• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KAUSALITAS GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA PEGAWAI BKD KOTA AMBON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN KAUSALITAS GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA PEGAWAI BKD KOTA AMBON"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

111

HUBUNGAN KAUSALITAS GAYA KEPEMIMPINAN,

BUDAYA ORGANISASI, DAN KOMITMEN ORGANISASI

TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA PEGAWAI

BKD KOTA AMBON

Sefnat Kristianto Tomasoa s.kristo@yahoo.com STIEM Rutu Nusa Ambon

ABSTRAK:

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh: (1) gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja, (2) budaya organisasi terhadap motivasi karyawan; (3) organisasi dengan komitmen untuk mempengaruhi motivasi karyawan, (4) gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan; (5) budaya organisasi terhadap kinerja karyawan; (6) komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan; (7) motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dengan kuesioner populasi utama diberikan kepada karyawan sebanyak 48 orang. Alat analisis yang digunakan dalam instrumen uji validitas dan uji reliabilitas, analisis regresi variabel intervening (Path Analysis), uji t, uji F, uji R2, analisis korelasi, analisis efek. Hasil tes menunjukkan semua instrumen yang valid dan reliabel. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Gaya kepemimpinan memiliki dampak positif tidak signifikan terhadap motivasi kerja, 2) Budaya Organisasi berpengaruh positif yang signifikan terhadap motivasi kerja, 3) Komitmen Organisasi memiliki IMPAC positif dan signifikan terhadap motivasi kerja, 4) Gaya Kepemimpinan memiliki positif dan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, 5) Budaya Organisasi berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja karyawan, 6) Komitmen organisasi berpengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja karyawan, 7) Motivasi Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan di Badan Kepegawaian Daerah Ambon. R-square nilai adalah 66,2% dan total, variasi kinerja karyawan berarti dalam Badan Kepegawaian Daerah Ambon, menjelaskan Kepemimpinan Style, Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi untuk Kerja Motivasi sebagai variabel intervening dari 66,2% sisanya 33,8% dijelaskan sebagai variabel lain di luar model variabel misalnya kepuasan kerja dan disiplin pegawai.

Kata kunci: g a y a k e p e m i m p in a n , b u d a y a o r g a n is a s i , motivasi kerja,

kinerja karyawan.

ABSTRACT:

This study aims is to analyze the effect of: (1) leadership style on work

motivation, (2) organizational culture on employees motivation; (3)

organization with a commitment to influence employees motivation, (4) leadership style on employees performance; (5) organizational culture on

(2)

112

employees performance; (6) organizational commitment on employees

performance; (7) work motivation on employee performance. The data used in this study were taken with the primary population questionnaires given to

employees as many as 48 people. Analysis tools used in the test instrument

validity and reliability testing, analysis regression the intervening variable (Path Analysis), t test, F test, test R2, correlation analysis, analysis of the effect. The test results showed all instruments were valid and reliable. The results showed : 1) Leadership style had a not significant positive effect on work motivation, 2) Organizational Culture had significant positive effect on work motivation, 3) Organizational Commitment had positive and significant impac on work motivation, 4) Leadership Styles had positive and significant effect on employees performance, 5) Organizational Culture had significant negative effect on employees performance, 6) Organizational commitment had significant positive effect on employee performance, 7) Work Motivation had positive and significant effect on Employee Performance in the Regional Employment Board of Ambon. R-square value was 66.2% and a total, meaningful employee performance variation in Ambon Regional Employment Board, explained Leadership Style, Organizational Culture, Organizational Commitment to Work Motivation as intervening variable of 66.2% remaining 33.8% was explained as other variables outside the model instance variables of job satisfaction and employee discipline.

Key words: Leadership Style, Organizational Culture, Work Motivation,

Employee performance.

PENDAHULUAN

Di awal abad ini banyak perubahan terjadi begitu cepat, baik dalam dunia usaha maupun tata pemerintahan. Organisasi maupun perusahaan berusaha mengarahkan dan mendayagunakan segala potensi yang dimiliki untuk mencapai tujuannya. Sumber daya manusia merupakan potensi utama yang sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Mengarahkan dan mendayagunakan sumberdaya manusia adalah upaya untuk meningkatkan kinerja pegawai. Kinerja yang tinggi dari sumberdaya manusia tidak saja menjadi salah satu tujuan perusahaan atau organisasi tetapi telah menjadi salah satu tujuan pemerintah. Era reformasi dan dampak globalisasi mendorong percepatan perubahan perbaikan kinerja aparatur pemerintah. Aparatur pemerintah dituntut bekerja lebih profesional, bermoral, bersih dan beretika dalam mendukung reformasi birokrasi

(3)

113 dan menunjang kelancaran tugas pemerintahan dan pembangunan.

Berbagai cara meningkatkan kinerja pegawai dalam suatu organisasi di antaranya dengan memotivasi kerja pegawai melalui kepemimpinan, budaya organisasi dan membentuk suatu komitmen organisasi yang sesuai dengan harapan pegawai. Disamping itu kemampuan pemimpin dalam menggerakkan dan memberdayakan pegawai akan mempengaruhi kinerja pegawai. Perilaku pemimpin memiliki dampak signifikan terhadap sikap, perilaku dan kinerja pegawai. Efektivitas pemimpin dipengaruhi karakteristik bawahannya dan terkait dengan proses komunikasi yang terjadi antara pemimpin dan bawahan. Pimpinan dikatakan tidak berhasil apabila tidak dapat memotivasi, menggerakkan dan memuaskan pegawai pada suatu pekerjaan dan lingkungan tertentu.

Usaha lain untuk meningkatkan motivasi pegawai adalah melalui budaya organisasi yang merupakan suatu sistem penyebaran kepercayaan dan nilai-nilai yang berkembang dalam suatu organisasi dan mengarahkan perilaku anggota-anggotanya. Menurut Soedjono (2005) dalam Hasanuddin (2011) budaya organisasi dapat menjadi instrument keunggulan kompetitif yang utama apabila dapat mendukung strategi organisasi dan dapat menjawab atau mengatasi permasalahan dengan cepat dan tepat. Permasalahan dalam lingkup organisasi yang berkaitan dengan komitmen pada organisasi adalah ketidakhadiran

(absenteeism) oleh karena itu mempertahankan dan menekan ketidakhadiran

sangat diperlukan bagi organisasi. Sebuah keuntungan bagi organisasi apabila komitmen organisasi dari masing-masing individu di dalam sebuah organisasinya, karena apabila komitmen organisasi dari masing-masing pegawainya baik akan mengurangi biaya dalam pemeliharaan SDM. Pegawai dengan komitmen yang tinggi, pekerjaan dipandang menjadi kewajiban atau beban tetapi lebih kepada aktivitas untuk pengembangan diri dan berkarya. Komitmen seringkali menjadi isu yang sangat penting bagi pegawai atau seseorang pada organisasi dalam dunia kerja, bahkan ada beberapa organisasi mensyaratkan unsur komitmen apabila memegang posisi atau jabatan tertentu dalam kualifikasi lowongan pekerjaan, akan tetapi masih banyak pegawai belum paham tentang arti komitmen yang sesungguhnya. Padahal pemahaman tersebut

(4)

114 sangatlah penting agar tercipta kondisi kerja yang kondusif sehingga fungsi organisasi dapat berjalan secara efisien dan efektif. Menurut Lincoln (1994) dalam Sopiah, (2008), komitmen organisasional mencakup kebanggaan, kesetiaan, dan kemauan anggota pada organisasi. Sedangkan menurut Blau dan Boal (1995) dalam Sopiah, (2008) komitmen organisasional didefinisikan sebagai suatu sikap yang merefleksikan perasaan suka atau tidak suka dari karyawan terhadap organisasi.

Motivasi akan efektif apabila terdapat keyakinan dalam diri bawahan yang digerakkan bahwa dengan tercapainya tujuan organisasi maka tujuan pribadi juga akan ikut pula tercapai. Motivasi adalah proses keterkaitan antara usaha dan pemuasan kebutuhan tertentu. Keadaan internal adalah merupakan kebutuhan seseorang yang menyebabkan hasil usaha tertentu menjadi menarik, artinya suatu kebutuhan yang belum terpuaskan akan menciptakan ketegangan yang pada gilirannya menimbulkan motivasi pada diri seseorang, (Hasibuan, 2006), di mana motivasi kerja tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi perlu dianalisis lebih mendalam, sehingga akan diperoleh gambaran tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya dan pada akhirnya akan berdampak baik pada kinerja pegawai dan keberhasilan organisasi. Sebagai contoh, pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Ambon untuk meningkatkan pencapaian kinerja organisasi mungkin akan dipengaruhi oleh kepemimpinan, budaya organisasi, komitmen organisasi dan motivasi kerja, sehingga apabila faktor-faktor tersebut tidak dikelola secara baik akan mengakibatkan adanya kecenderungan penurunan kinerja para pegawai. Fenomena yang menarik adalah:

1. Adanya pemberlakuan system absen pegawai dengan alat Finger Print di BKD Kota Ambon, hal ini merupakan satu-satunya instansi yang menggunakan system ini di lingkungan Pemerintah Kota Ambon sehingga sangat efektif untuk meningkatkan kedisiplinan para pegawai. Hal tersebut tidak lepas dari kebijakan yang telah diterapkan oleh kepala BKD Kota Ambon di instansi yang dipimpinnya.

(5)

115 kuat untuk senantiasa meningkatkan kinerjanya. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pemantauan peneliti di lapangan bahwa masing-masing bidang di instansi ini telah melaksanakan dan menyelesaikan tupoksi secara tepat sasaran dan tepat waktu.

GAYA KEPEMIMPINAN

Gaya kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard dalam Muninjaya (2004) berdasarakan pemikiran bahwa tidak ada satu pun gaya kepemimpinan yang efektif untuk semua situasi. Kekuatan yang ada pada diri pemimpin dan yang dimiliki oleh kelompok (hubungan interpersonal diantara keduanya), serta situasi lingkungan (orientasi tugas) akan ikut menentukan gaya kepemimpinan seseorang jika ia berinteraksi dengan bawahannya. Gaya kepemimpinan menurut mereka, yaitu: instruksi, konsultasi, partisipasi, dan delegasi.

BUDAYA ORGANISASI

Budaya organisasi merupakan perekat bagi semua hal di dalam organisasi (Wibowo, 2006). Artinya budaya organisasi mampu menjadi pemersatu dari perbedaan-perbedaan yang ada dalam organisasi dan menyatukannya dalam satu tujuan. Pendapat berikutnya mengatakan, kultur organisasi (organizational

culture) mengacu pada sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para

anggota yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lainnya (Robbins, 2008). Menurut pengertian di atas, budaya organisasi merupakan suatu sistem makna bersama yang artinya sistem tersebut perlu disosialisasikan kepada anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai.

Budaya organisasi memiliki beberapa fungsi (Robbins, 2008), yaitu: pertama, hal ini berperan sebagai batas-batas; artinya, kultur menciptakan perbedaan atau distingsi antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. Kedua, hal ini memuat rasa identitas anggota organisasi. Ketiga, kultur memfasilitasi lahirnya komitmen terhadap sesuatu yang lebih besar daripada kepentingan individu. Keempat, kultur meningkatkan stabilitas sistem sosial.

(6)

116 yang secara keseluruhan, merupakan hakikat budaya sebuah organisasi, yaitu: 1) inovasi dan keberanian pengambilan resiko, 2) perhatian pada hal-hal rinci, 3) orientasi hasil, 4) orientasi orang, 5) orientasi tim, 6) keagresifan, 7) stabilitas.

KOMITMEN ORGANISASI

Komitmen organisasi dapat didefinisikan juga sebagai sebuah kepercayaan dan penerimaan terhadap tujuan-tujuan dan nilai-nilai dari organisasi, sebuah kemajuan untuk menggunakan usaha yang sungguh-sunguh guna kepentingan organisasi, sebuah keinginan untuk memelihara keanggotaan dalam organisasi (Aranya dan Ferris, 1984 dalam Petronila et al, 2009). Menurut Ivancevich et al. (2007) komitmen terhadap suatu organisasi melibatkan 3 (tiga) sikap, yaitu rasa identifikasi dengan tujuan organisasi, perasaan yang terlibat dalam tugas-tugas organisasi, dan perasaan setia terhadap organisasi. Bukti penelitian menunjukkan bahwa tidak ada komitmen dapat mengurangi efektivitas organisasi.

Orang yang memiliki komitmen cenderung tidak berhenti dan menerima pekerjaan lain, sehingga tidak muncul biaya pergantian karyawan yang tinggi. Selain itu, seorang karyawan yang berkomitmen akan mempersepsikan nilai dan pentingnya integrasi dari tuuan individu dan organisasi, sehingga karyawan akan berpikir mengenai tujuan dirinya dan tujuan organisasinya sebagai hal pribadi. Menurut Porter et al. (1974) dalam Muliawan et al. (2009), komitmen organisasi diidentifikasi menjadi tiga aspek, yaitu keyakinan yang kuat, dan penerimaan terhadap tujuan dan nilai organisasi; kemampuan untuk mengerahkan usaha yang cukup atas nama organisasi; dan keinginan yang pasti untuk mempertahankan keanggotaan organisasi.

MOTIVASI KERJA

Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku Manusia (Handoko, 2009). Tidak semua karyawan mampu melaksanakan tugasnya sesuai dengan apa yang diharapan oleh manajer, untuk itulah seorang manajer harus memilikikemampuan untuk memotivasi karyawannya agar mampu menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan dengan

(7)

117 baik sehingga efektifitas perusahaan dapat tercapai. motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seseorang individu untuk mencapai tujuannya (Robbins, 2008). Pendapat Robbins ini selaras dengan pendapat yang telah dikemukakan di atas, bahwa motivasi merupakan sebuah proses. Proses inilah yang menjelaskan intensitas atau keadaan tingkatan individu, kemana arah yang dituju dan seberapa besar ketekunan usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan perusahaan.

KINERJA

Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh faktor-faktor atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu (Wirawan, 2009). Keluaran yang dimaksud dalam pengertian tersebut merupakan hasil yang dicapai dalam melaksanakan atau penyelesaian tugas. Selain itu Wirawan juga mencantumkan kata “waktu tertentu” dalam definisinya, ini menunjukkan bahwa dalam penyelesaian tugas diperlukan adanya batasan waktu. Penyelesaian tugas tanpa adanya batasan waktu maka akan sulit untuk diukur kinerjanya karena tidak adanya perbandingan antara standar waktu yang ditetapkan dengan waktu yang ditempuh dalam penyelesaian tugas.

Pendapat lainnya mengatakan, kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuaidengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2009). Berdasarkan pengertian diatas kinerja sesorang dapat dilihat atau dinilai baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Kualitas menunjukkan seberapa baik tugas yang dilaksanakan oleh seorang karayawan, misalnya seorang karyawan dalam menulis suatu laporan tidak ada kesalahan dalam penulisan huruf maka bisa dikatakan bahwa kualitas pekerjaannya baik sedangkan kuantitas menunjukkan seberapa banyak hasil atau tugas-tugas yang mampu diselesaikannya.

Secara umum, dimensi kinerja dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis (Wirawan, 2009), yaitu: 1) hasil kerja adalah keluaran kerja dalam bentuk barang dan jasa yang dapat dihitung dan diukur kuantitas dan kualitasnya, 2) perilaku

(8)

118 kerja adalah perilaku karyawan yang ada hubungannya dengan pekerjaan, misalnya kerja keras, ramah terhadap pelanggan dan cara berjalan tentara dalam upacara. Perilaku kerja dapat digolongkan menjadi perilaku kerja general dan perilaku kerja khusus, 3) sifat pribadi yang ada hubungannya dengan pekerjaan adalah sifat pribadi karyawan yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaannya.

METODE

Kajian ini digolongkan sebagai penelitian penjelasan (eksplanatory) karena berupaya untuk menjelaskan hubungan kausalitas antara gaya kepemimpinan, budaya organisasi, komitmen organisasi terhadap motivasi kerja dan kinerja. Pendekatan dalam penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif, model penelitiannya adalah model survey dengan menggunakan instrument kuesioner dan wawancara dengan maksud untuk mendapatkan data opini individu responden (Jogiyanto, 2008) serta dilakukan pengujian hipotesis.

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian atau individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh hendak digeneralisasi (Sugiyono, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kota Ambon sejumlah 48 orang.

Keseluruhan item dalam instrument ini selanjutnya diukur dengan menggunakan skala likert yang dimulai dengan dari sangat tidak setuju dengan skor 1 hingga sangat setuju dengan skor 5.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Validitas ini dilakukan untuk mengetahui seberapa cermat suatu tes (alat ukur) melakukan fungsi ukurnya. Cara menguji validitas ini dilakukan dengan mengkorelasikan antara skor konstruksi dengan skor totalnya. Adapun teknik korelasi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah product moment

corrrealtion (Sugiyono, 2000).

Setelah ditentukan validitas dilanjutkan uji reliabilitas, uji ini hanya dapat dilakukan pada pertanyaan yang telah dianggap valid. Uji ini digunakan untuk

(9)

119 mengetahui sejauhmana hasil pengukuran tetap konsisten, jika dilakukan dua kali dan atau lebih pada kelompok yang sama dengan alat ukur sama. Untuk mengukurnya digunakan rumus crionbach alpha dari masing-masing instrumen dalam satu variabel. Dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60 (Ghozali, 2005).

Hasil pengujian Koefisien Regresi

1. β1 = 0,342 artinya Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai, yang berarti apabila Gaya Kepemimpinan semakin baik maka Kinerja Pegawai akan semakin baik, dengan asumsi Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi dan Motivasi Kerja konstan. 2. β2 = -0,174 yang artinya Budaya Organisasi berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap Kinerja Pegawai, yang berarti apabila Budaya Organisasi semakin baik maka Kinerja Pegawai akan semakin baik, dengan asumsi Gaya Kepemimpinan, Komitmen Organisasi dan Motivasi Kerja konstan.

3. β3 = 0,278 artinya Komitmen Organisasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Kinerja Pegawai, yang berarti apabila Komitmen Organisasi semakin baik maka Kinerja Pegawai akan semakin baik, dengan asumsi Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja konstan.

4. β4 = 0,369 artinya Motivasi Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai, yang berarti apabila Motivasi Kerja semakin baik maka Kinerja Pegawai akan semakin baik, dengan asumsi Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi konstan. Hasil pengujian Koefisien Korelasi

1. Gaya Kepemimpinan dengan Motivasi Kerja adalah 0,336* dan sig = 0,020, dapat diartikan bahwa hubungan antara Gaya Kepemimpinan dengan Motivasi Kerja cukup kuat dan signifikan.

2. Budaya Organisasi dengan Motivasi Kerja adalah 0,475** dan sig = 0,001, dapat diartikan bahwa hubungan antara Budaya Organisasi dengan Motivasi Kerja kuat dan signifikan.

(10)

120 3. Komitmen Organisasi dengan Motivasi Kerja adalah 0,60

4. 7** dan sig = 0,000, dapat diartikan bahwa hubungan antara Komitmen Organisasi dengan Motivasi Kerja cukup kuat dan signifikan.

5. Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Pegawai adalah 0,475** dan sig = 0,001, dapat diartikan bahwa hubungan antara Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Pegawai sangat kuat dan signifikan.

6. Budaya Organisasi dengan Kinerja Pegawai adalah 0,402** dan sig = 0,005, dapat diartikan hubungan antara Budaya Organisasi dengan Kinerja Pegawai kuat dan signifikan.

7. Komitmen Organisasi dengan Kinerja Pegawai adalah 0,539** dan sig = 0,000, dapat diartikan bahwa hubungan antara Komitmen Organisasi dengan Kinerja Pegawai kuat dan signifikan.

8. Motivasi Kerja dengan Kinerja Pegawai adalah 0,570** dan sig = 0,000, dapat diartikan bahwa hubungan antara Motivasi Kerja dengan Kinerja Pegawai kuat dan signifikan.

Berdasarkan Tabel 3, hasil uji secara serempak (Uji F) diketahui besarnya nilai F sebesar 8,903 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi dan Motivasi Kerja secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja pada Pegawai Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Ambon.

Uji R² didapatkan hasil sebesar 0,453 atau 45,3% e2 persamaan 2 :

Maka nilai koofisien determinasi (R2) Total = R2 = 1 - (e1² x e2²)

R2 = 1 - ((0,787)2 x (0,739)2) = 1 - (0,619 x 0,546)

(11)

121 = 1 - 0,338

= 0,662 atau 66,2%

Nilai R square total sebesar 0,662 artinya kinerja pegawai dijelaskan oleh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi dengan Motivasi Kerja sebagai variabel intervening sebesar 66,2% dan sisanya sebesar 33,8% dijelaskan variabel lain di luar model penelitian ini, sebagai contoh variabel kepuasan kerja dan disiplin pegawai.

Berdasarkan tujuan analisis pada penelitian ini bahwa dalam analisis jalur, akan dipilih arah jalur pengaruh antara variabel-variabel penelitian sehingga diperoleh keputusan jalur mana yang akan dipilih berkaitan dengan upaya manajemen dalam peningkatan kinerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Ambon yaitu pengaruh langsung (direct effect) atau pengaruh tidak langsung

(indirect effect), dengan hasil sebagai berikut :

1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh langsung Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota Ambon lebih besar dari pengaruh tidak langsung dan mempunyai korelasi cukup kuat dan signifikan sehingga untuk meningkatkan kinerja pegawai lebih efektif melalui jalur langsung. Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai, hal ini menunjukkan bahwa apabila Gaya Kepemimpinan dijalankan dengan baik dan ditingkatkan maka kinerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota Ambon akan meningkat. Gaya Kepemimpinan di Badan Kepegawaian Daerah Kota Ambon ini mempunyai arti penting bagi pegawai :

a) Apabila pemimpin selalu memberikan arahan kepada para pegawainya tentang aktivitas yang akan dikerjakan sesuai dengan kebutuhan maka pekerjaan akan cepat selesai dan hasilnya akan akurat;

b) Pemimpin memberikan visi, rasa gembira, kegairahan, cinta, kepercayaan, semangat, obsesi dan konsistensi kepada para pegawai sehingga akan membuat pegawai merasa kerasan bekerja di kantor,

(12)

122 hal tersebut akan berpengaruh pada hasil pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik. Apabila hubungan antara pemimpin dan pegawai terjalin baik maka pekerjaan dapat dikerjakan bersama, saling membantu dan saling memberi masukan sehingga hasil pekerjaan akan lebih baik.

c) Pemimpin memberikan perhatian, menunjukkan contoh atau tindakan nyata kepada para pegawai. Apabila pemimpin bisa memberikan contoh yang baik di dalam organisasi maka para pegawai akan termotivasi untuk bertindak dan bekerja secara baik.

2. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai.

Koefisien pengaruh langsung budaya organisasi terhadap kinerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Ambon lebih kecil dibandingkan pengaruh tidak langsung, sehingga untuk meningkatkan kinerja lebih efektif melalui jalur tidak langsung yakni dengan meningkatkan motivasi kerja pegawai. Apabila motivasi kerja bagi para pegawai dapat dimaksimalkan tentu akan meningkatkan hasil kerja dan kinerja pegawai. 3. Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Pegawai.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Komitmen Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai, hal ini menunjukkan bahwa apabila Komitmen Organisasi ditingkatkan maka kinerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota Ambon akan meningkat. Komitmen organisasi yang kuat dapat dibentuk melalui sebuah kepercayaan dan penerimaan para pegawai terhadap tujuan-tujuan dan nilai-nilai dari organisasi. Tingginya kepercayaan dan penerimaan tersebut akan memberikan dorongan kepada para pegawai untuk menggunakan usaha yang sungguh-sungguh guna kepentingan organisasi. Komitmen organisasi berpengaruh kepada keinginan untuk memelihara keanggotaan dalam organisasi tersebut sehingga akan terbentuk sebuah organisasi yang solid. 4. Pengaruh Motivasi kerja terhadap Kinerja pegawai

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah

(13)

123 Kota Ambon. Motivasi kerja yang tinggi pada para pegawai sangat menentukan kepada hasil kerja dan terlaksananya apa yang menjadi tugas pokok dan fungsi organisasi tersebut. Motivasi pegawai dapat ditingkatkan melalui penghargaan terhadap hasil pekerjaan yang baik sehingga pegawai tersebut berusaha untuk bekerja lebih baik, tambahan penghasilan yang tinggi, kondisi kerja yang menyenangkan dapat mendorong pegawai untuk bekerja lebih baik, sehingga hasil pekerjaannya semakin baik. Maka untuk mendukung motivasi kerja dalam upaya untuk meningkatkan kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kota Ambon dilakukan dengan cara memberikan penghargaan bagi pegawai yang mempunyai prestasi dengan dipromosikan kejenjang lebih tinggi, memperhatikan kesejahteraan pegawai dengan memberikan perhatian terhadap penghasilan yang diterima pegawai yaitu memberikan insentif apabila ada pekerjaan tambahan/di luar jam kerja dan menciptakan kondisi kerja yang mendukung bagi pegawai untuk melakukan aktivitasnya dalam melaksanakan pekerjaan dengan memberikan fasilitas yang memadai.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap motivasi kerja pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kota Ambon.

2. Budaya Organisasi berpengaruh positif terhadap motivasi kerja pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kota Ambon.

3. Komitmen Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kota Ambon

4. Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kota Ambon.

5. Budaya Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kota Ambon.

(14)

124 pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kota Ambon.

7. Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kota Ambon.

8. Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi dan Motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kota Ambon. 9. Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa nilai R Square total

sebesar 0,662 artinya variabel kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kota Ambon dijelaskan oleh variabel Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi dengan Motivasi Kerja sebagai variabel intervening sebesar 66,2% dan sisanya sebesar 33,8% dijelaskan variabel lain di luar model penelitian ini antara lain Kepuasan Kerja dan Disiplin Pegawai.

10. Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa:

a) Pengaruh langsung Gaya Kepemimpinan terhadap kinerja pegawai lebih besar dari pengaruh tidak langsung Gaya Kepemimpinan terhadap kinerja pegawai dengan mediasi motivasi kerja, sehingga untuk meningkatkan kinerja pegawai lebih efektif melalui jalur langsung.

b) Pengaruh langsung Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai lebih kecil dari pengaruh tidak langsung Budaya Organisasi terhadap kinerja pegawai dengan mediasi motivasi kerja, sehingga untuk meningkatkan kinerja pegawai lebih efektif melalui jalur tidak langsung.

c) Pengaruh langsung Komitmen Organisasi terhadap kinerja pegawai lebih besar dari pengaruh tidak langsung Komitmen Organisasi terhadap kinerja pegawai dengan mediasi motivasi kerja, sehingga untuk meningkatkan kinerja pegawai lebih efektif melalui jalur langsung.

d) Pengaruh total Komitmen Organisasi terhadap kinerja pegawai lebih besar pengaruhnya dari pada pengaruh total gaya kepemimpinan

(15)

125 terhadap kinerja pegawai dan pengaruh total Budaya organisasi terhadap kinerja pegawai. Sehingga untuk meningkatkan kinerja pegawai lebih efektif melalui peningkatan Komitmen Organisasi.

DAFATAR PUSTAKA

Arean Rivai, Veithzal dan Sagala. Ella Jauvani. (2009). Manajemen Sumber Daya

Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta : Rajawali Pers.

Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang: Badan Penerbit: Undip Semarang.

Handoko, T. Hani. (2009). Manajemen: Edisi 2. Yogyakarta: Penerbit BPFE. Hasibuan M.P. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi revisi.

Jakarta : Bumi Aksara.

Hasanuddin. (2011). Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Serta Dampaknya Pada Kinerja Organisasi (Studi Kasus

Bappeda Kabupaten Aceh Besar). Tesis (tidak diterbitkan). Banda Aceh:

Universitas Syiah Kuala.

Jogiyanto. (2008). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan

Pengalaman-Pengalaman, Edisi Pertama, BPFE – Yogyakarta,

Yogyakarta

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2009). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Penerbit PT. Refika Aditama.

Muliawsan, Agung. D, Peter F. Green, dan David A. Robb. (2009). The

Turnover Itention of Information Systems Auditors. International Journal

Of Accounting Information Systems. Vo. 10, hal 117-136

Muninjaya. (2004). Manajemen Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Petrolila, Thio. A, Vennylia Tjendra, dan Lina Hartingsih. (2009). Pengaruh Komitmen Organisasi, Konflik Peran Terhadap Turnover Intention Dengan

Kepuasan Kerja. Jurnal Akuntansi. Vo. 8 No. 2, hal. 137-147.

Robbins, Stephen P. (2008). Perilaku Organisasi Edisi 12 Buku 1 dan 2. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

(16)

126 Trisnaningsih, S. (2007). Independensi Auditor Dan Komitmen Organisasi Sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya

Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. SNA X

Makassar.

Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Administrasi.Bandung: Penerbit Alfabeta Sopiah. (2008). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Umar, Husein. (2003). Metode Riset Akuntansi Terapan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Wibowo, M. Phil. (2006). Manajemen Perubahan. Jakarta: Penerbit PT. Grafindo Persada.

Widyastuti, H. C. (2009). Hubungan Antara Budaya Organisasi Dengan

Komitmen Organisasi Pada Perawat Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum.

Jurnal Skripsi. Semarang: Undip.

Wirasti, Sri. (2008). Pengaruh Motivasi Kerja, Sarana Prasarana Kedisiplinan Kerja Dan Lingkungan Pekerjaan Terhadap Kualitas Pel ayanan Pegawai Pada Dinas Kebersihan Dan PertamananPemerintah Kota

Surakarta, Tesis, STIE-AUB, tidak dipublikasikan.

Wirawan. (2009). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia: Teori Aplikasi dan

(17)

127

LAMPIRAN

Tabel 1. Koefisien Regresi

Tabel 2. Koefisien Korelasi

Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardi zed Coefficie nts t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) Gaya Kepemimpinan Budaya Organisasi Komitmen Organisasi Motivasi Kerja 8.018 .385 -.150 .307 .525 4.419 .167 .151 .182 .204 .342 -.174 .278 .369 1.814 2.308 -.995 1.688 2.577 .077 .026 .325 .099 .013 a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

Correlations Gaya Kepemimpinan Budaya Organisasi Komitmen Organisasi Motivasi Kerja Kinerja Pegawai Gaya Kepemimpinan Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 1 48 .647** .000 48 .436** .002 48 .336* .020 48 475** .001 48 Budaya Organisasi Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .647** .000 48 1 48 .644** .000 48 .475** .001 48 .402** .005 48 Komitmen Organisasi Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 436** .002 48 .644** .000 48 1 48 .607** .000 48 .539** .000 48

Motivasi Kerja Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .336* .020 48 .475** .001 48 .607** .000 48 1 48 .570** .000 48 Kinerja Pegawai Pearson

Correlation Sig. (2-tailed) N .475** .001 48 .402** .005 48 .539** .000 48 .570** .000 48 1 48

(18)

128

Tabel 3. Hasil Uji F

Tabel 4. Hasil Koefisien Determinasi Persamaan 2

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression Residual Total 217.902 263.098 481.000 4 43 47 54.475 6.119 8.903 .000a

a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja, Gaya Kepemimpinan, Komitmen

Organisasi, Budaya Organisasi

b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .673a .453 .402 2.474

a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja, Gaya Kepemimpinan,

Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

Gambar

Tabel 2. Koefisien Korelasi
Tabel 3. Hasil Uji F

Referensi

Dokumen terkait

Sliˇ cno, al- gebarski skup rekonstruiramo iz algebre regularnih funkcija koja je konaˇ cnogenerirana reducirana komutativna K -algebra A kao njezin spektar, skup homomorfizama K

Preparasi sampel dilakukan dalam 2 tahap yaitu tahap pertama sampel dipreparasi sesuai dengan standar ukuran sampel yang digunakan dalam keperluan untuk analisis

Terkait bidang hukum, ada permasalahan teknis dari kriteria yang berdasarkan perundang-undangan untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam surat

Perennial, Islam memandang bahwa doktrin tentang al-tauhîd tidak hanya menjadi pesan milik Islam sebagai agama, melainkan lebih merupakan inti dari nilai agama wahyu Tuhan

Sugeng Nugroho, S.Kar., M.Sn, selaku Dekan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Surakarta yang telah memberikan fasilitas dan kemudahan bagi penyusun

4) Pengintegrasian ke dalam proses pembelajaran. Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.. 1) Merencanakan

Kegiatan keterampilan proses sains mengajak anak untuk berpikir karena sains tidak lebih dari sekedar menghafal fakta, tetapi juga kombinasi dari keterampilan proses dan materi atau

The main objective of this study is to examine if accounting ethics have much impact on the practice of accounting profession in Nigeria, the factors that make