• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL REKLAMASI LAHAN KRITIS PADA AREA BEKAS PENGGALIAN BATU BATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL REKLAMASI LAHAN KRITIS PADA AREA BEKAS PENGGALIAN BATU BATA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PKMM-1-6-2

MODEL REKLAMASI LAHAN KRITIS PADA AREA BEKAS PENGGALIAN BATU BATA

Rahmat Hidayat, M Indriastuti, F Syafrina, SD Arismawati, Babo Sembodo Jurusan Pengelolaan Hutan dan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas

Kehutanan, Universitas Gajah Mada,Yogyakarta.

ABSTRAK

Ketergantungan manusia terhadap sumberdaya tanah terus meningkat. Hal ini menyebabkan tekanan penduduk terhadap lingkungan meningkat tanpa memperhatikan kemampuan tanah itu sendiri. Yang terjadi di Dusun Ngampon, Desa Sitimulyo Kabupaten Bantul DIY, adalah eksploitasi tanah secara terus- menerus dalam jumlah yang sangat besar. Proses penggalian yang dalam guna pembuatan batubata mendorong kemerosotan sumberdaya tanah baik mutu maupun kualitasnya. Gejala fisik yang tampak jelas di tempat kejadian adalah semakin tipisnya lapisan tanah, sehingga kemampuan tanah tidak stabil. Oleh karena itu, kami berusaha melakukan upaya nyata selain ingin menyadarkan masyarakat setempat akan pentingnya pengelolaan lahan secara lestari namun juga mencarikan alternatif solusi. Berdasarkan pada hal tersebut tim mencoba tiga metode sebagai alternatif solusi, yaitu sistem karung, sistem pPot, dan sistem pembelukaran. Dari ketiga metode tersebut, sistem pembelukaranlah yang cocok diterapkan, karena relatif mudah dan murah dibanding dengan metode pot yang cukup menghabiskan banyak tenaga dan juga sistem karung yang cukup mahal. Walaupun begitu, sistem pembelukaran cukup memakan banyak waktu..

Kata kunci : model reklamasi, lahan kritis, batubata.

PENDAHULUAN

Ketergantungan manusia terhadap sumberdaya tanah terus meningkat. Hal ini menyebabkan tekanan penduduk terhadap lingkungan meningkat tanpa memperhatikan kemampuan tanah itu sendiri. Yang terjadi di Dusun Ngampon, Desa Sitimulyo Kabupaten Bantul DIY, adalah eksploitasi tanah secara terus- menerus dalam jumlah yang sangat besar. Proses penggalian yang dalam guna pembuatan bata, sehingga melampaui kemampuan tanah untuk membentuk struktur tanah kembali. Keadaan ini akan mendorong kemerosotan sumberdaya tanah baik mutu maupun kualitasnya. Gejala fisik yang tampak jelas di tempat kejadian adalah semakin tipisnya lapisan tanah, sehingga kemampuan fungsi tanah sebagai media tumbuh tanaman dan media pengatur daur air menjadi terbatas yang pada akhirnya ketidakstabilan ekosistem lingkungan tidak dapat terhindarkan.

Kondisi lapangan desa Sitimulyo sudah sangat memperihatinkan, lubang lubang bekas galian guna pemanfaatan pembuatan bata merah sedalam 3 6 meter lebih dapat terlihat dengan jelas. Hal tersebut amat sangat mampu mempengaruhi secara negatif terhadap ekosistem lingkungan. Dapat dipastikan bahwa kondisi tanah disana sangat tidak subur, tanah tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai media tumbuh tanaman dan media pengatur daur air. Dapat dibuktikan tanah yang telah ditinggalkan tidak dapat ditanami oleh tanaman, kecuali rumput, selain itu ketersediaan air tidak terpenuhi secara maksimal.

(2)

PKMM-1-6-2

Sebagai mahasiswa yang memiliki keterampilan dan kompetensi pada bidang ini, kami merasa turut bertanggung jawab terhadap kondisi kerusakan lahan tersebut. Atas dasar itulah kami berusaha melakukan upaya nyata selain ingin menyadarkan masyarakat setempat akan pentingnya pengelolaan lahan secara lestari namun juga mencarikan alternatif solusi dalam pemecahan problematika tersebut dengan mengembalikan fungsi tanah sebagaimana mestinya yaitu sebagai media tumbuh tanaman dan media pengatur daur air. Metode yang kami pilih adalah sistem karung, sistem pot, dan sistem pembelukaran. Di sini kami hanya bertindak sebagai motor penggerak awal saja, selebihnya masyarakatlah yang meneruskannya dengan metode yang menurut mereka lebih efisien untuk mengembalikan fungsi tanah.

Untuk mewujudkan hal tersebut, maka dirnecanakan kegiatan berupa reklamasi lahan dan proses penyuluhan berupa sosialisasi kepada masyarakat tentang cara pengelolaan lahan yang lestari.

Program ini bertujuan untuk mereklamasi lahan bekas galian batu bata, membuat model sistem reklamasi lahan yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan sosial masyarakat sehingga nantinya dapat diadopsi oleh masyarakat, memberikan pengertian yang tepat terhadap masyarakat tentang peran serta fungsi dari kelestarian lingkungan, memberikan alternatif pendapatan lain kepada masyarakat, dan membantu upaya pemerintah, khususnya Dinas Kehutanan dan Dinas Pertanian setempat, dalam melakukan sosialisasi terhadap pelestarian lingkungan.

METODE PENDEKATAN

Langkah yang pertama kali dilakukan adalah peninjauan atau observasi terhadap lahan yang akan digarap atau dilakukan reklamasi. Catatan hasil observasi berupa kekeritisan lahan, sebab dan akibat, serta analisis sosial terhadap masyarakat yang bersangkutan. Dilakukan pada tanggal 21 April 2006 hingga awal Mei, dengan menggunakan alat alat teknis berupa kamera digital, alat tulis, blangko pengamatan dan recorder atau alat perekam.

Langkah yang kedua adalah sebelum dilakukan upaya reklamasi dengan sistem-sistem yang telah ditentukan, maka dilakukan pembukaan lahan. Kegiatan pembukaan lahan berupa pengukuran luasan-luasan lahan yang akan dilakukan reklamasi nantinya, menghilangkan tumbuhan-tumbuhan pengganggu, semak, dan benda keras yang menghambat mengalirnya air (jika ada). Hal ini berkaitan dengan pengolahan tanah, tenaga transport, material dan waktu yang diperlukan. Dengan menggunakan alat alat teknis berupa, kamera digital, alat tulis, blangko pengamatan dan cangkul, cetok, meteran.

Langkah yang ketiga adalah menentukan kelas kerusakan lahan untuk menentukan model reklamasi yang sesuai, dalamnya penggalian sangat berbanding lurus dengan kerusakan lahan, semakin dalam penggalian, maka lahan tersebut semakin sukar untuk ditanami kembali dan kualitas tanahnya semakin buruk. Dilakukan awal Mei 2006 selama 2 minggu. Dengan menggunakan alat alat teknis berupa, kamera digital, alat tulis, blangko pengamatan dan menggunakan bahan berupa kertas lakmus.

Langkah yang keempat adalah aplikasi teori. Model-model reklamasi yang kami tentukan adalah menggunakan sistem karung, model reklamasi sistem pot

(3)

PKMM-1-6-3

dan model reklamasi sistem pembelukaran. Alat yang digunakan adalah karung, bibit-bibit tanaman dan bahan yang digunakan berupa pupuk kandang dan NPK.

Langkah yang kelima adalah monitoring secara rutin berkala dan evaluasi hasil setiap terjadi perkembangan. Hal ini sangat terkait dengan kemampuan pemeliharaan. Pemeliharaan yang baik adalah yang teratur sesuai dengan kebutuhan. Dilakukan pada tanggal 21 April 2006 hingga awal Juni, dengan menggunakan alat alat teknis berupa, kamera digital, alat tulis, dan blangko pengamatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN a. Model reklamasi sistem karung

Tanah bekas galian pembuatan bata yang sudah kehilangan top soil dan hampir tidak mungkin tanaman tumbuh diatasnya, ditutup dengan karung-karung berisi campuran antara top soil dari daerah lain dengan pupuk kandang. Karung- karung tanah tersebut disusun tertata sedemikian rupa hingga menutupi bekas galian tersebut. yang bermanfaat untuk menggantikan fungsi top soil (lapisan tanah atas) sehingga lahan tersebut mampu ditanami kembali.

Susunan - susunan karung tersebut dijaga kelembabannya dan masing- masing dilubangi sebagai tempat tumbuh tanaman dengan jarak tertentu. Pada sistem ini membutuhkan waktu serta biaya yang cukup banyak akan tetapi sangat efektif untuk lahan yang kami olah karena tidak terlalu luas, jadi dengan luas yang tidak cukup luas, masih tetap dapat menanam tanaman dengan jumlah yang tak kalah banyaknya dibanding dengan lahan yang luas.

Keuntungan penggunaan sistem tersebut :

1. Lahan bisa langsung dimanfaatkan sebagai media tumbuh tanaman.

2. Lahan yang telah menjadi tandus dan kritis tersebut dapat termanfaatkan kembali sebagai media tumbuh tanaman.

3. Kesuburan tanah tetap terjaga oleh mikro organisme yang terdapat pada pupuk kandang.

4. Mampu diterapkan pada lahan bekas galian hingga kedalaman lebih dari 5 meter sekalipun.

5. Dapat dilakukan penanaman secara intensif 6. Efektif untuk lahan miring

Kekurangan pada penggunaan metode tersebut :

1. Relatif memerlukan biaya yang mahal untuk pembelian bahan-bahannya. 2. Membutuhkan beberapa tenaga guna pembuatannya

3. Memerlukan waktu yang cukup lama agar tanah yang subur dan kaya akan hara dalam karung tersebut mampu membaur dengan tanah setempat yang kurang subur, karena harus menunggu hingga karung-karung tersebut terurai dengan sendirinya.

b. Model reklamasi sistem pot

Seperti halnya sistem karung, pada metode ini dipakai campuran top soil dan pupuk kandang untuk membantu tanaman tumbuh guna memulihkan tanah disekitarnya. Dengan bantuan beberapa penduduk, lahan yang akan dimanfaatkan dibersihkan, lalu digali sedalam 60 cm untuk pohon yang tinggi, 30 cm untuk perdu, 20 cm untuk ruput dan ground cover. Lubang-lubang tersebut berukuran lebar 40 cm, panjang 40 cm dengan kedalaman 40 cm untuk semai Jati, Mahoni

(4)

PKMM-1-6-4

dan Akasia, sedangkan untuk Mangga digunakan kedalaman 60 cm dengan lebar dan panjangnya 60 cm karena tanaman tersebut sudah besar. Masing masing tanaman berjarak 3 x 1 meter. Sebelumnya setelah pembersihan lahan, tim harus mengukur jarak antar pohon dengan bantuan ajir dan rafia. Dalam pelaksanaannya tim memerlukan waktu dua hari.

Kualitas top soil yang buruk dikupas sedalam ukuran-ukuran tersebut diatas dan diganti dengan tanah top soil dari lahan sekitarnya yang masih produktif dicampur dengan pupuk kandang. Kendala yang dihadapi dengan menggunakan pupuk kandang adalah uret, sejenis hama pemakan akar tanaman yang datang karena pengaruh dari bau dan kandungan dari pupuk kandang.

Keuntungan dari penggunaan cara tersebut adalah : 1. Tingkat keberhasilan tinggi..

2. Tidak memerlukan banyak tenaga kerja.

3. Proses pengerjaannya relatif mudah dengan biaya yang diperlukan relatif murah.

4. Rekayasa lahan yang sangat efisien dan cocok diterapkan pada lahan-lahan bekas galian yang sangat miskin hara.

Kekurangan dari penggunaan cara tersebut adalah :

1. Memerlukan tambahan atau bahan media tanam lain untuk mengganti dan menutup lubang galian lahan kritis tersebut.

2. Tapak yang ada tidak mendekati keadaan yang sebenarnya. c. Model reklamasi pembelukaran atau pemanfaatan pupuk hijau

Pada sistem reklamasi model ini dilakukan dengan cara menggarap tanah bekas galian lalu ditanami dengan menggunakan tanaman pioneer yang mudah dalam perawatannya, contohnya seperti kacang tonggak, karena selain perawatannya mudah dan cepat tumbuh, jenis tanaman ini efektif dalam mengikat Nitrogen yang ada di udara untuk disimpan di dalam tanah, jadi tanah akan lebih cepat untuk merehabilitasi didirinya sendiri. Dalam pemanfaatan metode tersebut yang terpenting adalah bagaimana lahan bisa tertutup oleh vegetasi, mempertahankan kelembaban tanah dan mengembalikan mikro organisme serta unsur-unsur bahan organik sehingga daur hara berjalan lancar dan mengembalikan fungsi kesuburan tanah.

Pupuk hijau dapat diartikan sebagai hijauan muda, dan dapat menambah unsur hara pada tanah oleh sisa tanaman yang dikembalikan ke tanah karena tanah sangat memerlukan bahan organik. Pupuk hijau umumnya berupa tanaman Leguminosa dan sering ditanam sebagai tanaman sela atau tanaman rotasi.

Tanaman untuk digunakan sebagai pupuk hijau adalah sebagai berikut : a. Cepat tumbuh dan banyak menghasilkan bahan hijauan.

b. Sukulen, tidak banyak mengandung kayu. c. Tahan kekeringan.

Keuntungan dari penggunaan sistem ini adalah : 1. Tingkat keberhasilan paling tinggi.

2. Proses pengerjaannya relatif mudah dengan biaya yang diperlukan relatif murah.

3. Selain mampu mengembalikan kesuburan tanah sistem tersebut juga mampu meningkatkan produktifitas lahan dengan menghasilkan bahan pangan dan pakan ternak.

(5)

PKMM-1-6-5

Kekurangan dari penggunaan cara tersebut adalah :

1 Memerlukan waktu yang sangat lama untuk mengembalikan tanah seperti sediakala karena menunggu daur tanaman awal sebelumnya.

Dalam pelaksanaan program ini, kami mengalami beberapa kendala baik itu dari eksternal kelompok maupun internal kelompok. Kendala yang dihadapi oleh internal adalah adanya ketidak sinkronan jadwal kosong pada setiap anggota karena kami dari jurusan dan angkatan yang berbeda - beda, namun kami dapat mengatasinya dengan cukup baik sehingga tidak terlalu menghambat kerja kami. Sedangkan kendala eksternal adalah masalah perizinan tempat, karena pada awalnya kepala desa di sana tidak tertarik dengan program ini dan menawarkan program lain yang tidak sesuai dengan judul yang telah kami buat dan dari masalah dananyapun dapat beberapa kali lipat dari dana yang telah kami terima, kami melakukan proses lobbying sebanyak tiga kali dengan orang yang berbeda dan pendekatan yang berbeda pula dan akhirnya kami memperoleh perizinan, dengan syarat kami harus menanami beberapa petak dengan tanaman cabai.

Seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat pun mulai tertarik dengan program yang kami buat, melalui kepala desa mereka mengajukan permohonan, agar lahan mereka dapat dijangkau oleh kami, bahkan kepala desa turut simpatik dengan kegiatan yang telah kami lakukan. Harapan kami, mereka dapat menyelamatkan ekosistem tanpa harus meninggalkan mata pencaharian mereka satu satunya.

KESIMPULAN

Model reklamasi sistim pembelukaran adalah sistim yang paling murah, mudah, cepat dan efisien pada lahan kritis bekas galian guna bahan baku bata merah. Diharapkan masyarakat mencontoh model yang ada untuk kemudian diterapkan pada lahan miliknya masing-masing agar lahan dapat produktif kembali.

DAFTAR PUSTAKA

1) Bale, Anwar. 1992. Ilmu Tanah Hutan. Universitas Gadjah Mada Press : hlm 48 & 96-97.

2) Cahyono, Agus. 1997. Ilmu Tanah Hutan. Universitas Gadjah Mada Press : hlm 41.

3) Tjitrosoepomo, 1977. Ilmu Tanah Hutan. Universitas Gadjah Mada Press : hlm 11.

(6)

PKMM-1-6-6

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan peran kepemimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam manajemen seni pertunjukan yang dilakukan di Kraton Yogyakarta;

Seterusnya, kajian menunjukkan bahawa tiga kaedah penterjemahan 语气助词 ( yuqi zhuci ) yang disarankan oleh Liu Xu (2005), iaitu kaedah penyambungan, penggabungan dan

Walaupun kebanyakan perusahaan belum mencapai level kedekatan yang diinginkan dengan para pelanggan, ini adalah kemajuan yang paling baik dari tren-tren besar

Menurut Robiah (1993), seorang tokoh pengurusan yang bernama Peter Drucker, berpendapat bahawa pemimpin organisasi yang hanya menghabiskan 25 peratus daripada masanya untuk

Hal ini dibuktikan dengan pengujian hipotesis melalui analisis regresi berganda, karakteristik konsumen menunjukkan hubungan positif dan signifikan terhadap keputusan

Kuten edellisessäkin tapauksessa, olen sitä mieltä, että neiti toimii hyvin, mutta panin tytär olisi parempi vaihtoehto.

Besarnya reduksi volume yang nyata, terlihat sampai akhir minggu ke 5 (besarnya reduksi volume sampai 80%). Setelah itu, reduksi volume tidak lagi terlihat secara nyata.

Bingkai Akibat/kesan - laporan peristiwa, isu atau masalah dari segi akibat ia ada pada seseorang individu, kumpulan, parti, institusi atau negara; melaporkan kerosakan atau