• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

No. 17/05/31/Th.XVIII, 2 Mei 2016

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/I

NFLASI

DKI

JAKARTA

BULAN

APRIL

2016

MENGALAMI

DEFLASI

0,27

PERSEN

Pada bulan April 2016, harga-harga di DKI Jakarta mengalami deflasi 0,27 persen. Tiga kelompok pengeluaran mengalami penurunan indeks/deflasi yaitu kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 1,44 persen; kelompok bahan makanan 0,21 persen; dan kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 0,11 persen. Sedangkan empat kelompok lainnya mengalami kenaikan indeks/inflasi yaitu kelompok kesehatan 0,88 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau 0,33 persen; kelompok sandang 0,27 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,01 persen.

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

 Bulan April 2016, harga-harga di DKI Jakarta mengalami deflasi 0,27 persen. Laju inflasi Tahun 2016 mencapai 0,05 persen dan laju inflasi tahun ke tahun DKI Jakarta 3,06 persen.

 Deflasi yang terjadi pada bulan April disebabkan turunnya harga-harga pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan. Tiga kelompok pengeluaran mengalami penurunan indeks/deflasi yaitu kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 1,44 persen; kelompok bahan makanan 0,21 persen; dan kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 0,11 persen. Sedangkan empat kelompok lainnya mengalami kenaikan indeks/inflasi yaitu kelompok kesehatan 0,88 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau 0,33 persen; kelompok sandang 0,27 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,01 persen.

Komoditi yang memberikan sumbangan deflasi cukup besar antara lain: bensin (0,2038 persen); cabai merah (0,1401 persen); tarip listrik (0,0723 persen); angkutan udara (0,0496 persen); angkutan dalam kota (0,0465 persen); daging ayam ras (0,0255 persen); angkutan antar kota (0,0230 persen); cabai rawit (0,0166 persen); telur ayam ras (0,0088 persen); bandeng/bolu (0,0069 persen); tarip taksi (0,0061 persen); udang basah (0,0055 persen); gula pasir (0,0052 persen); anggur (0,0047 persen); kembung/gembung (0,0046 persen); minyak goreng (0,0045 persen); kacang panjang (0,0035 persen); kerupuk udang (0,0033 persen); nangka muda (0,0031 persen); beras (0,0030 persen); solar (0,0029 persen); cumi-cumi (0,0022 persen); daging sapi (0,0022 persen); pembalut wanita (0,0020 persen); tempe (0,0018 persen); labu siam/jipang (0,0015 persen); dan cabe hijau (0,0014 persen)

.

 Pada bulan April 2016, dari 82 kota yang diteliti 5 kota mengalami inflasi dan 77 kota mengalami deflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah Kota Tarakan 0,45 persen dan kota yang mengalami inflasi terendah adalah Kota Banjarmasin 0,04 persen. Kota yang mengalami deflasi tertinggi adalah Kota Sibolga 1,79 persen dan kota yang mengalami deflasi terendah adalah Kota Singaraja 0,06 persen. Kota Jakarta menempati urutan 59 dari seluruh kota yang mengalami deflasi.

(2)

Beberapa komoditi yang memberikan sumbangan deflasi cukup besar antara lain:

bensin (0,2038

persen); cabai merah (0,1401 persen); tarip listrik (0,0723 persen); angkutan udara (0,0496 persen); angkutan

dalam kota (0,0465 persen); daging ayam ras (0,0255 persen); angkutan antar kota (0,0230 persen); cabai

rawit (0,0166 persen); telur ayam ras (0,0088 persen); bandeng/bolu (0,0069 persen); tarip taksi (0,0061

persen); udang basah (0,0055 persen); gula pasir (0,0052 persen); anggur (0,0047 persen);

kembung/gembung (0,0046 persen); minyak goreng (0,0045 persen); kacang panjang (0,0035 persen);

kerupuk udang (0,0033 persen); nangka muda (0,0031 persen); beras (0,0030 persen); solar (0,0029 persen);

cumi-cumi (0,0022 persen); daging sapi (0,0022 persen); pembalut wanita (0,0020 persen); tempe (0,0018

persen); labu siam/jipang (0,0015 persen); dan cabe hijau (0,0014 persen).

Deflasi yang terjadi bulan April ini terutama diakibatkan oleh turunnya harga-harga pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan terutama sub kelompok tranpor (tabel 3).

0.27 0.34 0.35 0.97 0.51 0.01 -0.05 0.12 0.72 0.24 -0.06 0.15 -0.27 -0.40 -0.20 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20

Apr-15 May-15 Jun-15 Jul-15 Aug-15 Sep-15 Oct-15 Nov-15 Dec-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16

P e rs e n Tabel 1

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Deflasi DKI Jakarta, April 2016

Kelompok Pengeluaran Persentase

(1) (2)

Umum

1. Bahan Makanan

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok&Tembakau 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, & Bahan Bakar 4. Sandang

5. Kesehatan

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

-0.27 -0.03 0.05 -0.03 0.03 0.04 0.00 -0.33 Grafik 1

Perkembangan Inflasi DKI Jakarta, April 2015 – April 2016

- Angkutan udara - Angkutan antar

Kota

- Angkutan udara - Tarip listrik

(3)

Tabel 2

Laju Deflasi DKI Jakarta April 2016, Tahun 2016 dan Tahun ke Tahun menurut Kelompok Pengeluaran

Kelompok Pengeluaran IHK April 2015 IHK Desember 2015 IHK Maret 2016 IHK April 2016 Laju Deflasi April 2016 *) Laju Inflasi Tahun 2016 **) Laju Inflasi Tahun ke Tahun ***) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Umum 119.75 123.35 123.75 123.41 -0.27 0.05 3.06 Bahan Makanan 129.28 137.79 140.57 140.27 -0.21 1.80 8.50 Makanan Jadi, Minuman,

Rokok dan Tembakau

127.74 133.42 134.54 134.99 0.33 1.18 5.68

Perumahan,Air, Listrik,

Gas dan Bahan Bakar

119.24 121.57 121.08 120.95 -0.11 -0.51 1.43 Sandang 109.87 112.97 115.70 116.01 0.27 2.69 5.59 Kesehatan 111.54 114.89 115.88 116.90 0.88 1.75 4.81 Pendidikan,Rekreasi dan Olahraga 105.06 109.18 109.29 109.30 0.01 0.11 4.04 Transpor, Komunikasi,

dan Jasa Keuangan 121.41 122.13 120.54 118.80 -1.44 -2.73 -2.15

*) Persentase perubahan IHK April 2016 terhadap bulan Maret 2016 **) Persentase perubahan IHK April 2016 terhadap bulan Desember 2015 ***) Persentase perubahan IHK April 2016 terhadap bulan April 2015

0.05 1.80 1.18 -0.51 2.69 1.75 0.11 -2.73 -4.00 -3.00 -2.00 -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00

Umum / Total Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan

Bakar

Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga Transpor. Komunikasi dan Jasa Keuangan Per sen Grafik 2

(4)

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Indeks kelompok bahan makanan pada bulan April 2016 mencapai 140,27 dan bulan sebelumnya 140,57 sehingga mengalami penurunan indeks atau deflasi 0,21 persen.

Dari sebelas sub kelompok yang termasuk di dalam kelompok bahan makanan, delapan sub kelompok mengalami deflasi, yaitu: sub kelompok bumbu-bumbuan 7,62 persen; sub kelompok daging dan hasil-hasilnya 1,42 persen; sub kelompok ikan segar 1,32 persen; sub kelompok bahan makanan lainnya 0,96 persen; sub kelompok lemak dan minyak 0,44 persen; sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya 0,29 persen; sub kelompok kacang-kacangan 0,20 persen; dan sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya 0,08 persen. Sedangkan tiga sub kelompok lainnya mengalami inflasi, yaitu sub kelompok sayur-sayuran 5,89 persen; sub kelompok buah-buahan 3,96 persen; dan sub kelompok ikan diawetkan 0,04 persen.

Kelompok pengeluaran ini memberikan sumbangan deflasi 0,03 persen. Komoditi yang memberikan sumbangan deflasi pada kelompok ini antara lain: cabe merah 0,1401 persen; daging ayam ras 0,0255 persen; cabe rawit 0,0166 persen; telur ayam ras 0,0088 persen; bandeng 0,0069 persen; udang basah 0,0055 persen; anggur 0,0047 persen; kemgung 0,0046 persen; minyak goreng 0,0045 persen; dan kacang panjang 0,0035 persen.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Indeks kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau pada bulan April 2016 adalah 134,99 dan bulan sebelumnya 134,54 sehingga mengalami inflasi 0,33 persen.

Dari tiga sub kelompok yang termasuk pada kelompok ini, seluruh sub kelompok mengalami kenaikan indeks atau inflasi, yaitu : sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol 0,85 persen; sub kelompok minuman yang tidak beralkohol 0,37 persen; dan sub kelompok makanan jadi 0,19 persen.

Kelompok pengeluaran ini memberikan sumbangan inflasi 0,05 persen. Komoditi yang memberikan sumbangan inflasi pada kelompok ini antara lain: rokok kretek filter 0,0164 persen; es 0,0108 persen; bubur 0,0106 persen; ayam goreng 0,0068 persen; rokok kretek 0,0050 persen; teh 0,0029 persen; dan air kemasan 0,0027 persen.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Indeks kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar, pada bulan April 2016 adalah 120,95 dan bulan sebelumnya 121,08 sehingga mengalami penurunan indeks atau deflasi 0,11 persen.

Dari empat sub kelompok yang termasuk pada kelompok ini, hanya satu sub kelompok mengalami deflasi, yaitu: sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air 1,20 persen. Tiga sub kelompok lain mengalami inflasi, yaitu sub kelompok penyelenggaraan rumahtangga 0,64 persen; sub kelompok perlengkapan rumahtangga rumah tangga 0,47 persen; dan sub kelompok biaya tempat tinggal 0,11 persen.

(5)

Kelompok pengeluaran ini memberikan sumbangan deflasi 0,03 persen. Komoditi yang memberikan sumbangan deflasi pada kelompok ini antara lain : tarip listrik 0,07223 persen; kipas angin 0,0006 persen; serta bola lampu dan sabun detergen bubuk/cair 0,0005 persen.

4. Sandang

Indeks kelompok sandang pada bulan April 2016 adalah 116,01 dan bulan sebelumnya 115,70 sehingga mengalami inflasi sebesar 0,27 persen.

Dari empat sub kelompok yang termasuk pada kelompok ini, tiga sub kelompok mengalami inflasi, yaitu sub kelompok barang pribadi dan sandang lain 0,55 persen; sub kelompok sandang anak-anak 0,22 persen; dan sub kelompok sandang wanita 0,38 persen; dan sub kelompok sandang laki-laki 0,03 persen. Sedangkan satu sub kelompok lainnya tidak mengalami deflasi, yaitu sub kelompok sandang wanita 0,10 persen.

Kelompok pengeluaran ini memberikan sumbangan inflasi 0,03 persen. Komoditi yang memberikan sumbangan inflasi pada kelompok ini antara lain: tutup kepala/topi 0,0070 persen; jam tangan 0,0053 persen; tas tangan wanita 0,0039 persen; emas perhiasan 0,0038 persen; kerudung/jilbab 0,0030 persen; dan kemeja pendek 0,0023 persen.

5. Kesehatan

Indeks kelompok kesehatan pada bulan April 2016 adalah 116,90 dan bulan sebelumnya 115,88 sehingga mengalami inflasi 0,88 persen.

Dari empat sub kelompok yang termasuk pada kelompok ini, tiga sub kelompok mengalami kenaikan indeks/inflasi, yaitu sub kelompok jasa perawatan jasmani 5,85 persen; sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika 0,82 persen; dan sub kelompok obat-obatan 0,07 persen. Sedangkan satu sub kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks yaitu: sub kelompok jasa kesehatan.

Kelompok pengeluaran ini memberikan sumbangan inflasi 0,04 persen. Komoditi yang memberikan sumbangan inflasi pada kelompok ini antara lain: creambath 0,0189 persen; parfum 0,0020 persen; tarip gunting rambut wanita 0,0018 persen; pasta gigi dan sabun mandi cair masing-masing 0,0017 persen; keriting/meluruskan rambut 0,0015 persen; dan make up salon 0,0005 persen.

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Indeks kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga pada bulan April 2016 adalah sebesar 109,30 dan bulan sebelumnya sebesar 109,29 sehingga mengalami inflasi 0,01 persen.

Dari lima sub kelompok yang termasuk pada kelompok ini, hanya satu sub kelompok mengalami kenaikan indeks/inflasi, yaitu sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan 0,03 persen. Sedangkan empat sub kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks, yaitu sub kelompok pendidikan; sub kelompok kursus-kursus/pelatihan; sub kelompok rekreasi; dan sub kelompok olahraga.

(6)

7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan

Indeks kelompok transpor, komunikasi & jasa keuangan pada bulan April 2016 mencapai 118,80 dan bulan sebelumnya 120,54 sehingga kelompok ini mengalami deflasi 1,44 persen.

Dari empat sub kelompok yang termasuk pada kelompok ini, hanya satu sub kelompok mengalami deflasi, yaitu: sub kelompok transpor 2,45 persen . sedangkan tiga sub kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks, yaitu sub kelompok komunikasi dan pengiriman; sub kelompok sarana dan penunjang transpor; dan sub kelompok jasa keuangan.

Kelompok pengeluaran ini memberikan sumbangan deflasi 0,33 persen. Komoditi yang memberikan sumbangan deflasi pada kelompok pengeluaran ini adalah: bensin 0,2038 persen; angkutan udara 0,0496 persen; angkutan dalam kota 0,0065 persen; angkutan antar kota 0,0230 persen; dan tarip taxi 0,0061 persen.

(7)

Tabel 3

Indeks Harga Konsumen DKI Jakarta Bulan Maret dan April 2016, Perubahannya, serta Sumbangan Deflasi April 2016 (2012 =100)

Kelompok/Sub Kelompok DKI Jakarta Indeks Maret 2016 Indeks April 2016 Perubahannya (%) Sumbangan Deflasi (1) (2) (3) (4) (5) UMUM 123.75 123.41 -0.27 -0.27 I. BAHAN MAKANAN 140.57 140.27 -0.21 -0.03

a. Padi-padian, Umbi-umbian & Hasilnya 138.77 138.66 -0.08 0.00 b. Daging dan Hasil-hasilnya 127.65 125.84 -1.42 -0.03 c. Ikan Segar 137.13 135.32 -1.32 -0.02 d. Ikan Diawetkan 140.17 140.22 0.04 0.00 e. Telur, Susu, dan Hasil-hasilnya 128.38 128.01 -0.29 -0.01 f. Sayur-sayuran 154.21 163.30 5.89 0.09 g. Kacang-kacangan 132.43 132.16 -0.20 0.00 h. Buah-buahan 154.18 160.29 3.96 0.07 i. Bumbu-bumbuan 191.19 176.62 -7.62 -0.13 j. Lemak dan Minyak 114.70 114.19 -0.44 0.00 k. Bahan Makanan Lainnya 120.93 119.77 -0.96 0.00

II MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 134.54 134.99 0.33 0.05

a. Makanan Jadi 140.94 141.21 0.19 0.02 b. Minuman Tidak Beralkohol 120.18 120.62 0.37 0.01 c. Tembakau dan Minuman Beralkohol 130.49 131.60 0.85 0.02

III. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR 121.08 120.95 -0.11 -0.03

a. Biaya Tempat Tinggal 113.38 113.50 0.11 0.01 b. Bahan Bakar, Penerangan, dan Air 139.38 137.71 -1.20 -0.07 c. Perlengkapan Rumahtangga 118.08 118.63 0.47 0.01 d. Penyelenggaraan Rumahtangga 121.66 122.44 0.64 0.02 IV. SANDANG 115.70 116.01 0.27 0.03 a. SandangLaki-Laki 116.07 116.11 0.03 0.00 b. Sandang Wanita 115.11 114.99 -0.10 0.00 c. Sandang Anak-Anak 106.87 107.11 0.22 0.01 d. Barang Pribadi dan Sandang Lain 118.62 119.27 0.55 0.02

V. KESEHATAN 115.88 116.90 0.88 0.04

a. Jasa Kesehatan 108.21 108.21 0.00 0.00 b. Obat-obatan 111.76 111.84 0.07 0.00 c. Jasa Perawatan Jasmani 124.08 131.34 5.85 0.02 d. Perawatan Jasmani dan Kosmetika 123.78 124.80 0.82 0.02

VI. PENDIDIKAN, REKREASI, DAN OLAHRAGA 109.29 109.30 0.01 0.00

a. Pendidikan 112.70 112.70 0.00 0.00 b. Kursus-kursus/Pelatihan 102.94 102.94 0.00 0.00 c. Perlengkapan/Peralatan Pendidikan 104.63 104.66 0.03 0.00 d. Rekreasi 107.75 107.75 0.00 0.00 e. Olahraga 104.92 104.92 0.00 0.00

VII. TRANSPOR, KOMUNIKASI, DAN JASA KEUANGAN 120.54 118.80 -1.44 -0.33

a. Transpor 136.48 133.14 -2.45 -0.33 b. Komunikasi dan Pengiriman 99.75 99.75 0.00 0.00 c. Sarana dan PenunjangTranspor 111.56 111.56 0.00 0.00 d. Jasa Keuangan 120.62 120.62 0.00 0.00

(8)

PERBANDINGAN DEFLASI DKI JAKARTA DENGAN KOTA LAIN DI INDONESIA BULAN APRIL 2016

Pada bulan April 2016, dari 82 kota yang diteliti 5 kota mengalami inflasi dan 77 kota mengalami deflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah Kota Tarakan 0,45 persen dan kota yang mengalami inflasi terendah adalah Kota Banjarmasin 0,04 persen. Kota yang mengalami deflasi tertinggi adalah Kota Sibolga 1,79 persen dan kota yang mengalami deflasi terendah adalah Kota Singaraja 0,06 persen. Kota Jakarta menempati urutan 59 dari seluruh kota yang mengalami deflasi.

Tabel 4

Perbandingan Indeks Harga Konsumen dan Deflasi, April 2016 untuk 82 Kota

No Kota Pering kat IHK April

2016

Deflasi

April 2016 No Kota Pering kat IHK April 2016 April 2016 Deflasi

(1) (2) (3) (4) (1) (2) (3) (4)

1 MEULABOH 71 122.01 -0.14 42 KEDIRI 40 120.73 -0.45

2 BANDA ACEH 7 115.46 -1.09 43 MALANG 43 123.20 -0.40

3 LHOKSEUMAWE 45 117.80 -0.39 44 PROBOLINGGO 68 121.34 -0.16

4 SIBOLGA 1 124.29 -1.79 45 MADIUN 76 120.67 -0.08

5 PEMATANG SIANTAR 20 126.20 -0.66 46 SURABAYA 70 122.49 -0.15

6 MEDAN 6 125.87 -1.22 47 TANGERANG 22 130.20 -0.66 7 PADANGSIDIMPUAN 19 120.67 -0.69 48 CILEGON 36 126.31 -0.50 8 PADANG 10 127.72 -0.92 49 SERANG 18 129.22 -0.70 9 BUKITTINGGI 2 121.09 -1.59 50 SINGARAJA 77 131.14 -0.06 10 TEMBILAHAN 50 127.02 -0.36 51 DENPASAR 60 120.08 -0.20 11 PEKANBARU 5 121.61 -1.26 52 MATARAM 32 121.80 -0.51 12 DUMAI 24 123.43 -0.64 53 BIMA 74 126.99 -0.12 13 BUNGO 73 121.23 -0.12 54 MAUMERE 57 117.16 -0.29 14 JAMBI 3 121.01 -1.45 55 KUPANG - 125.75 0.09 15 PALEMBANG 61 120.82 -0.19 56 PONTIANAK 33 129.89 -0.51 16 LUBUKLINGGAU 16 120.37 -0.75 57 SINGKAWANG 63 122.66 -0.19 17 BENGKULU 13 128.10 -0.84 58 SAMPIT 38 123.27 -0.46

18 BANDAR LAMPUNG 15 123.26 -0.76 59 PALANGKARAYA 58 120.34 -0.29

19 METRO 14 130.78 -0.80 60 TANJUNG 69 124.17 -0.16

20 TANJUNG PANDAN 21 126.79 -0.66 61 BANJARMASIN - 122.84 0.04

21 PANGKAL PINANG 9 124.55 -0.95 62 BALIKPAPAN 44 126.16 -0.40

22 BATAM 12 121.88 -0.85 63 SAMARINDA 56 126.16 -0.30

23 TANJUNG PINANG 4 122.47 -1.39 64 TARAKAN - 132.98 0.45

24 DKI JAKARTA 59 123.41 -0.27 65 MANADO 11 122.84 -0.87

25 BOGOR 52 122.58 -0.33 66 PALU 30 123.76 -0.53 26 SUKABUMI 34 122.01 -0.50 67 BULUKUMBA 42 126.65 -0.42 27 BANDUNG 65 122.21 -0.17 68 WATAMPONE 64 118.06 -0.18 28 CIREBON 72 119.11 -0.14 69 MAKASSAR 47 123.91 -0.39 29 BEKASI 28 119.94 -0.61 70 PARE-PARE 31 119.14 -0.53 30 DEPOK 51 121.50 -0.36 71 PALOPO 49 121.15 -0.37 31 TASIKMALAYA 53 121.62 -0.32 72 KENDARI 27 119.43 -0.62 32 CILACAP 48 124.84 -0.38 73 BAU-BAU 17 126.00 -0.74 33 PURWOKERTO 39 120.76 -0.45 74 GORONTALO 54 120.11 -0.32 34 KUDUS 25 128.35 -0.63 75 MAMUJU 75 122.12 -0.09 35 SURAKARTA 62 120.59 -0.19 76 AMBON 8 120.67 -1.07 36 SEMARANG 35 121.74 -0.50 77 TUAL - 136.09 0.22 37 TEGAL 26 119.37 -0.63 78 TERNATE - 127.71 0.05 38 YOGYAKARTA 67 120.81 -0.16 79 MANOKWARI 66 115.89 -0.17 39 JEMBER 37 120.43 -0.46 80 SORONG 41 123.97 -0.44 40 BANYUWANGI 29 120.45 -0.61 81 MERAUKE 23 127.22 -0.66 41 SUMENEP 46 120.33 -0.39 82 JAYAPURA 55 124.68 -0.32

(9)
(10)
(11)

PENJELASAN TEKNIS

Inflasi

adalah kenaikan harga barang dan jasa (komoditi) yang terjadi secara umum, dimana

barang dan jasa tersebut merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Inflasi dinyatakan dalam persen (%). Sebaliknya jika terjadi penurunan harga disebut dengan deflasi. Inflasi dihitung berdasarkan persentase perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK)

Indeks Harga Konsumen (IHK)

adalah angka indeks yang dipergunakan untuk

mengukur inflasi 82 kota di Indonesia. Tahun dasar (base year) IHK yang dipergunakan adalah tahun 2012 berdasarkan hasil Survei Biaya Hidup tahun 2012. Data yang dipergunakan untuk menghitung IHK ini berasal dari pencacahan mingguan dan bulanan barang dan jasa yang dilaksanakan oleh aparat BPS (Badan Pusat Statistik). Jumlah komoditi yang dicacah sekitar 225-462 komoditi yang

tergabung dalam 7 (tujuh) kelompok pengeluaran masyarakat, yaitu (1). Bahan makanan; (2). Makanan jadi, Minuman, rokok dan tembakau; (3). Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar;

(4). Sandang; (5). Kesehatan; (6) pendidikan, rekreasi dan olahraga; (7). Transport, komunikasi dan jasa keuangan. Khusus di DKI Jakarta, pasar yang ditetapkan sebagai lokasi pencacahan harga adalah 10 (sepuluh) Pasar Tradisional, 10 (sepuluh) Pasar Modern/Swalayan, 12 Pasar Survei Beras dan 4 (empat) Departemen Store.

Tingkat inflasi

adalah besaran inflasi (dalam %) yang dihitung berdasarkan persentase

perubahan IHK. Rumus penghitungan inflasi adalah sebagai berikut :

a.

Inflasi Bulanan

IHK

n

- IHK

(n-1)

I

n

= x 100 %

IHK

(n-1)

b.

Inflasi Tahunan

IHK

Des tahun n

- IHK

Des tahun n-1

I

n

= x 100 %

IHK

Des tahun n-1

IHK

n

=

Inflasi year on year (y-o-y) adalah besaran inflasi yang dihitung dari selisih relative IHK bulan yang sama tahun ini terhadap tahun sebelumnya. Tingkat inflasi bulanan adalah inflasi yang dihitung dari selisih relative antara IHK bulan ini terhadap bulan sebelumnya. Perhitungan diatas berlaku untuk komoditi, sub kelompok komoditi maupun kelompok komoditi.

IHKn : Indeks Harga Konsumen bulan ke n Pn : Harga bulan ke n

P(n-1) : Harga bulan ke (n-1) Po : Harga Tahun dasar Qo : Kuantum tahun dasar

Po Qo : Nilai konsumsi pada tahun dasar P(n-1)Qo : Nilai Konsumsi bulan ke (n-1)

(12)

Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Dody Rudyanto, M.M. Kepala Bidang Statistik Distribusi Telepon : 021-31928493, Pesawat 500 Fax : 021-3152004

e-mail : bps3100@bps.go.id

Homepage : http://jakarta.bps.go.id/

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan sistem dan prosedur pengeluaran kas uang persediaan pada dinas pendapatan pengelolaan keuangan dan aset daerah kabupaten

Dengan demikian, permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah kepemimpinan, kompensasi, komunikasi, dan motivasi kerja berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap

Dengan adanya beragam metode ta’zir yang diterapkan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan penerapan metode ta’zir

Grafik rata-rata pengujian kekuatan geser dengan voltase 2.30 V menunjukkan grafik hubungan antara tegangan geser dan regangan yang terjadi pada benda kerja yang

KU-Kesalahan Utama, KP-Kesalahan Pindaan, KA-Kesalahan Alternatif Catatan Keputusan T-Tertuduh, K-Kesalahan 15 MA-83D-2661- 10/2020 Pendakwa Raya. ( Polis Diraja Malaysia

Adapun batasan masalah dalam pembuatan laporan berdasarkan dengan kerja praktek yang telah dilakukan yaitu, penulis hanya melakukan analisis pada prosedur pengiriman paket di

Setelah diketahui nilai tegangan geser maksimum selanjutnya dapat dilakukan perbandingan antara kedua metode yaitu metode perhitungan elemen hingga dan metode perhitungan

NATIONAL PROGRAM FOR COMMUNITY EMPOWERNMENT IN URBAN AREAS 3.1 BREAKDOWN OF TRAINING