsang. Kemudian terdakwa membaringkan badan saksi/korban diatas lantai gubuk tersebut. Setelah terdakwa membaringkan badan saksi/korban digubuk tersebut, lalu terdakwa membuka celana panjang dan celana dalam yang dipakai saksi/korban dengan mempergunakan kedua tangan terdakwa hingga sebatas lutut. Setelah terdakwa selesai membuka celana panjang dan celana dalam yang dipakai saksi/korban samapi sebatas lututnya, lalu terdakwa membuka celana panjang dan celana dalam yang dipakainya hingga terdakwa tidak pakai celana lagi. Setelah terdakwa dengan saksi/korban sudah sama-sama celananya terbuka, lalu terdakwa menimpa badan saksi/korban sambil memegang alat kelaminnya dengan menggunakan tangan kananya mengarahkan alat kelamin terdakwa yang sudah tegang dan mengeras kelobang kemaluan saksi/korban sambil terdakwa berusaha memasukkan kedalam lobang kemaluan saksi/korban sambil terdakwa menggoyang-goyangkan pantatnya naik turun secara berulang kali layaknya seperti suami istri sehingga alat kelamin terdakwa masuk kedalam lobang kemaluan saksi/korban . Pada saat terdakwa merasakan air maninya hendak

(7)

keluar, lalu terdakwa mencabut mengeluarkan alat kelaminnya dari dalam lobang kemaluan saksi/korban yang menjadikan air mana terdakwa tertumpah diatas perut saksi/korban . Setelah terdakwa selesai menyetubuhi saksi/korban , lalu terdakwa dengan saksi/korban masing-masing kembali memakai celananya lalu tertidur didalam gubuk tersebut sampai keesokan harinya. Kemudian pada hari Senin tanggal 24 Oktober 2011 sekira pukul 14.00 wib, terdakwa mengajak saksi/korban pulang, akan tetapi saksi/korban tidak mau pulang. Oleh karena saksi/korban , lalu kemudian terdakwa membawa saksi/korban kerumah terdakwa. Setelah terdakwa dengan saksi/korban sampai dirumah terdakwa, lalu saksi dengan ibunya membujuk saksi/korban agar pulang kerumahnya. Kemudian saksi membawa saksi/korban kerumah saksi .

Setelah saksi dengan saksi/korban sampai dirumah saksi , kemudian memberitahukannya kepada kepada ibu kandung saksi/korban yaitu saksi datang menjemput saksi/korban . Setelah saksi sampai dirumahnya dengan saksi / korban, lalu saksi menyakan apa yang telah dilakukan oleh terdakwa terhadap saksi/korban selama terdakwa membawa saksi/korban . Kemudian saksi/korban menerangkan kepada ibunya yaitu saksi bahwa saksi/korban sudah disetubuhi oleh terdakwa. Oleh karena saksi sebagai ibu kandung dari saksi/korban yang mengasuh dan yang bertanggung jawab kepada saksi/korban yang masih usianya 15 (lima belas) tahun, merasa keberatan atas perbuatan terdakwa lalu mengadukannya ke pihak yang berwenang yaitu Polsek Padang Hilir di Tebing Tinggi dan selanjutnya terdakwa ditangkap dan diserahkan kepada Petugas Polsek Padang Hilir di Tebing Tinggi dan selanjutnya terdakwa ditangkap dan diserahkan kepada Polsek Padang Hilir di Tebing Tinggi untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya serta proses hukum selanjutnya. Untuk membuktikan kebenaran dari perbuatan terdakwa tersebut, lalu Petugas Kepolisian dari Polsek Padang Hilir memintakan agar pihak Rumah Sakit Bhayangkara Tebing Tinggi melakukan Visum terhadap saksi/korban . Sesuai dengan Visum Et Repertum yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit Bhayangkara Tebing Tinggi Nomor : 321/VER/X/2011 tanggal 26 Oktober 2011 yang ditanda tangani oleh Dokter yang memeriksa dr.Sri Rezeki Sibarani dengan hasil pemeriksaan sebagai berikut :

- Kepala dan leher : Tidak dijumpai kelainan. - Dada dan Punggung : Tidak dijumpai kelainan - Perut dan Pinggang : Tidak dijumpai kelainan - Anggota gerak atas : Tidak dijumpai kelainan - Anggota gerak bawah : Tidak dijumpai kelainan

(8)

- Alat Kelamin : Bibir kemaluan besar tidak ada kelainan

- Bibir kemaluan kecil tidak ada kelainan. Liang senggama tidak ada kelainan. Selaput dara robek sampai dasar pada jam 5, robek tidak sampai dasar pada jam 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9. Sisa sperma tidak dijumpai. Perdarahan tidak dijumpai.

Kesimpulan : selaput dara robek diduga akibat masuknya benda tumpul atau sejenisnya.

Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 82 UURI Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan anak Jo.pasal 1 (1), (2) UURI Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan anak.

Menimbang, bahwa berdasarkan Surat Tuntutan Jaksa Penuntut Umum tertanggal 27 Desember 2011 No.Reg.Perkara : PDM- 503/Ep.2/TBING/11/2011 terdakwa telah dituntut pada pokoknya sebagai berikut :

1. Menyatakan Terdakwa terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 81 (2) UU RI No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo.Pasal 1 (1), (2) UU RI Nomor : 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak dalam surat Dakwaan Ketiga ;

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa berupa pidana penjara selama 6 (enam) Tahun, dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan dengan perintah agar terdakwa tetap ditahan, dan denda sebesar Rp.60.000.000.- (enam puluh juta rupiah), subsidair 3 (tiga) bulan kurungan ;

3. Menetapkan agar terdakwa dibebani biaya perkara sebesar Rp.1.000.- ( seribu rupiah ) ;

Menimbang, atas Tuntutan Jaksa Penuntut Umum tersebut, Terdakwa melalui Penasihat Hukumnya telah mengajukan Pembelaannya yang dituangkan didalam Nota Pembelaannya tanggal 29 Desember 2011 yang pada pokoknya : 1. Menyatakan Terdakwa tidak terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah

melakukan tindak pidana melanggar pasal 82 UU RI Nomor : 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Jo.pasal 1 ayat (1), (2) UURI No.3 tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, sebagaimana Dakwaan kesatu atau melanggar Pasal 81 ayat (1) Undang-UU RI No.23 tahun 2002 Jo pasal 1 ayat (1), (2) UU RI Nomor : 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan anak sebagaimana dakwaan kedua atau melanggar Pasal 81 ayat (2)

(9)

Undang-Undang RI No.23 tahun 2002 jo Pasal 1 ayat (1), (2) UU RI Nomor : 3 tahun 1997 tentang Pengadilan Anak sebagaimana dakwaan ketiga Jaksa Penuntut Umum tersebut ;

2. Membebaskan terdakwa dari dakwaan maupun tuntutan pidana tersebut ; 3. Memulihkan Hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta

martabatnya seperti sediakala;

4. Membebankan biaya perkara kepada Negara;

Menimbang, bahwa sebelumnya pada persidangan tanggal 27 Desember 2011 atas surat Tuntutan Jaksa Penuntut Umum diatas, terdakwa sendiri telah mengajukan permohonan secara lisan yang pada pokoknya :

- Mohon dikurangi dan diringankan hukuman yang akan dijatuhkan kepada Terdakwa, karena Terdakwa menyesali perbuatannya dan tidak akan mengulangi perbuatannya lagi dikemudian hari ;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tebing Tinggi Deli setelah mempertimbangkan fakta-fakta hukum yang terungkap dipersidangan, unsur-unsur dakwaan Jaksa Penuntut Umum, Surat Tuntutan Jaksa Penuntut Umum, Permohonan Lisan terdakwa maupun Nota Pembelaan dari Penasihat Hukum Terdakwa dan Risalah Singkat Penelitian Kemasyarakatan (Lit Mas) dari terdakwa sendiri beserta keluarga, telah menjatuhkan putusan yaitu Putusan Pengadilan Negeri Tebing Tinggi Deli Nomor : 867/Pid.B/2011/PN.TTD tanggal 03 Januari 2012 yang amarnya berbunyi sebagai berikut :

1. Menyatakan bahwa Terdakwa , terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya”

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan pidana penjara selama 2 (dua ) tahun dan denda sebesar Rp.30.000.000.- (tiga puluh juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar maka diganti dengan 15 (lima belas) hari latihan kerja;

3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani oleh Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ;

4. Memerintahkan agar terdakwa tetap ditahan ;

5. Menetapkan agar terdakwa dibebani perkara sebesar Rp.5.000.- (lima ribu rupiah) ;

(10)

Menimbang, bahwa terhadap Putusan Pengadilan Negeri Tebing Tinggi Deli Nomor : 867/Pid.B/2011/PN.TTD tanggal 03 Januari 2012 tersebut Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan permintaan banding dihadapan Panitera/ Sekretaris Pengadilan Negeri Tebing Tinggi Deli sebagaimana yang tertuang didalam Akta Permintaan Banding Nomor : 02/Akta Pid/2012/PN.TTD tanggal 05 Januari 2012 dan permintaan banding Jaksa Penuntut Umum tersebut telah diberitahukan kepada Terdakwa pada tanggal 12 Januari 2012 oleh Jurusita Pengadilan Negeri Tebing Tinggi Deli melalui Akta pemberitahuan permohonan banding No.02/Akta.Pid/2012/PN.TTD ;

Menimbang, bahwa sehubungan dengan permintaan bandingnya tersebut Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan Surat Memori Banding tertanggal 12 Januari 2012 dan Surat Memori Banding tersebut telah pula diserahkan kepada terdakwa pada tanggal 16 Januari 2012 oleh Jurusita Pengganti Pengadilan Negeri Tebing Tinggi Deli ;

Menimbang, bahwa melalui Surat Pemberitahuan Mempelajari Berkas Perkara No.W2.U10/95/HN.01.10/I/2012 tanggal 11 Januari 2012 yang dibuat oleh Panitera /Sekretaris Pengadilan Negeri Tebing Tinggi Deli kepada jaksa Penuntut Umum maupun Terdakwa telah diberi kesempatan selama 7 (tujuh) hari kerja untuk mempelajari berkas perkara sebelum dikirim ke Pengadilan Tinggi Medan terhitung mulai tanggal 11 Januari 2012 sampai dengan tanggal 18 Januari 2012 ;

Menimbang, bahwa permintaan pemeriksaan dalam tingkat banding oleh Jaksa Penuntut Umum telah diajukan dalam tenggang waktu dengan cara-cara serta syarat-syarat yang ditentukan oleh Undang-undang, maka permintaan banding tersebut dapat diterima ;

Menimbang, bahwa Memori Banding Jaksa Penuntut Umum yang berisi alasan keberatannya terhadap putusan Hakim Tingkat Pertama pada pokoknya hanyalah menyangkut keberatannya terhadap lamanya pidana penjara yang dijatuhkan kepada Terdakwa atas tindak pidana yang telah terbukti dilakukannya, karena menurut Jaksa Penuntut Umum Putusan hukuman Hakim Pengadilan Negeri terhadap Terdakwa selama 2 (dua) tahun penjara dan denda sebesar Rp.30.000.000.- (tiga puluh juta rupiah) subsidair wajib latihan kerja selama 15 (lima belas) hari terlalu ringan tidak mencerminkan rasa keadilan

(11)

yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan tidak mendukung Program Pemerintah dalam menegakkan peraturan perundang-Undangan perlindungan anak disamping hukuman seperti itu tidak membuat terdakwa jera dan tidak dapat menangkal kekhawatiran terdakwa akan mengulangi perbuatan yang sama dikemudian hari ;

Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi mempelajari dengan seksama berkas perkara dan turunan resmi Putusan Pengadilan Putusan Pengadilan Negeri Tebing Tinggi Nomor : 867/Pid.B/2011/PN.TTD tanggal 03 Januari 2012, Memori Banding Jaksa Penuntut Umum, Pengadilan Tinggi sependapat dengan pertimbangan Hakim Tingkat Pertama dalam putusannya yang menyatakan bahwa terdakwa telah terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya” sebagaimana yang didakwakan kepadanya dalam dakwaan ketiga dan pertimbangan Hakim Tingkat Pertama tersebut diambil alih dan dijadikan pertimbangan Pengadilan Tinggi sendiri didalam memutus perkara ini dalam tingkat banding, kecuali pidana yang dijatuhkan oleh Hakim Tingkat Pertama,yang menurut Pengadilan Tinggi terlalu berat ;

Menimbang, bahwa adapun sebagai alasan Pengadilan Tinggi berpendapat bahwa hukuman pidana yang dijatuhkan kepada Terdakwa atas tindak pidana yang terbukti telah dilakukannya terlalu berat adalah :

1. Bahwa terdakwa sendiri adalah masih tergolong anak-anak yaitu belum berusia 18 (delapan belas) tahun dan dengan hukuman 2 (dua) tahun penjara akan memberikan afek psychologis yang tidak baik kepada terdakwa dan juga tidak akan membawa kebaikan bagi perkembangan, jiwanya kedepan ;

2. Bahwa Pengadilan anak pada dasarnya juga untuk melakukan koreksi dan rehabilitasi sehingga cepat atau lambat anak sebagai terdakwa dapat kembali ke kehidupan masyarakat normal dan bukan untuk mengakhiri harapan dan potensi masa depan anak tersebut ;

3. Bahwa prilaku penyimpangan yang dilakukan oleh anak yang oleh Undang-undang menyebutnya sebagai Anak Nakal, pada umumnya sangat dominan dipengaruhi oleh factor yang berasal dari kondisi lingkungan dimana ia berada, maka penjatuhan berupa sanksi atas perilaku menyimpang itu tidak sepenuhnya harus dibebankan kepada anak sebagai pelaku, melainkan harus dipikul juga oleh orangtuanya dalam lingkup

(12)

yang kecil dan kondisi lingkungan secara luas, termasuk dalam hal ini orangtua saksi korban maupun terdakwa untuk menjaga dan membimbing anaknya (Instrument International SMR –JJ Beijing Rule) ;

4. Bahwa oleh karena itu untuk menjatuhkan sanksi pada anak nakal harus diseimbangkan antara keseriusan tindak pidana yang dilakukan dengan keadaan dan kebutuhan si Anak serta kemampuan si Anak untuk menerima sanksi yang dijatuhkan hal mana harus dikaitkan dengan kebutuhan masyarakat dengan secara arif dan bijaksana juga penjatuhan sanksi diusahakan tidak menimbulkan korban, penderitaan, kerugian mental dan fisik serta hubungan sosial yang terganggu ;

5. Bahwa dalam kasus ini telah terungkap pula sebagai fakta hukum bahwa hubungan antara si korban dengan orangtuanya khususnya Sang Ibu tidak serasi yang membawa akibat Sang Anak memberontak terhadap sisitim pendidikan dan pembinaan yang dilakukan oleh orangtuanya tersebut sehingga ia meninggalkan rumah dan meminta perlindungan dari Terdakwa yang dianggapnya lebih baik ;

6. Bahwa sebagaimana yang diamanahkan dalam Undang-undang Nomor : 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak bahwa penangkapan, penahanan atau pidana penjara hanya dapat dilakukan sebagai yang terakhir (Pasal 16), hal mana berkaitan erat dengan Keppres No.36 Tahun 1990 dan Resolusi PBB No.40/33 Tahun 1985 dalam point ke 3 : Penanganan anak bermasalah yang dilakukan melalui penyelenggaraan peradilan anak, diarahkan untuk tetap berpegang teguh pada prinsip bahwa penyelenggaraan peradilan anak merupakan bagian Integral dari usaha kesejahteraan anak ;

7. Bahwa terjadinya perbuatan terdakwa tidak semata-mata kemauan terdakwa akan tetapi ada peran besar dari saksi korban dan demikian juga orangtua Terdakwa merasa bertanggung jawab dan mengajukan perdamaian, akan tetapi keluarga saksi korban tidak menerima sehingga tidak dapat diperoleh apa yang disebut sebagai Restoratif Justice ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, yang juga telah dipertimbangkan dengan baik oleh Hakim Tingkat Pertama dalam putusannya, maka Pengadilan Tinggi berpendapat keberatan Jaksa Penuntut Umum terhadap sanksi pidana yang dijatuhkan kepada terdakwa sebagaimana yang diajukannya didalam Memori Bandingnya tidak cukup

(13)

beralasan dan bahkan Pengadilan Tinggi juga menilai bahwa pidana yang dijatuhkan kepada terdakwa oleh Hakim Tingkat Pertama masih terlalu berat ;

Menimbang, bahwa dengan demikian maka Putusan Pengadilan Negeri Tebing Tinggi Nomor : 867/Pid.B/2011/PN.TTD tanggal 03 Januari 2012 haruslah diperbaiki sekedar mengenai pidana yang dijatuhkan kepada terdakwa, sedangkan putusan selebihnya dapat dikuatkan, yang amarnya sebagaimana tersebut dibawah ini ;

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa berada dalam tahanan dan tidak ada alasan Terdakwa dikeluarkan dari tahanan, karenanya Terdakwa tetap berada dalam tahanan ;

Menimbang, bahwa karena Terdakwa dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana, maka kepadanya dibebani membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan ;

Memperhatikan pasal 81 (2) UURI Nomor : 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Jo Pasal 1 ayat (1), (2) UU RI Nomor : 3 tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, KUHAP dan peraturan perundang-undangan yang lain yang berhubungan;

M E N G A D I L I :

- Menerima permintaan banding dari Jaksa Penuntut Umum ;

- Memperbaiki Putusan Pengadilan Negeri Tebing Tinggi tanggal 03 Januari 2012 Nomor : 867/Pid.B/2011/PN.TTD sekedar mengenai pidana yang dijatuhkan kepada Terdakwa sehingga amarnya berbunyi sebagai berikut : 1. Menyatakan Terdakwa terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah

melakukan tindak pidana “Membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya” ;

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan pidana penjara selama 1 ( satu ) Tahun dan Denda

sebesar Rp.30.000.000.- (tiga puluh juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar maka diganti dengan 15 (lima belas) hari latihan kerja ;

3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani oleh Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ;

(14)

4. Menetapkan agar Terdakwa dibebani biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan, sedangkan ditingkat banding Rp.2.500.- (dua ribu lima ratus rupiah) ;

DEMIKIANLAH diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan, pada hari Rabu tanggal 08 Februari 2012 oleh Kami : PANDARAMAN SIMANJUNTAK, SH.MH. Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Medan sebagai Hakim Ketua Majelis, ELANG PRAKOSO WIBOWO, SH.MH dan RIDWAN S.DAMANIK, SH masing – masing sebagai Hakim – Hakim Anggota, putusan mana pada hari JUM’AT tanggal 10 FEBRUARI 2012 diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua Majelis, dengan dihadiri oleh Hakim Hakim Anggota tersebut diatas, serta : ROSELINA, SH. Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Medan, akan tetapi tanpa dihadiri oleh Penuntut Umum dan Terdakwa maupun kuasanya.

HAKIM HAKIM ANGGOTA : HAKIM KETUA MAJELIS,

ttd ttd

ELANG PRAKOSO W,SH.MH PANDARAMAN SIMANUNTAK,SH.MH ttd RIDWAN S.DAMANIK, SH PANITERA PENGGANTI, ttd R O S E L I N A, SH

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kondisi tersebut, penulis melakukan penelitian pada hubungan asmara penyandang disabilitas intelektual, yaitu tentang penggunaan simbol verbal dan

2. Menyelenggarakan koordinasi program kerja dengan Sekretaris dan Kepala Bidang di lingkungan Dinas maupun SKPD lain baik secara langsung maupun tidak langsung

Mata kuliah ini menyajikan pemahaman kepada mahasiswa tentang teori dan konsep hukum dan hukum kepegawaian, ruang lingkup administrasi Negara, hubungan hukum kepegawaian

Dekonstruksi tidak membatas istilah mana yang lebih dari istilah yang lain (pada oposisi biner), namun yang diutamakan adalah saling ketergantungan Berangkat dari pemikiran

Kesimpulan yang dapat diambil dari perancangan ini adalah dengan latar belakang pantai karang jahe yang masih baru dan hanya ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal,

7DEHO .HJLDWDQ 3HQJDEGLDQ GL 60.0 0XKDPPDGL\DK 0DODQJ 1 R 7DQJJDO 8UDLDQ .HJLDWDQ 7HPXDQ 6HSWHP EHU 6RVLDOLVDVL NH VHNRODK WHUNDLW GHQJDQ UHQFDQD NHJLDWDQ SHQJDEGLDQ .HJLDWDQ

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor gaya hidup, faktor psikografis, dan faktor pengaruh lingkungan sosial dan fisik terhadap perilaku konsumen