ABSTRAK
MUHAMMAD KHOLIDI. Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi Dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMA Melalui Pendekatan Pembelajaran Kooperatif. Tesis, Program Studi Pendidikan Matematika Sekolah Pascasatjana Universitas Negeri Medan (UNIMED). 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan secara empirik tentang (1) perbedaan peningkatan kemampuan koneksi dan pemecahan masalah matematika antara pendekatan pembelajaran kooperatif (PPK) dan pendekatan pembelajaran konvensional (PPKon), (2) perbedaan peningkatan kemampuan koneksi dan pemecahan masalah matematika antara PPK dan PPKon berdasarkan kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, dan rendah), (3) analisis po1a jawaban siswa antara PPK dan PPKon. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang difokuskan pada penguasaan konsep, aktivitas belajar siswa terhadap PPK dalam upaya meningkatkan kemampuan koneksi dan pemecahan masalah matematika siswa. Populasi penelitian ini adalah siswa SMA Negeri di Kota Tanjungbalai. Secara acak, dipilih satu sekolah sebagai subyek penelitian. Kemudian secara acak dipilih empat kelas dari beberapa ke1as XII lP A yang parallel dengan ketentuan dua kelas untuk kelas eksperimen dan dua kelas untukkelas kontrol. Instrumen yang digunakan terdiri dari : tes kemampuan koneksi matematika, tes kemampuan pemecahan masalah matematika dan lembar observasi. Instrumen tersebut dinyatakan telah memenuhi syarat validitas isi, serta koefisien reliabilitas sebesar 0,4359 dan 0,63 06 berturut-turut untuk kemampuan koneksi matematika dan kemampuan pemecahan masalah matematika. Analisis data dilakukan dengan Uji t dan analisis varians dua jalur (ANA VA). Hasil utama dari penelitian ini adalah (1) Secara signifikan terdapat perbedaan antara PPK dan PPKon terhadap peningkatan kemampuan koneksi maupun pemecahan masalah matematika dengan nilai F=l8.297 dan P- value = 0.00 untuk kemampuan koneksi matematika, serta F=l9.309 dan P- value = 0.00 untuk kemampuan pemecahan masalah matematika dengan masing-masing P-value < a =
ABSTRACT
MUHAMMAD K.HOLIDI. Efforts to Improve Capability Connections And High School Students Mathematics Problem Solving Through Cooperative Learning Approach. Thesis, Mathematics Education Study Program Graduate School State University ofMedan (UNIMED). 2011.
This research aims to reveal empirically about (1) differences in improvement of the connections between mathematics and problem-solving approach to cooperative learning (PPK) and the conventional learning approach (PPKon), (2) differences in improvement of the connections and mathematical problem solving between the PPK and PPKon based students' mathematical ability (high, medium, and low), (3) analysis of patterns of student answers between the PPK and PPKon. This was an experimental study that focused on mastery of concepts, student learning activities against the PPK in an effort to improve connectivity and problem-solving ability mathematics students. The research population is high school students in the Tanjungbalai City. At random, one school was chosen as research subjects. Then the four classes were randomly selected from some class XII IP As parallel with the provisions of the two classes to experiment class and two classes for grade control. Experimental class were treated PPK and PPKon treated control class. The instrument used consisted of: testing the ability of mathematical connections, mathematical problem-solving ability test and observation sheet. Those instruments have been declared eligible content validity, and reliability coefficient of 0.4359 and 0.6306 respectively for connection capability in mathematics and mathematical problem-solving abilities. Data analysis was performed with t test and analysis of variance two-point (ANOVA). The main result of this study were (1) Significantly there is a difference between the PPK and PPKon to improving connection capabilities as well as solving math problems with a value of F
=
18 297 and P-value = 0.000 for the ability of mathematical connections, and F = 19 309 and P-value = 0000 for mathematical problem-solving abilities with their respective P-value < = 0.05, (2) Significantly there is a difference betweenc:x the PPK and PPKon to improving connection capabilities and solving math problems based on student ability (high, medium, and low) with a value F = 9629 and P-value = 0.000 for the ability of mathematical connections, and F = 10 946 and P-value = 0.000 for mathematics problem-solving abilities with their respective P-value < = 0.05, (3) The resultsc:x obtained 69.67 % of students in the group of PPK, are able to apply the realm of mathematical connections, whereas only 58.73% PPKon, from analysis of the PPK gained 77.22% of students who understand the problem (MM), 69.29% of students are able to plan completion (MP), 65.8% students are able to solve the problem (SM), and 51.8% students look back on the job (MK). While PPKon group, only 70.88% of students who understand the problem (MM), 57.26% of students are able to plan completion (MP), 50.74% students are able to solve the problem (SM), and 41.2% students look back work (MK). Based on the results of this study can be concluded that the PPK is the right approach, in an effort to improve connectivity and problem-solving ability mathematics students.L
.
ILIK PERPUSTAKAAN
t.INIMED
·---UPA YA MENINGKATKAN KE1\1AMPUAN KONEKSI DAN
PEMECAHAN MASALAH MATEMA
TIKA
SIS\V A SMA
MELALUI PENDEKA TAN PEMBELAJARAN
~KOOPERA TIF
5'
I 0-0
7/
(L~O
C)
(Pcnelitia n Ek.'>pcrimcn pada S.MA Ncgcri 1 Kota Tanjungbalai)
'fESIS
Diajukan Untuk Memcnuhi Salah Satu Syarat
Mcmpcrolch Gelar Magister Pcndidikan
Program Studi Pcndidikan Matema tika
OLEH:
1\-IUHAMMAD
KHOLIDI
NI~:
081188730021
~~~--~---- ---~
t1f0l1YG
I
PROGI{AM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM P
ASCA SARJANA.
UNIVERSITAS NEGERIMEDAN
TESIS
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN
PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMA
MELALUIPENDEKATANPEMBELAJARAN
KOOPERATIF
Disusun dan diajukan oleb:
MUHAMMAD KBOLIDI
NI~: 08118873002lTelah Dipertahankan di Depan Panitia Ujian Tesis Pada Tanggal 23 Pebruari 2011 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Medan, 3 Maret 2011
Menyetujui Tim Pembimbing
Pembimbing I
Po r.' ~:RAGIH,
M.Pd NIP. 196102051988031003Ketua Program Stud\ Pendidikan Matematika
Prof.i:::'::.RAGIH, M.Pd NIP.l96102051988031003
Pemb;m/
PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI
UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN
NO
NAMA
1:
G
TANDA TANGAN
Prof. Dr. SAHAT SARAGIH, M.Pd
NIP: 196102051988031003
(KRTUA)
SAID SUWILO,
M~Sc,
Ph~DNIP: 196401091988031004
(SEKRETARIS)
Prof. Dr. ASMIN, M.Pd
NIP: 195708041985031002
(ANGGOTA)
Dr. IZWIT A DEWI, M.Pd
NIP: 196207061989032001
(ANGGOTA)
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN
PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI
PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERTIF
Disusun dan diajukan oleh:
Medan, 3 Maret 2011
Menyetujui:
Tim Pembimbing
Pembimbing I
Prot
D ~ ARA Gm
NIP: 19610205 198803 1 003
M.Pd
SAID S
LO, M.Sc, Ph.D
NIP: 19640109198803 1 004
Ketua Program Studi Pendidikan Matematika
Prof. Dr.
T SARAGIH M. Pd
Pernyataan Tidak Melakukan Plagiat dan Memalsukan Data
Sr a yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Muhammad Kholidi
: 081188730021 :XIV
: Pendidikan Matematika
~.
NIM Angkatan Prodi
Judul Tesis : Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMA Melalui Pendekatan Pembelajaran Kooperatif.
de g_an ini menyatakan bahwa:
1. benar tesis saya adalah karya saya sendiri, bukan dikerjakan orang lain; 2. saya tidak melakukan p1agiat da1am penulisan tesis saya;
I
3. saya tidak ada merobah atau memalsukan data penelitian saya.Ji4 temyata di kemudian hari terbukti saya telah melakukan salah satu hal di atas, mt a saya bersedia dikenai sanksi yang berlaku berupa pencopotan gelar saya.
i
oefnikian pemyataan ini saya buatdengan sebenamya.
I
IDi*etahui oleh
I
As ~ sten Di ktur I,
'
\
Syf ifuddin, M.Sc., Ph.D.
NIT
19591122 198601 1 001Medan, Februari 2011
Saya yang membuat pemyataan,
KATAPENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala ralunat dan hidayah-Nya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik dan
sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Tesis yang beljudul "Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan
Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMA Melalui Pendekatan Pembelajaran Koopertif', disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Magister Pendidikan Matematika Sekolah Pascasaljana Universitas Negeri Medan
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. Sahat Saragih M. Pd dan Bapak Saib Suwilo, ¥.Sc, Ph.D selaku Dosen Pembimbing Tesis, dan seterusnya kepada Prof. Dr. Asmin, M.Pd, Bapak Dr. Lisyanto, M.Si dan lbu Dr. lzwita Dewi, M.Pd sebagai narasumber yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya tesis ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Belferik Manullang sebagai Direktur Sekolah Pascasaljana Universitas Negeri Medan, Bapak Syarifuddin, M. Sc, Ph. D sebagai Asisten Direktur I, dan Bapak Dr. Abdul Hasan Saragih, M. Pd sebagai Asisten Direktur II, bererta staf pegawai Program Studi Pendidikan Matematika dan pegawai perpustakaan Sekolah Pascasaljana Universitas Negeri Medan.
Penghargaan juga disampaikan kepada Bapak Dr. Hasratudin M. Pd, Bapak Drs Edi Syahputra M. Pd Dosen FPMIPA UNIMED dan sahabat alumni saudari Glory Indira D. Purba S.Si, M.Pd serta Bapak Sumardi S.Pd guru SMA Negeri I Kota Tanjungbalai sebagai validator tes. Kemudian ucapan terima kasih kepada Bapak Wali Kota Tanjungbalai Dr. H. Sutrisno Hadi SpOG dan lbu Delima S.Pd MM sebagai Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kota Tanjungbalai , Bapak Drs Kani Napitupulu sebagai Kepala SMA Negeri I Kota Tanjungbalai, serta lbu Mahyuni S. Pd dan Ibu Zulfah Marpaung S.Pd sebagai guru pengamat (observer),
yang telah banyak membantu selama penelitian ini dilaksanakan beserta seluruh staf pegawai SMA Negeri 1 Kota Tanjungbalai.
Teristimewa kepada kedua orang tua, Bapak H. Abdur Rahman dan Ibu Suhaimiah serta istri tercinta Nuraini yang telah banyak memberikan dukungan baik secara moril maupun materil , kepada sanak saudara dan rekan-rekan yang telah memberi dorongan dan doa sehingga penuJis dapat menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan
ini.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan tesis
ini,
namun penulis menyadari banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk: itu penulis mengharapkan saran dan keriti.k yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya tesis ini. Kiranya ini akan bermamfaat dalarn memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.Medan, Pebruari 2011 Penulis
Muhammad Kholidi
DAFTAR lSI
Hal ABSTRAK ... .
ABSTRACT... 11
KATA PENGANTAR... ut DAFTAR lSI... v
DAFTAR TABEL... vii
DAFTARGAMBAR... IX DAFT AR LAMP IRAN ··· XI BAB I PENDAHULUAN A. La tar Belak:ang Masa1ah. ... .. . . .. . ... .... ... ... .. ... ... .. . I B. Identifikasi Masalah ... .. ... ... ... ... ... .... ... ... ... ... ... II C. Pembatasan Masalah ... 13 .·
D. Rumusan Masalah ... 14
E.
Tujuan Penelitian.... .... ... .. ... . ... ... . .. ... ... .. ... ... .. . .. . . .. . . ... ... 14F. Mamfaat Penelitian ... ... 15
BAB II KAJIAN PUST AKA A. Koneksi Matematika . ... . . . .. . . .. . . .. ... . .. . ... . . ... . ... . . .. ... ... ... ... ... .. . . .. . 1 7 B. Pemecahan Masalah Matematika .. . .. .. ... ... ... ... .. ... ... .... 20
C. Hak:ikat Pembelajaran Matematika ... 26
D. Pendekatan Pembe1ajaran Kooperatif (Cooperative Learning).... 31
E. Pendekatan Pembelajaran Secara Konvensional... 39
F. Teori Belajar Pendukung... 41
G. Hasil Penelitian yang Relevan... 47
H. Kerangka Konseptual . .. . . . .. . ... . . . .... .. . . .. .. .. . .. .. .. . . ... ... ... . .. .. . .. .... .. .. . 48
I. Hipotesis Penelitian... 58 BAB A. B. C. D. E. F. G. H .
III METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampe1 ... .. V ariabel Pene1itian ... . Definisi Operasiona1 Variabel ... .. Desain Pene1itian ... .
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Tentang Kemampuan Koneksi Matematika ... B. Hasil Penelitian Tentang Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika ... ... ... ... ... . C. Analisis Hasil Kerja Siswa .. ... ... ... .
D. Aktivitas Guru dan Siswa dalam Proses Pembelajaran... 131 E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 135 F. Keterbatasan Penelitian ... .... .. . ... ... . .. .. .. . ... ... ... . . .. . ... ... .... .. . . 141
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
z
?
A. Simpulan... 143 B. Implikasi... 146 C. Saran... 148
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1. Sintaktis Pendekatan Pembelajaran Kooperatif
( Cooperative Learning)... 34
Tabel 2.2. Perbandingan Pedagogik antara Empat Pendekatan Pada Pembelajaran Kooperatif(Cooperative Learning)... 35
Tabel 2.3 Perbedaan Pedagogik antara Pembelajaran Kooperatif dan Pembelajaran Konvensional.. ... ... ... ... ... 41
Tabel 3.1 Daftar Peringkat Akreditasi SMA Negeri di Kota Tanjungbalai... 60
Tabel3.2 Daftar Jumlah Siswa SMA Negeri di Kota Tanjungbalai T.P2010/2011... 61
Tabel 3.3 Kriteria Pengelompokan Kemampuan Matematika Siswa. ... 63
Tabel 3.4 Tabel Weiner Tentang Keterkaitan antara Variabel Bebas, Terikat serta Kemampuan Siswa... 63
Tabel 3.5 Acuan Pemberian Skor Tes Koneksi Matematika ... 65
Tabel3.6 Kisi-kisi Tes Instrumen Kemampuan Koneksi Matematika... 65
Tabel3.7 Kisi-kisi Instrumen Pemecahan Masalah Matematika... 66
Tabel 3.8 Acuan Pemberian Skor Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika ... ... ... ... ... 66
Tabel 3.9 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Validitas Kemampuan Koneksi Matematika Siswa... ... 69
Tabel3.10 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Validitas Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa .... . .. ... .. .. . .. .. ... .. .. .... .. . .... 69
Tabel3 .ll Perhitungan Untuk Setiap Butir Soal Koneksi Matematika Siswa ... 71
Tabel 3.12 Perhitungan Untuk Setiap Butir Soal Pemecahan Masalah Matematika Siswa .... ... ... ... ... . . ... . . . .. . .. . . .. .. . . . .. ... . ... .. . .. . . ... 71
Tabel 3.13 Rangkuman Hasil Perhitungan Daya Pembeda (D) Kemampuan Koneksi Matematika... 72
Tabel3.14 Rangkuman Hasil Perhitungan Daya Pembeda (D) Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika .. . ... ... .. ... ... 73
Tabel 3.15 Keterkaitan Masalah, Hipotesis, dan Jenis Uji Statistik Yang Digunakan . .. ... ... .... .. ... . . .. . .. . .... . .. . . ... . .. . . .. .. . ... .. . ... .. .. . 77
Tabel3.16 Rancangan Waktu Penelitian... 79
Tabel 4.1 Rataan Gain Ternormalisasi Kemampuan Koneksi Matematika Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol berdasarkan Kemampuan Matematika Siswa ... 81
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data KMA dan KMB... ... 84
Tabel4.3 Hasil Uji Homogenitas Varians Kelompok Data KMA dan KMB... 85
Tabel 4.4 Uji t Kelompok Data KMA dan KMB ... 85
Tabe14.5 Hasil Uji Norma1itas Kelompok Data ... 87
Tabel4.6 Hasil Analisis Uji Homogenitas Antar Kelompok KMA dan KMB ... ... .... 88
Tabel 4.7 Basil Anava Dua Jalur Kemampuan Koneksi Matematika ... 88
[image:12.522.39.470.88.666.2]Tabel4.8 Rangkuman Hasil Uji t Pengaruh Pendekatan Pembelajaran
Berdasarkan Tingkat Kemampuan Matematika Siswa . . ... ... ... 91 Tabel4.9 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Kemampuan
Koneksi Matematika pada TarafSignifikailsi 5% ... 92 Tabel4.10 Rataan Gain Temormalisasi Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol berdasarkan Kemampuan Matematika
Siswa... 93 Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Data PMA dan PMB ... 96 Tabel4.12 Hasil Uji Homogenitas V arians Kelompok Data PMA
danPMB ... 97 Tabel4.13 Rangkuman Uji t Kelompok Data PMA dan PMB... 98 Tabel4.14 Hasil Uji Normalitas Kelompok Data... 99 Tabel 4.1 5 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Antar Kelompok
PMA dan PMB ... 100 Tabel 4.16 Hasil Anava Dua Jalur Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika... 101 Tabel 4.17 Rangkuman Hasil Uji t Pengaruh pendekatan Pembelajaran
Berdasarkan Tingkat Kemampuan Matematika Siswa ... ... . .. . ... ... . 104 Tabel 4.18 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika pada TarafSig. 5%... ... 105 Tabel4.19 Rangkuman Hasil Analisis Ranah Koneksi Matematika ... .
yang Terekam Pada Hasil Kerja Siswa di kelompok PPK. ... 116 Tabel 4.20 Rangkuman Hasil Analisis Langkah-Langkah Pemecahan ... .
Masalah yang Terekam Pada Setiap Butir Soal di Kelompok
PPK... 128 Tabel 4.21 Rangkuman Hasil Analisis Langkah-Langkah Pemecahan
Masalah yang Terekam Pada Setiap Butir Soal di Kel.PPKon. ... 128
[image:13.521.43.471.62.587.2]Gambar 3.1 Gambar 3.2. Gambar4.1 Gambar4.2 Gambar4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar4.6 Gambar 4.7 Gambar4.8 Gambar4.9 Gambar4.10 Gambar 4.11(a) Gam bar 4.1 I (b) Gambar 4.12(a) Gambar 4.12(b) Gambar 4.13(a) Gambar 4.13 (b) Gambar 4.14(a)
DAFTAR GAMBAR
Hal Daerah Pembagian Kurva Normal ... . Bagan Dari Prosedur Penelitian ... . Diagram Mean dan Std Deviasi Gain Ternormalisasi Kemampuan Koneksi Matematika Bardasarkan Faktor Pembelajaran ... . Diagram Mean Gain Ternormalisasi Kemampuan Koneksi Matematika Bardasarkan Faktor Pembelajaran dan Kemampuan Siswa ... . Diagram Mean Gain Ternonnalisasi Kemampuan Koneksi Matematika Bardasarkan Faktor Kemampuan Siswa dan Faktor Pembelajaran ... . Diagram Selisih Rataan Gain Ternormalisasi Kemampuan Koneksi Matematika antara PPK dan PPB Bardasarkan Faktor Kemampuan Siswa ... . Interaksi Antara Faktor Pembelajaran dan Faktor Kemampuan Matematika Siswa dalam Mempengaruhi Kemampuan Koneksi Matematika Siswa ... . Diagram Mean dan Std Deviasi Gain Ternonnalisasi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Bardasarkan Faktor Pembelajaran ... .. Diagram Mean Gain Ternonnalisasi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Bardasarkan Faktor Pembelajaran dan Kemampuan Siswa ... . Diagram Mean Gain Ternonnalisasi Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika Bardasarkan Faktor Kemampuan Siswa dan Faktor Pembelajaran ... . Diagram Selisih Rataan Gain Temonnalisasi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika antara PPK dan PPB Bardasarkan Faktor Kemampuan Siswa ... . Interaksi Antara Faktor P embe l ~aran dan Faktor Kemampuan Matematika Siswa dalam Mempengaruhi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 1 Aspek
Koneksi Matematika ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor l Aspek
Koneksi Matematika ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 2 Aspek
Koneksi Matematika ... ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 2 Aspek
Koneksi Matematika ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 3 Aspek
Koneksi Matematika ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 3 Aspek
Koneksi Matematika ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 4 Aspek
Gambar 4.14(b) Gambar4.15(a) Gambar 4.15(b) Gambar 4.16 Gambar 4.17(a) Gambar 4 .17(b) Gambar 4.1 8(a) Gambar 4.18(b) Gambar 4.19(a) Gam bar 4.19(b) Gambar 4.20(a) Gambar 4.20(b) Gambar 4.21(a) Gambar 4.2l(b) Gambar4.22 Gambar 4.23 Gambar4.24 Gambar4.25 Gambar4.26 Gambar4.27 Gambar4.28 Gambar4.29
Koneksi Matematika ... .. Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 4 Aspek Koneksi Matematika ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 5 Aspek
Koneksi Matematika ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 5 Aspek
Koneksi Matematika ... . Diagram Garis Rataan Gain Temormalisasi
Kemampuan Koneksi Matematika Tiap Butir Soal ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 1 Aspek
Pemecahan Masalah Matematika ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 1 Aspek
Pemecahan
Masalah
Matematika ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 2 AspekPemecahan Masalah Matematika ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 2 Aspek
Pemecahan Masalah Matematika ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 3 Aspek
Pemecahan Masa1ah Matematika ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 3 Aspek
Pemecahan Masalah Matematika ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 4 Aspek
Pemecahan Masalah Matematika ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 4 Aspek
Pemecahan Masalah Matematika ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 5 Aspek
Pemecahan Masalah Matematika ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 5 Aspek
Pemecahan Masalah Matematika ... . Diagram Garis Rataan Gain Ternormalisasi
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Tiap Butir Soal ... . Diagram Garis Hasil Pengamatan Guru dari Dua
Observer ... . Diagram Garis Hasil Pengamatan Siswa dari Dua Observer ... . Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran pada Kelas Eksperimen ... . Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran pada Kelas Kontrol ... .. Aktivitas Peneliti dalam Proses Pembelajaran pada Kelas Eksperimen ... ... . Aktivitas Siswa dalam Kerja Kelompok ... .. Aktivitas Siswa Dalam Mempresentasikan Hasil Kerja Kelompok ... .
[image:15.529.27.468.52.591.2]DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Penjelasan validitas uji coba intrumen penelitian kemampuan koneksi matematika dan pemecahan
Lampiran 2 Lampiran 30 Lampiran40 Lampiran 50 Lampiran 60
masalah matematika ooo.oooooo 000 oooooo.oo 00 00 0 0000000 0000000000 000 000 0 0 00 00 ooooo Oo Jadual Penelitian di SMA
N I
Tanjungbalai ooooooooooooooooooo oooooo Lembar Observasi dan Hasil Observasiooooooooooooooooooooooooooooooo o Rencana Pelaksanaan PembelajaranooooooooooOOOoooooooooooOOoooooooooo.oo Lembar Aktivitas Siswaooooooooooooooooooooooooooooooooooooo oooo ooooooooo oooooooo Acuan Pemberian Skor Tes Koneksi Matematika, 0Kisi-kisi Instrumen Penelitian Aspek Koneksi Matematika, Soal dan AltematifPembahasan Tes
Koneksi Matematikaooooooooooo.oooooooooooooooooooooooooooooo.ooooOoOoooooooooOOO Lampiran 70 Acuan Pemberian Skor Tes Pemecahan Masalah
Matematika, Kisi-kisi Tes Pemecahan Masalah Matematika, Soal dan Alternatif Pembahasan
Hal.
166
170
171
179
208
Tes Pemecahan Masalah Matematikaooooooo OOOOoOOooooooooOOOOO oooooooooo 235 Lampiran 8 Dasar Pengelompokan, dan Deskripsi Data
Hasil Penelitianoo oooOOOOOOOOooooooOOOOoO·o···oooooooooooooOOoOOooooooooooooooooooooooo 248 Lampiran 90 Pengujian Analisis Data Hasil Penelitian ooooo .. ooooooooOOOooooooOOOO OOo 269
Lampiran 100 Uji Homogenitas Dan Analisis Kesamaan Rata-Rata oo .. oooooooo 295
Lampiran 110 Deskripsi Data Hasil Penelitian Berdasarkan
Kemampuan Siswa OoOOO ooooooooo.ooo•o••ooooooo .. oooooooooo oo···ooo oooo .. ooOOOOO OOO 398 Lampiran 12. Photo Dokumentasi Penelitiano.o ooooo .... oooooo oo oooo.ooooo ... o ... ooooo.o oo 305 Lampiran 13 Surat-surat izinooooooooo oooooo.oooooooo ... ooooooooooo.ooooooooo .. oooo.ooooooo oooooooo o 309 Lampiran 14 Daftar Riwayat HidupooooooooooooooooOoooooooooooooooooooooooOOOOoooOOooooooooooo 318
A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN
Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memperihatinkan.
Berdasarkan basil survei United Nations Development Programme (UNDP), £PM
Indonesia baru mencapai 71,1 sedangkan negara Asia Tenggara lainnya, yaitu
Filipina 76,3; Thailand 78,4; Malaysia 80,5 dan Singapura 91,6. ( Sumber
http:/!hataviase.co.id/node/140360 diakses 1 Juni 201 0). Pada bagian lain juga,
Soedibyo AM. mengatakan: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia periode
2009, jika dibandingl:r.an dengan negara-negara di dunia, Indonesia masih menduduki
tempat 111 dari 182, karena faktor pendidikan dan kesehatan yang mac;ih tertinggal.
(Sumber, http://www.antarajatim.com/lihatlberita/27631/ipm-indonesia. diakses
Juni 2010). Pada kesempatan yang sama dipero1eh data bahwa: lndeks
Pembangunan Manusia Propinsi Sumatera Utara yang dikeluarkan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS) Propinsi Sumatera Utara, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota
Tanjungbalai berada pada posisi 12 dari 30 kab/kota di Sumatera Utara. Data
tersebut menjelaskan bahwa faktor pendidikan di Kota Tanjungbalai masih perlu
ditingkatkan, masih perlu penanganan yang serius dari berbagai unsur masyarakat.
Guru merupakan salah satu ujung tombak pembangunan. Guru hurus berupaya
mencari inovasi-inovasi pendekatan pembelajaran yang baru. Solusi yang tepat, yang
melibatkan semua unsur-Lmsur bangsa ini, sangat diperlukan untuk mendorong
Indeks Pembangunan Indonesia (IPM) ke tingkat 80,00. Sehingga upaya
meningkatkan pembangunan di Indonesia pada umurrmya serta pendidikan di Kota
Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta · didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengedalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Suatu hal yang perlu kita perhatikan dari UU No.20 tahun 2003 tersebut bahwa; proses pendidikan yang terencana itu diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang memungkinkan tetjadi pada diri anak sehingga membentuk manusia yang berkembang secara sempuma, serta proses pendidikan hams berorientasi kepada siswa (student active learning), dan akhimya dapat mengembangkan kecerdasan intlektual serta keterampilan anak sesuai dengan kebutuhan.
Pendidikan yang berkualitas di era informasi sekarang ini merupakan faktor penentu dalam mengasilkan masyarakat yang memiliki kompetensi untuk dapat memasuki bidang perkerjaan yang makin kompetitif akibat perkembangan dunia yang makin mengglobal. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas pendidikan antara lain pesatnya tuntutan masyarakat tentang mutu lulusan yang terampil, perkembangan dan perubahan peradaban dunia yang makin mengglobal dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi, serta peningkatan perekonomian dunia. Ini memberikan implikasi terhadap penyediaan lulusan pendidikan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Terciptanya
lulusan
sekolah yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat ditentukan berbagai faktor, misalnya kompetensi guru, kemampuan siswa, sarana, fasilitas, kurikulum dan lain-lain. Salah satu indikator pembelajaran yang berkualitas baikadalah tingginya tingkat pengetahuan serta adanya interaksi siswa terhadap materi yang diajarkan pada kehidupan nyata. Sari (2008: 8) berpendapat bahwa:
lnteraksi belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bersifat interaktif dari berbagai komponen untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam perencanaan pembelajaran. Peranan guru dalam menentukan pola kegiatan belajac mengajac di keJas bukan ditentukan oleh didaktik- metodik yang digunakan tetapi bagaimana menyediakan dan memperkayai pengalaman anak.
lnformasi diatas, mengingatkan kita sebagai pengelola pendidikan untuk meningkatkan perhatian dan usaha yang sungguh-sungguh dalam memberikan pembelajacan matematika di sekolah, sehingga pelajarannya dapat dipahami oleh siswa dan tetap mengacu kepada perkembiingan pribadi para siswa, dengan tidak mengorbankan karakteristik matematika sebagai ilmu deduktif, abstrak dan konsisten.
Matematika dapat dipandang sebagai ratunya ilmu ( Queen of Sciences)
mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika bukanlah merupakan pengetahuan mengenai objek tertentu melainkan cara berpikir untuk mendapatkan pengetahuan tersebut (Suriasumantri, 1999). Kemampuan berpikir matematik telah banyak mendapat perhatian para peneliti maupun pendidik. Banyak perhatian yang difokuskan pada batasan dalam pemahaman siswa terhadap konsep dan juga kepada keterampilan berpikir, penalaran, koneksi, dan menyelesaikan masalah mereka dalam matematika. Banyak alasan mengapa matematika tersebut demikian. Pada bagian lain Sitompul (De Bono, 2007: 135) mengatakan:
Sebagian besar cara berpikir kritis, perdebatan, dan sistem yang terdiri dari dua kutub yang berlawanan, didasarkan pada logika. Logika adalah cara para ilmuwan untuk menyampaikan gagasan mereka. Walaupun suatu terobosan ilmiah diperoleh karena intuisi,
terobosan itu haruslah dijelaskan seolah-olah itu adalah basil dari logika. Jika tidak, ide tersebut tidak akan diterima.
Belajar matematika berkaitan erat dengan aktivitas dan proses belajar dan berpikir. Studi kasus suatu organisasi memberikan pandangan prediksi yang sarna dengan menganalisis data dari daftar kisi-kisi berdasarkan pada suatu teori yang pasti tak jelas tetapi menjadi bermanfaat bagi siswa dalam mempelajari konsep matematika Tentu saja kita memerlukan akal sehat dan bahkan sedikit keyakinan. Sumarmo (2010 : 4) mengatakan:
Istilah berfikir matematik (mathematical thinking) diartikan sebagai cara berfikir berkenaan dengan proses matematika (doing math) atau cara berfikir dalam menyelesaikan tugas matematik (mathematical task) baik yang sederhana maupun yang· kompleks. Merujuk pengertian di atas, maka istilah mathematical ability, dapat diartikan juga sebagai kemampuan melaksanakan mathematical thinking.
Selanjutnya, ditinjau dari kedalaman atau kekompleksan kegiatan matematik yang terlibat, berfikir matematik dapat digolongkan dalam dua jenis yaitu yang tingkat rendah (low order mathematical thinking atau low level mathematical thinking ) dan yang tingkat tinggi (high order mathematical thinking atau high level mathematical thinking)
Bantuan seorang guru kepada siswanya tidak boleh terlalu banyak dan tidak boleh terlalu sedikit. Menurutnya, jika bantuan seorang guru terlalu sedikit, maka siswa akan mengalami hambatan yang cukup besar, namun jika bantuan itu terlalu banyak, maka sedikit sekali yang akan didapat para siswa dari proses belajarnya.
Akibatnya, banyak terjadi kesulitan siswa dalam menjawab soal-soal matematika
yang berhubungan dengan soal-soal koneksi. Beberapa siswa menganggap
matematika adalah mata pelajaran yang sulit. Sebagai contoh hanya 28,5 % siswa
dari 120 siswa (basil pretes) mampu untuk menyelesaikan soal koneksi. Ketidakmampuan siswa untuk menjawab soal koneksi matematika, dikarenakan
ketidakmampuan siswa mengkoneksikan pengetahuan yang diterimanya dengan
persoalan matematika dalam kehidupan nyata. Hal ini tidak terlepas dari pengajaran
guru serta pendekatan yang digunakan saat ini di kelas belum tepat. B anyak
pengajaran bidang-bidang akademis masih dilakukan secara konvensional yang
hanya membuahkan kemampuan yang bersifat kognitif semata. Selanjutnya
Sumarmo (2006) mengatakan bahwa :
Kemampuan Koneksi Matematika adalah kemampuan seseorang dalam memperlihatkan hubungan internal dan eksternal matematika, yang meliputi: koneksi antar topik matematika, koneksi dengan disiplin ilmu lain, dan koneksi dengan kehidupan sehari-hari.
Kemampuan ini akan dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran yang inovatif. Melalui koneksi matematika maka konsep pemikiran
dan wawasan siswa akan semakin terbuka terhadap matematika, tidak hanya terfokus
pada topik tertentu yang sedang dipelajari, sehingga akan menimbulkan sifat positif
terhadap matematika itu sendiri. Membuat koneksi merupakan standar yang jelas
dalam pendidikan matematika yang juga menjadi salah satu standar utama yang
disarankan NCTM (Marzuki, 2006). Keterkaitan antara berpikir tingkat tinggi
dengan pelajaran matematika dijelaskan oleh Romberg (Marzuki, 2006) dengan menyatakan bahwa beberapa aspek berpikir tingkat tinggi yaitu: pemecahan masalah matematika, komunikasi matematika, penalaran matematika, dan koneksi matematika. Setiap aspek dalam berpikir matematika tingkat tinggi mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, sehingga agar tidak terlalu melebar, dalam penelitian ini yang akan diukur hanya dua aspek, yaitu: koneksi matematika dan pemecahan masalah matematika.
Pada bagian lain pembelajaran matematika di sekolah hendaknya berpusat pada peningkatan kemampuan siswa dalam memecahk:an masalah. Polya sangat mendukung terhadap pembelajaran menggunakan pemecahan masalah. Pemecahan masalah merupakan aspek yang sangat penting dalam proses belajar dan pengembangan matematika. Langkah-langkah pemecahan masalah menurut Polya, sebagai berikut: memahami masalah; merencanakan penyelesaian; menyelesaikan masalah; dan melakukan pengecekan. Seperti yang dinyatakan oleh Edelstein (1999, 49) sebagai berikut:
Polya breaks the problemsolving process down into four main parts:
understanding the problem, devising a plan, carrying out the plan, and looking back. He discusses what each part involves, and then illustrates the process with a few sample problems from geometry and calculus.
Pada contoh soal berikut, hanya 16,7% siswa dari 120 siswa (basil pretes) mampu untuk menyelesaikannya. Sebagian siswa tidak dapat menjawab dengan sempurna. Dalam menyelesaikan masalah matematika diperlukan beberapa prasyarat yang meliputi pengetahuan konseptuaVprosedural, strategi, komunikasi dan akurasi. Proses belajar mengajar matematika yang baik adalah guru harus mampu menerapkan suasana yang dapat membuat siswa antusias terhadap persoalan yang ada sehingga
mereka mampu mencoba memecahkan persoalannya. Guru perlu membantu
mengaktifkan siswa untuk berpikir. Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa lebih mengaktifkan siswa, sehingga siswa "mengalami" apa yang
dipelajarinya, bukan "mengetahuinya". Pembelajaran matematika yang berorientasi
target penguasaan materi, terbukti berhasil dalam kompetisi, mengingat jangka pendek tetapi gaga! dalam membekali anak dalam memecahkan persoalan dalam kehidupan
jangka panjang.
Selanjutnya Sanjaya (2008) mengatakan bahwa pembelajaran berpikir
adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. Menurut beberapa
ahli, otak manusia terdiri dari dua bagian, yaitu otak kanan dan otak kiri.
Masing-masing belahail otak memilki spesialisasi dalam kemampuan- kemampuan
tertentu. De Porter (Sanjaya, 2008) mengatakan bahwa proses berpikir otak kiri
bersifat logis, skuensial, linier dan rasional. Sisi ini sangat teratur. Walaupun
berdasarkan ia mampu melakukan penafsiran abstrak dan simbolis. Cara
berfikirnya sesuai untuk tugas- tugas teratur ekspresi verbal, menulis, membaca,
asosiasi auditorial, menempatkan detail fakta, fonetik serta simbolis. Pada
pembelajaran matematika, pemecahan masalah merupakan bagian yang sangat
penting dikuasai oleh siswa. Sehingga Sumarmo ( 2009) mengatakan bahwa proses
berpikir dalam pemecahan masalah memerlukan kemampuan intlektual tertentu
yang akan mengornanisasikan strategi. Hal itu akan melatih orang berpikir kritis, logis dan kreatif yang sangat diperlukan dalam menghadapi perkembangan
masyarakat. Pemecahan masalah menurut Suherman dkk (2001: 83) adalah:
Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki
untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin. Melalui kegiatan
ini
aspek-aspek kemampuan matematika penting seperti penerapan aturan masalah tidak rutin, penemuan pola. penggeneralisasian, komunikasi matematik, dan lain-lain dapat dikembangkan secara lebihbaik.
Ketidakmampuan siswa untuk menyelesaikan soal-soal koneksi matematika maupun soal-soal pemecahan masalah matematika sebagaimana diutarakan di atas. Sebagai indikator adanya masalah yang dihadapi guru di lapangan. Berbagai permasalahan yang dihadapi oleh guru matematika. salah satunya adalah kesulitan siswa dalam belajar matematika. Kesulitan tersebut antara lain adalah kesulitan dalam koneksi matematika, dan pemecahan masalah matematika. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurang tepatnya orientasi pembelajaran matematika di sekolah (Sanjaya, 2008). Pembelajaran matematika selama
ini
kurang memberi motivasi kepada siswa untuk terlibat langsung dalam pembentukan pengetahuan matematika mereka. Pembelajaran dengan suasana belajar aktif dan memberikan strategi dalam penyelesaian soal, dapat membantu siswa mengatasi kesulitan tersebut. Pendekatan pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif adalah pendekatan pembelajaran kooperatif. Guru dapat menerapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe ST AD (Student Teams Achievement Division), kepada siswanya di kelas dimana mereka bertugas sebagai tenaga pengajar.Slavin, Abrani dan Chambers (Sanjaya, 2008) berpendapat bahwa belajar melalui. kooperatif dapat dijelaskan dari beberapa perspektif, yaitu: perspektif motivasi, perspektif sosial, perspektif perkembangan kognitif dan perspektif elaborasi kognitif. Selanjutnya Sanjaya (2008, 224) berpendapat bahwa:
Perespektif sosial berarti bahwa melalui kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam belajar karena mereka menginginkan semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan. BekeJjasama secara tim dengan mengevaluasi keberhasilan sendiri oleh kelompok, merupakan iklim yang bagus, dimana setiap anggota kelompok menginginkan semuanya memperoleh keberhasilan. Selanjutnya setiap kelompok haruslah bersifat heterogen. Artinya, kelompok terdiri atas anggota yang memiliki kemampuan ak:ademik, jenis kelamin,
dan
latar belakang sosial yangberbeda.
Halini
dimaksudkan agar setiap kelompok dapat saling memberikan pengalaman, saling memberidan
menerima, sehingga diharapkan setiap anggota dapat memberikan kontribusi terhadap keberhasilan kelompok.
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh ke&rhasilan secara kelompok. Oleh karena itu, perinsip bekerja sama perlu ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan tanggung jawab masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling membantu. Salah satu strategi dari model pembelajaran kelompok adalah strategi pembelajaran kooperatif ( cooperative learning). Strategi pembelajaran kelompok merupakan strategi pembelajaran yang akhir- akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan. Slavin (Sanjaya, 2008), mengemukakan dua alasan, pertarna beberapa basil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkat harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berfikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan. Dari dua alasan tersebut, maka pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan.
Merujuk pernyataan NCTM (Sumarmo, 2010: 4) dua dari jenis berpikir
tingkat tinggi dalam matematika adalah koneksi matematika dan pemecahan masalah
matematika Jenis paling banyak digunakan dalam menyelesaikan soal/masalah
matematika dalam kehidupan nyata. Melalui koneksi matematika, siswa diajarkan
konsep dan keterampilan dalam memecahkan masalah dari berbagai bidang yang
relevan, baik dengan bidang matematika itu sendiri maupun dengan bidang di luar
matematika. Sedangkan kemampuan pemecahan masalah matematika dijadikan
kemampuan dasar yang harus ada pada siswa dalam menyelesaikan permasalahan
dalam matematika Dua alasan ini yang membuat peneliti tertarik melakukan
penelitian, dengan konsep pendekatan pembelajaran berdasarkan
kelompok-kelompok kecil dibawah pendekatan kooperatiftipe STAD.
Pengembangan pembelajaran ini hanya dimungkinkan jika hubungan
keijasama antara siswa teijalin dengan baik, terciptanya komunikasi secara logis,
kalaborasi dan partisipasi dapat terbentuk dan terbina secara efektif serta hubungan
persahabatan yang saling percaya dapat teijalin dengan baik. Pembelajaran yang
berorientasi pada penciptaan iklim yang kondusif dapat membangun hubungan
keijasama, berbagi informasi, pengetahuan dan pengalaman antar sesama siswa
maupun guru dengan siswa. Penciptaan suasana kooperatif dapat membangun hubungan interaksi secara intensif dan saling menguntungkan. Jika syarat-syarat
tersebut terpennhi maka pengaruh pembelajaran kooperatif secara umum hasilnya
positif.
B. Identif"Ikasi Ma.salah.
Salah satu masaJah yang dihadapi oleh dunia pendidikan kita adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong
C. Pembatasan Masalah.
Banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, yang dikaitkan dengan tinggi rendahnya kemampuan koneksi serta pemecahan masalah matematika siswa serta pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan koneksi serta pemecahan masalah matematika siswa dalam proses pembelajaran matematika, sehingga perlu pembatasan masalah. Penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup lokasi penelitian, subyek penelitian, waktu penelitian dan variabel penelitian.
Berkaitan dengan lokasi penelitian, penelitian ini terbatas pada siswa kelas XII IPA SMA Negeri 1 di Tanjungbalai Kota Tanjungbalai T.P 2010/2011, yang terdiri dari lima kelas dengan jumlah 152 siswa, dengan meneliti permasalahan sebagai berikut:
I. Kemampuan koneksi matematika siswa masih rendah, sehingga siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal koneksi matematika di kelas ditinjau dari keseluruhan tanpa memperhatika tingkat kemampuan matematika siswa, maupun dari kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, rendah).
Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah, sehingga siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal- soal pemecahan masalah matematika di kelas ditinjau dari keseluruhan tanpa memperhatika tingkat kemampuan matematika siswa, maupun dari kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, rendah).
3. Interaksi pendekatan pembelajaran dengan kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, dan rendah) terhadap peningkatan kemampuan koneksi maupun kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
4. Pola jawaban siswa dalam menyelesaikan soal- soal koneksi matematika maupun soal- soal pemecahan masalah matematika dikelas bervariasi.
D. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah dan identiflkasi masalah tersebut diatas,
maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, adalah:
1. Apakah terdapat perbedaan terhadap peningkatan kemampuan koneksi
matematika siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif dibandingkan
dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional ditinjau dari
keseluruhan tanpa memperhatika tingkat kemampuan matematika siswa, maupun
dari kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, rendah)?
Apakah terdapat perbedaan terhadap.' peningkatan kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif
dibandingkan dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional
ditinjau dari keseluruhan tanpa memperhatika tingkat kemampuan matematika
siswa, maupun dari kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, rendah)?
Apakah terdapat interaksi pendekatan pembelajaran dengan kemampuan
matematika siswa (tinggi, sedang, dan rendah) terhadap peningkatan kemampuan
koneksi maupun kemampuan pemecahan masalah matematika siswa?
Apakah terdapat perbedaan pola jawaban siswa yang menggunakan
pembelajaran kooperatif dengan siswa yang menggunakan pembelajaran
konvensional?
E. Tujuan Penelitian.
Secara wnum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh: gambaran yang
obyektif tentang peningkatan kemampuan koneksi dan kemampuan pemecahan
masakah matematik siswa, melalui pendekatan pembelajaran kooperatif dalam
pembelajaran matematika di SMA, serta berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan penelitian ini, adalah untuk mengetahui: I. Perbedaan kemampuan koneksi matematika siswa yang menggunakan
pembelajaran kooperatif dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional ditinjau
dari
keseluruhan tanpa memperhatika tingkat kemampuan matematika siswa maupun dari kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang dan rendah).2. Perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif dengan siswa yang menggunakan
pe mbel~aran konvensional ditinjau dari keseluruhan taripa memperhatika tingkat kemampuan matematika siswa maupun dari kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang dan rendah).
3. Interaksi pendekatan pembelajaran dengan kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, dan rendah) terhadap peningkatan kemampuan koneksi maupun kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
4. Perbedaan pola jawaban siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Manfaat Penelitian.
Penelitian ini bertujuan memberikan masukan bagi kegiatan pembelajaran di kelas, khususnya dalam usaha meningkatkan kemampuan koneksi dan pemecahan masalah matematik siswa. Masukan-masukan itu diantaranya adalah:
1. Memberikan informasi tentang pengaruh penerapan pembelajaran matematika dengan pendekatan pembelajaran kooperatif terhadap peningkatan kemampuan koneksi, dan pemecahan masalah matematika siswa.
rntUK
PERPUSTAKAAN
IJ N
~
i\;1 E 0
2. Jika terdapat pengaruh yang signifikan, maka pendekatan ini dapat dijadikan
sebagai salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran matematika.
3. Memberikan informasi ten tang keterkaitan kemampuan koneksi dan pemecahan
masalah matematika siswa
4. Menelaah dampak perspektif sosial dalam upaya meningkatkan kemampuan
koneksi dan pemecahan masalah matematika siswa.
5. Menelaah Interaksi pendekatan pembelajaran dengan kemampuan matematika
siswa (tinggi, sedang, dan rendah) dalam mempengaruhi peningkatan
kemampuan koneksi maupun kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa.
Menelaah perbedaan pola jawaban siswa yang menggunakan pembelajaran
kooperatif dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.
z
?
m
DAFfAR PUSTAKA
Ansari, B. I. 2009. Komunikasi Matematik: Konsep dan Aplikasi, Banda Aceh: PENA Antara News Jawa Timur. IPM Indonesia masih Peringkat 111. Melalui
<http://www.antarajatim. com> [01/06/2010]
Arends, R.I. Learning To Teach (Be/ajar Untuk Mengajar), Edisi Ketujuh. Tetjemahan HeJiy Prajitno Soe~ipto dan Sri Mulyantini Soetjipto 2008. Y okyak:arta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitia: Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.
Bataviase. IPM Indonesia Masih Terendah di Asia Tenggara. Melalui <http://bataviase.co.id > [01106/2010]
BN SP 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional- BSNP
De Bono, E. Revolosi Beifikir. Teijemahan Ida Sitompul dan Fahmy Yamani. 2007. Bandung: Kaifa
Djaali, H. & Pudji Muljo. 2008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Edelstein. D . 1999 " Polya's Principles". MIT Undergraduate Journal of Mathematics: Math.mit.edu/phase2/UJM/voll/DANIELEF.PDF p. 49-56. Melalui < htm://www-math.mit.edu > [25/02/2011]
Fathurrohman, P. & M. Sobry Sutikno. 2007. Strategi Be/ajar Mengajar: Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Is/ami. Bandung: Refika Aditama. Hardoyono, F. 2007. "Tinjauan Aspek Budaya pada Pembelajaran IPA: Pentingnya
Pengembangan Kurikulum IP A Berbasis Kebudayaan Lokal". Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan :INSANIAJVol. 12!No. 2IP3M STAIN Purwokerto
I
Fajar H l Mei-Ags 20071 hal. 143-163. Melalui < http:/ /insaniaku.files. wordpress.com > [25/02/20 1 0]Herdian. 2010 Kemampuan Koneksi Matematik Siswa. Melalui <http://herdy07.wordpress.com > [11/06/2010]
Hergenhahn, B.R & Matthew H. Olson. 2008. Theories of Learning (Teori Be/ajar ), Edisi Ketujuh. Jakarta: Kencana
Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: Universitas Negeri Surabaya Kanginan, M . 2005. Cerdas Be/ajar Matematika, Jakarta: Grafindo Media Pratama.
Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan PerlindWlgan Anak: Pembangunan Berbasis Gender 2006.2007 & 2008. Kementerian PP&PA bekerjasama BPS. Melalui <http:// www.menegpp.go.id > [28/05/201 0]
Mahanal, S. dkk. 2007." Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah dengan Strategi Koo-peratif Model ST AD pada Mata Pelajaran Sains Wltuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas V MI Jenderal Sudirman Malang ". Jurnal Penelitian Kependidikan TahWl 17, No. 1 hal. 33-49
Marzuki, A. 2006. Implementasi Pembelajaran Kooperatif (Cooverative Learning) Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa. Tesis tidak diterbitkan. BandWlg: PPS Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
National CoWlcil of Teacher of Mathematics 2000, Principles and Standarts for School Mathematics. Reaston. VA: NCTM
Ong Eng Tek (1996). "The Effect of Cooperative Learning on the Mathematics Achievement of Form 4 Students in A Malaysian Scondary School".
Journal of Science and Mathematics Education in SE Asia. Vol.XXI No.2. p. 34-45
Purcell, E.J, Varberg, D. & Rigdon, S.E. Kalkulus. Edisi Kedelapan Jilid 1. Terjemahan I Nyoman Susila. 2004. Jakarta: Erlangga
Purwanto, N. 2006. Prinsip- Prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
Ruseffendi, H.E.T 1991. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Mengajar Matematika Untuk Meningkatkan CBSA .
Bandung: Tarsito
Ruseffendi, H.E.T 1998. Dasar- dasar Pene/itian Pendidikan dan Bidang Non Eksakta Lainnya, Semarang: IKIP Semarang
Saragih, S 2007. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Logis dan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama me/alui Pendekatan Matematik Realistik. Disertasi tidak diterbitkan. Bandung : Program Pascasrujana UPJ
Sanjaya, W. 2008. Stategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Bandung: Kencana.
Sari, R. (2008). Pengaruh Madel Pembelajaran Kaaperatif dan Kecerdasan Interpersonal Terhadap Hasil Be/ajar Biolagi di MAN 2 Tanjung Pura.
Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasrujana UniversitasNegeri Medan.
Satyananda D. & Santi I. : "Pengembangan Materi Program lnstruksional Sebagai suatu Perangkat Pembelajaran Kooperatif dalam Upaya Meningkatkan
Penguasaa.n
KonsepMatematika
pada Perkuliahan MAU409 Teori Bilangan". Jurnal Penelitian Kependidikan Tahun 17, No.2, hal. 74-89. Melalui < http:/llemlit.urn.ac.idlwp-content/uploads/2009/07/Jurnal pdf > [25/02/2010]Sawada, D. 1996. "Mathematics as Connection Making in Japanese Elementary School". Journal ofSchool Science and Mathematics. Vol96 (5)
Shadiq F. Bagaimana Cara Mencapai Tujuan Pembelajaran Matematika di SMK ?
Yokyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika. Departemen Pendidikan Nasional
Rl.
Melalui <http:// www.p4tkmatematika.com > [20/03/2010]Slameto 2003. Be/ajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta
Slavin R.E. Psikologi Pendidikan : Teori dan Praktik. Edisi Kedelapan Jilid 2. Terjemahan Marianto Samosir 2009. Jakarta: Indeks
Sudirman, dkk. 1992. llmu Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Sugiyono 2009. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suherman, H. E. dkk, 2001. Common Text Book: Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: TICA-UPI
Sukardi, H.M. 2008. Evaluasi Pendidikan: Prinsip & Oprasionalnya, Yokyakarta: Bumi Aksara
Sumarmo, U. 2006. " Pembelajaran Keterampilan Membaca Matematika pada Siswa Sekolah Menengah", Bandung: FPMIPAUPI, Melalui <http:// math. sps. upi.edu > [31105/201 0]
Sumarmo, U. 2010 "Berpikir dan Disposisi matematik: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Perserta Didik", Bandung : FPMJPA UPI, Melalui < http://math.sps.upi.edu > [25/02/2010]
Suparno, P. 1997 Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Supranto, J. 2005. Matematika untuk Ekonomi & Bisnis. Jakarta: Ghalia Indonesia. Surakhmad, W. 1984. Pengantar Interaksi Be/ajar Mengajar: Dasar dan Teknik
Metodologi Pengajaran. Bandng : Tarsito.
Suriasumantri, J. S. 1999. Fitsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Undang- Undang No. 20 Tahun 2003: Sistem Pendidikan Nasional Jakarta: Depdiknas.
Universitas Pembangunan Nasional ' Veteran' Yokyakarta: Masalah dan Variabel Penelitian. Melalui < http://ab-fisio-upnyk.com > [28/02/2010]
Wikipedia. 2011. Kalkulus. Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Melalui <http:/ /id. wikipedia.org/wiki/Kalkulus> [26/02/20 11]
Winkel, W. S. 1999. Psikologi Pendidikan. Yokyakarta: Grasindo
Yutmini, S. 1992. Strategi Be/ajar Mengajar. Surakarta: FKIP UNS.
Zuriah, N. 2007. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori - Aplikasi,
Jakarta:
Bumi
Aksara