• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

MUHAMMAD KHOLIDI. Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi Dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMA Melalui Pendekatan Pembelajaran Kooperatif. Tesis, Program Studi Pendidikan Matematika Sekolah Pascasatjana Universitas Negeri Medan (UNIMED). 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan secara empirik tentang (1) perbedaan peningkatan kemampuan koneksi dan pemecahan masalah matematika antara pendekatan pembelajaran kooperatif (PPK) dan pendekatan pembelajaran konvensional (PPKon), (2) perbedaan peningkatan kemampuan koneksi dan pemecahan masalah matematika antara PPK dan PPKon berdasarkan kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, dan rendah), (3) analisis po1a jawaban siswa antara PPK dan PPKon. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang difokuskan pada penguasaan konsep, aktivitas belajar siswa terhadap PPK dalam upaya meningkatkan kemampuan koneksi dan pemecahan masalah matematika siswa. Populasi penelitian ini adalah siswa SMA Negeri di Kota Tanjungbalai. Secara acak, dipilih satu sekolah sebagai subyek penelitian. Kemudian secara acak dipilih empat kelas dari beberapa ke1as XII lP A yang parallel dengan ketentuan dua kelas untuk kelas eksperimen dan dua kelas untukkelas kontrol. Instrumen yang digunakan terdiri dari : tes kemampuan koneksi matematika, tes kemampuan pemecahan masalah matematika dan lembar observasi. Instrumen tersebut dinyatakan telah memenuhi syarat validitas isi, serta koefisien reliabilitas sebesar 0,4359 dan 0,63 06 berturut-turut untuk kemampuan koneksi matematika dan kemampuan pemecahan masalah matematika. Analisis data dilakukan dengan Uji t dan analisis varians dua jalur (ANA VA). Hasil utama dari penelitian ini adalah (1) Secara signifikan terdapat perbedaan antara PPK dan PPKon terhadap peningkatan kemampuan koneksi maupun pemecahan masalah matematika dengan nilai F=l8.297 dan P- value = 0.00 untuk kemampuan koneksi matematika, serta F=l9.309 dan P- value = 0.00 untuk kemampuan pemecahan masalah matematika dengan masing-masing P-value < a =

(2)

ABSTRACT

MUHAMMAD K.HOLIDI. Efforts to Improve Capability Connections And High School Students Mathematics Problem Solving Through Cooperative Learning Approach. Thesis, Mathematics Education Study Program Graduate School State University ofMedan (UNIMED). 2011.

This research aims to reveal empirically about (1) differences in improvement of the connections between mathematics and problem-solving approach to cooperative learning (PPK) and the conventional learning approach (PPKon), (2) differences in improvement of the connections and mathematical problem solving between the PPK and PPKon based students' mathematical ability (high, medium, and low), (3) analysis of patterns of student answers between the PPK and PPKon. This was an experimental study that focused on mastery of concepts, student learning activities against the PPK in an effort to improve connectivity and problem-solving ability mathematics students. The research population is high school students in the Tanjungbalai City. At random, one school was chosen as research subjects. Then the four classes were randomly selected from some class XII IP As parallel with the provisions of the two classes to experiment class and two classes for grade control. Experimental class were treated PPK and PPKon treated control class. The instrument used consisted of: testing the ability of mathematical connections, mathematical problem-solving ability test and observation sheet. Those instruments have been declared eligible content validity, and reliability coefficient of 0.4359 and 0.6306 respectively for connection capability in mathematics and mathematical problem-solving abilities. Data analysis was performed with t test and analysis of variance two-point (ANOVA). The main result of this study were (1) Significantly there is a difference between the PPK and PPKon to improving connection capabilities as well as solving math problems with a value of F

=

18 297 and P-value = 0.000 for the ability of mathematical connections, and F = 19 309 and P-value = 0000 for mathematical problem-solving abilities with their respective P-value < = 0.05, (2) Significantly there is a difference betweenc:x the PPK and PPKon to improving connection capabilities and solving math problems based on student ability (high, medium, and low) with a value F = 9629 and P-value = 0.000 for the ability of mathematical connections, and F = 10 946 and P-value = 0.000 for mathematics problem-solving abilities with their respective P-value < = 0.05, (3) The resultsc:x obtained 69.67 % of students in the group of PPK, are able to apply the realm of mathematical connections, whereas only 58.73% PPKon, from analysis of the PPK gained 77.22% of students who understand the problem (MM), 69.29% of students are able to plan completion (MP), 65.8% students are able to solve the problem (SM), and 51.8% students look back on the job (MK). While PPKon group, only 70.88% of students who understand the problem (MM), 57.26% of students are able to plan completion (MP), 50.74% students are able to solve the problem (SM), and 41.2% students look back work (MK). Based on the results of this study can be concluded that the PPK is the right approach, in an effort to improve connectivity and problem-solving ability mathematics students.
(3)

L

.

ILIK PERPUSTAKAAN

t.INIMED

·---UPA YA MENINGKATKAN KE1\1AMPUAN KONEKSI DAN

PEMECAHAN MASALAH MATEMA

TIKA

SIS\V A SMA

MELALUI PENDEKA TAN PEMBELAJARAN

~

KOOPERA TIF

5'

I 0-0

7/

(L~O

C)

(Pcnelitia n Ek.'>pcrimcn pada S.MA Ncgcri 1 Kota Tanjungbalai)

'fESIS

Diajukan Untuk Memcnuhi Salah Satu Syarat

Mcmpcrolch Gelar Magister Pcndidikan

Program Studi Pcndidikan Matema tika

OLEH:

1\-IUHAMMAD

KHOLIDI

NI~:

081188730021

~~~--~---- ---~

t1f0l1YG

I

PROGI{AM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROGRAM P

ASCA SARJANA.

UNIVERSITAS NEGERIMEDAN

(4)

TESIS

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMA

MELALUIPENDEKATANPEMBELAJARAN

KOOPERATIF

Disusun dan diajukan oleb:

MUHAMMAD KBOLIDI

NI~: 08118873002l

Telah Dipertahankan di Depan Panitia Ujian Tesis Pada Tanggal 23 Pebruari 2011 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Medan, 3 Maret 2011

Menyetujui Tim Pembimbing

Pembimbing I

Po r.' ~:RAGIH,

M.Pd NIP. 196102051988031003

Ketua Program Stud\ Pendidikan Matematika

Prof.i:::'::.RAGIH, M.Pd NIP.l96102051988031003

Pemb;m/

(5)

PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN

NO

NAMA

1:

G

TANDA TANGAN

Prof. Dr. SAHAT SARAGIH, M.Pd

NIP: 196102051988031003

(KRTUA)

SAID SUWILO,

M~

Sc,

Ph~D

NIP: 196401091988031004

(SEKRETARIS)

Prof. Dr. ASMIN, M.Pd

NIP: 195708041985031002

(ANGGOTA)

Dr. IZWIT A DEWI, M.Pd

NIP: 196207061989032001

(ANGGOTA)

(6)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI

PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERTIF

Disusun dan diajukan oleh:

Medan, 3 Maret 2011

Menyetujui:

Tim Pembimbing

Pembimbing I

Prot

D ~ ARA Gm

NIP: 19610205 198803 1 003

M.Pd

SAID S

LO, M.Sc, Ph.D

NIP: 19640109198803 1 004

Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

Prof. Dr.

T SARAGIH M. Pd

(7)

Pernyataan Tidak Melakukan Plagiat dan Memalsukan Data

Sr a yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Muhammad Kholidi

: 081188730021 :XIV

: Pendidikan Matematika

~.

NIM Angkatan Prodi

Judul Tesis : Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMA Melalui Pendekatan Pembelajaran Kooperatif.

de g_an ini menyatakan bahwa:

1. benar tesis saya adalah karya saya sendiri, bukan dikerjakan orang lain; 2. saya tidak melakukan p1agiat da1am penulisan tesis saya;

I

3. saya tidak ada merobah atau memalsukan data penelitian saya.

Ji4 temyata di kemudian hari terbukti saya telah melakukan salah satu hal di atas, mt a saya bersedia dikenai sanksi yang berlaku berupa pencopotan gelar saya.

i

oefnikian pemyataan ini saya buatdengan sebenamya.

I

I

Di*etahui oleh

I

As ~ sten Di ktur I,

'

\

Syf ifuddin, M.Sc., Ph.D.

NIT

19591122 198601 1 001

Medan, Februari 2011

Saya yang membuat pemyataan,

(8)

KATAPENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala ralunat dan hidayah-Nya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik dan

sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Tesis yang beljudul "Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan

Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMA Melalui Pendekatan Pembelajaran Koopertif', disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Magister Pendidikan Matematika Sekolah Pascasaljana Universitas Negeri Medan

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. Sahat Saragih M. Pd dan Bapak Saib Suwilo, ¥.Sc, Ph.D selaku Dosen Pembimbing Tesis, dan seterusnya kepada Prof. Dr. Asmin, M.Pd, Bapak Dr. Lisyanto, M.Si dan lbu Dr. lzwita Dewi, M.Pd sebagai narasumber yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya tesis ini.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Belferik Manullang sebagai Direktur Sekolah Pascasaljana Universitas Negeri Medan, Bapak Syarifuddin, M. Sc, Ph. D sebagai Asisten Direktur I, dan Bapak Dr. Abdul Hasan Saragih, M. Pd sebagai Asisten Direktur II, bererta staf pegawai Program Studi Pendidikan Matematika dan pegawai perpustakaan Sekolah Pascasaljana Universitas Negeri Medan.

Penghargaan juga disampaikan kepada Bapak Dr. Hasratudin M. Pd, Bapak Drs Edi Syahputra M. Pd Dosen FPMIPA UNIMED dan sahabat alumni saudari Glory Indira D. Purba S.Si, M.Pd serta Bapak Sumardi S.Pd guru SMA Negeri I Kota Tanjungbalai sebagai validator tes. Kemudian ucapan terima kasih kepada Bapak Wali Kota Tanjungbalai Dr. H. Sutrisno Hadi SpOG dan lbu Delima S.Pd MM sebagai Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kota Tanjungbalai , Bapak Drs Kani Napitupulu sebagai Kepala SMA Negeri I Kota Tanjungbalai, serta lbu Mahyuni S. Pd dan Ibu Zulfah Marpaung S.Pd sebagai guru pengamat (observer),

(9)

yang telah banyak membantu selama penelitian ini dilaksanakan beserta seluruh staf pegawai SMA Negeri 1 Kota Tanjungbalai.

Teristimewa kepada kedua orang tua, Bapak H. Abdur Rahman dan Ibu Suhaimiah serta istri tercinta Nuraini yang telah banyak memberikan dukungan baik secara moril maupun materil , kepada sanak saudara dan rekan-rekan yang telah memberi dorongan dan doa sehingga penuJis dapat menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan

ini.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan tesis

ini,

namun penulis menyadari banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk: itu penulis mengharapkan saran dan keriti.k yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya tesis ini. Kiranya ini akan bermamfaat dalarn memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, Pebruari 2011 Penulis

Muhammad Kholidi

(10)

DAFTAR lSI

Hal ABSTRAK ... .

ABSTRACT... 11

KATA PENGANTAR... ut DAFTAR lSI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTARGAMBAR... IX DAFT AR LAMP IRAN ··· XI BAB I PENDAHULUAN A. La tar Belak:ang Masa1ah. ... .. . . .. . ... .... ... ... .. ... ... .. . I B. Identifikasi Masalah ... .. ... ... ... ... ... .... ... ... ... ... ... II C. Pembatasan Masalah ... 13 .·

D. Rumusan Masalah ... 14

E.

Tujuan Penelitian.... .... ... .. ... . ... ... . .. ... ... .. ... ... .. . .. . . .. . . ... ... 14

F. Mamfaat Penelitian ... ... 15

BAB II KAJIAN PUST AKA A. Koneksi Matematika . ... . . . .. . . .. . . .. ... . .. . ... . . ... . ... . . .. ... ... ... ... ... .. . . .. . 1 7 B. Pemecahan Masalah Matematika .. . .. .. ... ... ... ... .. ... ... .... 20

C. Hak:ikat Pembelajaran Matematika ... 26

D. Pendekatan Pembe1ajaran Kooperatif (Cooperative Learning).... 31

E. Pendekatan Pembelajaran Secara Konvensional... 39

F. Teori Belajar Pendukung... 41

G. Hasil Penelitian yang Relevan... 47

H. Kerangka Konseptual . .. . . . .. . ... . . . .... .. . . .. .. .. . .. .. .. . . ... ... ... . .. .. . .. .... .. .. . 48

I. Hipotesis Penelitian... 58 BAB A. B. C. D. E. F. G. H .

III METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampe1 ... .. V ariabel Pene1itian ... . Definisi Operasiona1 Variabel ... .. Desain Pene1itian ... .

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Tentang Kemampuan Koneksi Matematika ... B. Hasil Penelitian Tentang Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika ... ... ... ... ... . C. Analisis Hasil Kerja Siswa .. ... ... ... .

(11)

D. Aktivitas Guru dan Siswa dalam Proses Pembelajaran... 131 E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 135 F. Keterbatasan Penelitian ... .... .. . ... ... . .. .. .. . ... ... ... . . .. . ... ... .... .. . . 141

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

z

?

A. Simpulan... 143 B. Implikasi... 146 C. Saran... 148

(12)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1. Sintaktis Pendekatan Pembelajaran Kooperatif

( Cooperative Learning)... 34

Tabel 2.2. Perbandingan Pedagogik antara Empat Pendekatan Pada Pembelajaran Kooperatif(Cooperative Learning)... 35

Tabel 2.3 Perbedaan Pedagogik antara Pembelajaran Kooperatif dan Pembelajaran Konvensional.. ... ... ... ... ... 41

Tabel 3.1 Daftar Peringkat Akreditasi SMA Negeri di Kota Tanjungbalai... 60

Tabel3.2 Daftar Jumlah Siswa SMA Negeri di Kota Tanjungbalai T.P2010/2011... 61

Tabel 3.3 Kriteria Pengelompokan Kemampuan Matematika Siswa. ... 63

Tabel 3.4 Tabel Weiner Tentang Keterkaitan antara Variabel Bebas, Terikat serta Kemampuan Siswa... 63

Tabel 3.5 Acuan Pemberian Skor Tes Koneksi Matematika ... 65

Tabel3.6 Kisi-kisi Tes Instrumen Kemampuan Koneksi Matematika... 65

Tabel3.7 Kisi-kisi Instrumen Pemecahan Masalah Matematika... 66

Tabel 3.8 Acuan Pemberian Skor Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika ... ... ... ... ... 66

Tabel 3.9 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Validitas Kemampuan Koneksi Matematika Siswa... ... 69

Tabel3.10 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Validitas Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa .... . .. ... .. .. . .. .. ... .. .. .... .. . .... 69

Tabel3 .ll Perhitungan Untuk Setiap Butir Soal Koneksi Matematika Siswa ... 71

Tabel 3.12 Perhitungan Untuk Setiap Butir Soal Pemecahan Masalah Matematika Siswa .... ... ... ... ... . . ... . . . .. . .. . . .. .. . . . .. ... . ... .. . .. . . ... 71

Tabel 3.13 Rangkuman Hasil Perhitungan Daya Pembeda (D) Kemampuan Koneksi Matematika... 72

Tabel3.14 Rangkuman Hasil Perhitungan Daya Pembeda (D) Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika .. . ... ... .. ... ... 73

Tabel 3.15 Keterkaitan Masalah, Hipotesis, dan Jenis Uji Statistik Yang Digunakan . .. ... ... .... .. ... . . .. . .. . .... . .. . . ... . .. . . .. .. . ... .. . ... .. .. . 77

Tabel3.16 Rancangan Waktu Penelitian... 79

Tabel 4.1 Rataan Gain Ternormalisasi Kemampuan Koneksi Matematika Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol berdasarkan Kemampuan Matematika Siswa ... 81

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data KMA dan KMB... ... 84

Tabel4.3 Hasil Uji Homogenitas Varians Kelompok Data KMA dan KMB... 85

Tabel 4.4 Uji t Kelompok Data KMA dan KMB ... 85

Tabe14.5 Hasil Uji Norma1itas Kelompok Data ... 87

Tabel4.6 Hasil Analisis Uji Homogenitas Antar Kelompok KMA dan KMB ... ... .... 88

Tabel 4.7 Basil Anava Dua Jalur Kemampuan Koneksi Matematika ... 88

[image:12.522.39.470.88.666.2]
(13)

Tabel4.8 Rangkuman Hasil Uji t Pengaruh Pendekatan Pembelajaran

Berdasarkan Tingkat Kemampuan Matematika Siswa . . ... ... ... 91 Tabel4.9 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Kemampuan

Koneksi Matematika pada TarafSignifikailsi 5% ... 92 Tabel4.10 Rataan Gain Temormalisasi Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematika Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol berdasarkan Kemampuan Matematika

Siswa... 93 Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Data PMA dan PMB ... 96 Tabel4.12 Hasil Uji Homogenitas V arians Kelompok Data PMA

danPMB ... 97 Tabel4.13 Rangkuman Uji t Kelompok Data PMA dan PMB... 98 Tabel4.14 Hasil Uji Normalitas Kelompok Data... 99 Tabel 4.1 5 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Antar Kelompok

PMA dan PMB ... 100 Tabel 4.16 Hasil Anava Dua Jalur Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika... 101 Tabel 4.17 Rangkuman Hasil Uji t Pengaruh pendekatan Pembelajaran

Berdasarkan Tingkat Kemampuan Matematika Siswa ... ... . .. . ... ... . 104 Tabel 4.18 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Kemampuan

Pemecahan Masalah Matematika pada TarafSig. 5%... ... 105 Tabel4.19 Rangkuman Hasil Analisis Ranah Koneksi Matematika ... .

yang Terekam Pada Hasil Kerja Siswa di kelompok PPK. ... 116 Tabel 4.20 Rangkuman Hasil Analisis Langkah-Langkah Pemecahan ... .

Masalah yang Terekam Pada Setiap Butir Soal di Kelompok

PPK... 128 Tabel 4.21 Rangkuman Hasil Analisis Langkah-Langkah Pemecahan

Masalah yang Terekam Pada Setiap Butir Soal di Kel.PPKon. ... 128

[image:13.521.43.471.62.587.2]
(14)
[image:14.521.41.470.79.647.2]

Gambar 3.1 Gambar 3.2. Gambar4.1 Gambar4.2 Gambar4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar4.6 Gambar 4.7 Gambar4.8 Gambar4.9 Gambar4.10 Gambar 4.11(a) Gam bar 4.1 I (b) Gambar 4.12(a) Gambar 4.12(b) Gambar 4.13(a) Gambar 4.13 (b) Gambar 4.14(a)

DAFTAR GAMBAR

Hal Daerah Pembagian Kurva Normal ... . Bagan Dari Prosedur Penelitian ... . Diagram Mean dan Std Deviasi Gain Ternormalisasi Kemampuan Koneksi Matematika Bardasarkan Faktor Pembelajaran ... . Diagram Mean Gain Ternormalisasi Kemampuan Koneksi Matematika Bardasarkan Faktor Pembelajaran dan Kemampuan Siswa ... . Diagram Mean Gain Ternonnalisasi Kemampuan Koneksi Matematika Bardasarkan Faktor Kemampuan Siswa dan Faktor Pembelajaran ... . Diagram Selisih Rataan Gain Ternormalisasi Kemampuan Koneksi Matematika antara PPK dan PPB Bardasarkan Faktor Kemampuan Siswa ... . Interaksi Antara Faktor Pembelajaran dan Faktor Kemampuan Matematika Siswa dalam Mempengaruhi Kemampuan Koneksi Matematika Siswa ... . Diagram Mean dan Std Deviasi Gain Ternonnalisasi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Bardasarkan Faktor Pembelajaran ... .. Diagram Mean Gain Ternonnalisasi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Bardasarkan Faktor Pembelajaran dan Kemampuan Siswa ... . Diagram Mean Gain Ternonnalisasi Kemampuan

Pemecahan Masalah Matematika Bardasarkan Faktor Kemampuan Siswa dan Faktor Pembelajaran ... . Diagram Selisih Rataan Gain Temonnalisasi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika antara PPK dan PPB Bardasarkan Faktor Kemampuan Siswa ... . Interaksi Antara Faktor P embe l ~aran dan Faktor Kemampuan Matematika Siswa dalam Mempengaruhi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 1 Aspek

Koneksi Matematika ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor l Aspek

Koneksi Matematika ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 2 Aspek

Koneksi Matematika ... ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 2 Aspek

Koneksi Matematika ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 3 Aspek

Koneksi Matematika ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 3 Aspek

Koneksi Matematika ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 4 Aspek

(15)

Gambar 4.14(b) Gambar4.15(a) Gambar 4.15(b) Gambar 4.16 Gambar 4.17(a) Gambar 4 .17(b) Gambar 4.1 8(a) Gambar 4.18(b) Gambar 4.19(a) Gam bar 4.19(b) Gambar 4.20(a) Gambar 4.20(b) Gambar 4.21(a) Gambar 4.2l(b) Gambar4.22 Gambar 4.23 Gambar4.24 Gambar4.25 Gambar4.26 Gambar4.27 Gambar4.28 Gambar4.29

Koneksi Matematika ... .. Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 4 Aspek Koneksi Matematika ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 5 Aspek

Koneksi Matematika ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 5 Aspek

Koneksi Matematika ... . Diagram Garis Rataan Gain Temormalisasi

Kemampuan Koneksi Matematika Tiap Butir Soal ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 1 Aspek

Pemecahan Masalah Matematika ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 1 Aspek

Pemecahan

Masalah

Matematika ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 2 Aspek

Pemecahan Masalah Matematika ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 2 Aspek

Pemecahan Masalah Matematika ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 3 Aspek

Pemecahan Masa1ah Matematika ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 3 Aspek

Pemecahan Masalah Matematika ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 4 Aspek

Pemecahan Masalah Matematika ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 4 Aspek

Pemecahan Masalah Matematika ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 5 Aspek

Pemecahan Masalah Matematika ... . Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 5 Aspek

Pemecahan Masalah Matematika ... . Diagram Garis Rataan Gain Ternormalisasi

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Tiap Butir Soal ... . Diagram Garis Hasil Pengamatan Guru dari Dua

Observer ... . Diagram Garis Hasil Pengamatan Siswa dari Dua Observer ... . Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran pada Kelas Eksperimen ... . Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran pada Kelas Kontrol ... .. Aktivitas Peneliti dalam Proses Pembelajaran pada Kelas Eksperimen ... ... . Aktivitas Siswa dalam Kerja Kelompok ... .. Aktivitas Siswa Dalam Mempresentasikan Hasil Kerja Kelompok ... .

[image:15.529.27.468.52.591.2]
(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Penjelasan validitas uji coba intrumen penelitian kemampuan koneksi matematika dan pemecahan

Lampiran 2 Lampiran 30 Lampiran40 Lampiran 50 Lampiran 60

masalah matematika ooo.oooooo 000 oooooo.oo 00 00 0 0000000 0000000000 000 000 0 0 00 00 ooooo Oo Jadual Penelitian di SMA

N I

Tanjungbalai ooooooooooooooooooo oooooo Lembar Observasi dan Hasil Observasiooooooooooooooooooooooooooooooo o Rencana Pelaksanaan PembelajaranooooooooooOOOoooooooooooOOoooooooooo.oo Lembar Aktivitas Siswaooooooooooooooooooooooooooooooooooooo oooo ooooooooo oooooooo Acuan Pemberian Skor Tes Koneksi Matematika, 0

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Aspek Koneksi Matematika, Soal dan AltematifPembahasan Tes

Koneksi Matematikaooooooooooo.oooooooooooooooooooooooooooooo.ooooOoOoooooooooOOO Lampiran 70 Acuan Pemberian Skor Tes Pemecahan Masalah

Matematika, Kisi-kisi Tes Pemecahan Masalah Matematika, Soal dan Alternatif Pembahasan

Hal.

166

170

171

179

208

Tes Pemecahan Masalah Matematikaooooooo OOOOoOOooooooooOOOOO oooooooooo 235 Lampiran 8 Dasar Pengelompokan, dan Deskripsi Data

Hasil Penelitianoo oooOOOOOOOOooooooOOOOoO·o···oooooooooooooOOoOOooooooooooooooooooooooo 248 Lampiran 90 Pengujian Analisis Data Hasil Penelitian ooooo .. ooooooooOOOooooooOOOO OOo 269

Lampiran 100 Uji Homogenitas Dan Analisis Kesamaan Rata-Rata oo .. oooooooo 295

Lampiran 110 Deskripsi Data Hasil Penelitian Berdasarkan

Kemampuan Siswa OoOOO ooooooooo.ooo•o••ooooooo .. oooooooooo oo···ooo oooo .. ooOOOOO OOO 398 Lampiran 12. Photo Dokumentasi Penelitiano.o ooooo .... oooooo oo oooo.ooooo ... o ... ooooo.o oo 305 Lampiran 13 Surat-surat izinooooooooo oooooo.oooooooo ... ooooooooooo.ooooooooo .. oooo.ooooooo oooooooo o 309 Lampiran 14 Daftar Riwayat HidupooooooooooooooooOoooooooooooooooooooooooOOOOoooOOooooooooooo 318

(17)

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN

Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memperihatinkan.

Berdasarkan basil survei United Nations Development Programme (UNDP), £PM

Indonesia baru mencapai 71,1 sedangkan negara Asia Tenggara lainnya, yaitu

Filipina 76,3; Thailand 78,4; Malaysia 80,5 dan Singapura 91,6. ( Sumber

http:/!hataviase.co.id/node/140360 diakses 1 Juni 201 0). Pada bagian lain juga,

Soedibyo AM. mengatakan: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia periode

2009, jika dibandingl:r.an dengan negara-negara di dunia, Indonesia masih menduduki

tempat 111 dari 182, karena faktor pendidikan dan kesehatan yang mac;ih tertinggal.

(Sumber, http://www.antarajatim.com/lihatlberita/27631/ipm-indonesia. diakses

Juni 2010). Pada kesempatan yang sama dipero1eh data bahwa: lndeks

Pembangunan Manusia Propinsi Sumatera Utara yang dikeluarkan oleh Badan Pusat

Statistik (BPS) Propinsi Sumatera Utara, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota

Tanjungbalai berada pada posisi 12 dari 30 kab/kota di Sumatera Utara. Data

tersebut menjelaskan bahwa faktor pendidikan di Kota Tanjungbalai masih perlu

ditingkatkan, masih perlu penanganan yang serius dari berbagai unsur masyarakat.

Guru merupakan salah satu ujung tombak pembangunan. Guru hurus berupaya

mencari inovasi-inovasi pendekatan pembelajaran yang baru. Solusi yang tepat, yang

melibatkan semua unsur-Lmsur bangsa ini, sangat diperlukan untuk mendorong

Indeks Pembangunan Indonesia (IPM) ke tingkat 80,00. Sehingga upaya

meningkatkan pembangunan di Indonesia pada umurrmya serta pendidikan di Kota

(18)

Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta · didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengedalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Suatu hal yang perlu kita perhatikan dari UU No.20 tahun 2003 tersebut bahwa; proses pendidikan yang terencana itu diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang memungkinkan tetjadi pada diri anak sehingga membentuk manusia yang berkembang secara sempuma, serta proses pendidikan hams berorientasi kepada siswa (student active learning), dan akhimya dapat mengembangkan kecerdasan intlektual serta keterampilan anak sesuai dengan kebutuhan.

Pendidikan yang berkualitas di era informasi sekarang ini merupakan faktor penentu dalam mengasilkan masyarakat yang memiliki kompetensi untuk dapat memasuki bidang perkerjaan yang makin kompetitif akibat perkembangan dunia yang makin mengglobal. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas pendidikan antara lain pesatnya tuntutan masyarakat tentang mutu lulusan yang terampil, perkembangan dan perubahan peradaban dunia yang makin mengglobal dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi, serta peningkatan perekonomian dunia. Ini memberikan implikasi terhadap penyediaan lulusan pendidikan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Terciptanya

lulusan

sekolah yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat ditentukan berbagai faktor, misalnya kompetensi guru, kemampuan siswa, sarana, fasilitas, kurikulum dan lain-lain. Salah satu indikator pembelajaran yang berkualitas baik
(19)

adalah tingginya tingkat pengetahuan serta adanya interaksi siswa terhadap materi yang diajarkan pada kehidupan nyata. Sari (2008: 8) berpendapat bahwa:

lnteraksi belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bersifat interaktif dari berbagai komponen untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam perencanaan pembelajaran. Peranan guru dalam menentukan pola kegiatan belajac mengajac di keJas bukan ditentukan oleh didaktik- metodik yang digunakan tetapi bagaimana menyediakan dan memperkayai pengalaman anak.

lnformasi diatas, mengingatkan kita sebagai pengelola pendidikan untuk meningkatkan perhatian dan usaha yang sungguh-sungguh dalam memberikan pembelajacan matematika di sekolah, sehingga pelajarannya dapat dipahami oleh siswa dan tetap mengacu kepada perkembiingan pribadi para siswa, dengan tidak mengorbankan karakteristik matematika sebagai ilmu deduktif, abstrak dan konsisten.

Matematika dapat dipandang sebagai ratunya ilmu ( Queen of Sciences)

mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika bukanlah merupakan pengetahuan mengenai objek tertentu melainkan cara berpikir untuk mendapatkan pengetahuan tersebut (Suriasumantri, 1999). Kemampuan berpikir matematik telah banyak mendapat perhatian para peneliti maupun pendidik. Banyak perhatian yang difokuskan pada batasan dalam pemahaman siswa terhadap konsep dan juga kepada keterampilan berpikir, penalaran, koneksi, dan menyelesaikan masalah mereka dalam matematika. Banyak alasan mengapa matematika tersebut demikian. Pada bagian lain Sitompul (De Bono, 2007: 135) mengatakan:

Sebagian besar cara berpikir kritis, perdebatan, dan sistem yang terdiri dari dua kutub yang berlawanan, didasarkan pada logika. Logika adalah cara para ilmuwan untuk menyampaikan gagasan mereka. Walaupun suatu terobosan ilmiah diperoleh karena intuisi,

(20)

terobosan itu haruslah dijelaskan seolah-olah itu adalah basil dari logika. Jika tidak, ide tersebut tidak akan diterima.

Belajar matematika berkaitan erat dengan aktivitas dan proses belajar dan berpikir. Studi kasus suatu organisasi memberikan pandangan prediksi yang sarna dengan menganalisis data dari daftar kisi-kisi berdasarkan pada suatu teori yang pasti tak jelas tetapi menjadi bermanfaat bagi siswa dalam mempelajari konsep matematika Tentu saja kita memerlukan akal sehat dan bahkan sedikit keyakinan. Sumarmo (2010 : 4) mengatakan:

Istilah berfikir matematik (mathematical thinking) diartikan sebagai cara berfikir berkenaan dengan proses matematika (doing math) atau cara berfikir dalam menyelesaikan tugas matematik (mathematical task) baik yang sederhana maupun yang· kompleks. Merujuk pengertian di atas, maka istilah mathematical ability, dapat diartikan juga sebagai kemampuan melaksanakan mathematical thinking.

Selanjutnya, ditinjau dari kedalaman atau kekompleksan kegiatan matematik yang terlibat, berfikir matematik dapat digolongkan dalam dua jenis yaitu yang tingkat rendah (low order mathematical thinking atau low level mathematical thinking ) dan yang tingkat tinggi (high order mathematical thinking atau high level mathematical thinking)

(21)
(22)

Bantuan seorang guru kepada siswanya tidak boleh terlalu banyak dan tidak boleh terlalu sedikit. Menurutnya, jika bantuan seorang guru terlalu sedikit, maka siswa akan mengalami hambatan yang cukup besar, namun jika bantuan itu terlalu banyak, maka sedikit sekali yang akan didapat para siswa dari proses belajarnya.

Akibatnya, banyak terjadi kesulitan siswa dalam menjawab soal-soal matematika

yang berhubungan dengan soal-soal koneksi. Beberapa siswa menganggap

matematika adalah mata pelajaran yang sulit. Sebagai contoh hanya 28,5 % siswa

dari 120 siswa (basil pretes) mampu untuk menyelesaikan soal koneksi. Ketidakmampuan siswa untuk menjawab soal koneksi matematika, dikarenakan

ketidakmampuan siswa mengkoneksikan pengetahuan yang diterimanya dengan

persoalan matematika dalam kehidupan nyata. Hal ini tidak terlepas dari pengajaran

guru serta pendekatan yang digunakan saat ini di kelas belum tepat. B anyak

pengajaran bidang-bidang akademis masih dilakukan secara konvensional yang

hanya membuahkan kemampuan yang bersifat kognitif semata. Selanjutnya

Sumarmo (2006) mengatakan bahwa :

Kemampuan Koneksi Matematika adalah kemampuan seseorang dalam memperlihatkan hubungan internal dan eksternal matematika, yang meliputi: koneksi antar topik matematika, koneksi dengan disiplin ilmu lain, dan koneksi dengan kehidupan sehari-hari.

Kemampuan ini akan dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan

pembelajaran yang inovatif. Melalui koneksi matematika maka konsep pemikiran

dan wawasan siswa akan semakin terbuka terhadap matematika, tidak hanya terfokus

pada topik tertentu yang sedang dipelajari, sehingga akan menimbulkan sifat positif

terhadap matematika itu sendiri. Membuat koneksi merupakan standar yang jelas

dalam pendidikan matematika yang juga menjadi salah satu standar utama yang

disarankan NCTM (Marzuki, 2006). Keterkaitan antara berpikir tingkat tinggi

(23)

dengan pelajaran matematika dijelaskan oleh Romberg (Marzuki, 2006) dengan menyatakan bahwa beberapa aspek berpikir tingkat tinggi yaitu: pemecahan masalah matematika, komunikasi matematika, penalaran matematika, dan koneksi matematika. Setiap aspek dalam berpikir matematika tingkat tinggi mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, sehingga agar tidak terlalu melebar, dalam penelitian ini yang akan diukur hanya dua aspek, yaitu: koneksi matematika dan pemecahan masalah matematika.

Pada bagian lain pembelajaran matematika di sekolah hendaknya berpusat pada peningkatan kemampuan siswa dalam memecahk:an masalah. Polya sangat mendukung terhadap pembelajaran menggunakan pemecahan masalah. Pemecahan masalah merupakan aspek yang sangat penting dalam proses belajar dan pengembangan matematika. Langkah-langkah pemecahan masalah menurut Polya, sebagai berikut: memahami masalah; merencanakan penyelesaian; menyelesaikan masalah; dan melakukan pengecekan. Seperti yang dinyatakan oleh Edelstein (1999, 49) sebagai berikut:

Polya breaks the problemsolving process down into four main parts:

understanding the problem, devising a plan, carrying out the plan, and looking back. He discusses what each part involves, and then illustrates the process with a few sample problems from geometry and calculus.

Pada contoh soal berikut, hanya 16,7% siswa dari 120 siswa (basil pretes) mampu untuk menyelesaikannya. Sebagian siswa tidak dapat menjawab dengan sempurna. Dalam menyelesaikan masalah matematika diperlukan beberapa prasyarat yang meliputi pengetahuan konseptuaVprosedural, strategi, komunikasi dan akurasi. Proses belajar mengajar matematika yang baik adalah guru harus mampu menerapkan suasana yang dapat membuat siswa antusias terhadap persoalan yang ada sehingga

(24)

mereka mampu mencoba memecahkan persoalannya. Guru perlu membantu

mengaktifkan siswa untuk berpikir. Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa lebih mengaktifkan siswa, sehingga siswa "mengalami" apa yang

dipelajarinya, bukan "mengetahuinya". Pembelajaran matematika yang berorientasi

target penguasaan materi, terbukti berhasil dalam kompetisi, mengingat jangka pendek tetapi gaga! dalam membekali anak dalam memecahkan persoalan dalam kehidupan

jangka panjang.

Selanjutnya Sanjaya (2008) mengatakan bahwa pembelajaran berpikir

adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. Menurut beberapa

ahli, otak manusia terdiri dari dua bagian, yaitu otak kanan dan otak kiri.

Masing-masing belahail otak memilki spesialisasi dalam kemampuan- kemampuan

tertentu. De Porter (Sanjaya, 2008) mengatakan bahwa proses berpikir otak kiri

bersifat logis, skuensial, linier dan rasional. Sisi ini sangat teratur. Walaupun

berdasarkan ia mampu melakukan penafsiran abstrak dan simbolis. Cara

berfikirnya sesuai untuk tugas- tugas teratur ekspresi verbal, menulis, membaca,

asosiasi auditorial, menempatkan detail fakta, fonetik serta simbolis. Pada

pembelajaran matematika, pemecahan masalah merupakan bagian yang sangat

penting dikuasai oleh siswa. Sehingga Sumarmo ( 2009) mengatakan bahwa proses

berpikir dalam pemecahan masalah memerlukan kemampuan intlektual tertentu

yang akan mengornanisasikan strategi. Hal itu akan melatih orang berpikir kritis, logis dan kreatif yang sangat diperlukan dalam menghadapi perkembangan

masyarakat. Pemecahan masalah menurut Suherman dkk (2001: 83) adalah:

Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki

(25)

untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin. Melalui kegiatan

ini

aspek-aspek kemampuan matematika penting seperti penerapan aturan masalah tidak rutin, penemuan pola. penggeneralisasian, komunikasi matematik, dan lain-lain dapat dikembangkan secara lebih

baik.

Ketidakmampuan siswa untuk menyelesaikan soal-soal koneksi matematika maupun soal-soal pemecahan masalah matematika sebagaimana diutarakan di atas. Sebagai indikator adanya masalah yang dihadapi guru di lapangan. Berbagai permasalahan yang dihadapi oleh guru matematika. salah satunya adalah kesulitan siswa dalam belajar matematika. Kesulitan tersebut antara lain adalah kesulitan dalam koneksi matematika, dan pemecahan masalah matematika. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurang tepatnya orientasi pembelajaran matematika di sekolah (Sanjaya, 2008). Pembelajaran matematika selama

ini

kurang memberi motivasi kepada siswa untuk terlibat langsung dalam pembentukan pengetahuan matematika mereka. Pembelajaran dengan suasana belajar aktif dan memberikan strategi dalam penyelesaian soal, dapat membantu siswa mengatasi kesulitan tersebut. Pendekatan pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif adalah pendekatan pembelajaran kooperatif. Guru dapat menerapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe ST AD (Student Teams Achievement Division), kepada siswanya di kelas dimana mereka bertugas sebagai tenaga pengajar.

Slavin, Abrani dan Chambers (Sanjaya, 2008) berpendapat bahwa belajar melalui. kooperatif dapat dijelaskan dari beberapa perspektif, yaitu: perspektif motivasi, perspektif sosial, perspektif perkembangan kognitif dan perspektif elaborasi kognitif. Selanjutnya Sanjaya (2008, 224) berpendapat bahwa:

(26)

Perespektif sosial berarti bahwa melalui kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam belajar karena mereka menginginkan semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan. BekeJjasama secara tim dengan mengevaluasi keberhasilan sendiri oleh kelompok, merupakan iklim yang bagus, dimana setiap anggota kelompok menginginkan semuanya memperoleh keberhasilan. Selanjutnya setiap kelompok haruslah bersifat heterogen. Artinya, kelompok terdiri atas anggota yang memiliki kemampuan ak:ademik, jenis kelamin,

dan

latar belakang sosial yang

berbeda.

Hal

ini

dimaksudkan agar setiap kelompok dapat saling memberikan pengalaman, saling memberi

dan

menerima, sehingga diharapkan setiap anggota dapat memberikan kontribusi terhadap keberhasilan kelompok.

Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh ke&rhasilan secara kelompok. Oleh karena itu, perinsip bekerja sama perlu ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan tanggung jawab masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling membantu. Salah satu strategi dari model pembelajaran kelompok adalah strategi pembelajaran kooperatif ( cooperative learning). Strategi pembelajaran kelompok merupakan strategi pembelajaran yang akhir- akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan. Slavin (Sanjaya, 2008), mengemukakan dua alasan, pertarna beberapa basil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkat harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berfikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan. Dari dua alasan tersebut, maka pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan.

(27)

Merujuk pernyataan NCTM (Sumarmo, 2010: 4) dua dari jenis berpikir

tingkat tinggi dalam matematika adalah koneksi matematika dan pemecahan masalah

matematika Jenis paling banyak digunakan dalam menyelesaikan soal/masalah

matematika dalam kehidupan nyata. Melalui koneksi matematika, siswa diajarkan

konsep dan keterampilan dalam memecahkan masalah dari berbagai bidang yang

relevan, baik dengan bidang matematika itu sendiri maupun dengan bidang di luar

matematika. Sedangkan kemampuan pemecahan masalah matematika dijadikan

kemampuan dasar yang harus ada pada siswa dalam menyelesaikan permasalahan

dalam matematika Dua alasan ini yang membuat peneliti tertarik melakukan

penelitian, dengan konsep pendekatan pembelajaran berdasarkan

kelompok-kelompok kecil dibawah pendekatan kooperatiftipe STAD.

Pengembangan pembelajaran ini hanya dimungkinkan jika hubungan

keijasama antara siswa teijalin dengan baik, terciptanya komunikasi secara logis,

kalaborasi dan partisipasi dapat terbentuk dan terbina secara efektif serta hubungan

persahabatan yang saling percaya dapat teijalin dengan baik. Pembelajaran yang

berorientasi pada penciptaan iklim yang kondusif dapat membangun hubungan

keijasama, berbagi informasi, pengetahuan dan pengalaman antar sesama siswa

maupun guru dengan siswa. Penciptaan suasana kooperatif dapat membangun hubungan interaksi secara intensif dan saling menguntungkan. Jika syarat-syarat

tersebut terpennhi maka pengaruh pembelajaran kooperatif secara umum hasilnya

positif.

B. Identif"Ikasi Ma.salah.

Salah satu masaJah yang dihadapi oleh dunia pendidikan kita adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong

(28)
(29)

C. Pembatasan Masalah.

Banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, yang dikaitkan dengan tinggi rendahnya kemampuan koneksi serta pemecahan masalah matematika siswa serta pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan koneksi serta pemecahan masalah matematika siswa dalam proses pembelajaran matematika, sehingga perlu pembatasan masalah. Penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup lokasi penelitian, subyek penelitian, waktu penelitian dan variabel penelitian.

Berkaitan dengan lokasi penelitian, penelitian ini terbatas pada siswa kelas XII IPA SMA Negeri 1 di Tanjungbalai Kota Tanjungbalai T.P 2010/2011, yang terdiri dari lima kelas dengan jumlah 152 siswa, dengan meneliti permasalahan sebagai berikut:

I. Kemampuan koneksi matematika siswa masih rendah, sehingga siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal koneksi matematika di kelas ditinjau dari keseluruhan tanpa memperhatika tingkat kemampuan matematika siswa, maupun dari kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, rendah).

Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah, sehingga siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal- soal pemecahan masalah matematika di kelas ditinjau dari keseluruhan tanpa memperhatika tingkat kemampuan matematika siswa, maupun dari kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, rendah).

3. Interaksi pendekatan pembelajaran dengan kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, dan rendah) terhadap peningkatan kemampuan koneksi maupun kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

4. Pola jawaban siswa dalam menyelesaikan soal- soal koneksi matematika maupun soal- soal pemecahan masalah matematika dikelas bervariasi.

(30)

D. Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah dan identiflkasi masalah tersebut diatas,

maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, adalah:

1. Apakah terdapat perbedaan terhadap peningkatan kemampuan koneksi

matematika siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif dibandingkan

dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional ditinjau dari

keseluruhan tanpa memperhatika tingkat kemampuan matematika siswa, maupun

dari kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, rendah)?

Apakah terdapat perbedaan terhadap.' peningkatan kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif

dibandingkan dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional

ditinjau dari keseluruhan tanpa memperhatika tingkat kemampuan matematika

siswa, maupun dari kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, rendah)?

Apakah terdapat interaksi pendekatan pembelajaran dengan kemampuan

matematika siswa (tinggi, sedang, dan rendah) terhadap peningkatan kemampuan

koneksi maupun kemampuan pemecahan masalah matematika siswa?

Apakah terdapat perbedaan pola jawaban siswa yang menggunakan

pembelajaran kooperatif dengan siswa yang menggunakan pembelajaran

konvensional?

E. Tujuan Penelitian.

Secara wnum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh: gambaran yang

obyektif tentang peningkatan kemampuan koneksi dan kemampuan pemecahan

masakah matematik siswa, melalui pendekatan pembelajaran kooperatif dalam

(31)

pembelajaran matematika di SMA, serta berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan penelitian ini, adalah untuk mengetahui: I. Perbedaan kemampuan koneksi matematika siswa yang menggunakan

pembelajaran kooperatif dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional ditinjau

dari

keseluruhan tanpa memperhatika tingkat kemampuan matematika siswa maupun dari kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang dan rendah).

2. Perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif dengan siswa yang menggunakan

pe mbel~aran konvensional ditinjau dari keseluruhan taripa memperhatika tingkat kemampuan matematika siswa maupun dari kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang dan rendah).

3. Interaksi pendekatan pembelajaran dengan kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, dan rendah) terhadap peningkatan kemampuan koneksi maupun kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

4. Perbedaan pola jawaban siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

Manfaat Penelitian.

Penelitian ini bertujuan memberikan masukan bagi kegiatan pembelajaran di kelas, khususnya dalam usaha meningkatkan kemampuan koneksi dan pemecahan masalah matematik siswa. Masukan-masukan itu diantaranya adalah:

1. Memberikan informasi tentang pengaruh penerapan pembelajaran matematika dengan pendekatan pembelajaran kooperatif terhadap peningkatan kemampuan koneksi, dan pemecahan masalah matematika siswa.

rntUK

PERPUSTAKAAN

IJ N

~

i\;1 E 0

(32)

2. Jika terdapat pengaruh yang signifikan, maka pendekatan ini dapat dijadikan

sebagai salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam

pembelajaran matematika.

3. Memberikan informasi ten tang keterkaitan kemampuan koneksi dan pemecahan

masalah matematika siswa

4. Menelaah dampak perspektif sosial dalam upaya meningkatkan kemampuan

koneksi dan pemecahan masalah matematika siswa.

5. Menelaah Interaksi pendekatan pembelajaran dengan kemampuan matematika

siswa (tinggi, sedang, dan rendah) dalam mempengaruhi peningkatan

kemampuan koneksi maupun kemampuan pemecahan masalah matematika

siswa.

Menelaah perbedaan pola jawaban siswa yang menggunakan pembelajaran

kooperatif dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

z

?

m

(33)

DAFfAR PUSTAKA

Ansari, B. I. 2009. Komunikasi Matematik: Konsep dan Aplikasi, Banda Aceh: PENA Antara News Jawa Timur. IPM Indonesia masih Peringkat 111. Melalui

<http://www.antarajatim. com> [01/06/2010]

Arends, R.I. Learning To Teach (Be/ajar Untuk Mengajar), Edisi Ketujuh. Tetjemahan HeJiy Prajitno Soe~ipto dan Sri Mulyantini Soetjipto 2008. Y okyak:arta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitia: Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.

Bataviase. IPM Indonesia Masih Terendah di Asia Tenggara. Melalui <http://bataviase.co.id > [01106/2010]

BN SP 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus.

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional- BSNP

De Bono, E. Revolosi Beifikir. Teijemahan Ida Sitompul dan Fahmy Yamani. 2007. Bandung: Kaifa

Djaali, H. & Pudji Muljo. 2008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Edelstein. D . 1999 " Polya's Principles". MIT Undergraduate Journal of Mathematics: Math.mit.edu/phase2/UJM/voll/DANIELEF.PDF p. 49-56. Melalui < htm://www-math.mit.edu > [25/02/2011]

Fathurrohman, P. & M. Sobry Sutikno. 2007. Strategi Be/ajar Mengajar: Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Is/ami. Bandung: Refika Aditama. Hardoyono, F. 2007. "Tinjauan Aspek Budaya pada Pembelajaran IPA: Pentingnya

Pengembangan Kurikulum IP A Berbasis Kebudayaan Lokal". Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan :INSANIAJVol. 12!No. 2IP3M STAIN Purwokerto

I

Fajar H l Mei-Ags 20071 hal. 143-163. Melalui < http:/ /insaniaku.files. wordpress.com > [25/02/20 1 0]

Herdian. 2010 Kemampuan Koneksi Matematik Siswa. Melalui <http://herdy07.wordpress.com > [11/06/2010]

Hergenhahn, B.R & Matthew H. Olson. 2008. Theories of Learning (Teori Be/ajar ), Edisi Ketujuh. Jakarta: Kencana

Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: Universitas Negeri Surabaya Kanginan, M . 2005. Cerdas Be/ajar Matematika, Jakarta: Grafindo Media Pratama.

(34)

Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan PerlindWlgan Anak: Pembangunan Berbasis Gender 2006.2007 & 2008. Kementerian PP&PA bekerjasama BPS. Melalui <http:// www.menegpp.go.id > [28/05/201 0]

Mahanal, S. dkk. 2007." Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah dengan Strategi Koo-peratif Model ST AD pada Mata Pelajaran Sains Wltuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas V MI Jenderal Sudirman Malang ". Jurnal Penelitian Kependidikan TahWl 17, No. 1 hal. 33-49

Marzuki, A. 2006. Implementasi Pembelajaran Kooperatif (Cooverative Learning) Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa. Tesis tidak diterbitkan. BandWlg: PPS Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

National CoWlcil of Teacher of Mathematics 2000, Principles and Standarts for School Mathematics. Reaston. VA: NCTM

Ong Eng Tek (1996). "The Effect of Cooperative Learning on the Mathematics Achievement of Form 4 Students in A Malaysian Scondary School".

Journal of Science and Mathematics Education in SE Asia. Vol.XXI No.2. p. 34-45

Purcell, E.J, Varberg, D. & Rigdon, S.E. Kalkulus. Edisi Kedelapan Jilid 1. Terjemahan I Nyoman Susila. 2004. Jakarta: Erlangga

Purwanto, N. 2006. Prinsip- Prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Ruseffendi, H.E.T 1991. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Mengajar Matematika Untuk Meningkatkan CBSA .

Bandung: Tarsito

Ruseffendi, H.E.T 1998. Dasar- dasar Pene/itian Pendidikan dan Bidang Non Eksakta Lainnya, Semarang: IKIP Semarang

Saragih, S 2007. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Logis dan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama me/alui Pendekatan Matematik Realistik. Disertasi tidak diterbitkan. Bandung : Program Pascasrujana UPJ

Sanjaya, W. 2008. Stategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Bandung: Kencana.

Sari, R. (2008). Pengaruh Madel Pembelajaran Kaaperatif dan Kecerdasan Interpersonal Terhadap Hasil Be/ajar Biolagi di MAN 2 Tanjung Pura.

Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasrujana UniversitasNegeri Medan.

(35)

Satyananda D. & Santi I. : "Pengembangan Materi Program lnstruksional Sebagai suatu Perangkat Pembelajaran Kooperatif dalam Upaya Meningkatkan

Penguasaa.n

Konsep

Matematika

pada Perkuliahan MAU409 Teori Bilangan". Jurnal Penelitian Kependidikan Tahun 17, No.2, hal. 74-89. Melalui < http:/llemlit.urn.ac.idlwp-content/uploads/2009/07/Jurnal pdf > [25/02/2010]

Sawada, D. 1996. "Mathematics as Connection Making in Japanese Elementary School". Journal ofSchool Science and Mathematics. Vol96 (5)

Shadiq F. Bagaimana Cara Mencapai Tujuan Pembelajaran Matematika di SMK ?

Yokyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika. Departemen Pendidikan Nasional

Rl.

Melalui <http:// www.p4tkmatematika.com > [20/03/2010]

Slameto 2003. Be/ajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta

Slavin R.E. Psikologi Pendidikan : Teori dan Praktik. Edisi Kedelapan Jilid 2. Terjemahan Marianto Samosir 2009. Jakarta: Indeks

Sudirman, dkk. 1992. llmu Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Sugiyono 2009. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suherman, H. E. dkk, 2001. Common Text Book: Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: TICA-UPI

Sukardi, H.M. 2008. Evaluasi Pendidikan: Prinsip & Oprasionalnya, Yokyakarta: Bumi Aksara

Sumarmo, U. 2006. " Pembelajaran Keterampilan Membaca Matematika pada Siswa Sekolah Menengah", Bandung: FPMIPAUPI, Melalui <http:// math. sps. upi.edu > [31105/201 0]

Sumarmo, U. 2010 "Berpikir dan Disposisi matematik: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Perserta Didik", Bandung : FPMJPA UPI, Melalui < http://math.sps.upi.edu > [25/02/2010]

Suparno, P. 1997 Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Supranto, J. 2005. Matematika untuk Ekonomi & Bisnis. Jakarta: Ghalia Indonesia. Surakhmad, W. 1984. Pengantar Interaksi Be/ajar Mengajar: Dasar dan Teknik

Metodologi Pengajaran. Bandng : Tarsito.

Suriasumantri, J. S. 1999. Fitsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

(36)

Undang- Undang No. 20 Tahun 2003: Sistem Pendidikan Nasional Jakarta: Depdiknas.

Universitas Pembangunan Nasional ' Veteran' Yokyakarta: Masalah dan Variabel Penelitian. Melalui < http://ab-fisio-upnyk.com > [28/02/2010]

Wikipedia. 2011. Kalkulus. Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Melalui <http:/ /id. wikipedia.org/wiki/Kalkulus> [26/02/20 11]

Winkel, W. S. 1999. Psikologi Pendidikan. Yokyakarta: Grasindo

Yutmini, S. 1992. Strategi Be/ajar Mengajar. Surakarta: FKIP UNS.

Zuriah, N. 2007. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori - Aplikasi,

Jakarta:

Bumi

Aksara

Gambar

Tabel 2.1. Sintaktis Pendekatan Pembelajaran Kooperatif
Tabel4.8 Rangkuman Hasil Uji t Pengaruh Pendekatan Pembelajaran
Gambar 3.1 Daerah Pembagian Kurva Normal .................................... .
Gambar 4.14(b)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan bertambahnya jumlah cabang restoran dapur sunda membuktikan bahwa restoran ini sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat. Semakin berkembangnya sebuah usaha maka

Dari hasil data-data yang diperoleh selama penelitian, telah menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus dengan menggunakan Mind Mapping pada

- Terdapat perbedaan total hemosit dan kadar glukosa darah pascalarva lobster air tawar terhadap kontrol setelah perlakuan suhu subletal dengan selang waktu yang berbeda..

Proses pemasukan alumina yanag ada saat ini sering kali menyebabkan banyaknya bahan baku alumina yang terbuang yang disebabkan oleh sistem pendistribusian alumina menggunakan

[r]

Dengan demikian pemahaman konsep peserta didik meningkat pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, tetapi nilai. pemahaman pemahaman konsep yang lebih tinggi terjadi pada

4.4 Perbedaan Kekuatan Perlekatan Bahan Perekat Gigitiruan Protefix, Polident, dan Bony Plus pada Basis Resin Akrilik Polimerisasi

ANALISIS WAKTU PEMESINAN PADA UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK NEGERI 6 BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu