BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Bank
Secara sederhana bank adalah 'Tembaga keuangan yang kegiatan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikanjasa-jasa bank lainnya" (Kasmir 2002 : 2).
Kemudian menurut Standar Akuntansi Keuangan No.31 yang dimaksud dengan bank adalah:
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Berdasarkan definisi tentang bank, maka fungsi bank dibagi menjadi tiga jenis yaifu:
1. Menghimpun Dana
Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan membeli dana dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal juga dengan kegiatan funding. Kegiatan
membeli dana dapat dilakukan dengan cam menawarkan berbagai jenis
tabungan. Jenis-jenis simpanan yang ada dewasa ini adalah simpanan giro,
tabungan, dan deposito.2. Menyalurkan Dana
Menyalurkan dana merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil
dihimpun dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal dengan nama kegiatan
lending. Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank dilakukan melalui
PERFUSTAK^AN (MB f Haras
yang ditawarkan meliputi kredit investasi, kredit modal kerja, kredit konsumtif dan Iain-lain.
3. Memberikan Jasa-Jasa Bank Lainnya
Jasa-jasa bank lainnya merupakan kegiatan penunjang untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana. Sekalipun sebagai kegiatan penunjang, kegiatan ini sangat banyak memberikan keuntungan bagi bank dan nasabah, bahkan dewasa ini kegiatan ini memberikan kontribusi keuntungan yang tidak sedikit bagi keuntungan bank. Dalam praktiknya jasa-jasa bank yang ditawarkan meliputi kiriman uang, kliring, inkaso dan jasa-jasa-jasa-jasa
lainnya.
B. Kliring
1. Pengertian Kliring
Pengenian kliring adalah "jasa penyelesaian hutang piutang antar bank dengan cara saling menyerahkan warkat-warkat yang akan dikliringkan di lembaga kliring" (Kasmir 2002 : 151). Penyelesaian hutang piutang yang dimaksud adalah penagihan Cek atau Bilyet Giro dan pengiriman uang melalui bank peserta kliring. Proses penyelesaian hutang piutang tersebut dilakukan oleh setiap bank peserta kliring melalui perantara Bank Indonesia sebagai lembaga kliring.
Kemudian yang dimaksud dengan lembaga kliring adalah "lembaga yang dibentuk dan dikoordinir oleh Bank Indonesia setiap hari kerja " (Kasmir 2002 : 151). Biasanya yang berperan sebagai lembaga kliring adalah Bank Indonesia tetapi apabila di kota tersebut tidak ada Bank Indonesia, maka yang menjadi lembaga kliring adalah bank pemerintah yang ditunjuk. Bank yang ikut kliring disebut peserta kliring dan merupakan bank yang sudah memperoleh izin dari Bank Indonesia.
Kliring adalah "sarana atau cara perhitungan hutang piutang dalam bentuk surat-surat berharga atau surat dagang dari suatu bank peserta yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia atau pihak lain yang ditunjuk" (Taswan 2003 : 65). Sedangkan pengertian kliring yang lain adalah "suatu cara penyelesaian hutang piutang antara bank-bank peserta kliring dalam bentuk warkat atau surat-surat berharga di suatu tempat tertentu " (Dahlan 2001 : 138).
Kliring juga dapat diartikan sebagai "pertukaran warkat atau data keuangan
elektronik antar bank atas nama bank maupun nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu" (Sri dkk 2000 : 96). Warkat atau data keuangan elektronik dimaksud .nerupakan alat pembayaran bukan tunai yang diatur dalam peraturan perundang-undangan atau ketentuan lain yang berlaku yang lazim digunakan dalan transaksi pembayaran.
2. Jenis-Jcnis Sistern dan Setoran Kliring
Berdasarkan sistem penyelenggaraannya, proses kliring menurut Bank Indonesia (2003 : 221) dapat menggunakan berbagai cara sebagai berikut:
peserta kliring.
• Sistem kliring semiotomasi adalah sistem penyelenggaraan kliring yang dalam
pelaksanaan penghitungan dan pembuatan rekapitulasi penghitungan (Bilyet Saldo Kliring) dilakukan secara otomasi, sedangkan pemilahan warkat
dilakukan secara manual oleh setiap peserta kliring.
• Sistem kliring otomasi adalah sistem penyelenggaraan kliring yang dalam
pelaksanaan penghitungan dan pembuatan rekapitulasi penghitungan (Bilyet
Saldo Kliring) serta pemilahan warkat dilakukan oleh penyelenggara secara
otomasi.
• Sistem kliring elektronik adalah sistem penyelenggaraan kliring yang dalam
pelaksanaan penghitungan dan pembuatan rekapitulasi penghitungan (Bilyet
Saldo Kliring) dilakukan secara elektronik disertai dengan penyampaian
warkat peserta kepada penyelenggara untuk dipilah secara otomasi.
Selanjutnya, hasil penghitungan secara otomasi dicocokkan dengan
penghitungan secara elektronik.
Jenis-jenis setoran kliring berdasarkan sistem dari Bank Indonesia
dibedakan menjadi tiga jenis yaitu :• Same day merupakan setoran kliring yang tolakannya diterima pada hari yang
sama sehingga posting dapat dilakukan pada hari yang sama dan digunakan
• Next day merupakan setoran kliring yang tolakannya diterima pada keesokan pagi sehingga posting transaksi baru dapat dilakukan pada besok hari dan digunakan pada sistem otomasi (Bandung, Surabaya, Medan).
• Two days merupakan setoran kliring yang tolakannya diterima pada keesokan siang sehingga posting transaksi baru dapat dilakukan pada besok hari dan digunakan pada cabang pengguna sistem kliring otomasi (Jakarta).
3. Peserta Kliring
Bank yang termasuk sebagai peserta kliring adalah "Bank Umum yang berada dalam wilayah kliring tertentu dan tidak dihentikan kepersertaannya daiam Miring oleh Bank Indonesia" (Sri dkk 2000 : 97). Sebuah bank dapat
dilarang untuk mengikuti kliring karena berbagai alasan. Pada dasamya alasan
tersebut berkenaan dengan pelanggaran-pelanggaran terhadap ketentuan Bank
Indonesia atau ketidakmampuannya untuk menyelesaikan kewajiban giralnya. Peserta kliring dapat dibagi menjadi dua kelompok (Taswan 2003 : 66)
adalah sebagai berikut:
• Peserta langsung adalah peserta yang turut serta dalam pelaksanaan kliring
secara langsung dengan menggunakan identitasnya sendiri. Peserta langsung
dapat terdiri dari kantor pusat, kantor cabang dan kantor cabang pembantu
yang tidak berada dalam wilayah kliring dengan kantor induknya.
• Pesertan tidak langsung adalah peserta yang turut serta dalam pelaksanaan
kliring melalui dan menggunakan identitas peserta langsung yang menjadi
induknya yang merupakan bank yang sama. Peserta tidak langsung bisa terdiri dari kantor pusat, kantor cabang dan kantor cabang pembantu.
4. Warkat dan Istilah Kliring
Warkat kliring adalah "alat atau sarana yang dipakai dalam lalu lintas pembayaran giral yang diperhitungkan dalam kliring" (Lapoliwa dan Daniel 2000 : 44). Warkat kliring juga dapat didefinisikan sebagai "alat pembayaran
bukan tunaiyang diperhitungkan atas beban atau untuk untung rekening nasabah atau bank melalui kliring" (Taswan 2003 : 67). Warkat kliring yang dapat dikliringkan adalah hams dinyatakan dalam mata uang Rupiah dan bernilai penuh (seratus persen nilai nominal) serta telah jatuh tempo pada saat dikliringkan.
Warkat-warkat yang dapat dikliringkan oleh bank melalui lembaga kliring
(Taswan 2003 : 67) adalah sebagai berikut:
• Cek adalah cek sebagaimana diatur dalam KJtab Undang-Undang Hukum
Dagang (KUHD) termasuk cek dividen, cek perjalanan, cek cinderamata, dan
jenis cek lainnya yang penggunaannya dalam kliring disetujui oleh Bank
Indonesia.• Bilyet Giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan dana
untuk memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan
kepada rekening pemegang yang disebut namanya, termasuk Bilyet Giro Bank
Indonesia (BGBI).
• Wesel Bank Untuk Transfer adalah wesel sebagaimana diatur dalam KUHD
11
• Surat Bukti Penerimaan Tranfer adalah surat bukti transfer dari luar kota yang dapat ditagihkan kepada bank peserta penerima dana transfer melalui kliring lokal.
• Nota Debet adalah warkat yang digunakan untuk menagih dana pada bank lain untuk untung bank atau nasabah bank yang menyampaikan warkat tersebut. • Nota Kredit adalah warkat yang digunakan untuk menyampaikan dana pada
bank lain untuk untung bank atau nasabah yang menyampaikan warkat tersebut.
Berikut akan diuraikan definisi dari tiap-tiap istilah yang biasa digunakan dalam praktek kliring setiap hari :
• Tolakan kliring terjadi karena tidak dipenuhinya beberapa ketentuan-ketentuan dalam proses kliring seperti dana tidak cukup, tanda tangan tidak cocok
dengan speciment dan Iain-lain. Tolakan diluar kliring adalah tolakan atas warkat-warkat kliring yang dikembalikan ke Bank Penarik tanpa melalui proses kliring.
• Menang dan Kalah Kliring
Suatu bank akan dinyatakan menang kliring apabila jumlah mutasi kredit lebih
besar dari jumlah mutasi debet, dalam hal ini saldo bank tersebut di Bank
Indonesia atau di Bank Penyelenggara akan bertambah. Akan tetapi, bank
akan dinyatakan kalah kliring apabila jumlah mutasi debet lebih besar dari
jumlah mutasi kredit, dalam hal ini saldo bank tersebut di Bank Indonesia atau
• Cross clearing adalah penarikan cek melalui kliring atas beban dana yang
diharapkan akan dapat diterima penarik dari setoran-setoran kliring pada hari
yang sama.
• Magnetic Ink Character Recognition (MICR) merupakan angka dan simbol
yang tercetak pada clear band (ruang kosong pada bagian bawah warkat yang
disediakan khusus) yang berisi rangkaian informasi yang dibutuhkan dalam rangka sistem otomasi kliring.
5. Akuntansi Kliring
Transaksi yang cukup banyak volumenya dalam lalu lintas pembayaran
dalam bank adalah transaksi kliring. Transaksi kliring yang diselenggarakan oleh
Bank Indonesia sebagai penyelenggara kliring, dewasa ini sudah diproses secara
komputerisasi atau diproses secara otomasi, tidak lagi secara manual. Dengan
adanya otomasi Uiring telah menciptakan suatu sistem yang lebih cepat dan
akurat dari sistem manual yang sebelumnya diterapkan. Akuntansi kliring terbagi
atas dua yaitu :
a. Akuntansi Kliring Manual
Sebagian besar bank peserta kliring sudah tidak lagi menggunakan kliring
manual karena sistem tersebut dianggap telah kuno dan lambat dalam proses
penyelesaiannya. Mekanisme kiiring manual dapat diilustrasikan seperti gambar
berikut ini :
~ tout* *» *** ' "
'"]
[pERPUSTAKAAiS OMB j
13
Mendebet Rekening Penarik cek Bank Tertarik Warkat Debet Masuk L Otorisasi Pendebetan BANK INDONESIA -► Pengkreditan > •4 Menyetorkan warkat kliring Penarik Cek t Penyerahan cek Penerima Cek t Menyetorkan cek Bank Penarik
Sumber : buku Akuntansi Perbankan : Akuntansi Transaksi Bank Dalam Valuta
Rupiah dengan pengarang N. Lapoliwa dan Daniel. S. Kuswandi.
Gambar 2.1.
Flow Chart Proses Perpindahan Dana pada Kliring Manual
Pembukuan tmnsaksi kliring manual di atas dapat diilustrasikan sebagai
berikut:
• Pada Bank Penarik :
Pada saat terima warkat (cek) untuk disetorkan bagi keuntungan rekening
nasabah yang menyetor.
D firing
xxxxxxx
Setelah diketahui hasilnya baik, biasanya pada waktu kliring kedua akan dinihilkan rekening kliringnya. Ayat jurnal ini dilakukan pada akhir hari kliring.
D Giro-Bank Indonesia xxxxxxx
K Kliring xxxxxxx
• Pada Bank Tertarik :
Pada saat menerima warkat nasabah sendiri. D Giro-Rekening Nasabah xxxxxxx K Giro-Bank Indonesia xxxxxxx
Sifat rekening kliring hampir serupa dengan rekening bersyarat atau
contingent account yang hams dibukukan karena memiliki nilai moneter yang
cukup material mengingat transaksi giral dalam suatu bank cukup besar. Sifatnya
yang masih sementara sambil menunggu diterima atau ditolaknya hasil kliring,
maka saldo harian rekening kliring hams nihil pada akhir hari kliring dimana
sudah jelas diperhitungkan hubungan hutang dan piutang dari bank yang satu
dengan bank yang lainnya.b. Akuntansi Kliring Otomasi
Kliring otomasi adalah "terjadinya pertukaran data secara elektronik
melalui pemrosesan dengan mesin dalam bentuk standar yang telah diformat
terlebih dahulu" (Lapoliwa dan Daniel 2000 : 59). Dipergunakannya elektronik
artinya setiap media yang dapat dibaca dan diproses dengan mesin. Hal ini
mencakup transmisi langsung atas data dari komputer satu ke komputer lainnya
melalui saluran atau jaringan komunikasi swasta atau umum. Selain itu,
15
pemrosesan elektronik ini juga melibatkan pengiriman media penyimpanan data komputer selain pita rekam, disket, atau media lainnya. Media ini merupakan media utama untuk transaksi kliring dengan otomasi, atau lazim dikenal dengan Automated Clearing House (ACH).
Akuntansi untuk kliring otomasi ini pada prinsipnya sama dengan akuntansi
kliring manual. Ayat jurnal yang dibuat merupakan hasil transaksi secara berumpun (batch processing) yang akan tangsung mendebet atau mengkredit rekening giro pada Bank Indonesia dan nasabah bersangkutan. Proses ini semua dilakukan secara elektronik pada akhir hari baru dapat diketahui hasil kliringnya.
Aplikasi kliring otomasi yang terpasang pada bank peserta dapat saja
dihubungkan langsung dengan buku besar dan rekening nasabah yang dapat
mengubah data secara up to date. Bila aplikasi untuk transaksi kliring otomasi
dihubungkan secara on line dengan aplikasi-aplikasi yang dipergunakan dalam
bank yang bersangkutan, maka buku-buku besar dan data nasabah dapat berubah
Bank Tertarik -Otomasi perpindahan dana AUTOMATIC CLEARINGHOUSE (ACH) ■«
Memantau kegiatan kliring BANK INDONESIA Penarik Cek | Penyerahan cek Penerima Cek | Mengkliringkan Bank Penarik
Sumber : buku Akuntansi Perbankan : Akuntansi Transaksi Bank Dalam Valuta
Rupiah dengan pengarang N. Lapoliwa dan Daniel. S. Kuswandi. Gambar 2.2.
Flow Chart Proses Perpindahan Dana pada Kliring Elektronik Melalui
Automated Clearing House (ACH)C. Ketentuan Mengenai Sistem KUring INasional Bank Indonesia
Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (selanjutnya disebut SKNBI)
adalah sistem kliring yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia yang meliputi
kliring debet dan kliring kredit yang penyelesaian akhirnya dilakukan secara
nasional. Dalam pelaksanaan SKNBI digunakan beberapa aplikasi yang
digunakan oleh peserta maupun penyelengggara berdasarkan Peraturan Bank
17
• Sistem Kliring Elektronik Nasional (SKEN) untuk meng-entryfmeng-capture
Data Keuangan Elektronik (DKE) berdasarkan data pada fisik warkat.
• Sistem Kliring Upload Download (SKUD) untuk meng-upload DKE dari
aplikasi SKEN ke Mainframe.• Menu VTAM untuk men-download DKE dari cabang, meng-upload nomor
batch hasil konversi, meng-upload status batch, dan upload sandi bank.
• Terminal Peserta Kliring (TPK) adalah sistem komputer yang berada di lokasi
peserta, yang digunakan dalam melakukan persiapan dan atau pengiriman
DKE serta penerimaan informasi perhitungan hasil kliring dan atau informasi
kliring lainnya, baik secara on line maupun offline.
• Sistem Terminal Peserta Kiiring (STPK) untuk menggabungkan data kliring
dari cabang ke satu sandi kliring.
• Sentral Sistem Kliring (SSK) adalah sistem komputer yang ada di Kantor
Pusat Bank Indonesia, yang digunakan untuk menyelenggarakan SKNBI
secara nasional.
. Komputer Peserta Kliring (KPK) adalah sistem komputer yang berada di
lokasi PKL yang terhubung dengan SSK secara on line, yang digunakan oleh
PKL untuk menyelenggarakan SKNBI di suatu wilayah kliring.
1. Penyelenggaraan Kliring Debet
Penyelenggaraan kliring debet dilakukan secara lokal di masing-masing
wilayah kliring. Kliring debet terdiri dari kliring penyeraha* dan kliring
pengembalian. Tata cara penyelenggaraan kliring debet dibedakan berdasarkan wilayah kliring yaitu:
a. Wilayah Kliring On-line Otomasi (Jakarta).
Penyampaian DKE Debet dilakukan secara on line dan pemilahan warkat debet dilakukan secara otomasi.
b. Wilayah Kliring Off-line Otomasi (Bandung, Surabaya & Medan).
Penyampaian DKE Debet dilakukan secara offline (via disket) dan pemilahan warkat debet dilakukan secara otomasi.
c. Wilayah Kliring Off-line Manual (Wilayah Kliring Iainnya).
Penyampaian DKE Debet dilakukan secara off line dan pemilahan warkat
debet dilakukan secara manual.
Proses penyerahan kliring debet secara garis besar berdasarkan Peraturan
Bank Indonesia No.7/18/PBI/2005 tentang Sistem Kliring Nasional Bank
Indonesia sebagai berikut:• Menerima setoran kliring dan nasabah.
• Membuat DKE Debet dan Batch DKE Debet melalui Aplikasi SKEN.
• Mempersiapkan warkat drbet dan dokumen kliring, yaitu :
•
Mencantumkan informasi MICR pada code line.
• Membubuhkan stempel kliring pada warkat debet dan dokumen kliring.
• Menyusun bundel warkat debet, yang terdiri dari :
•
Bukti Penyerahan Warkat Debet kliring penyerahan.
Lembar substitusi. • Kartu batch.
taut*
PERPXJSTAKAAM 1MB
19
• Warkat debet.
• Mengirimkan DKE Debet ke TPK.
• Mengirimkan bundel warkat debet ke penyelenggara melalui jasa kurir. • Men-download DKE Debet cabang.
• Mengirimkan" DKE Debet ke penyelenggara melalui TPK beserta dengan dokumen kliring.
• Men-download laporan penyerahan kliring.
• Meneliti dan mencocokkan laporan hasil penyerahan dengan DKE yang diserahkan.
Proses penerimaan kliring debet secara garis besar berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.7/18/PBI/2005 tentang Sistem Kliring Nasional Bank
Indonesia sebagai berikut:
• Download DKE kliring penerimaan melalui TPK.
• Download laporan melalui TPK.
• Mencocokkan laporan penerimaan kliring dengan DKE penerimaan.
• Kirimkan DKE dan laporan ke cabang.
• Menerima warkat debet yang dikliringkan oleh bank lain dari penyelenggara.
• Melakukan verifikasi terhadap warkat debet dan DKE Debet.
• Memproses transaksi warkat debet tersebut.
Proses kliring pengembalian secara garis besar pada penyelenggaraan kliring
debet berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.7/18/PBI/2005 tentang Sistem
Kliring Nasional Bank Indonesia sebagai berikut:
• Mengirimkan data (transmit) batch DKE Debet pengembalian ke TPK. • Menyusun bundel warkat debet pengembalian, yang terdiri dari :
• BPWD Pengembalian. • Warkat debet yang ditolak.
• Mengirimkan bundel warkat debet pengembalian kepada penyelenggara melalui jasa kurir.
• Men-download DKE Debet pengembalian ke TPK.
• Mengirimkan DKE Debet pengembalian ke penyelenggara melalui TPK. • Mencetak Daftar Keterangan Penolakan per bank penerima (rangkap tiga). • Mengirimkan lembar pertama dan kedua dari Daftar Keterangan Penolakan ke
penyelenggara melalui jasa kurir.
• Menerima/mendownload laporan hasil penyerahan DKE Debet pengembalian. • Mencocokkan laporan penyerahan DKE Debet pengembalian dengan DKE
Debet pengembalian.
• Mencetak SKP melalui TPK untuk warkat nasabah yang ditolak berdasarkan DKE Debet pengembalian atau Daftar Keterangan Penolakan yang dikirimkan bank lain.
• Mengirimkan Warkat Debet yang ditolak dan Surat Keterangan Penolakan
(SKP) ke masing-masing cabang.Perhitungan Bilyet Saldo Kliring (BSK) Debet Nasional dilakukan oleh
Bank Indonesia dengan cara penjumlahan atau off-setting BSK Debet
masing-masing bank dari seluruh wilayah kliring. Hasil perhitungan BSK Debet nasional
tiap-tiap bank dapat berupa net kredit (menang kliring) atau net debet (kalah
21
kliring). SSK menyediakan informasi awal hasil perhitungan BSK Debet Nasional yang dapat diakses oleh peserta melalui TPK on line. Berdasarkan informasi awal tersebut, bank diberi kesempatan menambah kekurangan prefund dalam bentuk dana tunai (cash prefund) dan atau agunan (collateral prefund) sampai dengan batas waktu yang ditetapkan.
Penyelesaian akhir kliring debet dilakukan berdasarkan BSK Debet nasional. Jika bank menang kliring, seluruh cash prefund yang telah disediakan dikredit kembali ke rekening giro bank bersaamaan dengan pengkreditan hasil kliring yang bersangkutan. Akan tetapi, jika bank kalah kliring, sistem secara otomatis akan melakukan penyelesaian atas kewajiban bank tersebut dengan urutan sebagai berikut:
• Pertama-tama sistem akan menggunakan cash prefund yang telah disediakan bank.
• Jika kewajiban bank masih lebih besar dari cash prefund, maka kekurangannya akan dipenuhi dari dana yang tersedia pada rekening giro bank.
• Jika kewajiban bank masih lebih besar dari cash prefund dan saido pada
rekening giro, maka atas kekurangan saldo rekening giro bank tersebut, sistem
akan menggunakan collateral prefund. Dalam hal ini, penggunaan collateral
prefund akan diberlakukan sebagai Fasilitas Likuiditas Intrahari untuk Kliring
2. Penyelengaaraan KJiring Kredit
Proses penerimaan kliring kredit dilakukan dengan men-download DKE penerimaan kredit dari SSK melalui TPK (on line). Berikut ini adalah garis besar
proses penyerahan kliring kreriit berdasarkan Peraturan Bank Indonesia
No.7/18/PBI/2005 tentang Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia sebagai berikut:
• Terima setoran kiriman uang dari nasabah.
• Membuat DKE kredit dan batch DKE kredit melalui Aplikasi SKEN. • Mengirimkan batch DKE Kredit ke TPK.
• Men-download batch DKE Kredit ke TPK.
• Mengirimkan batch DKE Kredit ke penyelenggara melalui TPK.
• Mencetak Bukti Penyerahan Rekaman DKE Kredit (BPR Kliring Kredit)
rangkap dua.
• Mengirimkan BPR Kliring Kredit rangkap dua ke penyenggara.
Perhitungan BSK Kredit Nasional dilakukan oleh Bank Indonesia dengan
cara SSK melakukan perhitungan sementara BSK Kredit secara nasional untuk
tiap-tiap bank, yaitu selisih antara total nominal dana yang dimiliki bank dengan
total nominal batch DKE Kredit yang dikirim oleh bank. Total nominal dana
dihitung berdasarkan dana tunai (cash prefund) yang telah disediakan oleh bank
dan dana dari confirmed incoming, yaitu transfer kredit masuk dari bank lain yang
dapat dipenuhi oleh dana yang dimiliki bank lain tersebut. SSK menyediakan
informasi awal hasil perhitungan BSK Kredit Nasional yang dapat diakses oleh
23
kesempatan menambah kekurangan prefund dalam bentuk dana tunai (cash
prefund) sampai dengan batas waktu yang ditetapkan.
Penyelesaian akhir kliring kredit dilakukan berdasarkan prinsip no money no games. Sumber dana yang akan diperfiitungkan dalam simulasi penyelesaian akhir adalah :
• Dana tunai {cash prefund) yang dimiliki bank sampai dengan berakhimya batas waktu penambahan pendanaan awal {prefund).
• Dana dari confirmed incoming yang tersedia sampai dengan berakhimya batas
waktu penambahan pendanaan awal {prefund).
Apabila bank memiliki batch DKE Kredit yang tidak dapat ditutupi oleh
kedua sumber dana di atas {unconfirmed outgoing), maka :
• Jika unconfirmed outgoing terjadi pada siklus pertama, maka batch DKE
Kredit tersebut dipindahkan secara otomatis ke siklus kedua.
• Jika unconfirmed outgoing terjadi pada siklus kedua, maka batch DKE Kredit
tersebut tidak diperhitungkan dan dibatalkan oleh SSK.
D. Pengertian Hutang Piutang
Definisi hutang atau kewajiban menurut Kieso dkk (2001 : 179) adalah
sebagai berikut: