• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Kunci: Kenakalan Remaja, sanksi pidana. Pendahuluan. Perkembangan Teknologi yang semakin pesat ternyata tidak saja memberikan dampak positif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata Kunci: Kenakalan Remaja, sanksi pidana. Pendahuluan. Perkembangan Teknologi yang semakin pesat ternyata tidak saja memberikan dampak positif"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak: Kenakalan Remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh Remaja. Perilaku tersebut akan merugikan diri sendiri dan orang-orang disekitarnya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa yang dikatakan usia remaja adalah 13-18 tahun. Jenis-jenis kenakalan remaja adalah penyalahgunaan narkotika, seks bebas dan lain-lain. Krisis identitas, kontrol diri yang lemah, keadaan keluarga yang kurang baik, pengaruh negatif teman, dan pengaruh lingkungan yang kurang baik menjadi faktor kriminogen dari kenakalan remaja. Dampak negatif dari perkembangan teknologi juga menjadi salah satu pemicu terjadinya kenakalan remaja. Kenakalan remaja dapat dicegah dengan mengembangkan prinsip keteladanan, motivasi yang positif dari keluarga, guru dan

teman-temannya, menciptakan keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja, pandai memilih teman dan lingkungan bermain dan membentuk ketahanan diri sehingga tidak mudah terpengaruh pada hal-hal yang negatif.

Jika kenakalan remaja tersebut berlanjut kepada tindakan-tindakan kriminal yang memenuhi unsur-unsur dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana maupun Undang-undang pidana diluar KUHP maka berakibat pada proses hukum yang berujung pada pemberian sanksi-sanksi pidana berupa: Penjara, Kurungan, Denda maupun yang lain sebagaimana disebutkan dalam Pasal 10 KUHP.

Kata Kunci: Kenakalan Remaja, sanksi pidana.

Pendahuluan

(2)

tetapi juga memberikan ekses negatif utamanya terhadap perkembangan gaya hidup

masyarakat, khususnya kaum remaja. Perkembangan teknologi menjadikan dunia kita seakan tanpa batas, orang bisa mengetahui informasi sangat cepat, orang bisa melihat sesuatu tanpa batas, orang bisa melakukan sesuatu sangat cepat, bahkan sesuatu yang seyogyanya tidak perlu diketahui, dilihat dan dirasakan dapat dinikmati begitu cepat. Marak terjadi peredaran film porno (Blue Film), kekerasan, informasi yang masih mentah/belum pasti, bisnis narkotika dan lain-lain disinyalir merupakan salah satu dampak negatif dari perkembangan teknologi.

Dampak dari itu semua menjadikan terjadinya perubahan gaya hidup khususnya pada kaum remaja, orang tidak lagi malu memakai pakaian yang memperlihatkan aurat, orang tidak lagi tabu melakukan seks di luar nikah, orang tidak lagi malu karena hamil sebelum menikah, orang tidak lagi takut melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh norma agama dan lain-lain. Hal-hal tersebut kemudian disebut sebagai Kenakalan Remaja, karena umumnya dilakukan oleh orang-orang yang umurnya 9 sampai dengan 20 tahun.

Yang menjadi pertanyaan adalah dimana budaya ketimuran kita yang dikatakan santun, sopan, ramah, beretika dan lain sebagainya. Dimana peran orang tua untuk bisa melahirkan, mendidik dan membesarkan anak sehingga anak bisa menjadi orang yang berguna, orang yang

berakhlak mulia dan orang yang memegang jati diri sebagai orang Indonesia yang menganut budaya ketimuran. Tentu semua ini menjadi renungan dan bahan kajian bagi kita semua tidak saja orang tua tetapi juga para pemerhati, akademisi dan pemerintah. Sesungguhnya

kenakalan remaja dapat dicegah dengan melakukan upaya-upaya preventif dan melibatkan semua pihak baik orang tua selaku orang yang paling dekat dengan anak, pihak sekolah dengan pembenahan-pembenahan kurikulum dan sistem pembinaan, lingkungan pergaulan remaja, dan juga pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mendukung dalam mencegah kenakalan remaja.

Kajian Teoritis

Kenakalan remaja biasa disebut dengan istilah Juvenile delinguency. Juvenile berasal dari

bahasa Latin Juv

enilis

yang artinya anak-anak, anak muda, sedangkan delinquent

berasal dari bahasa latin delinquere

yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian menjadi perbuatan yang menyimpang/kejahatan.

(3)

Kenakalan Remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh Remaja. Perilaku tersebut akan merugikan diri sendiri dan orang-orang disekitarnya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa yang dikatakan usia remaja adalah 13-18 tahun.

Jenis-jenis Kenakalan Remaja

1. Penyalahgunaan Narkoba

Narkoba adalah obat atau bahan yang berbahaya bagi tubuh, zat adiktif yang terkandung dalam narkoba, dapat mempengaruhi perasaan, mood dan emosi bagi yang mengkonsumsinya.

Mengapa orang mengkonsumsi narkoba:

- Untuk merasakan kesenangan.

- Meningkatkan kinerja tubuh

- Rasa ingin tahu

Beberapa efek atau pengaruh narkoba bagi tubuh kita:

- Stimulant – obat yang dapat mempercepat sistem saraf pusat. Ini meningkatkan aktivitas otak anda, membuat anda bersemangat dan energik, seperti: Tembakau, kokain, dll

(4)

merasa santai, kurang tegang dan kurang menyadari peristiwa sekelilingnya; seperti: Alkohol, heroin dll

- Hallucinogenics; obat yang dapat membuat halusinasi, seperti marijuana, ecstasy

2. Seks Bebas; perbuatan seks/perbuatan layaknya suami istri yang dilakukan diluar perkawinan/sebelum perkawinan.

Dampak negatif seks bebas, diantaranya:

- Dapat kena berbagai macam penyakit; HIV/Aids, Sepilis dan penyakit kelamin lainnya

- Hamil diluar nikah, yang berdampak kepada: usia yang belum memadai untuk hamil, orang tersebut belum siap untuk menikah, tidak mau diakui oleh laki-lakinya, tidak mendapat

persetujuan orang tua dan lain-lain.

Kenakalan remaja adalah gejala alami yang dimiliki setiap manusia, hal ini disebabkan karena manusia memiliki sifat hendonisme yaitu suka pada kesenangan. Senada dengan pendapatnya Huizinga (1990:34) yang mengatakan bahwa pada hakekatnya manusia adalah

homo ludes

(mahkluk bermain) dan homo esparans

(mahkluk yang selalu berharap). Sifat homo ludes

ini akan membawa perilaku manusia pada kesenangan bermain, dari sejak kecil hingga dewasa bahkan usia manusia sudah tua manusia selalu senang bermain, kesenangan bermain ini kemudian melahirkan perilaku berjudi. Sedangkan sifat manusia yang

homo esparans

akan membawa manusia kepada sifat yang tidak pernah puas selalu mencoba dan mencoba, efek negatif dari sifat ini ada manakala harapan itu tidak diikuti oleh kemauan dan usaha yang nyata sehingga melahirkan perbuatan yang bersifat untung-untungan seperti judi, togel dan untung-untungan yang lain. Pada hakekatnya kedua sifat dasar manusia itu kalau tidak

diimbangi dengan aturan main (ketaatan hukum) dan pemahaman nilai-nilai agama yang baik maka akan cenderung menjadi perilaku yang negatif (nakal).

(5)

Kenakalan tersebut akan lebih mudah dilakukan oleh anak-anak dan remaja, hal ini disebabkan karena tahap perkembangan pikiran mereka/nalar mereka umumnya masih rendah. Dalam ilmu kriminolgi ada teori perkembangan moral manusia yang disebut Moral Development Theory (To po Santoso dan Eva Achjani, 2003: 53), teori ini menggambarkan tentang tahap-tahap

perkembangan pikiran/nalar manusia, yaitu:

a. Tahap Pra-konvensional (umur 9-11 tahun); pada tahap ini anak umumnya berpikir “lakukan” atau “tidak lakukan”. Umumnya anak pada usia ini akan melakukan sesuatu yang menurut mereka menyenangkan dan memberikan kenikmatan kepada mereka tanpa memperdulikan apakah perbuatan itu salah atau benar, baik atau tidak baik.

b. Tahap Konvensional (umur 12-20 tahun); pada tahap ini remaja umumnya mulai mencari jati diri, mereka sudah mulai mengadopsi nilai-nilai dan aturan-aturan yang ada disekelilingnya. Pada usia ini walaupun mereka sudah bisa membedakan mana perbuatan yang baik dan tidak baik, salah atau benar tetapi umumnya pemikiran mereka belum begitu kritis sehingga belum mampu memprediksi dampak dari perbuatan mereka dalam jangka panjang.

c. Tahap Postconventional (umur ≥ 20 tahun); pada tahap ini manusia umumnya sudah kritis menguji kebiasaan-kebiasaan atau norma-norma yang dianggap tidak sesuai, tingkat

kematangan emosi sudah stabil, sudah mampu mengolah/mengatur pikiran, perkataan dan perbuatannya.

Dari teori tersebut tergambar bahwa tingkat kerawanan manusia untuk berperilaku menyimpang adalah pada tahap Pra-konvensional dan tahap konvensional, yaitu pada usia 9 sampai dengan 20 tahun. Pada usia tersebut umumnya remaja memiliki emosi yang belum stabil, yang

bercirikan:

- Rasa ingin tahu yang berlebihan

- Mudah terpengaruh

(6)

- Lebih cepat bertindak tanpa mempertimbangkan resiko atau dampaknya

- Menjadi malu kalau tidak memiliki sesuatu atau melakukan sesuatu seperti teman-temannya

- Lebih suka meniru atau mengikuti teman-temannya

Disamping sebagai pelaku, pada usia tersebut umumnya anak/remaja juga mudah untuk menjadi korban kejahatan. Korban dalam hal ini diartikan sebagai mereka yang menderita jasmaniah dan rohaniah sebagai akibat tindakan orang lain yang mencari pemenuhan

kepentingan diri sendiri atau orang lain yang bertentangan dengan kepentingan dan hak asasi yang menderita (Arif Gosita, 1993: 63).

Penyebab kenakalan Remaja dan pencegahannya

Dalam Teori Pembelajaran Sosial (Topo Santoso dan Eva Achjani, 2003:54) dikatakan bahwa manusia melakukan sesuatu dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:

1. Pengalaman

2. Pengamatan

Pengalaman dapat berasal dari dalam diri manusia itu sendiri, sedangkan pengamatan ditimbulkan oleh sesuatu yang berasal dari luar. Keduanya akan berpengaruh kepada pola perilaku manusia dalam menjalani kehidupannya, hal baik yang dialami maupun yang diamati seseorang akan berpengaruhi positif pada pola perilakunya, demikian sebaliknya hal buruk yang dialami atau diamati seseorang umumnya berpengaruh negatif pula pada perilakunya.

(7)

a. Faktor Internal

1. Krisis Identitas

Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.

2. Kontrol Diri yang lemah

Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima, dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku nakal. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa

mengembangkan control diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya juga akan terseret pada perilaku nakal.

Dalam teori Psikoanalisa yang dikembangkan oleh Sigmund Freud (1856-1939) manusia dikatakan memiliki 3 (tiga) sifat dasar, yaitu Superego (hati nurani), Ego (penengah antara hati nurani dengan nafsu) dan

Id

(keinginan yang ingin dipenuhi atau nafsu). Kontrol diri yang lemah disebabkan karena “Id” yang tidak terkendalikan oleh Ego dan Superego. Id ini memiliki prinsip kenikmatan ( pleasure principle

). Ketika prinsip itu dikembangkan dan Superego terlalu lemah untuk mengontrol keinginan yang indonistik ini maka perilaku untuk sekehendak hati asalkan menyenangkan muncul dalam diri seseorang.

Superego menjadi lemah, bisa disebabkan beberapa faktor diantaranya:

(8)

- Anak harusnya belajar dan beridentifikasi dengan bapaknya tetapi malah dengan ibunya atau sebaliknya

- Mencari perhatian bapaknya atau ibunya, sehingga terkadang anak melakukan tindakan kriminal untuk mendapatkan hukuman dari bapaknya atau ibunya.

- Rasa bersalah yang berlebihan dan terus dipendam dalam hati

- Tekanan psikologis berlanjut dalam waktu yang cukup lama.

- Karena mengalami sakit tertentu sewaktu masih kecil sehingga mengganggu pertumbuhan mental anak (contoh: akibat kekerasan, kejang atau sering disebut step)

b. Faktor Eksternal

1. Keluarga

Perceraian orang tua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, terlalu keras terhadap anak, kurangnya kasih sayang orang tua, kurangnya pengawasan dari orang tua, tidak memberikan pendidikan agama, bisa menyebabkan terjadinya kenakalan remaja.

Hal yang terpenting diberikan dalam keluarga adalah kasih sayang yang seutuhnya, dalam Teori Attachment (teori tentang kasih sayang) disebutkan bahwa kasih sayang harus diberikan dengan memperhatikan 7 (tujuh) prinsip, yaitu:

(9)

- Duration; kasih sayang yang berlangsung lama dan bertahan

- Engagement of emotion; kasih sayang yang melibatkan emosi

- Ontogeny; rangkaian perkembangan anak yang membentuk kasih sayang pada satu figur utama

- Learning; kasih sayang yang merupakan hasil dari interaksi sosial yang mendasar

- Organization; kasih sayang yang mengikuti suatu organisasi perkembangan

- Biological function; kasih sayang yang memiliki fungsi biologis.

2. Pengaruh teman sepermainan; pergaulan dengan teman yang tidak sebaya atau tidak selep

el, ber

teman dengan anak nakal, berpeluang anak menjadi nakal dan kriminal. Anak dari orang tua yang tidak mampu yang anaknya berteman/bergaul dengan anak orang kaya, berpeluang anaknya menjadi kriminal jika suatu saat pertemanan mereka menjadi putus. Hal ini disebabkan anak tersebut sudah terbiasa dengan pola hidup orang kaya tiba-tiba dia harus terputus dengan kebiasaannya tersebut sedangkan disatu sisi orang tuanya tidak cukup mampu untuk

memenuhi semua keinginan-keinginan si anak maka cenderung perilaku kriminal anak akan mudah muncul.

3. Pengaruh lingkungan yang kurang baik; dampak negatif IPTEK, tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya. Seperti telah diulas dalam pendahuluan artikel ini bahwa perkembangan teknologi tidak hanya berdampak positif tetapi juga memberikan dampak negatif terhadap perkembangan anak/remaja, informasi tentang kekerasan yang begitu terbuka memberikan dampak psikologis yang begitu besar terhadap perkembangan mental anak, anak menjadi mudah ketakutan, timbul kecurigaan yang berlebihan terhadap orang lain dan lain sebagainya. Perkembangan dunia cyber (dunia maya) tanpa batas dan sangat mudah diakses

(10)

memberikan dampak negatif terhadap perilaku anak dalam pergaulan sehari-hari, informasi yang sepatutnya belum bisa didengar, diterima dan dilihat oleh anak dapat dengan mudah dinikmati sehingga perilaku anak menjadi tidak terkontrol, banyak terjadi perkosaan, pelecehan seksual, seks bebas, narkoba, dan perilaku kriminal lainnya.

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja

1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik, juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.

2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama

3. Kemauan orang tua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja

4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orang tua memberi arahan dengan siapa dan komunitas mana remaja harus bergaul. Teman yang baik adalah mereka yang memberikan perlindungan apabila kita kurang hati-hati, menjaga barang-barang dan harta kita apabila kita lengah, memberikan perlindungan apabila kita berada dalam bahaya, tidak pergi meninggalkan kita apabila kita sedang dalam bahaya dan kesulitan, dan membantu kita dalam kesusahan.

5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.

Dampak Hukum Kenakalan Remaja

(11)

Pasal 127 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika menyebutkan bahwa

(1) Setiap Penyalah guna:

a. Narkotika Golongan I bagi dirinya sendiri, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun;

b. Narkotika Golongan II bagi dirinya sendiri, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun;

c. Narkotika Golongan III bagi dirinya sendiri, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun

2. Seks Bebas

Secara khusus mengenai seks bebas tidak diatur dalam KUHP tetapi tindakan tersebut dapat menjerumuskan kita pada tindak pidana tertentu, seperti:

a. Melanggakesusilaan didepan umum

Pasal 281 KUHP menyatakan bahwa

Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya dua tahun delapan bulan atau denda sebanyak-banyaknya empat ribu lima ratus rupiah:

(12)

Ke-1 barangsiapa dengan sengaja merusak kesusilaan dihadapan umum;

Ke-2 barangsiapa dengan sengaja merusak kesusilaan dimuka orang lain yang hadir tidak dengan kemauannya sendiri

b. Tindak Pidana Perkosaan

Pasal 285 KUHP menyatakan bahwa “Barangsiapa yang dengan kekerasan atau dengan ancaman memaksa perempuan yang bukan isterinya bersetubuh dengan dia, karena perkosaan, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya dua belas tahun”.

c. Berzina

Pasal 284 ayat (1) KUHP menyatakan bahwa

Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya Sembilan bulan:

Ke-1 a. laki-laki yang beristri yang berzina sedang diketahuinya, bahwa pasal 27 Kita Undang-Undang Hukum Perdata berlaku baginya;

b perempuan yang bersuami yang berzina;

(13)

Ke-2 a. laki-laki yang turut melakukan perbuatan itu, sedang diketahuinya bahwa yang turut bersalah itu bersuami;

b perempuan yang tiada bersuami yang turut melakukan perbuatan itu, padahal diketahuinya, bahwa yang turut bersalah itu beristri dan pasal 27 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata berlaku bagi yang turut bersalah itu

d. Menggugurkan kandungan

Pasal 346 KUHP menyatakan bahwa “Wanita yang dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungannya, atau menyuruh orang lain menyebabkan itu, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya emapat tahun”

Pasal 348 KUHP menyatakan

(1) Barangsiapa dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungan seorang wanita dengan izin wanita itu, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun enam bulan

(2) Jika perbuatan itu berakibat wanita itu mati, ia dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya tujuh tahun.

e. Membunuh anak yang baru dilahirkan

(14)

Pasal 341 KUHP menyatakan “Seorang ibu yang karena takut akan diketahui ia sudah melahirkan anak, pada ketika anak itu dilahirkan atau tiada berapa lama sesudah dilahirkan, dengan sengaja menghilangkan nyawa anak itu dipidana karena bersalah melakukan

pembunuhan anak, dengan pidana penjara selama-lamanya tujuh tahun”

f. Tindak Pidana yang berkaitan dengan Perlindungan Anak

- Pasal 81 ayat (1) UU Nomor 23 Tahun 2002 menyatakan “Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 tahun dan paling singkat 3 tahun dan denda paling banyak 300 juta dan paling sedikit 60 juta.

- Pasal 82 UU Nomor 23 Tahun 2002 menyatakan “Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat,

serangkaian kebohongan atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 tahun dan paling singkat 3 tahun dan denda paling banyak 300 juta dan paling sedikit 60 juta.

DAFTAR PUSTAKA

Abdussalam. 2007. Kriminologi. Jakarta: Restu Agung.

Arif Gosita. 1993. Masalah Korban Kejahatan. Jakarta: Akademika Pressindo.

Huizinga J. 1990. Homo Ludens Fungsi dan Hakekat Permainan dalam Budaya (Hasan Basari sebagai penerjemah). Jakarta: LP3ES

Romli Atmasasmita. 2007. Teori dan Kapita Selekta Kriminologi. Bandung: Refika Aditama

(15)

Wirjono Prodjodikoro. 2008. Tindak-tindak Pidana Tertentu Di Indonesia. Bandung: PT Rafika Aditama.

Topo Santoso dan Eva Achajani. 2003. Kriminologi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

AnneAhira. Com. Kenakalan Remaja.

Referensi

Dokumen terkait

Keutuhan perineum tidak hanya berperan atau menjadi bagian penting dari proses persalinan, tetapi juga diperlukan untuk mengontrol proses buang air kecil, menjaga

Hasil penelitian dapat disimpulkan, pemberian tepung daun lamtoro (Leucaena leucocephala) dalam ransum tidak dapat meningkatkan bobot karkas, persentase karkas,panjang usus dan

Renstra Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 merupakan penjabaran dari RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 untuk terwujudnya “ Jawa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kombinasi produk dan tingkat penjualan yang telah dihasilkan dapat mendatangkan laba maksimal bagi Perusahaan Roti

• Sekarang, dengan akses yang relatif murah, semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk..

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan rahmatnya, saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul CITRA PERGURUAN TINGGI, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP

Di sisi lain ada pihak luar yang sudah mencoba untuk membuat masalah di Gunungkidul, jadi kami minta agar pemuka agama dan masyarakat dapat memfilter informasi yang masuk dari

urnum adalah : Teknik Sampling, Alat dan Teknik Pengumpulan Data serta Teknik Analisis Data Dalam makalah ini yang akan dibicarakan hanyalah menyangkut Alat dan Teknik