• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

13 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Signal

Teori signal menunjukkan adanya asimetri informasi antara pihak manajemen perusahaan dan berbagai pihak yang berkepentingan, berkaitan dengan informasi yang dikeluarkan tersebut. Asimetri informasidapat terjadi diantara dua kondisi ekstrem yaitu perbedaan informasi yang kecil sehingga tidak mempengaruhi manajemen, atau perbedaan yang sangat signifikan sehingga dapat berpengaruh terhadap manajemen dan harga saham (Sartono,1996 dalam Maylia Pranomo Sari, 2007, hlm. 2). Asimetri informasi muncul karena adanya salah satu pihak yang mempunyai informasi lebih baik, misalnya seorang manajer yang mengetahui informasi mengenai prospek perusahaan yang lebih baik dibandingkan dengan investornya. Berkaitan dengan asimetri informasi, sangat sulit bagi para investor dankreditur untuk membedakan antara perusahaanyang berkualitas tinggi dan rendah. Teori signal mengemukakan bagaimana seharusnya perusahaan memberikan signal pada pengguna laporan keuangan. Informasi berupa pemberian peringkat obligasi yang dipublikasikan diharapkan dapat menjadi signal kondisi keuangan perusahaan dan menggambarkan kemungkinan yang terjadi terkait dengan utang yang dimiliki (Maylia Pranomo Sari, 2007, hlm. 2).

(2)

2.2. Pasar Modal

Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual-belikan sekuritas. Dengan demikian, pasar modal juga dapat diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham, obligasi dan reksa dana. Sedangkan tempat di mana terjadinya jual beli sekuritas disebut dengan bursa efek. Oleh karena itu, bursa efek merupakan arti dari pasar modal secara fisik (Tandelilin, 2017, hlm. 25).

2.3. Instrumen Pasar Modal

Instrumen pasar modal dalam konteks praktis lebih banyak dikenal dengan sebutan sekuritas. Sekuritas (securities), atau juga disebut efek atau surat berharga, merupakan aset finansial (finansial asset) yang menyatakan klaim keuangan. Undang – undang No. 8 Tahun 1995 mendefinisikan efek sebagai surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dan efek. Sekuritas diperdagangkan dipasar finansial (finansial market), yang terdiri atas pasar modal dan pasar uang (Tandelilin, 2017, hlm. 29 - 30).

Pasar uang pada dasarnya merupakan untuk sekuritas jangka pendek baik yang dikeluarkan oleh bank dan perusahaan umumnya maupun pemerintah. Sedangkan pasar modal pada prinsipnya merupakan pasar untuk sekuritas jangka panjang baik berbentuk utang maupun ekuitas serta berbagai produk turunanya (Tandelilin, 2017, hlm. 29 - 30).

(3)

Berbagai sekuritas jangka panjang yang saat ini diperdagangkan di pasar modal Indonesia antara lain :

a. Saham Biasa dan Saham Preferen

b. Obligasi Korporasi dan Obligasi Konversi c. Obligasi Negara d. Bukti right e. Waran f. Kontrak Opsi g. Kontrak Berjangka h. Reksa Dana

Jenis Sekuritas di pasar modal yang dikelompokan menjadi : 1. Sekuritas di Pasar Ekuitas

2. Sekuritas di Pasar Obligasi 3. Sekuritas di Pasar Derivatif 4. Reksa Dana

2.4. Obligasi

Obligasi adalah sekuritas yang memuat janji untuk memberikan pembayaran tetap menurut jadwal yang telah ditetapkan. Obligasi itu sendiri merupakan sertifikat atau surat yang berisi kontrak antara investor sebagai pemberi dana dengan penerbitnya sebagai peminjam dana. Penerbit obligasi mempunyai kewajiban kepada pemegangnya untuk membayar bunga secara reguler sesuai jadwal yang telah ditetapkan serta melunasi kembali pokok

(4)

pinjaman pada saat jatuh tempo. Obligasi dapat dibedakan menurut siapa penerbitnya (Tandelilin, 2017, hlm. 40).

1. Obligasi negara (goverment bond), adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia.

2. Obligasi Korporasi (corporate bond) , adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan baik perusahaan swasta maupun perusahaan negara (BUMN). Obligasi merupakan suatu jenis surat hutang atau surat kesanggupan bayar jangka panjang, yang dikeluarkan oleh peminjam,yang berjanji untuk membayar ke pemeggangnya dengan jumlah bunga yang tetap setiap tahun. Namun ada berbagai jenis obligasi (Arthur J.Keown, 2005, hlm. 232-233). Beberapa yang kita ketahui :

a. Surat Hutang istilah surat hutang (debenture) berlaku untuk semua hutang jangka panjang tanpa ada jaminan. Karena obligasi ini tidak dijamin,kemampuan menghasilkan laba dari perusahaan penerbit obligasi menjadi perhatian terbesar bagi para pemeggang obligasi. Obligasi jenis ini juga dipandang mempunyai risiko lebih besar dibandingkan obligasi yang dijamin dan akibatnya harusnya memberikan investor hasil yang lebih tinggi daripada obligasi yang dijamin.

b. Surat Hutang Subordinasi suatu surat hutang yang pembayarannya menjadi subordinat atas surat hutang lain pada kasus ketidakmampuan membayar hutang.

(5)

c. Obligasi Hipotek merupakan obligasi yang dijamin oleh hak gadai atas properti riil. Khususnya, nilai dari properti riil lebih besar dibandingkan dengan obligasi hipotek yang diterbitkan.

d. Obligasi Euro obligasi yang dikeluarkan oleh negara yang berbeda mata uangnya yang digunakan untuk menyatakan nilai obligasi tersebut.

e. Obligasi tanpa bunga dan kupon obligasi sangat rendah memungkinkan perusahaan untuk mengeluarkan obligasi dengan diskonto yang subsransial atas nilai nominal obligasi $ 1000 dengan tanpa membayar bunga atau membayar suku bunga sangat rendah.

f. Obligasi Junk Bond merupakan hutang yang berisiko tinggi dengan peringkat BB ke bawah oleh Moody dan Standard & Poor’s. Semakin rendah tingkatannya,maka semakin tinggi terjadi peluang kegagalan, kelas terendah adalah CC bagi Standard & Poor’s dan Ca untuk Moody.

Obligasi merupakan suatu surat berharga yang dijual kepada publik,dimana disana dicantumkan berbagai ketentuan yang menjelaskan berbagai hal seperti nilai nominal, suku bunga,jangka waktu, nama penerbit dan beberapa ketentuan lainnya yang terjelaskan dalam undang-undnag yang disahkan oleh lembaga terkait (Fahmi, 2013, hlm. 42).

Jenis dan karakteristik obligasi menurut (Eduardus Tandelilin dalam Fahmi, 2013, hal. 45 - 47) menyebutkan ada 8 ( delapan ) yaitu :

a. Obligasi dengan jaminan adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dengan menggunakan jaminan aset riil. Sehingga jika perusahaan gagal

(6)

memenuhi kewajibannya, maka pemeggang obligasi berhak untuk mengambil alih aset tersebut.

b. Obligasi tanpa jaminan adalah obligasi yang diterbitkan tanpa menggunakan suatu jaminan aset riil tertentu. Sama dengan morgage bond, perusahaan juga bisa menerbitkan obligasi tanpa jaminan lagi setelah obligasi tanpa jaminan diterbitkan, atau disebut sebagai subordinated ( Junior ) debentures. c. Obligasi konversi merupakan obligasi yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk mengkonversikan obligasi tersebut dengan sejumlah saham perusahaan pada hari yang telah ditetapkan, sehingga pemeggang obligasi mempunyai kesempatan untuk memperoleh capital gain.

d. Obligasi yang disertai warrant dengan adannya warrant, maka pemeggang obligasi mempunyai hak untuk membeli saham perusahaan pada harga yang telah ditentukan.

e. Obligasi tanpa kupon adalah obligasi yang tidak memberikan pembayaran bunga. Obligasi tanpa kupon umumnya ditawarkan pada harga dibawah nilai parnya (ada discount),sehingga investor akan memperoleh keuntungan dari nilai perbedaan harga pasar nilai per obligasi pada saat obligasi tersebut dibeli.

f. Obligasi dengan tingkat bunga mengambang adalah obligasi yang memberikan tingkat bunga yang besarnya disesuaikan dengan fluktuasi tingkat bunga pasar berlaku.

g. Putable bond adalah obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menerima perlunasan obligasi sesuai dengan nilai par

(7)

sebelum jatuh tempo. Purtable bond akan melindungi pemegang obligasi terhadap fluktuasi tingkat bunga terjadi.

h. Junk bond adalah obligasi yang memberikan tingkat keuntungan (kupon) yang tinggi,tetapi juga mengandung risiko yang sangat tinggi pula. Junk Bond biasanya diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan yang berisiko tinggi atau oleh perusahaan yang ingin membiayai suatu rencana merger atau akuisisi.

Perusahaan yang menerbitkan obligasi biasanya mempunyai dua kewajiban. Pertama, kewajiban untuk membayar kepada investor sejumlah dana, yang disebut nilai jatuh tempo (maturity value) kadangkala disebut pula nilai pari (per value) atau nilai nominal (face value) pada tanggal jatuh tempo tertentu dan kedua, kewajiban untuk membayar kepada investor bunga tunai pada tanggal tertentu sebagai kompensasi atas pemakaian dana mereka oleh perusahaan (Muhammad Rezky, 2013, hlm. 5).

2.4.1 Jenis Obligasi Berdasarkan Penerbitan

Jika melihat dari segi penerbitan,maka jenis obligasi tersebut ada 4 (empat) (Fahmi, 2013, hlm. 45) yaitu :

a. Treasury Bond adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah,seperti departemen keuangan atau bank sentral suatu negara. Adapun risikonnya adalah kecil karena ditanggung langsung oleh negara.

b. Corporate Bond adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan. Obligasi jenis ini mengandung berbagai macam permasalahan seperti risiko yang harus ditanggung oleh pihak pemegang obligasi jika ternyata perusahaan

(8)

tersebut mengalami risk default (risiko gagal bayar) dengan sebab-sebab tertentu.

c. Manicipal Bond adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah negara bagian,dan biasanya pemegang obligasi ini dibebaskan dari pajak.

d. Foreign Bond adalah obligasi yang diterbitkan oleh negara asing dan salah satu risikonnya adalah risiko dalam bentuk foreign currency (mata uang asing). Risiko lain adalah ketika terjadi pada risiko gagal bayar.

2.4.2. Peringkat Obligasi

Obigasi yang dijual ke publik dalam perspektif para pembeli,melihatnya berdasarkan peringkat (rating). Peringkat tersebut menggambarkan pada credible dan prospek layaknya obligasi tersebut dibeli untuk dijadikan sebagai salah satu current asset perusahaan. Oleh karena itu, tidak sembarang obligasi yang akan dibeli, tapi obligasi yang dibeli terutama didasarkan pada rekomendasi dari lembaga pemeringkat yang selama ini telah tepercaya dan teruji penilainya di tingkat internasional (Fahmi, 2013, hal. 47- 49).

2.4.3. Manfaat Peringkat Obligasi

Manfaat umum dari proses pemeringkatan obligasi adalah (Rahardjo, 2004 dalam Wijayanti & Priyadi, 2014, hlm. 4) :

1. Sistem informasi keterbukaan pasar yang transparan yang menyangkut berbagai produk obligasi akan menciptakan pasar obligasi yang sehat dan transparan juga.

2. Efisiensi biaya. Hasil peringkat obligasi yang bagus biasanya memberikan keuntungan, yaitu menghindari kewajiban persyaratan keuangan yang

(9)

biasanya memberatkan perusahaan, seperti penyediaan sinking fund dan jaminan aset.

3. Menentukan besarnya coupon rate, semakin bagus peringkatnya, cenderung semakin rendah nilai coupon rate dan sebaliknya.

4. Memberikan informasi yang obyektif dan independen menyangkut kemampuan pembayaran hutang, tingkat risiko investasi yang mungkin timbul, serta jenis dan tingkatan hutang tersebut.

2.4.4. Lembaga Pemeringkat

Sebagai perusahaan pemeringkat tertua dan terpercaya di Indonesia PT Pemeringkat Efek Indonesia, yang dikenal luas sebagai PEFINDO, didirikan pada tanggal 21 Desember 1993 berdssarkan inisiatif Otoritas Jasa Keuangan (dahulu dikenal sebagai Badan Pengawas Pasar Modal) dan Bank Indonesia.Pada tanggal 31 Agustus 1994, PEFINDO memperoleh izin usahanya dari BAPEPAM dengan Nomor. 39/PM-PI/1994 dan menjadi salah satu lembaga penunjang pasar modal di Indonesia. Pada tanggal 31 Agustus 1994, PEFINDO memperoleh izin usahanya dari BAPEPAM dengan Nomor. 39/PM-PI/1994 dan menjadi salah satu lembaga penunjang pasar modal di Indonesia.

Untuk mengembangkan pasar obligasi daerah di Indonesia PT.PEFINDO, dengan dukungan kuat dari Bank Dunia dan Bank Pembagunan Asia, telah mulai melakukan pemeringkatan terhadap pemerintah daerah sejak tahun 2011. Aliansi strategis dengan Standard & Poor’s (S&P), perusahaan pemeringkat global terkemuka, telah dilakukan sejak tahun 1996, yang memberi manfaat bagi

(10)

PEFINDO untuk menyusun methodology pemeringkatan berstandar internasional

(www.pefindo.com) PEFINDO melakukan dua jenis pemeringkatan:

1. Pemeringkatan Perusahaan : Peringkat Perusahaan, juga disebut General Obligation (GO) Rating atau Issuer Rating, adalah sebuah kajian menyeluruh atas kelayakan kredit sebuah perusahaan, atau kemampuannya untuk memenuhi seluruh kewajiban keuangannya.

2. Pemeringkatan Utang : Peringkat hutang adalah opini terkini atas kualitas kredit dari sebuah obligor terkait kewajiban finansial yang spesifik, jenis kelas kewajiban tertentu atau program keuangan tertentu.

Berikut ini definisi rating yang diberikan pefindo : Tabel 2.1

Definisi Rating Obligasi

idAAA Efek hutang dengan peringkat idAAA merupakan peringkat tertinggi yang diberikan oleh Pefindo. Kemampuan obligor untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka panjang atas efek hutang tersebut relatif dibanding obligor Indonesia lainnya adalah superior.

idAA Efek hutang dengan peringkat idAA memiliki sedikit perbedaan dengan peringkat tertinggi yang diberikan, dan kemampuan Obligor untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek hutang tersebut, dibandingkan dengan Obligor lainnya di Indonesia, adalah sangat kuat. idA Efek hutang jangka panjang dengan peringkat

idA Mengindikasikan bahwa kemampuan obligor untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek hutang tersebut, dibandingkan dengan Obligor lainnya di Indonesia, adalah kuat. Walaupun demikian, kemampuan

obligor mungkin akan terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi, dibandingkan dengan efek hutang yang peringkatnya lebih tinggi.

(11)

(Lanjutan) idBBB Efek hutang dengan peringkat idBBB mengindikasikan parameter

proteksi yang memadai relatif dibanding surat hutang Indonesia lainnya. Walaupun demikian, kondisi ekonomi yang buruk atau situasi yang terus berubah akan

dapat memperlemah kemampuan obligor terhadap komitmen keuangan jangka panjangnya

idBB Efek hutang dengan peringkat idBB mengindikasikan parameter proteksi yang sedikit lemah relatif dibandingkan efek utang Indonesia lainnya. Kemampuan obligor untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek hutang tersebut sangat terpengaruh oleh memburuknya

perkembangan perekonomian, bisnis, dan keuangan, yang akan dapat mengakibatkan ketidakmampuan untuk memenuhi kewajiban keuangan atas efek hutang.

idB Efek hutang dengan peringkat idB mengindikasikan parameter proteksi yang lemah relatif dibanding efek hutang Indonesia lainnya. Walaupub obligor pada saat ini masih memiliki kemampuan untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek hutang tersebut, pemburukan kondisi perekonomian, bisnis, dan keuangan akan berakibat pada melemahnya kemampuan atau keinginan obligor untuk memenuhi komitmen-komitmen keuangan atas efek hutang tersebut.

idCCC Efek hutang dengan peringkat idCCC pada saat ini rentan untuk gagal bayar dan tergantung pada kondisi bisnis dan keuangan yang lebih menguntungkan untuk dapat memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya atas efek hutang.

idD Efek hutang diberi peringkat idD pada saat gagal bayar, atau gagal bayar atas efek hutang terjadi dengan sendirinya pada saat pertama kali timbulnya peristiwa gagal bayar atas efek hutang tersebut. Pengecualian diberikan pada saat penundaan pembayaran terjadi dalam masa tenggang, atau penundaan pembayaran tersebut terjadi dalam rangka penyelesaian atas persengkataan komersial yang dianggap layak.

(12)

Tabel 2.2

Peringkat Obligasi yang dikeluarkan Pefindo

Peringkat Obligasi Kemampuan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang idAAA Superior, peringkat tertinngi

idAA Sangat Kuat

idA Kuat

idBBB Memadai

idBB Agak Lemah

idB Lemah

idCCC Rentan

idD Gagal Bayar

Sumber : (Tandelilin, 2017)

Peringkat dari idAA sampai dengan idB dapat dimodifikasi dengan menambahkan tanda tambah (+) or kurang (-) untuk menunjukkan relatif obligor dalam kategori peringkat tertentu.

Tabel 2.3

Modifikasi Peringkat Obligasi

Positive Peringkat bisa ditingkatkan Negative Peringkat bisa diturunkan

Stable Peringkat mungkin tidak berubah Developing Peringkat bisa dinaikan atau

diturunkan Sumber : (Tandelilin, 2017)

Peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh Pefindo terdiri dari delapan belas kategori,yang semuanya berbentuk huruf. Maka dilakukan mekanisme konversi terhadap peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh PT. Pefindo,dimana sistem mengkonversi merubah huruf menjadi angka dan setiap rating diberi nilai. Pengukuran perigkat obligasi menggunakan dari peneliti yang menggunakan kode 17 sampai dengan 0. Dengan maksud bobot yang tinggi yang lebih mempresentasikan peringkat yang lebih tinggi. Berikut hasil konversi obligasi :

(13)

Tabel 2.4

Konversi Rating Obligasi

Rating Obligasi Nilai Rating Obligasi

idAAA 17 idAA+ 16 idAA 15 idAA- 14 idA+ 13 idA 12 idA- 11 idBBB+ 10 idBBB 9 idBBB- 8 idBB+ 7 idBB 6 idBB- 5 idB+ 4 idB 3 idB- 2 idCCC 1 idD 0

Sumber : PT Pefindo di olah kembali oleh (Yohanes.s & Krisnawati, 2012)

2.5. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut (Fahmi, 2013, hlm. 2).

(Farid dan Siswanto dalam Fahmi, 2013, hlm. 2) mengatakan bahwa laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Dengan begitu laporan keuangan diharapkan akan

(14)

membantu bagi para pengguna (users) untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial.

Secara lebih tegas (Sofyan Assauri dalam Fahmi, 2013, hlm. 2) laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban manajemen sumber daya yang dipercayakan kepadannya.Ini sejalan yang dikemukakan oleh Farid Hartianto dan Siswanto Sudomo.

(Lyb M.Fraser dan Aileen Ormiston dalam Fahmi, 2013, hlm. 3 - 4) Sebuah laporan keuangan pada umumnya terdiri dari :

a. Neraca menunjukan posisi keuangan-aktiva, utang, dan ekuitas pemegang saham suatu perusahaan pada tanggal tertentu seperti pada akhir triwulan atau akhir tahun.

b. Laporan laba rugi menyajikan hasil usaha pendapatan, beban, laba atau rugi bersih dan laba atau rugi per saham untuk periode akuntansi tertentu.

c. Laporan ekuitas pemegang saham merekonsiliasi saldo awal dan akhir semua akun yang ada dalam seksi ekuitas pemegang saham pada neraca.

d. Laporan arus kas memberikan informasi tentang arus kas masuk dan keluar dari kegiatan operasi, pendanaan, dan investasi selama suatru periode akuntansi.

2.6. Rasio Keuangan

Rasio Keuangan adalah penulisan ulang data akuntansi kedalam bentuk perbandingan dalam rangka mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan (Arthur J.Keown, 2005, hlm.74).

(15)

Rasio keuangan merupakan ekspresi hubungan antara angka-angka laporan keuangan sehinggamenghasilkan informasi yang lebih bermakna. Analisis rasio keuangan ini merupakan salah satu perwujudanketentuan Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1, yang pada intinya menyebutkan bahwa laporan keuangan harus menyajikan informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalammembuat keputusan yang rasional (Purwaningsih, 2008, hlm. 88).

(Warsidi dan Bambang dalam Fahmi, 2013, hlm. 108 - 109) Analisis Rasio Keuangan merupakan instrument analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan,yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut,untuk kemudian menunjukan risiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan.

Terdapat manfaat dari Rasio Keuangan yaitu (Fahmi, 2013, hlm. 109): 1. Analisis Rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat

menilai kinerja dan prestasi perusahaan.

2. Analisis Rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai rujukan untuk membuat perencanaan.

3. Analisis Rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan.

4. Analisisis Rasio Keungan juga bermanfaat bagi para kreditor dapat digunakan untuk memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi

(16)

dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman.

5. Analisis Rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilian bagi pihak stakeholder organisasi.

2.6.1. Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas (Liquidity ratio) adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tetap waktu. Rasio Likuiditas secara umum ada 2 (dua) yaitu current ratio dan quick ratio (acit test ratio) (Fahmi, 2013, hlm. 121 - 122). Dalam penelitian ini menggunakan Current Ratio. Rasio Lancar (Current Ratio) adalah ukuran umum yang digunakan atas solvensi jangka pendek, kemampuan suatu perusahaan memenuhi kebutuhan ketika jatuh tempo (Fahmi, 2013, hlm. 121). (Subramanyam dan John J.Wild, 2010, hlm. 243 – 244) “Alasan digunakannya rasio lancar secara luas sebagai ukuran likuiditas mencakup kemampuannya untuk mengukur :

1. Kemampuan memenuhi kewajiban lancar. Makin tinggi jumlah (kelipatan) aset lancar terhadap kewajiban lancar makin besar keyakinan bahwa kewajiban lancar tersebut akan dibayar.

2. Penyangga Kerugian. Makin besar penyangga, makin kecil risikonnya.Rasio lancar menunjukan tingkat keamanan yang tersedia untuk menutup penurunan nilai aset lancar non-kas pada saat aset tersebut dilepas atau dilikuidasi.

(17)

3. Cadangan Dana Lancar. Rasio lancar merupakan ukuran tingkat keamanan terhadap ketidakpastian dan kejutan atas arus kas perusahaan. Rasio lancar( Current Ratio) dapat dihitung dengan rumus :

Sumber : (Fahmi, 2013)

2.6.2. Rasio Leverage

Rasio Leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang (Fahmi, 2013, hlm. 127). Rasio Leverage secara umum ada 8 (delapan ) yaitu debt to total assets, debt to equity ratio, times interest earned, cash flow coverage, Long –term debt to total capitalization, fixed charge coverage,dan cash flow adequancy. Dalam penelitian ini menggunkan debt equity ratio.

(Menurut Joel G.Siegel dan Jae K Shim dalam Fahmi, 2013, hlm. 128) Ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor. Adapun rumus debt to equity ratio adalah :

Sumber : (Fahmi, 2013)

𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔 𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑳𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑳𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑺𝒉𝒂𝒓𝒆𝒉𝒐𝒍𝒅𝒆𝒓𝒔𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚

(18)

2.7. Penelitian Terdahulu Tabel 2.5 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Peneliti Hasil Penelitian 1 Fenni Sufiyanti & Dewi Kusuma Wardani Dampak Rasio keuangan terhadap peringkat obligasi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Perusahaan Non Keuangan) ISSN 2460-0784 Variabel Independen : Likuiditas Profitabilitas Leverage Variabel Dependen : Peringkat Oblogasi Likuiditas yang diukur menggunakan current ratio berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi Profitabilitas yang diukur dengan menggunakan Return On Asset tidak berpengaruh terhadap peringkat Leverage yang diukur menggunakan debt equtity ratio berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi. Secara simultan .Likuiditas,. Profitabilitas, Leverage secara bersama – sama berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

(19)

(Lanjutan) 2 Ninik Amalia 2013 Pemeringkat Obligasi PT PEFINDO : Berdasarkan Informasi Keuangan (Perusahaan yang terdaftar di bursa Efek Indonesia) ISSN 2252-6765 Variabel Independen : Leverage Liquidity Profitability Variabel Dependen : Peringkat Obligasi Informasi keuangan (leverage, Liquidity dan Profitability) secara simultan berpengaruh terhadap peringkat obligasi di PT. PEFINDO. Leverage yang diukur dengan Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi dan Debt to Asset Ratio berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi Liquidity yang diukur dengan Current Ratio tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi sedangkan Cash Ratio berpengaruh terhadap peringkat obligasi dan profitability yang diukur dengan Return on Asset berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi sedangan Return On Equity tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

(20)

(Lanjutan) 3 Luciana Spica Almilia & Vieka Devi (2007) Faktor – Faktor yang mempengaruhi prediksi peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta ISBN 978 – 979 – 16976-0-6 Variabel Independen : Pertumbuhan Perusahaan Ukuran Perusahaan Profitabilitas Likuiditas Jaminan Umur Obligasi Reputasi Auditor Variabel Dependen : Peringkat Obligasi Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh dalam memperdiksi peringkat obligasi, Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh dalam menprediksi peringkat obligasi, Profitabilitas yang diukur dengan ROA tidak berpengaruh dalam memprediksi peringkat obligasi, Likuiditas yang diukur dengan Current Ratio berpengaruh dalam memprediksi peringkat obligasi, Jaminan tidak berpengaruh dalam memprediksi peringkat obligasi, Umur Obligasi tidak berpengaruh dalam memprediksi peringkat obligasi, Reputasi Auditor tidak berpengaruh dalam memprediksi peringkat obligasi.

(21)

(Lanjutan) 4 Kingkin Sandra Melani & Paulus Sulluk Kananlua (2013) Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ISSN 1978-3884 Independen : CR, DER, ROA, Size Perusahaan Dependen : Peringkat Obligasi

Current Ratio tidak berpengaruh

terhadap peringkat obligasi, Debt To Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi, Return On Asset berpengaruh terhadap peringkat obligasi, ukuran perusahaan berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

Secara simultan debt to equity ratio, current ratio, return on asset dan ukuran perusahaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap peringkat obligasi. 5 Aries Veronica (2015) Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur (Vol.13 No.2 2015) Variabel Independent : Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Leverage, Umur Obligasi Variabel Dependent : Peringkat Obligasi Secara simultan profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan,

leverage, dan umur obligasi memiliki pengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Profitabilitas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peringkat obligasi, Likuiditas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peringkat obligasi, Ukuran Perusahaan

(22)

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peringkat obligasi, Leverage tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peringkat obligasi, Umur Obligasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peringkat obligasi. 6 Anna Purwanin gsih (2008) Pemilihan Rasio Keuangan Terbaik untuk Mempredks Perngkat Oblgasi : Studi pada Perusahaan Manufaktur Yang terdaftar Di BEJ 1999 – 2005 Volume 12 No 1 Th 2008 Dependen : Peringkat Obligasi Independen : leverage,lqudt y,solvability,pr oftablity,produ ctivity Rasio keuangan yang dapat digunkan untuk memprediksi perngkat obligasi adalah rasio LTLTA (Rasio Leverage), CFOTL (Rasio Profitabiltas), dan SFA ( Rasio Produktivtas). Rasio Keuangan yang terbaik untuk mempredki peringkat obligasi adalah rasio CACL ( Rasio Likuiditas) 7 Maylia Pramono Sari (2007) Kemampuan Rasio Keuangan Sebagai Alat untuk memprediksi peringkat obligasi (PT PEFINDO) ISSN:1412-3126 Variabel Dependen ; Peringkat Obligasi Variabel Independen : Leverage,Likui ditas,Proftablit as,Solvabilitas, dan Produktvitas. Rasio yang signifikan sejumlah 9 variabel yaitu (LEVTLE, LKCLWC,LIKWCTA ,SOLNWLTLFA, SOLNWTL, PROFIOS, PRECFOTS, PRODSTA, PRODCFOTA).

(23)

(Lanjutan) 8 I Made Bana Partha dan Geriant Wirawan Yasa (2016) Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Sektor Non Keuangan. ISSN : 2302-1090 Variabel Dependent : Peringkat Obligasi Variabel Independent : Profitabilitas, Leverage, Likuiditas, Solvabilitas, Produktivitas Profitabilitas yang diukur dengan ROA, Leverage yang diukur dengan DER, Solvabilitas yang diukur dengan

CFOTL dan

Produktivitas yang dikur dengan TAT memiliki kemampuan dalam memprediksi peringkat obligasi. Sedangkan Variabel Likuiditas tidak memiliki kemampuan untuk memprediksi peringkat obligasi. 9. Dinik Kustyani ngrum, Elva Nuraini & Anggita Langgen g Wijaya Pengaruh Leverage, Likuiditas, Profitabilitas dan Umur Obligasi terhadap Peringkat Obligasi ( Studi pada Perusahaan Terbuka yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2012 – 2014) Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, Volume 5 Nomor 1, April 2016 Variabel Independent : Leverage, Likuiditas, Profitabilitas dan Umur Obligasi Leverage secara parsial tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi, Likuiditas secara parsial berpengaruh terhadap peringkat obligasi, Profitabilitas secara parsial tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi, Umur obligasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Leverage, Likuiditas, Profitabilitas dan Umur Obligasi secara simultan berpengaruh terhadap peringkat

(24)

obligasi. 10. Hilda Indria Septyawa nti Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Accounting Analysis Journal 2 (3) (2013) ISSN 2257-6765 Variabel Independent Konservatisme akuntansi, Leverage, liquidity, Profitability Secara parsial Konservatisme akuntansi dan liquidity tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Leverage dan Profitability berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Secara simultan menunjukan Konservatisme akuntansi akuntansi dan rasio keuangan (Leverage, Liquidity, Profitability) berpengaruh terhadap peringkat obligasi. 2.8.Kerangka Pemikiran

(25)

2.8.1. Pengaruh Likuiditas Terhadap Peringkat Obligasi

Rasio Likuiditas (Liquidity ratio) adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tetap waktu.Rasio Likuiditas secara umum ada 2 (dua) yaitu current ratio dan quick ratio (acit test ratio) (Fahmi, 2013, hlm 121). Dalam penelitian ini menggunakan Current Ratio. Rasio Lancar (Current Ratio) adalah ukuran umum yang digunakan atas solvensi jangka pendek, kemampuan suatu perusahaan memenuhi kebutuhan ketika jatuh tempo. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid dan mempunyai aktiva lancar lebih besar daripada hutang lancarnya (Fahmi, 2013, hlm. 121). Tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan sehingga secara financial akan mempengaruhi prediksi peringkat obligasi. Jadi semakin tinggi likuiditas maka semakin tinggi peringkat perusahaan tersebut (Burton et al 2000 dalam Arif, 2012, hlm. 32). Hal ini didukung oleh penelitian (Kustyaningrum, Elva, & Anggita, 2016) likuiditas berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

2.8.2. Pengaruh Leverage Terhadap Peringkat Obligasi

Rasio Leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang (Fahmi, 2013, hlm. 127). Semakin besar leverage perusahaan, semakin besar risiko kegagalan perusahaan. Semakin rendah leverage perusahaan, semakin baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan (Aulia, 2014 dalam Sufiyanti & Wardani, 2012, hlm. 334). Hal ini mengindikasikan tingginya tingkat leverage mengakibatkan perusahaan dihadapkan pada risiko kegagalan

(26)

perusahaan karena cenderung memiliki kemampuan yang rendah dalam melunasi kewajibannya dan peringkat obligasi menjadi turun. Hal ini didukung oleh penelitian (Septyawanti, 2013) Leverage berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

Mengenai debt equity ratio (Joel G.Siegel dan Jae K Shim dalam Fahmi, 2013, hlm. 128) Ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor. Semakin rendah semakin baik karena aman bagi kreditor saat likuidasi. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin tingginya risiko kegagalan yang mungkin terjadi pada perusahaan, begitu juga sebaliknya apabila semakin rendah rasio ini maka menunjukkan semakin rendah pula risiko kegagalan yang mungkin terjadi pada perusahaan (Purwitasari & Septiani, 2013,hlm. 3).

2.8.3. Pengaruh Likuiditas dan Leverage terhadap Peringkat Obligasi

Ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan adalah dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio Keuangan merupakan ekspresi hubungan antara angka – angka laporan keuangan sehingga menghasilkan informasi yang lebih bermakna. Laporan yang berguna bagi para investor adalah laporan yang telah dianalisa. Terdapat beberapa rasio keuangan yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan diataranya adalah likuiditas dan leverage. Investor yang hendak membeli obligasi hedaknya melihat kondisi keuangan perusahaan tidak sembarang obligasi yang akan dibeli, tapi obligasi yang dibeli terutama didasarkan pada rekomendasi dari lembaga pemeringkat yang selama ini terpercaya dan teruji.

(27)

Likuditas adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tetap waktu sedangkan Leverage mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang. Perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang tinggi mengakibatkan perusahaan dihadapkan pada risiko kegagalan perusahaan karena cenderung memiliki kemampuan yang rendah dalam melunasi kewajibannya yang mengakibatkan rendahnya perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Obligasi sendiri dikatakan sebagai kewajiban jangka panjang tapi dalam menerbitkan obligasi perusahaan mempunyai kewajiban membayar bunga secara reguler dengan jangka waktu yang telah ditetapkan dan pokok pinjaman pada saat jatuh tempo. Rendahnya kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya menlunasi kewajibannya menyebabkan turunnya peringkat obligasi.

(28)

H1 H3 Pengaruh Parsial Pengaruh Simultan

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian 2.9. Hipotesis

Hipotesis bisa didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk peryataan yang dapat diuji (Sekaran, 2015, hlm. 135). Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan, maka hipotesis penelitian ini adalah : H1 : Likuiditas berpengaruh terhadap peringkat obligasi padasektor property, real estate dan konstruksi.

H2 : Leverage berpengaruh terhadap peringkat obligasi sektor property, real estate dan konstruksi.

H3 : Likuiditas dan Leverage berpengaruh secara simultan terhadap peringkat obligasi sektor property, real estate dan konstruksi.

Rasio Likuiditas ( Current Ratio )

X1 Rasio Leverage ( Debt to Equity Ratio )

X2

H2

ε

o

Peringkat Obligasi (Y)

Gambar

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian   2.9.   Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

Kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR pada perusahaan go public yang terdaftar di BEI tahun 2010- 2012, sehingga H2

PENGARUH CELEBRITY ENDORSE IWAN FALS TERHADAP BRAND IMAGE PRODUK ”TOP KOPI” (Studi Kasus Pada Desa Gondang Rejo Kecamatan Gondang Wetan Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa

Narasumber : “ biaya yang berkaitan dengan pengolahan limbah padat akan dikategorikan dalam pos biaya kebersihan dik, sedangkan biaya yangberkaitan dengan

Rangkuti (2013:20) menjelaskan bahwa “Analisis SWOT adalah proses analisis faktor-faktor strategis perusahaan kekuatan (Strenght), kelemahan (Weakness), peluang

hal selanjutnya yang juga perlu diketahui yaitu bagaimana siklus atau tahapan dari proses akuntansi. “Siklus akuntansi dibuat untuk memahami penyajian dan penyusunan

Nilai buku adalah nilai bersih suatu aset seperti yang tercantum dalam laporan posisi keuangan, yaitu harga perolehan aset tetap tersebut setelah dikurangi dengan

Kualitas layanan diwujudkan melalui pemenuhan keinginan dan kebutuhan pelanggan serta ketepatan penyampaian dalam mengimbangi atau bahkan melampaui harapan pelanggan,

2.2.16 Hubungan Antara Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Kualitas pelayanan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kepuasan pelanggan, yakni kualitas