V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1 Sejarah dan Perkembangan Ciapus Bromel
Ciapus Bromel merupakan salah satu perusahaan yang membudidayakan dan memasarkan tanaman hias bromelia di Indonesia. Perusahaan ini didirikan oleh Chandra Gunawan Hendarto pada tahun 2006 dan berlokasi di Desa Tamansari,Kabupaten Bogor. Berawal dari ketertarikan pemilik usaha terhadap tanaman bromelia dan keinginan memperkenalkan tanaman tersebut kepada masyarakat yang pada akhirnya melatarbelakangi didirikannya Ciapus Bromel.Selain itu karakteristik yang dimiliki bromelia sebagai tanaman tropis yang colourfull dan multifungsi dengan tingkat budidaya dan perawatan yang relatif mudah merupakan salah satu alasan dalam pemilihan tanaman utama pada Ciapus Bromel.Bromelia dapat digunakan sebagai tanaman pot indoor, tanaman landscape, tanaman outdoor dan tanaman dekorasi. Karakterisitik bromelia tersebut dianggap Chandra Gunawan sebagai peluang prospektif untuk terjun ke industri bromelia, terlebih jika melihat adanya kecenderungan pergantian tren permintaan tanaman hias pot berdaun bunga menuju tren tanaman hias berdaun indah (Elva 2010).
Persiapan usaha Ciapus Bromel dimulai sejak tahun 2003 dengan luas lahan yang dimiliki yaitu 400 m dengan indukan yang diperoleh berasal dari luar negeri mengingat tanaman ini bukan merupakan tanaman asli Indonesia.Hal ini bertujuan agar varietas bromelia yang ditawarkan Ciapus Bromel lebih beragam dan berbeda dengan varietas yang ditawarkan oleh para pesaing dalam industri sejenis. Perbedaan ini diharapkan akan memberikan nilai tambah di mata pasar sasaran yang akan menguntungkan Ciapus Bromel.
Pada tahun 2006 Ciapus Bromel didirikan dengan luas lahan 0,5 ha dan jumlah tanaman yang dimiliki sebanyak 600 pot.Jumlah tersebut hanya memenuhi 1/8 dari total keseluruhan lahan. Hal ini menyebabkan Ciapus Bromel hanya menjual tanaman bromelia yang berusia 4-5 bulan dalam pot berdiameter 15 cm.
Namun sejak awal tahun 2010, Ciapus Bromel melakukan perluasan area budidaya menjadi 1 ha dan penambahan jumlah serta jenis tanaman bromelia.
Setidaknya terdapat 300 spesies bromelia dengan jumlah tanaman bromelia
43 sebesar 60.000 pot. Hal ini menjadikan Ciapus Bromel sebagai perusahaan budidaya terlengkap di Indonesia.
Aktivitas pemasaran bromelia Ciapus Bromel dimulai pada bulan Desember 2007.Pemasaran dilakukan melalui sistem konsingensi dengan pihak PT Godong Ijo Asri.Kerjasama tersebut selain bertujuan untuk meningkatkan penjualan juga bertujuan sebagai media promosi bromelia melalui katalog dan pameran yang diikuti PT Godong Ijo Asri.Walaupun konsekuensinya bromelia Ciapus Bromel diatasnamakan milik PT Godong Ijo Asri. Berkat kerjasama dengan PT Godong Ijo Asriserta adanya hubungan baik pemilik dengan manajer pengelola, pada tahun 2008 hingga tahun 2010 Ciapus Bromel tidak hanya memasarkan produknya melalui PT Godong Ijo Asri, tetapi juga melakukan penjualan secara pribadi di pulau Jawa, serta ke pulau Sumatera, Kalimantan dan Bali (Elva 2010)
Sejak awal tahun pendiriannya hingga tahun 2010, usaha ini belum memiliki badan hukum dikarenakan pemilik mempertimbangkan kondisi perusahaan yang belum establish. Namun demikian, pemilik mempunyai keinginan yang kuat untuk memiliki badan hukum agar memperoleh kemudahan dalam menjalankan bisnisnya.
5.2 Lokasi dan Sumberdaya Ciapus Bromel
Lokasi usaha Ciapus Bromel terletak di Jalan Tamansari RT 03/04, Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.Pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan kondisi iklim di Ciapus Bromel. Letak usaha Ciapus Bromel berada pada ketinggian 450 dpl dengan suhu 27°C. Kondisi tersebut sesuai dengan prasyarat pertumbuhan tanaman bromelia, yaitu berkisar antara 20°C sampai 30°C.
Selain lokasi, Ciapus Bromel pun memiliki sumberdaya yang secara keseluruhan dapat dibagi kedalam tiga kelompok, yaitu sumberdaya fisik, sumberdaya manusia dan sumber daya keuangan.Sumberdaya fisik adalah keseluruhan aset yang dimiliki oleh Ciapus Bromel untuk menjalankan usahanya berupa bangunan (nethouse, bangunan kantor dan pendukung), sarana dan prasarana produksi.Sumberdaya manusia adalah kekuatan tenaga kerja yang dimiliki oleh Ciapus Bromel dalam menjalankan usahanya.Sumberdaya keuangan
merupakan sumber-sumber keuangan yang dimiliki oleh Ciapus Bromel dalam memulai dan menjalankan usaha.
5.2.1 Sumberdaya Fisik
Sarana dan prasarana yang digunakan oleh Ciapus Bromel dalam menjalankan usahanya merupakan murni milik pemilik. Aset-aset tersebut diantaranya :
a) Prasarana Pendukung
Prasarana pendukung yang dimilki Ciapus Bromel meliputi bangunan kantor, bangunan mushola, lahan parkir, pagar beton, televisi, peralatan dapur, satu set meja beserta kursi bagi pengunjung, meja dan kursi untuk kegiatan administrasi, serta satu tempat tidur bagi karyawan yang menjaga kantor.
Bangunan kantor berukuran 45 m x 36 m yang terdiri dari lima ruangan.
Ruangan pertama berukuran 4 m x 4 m yang digunakan sebagai tempat bermalam karyawan. Fasilitas kamar terdiri dari satu set tempat tidur dan meja. Ruangan kedua berukuran 4 m x 4 m belum ada fungsi khusus.Ruangan ketiga digunakan sebagai ruangan dapur bagi karyawan. Ruangan ini berukuran 8 m x 3 m dengan fasilitas berupa peralatan makan, minum, satu buah dispenser dan satu buah kompor minyak. Ruangan keempat berukuran 4 m x 4 m yang berfungsi sebagai gudang penyimpanan pestisida, pupuk, pot dan cocopeat. Ruangan terakhir digunakan sebagai toilet dengan ukuran 2,5 m x 2,5 m. Selain terdiri dari lima ruangan bangunan kantor pun memiliki dua teras yang berukuran 8 m x 5 m dan 10 m x 6 m.
Teras depan yang berukuran 8 m x 5 m digunakan sebagai tempat administrasi dan tempat istirahat bagi pengunjung. Di teras ini terdapat satu set tempat duduk yang dapat digunakan oleh pengunjung untuk beristirahat dan satu set tempat melakukan administrasi yang terdiri dari satu buah meja dan dua buah kursi. Teras samping yang berukuran 10 m x 6 m digunakan sebagai tempat penyimpanan anakan bromelia yang akan diangin-anginkan. Anakan bromelia tersebut diletakan pada dua buah rak kayu berukuran 2,5 m x 2 m.Sedangkan bangunan mushola berukuran 3 m x 3 m. Bangunan ini berfungsi sebagai fasilitas peribadatan bagi karyawan Ciapus Bromel maupun para pelanggan yang beragama Islam.
45 b) Sarana dan Prasarana produksi pertanian
Untuk menunjang kegiatan usaha, alat-alat yang dimiliki perusahaan meliputi mesin jet pump, nethouse, handsprayer, selang, sekop, rak bagi anakan tanaman dan tender (bak). Perusahaan memilki dua mesin pompa air (jet pump), mesin ini sangat dibutuhkan ketika musim kemarau karena jet pump berfungsi memompa air tanah untuk mengisi sumur.Handsprayer digunakan untuk kegiatan penyemprotan pestisida.Untuk membantu penyiraman, Ciapus Bromel menggunakan selang sebagai alat perantara.Perusahaan memiliki dua sekop yang dipergunakan untuk mencampur media tanam ataupun pupuk.Perusahaan juga memiliki rak bagi anakan tanaman.Prasarana produksi terakhir yang dimiliki oleh perusahaan adalah tender (bak).Tender berfungsi untuk mengangkut bromelia terutama untuk kegiatan pameran.
Nethouse digunakan sebagai tempat budidaya dan penyimpanan persediaan tanaman bromelia. Selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan budidaya, penggunaan nethouse bertujuan untuk menyaring cahaya matahari, agar sinar matahari yang sampai ke tanaman sesuai dengan prasyarat tumbuh bagi masing-masing varietas bromelia, yaitu 45-75 persen sinar matahari. Ciapus Bromel memiliki sembilan buah nethouse yang letaknya menyebar.Nethouse yang dimiliki oleh perusahaan ada dua jenis, yaitu nethouse dengan paranetbiasa dannethouse dengan paranet dan plastik UV. Perbedaan ini terkait dengan prasyarat penyerapan sinar matahari yang optimal bagi masing-masing bromelia.Nethousedengan paranet biasa digunakan untuk tanaman bromelia dengan kemampuan menerima 50-75 persen cahaya matahari.Sedangkan nethouse yang menggunakan paranet dan plastik UV untuk tanaman bromelia dengan kemampuan menerima 45 persen cahaya matahari.
Selain itu, input yang disediakan setiap bulannya oleh perusahaan meliputi media tanam, pupuk, pestisida, indukan bromelia dan pot. Media tanam yang digunakan oleh perusahaan adalah cocopeat, sekam bakar, sekam mentah dan akar pakis. Sekam mentah digunakan sebagai bahan baku sekam bakar. Jenis pupuk yang digunakan adalah NPK.Sedangkan pestisida yang digunakan adalah Cofidor, Siputox, Dursbant, Curacron dan Agristick.Indukan bromelia berasal dari luar
negeri seperti Filipina, Thailand, Australia, Belanda dan beberapa negara di Amerika Latin. Pot yang dimiliki perusahaan terdiri dari ukuran S (15 cm2), M (20 cm2) , L (24 cm2), XL(30cm2) dan 35 cm2, 40 cm2, 50cm2, 60cm2 dan 70cm2.
a) b) c) d)
Gambar 11. Sarana dan Prasarana Produksi Tanaman Bromelia di Ciapus Bromel Tahun 2011 a) Jet Pump; b) BesiTusuk; c) Pestisida dan
obat-Obatan;d) Rak Anakan Bromelia
Sumber : Ciapus Bromel, 2011
5.2.2 Sumberdaya Manusia
Ciapus Bromel memiliki 10tenaga kerja yang terdiri dari 1 pemilik dan 9 karyawan.Latar belakang pendidikan sumberdaya manusia di Ciapus Bromel sangat beragam.
Chandra Gunawan Hendarto merupakan lulusan University of San Fransisco dengan jurusan Intenational Business Manajement. Selain itu pemilik pernah menjabat sebagai manajer pemasaran PT Indomarco serta sekarang menjabat sebagai Direktur PT Godong Ijo Asri, pemilik Hara Nursery (tanaman buah) dan pemilik Annisa Flora (tanaman aglonema). Selain itu, beliau pun aktif di asosiasi terkait tanaman hias dan merupakan salah satu pendiri Perhimpunan Florikultura Indonesia (PFI).
Latar belakang manajer pengelola hanya sampai pada tingkatan Sekolah Menengah Atas (SMA). Akan tetapi Ulih Sunardi mempunyai pengalaman sebagai produsen tanaman hias sejak 20 tahun yang lalu, sehingga beliau memiliki kemampuan budidaya yang baik. Selain itu Ulih Sunardi merupakan pemilik Ciapus Nursery dan keberadaannya sudah cukup dikenal dalam industri tanaman hias di Jabodetabek.
Koordinator lapangan mempunyai latar belakang pendidikan khusus pertanian (SPMA), sehingga koordinator lapangan mempunyai kemampuan cukup baik dalam kegiatan budidaya. Koordinator lapangan juga memiliki kemampuan yang baik dalam mengingat nama dan jenis varietas bromelia, mengestimasi
47 varietas yang akan bernilai di mata konsumen dan mempunyai daya kreativitas serta inisiatif dalam menjalankan kewajiban dan wewenangnya. Latar belakang pendidikan enam karyawantetap lainnya dibawah tingkatan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Hari kerja karyawan tetap dimulai dari hari Senin hingga hari Minggu.Karyawan bekerja mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB.Terdapat pula sistem kerja malam yang dilakukan secara bergantian dari pukul 18.00-06.00 WIB.Sedangkan karyawan harian jam kerja dimulai dari pukul 07.00-12.00 WIB. Hari kerja karyawan harian disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan terhadap karyawan harian tersebut.
Sistem gaji dan upah yang ditetapkan oleh perusahaan telah disesuaikan dengan UMR yang berlaku.Gaji karyawan Ciapus Bromel berkisar antara Rp 950.000,00-Rp 1.300.000,00 yang disesuaikan berdasarkan tingkat jabatan karyawan.Sedangkan untuk karyawan harian diberi upah sebesar Rp 15.000,00 per hari. Perusahaan pun memberikan biaya pengobatan bagi karyawan yang sakit sebesar 50 persen dari biaya pengobatan karyawan. Khusus untuk manajer pengelola, pemilik menerapkan sistem bagi hasil. Berdasarkan perjanjian antara manajer pengelola dengan pemilik Ciapus Bromel, pembagian hasil dilakukan tiap akhir tahun dengan perbandingan 1:3, dimana manajer pengelola mendapatkan 25 persen dari laba bersih sedangkan pemilik perusahaan mendapatkan 75 persen dari laba bersih perusahaan.
Selain itu terdapat pula aturan dan sanksi bagi seluruh pegawai Ciapus Bromel.Tetapi tata tertib tersebut tidak dituangkan dalam bentuk tulisan melainkan hanya berupa lisan yang disampaikan ketika penerimaan karyawan baru. SOP tersebut menyangkut jam kerja karyawan, kegiatan perizinan karyawan dan attitude karyawan ketika berada di perusahaan tersebut. Perusahaan menerapkan adanya sistem absen, dimana karyawan diberikan izin libur maksimal sebanyak empat kali dalam sebulan dengan alasan yang jelas. Apabila karyawan tidak masuk lebih dari empat hari tanpa keterangan maka akan dikenakan sanksi pemotongan gaji.
5.2.3 Sumberdaya Keuangan
Modal awal perusahaan hanya berasal dari pemilik perusahaan.Besarnya modal pemilik adalah Rp 1.450.000.000,00.Modal tersebut digunakan untuk keperluan pembelian tanah, pembangunan prasarana dan pembelian indukan.Pembangunan dilakukan secara bertahap dengan pertimbangan nominal budget yang harus dikeluarkan untuk investasi sangat besar sedangkan modal pemilik cukup terbatas.Selain modal, sumberdaya keuangan pun berasal dari pendapatan perusahaan.
5.3 Organisasi Ciapus Bromel
Struktur organisasi Ciapus Bromel disusun dengan tujuan untuk memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lain sehingga diharapkan akan tercapai kerjasama yang baik dan rasa tanggung jawab terhadap tugas masing-masing. Struktur organisasi Ciapus Bromel terdiri dari pemilik, manajer pengelola, penanggung jawab operasional, para karyawan bagian budidaya dan karyawan harian.Hubungan antar bagian yang terdapat di Ciapus Bromel dapat dilihat pada Gambar 10.
Chandra Gunawan selaku pemilik perusahaan mempunyai wewenang dalam hal perencanaan, pengambilan keputusan akhir, pemberian bimbingan, pengarahan umum, saran-saran, dan perintah kepada karyawan melalui manajer pengelola. Manajer pengelola memiliki wewenang dalam hal perencanaan kegiatan usaha, melakukan perekrutan dan pemberhentian karyawan, menetapkan harga bromelia bersama pemilik, mengawasi pelaksanaan aktivitas perusahaan, meminta pertanggung jawaban kepada koordinator lapangan terkait dengan aktivitas perusahaan. Selain wewenang tersebut manajer pengelola mempunyai tanggung jawab memberikan laporan mengenai aktivitas perusahaan kepada pemilik.
Koordinator lapangan mempunyai wewenang dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan aktivitas perusahaan baik keputusan internal maupun eksternal.Akan tetapi koordinator lapangan harus meminta pertimbangan manajer pengelola, apakah keputusan tersebut dapat dijalankan atau tidak.Selain itu, koordinator lapangan mempunyai wewenang dalam hal pelaksanaan dan
49 pengawasan jalannya aktivitas perusahaan dimulai dari budidaya, pemasaran hingga administrasi.Sedangkan aktivitas keuangan lebih banyak ditangani oleh manajer pengelola termasuk aktivitas penggajian, dalam hal ini koordinator lapangan hanya mencatat pemasukan dan pengeluaran.Setiap bulannya, koordinator lapangan bertanggung jawab memberikan laporan mengenai aktivitas perusahaan kepada manajer pengelola.Namun, sering kali koordinator secara langsung melaporkan aktivitas perusahaan kepada pemilik perusahaan.Hal ini dilakukan jika mendapat instruksi dari manajer pengelola.
Enam karyawan tetap lainnya bertugas menjalankan aktivitas budidaya, perawatan tanaman dan keamanan perusahaan.Sedangkan satu karyawan harian bertugas membersihan gulma yang ada di sekitar greenhouse.
Gambar 12. Struktur Organisasi Ciapus Bromel pada Tahun 2011
Sumber: Data primer Ciapus Bromel, 2011 (diolah)
5.4 Lingkup Kegiatan Ciapus Bromel
Sejak berdirinya usaha Ciapus Bromel hingga saat ini, kegiatan yang dilakukan perusahaan hanya sebatas membudidayakan dan menjual tanaman hias bromelia dalam bentuk pot plant. Kegiatan perusahaan yang menjadi aktivitas utama dalam membudidayakan bromelia yaitu kegiatan pengadaan input baik berupa pengadaan indukan bromelia maupun media tanam, dan juga kegiatan perbanyakan bromelia.
Pemilik
Manajer Pengelola
Karyawan
Koordinator
Karyawan
Karyawan
Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan
5.4.1 Kegiatan Pengadaan Input
Kegiatan pengadaan input merupakan kegiatan pertama yang dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan usaha. Kegiatan ini dilakukan perusahaan untuk menjaga ketersediaan bahan baku dan mencegah terjadinya keterlambatan dalam produksi bromelia. Berikut merupakan kegiatan pengadaan input yang dilakukan oleh Ciapus Bromel:
1) Pengadaan indukan bromelia
Pengadaan indukan bromelia dilakukan Ciapus Bromel melalui pembelian indukan, perbanyakan secara vegetatif dan perbanyakan secara generatif.
Pembelian indukan dilakukan perusahaan dengan tujuan untuk menambah ragam varietas. Indukan tersebut diperbanyak untuk mendapatkan bibit anakan sebagai bakal calon tanaman bromelia dewasa dan indukan baru. Perusahaan akan menjual stok varietas bromelia jika sudah memenuhi prasyarat jumlah minimal stok, yaitu anakan yang berukuran S dan M minimal 100 bromelia. Kegiatan perbanyakan indukan bromelia lebih dominan dengan cara vegetatif dari pada dengan cara generatif.Hal ini dikarenakan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perbanyakan melalui generatif walaupun hasilnya relatif lebih banyak dibandingkan perbanyakan dengan cara vegetatif.Selain kegiatan pembelian dan perbanyakan, perusahaan juga pernah melakukan kegiatan penyilangan antar varietas dan mutasi tanaman dari perbanyakan indukan awal.Mutasi ini mencapai 15-30 persen dari perbanyakan indukan secara vegetatif.
Gambar 13. Induk Tanaman Bromelia Jenis Neogerelia di Ciapus Bromel Tahun 2011
Sumber : Ciapus Bromel, 2011
51 2) Pot bromelia
Ciapus Bromel Menggunakan pot berukuran S (15 cm2), M (20 cm2), L (24cm2), XL (30cm2 dan 35cm2), 40cm2, 50cm2, 60cm2 dan 70cm2. Pot XL dibagi menjadi dua, yaitu ukuran 30cm2 dan 35cm2. Bromelia yang telah ditanam dalam pot 30cm2 tidak akan dimasukan kedalam pot berukuran 35cm2 akan tetapi langsung dipindahkkan ke pot 40cm2 dan sebaliknya.
Ciapus Bromel membeli pot di toko Ibu Ulih. Harga satu lusin pot ukuran S adalah Rp 6.800,00, satu lusin pot ukuran M adalah Rp 11.000,00, satu lusin pot L adalah Rp 18.500,00 dan satu lusin ukuran XL adalah Rp 33.000,00 (pot 30 cm2) dan Rp 47.500,00 (pot 35cm2).
Gambar 14. Pot Tanaman Bromelia di Ciapus Bromel pada Tahun 2011
Sumber : Ciapus Bromel, 2011
3) Cocopeat, obat-obatan dan pupuk bromelia
Ciapus Bromel membeli cocopeat dari produsen cocopeat di Tasikmalaya.Harga satu bungkus cocopeat adalah Rp 11.000,00.Pembelian cocopeat rata-rata dilakukan Ciapus Bromel satu kali dalam satu tahun.Ciapus Bromel membeli obat-obatan (Cofidor, Siputox, Durshbant, Curacron dan Agristick) dan pupuk NPK dari PT. Godong Ijo Asri. Obat-obatan dan pupuk tidak dibeli dalam jumlah besar. Pembelian pupuk NPK maksimal satu karung dan obat-obatan masing-masing maksimal lima buah.
a) b) c) d)
Gambar 15. Pupuk dan obat-Obatan Bagi Tanaman Bromelia di Ciapus Bromel pada Tahun 2011 a) Siputox; b) Pupuk NPK Mutiara; c) Pestisida;
d) Cocopeat
Sumber : Ciapus Bromel, 2011
4) Media tanam bromelia
Media tanam (sekam mentah, sekam bakar dan akar pakis) dibeli dari toko Syuaib yang lokasinya berada 1 km dari Ciapus Bromel.Ciapus Bromel membeli sekam mentah 50 karung setiap bulannya dengan harga Rp 5.000,00 per karung.Untuk sekam bakar Ciapus Bromel membeli 50-100 karung per bulannya dengan harga satu karung sekam bakar adalah Rp 8.000,00.Sedangkan pembelian akar pakis setiap bulannya adalah 20 karung dengan harga Rp 13.500,00 per karungnya.Karung sekam mentah, sekam bakar dan akar pakis adalah karung dengan ukuran muatan 25 kg.
a) b)
Gambar 16. Media Tanam Bromelia di Ciapus Bromel Tahun 2011; a) Sekam Bakar danb) Akar Pakis
Sumber : Ciapus Bromel, 2011
5.4.2 Kegiatan Budidaya
Kegiatan budidaya Ciapus Bromel dilakukan melalui dua cara, yaitu secara generatif dan vegetatif. Berikut ini merupakan proses budidaya bromelia secara generatif dan vegetatif.
a) Generatif
Proses perbanyakan tanaman bromelia berawal dari biji bunga. Tanaman ini akan berbunga setelah berumur 3-4 tahun. Bunga tersebut akan tua atau matang setelah 1-3 bulan dari munculnya bunga. Setelah itu bunga yang telah tua diambil dan dikeringkan dengan cara dijemur dan diangin-anginkan selama 3 sampai 6 hari, lalu disemai ke dalam pot yang berisi media cocopeat dan sekam
53 bakar yang telah dicampur, kemudian tutup dengan plastik. Setelah 3 bulan, tanaman akan tumbuh sehingga 2 cm dan siap dipindahkan ke dalam pot berukuran 15 cm. Selanjutnya tanaman hanya disiram hingga 4-6 bulan, kemudian dipupuk dengan menggunakan pupuk NPK sebanyak 1-2 gram. Tanaman tersebut siap dijual setelah 3 bulan berikutnya. Setelah itu bromelia dapat dipindahkan kembali ke pot yang berukuran lebih besar, yaitu pot 20 cm setelah 3 bulan dan dipupuk kembali tanaman dengan dosis yang sama. Tiga bulan kemudian, tanaman siap dipindahkan ke dalam pot berukuran 24 cm. Selama proses pemeliharaan hingga siap jual.Tanaman disiram setiap tiga hari sekali untuk musim hujan dan dua hari sekali untuk musim kemarau.Selain itu, tanaman pun disemprot dengan menggunakan pestisida setiap dua minggu sekali.
b) Vegetatif
Proses perbanyakan tanaman bromelia secara vegetatif dilakukan melalui penusukan pada titik tumbuh tanaman. Tanaman siap ditusuk setelah berumur sekitar delapan bulan atau setelah tanaman berada pada pot 20 cm. Tanaman ditusuk dengan menggunakan besi seukuran jari-jari sepeda dari titik tumbuh tanamanhingga akar. Setelah 2-3 bulan penusukan akan muncul beberapa anakan dari ketiak bromelia. Pada umumnya jumlah anakan yang mampu dihasilkan dengan cara vegetatif ini sebanyak 3-10 buah.Selama menunggu munculnya anakan, tanaman hanya disiram tanpa dipupuk atau disemprot pestisida. Setelah 2- 3 bulan, anakan bromelia diangkat dan diangin-anginkan selama 10-15 hari, kemudian ditanam kedalam pot berukuran 15 cm. Setelah panen anakan pertama, tanaman induk dipupuk dan akan menghasilkan anakan kembali setelah 2-3 bulan.
Tanaman indukan baru akan mati setelah panen anakan sebanyak 3-4 kali. Proses yang dilakukan selanjutnya sama dengan perlakuan tanaman secara generatif, dimana tanaman disiram dan dipupuk saat dipindahkan ke dalam pot yang berukuran lebih besar hingga tanaman siap dijual. Pada umunya untuk pot berukuran 15 cm, tanaman baru bisa dijual setelah 3-4 bulan dari bibit anakan.
Sedangkan untuk pot berukuran 20 cm dan 24 cm, tanaman baru bisa dijual setelah 6 bulan dan 9 bulan dari bibit anakan. Media tanam bromelia harus diganti setiap bulannya untuk menjaga kualitas tanaman.
5.5 Pendapatan Usahatani
Dalam menjalankan usahanya, Ciapus Bromel memperoleh pendapatan usahatani dari penerimaan dikurangi biaya produksi yang dikeluarkan selama periode produksi berlangsung.Penerimaan berasal dari penjualan tanaman bromelia.biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap.Biaya variabel terdiri dari biaya pembelian pupuk NPK, pestisida, media tanam dan pot plastik.Biaya tetap merupakan keseluruhan biaya variabel yang dikeluarkan per bulannya bernilai tetap dan tidak dipengaruhi oleh jumlah neogerelia yang diproduksi. Biaya tetap ini terdiri dari biaya tenaga kerja, listrik dan lainnya.
Biaya yang diperhitungkan adalah biaya penyusutan peralatan dan biaya pemeliharaan bibit.Biaya-biaya tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.
Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat total biaya yang dikeluarkan selama satu siklus tanam neogerelia, yaitu sebesar Rp8.675.847,39, Total biaya tersebut diperoleh dari penjumlahan total biaya tunai dengan total biaya yang diperhitungkan. Pada biaya tunai, tercatat bahwa biaya pembelian pestisida merupakan biaya terendah yang dikeluarkan oleh Ciapus Bromel. Pestisida yang digunakan terdiri dari 3 jenis antara lainCuracron, Agristick dan Dithane M 45.
Harga curacron per 250 ml adalah Rp 110.000,00 dengan volume penggunaan sebanyak 12 ml, harga agristick per liter sebesar Rp 65.000,00 dengan volume penggunaan 18 ml dan harga dithane M 45 per kg adalah Rp 84.500,00 dengan volume penggunaan sebanyak 12 gram. Dengan asumsi demikian, maka biaya pestisida yang dikeluarkan untuk setiap pot tanaman neogerelia adalah Rp 21,65.
Berbeda halnya dengan biaya tenaga kerja, pada biaya tenaga kerja perusahaan menggunakan dua jenis tenaga kerja yaitu tenaga kerja harian sebanyak 2 orang untuk proses penyiangan dan tenaga kerja tetap sebanyak 2 orang. Berdasarkan perhitungan biaya untuk tenaga kerja harian sebesar Rp 60.000,00 untuk dua pegawai dalam waktu dua hari kerja.Sedangkan untuk tenaga kerja tetap, biaya yang harus dikeluarkan perusahaan adalah sebesar Rp 5.700.000,00.Maka biaya tenaga kerja yang ditanggung oleh perusahaan yaitu sebesar Rp 5.760.000,00 dan merupakan biaya terbesar yang harus dikeluarkan pada biaya tunai.
55 Tabel 6. BiayaUsahatani Ciapus Bromel pada KomoditiNeogereliaper 338 m2
pada tahun 2011
Keterangan Satuan Jumlah Harga/satuan (Rp)
Total Biaya (Rp) 1. Biaya tunai
a. Pupuk NPK Mutiara Gram 200 80,00 16.000,00
b. Arang sekam karung 20 8.000,00 160.000,00
c. Cocopeat karung 15 15.000,00 225.000,00
d. Pestisida 7.464,00
e. Pot plastik Bal 10 11.800,00 1.770.000,00
f. Tenaga kerja Org 5.760.000,00
g. Listrik dan lainnya Bulan 3 50.000,00 150.000,00
Total biaya tunai (Rp) 8.088.464,00
2. Biaya yang diperhitungkan
a. Penyusutan alat Tahun 3 (bulan) 620.059,57 150.014,89 b. Biaya pemeliharaan
bibit sebanyak 25 pot 437.369,50
Total biaya yang
diperhitungkan (Rp) 587.384,39
3. Total biaya (Rp) 8.675.847,39
4. Penerimaan (Rp) Pot 360 36.707,00 13.214.520,00 5. Pendapatan usahatani
(Rp) 4.538.673,61
Sumber: Ciapus Bromel (2011)
Selain biaya tunai, terdapat pula biaya yang diperhitungkan yang terdiri dari biaya penyusutaan dan biaya pemeliharaan bibit.Biaya penyusutan yang terdapat pada Ciapus Bromel merupakan biaya peralatan yang terdiri dari pisau, sekop, besi tusukan, pompa air, torn air 5000 liter, tangki sprayer dan mesin pestisida. Keseluruhan alat-alat tersebut merupakan alat yang dimiliki secara pribadi oleh perusahaan.Perhitungan penyusutan alat dilakukan per tahun, namun untuk dapat mengetahui pendapatan usahatani per musim tanam maka perhitungan penyusutan alat pun disesuaikan. Dengan asumsi bahwa perhitungan tersebut menggunakan metode garis lurus dan penyusutan yang digunakan merupakan nilai rata-rata dari total penyusutan alat di Ciapus Bromel.Biaya pemeliharaan bibit yang dimaksud adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan
bibit. Karena bibit yang dimiliki perusahaan diperoleh dari perbanyakan tunas secara mandiri, maka pada perhitungan ini diasumsikan bahwa perusahaan melakukan perawatan bagi 25 tanaman yang senilai dengan biaya yang dikeluarkan jika perusahaan membeli bibit tersebut. Sehingga biaya pemeliharaan ini meliputi biaya pupuk, pestisida, pot, tenaga kerja dan media tanam.
Penerimaan yang diterima oleh Ciapus Bromel merupakan hasil perkalian dari harga rata-rata dengan banyaknya tanaman yang terdapat di nethouse seluas 338 m2. Dengan asumsi bahwa banyaknya tanaman yang terdapat pada nethouse adalah 360 pot,sehingga perusahaan mendapatkan penerimaan sebesar Rp 13.214.520,00. Dan besarnya pendapatan yang diterima perusahaan dalam mengusahakan neogerelia adalah sebesar Rp 4.538.673,61.