• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPADATAN NIMFA CAPUNG (ODONATA) PADA PERTANAMAN PADI SAWAH DI KANAGARIAN AIR BANGIS KECAMATAN SUNGAI BEREMAS KABUPATEN PASAMAN BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEPADATAN NIMFA CAPUNG (ODONATA) PADA PERTANAMAN PADI SAWAH DI KANAGARIAN AIR BANGIS KECAMATAN SUNGAI BEREMAS KABUPATEN PASAMAN BARAT"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KEPADATAN NIMFA CAPUNG (ODONATA)PADA PERTANAMAN PADI SAWAH DI KANAGARIAN AIR BANGIS KECAMATAN

SUNGAI BEREMAS KABUPATEN PASAMAN BARAT

Weni Yuhelfa, Jasmi dan Ismed Wahidi

Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

Koresponden: yuhelfaweni@gmail.com

ABSTRACT

Dragonflies (Odonata) have an important role in the rice field ecosystem. Dragonflies serves as an indicator to monitor water quality, and pest predators in rice plants, besides dragonfly also play a role in health and agriculture. This dragonfly nymphs are found in rice crops. So far data on the density of dragonfly nymphs (Odonata) already exists but research dragonfly nymph density in Kanagarian Air Bangis subdistrict Beremas River West Pasaman has never been done. The purpose of this study was to determine the density of dragonfly nymphs (Odonata) in Planting Rice in Kanagarian Air Bangis Beremas River District West Pasaman. This research was conducted in November 2014 with a descriptive survey method is by way of direct collection of the dragonfly nymph existing research location. Field sampling is done at the age of ± 1 month paddy and rice ± 1 ½ months of age. Factors measured environmental physics ie air temperature and humidity, water temperature, chemical factors measured is the pH of water. Acreage is used as a research about + 2 Ha. Average length of dragonfly nymph bodies were found is 18 mm ± 1 month of age paddy and rice 19 mm ± 1 ½ months of age. The average density of dragonfly nymphs on the location of the rice fields in Kanagarian Air Bangis Beremas River District West Pasaman on rice ± 1 month of age was 0.09 individuals / m2, and the rice ± 1 ½ months of age was 0.08 individuals / m2.

Keywords: dragonfly, dragonfly nymphs, population PENDAHULUAN

Capung (Odonata: Libellulidae) mempunyai peranan penting pada ekosistem persawahan. Capung dapat berfungsi sebagai serangga predator, baik dalam bentuk nimfa maupun dewasa, dan memangsa berbagai jenis serangga serta organisme lain termasuk serangga hama tanaman padi seperti, penggerek batang padi (Chilo sp), wereng coklat (Nilaparvata lugens), walang sangit (Leptocorisa acuta) (Ansori, 2009). Capung juga memiliki peranan penting bagi manusia yaitu sebasgai indikator untuk memantau kualitas air disekitar lingkungan hidup. Nimfa capung tidak akan hidup pada air yang tercemar atau di sungai yang tidak ada tumbuhannya, jadi secara tidak langsung kehadiran capung dapat menandakan bahwa perairan sekitar kita masih bersih (Susanti, 1998).

Nimfa capung semuanya adalah aquatik (Corbet, 1995), terutama hidup pada kolam, danau atau hulu sungai dan makan berbgai

macam organism aqutik yang kecil (Borror et al., 1992). Populasi odonata juga dipengaruhi oleh factor abiotic dalam perkembangan hidupnya, seperti penggunaan insectisida., Insictisida yang digunakan secara tidak langsung dapat berdampak pada populasi odonata (Ansori 2008).

Penelitian mengenai nimfa capung yang telah dilakukan yaitu tentang Keanekaragaman nimfa odonata (Dragonfiles) dibeberapa persawahan disekitar Bandung Jawa Barat, Ansori (2008). Penelitian tentang nimfa capung (Odonata) pada pertanaman padi sawah di Kanagarian Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat belum pernah dilakukan.

(2)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan metode survey deskriptif yaitu dengan cara mengoleksi langsung terhadap semua nimfa capung yang ditemukan pada lokasi penelitian. Penangkapan nimfa capung dilaksanakan pada pagi dan siang hari. Pengambilan sampel nimfa capung dilakukan dua kali, pengambilan pertama dilakukan pada padi umur ± 1 bulan (tanggal 24 November 2014) dan pengambilan kedua pada padi umur ± 1 ½ bulan (tanggal 07 Desember 2014). Sedangkan pengambilan sampel dengan menentukan dua stasiun yang terdiri dari lima titik masing-masing stasiun.. Pengambilan sampel dilakukan dengan menetapkan titik pengambilan dengan cara mengambil setiap sudut dan pertengahan tanaman padi, dengan tujuan supaya terwakili seluruh areal persawahan, dengan luas areal sawah yang akan dijadikan petak sampling yaitu 5x5 m pada masing-masing titik stasiun. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada lokasi pertanaman padi sawah di Kanagarian Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat ditemukan ciri-ciri nimfa capung yang ditemukan memiliki kepala agak lebar,

sepasang antena yang pendek seperti bulu halus, satu pasang mata majemuk yang besar arah samping kiri dan kanan, dada berwarna coklat, tiga pasang kaki, memiliki abdomen berwarna coklat kekuningan, pada abdomen terdapat 9 segmen, bagian akhir abdomen terdapat 5 sersi.

Gambar 1. Contoh nimfa capung Hasil penelitian tentang kepadatan nimfa capung pada pertanaman padi sawah di Kanagarian Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat, pada padi umur ± 1 bulan adalah 0,18 individu/m2 sedangkan pada padi umur ± 1 ½ bulan adalah 0,17 individu/m2 individu/m2, dapat dilihat pada Gambar 1.

(3)

Tabel 1. Hasil pengukuran faktor fisika, kimia pengambilan sampel di Kanagarian Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat

Pengambilan sampel Faktor

fisika-kimia Padi ± 1 bulan padi ± 1 ½ bulan Pagi Siang Rata-rata Pagi Siang Rata-rata Suhu udara 31ºC 30ºC 30,5ºC 31ºC 33ºC 32ºC Suhu air 25ºC 32ºC 28,5ºC 26ºC 30ºC 28ºC Kelembapan 79% 76% 77,5% 71% 73% 72% Udara

Keadaan cuaca cerah cerah cerah mendung

pH 6 7 6,5 6 7 6,5

Kepadatan nimfa capung paling tinggi ditemukan pada padi umur ± 1 bulan yaitu 0,18 dan pada padi umur ± 1 ½ bulan yaitu 0,17 individu/m2. Pengambilan sampel nimfa capung dilakukan pada padi umur ± 1 bulan dan padi umur ± 1 ½ bulan untuk melihat perbedaan kepadatan nimfa capung yang ditemukan.. Penelitian yang telah dilakukan oleh Ansori, (2009) menunjukkan bahwa Crocothemis servilia (Libellulidae) dan Orthetrum sabina (Libellulidae) merupakan spesies yang dominan di empat lokasi penelitian. Pada sawal pertumbuhan padi (fase vegetatif sampai fase bunting 22–27 hari), menunjukkan jumlah individu terbesar dibandingkan dengan fase lain, dan populasi odonata akan menurun sejalan dengan umur padi yang semakin tua. Hasil analisis indeks keanekaragaman untuk odonata dewasa di empat lokasi penelitian menunjukkan bahwa persawahan Dago Pojok memiliki indeks keanekaragaman tertinggi. Indeks kemerataan tertinggi odonata dewasa diperoleh di persawahan Antapani dan Dago Pakar. Berbeda dengan penelitian Salmah et. al., (2005) tentang keanekaragaman odonata dan hubungannya dengan ekosistem dan penggunaan lahan di semenanjung utara malaysia dengan lokasi (habitat) yang berbeda yaitu pada sawah, perkebunan kelapa sawit, perkebunan karet, areal tambang pasir, pertenakan ayam, dan aliran gunung. Pengambilan odonata dilakukan pada musim (basah dan kering) menghasilkan 566:646 individu, 30:28 marga dan family 8:8. Ada perbedaan yang signifikan dalam distribusi individu odonata antara dimusim hujan (F=4,70) dan musim kemarau (F=3.99).

berbeda dengan penelitoan Wardhani (2007) tentang perbandingan populasi larva odonata dibeberapa sungai di pulau pinang dan hubungannya dengan pengaruh habitat dan kualiti air dengan berbagai lokasi yaitu Sungai Air Terjun, Sungai Titi Teras, dan Sungai Taman Belia, kelimpahan odonata yang lebih tinggi di Sungai Air Terjun menggambarkan kesesuaian habitat yang lebih baik dibandingkan dengan sungai titi teras, sungai belia.

Pengukuran faktor lingkungan suhu udara pagi hari 31oC pada padi umur ± 1 bulan, dan dengan suhu 30oC pengukuran siang hari pada padi umur ± 1 bulan, sedangkan suhu pagi hari pada padi umur ± 1 ½ bulan 31 oC dan suhu siang hari 33 oC. suhu air pada padi umur ± I bulan 25 oC di pagi hari 32oC di siang hari, suhu air pada padi umur ± 1 ½ bulan 26 oC pagi hari, 30 oC siang hari dan kelembaban udara pada padi umur ± 1 bulan 79% di pagi hari 76% di siang hari, sedangkan kelembapan udara pada padi umur ± 1 ½ bulan 71% di pagi hari 73% di sing hari. pH air pada umur 1 bulan 6 di pagi hari dan 7 di siang hari, sedangkan pada padi umur ± 1 ½ bulan 6 di pagi hari dan 7 di siang hari. Pada serangga makanan sangat diperlukan untuk menopang tingkat hidup yang aktif, terutama pada proses peneluran dan stadium larva. Stadium imago porsinya menjadi kecil karena periode kehidupannya menjadi relatif pendek apabila hama-hama tersebut telah meletakkan telur. Kesesuaian makanan erat kaitannya dengan dinamika serangga memilih sumber makanan yang cocok untuk pertumbuhan populasinya atau dalam

(4)

proses perkembangbiakan keturunannya (Yayuk et. al., 1990 dalam Yasin, 2009).

Serangga memiliki kisaran suhu tertentu dimana dia dapat hidup. Di luar kisaran tersebut serangga akan mati kedinginan dan kepanasan. Pengaruh suhu ini jelas terlihat pada proses fisiologi serangga. Pada suhu tertentu aktivitas serangga tinggi, akan tetapi pada suhu yang lain berkurang (menurun). Pada umumnya kisaran suhu yang efektif adalah sebagai berikut: suhu minimum 15oC, suhu optimum 250C, dan suhu maksimum 45oC (Jumar, 2000). Sejumlah spesies capung memiliki kemampuan untuk mengatur suhu tubuh melalui perubahan postur tubuh dan tingkat pembukaan terhadap matahari. Hal ini memberikan keuntungan bagi capung untuk mulai memangsa pada dini hari sebelum tubuh mangsa berfungsi secara sempurna. Ketika melewati masa prereproduktif, capung dewasa kembali pada masa kopulasi (Hidayah, 2008). Kelembaban udara, hal ini merupakan faktor yang penting yang mempengaruhi distribusi kegiatan serangga. Dalam kelembaban yang sesuai, serangga biasanya lebih tahan terhadap suhu 18oC dengan kelembaban 70% (Jumar, 2000). s

Pengaruh cahaya (kondisi gelap dan terang) sangat berpengaruh basar terhadap tingkah laku serangga dalam memilih makanan, dan reproduksi (kopulasi dan penelusuran) (Weston and Hoffman, 1991 dalam Yasin 2009). Beberapa faktor serangga yang dipengaruhi oleh cahaya, sehingga timbul serangga yang aktif siang dan malam hari. Cahaya matahari dapat mempengaruhi aktivitas dan distribusi serangga. Selain tertarik terhadap cahaya, ditemukan juga serangga yang tertarik oleh warna hijau dan kuning. Serangga juga memiliki profensi (kesukaan) tersendiri terhadap warna dan bau, seperti terhadap warna-warna bunga (Jumar, 2000). Cahaya berpengaruh terhadap perkembangan organisme yang hidup baik pengaruh terhadap struktur tubuh dan perilaku. Cahaya adalah faktor yang sekaligus vital dan membatasi, karenanya menarik bagi ekologis. Intensitas dan lamanya cahaya penting, karena pengaruh cahaya dalam hal ini mempengaruhi perilaku dan penyebaran hewan (P. Michael, 1994 : 16 dalam Rohman 2012).

Dari uji t yang telah dilakukan terbukti bahwa, kepadatan nimfa capung pada padi umur ± 1 bulan dan padi umur ± 1 ½ bulan, maka didapatkan thitung 0,03 dan ttabel 1,66.

Disini dapat dilihat bahwa thitung ˂ ttabel, sehingga padi pada umur ± 1 bulan dan padi umur ± 1 ½ bulan tidak berbeda nyata.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada lokasi persawahan di Kanagarian Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat, jumlah individu yang di dapat pada padi umur ± 1 adalah 46 individu sedangkan pada padi umur ± 1 ½ bulan adalah 43 individu. Rata-rata kepadatan nimfa capung pada padi umur ± 1 bulan 0.09 individu/m2 dan pada padi umur ± 1 ½ bulan 0,08 individu/m2, dengan panjang rata-rata seluruh tubuh 18 mm pada padi umur ± 1 bulan dan 19 mm pada padi umur ± 1 ½ bulan.

DAFTAR PUSTAKA

Ansori, I. 2009. Kelimpahan dan Dinamika Populasi Odonata Berdasarkan Hubungannya Dengan Fenologi Padi di Beberapa Persawahan Sekitar Bandung Jawa Barat. PMIPA FKIPUNIB.Jurnalexacta.Vol. VII. No .69-75.

Hanum, O. 2013.Jenis-jenis Capung (Odonata) di Kawasan Taman Satwa Kandi Kota

Sawahlunto, Sumatera Barat. FMIPA

Universitas Andalas:Padang, (online) diakses 28 November 2013.

Hidayah. 2008. Keanekaragaman Dan Aktivitas Capung (Ordo : Odonata) Di Kebun Raya Bogor. Fakultas Pertanian Institut Pertanian: Bogor. Skripsi (online) diakses 28 November 2013.

Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Rineka Cipta: Jakarta.

Patty, N. 2006. Keanekaragaman Jenis Capung (Odonata) di Situ Gintung Ciputat, Tanggerang. Fakultas sains dan teknologi Universitas Islam dan Negeri Syarif Hidayatullah: Jakarta. Skripsi (online) diakses 28 November 2013.

Rohman, A 2012. Keanekaragaman Jenis dan Distribusi Capung (Odonata) di Kawasan Kars Gunung Sewu Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Fakultas

(5)

Matemetika dan Ilmu Pengetahuan Alam: Uniiversitas Negeri Yokyakarta. Jurnal (online) diakses 28 November 2013.

Salmah, C, R, Siregar, A, Z dan Ahmad A, H. 2005. The Diversity of Odonata in Realeation to Ecosystem and Land Use in Northerrn Peninsular Malaysia. School of Biological Science, University of Science Malaysia. Jumlah ilmiah pertanian kultura Vol. 40. No. 2:106-116. Jurnal (online) diakses 28 Novemver 2013

W. Tribuana Surya. 2007. Perbandingan Populasi Larva Odonata di beberapa Sungai Di Pulau Pinang Dan Dubungannya Dengan Pengaruh Habitat Dan Kualiti Air. Universitas Sain Malaysia.Jurnal,(Online) diakses 07 Maret 2015.

Yasin, M. 2009. Kemampuan Akses Makan Serangga Hama Kumbang Bubuk dan Faktor Kimia Yang Mempengaruhinya. Balai Penelitian Tanaman Proseding Seminar Nasional Serealia ISBN:978-979-8940-27-9. Jurnal (online) diakses 28 November 2013.

Gambar

Gambar 1.  Kepadatan nimfa capung
Tabel 1. Hasil pengukuran faktor fisika, kimia pengambilan sampel di   Kanagarian Air Bangis       Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu model sitem informasi yang dikembangkan di perguruan tinggi adalah untuk melancarkan kegiatan belajar mengajar atau perkuliahan yang berkesinambungan dalam

Metode di atas merupakan salah satu cara yang bisa kita pakai untuk meningkatkan keamanan perangkat lunak yang kita bangun yaitu dengan menggunakan tools

Pada saluran pemasaran nol tingkat yang dilakukan oleh petani mitra PT.GMIT pada tembakau kualitas Dekblad memiliki marjin pemasaran sebesar Rp 1.000.000 dengan share keuntungan

1) Mengurangi ketergantungan impor terhadap komoditas-komoditas yang sangat strategis, misalnya komoditas pangan (beras, gandum, jagung, gula, dll) dan komoditas energi

“ Ketangguhan Retak Dinamik Bahan Komposit GFRP Untuk Helmet industri Disebabkan Beban Impak Menggunakan MSC/NASTRAN For Windows“.. Penulisan tesis ini terlaksana berkat dorongan

“Pengembangan Multiple Intelligences Melalui Kegiatan Non- Intrakurikuler dalam Rangka Meningkatkan Mutu Proses dan Hasil Pembelajaran”, dalam Jurnal Ekonomi dan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Budaya Tudang Sipulung (BTS) Terhadap Hasil

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Isolasi