• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab VI Kerangka Kelembagaan & Regulasi Kabupaten

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab VI Kerangka Kelembagaan & Regulasi Kabupaten"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

6.1. Kerangka Kelembagaan 6.1.1. Kondisi Kelembagaan

Secara sederhana, peranan Pemerintah Daerah dalam menjalankan fungsi pelayanan publik dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, bersifat langsung (direct public goods provision) dan yang kedua bersifat tidak langsung (indirect public goods provision). Jenis yang terakhir ini melibatkan peran yang lebih besar pada sektor swasta (private) atau masyarakat (community).

Dengan dasar pengertian tersebut, peranan Pemerintah Daerah dalam menjalankan fungsi pelayanan publik cenderung lebih bersifat langsung yaitu ditunjukkan dengan melaksanakan kewenangan wajib bidang pemerintahan daerah, hanya kewenangan tertentu (penanaman modal dan pertanahan) yang pada realisasinya belum dilaksanakan setiap oleh Pemerintah Daerah.

Peranan Pemerintah Daerah secara tidak langsung ini dapat dilakukan melalui regulasi, insentif, maupun kontrol terhadap fungsi pelayanan public yang dilaksanakan oleh swasta maupun masyarakat untuk jenis pelayanan tertentu. Atas dasar pemikiran tersebut; mengambil contoh jenis pelayanan publik di bidang pendidikan; ternyata peranan pemerintah tidak selalu lebih besar dibandingkan dengan sektor swasta.

Pemerintah telah mencabut Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah yang dinyatakan belum cukup memberikan pedoman yang menyeluruh bagi penyusunan dan pengendalian organisasi perangkat daerah yang dapat menangani seluruh urusan pemerintahan, sehingga perlu dicabut dan dibentuk peraturan pemerintah yang baru yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas berdasarkan PP No 41 Tahun 2007 adalah : Bidang pendidikan ,pemuda dan olah raga, Bidang Kesehatan, Bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi, Bidang perhubungan, komunikasi dan informatika, Bidang kependudukan dan catatan Sipil, Bidang kebudayaan dan pariwisata, Bidang pekerjaan umum yang meliputi bina marga, pengairan, cipta karya dan Tata Ruang, Bidang perekonomian yang meliputi koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah, industri dan perdagangan, Bidang pelayanan pertanahan, Bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan, perikanan darat, kelautan

Bab VI

Kerangka Kelembagaan &

Regulasi Kabupaten

(2)

danperikanan, perkebunan dan kehutanan, Bidang pertambangan dan energy dan Bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset.

Perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk badan, kantor, inspektorat dan rumah sakit terdiri dari: Bidang perencanaan pembangunan dan statistik, Bidang penelitian dan pengembangan, Bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat, Bidang Lingkungan hidup, Bidang Ketahanan Pangan, Bidang penanaman modal, Bidang perpustakaan, arsip, dan dokumentasi, Bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa, Bidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana, Bidang Kepegawaian, pendidikan dan pelatihan, Bidang Pengawasan dan Bidang Pelayanan Kesehatan.

Sebagaimana telah diamanatkan dalam PP 41 Tahun 2007 untuk penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib, diselenggarakan oleh seluruh provinsi, kabupaten, dan kota, sedangkan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat pilihan hanya dapat diselenggarakan oleh daerah yang memiliki potensi unggulan dan kekhasan daerah yang dapat dikembangkan dalam rangka pengembangan otonomi daerah. Hal ini dimaksudkan untuk efisiensi dan memunculkan sector unggulan masing-masing daerah sebagai upaya optimalisasi pemanfaatn sumber daya daerah besaran organisasi Perangkat Daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan factor keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasarn tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk serta mempertimbangkan potensi-potensi yang ada di daerah. Oleh karena itu kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam. Salah satu potensi untuk pengembangan dan pembangunan yang ada di daerah yaitu melalui program investasi.

Sedangkan untuk Kabupaten Jombang Kelembagaan Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang telah diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Jombang. Dalam peraturan daerah dimaksud, terdapat Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, StafAhli, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan. Dari lembaga perangkat daerah Kabupaten Jombang tersebut, terdapat beberapa SKPD yang terkait langsung dengan investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya, antara lain:

a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah b. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang ; c. Dinas Perumahan dan Permukiman ;

d. Dinas Lingkungan Hidup ;

(3)

1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Jombang sebagai unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan melaksanakan tugas dalam mengkoordinasikan penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah. Secara kelembagaan Lembaga Teknis Daerah ini mengacu pada landasan Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Jombang dan Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kabupaten Jombang. Sedangkan dalam melaksanakan tugas dan fungsi organisasi mengacu pada Peraturan Bupati Jombang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Jombang. Lembaga Teknis Daerah ini dipimpin oleh seorang Kepala yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Sedangkan berdasar restrukturisasi kelembagaan pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah menjelaskan bahwa landasan yuridis tersebut memberikan gambaran dan arah kinerja organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Jombang yang secara umum mempunyai tugas dalam perencanaan pembangunan dan penganggaran atas penyelenggaraan pemerintah daerah.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan daerah. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah.

Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Bupati Jombang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Jombang, Lembaga Teknis Daerah tersebut memiliki tugas pokok untuk melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan, penelitian, pengembangan dan statistik daerah. Sedangkan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, sebagai berikut:

1. Perumusan kebijakan teknis perencanaan;

2. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan daerah;

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah; 4. Pelaksanaan pengkajian, penelitian dan pengembangan pembangunan daerah; 5. Penyelenggaraan urusan statistik daerah.

(4)

Struktur Organisasi

Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Jombang sebagaimana Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Jombang terdiri dari:

1) Kepala Badan

2) Sekretariat, membawahi: a. Sub Bagian Umum b. Sub Bagian Keuangan

c. Sub Bagian Penyusunan Program, Evaluasi dan Pelaporan 3) Bidang Sosial Budaya, membawahi:

a. Sub Bidang Kesejahteraan Rakyat

b. Sub Bidang Pendidikan Mental Spiritual dan Pemerintahan 4) Bidang Ekonomi, membawahi:

a. Sub Bidang Pengembangan Ekonomi Wilayah b. Sub Bidang Pengembangan Dunia Usaha 5) Bidang Fisik Prasarana, membawahi:

a. Sub Bidang Perencanaan Umum Sarana dan Prasarana Wilayah b. Sub Bidang Perencanaan Umum Sumber Daya Alam dan Lingkungan 6) Bidang Penelitian, Pengembagan dan Statistik, membawahi :

a. Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan b. Sub Bidang Statistik

(5)
(6)

Selanjutnya rincian deskripsi tugas pokok tersebut tertuang dalam Peraturan Bupati Jombang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Jombang dan dijabarkan melalui Peraturan Kepala Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 188 Tahun 2010 Tentang Uraian Tugas Para Pejabat dan Staf di Lingkungan Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Kabupaten Jombang sebagai berikut:

Tabel 6. 1 Tugas Pokok dan Fungsi Bappeda Kabupaten Jombang

BIDANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Kepala Badan memimpin, merumuskan, mengatur, membina, mengendalikan, mengkoordinasikan dan mempertanggung jawabkan kebijakan teknis penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan dan statistik.

Sekretaris melaksanakan sebagaian tugas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah meliputi umum, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, penyusunan program dan pelaporan. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud , sekretariat mempunyai fungsi sebagai berikut:

a) Pelaksana koordinasi pengumpulan data dan informasi dalam rangka Penyusunan Kebijakan Teknis dan Operasional Badan;

b) Pelaksana Koordinasi pelaksanaan tugas-tugas Organisasi Badan; c) Pengumpulan data dan informasi dalam rangka penyusunan Program

Kerja, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan kegiatan Badan;

d) Pengendalian administrasi kepegawaian, pelaksanaan, pembinaan, peningkatan disiplin pengembangan karier serta upaya peningkatan kesejahteraan pegawai;

e) Penyiapan bahan dalam rangka penyusunan anggaran, pelaksanaan penata usahaan keuangan dan penyusunan laporan pertanggung jawaban keuangan;

f) Pelaksanaan urusan administrasi umum, rumah tangga/ keprotokolan dan perlengkapan, ketatalaksanaan (surat menyurat) dan kearsipan; g) Penyusunan Standar Pelayanan Minimal lingkup Unit Kerja;

h) Penyiapan data dan informasi kepustakaan, pelaksanaan hubungan masyarakat dan inventarisasi asset;

i) Pelaksanaan koordinasi kegiatan dengan instansi tekait,perangkat daerah dan pihak ketiga;

j) Pelaksanaan sistem pengawasan melekat;

k) Penyusunan dan pelaksanaan sistem informasi lingkup Badan; l) Pelaksanaan kebersihan, keindahan dan keamanan;

m) Pelaksanaan penanganan pengaduan masyarakat. Kepala Sub Bagian

Umum

a. Menyiapkan data dan informasi guna penyusunan kebijakan teknis dan operasional;

b. Melaksanakan administrasi kepegawaian, melaksanakan pembinaan, peningkatan disiplin dan pengembangan karier serta upaya peningkatan kesejahteraan pegawai;

c. Melaksanakan urusan administrasi umum, rumah tangga/ keprotokan, perjalanan dinas dan perlengkapan, ketatalaksanaan (surat menyurat) dan kearsipan;

d. Menyusun Standar Pelayanan Minimal Badan;

e. Menyusun rencana dan melaksanakan keindahan, kebersihan, dan keamanan kantor;

f. Melaksanakan kegiatan pengawasan melekat dalam lingkup badan; g. Menyusun rencana kebutuhan barang, mengatur dan mengelola

barang-barang inventaris kantor;

(7)

BIDANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI

i. Menangani pengaduan masyarakat terkait dengan pelaksanaan tugas; j. Membantu sekretaris dalam melaksanakan koordinasi terkait dengan

pelaksanaan tugas-tugas organisasi dan tata laksana aparatur Kepala Sub Bagian

Keuangan

a) Melaksanakan penatausahaan keuangan, meliputi pengelolaan anggaran, penyusunan neraca, pelaksanaan akuntansi/ pembukuan, pertanggung jawaban dan verifikasi serta penyusunan perhitungan anggaran;

b) Melaksanakan pengurusan biaya perjalanan dinas, perpindahan pegawai dan ganti rugi, gaji pegawai dan pembayaran hak-hak keuangan lainnya; c) Menyusun, melaksanakan dan mempertanggung jawabkan anggaran

Badan;

d) Melaksanakan upaya peningkatan kesejahteraan pegawai. Kepala Sub Bagian

Penyusunan Program dan Pelaporan

a) Menghimpun, mengolah, mengkaji dan meneliti data dalam rangka penyusunan rencana program dan anggaran;

b) Melaksanakan kegiatan perencanaan dan penyusunan dokumen pembangunan bidang Perencanaan Pembangunan Daerah;

c) Melaksanakan koordinasi perencanaan program, kegiatan dan anggaran bidang Perencanaan Pembangunan Daerah;

d) Melaksanakan koordinasi dengan unit terkait dalam rangka analisis dan penilaian pelaksanaan program dan anggaran;

e) Melaksanakan kebijakan pembinaan,pengawasan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang Perencanaan Pembangunan Daerah;

f) Melaksanakan pembuatan umpan balik hasil penyusunan dan penetapan anggaran guna perencanaan program dan anggaran untuk tahun berikutnya;

g) Mengelola, mengembangkan data dan Sistem Informasi lingkup SKPD;

h) Melaksanakan supervisi, pelaporan, evaluasi dan monitoring pelaksanaan tugas.

Bidang Sosial Budaya Bidang Sosial Budaya dipimpin oleh Kepala Bidang Sosial Budaya untuk melaksanakan sebagian tugas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah di bidang perumusan kebijakan teknis perencanaan, pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan, pembinaan dan pelaksanaan tugas perencanaan pembangunan daerah di bidang sosial budaya. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Bidang Sosial Budaya mempunyai fungsi:

a) Perumusan kebijakan teknis perencanaan di bidang sosial budaya; b) Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan;

c) Pembinaan dan pelaksanaan tugas perencanaan pembangunan daerah di bidang sosial budaya;

d) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah di bidang sosial budaya

Kepala Sub. Bidang Kesejahteraan Rakyat

a) Merumuskan kebijakan teknis perencanaan bidang kesehatan, kependudukan dan catatan sipil, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, ketenaga kerjaan dan ketransmigrasian, kebudayaan dan pariwisata, pemberdayaan masyarakat dan desa

b) Mengkoordinasikan penyusunan perencanaan pembangunan bidang kesehatan, kependudukan dan catatan sipil, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, kebudayaan dan pariwisata, pemberdayaan masyarakat dan desa;

c) Melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah di bidang kesehatan, kependudukan dan catatan

(8)

BIDANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI

sipil, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, kebudayaan dan pariwisata, pemberdayaan masyarakat dan desa;

d) Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah bidang kesehatan, kependudukan dan catatan sipil, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, kebudayaan dan pariwisata, pemberdayaan masyarakat dan desa. pala Sub Bidang

Pendidikan Mental Spiritual dan Pemerintahan

a) Merumuskan kebijakan teknis perencanaan di bidang pendidikan, kepemudaan dan olah raga, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah, penyerahan urusan, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian, kearsipan dan perpustakaan;

b) Mengkoordinasikan penyusunan perencanaan pembangunan di bidang pendidikan, kepemudaan dan olah raga, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah, penyerahan urusan, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian, kearsipan dan perpustakaan;

c) Melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah di bidang pendidikan, kepemudaan dan olah raga, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah, penyerahan urusan, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian, kearsipan dan perpustakaan; d) Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan

daerah di bidang pendidikan, kepemudaan dan olah raga, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah, penyerahan urusan, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian, kearsipan dan perpustakaan;

Bidang Ekonomi Bidang Ekonomi dipimpin oleh Kepala Bidang Ekonomi untuk melaksanakan sebagian tugas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dibidang perumusan kebijakan teknis perencanaan, pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan: pembinaan dan pelaksanaan tugas peencanaan pembangunan daerah diibidang ekonomi. Dalam melaksanakan tugas pokok, bidang ekonomi mempunyai fungsi sebagai berikut:

a) Perumusan kebijakan teknis perencanaan di bidang ekonomi;

b) Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan di bidang ekonomi;

c) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah di bidang ekonomi;

d) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah di bidang ekonomi.

Kepala Sub. Bidang Pengembangan Ekonomi Wilayah

a) Merumuskan kebijakan teknis perencanaan bidang kehutanan, peternakan, perikanan, pertanian dan pariwisata;

b) Mengkoordinasikan penyusunan perencanaan pembangunan bidang kehutanan, peternakan, perikanan, pertanian, dan pariwisata;

c) Melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kehutanan, peternakan, perikanan, pertanian dan pariwisata;

d) Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah di bidang kehutanan, peternakan, perikanan, pertanian dan pariwisata

Kepala Sub. Bidang Pengembangan Dunia

Usaha

a) Merumuskan kebijakan teknis perencanaan di bidang koperasi dan usaha kecil menengah, penanaman modal, perdagangan, perindustrian, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, kerjasama antar daerah dan fasilitasi kerjasama dengan dunia usaha dan industri;

(9)

BIDANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI

koperasi dan usaha kecil menengah, penanaman modal, perdagangan, perindustrian, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, kerjasama antar daerah dan fasilitasi kerjasama dengan dunia usaha dan industri;

c) Melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang koperasi dan usaha kecil menengah, penanaman modal, perdagangan, perindustrian, ketenagakerjaan, dan ketransmigrasian, kerjasama antar daerah dan fasilitasi kerjasama dengan dunia usaha dan industri;

d) Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah di bidang koperasi dan usaha kecil menengah, penanaman modal, perdagangan, perindustrian, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, kerjasama antar daerah dan fasilitasi kerjasama dengan dunia usaha dan industri;

Bidang Fisik Prasarana Bidang fisik prasarana dipimpin oleh kepala bidang fisik prasarana untuk melaksanakan sebagaian tugas Badab perencanaan Pembangunan Daerah di bidang perumusan kebijakan teknis perencanaan, pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan, pembinaan dan pelaksanaan tugas perencanaan pembangunan daerah di bidang fisik prasarana. Untuk melaksanakan tugas pokok, bidang fisik prasarana mempunyai fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis perencanaan di bidang fisik prasarana; b. Pengkoodinasian penyusunan perencanaan pembangunan di bidang fisik

prasarana:

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah di bidang fisik prasaana;

d. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah di bidang fisik prasarana.

Kepala Sub. Bidang Perencanaan Umum Sarana dan Prasarana

Wilayah

a. Merumuskan kebijakan teknis perencanaan bidang komunikasi dan informatika, pekerjaan umum, perhubungan dan perumahan;

b. Mengkoordinasikan penyusunan perencanaan pembangunan bidang komunikasi dan informatika, pekerjaan umum, perhubungan dan perumahan;

c. Melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang komunikasi dan informatika, pekerjaan umum, perhubungan dan perumahan; d. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan

daerah bidang komunikasi dan informatika, pekerjaan umum, perhubungan dan perumahan

Kepala Sub. Bidang Perencanaan Sumber

Daya Alam dan Lingkungan

a. Merumuskan kebijakan teknis perencanaan bidang energi, dan sumber daya mineral, lingkungan hidup dan pertanahan;

b. Mengkoordinasikan penyusunan perencanaan pembangunan bidang energi dan sumber daya mineral, lingkungan hidup dan pertanahan: c. Melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang energi dan

sumber daya mineral, lingkungan hidup dan pertanahan;

d. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah di bidang energi dan sumber daya mineral, lingkungan hidup dan pertanahan.

Bidang Penelitian, Pengembangan dan

Statistik

Bidang penelitian, pengembangan dan statistik yang memimpin adalah Kepala Bidang Penelitian, Pengembangan, dan Statistik untuk melaksanakan sebagian tugas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah di bidang pengkajian, penelitian dan pengembangan pembangunan daerah serta penyelenggaraan urusan statistik daerah. Untuk melaksanakan tugas pokok Bidang Penelitian, Pengembangan dan Statistik mempunyai fungsi:

a. Perumusan kebijakan, pelaksanaan dan kerjasama di bidang penelitian, pengembangan serta distribusi hasil penelitian dan pengembangan; b. Pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan informasi

pembangunan daerah;

c. Penyelenggaraan kerjasama pengembangan statistik umum, dasar, dan sektoral.

(10)

BIDANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI Kepala Sub. Bidang

Penelittian dan Pengembangan

a. Merumuskan kebijakan teknis bidang penelitian dan pengembangan sesuai dengan rencana strategis yang telah ditetapkan Pemerintah Daerah; b. Menyusun program kebijakan operasional penelitian dan pengembangan; c. Melaksanakan penelitian dan pengembangan Bidang Pemerintahan, Bidang

Ekonomi dan Pembangunan, Bidang Kemasyarakatan dan Bidang Pengembangan Teknologi dan Informasi;

d. Melaksanakan pengembangan hasil penelitian dan pengembangan dalam rangka pelaksanaan penelitian dan pengembangan;

e. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dan pihak ketiga dalam rangka pelaksanaan penelitian dan pengembangan;

f. Melaksanakan sosialisasi hasil-hasil penelitian dan pengembangan kawasan stakeholder yang terkait.

Kepala Sub. Bidang Statistik

a. Melakukan pengumpulan dan pengolahan data-data statistik untuk keperluan perencanaan

b. Melaksanakan pengelolaan data dan informasi pembangunan daerah; c. Menyelenggarakan kerjasama antar lembaga untuk mengembangkan

statistik umum, dasar dan sektoral. Kelompok Jabatan

Fungsional

Terkait pengaturan tugas pokok dan fungsi kelompok jabatan fungsional diatur lebih lanjut di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil sebagaimana yang telah dirubah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 2010 Tentang Perubahan. Keberadaan Jabatan Fungsional di lingkup Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Jombang terdiri atas Fungsional Peneliti dan Fungsional Perencana

Sumber : Renstra Bappeda Kabupaten Jombang 2014-2018

2) PDAM

Sejarah berdirinya PDAM Kabupaten Jombang dilalui dengan berbagai perubahan nama organisasi. Pertama kali sistem pelayanan air minum Kabupaten Jombang dikelola oleh perusahaan daerah milik Pemerintah Kabupaten Jombang dengan nama Dinas Saluran Air Minum (DSAM). Kemudian Perusahaan Daerah ini dikelola oleh Badan Pengelola Air Minum (BPAM) di bawah kendali Dinas Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.

Selama beberapa tahun dioperasionalkan dalam bentuk badan hukum Badan Pengelola Air Minum Kabupaten Jombang berdasarkan Surat Keputusan MenteriPekerjaan Umum No. 112/KPTS/CK/1980 tanggal 26 Nopember 1980 dan Keputusan Bupati Kepala Daerah Tk II Jombang No HK.003.2/09/1981 tanggal 16 Maret 1981. Pada Era Orde Baru BPAM berubah lagi menjadi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Jombang dibentuk berdasarkan PERDA Nomor: No.3 Tahun 1990.

Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas pokok Perusahaan Daerah Air Minum ialah menyelenggarakan pnegelolaan air minum untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mencakup aspek sosial, kesehatan dan pelayanan umum. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, PDAM mempunyai fungsi:

(11)

1. Menyusun program kerja pengembangan jaringan air minum; 2. Menyelenggarakan pelayanan umum dan jasa;

3. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah;

4. Melaksanakan dan menyelenggarakan pendistribusian air minum;

5. Melaksanakan pengawasan semua bidang Perusahaan Daerah Air Minum dan unit-unit pelaksanaannya.

Struktur Organisasi

Secara hirarkhis susunan organisasi PDAM Kabupaten Jombang adalah sebagai berikut: 1. Direktur

2. Sektretaris Perusahaan

3. Unsur Pelaksana Bagian, membawahi: a. Bagian Keuangan, membawahi:

1) Sub Bagian Pembukuan; 2) Sub Bagian Rekening; 3) Sub Bagian penagihan; 4) Sub Bagian Kas dan Gaji b. Bagian umum, membawahi:

1) Sub Bagian Tata Usana dan Kepegawaian ; 2) Sub Bagian Pengadaan dan Pengelolaan Barang; 3) Sub Bagian Hubungan Langganan;

4) Sub Bagian pembaca Meter

c. Bagian perencanaan dan pengawasan, membawahi: 1) Sub Bagian Produksi;

2) Sub Bagian Transmisi dan Distribusi; 3) Sub Bagian Perawatan dan Pemeliharaan. d. Bagian operasional.

(12)
(13)

3) Badan Lingkungan Hidup

Sejalan dengan hal tersebut di atas, Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah telah ditetapkan bentuk organisasi lingkungan hidup di daerah dalam bentuk badan atau kantor. Di samping itu dikeluarkan pula Surat Edaran Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Lingkungan Hidup Nomor : 061/163/SJ/2008 dan SE 01/MENLH/01/2008 tentang Penataan Kelembagaan Lingkungan Hidup Daerah, yang mendorong Pemerintah Kabupaten untuk merubah organisasi lingkungan hidup menjadi badan atau kantor.

Berdasarkan hal tersebut di atas, pada tahun 2009 organisasi lingkungan hidup di Kabupaten Jombang resmi menjadi Badan Lingkungan Hidup. Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang terdiri dari satu sekretariat dan dua bidang. Dalam perkembangannya, mengingat tugas yang semakin berat saat ini sedang diupayakan untuk menambah satu bidang dengan harapan dapat semakin meningkatkan kinerja pengelolaan hidup di Kabupaten Jombang

Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas pokok Badan Lingkungan Hidup sesuai Peraturan Bupati Jombang Nomor 8 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang adalah membantu Bupati dalam menyelenggarakan sebagian urusan Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang di bidang Lingkungan Hidup. Dalam melaksanakan tugas pokok, Badan Lingkungan Hidup mempunyai fungsi :

1. Penyusunan dan perumusan rencana program kegiatan pengendalian, pengelolaan dalam penetapan kebijakan teknis dibidang Lingkungan Hidup; 2. Pelaksanaan koordinasi dalam rangka pencegahan, penanggulangan kerusakan

lingkungan dan pemulihan kerusakan lingkungan;

3. Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang lingkungan hidup dan pengendalian teknis analisis dampak lingkungan;

4. Pengembangan program kelembagaan dan peningkatan kapasitas pengendalian dampak lingkungan;

5. Pelaksanaan pembinaan teknis bidang pemantauan, pencegahan dan penanggulangan pencemaran dan kerusakan lingkungan serta pemulihan kualitas lingkungan;

6. Pengawasan dan pengendalian teknis dibidang pemeliharaan sarana dan prasarana lingkungan hidup;

7. Pengendalian kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan/atau lahan;

(14)

8. Penyelenggaraan bimbingan dan evaluasi dalam rangka peningkatan kinerja di bidang lingkungan hidup;

9. Pengelolaan sarana dan prasarana Badan Lingkungan Hidup; 10. Pengelolaan tugas ketatausahaan.

Sebagai dasar dalam penetapan tugas pokok dan fungsi tersebut, di Bagian Kedua Pasal 4 Peraturan Bupati Jombang Nomor 8 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang, disebutkan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang mempunyai urusan sebagai berikut :

1. Pengawasan pelaksanaan pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). 2. Pengawasan pelaksanaan pemulihan akibat pencemaran limbah Bahan Berbahaya

dan Beracun (B3).

3. Pengawasan pelaksanaan sistem tanggap darurat.

4. Pengawasan penanggulangan kecelakaan pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

5. Penilaian AMDAL bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup di daerah, sesuai dengan standar, norma dan prosedur yang ditetapkan oleh pemerintah.

6. Pemberian rekomendasi Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL).

7. Pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL. 8. Pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan

hidup bagi seluruh jenis usaha dan/atau kegiatan diluar usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL.

9. Pengelolaan kualitas air.

10. Penetapan kelas air pada sumber air. 11. Pemantauan kualitas air pada sumber air. 12. Pengendalian pencemaran air pada sumber air.

13. Pengawasan terhadap penaatan persyaratan yang tercantum dalam ijin pembuangan air limbah keair atau sumber air.

14. Penerapan paksaan pemerintahan atau uang paksa terhadap pelaksanaan penanggulangan pencemaran air pada keadaan darurat dan/atau keadaan yang tidak terduga lainnya.

(15)

16. Pemantauan kualitasudara embien, emisi sumber bergerak dan tidak bergerak. 17. Pengujian emisi gas buang dan kebisingan kendaraan bermotor lama secara

berkala.

18. Koordinasi dan pelaksanaan pemantauan kualitas udara.

19. Pengawasan terhadap penataan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara dari sumber bergerak dan tidak bergerak.

20. Pemantauan kualitas udara ambien dan dalam ruangan.

21. Penetapan kriteria teknis baku kerusakan lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan/atau lahan.

22. Penanggulangan kebakaran hutan dan/atau lahan.

23. Pengawasan atas pengendalian kerusakan dan/atau lahan yang berdampak atau diperkirakan dapat berdampak.

24. Pengendalian kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaaran hutan dan/atau lahan.

25. Penetapan kriteria baku kerusakan lahan dan/atau tanah untuk kegiatan

pertanian, perkebunan dan hutan tanaman berdasarkan kriteria baku kerusakan tanah nasional.

26. Penetapan kondisi lahan dan/atau tanah.

27. Pengawasan atas pengendalian kerusakan lahan dan/atau tanah akibat kegiatan yang berdampak atau yang diperkirakan dapat berdampak.

28. Pengaturan pengendalian kerusakan lahan dan/atau kerusakan lingkungan akibat bencana.

29. Penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan akibat bencana. 30. Penetapan kawasan yang berisiko rawan bencana.

31. Penetapan kawasan yang berisiko menimbulkan bencana lingkungan.

32. Pembinaan dan pengawasan penerapan SNI dan standar kompetensi personil bidang pengelolaan lingkungan hidup.

33. Penetapan peraturan daerah dibidang penerapan instrumen ekonomi dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan.

34. Pembinaan dan pengawasan penerapan instrumen ekonomi dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan untuk daerah yang bersangkutan.

35. Penerapan instrumen ekonomi dalam pengelolaan sumber daya alam dan pengelolaan.

(16)

produksi bersih, dan teknologi berwawasan lingkungan yang mendukung pola produksi dan konsumsi yang berlanjutan.

37. Penyelenggaraan pelayanan dibidang pengendalian lingkungan hidup. 38. Penegakan hukum lingkungan.

39. Pelaksanaan dan pemantauan perjanjian internasional dibidang pengendalian dampak lingkungan.

40. Pemantauan pengendalian pelakssanaan konvensi dan protokol.

41. Penetapan kebijakan pelaksanaan pengendalian dampak perubahan iklim. 42. Penetapan kebijakan perlindungan lapisan ozon dan pemantauan.

43. Pemantauan dampak deposisi asam.

44. Penyediaan laboratorium lingkungan sesuai kebutuhan daerah.

Struktur Organisasi

Susunan organisasi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang terdiri dari: 6. Kepala Badan;

7. Sekretariat, membawahi : a. Sub Bagian Umum; b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Penyusunan program dan Pelaporan.

8. Bidang Tata Lingkungan dan Pengendalian Dampak, membawahi : a. Sub Bidang Tata Lingkungan dan Pengkajian Dampak Lingkungan; b. Sub bidang Pengendalian Dampak Lingkungan.

9. Bidang Konservasi dan Pengelolaan Sumber Daya Alam, membawahi : a. Sub Bidang Konservasi lingkungan;

b. Sub Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam. 10. Kelompok Jabatan Fungsional;

(17)
(18)

6.1.2. Permasalahan, Analisis Dan Usulan Program Kelembagaan A. Strategi Kebijakan Pengembangan Kelembagaan Daerah

Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan di Bidang aparatur pemerintah, maka strategi kebijakan yang ditempuh. adalah (a) penataan struktur organisasi dengan prinsip rasionai dan realistik sesuai dengan kebutuhan daerah; b) penataan ulang aparatur pemerintah daerah sesuai dengan penataan struktur organisasi dan perangkat kelembagaan daerah; (c) peningkatan kualitas peiayanan kepada masyarakat melalui pelayanan prima; (d) peningkatan kualitas dan profesionalisme sumberdaya aparatur pemerintah untuk mendukung perwujudan pemerintah yang baik dan bebas dari KKN; (e) peningkatan pembangunan administrasi pemerintahan dan pembangunan yang mampu mendukung penyelenggaraan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan; (f) pengembangan sistem program dan anggaran serta pengendalian pembangunan; (g) peningkatan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah untuk mendukung pemerintahan yang bersih; dan (h) peningkatan sarana dan prasarana pemerintahan daerah.

Secara keseluruhan pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat serta peningkatan daya saing daerah. Sebagai bahagian dari penyelenggaraan negara, maka penyelenggaraan pemerintah daerah juga tunduk pada asas umum penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 28 tahun 1999. Dimana asa umum penyelenggaraan Negara tersebut akan mencakup: Asas kepastian hukum, tertib penyelenggaraan negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas, asas profesionalitas, dan asas akuntabilitas.

Pembiayaan penyelengaraan pemerintah daerah dibebankan pada APBD dalam bentuk belanja daerah dengan arah sebagaimana diamanatkan dalam pasal 167 UU nomor 32/2004 yaitu belanja daerah diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah. Selanjutnya disebutkan bahwa perlindungan dan peningkatan kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar dengan prioritas peningkatan pendidikan, penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas sosial, dan fasilitas umum yang layak, serta mengembangkan sistem jaminan sosial.

(19)

B. Urusan Wajib dan Standar Pelayanan (SPM)

Urusan pemerintahan terdiri dari urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah dan urusan pemerintahan yang dikelola secara bersama-sama antar tingkatan dan susunan pemerintahan (bersifat konkuren). Urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah mencakup urusan di bidang politik luar negeri, pertahanan, keamanan, moneter dan fiskal nasional, yustisi, dan agama.

Sementara urusan pemerintahan yang berifat konkuren adalah urusan pemerintahan selain urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi urusan Pemerintah. Dalam urusan pemerintahan yang bersifat konkuren terdapat bagian urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota. Urusan pemerintah yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan pemerintahan wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah yang terkait dengan pelayanan dasar (basic services) bagi masyarakat, seperti pendidikan dasar, kesehatan, lingkungan hidup, perhubungan, kependudukan dan sebagainya. Urusan pemerintahan yang bersifat pilihan adalah urusan pemerintahan yang diprioritaskan oleh daerah untuk diselenggarakan yang terkait dengan upaya mengembangkan potensi unggulan (core competence) yang menjadi kekhasan daerah. Hal ini berarti, bahwa Pemerintah pada dasarnya memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk menyelenggarakan bidang-bidang pemerintah sesuai dengan kondisi daerah masing-masing. Sebagai contoh, apabila suatu daerah tidak memiliki hutan luas yang memerlukan pengelolaan secara khusus, maka daerah tersebut tidak perlu memiliki Dinas Kehutanan.

Secara konseptual, hal yang mendasari pembagian kewenangan adalah bahwa fungsi stabilisasi dan distribusi dilakukan oleh pemerintah yang tingkatannya lebih tinggi (Pemerintah Pusat), sementara fungsi alokasi akan lebih tepat dilaksanakan oleh daerah khususnya Pemerintahan Kabupaten/Kota. Pemerintah Daerah memiliki jangkauan pelayanan yang lebih dekat kepada masyarakat sehingga dapat mengetahui prioritas dan kebutuhan masyarakat setempat.

Standar Pelayanan Minimal (SPM) sendiri didefinisikan sebagai tolak ukur untuk mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat. Dalam pelaksanaannya, SPM menganut beberapa prinsip, yaitu:

 SPM merupakan standar yang dikenakan pada kewenangan wajib, sedangkan untuk kewenangan lainnya, Pemerintah Daerah boleh menetapkan standar sendiri sesuai dengan kondisi daerah masing-masing;

(20)

 SPM berlaku secara nasional, yang berarti harus diberlakukan di seluruh daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota;

 SPM harus dapat menjamin akses masyarakat terhadap pelayanan tertentu yang harus disediakan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka penyelenggaraan kewenangan wajibnya;

 SPM bersifat dinamis dan perlu dikaji ulang dan diperbaiki sesuai dengan perubahan kebutuhan nasional dan perkembangan kapasitas daerah secara merata;

 SPM ditetapkan pada tingkat minimal yang diharapkan secara nasional untuk pelayanan jenis tertentu. Yang dianggap minimal dapat merupakan rata-rata kondisi daerah-daerah, merupakan konsensus nasional, dan lainlain; dan

 SPM harus diacu dalam perencanaan daerah, penganggaran daerah, pengawasan, pelaporan, dan merupakan salah satu alat untuk menilai Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Kepala Daerah, serta menilai kapasitas daerah. Menurut PP No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat, setiap tahun Gubernur wajib menyampaikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri dan Bupati/Walikota wajib menyampaikan LPPD kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur. LPPD tersebut mencakup penyelenggaraan urusan desentralisasi, tugas pembantuan, dan tugas umum pemerintahan. Laporan penyelenggaraan urusan desentralisasi meliputi 26 urusan wajib dan 8 urusan pilihan, sedangkan materi pelaporan untuk urusan wajib antara lain meliputi prioritas urusan wajib, program dan kegiatan, tingkat pencapaian standar pelayanan minimal, dan sarana dan prasarana yang digunakan.

C. Penguatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah (Capacity Building)

Capacity Building umumnya dipahami sebagai upaya membantu pemerintah, masyarakat ataupun individu dalam mengembangkan keahlian dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk mewujudkan tujuan-tujuan mereka. Program pengembangan kapasitas seringkali didesain untuk memperkuat kemampuan dalam mengevaluasi pilihan-pilihan kebijakan mereka dan menjalankan keputusankeputusannya secara efektif. Pengembangan kapasitas bisa meliputi pendidikan dan pelatihan, reformasi peraturan dan kelembagaan, dan juga asistensi finansial, teknologi dan keilmuwan.

(21)

Dari gambaran tersebut di atas dapatlah dikemukakan bahwa pengembangan kapasitas harus dilaksanakan secara efektif dan berkesinambungan pada 3 (tiga) tingkatan-tingkatan :

 tingkatan sistem, seperti kerangka kerja yang berhubungan dengan pengaturan, kebijakan-kebijakan dan kondisi dasar yang mendukung pencapaian obyektivitas kebijakan tertentu;

 tingkatan institusional atau keseluruhan satuan, contoh struktur organisasiorganisasi, proses pengambilan keputusan di dalam organisasi-organisasi, prosedur dan mekanisme-mekanisme pekerjaan, pengaturan sarana dan prasarana, hubungan-hubungan dan jaringan-jaringan organisasi;

 tingkatan individual, contohnya ketrampilan-ketrampilan individu dan persyaratan-persyaratan, pengetahuan, tingkah laku, pengelompokan pekerjaan dan motivasi-motivasi dari pekerjaan orang-orang di dalam organisasi-organisasi.

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi penyelenggaraan maupun kesuksesan program pengembangan kapasitas dalam pemerintahan daerah. Namun secara khusus dapat disampaikan bahwa dalam konteks otonomi daerah, faktor-faktor signifikan yang mempengaruhi pembangunan kapasitas meliputi 5 (lima) hal pokok yaitu, komitmen bersama, kepemimpinan, reformasi peraturan, reformasi kelembagaan, dan pengakuan tentang kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

Pertama, komitmen bersama. Collective commitments dari seluruh aktor yang terlibat dalam sebuah organisasi (termasuk pemerintahan daerah) sangat menentukan sejauh mana pembangunan kapasitas akan dilaksanakan ataupun disukseskan. Komitmen bersama ini merupakan modal dasar yang harus terus menerus ditumbuhkembangkan dan dipelihara secara baik oleh karena faktor ini akan menjadi dasar dari seluruh rancangan kegiatan yang akan dilakukan oleh sebuah organisasi. Tanpa adanya komitmen baik dari pimpinan tingkat atas, menengah maupun bawah dan juga staff yang dimiliki, sangatlah mustahil mengharapkan program pembangunan kapasitas bias berlangsung apalagi berhasil dengan baik.

Kedua, kepemimpinan. Faktor conducive leadership merupakan salah satu hal yang paling mendasar dalam mempengaruhi inisiasi dan kesuksesan program pembangunan kapasitas personal dalam kelembagaan sebuah organisasi. Dalam konteks lingkungan organisasi publik (sebagaimana pemerintahan daerah), harus terus menerus didorong sebuah mekanisme kepemimpinan yang dinamis sebagaimana yang dilakukan oleh sector swasta. Hal ini karena tantangan ke depan yang semakin berat dan juga realitas keterbatasan sumber daya yang dimiliki sektor publik. Kepemimpinan kondusif yang

(22)

memberikan kesempatan luas pada setiap elemen organisasi dalam menyelenggarakan pengembangan kapasitas merupakan sebuah modal dasar dalam menentukan efektivitas kapasitas kelembagaan menuju realisasi tujuan organisasi yang diinginkan.

Ketiga, reformasi peraturan. Kontekstualitas politik pemerintahan daerah di Indonesia serta budaya pegawai pemerintah daerah yang selalu berlindung pada peraturan yang ada serta lain-lain faktor legal-formalprosedural merupakan hambatan yang paling serius dalam kesuksesan program pembangunan kapasitas. Oleh karena itulah, sebagai sebuah bagian dari implementasi program yang sangat dipengaruhi oleh factor kepemimpinan maka reformasi (atau dapat dibaca penyelenggaran peraturan yang kondusif) merupakan salah satu cara yang perlu dilakukan dalam rangka menyukseskan program kapasitas ini.

Keempat, reformasi kelembagaan. Reformasi peraturan di atas tentunya merupakan salah satu bagian penting dari reformasi kelembagaan ini. Reformasi kelembagaan pada intinya menunjuk kepada pengembangan iklim dan budaya yang kondusif bagi penyelenggaraan program kapasitas personal dan kelembagaan menuju pada realisasi tujuan yang ingin dicapai. Reformasi kelembagaan menunjuk dua aspek penting yaitu struktural dan kultural. Kedua aspek ini harus dikelola sedemikian rupa dan menjadi aspek yang penting dan kondusif dalam menopang program pembangunan kapasitas dalam pemerintahan daerah di Indonesia.

Kelima, pengakuan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Oleh karena pembangunan kapasitas harus diawali pada identifikasi kapasitas yang dimiliki maka harus ada pengakuan dari personal dan lembaga tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki dari kapasitas yang tersedia (existing capacities). Pengakuan ini penting karena kejujuran tentang kemampuan yang dimiliki merupakan setengah syarat yang harus dimiliki dalam rangka menyukseskan program pengembangan kapasitas.

D. Masalah Kelembagaan yang Dihadapi

Satuan kerja pemerintah daerah (SKPD) yang terkait langsung dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan program/kegiatan keciptakaryaan di Kabupaten Jombang adalah Bappeda dan Dinas Pekerjaan Umum (Bidang Cipta Karya). Bappeda berwenang sebagai satuan perencana dan koordinator antar instansi terkait. Sementara Bidang Cipta Karya mempunyai kewenangan dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan program/kegiatan bidang keciptakaryaan dan tata ruang. Bidang keciptakaryaan yang dicakup oleh Bidang Cipta Karya adalah air bersih/air minum, drainase, air limbah, pengembangan pemukiman, dan tata bangunan lingkungan.

(23)

Sementara itu, kewenangan bidang keciptakaryaan lain yang dalam Rencana Program Invesatasi Jangka Menengah (RPIJM) bidang keciptakaryaan ini, yaitu persampahan, berada di Badan Lingkungan Hidup.

Organisasi dan tata laksana kelembagaan Dinas Pekerjaan Umum secara formal untuk masing-masing bidang telah diatur dalam Struktur Organisasi (SO) Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan SO yang ada juga telah diperkuat dengan adanya Peraturan Daerah. SO yang ada diharapkan dapat meningkatkan kinerja dari lembaga Dinas PU agar dalam pelaksanaan setiap item kegiatan dapat berjalan dengan lancar.

Selain kelembagaan secara formal untuk beberapa bidang juga terdapat kelembagaan yang sifatnya non formal yang dibentuk berdasarkan kebutuhan dan inisiatif dari wilayah masing-masing (desa/kelurahan, RT/RW, atau lingkup Perumahan) beberapa lembaga non formal seperti :

1. Bidang Air Minum: terdapat lembaga HIPPAM (di masing-masing desa/dusun lokasi kegiatan), kelembagaan Tim Kerja Masyarakat program WSLIC.

2. Bidang Persampahan: pembentukan dari masyarakat yang bertugas mengumpulkan sampah di blok-blok perumahan

Masalah yang dihadapi oleh lembaga khususnya lembaga non formal adalah tidak adanya tempat/kantor tetap seperti HIPPAM saat ini hanya menumpang di Kantor Desa atau di rumah RT/RW yang ada. Permasalahan yang lain adalah minimnya kemampuan SDM dalam pengembangan lembaga yang ada sehingga sifat kelembagaan hanya untuk menghidupi kebutuhan dasar dari program yang ada saja.

E. Analisa Permasalahan Kelembagaan

Kondisi kelembagaan formal di tingkat dinas secara umum telah berjalan dan tidak mengalami kendala yang berarti, artinya kelembagaan dapat dipertahankan dan diteruskan keberadaannya dalam mendukung pelaksanaan item pembangunan yang dilakukan. Sedangkan untuk lembaga non formal secara umum kurang dapat berkembang meskipun beberapa lembaga masih eksis/ada akan tetapi perkembangannya dapat dikatakan stagnan sisanya lambat laun akan mati bersama dengan program yang berjalan jika mengalami kendala (contoh diesel pengangkut air mati, dll).

F. Rekomendasi Kelembagaan

Penyiapan kelembagaan perlu untuk diantisipasi dari awal oleh Pemerintah Daerah dalam rangka pemeliharaan, pemanfaatan dan pengelolaan hasil kegiatan yang telah

(24)

dilaksanakan. Adanya kejelasan lembaga yang akan mengelola akan menjamin keberlanjutan kegiatan dimasa yang akan datang.

Dalam rangka penyiapan dan penguatan kelembagaan pasca proyek Kabupaten Jombang telah mengagendakan :

1. Capacity building Individu

 Pelatihan instruktur inti

 Pelatihan Jabatan Struktural

 Pengembangan SDM berbasis Profesional

 Penysusunan sistem pengembangan karir dan evaluasi kerja 2. Capacity building Institusional

 Pengembangan Good Governance dalam Managemen wilayah

 Pengembangan Managemen Pengewasan kinerja

 Pengembangan SDM berbasis profesionalisme dari aparat teknis

 Pengembangan data base dalam human resource development

Hal ini dilakukan pada seluruh SKPD yang akan melaksanakan dan sekaligus menjadi pengelola langsung kegiatan-kegiatan pembangunan infrastruktur bidang cipta karya antara lain :

a. Dinas Perumahan dan Permukiman sebagai pelaksana dan pengelola kegiatan sektor Pengembangan Permukiman, Pengembangan Bangunan dan Lingkungan dan Penyehatan Lingkungan Permukiman

b. Badan Lingkungan Hidup sebagai pelaksana dan pengelola kegiatan sektor Pengembangan Bangunan dan Lingkungan dan Penyehatan Lingkungan Permukiman c. PDAM sebagai pengelola kegiatan sektor air minum

d. Bappeda sebagai pengelola kegiatan sektor tata ruang dan Pengembangan Bangunan dan Lingkungan

e.

6.2. Kerangka Regulasi

Bagian ini berisikan gambaran umum kerangka regulasi yang sudah ada dan regulasi yang diperlukan Daerah dalam pelaksanaan tugas, fungsi, serta kewenangannya pada pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.

(25)

Tabel 6. 2 Matriks Kebutuhan Regulasi

No Arah Regulasi dan/atau

Kebutuhan Regulasi Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian Substansi Arahan Regulasi Unit Penanggung Jawab Unit Terkait/Institusi Target Penyelesaian (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Perda Kabupaten Jombang No 7 Tahun 2011 tentang Bangunan Gedung Untuk mengendalikan penyelenggaraan bangunan gedung di Kabupaten Jombang yang mengakomodasi berbagai hal yang bersifat administratif dan teknis Mengatur tentang penyelenggaraan bangunan gedung dari berbagai aspek antara lain aspek teknis, aspek administratif, aspek yuridis, aspek kelembagaan, aspek lokalitas, aspek fiskal Dinas Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum Sudah selesai 2 Peraturan Kabupaten

Jombang Nomor 21 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jombang Sebagai amanat dari UU no 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang Mengatur tentang arahan tujuan penataan ruang, rencana struktur ruang, rencana pola ruang, ketentuan pemanfaatan ruang

Bappeda Bappeda Sudah selesai

3 Surat Keputusan (SK) Bupati No

188.4.45/241/415.10.10/2014 tentang Lokasi Perumahan dan Permukiman Sebagai Kawasan Kumuh Amanat dari UU no 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan permukiman Menetapkan kawasan kumuh di Perkotaan Jombang yang perlu untuk ditangani Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Sudah Selesai

4 Peraturan Daerah Kabupaten Jombang tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

Amanat dari UU no 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan permukiman Mengatur tentang pembangunan dan strategi pengembangan perumahan dan kawasan permukiman Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Perlu disusun

5 Peraturan Daerah Kabupaten Jombang tentang Pengelolaan Cagar Budaya Dan Museum

Untuk menjaga kelestarian cagar budaya yang ada

Mengatur tentang pemanfaatan dan pelestarian benda cagar budaya dan museum Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Perlu disusun

6 Peraturan Daerah Kabupaten

Jombang tentang

Pengembangan Sistem

Penyediaan Air Minum

Untuk memberikan jaminan pelayanan air minum kepada masyarakat Mengatur tentang pengembangan SPAM baik melalui jaringan perpipaan maupun jaringan non perpipaan Dinas Pekerjaan Umum PDAM Dinas Pekerjaan Umum PDAM Perlu disusun

(26)

Gambar

Gambar 6. 1 Struktur Organisasi Bappeda Kabupaten Jombang
Tabel 6. 1 Tugas Pokok dan Fungsi Bappeda Kabupaten Jombang
Gambar 6. 2 Struktur Organisasi PDAM Kabupaten Jombang
Gambar 6. 3 Struktur Organisasi BLH Kabupaten Jombang
+2

Referensi

Dokumen terkait

dengan pembia%aan atau pemba%ara aan atau pemba%aran n %ang tertanda %ang tertandar akan dapat memberikan ba r akan dapat memberikan ban%ak n%ak keuntungan baik bagi paien&

Namun, untuk poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang berat pada umumnya dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses pengerasan kulit (case

Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa maupun faedah suatu

Dilihat dari elemen struktur mikro, pesan yang ditonjolkan dalam Pasal 37-39 UU Penyiaran 2002 ternyata tidak hanya diarah- kan untuk mendukung pembinaan Bahasa

mengambil manfaat dari Blumbang itu sendiri tetapi secara secara rukun jual beli telah terpenuhi. Tapi jika melihat dari syaratnya ada beberapa syarat yang tidak

Aplikasi ini dapat melakukan pemeriksaan kelainan refraksi.plikasi ini dapat mendiagnosis dan mengetahui hasil diagnosis kelainan refraksi pada mata pasien dengan

Beberapa upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pembudidaya ikan lele seperti dengan menerapkan sistem lele sehat boster yang memiliki hasil daging lele berbeda dengan sistem

Kandungan logam berat timbal (Pb) pada kerang Polymesoda erosa L yang berada di perairan Tanjung Bunga Makassar dapat berasal dari keberadaan kapal nelayan yang lalu