1 Direktorat Jenderal Anggaran – Kementerian Keuangan – Tahun 2013
PMK NOMOR 71/PMK.02/2013 TENTANG
PEDOMAN STANDAR BIAYA, STANDAR STRUKTUR BIAYA,
DAN INDEKSASI DALAM PENYUSUNAN RKA-K/L
PMK NOMOR 72/PMK.02/2013 TENTANG
STANDAR BIAYA MASUKAN TAHUN 2014
SOSIALISASI
Balitbang Kelautan dan Perikanan
&
2
1. Standar Biaya (SB) merupakan salah satu instrumen penting utk menjamin keberhasilan implementasi Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK).
2. Selama ini pengaturan SB dilakukan setiap tahun anggaran, dan belum ada pengaturan yg bersifat lintas tahun anggaran.
3. Perlu upaya pengaturan SB yang dapat lebih menjamin terwujudnya efisiensi pd saat perencanaan (allocative efficiency) & efisiensi pd saat pelaksanaan (operational efficiency). Hal ini untuk memperbaiki kelemahan yang ada, antara lain:
Fungsi check & balance penerapan SBM:
SBM blm sepenuhnya diacu dengan benar oleh K/L dalam proses penyusunan RKA-K/L.
Proses penelaahan RKA-K/L yg fokus pd SBM telah mereduksi esensi PBK yg seharusnya berbasis output (bukan input)
Penerapan SBK:
Penyusunan SBK masih blm signifikan & manfaatnya msh terbatas sbg alat percepatan penyusunan RKA-K/L
Hasil monev SBK belum dimanfaatkan scr optimal utk mewujudkan efisiensi alokasi anggaran
Belum terdapat ketentuan yg mengatur penerapan standar biaya pada satker BLU
I. Latar Belakang…..(1)
BENTUK PENGATURAN SB Beschikking Regelling • Bersifat tahunan • Penetapan satuan2 biayabaik SBM maupun SBK termasuk struktur biaya • Bersifat jangka panjang
• Pengaturan penerapan standar biaya
1. Panduan penerapan SBM 2. Panduan penerapan SBK, 3. Panduan penerapan Standar
Struktur Biaya & Indeksasi)
1. PMK & Surat Menkeu ttg SBM 2. PMK SBK
3. PMK/Surat Menkeu ttg Standar Struktur Biaya & Indeksasi
I. Latar Belakang ….(2)
PEDOMAN STANDAR BIAYA, STANDAR STRUKTUR
BIAYA, & INDEKSASI DALAM PENYUSUNAN RKA-K/L
(PMK No. 71/PMK.02/2013 tgl. 3 April 2013)
II. PMK Regelling
B. Pengaturan SBM
1. Pemberlakuan berlaku untuk satu Kementerian Negara/Lembaga, atau
beberapa/seluruh Kementerian Negara/Lembaga 2. Penetapan Melalui PMK / persetujuan Menkeu
3. Kriteria SBM dgn persetujuan Menkeu
Tuntutan peningkatan kualitas pelayanan publik tertentu
Adanya kekhususan satuan biaya yang dimiliki oleh Kementerian Negara/Lembaga.
Daerah terpencil, daerah perbatasan, pulau terluar, dan /atau
Penyelenggaraan perwakilan Republik Indonesia di luar negeri
4. Fungsi Dalam Perencanaan:
Batas tertinggi untuk menghasilkan biaya komponen output, dan
Alat reviu angka dasar (baseline) Dalam Pelaksanaan:
Batas tertinggi, atau
Estimasi (utk SB yg harganya tersedia di pasar)
Definisi Standar Biaya Masukan
Satuan biaya berupa harga satuan, tarif, dan indeks yang ditetapkan untuk menghasilkan biaya komponen keluaran.
B. Pengaturan SBM
5. Penggunaan K/L wajib menggunakan SBM dalam penyusunan RKA-K/L.
6. Tanggung jawab
penggunaan Kesesuaian dan kebenaran atas penggunaan SBM sepenuhnya menjadi tanggung jawab PA/KPA 7. Pengawasan Pengawasan atas penggunaan SBM dilakukan oleh
aparat pengawas fungsional K/L
C. Hal-hal penting dalam SBM
Dalam penerapan SBM, K/L harus melakukan langkah-langkah efisiensi sbb :
Pembatasan & pengendalian biaya perjadin
Pembatasan & pengendalian biaya rapat diluar kantor
Penerapan sewa kendaraan operasional sbg salah satu alternatif penyediaan kendaraan operasional
Pembatasan honorarium tim pelaksana kegiatan
Keikutsertaan pejabat/pegawai dlm tim pelaksanaan kegiatan/sekretariat tidak dibatasi, namun pemberian honorarium diatur dgn ketentuan sbb:
Pejabat negara/pejabat eselon I/II tiap bulan hanya diperkenankan menerima honorarium tim yg bersumber dari DIPA KL ybs maksimal 2 tim pelaksanan kegiatan
Pejabat eselon III/IV, dan pejabat fungsional serta pelaksana tiap bulan hanya diperkenankan menerima honorarium tim yg bersumber dari DIPA KL ybs maksimal 3 tim pelaksanaan kegiatan
Penggunaan SB lain yg menambah penghasilan dan fasilitas bagi Pejabat Negara, PNS dan Non PNS harus dgn persetujuan Menkeu
Penghapusan format SPTJM dalam pertanggungjawaban penggunaan SB lain diluar PMK SBM
C. Pengaturan SBK
1. Pemberlakuan Satu K/L
Beberapa/seluruh K/L (Standar Biaya Keluaran Umum)
2. Penetapan Melalui PMK
3. Kriteria Bersifat berulang;
Mempunyai jenis & satuan yang jelas dan terukur; dan
Mempunyai komponen/tahapan yang jelas. 4. Fungsi Dalam perencanaan:
sbg batas tertinggi yg berarti besarannya tidak dapat dilampaui;
Referensi penyusunan prakiraan maju;
Bahan penghitungan pagu indikatif Kementerian Negara/Lembaga; dan/atau
Referensi penyusunan Standar Biaya Keluaran untuk output/sub output sejenis pada Kementerian Negara/Lembaga yang berbeda
Dalam Pelaksanaan sbg Estimasi
5. Penggunaan K/Lwajib menggunakan SBK dalam penyusunan RKA-K/L
Definisi Standar Biaya Keluaran
Besaran biaya berupa indeks biaya dan total biaya yang ditetapkan untuk menghasilkan output/sub output
C. Pengaturan SBK
6. Pengawasan Pengawasan atas penggunaan SBK dilakukan oleh aparat pengawas fungsional K/L.
7. Proses penyusunan SBK
Identifikasioutput sesuai kriteria
menentukan output yang akan diusulkan
Menyusun KAK
Menentukan tahapanyang diperlukan dalam mencapai output
Identifikasi tahapan sebagai biaya utama/pendukung
Menyusun RAB
Meneliti penerapan BAS, kewajaran alokasi pada RAB
Menyimpan ADK RAB
Menyusun Rekapitulasi Usulan
C. Pengaturan SBK
Bagaimana cara menentukan output
1. Output Merupakan prestasi kerja berupa barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu Kegiatan yang dilaksanakan untuk pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan.
2. Rumusan
Output 1. Jenis keluaran dari setiap keluaran (output)(output) merupakan uraian mengenai identitas yang mencerminkan tugas fungsi satker secara spesifik;
2. Volume keluaran (output) merupakan banyaknya kuantitas keluaran (output) yang dihasilkan;
3. Satuan keluaran (output) merupakan uraian mengenai satuan ukur yang digunakan dalam rangka pengukuran kuantitas (volume) keluaran (output) sesuai dengan karakteristiknya.
C. Pengaturan SBK
Bagaimana cara menentukan sub output
1. Sub Output Sub keluaran (sub output) pada hakekatnya merupakan keluaran (output).
2.Sub Output yg Diusulkan SBK
Penyusunan Standar Biaya Keluaran pada level sub keluaran (sub output) dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : 1. Mempunyai kesamaan dalam jenis dan satuannya;
2. Penjabaran dari masing-masing barang atau jasa dalam kumpulan barang atau jasa sejenis yang dirangkum dalam satu keluaran (output);
3. Akumulasi dari volume sub keluaran (sub output) yang ada mencerminkan jumlah volume keluaran (output).
C. Pengaturan SBK
Bagaimana cara menentukan tahapan yang diperlukan dalam mencapai output 1. Analisis
Proses
pencapaian keluaran (output)/ sub keluaran (sub output)yang akan dihasilkan;
relevansi terhadap pencapaian keluaran (output)/ sub keluaran (sub output), baik terhadap volume maupun kualitasnya;
keterkaitan dan kesesuaian antar tahapan dalam mendukung pencapaian keluaran (output)/ sub keluaran (sub output). 2. Review Fungsi Manajemen
Secara umum, komponen/tahapan dalam pencapaian suatu keluaran (output)/ sub keluaran (sub output)menggambarkan pelaksanaan fungsi manajemen yang terdiri dari:
Perencanaan (Planning);
Pengorganisasian (Organizing);
Pelaksanaan (Actuating);
Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan (Controlling)
C. Pengaturan SBK
Contoh penyusunan komponen/tahapan untuk keluaran (output):
Jenis Output : Volume Satuan
Pendidikan dan Pelatihan 100 Siswa
Tahapan/komponen:
011.Penyiapan bahan materi 012.Inventarisasi peserta 013.Pendaftaran peserta 014.Pembelajaran peserta 015.Ujian 016.Sertifikasi kelulusan 017.Monitoring 018.Evaluasi
019.Pelaporan pelaksanaan kegiatan
Fungsi Perencanaan
Fungsi Pelaksanaan
1) Benchmarking,
Terhadap Output yg sejenis baik dari unit lain atau K/L lain, akan dilakukan pembandingan antara satu dengan lainnya untuk mencari tingkat efesiensi & efektifitas yang maksimal
2) Standar Pelayanan Minimum (SPM),
Penyusunan SBK akan didasarkan pada SPM dari masing-masing K/L untuk masing-masing Output yg telah diidentifikasi dg jelas komponen dan besaran anggaran yg dibutuhkan.
C. Pengembangan SBK
Pengembangan SBK akan diarahkan pada hal-hal sbb : Penyusunan SBK dilakukan pada Level output / sub output
Jenis SBK terdiri dari:
Indeks Biaya Keluaran, dan
Total Biaya Keluaran.
Penyusunan SBK menggunakan SBM yang telah ditetapkan dalam PMK, satuan biaya yang ditetapkan melalui persetujuan Menkeu, dan/atau satuan biaya lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
K/Lwajib menggunakan SBK dalam penyusunan RKA-K/L
Kemenkeu dan K/L secara bersama-sama atau sendiri melaksanakan monev penerapan SBK sesuai kewenangannya dengan difokuskan pada:
a. Realisasi anggaran, b. Tahapan/komponen.
Khusus usulan SBK dari satker BLU disampaikan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga kepada Ditjen Perbendaharaan untuk di lakukan penelaahan, dan selanjutnya disampaikan kepada Ditjen Anggaran sebagai bagian dari usulan SBK yg akan ditetapkan oleh Menkeu.
Batas waktu penyampaian usulan SBK TA 2014 tanggal
8 Mei 2013.
PMK SBK
Produk Obat dan Makanan Yang Disampel 1 Sampel
dan Diuji Dengan Rata-rata 10 Parameter Uji Per Sampel di Bandung
RKA-K/L
Output : Volume Satuan
Produk Obat dan Makanan Yang Disampel Dan DiUji Dengan Rata-Rata 10 Parameter
Uji Per Sampel di Bandung 5.050 Sampel
Tahapan/komponen
011. Penyusunan Perencanaan Sampling 012. Pengadaan Sampel
013. Pengujian Laboratorium Sampel Obat, OT, Kosmetik, PK, Pangan, Kemasan pangan dan PKRT
014. Operasional Penunjang Pengujian 015. Evaluasi Pengujian
Contoh SBK
PMK SBK
SBK Dokumen Laporan Hasil Investigasi
Awal di Bandung 30 Dokumen
RKA-K/L
Output : Volume Satuan
Dokumen Laporan Hasil Investigasi
Awal di Bandung 30 Dokumen
Tahapan/komponen
011. Pengumpulan Bahan Keterangan,
Verifikasi Informasi, dan Rencana Investigasi Awal 012. Investigasi Awal
013. Evaluasi Investigasi Awal dan Gelar Kasus 014. Pelaporan Hasil Investigasi Awal
PMK STANDAR BIAYA TAHUN ANGGARAN 2014
(PMK No. 72/PMK.02/2013 tgl. 3 April 2013)
III. Beschikking
SBM PMK SBM TA 2014 Lampiran I 32 Item Lampiran II 28 Item Persetujuan Menkeu SBM Lainnya PMK SBM TA 2014 terdiri dari 3 pasal & 2 lampiranPengganti harga pasar
batas tertinggi perencanaan & pelaksanaan Cakupan 32 item satuan biaya, meliputi:
Honorarium
Uang Makan & Lembur
Uang Harian Perjalanan Dinas DN & LN
Biaya Penginapan Perjalanan Dinas DN
A. Penambahan item SBM 1. Honorarium Panitia
Pengadaan Barang Jasa (Pengguna Anggaran) 2. Uang Harian Diklat 3. Uang harian perjadin dlm
kota >8 jam
4. Pengepakan (perjadin pindah)
B. Penyempurnaan 1. Susunan uang harian 2. Batasan minimal honor PBJ 3. Pembatasan Honor Tim
Pelaksana Kegiatan
4. Honor Kelebihan jam Peneliti 5. Pengelola keuangan yg
mengelola >1 DIPA
6. Honorarium tim yg ditetapkan oleh Gubernur
C. Penyesuaian besaran 1.Honor Pembantu Peneliti 2.Honorarium satpam dst…. 3.Biaya Penginapan Perjadin DN D. Penghapusan
Honor kelebihan jam Penelitian
B. Lampiran PMK SBM (I)
Referensi harga pasar
batas tertinggi perencanaan & estimasi pelaksanaan
Cakupan 28 item satuan biaya, meliputi:
Barang/jasa
Pemeliharaan
Perjalanan
B. Penyempurnaan Penjelasan Lampiran
Satuan biaya transport dalam kota Pengadaan bahan makanan TNI Polri
Konsumsi tahanan KPK
C. Penyesuaian besaran
Pengadaan kendaraan
Pemeliharaan sarana kantor
Konsumsi rapat
Pengadaan Bama
dst
D. Penghapusan Toga Hakim & mahasiswa
A. Penambahan item SBM 1. Kendaraan operasional
Mikro Bus
1 Makan 11 Sewa Kendaraan Roda 6 (Besar)
2 Snack 12 Pakaian Kerja Dokter
3 Kend. Operasional Pejabat Es. II 13 Pakaian Dinas Pegawai/Perawat 4 Kendaraan Operasional 14 Pakaian Seragam Mahasiswa 5 Kendaraan Operasional Pick Up 15 Pakaian Kerja Supir/Pesuruh 6 Kendaraan Operasional Lapangan 16 Pakaian Kerja Satpam 7 Kendaraan Operasional Roda 2 17 Sewa Gedung 8 Kendaraan Lapangan Trail 18 Pemeliharaan Gedung
9 Sewa Kendaraan Roda 4 19 Honor satpam, pramubakti, supir 10 Konsumsi tahanan 20 Keperluan sehari-hari perkantoran 11 Sewa Kendaraan Roda 6 (sedang)
D. Pengaturan SB per provinsi
No Prov Kabupaten Ibukota Toleransi
1 NAD Simeuleu Sinabang 134 % dari Satuan biaya prov. NAD
2 Sumut
Nias Gunung sitoli 118%
dari Satuan biaya prov. Sumut
Nias Barat Lahomi 124%
Nias Utara Lotu 125%
Nias Selatan Teluk Dalam 130%
3 Sumbar Kep. Mentawai Tuapejat 135% dari Satuan biaya prov. Sumbar
4 Sulut
Kep.Sangihe Tahuna 140%
dari Satuan biaya prov. Sulawesi Utara Kep. Siau
Tagolandang Biaro Ondong Siau 141%
Kep. Talaud Melonguane 147%
5 Papua
Tolikara Karubaga 203%
dari Satuan biaya prov. Papua
Peg. Bintang Oksibil 225%
Nduga Kenyam 231%
Puncak Jaya Kotamulia 251%
Intan jaya Sugapa 264%
Puncak Ilaga 269%
E. Pengaturan SB pada daerah dgn tingkat
kemahalan di atas normal
Contoh SBM
Honorarium Tim Pelaksana Kegiatan & Sekretariat Tim Pelaksana Kegiatan OB 1. Dapat diberikan kepada pegawai negeri atau non pegawai yang diberi tugas untuk
melaksanakan kegiatan berdasarkan surat keputusan Presiden/Menteri/Pejabat Setingkat Menteri/Pejabat Eselon I/KPA.
2. Kriteria Tim adalah mempunyai keluaran jelas dan terukur; bersifat koordinatif yang mengharuskan untuk mengikutsertakan eselon I lainnya; bersifat temporer, pelaksanaannya perlu diprioritaskan; merupakan perangkapan fungsi atau tugas tertentu bagi pejabat negara pegawai negeri disamping tugas pokoknya sehari-hari; dan dilakukan secara selektif, efektif, dan efisien.
3. Sekretariat tim pelaksana kegiatan hanya dapat dibentuk untuk menunjang tim pelaksana kegiatan yang ditetapkan oleh Presiden/Menteri. Jumlah sekretariat tim pelaksana kegiatan paling banyak 7 (tujuh) orang.
4. Dalam hal tim telah terbentuk selama 3 (tiga) tahun berturut-turut, KL melakukan evaluasi terhadap urgensi dan efektifitas keberadaan tim untuk dipertimbangkan menjadi tugas dan fungsi suatu unit organisasi.
5. Keikutsertaan pejabat negara/pegawai negeri dalam tim pelaksana kegiatan/tim sekretariat tidak dibatasi , namun pemberian honorariumnya:
a. Pejabat Eselon I/II : maksimal 2 tim pelaksana kegiatan
b. Pejabat Eselon III/IV/fungsional / Pelaksana : maksimal 3 tim pelaksana kegiatan
Contoh SBM
Honorarium Kegiatan Seminar/Rakor/Sosialisasi/Diseminasi/Focus Group
Discussion/ Kegiatan Sejenis OJ
Honorarium Narasumber/Pembahas
Honorarium narasumber diberikan kepada pegawai negeri yang memberikan informasi / pengetahuan kepada pegawai negeri lainnya/masyarakat.
Honorarium narasumber pegawai negeri dapat diberikan dengan ketentuan: 1. berasal dari luar lingkup unit eselon I penyelenggara; dan
2. berasal dari lingkup unit eselon I penyelenggara sepanjang peserta yang menjadi sasaran utama kegiatan berasal dari luar lingkup unit eselon I penyelenggara masyarakat. Honorarium Moderator
Honorarium moderator diberikan kepada pegawai negeri/ non pegawai negeri yang melaksanakan tugas sebagai moderator pada kegiatan seminar/rakor/sosialisasi/ diseminasi/ focus group discussion/kegiatan sejenis.
Pelaksanaan kegiatan seminar/rakor/sosialisasi/diseminasi/ focus group discussion/kegiatan sejenis dapat menggunakan jasa moderator dalam hal diperlukan.
Satuan Biaya Uang Saku Rapat Di Dalam Kantor Orang/Kali 1. merupakan kompensasi bagi pegawai negeri/non pegawai negeri yang melakukan kegiatan rapat yang dilaksanakan di dalam kantor sebagai pengganti atas pelaksanaan sebagian kegiatan rapat/pertemuan di luar kantor (fullboard, fullday, dan halfday). 2. Uang saku rapat di dalam kantor dapat dibayarkan sepanjang:
a. melibatkan peserta dari eselon I lainnya/masyarakat; b. dilaksanakan minimal 4 jam di luar jam kerja; c. tidak diberikan uang lembur dan uang makan lembur;
d. dilengkapi dengan surat undangan yang ditandatangani oleh pejabat setingkat eselon II/kepala satuan kerja;
e. surat tugas bagi peserta dari unit penyelenggara yang ditandatangani oleh pejabat setingkat eselon II/kepala satuan kerja; dan
f. surat pernyataan pelaksanan kegiatan yang ditandatangani oleh penanggung jawab kegiatan (pejabat minimal setingkat eselon III/ kepala satuan kerja). Catatan:
a. Seluruh kriteria telah terpenuhi.
b. struktur organisasi pada kementerian negara/lembaga hanya terdapat satu eselon I, melibatkan eselon II lainnya.
c. Satuan biaya uang saku rapat di dalam kantor belum termasuk konsumsi rapat.
Contoh SBM
Biaya Uang Harian Paket Fullboard di Luar Kota, Paket Fullboard dan
Fullday/Halfday di Dalam Kota OH
1. diberikan kepada peserta dan panitia kegiatan rapat/pertemuan yang diselenggarakan di luar kantor sebagaimana dimaksud dalam satuan biaya paket kegiatan rapat/pertemuan paket fullboard di luar kota.
2. diberikan kepada peserta dan panitia kegiatan rapat/pertemuan yang diselenggarakan di luar kantor sebagaimana dimaksud dalam satuan biaya paket kegiatan rapat/pertemuan paket fullboard dan fullday/halfday di dalam kota.
3. dialokasikan biaya penginapan dan uang harian perjalanan dinas sesuai ketentuan yang berlaku, untuk 1 (satu) hari sebelum dan/atau 1 (satu) hari sesudah pelaksanaan kegiatan, kpd peserta (faktor transportasi memerlukan waktu tambahan untuk berangkat/pulang diluar waktu pelaksanaan kegiatan) dan panitia (faktor transportasi dan/atau guna mempersiapkan pelaksanaan kegiatan dan penyelesaian pertanggungjawaban)
Satuan Biaya Paket Kegiatan Rapat/Pertemuan di Luar Kantor OH 1. Satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya kegiatan rapat/pertemuan yang diselenggarakan di luar kantor dalam rangka penyelesaian pekerjaan yang perlu dilakukan secara intensif. Kegiatan rapat/pertemuan di luar kantor dapat dilaksanakan sepanjang pelaksanaan rapat yang membutuhkan koordinasi dengan unit/instansi lainnya sekurang-kurangnya dihadiri peserta dari eselon I lainnya/masyarakat.
2. Jenit Paket fullboard (menginap), fullday (>8jam), halfday (>5jam)
3. Kegiatan yang diselenggarakan secara fullboard dapat dilaksanakan, baik di dalam kota maupun di luar kota
4. Kegiatan yang diselenggarakan di luar kota, alokasi pada RKA-K/L terdiri atas: biaya transportasi yang diberikan secara at cost, indeks paket pertemuan fullboard, dan uang harian paket fullboard di luar kota (Lampiran I Nomor 28).
5. Pada kegiatan yang diselenggarakan di dalam kota, alokasi pada RKA-K/L terdiri atas: indeks paket pertemuan (fullboard/fullday/halfday), uang saku dan biaya transportasi dalam kota.
Contoh SBM
Satuan Biaya Uang Transpor Kegiatan Dalam Kabupaten/Kota Orang/Kali 1. Dapat diberikan kepada pegawai negeri atau non pegawai negeri yang melakukan kegiatan/pekerjaan di luar kantor yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kantor/instansi yang bersifat insidentil dengan ketentuan masih dalam batas wilayah suatu kabupaten/kota
2. Uang transpor kegiatan dalam kabupaten/kota tidak dapat diberikan apabila perjalanannya menggunakan kendaraan dinas dan/atau untuk perjalanan yang bersifat rutin.
3. Uang transpor kegiatan dalam kabupaten/kota tidak dapat diberikan kepada pegawai negeri atau non pegawai negeri yang melakukan rapat dalam komplek perkantoran yang sama.
4. Untuk kegiatan dalam kabupaten/kota yang mengharuskan menggunakan moda transportasi udara dan/atau air maupun memerlukan biaya yang melebihi satuan biaya yang ditetapkan dapat diberikan secara at cost.
5. Biaya transportasi dalam kota untuk kegiatan rapat dan kegiatan lainnya yang sejenis dapat dibebankan pada anggaran unit penyelenggara kegiatan.