• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI ORANGTUA DALAM MENGATASI PERGAULAN BEBAS REMAJA DI DESA PARAILI KECAMATAN TOPOYO KABUPATEN MAMUJU TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STRATEGI ORANGTUA DALAM MENGATASI PERGAULAN BEBAS REMAJA DI DESA PARAILI KECAMATAN TOPOYO KABUPATEN MAMUJU TENGAH"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI ORANGTUA DALAM MENGATASI PERGAULAN BEBAS REMAJA DI DESA PARAILI KECAMATAN TOPOYO

KABUPATEN MAMUJU TENGAH

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam

pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar

Oleh :

NINING MIRSANTI NIM. 50200114104

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN ALAUDDIN MAKASSAR

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nining Mirsanti

NIM : 50200114104

Tempat/Tgl. Lahir : Budong-Budong, 27 Mei 1997

Jur/Prodi : Bimbingan dan Penyuluhan Islam

Fakultas : Dakwah dan Komunikasi

Alamat : Jl. H.M. Yasin Limpo No.38 Romangpolong, Gowa.

Judul :“Strategi Orangtua dalam Mengatasi Pergaulan Bebas Remaja di Desa Paraili Kecamata Topoyo Kabupaten Mamuju

Tengah”

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini

benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan

duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain sebagian atau seluruhnya, maka

skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Gowa, 12 Maret 2018

Penyusun,

(3)

iii

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul, “Strategi Orangtua dalam Mengatasi Pergaulan Bebas Remaja di Desa Paraili Kecamata Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah” yang disusun oleh Nining Mirsanti, NIM: 50200114104, mahasiswa Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar,

telah diuji dan dipertahankan dalam sidang munaqasyah yang diselenggarakan pada

hari Rabu, 28 Maret 2018, dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam (dengan beberapa perbaikan).

Gowa, 03 April 2018

DEWAN PENGUJI :

Ketua sidang : Dr. H. Muh. Ilham, M.Pd (...)

Sekretaris : St. Rahmatiah, S.Ag., M.Sos.I (...)

Munaqisy I : Dr. A. Syahraeni, M.Ag (...)

Munaqisy II : Dr. Tasbih, M.Ag (...)

Pembimbing I : Prof. Dr. H. M. Sattu Alang , MA (...)

Pembimbing II: Dr. Syamsidar, M.Ag (...)

Diketahui oleh :

Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Alauddin Makassar,

Dr.H.Abd Rasyid Masri, S.Ag.,M, Pd.M,Si.MM

(4)

iv

KATA PENGANTAR

ُهُدَمْحَن ِللهِ َدْمَحْلا ّنِإ

ُالله ِهِدْهَي ْنَم اَنِلاَمْعَأ ِتاَئّيَسَو اَنِسُفْنَأ ِرْوُرُش ْنِم ِللهاِب ُذْوُعَنَو ُهُرِفْغَتْسَنَو ُهُنْيِعَتْسَنَو

َو ُهُدْبَع اًدّمَحُم ّنَأ ُدَهْشَأَو ُالله ّلاِإ َهلِإ َلا ْنَأ ُدَهْشَأ ُهَل َيِداَه َلاَف ْلِلْضُي ْنَمَو ُهَل ّلِضُم َلاَف

ْوُسَر

اّمَأ ُهُل

... ُدْعَب

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt., karena dengan limpahan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat

serta salam penulis haturkan kepada baginda Nabi Muhammad saw., serta segenap

keluarga dan para sahabatnya hingga akhir nanti.

Penyelesaian skripsi ini tentu tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.

Penulis banyak menghadapi hambatan dan kendala, tetapi dengan pertolongan-Nya

dan motivasi serta dukungan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan karya

tulis ini. Oleh karena itu, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima

kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si sebagai Rektor serta Prof. Dr. H. Mardan,

M.Ag sebagai Wakil Rektor I, Prof. Dr. H. Lomba Sultan, M.A. sebagai Wakil

Rektor II, Prof. Hj. Siti Aisyah, M.A. PhD sebagai Wakil Rektor III, Serta Prof.

(5)

v

Makassar yang telah menyediakan fasilitas belajar sehingga penulis dapat

mengikuti kuliah dengan baik.

2. Dr. H. Abd Rasyid Masri, S.Pd., M.Pd., M.Si, M.M. selaku Dekan, beserta

Wakil Dekan I Dr. H. Misbahuddin, M.Ag., Wakil Dekan II Dr. H.

Mahmuddin, M.Ag dan Wakil Dekan III Dr. Nur Syamsiah, M.Pd.I Fakultas

Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan

berbagai fasilitas kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi.

3. Dr. Andi Syahraeni, M.Ag dan Dr. Muh. Ilham, M.Pd sebagai ketua Jurusan

dan sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam serta bapak dan ibu

dosen yang telah memberikan bimbingan dan wawasan selama penulis

menempuh pendidikan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin

Makassar.

4. Prof. Dr. H. M. Sattu Alang, MA dan Dr. Syamsidar, M.Ag sebagai

pembimbing I dan pembimbing II yang telah meluangkan waktu, memberikan

arahan, bimbingan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik seperti

saat ini.

5. Dr. Andi Syahraeni, M.Ag dan Dr. Tasbih, M.Ag sebagai munaqisy I dan

munaqisy II yang telah menguji dengan penuh kesungguhan demi

kesempurnaan skripsi ini.

6. Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar dan seluruh stafnya.

(6)

vi

8. Keluarga besar Kantor Desa Paraili dan masyarakat yang telah memberi

dukungan dan bantuan kepada penulis dalam melakukan penelitian yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

9. Terkhusus untuk kakak dan adik penulis, Niki Afriansyah, Digma

Destriansyah, dan Rifki Maulana yang selalu memberikan semangat dan

motivasi agar penulis cepat wisudah.

10.Teman-teman seperjuangan angkatan 2014 Jurusan BPI Fakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Alauddin Makassar “Psyche 014”, tetap semangat.

11.Seluruh angkatan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin

Makassar yang telah menjadi keluarga bagi penulis.

12.Keluarga dan sahabat-sahabat penulis yang telah menjadi tempat berbagi di

kala suka maupun duka selama proses awal penyusunan skripsi ini hingga

selesai.

13.Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penulisan skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

14.Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua saya, Ayah

Basuki Marsida dan Ibu Husniah, yang telah memberikan kasih sayang,

motivasi, dukungan materi dan doa yang selalu dipanjatkan setiap saat untuk

penulis dengan tulus dan ikhlas, sehingga penulis bisa menjadi manusia yang

(7)

vii

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari semua pihak, penyusunan

skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik. Oleh karena itu, penulis juga menyadari

sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi bahasa,

isi maupun analisisnya, sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat

bagi kita semua. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

Gowa, 12 Maret 2018

Penyusun,

Nining Mirsanti

(8)

viii DAFTAR ISI

JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN SKRIPSI . ... iii

KATA PENGANTAR . ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL . ... x

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN . ... xi

ABSTRAK . ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus ... 7

C.Rumusan Masalah ... 8

D.Kajian Pustaka ... 8

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN TEORETIS A.Pergaulan Bebas Remaja ... 13

B. Orangtua ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis dan Lokasi Penelitian ... 33

B. Pendekatan Penelitian ... 35

C.Sumber Data ... 35

D.Instrumen Penelitian ... 37

(9)

ix

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN A.Gambaran Umum Desa Paraili ... 44

B. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Pergaulan Bebas Remaja di Desa Paraili Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah ... 57

C.Upaya Orangtua dalam Mengatasi Pergaulan Bebas Remaja di Desa Paraili Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah ... 66

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 74

B. Implikasi Penelitian ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 79

(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel I : Pedoman Literasi Arab-Latin... xi

Tabel II : Batas Wilayah Desa ... 46

Tabel III : Demografi Desa Salemba ... 48

Tabel IV : Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur ... 48

Tabel V : Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur Sekolah ... 49

Tabel VI : Jenis Tanaman Pangan ... 50

Tabel VII : Jenis Tanaman Perkebunan dan Buah-Buahan ... 50

Tabel VIII : Pendidikan Formal di Desa Paraili ... 52

Tabel IX : Jumlah Pemeluk Agama Di Desa Paraili ... 53

(11)

xi

PEDOMAN TRANSLITERASIARAB-LATIN

Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf latin dapat

dilihat pada tabel berikut:

1. Konsonan

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

ا alif tidak

dilambangkan

tidak dilambangkan

ب ba B Be

ت ta t Te

ث tsa ṡ es (dengan titik di atas)

ج jim J Je

ح ha Ḥ ha (dengan titik di bawah)

خ kha Kh ka dan ha

د dal D De

ذ zal Ż zet (dengan titik di atas)

ر ra R Er

ز za Z Zet

(12)

xii

ش syin Sy se nad ss

ص shad Ṣ es (dengan titik di bawah)

ض dhad Ḍ de (dengan titik di bawah)

ط tha Ṭ te (dengan titik di bawah)

ظ dza Ẓ zet (dengan titik di bawah)

ع ‘ain ‘ apostrof terbaik

غ gain G se

ف fa F Ef

ق qaf Q Qi

ك kaf K Ka

ل lam L Ei

م mim M Em

ن nun N En

و wawu W We

ه ha H Ha

أ hamzah ’ Apostrof

ي ya’ Y Ye

2. Vokal

Tanda Nama Haruf Latin Nama

(13)

xiii

ــِـ KASRAH i I

ــُـ ḌAMMAH u U

3. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat atau huruf,

transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Harakat dan Huruf Nama Huruf dan Tanda Nama

Fathah dan alif atau ya

A a dan garis di

atas

Kasrah dan ya I i dan garis di

atas

Dammah dan wau

U u dan garis di

atas

4. Ta’Marbutah

Transliterasi untuk ta marbutahada dua, yaitu: ta marbutah yang hidup atau

mendapat harakat fathah, kasrah dan dammah, yang transliterasinya adalah [t].

sedangkan ta marbutah yang mati atau mendapat harakat sukun transliterasinya

adalah [n].

5. Syaddah (Tasydid)

Syaddah atau tasydid yang dalam system tulisan Arab dilambangkan dengan

(14)

xiv

huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah. Jika huruf ( ﻲ), maka ia

ditransliterasikan seperti huruf maddah (i).

6. Kata Sandang

Kata sandang dalam system tulisan Arab dilambangkan dengan huruf ﻵ(alif

lam ma’arifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi seperti

biasa, al-, baik ketika ia di ikuti oleh huruf syamsiah maupun huruf qamariyah. Kata

sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya. Kata sandang

ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar

(-).

7. Hamzah

Aturan translitersi huruf hamzah menjadi apostrop hanya berlaku bagi

hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletk di awal

kata, ia tidak dilambangkan karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.

8. Penelitian Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia

Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau

kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa Indonesia

atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, tidak lagi ditulis menurut

cara transliterasi di atas. Misalnya kata Alquran (dari Alquran), sunnah, khusus dan

umum. Namun bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab,

(15)

xv

9. Lafz al-Jalalah (الله)

Kata “Allah” yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya atau

berkedudukan sebagai mudaf ilaih (frase nominal), ditransliterasi tanpa huruf

hamzah.

Adapun ta marbutah di akhir kata yang disandarkan kepada lafz al-Jalalah,

ditransliterasi dengan huruf [t].

10. Huruf Kapital

Walau system tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All caps), dalam

transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf

kapital berdasarkan pedomaan ejaan bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf

capital, misalnya digunakan untuk menuliskan huruf awal nama dari (orang, tempat,

bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata

sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri

tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka

huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (AL-). Ketentuan

yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh

kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK

(16)

xvi ABSTRAK Nama Peneliti : Nining Mirsanti

NIM : 50200114104

Judul Skripsi : Strategi Orangtua dalam Mengatasi Pergaulan Bebas Remaja di Desa Paraili Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah

Pokok masalah penelitian ini adalah bagaimana strategi orangtua dalam mengatasi pergaulan bebas remaja di Desa Paraili Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah. Pokok masalah tersebut dirumuskan ke dalam beberapa sub masalah, yaitu: 1) Faktor apa yang menyebabkan terjadinya pergaulan bebas remaja di Desa Paraili Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah? 2) Bagaimana upaya orangtua dalam mengatasi pergaulan bebas remaja di Desa Paraili Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah?

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dan berlokasi di Desa Paraili Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah. Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah pendekatan bimbingan dan pendekatan psikologi. Adapaun sumber data penelitian ini adalah Guru SD, orangtua dan remaja yang terjerumus dalam pergaulan bebas. Peneliti terlebih dahulu mengobservasi, melakukan wawancara mendalam kepada informan dan mengambil dokumentasi. Kemudian peneliti menganalisis data atau informasi yang dibutuhkan melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab terjadinya pergaulan bebas terdiri dari dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal ialah faktor yang bersumber dari individu itu sendiri seperti kurangnya pemahaman agama dan remaja yang memiliki mental yang lemah. Adapun faktor eksternal ialah faktor yang bersumber dari luar yaitu lingkungan yang tidak kondusif seperti kurangnya perhatian orangtua, keadaan keluarga yang kurang harmonis (broken home), pengaruh lingkungan setempat, dan pengaruh media sosial. Upaya orangtua dalam mengatasi pergaulan bebas remaja di Desa Paraili Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah adalah memberikan bimbingan individu dan bimbingan kelompok. Bimbingan individu yang diberikan seperti memberikan perhatian dan kasih sayang, memberikan contoh yang baik dan menanamkan kedisiplinan pada remaja. Adapun bimbingan kelompok yang diberikan seperti memberikan pendidikan agama dan mendorong remaja untuk mengisi waktu kosong dengan kegiatan yang bernilai positif seperti mengikuti pengajian rutin.

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Islam merupakan agama yang sarat dengan masalah tata krama, budi

pekerti dan peradaban yang tinggi. Islam menyeru kepada jalan yang ideal dalam

masalah tingkah laku dan pergaulan sesama orang lain dalam kehidupan

bermasyarakat.1

Perjalanan hidup setiap manusia oleh para ahli psikologi dibagi dalam

beberapa tahapan kehidupan yaitu masa pra kelahiran, masa bayi, masa

kanak-kanak, masa remaja, dan masa dewasa. Masa remaja merupakan masa yang sangat

penting, sangat kritis dan sangat rentan, karena bila masa remaja itu diisi dengan

penuh kesuksesan, kegiatan yang sangat produktif dan berhasil guna dalam rangka

menyiapkan diri untuk memasuki tahapan kehidupan selanjutnya, kemungkinan

manusia itu akan mendapatkan kesuksesan dalam perjalanan hidupnya. Dengan

demikian, masa remaja menjadi kunci sukses dalam memasuki tahapan kehidupan

selanjutnya.2

Pada masa remaja ada kebanggaan, karena sebagai remaja, status sosial

mereka berubah dari anak-anak menjadi remaja. Tetapi, ada juga kebingungan,

kegelisahan, karena remaja belum siap untuk terjun langsung ke tengah-tengah

1

Lihat Khaulah binti Abdul Kadir Darwis, Bagaimana Muslimah Bergaul (Cet. III; Jakarta: Pustaka Al-Khautsar, 1993), h. 140.

2

(18)

2

masayarakat.3

Pergaulan para remaja belum sepenuhnya bisa menganalisa dengan baik,

apakah itu benar atau tidak dalam pergaulan. Para remaja ini mengalami berbagai

masalah dalam pergaulan. Seperti remaja yang terjerumus dalam pergaulan bebas.

Allah swt. sudah menjelaskan tentang tugas dan tanggung jawab orang tua

terhadap anak dalam QS At-Tahrim/66: 6.































Terjemahnya:

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.4

Ayat di atas mengajarkan untuk menjaga diri serta keluarga dari siksa api

neraka. Tugas dan tanggung jawab orangtua agar selalu menjaga diri sendiri dan

keluarga dari segala hal yang buruk. Keharmonisan dan keselamatan keluarga ada

pada tanggung jawab semua anggota keluarga.

Orangtua memiliki berbagai peranan dalam perkembangan anaknya,

menurut Sabri Alisuf bahwa:

Orangtua berperan dalam menentukan hari depan anaknya. Secara fisik supaya anaknya bertumbuh sehat dan berpostur tubuh yang lebih baik, maka anak remaja harus diberi makanan yang bergizi dan seimbang. Secara mental anak remaja tumbuh cerdas dan cemerlang, maka selain kelengkapan gizi perlu juga diberi motivasi belajar disertai sarana dan prasarana yang memadai. Sedangkan secara sosial supaya remaja dapat mengembangkan

3

Lihat Sabri, Alisuf, Konseling Keluarga (Jawa Barat: Alfabeta, 1995), h. 24.

4

(19)

3

jiwa sosial dan budi pekerti yang baik mereka harus diberi peluang untuk bergaul mengaktualisasikan diri, memupuk kepercayaan diri seluas-luasnya. Bila belum juga terpenuhi biasanya karena soal teknis seperti hambatan ekonomi atau kondisi sosial orang tua.5

Menurut Abu Ahmadi bahwa ada beberapa hal yang perlu diberikan oleh

orang tua terhadap anaknya, yaitu:

Respek dan kebebasan pribadi, jadikan rumah tangga nyaman dan menarik, hargai kemandiriannya, diskusikan tentang berbagai masalah, berikan rasa aman, kasih sayang, dan perhatian, remaja dan anak-anak yang lain perlu dimengerti dan beri contoh perkawinan yang bahagia.6

Uraian di atas dapat dipahami bahwa banyak hal yang mesti dilakukan

oleh orangtua dalam melakukan tugas serta peran mereka, yaitu orangtua sebagai

pembina dan sebagai pembimbing bagi anaknya. Di antaranya orangtua selalu

tanggap terhadap perilaku yang ditampilkan oleh anaknya, serta memberikan

kesempatan pada anaknya dalam mengembangkan kepribadian, bakat serta

menggali potensi yang ada pada dirinya, tetapi orangtua tetap mengontrolnya.

Masalah pokok yang sangat menonjol dewasa ini adalah nilai-nilai moral

di mata generasi muda (remaja). Mereka dihadapkan dengan berbagai kontradiksi

dan aneka ragam pengalaman moral, yang menyebabkan mereka bingung untuk

memilih yang baik untuk mereka. Hal ini tampak jelas pada mereka yang sedang

berada pada usia remaja, yang mencoba mengembangkan diri ke arah kehidupan

yang disangka maju dan modern, dimana berkecamuk aneka agama kebudayaan

asing yang masuk tanpa saringan.7

5

Sabri Alisuf, Konseling Keluarga, h. 24.

6

Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 44.

7

(20)

4

Masyarakat yang menggunakan sistem etika, pada suatu waktu tertentu

akan membenarkan pelaksanaan suatu nilai tata cara hidup tertentu yang pada

waktu dan tempat yang lain tidak dibenarkan. Umpamanya di dunia Barat

(permissive society) dipandang sebagai suatu hal yang wajar dan bahkan

merupakan hak asasi masing-masing orang untuk hidup bersama secara bebas

antara pria dan wanita meski belum diikat dengan pernikahan.8

Saat ini sudah mulai banyak remaja yang terjerumus dalam pergaulan

bebas, salah satu faktornya yaitu karena semakin canggihnya teknologi. Kemajuan

teknologi saat ini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Berbagai

informasi yang terjadi di berbagai belahan dunia kini telah dapat langsung

diketahui berkat kemajuan teknologi (globalisasi). Kalau dahulu mengenai kata

pepatah dunia tak selebar daun kelor, sekarang pepatah itu selayaknya berganti;

dunia saat ini selebar daun kelor, karena cepatnya akses informasi di berbagai

belahan dunia membuat dunia ini seolah semakin sempit dikarenakan dapat

melihat apa yang terjadi di Amerika misalnya, meskipun berada di Indonesia.

Tentu kemajuan teknologi ini menyebabkan perubahan yang begitu besar

pada kehidupan umat manusia dengan segala peradaban dan kebudayaannya.

Perubahan ini juga memberikan dampak yang begitu besar terhadap transformasi

nilai-nilai yang ada di masyarakat. Khususnya masyarakat dengan budaya dan

adat ketimuran seperti Indonesia. Saat ini, di Indonesia dapat disaksikan begitu

besar pengaruh kemajuan teknologi terhadap nilai-nilai kebudayaan yang dianut

masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan. Kemajuan teknologi

8

(21)

5

seperti telepon genggam (HP), bahkan internet bukan hanya melanda masyarakat

kota, namun juga telah dapat dinikmati oleh masyarakat di pelosok-pelosok desa

seperti yang ada di Desa Paraili Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah.

Akibatnya segala informasi baik bernilai positif maupun negatif, dapat dengan

mudah diakses oleh masyarakat. Dan diakui atau tidak, perlahan-lahan mulai

mengubah pola hidup dan pola pemikiran masyarakat khususnya masyarakat

pedesaan dengan segala image yang menjadi ciri khas mereka.

Selain HP kemajuan teknologi di Desa Paraili juga ditandai dengan

masuknya akses internet. Internet saat ini telah menjadi bagian yang tak

terpisahkan dari kehidupan remaja. Lewat internet, mereka bisa mengakses segala

informasi dari seluruh dunia. Tentu tak semua informasi yang disajikan adalah

informasi yang layak diakses oleh remaja. Islam mengajarkan perlunya menyaring

semua informasi agar kita tidak langsung menerimanya, sebagaimana firman

Allah swt. dalam QS Al-Hujurat/49: 6





















Terjemahnya:

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah (kebenarannya) dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.9

Besar kemungkinan lewat internet mereka dapat dengan bebas

menyaksikan segala hal yang berbau pornografi dan pornoaksi yang memang

9

(22)

6

dapat diakses dengan mudah di dunia maya (internet). Hal ini tentu menimbulkan

efek yang kurang baik bagi perkembangan kepribadian remaja. Dari yang semula

mereka merasa tabu tentang seks, sampai akhirnya mereka melihat seksualitas

yang diobral di internet tanpa pengarahan serta bimbingan yang tepat dan mereka

merasa penasaran bahkan mencobanya.

Televisi juga merupakan produk modernisasi yang memberikan dampak

yang besar terhadap kehidupan dan perubahan nilai-nilai di masyarakat,

khususnya masyarakat di Desa Paraili. Banyak orang meniru gaya hidup dan

perilaku yang mereka saksikan lewat televisi. Model baju selebritis terbaru, model

potongan rambut terbaru, bahkan gaya pacaran para artis yang mereka saksikan

lewat televisi.

Ada juga faktor lain yang menyebabkan remaja di Desa Paraili terjerumus

dalam pergaulan bebas yaitu faktor lingkungan dan kurangnya perhatian atau

tanggung jawab orang tua. Sehingga budaya santun dan lugu yang juga menjadi

ciri khas masyarakat di Desa Paraili perlahan mulai pudar dan berganti dengan

budaya urakan yang dengan bangga mereka sebut dengan istilah gaul. Oleh karena

itu, dalam rencana laporan penelitian ini, penulis akan berusaha mengungkap

tentang upaya orangtua dalam mengatasi pergaulan bebas pada remaja di Desa

Paraili agar remaja tidak salah dalam bergaul sesuai dengan tuntunan agama dan

nilai-nilai moral yang ada dalam masyarakat, karena sebagai anak wajib

menghargai dan menaati perintah orangtua selama perintah itu tidak bertentangan

(23)

7

Permasalahan dan fenomena yang telah diuraikan di atas penulis merasa

tertarik untuk mengkaji hal ini lebih dalam lagi tentang bagaimana upaya

orangtua dalam mengatasi pergaulan bebas pada remaja, penulis tertarik

mewujudkannya dalam bentuk skripsi dengan judul: Strategi Orangtua dalam Mengatasi Pergaulan Bebas Remaja di Desa Paraili Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah.

B.Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

1. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini merupakan batasan penulis agar jelas ruang lingkup

yang akan diteliti. Penelitian ini berjudul “Strategi Orangtua dalam Mengatasi Pergaulan Bebas Remaja di Desa Paraili Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju

Tengah”, maka penelitian ini akan difokuskan pada faktor penyebab terjadinya

pergaulan bebas remaja di Desa Paraili Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju

Tengah dan upaya yang dilakukan orangtua dalam mengatasi pergaulan bebas

remaja di Desa Paraili Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah.

2. Deskripsi Fokus

Penelitian ini berjudul Strategi Orangtua dalam Mengatasi Pergaulan

Bebas Remaja di Desa Paraili Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah.

Berdasarkan judul tersebut maka deskripsi fokus penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Faktor yang menyebabkan terjadinya pergaulan bebas remaja di Desa Paraili

Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah adalah kurangnya pemahaman

(24)

8

orangtua, keadaan keluarga yang kurang harmonis (broken home), pengaruh lingkungan setempat, dan pengaruh media sosial.

b. Upaya orangtua dalam mengatasi pergaulan bebas remaja di Desa Paraili

Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah adalah memberikan perhatian

dan kasih sayang, memberikan contoh yang baik dan menanamkan kedisiplinan

pada remaja memberikan pendidikan agama dan mendorong remaja untuk

mengisi waktu kosong dengan kegiatan yang bernilai positif.

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan uraian di atas, maka berikut ini penulis

dapat mengajukan pokok permasalahan bagaimana strategi orangtua dalam

mengatasi pergaulan bebas remaja di Desa Paraili Kecamatan Topoyo Kabupaten

Mamuju Tengah dapat dirumuskan sub masalah sebagai berikut:

1. Faktor apa yang menyebabkan terjadinya pergaulan bebas remaja di Desa

Paraili Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah?

2. Bagaimana upaya orangtua dalam mengatasi pergaulan bebas remaja di

Desa Paraili Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah?

D.Kajian Pustaka

Judul yang penulis akan teliti, belum pernah diteliti oleh orang lain

sebelumnya. Karya ini merupakan karya ilmiah yang pertama dilakukan di Desa

Paraili Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah mengenai upaya orang tua

dalam mengatasi pergaulan bebas pada remaja. Ada beberapa buku yang dianggap

(25)

9

1. Buku karya Chaeruddin, B. dengan judul Pendidikan Agama Islam dalam

Rumah Tangga, yang diterbitkan di Makassar. Buku ini menjelaskan bahwa

orang tua memiliki banyak tugas dan tanggung jawab dalam pendidikan

agama Islam, salah satunya yaitu membahagiakan anak baik dunia maupun

akhirat sesuai dengan pandangan dan tujuan hidup muslim.10

2. Buku karya Muhammad Nur Abduh dengan judul Anak Saleh, yang

diterbitkan di Makassar. Buku ini membahas tentang pokok-pokok dasar

ajaran sunnah Rasul yang harus diperhatikan oleh orang tua dalam mendidik

anak, antara lain; akidah dan agama, ketaatan, kejujuran, amanah, sifat

qana’ah dan ridha.11

3. Buku karya Musdalifa dengan judul Kestabilan Keluarga, yang diterbitkan

di Makassar. Buku ini membahas tentang peran dan fungsi keluarga seperti

fungsi keagamaan, cinta kasih, perlindungan, sosialisasi dan pendidikan,

ekonomi, dan pembinaan lingkungan.12

Ada beberapa penelitian sebelumnya yang dianggap relevan dengan

penelitian ini antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh: Nurul Arifiyani jurusan Pendidikan Agama

Islam pada tahun 2015 dengan judul Penanggulangan Kenakalan Remaja

Menurut Konsep Kartini Kartono ditinjau dari Perspektif Pendidikan Islam.

10

Lihat Chaeruddin B, Pendidikan Agama Islam dalam Rumah Tangga (Cet. I; Makassar: Alauddin University Press, 2011), h. 87.

11

Lihat Muhammad Nur Abduh, Anak Shaleh, Merencanakan, Membentuk, dan Memberdayakan (Cet. I; Makassar: Alauddin University Press, 2011), h. 88-94

12

(26)

10

Dari hasil penelitian yang dilakukan Nurul Arifiyani dijelaskan, faktor yang

menyebabkan terjadinya kenakalan remaja seperti penyakit mental dan

lingkungan sekitar. Adapun cara menanggulanginya antara lain pengawasan

dan bimbingan.s13

2. Tesis karya Ika Untari Wibawati jurusan Pendidikan Islam pada tahun 2015

dengan judul Bimbingan Konseling dalam Menangani Masalah Pergaulan

Bebas. Tesis ini menggunakan pendekatan Pendidikan Islam. Tesis ini

menjelaskan pergaulan bebas dan remaja merupakan persoalan yang sangat

kompleks dan disebabkan oleh bermacam-macam faktor. Maka dalam

penanggulangannya diperlukan bermacam-macam usaha, antara lain yang

terpenting adalah usaha preventif, agar pergaulan itu dapat dibendung dan

tidak menular pada anak yang masih baik. Tentu saja usaha represif dan

rehabilitasi pun perlu diperhatikan agar anak yang terjerumus dalam

pergaulan bebas dapat diperbaiki dan kembali hidup dalam anggota

masyarakat.14

3. Skripsi karya Ramadhan dengan judul Strategi Bimbingan Penyuluhan

Islam (BPI) dalam Menangani Masalah Sosial di Desa Doridungga

Kecamatan Donggo Kabupaten Bima. Skripsi ini menjelaskan tentang upaya

Bimbingan Penyuluhan Islam dalam menangani masalah sosial dalam

13

Lihat Nurul Arifiyani, “Penanggulangan Kenakalan Remaja Menurut Konsep Kartini Kartono Ditinjau dari Perspektif Pendidikan Islam”, Skripsi, (Oktober 2015), http://eprints.walisongo.ac.id/5009/.pdf.(Diakses 9 Desember 2016).

14

(27)

11

masyarakat dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, debat,

pendidikan/pengajaran agama dan silaturrahmi.15

E.Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dimaksudkan:

a. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya pergaulan bebas

remaja di Desa Paraili Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah.

b. Untuk mengetahui upaya orangtua dalam mengatasi pergaulan bebas remaja di

Desa Paraili Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang diharapkan dapat diperoleh dalam penulisan skripsi ini

mencakup dua hal, yaitu:

a. Kegunaan Ilmiah

1) Sebagai langkah awal penulis bagi penerapan dan pengembangan khazanah

keilmuan, khususnya dalam upaya mengatasi pergaulan bebas masih sangat

memerlukan bimbingan dan pembinaan.

2) Untuk menambah wawasan dan pengetahuan, khususnya pada bidang ilmu

keislaman dalam rangka mewujudkan insan akademis yang cerdas dan

berpengetahuan luas.

15

(28)

12

b. Kegunaan Praktis

1) Penelitian ini diharapkan dapat berfungsi sebagai upaya investigasi

(penyidikan dan pengungkapan fakta) dan antisipasi (bersikap tanggap terhadap sesuatu yang akan atau sedang terjadi) terhadap berbagai fenomena

sosial yang berpotensi dapat merusak akhlak dan pemahaman keberagamaan

kelak.

2) Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangsi yang bernilai

edukatif dan praktik guna pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi

para orang tua, pendidik maupun bagi masyarakat luas pada umumnya

dalam upaya pemeliharaan dan penanganan pada usia perkembangan anak

yang masih sangat memerlukan bimbingan dan pembinaan dalam

menanggapi berbagai potret tatanan kehidupan sosial yang cenderung

(29)

13 BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A.Pergaulan Bebas Remaja

1. Pergaulan Bebas

a. Pengertian Pergaulan Bebas

Pergaulan bebas merupakan suatu proses interaksi mahluk dengan mahluk

lainnya, hubungan seseorang dengan yang lainnya. Dalam proses ini seseorang

akan memainkan peran sesuai dengan jenis kelaminnya. Dalam proses ini pulalah

seseorang mulai tertarik dengan lawan jenisnya. Sisi negatif yang muncul dari

adanya hubungan heteroseksual antara lain adalah munculnya perilaku eksesif,

yaitu suatu bentuk perilaku yang sangat berlebihan dalam satu hal.1

Arti lain dari pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku

menyimpang yang melewati batas dari kewajiban, tuntutan, aturan, syarat, dan

perasaan malu. Atau pergaulan bebas dapat diartikan sebagai perilaku

menyimpang yang melanggar norma agama maupun norma kesusilaan. Pengertian

pergaulan bebas diambil karena arti dari pergaulan dan bebas. Pergaulan

merupakan proses interaksi antar individu atau individu dengan kelompok.

Sedangkan bebas adalah terlepas dari kewajiban, aturan, tuntutan, norma agama

dan norma kesusilaan. Pergaulan berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian

seorang individu baik pergaulan positif atau negatif.2 Pergaulan positif berupa

kerja sama antara individu atau kelompok yang bermanfaat. Sedangkan pergaulan

1Lihat Ika Untari Wibawati, “Bimbingan Konseling dalam Menangani Masalah Pergaulan

Bebas di SMA X",Tesis, h. 18.

2

(30)

14

negatif mengarah pada pergaulan bebas yang harus dihindari oleh setiap

masyarakat khususnya bagi remaja yang masih labil atau masih mencari jati

dirinya dan di usia remaja lebih mudah terpengaruh serta belum dapat mengetahui

baik atau tidaknya perbuatan tersebut. Pengertian pergaulan bebas menurut agama

adalah proses bergaul dengan orang lain terlepas dari ikatan yang mengatur

pergaulan. Pergaulan bebas tertuang dalam QS An-Nur/24: 30-31









































,















































































































































































































































Terjemahnya:
(31)

15

pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.3

Ayat di atas Allah memerintahkan pada Rasul-Nya dan orang-orang yang

beriman, agar mereka memelihara dan menahan pandangannya dari hal-hal yang

diharamkan kepada mereka untuk diharamkan, kecuali terhadap hal-hal tertentu

yang boleh dilihatnya. Bila secara kebetulan dan tidak disengaja pandangan

mereka terarah kepada sesuatu yang diharamkan, maka segera dialihkan

pandangan tersebut guna menghindari melihat hal-hal yang diharamkan. Allah

juga memerintahkan pada Rasul-Nya agar mengingatkan perempuan-perempuan

yang beriman supaya mereka tidak memandang hal-hal yang tidak halal bagi

mereka untuk dilihat, seperti aurat laki-laki ataupun perempuan, terutama antara

pusar dan lutut bagi laki-laki dan seluruh tubuh bagi perempuan. Begitu pula

mereka diperintahkan untuk memelihara kemaluannya (farji) agar tidak terjatuh ke lembah perzinaan atau terlihat oleh orang lain.

Ada beberapa bentuk-bentuk pergaulan bebas antara lain seperti merokok,

pergaulan tanpa batas antara laki-laki dan perempuan, meminum minuman keras,

geng motor, perkelahian antar remaja, mengonsumsi narkoba, dan lain-lain.

b. Faktor Penyebab terjadinya Pergaulan Bebas

Hal yang terjadi dalam pergaulan bebas banyak bertolak belakang dengan

norma-norma dan etika pergaulan, hal ini didasari atau disebabkan dari banyak

faktor penyebab pergaulan bebas antara lain sebagai berikut:

3

(32)

16

1) Rendahnya Taraf Pendidikan Keluarga

Rendahnya taraf pendidikan keluarga yang berpengaruh besar sebagai

penyebab terjadinya pergaulan bebas. Contohnya, keluarga mengizinkan sang

anak untuk berpacaran dan ditambah dengan lemahnya pengawasan yang

menyebabkan anak terjerumus dalam pergaulan bebas.

2) Keadaan Keluarga yang Tidak Stabil (Broken Home)

Keadaan keluaga sangat berpengaruh pada tingkah laku atau

perkembangan psikis remaja yang disebabkan oleh keadaan orangtua yang kurang

harmonis yang membuat perkembangan psikis anak terganggu dan anak

cenderung mencari kesenangan di luar.

3) Kurangnya Perhatian Orangtua

Kurangnya perhatian orangtua terhadap remaja sangat berdampak buruk.

Ketika seorang remaja merasa diabaikan, maka ia merasa lebih senang mencari

perhatian di luar dari lingkungan keluarga seperti bergaul dengan teman

sebayanya tanpa adanya pengawasan dari orangtua hingga terjerumus dalam

pergaulan bebas.

4) Pengaruh Lingkungan Setempat

Lingkungan sekitar merupakan faktor pembentuk kepribadian seseorang,

jika di lingkungan tersebut merupakan lingkungan yang kurang kondusif maka

sang anak akan terjerumus ke dalam pergaulan bebas.4

4

(33)

17

5) Kurang Berhati-Hati dalam Bergaul

Teman dapat menuntun seseorang ke arah yang positif dan negatif, dimana

sebagian besar pergaulan bebas terjadi karena remaja kurang berhati-hati dalam

bergaul.

6) Rendahnya Ekonomi Keluarga

Keluarga yang memiliki tingkat ekonomi rendah cenderung timbul

berbagai masalah yang berkaitan dengan pembiayaan hidup seperti putus sekolah.

Sehingga banyaknya kesempatan yang diperoleh remaja untuk melakukan hal-hal

negatif hingga terjerumus dalam pergaulan bebas.

7) Kurangnya Kesadaran Remaja

Kurangnya kesadaran remaja terjadi merupakan implikasi dari kurangnya

pengetahuan remaja tersebut akan dampak pergaulan bebas.

8) Adanya Teknologi Informasi (Internet)

Adanya internet memudahkan untuk mengakses berbagai informasi yang

tidak sesuai dengan norma ketimuran.

c. Akibat/Dampak Pergaulan Bebas

Pergaulan bebas memberikan pengaruh besar baik bagi diri sendiri, orang

tua, masyarakat maupun negara, pengaruh-pengaruh tersebut berasal dari dampak

yang ditimbulkan dari pergaulan bebas antara lain sebagai berikut:

1) Seks Bebas

Seks bebas adalah dua orang yang berhubungan suami istri tanpa ikatan

pernikahan. Adapun dampak negatif yang dapat terjadi akibat seks bebas yaitu

(34)

18

merasa bersalah, seseorang menjadi pecandu, resiko terjangkit PMS, aborsi dan

dosa besar.5

2) Meningkatkan Kriminalitas

Bahaya pergaulan bebas yang satu ini dapat terjadi karena jika pencadu

narkoba tidak lagi memiliki uang untuk membeli maka jalan keluar yang cepat

adalah dengan melakukan tindakan kriminalitas.

3) Meregangkan Hubungan Keluarga

Pergaulan bebas dapat meregangkan hubungan antara keluarga karena

beberapa penyebab yang biasanya karena emosi meledak-ledak dan bahkan

sampai rasa hormat kepada orang tua akan dapat hilang.

4) Menurunnya Prestasi

Seseorang dengan pergaulan bebas lebih cenderung bersenang-senang dan

dapat menghilangkan konsentrasi belajar akibat dari minuman keras dan narkoba.

5) Berdosa

Pergaulan bebas sudah tentu akan mendapat dosa, saat kematian

menjemput yang dihantarkan kepada balasan yaitu ke neraka.6

2. Remaja

a. Pengertian Remaja

Secara etimologi remaja berasal dari bahasa Latin yaitu adolescence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence, seperti yang dipergunakan saat ini, mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan

5

Lihat Syamsidar, Pendidikan Seks Anak dalam Perspektif Pendidikan (Cet. I; Makassar: Alauddin University Press, 2012). h. 193-195.

6

(35)

19

mental, emosional, sosial, dan fisik.7 Kata remaja dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia berarti mulai dewasa, sudah sampai umur untuk kawin.8

Istilah asing yang sering dipakai untuk menunjukkan masa remaja antara

lain, puberteit atau remaja. Dalam berbagai macam kepustakaan istilah-istilah tersebut tidak selalu sama uraiannya. Apabila melihat asal kata istilah-istilah tadi,

maka akan diperoleh: Puberty (Inggris) atau puberteit (Belanda) berasal dari bahasa Latin: pubertas, pubertas berarti kelaki-lakian.9

Para pakar bahasa berpendapat bahwa masa remaja dimulai dari sebelum

baligh dan berakhir pada usia baligh. Seperti yang dikemukakan oleh Calon,

bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan, karena

remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.

Masa remaja menunjukkan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.

Batasan umur tidak dirinci dengan jelas, namun secara kasar berkisar antara umur

12 sampai akhir belasan tahun.10 Masa remaja adalah masa yang dianggap paling

penting yang dilalui setiap manusia dalam kehidupannya.11

Pemakaian istilah di beberapa negara dapat disimpulkan bahwa tujuan

penyorotan juga tidak selalu sama, walaupun batas-batas umur yang diberikan

dalam penelaah mungkin sama. Dari kepustakaan didapatkan bahwa puberteit

adalah masa antara 12 dan 16 tahun. Pengertian puberteit meliputi

7

Lihat Elisabet B Hurlock, Psikologi Perkembangan (Jakarta: Erlangga, 1992), h. 206.

8

Lihat Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 944.

9

Lihat F.J. Monks, Psikologi Perkembangan (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2009).

10

Lihat Rita L Atkinson, dkk., Pengantar Psikologi (Jakarta: Erlangga, 1999), h. 135.

11

(36)

20

perubahan fisik dan psikis, seperti halnya pelepasan diri dari ikatan emosional

dengan orangtua dan pembentukan rencana hidup dan sistem nilai sendiri.

Perubahan pada masa ini menjadi obyek penyorotan terutama perubahan dalam

lingkungan dekat, yakni dalam hubungan keluarga.

Adolescentia adalah masa sesudah pubertas, yakni masa antara 17 dan 22

tahun. Pada masa ini lebih diutamakan perubahan dalam hubungan dengan

lingkungan hidup yang lebih luas, yakni masyarakat tempat ia hidup. Tinjauan

psikologis dilakukan terhadap usia remaja dalam mencari dan memperoleh tempat

dalam masyarakat.12

Secara terminologi, para ahli merumuskan masa remaja dalam pandangan

dan tekanan yang berbeda, salah satunya Sarlito Wirawan Sarwono, masa remaja

merupakan masa transisi yaitu masa peralihan dari kanak-kanak kepada dewasa.

Pada masa ini sering terjadi konflik, sering bertingkah laku aneh, sudah mulai

mencari identitasnya sendiri, sering membantah karena ingin mengikuti

pendapatnya sendiri di samping itu perkembangan seksualnya mulai nampak oleh

karena itu dalam ajaran Islam pada fase ini dianjurkan agar anak dilatih

membiasakan diri mengerjakan perbuatan yang baik utamanya dalam pelaksanaan

ibadah.13

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO (World Health

Organization) remaja adalah suatu masa dimana:

a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda

seksual sekundernya sampai saat ia mencapai tingkat kematangan seksual.

12

Lihat Gunarsa, Psikologi Remaja, h. 15

13

(37)

21

b. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari

kanak-kanak menjadi dewasa.

c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada

keadaan yang relatif lebih mandiri.14

Anak adalah amanah yang perlu diperhatikan oleh orangtua dengan

seksama. Jika tidak diperhatikan, amanah tersebut bisa menjadi cobaan yang akan

menjadi tanggung jawab orangtua di akhirat, sebagaimana dinyatakan dalam QS

Al-Anfal/8: 28.





























Terjemahnya:

Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.15

Maksud dari ayat di atas yaitu ujian dan cobaan dari Allah kepada kalian,

saat Dia memberikan harta dan anak itu kepada kalian, supaya Dia mengetahui

adakah kalian mensyukuri-Nya atas pemberian ini, menaati-Nya dalam urusannya,

ataukah kalian disibukkan olehnya (harta dan anak-anak) dari Allah swt. dan

menjadikan keduanya sebagai pengganti Allah. Dan pahala Allah, pemberian-Nya,

dan surga-Nya lebih baik bagi kalian daripada harta dan anak-anak, sebab

kadang-kadang diantara mereka menjadi musuh dan kebanyakan diantara mereka tidak

memberikan apa-apa bagimu, sedang Allah-lah yang mengatur, yang memiliki

14

Lihat Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja (Jakarta: Rajawali Press, 2010), h. 12.

15

(38)

22

dunia dan akhirat, Dia memiliki pahala yang berlimpah di hari Kiamat.16

b. Ciri-Ciri Remaja

Dilihat dari sudut kepribadiannya maka para remaja mempunyai berbagai

ciri tertentu, baik yang bersifat spiritual maupun badaniah. Ciri-ciri itu adalah

sebagai berikut:

1) Perkembangan fisik yang pesat, sehingga ciri-ciri fisik sebagai laki-laki atau

perempuan tampak semakin tegas, hal mana secara efektif ditonjolkan oleh

para remaja, sehingga perhatian terhadap jenis kelamin lain semakin

meningkat. Oleh remaja perkembangan fisik yang baik dianggap sebagai

salah satu kebanggaan.

2) Keinginan yang kuat untuk mengadakan interaksi sosial dengan kalangan

yang lebih dewasa atau yang dianggap lebih matang pribadinya.

Kadang-kadang diharapkan bahwa interaksi sosial itu mengakibatkan masyarakat

menganggap remaja sudah dewasa.

3) Keinginan yang kuat untuk mendapatkan kepercayaan dari kalangan

dewasa, walaupun mengenai masalah tanggung jawab secara relatif belum

matang .

4) Mulai memikirkan kehidupan secara mandiri, baik secara sosial, ekonomis,

maupun politis, dengan mengutamakan kebebasan dari pengawasan yang

terlalu ketat oleh orangtua atau sekolah.

16“Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Anfaal Ayat 27-28”.

(39)

23

5) Adanya perkembangan taraf intelektualitas (dalam arti netral) untuk

mendapatkan identitas diri.17

B.Orangtua

1. Pengertian Orangtua

Menurut Arifin, yang dimaksud dengan orangtua adalah orang yang

menjadi pendidik dan membina yang berada di lingkungan keluarga.18 Menurut

Zakiah Dradjat, orangtua harus dapat memperhatikan pendidikan anak-anaknya,

justru pendidikan yang diterima dari orangtua yang akan menjadi dasar dari

pembinaan kepribadiaan anak. Dengan kata lain orangtua jangan sampai

membiarkan pertumbuhan si anak berjalan tanpa bimbingan, atau diserahkan

kepada guru-guru di sekolah saja. Ini kekeliruan yang banyak terjadi di

masyarakat kita. Partisipasi orangtua dalam pedidikan anak sangatlah penting,

karena pendidikan anak tidak hanya dilakukan di sekolah, tetapi juga dilakukan di

pusat-pusat pendidikan yang salah satunya di lakukan di lingkungan rumah

tangga.19 Lebih jauh Firman Abdullah menegaskan bahwa orangtua berkewajiban

mendidik anak sebagai salah satu bentuk dari pertanggungjawaban orangtua

kepada Allah yang telah memberikan amanah kepadanya.20

Orangtua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan pernikahan yang sah yang dapat membentuk

17

Lihat Soerjono Soekanto, Sosiologi Keluarga tentang Ikhwal Keluarga, Remaja dan Anak (Cet. III; Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), h. 51-52.

18

Lihat Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga, [t.t.] [t.th.], h. 14.

19

Lihat Abdurrahman An-Nahlawi, Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam (Bandung: CV. Diponegoro, [t.th.]), h. 193.

20

(40)

24

sebuah keluarga. Selain telah melahirkan kita ke dunia ini, orangtua juga yang mengasuh dan yang telah membimbing anaknya dengan cara memberikan contoh yang baik dalam menjalani kehidupan sehari-hari, selain itu orangtua juga telah memperkenalkan anaknya kedalam hal-hal yang terdapat di dunia ini dan menjawab secara jelas tentang sesuatu yang tidak dimengerti oleh anak.

Orangtua merupakan pembina pertama bagi perkembangan dan

pembentukan pribadi anak. Keluarga merupakan tempat penanaman utama

dasar-dasar moral bagi anak, yang biasanya tercermin dalam sikap dan perilaku orang

tua sebagai teladan yang dapat dicontoh oleh anaknya.21

Ada beberapa tahap perkembangan manusia, salah satunya yaitu masa tua.

Masa tua semua aktifitas dan kreatifitas hidup mulai berkurang utamanya

kemampuan di bidang fisik, semangat mulai menurun, kemunduran mental,

kemunduran fungsi-fungsi otak dan sebagainya.22

Orangtua memiliki berbagai peranan dalam perkembangan anaknya,

menurut Sabri Alisuf bahwa:

Orangtua berperan dalam menentukan hari depan anaknya. Secara fisik supaya anaknya bertumbuh sehat dan berpostur tubuh yang lebih baik, maka anak remaja harus diberi makanan yang bergizi dan seimbang. Secara mental anak remaja tumbuh cerdas dan cemerlang, maka selain kelengkapan gizi perlu juga diberi motivasi belajar disertai sarana dan prasarana yang memadai. Sedangkan secara sosial supaya remaja dapat mengembangkan jiwa sosial dan budi pekerti yang baik mereka harus diberi peluang untuk bergaul mengaktualisasikan diri, memupuk kepercayaan diri seluas-luasnya. Bila belum juga terpenuhi biasanya karena soal teknis seperti hambatan ekonomi atau kondisi sosial orangtua.23

21

Lihat Musdalifa, Kestabilan Keluarga (Cet. I; Makassar: Alauddin University Press, 2013), h. 50.

22

Lihat Musdalifa, Kestabilan Keluarga, h. 65.

23

(41)

25

Pendapat di atas dapat dipahami orangtua semestinya mampu menjalankan

perannya sebagai pembina dan pembimbing bagi anaknya dalam keluarga.

Orangtua berperan dalam pembentukan hari ke depan anaknya, maksudnya adalah

masa depan remaja itu sangat bergantung pada binaan dan bimbingan yang

diberikan oleh orangtuanya pada masa remaja.

Menurut Abu Ahmadi bahwa ada beberapa hal yang perlu diberikan oleh

orangtua terhadap anaknya, yaitu:

Respek dan kebebasan pribadi, jadikan rumah tangga nyaman dan menarik, hargai kemandiriannya, diskusikan tentang berbagai masalah, berikan rasa aman, kasih sayang, dan perhatian, remaja dan anak-anak yang lain perlu dimengerti dan beri contoh perkawinan yang bahagia.24

Jadi, orangtua adalah pusat kehidupan rohani si anak dan sebagai penyebab berkenalnya dengan alam luar, maka setiap reaksi emosi anak dan pemikirannya dikemudian hari terpengaruh oleh sikapnya.

2. Tugas Orangtua

Ada beberapa tugas orangtua terhadap anak di dalam keluarga antara lain:

a. Motivator

Orangtua harus senantiasa memberikan dorongan terhadap anaknya untuk

berbuat kebajikan termasuk menuntut ilmu pengetahuan dan meninggalkan

larangan Allah swt.

b. Fasilitator

Mengetahui perkembangan anak dan orangtua harus memberikan fasilitas,

pemenuhan kebutuhan anak berupa sandang, pangan dan papan.

c. Mediator

24

(42)

26

Peran orangtua dituntut menjadi sebagai mediator. Anak-anak dan remaja

pada masa sekarang perlulah mendapatkan perhatian dan bimbingan yang penuh

kasih sayang dari kedua orangtuannya dan orang dewasa lainnya dalam rumah

tangga (keluarga), agar mereka dapat mengalami pertimbangan dan

perkembangan yang terarah kepada kebahagiaannya, salah satu diantaranya yaitu

dalam bergaul.25

Adapun tugas orangtua dalam pendidikan rumah tangga (informal), meliputi:

a. Membantu anak-anak memahami posisi dan peranannya masing-masing sesuai

dengan jenis kelaminnya, agar mampu saling menghormati dan saling tolong

menolong dalam melaksanakan perbuatan baik dan diridhoi Allah swt.

b. Membantu anak-anak mengenal dan memahami nilai-nilai atau norma-norma

yang mengatur kehidupan berkeluarga, bertetangga dan bermasyarakat dan

mampu melaksanakannya untuk memperoleh ridho Allah swt.

c. Mendorong anak-anak untuk mencari ilmu dunia dan ilmu agama, agar mampu

merealisasikan dirinya (self realization) sebagai suatu individu dan sebagai anggota masyarakat.

d. Membantu anak-anak memasuki kehidupan masyarakat dengan setahap demi

setahap melepaskan diri dari ketergantungan pada orangtua dan orang dewasa

lainnya, serta mampu bertanggungjawab sendiri atas sikap dan perilakunya

terutama kepada Allah swt.

25

(43)

27

e. Membantu dan memberi kesempatan serta mendorong anak-anak mengerjakan

sendiri dan berpartisipasi dalam melaksanankan kegiatan keagamaan, di dalam

keluarga dan di masyarakat, untuk memperoleh pengalaman sendiri secara

langsung upaya peningkatan iman dan penyebarluasan syiar Islam.26

Mendidik anak yang dimulai sejak lahir, orangtua harus memperhatikan

pokok-pokok dasar ajaran sunnah Rasul. Yang sangat penting ditanamkan dalam

memdidik anak ada tiga hal, yakni:

a. Akidah dan Agama

Cara yang perlu ditempuh guna menumbuh suburkan akidah yang ada

dalam diri seorang anak adalah melalui tiga tahapan, antara lain:

1) Memberikan pemahaman dengan membangkitkan pemikiran serta pendapat

yang dapat diterima oleh sang anak, menjelaskan tentang seseorang yang

memiliki akidah dan dampak negative bila seseorang tidak betakidah.

2) Memberikan himbauan dengan jalan membangkitkan perasaannya tertuju

pada akidah.

3) Melatih untuk membiasakan diri membangkitkan rasa keberagamaan pada

diri sang anak.27

b. Ketaatan

Sikap taat merupakan bibit pertama yang harus dipupuk dalam jiwa anak

dengan cara lembut dan perlahan-lahan.28

26

Lihat Chaeruddin B, Pendidikan Agama Islam dalam Rumah Tangga, h. 84-85.

27

Lihat Muhammad Nur Abduh, Anak Saleh, Merencanakan, Membentuk, dan Memberdayakan, h. 88-89.

28

(44)

28

c. Kejujuran

Sifat jujur, tidak dapat diperoleh melainkan hanya dengan cara keteladanan

dan pembinaan yang terus-menerus.29

3. Fungsi Orangtua

Anggota keluarga yang ada di dalam sebuah keluarga memiliki tugas

masing-masing. Suatu pekerjaan yang harus dilakukan dalam kehidupan keluarga

inilah yang disebut dengan fungsi. Jadi, fungsi orangtua adalah suatu pekerjaan

dan tugas yang harus dilakukan di dalam atau di luar keluarga. Diantara fungsi

tersebut ada tiga pokok fungsi orangtua, yaitu:

a. Fungsi Biologis

Orangtua merupakan tempat lahirnya anak-anak. Fungsi ini merupakan

dasar kelangsungan hidup masyarakat. Namun fungsi pun juga mengalami

perubahan, karena keluarga sekarang cenderung pada jumlah anak yang sedikit.

Kecenderungan kepada jumlah anak yang lebih sedikit ini dipengaruhi oleh

faktor-faktor:

1) Perubahan tempat tinggal keluarga dari desa ke kota.

2) Makin sulitnya fasilitas perubahan.

3) Banyaknya anak sebagai hambatan untuk mencapai sukses material

keluarga.

4) Banyaknya anak sebagai hambatan untuk mencapai kemesraan keluarga.

5) Meningkatnya taraf pendidikan wanita berakibat kekurangannya

fertilitasnya.

29

(45)

29

6) Berubahnya dorongan dari agama agar keluarga mempunyai banyak anak.

7) Makin banyak ibu-ibu yang bekerja di luar rumah.

8) Makin meluasnya pengetahuan dan penggunaan alat-alat kontrasepsi.

b. Fungsi Afeksi

Sebuah keluarga terjadi hubungan sosial yang penuh dengan kemesraan

dan afeksi. Hubungan afeksi tumbuh sebagai akibat hubungan cinta kasih yang

menjadi dasar pernikahan. Berdasarkan hubungan cinta kasih ini lahirnya

hubungan persaudaraan, persahabatan, kebiasaan, identifikasi persamaan

pandangan mengenai nilai-nilai. Dasar cinta kasih dan hubungan afeksi ini

merupakan faktor penting bagi perkembangan pribadi anak dan masyarakat makin

inpersonal, sekuler dan asing, pribadi sangat membutuhkan hubungan afeksi

seperti yang terdapat dalam keluarga, suasana afeksi itu tidak terdapat dalam

institusi sosial yang lain.

c. Fungsi Sosialisasi

Fungsi sosialisasi ini menunjukkan peranan keluarga dalam membentuk

kepribadian anak. Melalui interaksi sosial dalam keluarga itu anak mempelajari

pola-pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita, dan nilai-nilai masyarakat

dalam rangka perkembangan kepribadiannya. Sedangkan Mac Iver and Page

mengatakan “The primary function” dari keluarga modern adalah sebagai berikut: 1) Prokreasi dan memperhatikan serta membesarkan anak.

(46)

30

3) Bagian dari rumah tangga, dengan gabungan materialnya, kebudayaannya,

dan kasih sayang.30

Menurut pandangan Islam, ketika Rasulullah saw. bersabda, “rumahku

adalah surgaku”, beliau telah mengisyaratkan betapa penting dan strategisnya

keluarga dalam kehidupan masyarakat manusia. Keluarga, dalam pandangan Islam

adalah labinatul-ulaa (batu pertama) dalam bangunan masyarakat muslim, dan merupakan surga kecil yang mendatangkan kasih sayang, ketenangan, kedamaian,

dan keharmonisan. Inilah surga kecil yang diharapakan semua orang dan yang

dijanjikan oleh Allah. Sebuah keluarga akan menjadi surga kecil apabila

memenuhi empat fungsi berikut ini:

a. Fungsi Fisiologis <

Gambar

Tabel I : Pedoman Literasi Arab-Latin...................................................
Tabel 2Batas Wilayah Desa
Tabel 4Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
Tabel 5
+5

Referensi

Dokumen terkait

Data primer adalah data diperoleh melalui wawancara berdasarkan kuisioner (Lampiran 1). Data primer yang dikumpulkan meliputi: 1) identitas konsumen dan

● TV akan secara otomatis masuk ke mode Siaga bila tidak ada sinyal yang diterima dan tidak ada pengoperasian selama 10 menit jika [Daya mati tiada sinyal] dalam Menu

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul : Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Hak Atas Merek Berdasarkan Undang– Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek

- Fasilitasi Bantuan Sarana Produksi Jamur kepada petani 2 HA 120.000.000 240,000,000 menunggu PEDUM SATUAN KERJA (049026) DINAS PERTANIAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

Dari data pendukung yang ada dengan mengacu pada desain ditentukan pemilihan daya motor dengan menggunakan pendektan- pendekatan perhitungan secara mekanis dengan

Sebagai sarana untuk menerapkan dan mengaplikasikan teori-teori yang telah diperoleh selama masa studi dan untuk menambah pengetahuan dalam bidang pemasaran terutama yang

Pengawasan optimal yang telah dilakukan oleh manajer seharusnya menghasilkan kinerja yang baik, akan tetapi masih ada penyelesaian pekerjaan yang tidak sesuai dengan target,

Ini menunjukan bahwa 40 persen remaja di Kecamatan Turikale pernah mencoba atau sering mengkomsumsi rokok, hal ini menunjukan kurangnya pengawasan dari berbagai