• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN AKTUARIA DAN PENDANAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN AKTUARIA DAN PENDANAAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN

AKTUARIA

DAN

PENDANAAN

DANA PENSIUN PERHUTANI

2007

(2)

DANA PENSIUN

PERTIUTANI

Menimbang

KEPUTUSAN PENGURUS DANA PENSIUN PERHUTANI

Nomor

:

88/Kpts

IDPPHTI2OOT

Tentang

PEDOMAN AKTUARIA DAN PENDANAAN

DIREKTUR UTAMA DANA PENSIUN PERHUTANI

:

1.

bahwa sebagai penjabaran Pedoman Penerapan Tata

Kelola

yang

Baik,

diperlukan

antara

lain

adanya Pedoman Aktuaria dan Pendanaan.

2

bahwa

pedoman

tersebut

perlu

ditetapkan dengan Keputusan Pengurus.

:

1.

Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992.

2.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 76 Tahun 1992.

3.

Keputusan

Menteri

Keuangan

RI

Nomor

:

5121Ktv1.0612002.

4.

Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor : Kep-136/BL12006.

5.

Keputusan

Menteri

Keuangan

RI

Nomor

:

KEP-zgslKM.6l2002.

6.

Keputusan Menteri BUMN No. Kep-38/MBU/2005.

7.

Keputusan

Direksi Perum

Perhutani

Nomor

:

882/KPTS/DrR/200s.

B.

Keputusan

Direksi Perum

Perhutani

Nomor

:

1006A/Kpts lDn12007. Mengingat Menetapkan PERTAMA KEDUA MEMUTUSKAN

PEDOMAN AKTUARIA DAN PENDANAAN, sebagaimana terlampir.

Hal-hal yang belum cukup diatur

dalam

keputusan

ini dapat diatur dalam ketentuan tersendiri.

Pedoman,

pentunjuk

atau

ketentuan

lain sebelumnya, yang beftentangan dengan Keputusan ini dinyatakan tidak berlaku.

(3)

KETIGA

:

Keputusan

ini

berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan bahwa segala sesuatu akan diubah dan

diitur

kembali sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini.

Ditetapkan

di

:

Jakafta

Padatanggal

:

27 Desember2007

DrREKrr

urAM&

/rQ-'

'

$r.

vaxnur,r*1,

Tembusan kepada Yth :

1.

Direktur Utama selaku Pendiri Dana Pensiun perhutani

2.

Dewan Pengawas Dana Pensiun Perhutani

3.

Segenap Pengurus Dana Pensiun Perhutani

(4)

Lampiran Surat Keputusan Pengurus Dana Pensiun Perhutani

Nomor

:

88/Kpts/DPPHTl2007

Tanggal

:

27 Desember 2007

PEDOMAN

AKTUARIA

DAN

PENDANAAN

DANA PENSIUN PERHUTANI

2007

(5)

DAFTAR

ISI

I.

PENDAHULUAN

MAKSUD DAN TUJUAN

...

2

RUANG

LINGKUP

2

3.1

Pengeftian dan Komponen Pendanaan

...

z

3.2

Rasio Kecukupan Dana

3.3

Pendanaan dan Kepesertaan ...

3.4

Valuasi AKuaria

3.5

Kewajiban Pendanaan Dana

Pensiun

...

3.6

Kekayaan Pendanaan Dana Pensiun ...

3.7

Penggunaan dan Pengembangan Dana

3.8

Resiko Pendanaan Dana Pensiun

3 4 5 9 11 13 15

ry.

KEWENANGAN, KEWAJIBAN DAN TANGGUNG

JAWAB

....

16 SISTIM PELAPOMN

REVISI PEDOMAN

L7

L7 V.

(6)

I.

PENDAHULUAN

Sebagai sebuah lembaga Dana Pensiun Pemberi Kerja yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti, aspek pendanaan merupakan salah satu hal yang terpenting dalam pelaksanaan dan kelangsungan kegiatan Dana Pensiun. Pendanaan menentukan sampai

di

mana kesanggupan Dana Pensiun untuk dapat memenuhi

dan

mewujudkan tujuan pendiriannya, yakni

:

membayarkan Manfaat Pensiun sesuai dengan yang telah dijanjikan

dan

kelangsungan

dari

Program Pensiun

itu sendiri.

Untuk

mewujudkan komitmen tersebut, dipandang perlu

untuk

menetapkan

dan

memberlakukan aturan-aturan seta ketentuan-ketentuan standar dalam bidang pendanaan, dalam bentuk sebuah Pedoman Aktuaria dan Pendanaan.

Prinsip-prinsip dalam Pedoman Aktuaria

dan

Pendanaan

ini

merupakan standar acuan yang paling

mendasar

bagi semua insan Dana Pensiun dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan Dana Pensiun, yang keberhasilan dan kegagalannya sangat ditentukan oleh

aspek

pengelolaan

pendanaan. Hasil

Usaha

seta

kelancaran

dan

keberhasilan pelaksanaan kegiatan Dana Pensiun sangat tergantung dan pada akhirnya hanya akan dinilai dari keberhasilannya memenuhi dan melaksanakan amanat dari Pendiri dan Pesefta dalam memelihara dan menatausahakan sefta mengelola dana yang dipercayakan kepada Dana Pensiun, bagi kepentingan pembayaran Manfaat Pensiun yang telah pasti dan harus dapat dipenuhi. Untuk itu, semua jajaran pejabat sefta pekerja Dana Pensiun harus selalu

terikat pada

keharusan

untuk

bersama-sama melakukan

dan

melaksanakan semua

kegiatannya

dengan orientasi

dan

acuan

induk

:

pengelolaan, penjagaan dan pengembangan pendanaan dengan sebaik-baiknya, dengan antara lain selalu berpedoman

dan

melaksanakan semua ketentuan yang digariskan

di

dalam Pedoman Aktuaria dan Pendanaan ini.

(7)

II.

MAKSUD DAN TUJUAN

Pedoman Aktuaria

dan

Pendanaan

ini

dimaksudkan sebagai acuan dasar

bagi

Dana Pensiun dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan Dana Pensiun/ yang keberhasilannya sangat ditentukan oleh aspek pengelolaan pendanaan.

Tujuannya,

yaitu agar

kecukupan dana dalam rangka pemenuhan kewajiban program pensiun, khususnya pembayaran Manfaat Pensiun, dapat dicapai dengan sebaik-baiknya.

III.

RUANG LINGKUP

3.1

Pengeftian dan Komponen Pendanaan

3.1.1

Pengeftian

Dalam hal pendanaan, Dana Pensiun mempunyai 5 (lima) azas yang sangat mendasar, yaitu sebagai berikut :

1.

Azas keterpisahan kekayaan Dana Pensiun dari kekayaan badan hukum Pendiri.

2.

Azas penyelenggaraan dalam sistim pendanaan Dana Pensiun.

3.

Azas pembinaan dan pengawasan.

4.

Azas penundaan manfaat.

5.

Azas

kebebasan

untuk

membentuk

atau

tidak

membentuk Dana

Pensiun. Tetapi

apabila Pemberi

Kerja

telah

memutuskan untuk mendirikan Dana Pensiun, Pemberi Kerja mempunyai kewajiban untuk mencukupi pendanaan yang diperlukan guna pemenuhan kewajiban.

Dengan demikian maka Dana

Pensiun

harus

mengelola

kegiatan pendanaan dengan sebaik-baiknya, yaitu mengelola dan mengembangkan dana dengan tujuan untuk dapat melakukan pembayaran Manfaat Pensiun dengan sebaik-baiknya.

(8)

3.t.2

Kewajiban dan Kekayaan Dana Pensiun

Setiap saat Dana Pensiun harus mengetahui dengan tepat, berapa besar

jumlah

kewajiban

yang

menjadi beban

Pendiri

guna

penyelenggaraan program pensiun, menurut nilainya sekarang. Jumlah kewajiban seperti itu disebut sebagai Kewajiban Dana Pensiun.

Selain daripada

itu,

Dana Pensiun

harus

beroperasi berdasarkan azas pendanaan, dalam

afti

bahwa

guna

penyelenggaraan program pensiun

tersebut harus

dibentuk

dan

dihimpun

dana guna

pemenuhan

kewajibannya. Dana atau kekayaan tersebut harus dihimpun dan dikelola berdasarkan azas pemisahan kekayaan dari kekayaan Pendiri.

Adapun dana tersebut dihimpun dari sumber-sumber :

1.

Dana awal

2.

Iuran pensiun dari Pesefta dan Pendiri

3.

Hasil pengembangan dana

4.

Pelimpahan dana dari Dana Pensiun lain

Himpunan dana itulah yang disebut dengan Kekayaan Dana Pensiun.

3.2

Rasio Kecukupan Dana

Rasio

Kecukupan

Dana

(RKD)

adalah hasil

bagi (dalam

prosen)

jumlah

Kekayaan Dana Pensiun terhadap

jumlah

Kewajiban Dana Pensiun.

Dalam keadaan optimal

sepeti

yang dikehendaki Undang-Undang Dana Pensiun

No.

11 Tahun 1992, diharapkan

jumlah

Kekayaan Dana Pensiun sama dengan

jumlah

Kewajiban Dana Pensiun. Atau dalam prosen

:

Kekayaan DP

=

100o/o

Kewajiban.

Dalam keadaan demikian, RKD Dana Pensiun, yaitu 100o/o.

Ini

berarti bahwa Nilai sekarang seluruh Kewajiban dapat ditutup dan dipenuhi oleh Kekayaan Dana Pensiun.

(9)

3.3

Namun, sepanjang

waktu

pengelolaan Dana Pensiun, kegiatan pengembangan Kekayaan Dana Pensiun dan penggunaan Kekayaan untuk pembayaran Manfaat Pensiun dapat membawa keadaan Pendanaan Dana pensiun ke dalam

2

(dua) kemungkinan, yaitu sebagai berikut :

1.

Keadaan oveffundeQ di mana jumlah Kekayaan > jumlah Kewajiban, atau RKD Dana Pensiun

>

1000/0, sehingga terjadi Surplus.

2.

Keadaan undeffunded, di mana jumlah Kekayaan < jumlah Kewajiban, atau RKD Dana Pensiun

<

100%, sehingga terjadi Defisit,

3.

Jika RKD berada pada angka 100% atau lebih, sampai l2oo/o, dan terjadi overfunded, Pemberi Kerja (Pendiri) harus tetap membayar luran Pensiun Normal, namun tidak lagi membayar Iuran Tambahan,

Jika nilai

RKD

mencapai

di

atas

720o/o, maka pemberi Kerja (pendiri) dapat mengurangiluran Norma[ sampai RKD kembali pada nilai 120olo.

4.

Jika RKD kurang dari 100%, terjadi underfunded,

di

mana terdapat defisit kekayaan, sehingga

timbul

kewajiban Pemberi

Kerja

(pendiri)

untuk membayar iuran tambahan atas defisit tersebut, dengan mengangsurnya selama jangka waktu teftentu, di samping membayar Iuran Normal.

Kebijakan

Dana

Pensiun

selalu

mengusahakan

agar

pengelolaan

dan pengembangan Dana diarahkan kepada terpenuhinya Rasio Kecukupan Dana sebesar 100o/o

atau

lebih, dengan kata lain, selalu berusaha mencapai keadaan oveffunded.

Pendanaan dan Kepeseftaan

Pendanaan Dana Pensiun pada dasarnya,

yaitu

jumlah

himpunan dana yang diperlukan dan harus tersedia untuk memenuhi kewajiban Dana pensiun, berupa pembayaran Manfaat Pensiun.

Dengan

demikian,

Pendanaan

Dana

Pensiun

sangat

erat

kaitannya dengan Kepeseftaan.

(10)

3.4

Di

satu sisi,

jumlah

Kewajiban harus dapat diperhitungkan tepat, yakni sebesar

jumlah

Manfaat Pensiun yang diperhitungkan berdasarkan rumus atau formula Manfaat Pensiun bagi masing-masing Pesefta, dan harus dibayarkan bagi seluruh Pesefta, baik Pesefta yang masih membayar Iuran (Pesefta Aktif) maupun Pesefta yang tidak lagi membayar Iuran (Pensiunan).

Di sisi lain, sebagian dari Kekayaan Dana Pensiun, yang berasal atau terhimpun

dari iuran

Pesefta dan

Iuran

Pemberi Kerja,

juga

harus diperhitungkan dengan

tepat

jumlahnya,

yakni

sebesar prosentase

teftentu

dari

Penghasilan Dasar Pensiun (PhDP) masing-masing

Peseta yang

masih membayar

luran

(Pesefta Aktif).

Sehubungan dengan

itu,

kebenaran perhitungan pendanaan Dana Pensiun sangat

tergantung

pada

kebenaran

dan

akurasi

dari data

kepesetaan, baik jumlah, besarnya PhDP, usia, susunan keluarga, masa kerja (masa Kepesertaan) dan data pesefta lainnya,

Pengelolaan administrasi, pelaporan, dokumentasi

dan

terpeliharanya hubungan

baik dengan peserta menjadi salah

satu

kebijakan penting Dana Pensiun, dan ditetapkan dalam bentuk Pedoman Pelayanan Kepeseftaan.

Valuasi Aktuaria

3.4.1

Pengeftian

Pendanaan Dana Pensiun harus dihitung

dan

ditetapkan dengan benar,

karena

Pendanaan

yang pada intinya berupa

perbandingan antara Kewajiban

dan

Kekayaan tersebut berkaitan dengan

janji

dan komitmen jangka panjang Pendiri. Perhitungan Pendanaan Dana Pensiun tidak dapat dan

tidak

boleh dilakukan oleh Pendiri atau oleh Pengurus, tetapi hanya

boleh

dilakukan

oleh

Aktuaris, profesi

yang

memang secara khusus memiliki kompetensi untuk melakukan perhitungan aktuaria.

(11)

Guna mendapatkan hasil valuasi Pendanaan Dana pensiun yang tepat,

perhitungan

yang

dibuat

oleh

Aktuaris

harus

didasarkan

kepada penggunaan berbagai Asumsi dan Tabel

yang

sesuai dengan Kebijakan Program Pensiun, dan memenuhi ketentuan yang berlaku.

Berbagai Asumsi tersebut, yaitu antara lain :

1.

Asumsi

tingkat

bunga teknis yang digunakan.

2.

Asumsi

tingkat

perkiraan kenaikan gaji.

3.

Asumsi

turn

over

kepesertaan.

4.

Asumsi

perubahan-perubahan

peraturan

yang tidak

diperkirakan sebelumnya.

Sedangkan Tabel-tabel yang digunakan, yaitu antara lain :

1.

Tabel Mortalita

2.

Tabel Nilai Sekarang

3.

Tabel Faktor Pengurang (Discount Factor)

3.4.2

Penunjukan Aktuaris

Penunjukan Aktuaris yang akan melakukan perhitungan Valuasi Pendanaan

Dana Pensiun dilakukan

dan

menjadi wewenang

dari

Dewan pengawas, bukan oleh Pendiri.

Hal

ini

adalah

wajar,

karena Dewan

Pengawas,

yang

berkewajiban mengawasi pengelolaan

Dana

Pensiun,

mewakili semua

pihak

yang

berkepentingan

dengan

Pendanaan

Dana

Pensiun

dan

kelangsungan Program Pensiun, yakni

:

Pendiri (Pemberi Kerja)

dan

pesefta (termasuk Pensiunan)

Penunjukan

itu

dapat didasarkan pada usul

dari

Pengurus, atau langsung oleh Dewan Pengawas,

Aktuaris harus melakukan tugasnya secara mandiri dan obyektif, bebas dari pengaruh Pendiri, Pemberi Kerja, Dewan Pengawas, pengurus, dan pihak lain yang berkepentingan di Dana Pensiun

3.4.3

Informasi dan Data Kepesertaan

Unsur lain yang sangat berpengaruh pada perhitungan Valuasi Aktuaria,

yaitu

berbagai

data

dan

informasi

Kepeseftaan,

yong

kebenaran, keakuratan

dan

transparansinya

sangat penting

dan

harus senantiasa dijaga.

(12)

Mengingat cakupan perhitungan waktu yang panjang dalam perhitungan Aktuaria, perbedaan

dan

kesalahan

yang

kecil pada data

dan

informasi Kepesertaan akan membawa dampak besar dalam hasil perhitungan.

Untuk

memperoleh

hasil

perhitungan Aktuaria

yang

benar

dan

setepat mungkin,

Dana pensiun

harus

memelihara secara teratur

dan

tertib

serta

menjaga keakuratan

data dan

informasi kepesertaan, yang

antara

lain

terdiri dari

:

1.

Jumlah peserta dan pensiunan

2.

Struktur usia peserta secara keseluruhan

3.

Data kematian peserta akibat sakit

4.

Data kematian peserta akibat kecelakaan

5.

Data kelahiran

6.

Data promosi

7.

Data demosi

8.

Data turn

over

peserta aktif (Karyawan)

9.

Data peserta baru

10.

Data pesefta

/

karyawan

/

janda

/

duda

/

anak

11.

Struktur gaji Peserta

72.

Perubahan

gaji

pesefta baik akibat

promosi, berkala

ataupun kenaikan

13.

Tingkat bunga pasar

14.

Tingkat inflasi

Berkaitan

dengan

data

dan

informasi

kepesertaan,

dalam

rangka Penerapan

Tata

Kelola

Yang

Baik,

Dana

Pensiun

harus

menetapkan Pedoman khusus

tentang

Pelayanan Kepeseftaan,

yang

menetapkan antara

lain

mekanisme

dan

prosedur pelaporan

data dan

informasi dari peserta.

(13)

3.4.4

Laporan Valuasi Aktuaria

Dalam

melakukan Valuasi

Aktuaria, Aktuaris

harus

meyakini,

bahwa perhitungan dilakukan berdasarkan informasi dan data kepesertaan yang benar. Untuk itu, Aktuaris menerima Pernyataan Tertulis dari Pendiri. Aktuaris

juga

melakukan perhitungan dengan berbagai asumsi dan tabel yang secara umum berlaku dan

/

atau disetujui oleh Pendiri.

Pada

akhir

Valuasi, Aktuaris harus membuat Laporan Valuasi Aktuaria,

yang

harus

memuat beberapa Pernyataan

dan atau

dilampiri dengan beberapa dokumen, yang ditetapkan dalam ketentuan Menteri Keuangan RI.

Laporan Aktuaris pada intinya harus menetapkan :

1,

Jumlah Kekayaan Dana Pensiun.

2.

Jumlah Kewajiban Dana Pensiun.

3.

Jumlah Surplus atau Defisit.

4.

Rasio Pendanaan Dana Pensiun.

5.

Besarnya

Iuran

Tambahan

(dalam

hal terjadi

Defisit)

yang

harus disetor Pendiri.

6.

Besarnya Iuran Normal yang menjadi beban Pendiri.

Laporan Aktuaris

juga

harus dilampiri dengan Pernyataan

dari

Pendiri

tentang

kesanggupannya

untuk

membayar Iuran-iuran sesuai

yang

diperhitungkan

dan

yang

telah

ditetapkan

oleh

Aktuaris

dalam Pernyataan Aktuaris.

Penyelesaian

Laporan Valuasi Aktuaria

selalu

berkaitan

dengan penyelesaian Laporan Keuangan Dana Pensiun

dari

Auditor,

berkaitan dengan perhitungan jumlah Kekayaan Dana Pensiun.

Sehubungan

dengan

itu,

Dana

Pensiun menetapkan kebijakan untuk

selalu dapat

menyelesaikan

kedua

Laporan

tersebut dalam

waktu sesegera mungkin.

(14)

3.5 Kewajiban Pendanaan Dana Pensiun

3.5.1

Kewajiban Dana Pensiun

Pendiri

yang telah

memutuskan

dan

menetapkan

penyelenggaraan Program Pensiun, beftanggungjawab terhadap pemenuhan dan kecukupan

dana untuk menjalankan program pensiun tersebut, yakni sejumlah dana untuk menutup jumlah Kewajiban Dana Pensiun.

Sesuai

dengan

ketentuan per-Undang-undangan,

Dana

Pensiun yang mengelola Program Pensiun harus dibentuk dengan status Badan Hukum tersendiri yang terpisah.

Walaupun kewajiban pendanaan baru akan

timbul

pada saat yang akan

datang, pada

saat

pesefta berhenti bekerja, namun

jumlah

kewajiban tersebut sejak awal sudah harus dihitung nilainya berdasarkan perhitungan Aktuaria, dengan menggunakan perhitungan Nilai Sekarang.

Setiap saat, Dana Pensiun harus dapat mengetahui dengan tepat, berapa

besar

jumlah

kewajiban

yang

menjadi

beban

Pendiri

untuk penyelenggaraan program pensiun, menurut nilainya sekarang.

Kewajiban berupa Pembayaran Manfaat Pensiun tersebut secara berkala dihitung dan ditetapkan melalui pelaksanaan Valuasi Aktuaria oleh Aktuaris, dan digolongkan kedalam dua macam Kewajiban :

1.

Kewajiban Aktuaria

2.

Kewajiban Solvabilitas

Di samping itu, sebagai sebuah lembaga yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti, tentunya Dana Pensiun

juga

memiliki dan terikat

pada

berbagai kewajiban lainnya,

yang

digolongkan sebagai Kewajiban Jangka Pendek,

3.5.2

Kewajiban Aktuaria

Kewajiban Aktuaria,

yaitu

Dana

yang

seharusnya

telah

tersedia untuk menutup Kewajiban atas Masa Kerja yang telah dijalani.

(15)

Yang dimaksud dengan definisi tersebut,

yaitu

kewajiban Dana Pensiun yang dihitung pada saat perhitungan, sebesar jumlah dari seluruh Manfaat Pensiun dari semua Pesefta yang telah ada, dengan asumsi bahwa Dana Pensiun berjalan terus.

3,5,3

Kewajiban Solvabilitas

Kewajiban Solvabilitas,

yaitu

Dana yang seharusnya telah tersedia untuk menutup Kewajiban Dana Pensiun, apabila Dana Pensiun dibubarkan.

3.5.4

Kewajiban Jangka Pendek

Pada prinsipnya Dana Pensiun tidak diperbolehkan mempunyai beban dan Kewajiban yang lain diluar Kewajiban pembayaran Manfaat Pensiun, yang dinyatakan dalam bentuk Kewajiban Aktuaria dan Kewajiban Solvabilitas, Namun demikian, sebagai sebuah Lembaga Keuangan, dalam pelaksanaan

kegiatan pengelolaannya, Dana Pensiun

pasti

mempunyai hutang atau kewajiban yang

timbul

karena kelambatan penerimaan

atau

kelambatan

(tetundanya) pem baya ran

Kewajiban tersebut digolongkan sebagai Kewajiban Jangka Pendek, dan terdiri dari :

1.

Hutang Manfaat Pensiun yang Jatuh Tempo

2.

Pendapatan Yang Diterima Dimuka

3.

Beban Yang Masih Harus Dibayar

4.

Kewajiban Jangka Pendek Lainnya

3.5.5

Pembayaran Manfaat Pensiun

Kewajiban

utama

Dana Pensiun,

yang

berupa

Kewajiban Pembayaran Manfaat Pensi un, di perhitungkan dan di laksanakan pem baya rannya dengan berpedoman pada Buku Peraturan Dana Pensiun.

Pembayaran Manfaat Pensiun, terdiri dari :

1.

Pembayaran Manfaat Pensiun secara berkala (tiap bulan).

2.

Pembayaran Sekaligus sebesar 20o/o atau sebesar 100o/o dari Manfaat Pensiun, sepanjang diatur dalam Peraturan Dana Pensiun.

3.5,6

Pajak .,...,.,...

(16)

3.5.6

Pajak Penghasilan

Atas

pembayaran Manfaat Pensiun dikenakan Pajak Penghasilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3.6

Kekayaan Pendanaan Dana Pensiun

Kekayaan pendanaan Dana Pensiun berasal dari :

3.6.1

Dana Awal

Dana Awal, yaitu sejumlah dana yang harus disetorkan oleh Pendiri pada saat pendirian Dana Pensiun.

Dana ini berupa perhitungan Kewajiban Pembayaran Manfaat Pensiun yang

timbul

karena pada saat pendirian Dana Pensiun telah ada Pekerja Aktif yang menjadi Peseta.

3.6.2

Iuran Pensiun

1.

Iuran Normal

Iuran

Normal,

yaitu Iuran yang

dibayar

dan

disetorkan, serta menjadi beban dari Peserta maupun Pemberi Kerja.

Iuran Peserta dipotong dari pembayaran gaji (upah) Peseta setiap bulan, bersama dengan Iuran Pemberi Kerja.

Besarnya Iuran Normal Beban Pekerja

:

5Yo dari Penghasilan Dasar Pensiun.

Besarnya Iuran Normal Pemberi Kerja : sebesar Prosentase teftentu

dari

Penghasilan Dasar Pensiun masing-masing Pesefta, sesuai (menurut) perhitungan Aktuaris.

2.

Iuran Tambahan

Iuran

Tambahan,

yaitu Iuran

yang dibayar oleh dan atas beban Pendiri, untuk menutup kekurangan Pendanaan Dana Pensiun.

Seperti ...,...

(17)

Seperti ditegaskan dalam Undang-undang Dana Pensiun, Pendiri

bertanggungjawab

terhadap

kecukupan Pendanaan

Program Pensiun,

dan oleh

karena

itu,

apabila

jumlah

Kekayaan Dana Pensiun lebih kecil dari jumlah Kewajiban Dana Pensiun atau terjadi Defisit, Pendiri harus menutup jumlah kekurangan (Defisit) tersebut, dengan melakukan penyetoran secara angsuran, seperti ditetapkan didalam Laporan Valuasi Aktuaria oleh Aktuaris.

3.6.3

Hasil Pengembangan Dana

Hasil Pengembangan Dana merupakan hasil usaha investasi dari kekayaan Dana Pensiun,

Dana

Pensiun

harus selalu

mengupayakan,

agar

dicapai

Hasil

Usaha

Investasi

yang

semaksimal

mungkin,

sehingga

dapat

dicapai tingkat pengembangan yang optimal dari Kekayaan Dana Pensiun.

Hal

ini

pada hakekatnya mengandung

pengetian,

bahwa Investasi Dana Pensiun

tidak saja

harus memperoleh hasil

yang

maksimal, tetapi juga harus aman dan terhindar dari risiko kerugian, atau bahkan berkurangnya Kekayaan.

Hasil Usaha Investasi sebagai komponen sumber Kekayaan Dana Pensiun, besarnya target atau sasaran Hasil Usaha Investasi ditetapkan oleh Pendiri dalam Arahan Investasi, dan harus sedapat mungkin dicapai oleh Pengurus

Dana Pensiun.

3.6.4

Pelimpahan dari Dana Pensiun Lain

Dana Pensiun

juga

dapat memperoleh tambahan Kekayaan

dari

sumber yang lain, berupa Pelimpahan Dana dari Dana Pensiun yang lain, walaupun sangat kecil kemungkinan terjadinya

Pelimpahan

Dana

Ini

dapat

terjadi

apabila

ada

Peseta

yang

semula menjadi Pesefta pada Dana Pensiun lain, kemudian bekerja pada Pendiri

dan

menjadi Pesefta pada Dana Pensiun.

3.7

Pen99unaan,...

(18)

3.7 Penggunaan dan Pengembangan Dana

3.7.7

Alokasi Kekayaan Dana Pensiun

Dana Pensiun harus semaksimal mungkin mengembangkan jumlah Dana

yang

menjadi kekayaannya, melalui kegiatan pengembangan dana atau kegiatan Investasi.

Sehubungan dengan

hal

tersebut, penggunaan

atau

alokasi Dana yang utama adalah berupa dana yang dapat diinvetasikan, atau Dana Investasi. Kekayaan

lainnya

ini

berupa

Aktiva

Lancar

dan

Aktiva

Tetap

yang digunakan untuk pengelolaan Dana Pensiun.

Jumlah

keseluruhan

dari

Dana

Investasi

dan

Aktiva

Lainnya tersebut

merupakan

Aktiva Bersih Dana

Pensiun,

setelah

dikurangi

dengan Kewajiban Jangka Pendek.

Sifat dari keberadaan dan kegiatan Dana Pensiun sebagai sebuah amanah

dalam bentuk pengelolaan dana untuk kepentingan penghasilan hari tua para Peserta mengharuskan Pengurus dan semua pekerja Dana Pensiun untuk selalu bekerja dengan efisien, hemat dan berusaha menekan biaya operasional secara wajar.

Untuk itu diperlukan sejumlah dana untuk menutup Biaya Pengelolaan atau Biaya Operasional, yang tentunya

juga

harus diambil dari kekayaan Dana Pensiun.

Secara umum ditetapkan, bahwa

jumlah

dana

yang

dialokasikan untuk biaya operasional penyelenggaraan kegiatan Dana Pensiun dan Dana yang dialokasikan sebagai Kekayaan lainnya yang menunjang Operasional tidak melebihi jumlah 5olo darijumlah kekayaan. Atau dengan kata lain : sebesar

minimal

95o/o

dari

seluruh

jumlah

kekayaan

Dana

Pensiun

harus dikembangkan dan dialokasikan sebagai Dana Investasi.

3.7.2

Investasi Dana Pensiun

Investasi Dana Pensiun merupakan kegiatan pokok Dana Pensiun yang berupa pengembangan Dana atau Kekayaan yang telah dimiliki, yang telah terhimpun.

13

(19)

Sehubungan dengan

itu,

Pendiri (Pemberi Kerla) sangat berkepentingan

dengan

pelaksanaan Investasi

Dana

Pensiun,

karena

bertambah dan berkembangnya Dana akan berarti mengurangi besarnya kewajiban Pendiri

(Pemberi

Kerja) untuk

mencukupi

dan

memenuhi pendanaan Program Pensiun, yang menjadi tanggung jawabnya,

Keadaan inilah yang mendorong Pemberi Keria (Pendiri) untuk menaruh perhatian pada kegiatan Investasi Dana Pensiun dan selalu mensyaratkan agar Hasil Investasi atau Return On Investmenf (ROI) selalu harus dapat meningkatkan RKD,

agar

iuran tambahan berangsur berkurang, sampai menjadi nol apabila RKD menjadi 100o/o atau lebih.

Mengingat bahwa penanggungjawab

dari

kecukupan

jumlah

kekayaan

(dana) untuk

menutup

kewajiban

adalah Pendiri, kegiatan

Investasi

yang

dijalankan

oleh

Pengurus

harus

dilaksanakan

sesuai

dan berdasarkan arahan dari Pendiri, yang disebut sebagai Arahan Investasi.

3.7.3

Kekayaan Lainnya

Di

luar Dana Investasi, Kekayaan Dana Pensiun

juga

dialokasikan dalam

bentuk beberapa macam Aktiva lainnya, yang semuanya timbul sebagai

akibat

logis

dari

terselenggaranya pengelolaan

Dana

Pensiun sebagai sebuah Lembaga Keuangan.

Aktiva dan bentuk Kekayaan Lainnya tersebut, yaitu :

1.

Aktiva Lancar Diluar Investasi

Aktiva

Lancar

yang

digunakan

untuk

atau

timbul

karena pengelolaan Dana Pensiun, terdiri dari :

a.

Sisa Kas

b,

Rekening Giro Bank

c.

Piutang Iuran

d.

Beban Dibayar Dimuka

e.

Piutang Investasi

f.

Piutang Lain-lain

L4

(20)

IV.

KEWENANGAN,

KEWA'IBAN

DAN TANGGUNG JAWAB

DireKur Umum dan Kepesetaan

secara khusus, Direktur Umum dan Kepesertaan bertanggung jawab untuk selalu mengawasi, memonitor dan melakukan evaluasi atas seluruh pelaksanaan kegiatan Aktuaria

dan

Pendanaan,

dan

melakukan perbaikan serta penyesuaian pedoman Aktuaria

dan

Pendanaan berkaitan dengan perubahan

dan

perkembangan yang selalu te{adi.

DireKur Umum dan Kepeseftaan secara khusus bertanggung jawab terhadap :

Pelaksanaan perhitungan Valuasi

Aktuaria dengan

menggunakan jasa Aktuaris

Pengawasan atas kelancaran penerimaan Iuran Pensiun dari Pendiri (Pemberi Kerja)

Penerapan ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Dana Pensiun, khususnya yang berkaitan dengan Pendanaan dan Kepeseftaan.

Mengawasi kebenaran, kelancaran

dan

perkembangan perhitungan serta pembayaran Manfaat Pensiun.

Membina hubungan dan kerjasama dengan Pendiri (Pemberi

Ke[a)

beserta semua Unit Kerjanya berkaitan dengan pengelolaan administrasi Kepesertaan. Membina hubungan

dan

melakukan sosialisasi

tentang

Pendanaan dan Kepesertaan dengan para Pesefta dan Pensiunan.

2. Manajer Umum dan Kepesertaan

Bertanggung

jawab

terhadap semua pelaksanaan Operasional berkaitan dengan Aktuaria

dan

Pendanaan,

di

samping bidang Kepesertaan, sesuai dengan Pedoman Prosedur dan Pedoman Operasional yang telah ditetapkan. Mengkoordinir pelaksanaan semua kegiatan Bidang Kepesertaan, AKuaria, dan Pendanaan. c. Membina ... 1, a. b. c. d. e. b. 16

(21)

Membina dan melakukan hubungan baik serta koordinasi dengan Unit Kerja Pendiri berkaitan dengan masalah Kepeseftaan, AKuaria, dan pendanaan. Berkoordinasi dengan para Manajer Bidang yang lain dan pimpinan Unit Kerja Dana Pensiun lainnya.

v.

SISTIM PE1APORAN

1.

Sistim Pelaporan Bidang Aktuaria dan Pendanaan menjadi tanggung jawab Bidang

Kepeseftaan

Dana

Pensiun,

dengan dikoordinir

oleh

Direktur

Umum

dan Kepesertaan.

2.

Secara khusus, Direktur Umum

dan

Kepesetaan bertanggung

jawab

terhadap kelancaran proses Valuasi Aktuaria

oleh

Aktuaris

dan

ketepatan penyelesaian Laporan Valuasi Aktuaria.

Data Kepesetaan yang merupakan bagian dan unsur penting dalam perhitungan Aktuaria

dan

Pendanaan diadministrasikan

oleh

Bagian Kepesetaan, dan harus dikonversi menjadi Informasi Kepesetaan dengan tepat, lengkap pada waktunya. Pengurus menetapkan jenis dan macam Laporan yang harus dibuat, baik untuk keperluan Manajemen Dana Pensiun, maupun

untuk

kepentingan pihak luar, di samping Laporan yang harus dibuat sesuai ketentuan Regulasi.

Jenis

dan

macam Laporan tersebut

dan

tatacara

seta

prosedur pembuatan

/

pengirimannya ditetapkan dalam Buku Panduan operasionil Bidang Kepeseftaan.

vI.

REVISI PEDOMAN

Revisi terhadap Pedoman Aktuaria

Dan

Pendanaan

ini

harus dilakukan guna penyesuaian terhadap perubahan dan perkembangan yang terjadi.

Direktur

Umum

dan

Kepesertaan bertanggung

jawab untuk

mengkoordinir pelaksanaan revisi

dan

perubahan tersebut, yang harus dilakukan oleh seluruh

jajaran Bidang Kepesertaan.

3, Semua ... c. d. 3. 4. 5. 1. t7

(22)

3. Semua Bidang Dana Pensiun dapat

dan

wajib

memberikan informasi tentang adanya perubahan

dan

perkembangan

serta hal-hal

lainnya, yang dinilai dan dipeftimbangkan perlu disampaikan kepada jajaran Bidang Kepesertaan, sebagai bahan pertimbangan dan alasan bagi revisi dan perubahan Pedoman Aftuaria Dan Pendanaan.

Penyampaian informasi seperti dimaksud dilakukan oleh

/

melalui Manajer Bidang masing

-

masing, kepada Manajer Umum dan Kepesertaan.

Setiap Revisi dan Perubahan atas Pedoman Aktuaria Dan Pendanaan harus disusun dan diputuskan oleh Pengurus, dan dilaporkan kepada Pendiri untuk mendapatkan pengesahan berlakunya.

Ketentuan tentang Pedoman Aktuaria dan Pendanaan ini menjadi dasar dan atau pedoman bagi seluruh jajaran Dana Pensiun dan Pekerja dalam Unit Kerja Dana

Pensiun

dalam

bersikap,

berpikir

dan

beftindak

melaksanakan

tugas

dan pekerjaannya.

Pedoman AKuaria

dan

Pendanaan

ini

merupakan bagian

tak

terpisahkan dari Pedoman Penerapan Tata Kelola Yang Baik yang ditetapkan oleh pendiri,

Pedoman

Aktuaria

Dan

Pendanaan

ini

memuat

Prinsip-prinsip pedoman pelaksanaan kegiatan Pendanaan

dan

Kepesetaan

yang

diterapkan

di

Dana Pensiun.

Rincian pelaksanaan Pedoman tersebut perlu dijabarkan lebih lanjut.

Sejak berlakunya Pedoman Aktuaria dan Pendanaan

ini

maka seluruh Pedoman,

peraturan

atau

ketentuan

yang

bertentangan dengan prinsip-prinsip Pedoman Aktuaria dan Pendanaan ini dinyatakan tidak berlaku.

Penerapan Pedoman Aktuaria Dan Pendanaan ini terlebih dulu diberitahukan dan disosialisasikan kepada semua Organ Dana Pensiun dan jajaran Dana Pensiun. 4. 5.

VII.

PENUTUP 1. 2. 4. 5. 6. 18

Referensi

Dokumen terkait

jadi frekuensi latihan dilaksanakan empat kali setiap minggu. Sedangkan dalam pembinaannya, SSB Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu telah melaksanakan program latihan

Pelaksanaan pembelajaran pada pro- gram RSBI di SMPN 1 Trenggalek sudah menggunakan berbagai sumber belajar. Dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar dapat

Bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Toraja Utara ini ditetapkan untuk memperkuat eksistensi Kabupaten Toraja Utara sebagai Daerah Otonom dalam Negara kesatuan Republik

Kode_Penyewa Nama_Penyewa KTP KTA Alamat Kode_Pos Pekerjaan No_Telpon Handphone Uang_Pendaftaran Tanggal Waktu Lama_Pemakaian Text Text Text Text Text Text Text Text Text Curency

Saat menentukan temperatur hotspot , suhu sekitar ( ambient ) sangat berpengaruh pada nilai temperatur hotspot.. Hasil suhu sekitar sesuai standard, berbeda sekali

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan pada Bab I pasal 1 ayat 14 bahwa Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya

Pengendalian kualitas merupakan hal yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan agar produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar. Ngudi Lestari 1 dalam

Tentukan kuat aksial tekan rencana, P u , dari sebuah penampang kolom bujur sangkar dengan sisi 300 mm, yang memiliki tulangan memanjang 4D29 serta sengkang persegi D10