• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI STUDI CROSS-SECTIONAL TERHADAP PASIEN RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI STUDI CROSS-SECTIONAL TERHADAP PASIEN RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI STUDI CROSS-SECTIONAL

TERHADAP PASIEN RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2016

Andrian Dwi Rizki Setyawan ^, Djoko Trihadi*, Nurina Tyagita#

^ Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang

* Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang

#

Bagian Ilmu Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang

Andrian Dwi Rizki Setyawan, Semarang. andriandrs@gmail.com

ABSTRAK

Hipertensi belum diketahui penyebabnya secara pasti, namun banyak faktor diduga turut berperan terhadap kejadian hipertensi. Tujuan penelitian ini mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dengan kejadian hipertensi di RSUD Kota Semarang.

Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional telah dilakukan pada 300 responden dengan consecutive sampling di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Kota Semarang. Faktor riwayat keluarga, umur, kebiasaan merokok, kebiasaan konsumsi kopi hitam, dan kebiasaan olahraga ditanyakan langsung menggunakan kuesioner. Analisis statistik dengan menggunakan Chi-Square dengan p<0,05 dan Regression Logistic .

Hasil uji Chi-Square pada riwayat keluarga p=0,000, umur >45 tahun p=0,024, jenis kelamin p=0,734, obesitas p=0,071, merokok berat p=0,035, konsumsi kopi hitam 5-7 gelas p=0,017, dan tidak olahraga p=0,016. Hasil uji multivariat dengan metode Regression Logistic, faktor tidak olahraga merupakan faktor paling dominan berpengaruh terhadap hipertensi, nilai p =0,029 RP = 2,732 (1,109-6,934).

Riwayat keluarga, umur >45 tahun, konsumsi kopi hitam 5-7 gelas, kebiasaan merokok berat, dan tidak olahraga berpengaruh terhadap kejadian hipertensi pada pasien rawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Kota Semarang Tahun 2016

Kata kunci : Hipertensi, riwayat keluarga, konsumsi kopi 5-7 gelas, Kebiasaan merokok berat, dan tidak olahraga

(2)

2

ABSTRACT

Hypertension is not known exactly, but many factors thought to contribute to hypertension. The purpose of this study to know the factors that influence the incidence of hypertension in RSUD city of Semarang.

Analytic observational study with cross sectional study was conducted on 300 respondents with consecutive sampling at the Polyclinic Internal Medicine in RSUD city of Semarang. Factor are family history, age, smoking habits, coffee consumption habits of black and exercise habits using questionnaires asked directly. Statistical analysis using Chi-Square with p <0.05 and Logistic Regression.

Chi-Square test results on family history, p = 0.000, age> 45 years p = 0.024, p = 0.734 gender, obesity p = 0.071, p = 0.035 heavy smoking, coffee consumption of 5-7 cups of black p = 0.017, and not sports p = 0.016. Results of multivariate analysis with Logistic Regression method, the factors do not exercise is the most dominant factor against hypertension, p = 0.029 RP = 2.732 (1.109 to 6.934).

Family history, age> 45 years, consumption of 5-7 cups of black coffee, smoking heavily, and do not sports influence on the incidence of hypertension in outpatient Polyclinic Internal Medicine RSUD city of Semarang

Keywords: hypertension, family history, 5-7 cups of black coffee consumption, heavy smoking habit, and not sports.

PENDAHULUAN

Hipertensi adalah keadaan ketika tekanan darah pada pembuluh darah meningkat secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. Apabila penyakit hipertensi tidak ditangani, maka dapat menganggu fungsi organ-organ lain, terutama jantung dan ginjal (Waas, 2014).

Penyakit hipertensi telah mengakibatkan kematian sebesar 9,4 juta orang di dunia setiap tahun. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah kasus hipertensi akan terus meningkat seiring pertambahan jumlah penduduk. Persentase penderita hipertensi paling banyak terdapat di negara berkembang (Candra, 2013). Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5% (Riskesdas, 2013). Prevalensi kasus hipertensi primer di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebesar 1,96% menurun bila dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 2,00%. Kasus tertinggi penyakit tidak menular tahun 2011 pada kelompok penyakit

(3)

3

jantung dan pembuluh darah adalah penyakit hipertensi, yaitu sebanyak 634.860 kasus (72,13%) (Novian, 2013). Hipertensi menimbulkan banyak komplikasi. Angka kejadian penyakit komplikasi dari hipertensi, seperti serangan jantung sebesar 69%, penyakit stroke 77%, congestive heart failure ( CHF ) 74%. Angka kematian akibat hipertensi 9,4 juta per tahun (Ilma, 2014). Untuk mencegah berbagai komplikasi, diperlukan pencegahan. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai faktor risiko yang berpengaruh terhadap hipertensi penting untuk diketahui, sebagai upaya pencegahan terhadap hipertensi.

Hipertensi merupakan penyakit dengan berbagai kausa. Beberapa penelitian telah membuktikan berbagai risiko terhadap hipertensi. Faktor risiko ini diklasifikasikan menjadi faktor yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor yang dimodifikasi. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi adalah riwayat keluarga dengan hipertensi, jenis kelamin, umur, dan etnis. Terdapat juga faktor yang dapat dimodifikasi antara lain stress, obesitas, nutrisi, dan zat berbahaya antara lain konsumsi alkohol berlebih, konsumsi rokok, serta olahraga yang kurang (Kartikasari, 2012). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahayu di Jakarta Selatan pada tahun 2012 menyatakan bahwa, umur dan obesitas mempunyai hubungan dengan hipertensi (Rahayu, 2012). Kemudian hasil penelitian yang dilakukan oleh Suprihatin di Boyolali tahun 2012 menyatakan bahwa, konsumsi alkohol dan garam berlebih, konsumsi makanan tinggi lemak, aktivitas fisik, obesitas, dan stres mempunyai hubungan dengan terjadinya hipertensi (Suprihatin, 2012). Pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Sariana, di Desa Seri Tanjung Kecamatan Tanjung Batu pada tahun 2014 menyatakan bahwa, asupan natrium merupakan faktor yang dapat dimodifikasi pada penderita hipertensi (Sariana, 2014). Belum terdapat data mengenai

(4)

4

faktor risiko yang berhubungan dengan hipertensi di RSUD Kota Semarang tahun 2016, sehingga penulis tertarik untuk meneliti.

Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui faktor risiko yang berpengaruh terhadap hipertensi pada pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Tahun 2016.

Manfaat penelitian ini adalah Sebagai bahan masukan bagi pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Tahun 2016 untuk menghindari faktor risiko yang dapat menimbulkan hipertensi agar kesehatan, kualitas hidup meningkat dan mencegah penyakit komplikasi

Hipotesis dari penelitian ini adalah Terdapat faktor risiko kejadian hipertensi terhadap pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Tahun 2016

METODE PENELITIAN

Penelitian mengenai faktor risiko kejadian hipertensi studi cross-sectional terhadap pasien rawat jalan rumah sakit umum daerah kota semarang tahun 2016 telah dilaksanakan di RSUD Kota Semarang pada bulan Agustus 2016. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien laki-laki dan wanita yang berobat pada rawat jalan Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Tahun 2016 dengan jumlah sampel 300 serta memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Kriteria yang dimaksud dalam penelitian tersebut adalah Semua pasien yang berobat di Poli Klinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang pada bulan Agustus Tahun 2016 pada unit rawat jalan, Semua pasien berumur >20 tahun, Semua pasien yang diukur tekanan darahnya, Semua pasien laki-laki dan perempuan, baik dengan berat badan normal maupun yang memiliki kelebihan berat badan atau obesitas,

(5)

5

Semua pasien yang bersedia mengikuti penelitian, serta kriteria eksklusi yang dimaksud adalah Semua pasien perempuan yang sedang hamil dan yang sedang menggunakan metode kontasepsi hormonal (Pil KB, Suntik KB, Implan), Semua pasien yang mempunyai penyakit berat ketika dilakukan pengukuran tekanan darah (penyakit gagal ginjal, hipertensi vaskuler renal, hiperaldosteronisme primer, sindrom cushing, feokromositoma, koarktasio aorta), Semua pasien yang sedang mengonsumsi obat steroid atau anti radang (Methyl prednisolone, ibuprofen, deksametason, hidrokortison), Semua pasien pernah mendapatkan pengobatan yang berkaitan dengan peningkatan tekanan darah, Semua pasien pernah menderita penyakit hipertensi.

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik non-probability sampling dengan cara consecutive sampling, karena semua subyek yang datang secara berurutan dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi. Setelah data terkumpul, analisis data dilakukan dengan bantuan program SPSS. Peneliti mencari hubungan antara ketujuh variabel dengan uji Chi-square dan melihat faktor yang paling dominan antara ketujuh variabel dengan uji multivariate.

HASIL PENELITIAN

Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Berbagai Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Hipertensi

Variabel Frekuensi Presentase (%)

Hipertensi  Iya  Tidak 156 144 52 48 Jenis Kelamin  Perempuan  Laki-laki 195 105 65 35 Umur ≥45 tahun  Iya  Tidak 224 76 74,7 25,3 Obesitas  Iya  Tidak 143 157 47,7 52,3

(6)

6 Riwayat Keluarga  Iya  Tidak 171 128 57,2 42,8

Konsumsi Kopi Hitam  5-7 Gelas  3-4 Gelas  1-2 Gelas  Tidak Mengkonsumsi 42 63 93 101 14 21 31 33,7 Olahraga  Tidak  Ringan  Sedang  Sering 134 69 84 14 44,7 23 28 4,7 Merokok  Berat  Sedang  Ringan  Bukan perokok 20 17 26 40 19,2 16,3 24,8 38,1

Tabel 4.2. Hasil Tabulasi Silang Antara Berbagai Faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi Faktor yang berhubungan Hipertensi Total P Value 95%CI Iya Tidak Riwayat Keluarga  Iya  Tidak 105 (35,1%) 50 (16,7%) 66 (22%) 78 (26% 171 (57,2%) 128 (42,8%) 0,000* 1,572 (1,228-2,012) Umur >45 tahun  Iya  Tidak  125 (41,7%) 31 (10,3%) 99 (33%) 45 (15%) 224(74,7%) 76 (25,3%) 0,024* 1,368 (1,019-1,837) Jenis Kelamin  Perempuan  Laki-laki 100 (33,3%) 56 (18,7%) 95 (31,7%) 49 (16,3%) 195 (65%) 105 (35%) 0,734 0,962 (0,768-1,204) Kopi Hitam  5-7 gelas  3-4 gelas  1-2 gelas  Tidak konsumsi 29 (9,7%) 29 (9,7%) 50 (16,7%) 48 (16%) 13 (4,3%) 34 (11,3%) 43 (14,3%) 53 (17,7) 42 (14%) 63 (21%) 93 (31%) 101 (33,7%) 0,017* 0,286 0,682 0,269 1,403 (1,106-1,779 0,859 (0,641-1,151) 1,050 (0,834-1,322) 0,876 (0,688-1,115) Obesitas  Iya  Tidak 85 (28,3%) 77 (25,7%) 58 (19,3%) 80 (26,7%) 143 (47,7%) 157 (52,3%) 0,071 1,212 (0,983-1.494) Merokok  Berat 15 (14,4%) 5 (4,8%) 20 (19,2%) 0,035* 1,537 (1,100-2,147)

(7)

7  Sedang  Ringan  Tidak merokok 9 (7,7%) 14 (13,3%) 17 (16,3%) 8 (7,7%) 12 (11,4%) 23 (21,9%) 17 (15,4%) 26 (24,8%) 40 (38,1%) 0,996 0,952 0,081 1,001 (0,613-1,635) 1,013 (0,671-1,529) 0708 (0,469-1,069) Olahraga  Tidak Olahraga  Olahraga Jarang  Olahraga sedang  Olahraga sering 80 (26,7%) 34 (11,3%) 38 (12,7%) 4 (1,3%) 54 (18%) 35 (11,7%) 46 (15,3%) 10 (3,3%) 134 (44,7%) 69 (23%) 84 (28%) 14 (4,7%) 0,016 * 0,606 0,144 0,072 1,304 (1,050-1,619) 0,933 (0,713-1,221) 0,828 (0,635-1,079) 0,538 (0,233-1,239) Tabel 4.3. Hasil Uji Multivariat Regression Logistic

Variabel Sig RP 95% CI

Lower Upper

Riwayat Keluarga 0,036 2,572 1,062 6,232

Tidak Olahraga 0,029 2,732 1,109 6,934

5-7 gelas kopi hitam 0,035 3,135 1,087 6,728

Merokok berat 0,037 3,479 1,076 11,252

PEMBAHASAN

Hasil analisis Chi-Square menunjukkan faktor yang berpengaruh terhadap kejadian hipertensi adalah riwayat keluarga yang menderita hipertensi (p=0,000), umur >45 tahun (p=0,024), merokok berat (p=0,035), konsumsi kopi hitam 5-7 gelas (p=0,017), dan tidak olahraga (p=0,016). Data tersebut membuktikan hipotesis peneliti diterima, artinya terdapat pengaruh antara riwayat keluarga yang menderita hipertensi, umur >45 tahun, merokok berat, konsumsi kopi hitam 5-7 gelas, dan tidak olahraga terhadap kejadian hipertensi pada pasien rawat jalan pada poliklinik penyakit dalam RSUD Kota Semarang tahun 2016.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang faktor risiko riwayat keluarga yang menderita hipertensi terbukti merupakan faktor risiko kejadian

(8)

8

hipertensi, dengan hasil analisis Chi-Square p=0,000; RP = 1,572 dan 95%CI 1,228-2,012. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa seseorang yang mempunyai riwayat keluarga hipertensi mempunyai risiko 1,572 kali lebih besar untuk menderita hipertensi daripada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian Merlisa bahwa riwayat keluarga hipertensi merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi, dengan hasil analisis Chi-Square p=0,000; RP = 17,71 dan 95% CI 5,5-56,5 (Talumewo, 2014). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Siringoringo juga berhasil membuktikan, bahwa faktor risiko riwayat keluarga yang menderita hipertensi merupakan faktor risiko kejadian hipertensi, dengan nilai p=0,000; RP=1,570 dan 95% CI 1,284-1,921 (Siringoringo, 2013). . Regulasi vaskuler dalam kejadian hipertensi diperankan oleh Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS), vasopresin system, symphatetic nervous system (Sargowo, 2016).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai faktor risiko konsumsi kopi hitam 5-7 gelas terbukti merupakan faktor risiko kejadian hipertensi, dengan hasil analisis Chi-Square p=0,017; RP = 1,403 dan 95%CI 1,106-1,779. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa individu dengan kebiasaan konsumsi kopi hitam 5-7 gelas per minggu, mempunyai risiko 1,403 kali lebih besar untuk menderita hipertensi daripada orang yang tidak minum kopi hitam atau minum kopi hitam <5 gelas per minggu. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Ayu, bahwa individu dengan konsumsi kopi hitam ≥5 cangkir per minggu merupakan faktor risiko kejadian hipertensi, dengan hasil p=0,017; RP = 4,11 dan 95% CI 1,22-13,93 (Martiani, 2012)

(9)

9

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai faktor risiko merokok >20 batang per hari terbukti merupakan faktor risiko kejadian hipertensi, dengan hasil analisis Chi-Square p=0,035; RP = 1,537 dan 95% CI 1,100-2,147. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa individu yang mempunyai kebiasaan merokok >20 batang per hari, mempunyai risiko 1,537 kali lebih besar menderita hipertensi daripada individu yang tidak merokok. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Eirmawati. Hasil penelitian Eirmawati menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara jumlah rokok yang dihisap >20 batang per hari dengan kejadian hipertensi, dengan nilai p=0,000; RP = 2,490 dan jenis rokok non filter lebih berpengaruh menyebabkan kejadian hipertensi, dengan nilai p=0,000; RP = 3,518 (Eirmawati, 2014)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai faktor risiko tidak olahraga terbukti merupakan faktor risiko kejadian hipertensi, dengan hasil analisis Chi-Square p=0,016; RP = 1,304 dan 95% CI 1,050-1,619. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa individu yang mempunyai kebiasaan tidak olahraga, mempunyai risiko 1,304 kali lebih besar menderita hipertensi daripada individu yang melakukan aktivitas olahraga. Hasil analisis multivariat menggunakan Regression Logistic dengan metode Backward Stepwise (Likelihood Ratio), menunjukkan bahwa variabel tidak olahraga merupakan faktor risiko hipertensi yang paling berpengaruh terhadap kejadian hipertensi. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Anggara, bahwa individu yang tidak olaharaga mempunyai Ratio Prevalence RP = 8,1 dan 95% CI 2,55-25,64 (Anggara, 2013).

(10)

10

Jenis kelamin dan obesitas pada penelitian ini didapatkan hasil tidak bermakna terhadap kejadian hipertensi pada pasien rawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Kota Semarang. Hal ini dikarenakan jumlah pasien pada jenis kelamin dan obesitas lebih banyak mengalami hipertensi sekunder, sehingga hal itu menjadi kriteria eksklusi dalam penleitian ini dan pada akhirnya jumlah pasien hipertensi primer yang berdasarkan jenis kelamin dan obesitas sedikit, sehingga data tersebut memengaruhi dari hasil uji analisis chi-square dan analisis multivariate.

Keterbatasan penelitian ini antara lain pada penelitian ini menggunakan metode cross sectional, dimana hipertensi beserta variabel lainnya diteliti secara bersamaan sehingga tidak diketahui mana yang lebih dahulu terjadi, apakah hipertensi ataukah ketujuh faktor terkait yang terjadi terlebih dahulu. Kemudian pada penelitian ini hanya menanyakan faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian hipertensi saja, tanpa mempertimbangkan faktor-faktor lain yaitu makanan yang berperan sebagai proteksi seperti konsumsi sayur dan buah-buahan yang ditanyakan pada kuesioner FFQ.

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa tidak berolahraga, jenis kelamin, umur >45 tahun, riwayat keluarga, dan merokok merupakan faktor risiko terhadap kejadian hipertensi pada pasien rawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Kota Semarang tahun 2016

SARAN

1 Diharapkan peneliti lain dapat melakukan penelitian mengenai hipertensi dengan metode berbeda seperti cohort maupun case control.

2 Diharapkan agar penelitian serupa mempertimbangkan bahan makanan sebagai proteksi di dalam pembuatan kuesioner mengenai FFQ.

(11)

11

DAFTAR PUSTAKA

anggara, F. H. D., 2013, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tekanan Darah Di Puskesmas Telaga Murni Cikarang Barat Tahun 2012, http://lp3m.thamrin.ac.id, 13 Oktober 2016.

Candra, A., 2013, Penderita Hipertensi terus Meningkat, http://health.kompas.com/, 14 Desember 2015.

Eirmawati, C., 2014, Hubungan antara Kebiasaan Merokok dengan Kejadian

Hipertensi di RSD dr. Soebandi Jember,

http://download.portalgaruda.org, 13 Oktober 2016.

Ilma, D. L., 2014, Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi Rawat Inap Di Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Yogyakarta Periode Januari-Desember 2013, http://etd.repository.ugm.ac.id/, 1 januari 2016.

Kartikasari, A. N., 2012, Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat di Desa Kabongan Kidul Kabupaten Rembang, http://eprints.undip.ac.id/, 15 Desember 2015.

Martiani, A., 2012, Faktor Risiko Hipertensi Ditinjau Dari Kebiasaan Minum Kopi, https://core.ac.uk, 28 Febuari 2016.

Novian, A., 2013, Kepatuhan Diit Pasien Hipertensi, http://unnes.ac.id, 2 Mei 2016.

Rahayu, H., 2012, Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat RW 01 Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa Kota Jakarta Selatan, lib.ui.ac.id, 28 Desember 2015.

Riskesdas, 2013, Riset Kesehatan Dasar, http://www.depkes.go.id/, 14 Desember 2015.

Sargowo, D., 2016, Powerful Combination To Achieve Blood Preasure Control, http://djanggan.lecture.ub.ac.id, 22 September 2016.

Sariana, 2014, Faktor-Faktor Risiko Yang Dapat Dimodifikasi Pada Kejadian Hipertensi Di Desa Seri Tanjung Kecamatan Tanjung Batu, www.akademik.unsri.ac.id, 30 Desember 2015.

Siringoringo, M., 2013, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Hipertensi Pada Lansia Di Desa Sigaol Simbolon Kabupaten Samosir Tahun 2013, http://jurnal.usu.ac.id, 13 Oktober 2016.

Suprihatin, 2012, Analisis Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Di Desa Sruni Musuk Boyolali, eprints.ums.ac.id, 26 Desember 2015.

(12)

12

Talumewo, M. C., 2014, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien Di Wilayah Kerja Puskesmas Airmadi Di Kabupaten Minahasa Utara, http://fkm.unsrat.ac.id, 13 Oktober 2016. Waas, F. L., 2014, Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian

Hipertensi Pada Pasien Rawat Jalan Puskesmas Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara Periode Desember 2013 -Mei 2014, http://fkm.unsrat.ac.id, 2 Mei 2016.

Gambar

Tabel  4.1.  Distribusi  Karakteristik  Berbagai  Faktor  yang  Berpengaruh  Terhadap  Kejadian Hipertensi
Tabel  4.2.  Hasil  Tabulasi  Silang  Antara  Berbagai  Faktor  yang  Berhubungan  dengan Hipertensi  Faktor yang  berhubungan  Hipertensi  Total  P  Value  95%CI  Iya  Tidak  Riwayat Keluarga    Iya    Tidak  105 (35,1%)  50 (16,7%)  66 (22%) 78 (26%  1
Tabel 4.3. Hasil Uji Multivariat Regression Logistic

Referensi

Dokumen terkait

Namun dalam kegiatan tersebut masih ada juga siswa yang belum paham cara menggunakan membaca permulaan melalui media gambar dan pasif untuk bertanya namun dengan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi yang terjadi antara konektivitas jaringan jalan dan perubahan penutup lahan yang terjadi di sembilan kecamatan

Berdasarkan hasil dari proses penelitian ini, dalam penelitian ini telah melakukan skenario penelitian yang dilakukan adalah menggunakan Smartphone Galaxy V+

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar matematika dengan menggunakan media lagu pada materi operasi hitung campuran di

5. Memberikan pemahaman kepada pemerintah daerah bahwa pembangunan infrastruktur permukiman yang saat ini sudah menjadi tugas pemerintah daerah provinsi

Gedung ini dirancang menggunakan Sistem rangka gedung yang mampu menahan paling banyak 25 persen gaya gempa yang ditetapkan dan dinding geser beton bertulang khusus

“ Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, suku bangsa untuk

Setiap orang (terutama pembelajar visual) lebih mudah belajar jika dapat melihat apa yang sedang dibicarakan seorang penceramah atau sebuah buku atau program