• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH KABUPATEN KAUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "GAMBARAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH KABUPATEN KAUR"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013 4-1

4.1 Profil Fisik Wilayah

4.1.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah

Berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2003 dan surat Mendagri No. 136/205/PUM

tanggal 12 September 2005, luas wilayah Kabupaten Kaur 3.025,59 Km² atau 302.559 Ha. yang terdiri dari wilayah daratan seluas 2.365 km² atau 236.500 Ha, dan wilayah laut seluas 660,59 Km² atau 66.059 Ha. yang merupakan perhitungan dari garis pantai sepanjang 89,17 km dan sejauh 4 mil dari garis pantai. Wilayah administrasi Kabupaten Kaur terdiri dari 15 kecamatan, 153 desa dan 3 kelurahan. Selengkapnya tentang pembagian wilayah administrasi Kabupaten Kaur dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Sumber : Kabupaten Kaur Dalam Angka Tahun 2012

Secara geografis Kabupaten Kaur terletak terletak pada 103°4’8,76” - 103°46’50,12” Bujur

Timur dan 04°15’8,21 - 04°55’27,77” Lintang Selatan yang terletak di sebelah barat Pegunungan Bukit Barisan, termasuk dalam wilayah administrasi paling selatan Provinsi Bengkulu. Berjarak sekitar 250 km dari ibukota Provinsi Bengkulu memanjang dari perbatasan Provinsi Lampung ke arah barat dengan batas-batas:

(2)

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013 4-2 Sebelah utara : Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan

Sebelah selatan : Kabupaten Pesisir Barat (pemekaran dari Kabupaten Lampung Barat), Provinsi Lampung

Sebelah barat : Samudera Hindia - Sebelah timur : Kabupaten Ogan Komering Ulu, Provinsi Sumatera Selatan

Selengkapnya tentang letak geografis wilayah Kabupaten Kaur dapat diperlihatkan seperti pada Gambar IV.1.

4.1.2 Topografi dan Tekstur Tanah

Topografi wilayah Kabupaten Kaur terdiri dari daerah dataran dan berbukit sampai bergunung. Berdasarkan atas ketinggian dari permukaan laut, wilayah Kabupaten Kaur dapat diklasifikasi menjadi 3 (tiga) jalur yaitu :

1. Jalur Low Land (dataran rendah) dengan ketinggian 0 – 100 m diatas permukaan laut. Wilayah yang termasuk dalam Jalur Low Land mencapai 9% atau 20.889 hektar. Kecamatan yang termasuk ke dalam Jalur Low Land adalah Kecamatan Tanjung Kemuning, Semidang Gumay, Kaur Utara, Tetap, Kaur Selatan, Maje dan Nasal.

2. Jalur Bukit Range dengan ketinggian 100 – 1.000 m. Wilayah yang termasuk dalam Jalur Bukit Range mencapai 61% atau 144.026 hektar. Semua kecamatan di Kabupaten Kaur sebagian wilayahnya ada yang masuk katagori jalur ini.

3. Jalur Pegunungan dengan ketinggian > 1.000 m. Wilayah yang termasuk dalam Jalur Pegunungan mencapai 30% atau 71.585 hektar. Di Kabupaten Kaur, yang termasuk ke dalam jalur ini adalah kawasan Bukit Barisan.

Dalam hal tekstur tanah, wilayah Kabupaten Kaur dapat di klasifikasi menjadi 4 (empat) kategori; Halus, Cukup Halus, Cukup Kasar dan Kasar. Dari empat klasifikasi tersebut, kawasan yang paling luas adalah klasifikasi halus, seluas 135.083,00 Ha. Untuk lebih jelasnya tentang luas wilayah Kabupaten Kaur menurut klasifikasi tekstur tanah ini dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tekstur tanah jenis halus ini mempunyai porositas atau daya resap air kedalam tanah termasuk kategori rendah. Kondisi ini biasanya wilayah tersebut rentan terhadap jerjadinya genangan dan pada wilayah yang mempuynyai ketinggian serta kemiringan lereng tinggi, biasanya rawan terhadap ketersediaan air.

(3)

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013 4-3

(4)

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013 4-4

Tabel 4.2

Luas Wilayah Kabupaten Kaur Menurut Tekstur Tanah

2.

Suhu udara rata-rata di Kabupaten Kaur pada tahun 2012 mencapai 31,22°C, tekanan udara 1.013,00 mb. Jumlah hari hujan rata-rata per bulan 11 kali dengan curah hujan rata-rata mencapai 188,83 mm. Musim yang terjadi di Kabupaten Kaur sebagaimana wilayah lainnya di Indonesia dikenal dua musim, yaitu musim hujan (Desember-Maret) dan musim kemarau (Juni-September) sementara pada bulan April-Mei dan Oktober-November merupakan masa peralihan/pancaroba. dapat dilihat seperti pada Gambar IV.2.

(5)

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013 4-5

Tabel 4.3.

Nama dan Panjang Sungai di Wilayah Kabupaten Kaur

Sungai-sungai tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber irigasi dan sumber air minum dalam rangka memenuhi kebutuhan air di Wilayah Kabupaten Seluma.

4.2 Profil Demografi

4.2.1 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk

(6)

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013 4-6

(7)

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013 4-7 Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) rata-rata sebesar 1,72 pertahun untuk tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 bila dibandingkan dengan hasil Survey Penduduk (SP) 2000 dengan menggunakan rumus r={(Pt/P0)(1/t)-1}x100. Sedangkan untuk tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 LPP Kabupaten Kaur rata-rata sebesar 1,67 pertahun. Faktor-faktor yang mempengaruhi LPP Kabupaten Kaur terbagi menjadi 2 (dua) faktor yang berlawanan, yaitu faktor pendorong dan faktor penghambat. Faktor pendorong diantaranya angka kelahiran dan migrasi masuk, sedangkan faktor penghambat diantaranya angka kematian dan migrasi keluar.

LPP tertinggi pada tahun 2012 terjadi di Kecamatan Nasal yaitu sebesar 3,29% dan pada tahun 2016 sebesar 2,86%, sedangkan LPP terendah terjadi pada tahun 2012 di Kecamatan Luas yaitu minus - 0,10% dan pada tahun 2016 sebesar 0,31%. Dilihat dari tahun ke tahun jumlah penduduk di Kabupaten Kaur cenderung bertambah, namun LPP cenderung menurun. Untuk lebih jelasnya tentang jumlah dan pertumbuhan penduduk di wilayah Kabupaten Kaur dapat dilihat pada Tabel 4.4.

TABEL 4.4

JUMLAH DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN KAUR TAHUN 2009 – 2012

(8)

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013 4-8

4.2.2 Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Komposisi penduduk menurut kelompok umur diperlukan dalam rangka menganalisis kelompok umur menurut klasifikasi sebagai berikut:

Usia Balita (0 – 4 Tahun)

Usia Pendidikan Dasar (5 – 19 Tahun) Usia Angkatan Kerja (20 – 54 Tahun)

Usia Lanjut ( ≥ 55 )

Komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Wilayah Kabupaten Kaur pada tahun 2011 - 2012 dapat dilihat pada Tabel 4.5. Dari tabel tersebut terlihat bahwa penduduk yang termasuk kategori Usia Balita pada tahun 2012 sebesar 11.850 Jiwa (10,68%). Sedangkan penduduk yang termasuk usia pendidikan dasar sebesar 31.958 Jiwa (28,81%). Adapun jumlah penduduk yang termasuk Angkatan Kerja sebesar 56.546 Jiwa (50,98%) dan Usia Lanjut sebesar 10.927 Jiwa (9,85%).

TABEL 4.5

(9)

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013 4-9

4.3 Profil Sosial Budaya

4.3.1 Kondisi Sosial

Salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah di Kabupaten Kaur adalah turunnya angka kemiskinan dan angka pengangguran secara drastis. Pada tahun 2005, Kabupaten Kaur memiliki prosentase penduduk miskin tertinggi di Provinsi Bengkulu, dimana ada 61 persen penduduk yang termasuk ke dalam kategori keluarga pra-sejahtera (pra-KS) dan keluarga sejahtera 1 (KS-1). Namun angka kemiskinan tersebut turun sebesar 6,4 persen yakni menjadi 53,60 persen pada tahun 2007, atau turun sebesar 3,2 persen per tahun. Tren penurunan yang sama juga terjadi pada angka pengangguran. Apabila laju penurunan angka kemiskinan dan pengangguran tersebut dapat ditingkatkan maka target nasional bahwa angka kemiskinan kurang dari 15 persen dan angka pengangguran kurang dari 5 persen dapat segera terwujud di kabupaten Kaur. Untuk lebih jelasnya tentang kondisi kelurga miskin di wilayah Kabupaten Kaur dapat diperlihatkan seperti pada Tabel 4.6.

Jumlah pengangguran di Kabupaten Kaur diprediksi dengan jumlah pencari kerja yang mengurus Kartu Kuning di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kaur. Selama tiga tahun terakhir, jumlah pencari kerja di Kabupaten Kaur berkurang drastis, yakni dari 5.582 orang pada tahun 2005 menjadi 1.462 pada tahun 2007. Kondisi yang demikian dapat dijadikan cerminan bahwa jumlah pengangguran di Kabupaten Kaur terus mengalami penurunan selama penyelenggaraan otonomi daerah. Dalam dua tahun terakhir, jumlah tersebut diperkirakan semakin turun dengan adanya program-program nasional yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Pada tahun 2009, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri akan mencakup sebagian besar desa-desa yang ada di Kabupaten Kaur.

Tabel 4.6.

Kondisi keluarga miskin di Kabupaten Kaur pada tahun 2005-2007

Indikator 2005 2006 2007

Jumlah penduduk (jiwa) 103.834 107.473 110.000

Jumlah KK 25.019 - 28.000

Jumlah KK miskin (pra-KS dan KS-1) (%) 61,00 60,00 53,60

Jumlah pencari kerja (kartu kuning) 5.582 1.095 1.462

(10)

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013 4-10 dilakukan adalah dengan mengurangi keterisolasian daerah melalui pembangunan di bidang keciptakaryaan. Rancangan pengembangan infrastruktur di bidang keciptakaryaan tersebut perlu disusun selama empat tahun ke depan.

4.3.2 Kodisi Budaya

Kabupaten Kaur memiliki kergaman budaya yang sangat tinggi, yang terdapat di tiga pilar utama budaya Kaur. Ketiga pilar tersebut adalah budaya eks Kecamatan Kaur Utara, eks Kecamatan Kaur Tengah dan eks Kecamatan Kaur Selatan. Keragaman budaya tersebut dapat terlihat dari berbagai aktivitas budaya Kaur seperti adat pernikahan, kesenian, dan aktivitas-aktivitas lainnya.

Selama masa perjuangan kemerdekaan, wilayah Kabupaten Kaur telah dijadikan basis perjuangan. Hal ini terlihat dari banyak peninggalan benda bersejarah seperti Rumah AK. Gani, Gubernur Sumatera Bagian Selatan, dan rumah tahanan pada masa pemerintahan penjajah. Basis perjuangan melawan penjajah tersebut terdapat di Kecamatan Muara Sahung yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Selatan sebagai pusat pemerintahan pada waktu itu. Bahkan, peninggalan benda bersejarah yang lebih tua juga ditemukan di Kecamatan Kelam Tengah, Kecamatan Tetap dan Kecamatan Kaur Selatan.

Tabel 4.7

Sebaran situs dan cagar budaya di Kabupaten Kaur

No. Nama Situs Lokasi

1. Megalitik Pagar Dewa Desa Pagar Dewa, Kec. Kelam Tengah

2. Megalitik Sukarami Desa Sukarami Kec. Kelam Tengah

3. Rumah AK. Gani Desa Muara Sahung Kec. Muara Sahung

4. Jil / Penjara Desa Desa Muara Sahung Kec. Muara Sahung

5. Pesanggrahan Desa Muara Sahung Kec. Muara Sahung

6. Rumah Pangeran Chalifa Balien Desa Benua Ratu, Kec. Luas

7. Karang Penyabungan Desa Muara Tetap, Kec. Tetap

8. Makam Said Al-Jufri Desa Suka Banjar Kec. Muara Tetap

9. Masjid Tua Bandar Bintuhan Desa Bandar Bintuhan Kec. Kaur Selatan

10. Makam Keramat Pinang Tawar Desa Pengubaian, Kec. Kaur Selatan

11. Batu Jung Desa Way Hawang Kec. Maje

4.4 Profil Ekonomi Wilayah

(11)

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013 4-11 demikian juga dengan Jumlah Belanja. Berdasarkan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Kaur, defisit anggaran di Tahun Anggaran 2008, sebesar Rp. (7.183.276.116,88) dan defisit anggaran meningkat drastis pada Tahun Anggaran 2009, sebesar Rp. (19.769.281.071,61), namun pada Tahun Anggaran 2010 mengalami surplus anggaran sebesar Rp. 1.256.219.632,25 dan pada Tahun Anggaran 2011 surplus anggaran mengalami peningkatan drastis, sebesar Rp. 9.951.818.597,15. Sedangkan pada Tahun Anggaran 2012 berdasarkan Lampiran Perubahan Perda APBD Tahun Anggaran 2012 terjadi defisit anggaran sebesar Rp. (13.348.613.749,50). Dapat dilihat pada Table 4.6.

Peranan sektor pertanian dalam perekonomian Kabupaten Kaur hingga tahun 2012 masih sangat dominan. Kedudukan sektor pertanian sebagai leading sector dalam perekonomian Kabupaten Kaur masih cukup dominan. Kondisi tersebut terlihat dari kontribusi sektor pertanian dalam PDRB Kabupaten Kaur atas dasar harga berlaku yang masih cukup besar. Nilai nominal PDRB sektor pertanian atas dasar harga berlaku pada tahun 2012 sebesar 288,32 milyar rupiah dan peranannya dalam PDRB Kabupaten Kaur sebesar 44,33 persen. Kemudian diikuti sektor jperdagangan, hotel, dan restoran dengan nilai nominal atas dasar harga berlaku pada tahun 2012 sebesar 126,95 milyar rupiah dengan peran sebesar 19,52 persen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.6 – Tabel 4.7.

Tabel 4.6

(12)

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013 4-12

Tabel 4.6

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (juta rupiah)

Tahun 2009-2012

Pada tahun 2012 nilai nominal pendapatan perkapita pertahun penduduk Kabupaten Kaur diperkirakan sebesar 5,86 juta rupiah, sementara itu nilai nyata pendapatan perkapita pertahun penduduk Kabupaten Kaur diperkirakan sebesar

(13)

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013 4-13

Tabel 4.7

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 (juta rupiah)

Tahun2009-2012

4.5 Profil Penerimaan dan Pengeluaran Daerah

4.5.1 Komponen Penerimaan

(14)

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013 4-14 Kabupaten Kaur tahun 2012 sebanyak Rp. 430,69 milyar, sebagian besar berasal dari dana perimbangan 85,31 persen, 1,81 persen yang berasal dari PAD dan 12,88 persen diperoleh dari pendapatan lain-lain. Untuk lebih jelasnya tentang Realisasi Penerimaan Daerah Kabupaten Kaur tahun 2009 – 2012 dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8

Realisasi Penerimaan Daerah Menurut Jenis Penerimaan di Kabupaten Kaur (juta rupiah), 2009-2012

4.5.2 Komponen Pengeluaran Daerah

(15)

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013 4-15 rangka pelaksanaan urusan wajib digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Sedangkan pelaksanaan urusan yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi keunggulan daerah, seperti: perikanan, pertanian, perkebunan, kehutanan dan pariwisata.

Belanja menurut kelompok belanja terdiri dari Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung. Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, seperti:

a. Belanja Pegawai;

Sedangkan Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, seperti:

a. Belanja Pegawai;

b. Belanja Barang dan Jasa; c. Belanja Modal.

(16)

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013 4-16

Tabel 4.9

Realisasi Pengeluaran Daerah Menurut Jenis Pengeluaran di Kabupaten Kaur (juta rupiah), 2009-2012

4.6 Kondisi Prasarana Bidang Cipta Karya

4.6.1 Sub Bidang Air Minum

Pada umumnya di wilayah kabupaten Kaur hampir sebagian besar mengalami krisis air minum dimana untuk wilayah yang tinggi sulit mendapatkan air tanah dan diwilayah pesisir/pantai mudah mendapatkan air akan tetapi kualitas airnya buruk (ada zat kapur dan agak payau), Sarana dan Prasarana Air Minum di Kabupaten Kaur sudah tersedia akan tetapi belum beroperasi dengan maksimal dikarenakan biaya operasional yang diperlukan sangat tinggi karena sistem yang dipakai untuk penyediaan air minum tersebut terutama untuk memenuhi kebutuhan air minum di kota Bintuhan (Ibu Kota Kabupaten) menggunakan sistem pompanisasi.

(17)

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013 4-17 waktu musim kemarau untuk itu perlu mencari alternatif sumber air baku yang baru untuk dapat memenuhi kebutuahan air minum wilayah tersebut dan wilayah sekitarnya. Sedangkan Sarana dan Prasarana Air Bersih perdesaan yang selama ini terus diupayahkan Pembangunannya baik melalui dana DAK maupun dana DAU sangat terasa sekali manfaatnya bagi masyarakat perdesaan walaupun disana sini masih banyak persoalan terutama mengenai pengelolaannya.

Agar permasalahan tersebut di atas dapat teratasi semua perlu dibuat Sarana dan Prasarana Air Bersih/Air Minum dengan Kapasitas yang besar dengan sistem gravitasi yaitu Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih/Air minum dengan sumber air baku Air Napal Hitam yang berlokasi di Padang Guci Hulu, disamping bermanfaat untuk ketersediaan air minum di Kabupaten Kaur kemungkinan besar air tersebut dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain seperti, irigasi maupun untuk pembangkit listrik.

4.6.2 Sub Bidang Sampah

Sarana kebersihan di Kabupaten Kaur masih sangat terbatas, terdiri dari fasilitas pengangkutan (truk, bak sampah, tong sampah, TPS). Jumlah truk sampah sebanyak 2 buah, Bak Sampah (TPS) sebanyak 5 buah, tong sampah sebanyak 40 buah dan Tempat Pembuangan Akhir sebanyak 1 buah dengan kapasitas ± 0,3 ha yang berlokasi di Desa Linau Kecamatan Maje. Fasilitas ini masih difokuskan untuk menangani persampahan di wilayah Kecamatan Kaur Selatan saja, sehingga belum dapat memenuhi kebutuhan kecamatan lain. Untuk itu diperlukan sarana dan prasarana persampahan yang lebih banyak dan lebih baik lagi agar permasalahan sampah di Kabupaten Kaur (15 kecamatan ) dapat diatasi.

4.6.3 Sub Bidang Air Limbah

Hampir semua kecamatan yang ada di Kabupaten Kaur belum memiliki jaringan air limbah baik untuk industri maupun rumah tangga. Sub bidang air limbah di Kabupaten Kaur meliputi sistem penyediaan, sistem pelayanan, cakupan area, cakupan pelayanan, aset yang dimiliki, pendanaan dan pembiayaan, kelembagaan, dan permasalahan yang dihadapi.

(18)

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013 4-18

4.6.4 Sub Bidang Drainase

Sejak tahun 2003 sampai dengan saat ini (2013) Kabupaten Kaur belum memiliki masterplan dan data panjang drainase saluran terbuka dan saluran air hujan tertutup, meskipun pembangunan saluran drainase selalu diprogramkan setiap tahun dalam APBD. Sedangkan pada kawasan-kawasan tertentu, masih sering tergenang pada saat hujan, seperti di bebarapa kawasan Kecamatan Kaur Selatan, Kecamatan Tetap dan Kecamatan Kaur utara. Untuk itu di tiga kecamatan tersebut perlu dibuat sistem drainase yang lebih baik, karenanya diperlukan suatu rujukan yaitu Master Plan atau Outline Plan Drainase. Melalui dokumen tersebut, dimensi saluran dapat disesuaikan dengan aliran air permukaan (run off) yang harus dialirkan.

Pembangunan drainase merupakan usulan yang hampir muncul dari setiap desa pada saat dilakukan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), baik di tingkat desa, kecamatan maupun kabupaten. Hal ini menunjukkan bahwa drainase merupakan kebutuhan utama masyarakat dalam menata lingkungan permukiman. Pembangunan saluran drainase tidak hanya berfungsi untuk mengendalikan genangan pada saat terjadi hujan, melainkan juga untuk menjaga kesehatan lingkungan agar masyarakat terhindar dari penyakit.

4.6.5 Sub Bidang Tata Bangunan dan Lingkungan

Penerapkan garis sepadan bangunan di Kabupaten Kaur sangat sulit dilaksanakan dikarenakan rumah-rumah penduduk sudah berdiri dan belum menggunakan garis sepadan bangunan sebelum pemekaran. Untuk pembangunan kawasan permukiman baru seperti di daerah perkantoran Padang kempas diharapkan dalam pemberian IMB benar-benar memperhatikan aspek tersebut di atas disamping mengedepankan keselamatan terutama masalah kebakaran yang perlu diperhatikan oleh pemerintah Daerah Kabupaten Kaur. Pada tahun 2008, Pemerintah Kabupaten Kaur telah menyusun Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) di dua lokasi. Pertama adalah Desa Pasar Lama Kecamatan Kaur Selatan, dan ke dua adalah Desa Linau Kecamatan Maje.

4.6.6 Sub Bidang Pengembangan Permukiman

(19)

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013 4-19 itu di daerah-daerah tersebut perlu dibuat jalan-jalan lingkungan untuk memudahkan akses (aktivitas) dan saluran (drainase) yang dapat mengurangi genangan air ketika hujan.

Gambar

Tabel 4.1 Wilayah Administrasi Kabupaten Kaur Tahun 2012
Gambar IV.1 : Wilayah Administrasi Kabupaten Kaur
Tabel 4.2 Luas Wilayah Kabupaten Kaur Menurut Tekstur Tanah
Tabel 4.3.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kadar kalsium dan magnesium dalam air minum PDAM Tirtanadi pada musim hujan lebih tinggi dibandingkan dengan musim kemarau serta kadar kalsium dan magnesium dalam air PDAM

Akibat dari berkurangnya debit Sungai Lingseng pada musim kemarau, warga mengalami kekurangan air untuk air baku dan irigasi perkebunan yang luasnya 757,40 ha

Kadar kalsium dan magnesium dalam air minum PDAM Tirtanadi pada musim hujan lebih tinggi dibandingkan dengan musim kemarau serta kadar kalsium dan magnesium dalam air PDAM

Akibat dari berkurangnya debit Sungai Lingseng pada musim kemarau, warga mengalami kekurangan air untuk air baku dan irigasi perkebunan yang luasnya 757,40 ha

Produksi air minum untuk masyarakat di Kabupaten Aceh Tengah dikelola oleh PDAM Tirta Tawar. cakupan Pelayanan PDAM Kabupaten Aceh Tengah dapat dilihat pada tabel di

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | IV - 26 Sistem jaringan drainase yang terdapat di Kabupaten Bengkulu Selatan terbagi ke dalam 2 (dua) bagian yaitu sistem

Kondisi saat ini pelayanan air bersih di wilayah Kabupaten Banyumas yang ditangani oleh PDAM masih dalam cakupan daerah perkotaan, meliputi: Kota Purwokerto, Kota

Teknologi panen hujan merupakan salah satu alternatif teknologi pengelolaan air dengan cara menampung kelebihan air pada musim hujan dan memanfaatkannya pada musim kemarau untuk