• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sidikalang merupakan salah satu kecamatan yang ada di kabupaten Dairi,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sidikalang merupakan salah satu kecamatan yang ada di kabupaten Dairi,"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

2.1 Letak Geografis

Sidikalang merupakan salah satu kecamatan yang ada di kabupaten Dairi, Propinsi Sumatera Utara. Jarak kecamatan dengan pusat pemerintahan hanya 0,5 km. Dimana Sidikalang merupakan ibukota dari kabupaten Daerah Tingkat II Dairi.

Secara adminitratif kecamatan Sidikalang terdiri dari 11 desa/kelurahan, 41 lingkungan dan 34 dusun dengan luas kecamatan 70,67 km2 atau 4,02% dari total luas kapubaten Daerah Tingkat II Dairi, yang memanjang dari arah Utara ke Tenggara. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Siempat Nempu Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Kerajaan Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Berampu Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Sitinjo/Sumbul Secara geografis kecamatan Sidikalang terletak antara :

Lintang Utara : 2015’ – 3000’ Bujur Timur : 98000’– 98030’

Kemiringan lahan kecamatan Sidikalang adalah 0-25. Ketinggian kecamatan Sidikalang berkisar antara 700-1.100 m diatas permukaan laut dan ketinggian ibukota kecamatan Sidikalang yang sekaligus ibukota kabupaten Dairi adalah 1.066 m diatas permukaan laut. Rata-rata hari hujan sebanyak 12 hari dan tidak merata setiap

(2)

bulannya dengan curah hujan rata-rata 16 mm. Musim hujan yang paling berpengaruh biasanya terjadi pada bulan Januari, April, Mei, September, Nopember dan Desember setiap tahunnya. Angin laut berhembus kencang dari arah barat menuju timur sewaktu menjelang musim yang mengakibatkan musim hujan. Angin barat berhembus dengan kecepatan sedang dari arah timur menuju arah barat sewaktu menjelang musim kering.

Keadaan lahan dari kecamatan Sidikalang sebagian besar diadaptasi gunung-gunung dan bukit-bukit yang bergelombang yang memanjang dari timur kearah Barat dan kemiringan lahan yang bervariasi hanya sebagian yang datar/rata. Sebelum kedatangan Hindia Belanda ke Indonesia produksi dari kecamatan Sidikalang/kabupaten Dairi berupa rotan, damar, kapur barus, kemenyan dan kayu yang menjadi dominasi mata pencaharian yang diperdagangkan.12

12

Katalog BPS, “Dairi Dalam Angka 1985”, Badan Pusat Statistik Kabupaten Dairi & Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Dairi.

Sesuai dengan keadaan alamnya maka mata pencaharian masyarakat Sidikalang umumnya adalah bercocok tanam. Dimana lahan kecamatan Sidikalang sangat cocok untuk tanaman muda dan keras seperti kopi, karet dan jagung. Salah satu tanaman utama di Sidikalang adalah tanaman kopi. Sidikalang sangat terkenal dengan penghasil kopi karena banyaknya masyarakat yang mengolah lahan dengan menanami tanaman kopi. Kopi dari Sidikalang sangat terkenal karena rasa yang khas dan rasa pahitnya yang cukup kental, dimana kopi ini juga menjadi salah satu komiditi ekspor yang paling besar dari Sidikalang ke luar daerah.

(3)

Sidikalang merupakan pusat perekonomian, pemerintahan dan perdagangan. Pemilihan Sidikalang sebagai ibukota kabupaten Dairi karena letaknya yang strategis sebagai jalur perhubungan utama untuk berhubungan dengan daerah lain termasuk ke Medan, ibukota Sumatera Utara dan didukung oleh kemajuan pembangunan kota dan masyarakat serta dikenal sebagai kota terbesar di kabupaten Dairi.

Tabel 1

Luas Lahan Kecamatan Sidikalang dan Pengunaannya

No. Penggunaan Lahan Luas Lahan

1. Pekarangan/Bangunan 1725

2. Lahan Sawah 763

3. Pertanian sawah kering (ladang tegal) 3849

5. Rawa 278

6. Kolam/tebat 128

7. Pengembalaan 154

9. Lain-lain dan Danau 170

Sumber : Buku Statistik Tahunan “Kabupaten Dairi dalam angka 1985”

Dari tabel dapat kita lihat bahwa penggunaan lahan di kecamatan Sidikalang lahan untuk pertanian cukup luas, baik untuk lahan sawah, pertanian sawah kering maupun perkebunan rakyat. Dimana areal ini dijadikan masyarakat menjadi mata pencaharian utama. Lahan ini banyak ditanami tanaman keras seperti kopi robusta, kopi arabika, kemenyan, kulit manis aren, gambir dan lain-lain. Masyarakat juga

(4)

mulai mengusahakan perkebunan yang dari tahun ke tahun jumlahnya semakin meningkat, perkebunan yang mulai berkembang dan diusahakan penduduk Sidikalang adalah perkebunan jeruk.

Areal pemukiman menjadi lahan kedua yang terluas, hal ini terjadi karena jumlah penduduk di kecamatan Sidikalang mengalami peningkatan baik jumlah penduduk setempat maupun jumlah para pendatang atau perantau dari luar daerah semakin banyak. Sehingga pembangunan tempat hunian cukup tinggi dan pembagunan sarana-sarana umum pun sudah meningkat. Untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Sidikalang pemerintah juga membangun sarana-sarana pendukung seperti puskesmas, sekolah, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Perusahaan Listrik Negara (PLN), rumah-rumah ibadah, telepon umum, bank, pos dan giro.

Sidikalang juga mempunyai beberapa tempat wisata yang sering dikunjugi baik dari dalam daerah maupun dari luar daerah. Salah satu tempat wisata yang mulai berkembang adalah Tanam Wisata Iman yang letaknya berada di daerah Sitinjo. Sidikalang yang berhawa sejuk dan didukung dengan pemandangan yang indah, membuat Sidikalang menjadi salah satu tempat wisata yang ramai dikunjungi oleh para wisatawan baik dari dalam daerah, luar daerah bahkan wisatawan mancanegara. Untuk mendukung hal ini pemerintah meningkatkan fasilitas-fasilitas pariwasata untuk menunjang kemajuan pariwisata daerah karena mendatangkan pendapatan daerah bagi pemerintah maupun masyarakat setempat. Fasilitas-fasitas yang dibangun pemerintah berupa hotel, losmen, dan tempat cenderamata yang dekat dengan tempat pariwisata.

(5)

Pengakutan merupakan salah satu perhatian pemerintah karena dengan adanya pengangkutan maka masyarakat akan memacu pertumbuhan ekonomi rakyat terutama yang berada di pedesaan. Masyarakat akan dimudahkan untuk melakukan aktifitasnya dalam menempuh jarak jauh dan para wisatawan akan dengan mudah untuk dapat sampai ke tempat tujuan wisata. Maka pemerintah sangat memperhatikan hal ini untuk mendukung pembangunan masyarakat dan kecamatan Sidikalang.

2.2 Keadaan Masyarakat

Suku Batak merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia yang sebagian besar menduduki dan mendiami daerah Danau Toba. Di sebelah Selatan berdiam orang Batak Toba sedangkan di sebelah Barat, berdiam orang Batak Dairi. Penduduk kecamatan Sidikalang merupakan bagian dari suku Batak yaitu suku Pakpak.

Penduduk Sidikalang adalah keturunan si Tellu Nempu yang mempunyai 3 orang anak yaitu Ujung, Angkat dan Bintang. Marga Ujung mendiami wilayah Sidikalang kota sekarang, marga Angkat mendiami daerah Sidiangkat sedangkan marga Bintang mendiami desa Bintang.

Masyarakat Sidikalang terdiri dari golongan Raja (kepala suatu negeri) yang disebut Takal Aur dan Pertaki (kepala desa) sebagai golongan tertinggi, sedangkan petani dan masyarakat adalah golongan masyarakat biasa. Tetapi stratifikasi sosial tidak seperti penggolongan masyarakat dalam masyarakat Jawa. Takal Aur dan

Pertaki adalah masyarakat biasa, mereka adalah petani yang dituakan oleh

masyarakat setempat atau merupakan seorang kepala marga dalam satu huta. Raja berperan dalam menyelesaikan segala persoalan yang menyangkut anggota

(6)

masyarakat dan adat istiadat. Raja tersebut tidak digaji atau mendapat imbalan akan tetapi cukup dihormati didalam kehidupan bermasyarakat. Di Sidikalang bila ada kegiatan pesta dan persoalan-persoalan dalam huta dan antar huta, maka Takal Aur akan menyelesaikannya dengan musyawarah dengan masyarakat.13

Adat istiadat yang berlaku di Sidikalang pada dasarnya mengikuti pola adat-istiadat Batak yang berazaskan Dalihan Natolu. Tetapi dikalangan orang Batak Pakpak Dalihan Natolu disebut dengan Daliken Sitelu. Dilambangkan didalam struktur sosial Batak Pakpak sebagai berikut :

1. Kula-kula (pemberi anak gadis) 2. Dengan sebeltek (teman semarga) 3. Berru (Klan penerima anak gadis)

Dengan sebeltek dibagi-bagi atas tiga bagian, sehingga menjadi lima (5) kelompok

atau disebut dengan Sulang Silima, yaitu :

1. Kula-kula

2. Dengan sebeltek situa

3. Dengan sebeltek penengah (kelompok anak tengah antara kelompok yang

sulung dan bungsu)

4. Ampun-ampun /sikedeken (kelompok anak bungsu),

5. Berru14

13

Hasil wawancara dengan Karina Munte, pada tanggal 29 November 2009, di Panji Bako no.23.

14

Marlinawati Juliana Sihotang, “Peranan HKBP Dalam Perkembangan Pendidikan Di Sidikalang (1919 - 1988)”, Medan : Skripsi S-1, Fakultas Sastra Jurusan Sejarah, 1991, hlm 12-15.

(7)

Yang disebut kula-kula adalah pihak pemberi gadis atau golongan pihak seberang dari suatu marga dengan marga lain. Dalam setiap marga harus mengetahui kedudukan terhadap orang lain dalam pergaulan adat, bagaimana menentukan sikap sesuai dengan Daliken Sitelu. Dengan demikian bahwa Batak Pakpak tidak berbeda dengan Batak Toba dalam adat-istiadat.

2.3 Mata Pencaharian

Berdasarkan keadaan alam dan topografi kabupaten Dairi maka sektor pertanian merupakan potensi terbesar andalan perekonomian masyarakat. Pada umumnya para petani mempunyai lahan yang cukup luas dan jumlah hasil panen yang sangat besar. Demikian juga halnya di kecamatan Sidikalang mata pencaharian utama adalah bertani, kehidupan bercocok tanam sebagai faktor dominan dalam setiap masyarakat petani. Pada umumnya menanam tanaman padi, palawija dan tanaman tahunan/bahan perdagangan ekspor seperti kopi, kemenyan, dan cengkeh. Terutama penduduk yang tinggal di daerah pedesaan, seperti Desa Kalang Simbara, Desa Belang Malum, dan Desa Bintang Mersada.

Sedangkan penduduk yang tinggal di pusat kecamatan Sidikalang sebagian besar bekerja sebagai pedagang ataupun pengusaha baik besar maupun kecil, sopir, buruh industri/bangunan, Pengawai Negeri Sipil (PNS), pengawai swasta, ABRI, dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena dekat dengan pusat pemerintahan kecamatan dan kabupaten.

(8)

Bahwa mata pencaharian yang paling banyak adalah petani, baik petani yang memiliki lahan sendiri, maupun petani yang mengolah/menggarap lahan dengan sistem menyewa dari para pemilik tanah. Tanaman palawija yang paling dominan ditanam masyarakat adalah jagung, tanaman keras yang paling banyak adalah kopi (kopi arabika), dan kemenyan serta produksi buah-buahan yang terbesar adalah pisang. Hasil pertanian cukup memenuhi kebutuhan penduduk setempat dan dapat diekspor ke luar daerah. Mata pencaharian yang lain juga dikerjakan penduduk Sidikalang adalah pedagang. Kegiatan perdagangan merupakan jenis mata pencaharian lain di luar pertanian. Para pedagang lebih banyak orang Batak Toba karena mental orang Batak Toba lebih keras dan juga orang Cina yang lebih banyak mempunyai usaha berupa pertokoan yang besar di pusat kota.

Penduduk Sidikalang juga mempunyai mata pencaharian tambahan yang diperoleh dari hasil hutan seperti kayu, damar dan rotan. Sebagian kecil penduduk juga memelihara ternak unggas, perikanan darat yang tata cara pemeliharaannya masih secara tradisional sehingga hanya merupakan penghasilan tambahan untuk menambah penghasilan pokok.

Industri juga berkembang di kecamatan Sidikalang sebagai mata pencaharian utama pada sebagian masyarakat. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi menjadi barang dengan nilai tambah yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bagun dan perekayasaannya. Pembangunan industri pada hakikatnya selain untuk memenuhi kebutuhan pokok rakyat, juga untuk menciptakan landasan yang kokoh dan kuat

(9)

untuk tercapainya struktur ekonomi yang seimbang. Banyaknya perusahaan/usaha industri adalah usaha industri yang bergerak di bidang industri pengolahan. Perkembangan perusahaan/usaha industri menurut jenis kegiatan, misalnya pembuat roti, tukang jahit, tukang mas, gilingan kopi, bengkel mobil, bengkel sepeda motor, pembuatan tahu, tukang tilam, dan reparasi alat-alat elektronik terkonsentrasi di kecamatan Sidikalang.

2.4 Sistem Kepercayaan

Sebelum kedatangan agama Islam dan agama Kristen Protestan ke tanah Pakpak, masyarakat telah menganut suatu sistem religi tradisional yang disebut

Ugama Sipelebegu”. Agama yang percaya kepada roh-roh nenek moyang dan

kepada kekuatan alam yaitu benda-benda yang memiliki kekuatan gaib atau keramat. Menurut kepercayaan tersebut setiap selesai panen mereka melakukan upacara kepada roh atau Pengian Kuta yang mereka percayai dengan cara meletakkan sesajian tersebut dibawah pohon atau ditempat-tempat keramat. Dengan melakukan hal tersebut penduduk percaya maka tahun-tahun mendatang hasil panen pun akan terus bertambah. Dan jika tidak melakukan ritual tersebut maka bencana besar akan menimpa keluarga atau desa mereka. Kepercayaan tradisional ini telah cukup lama dianut oleh masyarakat setempat sampai kedatangan agama-agama yang mulai berkembang dan dianut oleh penduduk Pakpak.

Pada saat ini penduduk kecamatan Sidikalang telah memeluk agama seperti agama Kristen Protestan, Katolik, Islam, Budha, Hindu dan aliran kepercayaan lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

(10)

Tabel 2

Banyaknya Penduduk Menurut Agama Yang Dianut Di Kecamatan Sidikalang

No. Agama Jumlah

1. Kristen Protestan 39.720 orang 2. Kristen Katolik 4.736 orang

3. Islam 9.689 orang

4. Budha 516 orang

5. Hindu ---- orang

6. Lainnya 6 orang

7. Jumlah 54.667 orang

Sumber : Buku Statistik Tahunan “Kabupaten Dairi dalam angka 1985”

Dari tabel dapat dilihat bahwa di kecamatan Sidikalang terdapat agama yang berbeda-beda yang sudah berkembang di kecamatan Sidikalang. Agama Kristen Protestan adalah agama yang paling banyak dianut oleh penduduk kecamatan Sidikalang baik beretnis Pakpak maupun etnis pendatang begitu juga agama Islam yang lebih banyak dianut oleh penduduk asli. Sedangkan agama Budha lebih banyak dianut oleh suku Tionghoa. Walaupun agama Kristen merupakan agama terbesar, kerukunan umat beragama tetap terpelihara dan masing-masing umat menjalankan ibadahnya dengan aman dan damai.

Setelah masuk dan penyebarnya agama di kecamatan Sidikalang maka kepercayaan terhadap roh-roh nenek moyang mulai berkurang. Masyarakat semakin

(11)

percaya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang menciptakan langit, bumi dan segala yang ada di dunia ini. Kepercayaaan terhadap batu-batu, pohon besar semakin berkurang, tetapi masih ada masyarakat yang menganut kepercayaan tersebut walaupun sudah memeluk salah satu agama.

Walaupun masyarakat sudah memeluk satu agama masih ada masyarakat yang tetap mengadakan ritual tertentu terhadap roh nenek moyang karena takut roh nenek moyang akan marah dan akan mendatangkan malapetaka jika tidak melakukan ritual tersebut. Jadi masyarakat Dairi masih ada yang memeluk suatu aliran kepercayaan tertentu “ugama sipelebengu” tetapi jumlahnya makin lama semakin berkurang.

Dan untuk mendukung ibadah suatu agama maka dibangunlah tempat-tempat ibadah sebagai tempat untuk melaksanaan ibadah setiap agama tersebut. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

(12)

Tabel 3

Sarana Rumah Ibadah di Kabupaten Dairi

No. Sarana Ibadah Jumlah

1. Gereja Protetan 73 buah

2. Gereja Katolik 13 buah

3. Mesjid 20 buah

4. Musholla 6 buah

5. Vihara 1 buah

6. Kuil --- buah

Sumber : Buku Statistik Tahunan “Kabupaten Dairi dalam angka 1985”

Gereja mendominasi jumlah tempat ibadah yang ada di kecamatan Sidikalang, hal ini menunjukkan orang Batak Toba yang beragama Kristen Protestan lebih dominan dan diikuti dengan jumlah mesjid yang mulai menyebar di kecamatan Sidikalang. Tempat ibadah di kecamatan Sidikalang sudah mulai berkembang sampai ke pelosok daerah. Hal ini dilaksanakan agar masyarakat lebih mudah mengadakan ibadah menurut agama masing-masing.

Referensi

Dokumen terkait

7.2 Kondisi untuk penyimpanan yang aman, termasuk ketidakcocokan Bahan atau campuran tidak cocok.. Pertimbangan untuk nasihat lain •

Pemetaan tanah dan evaluasi kesuburan lahan untuk tanaman manggis dan durian di Desa Karacak Leuwiliang, Bogor.. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut

Baja SKD-ll Mod atau SKD-ll modifikasi ini, seperti telah disebutkan di atas, adalah baja yang dihasilkan oleh Daido Steel - Jepang dengan nama pabrik DC-531'1, yang merupakan

Hasil penelitian menunjukkan penambahan asap cair pada perlakuan konsentrasi asap cair kayu karet 10% (K10G0) dapat meningkatkan mutu bokar yang dihasilkan, hal ini

Hati hati dengan budget iklan anda, jika baru coba coba buat saja budget perharinya Rp 10.000,- kemudian analisa dan coba lagi Buat iklan semenarik mungkin untuk diKlik misalnya

Dalam Undang-undang Perkawinan, umur untuk menikah merupakan hal yang prinsip, karena untuk mewujudkan keluarga yang bahagia tidak terlepas dari kondisi para pelaku

Tingkat Pendidikan (taraf signifikansi 0,678)     

Adaptasi penglihatan pada hewan nokturnal khususnya terjadi di retina matanya, karena retina merupakan bagian dari mata yang berperan dalam melihat warna.. Dari