iv ABSTRAK
Sebagai destinasi pariwisata utama pulau Bali, Kabupaten Badung merupakan salah satu kota wisata yang paling banyak diminati para wisatawan manca negara dan wisatawan nusantara. Disamping dampak positif gemerlapan pariwisata juga ada dampak negatifnya yaitu terganggunya arus lalu lintas pada jalur utama perjalanan wisatawan. Kondisi ini mengakibatkan meningkatnya biaya perjalanan akibat tundaan. Penelitian ini dilakukan pada ruas Jalan Raya Canggu mulai dari Persimpangan Jl. Raya Anyar – Jl. Bedugul sampai Persimpangan Jl. Raya Pantai Brawa–Jl. Padonan.
Dalam penelitian ini analisis kinerja ruas jalan berpedoman pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997. Sedangkan biaya perjalanan yang dihitung terdiri dari nilai waktu kendaraan yang dihitung berdasarkan data PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)Kabupaten Badung dimana menunjukkan nilai pendapatan per kapita per satu orang penduduk. Untuk BOK kendaraan ringan menggunakan metode PCI (Pasific Consultant International) yang dikembangkan sejak tahun 1979 dan sampai sekarang masih digunakan oleh Bina Marga serta untuk menghitung BOK sepeda motor menggunakan metode yang digunakan oleh DLLAJ Provinsi Bali Konsultan PTS 1999.
Jalan Raya Canggu merupakan ruas jalan yang memiliki arus lalu lintas yang tinggi. Didapatkan kinerja ruas dengan volume 2220 smp/jam, kapasitas 2432,682 smp/jam dan kecepatan 9,58 km/jam. Dengan derajat kejenuhan 1,23 dan tingkat pelayanan F. Untuk besarnya biaya perjalanan akibat tundaan lalu lintas didapat sebesar Rp 19.479.850 per hari, atau Rp 84.152.950.328 per tahun.
vi
DAFTAR ISI
JUDUL LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii ABSTRAK... ivUCAPAN TERIMA KASIH... v
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR GAMBAR... viii
DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... x DAFTAR NOTASI... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 2 1.3 Tujuan Penelitian ... 3 1.4 Manfaat Penelitian ... 3
1.5 Lingkup Studi dan Batasan Masalah... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Fungsi Jalan ... 5
2.1.1 Berdasarkan Sistem Jaringan Jalan... 5
2.1.2 Berdasarkan Fungsinya ... 5
2.1.3 Berdasarkan Statusnya... 9
2.2 Volume Lalu Lintas... 10
2.3 Kapasitas Jalan... 11
2.3.1 Kapasitas Dasar (C0)... 11
2.3.2 Faktor Penyesuaian Lebar Jalur Lalu Lintas untuk Jalan Perkotaan (FCW)... .... 12
2.3.3 Faktor Penyesuaian Pemisah Arah (FCSP)... 12
2.3.4 Faktor penyesuaian Hambatan Samping dan Bahu Jalan / Kreb (FCSF) ... 13
2.3.5 Faktor Penyesuaian untuk Ukuran Kota (FCCS)... 15
2.4 Kinerja Ruas... 15
2.5 Kecepatan Tempuh... 18
2.6 Waktu Tempuh Perjalanan... 19
2.7 Biaya Tundaan Lalu Lintas ... 21
2.8 Nilai Waktu... 22
2.9 Biaya Operasional Kendaraan... 24
2.9.1 Biaya Tetap... 25
2.9.2 Biaya Tidak Tetap ... 26
2.9.3 Metode Perhitungan BOK... 28
2.9.4 Metode PCI(Pasific Consultan International) ... 29
2.9.5 Biaya Operasional Kendaraan (BOK) untuk Sepeda Motor... 34
vii BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Umum ... 36
3.2 Studi Pendahuluan ... 38
3.3 Pengumpulan Data Primer ... 39
3.3.1 Survei Volume Lalu Lintas ... 40
3.3.2 Survei Inventarisasi Jalan... 42
3.3.3 Survei Waktu Tempuh ... 42
3.3.4 Survei Hambatan Samping... 43
3.3.5 Survei Harga Komponen BOK ... 43
3.3.6 Survei Tingkat Isian Kendaraan... 43
3.4 Data Sekunder... 44
3.5 Waktu Survai ... 45
3.6 Pengolahan dan Analisis Data ... 45
3.6.1 Analisis Kinerja Ruas Jalan ... 45
3.6.2 Analisis Biaya Operasional Kendaraan... 47
3.6.3 Analisis Biaya Tundaan ... 48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kinerja Ruas Jalan ... 50
4.1.1 Arus Lalu Lintas... 50
4.1.2 Kapasitas Jalan ... 50
4.1.3 Derajat Kejenuhan... 51
4.1.4 Kecepatan Tempuh... 52
4.1.5 Tingkat Pelayanan Jalan... 55
4.2 Analisis Biaya Perjalanan ... 57
4.2.1 Volume Lalu Lintas... 57
4.2.2 Nilai Waktu Kendaraan... 57
4.2.3 Biaya Operasional Kendaraan... 61
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 88
5.2 Saran ... 88
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kecepatan Sebagai Fungsi Dari Q/C untuk Jalan Dua Lajur Dua
Arah ... 17
Gambar 2.2 Tingkat Pelayanan Berdasarkan Volume Dengan Kapasitas yang Dibandingkan Dengan Kecepatan Operasi... 18
Gambar 2.3 Ilustrasi di Lapangan saat Menghitung Waktu Tempuh... 19
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian... 37
Gambar 3.2 Peta Ruas Jalan Raya Canggu, Badung ... 38
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ekivalensi mobil penumpang (emp) Untuk Jalan Perkotaan... 11
Tabel 2.2 Kapasitas Dasar Perkotaan... 12
Tabel 2.3 Faktor Penyesuaian Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw) ... 12
Tabel 2.4 Faktor Penyesuaian Pemisah Arah (FCSP) ... 13
Tabel 2.5 Kelas Hambatan Samping... 13
Tabel 2.6 Faktor Penyesuaian Kapasitas Hambatan Samping dengan Bahu Jalan ... 14
Tabel 2.7 Faktor Penyesuaian Kapasitas Hambatan Samping dengan Kreb ... 15
Tabel 2.8 Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Ukuran Kota... 15
Tabel 2.9 Hubungan antara Tingkat Pelayanan Jalan, Karakteristik Arus Lalu Lintas Dan Rasio Volume Terhadap Kapasitas (Rasio Q/C)... 17
Tabel 2.10 Data PDRB Per kapita Kabupaten Badung Atas Dasar Harga Berlaku... 23
Tabel 2.11 Data Jumlah Penduduk Kabupaten Badung... 23
Tabel 2.12 Tingkat Isian Rata–Rata Masing–Masing Kendaraan ... 24
Tabel 4.1 Perhitungan Nilai Waktu ... 61
Tabel 4.2 Biaya Operasional Kendaraan saat Kondisi Kecepatan Arus Bebas... 82
Tabel 4.3 Biaya Operasional Kendaraan saat Kondisi Kecepatan Aktual ... 82
Tabel 4.4 Perbandingan BOK saat Kondisi Kecepatan Arus Bebas dan saat Kondisi Kecepatan Aktual ... 84
x DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Peta Lokasi
Gambar A-1 Peta Lokasi ... 90
Gambar A-2 Layout Lokasi ... 91
Gambar A-3 Potongan Melintang Jalan ... 92
Lampiran B Data Pendukung Lampiran B1 Data Volume Lalu Lintas... 93
Lampiran B2 Data Inventarisasi Jalan ... 93
Lampiran B3 Data Waktu Tempuh Perjalanan ... 94
Lampiran B4 Data Kelas Hambatan Samping Jalan ... 95
Lampiran B5 Data Tingkat Isian Penumpang ... 95
Lampiran B6 Data Harga Komponen BOK ... 95
Lampiran B7 Data Jumlah Penduduk ... 96
Lampiran C Hasil Survai dan Analisis Data Lampiran C1-1 Hasil Volume Lalu Lintas... 97
Lampiran C1-2 Grafik Volume Lalu Lintas... 98
Lampiran C2 Hasil Perhitungan Waktu Tempuh... 99
Lampiran C3 Hasil Survai Hambatan Samping ... 100
Lampiran C4 Hasil Survai Tingkat Isian Penumpang ... 101
Lampiran C5 Pertumbuhan Inflasi Provinsi Bali 1999-2014... 102
Lampiran D Dokumentasi Gambar D-1 Ruas Jalan Raya Canggu (Arah Timur) pada saat Jam Puncak ... 103
Gambar D-2 Ruas Jalan Raya Canggu (Arah Barat) pada saat Jam Puncak ... 103
Gambar D-3 Ruas Jalan Raya Canggu (Arah Timur) pada saat Tidak Terjadi Tundaan ... 104
Gambar D-4 Ruas Jalan Raya Canggu (Arah Barat) pada saat Tidak Terjadi Tundaan ... 104
xi
DAFTAR NOTASI
Notasi Keterangan
MC Motor Cycle (Sepeda motor)
LV Light Vehicle (Kendaraan ringan)
HV Heavy Vehicle (Kendaraan berat)
UM Unmotorized (Kendaraan tak bermotor)
C Capacity (Kapasitas)
C0 Basic Capacity
(Kapasitas dasar untuk kondisi tertentu) DS Degree Of Saturation (Derajat Kejenuhan)
FCW Capacity Factor Of Width
(Faktor penyesuaian lebar jalan) FCSP Capacity Factor Of Split
(Faktor penyesuaian pemisah arah) FCSF Capacity Factor Of Side Friction
(Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan/kerb)
FCCS Capacity Factor Of City Size (Faktor penyesuaian ukuran kota)
Q Quantity (Volume lalu lintas)
V Kecepatan perjalanan
L Length (Panjang segmen)
T Time (Waktu tempuh)
D Biaya perjalanan akibat tundaan
BOK Biaya operasional kendaraan
NW Nilai Waktu
Ws Width of Shoulder (Lebar Bahu)
Wk Width of Kerb (Lebar Kerb)
Emp Ekivalensi Mobil Penumpang
Smp Satuan Mobil Penumpang
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai destinasi pariwisata utama pulau Bali, Kabupaten Badung merupakan salah satu kota wisata yang paling banyak diminati para wisatawan manca negara dan wisatawan nusantara. Dengan luas wilayah 418,52 km/m2, berpenduduk 602,4 jiwa serta didukung 33 obyek wisata (BPS, 2015). Posisi Kabupaten Badung yang sangat strategis dekat dengan akses bandar udara Ngurah Rai dan kawasan Nusa Dua, serta obyek wisata Tanah Lot di Kabupaten Tabanan, menjadikan Kabupaten Badung sarat dengan urbanisasi, yang berdatangan tidak saja dari luar kabupaten kota se Bali juga dari berbagai daerah lainnya seperti pulau Jawa, Lombok, NTT dan daerah - daerah lainnya. Kehadiran para wisatawan ke Badung memberi dampak positif terhadap pendapatan daerah dari sisi pendapatan Pajak Hotel dan Restoran (PHR), dengan posisi terbesar di Bali. Disamping dampak positif gemerlapan pariwisata juga ada dampak negatifnya antara lain kerawanan sosial seperti kemacetan pada jalur utama perjalanan wisatawan.
Seperti yang dialami pada Kawasan Kuta Utara yang terkenal dengan kampung turis dimana sebaran villa - villa, hotel dan prasarana wisata lainnya yang berlokasi di Banjar Anyar, pantai Brawa, pantai Canggu dan sekitarnya memberikan dampak besar pada kawasan sekitarnya. Pertumbuhan pembangunan ruko, jasa perbankan, jasa kenotariatan, properti, pedagang kaki lima memadati aktivitas Jalan Raya Canggu. Jalan Raya Canggu merupakan jalan lokal primer dimana pada jam - jam sibuk sering terjadi tundaan lalu lintas. Hal ini disebabkan jalan mengalami kelebihan kapasitas pada setiap pagi saat menjelang jam sekolah dan jam kerja pegawai, serta para pekerja informal berangkat ketempat kerja. Sedangkan pada siang hari saat jam pulang sekolah dan istirahat kerja. Menjelang sore dan malam hari jalan raya dipadati oleh para pegawai, karyawan dan pekerja informal pulang dari tempat bekerja serta wisatawan yang menuju hotel atau penginapan.
2 Tundaan disebabkan karena hambatan samping jalan yang meliputi kendaraan pribadi dan umum berhenti di pinggir jalan maupun keluar masuk ke tempat umum baik itu perkantoran, pertokoan, serta pusat perbelanjaan. Adapun hambatan samping antara lain parkir kendaraan di pinggir jalan (on street parking), digunakannya badan jalan oleh pejalan kaki serta penyeberang jalan yang menyeberang tidak pada fasilitas yang disediakan. Tundaan lalu lintas yang terjadi pada jalan tersebut juga diakibatkan karena jumlah kendaraan yang melintas pada jalan tersebut jauh melampaui kapasitas jalan. Jumlah kendaraan yang melampaui kapasitas jalan mengakibatkan penurunan kinerja yang berpengaruh pada tingkat pelayanan jalan dan turunnya kecepatan kendaraan yang melalui ruas jalan tersebut. Turunnya kecepatan kendaraan inilah yang mempengaruhi nilai waktu dan biaya operasional kendaraan (BOK) pada ruas tersebut serta berdampak terhadap biaya perjalanan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka yang dijadikan sasaran pokok dari studi ini yaitu : bagaimana kinerja ruas Jalan Raya Canggu dan seberapa besar biaya perjalanan akibat tundaan lalu lintas pada ruas Jalan Raya Canggu. Hal ini diperlukan untuk mengidentifikasi masalah di Jalan Raya Canggu mulai dari Persimpangan Jl. Raya Anyar – Jl. Bedugul sampai Persimpangan Jl. Raya Pantai Brawa – Jl. Padonan agar nantinya dapat menemukan solusi yang tepat untuk mencegah terjadinya masalah lalu lintas yang lebih besar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kinerja ruas Jalan Raya Canggu mulai dari Persimpangan Jl. Raya Anyar – Jl. Bedugul sampai Persimpangan Jl. Raya Pantai Brawa–Jl. Padonan.
2. Berapa besar biaya perjalanan akibat adanya tundaan lalu lintas pada ruas Jalan Raya Canggu mulai dari Persimpangan Jl. Raya Anyar–Jl. Bedugul sampai Persimpangan Jl. Raya Pantai Brawa–Jl. Padonan.
3 1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kinerja ruas Jalan Raya Canggu mulai dari Persimpangan Jl. Raya Anyar – Jl. Bedugul sampai Persimpangan Jl. Raya Pantai Brawa–Jl. Padonan
2. Untuk mengetahui besar biaya perjalanan akibat adanya tundaan lalu lintas di ruas Jalan Raya Canggu mulai dari Persimpangan Jl. Raya Anyar– Jl. Bedugul sampai Persimpangan Jl. Raya Pantai Brawa–Jl. Padonan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dapat digunakan bagi peneliti sebagai tambahan pengetahuan tentang bertambahnya nilai waktu dan biaya operasional kendaraan serta biaya tundaan yang diakibatkan oleh volume arus lalu lintas dan hambatan samping. Selain itu, dari kinerja ruas jalan dan biaya perjalanan yang didapat dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam mengambil keputusan dan kebijakan di bidang transportasi dalam tujuannya untuk meminimalkan nilai waktu dan biaya operasional kendaraan yang melewati ruas Jalan Raya Canggu.
1.5 Lingkup Studi dan Batasan Masalah
Adapun lingkup studi dan batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Wilayah studi penelitian ini dibatasi ruas Jalan Raya Canggu mulai dari Persimpangan Jl. Raya Anyar – Jl. Bedugul sampai Persimpangan Jl. Raya Pantai Brawa–Jl. Padonan.
2. Perhitungan biaya tundaan akibat biaya operasional kendaraan untuk kendaraan ringan dan kendaraan berat menggunakan model PCI (Pasific Consultant International) yang dikembangkan sejak tahun 1979 dan digunakan oleh PT Bina Marga sampai sekarang.
3. Untuk menghitung biaya tundaan akibat biaya operasional kendaraan sepeda motor mengacu pada metode yang digunakan oleh DLLAJ Provinsi Bali.
4 4. Dalam perhitungan nilai waktu per penumpang digunakan data PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) tahun 2010 - 2014 dan tidak membedakan nilai waktunya, dimana data PDRB tersebut menunjukkan nilai pendapatan perkapita per satu orang penduduk.
5. Untuk menghitung lamanya waktu tundaan dalam sehari, waktu survei 12 jam sudah mewakili tundaan yang terjadi dalam 1 hari.
6. Perilaku para pengemudi kendaraan tidak diperhitungkan dalam penelitian ini.
7. Biaya tundaan akibat adanya muatan barang tidak dianalisis.
8. Besarnya total biaya perjalanan akibat tundaan lalu lintas diukur dalam satuan rupiah per tahun.